Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore Makalah Teori Belajar Humanistik

Makalah Teori Belajar Humanistik

Published by Rahadatul Aissy, 2022-06-27 03:22:27

Description: Makalah tentang teori belajar humanistik

Keywords: Teori Belajar Humanistik

Search

Read the Text Version

TEORI BELAJAR HUMANISTIK Disusun guna melengkapi Tugas Membuat Makalah mengenai Teori Belajar Matakuliah Psikologi Belajar Yang diampu oleh Dr. Naharus Surur, S.Pd, M.Pd Disusun oleh: Rahadatul Aissy (K3121066 / 1 B) UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING 2021/2022 1

KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas segala rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah individu mengenai teori belajar humanistik ini dengan lancar dan tepat waktu. Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk melengkapi tugas matakuliah psikologi belajar, serta penulis juga berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan penulis berharap pengetahuan dari makalah ini dapat dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Tak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Naharus Surur, M.Pd selaku Dosen Matakuliah Psikologi Belajar. Dan juga ucapan terima kasih disampaikan kepada seluruh pihak yang turut serta dalam menyelesaikan makalah ini. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan dan penyusunan makalah ini terdapat banyak kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, mohon maaf atas kekurangan serta kesalahan dalam makalah ini. Penulis juga sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca apabila menemukan kekurangan atau kesalahan dalam makalah ini. Surakarta, 3 Desember 2021 Penulis 2

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR......................................................................................................................................... 2 DAFTAR ISI..................................................................................................................................................... 3 BAB I.............................................................................................................................................................. 4 PENDAHULUAN............................................................................................................................................. 4 A. LATAR BELAKANG.............................................................................................................................. 4 B. TUJUAN ............................................................................................................................................. 5 C. RUANG LINGKUP ............................................................................................................................... 5 BAB II............................................................................................................................................................. 7 KAJIAN TEORI DAN PEMBAHASAN................................................................................................................ 7 A. KAJIAN TEORI .................................................................................................................................... 7 B. PEMBAHASAN ................................................................................................................................... 8 BAB III.......................................................................................................................................................... 10 APLIKASI DALAM PENINGKATAN POTENSI BELAJAR PESERTA DIDIK.......................................................... 10 BAB IV.......................................................................................................................................................... 14 PENUTUP..................................................................................................................................................... 14 A. KESIMPULAN ................................................................................................................................... 14 B. IMPLIKASI ........................................................................................................................................ 15 C. REKOMENDASI ................................................................................................................................ 16 DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................................................... 18 3

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu; berlatih; atau berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman. Dalam prakteknya, belajar pasti menunjukkan perubahan pada individu itu sendiri. Perubahan tersebut sebagai hasil dari proses belajar yang dilakukan individu, perubahan dapat berupa perubahan tingkah laku, perubahan pada cara berpikir, perubahan pada keterampilan, pengetahuan, wawasan dan sebagainya. Dalam suatu proses pembelajaran perlu didukung oleh teori belajar, yang mana dalam setiap teori belajar memiliki pandangan yang berbeda-beda terhadap belajar dan prosesnya. Pandangan yang berbeda tersebut berdasarkan alasan-alasan tersendiri. Secara umum terdapat beberapa teori belajar, seperti teori belajar behavioristik, teori belajar kognitif, teori belajar Piaget, teori belajar konstruktivisme, teori belajar humanistik dan teori belajar lainnya. Dari beberapa teori belajar di atas, dalam makalah ini pembahasan akan difokuskan pada teori belajar humanistik. Teori ini lebih melihat pada sisi perkembangan kepribadian manusia, terfokus kepada potensi yang dimiliki manusia itu sendiri dan bagaimana manusia membangun dirinya untuk melakukan hal-hal yang positif. Teori ini lebih mementingkan isi yang dipelajari dari suatu pembelajaran daripada proses belajar itu sendiri. Adapun tokoh yang terlibat dalam teori ini adalah Abraham Maslow, Arthur Comb, dan Carl Rogers. Dalam praktiknya di pembelajaran adalah bagaimana peserta didik bebas dalam memperoleh informasi dan memahami suatu pembelajaran, yang mana peran seorang guru hanya sebagai fasilitator. 4

B. TUJUAN 1. Tujuan Umum Mengenal dan mengetahui lebih dalam mengenai teori belajar humanistik. 2. Tujuan Khusus 1) Memahami pengertian teori belajar humanistik. 2) Mengenal tokoh-tokoh dalam teori belajar humanistik. 3) Memahami pengimplikasian teori belajar humanistik. 4) Mengetahui penerapan atau aplikasi teori belajar humanistik dalam proses pembelajaran. C. RUANG LINGKUP Teori Humanistik ini bermula pada ilmu psikologi yang mirip dengan teori kepribadian. Sehingga dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi maka teori ini diterapkan dalam dunia pendidikan khususnya dalam pembelajaran formal maupun non formal dan cenderung mampu mengatasi kesulitan-kesulitan dalam dunia pendidikan. Teori ini memberikan suatu pencerahan khususnya dalam bidang pendidikan bahwa setiap pendidikan haruslah berparadigma Humanistik yakni, praktik pendidikan yang memandang manusia sebagai satu kesatuan yang integralistik, harus ditegakkan, dan pandangan dasar demikian diharapkan dapat mewarnai segenap komponen sistematik kependidikan dimanapun serta apapun jenisnya. Menurut teori humanistik, proses belajar harus dimulai dan ditujukan untuk kepentingan memanusiakan manusia itu sendiri. Oleh sebab itu, teori belajar humanistik sifatnya lebih abstrak dan lebih mendekati bidang kajian filsafat, teori kepribadian, dan psikoterapi, dari pada bidang kajian psikologi belajar. Teori humanistik sangat mementingkan isi yang dipelajari dari pada proses belajar itu sendiri serta lebih banyak berbiacara tentang 5

konsep-konsep pendidikan untuk membentuk manusia yang dicita-citakan, serta tentang proses belajar dalam bentuk yang paling ideal. 6

BAB II KAJIAN TEORI DAN PEMBAHASAN A. KAJIAN TEORI Dalam teori humanistik ini ada beberapa tokoh, yaitu Abraham Maslow, Arthur Comb, dan Carl Rogers. Masing- masing tokoh ini memiliki pandangan yang berbeda-beda mengenai teori belajar humanistik. Menurut Arthur Comb, belajar merupakan hal yang bisa terjadi tatkala bagi seseorang ada artinya. Guru tidak bisa memaksa seseorang untuk mempelajari hal yang tidak disukai atau dianggap tidak relevan. Ketika muncul perlawanan, hal itu sebenarnya merupakan bentuk perilaku buruk yang mencerminkan ketidakmauan seseorang untuk mempelajari hal yang bukan minatnya, karena sama saja dengan melakukan sesuatu yang baginya tidak mendatangkan kepuasan. Sedangkan Maslow memiliki perndapat yang berbeda, Maslow berpendapat bahwa proses belajar pada manusia merupakan proses yang dilaluinya untuk mengaktualisasikan dirinya. Belajar adalah proses untuk mengerti sekaligus memahami siapa diri kita sendiri, bagaimana kita menjadi diri kita sendiri, sampai potensi apa yang ada pada diri kita untuk kita kembangkan ke arah tertentu. Dan tokoh yang terakhir yaitu Carl Rogers, dia berpendapat bahwa setiap manusia memiliki kecenderungan untuk mencapai kesempurnaan hidup, membentuk konsep hidup yang unik, dan tingkah lakunya selaras dengan konsep kehidupan yang dimilikinya. Menurut Rogers, pembelajaran terjadi melalui fenomena hidup atau pengalaman yang dialami setiap orang. Teori ini lebih mementingkan hasil dari belajar bukan pada proses belajar itu sendiri, karena teori ini berfokus kepada potensi atau kualitas yang dimiliki dari individu itu sendiri atau lebih menitikberatkan pada kualitas keterampilan interpersonal masing- masing individu. Tak hanya menitikberatkan pada kualitas interpersonal individu, dalam praktik teori belajar humanistik ini pendidik atau guru juga mencoba untuk membuat pelajaran yang dapat membantu peserta didik untuk meningkatkan kemampuan dalam membuat, berimajinasi, berpengalaman, berinstuisi dan berfantasi. Para pendidik dalam 7

teori ini mencoba untuk melihat dalam spektrum yang lebih luas mengenai perilaku manusia. B. PEMBAHASAN Teori Humanistik adalah teori yang bersumber dari asumsi ajaran humanisme. Model pembelajaran menurut teori ini merupakan model belajar yang dikemas dalam pendidikan kemanusiaan dari pendidikan yang khusus untuk profesi tertentu. Oleh karena itu, kecenderungan yang berada di luar diri peserta didik tidak menjadi perhatian dari teori ini. Teori Humanistik tidak boleh memksakan kehendak kepada anak. Teori Humanistik lebih menekankan keunikan individu. Orientasi yang tidak sesuai dengan potensi anak tidak menjadi sasaran teori humanistik. Pada dasarnya, teori belajar humanistik adalah teori yang memanusiakan manusia yang mana seorang individu dapat lebih mudah dalam memahami diri dan lingkungannya untuk mencapai aktualisasi dirinya. Dalam artian, seorang pendidik harus mampu mengarahkan (sebagai fasilitator) tanpa ikut campur terlalu dalam pada proses belajar peserta didik sehingga peserta didik mendapatkan kebebasannya dalam belajar dengan guru hanya sebagai fasilitatornya. Untuk itu, sangat perlu diperhatikan bagaimana perkembangan peserta didik dalam mengaktualisasikan dirinya, pemahaman-pemahaman terhadap dirinya, serta realisasi diri. Pengalaman emosional dan karakteristik khusus individu dalam belajar perlu diperhatikan oleh guru dalam merencanakan pembelajaran. Seseorang akan dapat belajar dengan baik jika mempunyai pengertian tentang dirinya sendiri dan dapat membuat pilihan-pilihan secara bebas ke arah mana ia akan berkembang. Teori ini lebih condong untuk mementingkan konten pembelajaran. Keberhasilan suatu pembelajaran menurut teori ini adalah ketika ada keinginan dari dalam diri seseorang untuk belajar, mengetahui informasi baru, sehingga terjadi asimilasi dalam struktur kognitifnya. Teori humanistik juga berpendapat bahwa teori belajar apapun dapat dimanfaatkan asal tujuannya untuk memanusiakan manusia yaitu mencapai aktualisasi diri, pemahaman diri, serta realisasi diri orang yang belajar secara optimal. 8

Pada teori ini ada beberapa tokoh didalamnya, seperti Abraham Maslow, Arthur Comb, dan Carl Rogers. Dalam pandangannya, masing-masing tokoh ini memiliki pendapat dan pandangan yang berbeda-beda terhadap teori belajar humanistik ini yang tentunya didasarkan pada alasan yang berbeda. Namun pada dasarnya tujuan dari teori ini tetap sama yaitu peserta didik dapat mencapai aktualisasi dirinya atau dapat memanusiakan manusia. Aplikasinya dalam proses pembelajaran adalah bagaimana seorang pendidik atau guru dapat membantu peserta didik dalam mengembangkan dirinya, yaitu membantu masing-masing individu untuk mengenal diri mereka sendiri sebagai manusia yang unik dan membantu dalam mewujudkan potensi-potensi yang ada dalam diri mereka. 9

BAB III APLIKASI DALAM PENINGKATAN POTENSI BELAJAR PESERTA DIDIK Aplikasi teori humanistik lebih menunjuk pada spirit atau motivasi selama proses pembelajaran. Peran guru dalam pembelajaran humanistik adalah menjadi fasilitator bagi para peserta didik sedangkan guru memberikan motivasi, kesadaran mengenai makna belajar dalam kehidupan peserta didik. Guru memfasilitasi pengalaman belajar kepada peserta didik dan mendampingi untuk memperoleh tujuan pembelajaran. Sedangkan peserta didik berperan sebagai pelaku utama (student center) yang memaknai proses pengalaman belajarnya sendiri. Diharapkan dalam proses pembelajarannya peserta didik dapat memahami potensi diri , mengembangkan potensi dirinya secara positif dan meminimalkan potensi diri yang bersifat negatif. Pembelajaran berdasarkan teori humanistik ini cocok untuk diterapkan pada materi-materi pembelajaran yang bersifat pembentukan kepribadian, hati nurani, perubahan sikap, dan analisis terhadap fenomena sosial. Indikator dari keberhasilan aplikasi ini adalah peserta didik dapat merasa senang bergairah, berinisiatif dalam belajar dan terjadi perubahan pola pikir, perilaku dan sikap atas kemauan sendiri. Peserta didik juga diharapkan dapat menjadi manusia yang bebas, berani, tidak terikat oleh pendapat orang lain dan mengatur pribadinya sendiri secara bertanggungjawab tanpa mengurangi hak-hak orang lain atau melanggar aturan, norma, disiplin atau etika yang berlaku. Beberapa hal yang bisa dilakukan sebagai pendidik dalam menerapkan teori belajar humanistik sebagai berikut: 1. Guru dapat memberikan reward kepada peserta didik yang telah berhasil melakukan suatu hal atau mendapat pencapaian tertentu, agar peserta didik dapat semakin semangat dalam pembelajaran. 2. Peserta didik perlu dihindarkan dari tekanan lingkungan, sehingga mereka merasa lebih aman untuk belajar dengan mudah dan bermakna. 3. Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk membanggakan kemampuannya agar peserta didik mendapatkan pengalaman belajar. 4. Guru atau pendidik harus memfasilitasi peserta didiknya dengan memberikan sumber belajar yang mendukung. 10

Aplikasi teori humanistik dalam pembelajaran juga berisi bagaimana cara berupaya untuke menggabungkan keterampilan dan informasi kognitif, dengan segi-segi efektif, nilai-nilai dan perilaku antar pribadi. Berhubungan dengan itu ada beberapa program dalam aplikasi humanisme dalam pembelajaran, sebagai berikut: 1.Confluent Education Cooperative Learning Confluent Education Cooperative Learning adalah pendidikan yang memadukan atau mempertemukan pengalaman-pengalaman afektif dengan belajar kognitif di dalam kelas. Hal ini merupakan cara yang bagus sekali untuk melibatkan para siswa secara pribadi di dalam bahan pelajaran. Sebagai contoh misalnya, guru bahasa Indonesia memberikan tugas kepada para siswa untuk membaca sebuah novel, katakanlah misalnya tentang “keberanian”, sebuah novel perang. Melalui tugas itu, siswa-siswa tidak hanya diharapkan memahami isi bacaan tersebut dengan baik tetapi juga memperoleh kesadaran antar pribadi yang lebih baik dengan jalan membahas pengertian-pengertian mereka sendiri mengenai keberanian dan rasa takut. 2.Open Education Open Education atau proses pendidikan terbuka adalah proses pendidikan yang memberikan kesempatan kepada murid untuk bergerak secara bebas disekitar kelas dan memilih aktivitas belajar mereka sendiri. Menurut Walberg dan Tomas (1972), Open Education itu memiliki delapan kriteria, yaitu: 1) Kemudahan belajar tersedia, artinya berbagai macam bahan yang diperlukan untuk belajar tersedia, para siswa bergerak bebas di sekitar ruangan, tidak dilarang berbicara, tidak ada pengelompokkan atas dasar tingkat kecerdasan. 2) Penuh kasih sayang, hormat, terbuka dan hangat, artinya menggunakan bahan buatan siswa, guru menangani masalah-masalah tingkah laku dengan jalan berkomunikasi secara pribadi dengan siswa yang bersangkutan, tanpa melibatkan kelompok. 3) Mendiagnosa pristiwa-pristiwa belajar, artinya siswa-siswa memerikasa pekerjaan mereka sendiri, guru mengamati dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan 11

4) Pengajaran, yaitu pengajaran individual, tidak ada tes ataupun buku kerja. 5) Penilaian, ujudnya: guru membuat catatan, penilaian secara individual, hanya sedikit sekali diadakan tes formal. 6) Mencari kesempatan untuk pertumbuhan profesional, artinya guru menggunakan bantuan orang lain, guru bekarja dengan teman sekerjanya. 7) Persepsi guru sendiri, artinya guru mengamati semua siswa untuk memantau kegiatan mereka. 8) Asumsi tentang para siswa dan proses belajar, artinya suasana kelas hangat dan ramah, para siswa asyik melakukan sesuatu. Meskipun pendidikan terbuka memberikan kesempatan kepada para siswa untuk bergerak secara bebas di sekitar ruangan dan memilih aktifitas belajar mereka sendiri, namun bimbingan guru tetap diperlukan. 3.Cooperative Learning Cooperative Learning atau belajar kooperatif merupakan fondasi yang baik untuk menigkatkan dorongan berprestasi siswa. Menurut Slavin dalam Sumanto (1998) Cooperative Learning mempunyai tiga karakteristik: 1) Siswa bekerja dalam tim-tim belajar yang kecil (4-6 orang anggota), komposisi ini tetap selama berminggu-minggu. 2) Siswa didorong untuk saling membantu dalam mempelajari bahan yang bersifat akademik atau dalam melakukan tugas kelompok. 3) Siswa diberi imbalan atau hadiah atas dasar prestasi kelompok. 4.Independent Learning Independent Learning atau pembelajaran mandiri adalah proses belajar yang menuntut murid menjadi subyek yang dapat merancang, mengatur, menontrol kegiatan mereka sendiri secara bertanggung jawab. Proses ini tidak bergantung pada subyek maupun metode instruksional, melainkan kepada siapa yang belajar yaitu murid, mencakup siapa 12

yang memutuskan tentang apa yang akan dipelajari siapa yang harus mempelajari suatu hal. 13

BAB IV PENUTUP A. KESIMPULAN Teori Humanistik adalah teori yang bersumber dari asumsi ajaran humanisme. Model pembelajaran menurut teori ini merupakan model belajar yang dikemas dalam pendidikan kemanusiaan dari pendidikan yang khusus untuk profesi tertentu. Oleh karena itu, kecenderungan yang berada di luar diri peserta didik tidak menjadi perhatian dari teori ini. Teori ini lebih mementingkan hasil dari belajar bukan pada proses belajar itu sendiri, karena teori ini berfokus kepada potensi atau kualitas yang dimiliki dari individu itu sendiri atau lebih menitikberatkan pada kualitas keterampilan interpersonal masing-masing individu. Tak hanya menitikberatkan pada kualitas interpersonal individu, dalam praktik teori belajar humanistik ini pendidik atau guru juga mencoba untuk membuat pelajaran yang dapat membantu peserta didik untuk meningkatkan kemampuan dalam membuat, berimajinasi, berpengalaman, berinstuisi dan berfantasi. Para pendidik dalam teori ini mencoba untuk melihat dalam spektrum yang lebih luas mengenai perilaku manusia. Adapun beberapa tokoh dalam teori ini adalah Abraham Maslow, Arthur Comb, dan Carl Rogers. Dalam pandangannya, masing-masing tokoh ini memiliki pendapat dan pandangan yang berbeda-beda terhadap teori belajar humanistik ini yang tentunya didasarkan pada alasan yang berbeda. Aplikasi teori humanistik lebih menunjuk pada spirit atau motivasi selama proses pembelajaran. Peran guru dalam pembelajaran humanistik adalah menjadi fasilitator bagi para peserta didik sedangkan guru memberikan motivasi, kesadaran mengenai makna belajar dalam kehidupan peserta didik. Guru memfasilitasi pengalaman belajar kepada peserta didik dan mendampingi untuk memperoleh tujuan pembelajaran. Sedangkan peserta didik berperan sebagai pelaku utama (student center) yang memaknai proses pengalaman belajarnya sendiri. Diharapkan dalam proses pembelajarannya peserta didik dapat memahami potensi diri , mengembangkan potensi dirinya secara positif dan meminimalkan potensi diri yang bersifat negatif. 14

B. IMPLIKASI Berikut ini implikasi dari teori belajar humanistik: 1. Guru sebagai fasilitator. Dari suatu penelitian yang dilakukan oleh Aspy dan Roebuck pada tahun 1957 mengenai kemampuan para guru untuk menciptakan kondidi yang mendukung yaitu empati, penghargaan dan umpan balik positif. Ciri-ciri guru yang fasilitatif adalah : 1) Merespon perasaan siswa. 2) Menggunakan ide-ide siswa untuk melaksanakan interaksi yang sudah dirancang. 3) Berdialog dan berdiskusi dengan siswa. 4) Menghargai siswa. 5) Kesesuaian antara perilaku dan perbuatan. 6) Menyesuaikan isi kerangka berpikir siswa (penjelasan untuk mementapkan kebutuhan segera dari siswa. 7) Tersenyum pada siswa. 2. Guru mempercayai adanya keinginan dari masing-masing siswa untuk melaksanakan tujuan-tujuan yang bermakna bagi dirinya sebagai kekuatan pendorong yang tersembunyi di dalam belajar yang bermakna tadi. 3. Guru mencoba mengatur dan menyediakan sumber-sumber untuk belajar yang paling luas dan mudah dimanfaatkan para siswa untuk membantu mencapai tujuan mereka. 4. Guru menempatkan dirinya sebgai suatu sumber yang fleksibel untuk dapat dimanfaatkan oleh kelompok. 5. Guru mengambil prakarsa untuk ikut serta dalam kelompok, perasannya dan juga pikirannya dengan tidak menuntut dan juga tidak memaksanakan tetapi sebagai andil secara pribadi yang boleh saja digunakan atau ditolak oleh siswa. 15

C. REKOMENDASI Berikut ini adalah berbagai cara untuk memberi kemudahan belajar dan berbagai kualitas fasilitator: 1. Fasilitator sebaiknya memberi perhatian kepada penciptaan suasana awal, situasi kelompok, atau pengalaman kelas. 2. Fasilitator membantu untuk memperoleh dan memperjelas tujuan-tujuan perorangan di dalam kelas dan juga tujuan-tujuan kelompok yang bersifat umum. 3. Dia mempercayai adanya keinginan dari masing-masing siswa untuk melaksanakan tujuan-tujuan yang bermakna bagi dirinya, sebagai kekuatan pendorong, yang tersembunyi di dalam belajar yang bermakna tadi. 4. Dia mencoba mengatur dan menyediakan sumber-sumber untuk belajar yang paling luas dan mudah dimanfaatkan para siswa untuk membantu mencapai tujuan mereka. 5. Dia menempatkan dirinya sendiri sebagai suatu sumber yang fleksibel untuk dapat dimanfaatkan oleh kelompok. 6. Di dalam menanggapi ungkapan-ungkapan di dalam kelompok kelas, dan menerima baik isi yang bersifat intelektual dan sikap-sikap perasaan dan mencoba untuk menanggapi dengan cara yang sesuai, baik bagi individual ataupun bagi kelompok. 7. Bilamana cuaca penerima kelas telah mantap, fasilitator berangsur-sngsur dapat berperanan sebagai seorang siswa yang turut berpartisipasi, seorang anggota kelompok, dan turut menyatakan pendangannya sebagai seorang individu, seperti siswa yang lain. 8. Dia mengambil rakarsa untuk ikut serta dalam kelompok, perasaannya dan juga pikirannya dengan tidak menuntut dan juga tidak memaksakan, tetapi sebagai suatu andil secara pribadi yang boleh saja digunakan atau ditolak oleh siswa. 16

9. Dia harus tetap waspada terhadap ungkapan-ungkapan yang menandakan adanya perasaan yang dalam dan kuat selama belajar. 10. Di dalam berperan sebagai seorang fasilitator, pimpinan harus mencoba untuk menganali dan menerima keterbatasan-keterbatasannya sendiri. 17

DAFTAR PUSTAKA Fransisca, D. (2017). Teori Belajar Humanistik Menurut Para Ahli dan Penerapannya. dosenpsikologi.com, 1. M.Ami. (2013). Aplikasi Teori Humanisme dalam Kegiatan Pembelajaran. kompasiana, 1. Patmala, D. E. (2016, Juni 24). MAKALAH TENNTANG TEORI BELAJAR HUMANISTIK. Retrieved from dwikasite: https://dwiekasite.wordpress.com/2016/06/24/makalah- tentang-teori-belajar-humanistik/ Tasiman, K. (n.d.). TEORI BELAJAR HUMANISTIK. Retrieved from academia.edu: https://www.academia.edu/31906401/TEORI_BELAJAR_HUMANISTIK Teori Belajar Humanistik. (2018, December 17). Retrieved from makalahpendidikanislamlengkap.blogspot.com: http://makalahpendidikanislamlengkap.blogspot.com/2015/06/teori-belajar- humanistik.html 18


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook