Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore HUBUNGAN KECEMASAN DENGAN EFIKASI DIRI PADA MAHASISWA BARU FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS RIAU

HUBUNGAN KECEMASAN DENGAN EFIKASI DIRI PADA MAHASISWA BARU FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS RIAU

Published by rizkidyah1341, 2022-04-05 10:25:27

Description: Shelpi Pebriani dkk_efikasi diri - kecemasan MABA_2020

Search

Read the Text Version

HUBUNGAN KECEMASAN DENGAN EFIKASI DIRI PADA MAHASISWA BARU FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS RIAU Shelpi Pebriani1, Darwin Karim2, Gamya Tri Utami3 Program Studi Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Riau Email: [email protected] Abstract Introduction: New students in their tertiary institutions have to adapt to their new environmental situation as students both academically and non-academically, this is a trigger for anxiety and depression in early grade students. One of the efforts to overcome anxiety is how individual perceptions and assessments of the situation at hand, namely the aspect of confidence in self-efficacy called self-efficacy. The purpose of this study was to determine the relationship between anxiety and self-efficacy in new students of the Faculty of Nursing, University of Riau. This study used a descriptive correlation research design through a cross sectional approach. The number of samples in this study were 107 people who were taken using the simple random sampling technique. The measuring instrument used was a questionnaire that had previously been tested for validity and reliability. The analysis used is univariate and bivariate analysis with an alternative test, namely Fisher Exact. The results showed that there was a significant relationship between anxiety (p value 0.000 <0.05) and self-efficacy. Based on the results of this study, it is expected to be a source of information in the development of knowledge about the relationship between anxiety and self-efficacy in new students. Keywords: Anxiety, Self-Efficacy, Student PENDAHULUAN diberikan dosen, sehingga dibutuhkan pengukuran pemahaman yang biasanya Mahasiswa memasuki perguruan tinggi diukur dengan ujian (Dermawan &Setiawati, 2008). akan mengalami banyak tantangan baru Sistem akademik diperguruan tinggi dalam beradaptasi dengan situasi sosial- berbeda dengan sekolah menengah atas. Perkuliahan mempunyai proses pembelajaran budaya, teman sebaya dan lingkungan yang yang berbeda seperti menentukan jumlah mata kuliah yang dipilih, adanya tutorial, berbeda dari sebelumnya (Walker, 2008). praktik labor, dan praktik klinik yang menjadi beban tersendiri bagi mahasiwa Mahasiswa yang baru memasuki perguruan (Hashmat, dkk 2008). Mahasiswa tahun pertama dalam perkuliahan pasti mengalami tinggi ini ialah mengalami masa pencarian, kondisi adaptasi yang sepenuhnya belum dikuasai sehingga menimbulkan kecemasan dan masa reproduktif seperti masa penuh akademik (Gan, & Dkk, 2010). tantangan dan ketegangan emosional, isolasi Singh (2009) kecemasan akademik sosial, serta penyesuain diri pada pola hidup ialah perasaan cemas misalnya tegang dan baru (Hurlock, 2014). Perubahan diri dari rasa takut dalam sesuatu yang akan terjadi, siswa didik sebagai mahasiswa adalah masa perasaan ini bisa menganggu pelaksanaan krisis. Setelah menyelesaikan sekolah berbagai tugas dan kegiatan yang beragam menengah atas dan melanjutkan ke tahap didalam akademis. Furhan dan Bochner selanjutnya yaitu perkuliahan merupakan (1986) mengatakan selain masalah sebagai aspek penting menuju kedewasaan. akademik, pencetus kecemasan dan depresi Perguruan tinggi merupakan suatu pada mahasiswa baru ialah kondisi-kondisi perubahan transisi yang dapat menyebabkan seperti latar belakang sosial-budaya dengan kecemasan dan stress tersendiri kebiasaan adat-istiadat yang berbeda, (Santrock,2012). Perguruan tinggi bahasa, agama, tinggal terpisah dengan berdasarkan Undang-undang No. 20 tahun orang tua, sulit mengatur keuangan dan 2003 pasal 19 ayat 1 adalah jenjang pendidikan yang lebih tinggi sesudah pendidikan menengah atas meliputi program pendidikan diploma, sarjana, magistar, spesialis, dan doktor diselenggarkan di perguruan tinggi. Mahasiswa yang menjalani pendidikan akademik di perguruan tinggi diharapkan dapat memahami pelajaran yang JOM FKp, Vol. 7 No. 2 (Juli-Desember) 2020 72

hubungan dengan teman-teman sebaya dalam Efikasi diri merupakan persepsi seseorang tentang kemampuan dirinya satu angkatan. terhadap keberfungsian diri dalam situasi tertentu (Alwisol, 2009). Feist dan Roberts, Kecemasan adalah suatu perasaan (2017) menyebutkan efikasi diri bisa khawatir bahwa sesuatu hal yang tidak baik mempengaruhi bentuk dari tindakan yang akan terjadi, sebagian inividu mereka lakukan, sebesar apa usaha yang mendeskripsikan perasaan cemas dengan diberikan, seberapa lama bertahan berbagai respon (Permana, Harahap & menghadapi kegagalan dan kesulitan, Hastuti, 2016). Data riset kesehatan dasar kekuatan dan ketangguhan untuk mengikuti (Riskesdas) 2018 menunjukkan penduduk adanya kemunduran. Indonesia mengalami gangguan mental emosional sebesar 9,8% dari usia >15 tahun. Berdasarkan studi pendahuluan yang Hasil penelitian yang dilakukan Akbar telah peneliti lakukan pada 7 Januari 2020, (2015) dengan judul hubungan antara tingkat wawancara terhadap 13 mahasiswa kecemasan dengan prestasi akademik pada didapatkan 10 dari 13 mahasiswa mahasiswa didapatkan bahwa frekuensi mengatakan merasa gelisah, gugup, tegang, kecemasan pada mahasiswa adalah 54,3%. konsentrasi terganggu, dan kurang percaya Menurut jenis kelamin diketahui perempuan diri karena berada di lingkungan baru mengalami kecemasan 34,8% dan laki-laki merupakan tanda gejala dari kecemasan 19,6%. sedang. Untuk efikasi diri wawancara kepada 13 mahasiswa terdapat 9 dari 13 mahasiswa Keliat, Wiyono dan Susanti (2012) mengatakan mengalami kesulitan di awal mengatakan kecemasan merupakan pembelajaran, masih kurang yakin dengan kekhawatiran dan rasa takut berlebihan yang kemampuan diri sendiri, ketika ada disebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya gangguan dari sekitar belum bisa mengontrol dari lingkungan baru. Kecemasan bagi diri. Sedangkan 4 mahasiswa tetap semangat mahasiswa dapat mempengaruhi hasil dan terus memotivasi diri agar dapat belajar, karena kecemasan cenderung membiasakan diri dan menyesuiakan diri membentuk kebingungan dan kekeliruan dengan baik. yang bisa menganggu proses belajar dengan menurunkan daya ingat, kemampuan Tujuan penelitian ini adalah untuk memusatkan perhatian, dan menganggu mengetahui Mengetahui hubungan kemampuan menghubungkan satu hal kecemasan dengan efikasi diri pada menggunakan yang lain (Auliani, 2010). mahasiswa baru di Fakultas Keperawatan Universitas Riau. Hasil penelitian ini Individu memiliki salah satu diharapkan menjadi sumber informasi bagi karakteristik kepribadian yakni aspek perkembangan ilmu keperawatan, dan keyakinan akan kemampuan diri buat institusi tempat penelitian dilakukan serta meningkatkan kognitif, motivasi diri dan dapat menjadi bahan acuan bagi peneliti tindakan yang dibutuhkan untuk berhasil selanjutnya. pada melaksanakan tugas tertentu. Kemampuan ini adalah salah satu upaya METODOLOGI PENELITIAN yang mampu dilakukan buat mengatasi Desain penelitian ini merupakan kecemasan yang disebut dengan efikasi diri (Bandura dalam Agustini, 2016). penelitian kuantitatif dengan desain penelitian deskriptif korelasi analitik dengan Friedman dan Schustack (2016) menggunakan metode cross sectional menjelaskan efikasi diri adalah sebagai (Potong Lintang). Populasi pada penelitian keyakinan dan harapan tentang seberapa ini berjumlah 146 orang dengan sampel kompeten individu bertindak pada setiap sebanyak 107 orang. Metode pengambilan situasi. Efikasi diri penting di miliki oleh sampel yang digunakan dalam penelitian ini mahasiswa sebab dengan efikasi diri adalah simple random sampling. Analisis individu mampu memainkan peran utama data dengan menggunakan Univariat dan sebagaimana individu mencapai suatu tujuan Bivariat. dan menghadapi tantangan kedepannya (Saeid & Eslaminejad, 2017). JOM FKp, Vol. 7 No. 2 (Juli-Desember) 2020 73

HASIL PENELITIAN Tabel 2 menunjukkan dari 107 orang Berdasarkan penelitian didapatkan yang diteliti ditemukan bahwa kecemasan responden terbanyak adalah kecemasan sedang hasil sebagai berikut: berjumlah 94 responden (87,9%). 1. Karakteristik Responden Tabel 1 3. Gambaran Efikasi Diri Karakteristik Responden Tabel 3 Gambaran efikasi diri responden Karakteristik Frekuensi Presentase responden (%) Persentase Usia 92,5 Efikasi diri Jumlah (n) (%) 7,5 Remaja Akhir 99 Rendah 16 15,0 100 (10-19) 8 Tinggi 91 85,0 7,5 Dewasa Awal 92,5 100 (20-25) Total 107 100 42,1 Total 107 57,9 100 Jenis Kelamin Tabel 3 diatas menunjukkan bahwa dari 35,5 107 rorang mahasiswa baru Fakultas Laki-laki 8 64,5 Keperawatan Universitas Riau yang diteliti didapatkan efikasi diri terbanyak adalah Perempuan 99 100 efikasi diri tinggi sebanyak 91 responden (85,0%). Total 107 Tempat Tinggal Dengan orang tua 45 Sewa rumah/Kos 62 Total 107 4. Hubungan Kecemasan dengan Efikasi Diri Mengikuti Organisasi 38 Tabel 4 Hubungan kecemasan dengan efikasi diri pada Ya 69 mahasiswa baru Fakultas Keperawatan Universitas Riau Tidak Total 107 Tabel 1 menunjukkan dari 107 orang Kecemasan Efikasi Total P value yang diteliti menghasilkan distribusi umur diri terbanyak adalah remaja akhir dengan jumlah Rendah N% 0,000 99 responden (92,5%), jenis kelamin yang n% Tinggi 94 87,9 terbanyak adalah perempuan berjumlah 99 Sedang 7 7,4 n% 13 12,1 responden (92,5%), distribusi tempat tinggal Berat 9 69,2 87 92,6 107 100 terbanyak adalah sewa rumah/kos dengan Total 16 15,0 4 30,8 jumlah 62 responden (57, 9%), dan mengikuti 91 85,0 organisasi terbanyak adalah tidak mengikuti organisasi dengan jumlah 69 responden Hasil analisis tabel 4 menunjukkan (64,5%). bahwa tingkat kecemasan sedang memiliki efikasi tinggi sebanyak 87 responden 2. Gambaran Kecemasan (92,6%), tingkat kecemasan berat memiliki efikasi rendah sebanyak 9 responden Tabel 2 (69,2%). Berdasarkan hasil uji Fisher Exact Gambaran kecemasan responden diperoleh hasil p value (0,000) < 0,05 yang berarti Ho ditolak sehingga dapat Kecemasan Jumlah (n) Persentase disimpulkan bahwa ada hubungan yang (%) signifikan antara kecemasan dengan efikasi Sedang 94 diri pada mahasiswa Keperawatan Berat 13 87, 9 Universitas Riau. Total 107 12,1 100 JOM FKp, Vol. 7 No. 2 (Juli-Desember) 2020 74

PEMBAHASAN 3. Tempat Tinggal Responden Hasil penelitian terhadap responden 1. Usia Responden didapatkan bahwa mayoritas responden lebih Berdasarkan penelitian yang dilakukan banyak yang sewa rumah/kos yaitu sebanyak 62 orang (57,9%). Hasil penelitian penelitian terhadap 107 responden di Fakultas Holifah (2018) Mahasiswa baru yang tinggal di kos mengalami kecemasan yang lebih Keperawatan Universitas Riau didapatkan tinggi (x = 84, 903) dari pada mahasiswa baru yang tinggal dengan orang tua (x = 65, 228). bahwa keseluruhan responden mayoritas Mahasiswa baru yang tinggal dengan orang tua memiliki tingkat kecemasan yang lebih berada pada kategori usia 10-19 tahun rendah dibandingkan dengan mahasiswa yang tinggal di kos, hal ini bahwa dukungan sosial sebanyak 99 responden (92,5%). Usia 19 tahun dan kehadiran yang diperoleh individu dari keluarga secara pribadi dalam memberikan merupakan usia remaja akhir. Banyaknya nasehat, memotivasi, serta saat mengalami kendala yang berhubungan dengan tingkat responden yang berusia remaja akhir berkaitan kesejahteran individu tersebut, sehingga dukungan sosial nantinya dapat dengan dengan masa usia pendidikan mempengaruhi cara seseorang mengontrol dan menekan timbulnya kecemasan. perguruan tinggi. Penelitian ini sesuai dengan 4. Mengikuti Organisasi penelitian Saraha, Rochdiat, dan Setiawan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada 107 responden di Fakultas (2016), yang menyatakan bahwa usia Keperawatan Universitas Riau didapatkan bahwa sebagian besar responden mayoritas responden yang paling banyak di Fakultas tidak mengikuti organisasi adalah 69 responden (64,5). Hasil penelitian Fitriani Ilmu Kesehatan Universitas Respati (2013) menunjukkan bahwa mahasiswa yang tidak mengikuti organisasi berada pada Yogyakarta merupakan usia 17-19 tahun kecemasan komunikasi lebih tinggi yaitu (66,7%), sedangkan mahasiswa yang (88,2%), dan tingkat kecemasan responden mengikuti organisasi yaitu (33,3%). Kecemasan komunikasi individu pada usia remaja dengan umur 17-19 tahun sebagian mahasiswa yang mengikuti organisasi dipengaruhi oleh faktor pengalaman, sehingga besar berat (78,3%). Hal ini dikarenakan sering terjadi interaksi antar sesama anggotanya sehingga menjadikan hambatan dimana usia remaja mengalami masa transisi dalam berkomunikasi pada seseorang dapat diminimalisir. Sedangkan mahasiswa yang dari masa kanak-kanak menuju dewasa, tidak mengikuti organisasi, walaupun pengalaman berbeda dengan mahasiswa yang sehingga memerlukan adaptasi terhadap mengikuti organisasi tetapi tidak dapat menjamin memiliki tingkat kecemasan lingkungan baru dan tugas baru yang komunikasi rendah, karena ada faktor kepribadian, intelegensi dan pengetahuan membutuhkan kemampuan dalam yang berpengaruh terhadap kelancaran berbicara seseorang yang sifatnya individual, menyelesaikan setiap permasalahan secara ada dalam diri masing-masing. mandiri. 75 2. Jenis Kelamin Responden Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terhadap 107 responden di Fakultas Keperawatan Universitas Riau didapatkan bahwa mayoritas berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 99 orang (92,5%) dan jenis kelamin laki-laki berjumlah 8 responden (7,5 %). hal ini sesuai dengan kenyataan dan ditemukan dilapangan bahwa Fakultas Keperawatan Universitas Riau memiliki mayoritas mahasiswa berjenis kelamin perempuan lebih dari 50%. Hasil penelitian sejalan dengan Hasibuan (2017), bahwa persentase responden berjenis kelamin perempuan lebih besar yaitu 70,8% dan persentase responden berjenis kelamin laki- laki yaitu 29,2%. %. Mahasiswa laki-laki memiliki nilai yang lebih rendah dari pada perempuan, perempuan lebih peka terhadap perasaan yang diungkapan orang lain, mudah dalam mengungkapkan ekspresi emosi daripada laki-laki, memberikan dukungan emosional, dan menunjukkan sikap yang lebih peduli. JOM FKp, Vol. 7 No. 2 (Juli-Desember) 2020

5. Gambaran Kecemasan memiliki efikasi diri yang tinggi, meskipun Hasil penelitian ini didapatkan pada 107 mahasiswa selama proses penyesuian diri menjumpai masalah-masalah psikologis pada responden mahasiswa baru Fakultas mahasiswa baik dari akademik maupun non- Keperawatan Universitas Riau menunjukkan akademik. bahwa sebagian besar kecemasan responden 7. Hubungan kecemasan dengan efikasi diri pada kategori sedang berjumlah 94 responden (87,9%) dan kecemasan dengan kategori berat pada mahasiswa baru Fakultas berjumlah 13 responden (12,1%). Secara Keperawatan Universitas Riau umum faktor yang menyebabkan timbulnya kecemasan pada mahasiswa baru adalah Uji statistik yang digunakan pada mereka yang harus beradaptasi dengan penelitian ini adalah uji Fisher Exact lingkungan barunya sebagai mahasiswa, didapatkan p value 0,000 < α (0,05), sehingga beradaptasi dengan situasi sosial-budaya, disimpulkan bahwa ada hubungan yang teman sebaya, lingkungan yang berbeda signifikan antara kecemasan dengan efikasi dengan sebelumnya, sehingga inilah yang diri pada mahasiswa baru Fakultas menjadi pencetus pada mahasiswa baru Keperawatan Universitas Riau. Distribusi data mengalami kecemasan dalam beradaptasi. Hal hasil penelitian menunjukkan bahwa ini sesuai dengan penelitian Akbar (2015), responden dengan tingkat kecemasan sedang frekuensi kecemasan di kalangan mahasiswa 87 responden mengalami efikasi diri tinggi psikologi terbilang tinggi yaitu 54,3%, (92,6%), dan efikasi diri rendah 7 responden menunjukkan terdapat hubungan yang sangat (7,4%). Sedangkan responden yang memiliki bermakna antara tingkat kecemasan dengan tingkat kecemasan berat mengalami efikasi prestasi akademik mahasiswa di Fakultas diri tinggi 4 responden (30,8%) dan efikasi Psikologi Universitas Muhammadiyah rendah 9 responden (69,2%). Hasil penelitian Surakarta. Semakin tinggi kecemasan maka ini sejalan dengan penelitian Riani dan Rozali prestasi akademik yang diraih akan menurun. (2014), menyebutkan bahwa ada hubungan 6. Gambaran Efikasi Diri negatif signifikan antara self-efficacy dengan kecemasan saat presentasi pada mahasiswa Hasil penelitian didapatkan pada 107 Universitas Esa Unggul. responden mahasiswa baru Fakultas Keperawatan Universitas Riau menunjukkan Hasil penelitian Ali, Kurniawati, dan bahwa sebagian besar efikasi diri responden Nurwanti (2016), tentang peran impostor pada kategori tinggi berjumlah 91 responden syndrome dalam menjelaskan kecemasan (85,0%) dan efikasi diri dengan kategori akademis pada mahasiswa baru menyebutkan rendah berjumlah 16 responden (15,0 %). Hal bahwa mahasiswa baru memiliki keraguan ini penelitian Irfan (2014), menunjukkan atau ketidakpercayaan terhadap kemampuan bahwa terdapat hubungan yang signifikan yang mereka miliki, disebabakan perubahan antara self-efficacy dengan penyesuaian diri peran dan lingkungan akademis yang memiliki terhadap perguruan tinggi pada mahasiswa pengaruh besar terhadap timbulnya impostor baru Fakultas Psikologi Universitas Airlangga syndrome. Faktor lain impostor syndrome dengan kekuatan hubungan yang berada pada terhadap kecemasan dipengaruhi oleh threat kategori sedang. Individu yang memiliki (ancaman), fear (ketakutan), conflict efikasi diri yang tinggi akan mempunyai (pertentangan), dan unmet needs (kebutuhan penyesuaian akademik yang tinggi pula. yang tidak terpenuhi). Penyesuian diri di lingkungan perguruan tinggi merupakan suatu proses yang harus dilakukan Hasil penelitian yang didapatkan oleh seluruh mahasiswa baru di perguruan menunjukkan tingkat kecemasan mahasiswa tinggi, selama proses penyesuaian diri berada pada rentang sedang, sedangkan jika dijumpai masalah-masalah psikologis pada dihubungkan dengan tingkat efikasi diri berada mahasiswa yang bersumber dari akademik pada rentang tinggi. Hasil penelitian ini sejalan maupun non-akademik. Asumsi penelitian dengan penelitian Ansori (2016), bahwa mayoritas efikasi diri mahasiswa menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang Fakultas Keperawatan Universitas Riau positif dan signifikan antara variabel dukungan sosial dengan efikasi diri, artinya apabila JOM FKp, Vol. 7 No. 2 (Juli-Desember) 2020 76

terdapat dukungan sosial yang tinggi, maka 4. Bagi Peneliti Berikutnya efikasi dirinya akan semakin tinggi pula dan Hasil penelitian ini diharapkaan begitu juga sebaliknya. dapat dijadikan sebagai data, referensi SIMPULAN untuk penelitian selanjutnya tentang Responden terbanyak berada pada jenis tingkat kecemasan dan efikasi diri pada mahasiswa baru terkhusus mahasiswa kelamin perempuan dengan jumlah 99 keperawatan. responden (92,5%), usia responden terbanyak adalah usia remaja akhir 10-19 tahun dengan DAFTAR PUSTAKA jumlah 99 responden (92,5%), tempat tinggal Akbar, D. (2015). Hubungan antara tingkat responden terbanyak adalah sewa rumah/kos dengan jumlah 62 responden (57,9%), dan kecemasan dengan prestasi akademik responden yang mengikuti organisasi mahasiswa di Fakultas Psikologi terbanyak adalah tidak mengikuti organisasi Universitas Muhammadiyah Surakarta. sebanyak 69 responden (64,5%). Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta. Berdasarkan hasil uji statistik dengan menggunakan uji Fisher Exact didapatkan p Agustini, M. (2016). Self-Efficacy dan makna value = 0,000 < α (0,05), dapat disimpulkan hidup pada penderita penyakit jantung bahwa ada hubungan yang signifikan antara koroner. E-Journal Psikologi. Diperoleh kecemasan dengan efikasi diri pada mahasiswa pada tanggal 2 Januari 2020 dari baru Fakultas Keperawatan Universitas Riau. http://www.ejournal.psikologi.fisip.unmud .ac.id/site/wp- SARAN content/uploads/2016/05/ejournal_mery% 1. Bagi Perkembangan Ilmu Keperawatan 20agustini_ONLINE%20(05-14-16-09- Hasil penelitian ini diharapkan 57-25).pdf bermanfaat untuk menambah ilmu pengetahuan/memberikan informasi Ali, E. S., Kurniawati, Y., & Nurwanti, R. dalam keperawatan khususnya (2016). Peran impostor syndrome dalam keperawatan jiwa tentang hubungan menjelaskan kecemasan akademis pada kecemasan dengan efikasi diri pada mahasiswa baru. MEDIAPSI, 1(1), 1-9. mahasiswa baru Fakultas Keperawatan Universitas Riau. Alwisol. (2009). Psikologi keperibadian. 2. Bagi Tempat Penelitian Malang: UMM Press. Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi Universitas Riau Ansori, H. R. (2016). Hubungan dukungan terkhusus untuk Fakultas Keperawatan sosial dengan efikasi diri dalam yaitu menambah informasi mengenai menyelesaikan tugas perkuliahan pada tingkat kecemasan dan efikasi diri pada mahasiswa baru Jurusan Teknik mahasiswa yang baru memasuki Arsitektur UIN Maulana Malik Ibrahim perguruan tinggi. Malang (Doctoral dissertation, Universitas 3. Bagi Mahasiswa Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim). Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan informasi, Auliani, R. (2010). Hubungan antara tipe masukkan, dan wawasan bagi kecemasan dengan prestasi belajar statistik mahasiswa di Fakultas Keperawatan mahasiswa fakultas psikologi UIN Jakarta. untuk mengembangkan penelitian lebih lanjut serta lebih spesifik dengan Dermawan & Setiawati. (2008). Proses menggunakan variabel-variabel yang pembelajaran dalam pendidikan berhubungan dengan kecemasan dan kesehatan. Jakarta: Trans Info Media. efikasi diri yang belum diteliti oleh peneliti. Feist, J., Feist, G.J., & Roberts, T. A. (2017). Teori keperibadian Edisi 8 Jilid 2. JOM FKp, Vol. 7 No. 2 (Juli-Desember) 2020 Jakarta: Salemba Medika. 77

Fitriani, A. (2013). Perbedaan Kecemasan Keliat, B. A., Wiyono. A. P. & Susanti, H. Komunikasi pada Mahasiswa yang (2012). Manajemen kasus gangguan Mengikuti Organisasi dan Mahasiswa jiwa CMHN (Intermediate Coure). yang Tidak Mengikuti Organisasi (Studi Jakarta: EGC. Kasus Organisasi Intra Fakultas Ushuluddin IAIN Walisongo Permana , H., Harahap, F., & Astuti, B. Semarang) (Doctoral dissertation, IAIN (2016). Hubungan antara efikasi diri Walisongo). dengan kecemasan dalam menghadapi ujian pada siswa kelas IX di MTs Al Friedman, Howard & Schustack, Miriam. Hikmah Brebes. HISBAH: Jurnal (2016). Personality classic the ories and Bimbingan Konseling dan Dakwah modern research. Boston: Pearson/Allyn Islam, 13(2), 51-68. and Bacon. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018. Gan, Y., & Zhang, Y. (2010). Proactive and Badan Penelitian dan Pengembangan Preventive Coping in Adjustment to Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. College. The Psychological Record. 60, 643-658. Riani, W. S., & Rozali, Y. A. (2014). Hubungan antara self efficacy dan Hasibuan, N. C. (2017). Hubungan usia, jenis kecemasan saat presentasi pada kelamin dan etnis terhadap kecemasan mahasiswa Universitas Esa Unggul. komunikasi(communication Jurnal Psikologi Esa Unggul, 12(01), apprehension) pada mahasiswa di 126836. Fakultas Kedokteran Universitas Lampung. Fakultas Kedokteran Sahara, A., Murdhiono, W. R., & Setiawan, D. Universitas Lampung. I. (2016). Hubungan pengetahuan mahasiswa tentang manajemen cemas Hashmat, S., Hashmat, M., Amanullah, F., & dengan tingkat kecemasan dalam proses belajar pada mahasiswa prodi S-1 Aziz, S. (2008). Factors causing exam Keperawatan UNRIYO tahun angkatan 2015/2016. Jurnal Keperawatan Respati anxiety in medical student. Journal of Yogyakarta, 3(2), 50-57. Pakistan Medical Association. 58:167- Santrok, J., W. (2012). Life span development. Jakarta: Erlangga 170. Singh, Y. G. (2009). Level of Academy Holifah, M. (2018). Perbedaan kecenderungan Anxiety: Self Confindence and Their kecemasan sosial mahasiswa baru yang Relation with Academic Achievement in tinggal di kos dan tinggal dengan orang Secondary Student. Internasional tua. Doctoral dissertation, University of Research Journal. 1:12-13. Muhammadiyah Malang. Walker, M. (2008). Working with college Hurlock, E., B. (2014). Psiokologi students & student development theory perkembangan. Jakarta: Erlangga. primer. Available from University if North Carolina Wilmington Student Irfan, M., & Suprapti, V. (2014). Hubungan Affairs Professional Development self-efficacy dengan penyesuian diri Committee: terhadap perguruan tinggi pada http://uncw.edustudentaffairs/pdc/docum mahasiswa baru Fakultas Psikologi ents/StudentDevelopmentTheorybyM. Universitas Airlangga. Jurnal Psikologi Walker. pdf. Pendidikan dan Perkembangan, 3(3), 172-178. JOM FKp, Vol. 7 No. 2 (Juli-Desember) 2020 78


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook