44 Ruang Zaal Kelas 3 Sebelum Ruang Zaal Kelas 3 Sesudah Strategi kedua dimana peluang yang beliau lirik dari angka pertumbuhan pasien adalah pasien anak-anak dan anggota polri & keluarganya karena kedua pasien tersebut merupakan aset penting untuk mendukung BOR rumah sakit, maka dari itu perlu penyediaan ruangan yang nyaman khusus untuk kedua pasien tersebut. Disemester 2 tahun 2017 pembangunan Lantai 2 Ruang anak dan Ruang Tribrata mulai dilakukan terdapat 19 tempat tidur Ruang Tribrata dan 14 Ruang Anak Ananda. 44 | Mewujudkan Pelayanan Prima di RS Bhayangkara Lumajang
45 Beliau mengharapkan dengan adanya kedua ruangan tersebut pasien anak dan anggota polri serta keluarganya menjadi betah. 45 | Mewujudkan Pelayanan Prima di RS Bhayangkara Lumajang
46 Tidak cukup sampai disitu ada kejutan menarik yang membuat kita merasa bangga terhadap RS Bhayangkara Lumajang bukan hanya pembangunan yang beliau usung tapi juga di tahun 2017 ada 2 alat canggih datang yaitu CT Scan 32 Slice dan USG 4 Dimensi. Dengan rumah sakit yang kecil tapi mungil tapi bisa memenuhi kebutuhan pasien, ujar beliau. Walaupun kedua alat tersebut di rumah sakit pemerintah sudah ada tapi kita merupakan rumah sakit kedua yang memilikinya, merupakan suatu kebanggan bagi kami. Dan menjadi unggulan dirumah sakit kami. Ct Scan 46 | Mewujudkan Pelayanan Prima di RS Bhayangkara Lumajang
47 USG 4 DIMENSI Terkait perkembangan ini beliau yakin RS Bhayangkara Lumajang menjadi rumah sakit rujukan yang beliau impikan, dengan gencar teman-teman tim promosi tidak bosan untuk mempromosikan unggulan-unggulan RS Bhayangkara Lumajang kepada masyarakat dengan Car Free Day, Radio dan Fasilitas Kesehatan agar semua mengenal penunjang unggulan tersebut. Dimulai beberapa rujukan parsial dan rujukan dari puskesmas serta rumah sakit tetangga kepada kami, Beliau merasa senang karena hasil usahanya selama ini membuahkan hasil. Pada 2018 semuanya meningkat baik dari pasien dan pendapatan rumah sakit pun juga meningkat. Namun dengan hal tersebut beliau tidak terlena, masih banyak PR yang belum terselesaikan dan ditahun 2018 ini beliau ingin menyelesaikan Master Plan agar setelah kepemimpinan beliau tidak ada lagi pembangunan. Pembangunan 2018 pun berlanjut mulai dari Renovasi Ruang Rawat Inap kelas 3, 47 | Mewujudkan Pelayanan Prima di RS Bhayangkara Lumajang
48 Musholla, Penambahan Ruang Rawat Inap VVIP dan Kelas 1 serta tempat Parkir. Ruang VVIP dan Kelas 1 Ruang Kelas 3 Mushollah 48 | Mewujudkan Pelayanan Prima di RS Bhayangkara Lumajang
49 Taman Bermain Tempat Parkir Karena pengembangan RS Bhayangkara Lumajang di tahun 2018 sudah clear beliau berinisiatif untuk membeli lahan di Jalan Lintas Timur, Boreng Lumajang dengan luas tanah kosong 11.852 m2 untuk pengembangan rumah sakit selanjutnya. 49 | Mewujudkan Pelayanan Prima di RS Bhayangkara Lumajang
50 Lahan Kosong di JLT – Boreng Lumajang Dengan semua sarana dan penunjang sudah terlaksana, beliau berharap bahwa siapapun yang meneruskan kepemimpinannya kelak sudah tidak ada problem dan penambahan sarana lagi, semuanya sudah berjalan sebagai mana RS pada umumnya, tinggal optimalisasi beberapa bidang saja sebagai pengembangan selanjutnya. 50 | Mewujudkan Pelayanan Prima di RS Bhayangkara Lumajang
51 C. KEUANGAN Dengan perubahan sistem keuangan Rumah Sakit Bhayangkara Lumajang sejak 9 Juni 2014 menjadi satker BLU, serta system keuangan secara keseluruhan diharapkan dana tersebut dapat dikelola sendiri oleh rumah sakit. Kondisi ini selain akan membawa pengaruh positif bagi peningkatan pelayanan, tetapi juga membuka peluang untuk timbulnya ekses negatif penyalahgunaan dalam pengelolaan keuangan negara. Untuk itu diperlukan berbagai upaya dalam mengatasinya. Sistem keuangan Rumah Sakit yang merupakan salah satu kegiatan dari manajemen keuangan adalah salah satu sasaran pertama yang harus diperbaiki agar dapat memberikan data dan informasi yang akan mendukung para manajer Rumah Sakit dalam pengambilan keputusan maupun pengamatan serta pengendalian kegiatan Rumah Sakit. Mulai tahun 2014 tersebut AKBP.dr. Sri Handayani, M.M.R.S bersama staf keuangan dibawah kepemimpinan Kasubbagrenmin Sigiet Subiyantoro selaku perencanaan disana mulai memperbaiki system keuangan mulai dari SDM, sistem , tarif, pelaporan dan pembayaran pun mereka rubah agar menjadi sistematis dan efisien. Mula- mula mereka memperbaiki system pembayaran di Kasir agar uang yang dibayarkan oleh pasien kepada rumah sakit tidak mengendap, dan juga agar mengurangi resiko kecurangan, dan kehilangan uang. Maka pihak RS Bhayangkara Lumajang mengajukan permohonan kerja sama dengan Bank BRI Cab Lumajang untuk mengajukan system pembayaran Perol agar uang 51 | Mewujudkan Pelayanan Prima di RS Bhayangkara Lumajang
52 yang dibayarkan oleh pasien dapat seluruhnya masuk ke rekening rumah sakit, serangkaian system ini harus dilakukan dengan beberapa syarat pertama system billing rumah sakit harus terbridging ke system payroll Bank BRI agar saat validasi pembiayaan akan otomatis masuk ke rekening rumah sakit. Pengelolaan sistem keuangan yang kedua yang diperbaiki adalah transaksi pembayaran kerekanan serta pembayaran pajak dengan sistem CMS (Cash Management System) BRI. Dengan sistem ini kemudahan dalam melakukan transaksi keuangan dan serta pembayaran obat, pajak dan segala transaksi rumah sakit bisa dilakukan secara online. Hal ini merupakan penentu efisiensi waktu dan biaya dalam pengelolaan usaha dan kejelasan arus kas secara cepat dan akurat. Pembayaran gaji pegawai yang dulu masih manual mulai dari pembagian dan penghitungan gaji, yang tidak efisien dan boros tenaga mulai dari sini dirubah sistem ini dengan bekerja sama dengan BNI Cab Lumajang, sistem salary crediting/ payroll namanya, keterlambatan pembayaran gaji karyawan tidak akan terjadi lagi dengan adanya sistem ini. Pihak staf keuangan dapat melakukan pembayaran gaji secara massal. Untuk menjamin pembayaran gaji secara aman dan akuntabel ke rekening seluruh karyawan. Dan untuk perbaikan dari segi sistem sudah dilakukan selanjutnya adalah dari Tarif Rumah Sakit agar dapat disahkan oleh Kementerian keuangan, Tim Tarif menghitung sesuai dengan beban Unit Cost yang ada 52 | Mewujudkan Pelayanan Prima di RS Bhayangkara Lumajang
53 mulai dari Kamar/Akomodasi, BNHP, Alat Medis, Laboratorium, Radiologi, Tindakan Perawatan dan Tindakan Dokter, Prosedur Bedah & Non Bedah, Keperawatan agar dapat diusulkan ke Kementerian Keuangan untuk disahkan, Alhamdullilah berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan Nomor : 175/PMK.05/2015 tanggal 12 September 2015 Tarif RS Bhayangkara Lumajang disahkan oleh Kementerian Keuangan. Dengan perbaikan sistem, manajemen keuangan dan pembangunan sarana dan prasarana sedimikian rupa, ditahun 2015- 2018 pendapatan rumah sakit meningkat pesat, saat ini ditahun 2018 pendapatan rumah sakit sudah mencapai angka 38 Milyar. D. SISTEM DAN METODOLOGI Disamping SDM, Sarana dan Keuangan perbaikan sistem dan metodologi dirumah sakit mulai diperbaiki. Dengan perbaikan sistem dan metodologi, rumah sakit perlu mendedikasikan segala upaya untuk memberikan pelayanan kesehatan yang paling berkualitas. Kadang perbaikan sistem selalu menjadi paradigma yang keliru. Mulai dari sini AKBP. dr. Sri Handayani,M.M.R.S dan Manajemen rumah sakit memperbaiki sistem tersebut. Akreditasi merupakan acuan beliau untuk memperbaiki segala sistem dirumah sakit, karena Akreditasi merupakan standar nasional yang perlu diterapkan disegala lini/unit kerja yang merupakan pelaksana dilapangan. Dalam hal ini Akreditasi merupakan penilaian kepatuhan rumah sakit terhadap standar-standar yang tertuang didalam 53 | Mewujudkan Pelayanan Prima di RS Bhayangkara Lumajang
54 akreditasi. Awal mula akreditasi diterapkan di RS Bhayangkara Lumajang seluruh staf bingung, takut bahkan galau karena dengan waktu yang mepet serta kesiapan yang cukup banyak mulai dari Dokumen Akreditasi, SOP, Regulasi serta Implementasi dilapangan. Karena Akreditasi bukan hanya dokumen saja yang diterapkan melainkan beberapa unsur yang ada pada semua dokumen yang telah dibuat wajib diimplementasikan di Lapangan. Berbagai hal ditahun 2016 itu dilaksanakan untuk menuju kesiapan akreditasi mulai dari Studi Banding ke beberapa rumah sakit. Awal Studi banding ke RSUD Lawang, Malang tanggal 21 Januari 2016 karena kita belum mempunyai gambaran sama sekali mengenai elemen penilaian yang akan diujikan. Alhasil disana kita mendapat banyak ilmu yang perlu kita perbaiki di rumah sakit kita, dengan membawa beban tanggung jawab yang besar dipundak masing- masing Pokja setelah studi banding tersebut mulai menyusun berbagai regulasi. Studi Banding ke RSUD Lawang, Malang 54 | Mewujudkan Pelayanan Prima di RS Bhayangkara Lumajang
55 Tepat bulan Maret 2016 Surat dari KARS turun, 4 pokja yang akan diujikan antara lain SKP (Standar Keselamatan Pasien), HPK (Hak Pasien dan Keluarga), KPS (Kualifikasi Pendidikan & Staf), dan PPI ( Pencegahan dan Pengendalian Infeksi), dari keempat pokja ini Pokja PPI merupakan pokja yang paling sulit dan patut diperhatikan,terutama Kepatuhan Cuci tangan diwajibkan semua karyawan wajib bisa tanpa terkecuali. Dengan dukungan dan semangat para karyawan setiap pagi setelah selesai apel tidak lupa manajemen bergantian tiap hari untuk mengimplementasikan hasil per elemen penilaian untuk diterapkan. Pembentukan Tim dari masing-masing pokja telah di buat. Masing- masing pokja beranggotakan sekitar 30 orang. Start akreditasi pun dimulai pembentukan dokumen mulai dari Regulasi, Pedoman Pelayanan, Pedoman Pengorganisasian, Panduan, dan SPO disemua unit kerja mulai dari perawatan, medis, serta staf mulai dibentuk. Implementasi mulai dilakukan dari Kepatuhan Cuci Tangan, Komunikasi Efektif, Hak kepada pasien & keluarga, Identifikasi pasien dan masih banyak lagi yang lainnya. Dengan implementasi jalan, ternyata masih ada beberapa PR lagi yang sangat wajib diterapkan yaitu berkas Rekam medis karena berkas rekam medis merupakan senjatanya rumah sakit. Jika berkas tidak lengkap maka semua yang telah kita terapkan menjadi sia- sia. Banyak perubahan yang perlu diperbaiki mulai dari 55 | Mewujudkan Pelayanan Prima di RS Bhayangkara Lumajang
56 Form disesuaikan dengan standar sampai isi dari rekam medis. Tim Rekam Medis mengadakan rapat penyusunan Form dan cara pengisian semua dikomulir dari berbagai pokja. Semua ini ditujukan untuk keberhasilan Akreditasi. Rapat penyusunan Berkas Rekam Medis sesuai Akreditasi \\ Sosialisasi SPO 56 | Mewujudkan Pelayanan Prima di RS Bhayangkara Lumajang
57 Sosialisasi Kepatuhan Cuci Tangan kepada keluarga pasien Pengecekan Obat High Alert Pelatihan yang dibutuhkan untuk Akreditasi pun mulai dilakukan mulai dari Pelatihan APAR, Pelatihan K3RS, Pelatihan BLS (Basic Life Support), Revolusi Mental, Pelatihan Triase dll. Pelatihan dilakukan untuk merefresh dan mengasah kemampuan para karyawan dalam 57 | Mewujudkan Pelayanan Prima di RS Bhayangkara Lumajang
58 menangani kejadian-kejadian yang tidak diinginkan dirumah sakit. Pelatihan APAR Pelatihan BLS (Basic Life Support) 58 | Mewujudkan Pelayanan Prima di RS Bhayangkara Lumajang
59 Pelatihan Revolusi Mental 8 Bulan berlalu kesiapan yang telah dibutuhkan telah matang mulai dari Dokumen-dokumen seperti SPO, Pedoman, Panduan, Sarana, Leaflet dan Rekam Medis bahkan mental pun kami sudah siap. Tepat tanggal 25 -26 Oktober 2016 Akreditasi Reguler RS Bhayangkara Lumajang diketok palu dengan Tim Surveyor dr. Ramli Isa Kukuh,MHA & Sri Widyawati,M.Kes berdebar pun mulai kami rasakan antara bimbang, kalut dan bingung. Bunda Sri mengatakan “semua ini proses kita harus menghadapinya, jika ini merupakan hal terbaik buat kita maka kita harus berusaha semaksimal mungkin”. Kata- kata itu yang melekat sampai saat ini, hal itu yang memotivasi kami untuk maju. Tim Surveyor melakukan visitasinya dokumen yang dilihat hanya 20%, kebanyakan implementasi dilapangan yang ditelusuri. Mulai dari garda depan sampai belakang telusur dilakukan banyak kekurangan itu pasti namun dengan hal ini kita bisa belajar bahwa Akreditasi membuat rumah sakit kita menjadi lebih bagus dan 59 | Mewujudkan Pelayanan Prima di RS Bhayangkara Lumajang
60 sesuai standar. Pertanyaan demi pertanyaan yang beliau ajukan sungguh menjebak tapi dengan hasil 8 bulan yang kita lalui semua bisa terjawab. Mulai dari cuci tangan, standar rekam medis, Hak pasien & keluarga, cara penggunaan APD, sampai tengah malam pun kita siap memperbaiki hasil dari telusur yang beliau berikan. dr. Ramli Isa Kukuh,MHA mengecek Status Rekam Medis Tim Surveyor test Kepatuhan Cuci Tangan kepada Dokter 60 | Mewujudkan Pelayanan Prima di RS Bhayangkara Lumajang
61 Tim Surveyor mengecek Alur penggunaan Linen Tim Surveyor test cara penggunaan APD kepada CS 2 hari berlalu setelah survey akreditasi dilakukan perbaikan dari segi dokumen dan sarana pada temuan telusur langsung diperbaiki malam itu juga. Close Conference mulai dilakukan ujian pun selesai. Untuk sementara waktu kita bisa menghela nafas lega dan bisa merefresh sejenak otak kita. Tapi jangan merasa senang 61 | Mewujudkan Pelayanan Prima di RS Bhayangkara Lumajang
62 dulu karena hasil masih belum pasti, tapi kita harus Optimis Lulus ujar Bunda Sri. Foto Bersama dengan Tim KARS Berselang 1 bulan kita menanti surat dari KARS, sujud syukur pun kita panjatkan surat nomor 2656/KARS/XI/2016 tanggal 4 Nopember 2016 turun RS Bhayangkara Lumajang Lulus Perdana. Senyum lega dan senang terlihat diwajah karyawannya beliau merasa usahanya tidak sia-sia. 62 | Mewujudkan Pelayanan Prima di RS Bhayangkara Lumajang
63 Dengan terakreditasinya RS Bhayangkara Lumajang, Beliau mengharapkan peningkatan pelayanan kesehatan bagi warga Lumajang semakin baik. Tapi jangan terlena dengan semua ini karena akreditasi setiap tahun akan melakukan Survei, setiap Program Kerja akan bertambah, ditahun 2018 saat ini Program baru Akreditasi versi SNARS Edisi 1 dengan 16 pokja mulai kita susun untuk Ujian Akreditasi ditahun berikutnya, jadi usaha kita selama ini jangan disia-siakan, tolong dijaga kekompakan agar rumah sakit ini menjadi pilihan ujar Bunda Sri. Sistem yang beliau perbaiki bukan hanya Akreditasi, DOKPOL (Dokumentasi Kepolisian) yang menjadi unggulan rumah sakit Polri beliau rombak. Sebagai institusi di bawah lingkup Polri, RS Bhayangkara Lumajang ini pun mengacu pada pola kerja institusi Polri yang tidak mengenal hari libur. Bahkan di hari libur panjang seperti libur Lebaran serta libur Natal dan tahun baru, RS Bhayangkara Lumajang tidak ikutan libur. Dan disitu merupakan keistimewaan rumah sakit ini. Justru di hari libur itu, RS Bhayangkara Lumajang melaksanakan program Pos Pam (Pos Pengamanan) di wilayah kecamatan yang telah ditentukan. Hal ini dilaksanakan untuk pemeriksaan petugas yang berjaga, khususnya anggota polri dan masyarakat yang membutuhkan pengobatan. Salah satu peran yang sangat penting adalah pada saat libur Idul Fitri karena banyak jumlah pemudik. Sehingga keberadaan Pos PAM (Pos Pengamanan) dibutuhkan untuk mengantisipasi 63 | Mewujudkan Pelayanan Prima di RS Bhayangkara Lumajang
64 adanya hal yang tidak diinginkan. Itu merupakan inovasi yang membuat RS Bhayangkara Lumajang menjadi fasilitas kesehatan (faskes) yang sigap akan terjadinya hal yang tidak terduga. Sampai sekarang, program Pos Pam ini menjadi percontohan bagi faskes lainnya. Satgasnu di embong Kembar Pos Pam di Masjid Labruk dalam Rangka Bulan Ramadhan 64 | Mewujudkan Pelayanan Prima di RS Bhayangkara Lumajang
65 65 | Mewujudkan Pelayanan Prima di RS Bhayangkara Lumajang
65 BAB 3. 3BERAGAM INOVASI RS BHAYANGKARA LUMAJANG A. Teller BRI 24 Jam Program Inovasi RS Bhayangkara Lumajang dengan PT Bank BRI Indonesia adalah Teller 24 Jam di rumah sakit , Dimana ini merupakan salah satu program BRI yaitu program e-Hospital ini adalah dengan menempatkan teller BRI di kasir-kasir rumah sakit, baik kasir pembayaran perawatan, pemeriksaan maupun kasir apotek rumah sakit. Di mana dengan menggunakan teller BRI, maka transaksi akan langsung masuk ke rekening pihak rumah sakit. Ketika dana akan digunakan bisa langsung melalui transfer. Dengan begini rumah sakit bisa mengelola keuangan secara akuntabel 65 | Mewujudkan Pelayanan Prima di RS Bhayangkara Lumajang
66 B. CMS (Case Management System) Cash Management System BRI (CMS BRI) adalah salah satu jenis jasa layanan pengelolaan keuangan yang ditujukan untuk nasabah non-perorangan (perusahaan/lembaga) di mana nasabah yang bersangkutan dapat melakukan pengelolaan keuangannya langsung melalui fasilitas online. Dalam kesempatan itu RS Bhayangkara Lumajang bekerja sama dengan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dimana BRI menggandeng sejumlah Rumah Sakit untuk menerapkan layanan E-Hospital, salah satunya RS Bhayangkara Lumajang. \"E-Hospital BRI ini merupakan layanan terintegrasi antara rumah sakit dan Bank BRI untuk memudahkan pasien melakukan pembayaran tagihan rumah sakit secara online dimana saja, baik di teller, maupun e-channel Bank BRI, seperti ATM (Anjungan Tunai Mandiri), EDC (Electronic Data Capture), Internet Banking BRI, maupun Mobile Banking BRI,\" 66 | Mewujudkan Pelayanan Prima di RS Bhayangkara Lumajang
67 C. PAYROLL Bersama dengan PT Bank BRI, RS Bhayangkara Lumajang menjalin kerjasama fasilitas jasa layanan. Dengan kerjasama ini membuka rekening giro atas nama rumah sakit dan layanan pick up service. Piihaknya berharap, dengan kerjasama ini, kedua belah pihak bisa saling membantu kinerja satu sama lain, serta memudahkan rumah sakit dalam pengelolaan keuangan, kerjasama ini juga bertujuan untuk meningkatkan komitmen dan sinergi antara kedua belah pihak dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan koordinasi di bidang penyediaan dan pemanfaatan jasa layanan dan produk perbankan. Dengan sistem ini PT Bank BRI siap melayani penyelenggaraan gaji/payroll serta layanan pembiayaan bagi seluruh pegawai Rumah Sakit Bhayangkara Lumajang. D. Go Lab Dengan adanya target dari Kementerian Keuangan untuk meningkatkan jumlah pendapatan rumah sakit, RS Bhayangkara Lumajang memikirkan dan menciptakan inovasi layanan baru agar kunjungan pasien dapat lebih ditingkatkan lagi, yang akan berdampak pada peningkatan pendapatan rumah sakit. Maka terciptalah inovasi berupa Go Lab, yang memungkinkan pasien berkomunikasi dengan petugas laboratorium rumah sakit. Dari komunikasi ini, petugas laborat menuju ke lokasi pasien tersebut untuk melakukan pemeriksaan dan pengambilan sampel 67 | Mewujudkan Pelayanan Prima di RS Bhayangkara Lumajang
68 tertentu untuk dibawa dan diperiksa ke laboratorium. Hasil pemeriksaan tersebut kemudian dikirimkan kepada pasien bersangkutan via WhatsApp agar pasien mengetahui kondisinya. Inovasi Go Lab ini merupakan nilai lebih RS Bhayangkara Lumajang di mata masyarakat, serta promosi secara tidak langsung agar masyarakat lebih mengenal dan lebih dekat dengan RS Bhayangkara Lumajang. Petugas Go Lab E. APM (Anjungan Pendaftaran Mandiri) 68 | Mewujudkan Pelayanan Prima di RS Bhayangkara Lumajang
69 Karena tuntutan dan keharusan dalam memberikan pelayanan kesehatan yang maksimal dan prima serta untuk meningkatkan respon time pelayanan serta mengestimasi jumlah kebutuhan kertas padahal lahan rumah sakit tidak mencukupi untuk membangun gedung Rekam Medis,. APM (Anjungan Pendaftaran Mandiri) APM adalah mesin yang digunakan untuk mempermudah pasien dalam mengakses layanan di rumah sakit mulai jadwal praktek dokter dan mendaftar sendiri serta leluasa untuk melihat info kamar serta tarif biaya dimasing- masing kamar rawat inap. F. RME (Rekam Medis Elektronik Rawat Jalan) RME RJ berfungsi untuk mengestimasi kebutuhan kertas yang dulunya data medis yang tertulis di Rekam Medis pasien beralih ke Rekam Medis Elektronik khusus pasien baru rawat jalan. Peningkatan produktivitas: penggunaan sistem RME dapat mengurangi biaya Efisiensi: sistem EMW yang diadopsi, dapat mengurangi sumber daya yang ada untuk meningkatkan kualitas pelayanan Sistem RME dapat mengintegrasikan rekomendasi berbasis bukti untuk layanan pencegahan (seperti ujian screening) dengan data pasien (seperti usia, jenis kelamin, dan riwayat keluarga) untuk mengidentifikasi pasien yang membutuhkan layanan tertentu. Sistem ini dapat mengingatkan penyedia layanan untuk menawarkan layanan 69 | Mewujudkan Pelayanan Prima di RS Bhayangkara Lumajang
70 selama kunjungan rutin dan mengingatkan pasien untuk jadwal perawatan. Sistem EMR dapat menjadi instrumen selama proses pengelolaan penyakit (untuk pasien berisiko tinggi, sistem manajemen kasus membantu koordinasi alur kerja, termasuk komunikasi diantara beberapa spesialis dan pasien) G. HEMOFILIA Guna memudahkan pasien hemofilia berobat, kini RS Bhayangkara Lumajang membuka layanan hemofilia. Karena penderita hemofilia harus berpacu dengan waktu, jika terjadi perlukaan. \"Kurangnya faktor pembeku, membuat darah yg mengalir dr luka sekecil apapun sulit berhenti. Karena itu, diupayakan fasilitas hemofilia tersedia di RS Bhayangkara Lumjang. Meski di Kabupaten Lumajang pasien Hemofilia tidak begitu banyak berkisar 12 orang, ujar kepala HMHI tersebut. Akan tetapi untuk mempermudah pasien- pasien tersebut mendapatkan penanganan daripada 70 | Mewujudkan Pelayanan Prima di RS Bhayangkara Lumajang
71 jauh-jauh ke Surabaya, di RS Bhayangkara Lumajang sudah dapat menangani. Memang untuk pasien hemofilia sedikit dan harga obat cukup mahal, akan tetapi dengan fasilitas BPJS Kesehatan pengobatan untuk penderita hemophilia dapat ditanggung sepenuhnya. Pak Agus selaku ayah dari pasien febri menambahkan, hemofilia merupakan jenis penyakit yang membutuhkan biaya sangat mahal. \"Pengobatan hemofilia sangat mahal dan berlangsung seumur hidup,\" kata Pak Febri. Karena itu luka sekecil apapun dapat berakibat fatal, karena darahnya tidak dapat berhenti mengucur. Jika tidak ditangani segera maka bisa berakibat fatal berupa kematian. H. BEMS (Bhayangkara Emergency Medical Service) Tidak hanya itu AKBP. dr. Ssri Handayani,M.M.R.S memikirkan sistem Emergency secara online dimana maksud tujuan beliau adalah 71 | Mewujudkan Pelayanan Prima di RS Bhayangkara Lumajang
72 untuk meningkatkan jumlah pasien serta pendapatan rumah sakit. Bhayangkara Emergency Medical Service (BEMS) merupaka inovasi beliau, dimana BEMS adalah sistem pelayanan gawat darurat dengan dukungan teknologi informasi melalui ”call center”- ”dispatching”-”ambulance”-“operation management”. Sistem ini memberikan pelayanan kegawatdaruratan medis melalui Call Center (0334) 879-6969, termasuk kecelakaan, darurat sakit, telemedicine dan maternality. Pada saat ini semua lapisan masyarakat tidak terlepas dari penggunaan smarthphone. Dengan adanya Bhayangkara Emergency Medical Service masyarakat akan dengan mudah mendapatkan konsultasi dan berbicara langsung terkait kondisi pasien hanya dengan menggunakan HP android dimana fitur ini bisa didapatkan dari playstore. Selain itu Beban biaya yang harus ditanggung masyarakat jika ingin berkonsultasi tentang layanan kesehatan cukup dengan hanya menggunakan paket data saja dan masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan akan sedikit mengurangi beban biaya karena dengan adanya aplikasi ini tidak semua sakit harus dibawa ke rumah sakit dan tidak harus mendatangkan ambulance, dengan Aplikasi BEMS ini maka masyarakat akan mendapatkan pelayanan kesehatan yang cepat, mudah dan murah (efektif, efisien dan ekonomis). 72 | Mewujudkan Pelayanan Prima di RS Bhayangkara Lumajang
73 Bhayangkara Emergency Medical Service bisa digunakan sebagai alat promosi rumah sakit yang sangat efektif sehingga diharapkan masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan menghubungi call center BEMS yang kemudian ditangani di Rumah Sakit Bhayangkara Lumajang sehingga akan meningkatkan tingkat hunian (BOR) rumah sakit menjadi sangat ideal yaitu 90 %. Dengan adanya BEMS diharapkan masyarakat akan mendapatkan pelayanan kesehatan yang mudah, cepat dan murah. 73 | Mewujudkan Pelayanan Prima di RS Bhayangkara Lumajang
74 74 | Mewujudkan Pelayanan Prima di RS Bhayangkara Lumajang
74 BAB 4. 3LEBIH DEKAT DENGAN AKBP dr. SRI HANDAYANI,M.M.R.S Darah polisi mengalir pada diri Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) dr. Sri Handayani,M.M.R.S. Dokter sekaligus perwira menengah polisi yang sejak 17 Januari 2014 menjabat sebagai Kepala Rumah Sakit Bhayangkara Lumajang,Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Timur, itu sejak kecil memang sudah berci- acita menjadi dokter polisi. Ayahnya, Inspektur Satu Purnawirawan (Iptu Purn) H. Soewadi merupakan seorang perwira pertama polisi yang terakhir menjabat sebagai Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Kedungwaru Kepolisian Resor (Polres) Tulungagung, Jawa Timur. Sri Handayani yang lahir di Makassar pada tanggal 13 Oktober 1967 merupakan anak kedua dari tiga bersaudara, 74 | Mewujudkan Pelayanan Prima di RS Bhayangkara Lumajang
75 dari pasangan Iptu Purn H. Soewadi dan Hj. Roemanti (alm). Dari tiga bersaudara itu, hanya Sri Handayani yang mengikuti jejak ayahnya sebagai polisi. “Ayah saya saat ini alhamdulillah masih sehat dan tinggal di Kediri ikut kakak saya yang pertama. Sedangkan ibu saya meninggal tahun 2006 di Kediri,” kata Handayani. Semasa hidupnya, Roemanti tidak bekerja, hanya mendampingi tugas dinas suaminya yang kadang berpindah-pindah ke berbagai daerah, termasuk ke Makassar, Sulawesi Selataan, saat Sri Handayani dilahirkan. 75 | Mewujudkan Pelayanan Prima di RS Bhayangkara Lumajang
76 Sri Handayani menyelesaikan pendidikan TK Dandangan, SD Negeri Dandangan 2, SMPN 1 Kediri, dan SMAN 2 Kediri. Setelah lulus dari SMA tahun 1986, ia melanjutkan pendidikannya ke Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (UB), Malang. Memasuki semester tujuh, ia ikut program beasiswa Sekolah Perwira (Sepa) Polri Angkatan 3 tahun 1990, dan mengikuti pendidikan kepolisian selama empat bulan di Komando Pendidikan Angkatan Laut (Kodikal) Bumimoro, Surabaya. Setelah lulus pendidikan mendapat pangkat Letnan Dua (Letda), yang sekarang Inspektur Dua (Ipda) “Saya ikut beasiswa karena ingin meringankan beban orangtua. Tapi kebetulan juga sejak kecil memang sudah sering ikut bapak saya dinas ke kantor, dan sering diajak main ke RS Bhayangkara Kediri. Jadi sejak kecil sudah sering melihat dokter polisi,” katanya. Setelah mengikuti Sepa Polri, Sri Handayani meneruskan kembali kuliahnya di Universitas Brawijaya hingga lulus tahun 1993. Setelah lulus dari Universitas Brawijaya, ia kemudian mengikuti Sekolah Kepolisian Wanita (Sepolwan) di Jakarta. Setelah pulang dari pendidikan Sepolwan dan menikah tahun 1994, Sri Handayani memulai penempatan tugas pertamanya di Seksi Kedokteran dan Kesehatan di Kepolisian Wilayah Kota Besar (Polwiltabes) Surabaya, yang beralamat di Jl. Sikatan Nomor 1 Surabaya. Polwiltabes Surabaya saat itu membawahi Kepolisian Resor Kota (Polresta) Surabaya Timur, Polresta Surabaya Selatan, Polresta Surabaya Utara, dan Polresta KP3 (Kesatuan Pelaksana Pengamanan Pelabuhan). Saat itu, Kepala Polwiltabes Surabaya dijabat oleh Komisaris 76 | Mewujudkan Pelayanan Prima di RS Bhayangkara Lumajang
77 Besar Polisi (Kombespol) Surojo Bimantoro, seorang perwira polisi cemerlang yang dalam perjalanan karirnya kemudian dipercaya menduduki jabatan puncak sebagai Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) periode 23 September 2000 sd 21 Juli 2001. Di Polwiltabes Surabaya ini, juga tersapat dua sosok polisi hebat lain, yakni Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Alex Bambang Riatmodjo dan Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Oegroseno. Alex Bambang Riatmodjo (alm) dalam karirnya pernah menjabat sebagai Kepala Kepolisian Daerah Jawa Tengah dengan pangkat Inspektur Jenderal Polisi (Irjen Pol). Sedangkan Oegroseno terakhir menjabat sebagai Wakapolri dengan pangkat Komisaris Jenderal Polisi (Komjen Pol). Sri Handayani sebagai dokter muda mengaku sangat beryukur bisa dipimpin oleh sosok polisi-polisi hebat 77 | Mewujudkan Pelayanan Prima di RS Bhayangkara Lumajang
78 tersebut. Ia mengenang, pada tahun 1998 di Polwiltabes tiada hari tanpa rapat dan siaga satu. “Ini pengalaman yang luar biasa buat saya dan terpatri pada diri saya bagaimana cara memimpin rapat yang efektif dan efisien, bagaimana cara memotivasi anggota yang sudah kecapekan dan jenuh, bagaimana membuat keputusan yang tepat setelah mendapat masukan dari para staf,” ujarnya. Setelah lima tahun berdinas di Polwiltabes Surabaya (1995- 2000), Sri Handayani mendapat tugas ke Polwil Surabaya, yang beralamat di Sepanjang, Sidoarjo. Polwil Surabaya saat itu membawahi Polres Sidoarjo, Polres Jombang, Polres Mojokerto, dan Polres Gresik. “Selama tiga tahun berdinas di sana dengan dipimpin tiga kali pergantian Kapolwil Surabaya, banyak ilmu dan pengalaman yang bisa saya sadap dari 78 | Mewujudkan Pelayanan Prima di RS Bhayangkara Lumajang
79 beliau- beliau,” kata Sri Handayani. Mulai tahun 2004, Sri Handayani pindah tugas ke Polwil Malang. “Selama bertugas di Polwil Malang saya memperoleh pengalaman yang sangat luar biasa, mulai dengan Kapolwil Kombes Pol Bambang Widaryatmo, Kombes Pol Amin Shaleh, Kombes Pol Sayaafrizal Ahiar dan Kombes Pol Rusdi Nasution. Selama berdinas di Polwil Malang saya tidak saja melaksanakan tugas sebagai dokter atau kesehatan, tetapi juga melaksanakan tugas- tugas polisi umum ataupun tugas-tugas Polwan. Banyak kegiatan di Polwil Malang yang bisa dijadikan pembelajaran. Dengan berganti- gantinnya pimpinan di Polwil Malang dengan karakter yang berbeda- beda, saya bisa mengadopsi kelebihan beliau-beliau yang luar biasa. Karena Malang merupakan kota wisata, jadi saya banyak belajar bagaimana cara menerima tamu yang baik dan bagaimana cara menjadi tuan rumah yang baik. Banyak kegiatan yang melibatkan 79 | Mewujudkan Pelayanan Prima di RS Bhayangkara Lumajang
80 stakeholders seperti kegiatan bhakti sosial, istighosah, seminar dan lomba-lomba,” kenang Sri Handayani Selama berdinas di Polwil Malang pula, ia menyempatkan untuk melanjutkan kuliahnya di Program Pascasarjana Universitas Brawijaya, dengan mengambil jurusan Manajemen Rumah Sakit, dan lulus tahun 2010. Setelah struktur Polwil likuidasi, ia mendapat tugas baru untuk memimpin RS Bhayangkara Batu. Di sini ia mulai belajar kerumahsakitan. Memulai mengurus RS Bhayangkara Batu dari nol, mulai dari izin mendirikan bangunan, izin operasional, dan lain- lain. Surat Keputusan penugasannya langsung dari Kapolri karena pada saat itu RS Bhayangkara Batu memang baru diserahkan dari Yayasan Bharata Bhakti kepada Polri, tepatnya ke Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Biddokkes) Polda Jatim. “Alhamdulillah, saya memimpin RS Bhayangkara Batu sampai akhirnya bisa lulus akreditasi. Dari Batu saya pindah ke Biddokkes Polda Jatim dan akhirnya pindah lagi ke RS Bhayangkara Lumajang pada tahun 2014 hingga saat ini,” katanya. Ia diangkat sebagai Kepala RS Bhayangkara Lumajang berdasarkan Surat Keputusan Kapolda Jawa Timur, yakni Kep/67/I/2014 tanggal 17 Januari 2014. Sri Handayani menikah dengan Drs. Prawiknyo Hadi, MBA tanggal 20 Oktober 1994. Suaminya yang berasal dari Mojokkerto itu seorang perwira menengah TNI AD yang kini berpangkat Kolonel. Usai menikah, ia mengikuti dinas suaminya di Surabaya yang saat itu berdinas di Ajendam V Brawijaya, sedangkan Sri Handayani berdinas di Seksi Kedokteran dan Kesehatan Polwiltabes Surabaya “Dinas 80 | Mewujudkan Pelayanan Prima di RS Bhayangkara Lumajang
81 suami saya berpindah-pindah di seluruh wilayah Indonesia, dan saya pun aktif di organisasi PERSIT Kartika Chandra Kirana,” tutur Sri Handayani. Pasangan ini dikaruniai 2 anak putri, yakni Lanisa Hapsari, Sked (Icha) dan Desvira Hapsari (Vira). Icha yang lahir tanggal 5 Juli 1996 dan meraih sarjana kedokteran dari Universitas Brawijaya itu saat ini sedang menjalani sebagai dokter muda ko ass di RS Syaiful Anwar Malang. Sedangkan Vira yang lahir tanggal 10 Desember 1998 saat ini sedang kuliah semester tiga di Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya. 81 | Mewujudkan Pelayanan Prima di RS Bhayangkara Lumajang
82 82 | Mewujudkan Pelayanan Prima di RS Bhayangkara Lumajang
82 BAB 5. PESAN DAN KESAN KARYAWAN RS BHAYANGKARA LUMAJANG 1. INSTALASI GAWAT DARURAT Assalammualikum warohmatullahi wabarakatuh Alhamdulilah , selama ibuk memimpin di RS Bhayangkara ini , RS bhayangkara semakin berkembang dan maju pesat dalam hitungan beberapa tahun,Mulai dari fasilitas penunjang, bangunan dan SDM. Selama ibu menjabat sebagai Karumkit ibuk sangat memperhatikan kami sehingga kami dapat menjadi lebih baik lagi, Profil ibu yang anggun, berwibawa , taat beribadah dan suka berekreasi bersama teman teman rumah sakit adalah menjadi panutan kami yang akan terus kami kenang Ibu yang sangat “ ngemong “ dan bagaimana ibu bisa memanajemen rasa marah ibu, rasa sebal ibu terhadap kami yang nakal – nakal ini menjadi sebuah nasihat yang 82 | Mewujudkan Pelayanan Prima di RS Bhayangkara Lumajang
83 tertanam di dalam hati kami. Inilah kami bu anak – anak IGD yang tidak mampu merangkai kata – kata manis selain apa yang benar – benar jujur keluar dari hati kami Dr. CANDRA NINGSIH : “ Alhamdulillah selama ibuk menjadi Karumkit, bhayangkara semakin menjadi rumah sakit yang maju, Terima kasih ibu, saya mohon maaf apabila terdapat tingkah laku dan salah kata saya yang baik disengaja maupun tidak disengaja , semoga ibuk semakin sukses di Tempat yang baru “ Dr. SRI HARSONO : “ Karumkit sebagai sosok yang professional tapi tidak kaku, hangat dalam bersikap walau itu terhadap bawahannya , selalu menjaga netralitas dan tidak berpihak Sehingga saya sebagai bawahannya merasa diperlakukan secara adildan masih banyak kesan – kesan lainnya yang bias menjadi inspirasi saya. Terimakasih dr. SRI HANDAYANI, MMRS, Tetaplah istiqomah untuk kesuksesan di akhirat maupun di dunia “ Dr. RISKA MUSTIKAWATI : “ Terimakasih atas kebijaksanaan selama memimpin di RS Bhayangkara, Terimakasih ibu telah menjadi panutan kami yang selalu hangat ketika bertemu degan kami , semoga ibu semakin suksess, amminn “ Dr. ANDRIAN PRAMANA : “ Ibuk Karumkit adalah sosok yang hangat dan berwibawa, saya sangat bangga sekaligus kagum terhadap kepemimpinan beliau, semoga ibuk akan 83 | Mewujudkan Pelayanan Prima di RS Bhayangkara Lumajang
84 tetap seperti itu di tempat yang baru dan tidak akan pernah lupa apabila bertemu di lain waktu, semoga semakin sukses bu, ammin “ Dr. RIA WULANDARI :” Semoga menjadi orang yang sukses dan selalu memberi aura yang positif pada sekitarnya , terimakasinh atas kebijaksanaannya selama menjadi Karumkit “ DIAN PUSPITASARI :” Masyallah ibuk adalah seorang figure Karumkit yang menjadi taulan saya, dibalik kesibukan ibuk sebagai Karumkit, ibu rajin beribadah, saya setuju dan sangaaaat menyukaii dengan keputusan ibu selama bulan ramadhan kemarin, yang lebih memilih focus untuk beribadah ramadhan, saya juga sangat kagum dengan ibu yang selalu hangat ke semua orang,pengalaman ke Ranu kumbolo kemarin adalah kenang- kenangan untuk saya pribadi , karena ternyata ibuk adalah sosok yang sangat hangat. Terimakasih ibu semoga sukses selalu “ TEGUH DWI : “Terimakasih atas kebijaksanaan ibu selama memimpin di RS bhayangkara selama ini Semoga ibuk semakin sukses selalu “ VINDRI SUSANTI :” Semoga karier semakin sukses dan menjadi pemimpin yang amanah, Terimakasih dan lanjutkan “ IKA FITRIYANI :” Terimakasih sudah menjadi pemimpin yang baik , ramah dan murah senyum, semoga sukses di 84 | Mewujudkan Pelayanan Prima di RS Bhayangkara Lumajang
85 tempat yang baru, jangan lupakan RS Bhayangkara Lumajang dan IGD “ QOMARIA : “ Terimakasih Ibu selama menjabat Karumkit Bhayangkara atas kebijaksanaannya demi kepentingan Rumkit, terimakasih juda hadiah sepeda pancalnya yang merupakan kenang – kenangan . pergi ke ranu kumbolo adalah pengalam pertama saya bersama ibuk. Semoga ibu ditempat yang baru lebih baik lagi ABDUL HENDRIK : “ Semoga sukses dalam karier selanjutnya , Semoga baerkah dalam menjalankan setiap pekerjaan. Terimakasih atas segala kebijaksanaannya dalam menjalankan roda kepemimpinan “ RICO IRWAN : “ Terimakasih selama ibuk memimpin RS Bhayangkara selalu memberikan contoh yang baik bagi kami, semoga sukses di tempat yang baru “ FENI FITRIANINGSIH :” Semoga menjadi orang yang sukses dan menjadi pemimpin yang bisa mengeluarkan energy positifnya selalu . terimakasih atas kebijaksanaannya Selama menjadi pemimpin di RS Bhayangkara tercintaahh “ :* HERU HUSODO :” Terimakasih bu atas kebijaksanaan ibu dalam mempin RS Bhayangkara dan menjadi panutan kami, berkat kepemimpinan ibu RS menjadi berkembang pesat “ 85 | Mewujudkan Pelayanan Prima di RS Bhayangkara Lumajang
86 2. NSTALASI REKAM MEDIS DWI BAGUS Suka: “Kita sangat bahagia setiap kali ada gathering yang diadakan bu Karumkit, sungguh sebuah kegiatan refreshing otak kita selama bekerja sehari hari, selain itu beliau merupakan pimpinan yang humble terhadap bawahannya. Semoga beliau dapat memberikan yang terbaik disetiap langkahnya dalam memimpin.” Duka: “Tidak ada celah dan kekurangan dalam beliau saat memimpin, dukanya satu satunya yaitu saat pisah kenang “dengan beliau, beliau pergi dan tidak memimpin RS Bhayangkara Lumajang lagi. 86 | Mewujudkan Pelayanan Prima di RS Bhayangkara Lumajang
87 SLAMET SANTOSO Suka: “Kita semua sangat bahagia dengan kepemimpinan beliau. Beliau mempunyai tekad yang tinggi serta taat dalam beragama. Beliau yang pantas dalam memajukan RS Bhayangkara Lumajang.” Duka: “Tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata” VERIES ANGGUN Suka: “Kepemimpinan ibu menginspirasi kami untuk selalu bekerja lebih keras dan ikhlas.” Duka: “Bu Karumkit pergi dan tidak kembali memimpin RS Bhayangkara Lumajang ini lagi.” JUNIANTO SAIFUL HUDA Suka: “Bu Karumkit keren, istimewa. Saya banggga pernah dipimpin beliau yang visioner, tangguh dan sabar. Selalu menjaga kebersamaan kita sebagai karyawan” Duka: “Beliau tidak memimpin RS Bhayangkara Lumajang ini lagi.” MARIA ULFA Suka: “Bangga atas kepemimpinan beliau. Kami bisa lebih giat dalam bekerja dan bertanggung jawab. Beliau memiliki sifat kekeluargaan” Duka: “Pisah kenang yang tak pernah terlupakan selama dalam kepemimpinan di RS Bhayangkara Lumajang” IN’AMUL NOVANDA 87 | Mewujudkan Pelayanan Prima di RS Bhayangkara Lumajang
88 Suka: “Seorang wonder women yang bisa merubah banyak hal. Perubahan banyak sekali yang terjadi di RS Bhayangkara Lumajang hingga menjadi seperti saat ini. Dibalik kelembutan sifatnya, beliau sosok yang tegas dan beribawa dalam segala hal. Mudah tersenyum dan mau menyapa bawahannya serta mengikat tali persaudaraan antar karyawan dengan menjalankan berbagai kegiatan.” Duka: “Dimana ada pertemuan pasti ada perpisahan. “ RIDNO WARISMAN Suka: “Saya merasa bangga dan senang di pimpin oleh beliau.Beliau pribadi yang sangat baik, bijaksana, tegas, religious,selalu menebar senyum ramah menyapa semua karyawan. Terimakasih ibu semoga sukses selalu. Duka: “Perpisahan” MOCHAMAD CHOIRIL Suka: “bu Sri Handayani, pemimpin yang luar biasa .. banyak perkembangan di Rs Bhayangkara Lumajang tercinta”,“seorang PEMIMPIN adalah seorang yang menghasilkan BUAH bukan menghasilkan AKAR. Duka: “Kalau Duka Tidak Ada” Yang penting bagi PEMIMPIN adalah huruf “N”, karena tanpa huruh “ N” pemimpin hanyalah “PEMIMPI” hee.. hee.. MEGA NIRWANASARI Suka: “Meskipun saya baru mengenal dan hanya sebentar saja bertemu beliau tapi bagi saya ibu adalah 88 | Mewujudkan Pelayanan Prima di RS Bhayangkara Lumajang
89 sosok wanita yang ramah dan lemah lembut. Dibalik kesederhanaan sifatnya namun tetap tegas dalam memimpin. Terima kasih untuk pertemuan singkatnya yang penuh kesan, dan tentunya terimakasih untuk perubahan – perubahan yang telah dilakukan untuk merubah rumah sakit Bhayangkara ini untuk menjadi lebih baik seperti saat ini.” Duka: “Perpisahan adalah sebuah kabar duka yang tidak menyenangkan. Semoga perpisahan tidak menjadi penghalang kita untuk tetap mempererat silahturhmi dimanapun nanti kita bertemu.” 3. INSTALASI HEMODIALISIS Assalammualikum warohmatullahi wabarakatuh Kesan kami saat Ibu memimpin pertama kali yang ada dibenak kami Ibu adalah orang asing. Sempat kami bertanya-tanya dalam hati dan sempat kami tersirat bahwa Ibu adalah orang yang tegas dan disiplin membuat kami ciut nyali. Namun, kian waktu berjalan dan hari-hari kami lalui selama kepemimpinan Ibu kami merasakan metode kepemimpinan ibu banyak memberikan inspirasi bagi kami dalam bekerja. Didalam kepemimpinan ibu ada kelembutan namun tegas ada persahabatan melalui sapaan dan ada perhatian serta persaudaraan. Mungkin kalau boleh jujur kadang kami merasa dongkol, sakit hati, marah, protes, jika ibu mengingatkan dan menegur kami, tapi setelah kami renungkan ternyata teguran-teguran ibu itu adalah bentuk kasih sayang dan perhatian ibu kepada kami agar kami bisa menjadi lebih 89 | Mewujudkan Pelayanan Prima di RS Bhayangkara Lumajang
90 baik dan professional dalam bekerja serta bisa menjadikan RS.Bhayangkara Lumajang ini lebih maju lagi. Entah apa jadinya jika ibu tidak pernah menegur atau mengingatkan kami, mungkin kami seperti anak ayam tanpa induk dan RS tidak akan bisa maju seperti sekarang ini dan tidak akan bisa menjadi RS pilihan masyarakat Ibu terimakasih karena ibu selalu mengucapkan kata “TOLONG” setiap kali ibu memberi tugas yang sebenarnya adalah tanggung jawab kami, terimakasih ibu karena ibu telah mengucapkan kata “MAAF” , saat ibu menegur, mengingatkan dan berusaha memberitahu setiap kesalahan yang telah diperbuat karena ibu ingin kami berubah menjadi lebih baik. Terimakasih ibu, karena ibu selalu mengucapkan “TERIMA KASIH” kepada kami atas hal –hal kecil yang telah kami kerjakan untuk ibu, Semoga tiga kata tersebut selalu terucap dimanapun ibu bertugas, 90 | Mewujudkan Pelayanan Prima di RS Bhayangkara Lumajang
Search
Read the Text Version
- 1
- 2
- 3
- 4
- 5
- 6
- 7
- 8
- 9
- 10
- 11
- 12
- 13
- 14
- 15
- 16
- 17
- 18
- 19
- 20
- 21
- 22
- 23
- 24
- 25
- 26
- 27
- 28
- 29
- 30
- 31
- 32
- 33
- 34
- 35
- 36
- 37
- 38
- 39
- 40
- 41
- 42
- 43
- 44
- 45
- 46
- 47
- 48
- 49
- 50
- 51
- 52
- 53
- 54
- 55
- 56
- 57
- 58
- 59
- 60
- 61
- 62
- 63
- 64
- 65
- 66
- 67
- 68
- 69
- 70
- 71
- 72
- 73
- 74
- 75
- 76
- 77
- 78
- 79
- 80
- 81
- 82
- 83
- 84
- 85
- 86
- 87
- 88
- 89
- 90
- 91
- 92
- 93
- 94
- 95
- 96
- 97
- 98
- 99
- 100
- 101
- 102
- 103
- 104
- 105
- 106
- 107
- 108
- 109
- 110
- 111
- 112
- 113
- 114
- 115
- 116
- 117
- 118
- 119
- 120
- 121
- 122
- 123
- 124
- 125
- 126
- 127
- 128
- 129
- 130
- 131
- 132
- 133
- 134
- 135
- 136
- 137
- 138
- 139
- 140
- 141