Program Studi Keahlian : TEKNIK PEMESINAN Kompetensi Keahlian : TEKNIK BUBUT Mata Pelajaran : KOMPETENSI KEJURUAN ( kk ) Kelas : XI MP Semester / Tahun : GENAP . 2019 / 2020 Guru Mata Pelajaran : Drs. BAHTIAR SILALAHI
KATA PENGANTAR Kurikulum 2013 dirancang untuk memperkuat kompetensi siswa dari sisi mengetahuan, ketrampilan dan sikap secara utuh, proses pencapaiannya melalui pembelajaran sejumlah mata pelajaran yang dirancang sebagai kesatuan yang saling mendukung pencapaian kompetensi tersebut Sesuai dengan konsep kurikulum 2013 Modul ini disusun mengacau pada pembelajaran Pendekatan Ilmiah, sehinggah setiap pengetahuan yang diajarkan, pengetahuannya harus dilanjutkan sampai siswa dapat membuat dan trampil dalam menyajikan pengetahuan yang dikuasai secara kongkrit dan abstrak bersikap sebagai mahluk yang mensyukuri anugerah Tuhan akan alam semesta yang dikaruniakan kepadanya melalui kehidupan yang mereka hadapi. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan siswa dengan Modul teks bahan ajar ini pada hanyalah usaha minimal yang harus dilakukan siswa untuk mencapai kompetensi yang diharapkan, sedangkan usaha maksimalnya siswa harus menggali informasi yang lebih luas melalui kerja kelompok, diskusi dan menyunting informasi dari sumber sumber lain yang berkaitan dengan materi yang disampaikan. Sesuai dengan pendekatan kurikulum 2013, siswa diminta untuk menggali dan mencari atau menemukan suatu konsep dari sumber sumber yang pengetahuan yang sedang dipelajarinya, Peran guru sangat penting untuk meningkatkan dan menyesuaiakan daya serap siswa dengan ketersediaan kegiatan pembelajaran pada buku ini. Guru dapat memperkaya dengan kreasi dalam bentuk kegiatan kegiatan lain yang sesuai dan relevan yang bersumber dai lingkungan sosial dan alam sekitarnya Sebagai edisi pertama, buku teks bahan ajar ini sangat terbuka dan terus dilakukan perbaikan dan penyempurnaannya, untuk itu kami mengundang para pembaca dapat memberikan saran dan kritik serta masukannya untuk perbaikan dan penyempurnaan pada edisi berikutnya. Atas konstribusi tersebut, kami ucapkan banyak terima kasih. Mudah-mudahan kita dapat memberikan hal yang terbaik bagi kemajuan dunia pendidikan dalam rangka mempersiapkan generasi emas dimasa mendatang. Lahat.Desember 2013 Penyusun, Drs. Bahtiar Silalahi
BAB I PENDAHULUAN ketrampilan serta sikap secara utuh. Tuntutan proses pencapaiannya melalui pembelajaran pada sejumlah mata pelajaran yang dirangkai sebagai satukesatuan yang saling mendukung dalam mencapai kompetensi tersebut. Modul teks bahan ajar ini berjudul “Teknik Pemesinan Bubut berisi empat bagian utama yaitu: pendahuluan, pembelajaran, evaluasi, dan penutup yang materinya membahas sejumlah kompetensi yang diperlukan untuk SMK Program Keahlian Teknik Mesin pada Paket Keahlian Teknik Pemesinan yang pada kelas XI semester 3.Materi dalam buku teks bahan ajar ini meliputi: Mesin bubut standar; Alat potong pada mesin bubut;Parameter pemotongan pada mesin;dan Proses pemesinan bubut. Buku Teks Bahan Ajar ini menjabarkan usaha minimal yang harus dilakukan oleh siswa untuk mencapai sejumlah kompetensi yang diharapkan dalam dituangkan dalam kompetensi inti dan kompetensi dasar.sesuai deng pendekatan scientific approach yang dipergunakan dalam kurikulum 2013, siswa diminta untuk memberanikan dalam mecari dan menggali kompetensi yang ada dala kehidupan dan sumber yang terbentang disekitar kita, dan dalam pembelajarannya peran guru sangat penting untuk meningkatkan dan menyesuaikan daya serap siswa dalam mempelajari buku ini. Maka dari itu, guru diusahakan untuk memperkaya dengan mengkreasi mata pembelajaran dalam bentuk kegiatan-kegiatan lain yang sesuai dan relevan bersumberdari alam sekitar kita. Penyusunan Buku Teks Bahan Ajar ini dibawah kordinasi Direktorat Pembinaan SMK Kementerian Pendidikan dan kebudayaan, yang akan dipergunakan dalam tahap awal penerepan kurikulum 2013. Buku Teks Bahan Ajar ini merupakan dokumen sumber belajar yang senantiasa dapat diperbaiki, diperbaharui dan dimutahirkan sesuai dengan kebutuhan dan perubahan zaman. Maka dari itu, kritik dan saran serta masukan dari berbagai pihak diharapkan dapat meningkatkan dan menyempurnakan kualitas isi maupun mutu buku ini.
MODUL TEKNIK PEMESINAN BUBUT KELAS XI TP 1 / XI TP 2 materi • Cutting speed • Kecepatan pemakanan/feeding • Kecepatan putaran mesin bubut/Rpm Kecepatan potong Gerakan utama pada pembubutan ialah gerakan perputaran benda kerja. Karena kecepatan gerakan utama sama dengan kecepatan sayat maka kecepatan sayat pada pembubutan adalah kecepatan melingkar. Vc = . d . n Vc = Kecepatan potong dalam m/menit (satuan metrik) atau dalam ft/min ( satuan imperial) d = Diameter benda kerja dalam mm (Metrik ) atau inchi ( imperial) n = Jumlah putaran benda kerja dalam put / men atau RPM Kecepatan potong untuk berbagai macam bahan teknik yang umum sudah diselidiki para ahli dan sudah ditabelkan. Sehingga, dalam penggunaannya tinggal menyesuaikan antara jenis bahan yang akan dibubut dengan Vc bahan tersebut pada tabel Vc bahan. Untuk bahan-bahan khusus / spesial tabel Vc-nya dikeluarkan oleh pabrik pembuat bahan tersebut. Pada tabel Vc juga disertakan jenis bahan alat potongnya. Biasanya, dikelompokkan menjadi 2 macam bahan alat potong yakni HSS (=High Speed Steel) dan karbida (=carbide) . Dari tabel Vc berikut terlihat bahwa dengan alat potong berbahan karbida kecepatan potongnya lebih cepat dibandingkan dengan alat potong HSS.
Tabel Kecepatan Potong Bahan Bahan HSS Karbida m/men Ft/min M/men Ft/min Baja lunak 18 – 21 60 – 70 30 – 250 100 – 800 (Mild Steel) Besi Tuang 14 – 17 45 – 55 45 - 150 150 – 500 (Cast Iron) Perunggu 21 – 24 70 – 80 90 – 200 300 – 700 Tembaga 45 – 90 150 – 300 150 – 450 500 – 1500 Kuningan 30 – 120 100 – 400 120 – 300 400 – 1000 90 - 180 300 – 600 Aluminium 90 - 150 300 - 500 Kecepatan Pemakanan Kecepatan pemakanan /ingsutan ditentukan dengan mempertimbangkan beberapa faktor seperti kekerasan bahan, kedalaman penyayatan, sudut-sudut sayat alat potong, bahan alat potong, ketajaman alat potong, juga kesiapan mesin yang akan dipakai. Kesiapan mesin ini dapat diartikan juga seberapa mampu mesin tersebut dapat mendukung tercapainya kecepatan pemakanan yang optimal. Disamping beberapa pertimbangan di atas, umumnya ditentukan juga kecepatan pemakanan tinggi untuk proses pengasaran dan pada proses penyelesaiannya digunakan kecepatan pemakanan rendah supaya kualitas permukaan hasil penyayatannya menjadi lebih bagus. Pada mesin bubut, sudah dipasang tabel kecepatan pemakanan atau lebih tepatnya disebut besar pemakanan dalam satuan mm/putaran. Jadi, misalnyaa pada mesin itu disetel besar pemakan 0,2 artinya pahat akan bergeser 0,2 mm jika benda kerja berputar 1 kali putaran. Makin pendek pergeseran pahat tiap kali putaran benda kerja maka kekasarannya makin rendah atau lebih halus. Tabel besar pemakanan pada mesin baru berlaku jika mesin bubut tersebut dijalankan dalam mode otomatis. Menghitung kecepatan pemakanan (=F dari kata Feeding ) F (mm/men) = F (mm/put) x n ( put/men) Menyetel kecepatan putar, potong, dan kecepatan pemakanan pada mesin. Menyetel kecepatan putar. Penyetelan tuas-tuas pengatur kecepatan putaran mesin sangat spesifik pada tiap merek atau pun tipe mesin bubut yang akan digunakan. Contoh, pada mesin bubut Colchester tipe Bantam akan disetel pada putan mesin (sumbu utama/spindel) hasil perhitungan 557,6 put/men.
Cara penyetelan : 1. Cari pada Tabel Kecepatan Putaran Mesin angka yang mendekati 557,6 yaitu 510 ; lalu perhatikan gambar tuas-tuas di atas dan di bawah angka itu. 2. Setel tuas di atas mesin yang sebelah kiri ke kiri dan yang sebelah kanan ke kanan ( caranya : tekan tuas ke bawah lalu diarahkan pemegangnya ke kiri atau ke kanan ). 3. Setel tuas kecepatan putaran mesin yang ada di bagian depan mesin ke kanan ( Caranya : tekan tuas ke depan dan geser pemegangnya ke kanan ). Penyetelan tuas-tuas tersebut mesin dalam keadaan berhenti. Menyetel kecepatan pemakanan. Menyetel kecepatan pemakanan identik dengan menyetel besarnya pemakanan pada putaran mesin tertentu. Misalnya, akan disetel besar pemakanan 0,2 mm/put Cara penyetelan : 1. Carilah angka 0,2 atau dalam tabel 0.20 2. Tarikan garis ke kiri bertemu huruf C, lalu setel tuas –1 ( atas ) ke huruf C ; 3. Tarik garis dari angka 0.20 tersebut ke atas bertemu angka 2, lalu setel tuas – 2 (bawah) ke angka 2 ; 4. Lihat kembali ke tabel dimana angka 0.20 berada. Pada kolom sebelah kiri angka tersebut ada gambar susunan roda gigi yang harus disetel untuk menghasilkan besar pemakanan disetel untuk menghasilkan besar pemakanan 0,2 mm/put tersebut, yaitu 35 – 120 – 30. 5. Bukalah kotak gigi (= gear box) disamping mesin dan setel gigi-giginya menjadi 35 –120 - 30 dengan susunan seperti tergambar apda tabel Penyetelan gigi-gigi dan tuas-tuas seperti diatas mesin harus dalam keadaan berhenti. Menghitung Kecepatan pemotongan Pada proses pembubutan Kecepatan potong merupakan kecepatan tersayatnya benda kerja hingga menghasilkan sayatan logam yang dapat berupa serbuk atau chip. Chip dapat berupa gulungan yang membentuk lingkaran yang saling menyambung. Jika gulungan tersebut dipotong sebagian hingga sesuai dengan keliling satu lingkaran penuh dari benda kerja yang telah tersayat maka panjang gulungan yang dihasilkan oleh setiap
sayatan pada tiap satuan waktu merupakan kecepatan potong pahat. Dimana panjang sayatan tersebut adalah п.d (keliling lingkaran dari benda kerja, d adalah diameter benda kerja), p adalah perioda yaitu waktu yang dibutuhkan dalam satu kali sayatan (hubungan antara perioda dan frekwensi adalah 1/p = n, n adalah jumlah dari sayatan setiap waktu atau jumlah dari putaran benda kerja setiap satuan waktu ) sehingga persamaannya menjadi : atau Jika satuan n adalah satuan radian permenit (rpm) dan diameter benda dalam satuan mm maka rumus diatas menjadi : Sehingga
Kecepatan potong ditentukan oleh : 1. Bahan Benda Kerja Bahan benda kerja berpengaruh pada harga kecepatan potong semakin keras benda kerja semakin rendah kecepatan potongnya dan berlaku sebaliknya semakin lunak benda kerja semakin besar kecepatan potongnya. 2. Jenis Alat Potong Alat potong yang memiliki kekerasan yang tinggi, maka kecepatan potongnya juga akan semakin besar demikian pula sebaliknya. 3. Besar Asutan Besar asutan adalah besar jarak pemakanan pahat dalam arah longitudinal atau membujur, semakin besar jarak pemakanan dalam arah membujur maka kecepatan potong akan semakin kecil, dan semakin kecil jarak pemakanan maka semakin besar kecepatan potongnya. 4. Kedalaman Pemotongan Kedalaman penyayatan adalah besar jarak pemakan pahat dalam arah melintang, semakin besar jarak pemakanan pahat dalam arah melintang semakin kecil kecepatan potongnya, dan semakin kecil jarak pemakanan pahat dalam arah melintang semakin besar kecepatan potongnya. 1. Contoh Soal Hasil perhitungan ditentukan n = 500 put/men F dimesin disetel pada 0,2 mm/put Berapa kecepatan pemakanannya (F dalam mm/men) Perhitungan : 2. Contoh Soal Sebuah benda kerja yang terbuat dari baja karbon dengan diameter & 90 mm akan dibubut sehingga diameternya menjadi & 40 mm. Berapa putaran mesin yang digunakan jika pahat terbuat dari HSS dan diinginkan hasil pembubutan yang halus?
Diketahui : • Diameter benda kerja, D = 90 mm • Benda kerja dari baja karbon • Pahat Dari karbida • Hasil pembubutan halus • Dari hasil pembacaan tabel kecepatan potong Cs = 70 – 90 (m/menit) diambil 90 m/menit 3.Contoh Soal Ditanyakan : n (putaran mesin) Sebuah benda kerja memiliki diameter D = 0,75 inchi, akan dibubut dengan kecepatan potong 100 feet/menit, hitung putaran mesin yang diperlukan! potong 100 feet/menit, hitung putaran mesin yang diperlukan!
Search
Read the Text Version
- 1 - 9
Pages: