Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore UROLOGI - BATU SALURAN KEMIH

UROLOGI - BATU SALURAN KEMIH

Published by Siloam Jantung Diagram, 2022-10-25 04:41:20

Description: Newsletter : Batu Saluran Kemih - Oktober 2022

Search

Read the Text Version

RUMAH SAKIT JANTUNG DIAGRAM Oktober 2022 UROLOGI NEWSLETTER BATU SALURAN KEMIH UROLOGI NEWSLETTER 1

Batu Saluran Kemih Batu saluran kemih (BSK) didefinisikan sebagai pembentukan batu di saluran kemih yang meliputi batu ginjal, ureter, buli, dan uretra. Batu saluran kemih terbentuk garam dan mineral dalam urine yang menempel satu sama lain dan membentuk batu. Jika masih berkuran krikil kecil dan masih di dalam ginjal biasanya tidak menyebabkan gejala. Namun jika bertambah besar dari hari ke hari dan turun ke dalam saluran kemih ureter dan menghalangi aliran urine dapat menyebabkan nyeri dari ringan sampai berat. 1.Prevalensi dan Epidiemiologi Insiden batu tergantung geografis, iklim, etnik, pola diet dan faktor genetik. Prevalensi batu saluran kemih bervariasi mulai dari 1% sampai 20%. Pada negara maju seperti Swedia, Kanada atau Amerika Serikat, prevalensi batu juga tinggi (>10%). Di Indonesia, masalah batu saluran kemih masih menduduki kasus tersering di antara seluruhkasus urologi. Belum terdapat data angka prevalensi batu saluran kemih nasional di Indonesia. Di beberapa negara di dunia berkisar antara 1-20%. Laki-laki lebih sering terjadi dibandingkan perempuan yaitu 3:1 dengan puncak insiden terjadi pada usia 40-50 tahun. 2.Faktor Resiko Terjadinya pembentukan batu saluran kemih berkaitan dengan adanya kejadian kekambuhan sebelumnya dan hal tersebut sangat penting dalam tata laksana farmakologi dan perawatan medis pada pasien dengan batu saluran kemih. Sekitar 50% pembentukan batu saluran kemih juga dapat ditemukan kekambuhannya setidaknya 1 kali dalam seumur hidup. UROLOGI NEWSLETTER 2

Faktor risiko terjadinya pembentukan batu antara lain: • Terjadinya Batu Saluran Kemih di usia muda • Riwayat keluarga yang menderita saluran kemih • Obesitas • Genetik • Iklim panas • Kurang minum • Hiperparatiroid berhubungan dengan peningkatan penyerapan kalsium, • Sindrom metabolik • Factor lingkungan seperti daerah beriklim tropis dan tinggi di air yang tinggi kalsium, • Diet tinggi garam • Diet tinggi oksalat seperti coklat, kacang-kacangan, bit, bayam dan teh • Pekerjaan 3.Diagnosis a. Anamnesis Keluhan pasien mengenai batu saluran kemih dapat bervariasi, mulai dari tanpa keluhan, sakit pinggang ringan hingga berat (kolik), nyeri BAK, BAK merah, BAK tidak lancar, demam menggigil sampai mual muntah. b. Pemeriksaan Fisik Untuk mengetahui adanya batu di saluran kemih, selain mendapat informasi dari pasien, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik di sekitar pinggang, perut dan kemaluan. c. Pemeriksaan Penunjang • Pemeriksaan darah • Pemeriksaan urinalisis • Ultrasonografi (USG): USG merupakan pencitraan yang awal dilakukan dengan alasan aman, mudah diulang, dan terjangkau. USG memiliki sensitivitas 45% dan spesifisitas 94% untuk batu ureter serta sensitivitas 45% dan spesifisitas 88% untuk batu ginjal. UROLOGI NEWSLETTER 3

• Foto polos abdomen (BNO) Pemeriksaan foto polos dapat membedakan batu radiolusen dan radioopak serta berguna untuk membandingkan saat follow-up. • CT Scan traktus urinarius: CT-Scan non kontras menjadi standar diagnostik pada nyeri pinggang akut. CT-Scan non kontras dapat menentukan ukuran dan densitas batu. CT-Scan dapat mendeteksi batu asam urat dan xantin. CT-Scan dapat mendiagnosis Batu Saluran Kemih dengan sensitivitas 96,6% dan spesifisitas 94,9%. • Pemeriksaan urografi intravena (IVP) Pemeriksaan urografi intravena (IVP) dapat dipakai sebagai pemeriksaan diagnostik apabila CT-Scan non kontras tidak memungkinkan. 4.Tatalaksana Terapi batu saluran kemih berdasarkan ukuran dan posisi batu serta kondisi pasien a. Terapi Konservatif • Jika batu masih berukuran kecil yaitu <5 mm dapat diharapkan batu dapat keluar spontan melalui saluran kencing dengan cara banyak minum air putih dan perbanyak olahraga. Namun tingkat keberhasilan keluarnya batu sangat dipengaruhi oleh uku- ran, bentuk, lokasi batu dan berapa lama batu di saluran kemih. • Terapi pertama adalah pemberian medikamentosa untuk meredakan nyeri, obat yang biasa digunakan adalah golongan Non Steroid Anti Inflammatory Drugs (NSAIDs), atau Paracetamol. UROLOGI NEWSLETTER 4

• Medical Explusive Therapy (MET) dapat membantu mengeluarkan batu yaitu dengan obat golongan alpha blocker (tamsulosin). Pemberian obat ini paling efektif pada batu ureter distal dengan ukuran <5 mm dan diharapkan dapat keluar spontan. • Observasi batu ginjal, terutama di kaliks, bergantung pada riwayat perjalanan penya- kit. Saat ini, suatu studi prospektif menyarankan dilakukan observasi tahunan untuk batu kaliks inferior yang tidak bergejala dengan ukuran <10 mm. • Bila terdapat pertambaha ukuran batu, interval follow-u perlu diperpendek. Intervens disaranka apabila batu bertambah ukurannya >5 mm. b. ESWL (Ekstracorporeal Shock Wave Lithotripsy) • ESWL merupakan Tindakan menghancurkan batu dengan menggunakan gelombang kejut dari luar tubuh. Batu dipecahkan menjadi butiran halus yang keluar bersama air seni. • Prosedur ESWL ini dilakukan pada batu berukuran kurang dari 2 cm dengan fung- si ginjal yang baik dan tidak ada sumbatan/ obstruksi pada distal dari posisi batu. Prosedur ESWL ini dilakukan tanpa pembiusan dan tidak memerlukan rawat inap. c. Ureterorenoscopy (URS) dan litotripsi Merupakan Tindakan dengan memasukkan alat URS melalui saluran kencing (uretra) ke dalam ureter untuk secara langsung menemukan dan menghancurkan batu di ureter. UROLOGI NEWSLETTER 5

d. Cystoscopy lithotripsy Merupakan Tindakan dengan memasukkan alat cystoscope melalui urethra ke dalam kandung kemih untuk memecahkan batu buli -buli. e. Percutaneous nephrolithotomy (PCNL) Merupakan Tindakan dengan cara mengakses ginjal langsung melalui sayatan di kulit di pinggang kurang lebih 1-2 cm, memasukkan alat nephroscope, lithotripter untuk mengambil atau menghancurkan batu di ginjal. f. Operasi Terbuka (Pembedahan) • Pada kasus batu yang kompleks, termasuk batu staghorn baik parsial maupun komplit, dapat dilakukan dengan PCNL. Namun pada keadaan tertentu dima- na pendekatan secara perkutan atau berbagai macam Teknik endourologi tidak berhasil, maka operasi terbuka dapat digunakan sebagai tatalaksana alternatif. • Tindakan operasi melalui bedah terbuka masih dapat dilakukan pada ka- sus batu yang besar dan kompleks atau batu yang sangat keras. Peng- gunaan ESWL dan operasi endourologi (URS dan PCNL) secara sig- nifikan menurunkan indikasi untuk dilakukannnya operasi terbuka. UROLOGI NEWSLETTER 6

Batu kandung kemih Batu ginjal 5.Pencegahan • Menghindari dehidrasi dengan minum air 2,5-3 liter per hari dan diusahakan produksi urin 2,0-2,5 liter per hari • Diet tinggi sayur dan serat, kalsium 1-1,2 gr/hari, batasi garam (NaCl) 4-5 gr/hari, batasi protein hewani 0,8-1,0 gr/kg/hari • Tingkatkan konsumsi sitrat seperti lemon dan jeruk. • Perbanyak makan sayuran hijau yang banyak mengandung magnesium. • Hindari minuman seperti kopi, teh dan soda • Diet protein secukupnya (proporsi sebesar kepalan tangan atau protein 0,8-1 gr/kgBB/ hari) • Aktivitas harian yang cukup • Menjaga berat badan yang ideal Daftar Pustaka 1.Rasyid N, Duarsa GWK, Atmoko W, Noegroho BS, Daryanto B, Soebhali B, et al. Panduan Penatalaksanaan Klinis Batu Saluran Kemih. Jakarta. Ikatan Ahli Urologi Indonesia. 2018 2.Skolarikos A (Chair), Neisius A, Petrík A, Somani B, Thomas K, et al. European Association of Urology Guidelines on Urolithiasis. 2022. dr. Bernard Partogu, SpU Dokter Spesialis Urologi UROLOGI NEWSLETTER 7

UROLOGI NEWSLETTER 8


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook