["ETAPE 3 Optimisme","Bintang Tamu : Puisi Buku Tamu Museum Perjuangan Karya Taufiq Ismail Aku Melihat Indonesia - Sebuah Refleksi Anak Negeri (Video) Menampilkan Yori Antar & Putri Handayani Puisi Doa ke 78 Kemerdekaan Karya Prof. Dr. Ibrahim Gibra Puisi Negeri Seribu Kisah Karya Ir. Indy Hardono, M.B.A Lagu Syukur Andien Lagu Gemilang Andien Medley Lagu Nasional : Hymne Kemerdekaan, Hari Merdeka, Tanah Air Paduan Suara Alumni UI Lagu Damai Andien Foto Bersama","Penulis Taufiq Ismail Buku Tamu Musium Perjuangan Pada tahun keenam Begitulah aku berjalan pelan-pelan Setelah di kota kami didirikan Dalam musium ini yang lengang Sebuah Musium Perjuangan Dari lemari kaca tempat naskah-naskah berharga Datanglah seorang lelaki setengah baya Kesangkutan ikat-ikat kepala, sangkur-sangkur Berkunjung dari luar kota berbendera Pada sore bulan November berhujan Maket pertempuran dan menulis kesannya di buku tamu Dan penyergapan di jalan Buku tahun keenam, halaman seratus-delapan Kuraba mitraliur Jepang, dari baja hitam Jajaran bisu pestol Bulldog, pestol Colt Bertahun-tahun aku rindu Untuk berkunjung kemari PENGOEMOEMAN REPOEBLIK yang mulai berdebu Dari tempatku jauh sekali Gambar lasykar yang kurus-kurus Bukan sekedar mengenang kembali Dan kuberi tabik khidmat dan diam Hari tembak-menembak dan malam penyergapan Pada gambar Pak Dirman Di daerah ini Mendekati tangga turun, aku menoleh kembali Bukan sekedar menatap lukisan-lukisan Ke ruangan yang sepi dan dalam Dan potret-potret para pahlawan Jendela musium dipukul angin dan hujan Mengusap-usap karaben tua Kain pintu dan tingkap bergetaran Baby mortir buatan sendiri Di pucuk-pucuk cemara halaman Atau menghitung-hitung satyalencana Tahun demi tahun mengalir pelan-pelan Dan selalu mempercakapkannya Deru konvoi menjalari lembah Alangkah sukarnya bagiku Regu di bukit atas, menahan nafas Dari tempatku kini, yang begitu jauh Untuk datang seperti saat ini Di depan tugu dalam musium ini Dengan jasad berbasah-basah Menjelang pintu keluar ke tingkat bawah Dalam gerimis bulan November Aku berdiri dan menatap nama-nama Datang sore ini, menghayati musium yang lengang Dipahat di sana dalam keping-keping alumina Sendiri Mereka yang telah tewas Menghidupkan diriku kembali Dalam perang kemerdekaan Dalam pikiran-pikiran waktu gerilya Dan setinggi pundak jendela Di waktu kebebasan adalah impian keabadian Kubaca namaku di sana..... Dan belum berpikir oleh kita masalah kebendaan Penggelapan dan salahguna pengatasnamaan","\u201cAku Melihat Indonesia - Sebuah Refleksi Anak Negeri\u201c (Video) Yori Antar, Pendekar Arsitektur Tradisional Nusantara Putri Handayani, Perempuan Pendaki Puncak-Puncak Gunung Dunia Yori Antar Putri Handayani","Penulis Pembaca Prof. Dr. Gufran Ali Ibrahim Dr. Arlin Hartoyo, M.Si. Doa ke 78 Kemerdekaan Tuhan pemberi kasih sayang bebaskanlah kami dari penjara saling benci. Tuhan pemilik kebenaran merdekakanlah kami dari tabiat buruk berkabar bohong. Tuhan pencipta warna-warni satukanlah kami dalam kebinekaan Indonesia Tuhan pencipta keindahan alam ajari lagi kami adab menjaga hutan Indonesia laut Indonesia Tuhan : meski sering saling membenci berbohong lupa warna-warni abai menjaga hutan dan laut kami sangat mencintai Indonesia.","Penulis Pembaca Ir. Indy Hardono, M.B.A Dra. Antoinette Wiranadewi Ludi Negeri Seribu Kisah Kenapa kau anak negeri? Yang kau hujat adalah dirimu sendiri Negeri ini adalah kisah tentang keayuan pantai dan Yang kau cerca adalah dirimu sendiri keagungan ngarai Yang kau lempar telur busuk adalah wajahmu Namun juga kisah tentang kepongahan sendiri Yang kau tebas adalah kepalamu sendiri Negeri ini adalah kisah beribu emas dan intan Namun juga kisah tentang kebodohan Kenapa bukan engkau di ruang kemudi? Kenapa bukan engkau penentu koordinat tujuan? Negeri seribu kisah Tujuh puluh delapan tahun merdeka jangan kau Seribu pendar nol kan dengan perpecahan Juga seribu kelam Seratus lima belas tahun bangkit jangan kau campakkan dengan kenistaan dan Negeri yang hanya dipijak namun tak dijunjung banyolan kesiangan Negeri yang hanya disanjung namun tak direngkuh Negeri ini negeri 1000 kisah Kenapa kau anak negeri? Kita lah si pembuat dan pelakon kisah Kenapa kau dera terus tanah ini dengan mega egomu Bukan mereka! Dengan kepicikan dan nafsu tak berbatasmu Kita lah penentu kisah negeri tercinta Kenapa kau anak negeri? Indy Hardono, 22 Mei 2019 Mengapa kau jadikan negeri seperti kisah sabung ayam Siapa si petaruh? Siapa yang bermandi darah? Kemana kau anak negeri? Kapan kau putar lagi episode agung bangsa? Ketika kita pegang dan peluk erat persatuan Ketika kita hanya mengenal satu kata sandi: kebangsaan Bukan cemooh, cerca Bukan libas dan tebas sesama saudara","Kerja Bareng Civitas Academica Universitas Indonesia Pelindung : Rektor Universitas Indonesia Pengarah 1 : Pengarah 2 : Pengarah 3 : Prof. Dr. Ir. Dedi Priadi, Ir. Ahmad Syafiq, DR. Ir, Didit Ratam, MBA DEA (Wakil rektor UI) M.Sc., Ph.D (Ketua Umum ILUNI UI) (Direktur DPKHA UI) Ketua Panitia : Wakil Ketua: Sekretaris : Bendahara : Dr. Arlin Hartoyo, M.Si. Prof. Dr. Ir. Riri Fitri Sari, Dr. Ade Solihat, Dr. Leila Mona Ganiem, M.M., M.Sc. S.S., M.S M.Si","Kerja Bareng Civitas Academica Universitas Indonesia Koordinator Koordinator Koordinator Publikasi & Dokum : Kemitraan & Sponsor : Panggung & Pertunjukan : Amelita Lusia, M.Si Ir. Indy Hardono, MBA Abby Krisnamurti Koordinator Koordinator Event Management : Pengisi Acara : Tim Kurasi : Idekami Dra. Antoinette W. Ludi Dr. Sunu Wasono, Communication M.Hum.","Thank You to Our Sponsor :","Konser Kemerdekaan \u201cAku Melihat Indonesia\u201d Gita Cinta Untuk Negeri Dirgahayu Republik Indonesia"]
Search