Setelah selesai menempuh waktu-waktu di bangku SMP, ia memiliki niat untuk mengikuti Seminari Wacana Bhakti (SWB) untuk mewujudkan cita-cita lamanya dimana para siswa dibimbing untuk menjadi romo. Awalnya orang tua Karel melarangnya dan tidak setuju atas cita-citanya karena takut akan masa depan Karel. Tetapi, Karel terus meyakinkan orang tuanya hingga mereka mengizinkan Karel untuk masuk ke dalam Seminari Wacana Bhakti dan mengikuti pendidikan sekolah di SMA Gonzaga. Di Seminari Wacana Bhakti, hidup Karel pun tetap tertata rapi dikarenakan jadwal yang sudah diterapkan di yayasan tersebut. Jadwalnya seperti bangun tidur, makan, bersih-bersih, waktu rohani, jam studi, hingga doa malam dan kembali tidur. Jika ada yang membawa hp atau alat elektronik lain, maka akan dititipkan kepada romo yang ada di dalam SWB. Akan tetapi, Karel memilih untuk tidak membawa alat elektronik apapun. Pendidikan di SWB juga terbagi menjadi 2 yaitu kemuridan dan karawitan. Sebelum memasuki SWB, mereka mengikuti kelas 0 sebagai perkenalan dengan yayasan tersebut. Hal ini menyebabkan mereka satu tahun diatas teman yang lain dalam SMA Gonzaga. Hingga saat ini, Karel menjalani hidupnya sebagai Seminaris di Seminari Wacana Bhakti angkatan 34 dan merupakan anggota dari SMA Kolese Gonzaga angkatan 35. Penulis : Mariska Abigail Keintjem 22
I Made Budhi Purnama Artha I Made Budhi Purnama Artha atau kerap disapa dengan Pak Made lahir di Denpasar pada 18 Februari 1973. Beliau lahir dari sepasang suami istri yaitu I Made Soka dan Sudarning. Ia merupakan anak kedua dari 3 bersaudara yang semua berjenis kelamin laki-laki. Sifat jahil, tidak bisa diam, dan mudah bergaul yang beliau miliki sudah menjadi ciri khas dalam dirinya. Masa kecil Pak Made dilewati di beberapa kota. Ia tumbuh sebagai anak yang berbahagia di lingkungan keluarga yang cukup harmonis. Walaupun ketika ia lahir, ayahnya sedang bekerja di Jakarta sehingga tidak ada sosok ayah di samping ibunya. Ayah beliau bekerja di perbankan dan beberapa kali berpindah dari Denpasar ke Lombok, kemudian ke Semarang dan pindah kembali ke Majalengka. Ketika berpindah ke Lombok, ia memiliki jam sekolah yang berbeda dengan saudaranya lalu dikombinasikan dengan kemalasannya karena tumbuh tanpa pengawasan orangtua yang pagi hari sudah berangkat bekerja. Saat kecil, ia cukup malas untuk belajar sehingga kalau kakaknya berada di rangking 1 atau 2, ia juga merupakan rangking 1 atau 2 juga tetapi dari belakang atau beliau mendapatkan rangking 30 dari 31 siswa. Uniknya, hal tersebut tidak membebaninya bahkan ia mendapatkan posisi ketua kelas karena sifatnya yang lugas dan mudah bergaul dengan guru. Hal tersebut berlanjut hingga Sekolah Menengah Pertama kelas 2, beliau tumbuh menggemari basket, malas belajar, dan berulang kali membuat orangtua prihatin dan marah hingga memecahkan bola basket yang merupakan hadiah karena lebih memilih bermain basket dibanding belajar. 1 tahun setelahnya, ia mulai merasakan tekanan karena saat itu orang tuanya pindah ke Majalengka sementara kakaknya baru saja diterima di SMA favorit yaitu SMA 3. Kakaknya yang saat itu sakit-sakitan memutuskan untuk tidak ikut pindah ke Majalengka dan ngekost. Dengan situasi seperti itu, orangtuanya menginginkan beliau untuk menjaga kakaknya sehingga mereka berdua kost di Semarang. Dengan sifat dan kebiasaan yang sama, ia kesulitan mencari sekolah dengan NEM yang rendah dan tidak mendapat kepastian akan sekolahnya nanti. Perkataan yang dilontarkan ibunya yang membuat ia sakit hati sekaligus memberikan lecutan untuk berubah adalah “kalo kamu ga dapet sekolah, kamu sekolah di Bali aja, sama Kakek aja disana.” Namun, ia terus kembali ke kebiasaan buruknya yaitu malas, sibuk main basket, dan tidak menghargai waktu yang ada hingga saat ayahnya pindah, ia menempati 1 kamar kost kecil bersama kakaknya yang sangat rajin, tekun, dan sangat pintar. Jadilah beliau menjadi malu hati karena perbedaan yang cukup kontras di antara mereka. Lama kelamaan, ia mulai terbiasa untuk berubah dan mulai menggemari belajar karena tidak ada hiburan lain selain buku juga pengaruh lingkungannya sekitarnya. Pagi, siang, dan malam hari, ia gunakan untuk belajar dengan tujuan agar berhasil masuk ke Sekolah Menengah Atas yang sama dengan kakaknya. Ketika berhasil, ia masuk dengan NEM yang pas-pasan tetapi itu memberikan pandangan ke dirinya bahwa jika menginginkan sesuatu dan kita berusaha untuk mencapainya, kita pasti
bisa. Jangan dipikirkan hasilnya, tetapi pikirkan prosesnya. Berhasil masuk ke SMA favorit, rasa bangga memenuhi dirinya dan ia kembali menekuni serta berprestasi di bidang basket sehingga sekolah sangat diimbangi dengan prestasi yang dicapai. Ia pernah memperoleh piagam ‘Siswa Berprestasi Non-Akademik’ dimana penghargaan itu menjadi olok-olok karena pertama kali dikeluarkan oleh sekolah. Selama masa SMA, beliau merasa ingin sungguh-sungguh mandiri, karena dari sebelumnya ia merasa selalu berada di bayangan sang kakak. Mandiri yang dimaksud adalah dengan mengelola hidupnya sendiri. Di tahun terakhirnya kala itu, ia sangat fokus dengan targetnya bahkan ia menyewa 1 kamar untuk belajar agar ia tidak mengganggu kakaknya. Beliau bercita-cita masuk di Universitas Gadjah Mada, namun sayangnya tidak ada satupun yang mendukung keputusannya. Bahkan saudara dan ibunya, sangat tidak percaya dan menyuruhnya mengambil swasta. Sedangkan ayahnya tidak banyak komentar tetapi beliau bisa merasakan ayahnya sangat mendukungnya. Seperti ungkapan ‘hasil tidak akan pernah mengkhianati usaha’, ia berhasil masuk Universitas Gadjah Mada bagian Ekonomi Manajemen yang dicita-citakannya dan fokusnya saat itu adalah ingin menjadi bankers Citibank yang menurutnya Citibank adalah university of bankers dan banyak lulusan Citibank yang menjadi banker unggulan. Berhasil masuk ke UGM, beliau kembali mengejar prestasi di bidang bola basket hingga akhirnya mengikuti PON di Jakarta pada 1994. Prestasi akademik yang beliau miliki juga tidak terlalu istimewa, yang ia lakukan adalah memahami dinamika kehidupan, bagaimana struggling orang lain mencari dana, berorganisasi, bersosialisasi, dan bagaimana memahami kehidupan-kehidupan di luar yang mungkin lebih tidak beruntung. Pada masa kuliah, beliau lebih menonjol dalam berorganisasi dan berkegiatan di universitas, bahkan sempat menjadi ketua unit bola basket Universitas Gadjah Mada yang saat itu merupakan unit yang sangat terpandang di lingkungan tersebut. Bukan hal yang mudah baginya dengan lingkungan yang cukup ekstrim dimana ia tinggal satu rumah bersama dengan 2 orang lainnya. Ada Mas Agus yang merupakan pemabuk dimana hari-harinya dilewati dengan mabuk-mabukan dan Mas Tomon dari Institut Seni Jakarta, berambut gondrong sepinggang tetapi memiliki pandangan dan idealilasi yang tinggi sekali. Beliau tumbuh dengan dua orang yang unik tetapi dalam pandangan orang tuanya ia salah pergaulan, namun beliau berhasil memberikan pemahaman kepada mereka bahwa “Biarkan saya berproses karena ini adalah proses saya menuju ke kedewasaan.” Menurut beliau, justru pada saat cobaan terjadi, itu akan memberikan pelajaran untuk menjadi orang yang lebih baik karena kesalahan demi kesalahan, pelajaran demi pelajaran, dan cerminan kehidupan orang lain akan memberikan perspektif kepada kita dan menjadi bekal di kehidupan kita. Pada tahun 1996, beliau akhirnya lulus dari Universitas Gadjah Mada dan berhasil membuat seluruh keluarganya bangga. Ia mulai mengirimkan lamaran ke beberapa institusi dan menerima banyak panggilan di Jakarta. Banyak wawancara sudah ia jalani hingga akhirnya ia diterima di Bank Universal dan diharuskan untuk menjalani tes kesehatan. Tes kesehatan yang ia lakukan ternyata gagal, karena hasil yang keluar sangat buruk dan didiagnosa mengidap hepatitis C. Itu merupakan cobaan dalam hidupnya karena ia sendiri sangat yakin bahwa ia telah hidup dengan sangat sehat. Selama 3 bulan, Ia beristirahat dan mencoba melakukan terapi untuk penyakitnya tersebut. Setelah waktu berlalu, ia diterima di EXIMBANK dan disitulah karirnya
dimulai. Ia pernah menjalani Program Pendidikan Calon Tenaga Pimpinan (PCTP) dan merupakan lulusan terbaik di angkatannya. Dari hal tersebut, ia membuktikan keseriusannya terhadap karir dan perkembangannya. 4 tahun beliau habiskan untuk bekerja di sana hingga EXIMBANK merger dengan beberapa bank menjadi Bank Mandiri. 6 bulan setelahnya, karena terlalu banyak konflik yang terjadi dan beliau memutuskan pindah ke Reuters Limited Indonesia menjadi konsultan di Risk Management Area yang telah ia jalani selama 4 tahun. Di tahun ke-4, beliau menyadari bahwa menjadi konsultan bukanlah keahliannya sehingga ia menerima kembali ke jalannya, menjadi seorang banker. Ketika ada penawaran di project yang ia kerjakan sebagai project manager, perusahaan Deutsche Bank sangat puas dan memutuskan untuk menghirenya. Akhirnya, beliau meluangkan waktu dan mengabdi dengan Deutsche Bank selama 2 tahun hingga akhirnya pindah ke Citibank dan memberikan semua upaya terbaiknya selama 9,5 tahun. Waktu yang sangat lama sudah ia berikan, ia menemukan bahwa karirnya buntu di tempat tersebut karena atasannya selalu orang asing yang bertahun-tahun tidak pernah orang lokal. Beliau membutuhkan perkembangan dalam karirnya maka dari itu ia memutuskan untuk pindah ke Maybank. Hingga saat ini, beliau telah bekerja di Maybank selama 7 tahun dan memimpin 3 divisi yaitu Global Market, Corporate Treasury, dan Financial Institution Group. Disamping memiliki pekerjaan yang tetap, beliau juga mengimbangi stress pekerjaannya dengan melakukan sesuatu yang bermanfaat pada komunitas, salah satunya membangun 3 bisnis atau perusahaan di luar pekerjaannya. Perusahaan-perusahaan tersebut, ia buat dan inisiasi karena pemikiran atau aktivitas yang menimbulkan ide-ide bisnis yang kemudian ia realisasikan dengan bermitra dengan orang lain. 2 perusahaan sudah dijalankan di bidangnya dengan profesional sedangkan 1 perusahaan sedang dirintis dan masih dalam tahap awal. Selain itu, beliau juga aktif dalam kegiatan agama dan bertahun-tahun sudah menjadi pengurus pura khususnya dalam hal keuangan, yang cukup menyita waktunya disamping pekerjaan utamanya. Secara ekonomi, menurut beliau ekonomi keluarganya cukup. Beliau selalu menopang ekonomi keluarganya sendiri dan orangtuanya yang sudah ia lakukan sejak muda dan berlanjut hingga sekarang. Ia selalu ingat Ayahnya berulang kali berkata bahwa ”Tuhan itu tidak akan pernah berhutang, sehingga kalo kamu mendermakan kekayaan atau membantu dan membahagiakan orang lain, Tuhan itu akan membahagiakan/membantu dan memudahkan jalan kamu melebihi apa yang kamu lakukan terhadap orang lain.” Menurutnya itu adalah pelajaran yang berharga dan ingin ia tularkan kepada anak-anaknya dan banyak orang. Dari kehidupan Pak Made, banyak sekali hal yang bisa diambil sebagai pembelajaran, terutama dalam prinsipnya untuk berubah dan sifat pantang menyerahnya terhadap rintangan dan kegagalan. Walaupun dahulu ia pemalas dan masa bodoh dengan sekelilingnya, kini Pak Made memiliki segudang prestasi dan menjadi salah satu teladan bagi keluarga dan orang di sekitarnya. Penulis : Ni Luh Made Pramagita Purnamadewi 23
Anna Maria Keisha Vallerie Ketting Olivier Profile Nama lengkap: Anna Maria Keisha Vallerie Ketting Olivier Nama panggilan: Keisha Tempat Tanggal Lahir: Jakarta, 19 Juni 2006 Pendidikan: - TK: Santo yosef - SD: Permata Bunda Cibubur - SMP: Bunda Hati Kudus - SMA: Kolese Gonzaga - Agama: Katolik Anna Maria Keisha Vallerie Ketting Olivier yang dikenal sebagai Keisha bersekolah di SMA Kolese Gonzaga. Keisha adalah anak tertua dari keluarganya ia memiliki 2 adik, keisha yang sekarang berumur 16 tahun ini sangat senang membaca novel selain itu Keisha juga suka menulis tentang keseharian dia. Orang tua dari Keisha yang bernama Stanley Adrianus Christopher Ketting dan juga Theresia Desy Ketting Olivier memiliki profesi sebagai dokter. Ayahnya bekerja sebagai dokter bedah ia berasal dari Manado dan profesi ibu dari Keisha adalah dokter umum dan berasal dari Jogja. Keisha memiliki cita cita menjadi dokter dan ia terinspirasi dari kedua orang tuanya dan sekarang Keisha sedang mengejar cita citanya yang sudah ia impikan dari kecil. Kedua adik Keisha yang bernama Rachel Catherine Ketting Olivier Gerardo dan Maverick Ketting Olivier yang masih duduk di bangku SD. Kesibukan Keisha sekarang sebagai murid Gonzaga adalah belajar, selain belajar ia juga sibuk membangun kepercayaan diri dia untuk menambah banyak teman tidak hanya dari kelas tetapi dari teman teman yang berbeda kelas. Prestasi yang sudah ia capai selama bersekolah di SMA Kolese Gonzaga adalah dia sudah mulai bisa berpikir kritis dan bisa lebih rajin untuk belajar dan mulai mau untuk mencapai nilai yang bagus. Komunitas yang berada di Gonzaga yang sedang Keisha jalanin ada Komunitas media karena dia sangat suka mengedit dan juga menggambar. Pengalaman yang sangat ia sukai di Gonzaga adalah ia sangat suka karena teman teman yang ada di sekolah sangat membuat dia nyaman dan proses pembelajaran di Gonzaga juga sangat membantu dia untuk maju. Penulis: Putri Aurelia Romauli P 24
Biografi Roderikus Orvin Nevanto Roderikus Orvin Novanto lahir pada 29 April 2006 di Depok. Orvin merupakan seseorang yang introvert atau tidak terlalu terbuka. Saat ini ia bersekolah di Kolese Gonzaga. Orvin tinggal di tanjung barat, bersama kedua orangtua, kedua orangtuanya bekerja sebagai pegawai swasta. Orvin juga mempunya seorang adik perempuan yang bernama Cornelia Niken Anggiana atau biasa disebut Niken. Pada saat ini Niken belum mengawali pendidikannya karena usianya masih 5 tahun. Orvin mempunyai hobi yaitu bermain bola basket dan bola voli. Pemain bola merupakan cita-cita Orvin. Orvin memulai studinya saat ia berumur 6 di SD Strada. Pada saat ia beranjak ke kelas 2 SD, orvin belum mempunyai teman. Ia mulai mempunyai banyak teman saat kelas 4 SD. Pada saat beliau memulai studinya beliau mengikuti beberapa Ekskul, contohnya; melukis, paduan suara, basket dan futsal. Pada saat umur 12 beliau melanjutkan studinya di SMP Pangudi Luhur. Pada saat beliau menginjak SMP, beliau mengikuti futsal dan fotografi. Pada saat umur 15 beliau melanjutkan studinya di SMA Kolese Gonzaga. Penulis : Raphael Harris A 25
Raphael Harris Abhipraya Raphael Harris Abhipraya lahir di Depok pada tanggal 28 Juli 2006. Ia biasa dipanggil Harris. Harris merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Ia mulai masuk TK di umur 6 tahun dan mulai masuk SD umur 8 di BPK Penabur dan memasuki SMP di umur 12. Harris memiliki adik bernama Gabrielle Galih Waranggani yang berumur 12 tahun. Adiknya bersekolah di Citra Kasih Don Bosco. Hobi adiknya membaca dan hobi Harris bermain game. Saat kecil, harris suka bermain sepeda. Alasan Harris ingin masuk SMP BPK Penabur karena Fasilitasnya yang bagus. Cita citanya ingin menjadi pengacara. Saat SD ia memiliki hobi dan mengikuti ekstrakurikuler futsal dan robotic dan saat SMP ia mengikuti ekskul basket. Ia mengikuti ekskul dengan rajin. Harris sekarang bersekolah di SMA Kolese Gonzaga. Saat masuk di SMA Kolese Gonzaga, ia masuk ke divisi 4 saat MIG. Harris memasuki jurusan IPA dengan kelas X IPA 3. Harris ingin masuk IPA karena ia ingin mengejar cita citanya. Pengalaman ia masuk di Gonzaga menyenangkan karena ia bisa memiliki teman baik diluar maupun didalam kelas. Pengalaman yang berkesan bagi Harris saat bersekolah adalah tidak adanya senioritas di setiap sekolahnya. Penulis : Roderikus Orvin Nevanto 26
Radit dan Puluhan Pengalaman Yustinus Raditya Ariwirasta atau biasa dipanggil radit lahir di Jakarta pada tanggal 1 Juni 2006. Ia dilahirkan oleh ibunya yang bernama Maria Anna Arianti dan ayahnya yang bernama Albertus Wiweko Santosa.Ibunda radit lahir pada tanggal 29 Juli 1971 dan ayah radit lahir pada tanggal 20 November 1964. Radit merupakan anak kedua dari dua bersaudara.Ia memiliki seorang kakak perempuan bernama Renata Dyah Primahapsari yang lahir pada tanggal 27 September 2000. Semasa SD,Radit bersekolah di SD Santa Ursula BSD. Radit dari semenjak SD memang sudah mengikuti aktif kegiatan sepak bola. Ia beberapa kali telah menjuarai beberapa kompetisi seperti membawa tim sepakbola putra Santa Ursula dan klub Serpong City SS juara seperti Juara 1 Serena Cup, Juara 1 AIS Cup, Juara 1 International Cup, Juara 2 Penabur Cup, dll.Dari kecil dia memang sudah tertarik dengan kegiatan sepak bola. Tidak hanya sepak bola,Radit juga aktif bidang menulis kreatif,ia mengikuti seleksi disitu dan Radit terpilih menjadi salah satu penulis cerita terbaik. Selama SD,Radit juga mendapatkan banyak sekali pengalaman seperti mendapat banyak pengalaman bertanding dengan sekolah lain karena Radit sendiri terpilih menjadi kiper utama di tim sepak bola putra.
Masa kecil bahagia Radit Radit menjuarai kompetisi antar sekolah Semasa SMP Radit masih bersekolah di SMP Santa Ursula BSD. Pada masa SMP Radit juga memiliki segudang prestasi karena Radit merupakan siswa yang cukup aktif dalam bidang sepak bola dan juga pendidikan. Pada masa SMP ia menjadi OSIS mselama 2 periode yaitu di seksi olahraga dan pembantu umum. Semenjak itu ia menjadi sering mengikuti panitia di berbagai acara seperti menjadi Koordinator seksi di banyak acara dan yang paling membanggakan bisa menjadi Ketua Bazar SMP Santa Ursula BSD. Radit juga menekuni bidang voli dan juga sepak bola.Tepatnya di masa SMP ini, Radit mulai menekuni olahraga voli dan bisa masuk ke tim lomba SMP Santa Ursula. Radit berhasil membantu sekolahnya juara 3 voli putra di SPH Cup. Di sepakbola, radit bisa juara 3 di Laurensia Cup.
Radit dan rekan timnya menjuarai kompetisi antar sekolah Masa-masa SMP Radit juga sangat menyenangkan, salah satunya merupakan pada saat Radit menjadi Ketua Bazar dimana pada saat itu acara Bazar menjadi sebuah acara yang sangat besar karena memperingati 30 tahun Santa Ursula BSD. Disitu Radit belajar banyak bagaimana cara bertanggungjawab dan membawa sebuah tim untuk mencapai keberhasilan. Jadi,SMP merupakan masa yang indah dan penuh kenangan bagi Radit dikarenakan memiliki pengalaman panitia yang banyak dan juga menjuarai banyak kompetisi sepak bola dan juga voli. Radit melanjutkan pendidikan SMA di SMA Kolese Gonzaga. Pengalamannya belum terlalu banyak dikarenakan dia belum 1 tahun disini sehingga dia masih mencari banyak pengalaman. Pada Gonzfest yang lalu, Radit mengikuti lomba band internal bersama kawan-kawannya namun sayangnya Radit belum bisa mendapatkan juara. Radit juga mencoba untuk mengikuti tes LKI dan Radit pun lolos tahap seleksi dan berhak mengikuti LKI bersama kawannya yang lolos tahap seleksi juga. Radit mendapat banyak pelajaran dan manfaat setelah mengikuti LKI ia juga mengerti arti dari jiwa kepemimpinan.
Radit sedang kegiatan LKI bersama kawan-kawannya Radit juga sempat beberapa kali mengikuti kegiatan mini soccer gonzaga, disitu ia berkenalan dengan banyak orang baru dan juga bermain bersama teman-teman baru.Radit masih berusaha untuk mendapatkan pengalaman selama ia di gonzaga karena ia masih mempunyai 2-3 tahun lagi. Penulis: Tobias Manuel Marisi Situmeang 27
Christian Fabio Kurnia Christian Fabio Kurnia yang biasa dipanggil Fabio lahir di Jakarta, 2 Februari 2005. Fabio merupakan anak kedua dari pasangan Bapak Stanislaus Ersin dan Ibu Yeti Kusmianti. Fabio merupakan anak kedua dari dua bersaudara. Kakak perempuannya bernama Maria Octaviani Arsita. Fabio tumbuh dalam keluarga yang sederhana, bapaknya adalah pemilik sebuah salon mobil dan ibunya adalah seorang ibu rumah tangga. Sebelum bersekolah, Fabio masuk ke Playgroup Mcdonald’s lalu Taman Kanak-Kanak Kuntum Mekar, lulus tahun 2011. Saat masa kecil sampai lulus TK, Fabio lebih banyak dirawat oleh opa dan omanya. Opa dan omanya banyak mengajarkan Fabio tentang kerohanian seperti lagu-lagu rohani dan doa-doa. Opa dan omanya juga mengajarkan lagu-lagu daerah Flores kepada Fabio dan omanya mengajari Fabio bermain harmonika. Memasuki masa sekolah, Fabio masuk Sekolah Dasar Negeri Kebon Pala 05 pada tahun 2011 dan lulus pada tahun 2017. Sebelum masuk SD Fabio adalah anak yang jarang keluar rumah untuk bermain. Tetapi karena pengaruh teman-temannya di SD, ia jadi suka keluar rumah untuk bermain olahraga bersama teman-temannya. Fabio prestasi akademiknya tidak begitu menonjol di sekolah, tetapi ia dikenal aktif dan bijak oleh teman-temannya. Dari kelas 4 sampai kelas 5, Fabio mengetuai barung biru di pramuka siaga dan kemudian mengetuai regu merpati saat kelas 6. Fabio pernah berteman dengan seorang teman yang suka mencuri uang ibunya. Suatu hari, temannya ini mencuri LKS nya untuk mencontek pekerjaan. Fabio tetap berteman dengannya tetapi ia belajar untuk lebih berhati-hati dalam bergaul. Saat kelas 5, Fabio pernah mengalami kejadian yang aneh. Selangkangannya sangat sakit sampai ia tidak bisa berjalan. Fabio tidak masuk sekolah beberapa hari kemudian rasa sakit itu hilang begitu saja dan Fabio bisa kembali masuk sekolah. Setelah menerima komuni pertama, Fabio mulai ikut kegiatan misdinar dan mulai aktif di Gereja. Dalam kegiatan misdinar inilah, Fabio bertemu dengan seorang sahabat yang bertahan sampai sekarang; namanya adalah Rafael Andrew. Setelah lulus SD, Fabio masuk ke Sekolah Menengah Pertama Negeri 275 Jakarta pada tahun 2017. Saat kelas 7, Fabio menjadi wakil ketua kelas. Karena masih beradaptasi dengan sekolah baru, prestasi Fabio tidak terlalu menonjol dalam bidang akademis maupun non akademis. Ia mengikuti ekstrakurikuler basket namun hanya hadir 2 pertemuan kemudian berhenti karena merasa sangat kesulitan bermain basket sehingga menyerah. Kemudian ia mengikuti ekstrakurikuler Merpati Putih dan berhenti setelah 2 pertemuan juga karena seragamnya mahal dan Fabio takut terluka. Karena Fabio terus aktif dalam kegiatan misdinar, panggilan untuk menjadi imam mulai tumbuh walaupun disebabkan hal yang kurang baik. Panggilan Fabio untuk menjadi imam tumbuh karena romo parokinya temperamental sehingga ia terdorong untuk menggantikannya.
Saat kelas 8 Fabio memulai sebuah channel Youtube bersama temannya Hegel, Fadil, dan Moses. Channel Youtube mereka menjadi yang paling populer di SMPn 275 Jakarta saat itu. Fabio sempat berpacaran dengan teman misdinarnya. Mereka sering bertugas bersama, namun panggilannya juga semakin kuat semakin banyak dia bertugas misdinar. Hal ini membuatnya dilema. Fabio mengetahui Seminari Menengah Wacana Bhakti dari Anton, tetangganya yang merupakan seminaris Wacana Bhakti angkatan 31. Karena teman-temannya, Fabio mulai menggemari JKT48. Karena sama-sama penggemar JKT48, Fabio mulai bersahabat dengan temannya Jeferson. Mereka pergi ke teater JKT48 3 kali bersama Jeferson. Lagu-lagu JKT48 menjadi penyemangat hidup dan mood booster bagi Fabio. Karena lingkungan penggemar JKT48, Fabio menjadi lebih suka bergaul. Saat kelas 8 Bapak Stanislaus Ersin mengalami sakit. Ketika dibawa ke Rumah Sakit Polri ia divonis serangan jantung. Ketika dipindah ke Rumah Sakit Universitas Kristen Indonesia (UKI), ia divonis batu ginjal dan akhirnya menjalani operasi. Ketika menemani bapaknya di rumah sakit, lagu JKT48 membuat Fabio tetap semangat dan berpikir positif. Pada awal kelas 9, Fabio memutuskan untuk kembali mengikuti ekstrakurikuler basket. Ia mulai dapat bermain dengan baik dan memutuskan untuk lanjut mengikutinya. Fabio dapat bermain dengan sangat baik sehingga ditunjuk sebagai perwakilan sekolah untuk mengikuti Junior NBA. Fabio tidak lolos, tetapi tetap semangat bermain basket. Karena keahliannya bermain basket, Fabio sempat bingung memilih antara masuk seminari atau menjadi seorang pemain basket. Dengan 2 sahabatnya, Fabio membuat sebuah klub basket bernama Buzz Beat dan mengundang teman-teman yang lain juga. Klubnya pernah mengikuti turnamen dan berhasil menjadi juara 2. Pada bulan November 2019 Fabio mengikuti tes masuk Seminari Wacana Bhakti dan memutuskan untuk tidak melanjutkan karirnya di olahraga bola basket. Ketika pandemi mulai, Fabio menemukan banyak teman baru dari berbagai daerah di group chat misdinar di aplikasi Whatsapp. Pada waktu kelulusan, Fabio berhasil mendapat nilai akhir yang baik dan memuaskan. Fabio diterima dan akhirnya masuk Seminari Wacana Bhakti. Pada awal tahun pertama di seminari atau Kelas Persiapan Pertama (KPP), ibunya belum ikhlas Fabio masuk seminari. Beberapa lama kemudian, ibunya menjadi sangat suportif terhadap Fabio. Bapaknya tidak menaruh tekanan pada Fabio. Ia berkata bahwa yang penting fabio menjadi orang yang baik hati dan tekun. Namun ia mengingatkan bahwa selama di seminari, Fabio harus fokus pada jalan menjadi imam. Di KPP Fabio mendapat banyak teman baru yang menghabiskan hari-hari bersamanya. Fabio merasa ia telah memulai hidup baru. Mindset baru, metode belajar baru, dan pengetahuan-pengetahuan baru. Sekarang Fabio masih menjalani pendidikan calon di Seminari Wacana Bhakti di tahun kedua dan menjalani pendidikan di SMA Gonzaga kelas 10. Fabio masih menekuni hobinya bermain basket dan dianggap yang paling baik dalam bermain basket di angkatannya. Fabio sekarang menjabat sebagai koordinator bidel olahraga di seminari. Penulis: Yohanes Samuel Wojtyla 28
Tobias Manuel Marisi Situmeang Tobias Manuel Marisi Situmeang atau biasa yang dipanggil Tobi lahir di Jakarta pada tanggal 9 Januari 2006. Ia dilahirkan oleh seorang ibu yang bernama Shinta Dewi dan seorang ayah yang bernama Pahala Situmeang. Ibunya lahir di Jakarta, 22 April 1978 dan ayahnya Kebumen 9 April 1978. Tobi memiliki satu saudara kandung laki-laki yang bernama Jonas Mario Somba Situmeang. Jonas ( adik kandung Tobi) lahir tanggal 2 Juli 2009 di Jakarta. Tobias tinggal di Cibubur tepatnya di komplek perumahan Cibubur Country. Menginjak umur 5 tahun, Tobi sekolah di SD Teruna Muda di Cibubur. Di masa SD, Tobi banyak berkecimpung di dalam dunia Sepak Bola. Ia mengikuti sebuah klub yang bernama TikTak FA dan mulai mengikuti berbagai kejuaraan. Dari situ, ia mulai mendapat banyak prestasi bergengsi seperti bisa juara 1 Ramadhan Soccer Fiesta dan Juara 1 plate di kompetisi sepakbola Kuala Lumpur, Malaysia. Karena kepiawaian dan kepemimpinannya di lapangan hijau, Tobi berhasil menjadi kapten di TikTak FA dan masuk ke dalam IJL All Star. IJL merupakan liga sepakbola remaja yang cukup bergengsi di kalangan anak muda. Tobi berhasil masuk ke dalam IJL All Star yang dimana orang-orang yang berhasil masuk bukanlah pemain kelas biasa. Bisa dipastikan, bakat sepakbola bisa dibilang diatas rata-rata di kategori seusianya. Tak hanya di bidang sepakbola, di masa SDnya, Tobi berhasil menjadi juara 2 dan 3 di lomba spelling bee sekolahnya. Teruna Muda adalah sekolah berpredikat national plus yang berarti bahasa Inggris di sekolah ini cukup ditekankan. Oleh karena itu, hal itu adalah sesuatu yang membanggakan karena perlombaannya diikuti oleh seluruh murid di sekolahnya yang dimana anak-anak yang berada di sekolah itu adalah anak yang memiliki kemampuan bahasa Inggris yang sangat baik. Selain itu, di masa SDnya, Tobi berkesempatan bersama keluarganya ke berbagai negara seperti Korea dan Hongkong. Ini merupakan pengalaman yang menarik dan tak terlupakan baginya karena dari perjalanan-perjalanan itu, Tobi bisa belajar banyak hal baru dari budaya sampai bahasa. Dari perjalanan ke negara-negara tersebut, Tobi mendapat banyak sekali nilai-nilai berharga. Sudah berlalu 6 tahun Tobi berdinamika di SD Teruna Muda, ia melanjutkan pendidikan SMP nya di SMP Teruna Muda. Selama di SMP, Tobi banyak fokus bermain sepakbola. Di
bidang sepakbola, ia berhasil membawa tim nya yaitu M Private menjadi juara 1 di Bogor Junior League. Bogor Junior League juga merupakan kompetisi yang bergengsi di kalangan sepakbola remaja. Semasa SMP, Tobi mendapat sebuah pengalaman yang menarik dan terlupakan yaitu ketika ia bertamasya bersama keluarganya ke Australia. Selama perjalanan di Australia, Tobi merasa senang karena bisa belajar banyak hal baru seperti budaya, bahasa, pengetahuan, sejarah, dan nilai-nilai yang ia dapat dari negara lain. Contohnya, di Australia ia bisa melatih keterampilan berbahasa Inggrisnya karena bahasa yang digunakan di Australia adalah bahasa Inggris. Jadi mau-tidak mau ia harus bisa menyesuaikan diri dengan berbahasa Inggris. Akan tetapi, ditengah-tengah kesibukan dan dinamikanya di SMP, sayang sekali Indonesia dilanda oleh pandemi Covid-19. Di pertengahan kelas 8, Tobi harus sekolah secara online dan menjadikan itu sebagai tantangan baru yang cukup berat. Yang pada awalnya ia aktif bersosialisasi di sekolah dan lapangan hijau, secara tiba-tiba ia harus terkurung dalam rumah untuk berbulan-bulan. Tobi pada kala itu cukup sulit untuk beradaptasi karena perbedaan sistem pembelajaran yang signifikan. Ini merupakan fase yang cukup berat baginya ditambah lagi ia belum sangat menguasai teknologi. Sampai-sampai ia harus terpaksa tidak bisa merumput lagi dan akhirnya ia berhenti di dunia klub persepakbolaan. Di masa karantina ini pun Tobi harus berinteraksi dengan teman-temannya hanya sebatas via daring. Ini merupakan masa-masa yang berat baginya. Tiga tahun masa SMP sudah ia lewati, Tobi pun melanjutkan pendidikannya di SMA Kolese Gonzaga. Menurutnya, ini merupakan momentum dan suasana baru karena selama 12 tahun, ia bersekolah di Teruna Muda Cibubur dan sekarang berpindah ke SMA Kolese Gonzaga Jakarta. Sampai saat ini juga, Tobi masih berproses di SMA Kolese Gonzaga. Awal masuk di sekolah ini, Tobi sudah bisa beradaptasi karena berhasil kenalan dengan banyak murid-murid barunya. Tak hanya murid-murid di kelasnya, Tobi juga memiliki banyak teman dari kelas lain, ada yang dari jurusan IPA maupun IPS. Hal itu dikarenakan kemampuan Tobi yang memiliki jiwa sosial yang tinggi. Sejauh ini di Gonzaga, ia berpartisipasi dalam acara dan komunitas. Ia menjadi peserta lomba PUBG dalam GonzFest internal dengan rekannya yaitu Johan, Leon, dan Kevanno. Tentunya, hal yang sudah menjadi hobinya sejak menginjak bangku SD yaitu sepakbola pasti ia ikuti. Tobi ikut dalam komunitas Gonzaga FC. Gonzaga FC adalah komunitas sepakbola bagi
seluruh anggota komunitas SMA Kolese Gonzaga. Disitu Tobi mendapat banyak kesempatan untuk sparing dengan sekolah-sekolah lain dan menambah relasi pertemanannya di SMA Kolese Gonzaga. Dari banyaknya kegiatan tersebut, Tobi merasa nyaman sekolah di SMA Kolese Gonzaga meskipun banyak direalisasikannya via daring. Tobi adalah seorang yang berprestasi dan mudah berbaur. Bisa dilihat dari semua perjalanan hidupnya dari mulai sekolah sampai saat ini di jenjang SMA, ia banyak menorehkan prestasi-prestasi membanggakan terutama di bidang sepakbola. Perjalanan hidup seorang Tobias Manuel Marisi Situmeang belumlah usai. Akan masih banyak lagi segudang cerita dan peristiwa yang akan ia alami di hari-hari esok. Beliau berharap, semoga untuk kedepannya di SMA Kolese Gonzaga, ia bisa merasakan banyak pengalaman-pengalaman baru dan menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Penulis : Yustinus Raditya Ariwirasta
Kesan Pesan Setelah Menulis Biografi Letty/01 : - Kesan : Saat kita sedang mengerjakan sesuatu, pasti ada kalanya kita merasa senang karena kita dapat melatih rasa tanggungjawab, bisa mempelajari hal baru, serta dibantu oleh orang sekitar, sehingga kita menikmati segala prosesnya. Ada kalanya juga kita merasa kesal, putus asa, maupun stres karena terdapat hambatan, kendala, dan rintangan yang menghalang proses pengerjaan. Itulah yang saya rasakan saat mengerjakan tugas menulis biografi ini. Di tugas menulis biografi ini saya merasa bisa semakin dekat dengan papa saya, dan di tengah proses penulisan biografi saya sempat ditegur papa saya karena saya menambahkan bagian-bagian yang sebenarnya tidak diperlukan saat menulis biografi. Kendala yang saya alami pun merupakan rasa malas dan keinginan untuk menunda pekerjaan yang masih terdapat dalam diri saya. Untungnya, tugas biografi ini tetap dapat saya selesaikan. - Pesan : Seperti pesan dari Joya, memang betul kita harus menghargai perjalanan hidup setiap orang karena kita tidak tahu apa usaha yang sudah mereka lakukan di dalam kehidupannya. Dan juga, kita tidak tahu apa yang harus dialami oleh seseorang untuk bisa mencapai tahap yang ia peroleh saat ini. Maka, berterima kasihlah jika kita diberi kesempatan untuk mengetahui lika-liku kehidupan seseorang. Dari situ kita bisa semakin memahami orang tersebut dan termotivasi untuk mengubah diri menjadi lebih baik setelah membaca/mendengarkan biografi seseorang. Joya/10 : - Kesan : Saya senang karena bisa mengetahui lebih banyak dan lebih dalam mengenai pengalaman-pengalaman yang dilalui orang yang kita wawancarai. - Pesan : Setiap orang pastinya punya pengalaman hidup yang berbeda dan tentunya akan memberikan hasil sesuai dengan usaha dan kemampuannya, oleh karena itu hargailah perjalanan setiap orang karena kita tidak tahu apa usaha yang sudah mereka lakukan dalam kehidupannya. Johan/16 : - Kesan : Dalam proses pembuatan biografi, saya bisa dapat belajar tanggungjawab akan cerita orang lain, saya bisa belajar dari kehidupan orang lain untuk menjadi lebih baik, dan saya dapat mengetahui lebih banyak tentang kehidupan orang lain dari wawancara dan proses pembuatan biografi tersebut. - Pesan : Belajar menghargai tentang semua cerita dan apa yang dijalani orang dalam kehidupannya, belajar dari kehidupan orang lain, dan bersyukur atas semua yang telah dijalani oleh kita selama ini. Leon/20 :
- Kesan: Ketika dalam proses pembuatan biografi, rasa tanggungjawab menghampiri saya dalam menyelesaikan penulisan biografi ini. Saya juga turut berbahagia karena dapat lebih mengenal narasumber akan pengalaman-pengalaman dan hambatan-hambatan yang dialaminya, sehingga saya juga dapat memetik pelajaran-pelajaran hidup yang berguna bagi kehidupan sehari-hari. - Pesan: Belajarlah dari kesuksesan orang lain dan belajarlah dari kesalahan orang lain, karena dari situlah karakter kita dapat terbentuk menjadi karakter yang lebih baik.
Search