PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari modul 1.4 ini, banyak hal baru yang saya dapatkan. Untuk menciptakan budaya positif di kelas maupun dilingkungan sekolah tidaklah semudah yang dibanyangkan, dan butuh proses. Terlebih dahulu kita harus memahami teori tentang disiplin positif, posisi kontrol guru, kebutuhan dasar manusia, keyakinan kelas, dan segitiga restitusi. karena kesemuanya itu merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dalam menciptakan budaya positif di lingkungan sekolah. Dengan memahaminya dan mulai praktik secara berkala dari hal-hal kecil secara konsisten maka akan bisa menumbuhkan budaya positif di lingkungan sekolah.
PENERAPAN
Setelah memahami dan mempelajari modul ini terlebih dahulu saya akan mulai mempraktikkannya mulai diri sendiri dan ruang lingkup kelas secara berkala dan konsisten. Pada demonstrasi kontekstual, saya sudah mempraktikkan segitiga rstitusi di sekolah saya pada dua kaus yang berbeda terhadap dua orang murid. Hal tersebut merupakan modal awal dan sebagai pembelajaran untuk saya dalam menerapkan budaya positif di sekolah. Sebagai aksi nyata, pada bulan januari saya akan melakukan kolaborasi dengan warga SMAN Unggul Darussalam Labuhan Haji dalam memberikan pemahaman modul 1.4 budaya positif melalui pelatihan. Diharapkan dengan kegiatan tersebut bisa sebagai langkah awal dalam menumbuhkan budaya positif di SMAN Unggul darussalam Labuha Haji
TERIMA SALAM DA
AKASIH AN BAHAGIA
Jurnal Refleksi Minggu Ke-9 (JUNAEDI DONGORAN) C G P A N G K A T A N I V K A B U P A T E N A C E H S E L A T A N PERISTIWA Pembelajaran pertama dalam minggu ke-9 ini dimulai dari pre-test untuk modul 2. Selanjutnya mengerjakan mulai dari 1 diri, yaitu menjawab beberapa pertanyaan reflektif dan terkait masalah yang diberikan dalam LMS. Pembelajaran kedua adalah eksplorasi konsep, yaitu membaca konsep- konsep tentang pembelajaran berdiferensiasi, mengamati video, dan menjawab pertanyaan-pertanyaan, serta membuat Diagram Frayer Pembelajaran Berdiferensiasi sebagai gambaran pemahaman pada pembelajaran berdiferensiasi. Pembelajaran ketiga adalah ruang kolaborasi, yaitu diskusi dalam kelompok kecilsetelah pengarahan dari Bapak Fasilitator, yaitu Bapak Zulkifli, S,Pd. tentang penyusunan RPP Berdiferensiasi, dimana kelompok diminta untuk membuat sebuah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran untuk satu materi yang dapat dilih sendiri oleh anggota kelompok. RPP yang disusun akan dipresentasikan pada ruang kolaborasi bersama rekan-rekan CGP dari kelompok lain (kelompok besar). PERASAAN 2 Selama kegiatan pembelajaran pada minggu pertama dalam modul ini tentunya saya sangat senang dan bersemangat karena mendapat materi dan ilmu baru. Saya juga penasaran bagaimana menerapkan pembelajaran berdiferensiasi di dalam kelas. Mulai dari bagaimana mempersiapkan bahan ajar sampai dengan bagaimana membuat evaluasi pembelajaran. PEMBELAJARAN Setelah mempelajari modul pada minggu ini saya mendapat pengetahuan dan pembejaran baru terkait 3 pembelajaran berdiferensiasi, yaitu pembelajaran yang dibuat oleh guru yang berorientasi kepada kebutuhan individu setiap murid dan bagaimana guru merespon kebutuhan belajar tersebut. Ada 3 strategi pembelajaran diferensiasi, yaitu Diferensiasi konten, Diferensiasi Proses dan Diferensiasi Produk. Dengan segala pendekatan- pendekatan yang bisa dilakukan, yaitu dengan Kesiapan Belajar, Minat Belajar, dan Profil Belajar. Sebelum melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi terlebih dahulu harus merancang dan Menyusun RPP berdiferensiasi. PENERAPAN 4 Minggu pertama dalam mempelajari modul ini saya belum terlalu memahami pembelajaran berdiferensiasi, untuk itu saya perlu mendalami materi pada modul ini lebih dalam lagi pada minggu-minggu berikutnya. Tetapi saya akan mencoba menerapkan pembelajaran berdiferensiasi dikelas dengan mengacu pada 3 strategi pembelajaran yaitu konten, proses dan produk sesuai dengan kebutuhan belajar murid yang berdasarkan pada kesiapan belajar , minat murid dan profil belajar murid.
Jurnal Refleksi Minggu KE-10 (JUNAEDI DONGORAN) C G P A N G K A T A N I V K A B U P A T E N A C E H S E L A T A N PERISTIWA Pada minggu ke-10 ini,kegiatan pembelajaran diawalai dengan ruang kolaborasi, yaitu presentasi hasil kerja kelompok. Dalam 1 kegiatan ini, saya berinteraksi dengan rekan CGP lain, berbagi mengenai RPP berdiferensiasi yang telah disusun, dan saling memberi penguatan. Kegiatan pembelajaran dilanjutkan dengan refleksi terbimbing, yaitu menuliskan hal-hal yang dirasa sulit dan dukungan yang dibutuhkan jika harus menerapkan hal sulit tersebut. Pembelajaran selanjutnya adalah demonstrasi kontekstual, yaitu menyusun RPP berdiferensiasi sesuai mata pelajaran yang diampu. Ini adalah penerapan dari konsep- konsep yang telah dipelajari sebelumnya, yaitu diagnosis kemampuan, minat, dan profil belajar siswa, serta tiga strategi diferensiasi. Secara umum, pembelajaran minggu ini memberikan saya pemahaman dan pengalaman dalam menyusun RPP untuk memfasilitasi keragaman siswa. Dalam menyusun RPP berdiferensiasi, awalnya saya mengalami kendala dalam menetapkan strategi yang digunakan. Dengan masukan rekan CGP dan bimbingan dari fasilitator, saya bisa menyelesaikan satu RPP berdiferensiasi yang akan saya terapkan dalam pembelajaran. PERASAAN 2 Selama pembelajaran berlangsung, saya merasa bersemangat dan antusias mengikuti setiap sesi. Perasaan semangat muncul karena saya ingin tahu lebih jauh tentang pembelajaran berdiferensiasi. Hal ini membuat saya antusias mengikuti pembelajaran pada tiap sesi. Saya tertarik untuk menganalisis kebutuhan belajar siswa, menetapkan strategi diferensiasi, dan menerapkan pembelajaran berdiferensiasi di kelas. Saya merasa bersyukur karena telah sampai pada pembelajaran ini. PEMBELAJARAN Diminggu ini saya menemukan Informasi, pengetahuan dan pengalaman baru sebagai calon guru penggerak 3 pemimpin pembelajaran. Salah satu aplikasi nyata bagaimana seorang guru harus menghamba pada anak adalah mengintegrasikan pembelajaran berdiferensiasi terhadap perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian. Pembelajaran yang mengakomodir seluruh kebutuhan peserta didik dari minat, kesiapan belajar dan profil belajar peserta didik. Ada keadilan dalam bentuk yang nyata, jika lingkungan yang mana guru dan siswa berkolaborasi dalam membangun pertumbuhan dan kesuksesan bersama, dan membangun atsmosfir lingkungan kelas yang positif. PENERAPAN 4 Saya akan coba memperhatikan kemampuan siswa dalam memilih aktifitas belajar yang sesuai dengan gaya belajar yang dimiliki yang bisa membantu menghindarkan siswa dari pengalaman belajar yang tidak tepat, membosankan dan cenderung pasif. Oleh karena itu penting bagi siswa untuk memahami gaya belajar yang dimilikinya agar siswa mampu belajar secara aktif dan efektif serta dapat melakukan improvisasi setiap proses belajar. Saya juga akan lebih mempersiapakn kelas dengan kondisi siswa sampai benar- benar siap menerima pelajaran. Dan yang paling penting adalah setelah mengetahui kebutuhan belajar siswa seperti yang tersebut di atas, maka saya harus mendiferensiasikan proses, konten dan hasil belajar siswa sesuai dengan kemampuan dan potensinya.
Jurnal Refleksi Minggu KE-11 (JUNAEDI DONGORAN) C G P A N G K A T A N I V K A B U P A T E N A C E H S E L A T A N PERISTIWA 1 Pada minggu ini, yaitu minggu ke-11 kegiatan saya awalai dengan melakukan pendalaman materi terkait pembelajaran berdiferensiasi dalam persiapan elaborasi bersama instruktur. Setelah mendalami materi kemudian dilanjutkan dengan kegiatan elaborasi dengan instruktur melalui gmeet. Kegiatan berikutnya adalah melakukan konneksi antar materi dengan bekerja secara mandiri untuk menemukan keterkaitan dari materi Pembelajaran pada modul sebelumnya. Dan pada minggu ini juga saya mulai melakukan aksi nyata, dengan merevisi dan memperbaiki RPP berdiferensiasi yang telah saya susun untuk diterapkan dalam pembelajaran. 2 PERASAAN 3 Saya sangat senang dan bersyukur masih diberikan Kesehatan sejauh ini dalam mempelajari modul ini. Modul ini benar-benar memberikan pemahaman baru bagi saya bagaimana seorang guru memperlakukan muridnya dalam pembelajaran. Dengan memahami pembelajaran berdiferensiasi saya merasa bersemangat untuk melakukan pembelajaran di kelas. Selama ini saya kewalahan dalam mengatasi kemampuan murid yang heterogen dalam pemahaman dan penguasaan materi. Setelah saya memahami pembelajaran berdiferensiasi masalah tersebut mulai bisa diatasi. PEMBELAJARAN Dalam melaksankan pembelajaran di kelas, guru harus mampu memenuhi kebutuhan belajar murid. Salah satu hal yang bisa dilakukan oleh guru adalah dengan mempersiapkan pembelajaran berdiferensiasi,yaitu serangkaian keputusan masuk akal (common sense) yang dibuat oleh guru yang berorientasi kepada kebutuhan murid (Kesiapan belajar (readiness) murid, Minat murid, dan Profil belajar murid). Pembelajaran berdiferensiasi haruslah berakar pada pemenuhan kebutuhan belajar murid dan bagaimana guru merespon kebutuhan belajar tersebut. Dengan demikian, guru perlu melakukan identifikasi kebutuhan belajar dengan lebih komprehensif, agar dapat merespon dengan lebih tepat terhadap kebutuhan belajar murid-muridnya. PENERAPAN 4 Setelah melewati pembelajaran dalam modul ini saya akan berusaha untuk konsisten dalam menerapkan pembelajaran berdiferensiasi di kelas, dan belajar untuk memahami dan memenuhi kebutuhan belajar murid dalam pembelajaran. Kemudian saya akan berusaha untuk berbagi dan berkolaborasi tentang pembelajaran berdiferensiasi dengan rekan-rekan guru di sekolah khususnya di sekolah tempat saya mengajar, mulai dari membuat RPP pembelajaran berdiferensiasi sesuai kebutuhan murid, menerapkannya serta membantu mereka untuk memahami dan memenuhi kebutuhan belajar murid dalam pembelajaran.
Jurnal Refleksi Minggu KE-12 (JUNAEDI DONGORAN) C G P A N G K A T A N I V K A B U P A T E N A C E H S E L A T A N PERISTIWA Pada minggu ini, kegiatan pembelajaran pada modul 2.2 diawali dengan kegiatan eksplorasi konsep Pembelajaran Sosial dan Emosional. Dalam kegiatan ini saya mempelajari konsep Pembelajaran Sosial dan Emosional, Kesadaran Penuh (Mindfulness), cara kerja otak, teknik STOP, PSE berbasis Kesadaran Penuh (Mindfulness) dalam mewujudkan Kesejahteraan Hidup 1 (Well-Being), serta membaca bahan bacaan tentang penerapan pembelajaran sosial dan emosional (kesadaran diri, pengelolaan diri, kesadaran sosial, keterampilan berelasi, dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab). Pada hari berikutnya saya mengikuti sesi diskusi asinkron Bersama CGP lainnya, sebelum diskusi, saya membedah lima kasus yang disajikan dalam LMS, mencoba melakukan analisis dan memberikan kemungkinan-kemungkinan jawaban reflektif sesuai pemahaman yang diperoleh selama melakukan ekplorasi konsep. Dalam kegiatan diskusi di forum diskusi saya mendapat masukan dan penguatan, serta memberikan masukan dan apresiasi kepada rekan lain. 2 PERASAAN 3 Menurut saya pembelajaran Sosial dan Emosional merupakan pengetahuan yang sangat menarik dan aplikatif. Saya merasa makin antusias dan tertarik untuk mempelajarinya secara lebih mendalam. Kasus-kasus yang disajikan dalam pembelajaran kali ini membuat saya makin bersemangat untuk mendalaminya lebih jauh, karena sebagian kasusnya sangat mirip dengan kasus- kasus yang saya alami selama jadi guru. Setelah mempelajari materi ini, saya merasa sangat perlu mengelola diri dengan lebih baik, meningkatkan kesadaran sosial, keterampilan berelasi, dan belajar mengambil keputusan dengan bertangungjawab PEMBELAJARAN Proses pembelajaran selama seminggu ini memberikan banyak pengetahuan mengenai kesadaran penuh, mengelola emosi, mengelola diri, empati, keterampilan berelasi, dan pengambilan keputusan yang bertanggungjawab. Kompetensi Sosial dan Emosional ini sangat penting dalam menjalankan peran sebagai guru. Sebagai seorang guru pastinya akan sangat sering dihadapkan dengan permasalahan baik dengan siswa, rekan kerja, lingkungan masyarakat maupun keluarga yang menimbulkan ketidakstabilan emosi, dalam situasi tersebut penting bagi guru untuk mampu mengelola diri dengan lebih baik, meningkatkan kesadaran sosial, keterampilan berelasi, dan belajar mengambil keputusan dengan bertangungjawab. Saya menyadari bahwa selama ini saya belum mampu sepenuhnya menggunakan kesadaran penuh dalam melaksanakan kegiatan maupun menghadapi masalah bahkan saya seringkali terlalu reaktif terhadap suatu situasi. Pembelajaran minggu ini dapat memberikan pengalaman utamanya bagaimana pentingnya menerapkan teknik STOP secara konsisten untuk mencapai ketenangan sebelum melakukan suatu tindakan. 4 PENERAPAN Setelah belajar selama 1 minggu, saya telah memiliki cukup pengetahuan tentang pentingnya guru mengimplementasikan kompetensi sosial emosional, namun untuk dapat memberikan pengetahuan dan keterampilan yang lebih mendalam, maka dalam kegiatan pembelajaran berikutnya saya harus lebih bersemangat dan antusias mempelajarinya secara mendalam. Saya masih perlu mendapatkan pengetahuan dan keterampilan lebih mendalam tentang implementasi pembelajaran sosial emosional baik melalui kegiatan diskusi, mengamati praktik baik rekan guru, maupun dari penjelasan- penjelasan oleh fasilitator dan instruktur. Dengan mempelajari lebih dalam tentang Kompetensi Sosial dan Emosional dan praktiknya di kelas, saya akan lebih siap menghadapi berbagai situasi yang perlu respons yang tepat, dapat mengontrol diri secara matang, dapat menjalin hubungan baik dengan siswa, rekan guru, dan kepala sekolah, dapat bekerja sama dalam menjalankan tugas secara kolaboratif, serta mampu mengambil keputusan yang bertanggung jawab.
Jurnal Refleksi Minggu KE-13 (JUNAEDI DONGORAN) C G P A N G K A T A N I V K A B U P A T E N A C E H S E L A T A N PERISTIWA Pada minggu ini, minggu ke-13 kegiatan pembelajaran pada LMS dimulai dengan Ruang Kolaborasi Pembelajaran Sosial Emosional, kemudian dilanjutkan 1 dengan Unggah Hasil Kolaborasi dengan Sesama CGP, kemudian melakukan Refleksi Terbimbing Pembelajaran Sosial Emosional, dan kegiatan terakhir menyelesaiakan tugas Demonstrasi Kontekstual Pembelajaran Sosial Emosional. PERASAAN Saat mempelajari materi baru saya merasa bersyukur termasuk bagian dari perubahan karena saya jadi tahu bagaimana mengenali serta mengendalikan emosi dan 2 kesulitan, bagaimana menyikapi peserta didik dengan memunculkan rasa empati bukan penghukuman. Muncul rasa bahagia tatkala berdiskusi dengan Calon guru penggerak lain terkait materi pembelajaran Sosial emosional karena tercerahkannya pemikiran. Berbagi pengalaman pengimplementasian parktik baik yang mampu mengarahkan peserta didik untuk bahagia dan merdeka. PEMBELAJARAN Merubah mindset menambah wawasan dan pengalaman 3 harus berproses dalam menyelesaikan kesulitan, tidak reaktif akan tetapi responsif, berpikir secara matang tidak teburu-buru dan menciptakan suasan tenang dalam berpikir dan bertindak. Setelah mempelajari materi PSE ini saya jadi mengetahui bagaimana untuk mengembalikan focus dan mengintegrasikan pembelajaran social emosional dalam kelas, kegiatan sekolah dan budaya positif. Inspirasi dan motivasi diperoleh dengan berdiskusi dengan calon guru penggerak lain pada sesi diskusi dan pengerjaan PSE itu diterapkan di sekolah. PENERAPAN 4 Akan mencoba untuk mengimplementasikan pembelajaran Sosial emosional di kelas dan membagikan praktik baik ini kepada warga sekolah lainnya sehingga perubahan akan lebih cepat dirasakan murid. Perlu diadakannya kolaborasi, membuka ruang pikiran untuk berbagi ilmu pengetahuan dan pengalaman dengan seluruh warga sekolah khususnya guru-guru untuk mengciptakan ekosistem pendidikan yang berpusat pada anak dengan menerapkan pembelajaran social emosional.
Jurnal Refleksi Minggu Ke-14 (JUNAEDI DONGORAN) C G P A N G K A T A N I V K A B U P A T E N A C E H S E L A T A N PERISTIWA Pada minggu ke-14 ini saya belajar tentang coaching 1 sebagai salah satu penerapan pembelajaran yang berpihak pada murid. Dalam pembelajaran ini kegiatan diawali dengan materi Mulai dari Diri, yaitu melihat seberapa jauh saya memahami konsep coaching dalam pembelajaran di sekolah. Kegiatan berikutnya dilanjutkan eksplorasi konsep tentang coaching. Dalam kegiatan ini saya membaca materi di LMS dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang di sediakan untuk membangun pengetahuan awal saya tentang coaching. Dalam pembelajarannya saya memahami bahwa coaching merupakan interaksi dua arah yang memungkinkan orang lain yang selanjutnya disebut coachee dapat memecahkan masalahnya menggunakan potensi dan kemampuan yang dimiliki. PERASAAN 2 Minggu ini merupakan minggu pertama dalam mempelajari materi coaching. Dan materi ini merupakan hal baru buat saya. Setiap mempelajari materi baru pada LMS saya selalu merasa senang dan bersemangat, termasuk Ketika mempelajari materi Coaching ini. PEMBELAJARAN Coaching merupakan sebuah proses kolabirasi yang berfokus pada solusi, berorientasi pada hasil dan 3 sistematis. Salah satu model coaching yang bisa diterapkan dalam Pendidikan adalah Coaching Model TIRTA, merupakan akronim dari : Tujuan Umum, Identifikasi Masalah, Rencana Aksi dan Tanggung Jawab. Untuk bisa melakukan coaching dengan baik, seorang coach harus mampu berkomunikasi secara asertif, bisa menjadi pendengar aktif, mampu dalam bertanya efektif, dan bisa memberikan umpan balik positif. PENERAPAN 4 Minggu pertama dalam mempelajari modul ini saya belum terlalu memahami materi coaching, untuk itu saya perlu mendalami materi pada modul ini lebih dalam lagi pada minggu-minggu berikutnya dengan belajar secara mandiri dan berkolaborasi dengan rekan-rekan CGP, Fasilitator, dan instruktur. Untuk memahirkan saya dalam memahami dan mempraktikkan materi coaching ini, saya akan mencoba menerapkannya di sekolah saya dalam proses bimbingan terhadap murid yang mengalami/ mempunyai masalah untuk membantu mereka dalam menemukan solusi dari permasalahannya sendiri dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan reflektif.
Jurnal Refleksi Minggu KE-15 (JUNAEDI DONGORAN) C G P A N G K A T A N I V K A B U P A T E N A C E H S E L A T A N PERISTIWA Perjalanan Pendidikan Guru Penggerak saat ini telah sampai pada minggu ke-16. Saat ini, kami mempelajari modul 2.3 Coaching. Saya bersama rekan- 1 rekan CGP melakukan eksplorasi konsep secara mandiri, forum diskusi eksplorasi konsep, ruang kolaborasi Latihan coaching, dan ruang kolaborasi praktik coaching. Dalam eksplorasi konsep mandiri, saya membaca materi tentang konsep coaching, definisi coaching, mencermati video sang kancil dan burung hantu, video tentang komunikasi asertif, menjadi pendengar aktif, bertanya efektif, dan memberi umpan balik positif, serta coaching model TIRTA. Banyak pengetahuan baru yang saya dapatkan, di samping ada beberapa yang telah saya lakukan secara rutin. Dalam forum diskusi eksplorasi konsep, kami menjawab pertanyaan berdasarkan pengamatan terhadap videopraktik coaching model TIRTA, kemudian saling berbagi pengalaman, pendapat, saran, dan masukan. Tujuannya untuk saling menguatkan pemahaman CGP. Pada pembelajaran ruang kolaborasi, CGP didampingi oleh fasilitator dalam mempelajari kasus yang ada di sekolah, yaitu kasus antar siswa, antara siswa dengan guru, dan antara guru dengan kepala sekolah dan pengawas. Kami bergiliran menjadi coach, coachee, dan pengamat dalam mempraktikkan coaching model TIRTA secara virtual. Kegiatan terakhir pada minggu ini adalah menyelesaiakan tugas refleksi terbimbing, yaitu menjawab pertanyaan reflektif untuk mengetahui tingkat pemahaman terkait konsep coaching yang telah dipelajari. PERASAAN 2 Sangat senang dan antusias dalam mempelajari modul pada minggu ini. Berbagai kegiatan yang dilakukan dalam mepelajari modul ini bisa memberikan pencerahan kepada saya terkait materi pada modul ini, yatu tentang coaching yang sebelumnya pemahaman saya masih sangat kurang pada minggu pertama. Kolaborasi antar CGP dan fasilitator merupakan kegiatan yang menyenangkan bagi saya dalam menyelesaikan rangakain tugas pada LMS karena bisa saling berbagi masukan dan pengalaman. PEMBELAJARAN Pengalaman yang saya dapatkan pada pembelajaran minggu ini sangat banyak dan akan sangat berguna dalam melaksanakan tugas di sekolah. Misalnya, komunikasi asertif, sangat berguna dalam memjalin hubungan dengan rekan 3 kerja, atasan, siswa, maupun masyarakat. Dalam komunikasi asertif, saya belajar bagaimana mendengarkan lawan bicara sekaligus mengungkapkan pendapat dengan baik, santun, tanpa menyinggung lawan bicara. Teknik bertanya efektif, memberikan saya pengalaman bagaimana mengajukan pertanyaan- pertanyaan yang dapat mengidentifikasi masalah yang dihadapi, mengali potensi, menjabarkan rencana, dan menuntun tanggung jawab. Menjadi pendengar aktif, sangat penting untuk diterapkan dalam berkomunikasi untuk membuat lawan bicara merasa nyaman, merasa diperhatikan, sekaligus kita dapat menyimak, memahami, dan memberi respons atas hal yang diungkapkan. Respons yang diberikan akan berguna bagi lawan bicara jika diberikan dalam bentuk umpan balik positif. Semua keterampilan yang dipelajari, mendukung penguasaan pada coaching model TIRTA. Caching model TIRTA yang dilaksanakan dengan baik akan dapat membantu peserta didik mengetahui potensinya, menentukan rencana solusi dan mengambil tangung jawab. Hal ini penting dalam menjalankan peran sebagai guru yang menuntun murid guna mencapai kemandirian dalam hidup PENERAPAN 4 Setelah mempelajari materi coaching dengan model TIRTA, saya tertarik untuk mencoba menerapkannya dalam membantu murid menemukan jalan keluar dari masalah yang dihadapinya. Untuk meningkatkan kemampuan saya melakukan coaching, saya akan mencoba berbagi dan berkolaborasi dengan rekan guru di sekolah disamping mengasah pemahaman saya tentang coaching dengan berdiskusi dengan kawan- kawan CGP lain dan juga belajar secara mandiri melaluai berbagai media. Selain itu, saya akan mengasah kemampuan coaching, baik dengan murid maupun dengan rekan guru yang memiliki masalah. Harapannya, saya dapat membantu mereka mengidentifikasi masalah, menemukan potensi diri, merancang rencana solusi, dan komitmen dalam menjalankan rencana.
Jurnal Refleksi Minggu KE-16 (JUNAEDI DONGORAN) C G P A N G K A T A N I V K A B U P A T E N A C E H S E L A T A N PERISTIWA Bagian akhir pembelajaran modul 2.3 ini pada minggu ke-16, beberapa kegiatan yang dilakuan adalah: mengerjakan tugas 1 demonstrasi Kontekstual, Elaborasi Pemahaman bersama instruktur, Koneksi Antar Materi, dan Aksi Nyata. Pada tahap Demonstrasi Kontekstual, saya melakukan praktik coaching bersama murid di sekolah saya. Praktik berlangsung secara informal untuk menggali potensi murid sebagai coachee dalam menentukan komitmen diri menyelesaikan masalah yang dihadapinya. Kegiatan berikutnya adalah sesi elaborasi yang semakin menguatkan pemahaman saya terkait materi dan bagaimana praktik coaching dengan benar. Pada tahap elaborasi ini, pematirinya adalah Bapak Surya Herdiansyah. Pada kegiatan konneksi antar materi ini saya menyimpulkan dan menjelaskan keterkaitan materi yang diperoleh dan membuat refleksi berdasarkan pemahaman yang dibangun selama modul 2 dalam berbagai media. Dan pada minggu ini juga saya mulai melakaukan aksi nyata sebgai implementasi dari materi yang sudah dipelajari pada modul. PERASAAN Senang, Bahagia dan bersemangat itulah perasaan yang muncul pada saat dan setelah selesai menyelesaikan modul 2.3 ini. Saya sudah memahami dan bisa mempraktikkan coaching dengan 2 model TIRTA. Pada kegiatan elaborasi pemahaman bersama intruktur menurut saya merupakan suatu kegiatan yang menyenangkan karena bisa berkolaborasi bersama kawan-kawan CGP dan fasilitator dari berbagai kabupaten yang tentunya menambah wawasan terkait materi yang sedang dipelajari pada modul, yaitu materi coaching. Rasa bahagia karena bisa berbagi dengan rekan-rekan guru di sekolah terkait praktik coaching dan bersemangat untuk menerapkan dan mempraktikkan coaching dalam kegitan pembelajaran di sekolah. PEMBELAJARAN Coaching memiliki peran yang sangat penting karena dapat 3 digunakan untuk menggali potensi murid sekaligus mengembangkannya dengan berbagai strategi yang disepakati bersama. Jika proses coaching berhasil dengan baik, masalah- masalah pembelajaran atau masalah eksternal yang mengganggu proses pembelajaran dan dapat menurunkan potensi murid akan dapat diatasi. Mengingat pentingnya proses coaching ini sebagai alat untuk memaksimalkan potensi murid, guru hendaknya memiliki keterampilan coaching. International Coach Federation (ICF) memberikan acuan mengenai empat kelompok kompetensi dasar bagi seorang coach yaitu: keterampilan membangun dasar proses coaching, keterampilan membangun hubungan baik, keterampilan berkomunikasi, dan keterampilan memfasilitasi pembelajaran PENERAPAN 4 Setelah mempelajari modul ini, saya merasa punya kewajidan dan tanggung jawab untuk mengimplementasikan apa yang sudah saya dapatkan pada modul. Dalam hal ini saya akan melakukan dan membiasakan praktik coaching untuk mendukung pelaksanaan pembelajaran yang berpihak pada murid. Selain itu saya akan berusaha untuk berbagi dan menularkan ke semua rekan guru di sekolah terkait penerapan coaching agar rekan-rekan guru juga bisa menerapkannya untuk membantu murid menyelesaikan permasalahan mereka dengan menggali potensinya dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi.
JURNAL R MINGGU JUNAEDI DO CGP ANGKAT KABUPATEN ACE
REFLEKSI U KE-17 ONGORAN TAN IV EH SELATAN
1 MODEL Peristiwa 2 Perasaan
4P 3 4 Pembelajaran Penerapan
PERISTIWA
Kegiatan pada modul 3 ini diawali dengan pretest, kemudian dilanjutkan mempelajari dan mendalami paket modul 3.1 tentang Pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. Kegiatan pada minggu ini dalam modul 3.1 diawali dengan mulai dari diri untuk mengenal materi awal, kemudian dilanjutkan dengan eksplorasi konsep. Materi yang disajikan lebih banyak dalam bentuk studi kasus mengenai : dilema etika, bujukan moral, 4 paradigma dan 3 prinsip pengambilan keputusan, serta 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Pada kegiatan mulai dari diri, CGP diminta mengisi Survey tentang pemahaman dilema etika dan bujukan moral, kemudian diminta saling berdiskusi/ atau mengomentari argumen kawan-kawan CGP yang lain. Pada bagian eksplorasi konsep, CGP diarahkan untuk belajar mandiri, dengan mengerjakan beberapa tugas secara mandiri baik dari bahan bacaan maupun dari studi kasus dalam bentuk vedeo. Selain belajar mandiri CGP juga diarahkan untuk berdiskusi dan saling memberikan tanggapan terhadap argumen CGP lain pada eksplorasi konsep dan pada forum diskusi
PERASAAN
Saya sangat senang dan beruntung bisa mempelajari modul ini, karena materinya menurut saya sangat bermanfaat dan belum pernah saya dapatkan sebelumnya, yaitu tentang dilema etika, bujukan moral, 4 paradigma dan 3 prinsip pengambilan keputusan, serta 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Ditambah lagi adanya kegiatan diskusi yang menarik dengan CGP lain dan mendapat berbagi masukan yang sangat membangun dari fasilitator membuat saya semakin bersemangat. Akan tetapi ada juga rasa khawatir karena masih kewalahan membagi waktu untuk mengerjakan tugas-tugasnya. Rasa syukur kepada Allah, sampai saat ini masih diberikan kesehatan dan kekuatan dalam menyelesaiakn tugas-tugas PGP walaupun tidak tepat waktu.
PEMBELAJARAN
Kegiatan mulai dari diri dan dilanjutkan dengan kegiatan eksplorasi konsep pada modul ini membantu saya untuk memahami materi dilema etika dan bujukan moral, serta mulai bisa membedakan keduanya walau pun belum sepenuhnya bisa membedakannya. Selain itu saya mulai bisa mengambil suatu keputusan berdasarkan 4 paradigma dan 3 prinsip yang ada. Selanjutnya saya mengetahui adanya 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan, walupun belum mahir dalam penggunaannya.
PENERAPAN
Karena materi pada modul ini belum sepenuhnya saya pahami dan kuasai, untuk itu saya perlu terus belajar dan mengeksplor lebih dalam lagi terkait materi pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran, baik secara mandiri maupun berdiskusi dengan rekan CGP yang lain pada modul ruang kolaborasi dan presentasi, serta pada modul elaborasi pemahaman bersama instruktur. Dengan memahami materi pada modul ini dengan baik, tentunya akan bisa saya aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari terutama yang berkaitan dengan kegiatan pembelajaran di sekolah sehingga tidak merugikan murid. .
TERIMA SALAM DA
AKASIH AN BAHAGIA
Jurnal Refleksi Minggu KE-18 (JUNAEDI DONGORAN) C G P A N G K A T A N I V K A B U O A T E N A C E H S E L A T A N PERISTIWA Pada minggu ini kegiatan dimulai dengan kolaborasi tentang pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. Sebelum presentasi dan mengunggah tugas kelompok pada LMS setiap kelompok mencari suatu studi kasus yang berisi 1 suatu unsur dilema etika untuk didiskusikan dan dianalisis. Kegiatan berikutnya adalah mengerjakan tugas refleksi terbimbing, yaitu menjawab 4 buah pertanyaan yang akan di unggah pada LMS. Kegiatan terakhir pada minggu ini adalah menyelesaikan tugas demontrasi kontekstual. Tugas yang harus disiapkan pada demontrasi kontekstual adalah membuat jurnal monolog mengenai pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran di lingkungan tempat tugas. PERASAAN Dalam mempelajari modul ini saya sangat senang dan antusias, serta sangat beruntung masih bisa mengikuti mempelajari modul ini, karena begitu banyak hal baru yang saya dapatkan setelah 2 mempelajarinya. Minggu sebelumnya saya belum terlalu memahami tentang dilema etika, bujukan moral, 4 paradigma dan 3 prinsip pengambilan keputusan, serta 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Setelah mengerjakan tugas dan mengikuti berbagai kegiatan yang ada di LMS pada minggu ini pemahaman saya mulai terbangun terhadap hal tersebut. Rasa syukur kepada Allah, sampai saat ini masih diberikan kesehatan dan kekuatan dalam menyelesaiakn tugas-tugas PGP walaupun tidak tepat waktu. PEMBELAJARAN Banyak pembelajaran yang saya dapatkan dalam mempelajari modui ini. Ternyata dalam membuat suatu keputusan perlu 3 melakukan suatu pengujian dengan menerapkan 9 langkah untuk menentukan apakah itu merupakan bujukan moral ataukah dilema etika. Sebuah keputusan yang tepat akan menerapkan nilai-nilai kebajikan universal, berdampak jangka panjang pada murid dan dapat dipertanggungjawabkan. Materi dan kegiatan yang dilakun pada modul ini menurut saya sangat penting dan berharga bgai saya sebagai pemimpin pembelajaran yang bisa dijadikan sebagai dasar dalam menjalankan kegiatan pembelajaran yang berpihak pada murid. PENERAPAN Insya Allah pada minggu berikutnya akan dilanjutkan dengan 4 elaborasi pemahaman bersama instruktur, membuat konneksi antar materi, serta melakukan aksi nyata. Masih ada kesempatan belajar memperdalam pengetahuan terkait materi pada modul ini pada minggu berikutnya sehinga benar-benar bisa melaukan suatu aksi nyata yang bisa saya terapkan di kelas saya, kemudian bisa berkolaborasi dengan guru-guru yang ada di sekolah terkait pengambilan keputusan yang bertanggung jawab berdasarkan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan.
Jurnal Refleksi Minggu KE-19 (JUNAEDI DONGORAN) C G P A N G K A T A N I V K A B U O A T E N A C E H S E L A T A N PERISTIWA Kegiatan minggu ini diawali dengan kegiatan elaborasi pemahaman bersama instruktur, yaitu dengan Bapak Budi Santosa. Pada sesi ini terjalin kolaborasi pembelajaran dengan panduan instruktur terkait materi pengambilan 1 keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. Dengan kolaborasi antar Instruktur, fasilitator, dan CGP memperjelas pemahaman saya terkait materi tersebut. Setelah selesai sesi tersebut, saya mengarjakan tugas konneksi antar materi dengan menjawab beberapa pertanyaan sesuai dengan panduan yang ada pada LMS. Kegiatan terakhir pada minggu ini adalah melakukan aksi nyata di sekolah tempat saya bertugas terkait pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. PERASAAN Minggu ini merupakan minggu terakhir dalam menyeleaikan modul 3.1. Sangat senang dan bahagia masih bisa 2 menyelesaikan modul ini dengan baik. Begitu banyak ilmu dan pengalaman yang luar biasa selama mempelajari modul 3.1 ini. Berkolaborasi, berbagi dan melakukan aksi nyata dengan menerapkan 4 paradigma dan 3 prinsip pengambilan keputusan, serta 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan merupakan serangkaian kegiatan pada minggu ini yang menambah semangat untuk terus belajar dan berkarya. PEMBELAJARAN Pembelajaran yang bisa saya dapatkan dalam minggu ini adalah agar bisa melkaukan/ melaksankan aksinayata 3 dengan baik dan tidak membutuhkan waktu yang lama perlu benar-benar memahami materi terkait dengan aksi nyata yang akan dilakukan. Dalam hal ini, harus benar-benar memahami 4 paradigma dan 3 prinsip pengambilan keputusan, serta 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan sebelum berbagi dengan rekan guru dan melakukan aksi nyata agar kegiatan tersebut berjalan dengan lancar. PENERAPAN Setelah selesai mempelajari modul 3.1 ini tentang 4 pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran, saya berniat dan berencana menerapkannya dalam pembelajaran saya di kelas dan juga akan berkolaborasi dan berbagi kepada rekan saya di sekolah terkait pengambilan keputusan yang berpihak pada murid dengan menerapkan 4 paradigma dan 3 prinsip pengambilan keputusan, serta 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan.
Jurnal Refleksi Minggu KE-20 (JUNAEDI DONGORAN) C G P A N G K A T A N I V K A B U O A T E N A C E H S E L A T A N 1 PERISTIWA 2 Kegiatan saya dalam mempelajari modul 3.2 diawali dengan mulai dari diri, yaitu merefleksikan kembali pengetahuan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi ekosistem sekolah dan peran pemimpin dalam pengelolaan sekolah serta merefleksikan hasil jawaban mengenai pengetahuan awal tentang materi pada modul ini. Kegiatan selanjutnya adalah eksplorasi konsep mandiri, pada kegiatan ini kami CGP melaksanakan aktifitas pembelajaran dengan melakukan pemetaan sumber daya/aset yang ada di sekolah menggunakan tujuh aset/sumber daya berdasarkan pendekatan pengembangan komunitas berbasis aset, mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi ekosistem sekolah, mengidentifikasi peran pemimpin dalam pengelolaan sumber daya, memahami pengelolaan sumber daya yang ada di sekolah masing-masing, serta mengevaluasi hasil pemetaan potensi aset/sumber daya sekolah untuk dapat dimanfaatkan dalam meningkatkan kualitas pembelajaran para murid. Kegiatan selanjutnya yaitu forum diskusi eksplorasi konsep, yaitu melakukan diskusi dengan rekan CGP lain dalam kelompok untuk membahas pemetaan potensi aset/sumber daya sesuai daerah/kabupaten CGP dengan dikaitkan pada kebermanfaatan di sekolah masing-masing CGP PERASAAN Selama dan setelah mempelajari modul pada minggu ini, yaitu tentang Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya, saya merasa bersemangat dan senang karena mendapat ilmu dan pengalaman baru khususnya dalam pemetaan aset/sumber daya pada masing-masing kabupaten dengan dikaitkan pada potensi/aset yang dapat ada di sekolah. Dengan mempelajari modul ini saya dapat belajar untuk mengelola sumber daya yang dimiliki dan cara pengelolaannya yang ada di sekolah dengan menggunakan pendekatan pengembangan komunitas berbasis aset. Selain itu, dengan mempelajari modul 3.2 ini saya lebih memahami dan mengetahui bagaimana kita sebagai pemimpin belajar mampu menemukan/mengidentifikasi, megelola dan mengevaluasi sumber daya yang dimiliki sekolah sebagai kekuatan yang dapat dimanfaatkan dan dimaksimalkan untuk menciptakan pembelajaran yang berpihak pada murid. PEMBELAJARAN Banyak pembelajaran yang saya dapatkan selama mempelajari modui ini, menambah pengetahuan, pemahaman, dan pengalaman dalam 3 membuat strategi pemanfaatan yang lebih efektif, sesuai modal yang paling dominan dan perlu perhatian di sekolah berbasis kekuatan dan bukan berbasis masalah/kelemahan. Sangat penting mengetahui dan memahami bagaimana pengelolaan aset sekolah untuk bisa mengembangkan sekolah. Selama ini, sepemahaman saya dalam mengembangkan sekolah, strategi yang digunakan adalah strategi berbasis masalah, bagaimana mengatasi masalah yang ada, apa kekurangan sekolah yang perlu dipenuhi, dll. Setelah mempelajari modul ini saya mulai paham bahwa ada strategi berbasis aset/kekuatan dalam mengembangkan komuitas/ sekolah. PENERAPAN Setelah belajar pada minggu pertama tentu masih perlu terus belajar dalam memahami materi pada modul ini pada minggu- 4 minggu berikutnya agar semakin memahami dan semakin mahir dalam melakukan pemetaan kekuatan yang dimiliki sekolah berbasis asset. Tentunya setelah mempelajari modul ini juga saya akan berusaha untuk dapat menerapkan proses dalam melaksanakan pemetaan potensi aset/sumber daya yang dimiliki sekolah saya untuk dapat dimanfaatkan oleh sekolah dalam mengkolaborasikan peningkatan dukungan dalam mengembangkan mutu dan kualitas sekolah. Pemetaan potensi aset sekolah berdasarkan pada pendekatan pengembangan komunitas berbasis aset sehingga mampu meningkatkan kualitas pembelajaran murid khsusnya dan sekolah pada umumnya
Jurnal Refleksi Minggu KE-21 (JUNAEDI DONGORAN) C G P A N G K A T A N I V K A B U P A T E N A C E H S E L A T A N 1 PERISTIWA 2 3 Pada minggu ini saya mengikuti dan menyelesaikan kegiatan di LMS pada ruang kolaborasi, refleksi terbimbing, dan demonstrasi kontekstual. Pengetahuan saya dari modul ini tentang pemimpin dalam pengelolaan sumber daya terutama bagaimana saya harus belajar memetakan aset-aset yang ada di sekolah saya, semakin membuka wawasan saya tentang betapa benyaknya asset yang dimiliki sekolah sebagai potensi untuk pengembangan sekolah guna mewujudkan pembelajaran yang berpihak pada murid sesuai dengan visi misi sekolah. Melalui pendekatan asset based community development, memunculkan rasa optimis bagi saya untuk selalu melihat sesuatu dari sisi kelebihan yang kita miliki meskipun kita dihadapkan dengan banyak kekurangan dan kelemahan. PERASAAN Saya sangat bersyukur masih bisa mengikuti kegitan dan mempelajari modul sampai minggu ini, rasa keingintahuan semakin tinggi, ternyata masih ada banyak hal yang belum saya ketahui dan baru saya jumpai di modul ini. Saya belajar bagaimana mengelola sumber daya yang dimiliki sekolah yang dapat mendukung terhadap perubahan Pendidikan yang berpihak pada murid. Dan saya semakin bersemangat dan optimis atas keberhasilan Pendidikan Ketika saya dapat berdiskusi berbagi pengalaman baik terkait pengimplementasian pemimpin dalam pengelolaan sumber daya untuk menciptakan iklim pembelajaran dan komunitas Pendidikan yang menyenangkan, merdeka dan berpihak pada murid dengan memanfaatkan segala sumber daya yang dimiliki sekolah dengan selalu melihat potensi dan asset yang dimiliki sekolah sebagai pendekatan berpikir berbasis asset PEMBELAJARAN Setelah mendapatkan pembelajaran pada modul 3.2 pada minggu ini, pandangan saya pada pengembangan sekolah sudah berubah. Saya tidak lagi memandang sesuatu dari sudut pandang negatif, misalnya kekurangan, kelemahan, hal yang tidak bekerja, dan masalah. Saya mulai memandang sekolah dari sudut pandang potensi, kekuatan, kelebihan, dan aset yang dimilik PENERAPAN Setelah mempelajari modul ini, saya akan mencoba 4 memanfaatkan seluruh sumber daya yang dimiliki oleh sekolah untuk dikelola dan dimanfaatkan sebagai kekuatan/modal/ potensi/ aset sekolah. Kekuatan/aset tersebut merupakan modal yang sangat berharga yang akan mengubah tatanan ekosistem pendidikan yang merdeka dan berpihak pada murid. Untuk itu data kekuatan/ aset yang dimiliki sekolah harus disosialisasikan kepada seluruh warga sekolah untuk kemudian diketahui, diidentifikasi, dipetakan dan dimanfaatkan bersama dalam melakukan perubahan pendidikan yang lebih baik
Jurnal Refleksi Minggu KE-22 (JUNAEDI DONGORAN) C G P A N G K A T A N I V K A B U P A T E N A C E H S E L A T A N PERISTIWA Kegiatan minggu ini, yaitu minggu ke-22 pada kegiatan Pendidikan Guru Penggerak (PGP), diawali dengan Elaborasi pemahaman dengan isntruktur Bapak Udi Samanhudi mengenai pemimpin dalam pengelolaan asset. Kegiatan elaborasi berlangsung dengan 1 interaksi yang baik antara instruktur, fasilitator, dan CGP. Setelah mengikuti kegiatan tersebut banyak hal yang baru yang saya dapatkan dan pelajari serta beberapa hal yang menjadi pertanyaan saya mengenai materi pada modul terjawab. Kemudian di hari selanjutnya adalah menyelesaiakan tugas koneksi antar materi pada LMS. Kegiatan ini saya mengaitkan materi pada modul ini dengan materi pada modul sebelumnya. Kemudian pada minggu ini saya mulai melukan aksi nyata terkait materi yang saya dapatkan dan pelajari pada modul ini, yaitu menerapkan alur BAGJA yang sudah dirancang pada minggu sebelumnya PERASAAN Selama kegiatan pembelajaran berlangsung, saya merasa bersemangat, tertantang dan termotivasi untuk 2 menerapkan dan melaksankan aksi nyata di sekolah saya sesuai rancangan alur BAGJA yang sudah dibuat. Selain itu menurut saya apa yang saya pelajari pada modul ini sangat relevan dengan permasalahan yang dihadapi di sekolah saya, sehingga dengan mempelajari materi ini kiranya menjadi alternatif solusi untuk meningkatkan kualitas belajar yang tentunya berpihak pada murid PEMBELAJARAN Materi tentang Pendekatan berbasis aset (Asset-Based Thinking) yaitu 3 sebuah konsep yang dikembangkan oleh Dr. Kathryn Cramer, seorang ahli psikologi yang menekuni kekuatan berpikir positif untuk pengembangan diri. Pendekatan ini merupakan cara praktis menemukan dan mengenali hal-hal yang positif dalam kehidupan, dengan menggunakan kekuatan sebagai tumpuan berpikir. Berdasarkan teori tersebut, saya belajar menganalisis dan memetakan 7 modal/aset yang dimiliki sekolah yang sangatlah luar biasa dan perlu untuk terus digali, dari pada hanya sekedar memikirkan dan menfokuskan pikiran pada kelemahan/kekurangan yang saat ini kita hadapi, karena akibatnya bisa mengganggu dan menimbulkan ketidak nyamanan PENERAPAN Setelah mendapatkan materi Modul 3.2 Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya, maka dalam pengelolaan sumber daya 4 saya akan lebih memusatkan perhatian pada apa yang bekerja, yang menjadi inspirasi, yang menjadi kekuatan (modal/aset) serta fokus pada potensi yang positif. Saya akan mengidentifikasi faktor- faktor yang mempengaruhi ekosistem sekolah, mengelola sumber daya yang ada di sekolah dengan menggunakan pendekatan Pengembangan Komunitas berbasis Aset sebagai usaha untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran yang berpihak pada murid. Saya akan berusaha menerapkan apa yang saya pelajari di modul dalam pembelajaran di kelas dan akan berusaha mengimbaskannya pada rekan-rekan guru di sekolah
Jurnal Refleksi Minggu KE-23 (JUNAEDI DONGORAN) C G P A N G K A T A N I V K A B U P A T E N A C E H S E L A T A N PERISTIWA Pembelajaran minggu ini diawali kegiatan mulai dari diri dengan melakukan refleksi dari pengalaman saat saya terlibat dalam program atau kegiatan yang dilaksanakan di bangku sekolah saya dulu. Kegiatan berikutnya adalah ekplorasi 1 konsep yaitu melakukan ekplorasi konsep melalui kegiatan membaca dan menyimak materi ajar pada LMS tentang kepemimpinan murid, Suara Murid, Pilihan Murid, Kepemilikan Murid dan lingkungan yang menumbuhkembangkan kepemimpinan murid serta melakukan analisis terhadap 7 contoh kasus yang diberikan pada LMS. Kegitan terakhir diminggu ini adalah melakukan kegiatan diskusi asinkron terhadap suatu program sekolah yang telah dilaksanakan, kemudian bersama-sama CGP lainnya dalam 1 kelompok melakukan analisis terhadap program/kegiatan tersebut PERASAAN Saya merasa senang dan penasaran dengan materi pada modul ini karena selama ini dalam membuat 2 sebuah peraturan kelas, ataupun kegiatan di kelas maupun di sekolah murid jarang sekali dilibatkan secara langsung. Dengan mempelajari modul ini, saya mulai paham bagaimana seorang guru harus melibatkan siswa dalam sebuah program yang ada di kelas atau sekolah PEMBELAJARAN Setelah mempelajari modul ini, saya lebih memahami bagaimana 3 seharusnya guru menempatkan murid sebagai subjek dalam kegiatan intrakurikuler, kokurikuler, maupun ekstrakurikuler. Bagaimana suara dan pilihan murid yang akan menentukan kepemilikan murid akan suatu program kegiatan. Murid akan merasa ikut andil dan dibutuhkan serta dipercaya untuk bertanggung jawab atas keputusan yang diambilnya. Hal ini akan terwujud komunikasi dua arah, aktif, percaya diri, mandiri, kreatif, menghargai perbedaan, dan bergotong royong saling membahu untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama. Murid yang memiliki motivasi internal akan mampu mengarahkan murid mencari cara dalam mencapai tujuan belajar mereka sendiri 4 PENERAPAN Hal yang akan saya setelah mempelajari modul ini adalah mengajak rekan guru, kepala sekolah, TU, serta wali murid untuk saling berkolaborasi mewujudkan kepemimpin pembelaajaran yang berdampak pada murid. Yaitu dengan melakukan identifikasi 7 kekuatan aset yang dimiliki oleh sekolah modal manusia,modal fisik, modal sosial, modal lingkungan/alam, modal finansial, modal politik serta modal agama dan budaya). Semua aspek biotik dan abiotik dalam komunitas sekolah harus saling berkolaborasi,melakukan komunikasi untuk menciptakan sebuah lingkungan sekolah yang aman,nyaman untuk kegiatan belajar murid, seperti: Mendampingi murid dalam berbagai kegiatan ekstrakurikuler, intrakurikuler maupun kokurikuler agar dapat pengembangan potensi kepemimpinan mereka sesuai dengan kodrat, konteks dan kebutuhannya; Mendorong OSIS dan Kelompok Ekstrakurikuler untuk merancang dan melaksanakan kegiatan yang berdampak langsung terhadap kepemimpinan murid; Mengurangi intervensi/kontrol sebagai guru terhadap murid sehingga murid dapat lebih kreatif dan mandiri dan mampu berkolaborasi sesama murid dalam menyelesaikan permasalahan yang sedang dihadapi; Melibatkan murid dalam menata dan mengatur ruang belajar/Laboratorium; Menyediakan sumber- sumber belajar yang sesuai dengan karakteriatik murid.
Jurnal Refleksi Minggu KE-24 (JUNAEDI DONGORAN) C G P A N G K A T A N I V K A B U P A T E N A C E H S E L A T A N PERISTIWA Materi di minggu terakhir ini diawali dengan demonstrasi kontekstual modul 3.3 mengenai pengelolaan program yang berdampak pada murid. 1 Kemudian dilanjutkan dengan Elaborasi pemahaman atau sesi instruktur bersama Ibu Putu Ayu Sutaningrat Puspa Dewi untuk menguatkan pemahaman mengenai pengelolaan program yang berdampak pada murid. Selanjutnya koneksi antarmateri dan aksi nyata mengenai pengelolaan program yang berdampak pada murid. Kegiatan minggu ini diakhiri dengan kegiatan lokakarya keenam Pendidikan Guru Penggerak PERASAAN Saya sangat senang bisa mendapatkan materi mengenai pengelolaan program yang berdampak pada murid. Saya juga termotivasi untuk menggali aset dan sumber daya yang dimiliki 2 sekolah agar dapat disusun sebuah program kegiatan yang berpihak pada murid. Suatu program sekolah yang mampu memberikan dampak positif bagi murid dalam meningkatkan kemampuan berkomunikasi, berkolaborasi, gotong royong, kreatif dan mampu mengambil keputusan dalam negelola pembelajaran mereka sendiri. Selain rasa senang, ada juga rasa sedih karena minggu ini merupakan minggu terakhir dalam menyelesaiakan tugas-tugas yang ada pada LMS kareana semua modul 1,2, dan 3 sudah diselesaiakan dengan penuh suka cita. PEMBELAJARAN Setelah mempelajari modul ini saya lebih memahami nahwa untuk membuat suatu program yang berpihak pada murid harus mempertimbangkan suara (voice), pilihan (choice) dan kepemilikan 3 (ownership) murid serta program tersebut harus sesuai dengan lingkungan yang menumbuhkembangkan kepemimpinan murid dengan ciri-ciri: Lingkungan yang menyediakan kesempatan untuk murid menggunakan pola pikir positif dan merasakan emosi yang positif, hingga berkemampuan dan berkeinginan untuk memberikan pengaruh positif kepada kehidupan orang lain dan sekelilingnya; Lingkungan yang mengembangkan keterampilan berinteraksi sosial secara positif, arif dan bijaksana; Lingkungan yang melatih keterampilan yang dibutuhkan murid dalam proses pencapaian tujuan akademik maupun non- akademiknya; Lingkungan yang melatih murid untuk menerima dan memahami kekuatan diri, sesama, serta masyarakat dan lingkungan di sekitarnya; Lingkungan yang membuka wawasan murid agar dapat menentukan dan menindaklanjuti tujuan, harapan atau mimpi yang manfaat dan kebaikannya melampaui pemenuhan kepentingan individu, kelompok, maupun golongan; Lingkungan tersebut berkomitmen untuk menempatkan murid sedemikian rupa sehingga aktif menentukan proses belajarnya sendiri; Lingkungan tersebut menumbuhkan daya lenting dan sikap tangguh murid untuk terus bangkit di tengah kesempitan dan kesulitan PENERAPAN 4 Setelah mempelajari, memahami dan menyelesaikan modul ini mengenai pengelolaan program yang berdampak pada murid, saya akan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari terutama pada saat membuat suatu program di sekolah. Kemudian akan berupaya untuk konsisten menerapkannya dan berbagi pengetahuan yang diperoleh selama Pendidikan Program Guru Penggerak, baik dalam bentuk pelatihan maupun praktik baik
Search