Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore LULUK SYAFIRA (UAS ARTIKEL PENGARUH KOLONIALISME DIINDONESIA)

LULUK SYAFIRA (UAS ARTIKEL PENGARUH KOLONIALISME DIINDONESIA)

Published by LULUK SYAFIRA, 2020-12-03 01:31:57

Description: LULUK SYAFIRA (UAS ARTIKEL PENGARUH KOLONIALISME DIINDONESIA)

Search

Read the Text Version

ARTIKEL WARISANPENJAJAHAN BELANDADiINDONESIAPASCA-KOLONIAL ArtikelinidibuatuntukmemenuhiUjianAkhirSemesterMataKuliah SejarahIndonesiaZamanPengaruhBarat DISUSUNOLEH: LU'LUKSYAFIRATULIZZA A1A219035 PROGRAM STUDYPENDIDIKANSEJARAH PENDIDIKANILMUPENGETAHUANSOSIAL FAKULTASKEGURUANDANILMUPENDIDIKAN UNIVERSITASJAMBI 2020

WARISANPENJAJAHAN BELANDADiINDONESIAPASCA-KOLONIAL LulukSyafiratulIzza UniversitasJambi Email:[email protected] Abstrak TulisaninimerupakansuatupenjelajahanawaltentangwarisanpenjajahanBelanda diIndonesiakontemporer(pasca-kolonial).Dalam haliniadatigaisubesaryangingin dibentangkansatupersatu.Pertama,tentang derajatpengaruhpenjajahanBelanda dalam hubunganIndonesiadanBelandadimasalalu.Kedua,tentangdampakkebijakan politikdanekonomiKolonialBelandaterhadapstrukturdemografiIndonesia.Ketiga, sebuahrenungan(refleksi)tentangpentingnyamembacaulangpengalamanhistoris penjajahanBelandadimasalaludanwarisanyangditinggalkannya,termasukkorpus dokumen sejarah hubungan Indonesia Belanda bagipenelitian dan pembelajaran sejarahbagigenerasibangsadimasadepan.Ketigapokokbahasaniniakandilihat dalam perspektifperubahandankesinambungan.Akhirnyasebuahuraianpenutupakan memintalkembalibutirpentingyangdibentangkandalam tulisanini. KataKunci:warisanpenjajahan,Pengaruhkolonialbelanda,pascakolonial Pendahuluan Indonesiamodernadalahwarisanmasalaluyangbercampuraduk,ataulebihtepat disebutpusakayangberagam dandenganidentitasyangberagam pula.Sebagian berasaldariwarisannenekmoyangdizamankuno;sebagianlagiwarisanperadaban Islam dan sebagia lainnya adalah pengaruh Barat,khususnya penjajahan Belanda. KuasapenjajahanBelandaterbilangkhas.Meskipunberlangsungselamaratusantahun, tetapitidak lebih awal― dan dengan demikian juga tidak lebih lama daripada penjajahanPortugis;jugatidakhilangsecepatjajahanSpanyol,dantidakseluasdan seberagam kuasajajahanInggrisdanPerancis(Pyenson,1989).

Koloni-koloniInggrisdanPerancis,terbentangluasdihampirsemuaanakbenuadi planetini,tetapikolonialBelandaterutamahanyaterpumpundiHindia-Belandadengan beberapakekecualianyangtidaksebegituberartisepertidiSuriname,KepulauanAntilan danAfrikaSelatan(Wesseling&Emmer,1979).KekuatanarmadalautBelandarelatif kuat,tetapimungkintidaklebihhebatdaripadaarmadaInggrisdanPerancis,sehingga otoritaskekuasaanBelandadiIndonesia,gampangdiintervensiolehsainganEropanya (InggrisdanPerancis),bahkanjugadarikekuatanAsia. TidaksepertikoloniPerancisdiAfrikadanInggrisditigabenua(Amerika,Australia danAsia),dimanawarisanbahasanyarelatifmengakardanlanggeng,bahasaBelanda pupusbersamaandenganterusirnyaBelandadariIndonesia(1950).Meskipunbegitu, tentunaifmengatakanwarisanBelandasamasekalitidakmengakardanlanggengdi Indonesia.Adabanyakmacam ragam warisanBelandadiIndonesia,pisikdannonpisik. Dalam tulisaninipenulismembatasipemaparankepadatigatopikbesarsebagaimana yangakandiikhtisarkandalam halaman-halamanberikutini. HasilDanPembahasan Dalam membincangkanderajatpengaruhkolonialismeBelandaterhadappolitik IndonesiakitamungkindapatmelacaknyadenganmempelajarisifatkehadiranBelanda diIndonesialewattigagelombangbesarperiodewaktuberikutini:(i)EraVOC(1600- 1799);(ii)EraKolonialBelanda(1800-1942);(iii)EraPerangKemerdekaanNasional Pasca-PD II(1945-1949).Masing-masing kurun waktu tersebutmerupakan lapisan sejarah(historicallayers)tersendiri,dengankarakteristikdandampakberbeda-berbeda pulaantaralapisyangsatudenganyanglain. Meskipun demikian kita tentu masih dapatmelihatbenang merahnya dimana beberapaaspektertentutetapbertahanatauberkelanjutandanyanglainmengalami perubahan sedemikian rupa.Pertanyaan pokoknya ialah dengan cara bagaimana BelandamemengaruhisejarahIndonesia,khususnyadalam sistem hukum,administrasi pemerintahandanpolitikIndonesiadanapadampaknyaterhadapIndonesiapasca- kolonial?Kehadiran orang Belanda diNusantara pada mulanya hanya untuktujuan

dagangdanbukanpolitik.MerekaberhimpundibawahbenderaVOC(VereenigeOost- Indishe-Compgnie — atau “KompeniDagang Belanda diHindia Timur),sebuah perusahaan dagang swasta yang bergerakdibidang perdagangan rempah-rempah (Boxer,1983).Lebihkhususlagi,“corebusinnes”VOCadalahprodukpertanianseperti lada,rempah-rempah(paladancengkeh),tesktil(katun),kemudianjugatehdankopi, yangdiperolehdenganmenciptaanhubungandagangmonopoli(eksploitatif)(Knaap, 2014). Bagaimanapun,selama dua abad kehadirannya diNusantara,VOC memiliki kekuasaanyangrelatifterbatasdikawasanpantai,kecualiditigatempat,dimana pengaruhVOCmenusuklebihdalam sepertidiMaluku,Sunda-Banten,danJawaTengah, khususnya dikawasan Mataram Islam,yang dalam kepustakaan Belanda disebut Vorstenlanden (Wilayah Kesultanan).Inilah salah satu kawasan Pulau Jawa yang disebutE.R.ScidmoresebagaithegardenoftheEast(1922).Padaketigatempatitu VOCmasuklebihjauhkepedalamandanbahkanmengontrolsecaralangsungsektor produksidengan“proyekekonomi”monopoliyangkhusus. DiMalaku VOC menerapkan monopolipelayaran hongi(hongitochten),yaitu pengawasanatassektorproduksidandistribusirempah-rempah(paladancengkeh), produkkhasMaluku;(ii)diJawaBarat(Priangan),ada‘Priangerstelsel’,yaitukebijakan sistem tanam paksakopi.WarisanVOCinikemudianmenjadimodeldalam penerapan sistem tanam paksayanglebihluasdiJawasebagaimanadiusungolehvandenBosch padaabadke-19;(iii)didaerahVostenlanden,Belandamenerapkanduajeniskebijakan: penyerahanwajib(verplichteleverentie),yaitumenetapkanhargapasarandanpungutan terhadap setiap hasilbumiyang dibawa ke pasardan sistem contingenten,yaitu kewajibanpendudukuntukmembayarpajakhasilbumi(Breman,2010).Selebihnya,di luarketigadaerah yang disebutkan diatas,pengaruh VOC boleh dikatakan relatif terbatas.Bahkan sebaliknya sering terjadipersaingan dagang yang keras,bahkan peperangan. Hampir tanpa kecuali,perlawanan umumnya datang darikelompok Islam

Nusantara. Selain menggunakan instrumen monopoli, VOC juga menyodorkan perjanjianperjanjian“kerjasama”denganpenguasasetempat,sehinggaselamakurun VOC banyaklahir“negara-negaraperkontrak”(statespercontract)denganraja-raja bonekayangtundukdibawahkendaliVOC(Resink,2012).Diskusitentangsignifikansi pengaruhkehadiranVOC diNusantarasejauhinimelahirkanduatesisutamadalam sejarahIndonesiadankeduanyamenyimpulkanbahwakuasaVOCdiNusantaratidak sebesaryangdiperkirakansemula.Pertama,tesisG.J.Resinktentang“mitos350tahun penjajahan”,yangmengingatkanbetapakelirunyapendapatyang sudahumum itu. Selama masa VOC terdapatbanyakkerajaan yang masih merdeka dan berdaulat. Bahkansampaiawalabadke-20masihterdapatkekuasaanlokalyangbelum mampu ditembusdandianeksasiBelandasepertiAcehdanBalibarubisaditundukkanpada dasawarsapertamaabadke-20(Resink,2012).Kedua,tesisM.C. Ricklefstentangfondasi“Indonesiamodern”menafikanpandangankonvensional yangmenghubungancitra“kemodernan”sebagaiciptaanperadabanBarat(Belanda)(M CRicklefs,1995),melainkanharusdikembalikankepadasumbanganIslam sejakabad ke-12-13M.BagiRicklefs sesungguhnya unsurIslam-lah yang mengayam “tikar” NusantaralewatprosesIslamisasi,dandiatasituhegemoniVOCdankemudianpeta kekuasaanHindiaBelandaditegakkan,tetapitanpabisamenghilangkanunsurIslam dalam dinamikasejarahmasakolonialdansesudahnya(MerleCalvinRicklefs,2008; Zed,2013).Bahkan sebaliknya perlawanan dan ide-ide tandingan datang dari kelomspokIslam dandialektikaIslam danBarat(Belanda)tetapmenjaditemapenting dalam wacananegaradanperpolitikan(politics)Indonesiamodern. Keduatesisdiatasmenegaskan,bahwaderajatpengaruhVOCdiIndonesiapada dasarnyarelatifterbatas,kecualidibeberapatempatsepertiyangtelahdisinggungdi muka.Melaluipraktekmonopolidankontrakkontrakpolitikantarapengusaha(VOC) danpenguasalokalVOC menjadiperusahaanraksasayangtakadatandingannyadi Hindia-Belanda.IronisnyakompeniBelandaituberakhirkarenamental“korup”para pejabatnya.Menurut(Carey&Haryadi,2016)korupsidiIndonesiakontemporerberakar

darizamanVOC.Selainitu,warisanVOC lainnyaialahmerayakankejayaandilaut, warisannenekmoyangIndonesiayangditeruskanVOCtetapidiabaikanolehgenerasi anak-cucunya.Memasukiabadke-19,Hindia-Belandamengalamiperubahanmendasar, yangditandaidengantransisidariotoritasVOC kepemerintahankolonial.Daendels, RafflesdanVandenBosch,taksyaklagi,adalahtigatokohprotagonisyangmengukir kanvassejarahkolonialabadke-19(Wertheim,Ellizabet,& Husein,1999).Daendels dikenalsebagaisimboltitikbalikdaripengalamanVOC kezamankolonialHindia- Belanda,khususnya dengan melakukan reformasibirokrasidan hukum,termasuk pembersihanradikalterhadappraktekkorupsiaparatwarisanVOCdenganmenciptakan ketakutandantindakanbengisyangtanpaampundalam pembangunaninfrastruktur jalanrayautamadiJawa. RaffelsdanVandenBoschmewarikankebijakanekonomidankeuangan;yang pertama mengenalkan perbaikan sistem pajak tanah dan pemerintahan ditingkat pedesaan;yangbelakanganmenerapkansistem tanam paksayangterisnspirasidari praktekPriengerstelselPadamasakolonialabadke-19,jabatanGubernurJenderalVOC dipertahankan,tetapikedudukan merekasejakitumenjadibawahan langsung dari KementerianKoloni(kemudianKementerianUrusanSeberangLaut)dinegeriinduk(Den Haag).Rezim kolonialBelandajugameneruskansistem kontrak/perjanjian(berupa plakatpanjangdanplakatpendek)sepertiyangpernahdilakukanVOCterhadapsemua daerahpengaruhnya.Begitujugapendekatan-pendekatankekuasaanyangdigunakan terhadappenguasapribumididaerahdimanapengaruhVOCdulunyarelatifkuatmaka sistem feodallamatetapdipertahankandanbahkansengajadipelihara. Salahsatuaalasannyaialahuntukmenjaminkesetiaanpenguasapribumisebagai bagianaadarisistem yanglebihbesar.Selainitujugauntukmenutupkekurangan tenagapersonildidaerahjajahannya.Inikemudiandapatdiatasidenganamemberikan pendidikankepadakalanganterbataselitpribumi(Zed,1991).Selamaabadke-19,dan terlebihlagisejakawalabad ke-20,HindiaBelandatelahtumbuhmenjadi‘negara kolonial’(koloniaal-staat)yangsempurna.Jawaadalahjantungkekuasaankolonialdan

daerah-daerah diaaaaluarJawa secara perlahan tapipastimulaidianeksasisatu persatulewatapeperangan,laludiiringidenganmasatenanglewatpolitik‘pasifikasi’ aaa(Legge,1961). Perbincangantentangwarisankolonialdapatdilihatdalam duatingkatberikutini. Pertama,berkenaandenganperubahanparadigmaAhubungan-hubungankolonialyang baru darizaman VOC yang lebih abercorak ‘hubungan dagang’yang menekan (monopolistik)ke hubungan hubungan kolonial,yang bertangung jawab terhadap pembentukanwatakdanmindsetkolonial.Selakudemikianiabersifatintelligible,tetapi ekspresinyadapatdilacaklewatlaku-perbuatan.Kedua,perubahanperubahanradikal dalam pengaturanbarulewat‘birokrasikolonial’yangkhasdansedikitbanyakmengikut modelWeberian.Keduaunsurini-watakrezim kolonialdanbirokrasipemerintahan- menentukanderajat pengaruh penjajahan Belanda di Indonesia. Yang pertama berkenaan dengan sejauh mana tekanan kekuasaan rezim kolonialmenciptakan mentaliteitkolonial,yangkedualewatsebaranbirokrasikolonial. Pertama,yaitu kolonialisme (penjajahan)sebagaisuatu bentuk kontroldan penguasaan asing atas suatu wilayah dan penduduk negeri jajahan,dengan menciptakanketergantunganabadiantarapenjajahdanyangterjajah.Belandamampu mempertahankandaerahjajahannyadenganmenciptakanwatakkolonialyangbercorak otoriter,sentralistik,diskriminatif,eksploitatifdan dalam artitertentu paternalistic (Legge,1961).Sudahdisinggungdimuka,bahwapeletakdasarbirokrasikolonialadalah Daendels,representasirezim revolosionerPerancisyangbertanganbesidanbrutal. Hampirsepertiga dari68 pasaldalam instruksiyang disiapkan untuk Daendels menyangkuturusan militerdan kebijakan administrasipolitik dan ekonomiuntuk kepentinganpenguasa(Carey&Haryadi,2016).Iajugamengharusangayabusanadan etiketbarubagiaparatsebagaisimbolkelaselityangdihormati(denganrasatakut)dan budayainimasihmembayangiIndonesiadikemudianhari.Perangkolonial,panaklukan, dananeksasisertakepatuhantotalterhadapsistem kolonialmenciptakanmentaliteit kolonialyangdisebutkandiatas.Inidibentengidenganaturanhukum kolonialyang

kemudianterusberkembangdalam aluryangsama,yangdibuatuntukmembentengi kekuasaandanbukanuntukmelindungirakyat. Kedua,eratkaitannya dengan butirdiatas,kebijakan kolonialdidukung oleh jaringan birokrasiyang ketatdan rumit.Ciriutama daribirokrasikolonialmenurut sejarawanHarryJ.Bendaialahapayangdisebutnya‘beambtenstaat’(negarapejabat), suatumesinbirokrasiciptaankhaszamankolonial,dimanaterdapatjaringanlembaga pemerintahanyangsangatluasdanrumitdandidukung‘korps’pegawaibumiputrayang memilikikesetiaantotaldanberdisiplintinggi(Sutherland,1979).Olehkarenabirokrasi disiniterutamaberartimenjalankanrodaadministrasi,yangdalam artiteknisadalah rasional,impersonal,hierarkis,termasukkepandaiantulismenulisbesertaperangkat upacaranya,makamesinbirokrasiyangdigerakkandariBataviaitusenantiasaberputar menggelinding“bagaikanmesinpabrikyangsiapmelayanikepentingankolonial.” Dengandemikianpemerintahkolonialdapatmengharapkankeuntunganmaksimal yangsebagainbesardikirim kenegeriinduk(Holland)(Hasselman,1901).Hampirbisa dipastikanbahwasemuawarisankolonial,baikyangpositifmaupunyangnegatif,selalu bisadirujukkepadainstitusiataukelembagaanyangdiciptakannya.Entahitudibidang politikpemerintahan,hukum,militerdanpertahanan,ekonomidanlembagakeuangan, maupun pendidikan,sastra,agama,ilmu pengetahuan dan teknologi.Begitu juga reputasitokoh-tokohyangmemilikinamabaikataupunnamaburuk,semuanyadapat dilacakkedalam kelembagaanyangdiciptakanBelandadiHindia-Belandadansedikit banyakjugabentuk-bentukkesinambungandanperubahannyakemasapasca-kolonial. Sejauh berkenaan dengan pengaruh warisan sistem hukum dan administrasi pemerintahanBelandaterhadapIndonesiapasca-kolonial,beberapaunsurberikutini hanyalahsekadarilustrasi. PalingkonkretdiantaranyaialahpetaIndonesiamodern.Petadisinimaskudnya bukanlahsekedarpetunjukilmubumi,atau‘lanscape’(bentangalam)Hindia-Belanda, melainkan mengacu langsung kepada apa yang disebut Edwar Said dengan “imaginative geography,”yaitu suatu penemuan (invention)dan konstruksiruang

geografisyangdisebut\"Orient\"yangtelahdanakanditaklukkandandianeksasisebagai milikpembuatnya(Driver,1992;Said&Barsamian,1994),takkecualipeta‘geo-politik yangdikonstruksikanolehkekuasaankolonialBelanda. Meskipuntidakdinyatakansecaragamblangdalam UUD1945,wilayahIndonesia modernsecaradefacto ialahmencakup“semuadaerahbekasjajahanBelanda”di Nusantara,sebagaimana disepakatidalam sidangsidang persiapan kemerdekaan sebelum proklamasi17Agustus1945(Bahar&Hudawati,2019).Selainitu,danjuga berkaitan eratdengan konsep wilayah diatas,sistem hukum dan administrasi pemerintahan berlaku di semua wilayah Hindia-Belanda berfungsi menyatukan Indonesia dibawah rezim kolonial.Aturan hukum kolonialmerupakan instrumen kekuasaan untukmelindungikepentingan kekuasaan kolonialitu sendiridan bukan untukmelindungisemuawarga.Jadijelasdiskriminatif.Pameo populermasakini tentang “hukum tebangpilih”,“pasalkaret”,“hukum tumpulkeatasdantajam ke bawah”merupakanperpanjangandarikulturhukum masakolonial. Tentu sangat ironijika sampaisaat ini,Indonesia masih sangat banyak menggunakanundang-undang(UU)KUHPdanKUHAPprodukkolonialBelanda.Hasil penelitianbelum lamaini(1987)menemukanlebihdari600pelbagaijenisundang- undangdanperaturanpelaksanaannyaadalahwarisankolonialBelanda.“Itubelum juga kitaganti,”padahaldiBelandasendirisudah17kalidiubah(Adams,2019).Demikian juga peta hukum adatpribumiyang dibuatoleh ahlihukum adatBelanda C.van Vollenhoven(1874-1933)sejauhinibelum jugaadapembaruan.Lebihironilagilagi kalaukulturpolitikdiDPRsekarang,menurutsebuahpenelitianterbarudariRatihD. Adiputri(2014),menunjukkan bahwa perangaipolitik dilegislatifitu masih tetap melanggengkanbudayapolitikzamankolonial(Adiputri,2014).HubunganIndonesia- Belanda pasca-PD IIberlangsung dalam suasana perang kemerdekaan nasional. Periodeinimerupakantonggaksejarahyangpentingdansekaligus“batas-pemisah” yangtegasantaramasakekuasaankolonialdanberdirinyanegara-bangsa,Republik Indonesia,tetapijugapriodepalingtraumatikdalam sejarahIndonesiamodern.Perang

yang penuh kekerasan dan pembantaian tidakhanya menyisakan penderitaan pisik tetapijugabebanpsikologispasca-perang. WarisanzamanpendudukanJepangyangsingkat(1942-1945)jugamenyisakan pengalamanburuktentangkekejamandankelaparanyangmerajalela,tetapiJepang jugamewariskansisipositifdibidangpelatihanmiliterbagipemudaIndonesia,sesuatu yangtidakpernahditerimadizamankolonialBelanda,kecualiuntukkalanganterbatas lewat rekrutmen ‘serdadu kolonialbernama KNIL (Zed,2012).Selama perang kemerdekaan(1945-1949)terjadiduakaliperundinganbesar(LinggarjatidanReville) dansetiapkalimenemukanjalanbuntumuaranyaadalahperangbesar(Agresimiliter Belanda Idan II).Disamping itu tak terhitung pula jumlah perjanjian kecildan pertempuransporadisdiberbagaitempatantarakeduabelahpihak.Setalahcampur tanganduniainternasionalmelaluiperundinganmejabundar(KMB)diDenHaag,bulan September1949,BelandaakhirnyadipaksamengakuikedaulatanIndonesiadibawah RepublikIndonesiaSerikat(RIS). KMBmenyisakanwarisanterburukbagiIndonesiatahun1950-andanbahkandua diantaranyasampaihariterkatung-katungtanpakepastian;pertamaBelandamasih tetap menolak mengakuiproklamasikemerdekaan Indonesia tahun 1945.Kedua BelandamenolakmenyerahkanIrianBarat(Papua)sehinggasampaihariinikasus Papuamasihtetapmerupakanduridalam daging(Zed,2013).Salahsatupertanyaan besaryangperludijawabialahbagaimana.peranBelandadalam mempengaruhicorak demografiIndonesia?Secaraumum dapatdikatakanbahwaberbagaijeniskebijakan kolonialBelandadibidang politik,ekonomidan kependudukan bertanggung jawab terhadapterciptanyastruktursosialdanstrukturdemografiyangtimpang.Pertama tama dapatdilihatdarisudutpolitikhukum ketatangeraan.Berdasarkan data dari IndischeStaatsregeling(KetatanegaraanHindia)Tahun1927,pendudukwarganegara HindiaBelandadibedakanatastigagolonganutama,yakni;1)golonganEropaatau kaum kulitputih,terutamaorangBelandadanorangEropalainnyadanorangpribumi yang disamakan statusnya dengan Eropa (gelijkstelling)sepertiH.Agoes Salim

misalnyadanlain-lain,2)golonganTimurAsing(Oosterlingen),termasukorangCina, Arab,India,Jepang serta orang-orang Asia lainnya,dan 3)golongan pribumiatau bumiputra,yaitupendudukasliIndonesiayangdalam ketatangeraandisebutinlander. Inlanderadalah warga negara (onderdanen)kelas tiga mendapatperlakukan diskriminatiftidakhanyadidepanhukum,tetapijugadalam urusanpemerintahan. Status kewarganegaraan yang bertingkat-tingkat itu diperkuat lagioleh adanya pengaturanstrukturpemerintahandualistik,yaituantarapemerintahanorangkulitputih disatu pihak,disebutBinnenlandschebestuur,BB dan pemerintahan untukorang pribumidilain pihak,disebutInlandssche bestuur,IB.Yang pertama adalah korps pejabatBelandamulaidariyangtertinggi,GubernurJenderaldiBatavia,sampaike tingkatterbawah“kontrolir”(controleur).Yangkeduaadalahkorpspegawaipribumi yang diangkatpemerintah.Sesuaidengan semangathukum kolonial,“penduduk pribumisepanjangkeadaanmemungkinkandibiarkandibawahpimpinanlangsungpara kepaladaerahmerekasendiri”(VanHelsdingen,1987). Dualismedidalam pemerintahansemacam itutidakhanyaberartimelegitimasi watak kolonialyang bersifatrasial,tetapijuga penciptaan jurang primada sosial ekonomiyangmencolok.Padasaatyangsamaiajugamenciptakansistem ekonomi dualistiksepertiyangdikemukakandalam teori‘ekonomidualistik’Boekeyangterkenal itu, yaitu adanya pemisahan abadi antara sektor ekonomi pribumi (prakapitalis/tradisional)disatupihakdanekonomikapitalis/pasarmilikorangkulit putihdilainpihak.SementaraitukelompokTimurAsingmengambilperansebagai “intermidaire”(pengantara)dansekaliguspenyalurantaraduablokekonomiyangtelah disebutkandiatas.Tidakkurangpentingnyaialahterbentuknyakonstruk‘masyarakat majemuk’sepertiyangdikemukakanFurnivall(2014).Gejalainisebenarnyaciptaan sistem kolonialjuga.‘Masyarakatmajemuk’sepertiyang dimaksud Furnivallialah “suatumasyarakatyangterdiriatasduaataulebihkelompokmasyarakatyangberbeda danhidupsendiri-sendiritanpaadapembauransatusamalaindidalam suatukesatuan politik.Hanyaundang-undangkolonialHindia-Belandasatu-satunyayangmenyatukan

merekasebagaisuatuentitaspolitik,yangsebelumnyatidakpernahdikenal.Bahwalalu lintasberbagaikelompoketnikdiNusantarasudahmerupakangejalaalamiyangbiasa dansudahadasejakzamanprakolonial.Namun‘pembauran’(ataupencampuran)yang direkayasa baru dikenalpada masa koloniallewatkebijakan politik ekonomidan kependudukanBelanda.Antaralain,lewatkolonisasi(atau‘emigrasi’)yangkemudian diteruskan pemerintah Indonesia melaluikebijakan transmigrasi,sepertijuga lewat rekrutmen buruh diperkebunan,pertambangan dan proyek-proyek infrastruktur pemerintah.Konstrukmasyarakatmajemukpalingnyataterlihatdisetiapkotakota besar di Hindia-Belanda,di mana pemerintah sengaja melakukan pemisahan pemukimanberdasarkankelompoketnik.DiBatavia(Jakartasekarang)misalnya,orang masihdapatmenemukan“KampungCina” (Pacinaan),“KampungKeling”,dankampung-kampungpribumiseperti“Kampung Jawa”,“Kampung Melayu”,“Kampung Manggarai”,“Kampung Bugis”,“Kampung Ambon”danlain-lain.Fenomenainijugadapatdijumpaidisetiapkota-kotabesardi Hindia-Belanda dan masih bertahan sampaikini.Pemisahan dimaksudkanuntuk memudahkanpengendalianpendudukjikasewaktu-waktuterjadikekacauanpolitikatau ekonomi,tetapijugaamunisibagipolitik“devideetimpera”,baiksecarahorizontal maupun vertikal. Secara horizontal,pemerintah Hindia Belanda membenturkan perbedaan karakteristik antar-kelompok masyarakatpribumiatau antar-daerah di Indonesia.Secaravertikalsistem pelapisansosialatasdasarkelompok-kelompokras danwarnakulititujugamempertahankanstatusquopiramidasosial,distatus-quo kekuasaankolonial.Namunapayangdikhawatirkanpemerintahkolonialterjadijuga, manakalakelompoknasionalisyangmenentangrezim kolonialpadaumumnyaadalah kelasmenengahpribumihasilpendidikankolonial,yangkeluardarikawalansistem colonial(Zed,1991). Meskipun setelah proklamsi1945 elitpuncakkulitputih pada piramida sosial ciptaansistem kolonialitusudahdirevolusi,konstruksipiramiditutidakbanyakberubah. Lapisantipiskaum kulitputihyangberadadipuncakpiramidasosialzamankolonial

sudahhilangdandigantikanolehsegelintirkaum elitpribumibaruyangsebelumnya adalahkelasmenengahindependen.Merekainilahyangdisebut“parabapakbangsa”, yaituparapemimpinyangmendirikannegara-bangsaIndonesia,khususnyayangterlibat dalam perumusan konstitusiatau Undang-undang Dasar 1945.Akhirnya,untuk mengetahuibagaimanapertumbuhanregionalismesosialdilihatdariaspekperilakudan relasisosial,etnis,agama,danpendidikan?Iniadalahpertanyaanyangrumitdandalam keterbatasanwaktudanpengetahuanpenulis. Cukupdikatakan,bahwaregionalismesosialjugaciptaansistem kolonialsejalan dengan derajatdan jarak pengaruh penjajahan Belanda didaerah-daerah yang ditaklukkannya.Adalah penting untukdicatatdisini,bahwa Belanda menakklukan Indonesiatidaksekaligusdalam waktuyangsama,melainkansecarabertahap,mulai dariJawa,kemudianmeluaskeluarJawa.Karenaitu,adadaerahdimanacengkraman kekuasaankolonialsangatkuatdanmendalam,khususnyadiPulauJawadansebagian daerahdiIndonesiaTimur,Maluku,SulawesiUtaradankemudianPapua.Sebaliknya adapuladaerahdimanapengaruhBelandarelatifdangkalataubahkanhampirtidak tersentuhsamasekali.Dengandemikian,regionalismesosialterciptaakibatdiparitas persentuhandaerahdankelompok-kelompoksosialtertentudengansistem kolonial. Perasaanregionalismepalingkuatmunculdalam wacanahubungan“pusat-daerah”; “Jawa-LuarJawa”dandewasainimulaimengemukapulaantara“belahanbaratdan timurIndonesia”.Sentralisasipasca-kolonial,khususnyasejakrezim otoriterOrdeLama danOrdeBaruadalahhasilperkembangansejarahyangpanjang.Sepertidikemukakan oleh (Cribb,2001) dibutuhkan waktu lebih daritiga abad bagiBelanda untuk merentangkansayapkekuasaannyadariBataviakeseluruhdaerahyangkinibernama Indonesia.Meminjam istilahdariMasselman(1963),Jawapertama-tamaadalah“the cradle ofcolonialism”,sedangkan daerah-daerah “tanah seberang”diLuarJawa merupakankawasanpinggiran.Pusatdisinitidakmelulubermaknaadministratifatau geografis,melainkanjugapusatteladandannilai-nilai,yangdenganituorangdaerah lekasmengenali,danberupayamenjadisatelityangmenetapdidalam orbitnyaatau

sebaliknyamengambiljarakdan bahkan melakukan perlawanan,baikdalam aliran politik,ekonomimaupun gaya hidup.Pengalaman sepertiinisangatdekatdengan Indonesiakontemporer.Imajinasi“pusat-daerah”jugaparaleldengandualismeJawa- LuarJawa.Jawa yang memilikibanyak kesempatan dalam memperoleh peluang modernisasi,termasukkemajuandalam pendidikantingginya. Sampaihariini,setelahlebih70tahunIndonesiamerdeka,pusatteladantetap berkiblat ke Jawa, baik perguruan tinggi terbaik negeri, atau pembangunan infrastrukturnya.Kesimpulan yang tak terelakkan ialah bahwa dilema diparitas regionalisme sosialjuga menyisakan persoalan hierarkis dan ketidaksetaraan,baik dalam akseskesempatanmaupundalam mengaktualisasikandirisebagaibagianyang utuhdalam kebhinnekaan.Apayangdiutarakandalam tulisaninisebenarnyaadalah sebuahupayadalam membacawarisansejarahBelanda. Membacaulangsejarahbangsadalam kontekswarisansejarahhubunganantara Indonesia-Belanda,sebaiknya diprioritaskan kepada tema pokok tentang masalah- masalahyangterbengkalaidalam artipekerjaanrumahyangnyata-nyatabelum final dan memerlukan kemauan untuk menuntaskannya.Salah satu diantaranya ialah masalah pengakuan Belanda terhadap proklamasikemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus1945.SampaisaatiniBelandamasihterusmenghindaruntukmengakuinya. KeduaialahkasuskonflikPapuadanJakarta,diwariskanBelandadiKMB,tetapilebih setengahabadsampaikinibelum terselesaikan.Iniberkaitaneratdenganmasalah “integrasibangsa”.Jika kita dapatmemahamikemerdekaan adalah anti-tesisdari pejajahan,makadisituadaraisond'êtremengapakitamerdeka.Disituadabanyak masalahmasalahyangterbengkalaiyangberakarpadazamankolonialdankesitulah kitamenoleh. Pertamaialahfaktornyatatentanggeografis.Tidakadayangdapatmenyangkal

situasigeografisIndonesia dan oleh karena itu tidakada yang dapatmengalihkan perhatiantentangletaknyayangstrategisdalam peta,tetapipadasaatyangsama mengandung sejumlah persoalan sejarah.Marilah kita sejenak memandang peta Indonesia modern,yang diadopsidaripeta zaman Belanda itu.Bagikebanyakan pengamatasing,rasanyamustahiladanyanegaraIndonesia.Denganlebih13.000pulau, yangterbentangdaribaratsampaiketimursepanjang5.000km melintasitiga“zona waktu”Indonesiaadalahnegarakepulauanterbesardidunia.Orangakanmenduga bahwadidaerahkepulauanyangdemikianluas,lebihkuranghampirsamaluasnya denganBenuaEropaitu,terdapatbeberapanegara.Tetapiternyatahanyasatu,Republik Indonesia(Cribb,2001).AkantetapiIndonesiayangdemikianluasnyatanyabelum sepenuhnyaterjangkauolehpembangunan,baikinfrastrukturmaupunpembangunan manusianya. Pembangunan yang tidak merata dan keterbatasan akses untuk menjangkaudaerahterpencil,begitujugalemahnyapengawasandankedaulatannegara terhadappulau-pulauterluar,akanberdampakterhadapmasalahdisintegrasibangsa. Dengan demikian moto bhinneka tunggalika hanya tinggalslogan kosong. Selanjutnya,temasejarahIndonesiamodern,yangtimbuldariyangdisinggungdiatas, ialahperpecahandanpersaingan.Pengakuanterhadappersamaanpandanganyang luas,umpamanyatentangbhinnekatunggalikaatauideologiPancasila,tidakberarti Indonesiaamandariancamanperpecahan.SejarahnasionalismediIndonesiaadalah sejarahmasyarakatyangberanekaragam yangdapatmembuatikatan-ikatanlonggar darimasakemasa,tetapilebihkerapberpecahdanberpisahantarayangsatudengan yanglain,baikantardaerah,maupundaerahdanpusat.Merekaberpecahkemudian bersatulagi,seringkalisangatsemu.Beberapakecenderunganberpecahbelahini, sepertiyangdapatdipelajaridaripengalamansejarahtahun1950-an,suatudekade penuhpergolakandaerah,sebetulnyasudahdiramalkanolehparapendahuludimasa lalu.Namun generasiyang lebih kemudian masih gagalmenyelesaikannya.Clifford Geertz pernah mengatakan,bahwa “sejarah teoripolitik ditentukan oleh sejarah organisasinegara”(Geertz,1989).Indonesia meskipun sering dikatakan sebagai “negara baru”,pengalaman sejarah panjang kolonialisme Belanda dengan “negara

kolonial”berikut“mentaliteitkolonial”sebenarnyasudahcukupuntukdijadikantempat pengujiansederetasumsi,aspirasi,ambisidansikap-sikapyangsalingbersaingdengan apa yang pernah dipraktek Belanda diIndonesia,dengan segala keburukan dan kebajikanyangditinggalkannya. Jikahariinikitamasihmenyaksikanmentaliteitkolonial,sikap-sikapotoriterhalus atau“kepabakan”paternalistik)daninferior“inlander”,dilemasistem-sistem warisan kolonial(hukum,birokrasi,ekonomidandiparitasJawaLuarJawa)dimasalalu,maka pekerjaan rumah yang masih terbengkalaiitu tentu dapatdijawab dengan slogan “revolusimental” sepertiyang dikemukakan Presiden Jokowi.Namun itu perlu pembuktianempirik,baikpadatatarankonsepmaupunimplementasi.Adanyaistilah neo-kolonialismemerupakanpetunjukbahwaanasirkolonialismelamadalam bentuk barumasihhadirdidepankita(Utrecht,1980).

DAFTARPUSTAKA Adams,W.(2019).600UUIndonesiaMasihWarisanKolonial,diBelandaSudah17Kali Diubah. Adiputri,R.D.(2014).TheDutchLegacyintheIndonesianParliament.PoliticalSciences andPublicAffairs,2(2). Bahar,S.,&Hudawati,N.(2019).Risalahsidangbadanpenyelidikusahausaha persiapankemerdekaanIndonesia(BPUPKI). Boxer,C.R.(1983).SejarahVOCdalam perangdandamai1602-1799.[Edisi Terjemahan].Jakarta:SinarHarapan. Breman,J.(2010).Koloniaalprofijtvanonvrijearbeid:hetPreangerstelselvan gedwongenkoffieteeltopJava,1720-1870.Amsterdam:Amsterdam UniversityPress. Carey,P.,&Haryadi,S.(2016).Korupsidalam silangsejarahIndonesia:dariDaendels (1808-1811)sampaierareformasi.Jakarta:KomunitasBambu. Cribb,R.(2001).Bangsa:MenciptakanIndonesia.Jakarta:PT.GramediaPustakaUtama. Driver,F.(1992).Geography’sempire:historiesofgeographicalknowledge. EnvironmentandPlanningD:SocietyandSpace,10(1),23–40. Furnivall,J.S.(2014).Colonialpolicyandpractice.NewYork:CambridgeUniversity Press. Geertz,C.(1989).KataPengantardalam LorraineGessick(ed.).Pusat,simboldan hierarkikekuasaan[Terjemahan].Jakarta:Obor. Hasselman,C.J.(1901).Hetpalladium:eenekoloniaal-historischedwaling.Martinus Nijhoff. Knaap,G.(2014).De‘corebusiness’vandeVOC;Markt,machtenmentaliteitvanuit


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook