PENGENALAN METODE DALAM PEMBELAJARAN PAI Diajukan untuk memenuhi tugas perkuliahan Pengembangan Metodologi Pembelajaran PAI Disusun Oleh : ALQORI GUSTIANSYAH NIM 22190114761 WIRDATUL KHASANAH NIM 22190123313 AMIN SYAHPUTRA NIM 22190114372 Dosen Pengampu Dr. Sri Murhayarti, M.Ag / Dr. Mardiyah Hayati, M.Ag PROGRAM PASCASARJANA PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM UNIVERSITAS ISLAM SULTAN SYARIF KASIM RIAU 2021/2022
KATA PENGANTAR Puji syukur atas rahmat Allah SWT, berkat rahmat serta karunia-Nya sehingga makalah dengan judul “Pengenalan Metode dalam Pembelajaran PAI” dapat selesai. Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Metodologi Pembelajaran dosen pengampu ibu Dr. Sri Murhayati, M.Ag dan ibu Dr. Mardiyah Hayati, M.Ag.Selain itu, penyusunan makalah ini bertujuan menambah wawasan kepada pembaca tentang “Pengenalan Metode dalam Pembelajaran PAI”. Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada ibu Dr. Sri Murhayati, M.Ag dan ibu Dr. Mardiyah Hayati, M.Ag selaku dosen pengampu.Berkat tugas yang diberikan ini, dapat menambah wawasan penulis berkaitan dengan topik yang diberikan. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang membantu dalam proses penyusunan makalah ini. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan masih melakukan banyak kesalahan.Oleh karena itu, penulis memohon maaf atas kesalahan dan ketidaksempurnaan yang pembaca temukan dalam makalah ini.Penulis juga mengharapkan adanya kririk serta saran dari pembaca apabila menemukan kesalahan di dalam makalah ini. Pekanbaru, 25 September 2021 Penulis i
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ........................................................................ i DAFTAR ISI ....................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ......................................................................... 1 B. Rumusan Masalah.................................................................... 2 C. Tujuan ...................................................................................... 2 BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Metode Pembelajaran .......................................... 3 B. Macam-macam Metode Pembelajaran PAI .......................... 3 1. Metode Ceramah ................................................................ 3 2. Metode Tanya Jawab ......................................................... 5 3. Metode Demonstrasi ......................................................... 6 4. Metode Eksperimen .......................................................... 7 5. Metode Diskusi .................................................................. 9 6. Metode Sosio Drama ......................................................... 10 7. Metode Drill ....................................................................... 11 8. Metode Pembagian Tugas ................................................ 12 9. Metode Kerja Kelompok .................................................. 13 10. Metode Simulasi ................................................................. 15 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan .............................................................................. 18 B. Saran ......................................................................................... 18 ii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam merupakan agama yang terakhir sebagai penutup semua agama yang telah ada, islam merupakan agama rahmatal lil ‘alamiin untuk semua umat. Islam itu dibawakan oleh Nabi Muhammad SAW yang mendapat wahyu dari Allah. Untuk mengetahui islam lebih mendalam, maka muncullah ilmu yang dinamakan pendidikan Islam. Akan tetapi, pendidikan Islam itu sendiri merupakan bidang kajian yang cukup lama.Ia telah ada bersama dengan adanya agama Islam, maka dari itu pendidikan Islam menimbulkan berbagai permasalahan yang umum. Salah satunya tentang bagaimana pendekatan dan metodologi yang digunakan dalam pendidikan Islam. Seiring dinamika dan perkembangan zaman, kesempatan untuk mempelajari pendidikan Islam dapat melalui segala hal, berkaitan dengan persoalan tentang mempelajari pendidikan Islam, Islam memberikan kesempatan secara luas kepada manusia untuk menggunakan akal pikirannya secara maksimal untuk mempelajarinya. Namun, jangan sampai penggunaannya melampaui batas dan keluar dari rambu-rambu ajaran Allah SWT. Dalam pelaksanaan pendidikan Islam sangat dubutuhkan adanya metode yang tepat, efektif, dan efisien dengan tujuan untuk menghantarkan tercapainya suatu tujuan pendidikan yang telah direncanakan dan dicita-citakan. Materi yang baik dan benar saja tidak akan tercover dengan baik jika tidak diimbangi dengan metode yang baik pula. Oleh karena itu, kebaikan suatu materi yang akan disampaikan dalam ranah pendidikan harus ditopang dengan adanya metode pendidikan. Metode pembelajaran merupakan cara atau teknik pengkajian bahan pelajaran yang akan digunakan saat pengkajian bahan pelajaran, baik secara individual maupun kelompok. Pendekatan dalam pendidikan Islam merupakan suatu proses, perbuatan dan cara mendekati peserta didik dan mempermudah pelaksanaan pendidikan Islam itu sendiri. Dalam proses pembelajaran yang berlangsung pasti akan didukung oleh metode dan pendekatan pembelajaran, karena dalam pembelajaran, apabila sudah menggunakan kedua system di atas maka komponen-komponen pendidikan akan berjalan dengan baik, khususnya pendidikan Islam baik secara efektif dan efisien. 1
Seperti yang kita ketahui saat ini, peserta didik seakan jenuh dan putus asa dengan tumpukan tugas dari beberapa mata pelajaran atau mata kuliah yang dijejalkan oleh lembaga pendidikan. Perasaan ini tentu saja tidak muncul begitu saja, namun karena ada sederetan factor lain yang ikut berperan, seperti keterpurukan moral. Materi yang ada dianggap paket dari langit sehingga tidak perlu disentuh dengan tangan kreatif dan inovatif dari para pendidik.Materi dan metode seakan “jimat” yang dikeramatkan sehingga tidak pernah dirubah dan dikembangkan. Metode pembelajaran yang dipakai selama ini lebih banyak menggunakan model ceramah tanpa sentuhan kreasi dan motivasi yang membuat peserta didik dapat bangkit untuk melompat mencari potensi dan mengembangkannya.Metode pembelajaran yang monoton ini tentu saja menjadikan peserta didik tertekan dan seakan ingin lari dari kelasnya. Oleh karena itu, di dalam makalah ini akan membahas berbagai macam metodologi pembelajaran PAI. B. Rumusan Masalah Untuk mempermudah penulisan makalah ini, maka penulis akan merumuskan masalah dalam rumusan sebagai berikut: 1. Apa pengertian metode? 2. Apa sajakah macam-macam metode pembelajaran PAI? C. Tujuan Dilatar belakang oleh alas an penulisan judul tersebut, maka tujuan penulis dari risalah ini adalah: 1. Untuk mengetahui arti dari metode. 2. Untuk mengetahui macam-macam metode pembelajaran PAI. 2
BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Metode Pembelajaran Metodik berasal dari bahasa Yunani yaitu metha berarti melalui dan hodos berarti jalan atau cara. Metodik berarti jalan atau cara yang harus dilalui untuk mencapai tujuan tertentu. Atau dengan perkataan lain, metodik adalah ilmu atau cara yang harus dilalui dalam proses pembelajaran agar dapat mencapai tujuan pembelajaran.1Metode dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah thuriqah yang berarti langkah-langkah strategis dipersiapkan untuk melakukan suatu pekerjaan.2 Pembelajaran adalah kegiatan terencana yang mengkondisikan atau merangsang seseorang agar bisa belajar dengan baik sesuai dengan tujuan pembelajaran.3 Pada proses pembelajaran guru mengupayakan dengan berbagai strategi, metode, dan pendekatan agar dapat mengoptimalkan potensi yang dimiliki oleh peserta didik. Hasil akhir yang diharapkan dari pembelajaran bukan hanya penguasaan materi tetapi juga pengembangan potensi peserta didik, sehingga pembelajaran dikatakan berhasil apabila potensi peserta didik dapat berkembang sesuai tujuan pembelajaran, sedangkan belajar dikatakan berhasil apabila seseorang mampu mengulangi kembali materi yang telah dipelajarinya.4 Uraian tentang pengertian metode sekaligus metode pembelajaran di atas, memberikan pemahaman bahwa metode dan metode mengajar merupakan suatu kiat dalam pembelajaran, dengan kiat itu muatan-muatan pembelajaran kiranya menjadi sangat menggembirakan bagi peserta didik melalui interaksi edukatif tersebut. B. Macam-macam Metode Pembelajaran PAI Secara garis besar, metode yang sering digunakan dalam pembelajaran pendidikan Agama Islam antara lain: 1. Metode Ceramah 1 Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2005), hlm.2. 2Ibid, hlm. 313. 3 Abdul Majid, “Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), hlm. 110 4 Suyono dan Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran: Teori dan Konsep Dasar, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), hlm. 12. 3
a. Pengertian Metode Ceramah Dalam metode cermah proses belajar mengajar yang dilaksanakan oleh guru umumnya didominasi dengan cara ceramah. Metode ceramah adalah metode yang boleh dikatakan metode tradisional, karena sejak dulu metode ini telah dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru dengan anak didik dalam proses belajar mengajar.5Meski metode ini lebih banyak menuntut keaktifan guru kepada anak didik, tetapi metode ini tidak bisa ditinggalkan begitu saja dalam kegiatan pembelajaran.6 Berdasarkan pendapat tersebut bisa disimpulkan bahwa metode ceramah merupakan metode yang sudah sejak lama digunakan dalam kegiatan pembelajaran, khususnya pada kegiatan pembelajaran yang bersifat konvesional atau pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher centered). b. Kelebihan dan Kekurangan Metode Ceramah Ada beberapa alasan mengapa ceramah sering digunakan.Alasan ini sekaligus merupakan keunggulan metode ini.Ceramah merupakan metode yang “murah” dan “mudah” untuk dilakukan. Murah dalam hal ini dimaksudkan proses ceramah tidak memerlukan peralatan-peralatan yang lengkap, berbeda dengan metode yang lain seperti demonstrasi atau peragaan. Sedangkan mudah, memang ceramah hanya mengandalkan suaru guru, dengan demikian tidak terlalu memerlukan persiapan yang rumit. Ceramah dapat menyajikan materi pelajaran yang luas.Artinya, materi pelajaran yang banyak dapat dirangkum atau dijelaskan pokok-pokoknya oleh guru dalam waktu yang singkat.Ceramah dapat memberikan pokok-pokok materi yang perlu ditonjolkan.Artinya, guru dapat mengatur pokok-pokok materi yang mana yang perlu ditekankan sesuai dengan kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai.Melalui ceramah, guru dapat mengontrolkeadaan kelas oleh karena sepenuhnya kelas merupakan tanggung jawab guru yang memberikan ceramah.Organisasi kelas dengan menggunakan ceramah dapat diatur menjadi lebih sederhana.Ceramah tidak memerlukan setting kelas yang beragam atau tidak memerlukan persiapan-persiapan yang rumit.Asal siswa dapat menempati tempat duduk untuk mendengarkan guru, maka ceramah sudah dapat dilakukan. 5Nur Ahyat,Metode Pembelajaran Pendidikan Islam. Jurnal Manajemen dan Pendidikan Islam: Volume 4, No. 1, Maret 2017, hlm. 27. 6 Khoirul Budi Utomo, Strategi dan Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Islam MI .Jurnal Program Studi PGMI. Sekolah Tinggi Taruna Surabaya: Volume 5, No. 2, September 2018, hlm. 148. 4
Di samping beberapa kelebihan di atas, ceramah juga memiliki beberapa kelemahan diantaranya: 1) Materi yang dapat dikuasai siswa sebagai hasil dari ceramah akan terbatas pada apa yang dikuasai guru. Kelemahan ini memang kelemahan yang paling dominan, sebab apa yang diberikan guru adalah apa yang dikuasainya, sehingga apa yang dikuasai siswa pun akan tergantung pada apa yang dikuasai guru. 2) Ceramah yang tidak disertai dengan peragaan dapat mengakibatkan terjadinya verbalisme. Verbalisme adalah “penyakit” yang sangat mungkin disebabkan oleh proses ceramah. Oleh karena itu, dalam proses penyajiannya guru hanya mengandalkan bahasa verbal dan siswa hanya mengandalkan kemampuan auditifnya. Sedangkan, disadari bahwa setiap siswa memiliki kemampuan yang tidak sama, termasuk dalam ketajaman menangkap materi pembelajaran melalui pendengarannya. 3) Guru yang kurang memiliki kemampuan bertutur yang baik, ceramah sering dianggap sebagai metode yang membosankan. Sering terjadi, walaupun secara fisik siswa ada di dalam kelas, namun secara mental siswa sama sekali tidak mengikuti jalannya proses pembelajaran; pikirannya melayang kemana-mana atau siswa mengantuk, oleh karena gaya bertutur guru tidak menarik. 4) Melalui ceramah, sangat sulit untuk mengetahui apakah seluruh siswa sudah mengerti apa yang dijelaskan atau belum. Walaupun ketika siswa diberi kesempatan untuk bertanya, dan tidak ada seorang pun yang bertanya. Semua itu tidak menjamin bahwa siswa seluruhnya paham.7 2. Metode Tanya Jawab a. Pengertian metode tanya jawab Metode Tanya jawab adalah suatu cara mengelola pembelajaran dengan menghasilkan pertanyaan-pertanyaan yang mengarahkan siswa memahami materi tersebut. Metode tanya jawab akan menjadi efektif bila materi yang menjadi topik bahasan menarik, menantang dan memiliki nilai aplikasi tinggi. Pertanyaan yang diajukan bervariasi, meliputi pertanyaan tertutup (pertanyaan yang jawabannya hanya satu 7 Jon Helmi, Penerapan Konsep Silberman Dalam Metode Ceramah Pada Pembelajaran Pai, Jurnal Pendidikan Al-Islahah, STAI Hubbulwathan Duri. Hlm. 233-234 5
kemungkinan) dan pertanyaan terbuka (pertanyaan dengan banyak kemungkinan jawaban), serta disajikan dengan cara yang menarik. Jadi, metode tanya jawab adalah interaksi dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan komunikasi verbal, yaitu dengan memberikan siswa pertanyaan untuk dijawab, di samping itu juga memberikan kesempatan pada siswa untuk mengajukan pertanyaan kepada guru. b. Kelebihan metode tanya jawab 1) Situasi kelas akan hidup karena anak-anak aktif berfikir dan menyampaikan buah fikiran. 2) Melatih anak agar berani mengungkapkan pendapatnya dengan lisan. 3) Timbulnya perbedaan pendapat di antara anak didik akan menghangatkan proses diskusi dengan lisan secara teratur. 4) Mendorong murid lebih aktif dan sungguh-sungguh. 5) Mengembangkan keberanian dan keterampilan siswa dalam menjawab dan mengemukakan pendapat. c. Kelemahan metode tanya jawab 1) memakan waktu lama 2) Siswa merasa takut apabila guru kurang mampu mendorong siswanya untuk berani menciptakan suasana yang santai dan bersahabat. 3) Tidak mudah membuat pertanyaan sesuai dengan tingkat berfikir siswa.8 3. Metode Demonstrasi a. Pengertian metode demonstrasi Metode demonstrasi adalah cara pengelolaan pembelajaran dengan memperagakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi, benda, atau cara kerja suatu produk teknologi yang sedang dipelajari. Demonstrasi dapat dilakukan dengan menunjukkan benda baik yang sebenarnya, model maupun tiruannya dan disertai dengan penjelasan lisan.9 b. Tujuan metode demonstrasi 8Ike Kurniati dan Asep Halimurosid, Pengembangan Pembelajaran PAI Di Era Digital, (Bandung: CV Amerta Media, 2020), hlm. 200-201. 9Op.Cit,Nur Ahyat, hlm. 28 - 29. 6
Demonstrasi merupakan suatu wahana untuk memberikan pengalaman belajar agar siswa dapat menguasai pembelajaran dengan lebih baik. Tujuan metode demonstrasi adalah peniruan terhadap model yang dapat dilakukan dan memberikan pengalaman belajar melalui penglihatan dan pendengaran. c. Kelebihan metode demonstrasi 1) Membuat pembelajaran menjadi lebih jelas dan lebih konkret. 2) Memusatkan perhatian siswa. 3) Lebih mengarahkan proses belajar siswa pada materi yang sedang dipelajari. 4) Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran dalam diri siswa lebih melekat. 5) Membuat siswa lebih mudah memahami apa yang dipelajari. 6) Membuat proses pengajaran lebih menarik. 7) Merangsang siswa untuk lebih aktif mengamati dan menyesuaikan antara teori dengan kenyataan. 8) Membantu siswa memahami dengan jelas jalannya suatu proses atau kerja dari suatu benda. d. Kekurangan metode demonstrasi 1) Tidak tersedianya fasilitas-fasilitas pendukung yang memadai. 2) Tidak semua benda dapat didemonstrasikan 3) Siswa terkadang sulit melihat dengan jelas benda yang dipertunjukkan. 4) Sukar dimengerti bila didemonstrasikan oleh guru yang kurang menguasai materi atau barang yang didemonstrasikan.10 4. Metode Eksperimen Metode eksperimen adalah suatu cara pengelolaan pembelajaran dimana siswa melakukan aktivitas percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri suatu yang dipelajarinya. Dalam metode ini siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri dengan mengikuti suatu proses, mengamati suatu obyek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri tentang obyek yang dipelajarinya. 10Ahmad Hulaimi dan Khairuddin, Integrasi Penggunaan Metode Simulasi dan Demonstrasi Dalam Pembelajaran (Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar di Sekolah/ Madrasah), Jurnal Pendidikan Ta’dib : Volume 18, No 1 (Jan-juni 2020), hlm. 14-16. 7
Dalam melaksanakan metode eksperimen ini, agar membawa hasil yang diharapkan, terdapat beberapa langkah yang mesti diperhatikan, yaitu : a. Persiapan eksperimen 1) Menetapkan hasil yang diinginkan dari eksperimen itu. 2) Mempersiapkan berbagai alat atau bahan yang diperlukan. 3) Mempersiapkan tempat eksperimen. 4) Mempertimbangkan jumlah peserta didik dengan alat-alat yang ada. 5) Memperhatikan soal keamanan dan kesehatan agar dapat memperkecil atau menghindarkan resiko yang merugikan. 6) Memperhatikan soal disiplin atau tata tertib, terutama dalam menjaga peralatan dan bahan yang digunakan. 7) Memberikan penjelasan tentang apa yang harus diperhatikan dan tahapan-tahapan yang mesti dilakukan peserta didik, termasuk yang dilarang. b. Pelaksanaan eksperimen, yaitu : 1) Peserta didik memulai eksperimen. 2) Pada waktu eksperimen dilakukan peserta didik, guru memperhatikan dan mengamati proses eksperimen serta memberikan dorongan dan bantuan atas kesulitan-kesulitan yang dihadapi peserta didik. 3) Selama percobaan berjalan, guru hendaknya memperhatikan situasi secara keseluruhan sehingga setiap kesulitan dapat dihindari atau diatasi sedini mungkin. c. Tindak lanjut eksperimen 1) Peserta didik mengumpulkan laporan hasil eksperimen yang diperiksa oleh guru. 2) Mendiskusikan masalah-masalah yang ditemukan selama mengadakan eksperimen. 3) Memeriksa dan menyampaikan kembali segala peralatan yang digunakan.11 d. Kelebihan metode eksperimen 1) Membuat siswa percaya diri terhadap hasil eksperimennya. 2) Membina siswa untuk membuat terobosan baru dengan penemuan dari eksperimennya. 3) Hasil dari percobaan siswa dapat dimanfaatkan untuk sekolah dan masyarakat. 11 Sukarno, Metodologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Surabaya : Elkaf, 2012), hlm. 188-189. 8
4) Melatih ketelitian dan keuletan siswa. e. Kekurangan metode eksperimen 1) Metode ini lebih sesuai dengan pelajaran berdasar ilmu sains dan teknologi 2) Memerlukan fasilitas peralatan dan bahan yang tidak selalu mudah diperoleh dan harganya cukup mahal 3) Menguji kesabaran guru dan siswa. 4) Eksperimen tidak selalu menghasilkan hasil yang diharapkan. 5. Metode Diskusi Metode diskusi adalah suatu cara mengelola pembelajaran dengan penyajian materi melalui pemecahan masalah, atau analisis system produk teknologi yang pemecahannya sangat terbuka. Suatu diskusi dinilai menunjang keaktifan siswa bila diskusi itu melibatkan semua anggota diskusi dan menghasilkan suatu pemecahan masalah. Jika metode ini dikelola dengan baik, antusiasme siswa untuk terlibat dalam forum ini sangat tinggi. Tata caranya adalah sebagai berikut: harus ada pimpinan diskusi, topik yang menjadi bahan diskusi harus jelas dan menarik, peserta diskusi dapat menerima dan memberi, dan suasana diskusi tanpa tekanan. Tujuan penggunaan metode diskusi dalam kegiatan pembelajaran seperti yang diungkapkan Killen adalah “tujuan utama metode ini adalah untuk memecahkan suatu permasalahan, menjawab pertanyaan, menambah dan memahami pengetahuan siswa, serta untuk membuat suatu keputusan.12 a. Kelebihan metode diskusi 1) Suasana kelas lebih hidup 2) Dapat menaikkan prestasi kepribadian individu 3) Kesimpulan hasil diskusi mudah dipahami peserta didik 4) Peserta didik belajar untuk mematuhi peraturan-peraturan dan tata tertib dalam musyawarah b. Kekurangan metode diskusi 1) Peserta didik ada yang tidak aktif. 12 Ibid, hlm.28- 29. 9
2) Sulit menduga hasil yang dicapai. 3) Peserta didik mengalami kesulitan mengeluarkan ide-ide atau pendapat mereka secara ilmiah dan sistematis.13 Untuk mengatisi kelemaha dan segi negative dari metode ini: pimpinan diskusi diberikan kepada murid dan diatur secara bergiliran, guru mengusahakan seluruh murid agar berpartisipasi dalam diskusi, mengusahakan supaya semua murid mendapat giliran berbicara, sementara murid yang lain belajar mendengarkan pendapat temannya, mengoptimalkan waktu yang ada untuk mendapatkan hasil yang diinginkan. 6. Metode Sosio Drama Sosiodrama berasal dari kata sosio yang berarti masyarakat, dan drama yang artinya keadaan orang atau peristiwa yang dialami orang, sifat dan tingkah lakunya, hubungan seseorang dengan orang lain dan sebagainya, sebagai aktivitas yang menarik untuk menstimulasi diskusi tentang nilai-nilai dan sikap. Metode ini merupakan teknik mengajar yang banyak kaitannya dengan pendemonstrasian kejadian-kejadian yang bersifat social, khususnya yang berkaitan dengan studi kasus yang melibatkan individu manusia dan tingkah laku mereka atau interaksi antar individu tersebut, yaitu berbentuk drama tanpa naskah yang akan dimainkan oleh sekelompok orang atau siswa berdasarkan instruksi guru sesuai dengan tujuan pembelajaran. Metode sosiodrama digunakan dalam rangka mencapai tujuan-tujuan pembelajaran yang mengandung sifat-sifat sebagai berikut: a. Memahami perasaan orang lain b. Membagi pertanggungan jawab dan memikulnya c. Menghargai pendapat orang lain d. Mengambil keputusan dalam kelompok e. Membantu penyesuaian diri dengan kelompok f. Memperbaiki hubungan social g. Mengenali nilai-nilai dan sikap-sikap 13 Op.Cit, Ike Kurniati dan Asep Halimurosid , hlm. 199. 10
h. Menanggulangi atau memperbaiki sikap-sikap salah. Adapun kelebihan yang dapat diperoleh dalam pembelajaran dengan menggunakan metode sosiodrama antara lain: a. Siswa terlatih untuk dapat mendramatisasikan sesuatu dan melatih keberanian mereka. b. Kelas akan menjadi hidup karena menarik perhatian para siswa dank arena terjadinya diskusi yang hidup. c. Siswa dapat menghayati sesuatu peristiwa sehingga mudah mengambil suatu kesimpulan berdasarkan penghayatannya sendiri. d. Siswa dilatih dalam menyusun buah pikiran secara teratur. e. Siswa bisa menempatkan dirinya dengan orang lain. f. Guru dapat melihat kenyataan yang sebenarnya dari kemampuan siswa. g. Siswa akan mengerti kehidupan social psikologis dan mampu memecahkan masalah- masalahnya. h. Melatih siswa untuk berinisiatif dan berkreasi. Sedangkan di antara kekurangan metode sosiodrama adalah: a. Banyak menyita waktu atau jam pelajaran b. Memerlukan persiapan yang teliti dan matang. c. Kadang-kadang siswa keberatan untuk melakukan peranan yang diberikan karena alas am psikologis, seperti rasa malu, peran yang diberikan kurang cocok dengan minatnya, dan sebagainya. d. Bila dramatisasi gagal, siswa tidak bisa mengambil kesimpulan. e. Sukar untuk memilih anak-anak yang betul-betul berwatak untuk memecahkan masalah tersebut. f. Perbedaan adat-istiadat, kebiasaan dan pola-pola kehidupan dalam suatu masyarakat akan mempersulit pelaksanaannya. g. Siswa yang tidak mendapatkan giliran akan menjadi pasif. h. Dikhawatirkan metode ini dipakai untuk tujuan yang tidak layak, seperti mendramakan sifat sadis, balas dendam dan sebagainya. i. Kalau guru kurang bijaksana, tujuan yang dicapai tidak memuaskan.14 14 Rahendra Maya, Metode Sosiodrama dalam Pendidikan Agama Islam, Edukasi Islami Jurnal Pendidikan Islam. Vol. 04, Juli 2015, hlm. 1131-1133 11
7. Metode Drill Metode latihan siap (Drill) adalah suatu cara menyajikan bahan dengan cara melatih siswa agar menguasai pelajaran dan terampil dalam melaksanakan tugas latihan yang diberikan. Metode drill dimaksudkan agar pengetahuan siswa dan kecakapan tertentu dapat menjadi miliknya dan dapat betul-betul dikuasai. Dalam pelaksanaan metode drill dapat dilaksanakan untuk melatih siswa agar terampil membaca al-Qur’an, latihan ibadah sholat dan berbagai topik yang lainnya. Sedangkan ulangannya adalah salah satu alat untuk mengatur sejauh mana siswa telah menguasai dan menyerap pelajaran yang telah diberikan.15 a. Kelebihan-kelebihan metode drill 1) Pembentukan kebiasaan yang dilakukan dengan mempergunakan metode ini akan menambah ketetapan dan kecepatan pelaksanaan. 2) Pemanfaatan kebiasaan-kebiasaan tidak memerlukan banyak konsentrasi dalam pelaksanaannya. 3) Pembentukan kebiasaan menurut gerakan-gerakan yang kompleks, rumit menjadi otomatis. b. Kekurangan-kekurangan metode drill 1) Metode ini dapat menghambat bakat dan inisiatif peserta didik, karena peserta didik lebih banyak dibawa kepada konfomatasi dan diarahkan kepada uniformalitas. 2) Kadang-kadang latihan yang dilaksanakan secara berulang-ulang merupakan hal yang monoton, mudah membosankan. 3) Membentuk kebiasaan yang kaku, karena peserta didik lebih banyak ditunjukkan untuk mendapatkan kecakapan memberikan respon secara otomatis dan menggunakan intelegensi. 4) Dapat menimbulkan verbalisme karena peserta didik lebih banyak dilatih menghafal soal-soal dan menjawabnya secara otomatis.16 8. Metode Pembagian Tugas Metode pembagian tugas adalah cara mengajar atau penyajian materi melalui penugasan siswa untuk melakukan suatu pekerjaan. Pemberian tugas dapat secara 15Op.Cit, Khoirul Budi Utomo, hlm. 149 16 Op.Cit, Soekarno, hlm, 157-158 12
individual atau kelompok.Pemberian tugas untuk setiap siswa atau kelompok dapat sama dan dapat pula berbeda. Metode pembagian tugas belajar (resitasi) sering disebut metode pekerjaan rumah, adalah “metode dimana peserta didik diberi tugas khusus di luar jam pelajaran.” Dalam pelaksanaan metode ini peserta didik dapat mengerjakan tugasnya tidak hanya di rumah, tetapi laboraturium, di rumah praktikum dan lain sebagainya untuk dapat dipertanggung jawabkan kepada guru.17 a. Kelebihan-kelebihan metode pembagaian tugas 1) Pengetahuan yang diperoleh peserta didik dari hasil belajar, hasil percobaan atau hasil penyelidikan, yang banyak berhubungan dengan minat atau bakat dan yang berguna untuk hidup mereka akan lebih meresap, tak lama dan lebih otentik. 2) Mereka berkesempatan memupuk perkembangan dan keberanian mengambil inisiatif, bertanggung jawab dan berdiri sendiri. 3) Tugas dapat lebih meyakinkan tentang apa yang dipelajari dari guru, lebih memperdalam, meperkaya atau memperluas wawasan tentang apa yang dipelajari. b. Kekurangan-kekurangan metode pembagian tugas 1) Seringkali peserta didik melakukan penipuan diri dimana mereka hanya meniru hasil pekerjaan orang lain, tanpa mengalami peristiwa-peristiwa belajar. 2) Adakalanya tugas itu dikerjakan oleh orang lain tanpa pengawasan. 3) Apabila tugas terlalu banyak diberikan ketenangan mental mereka dapat berpengaruh18 9. Metode Kerja Kelompok a. Pengertian Kerja Kelompok Menurut Imansjah Alipandie kerja kelompok adalah cara mengajar yang di lakukan oleh guru dengan jalan membentuk kelompok kerja dari kumpulan beberapa orang murid untuk mencapai suatu tujuan pelajaran tertentu secara gotong-royong. Kerja Kelompok adalah penyajian materi dengan cara pemberian tugas-tugas untuk mempelajari sesuatu 17 Ibid, hlm. 159. 18 Ibid, hlm. 160. 13
kepada kelompok-kelompok belajar yang sudah ditentukan dalam rangka mencarpai tujuan.19 Jadi dapat disimpulkan metode kerja kelompok adalah kumpulan dua orang atau lebih untuk memecahkan suatu masalah atau untuk menyerahkan suatu pekerjaan yang perlu dikerjakan bersama-sama untuk mencapai tujuan. b. Macam-macam Metode Kerja Kelompok Dilihat dari segi waktu dan cara pembetukan kelompok maka metode ini ada beberapa macam yaitu: 1) Kerja kelompok jangka pendek Kerja kelompok jangka pendek di sebut juga rapat kilat karena hanya memakan waktu kurang lebih 40 menit.Jadi kerja kelompok jangka pendek ini, mempunyai tujuan untuk memecahkan persoalan khusus yang terdapat pada sesuatu masalah.Misalnya ketika seorang guru menjelaskan dalam suatu pelajaran terdapat suatu masalah yang perlu di diskusikan. Guru dapat menunjukkan beberapa siswa, atau membagi kelas menjadi beberapa kelompok untuk membahas masalah itu dalam waktu yang singkat. 2) Kerja kelompok jangka menengah Kerja kelompok jangka menengah diadakan karena kepentingan untuk penyelesaian unit-unit pelajaran, yang akan lebih baik apabila dikerjakan dengan cara bersama-sama dalam beberapa hari. Dalam kerja kelompok ini siswa di beri kesempatan untuk bekerja sesuai dengan kemampuan masing-masing sehingga kelompok yang pintar dapat selesai terlebih dahulu tidak usah menunggu kelompok yang lain. Sedangkan kelompok yang agak lamban, di izinkan menyelesaikan tugasnya sesuai dengan kemampuannya. 3) Kerja kelompok jangka panjang Kelompok ini biasanya dinamakan kelompok studi.Suatu kelas dibagi kepada beberapa kelompok, dan biasanya kelompok ini berakhir ketika berlangsungnya kenaikan kelas atau pergantian semester. c. Kelebihan dan Kekurangan Kerja Kelompok 19http://bqsukmawati.wordpress.com/2013/06/23/metode-kerja-kelompok/ :(diakses 14
Kelebihan Metode Kerja Kelompok antara lain yaitu: 1) Suasana kelas lebih hidup, sebab siswa mengarahkan perhatiannya atau pikirannya kepada masalah yang sedang didiskusikan yaitu partisipasi siswa dalm metode ini lebih baik. 2) Dapat meningkatkan prestasi individu seperti: toleran. Demokrasi, berpikir kritis, sabar dan sebagainya. 3) Kesimpulan diskusi mudah dipahami oleh siswa karena para siswa mengikuti proses berpikir sebelum sampai kepada kesimpulan. 4) Para siswa dilatih belajar mematuhi peraturan-peraturan dan tata tertib dalam suatu masalah musyawaran sebagai latihan musyawarah yang sebenarnya. 5) Rasa social mereka dapat dikembangkan karena bisa saling membantu dalam memecahkan soal atau masalah dalam mendorong rasa kesatuan. 6) Memperluas pandangan 7) Memberi kemungkinan untuk saling mengemukakan pendapat. Adapun kekurangannya yaitu: 1) Kemungkinan ada siswa yang tidak aktif, sehingga bagi anak-anak ini, diskusi merupakan kesempatan untuk melepaskan diri dari tanggung jawab 2) Sulit menduga hasil yang dicapai karena waktu yang deberikan untuk kerja kelompok sangat panjang 3) Kadang-kadang terjadi adanya pandangan dari berbagi sudut bagi masalah yang dipecahkan, bahkan mungkin pembicaraan menjadi penyimpangan, sehingga memerlukan waktu yang panjang, Kesimpulan yang dapat kita ambil dari variabel di atas adalah untuk menetapkan taraf keberhasilan kerja kelompok dan adanya hubungan yang baik antar kelompok walaupun terjadi persaingan.Persaingan disini adalah persaingan yang positif untuk keberhasilan kelompoknya masing-masing. Metode kerja kelompok dilakukan atas dasar pandangan bahwa anak didik merupakan suatu kesatuan yang dapat di kelompokkan sesuai dengan kemampuan dan minatnya untuk mencapai suatu tujuan pengajaran tertentu dengan system gotong- royong.Dalam prakteknya ada beberapa jenis kerja kelompok yang dapat dilaksanakan 15
yang semua itu tergantung pada tujuan khusus yang dicapai, umur, dan kemampuan siswa, fasilitas dan media yang tersedia dan sebagainya.20 10. Metode Simulasi Yaitu penekanan dalam metode simulasi adalah pada kemampuan siswa untuk berimitasi sesuai dengan objek yang diperankan. Dan pada titik finalnya siswa mampu untuk mendapatkan kecakapan bersikap dan bertindak sesuai dengan situasi yang sebenarnya.21 Tujuan pendidikan agama Islam juga sebagai penerapan keterampilan siswa ketika berada dalam lingkungan masyarakat. Metode simulasi ini sangat bagus diterapkan kepada peseerta didik, dengan meniru atau memerankan sebuah kejadian yang sebenarnya, siswa dapat melatih keterampilannya sebelum terjun secara langsung dalam lingkungan masyarakat. Seperti : Sholat Jenazah, Memandikan Jenazah, dsb. a. Peran Guru Dalam Pelaksanaan Metode Simulasi Peran guru tidak jauh berbeda dari fasilitator. Selama proses simulasi, guru bertugas untuk menyajikan, memfasilitasi pemahaman dan penafsiran tentang aturan-aturan simullasi. Guru harus membentuk kelompok-kelompok dan membagi siswa dalam kelompok atau peran sesuai dengan kemampuan siswa. Selain itu guru harus mengawasi jalannya pelaksanaan simulasi. Guru juga bertugas sebagai pemimpin diskusi selama simulasi berlangsung dan diharapkan mampu menciptakan suasana yang kondusif. b. Langkah-Langkah Pelaksanaan Simulasi Menurut Miftahul Huda langkah-langkah pelaksanaan metode simulasi terdiri atas 3 bagian, yaitu :22 1) Orientasi a) Guru menyajikan topik mengenai simulasi dan konsep yang akan dipakai serta menetapkan tujuan dalam ativitas simulasi. b) Guru memberikan gambaran masalah yang akan disimulasikan. c) Guru menetapkan pemain yang akan terlibat dalam simulasi, peranan yang harus dimainkan oleh pemeran, serta waktu yang disediakan. 20Daradjat, Zakiah, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2014, hlm. 305-307 21 Op.Cit, Ike Kurniati dan Asep Halimurosid, hlm. 204. 22 Op.Cit, Ahmad Hulaimi dan Khairuddin, hlm. 12. 16
d) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya khususnya pada siswa yang terlibat dalam pemeranan simulasi 2) Pelaksanaan simulasi a) Guru memimpin aktivitas permainan dan administrasi permainan, b) Siswa mendapat umpan balik dan evaluasi (mengenai penampilan dan pengaruh keputusan) c) Guru memberikan bantuan kepada pemeran yang mendapatkan kesulitan atau terjadi kesalahan konsep. d) Siswa melanjutkan simulasi. e) Simulasi hendaknya dihentikan pada saat puncak, dimaksudkan untuk mendorong siswa berfikir dalam menyelesaikan masalah yang sedang disimulasikan. 3) Penutup a) Guru menyimpulkan kejadian dan persepsi. b) Siswa menyimpulkan kesulitan dan pandangan-pandangannya. c) Guru dan siswa menganalisis proses. d) Guru dan siswa membandingkan aktivitas simulasi dengan dunia nyata. e) Siswa menghubungkan aktivitas simulasi dengan materi pelajaran. f) Guru melihat dan kembali merancang simulasi. c. Kelebihan dan Kekurangan Metode Simulasi 1) Kelebihan a) Simulasi dapat dijadikan sebagai bekal bagi siswa dalam menghadapi situasi yang sebenarnya kelak, baik dalam kehidupan keluarga dan masyarakat. b) Simulasi dapat mengembangkan kratifitas siswa. c) Simualasi dapat memupuk keberanian dan percaya diri siswa. d) Memperkaya pengetahuan, sikap dan keterampilan. e) Simulasi dapat meningkatkan gairah siswa dalam proses pembelajaran. 2) Kekurangan a) Pengalaman yang diperoleh melalui simulasi tidak selalu tepat dan sesuai dengan kenyataan dilapangan. 17
b) Pengelolaan yang kurang baik, sering simulasi dijadikan sebagai alat hiburan, sehingga tujuan pembelajaran jadi terbengkalai. c) Faktor psikologis seperti rasa malu dan takut.23 23 Ibid, hlm. 13. 18
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan 1. Metode pembelajaran merupakan cara atau teknik pengkajian bahan pelajaran yang akan digunakan saat pengkajian bahan pelajaran, baik secara individual maupun kelompok. Pendekatan dalam pendidikan Islam merupakan suatu proses, perbuatan dan cara mendekati peserta didik dan mempermudah pelaksanaan pendidikan Islam itu sendiri. Metode pembelajaran yang dipakai selama ini lebih banyak menggunakan model ceramah tanpa sentuhan kreasi dan motivasi yang membuat peserta didik dapat bangkit untuk melompat mencari potensi dan mengembangkannya.Metode pembelajaran yang monoton ini tentu saja menjadikan peserta didik tertekan dan seakan ingin lari dari kelasnya. 2. Macam-macam metodologi pembelajaran PAI. Yaitu : 1) Metode ceramah 2) Metode tanya jawab 3) Metode demonstrasi 4) Metode Eksperimen 5) Metode diskusi 6) Metode sosio-drama 7) Metode drill 8) Metode pembagian tugas 9) Metode kerja kelompok 10) Metode simulasi B. Saran Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan makalah ini tetapi kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu penulis perbaiki. Hal ini dikarenakan masih minimnya pengetahuan yang penulis miliki. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat penulis harapkan untuk perbaikan ke depannya. 19
DAFTAR PUSTAKA Ahyat, Nur, 2017. “Metode Pembelajaran Pendidikan Islam” Jurnal Manajemen dan Pendidikan Islam: Volume 4, No. 1 Daradjat, Zakiah, 2014. Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, Jakarta: Bumi Aksara. Helmi, Jon, Penerapan Konsep Silberman Dalam Metode Ceramah Pada Pembelajaran Pai, Jurnal Pendidikan Al-Islahah, STAI Hubbulwathan Duri. Hulaimi, Ahmad dan Khairuddin, 2020. Integrasi Penggunaan Metode Simulasi dan Demonstrasi Dalam Pembelajaran (Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar di Sekolah/ Madrasah), Volume 18, No 1 Jurnal Pendidikan Ta’dib. Khoirul, Budi Utomo, 2018. Strategi dan Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Islam MI .Jurnal Program Studi PGMI, Volume 5, No. 2. Surabaya: Sekolah Tinggi Taruna. Kurniati, Ike, dan Asep Halimurosid, 2020. Pengembangan Pembelajaran PAI Di Era Digital, Bandung: CV Amerta Media. Majid, Abdul, 2012. “Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Ramayulis, 2005. Metodologi Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Kalam Mulia. Rahendra, Maya, 2015. Metode Sosiodrama dalam Pendidikan Agama Islam, Vol. 04 Edukasi Islami Jurnal Pendidikan Islam. Sukarno, 2012. Metodologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Surabaya, Elkaf. Suyono dan Hariyanto, 2011. Belajar dan Pembelajaran: Teori dan Konsep Dasar, Bandung: Remaja Rosdakarya. http://bqsukmawati.wordpress.com/2013/06/23/metode-kerja kelompok/  20
Search
Read the Text Version
- 1 - 23
Pages: