Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore Modul Kerajaan Hindu-Buddha di Nusantara

Modul Kerajaan Hindu-Buddha di Nusantara

Published by Albahrut Tohur Resfany Prudential, 2021-01-12 02:37:56

Description: Modul Kerajaan Hindu-Buddha di Nusantara

Search

Read the Text Version

PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL Agar Anda berhasil menguasai dan memahami materi dalam modul ini, kemudian mampu mengaplikasikannya. Silahkan cermati dan ikuti petunjuk penggunaan modul berikut ini. 1. Modul ini merupakan modul yang dapat dipelajari setelah menuntaskan materi teori masuknya Hindu dan Buddha di Indonesia. 2. Baca dan pahami kompetensi dasar berserta indikator yang harus dicapai, supaya Anda memahami pokok-pokok pembahasan dalam belajar modul ini. 3. Perhatikan dan lakukan setiap aktivitas pembelajaran yang terdapat di modul ini, supaya dapat menyelesaikan soal atau tugas yang ada dalam modul ini dengan baik. 4. Diskusikan dengan teman atau tutor, apabila terdapat permasalahan dalam memahami materi atau memahami setiap intruksi dari modul ini. 5. Selama belalajar menggunakan modul ini, perkaya bacaan tentang kerajaan Hindu-Buddha di Nusantara, selain dari materi yang terdapat dalam modul ini. 6. Untuk mengetahui apakah Anda menguasai materi di modul ini, kerjakan soal latihan dan tugas pada akhir kegiatan pembelajaran. KOMPETENSI DASAR & INDIKATOR No Kompetensi Dasar Indikator 3.6 Menganalisis perkembangan kehidupan 3.6.1. Menganalisis perkembangan kehidupan masyarakat, pemerintahan, budaya pada sosial masyarakat pada masa kerajaan Hindu- masa kerajaan-kerajaan Hindu dan Buddha di Indonesia (Kerajaan Kutai, Kerajaan Buddha di Indonesia serta Tarumanegara, Kerajaan Sriwijaya, Kerajaan menunjukkan contoh bukti-bukti yang Mataram Kuno di Jawa Tengah, Kerajaan masih berlaku pada kehidupan Mataram di Jawa Timur, Kerajaan Kadiri, masyarakat Indonesia masa kini. Kerajaan Tumapel/Singasari, Kerajaan

Majapahit, Kerajaan Bali) dengan menunjukkan contoh bukti-bukti yang masih berlaku pada kehidupan masyarakat saat ini. 3.6.2. Menganalisis perkembangan bidang pemerintahan pada masa kerajaan Hindu- Buddha di Indonesia (Kerajaan Kutai, Kerajaan Tarumanegara, Kerajaan Sriwijaya, Kerajaan Mataram Kuno di Jawa Tengah, Kerajaan Mataram di Jawa Timur, Kerajaan Kadiri, Kerajaan Tumapel/Singasari, Kerajaan Majapahit, Kerajaan Bali) dengan menunjukkan contoh bukti-bukti yang masih berlaku pada kehidupan masyarakat saat ini. 3.6.3. Menganalisis perkembangan bidang kebudayaan pada masa kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia (Kerajaan Kutai, Kerajaan Tarumanegara, Kerajaan Sriwijaya, Kerajaan Mataram Kuno di Jawa Tengah, Kerajaan Mataram di Jawa Timur, Kerajaan Kadiri, Kerajaan Tumapel/Singasari, Kerajaan Majapahit, Kerajaan Bali) dengan manunjukkan contoh bukti-bukti yang masih berlaku pada kehidupan masyarakat saat ini. 4.6 Menyajikan hasil penalaran dalam 4.6.1. Meniru hasil penalaran dalam bentuk bentuk tulisan tentang nilai-nilai dan tulisan tentang nilai-nilai dan unsur budaya unsur budaya yang berkembang pada yang berkembang pada masa kerajaan Hindu- masa kerajaan Hindu-Buddha yang Buddha yang masih berkelanjutan dalam masih berkelanjutan dalam kehidupan kehidupan bangsa Indonesia pada masa kini. bangsa Indonesia pada masa kini. 4.6.2. Menerapkan hasil penalaran dalam bentuk tulisan tentang nilai-nilai dan unsur budaya yang berkembang pada masa kerajaan Hindu-

Buddha yang masih berkelanjutan dalam kehidupan bangsa Indonesia pada masa kini. 4.6.3. Menyajikan hasil penalaran dalam bentuk tulisan tentang nilai-nilai dan unsur budaya yang berkembang pada masa kerajaan Hindu- Buddha yang masih berkelanjutan dalam kehidupan bangsa Indonesia pada masa kini.

KERAJAAN KUTAI Kerajaan Kutai merupakan kerajaan tertua di Nusantara. Kerajaan ini dinamakan Kutai karena berdasarkan identifikasi penemuan bukti berupa tujuh buah Yupa (tugu) di Kutai Kalimantan Timur. Kerajaan Kutai diperkirakan terletak di tepi Sungai Mahakan yang berpusat di Muarakaman. A. Kehidupan Sosial, Ekonomi, dan Budaya Masyarakat Dari semua prasasti yupa, hampir tidak ada kemungkunan untuk mengungkapkan tentang kehidupan kemasyarakatan pada zaman Kerajaan Kutai. Namun dengan adanya prasasti tersebut dapat ditafsirkan bahwa pada masyarakat Kutai Tahukah kamu? sudah ada golongan masyarakat yang menguasai bahasa Sanskerta. Bahasa ini merupakan bahasa resmi untuk masalah keagamaan di India. Bahasa Sanskerta hanya dikuasai oleh kaum brahmana. Ini berarti golongan brahmana pada masa itu sudah merupakan suatu golongan tersendiri di dalam masyarakat Kutai. Ada kemungkinan bahwa kehidupan masyarakat di Kutai sama dengan kehidupan masyarakat di India. Selain golongan brahmana ada golongan ksatria yang terdiri dari kerabat raja Mulawarman. Di luar kedua golongan tersebut adalah rakyat Kutai pada umumnya yang terdiri dari penduduk setempat dan kemungkinan mereka masih memegang teguh agama asli leluhur mereka. Pola pemukiman masyarakat Kutai tentunya belum benar-benar menggambarkan pola pemukiman yang terstruktur. Kemungkinan letak Istana kerajaan yang didiami oleh Mulawarman tidak jauh dari tempat suci atau tempat untuk bersembahyang. Letak pura kemungkinan hanya sebatas dikelilingi oleh perumahan para brahmana serta tempat-tempat yang dihuni oleh anggota garis keturunan keluarga kerajaan. Agak jauh dari istana kerajaan terdapat tempat kecil dan tanah raja serta daerah-daerah yang dihuni oleh para tetua dan keluarganya. B. Kondisi Pemerintahan Pendiri Kerajaan Kutai adalah Asmawarman. Hal ini didasarkan pada isi dari prasasti Yupa. Prasasti ini menyebutkan silsilah dari Mulawarman. Isi prasasti tersebut sebagai berikut:

Crimatah cri-narendrasya Kundungasya mahatmanah Putro cvavarmmo vikhyatah Vancakartta yathancuman Tasya putra mahatmanah Trayas traya ivagnayah Tesan trayanam pravarah Tapo-bala-damanvitah Cri malavarmma rajendro Yastva bahusuvarunakam Tasya yajnasya yupo yam Dvijendrais samprakalpitah Artinya: Sang Maharaja Kundungga, yang amat mulia, mempunyai putra yang mashur, Sang Aswawarmman namanya, yang seperti sang Angsuman (Dewa Matahari) menumbuhkan keluarga yang sangat mulia. Sang Aswawarmman mempunyai putra tiga, seperti api (yang suci) tiga. Yang terkemuka dari ketiga putra itu ialah Sang Mulawarmman, raja yang berperadaban baik, kuat, dan kuasa. Sang Mulawarmman telah mengadakan kenduri (selamatan yang dinamakan) emas amat bayak. Untuk peringatan kenduri (selamatan) itulah tugu batu ini didirikan oleh para Brahmana. Dari isi prasasti Yupa di atas dijelaskan bahwa raja yang pertama di Kerajaan Kutai adalah raja Aswawarmman. Kundungga bukan sebagai raja dari Kerajaan Kutai. Kundungga adalah ayah dari Aswawarmman. Aswawarmman disebut sebagai wangsakerta yakni pendiri dinasti kerajaan. Kerajaan Kutai mencapai masa kejayaan pada masa raja Mulawarman. Kejayaannya dibuktikan dengan pemberian 20.000 ekor sapi kepada para brahmana. Ini dibuktikan dengan isi prasasti yang berbunyi: Srimato urpamukhyasya Rajnah sri-mulavarmmanah Danam punyatame ksetre Yad dattam vaprakesvare Dvijatibhyo gnikalpebhyah Vinsatir nggosahasrikam Tasya punyasya yapo yam Krto viprair ihagataih Artinya:

Sang Mulawarman, raja yang mulia dan terkemuka, telah memberi sedekah 20.000 ekor sapi kepada para brahmana yang seperti api, (bertempat) di tanah yang snagat suci yang bernama Waprakeswara. Untuk (peringatan) akan kebaikan sang raja itu, tugu ini telah dibuat oleh para brahmana yang datang di tempat itu. C. Sumber Salah satu bukti yang menunjukkan eksistensi Kerajaan Kutai adalah ditemukannya tujuh buah Yupa atau biasa yang disebut sebagai prasasti Yupa. Menurut Kern, huruf yang dipahatkan dalam prasasti Yupa berasal dari awal abad ke V Masehi. Semuanya dikeluarkan atas perintah Raja Mulawarman. Mulawarman adalah orang Indonesia asli, karena Kudungga (kakeknya) juga orang Indonesia asli. Hal ini merujuk nama Kudungga yang identic dengan nama Indonesia asli. Prasasti Yupa yang ditemukan tidak banyak menjelaskan tentang kehidupan masyarakat Kutai. Prasasti ini lebih banyak menceritakan tentang aspek keagamaan. LATIHAN SOAL https://forms.gle/KRtSgnh13b51TtNa7

KERAJAAN TARUMANEGARA Kerajaan Tarumanegara merupakan kerajaan tertua yang ada di Pulau Jawa. Kerajaan ini berdiri sekitar abad ke IV Masehi. Para ahli memperkirakan letak Kerajaan Tarumanegara berada di daerah Bogor. Pendapat ini muncul dari tujuh prasasti yang dibuat pada masa Kerajaan Tarumanegara, lima diantaranya ditemukan di daerah Bogor. Fakta ini menunjukkan bahwa Bogor merupakan daerah yang penting bagi perkembangan bagi Tarumanegara. A. Keadaan Sosial dan Budaya Kehidupan masyarakat Tarumanegara dibagi menjadi dua golongan yakni golongan masyarakat yang berbudaya berlatar belakang agama Hindu dan golongan masyarakat yang berbudaya asli. Mengingat pada waktu itu pengaruh India masih tersebar di daerah keraton saja, sedangkan masyarakat di luar keraton masih memeluk kepercayaan asli. Namun mereka hidup berdampingan atau tidak saling pisah bahkan dalam beberapa hal mereka dapat bekerja sama. B. Kondisi Perekonomian Segi yang sangat penting di dalam kehidupan masyarakat adalah mata pencaharian masyarakat tersebut. Berdasarkan bukti atau sumber yang ada masyarakat Tarumanegara bekerja dalam bidang perburuan, pertambangan, perikanan, perniagaan, pelayaran, pertanian dan peternakan. Berita tentang perburuan itu diperoleh dari perdagangan cula badak dan gajing gajah. Untuk mendapatkan cula dan gading tersebut terlebih dahulu mereka harus melakukan perburuan. Berita tentang pertambangan ini diperoleh dari berita tentang perdagangan emas dan perak. Untuk mendapatkan emas dan perak pasti terlebih dahulu melakukan pertambangan. Tak usah disangsikan lagi, kondisi di atas menggambarkan bahwa mata pencaharian masyarakat Tarumanegara yakni perdagangan atau perniagaan. Tidak hanya perdagangan saja, mata pencaharian yang dilakukan oleh masyarakat Tarumanegara adalah pertanian dan peternakan. Bukti yang menunjukkan bahwa pertanian dan peternakan sebagai mata pencaharian masyarakat Tarumanegara adalah prasasti Tugu. Dalam prasasti ini dijelaskan bahwa Purnawarman membangun sebuah saluran Gomati

yang digunakan sebagai usaha pencegahan banjir. Adapun bunyi prasasti tersebut sebagai berikut: Pura-rajadhirajena guruna pinabahuna Khata khyatam purim prapya candrabhagarnnavam yayau Pravarddhamana-dvavincad vatsare crigunanjasa Narendradhvajabhutena crimata purnnavarmmana Prarabhya phalgune masa khata krsnatasmi-tithau Caitracukla-trayodacyam dinais siddhaikavincakaih Ayata satsahasrena dhanusa(m) sa-catena ca dvavincena Nadi ramya gomati nirmalodaka Pritamahasya rajarser vvidarya cibiravanim Brahmanair ggo-sahasrena prayati krtdaksino Artinya: Dulu kali(yang bernama) – Candrabhaga telah digali oleh maharaja yang mulia dan mempunyai lengan kencang dan kuat untuk mengalirkannya ke laut, setelah kali ini sampai istana kerajaan yang termashur. Di dalam tahun kedua puluh dua dari tahta yang mulia raja Purnawarman yang berkilau-kilauan karena kepandaian dan kebijaksanaannya serta menjadi panji segala raja, (maka sekarang) beliau menitahkan pula menggali kali yang permai dan berair jernih, Gomati namanya, setelah sungai itu mengalir di tengah- tengah tanah kediaman tayang mulia Sang Pendeta neneknda (Sang Purnawarman). Pekerjaan ini dimulai pada hari yang baik, tanggal 8 paro petang bulah Phalguna dan disudahi pada hari tanggal 13 paro terang bulan Caitra, jadi hanya 21 hari saja, sedang galian itu panjanganya 6.122 tumbak. Selamatan baginya dilakukan oleh para brahmana disertai 1.000 ekor sapi yang dihadiahkan. Dari isi prasasti diatas sudah jelas bahwa sebagian besar masyarakat Tarumanegara berprofesi sebagai petani. Tidak hanya sebagai petani saja, prasasti ini juga menjelaskan bahwa masyarakat Tarumenagara juga sudah mengembangkan sistem peternakan sapi. Ini dibuktikan dengan pemberian 1.000 ekor sapi kepada para brahmana oleh Raja Purnawarman. C. Kondisi Pemerintahan Berdasarkan beberapa isi prasasti dijelaskan bahwa pada masa Purnawarman, Tarumanegara mencapai masa kejayaan. Kejayaan Kerajaan Tarumanegara dibuktikan dengan salah satu isi prasasti Lebak atau Cidanghiang yang berbunyi: Vikranto yam vanipateh prabhuh satyapar(k) ra(mah) Narendraddhavajabhutena srimatah pkrnnavarmmanah

Artinya: Inilah tanda keperwiraan, keagungan, dan keberanian yang sesungguh-sungguhnya dari raja dunia, yang mulia Purnawarman, yang menjadi panji sekalian raja (Dinas Purbakala, 1962:5-6) Pujian-pujian yang tertulis pada prasasti tersebut menandakan bahwa Purnawarman adalah seorang raja yang mampu membawa Tarumanegara menjadi kerajaan yang maju. Kemajuan Kerajaan Tarumanegara juga dapat dibuktikan dari isi prasasti Tugu. Prasasti ini berisi tentang pembangunan sebuah saluran yang digunakan untuk pencegahan banjir. Keberhasilan inilah yang membawa Kerajaan Tarumanegara mencapai masa kejayaan. D. Sumber Nama kerajaan ini seperti yang tertulis dalam beberapa prasastinya yakni prasasti Ciaruteun, prasasti Kebonkopi, prasasti Jambu, prasasti Tugu, prasasti Koleangkak No Nama Prasasti dan Gambar Keterangan 1 Prasasti Ciaruteun Prasasti ini ditemukan di Sungai Ciaruteun. Yang 2 Prasasti Kebon Kopi sangat menarik perhatian, prasasti ini terdapat lukisan laba-laba dan tapak kaki yang dipahatkan di sebalah atas hurufnya, juga adanya huruf ikal yang belum pasti pembacaannya. Namun sebagai sejarawan berpendapat bahwa tulisan tersebut adalah tulisan nama raja yakni Purnnawarman. uu jayavisalasya tarume(ndra)sya ha(st)inah uu [aira] vatabhasya vibhatidam = padadvayam Artinya Disini tampak sepasang kaki … yang seperti Airawata, gajah penguasa trauma (agung) dalam … 3 Prasasti Jambu dan (?) kejayaan. Criman=data krtajno naripatir = asamo yah pura [ta]r[u]maya[m] nama cri-purnnavarmma Pracuraripucarabhedyavikhyajatavarmmo Tasyedam = padavimbadvayam = ariganarotsadane nityadaksam bhaktanam Yandripanam = bhavati Sukhakaram calyabhutam ripunam Artinya Gagah, mengagumkan dan jujur terhadap tugasnya adalah pemimpin manusia yang tiada taranya = yang termasyhur Sri Purnnawarmman = yang sekali waktu memerintah di Taruma dan baju zirahnya yang terkenal (=varmman) tidak dapat ditembus senjata musuh. Ini adalah sepasang tapak kakinya yang senantiasa berhasil menggempur kota-kota jusuh,

hormat kepada para pangeran, tetapi merupakan duri dalam daging bagi musuh-musuhnya. 4 Prasasti Cidanghiang atau Vikranto yam vanipateh prabhuh satyapara (k) ra Lebak (mah) narendraddvajabhutena srimatah purnnavarmmanah. Artinya Inilah tandah keperwiraan, keagungan, dan keberanian yang sesungguhnya dari raja dunia, yang mulia Purnawarman yang menjadi panji sekalian raja. 5 Prasasti Tugu Adapun isi dari prasasti ini adalah  Di dalamnya disebutkan nama dua sungai yang terkenal di Panjab yaitu Sungai Candrabhaga dan Gomati.  Menyebutkan dilakukannya upacara selamatan oleh Brahmana diserta pemberian 1.000 ekor sapi kepada para brahmana 6 Prasasti Pasir Awi Belum dapat dibaca 7 Prasasti Muara Cianten Belum dapat diartikan LATIHAN SOAL https://forms.gle/VwNG6yKcMUmvYf856

KERAJAAN SRIWIJAYA Pada abad ke VII M di kawasan timur Sumatera muncul sebuah kerajaan baru yang bernama Sriwijaya. Namun untuk letak Kerajaan Sriwijaya sampai sekarang masih menjadi bahan perdebatan diantara para sejarawan. G. Coedes menyatakan bahwa Kerajaan Sriwijaya terletak di daerah Palembang, Chan Chirayu Rajani beranggapan bahwa letak Sriwijaya di daerah Chaiya (Muangthai Selatan), Soekmono mempunyai anggapan bahwa Kerajaan Sriwijaya terletak di daerah Jambi, F.D.K Bosch dan R.C Majumdar beranggapan bahwa Kerajaan Sriwijaya berada di Jawa dan selanjutnya pindah ke Ligor, J.L Moens beranggapan bahwa Kerajaan Sriwijaya terletak di Muara Takus. A. Kondisi Sosial Ekonomi Letak geografis Sumatera yang sangat strategis akan menguntungkan bagi perkembangan Kerajaan Sriwijaya. Kondisi ini menguntungkan bagi perkembangan sektor perdagangan. Perdagangan antara Cina dan India telah memberikan keuntungan yang besar bagi Kerajaan Sriwijaya. Berkat armada yang kuat, Kerajaan Sriwijaya berhasil menguasai daerah-daerah yang potensial untuk dijadikan sebagai penyaluran barang-barannya, Kondisi ini yang mengakitkan Sriwijaya menjadi salah satu pusat perdagangan antara Asia Tenggara dengan Cina yang terpenting. Selain aktivitas perdagangan, masyarakat Sriwijaya merupakan masyarakat perkampungan yang teratur. Hal ini dapat diketahui dari adanya temuan baru di Karangagung dan Air Sugihan. Temuan ini menunjukkan adanya sisa-sia pemukiman di wilayah tersebut. B. Kondisi Pemerintahan Berkenaan dengan struktur birokrasi Kerajaan Sriwijaya dapat terlihat dari di prasasti Telaga Bau. Kepala pemerintahannya adalah seorang kepala raja yang dalam istilah Kerajaan Sriwijaya adalah Dapunta Hyang. Dibawah kepemimpinan seorang raja, ada menteri dan pegawai tinggi di bawah menteri yang dinamakan Parwanda. Struktur birokrasi berdasarkan interpretasi para sejarawan yakni a. Dapunta Hyang b. Yuwaraja, pratijuwaraja, raja kumara (terdapat pada prasasti Telaga Batu) c. Pengangkatan menjadi datu atau pegawai tinggi disebut samwarddhi d. Pegawai lain, baik yang di pusat ataupun di daerah disebut rajaputra, samantaraja

e. Pegawai pelaksana hakim atau panglima perang disebut senapati, nayaka, pratyaya, hajipratyaya, dandanoyaka f. Martabat menteri (amantya): kumaramatya, cathachata, ardhikarana g. Pegawai teknik antara lain: koyastha, sthapaka, (arsitek), puhawan, vaniyoga, pratisara, marsi haji, hulun haji (Yamin, 1958: 31) Kerajaan sriwijaya mencapai masa kejayaan pada masa Raja Balauputera Dewa. Kejayaan ini dibuktikan dengan keberhasilan Sriwijaya menguasai beberapa wilayah di Asia Tenggara seperti Sumatera, Jawa, Semenanjung Malaya, Thailand, Kamboja, Vietnam, dan Filipina. Sriwijaya menjadi pengendali rute perdagangan rempah dan perdagangan lokal yang mengenakan biaya atas setiap kapal yang lewat. C. Sumber Keterangan No Nama Prasasti 1 Prasasti Telaga Batu Prasasti ini berisi tentang kutukan terhadap 2 Prasasti Kedukan Bukit masyarakat Sriwijaya yang berkhianat terhadap raja atau masyarakat yang melakukan tindakan kejahatan. Prasasti ini merupakan prasasti tertua yang ditemukan di daerah Kedukan Bukit. Prasasti ini berangka tahun 604 S atau 682 Masehi. Isi dari prasasti ini Swasti sri sakawarsatita 604 ekadasi su Klapaksa wulan waisaka dapunta hiyam nayik di Samwau manalap siddayatra di saptami suklapaksa Wulan jyestha dapunta hiyam marlapas dari minana Tamwan mamawa yam wala dua laksa danam kosa Dua ratus cara di samwau danan jalan sariwu Tlu ratus sapuluh dua wanakha datam di mukha – p- Sukhacitta dipancami suklapaksa wula (n asadha) Laghu mudita datam marwuat wanua Sriwijaya jaya siddayatra subhiksa ni(t)y(akala) Artinya Selamat tahun Saka telah berjalan 60

3 Prasasti Talang Tuo Pembuatan taman Sriksetra atas perintah Dapunta 4 Prasasti Kota Kapur Hyang Sri Jayanasa untuk kemakmuran semua 5 Prasasti Karang Brahi makhluk. Di samping itu ada juga doa dan harapan 6 Prasasti Palas Pasemah yang jelas dan menujukkan sifat agama Buddha. Prasasti ini berisi tentang kutukan-kutukan bagi masyarakat Sriwijaya yang berkhianat terhadap perintah raja dan mereka yang melakukan kejahatan. Prasasti ini isinya hampir sama dengan Prasasti Kota Kapur dan Telaga Batu yakni berisi tentang kutukan bagi masyarakat yang tidat taat kepada raja dan melakukan tindakan kejahatan. Prasasti ini ditemukan di tepi Sungai Pisang Lampung Selatan. Prasasti ini dibuat untuk memperingati penaklukan daerah Lampung Selatan. Sama halnya dengan prasasti Kota Kapur dan Kerang Brahi, prasasti ini berisi kutukan bagi masyarakat Lampung Selatan yang tidak taat kepada raja Sriwijaya. LATIHAN SOAL

KERAJAAN MATARAM KUNO Kerajaan Mataram Kuno merupakan kerajaan yang berdiri pada tahun 732 Masehi. Kerajaan Mataram Kuno terletak di Jawa Tengah yang sering disebut sebagai Bumi Mataram. Daerah ini dikelilingi oleh pegunungan dan gunung seperti Gunung Tangkuban Perahu, Gunung Sindoro, Gunung Sumbing, Gunung Merapi, Gunung Merbabu, Gunung Lawu dan Pegunungan Sewu. Letak Kerajaan Mataram Kuno sangat strategis karena dilewati oleh beberapa sungai yakni Sungai Bogowonto, Sungai Elo, Sungau Progo, dan Sungai Bengawan Solo. Keadaan ini yang menyebabkan daerah ini sangat subur. A. Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Mataram Kuno Keadaan sosial masyarakat Mataram Kuno tidak hanya berdasarkan stratifikasi kasta seperti kerajaan yang lainnya. Ada lagi stratifikasi sosial berdasarkan kedudukan seseorang di dalam masyarakat, baik kedudukan di dalam struktur birokrasi maupun kedudukan berdasarkan kekayaan yang ia miliki. Golongan masyarakat dibagi menjadi dua yakni golongan elite dan non elite. Dari segi perekonomian dapat diketahui bahwa masyarakat Kerajaan Mataram Kuno sudah melakukan perdagangan. Dagangan yang mereka jual belikan ada yang dipikul da nada yang diakut oleh pedati dan perahu. Ada kemungkinan bahwa mereka sudah melakukan perdagangan antar wilayah di luar desa. Prasasti tentang Kerajaan Mataram Kuno juga menyebutkan alat pembayaran yang mereka gunakan. Alat pembayaran yang mereka gunakan terdiri dari mata uang emas, yaitu suwarna, masa, dan kupang. Selain mata uang emas, meraka juga menggunakan mata uang perak dengan satuan dharana, masa, dan kupang. B. Kondisi Pemerintahan Kerajaan Mataram Jawa Tengah merupakan kerajaan yang sangat unik. Keunikan ini disebabkan oleh tiga penguasa atau dinasti yang berada dalam satu kerajaan. Dinasti tersebut adalah Sanjaya, Syailendra dan Isyana. Pada awalnya kerajaan ini diperkirakan didirikan oleh Raja Sanjaya yang beragama Hindu dan dikatakan sebagai pendiri wangsa Sanjaya. Menurut J. G. De Casparis bahwa wangsa Sailendra yang berasal dari Fu-nan

datang ke Jawa tengah dan berhasil mengalahkan wangsa Sanjaya. Raja-raja dari wangsa Sanjaya tersebut sejak Rakai Panangkaran hanya sebagai raja bawahan saja. C. Sumber Semangat kebudayaan masyarakat Mataram Kuno sangat tinggi. Hal ini dibuktikan dengan banyak peninggalan berupa prasasti ataupun candi. Adapun untuk prasasti, Kerajaan Mataram Kuno meninggalkan beberapa Candi Borobudur atau Bumisambhara, prasasti diantaranya Bumi berarti tanah, sambhara yang  Prasasti Canggal berarti gunung. Candi Borobudur adalah Prasasti ini berangka tahun 732 Masehi. salah satu bangunan suci bercorak Prasasti ini menceritakan tentang pendirian agama Buddha yang dibangun pada Lingga (lambing Siwa) di desa masa Raja Samaratungga (Wangsa Kunjarakunja oleh raja Sanjaya dan Syailendra) menceritakan tentang raja yang memerintah sebelumnya yakni Sanna yang digantikan oleh Sanjaya (anak Sannaha) yakni saudara perempuan Sanna.  Prasasti Kalasan Prasasti ini berangka tahun 778 M. Prasasti ini menceritakan tentang pendirian bangunan suci untuk Dewi Tara dan biara untuk pendeta oleh Raja Penangkaran atas permintaan Syailendra dan Panangkaran juga menghadiahkan desa Kalasan untuk Sanggha (umat Buddha)  Prasasti Mantyasih Prasasti ini berangka tahun 907 M. Prasasti ini menceritakan daftar silsilah raja-raja Mataram.  Prasasti Klurak Prasasti ini berangka tahun 782 M. Prasasti ini menceritakan pembuatan Arca Manjusri oleh Raja Indra yang bergelar Sri Sanggramadananjaya. Selain peninggalan berupa prasasti, Kerajaan Mataram Kuno meninggalkan beberapa candi yang sampai saat ini bisa kita kunjungi. Tidak hanya candi Hindu saja, melainkan juga ada pembangunan candi Buddha. Untuk candi Hindu diantaranya Candi Bima, Candi Arjuna, Candi Nakula, Candi Prambanan, Candi Sambisari, Candi Ratu Baka, dan Candi Sukuh.

Sedangkan untuk candi Buddha diantaranya Candi Borobudur, Candi Kalasan, Candi Sewu, Candi Sari, Candi Pawon, dan Candi Mendut. LATIHAN SOAL

KERAJAAN MATARAM JAWA TIMUR (TAMWLANG) Kerajaan Mataram Jawa Timur merupakan sebuah kerajaan kelanjutan dari Kerajaan Mataram Jawa Tengah. Perpindahan kerajaan ini dilakukan pada masa pemerintahan Pu Sindok (Wangsa Isana). Ada beberapa teori dari para sejarawan tentang perpindahan Mataram Kuno di Jawa Tengah ke Jawa Timur yakni  N. J. Krom Perpindahan pusat kerajaan terjadi pada awal abad X dengan alasan yang tidak begitu jelas.  B. Schrieke Penyebab perpindahan perpindahan ke Jawa Timur adalah karena adanya pembangunan Candi Borobudur yang menghabiskan seluruh kejayaan kerajaan yang pada waktu itu sedang jaya-janya. Pembangunan tersebut menyita banyak tenaga, sehingga masyarakat diharuskan meninggalkan pekerjaannya.  R. W. van Bemmelen Penyebab perpindahan Kerajaan Mataram Jawa Tengah ke Jawa Timur diakibatkan erupsi Gunung Merapi.  M. Boechari Perpindahan pusat kerajaan merupakan hal yang biasa. Kondisi ini dilatarbelakangi oleh kepercayaan masyarakat Jawa bahwa setelah terjadinya malapetaka (meletusnya gunung berapi atau erupsi merapi), maka istana baru harus segera dibangun dan letaknya berpindah pula. A. Keadaan Sosial Ekonomi Masyarakat Kerajaan Mataram Jawa Timur Letak Kerajaan di kelilingi oleh pegunungan dan beberapa sungai mengakibatkan lahan semakin subur. Kondisi ini mengakibatkan pertanian di Kerajaan Mataram Jawa Timur semakin berkembang. Hasil pertanian tersebut menjadi komoditas perdagangan masyarakat. Dalam prasasti Purworejo yang berangka tahun 900 M menceritakan tentang kondisi perdagangan pada Kerajaan Mataram (Tamwlang). Kegiatan di pasar ini tidak diadakan setiap hari melainkan bergilir berdasarkan pada hari pasaran menurut kalendet Jawa Kuno. Pada hari kliwon, pasar diadakan di pusat kota. Pada hari I Mani Satau legi,

pasar diadakan di desa bagian timur. Pada hari Paking (pahing), pasar diadakan di desa sebelah selatan. Pada hari pon, pasar diadakan di desa sebelah barat. Pada hari wage, pasar diadakan di desa sebelah utara. B. Keadaan Pemerintahan Kerajaan Mataran Jawa Timur Berdasarkan Prasasti Kalkutta, berikut ini merupakan raja-raja yang pernah memerintah di Kerajaan Mataram yaitu:  Pu Sindok  Sri Isyanana Tunggawijaya  Sri Makutawangsawardhana  Dharmawangsa Teguh  Airlangga Dari beberapa raja yang pernah memerintah Kerajaan Mataram Kuno Jawa Timur, raja yang berhasil membawa kerajaan mencapai masa kejayaannya adalah Raja Airlangga. Raja Airlangga menggantikan Dharmawangsa Teguh yang mati akibat pemberontakan Haji Wurawari. Dalam membangun kembali kerajaan yang luluh lantak akibat pemberontakan tersebut, Airlangga terpaksa merebut kembali daerah yang pernah dikuasi oleh Dharmawangsa Teguh. C. Hasil Kebudayaan Kerajaan Mataram Jawa Timur (Tamwlang) Berikut merupakan peninggalan Kerajaan Mataram Jawa Timur yakni  Prasasti Pucangan yang berisi tentang penjelasan tentang beberapa peristiwa serta silsilah keluarga raja secara berurutan.  Candi Lor (Anjuk Ladang)  Candi Gunung Gangsir  Candi Songgoriti  Candi Belahan

Pu Sindok Tidak diketahui Sri isyanatunggwijaya Makutawangsawardhana Dharmawangsa Teguh Mahendradatta Dharmodayana Warmadewa Samarawijaya Airlangga Haji Panjalu Sri Jayawarsa Sanggramawijaya Mapanji Garasakan Genealogi Airlangga menurut prasasti Pucangan dan prasasti Garaman (Sumber: Boechari, 190: 141) LATIHAN SOAL

KERAJAAN KEDIRI Kerajaan Kediri merupakan sebuah kerajaan yang Info Penting ! berdiri di sekitar kota Kediri Jawa Timur. Kerajaan ini beribukota di Daha. Kerajaan ini berdiri sekitar tahun Pembagian wilayah yang dilakukan oleh 1042 Masehi. Kerajaan Kediri merupakan kelanjutan Airlangga dilatarbelakangi oleh anak dari dari Kerajaan Mataram Jawa Timur. Kemungkinan Dharmawangsa Teguh yakni Samarawijaya kerajaan Kediri merupakan kerajaan Pangjalu. yang meminta kedudukan sebagai seorang A. Keadaan Sosial Ekonomi Masyarakat Kerajaan Kediri raja. Airlangga kemudian memberikan Kehidupan sosial masyarakat Kediri cukup baik. Hal kedudukan tersebut. Namun anak dari ini dibuktikan dengan kesejahteraan masyarakat yang Airlangga tidak menyetujui keputusan semakin meningkat yakni masyarakat hidup tenang. ayahnya. Kondisi inilah yang mendorong Rumah-rumah masyarakat yang baik, bersih, dan rapi Airlangga untuk membagi wilayah kerajaan serta berlatar ubin yang berwarna kuning. Keadaan menjadi dua. Anak Dharmawangsa Teguh (Samarawijaya) mendapatkan Kerajaan Pangjalu yang beribukota di Dahanapura sedangkan anak Airlangga mendapatkan Kerajaan Jenggala yang beribukota di Kahuripan yang baik ini mendorong berkembangnya seni kesusatraan. Beberapa diantaranya kitab Hariwangsa dan Gatotkacasraya yang ditulis oleh Mpu Panuluh, kitan Smaradahana yang ditulis oleh Mpu Darmaja, kitab Lubdaka yang ditulis oleh Mpu Tan Akung, Kitab Kresnayana yang ditulis oleh Mpu Triguna, dan kitab Sumanasantaka yang ditulis oleh Mpu Monaguna. B. Keadaan Pemerintahan Masa perkembangan Kerajaan Kediri hanya kira-kira satu abad. Dalam waktu yang singkat ini, tidak ada perubahan yang mencolok pada struktur pemerintahannya. Prasati pada masa Kediri masih menyebutkan jabatajabatan yang sudah dikenal sebelumnya yakni rakyan mahamantri I hino sebagai prang kedua sesudah raja. Namun juga ada keterangan baru yakni penyebutan panglima perang angkatan laut “senapati sarwwajala” dalam prasasti Jaring. Ada juga penyebutan samya haji atau raja bawahan yakni penguasa daerah dalam struktur Kerajaan Kediri Kerajaan Kediri mencapai kejayaan pada masa raja Jayabaya. Ketika menjadi seorang raja, Mapanji Jayabaya berhasil meningkatkan kemakmuran bagi rakyatnya. Kondisi ini didukung oleh keberhasilannya menyatukan wilayah Jenggala dan Kediri. Kerajaan Kediri

mengalami keruntuhan pada tahun 1222 Masehi. Menurut kitab Nagarakrtagama, Sri Rangga Rajasa (Ken Arok) dari kerajaan Singhasari berhasil menyerang dan mengalahkan raja terakhir Kerajaan Kediri yakni Kertajaya. C. Sumber Sejarah Adapun sumber sejarah yang mengisahkan tentang Kerajaan Kediri meliputi  Prasasti Sirah Keting (1104) yang memuat tentang pemberian hadian tanah kepada rakyat desa oleh Raja Jayawarsa.  Candi Gurah  Candi Kepung  Candi Tondowongso

KERAJAAN SINGHASARI Kerajaan Singhasari merupakan sebuah kerajaan yang terletak di wilayah Jawa Timur. Kerajaan ini berdiri sekitar tahun 1222 M. Pendiri kerajaan Singhasari adalah Ken Arok. Kerajaan ini merupakan kelanjutan dari sebuah kerajaan kecil yakni Tumapel. a. Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Kondisi sosial masyarakat Singhasari mengalami masa naik turun. Ketika Ken Arok menjadi seorang raja, banyak daerah-daerah yang bergabung dengan Kerajaan Singhasari. Namun pada masa Raja Anusapati, kehidupan sosial masyarakat mengalami penurunan. Kondisi ini diakibatkan kurangnya perhatian raja terhadap masyarakat karena ia larut dalam kegemarannya menyabung ayam. Kehidupan soslal masyarakat Singhasari mengalami peningkatan semenjak masa pemerintahan Kertanagera. Kertanegara mampu membawa kerajaan ini mencapai masa kejayaan. Hal ini dibuktikan dengan beberapa pelaksanaan politik luar dan dalam negeri. b. Kondisi Pemerintahan Bisa dibilang kondisi pemerintahan Kerajaan Singhasari sangat tidak menentu. Kondisi ini disebabkan oleh perebutan dan pembalasan dendam diantara anak Ken Arok dan istirnya Ken Dedes dan Ken Umang – Tunggul Ametung dan Ken Dedes. Setelah Anusapati (anak Tunggul Ametung dan Ken Dedes) berhasil membunuh Ken Arok, maka dia menjadi raja . Ia memerintah kurang lebih 21 tahun yakni dari 1227 M sampai 1248 M. Pada tahun 1248 M, Anusapati berhasil dibunuh oleh Panji Toh Jaya (anak Ken Angrok dan Ken Umang). Panji Tohjaya menjadi raja. Panji Tohjaya tidak lama memerintah Kerajaan Singhasari. Panji Tohjaya hanya memerintah selama beberapa bulan saja. Pada masa pemerintahannya, ada sebuah pemberontakan dan berhasil menghabisi nyawanya. Akhirnya Panji Tohjaya digantikan oleh Rangga Wuni yang dinobatkan menjadi raja dan bergelar Sri Jayawisnuwardhana dan didampingi oleh Mahisa Cempaka. Sepeninggal Mahisa Cempaka, kedudukan raja dianugerahkan kepada anaknya yang bernama Kertanegara. Kerajaan Singhasari mencapai masa kejayaan pada saat pemerintahan Raja Kertanegara. Dikatakan demikian, karena Kertanegara adalah penggagas atas penyatuam wilayah-wilayah di Nusantara. Gagasan tersebut direalisasikan dengan melakukan sebuah ekspansi wilayah kekuasaan Singhasari pada tahun 1275 M. Ekspansi tersebut dikenal dengan ekspedisi Pamalayu. Raja Kertanegara adalah seorang raja yang sangat terkenal baik dalam bidang

politik dan keagamaan. Dalam bidang politik, ia mampu merealisasikan gagasan yang sudah disebutkan tadi. Dalam bidang keagamaan, ia sangat menonjol dan dikenal sebagai seorang penganut agama Buddha Tantrayana. c. Sumber Sumber yang dapat dijadikan sebagai sumber sejarah tentang Kerajaan Singhasari adalah  Kitab Pararaton menjelaskan secara panjang lebar tentang asal usul dan masa muda Ken Angrok. Kitab tersebut ditulis pada akhir abad XV dalam bentuk prosa (gancaran).  Kitab Negarakertagama menjelaskan tentang Ken Anggrok. Penjelasannya adalah ada seorang raja besar yang perwira, putra Sri Girinatha. Konon kabarnya ia lahir tanpa melalui kandungan.  Prasasti Balawi dikeluarkan oleh Sri Maharaja Nararyya Sanggramawijaya  Prasasti Maribong dikeluarkan oleh Sri Jayawisnuwarddhana.  Prasasti Kusmala atau Kandangan yang memperingati penyeleseaian sebuah bendungan bat oleh Rakryan Dmung Sang Martabun Rangga Sapu  Prasastu Mula Malurung isinya sama dengan kitab Pararaton dan Negarakertagama. Prasasti ini menjelaskan bahwa kakek Wisnuwardhana adalah Ken Anggrok atau Rajasa. Ken Anggrok merupakan pendiri Kerajaan Tumapel (Singhasari) SILSILAH RAJA SINGHASARI Tunggul Ametung Ken Dedes Ken Angrok Ken Umang Anusapati Tunggul Ametung Panji Tohjaya Jaya Wisnuwardhana Mahisa Cempaka Kertanegara Dyah Lembu Tal Sumber: Sejarah Nasional Indonesia jilid 2

KERAJAAN MAJAPAHIT Majapahit adalah sebuah kerajaan yang berpusat di Jawa Timur. Kerajaan ini berdiri sekitar tahun 1293 M. Kerajaan ini bermula ketika pasukan Jayakatwang dari Kadiri menyerang Kerajaang Singhasari. Wijaya ditunjuk oleh Raja Kertanegara untuk memimpin pasukan Singhasari. Namun pasukan Wijaya gagal mengalahkan pasukan Jayakatwang. Akhirnya Wijaya dan pasukannya melarikan diri sedangkan Raja Kertanegara berhasil dibunuh. Wijaya melarikan diri sampai ke daerah Kudadu (keterangan dari prasasti Kudadu). Dalam prasasti Sukamrta dijelaskan bahwa Wijaya menyeberangi lautan. Penjelasan ini mengarah pada perjalanan Wijaya menuju Madura. Wijaya diterima oleh Arya Wiraraja yang kemudian mengusahakan agar Wijaya dapat menyerahkan diri kepada Jayakatwang. Akhirnya Wijaya menyerahkan diri dan mendapat kepercayaan dari Jayakatwang. Wijaya meminta dearh hutan Terik untuk dibuka menjadi desa. Permintaan tersebut dikabulkan oleh Jayakatwang. Daerah Tarik dibuka oleh Wijaya dan dibantu oleh Arya Wiraraja dan menjadi desa dengan nama Majapahit. Wijaya mengambil hati penduduknya terutama orang-orang yang datang dari Tumapel dan Daha untuk bertempat tinggal di Majapahit. Kesempatan ini digunakan oleh Wijaya untuk memperkuat diri. Wijaya dan Arya Wiraraja secara diam-diam mengadakan persiapan untuk menyerang Kerajaan Kediri. Di saat yang bersamaan, pasukan Kubhilai Khan ingin menyerang Kerajaan Singhasari. Kesempatan ini dimanfaatkan oleh Wijaya untuk mengalahkan Jayakatwang. Wijaya mengirimkan pesan kepada Kubhilai Khan mengenai kesediaan Wijaya tunduk di bawah kekuasaan kaisar dan mau menggabungkan diri dengan pasukan Cina untuk menggempur Daha. Penyerahan Wijaya diterima dengan baik oleh panglima pasukan Cina. Akhirnya pasukan Cina atau Kubhilai Khan mampu mengalahkan Jayakatwang. Pada saat pasukan Cina berangkat ke Majapahit untuk menerima hadiah dari Wijaya, mereka diserang oleh tentara Wijaya. Tentara Cina ekhirnya kalah dan kembali ke negerinya. Hal ini menjadikan kekuasaan Jawa menjadi kosong. Kesempatan inilah yang ditunggu oleh Wijaya untuk menobatkan dirinya menjadi seorang Raja Majapahit. Penobatan itu terjadi pada tangga 15 bulan Karrtika tahun 1215 Saka. Setelah menjadi raja, ia bergeral Sri Kertarajasa Jayawarddhana. a. Keadaan Sosial Ekonomi Masyarakat

Majapahit merupakan kerajaan agraris dan sekaligus kerajaan yang mengembangkan sektor perdagangan. Kondisi perekomian didukung dengan ada mata uang kepeng yang terbuat dari tembaga yang diimpor dari Cina. Penggunaan mata uang kepeng ini dibuktikan dengan adanya penemuan 10.388 keping koin Cina dari halaman belakang penduduk di Sidoarjo pada November 2008. Dalam prasasti Canggu yang berangka tahun 1358 menyebutkan adanya berbagai macam pekerjaan dan spesialisasi karier, mulai dari pengrajin emas dan perak, penjual minuman serta jagal atau tukang daging. Menurut catatan Wang Ta-Yuan (pedagang Tiongkok) komoditas ekspor Jawa pada saat itu adalah lada, garam, kain dan burung kakak tua. b. Keadaan Pemerintahan Raja dibantu oleh sejumlah pejabat birokrasi dalam melaksanakan pemerintahan. Perintah raja biasanya diturunkan kepada pejabat-pejabat di bawahnya antara lain:  Rakryan Mahamantri Katrini, biasanya dijabat oleh putra-putra raja.  Rakryan Mantri ri Pakira-kiran, dewan menteri yang melaksanakan pemerintahan  Dharmmadhyaksa, para pejabat hokum keagamaan  Dharmma-upapatti, para pejabat keagamaan Kejayaan Majapahit juga terlihat pada pembagian wilayah yang sudah terbagi secara struktur. Pembagian wilayah di kerajaan Majapahit dikenal sebagai berikut:  Bhumi: kerajaan yang diperintah oleh raja  Nagara diperintah oleh Rajya (gubernur) atau bhre (pangeran atau bangsawan)  Watek dikelola oleh wiyasa  Kuwu dikelola oleh lurah  Wanua dikelola oleh thani  Kabuyutan atau dusun kecil. Kerajaan Majapahit mencapai masa kejayaan pada masa Pemerintahan Raja Hayam Wuruk. Keberhasilan ini dibuktikan dengan beberapa wilayah yang berhasil dikuasai olehnya, seperti Sumatera, Semananjung Malaya, Kalimantan Sulawesi, Kepulauan Nusa Tenggara, Maluku, Papua, Tumasik (Singapura) sebagaian kepulauan Filipina. Kejayaan Majapahit didukung oleh kecakapan mahapatihnya yakni Gajah Mada.

c. Sumber Untuk menjelaskan kehidupan masyarakat Kerajaan Majapahit, ada beberapa sumber yang dapat digunakan yakni  Kitab Negarakertagama Berdasarkan kitab Negarakertagama, Wijaya (pendiri Kerajaan Majapabit) merupakan anak dari Dyah Lembu Tal (seorang perwira yuda Kerajaan Singhasari). Dyah Lembu Tal merupakan anak dari Narasingamurti.  Kitab Pararaton Kitab ini menceritakan peristiwa hancurnya Kerajaan Singhasari dan usaha menyelematkan diri dari serangan Jayakatwang. Kitab ini juga menceritakan tentang pembukaan hutan oleh Wijaya di wilayah Trik yang dibantu oleh Arya Wiraraja dengan masyarakat Madura. Daerah tersebut kemudian dinamakan dengan Majapahit. Penamaan ini didasarkan oleh karena hutan tersebut banyak ditumbuhi buah maja yang rasanya pahit.  Prasasti Kudadu Prasasti dikeluarkan oleh Wijaya sekitar tahun 1294 Masehi. Prasasti ini menceritakan tentang masa-masa akhir Kerajaan Singhasari.

KERAJAAN BALI Kerajaan Bali berdiri sekitar tahun 835 Saka. Kerajaan ini dikuasi oleh Wangsa Warmadewa. Prasasti yang membuktikannya adalah prasasti Belanjong, prasasti Panempahan, dan prasasti Melatgede. a. Kehidupan sosial dan ekonomi Kehidupan masyarakat kerajaan Bali hampir mirip dengan kehidupan masyarakat Bali sekarang ini. Mungkin pernah kita dengar bahwa masyarakat Bali masih menerapkan sistem kasta. Sistem kasta atau caturwana merupakan peninggalan dari zaman Kerajaan Bali. Ini dibuktikan dengan isi prasasti Bila yang berangka tahun 995 S. …yawat ikanang wwang duracara tan yatna ri anugraga paduka haji irikang karaman i bila, saspuk thani, brahmana ksatriya wesya sudra, hadyan hulun matuha rare lanang wadwan grahasta wiku, nayaka caksu para sandhibisa, asing umunarukta anugraha paduka haji, tka ring dlahaning dlaha, tasmat kabwataknanya patyananta,… Artinya: Apabila orang-orang jahat yaitu tidak memerhatikan anugerak raja kepada Desa Bila sewilayahnya dengan seluruh penduduknya, baik kaum brahmana, ksatriya, wesya, sudra, pemimpin, budak, tua muda, laki-laki perempuan, kepala rumah tangga, pendeta, pemimpin, pengawas maupun para sandhibisa, siapa pun yang mengubah-ubah anugerah paduka raja, sampai pada akhir zaman, akan selalu dihancurkan oleh kematiannya,… Ada beberapa hal yang menarik dalam sistem keluarga Bali yang berkaitan dengan pemberian nama depan anaknya. Misalnya wayan (yang berarti tua), made (berasal dari kata madya artinya tengah), nyoman (berasal dari kata nom artinya muda), dan ketut (berasat dari kata tut yang artinya belakang). Ada perbedaan pemberian nama depan antara kasta-kasta tersebut. Untuk kasta brahmana dan kesatria, anak pertama disebut sebagai putu. Sebagian besar penduduk mata pencaharian masyarakat Bali adalah bercocok tanam (petani). Hal ini dibuktikan dengan adanya istilah anak thani yang diartikan sebagai masyarakat petani dan juga berita dari prasati yang menyebutkan istilah sawah, parlak (sawah kering), gaga (lading), kebwan (kebun), mmal (lading daerah pegunungan), dan

kasuwakan (pengairan sawah). Pengolahan sawah sudah mendapatkan perhatian khusus. Kondisi ini dibuktikan dari prasasti raja Marakatapangkaja yang menyebutkan istilah amabaki (pembukaan tanah), amaluku (membajak), tanem (menanam padi), matun (menyiangi padi), ani-ani (menuai padi atau panen), dan nutu (menumbuk padi). Jenis tanaman yang sudah dikenal adalah padi, kepala, kemiri, kapulaga, bawang merah, jahe, jeruk, asam, pisang, dan damar. Selain petani, masyarakat Bali juga mengembangkan sektor peternakan dan perdagangan. Binatang yang diternak oleh masyarakat Bali adalah jaran atau asba (kuda). Usaha peternakan kuda dijelaskan dalam prasasti Air Hawang. Prasasti ini menjelaskan secara jelas tentang peternakan kuda dan penyilangan kuda. Dari kondisi inilah yang menyebabkan sektor perdagangan maju secara pesat. Ada kemungkinan, hasil pertanian dan peternakan masyarakat Bali menjadi komoditas perdagangan. Kegiatan perdagangan dilakukan tidak hanya di dalam Bali saja, tetapi sudah antar pulau. b. Kehidupan pemerintahan (politik) Kerajaan Buleleng atau Bali dikuasai oleh dinasti Warmadewa. Dinasti ini didirikan oleh Raja Sri Kesari Warmadewa. Setelah pemerintahan Sri Kesari Warmadewa, Kerajaan Buleleng dipimpin oleh Sri Ugrasena (915 M), Sri Aji Tabanendra Warmadewa (955 M) , Indra Jayasingha Warmadewa (960 M), Jayashadu Warmadewa (975 M), Sri Wijaya Mahadewi, Sri Gunapriyadharmapatni dan Sri Dharmodayana Warmadewa (pasangan suami istri) pada tahun 993 M. Pasangan raja ini memiliki tiga yakni Airlangga, Marakata (Dharmmawangsawardhana Marakatapangkaja Sthanottunggadewa), dan Anak Wungsu. Raja selanjutnya yakni Raja Marakatapangkaja. Setelah Pemerintahan Raja Marakatapangkaja, kerajaan Bali dipimpin oleh Raja Anak Wungsi. Anak Wungsu memerintah sekurang-kurangnya 28 tahun. Raja ini paling banyak mengelurkan prasasti. Susunan pemerintahan di Kerajaan Bali sulit untuk dijelaskan. Hal ini disebabkan tidak semua raja yang pernah memerintah kerajaan ini meninggalkan keterangan yang menggambarkan susunan pemerintahan pada waktu itu. Namun pada pemerintahan Gunapriyadharmmapatni dan Udayana, terdapat badan penasehat pusat yang disebut sebagai pakirakiran I jro makabehan. Badan ini beranggotakan beberapa senapati dan pendeta siwa dan Buddha (beberapa orang mpungku). Tugasnya adalah memberikan tafsiran atau nasehat kepada raja terutama dalam pengambilan setiap keputusan.

c. Bukti (sumber) prasasti Berita tertua tentang kondisi sosial masyarakat di Bali berasal dari Pulau Bali itu sendiri. Sejumlah prasasti itu ditemukan di Pura Pegulingan Basangambu, Tampaksiring, dan Situs Kalibubuk Buleleng. Prasasti yang memunculkan nama Warmmadewa mulai muncul sejak tahun 835 Saka. Prasasti yang dimaksud adalah prasasti Belanjong. Prasasti ini menjelaskan tentang nama raja Sri Kesariwarmmadewa. Prasasti ini menggunakan dua bahasa yakni bahasa Sanskerta dan Bali kuno. Prasasti yang lainya adalah prasasti Panempahan. Prasasti ini ditemukan di sebuah pura di Desa Penempahan yang terletak di sebelah utara Tampaksiring. Selain kedua prasasti diatas, ada satu buah prasasti yang menjelaskan nama Sri Kesariwarmmadewa yakni Malatgede. Ketiga prasasti tersebut menjelaskan tentang kemenangan Sri Kesari atas musuh-musuhnya.


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook