Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore Laporan PPK Natalia

Laporan PPK Natalia

Published by angarlzdomugllpzol, 2021-02-04 04:18:21

Description: Laporan PPK Natalia

Search

Read the Text Version

LAPORAN PRAKTEK PASTORAL KONSELING Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi sebagian syarat guna memperoleh gelar Magister Teologi Dosen Pengampu : Pdt. Dr. Bambang Sriyanto, M.Th. Disusun Oleh : Natalia Pranandari Nim : 17.213.103.2.047 PROGRAM STUDI PASCA SARJANA PASTORAL KONSELING SEKOLAH TINGGI TEOLOGI EFATA SALATIGA 2019

1 LAPORAN PRAKTEK PASTORAL KONSELING Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi sebagian syarat guna memperoleh gelar Magister Teologi Dosen Pengampu : Pdt. Dr. Bambang Sriyanto, M.Th. Disusun Oleh : Natalia Pranandari Nim : 17.213.103.2.047 PROGRAM STUDI PASCA SARJANA PASTORAL KONSELING SEKOLAH TINGGI TEOLOGI EFATA SALATIGA 2019

2 KATA PENGANTAR Puji Syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, yaitu Tuhan Yesus Kristus yang telah melimpahkan kasih, anugrah, kekuatan dan hikmat-Nya Kepada penyusun sehingga penyusun dapat menyelesaikan laporan Praktek Pastoral Konseling (PPK) ini. Dalam kesempatan ini pula penyusun mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya keberbagai pihak yang telah mendukung dalam penyusunan proposal Praktek Pastoral Konseling (PPK) ini. 1. Yang terhormat Pdt. Dr. Surja Kusuma, D.Min selaku pimpinan STT Efata yang telah mengijinkan, mendorong serta mendukung penyusun untuk menempuh pendidikan di STT Efata dalam program Studi Pascasarjana Pastoral Konseling. 2. Yang terhormat Pdt. Dr. David Wibisono, M.Th selaku Wakil Ketua V Bidang Pascasarjana Pastoral konseling dan Ketua Rumah Pemulihan Efata, yang telah mengijinkan penyususn untuk melakukan Praktek Pastoral Konseling (PPK) ini. 3. Yang terhormat Bapak dan Ibu dosen yang telah memberikan bekal pendidikan sehingga penyusun dapat menerapkannya didalam Praktek Pastoral Konseling (PPK) dan sebagai acuan bagi penyusun untuk menyelesaikan laporan Praktek Pastoral Konseling (PPK). 4. Yang terhormat Pdt. Dr. Bambang Sriyanto, M.Th., M.M. sebagai Dosen pengampu mata kuliah Praktek Pastoral Konseling (PPK) yang senantiasa mendorong dan mendukung penyusun untuk menyelesaikan Laporan Praktek Pastoral Konseling (PPK)

3 5. Yang terhormat Psikolog serta rekan-rekan mentor Rumah Pemulihan Efata yang telah berkenan memberikan Informasi dan dukungan kepada penyusun dalam menyelesaikan Laporan Praktek Pastoral Konseling (PPK) ini. 6. Yang terhormat Bapak Erwin selaku Orang Tua Asuh serta Bapak/Ibu Pengurus Panti Asuhan Salib Putih Salatiga yang telah mengijinkan serta mendukung dan memberikan informasi penyusun dalam melakukan Praktek Pastoral Konseling (PPK). 7. Yang terhorman ibu OV dan sdra. DF yang bersedia untuk menjadi konseli ketika Penulis melakukan Praktek Pastoral Konseling (PPK). 8. Yang terkasih bapak dan mamak serta keluarga yang senantiasa mendukung lewat dana dan doa serta motivasi dalam penyusunan Laporan Praktek Pastoral Konseling (PPK) ini. 9. Yang terkasih Sdra. Mesak Baitanu, S.Th. yang senantiasa mendukung lewat dana dan doa serta motivasi dalam penyusunan Laporan Praktek Pastoral Konseling (PPK) ini. 10. Yang terkasih rekan-rekan seperjuangan yang senantiasa memberikan motivasi dan semangat dalam penyusunan Laporan Praktek Pastoral Konseling (PPK) ini. 11. Yang terhormat dan terkasih Bapak/Ibu, Saudara/saudari yang tidak dapat penyusun sebutkan satu persatu yang telah memberikan dukungan, semangat serta doa selama penyusun menempuh perkuliahan sampai penyelesaian Laporan Praktek Pastoral Konseling (PPK)

4 Penyusun menyadari masih banyak keterbatasan dan kekurangan dalam penyusunan Laporan Praktek Pastoral Konseling (PPK) ini. Oleh sebab itu penyusun sangat mengharapkan kritik, saran dan masukan demi perbaikan Laporan Praktek Pastoral Konseling (PPK) ini. Harapan penyusun adalah semoga Laporan Praktek Pastoral Konseling (PPK) ini dapat bermanfaat bagi orang-orang yang membacanya serta berguna bagi sekolah dan gereja Tuhan. Salatiga, Maret 2019 Penyusun

5 LEMBAR PENGESAHAN Tempat : 1. Rumah Pemulihan Efata Salatiga 2. Panti Asuhan Salib Putih Salatiga Waktu : 1 Mei s.d. Oktober 2019 Salatiga, 1 Oktober 2019 Mengesahkan, Dr. David Hadi Wibisono, M.Th. Dr. Bambang Sriyanto, M.Th. Ketua STT Efata Salatiga Direktur Program Pascasarjana

6 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ................................................................................. 2 LEMBAR PENGESAHAN …………………………………………..…… 4 DAFTAR ISI ................................................................................................. 5 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LatarBelakangPelaksanaanPraktikPengalamanLapangan ...................... 5 1.2. TujuanPraktikPengalamanLapangan ...................................................... 7 1.3.WaktudanTempatPelaksanaan ................................................................. 7 1.4.SasaranKegiatan ...................................................................................... 7 BAB 2 2.I.Konseling Kepada Pasien Rumah Pemulihan Efata .................................. 8 2.1.1.Identitas Konseli ………………………………….……………8 2.1.2.Permasalahan yang dihadapi Konseli …………………………. 8 2.1.3.Teori yang digunakan ……………………..…………………... 9 2.1.4. Rencana Pelaksanaan Konseling…………….............................9 2.2. Konseling Kepada Konseli di Panti Asuhan Salib Putih......................... 11 2.2.1. Identitas Konseli …………………..………………………… 11 2.2.2. Permasalahan yang dihadapi Konseli ……………..………… 11

7 2.2.3. Teori yang digunakan ………………..……………………… 12 2.2.4. Rencana Pelaksanaan Konseling ……………......................... 13 BAB 3 HASIL ……………………………………………………………… 31 BAB 4 4.1. Manfaat Penelitian …………………………………………….. 102 4.2. Saran …………………………………………………………… 103 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 104 LAMPIRAN ………………………………………………………………... 105

8 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PELAKSANAAN PPL STT Efata salatiga adalah sekolah tinggi teologi yang dimana mahasiswa dididik dan dipersiapkan menjadi seorang Hamba Tuhan yang mengabdi penuh kepada Tuhan dan berjiwa missioner sesuai dengan amanat agung yang diberikan oleh Tuhan Yesus. Dengan visi tersebut, STT Efata membentuk dua program studi bagi mahasiswa Sarjana (S1) yaitu Program studi Teologi dan Pendidikan Agama Kristen. Selain itu, STT Efata membentuk program studi Pastoral Konseling bagi mahasiswa pascasarjana (S2). Program Studi Pastoral Konseling mempunyai tugas untuk menyiapkan dan menghasilkan Lulusan yang mampu melakukan pelayanan pendampingan, pembimbingan, penopangan, pemulihan dan pendamaian bagi warga gereja dan masyarakat. Dengan kemampuan tersebut, diharapkan lulusan Pastoral Konseling dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai Konselor dalam rangka tercapainya tujuan pendidikan. Untuk mencapai hal tersebut mahasiswa dibekali berbagai pengetahuan melalui perkuliahan untuk menunjang didalam pelayanan. Pengetahuan yang diberikan tidak hanya berupa teori melainkan bagaimana mahasiswa dapat mempraktekkan teori tersebut guna memperkaya

9 pengetahuan dan memberikan kontribusi bagi jemaat dan masyarakat pada umumnya. Salah satu mata kuliah dalam perkuliahan STT Efata yang mendorong mahasiswa untuk mempraktekkan teori yang diperoleh adalah praktek Lapangan. Praktek lapangan mengharuskan mahasiswa untuk bertemu langsung dengan objek yang hendak diteliti dan diamati dalam kurun waktu tertentu. Tujuan dari praktek lapangan adalah agar mahasiswa dapat menemukan suatu permasalahan dan menolong untuk menyelesaikan masalah tersebut. pada intinya adalah memberikan kontribusi yang positif kepada objek yang sedang diteliti dan diamati. Hasil dari praktek lapangan dapat berupa pengumpulan data dan informasi yang diharapkan dapat digunakan sebagai bahan untuk perencanaan kegiatan yang diinginkan. Praktek lapangan juga merupakan salah satu mata kuliah wajib dalam program Studi Magister Pastoral Konseling di STT Efata. Berdasarkan hal tersebut, penulis selaku mahasiswa Program Studi Magister Pastoral Konseling bermaksud mengadakan kegiatan praktek pelayanan lapangan. Sehingga penulis memilih Rumah Pemulihan Efata (RPE) dan Panti Asuhan Salib Putih Salatiga sebagai tempat untuk melakukan praktik lapangan. Adapun Alasannya adalah sebagai berikut : a. Rumah Pemulihan Efata (RPE) Rumah Pemulihan Efata (RPE) adalah sebuah lembaga yang dibentuk dan didirikan untuk menolong dan memulihkan orang-

10 orang yang mengalami gangguan kejiwaan yang disebabkan oleh berbagai hal seperti, latar belakang keluarga, tekanan dari keluarga dan masyarakat, obat-obatan, pola asuh, dan lain sebagainya. Selain dari pada itu, Rumah pemulihan Efata (RPE) adalah laboratorium yang bekerja sama dengan STT Efata sehingga melalui kerja sama tersebut, mahasiswa STT Efata dapat terlibat langsung untuk menolong dan membantu setiap pasien yang ada. b. Panti Asuhan Salib Putih Salatiga Panti Asuhan Salib Putih merupakan salah satu unit layanan yang dikelolah oleh Yayasan Sosial Kristen Salib Putih (YSP). Panti ini didirikan oleh Perkumpulan Rumah Perawatan Salib Putih pada tahun 1956. Panti Asuhan Salib Putih memiliki tujuan pelayanan untuk membantu dan memberdayakan anak-anak yang tertinggal baik secara jasmani, rohani, psikologi dan moral agar dapat mandiri dan hidup dengan layak sesuai dengan martabatnya serta diterima dalam kehidupan masyarakat. Panti Asuhan Salib Putih melayani anak-anak penyandang masalah sosial khususnya bagi mereka yang membutuhkan topangan untuk pendidikan formal. Sasarannya adalah anak yatim piatu, yatim/piatu, tidak mampu dan “broken home”, tanpa membedakan ras, suku dan agamanya. Saat ini Panti Asuhan

11 Salib Putih menaungi 28 anak, 3 diantaranya adalah anak-anak yang berasal dari Papua dan 25 lainnya berasal dari berbagai daerah di pulau Jawa. 1.2. TUJUAN PENELITIAN 1.2.1. Memberikan pengalaman kepada mahasiswa dalam bidang pembelajaran dalam rangka melatih dan mengembangkan potensi dalam hal pastoral konseling. 1.2.2. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengenal, mempelajari, dan menghayati permasalahan Klien. 1.2.3. Meningkatkan kemampuan mahasiswa untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang telah diperoleh 1.3.WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN Kegiatan ini akan dilaksanakan pada tanggal 1 Maret sampai dengan 31 mei 2019 (waktu pelaksanaan masih menyesuaikan). Kegiatan dilaksanakan di Rumah Pemulihan Efata dan Panti Asuhan Salib Putih Salatiga.

12 1.4. SASARAN KEGIATAN Sasaran kegiatan salah satu pasien yang terdapat di Rumah Pemulihan Efata dan salah satu anak asuh dari Panti Asuhan Salib Putih Salatiga.

13 BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1.KONSELING KEPADA PASIEN RUMAH PEMULIHAN EFATA 2.1.1. Identitas Konseli : OY Nama : Perempuan Jenis Kelamin : Jakarta, 26 Juli 1975 Tempat dan Tanggal Lahir : 43 Tahun Umur : Kristen Agama : D3 Akuntansi Pendidikan : Chines Jawa Suku : 4 dari 6 bersaudara Anak 2.1.2. Permasalahan Yang Dihadapi Oleh Konseli : Masalah yang dialami oleh konseli adalah halusinasi yang selalu datang. Hal ini timbul akibat tekanan batin yang dialami oleh konseli karna perlakuan yang tidak baik dari suami serta keluarga suaminya tersebut. konseli sering mengalami Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) secara verbal maupun non verbal baik dari suami ataupun keluarga suaminya tersebut. selain itu konseli juga harus menelan pil pahit dalam bidug rumah tangganya karna perselingkuhan yang dilakukan oleh suaminya. Masalah-

14 masalah tersebut menimbulkan luka hati dan tekanan batin bagi konseli. Dalam keadaan tersebut, konseli tidak dapat mengungkapkan masalahnya dengan orang lain. Tekanan yang menumpuk tanpa bisa disampaikan kepada orang lain mengakibatkan konseli mengalami halusinasi yang berlebihan dalam hidupnya. Hasil wawancara yang sudah dilakukan dengan pebimbing di RPE memberikan informasi ada perubahan yang baik yang dialami oleh konseli selama berada di Rumah Pemulihan Efata. Berdasarkan hasil data yang ada terlihat bahwa konseli sudah dapat menguasai dirinya dan halusinasi- halusinasi yang konseli alami tidak lagi muncul dan mengganggu kehidupannya kembali. satu hal yang menjadi kerinduan konseli saat ini adalah konseli ingin kembali dan bertemu serta merawat anak semata wayangnya yang saat ini berusia 9 tahun dan hidup bersama suaminya. 2.1.3. Teori yang Digunakan Pendekatan Psikoanalitik yang dikemukakan oleh sigmun Freud. Tujuan dari terapi psikoanalitik adalah membentuk kembali stuktur karakter individual dengan jalan membuat kesadaran yang tak disadari didalam diri klien. Prosesnya difokuskan pada upaya mengalami kembali pengalaman- pengalaman masa kanak-kanak, pengalaman-pengalaman masa lampau direkonstruksi, dibahas, dianalisis, dan ditafsirkan dengan sasaran merekonstruksi kepribadian. Terapi psikoanalitik menekankan dimensi

15 afektif dari upaya menjadikan ketidaksadaran diketahui. Pemahaman dan pengalaman intelektual memiliki arti penting. Tetapi perasaan-perasaan dan ingatan-ingatan yang berkaitan dengan pemahaman diri lebih penting lagi. 2.1.4. Rencana Pelaksanaan Konseling 1. Asosiasi Bebas Tekhnik utama terapi psikoanalitik adalah asosiasi bebas. Disini klien diminta melaporkan segera tanpa ada yang disembunyikan. Klien terhanyut bersama segala perasaan dan pikirannya. Klien diminta untuk mengatakan segala sesuatu yang muncul dalam kesadarannya, seperti pikiran, harapan, dan lain-lain. Walaupun kelihatannya hal-hal tersebut tidak penting, tidak logis, menyakitkan, ataupun menggelikan. Freud memikirkan bahwa asosiasi bebas ini ditentukan oleh suatu sebab, bukan hal yang acak. Tugas analisislah untuk melacak asosiasi ini sampai kesumbernya dan mengidentifikasi suatu pola sebenarnya yang tadinya hanya terlihat sebagai rangkaian kata yang tidak pasti. Terlepasnya emosi yang kuat, yang selama ini ditekan pada situasi terpeutik inipun kemudian disebut sebagai katarsis. 2. Penafsiran Penafsiran adalah suatu prosedur dasar dalam menganalisis asosiasi bebas, mimpi-mimpi, resistensi-resistensi, dan transferensi. Prosedurnya terdiri atas tindakan-tindakan analisis yang menyatakan, menerangkan, bahkan mengajari klien makna-makna tingkah laku yang

16 dimanifestasikan oleh mimpi-mimpi, asosiasi bebas, resistensi- resistensi, dan oleh hubungan terapeutik itu sendiri. Fungsi penafsiran adalah mendorong ego mengasimilasi bahan-bahan baru dan mempercepat penyingkapan bahan tak sadar lebih lanjut. Penafsiran- penafsiran analisis menyebabkan pemahaman dan tidak terhalangi bahan tak sadar pada pihak klien. 3. Analisis mimpi Adalah sebuah prosedur yang penting untuk menyingkap bahan yang tak disadari dan memberikan kepada klien pemahaman atas beberapa area masalah yang tidak terselesaikan. Freud memandang mimpi-mimpi sebagai “jalan mengistimewa menuju ke tak sadaran”, sebab melalui mimpi-mimpi itu hasrat-hasrat, kebutuhan-kebutuhan, dan ketakutan- ketakutan yang tak disadari, diungkapkan. 4. Analisis dan penafsiran resistensi Resistensi merupakan sebuah konsep yang fundamental dalam praktek psikoanalitik adalah sesuatu yang melawan kelangsungan terapi dan mencegah klien mengemukakan bahan yang tak disadari. Sebagai pertahanan terhadap kecemasan, resistensi bekerja secara khas dalam terapi psikoanalitik dengan menghambat klien dan analisis dalam melaksanakan usaha bersama untuk memperoleh pemahaman dan dinamika-dinamika ketak sadaran klien. 5. Analisis dan penafsiran transferensi

17 Sama halnya dengan resistensi, transferensi merupakan inti dari terapi psikoanalitik. Analisis transferensi yang utama dalam psikoanalisis, sebab mendorong klien untuk menghidupkan kembali masa lampaunya dalam terapi. Transference adalah saat pasien mengembangkan reaksi emosional ke terapis. Hal ini bisa saja dikarenakan pasien mengidentifikasi terpis sebagai seseorang dimasa lalunya, misalnya orang tua atau kekasih. Disebut positive transference apabila perasaan itu adalah perasaan sayang atau kekaguman, serta negative transference apabila perasaan ini mengandung permusuhan dan kecemburuan.

18 2.2.KONSELING KEPADA REMAJA PANTI ASUHAN SALIB PUTIH 2.2.1. Identitas Konseli : DF Nama : Laki-Laki Jenis Kelamin : 02 November 2001 Tempat dan Tanggal Lahir : 18 tahun Umur : Kristen Agama : SMP Pendidikan : P***a Suku : 6 dari 6 bersaudara Anak 2.2.2. Permasalahan yang dihadapi oleh Konseli : Permasalahan yang dihadapi oleh konseli adalah kenakalan remaja yang diakibatkan oleh pergaulan yang salah. Selama mengenyam pendidikan (SD dan SMP) di Salatiga, konseli bergaul dengan anak-anak sebayanya yang memiliki kebiasaan buruk dan akhirnya memberikan dampak yang buruk pula didalam kehidupan konseli. Konseli menjadi anak yang suka membolos saat sekolah, keluar dari panti Asuhan hingga larut malam diluar jam keluar yang telah dibuat oleh pihak Panti, merokok, minum-minuman keras, menonton video porno, hingga berpacaran luar batas wajar. Hal ini dilakukan karna konseli tertarik dengan apa yang telah

19 anak-anak sebayanya lakukan. sehingga melanggar peraturan Panti sudah menjadi kebiasaan bagi konseli. Hasil wawancara yang sudah dilakukan dengan pebimbing di Panti Asuhan Salib Putih Salatiga memberikan informasi ada perubahan yang baik yang dialami oleh konseli selama ini meskipun perubahan tersebut bukanlah perubahan yang total. Konseli tidak lagi membolos pada jam sekolah. Konseli juga sudah mulai mengurangi keluar Panti diluar jam yang sudah ditetapkan tetapi konseli masih suka merokok, minum-minuman keras, menonton video porn, dan masih berpacaran di luar batas wajar. 2.2.3. Teori yang Digunakan Teori yang digunakan adalah pendekatan konseling behavioral. Tingkah laku yang dimiliki oleh DF banyak yang mal-adaptif seperti suka membolos, suka merokok, suka minum-minuman keras, suka menonton video porno, dan juga berpacaran secara berlebihan. Untuk itu tingkah laku ini perlu diubah menjadi tingkah laku yang adaptif melalui pendekatan konseling behavioral sebagaimana pendapat Zaenudin (2008:9) yang menyatakan bahwa : pendekatan konseling behavioral merupakan penerapan berbagai macam tekhnik dan prosedur yang berakar dari berbagai teori tentang belajar. Dalam prosesnya pendekatan ini menyertakan penerapan yang sistematis prinsip-prinsip belajar pada pengubahan tingkah laku kearah cara-cara yang lebih adaptif.

20 Tujuan konseling Behavioral menurut Krumboltz dan Thoresen (Shertzer dan Stone, 1980) adalah : “membentu individu untuk “belajar” memecahkan masalah interpersonal, emosional, dan keputisan tertentu”. Penekanan kata belajar dalam proposisi diatas adalah atas pertimbangan bahwa konselor membantu klien belajar atau mengubah tingkah lakunya. Konselor berperan dalam membantu proses belajar dengan menciptakan kondisi yang sedemikian rupa sehingga klien dapat memecahkan masalahnya dan mengubah tingkah lakunya (zaenudin, 2008: 11-12). Berarti dalam konseling behavioral konselor berusaha membantu klien dalam membuat putusan-putusan baru yang menyangkut tingkah lakunya sekarang dan arah hidupnya. Tingkah lakunya yang dimaksud adalah tingkah laku yang mal-adaptif atau tingkah laku bermasalah yang akan diubah menjadi tingkah laku yang adaptif sesuai dengan tuntutan lingkungan. Tingkah laku bermasalah adalah tingkah laku atau kebiasaan- kebiasaan negative atau tingkah laku yang tidak tepat, yaitu tingkah laku yang tidak sesuai dengan tuntutan lingkungan. Tingkah laku yang salah hakikatnya terbentuk dari lingkungan yang salah. Dalam pandangan behavioral manusia pada hakikatnya bersifat mekanistik atau merespon kepada lingkungan dengan control yang terbatas, hidup dalam alam deterministik dan sedikit peran aktifnya dalam memilih martabatnya. Manusia memulai kehidupannya dengan memberikan reaksi terhadap lingkungannya dan interaksi ini menghasilkan pola-pola perilaku yang kemudian membentuk kepribadian. Tingkah laku seseorang

21 ditentukan oleh banyak dan macamnya penguatan yang diterima dalam situasi hidupnya (Zaenudin, 2008: 9-10). Menurut Zaenudin (2008: 12-13) proses konseling behavioral dibingkai oleh kerangka kerja untuk mengajar klien dalam mengubah tingkah lakunya. Untuk itu konselor diharapkan bisa aktif dan direktif dalam pemberian treatment. 2.2.4. Rencana Pelaksanaan Konseling a. Asesmen Asesmen yaitu mengukur suatu proses konseling yang harus dilakukan konselor sebelum, selama, dan setelah konseling tersebut dilaksanakan/berlangsung (Ratna Widiastuti, 2010). Asesmen merupakan salah satu bagian terpenting dalam seluruh kegiatan yang ada dalam konseling. Karena itulah asesmen dalam konseling merupakan bagian yang terintegral dengan proses terapi maupun semua kegiatan konseling itu sendiri. Asesmen dilakukan untuk menggali dinamika dan factor penentu yang mendasari munculnya masalah. Hal ini sesuai dengan tujuan asesmen yaitu mengumpulkan informasi yang memungkinkan bagi konselor untuk menentukan masalah dan memahami latar belakang serta situasi yang ada pada masalah klien. Asesmen yang dilakukan sebelum, selama dan setelah konseling berlangsung dapat memberi informasi yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang dihadapi klien.

22 Hood & Johnson (1993) menjelaskan ada beberapa fungsi asesmen, diantaranya adalah untuk : 1. Menstimulasi klien maupun konselor mengenai berbagai isu permasalah 2. Menjelaskan masalah yang senyatanya 3. Memberi alternative solusi untuk masalah 4. Menyediakan metode untuk memperbandingkan alternative sehingga dapat diambil keputusan 5. Memungkinkan evaluasi efektivitas konseling. b. Menentukan Tujuan Tujuan memiliki tempat sentral dalam terapi Behavior, karena tujuan inilah yang akan menghasilkan kontrak yang memandu jalannya terapi. Tujuan yang ditetapkan akan digunakan sebagai tolak ukur untuk melihat keberhasilan proses terapi. Proses terapi akan dihentikan jika telah mencapai tujuan. Konselor dan konseli menetapkan tujuan pada awal terapi. Tujuan terapi harus jelas, konkret, dipahami, dan disepakati oleh klien dan konselor. Konselor dank lien mendiskusikan perilaku yang terkait dengan tujuan, keadaan yang diperlukan untuk perubahan, sifat tujuan, dan rencana tindakan untuk bekerja kearah tujuan ini. c. Mengimplementasikan Teknik Setelah merumuskan tujuan yang ingin dicapai, konselor dan konseli menentukan strategi belajar yang terbaik untuk membantu konseli

23 mencapai perubahan tingkah laku yang diinginkan. Konselor dan konseli mengimplementasikan teknik-teknik konseling sesuai dengan masalah yang dialami oleh konseli. Hal ini juga bisa dilakukan sesuai dengan pengalaman klien dalam usahanya mengubah perilaku yang mal-adaptif. d. Mengakhiri konseling Proses konseling akan berakhir jika tujuan yang ditetapkan diawal konseling telah tercapai. Meskipun demikian, konseli tetap memiliki tugas, yaitu terus melaksanakan perilaku baru yang diperolehnya selama proses konseling, didalam kehidupannya sehari-hari.

24 3.1. Hasil Pelayanan Konseling 3.1.1. Rumah Pemulihan Efata Hasil Pelayanan konseling kepada salah satu pasien Rumah Pemulihan Efata ditemukan bahwa adanya luka hati pasien kepada ayah kandung. Luka hati ini disebabkan karna adanya perlakukan yang tidak baik yang dilakukan sang ayah kepada ibu OY tersebut sejak kecil. Sejak ibu OY berumur 3 tahun, orang tuanya bercerai karna adanya permasalahan yang terjadi. sejak saat itulah ibu OY tinggal bersama dengan sang ayah. Sejak kecil ibu OY tidak merasakan kasih sayang seorang ayah. Sehingga menimbulkan luka hati tersendiri didalam kehidupannya. hal ini diperparah ketika ayah dari ibu OY memaksanya untuk mengakhiri hubungan yang telah dijalinnya dengan seorang Pria paruh baya yang berusia lebih tua dari ayahnya, dan menikahi seorang pria yang bernama DV. Karna perila ku DV yang tidak baik, membuat Ibu OY tidak ingin untuk menikahinya. Namun hal ini pada akhirnya membuatnya terpaksa untuk menikah karna ancaman sang ayah. Pernikahan yang terpaksa ia jalani membuat kehidupannya tidak semakin membaik. Pernikahan yang terpaksa membuat ibu OY tidak bisa melakukan perannya sebagai Istri dengan baik. Ibu OY tidak berkenan untuk melayani suaminya khususnya dalam hal seksual. Hal ini terjadi karena tidak adanya rasa suka serta tidak terjalinnya komunikasi yang baik. Dampak dari kejadian ini adalah suami ibu OY melakukan hubungan

25 terlarang dengan wanita lain, yaitu salah satu pegawai di kantor dimana suami Ibu OY bekerja. Hal ini menimbulkan luka hati tersendiri bagi ibu OY. Selain hal itu, ibu OY mengetahui bahwa suami dan juga keluarga dari mertuanya melakukan ritual yang tidak sesuai dengan iman Kristen. Ritual tersebut biasa dilakukan di dalam kamar mandi yang mereka miliki. Hal ini menimbulkan pemikiran bagi bu OY bahwa ia menderita gangguan jiwa seperti sekarang ini karna keluarga suami beserta keluarganya. Pemikiran ini menambah luka hati yang dialami oleh Ibu OY. Selain hal ini Ibu OY juga mengalami penolakan dari mertuanya yang saat itu tinggal bersama-sama dengan Ibu OY. Sikap yang tidak baik ditunjukkan oleh mertua Ibu OY kepadanya. Ibu OY sering mengalami kekerasan dalam rumah tangga baik secara verbal maupun non verbal. Ibu OY membantu seluruh pekerjaan dalam keluarga tersebut tetapi ibu OY kurang mendapatkan makanan. Hal ini terjadi karna ibu OY hanya mendapatkan makanan satu kali dalam sehari. Sehingga ibu OY seringkali menderita sakit karenanya. Selain dari pada itu, Ibu OY sering sekali mendapatkan perkataan yang menyakitkan seperti “perempuan tidak berguna, jelek”, dan lain sebagainya. Kata-kata tersebut tertanam didalam pikiran ibu OY dan membuatnya menjadi orang yang rendah diri dan merasa tidak berguna. Rasa rendah diri yang ada didalam kehidupan ibu OY bukan hanya muncul ketika ia telah menikah dan tinggal bersama dengan mertuanya, namun rendah diri ini sudah ada dalam diri ibu OY semenjak ibu OY masih

26 kecil. Hal ini terjadi karna ada orang-orang tertentu, termasuk mama tiri dan ayahnya, memperbandingkan dirinya dengan saudara-saudara tirinya. Selain dari pada itu, sejak kecil ibu OY selalu mendapat perkataan bahwa dirinya hitam dan jelek. Hal tersebut membuat ibu OY tumbuh menjadi orang yang rendah diri dan selalu berkata bahwa dirinya jelek. Hal-hal yang terjadi didalam kehidupan ibu OY tersebut membuatnya mengalami gangguan kejiwaan. Dalam masa-masa kelam didalam hidupnya, ia merasa ada orang-orang yang baik kepadanya. Yang selalu ada dan menolong kehidupan bu OY. Orang-orang tersebut adalah orang-orang yang muncul akibat halusinasi yang ditimbulkan oleh alam bawah sadar ibu OY. Ibu OY sangat menikmati dan senang dengan halusinasinya. Hal ini terjadi karna selama ini ibu OY tidak mendapatkan kesan yang baik dari orang-orang disekitarnya. Kendala dalam konseling ini adalah ketika ketika ingatan bu OY berkurang tentang kejadian-kejadian yang ia alami. Sehingga terkadang apa yang disampaikan oleh bu OY tidak maksimal dan tidak sesuai dengan pertanyaan dari konselor.

27 3.1.2. Panti Asuhan Salib Putih DF adalah Salah satu remaja yang tinggal di Panti Asuhan Salib Putih Salatiga. Sejak usia 7 tahun, ia sudah tinggal didalam Panti Asuhan tersebut. tetapi dia merupakan remaja yang bermasalah karna ia masuk didalam pergaulan yang buruk dan membuatnya menjadi remaja yang nakal. Banyak kenakalan yang telah dia lakukan. sala satunya adalah minum- minuman keras. Bagi dia minuman keras adalah hal terbaik yang bisa ia lakukan ketika ia mengalami permasalahan dan tekanan. Minuman keras biasanya ia nikmati bersama dengan teman-teman sekolah ketika ia ada diluar panti asuhan. Kadang ia lakukan pada malam hari tetapi juga terkadang ia lakukan pada siang hari sepulang sekolah. Bagi ia minuman keras membuatnya berani melakukan segala sesuatu dan bisa menghadapi permasalahannya. Selain minuman keras, DF juga mengkonsumsi obat-obatan. Hal ini ia lakukan bersama dengan teman-teman sekolahnya. Ia sadar bahwa hal itu tidak baik namun ia mengaku bahwa obat-obatan dapat membuatnya senang dan lepas. Minuman keras dan obat-obatan adalah cara yang ia gunakan untuk menyelesaikan masalah. hal ini ia lakukan karna ia tidak pernah datang kepada Tuhan didalam doa dan membawa masalah itu kepada Tuhan. DF tidak punya hubungan pribadi dengan Tuhan. ia merasa malas untuk datang beribadah kegereja ataupun berdoa ketika hendak melakukan sesuatu atau

28 ketika ia diperhadapkan dengan berbagai masalah. bagi dia, hal-hal rohani itu tidak akan pernah membawa perubahan didalam kehidupannya. sehingga ia tidak pernah mau untuk membangun hubungan dengan Tuhan. Hal ini membuat DF semakin jauh dari Tuhan. banyak hal buruk yang pada akhirnya ia lakukan. selain minum-minuman keras, DF juga membolos dari sekolah. Sampai ia pernah mendapatkan sanksi akibat membolosnya ini. Ia di disiplinkan dengan mendapatkan skorsing selama 3 minggu dari sekolah karna ia suka membolos. Selain itu, DF juga seringkali melanggar peraturan sekolah dengan memakai atribut yang tidak semestinya. Selain minum-minuman keras, obat-obatan, dan membolos, DF juga suka sekali merokok. Hal ini yang paling sulit untuk ia tinggalkan. Karna bagi DF merokok adalah kebiasaan yang sudah ia lakukan sebelum ia datang ke panti itu. Dalam satu hari, DF minimal menghabiskan 5 batang rokok bahkan sampai dengan 10 batang rokok. Dalam hal ini penulis mencoba untuk memberikan cara agar DF mengurangi atau meninggalkan konsumsi. Dari 5 batang rokok, dikurangi menjadi 3 batang rokok. Namun hal ini tidak memberikan hasil yang baik. DF tetapi sulit untuk mengurangi konsumsi rokok atau meninggalkan rokok tersebut. hal itu memberika efek bagi kedisiplinan DF di Panti. Ia sering meninggalkan panti tanpa ijin untuk minum minuman keras, obat-obatan, dan juga merokok.

29 Kendala dalam konseling ini adalah DF sulit untuk mengikuti cara yang telah diberikan agar dia dapat berubah lebih baik. Ia lebih suka melakukan segala sesuatu sesuai dengan kehendaknya sendiri. Ia selalu punya alasan untuk menolak cara yang telah diberikan. Dan hal yang paling sulit adalah DF masih suka berbohong. 3.2. Manfaat Praktek Pelayanan Konseling 3.2.1. Rumah Pemulihan Efata 1. Pelayanan konseling menolong untuk mengingat kembali luka- luka yang pernah dialami 2. Pelayanan Pastoral Konseling menolong untuk menyembuhkan luka-luka yang dialami 3. Pastoral konseling menyadarkan bahwa ketika luka tersebut tidak disembuhkan dengan baik maka akan memberikan dampak yang buruk didalam kesehatan baik fisik maupun psikis 4. Pelayanan Pastoral konseling membawa Konseli utnuk bertemu dengan Tuhan 5. Pelayanan Pastoral Konseling menyadarkan konseli bahwa Tuhan dapat menolong untuk lepas dari belenggu ilmu hitam

30 6. Pelayanan Pastoral Konseling menyadarkan konseli untuk selalu membangun hubungan pribadi dengan Tuhan dalam doa dan Firman. 3.2.2. Panti asuhan Salib Putih Salatiga 1. Pastoral Konseling menolong konseli untuk menyadari kesalahannya 2. Pastoral Konseling menolong konseli untuk berubah dan meninggalkan perilaku-perilaku yang buruk dalam dirinya. 3. Pastoral Konseling menolong konseli untuk bertemu dengan Tuhan 4. Pasrtoral Konseling mengarahkan konseli untuk membangun hubungan yang dekat dengan Tuhan 5. Pastoral Konseling menolong konseli untuk mencari Tuhan ketika menemui tekanan dan permasalahan didalam kehidupannya

31 BAB III HASIL Verbatim Partisipan 1. Pertemuan Pertama : Senin, 07 Oktober 2019 Pukul : 10.00 Wib Tempat : STT Efata Ko/Ki Dialog Konselor Disitu ibu enggak sibuk Konseli Enggak lagi enggak kok, mati listrik sampai siang katanya. Konselor Ooowwhh gitu saya malah enggak tau kalua mati lampu sampai siang. Konseli Dari kemarin di kasih tau Konselor Ooowwhh ada pemberitahuan, oowwh begitu. Konseli Minggu lalu juga Konselor Kalua minggu lalu saya tahu, kalua minggu ini malah saya enggak tahu, kalua ternyata mati lampu. Konseli Eheeeemmm ya Konselor ibu sudah berapa lama ada di RPE Konseli Sudah 1 tahun lebih eeeee 2 bulan Konselor Berarti sudah setahun lebih 2 bulan di RPE Koseli Yaaa

32 Konselor Ohhh berarti baru ya? Konseli Baru juga enggak kok sih kk, buat apa juga itu dah lama Konselor banget kk Konseli Kok cuman 1 tahun lebih 2 bulan toh bu kayak nya lebih dari Konselor itu apa saya yang itu ya Konseli Baru 1 tahun 2 bulan Konselor Kalau boleh tau eeee itu ibu masuk di RPE itu bulan berapa Konseli ya? Pertengahan juli 2018 Konselor Juli 2018 ibu tau penyebab nya apa? Konseli Peyebab nya sih aku enggak tau kk, tapi ya kalau misalkan ingat flas back lagi apa ya aku kayak orang kesurupan atau apa gitu. Tapi aku memang suka denger sesuatu dan itu juga kayak yang pernah aku bilang aku kayak ada temennya terus apa ya selebih nya ya yang mungkin traumatis juga, sakit hati juga suamiku dan itu juga. Kalua cerita gitu rasa nya pengen nangis juga Ndak papa, saya punya tisu banyak kok Sambil mikir-mikir sebentar apa saya gila ya, tapi memang kayak nya kalua aku ingat lagi lebh baik yang gk kelihatan loh kk. Mahluk yang kaset mata tapi kalua sama aku suka kelihatan gitu. Dia baik banget sma aku tapi kalua sama keluarga ku sma sekali gk.

33 Konselor Bedanya kok mereka baik benget gitu , bagaimana perakukan Koneli mereka sama ibu itu bagaiman yang gk kaset mata itu? Sering banget kk nolongin aku, jadi pada waktu masih tinggal Konselor di tempat suami aku kan kayaksuka ngasih makan kalu kasih Konseli makan pun rasanya kayak aneh kayak orang linglung gtu dah gitu suka keringatan jantung degdegdeg Maksudnya bagaimana ya bu? Aku sih ngerasa mereka udah nambahin apa dimakanan ku. Mangkanya aneh gitu rasanya. aku pernah sekali pada saat apa ya sampai aku gak bisa nahan-nahan hawa gak enak kayak aku pernah sempet kesurupan dan aku luntang luntuk di jalanan gitu terus di rawat. Di mana puji Tuhan aku kayak ada yang gandeng aku kok bisa tau rumah ayah ku. aku merasa ada teman yang gandeng aku, yang ngerakul aku, ngelindungi aku kayak gak kelihatan gitu gak tau aku kemana kayak ada yang gandeng di kasih tau apa misalkan kalau bingung ada yang ngasih tau awas jangan lewat situ nanti ketabrak mobil tapi saya tidak mendengarkannya dan aku keserempet mobil. Kamu jangan di situ di situ ada ular saya kira cuman nakut- nakutin aja aku cuek aja dan akhirnya beneran ada ular piton sepajang 5 meter kk untungnya saya sudah pindah kk udah gak disitu lagi. Aku berfikir kok yang gak kelihatan malah lebih perhatian eh saya sebutnya setan kok lebih baik dari

34 Konselor pada orang. Dan terus aku lupa gak sadar gitu kk pada saat aku di bawa ke RPE aku masih konselet gitu kk, kalau mulai Konseli ingat gitu kk biasa nya suka nangis tapi sekarang aku tahan- Konselor tahan sedikit. Konseli Berarti ketika ibu merasa bahwa orang-orang yang disekitar ibu itu jahat dan terus ibu punya teman seperti itu berarti Konselor ibukan lebih mendengarkan mereka gitu siap menikmati Konseli kehadiran mereka Saya lebih-lebih seneng bergaul sama yang kayak begitu sampai-sampai aku gak perduli sama orang yang ada di sekitar ku. Biasanya kalau disitu ngomong sama orang itu gak kelihatan itu apa saja yang ibu lakukan? Gak ngelakuin apa-apa cuman ngobrol tapi tangan ku bisa gerak sendiri dia kayak kalau missal aku juga gak tau dia ngajak ngobrol gitu tapi saya terus saya dengar suara-suara gitu tapi saya berfikir perasaan aku saja tau-tau tangan ku gerak sendiri aku pikir apaan kayak merupakan sebuah kalimat. Ohhh gitu pas dia gak kelihatan. Aku sampai sempat mikir ada yang manjaain saya nyasar ke aku tapi baik loh kk puji Tuhan apa mungkin dari Tuhan setan yang nolongin aku

35 Konselor Tapi rasanya bagaimana ibu bergaul dengan sama yang itu? Konseli Perasaannya biasa aja, kayak temenin aja merasa kayak punya Konselor sahabat. Mungkin selama ini ibu merasa mereka tidak baik bagi ibu. Konseli Terus ketika ibu meladeni mereka terus lama-lama ibu gak sadar gitu Konselor Ya sampai benar-bener lupa bahkan sampai tidur terkadang Konseli suka mikir kok aku sampai bisa kayak gini. Terus diingat- ingat tapi terkadang lupa tapi kalu sudah ingat gitu deh. Pas Konselor belakangan ini lagi gak enak badan. Konseli Ibu kenapa flu atau demam atau batuk atau gimana? Konselor Gak tau sempet lihat orang itu ada 2,3 dari hari sabtu terus pas Konseli hari minggu yang singer dan wl itu kayak ada yang jalan-jalan sama yang terbang gitu 3 orang atau 2 orang gitu tapi aku diam saja. Tapi puji Tuhan saya sudah tidak doyan temulawak. Sudah mendiingan tapi ibu ngomong gak sama pak David gak kalau ibu merasa kayak gitu akhir-akhir ini? Gak-gak takutnya disuruh minum obat nya banyak-banyak mending doyan temu lawak aja. Tapi gak demam atau gimana gitu? Jangan sampai kk saya takut kalau demam berarti ada yang infeksi jangan sampai deh.

36 Konselor Berarti ibu sakit itu karan lihat orang yang banyak itu Konseli Ooohhh kayak ada beberapa orang gitu bunyi ada banyak gitu aku bisa hidup itu kayak mana saya sempat berfikir takut di Konselor bawa kedokter maka dari saya makan temulawak saya potong Konseli terus saya gado sudah dua hari badan sudah mendingan. Konselor Ibu sudah gak minum obat lagi sekarang? Konseli Kalau di RPE itu diharuskan minum jadi sekarang cuman Konselor minum malam doang. Konseli Malam doing Ya Konselor Berarti masih terus minum obat itu. Konseli Ya masih pengennya sih gak minum obat dah mana pas dari Konselor kemarin sore perasaan ku gak enak banget ada mentor baru kk karnakan belum pernah ke RPE terus kamar mandi dibelakang itu gak ada atap nya jadi dia itu jalan-jalan ke kamar mandi jadi sungkan pak jaya sama yang lain makanya mereka gak pernah hidupkan kran dari sini kalau yang dari sana mau memiriksa nya harus naik tangga, dia jalan-jalan dia malah disitu jadi sampai tadi pagi pada saat jemaat kita mandi dia malah di situ aku masih pakai BH sama celana dalam doang . Mentor itu? Heeeeemmm aduh mah sampai Ibu gak tengok dia?

37 Konseli Ada mentor perempuannya nama nya ibu lina malah-malah nyalahin aku loh ya gak masalah toh dia malah ngomel- Konselor ngomel ya ampun bum ul masih mandi bugil dia ngobrol di Konseli atas sambil ketawa-tawa lihatin kita lagi telanjang kk ibu lina nya malah oh ya gak masalah kan merasakan air. Bu PJ sama PI aja kalau mereka dari situ pakai tangga turun lagi terus kalau mau memeriksa lagi pakai tangga bukan nya jalan-jalan dengan sukacita kita kayak sampai bisa di lecehin sambil sebaring ngelihat ketawa-ketawa gitu ya ndak papakan pak jaya sama pak irvan kan gak bisa gak ngerti caranya ngeliaht halamannya loh kok malah belain dia sibuk ngobrol jadi kami mandi di cuekin aja, saya sampai bingung ini juga masalah tadi pagi makannya aku sampai Jengkel…. Jadi kesel malah jadi cerita sama kk Lia paling kalau aku pulang cerita sama PL kalau gak gitu ini orang mah kayak nya PDV gak tau kalau orang nya kayak gini yang bikin aku kesel kenapa mentor perempuannya kok gak ngelindungi asrama putri, pelayan putri malah kayak gitu gak papa kok kayak gitu kok jadi masalah loh kok aneh dari kemarin loh buk dia kerjanya itu jalan-jalan yang memang harus gitu kerjanya harus jalan-jalan dibelakang itu gak bisa dinaikin terus dari sini malah jalan-jalan ya gak papa toh cuman sekedar lihat

38 Konselor gitu doang masak ibunya bilang kayak gitu aku sampai Konseli bingung. PJ sama PI itu gak bisa gak ngerti sebulum ada PI ini Konselor PJ sama PI ini yang lain tuh gak pernah ada kejadiana kayak Konseli gitu mungkin selalu pakai tangga naik tangga turun lagi pasti Konselor pakai tangga lagi di sanakan memang gak ada buat naik kk PJ tuh selalu naik ngurusin bak air gitu loh makanya gak ngerti Konseli aku sampai diem aja Konselor Mungkin seharusnya diomongkan dari pihak RPE Hahaaa ya makannya ngomong nya sama kk Lia Enggak papa Aku ngomong sama PL gak usa ngoceh hah bengong gitu loh Mungkin harus di kasih tau nanti takut nya kan banyak yang gak nyaman juga Ok. Kita kembali ke masalah teman-teman ibu yang tidak kelihatan tadi. Tadi ada sebuah kalimat yang ibu katakan. Ibu bilang orang-orang itu adalah setan yang dikirim Tuhan? betul? Iya kak. Habisnya dia baik banget. Jadi aku pikir itu setan tapi Tuhan yang kirim untuk tolong aku. Bu, Tuhan itu ga pernah ngirim setan untuk bersahabat dengan manusia. Karna manusia itu miliknya Tuhan. ga mungkin Tuhan ijinkan miliknya untuk bersahabat sama setan.

39 Konseli Orang-orang yang ga kelihatan itu sebenarnya bukan setan. Konselor Itu adalah orang-orang yang ibu ciptakan melalui alam bawah sadar ibu. Itu adalah halusinasi ibu Karna ibu merasa tertekan Konseli dengan keadaan yang ibu alami. Ibu merasa bingung mau Konselor cerita dengan siapa. Mangkanya muncullah orang-orang itu. Konseli Iya kali ya kak. Konselor Iya. Mangkanya ibu harus rutin minum obat agar halusinasi itu hilang. Kalau itu memang setan, setan itu ga akan hilang Konseli kalau diusir dengan obat bu. Dia akan hilang kalau kita berdoa Konselor dalam nama Tuhan Yesus. Setelah minum obat ibu masih lihat Konseli mereka? Konselor Ga lagi sih kak. Konseli Iya karna itu bukan setan tapi halusinasi ibu. Konselor Iya. Nah, kalau halusinasi itu datang lagi, minum obat dengan rutin dan berdoa. Minta kekuatan dari Tuhan. biar ibu cepet sembuh. Iya kak. Bu, besok kita bisa ketemu lagi? Bisa kak. Jam berapa kira-kira ya bu? Jam 10 saya sudah disini kak. Baiklah. Kita ketemu jam 11 bagaimana?

40 Konseli Iya kak. Konselor Trimakasih untuk waktunya ibu. Kita berdoa ya Konseli Tuhan berkati ibu Amin. Trimakasih kak.

41 Pertemuan ke dua : Selasa, 08 Oktober 2019 Pukul : 12.00 Wib Tempat : STT Efata Ko/Ki Dialog Konselor Selamat siang bu. Silahkan duduk disini. Konseli Trimakasih kak. Konselor Bagaimana kabar ibu hari ini? Sudah sehat. Konseli Udah sehat kak. Meskipun masih agak ga enak ini badannya. Tapi udah lumayan lah. Konselor Puji Tuhan kalau gitu. Oya, ibu sudah menikah kan? Konseli Sudah kak. Konselor Kalau boleh tau, tahun berapa ibu menikah? Konseli Tahun 2011 kak Konselor Berarti udah 8 tahun dong ya. Wah udah lumayan lama. Konseli Iya kak. Tapi aku tersiksa sama dia. Konselor Lha kenapa bu? Konseli Orangnya jahat deh kak. Konselor Dari awal menikah memang udah jahat atau karna udah lama menikah?

42 Konseli Dari sebelum menikah pun dia itu orangnya ga baik kak. Konselor Ga baiknya gimana bu? Konseli Sama cewek itu genit gitu. Pacarnya banyak. Konselor Ibu tau darimana? Konseli Kan temen SMA saya kak. Konselor Kalau ibu tau dia ga baik, kenapa ibu nikah sama dia? Konseli Aku di suruh nikah sama papa karna sebenarnya kan aku pacarana sama orang yang seumuran kayak papah ku sama Konselor papah ku makanya papah ku gk mau, mau nya sama yang single, teru papah maunya sama yang ini. Papah bilang kalau Konseli yang sudah seumuran papah itu gk baik nantinya kamu diajahatin, dipukulin justru yang dinikahin sama papah kayak gitu loh terus apa lagi ya sampai aku lupa-lupa ingat. Berarti ibu pacarana sama orang yang umur nya lebih tua dari ibu, dia duda gitu atau memang dia bujang tapi sudah tua begitu Dulukan aku sempat kerja di kamboja. jadi apa ya karna eeeee tapi dia mau nikahin jadi istri ke dua jari istri nya sih sudah setuju jadi dia mau melepas gundik-gundik suami nya sendri, tapi dia baik banget gk pernah ngapa-ngapin kk karna dia bener-bener serius mau nikahin, tapi papah ku gk mau, mau nya sama yang ini

43 Konselor Ya mungkin orang tua gk rela anak perempuanya sama orang Konseli yang seperti itu bu. Padahal yang baik itu justru yang ini saya diajarin ibadah yang Konselor bener,terus pakai baju yang baik itu bener- bener segala- Konseli galanya buat aku kayak pacaran, orang tua aku, sahabat aku , Konselor penasehat aku justru yang baik tuh yang ini terus kalau Konseli misalkan punya uang itu di tabung segala sesuatu yang baik Konselor diajarin sama dia tapi orang nya buddha sih, papah mau nya Konseli sama yang ini malah yang ini yang bejat. Kalau mungkin pacar yang lama itu, ibu bilang gundi-gundinya itu punya berapa gundik gitu Tadinya kalau mungkin disana udah biasa kali kayak gitukan Itu orang yang kamboja eee bukan Warga negara hongkong Oohhh orang hongkong Asli nya orang cina medan cuman sejak kerusuhan dia pindah kewarganegaraan jadi buka usaha nya di Thailand di kamboja , papah cari tau nya orang ini kok tau gitu loh maksudnya katanya orang ini bengis sama sekali gak bengis sama kali kk, bengis apa nya kk papah yang bengis justru suami yang dinikahin ini itu gk sama sekali baik banget, sekarang udah gk ketemu lagi . Tega banget sih nikahi aku sama oaring kayak gitu

44 Konselor Ya karna mungkin papa nya bu olive kan gk tau maksudnya Konseli ternyata orang nya seperti itu karna pikirnya gk rela lah orang dia sudah punya istri begitu orang tua sih pengennya bu olive Konselor dapat yang baik tapi ternyata ga tau kalau suami nya ibu olive Konseli seperti itu. Konselor Awalnya aku sudah kasih tau kalau orang ini gk bener nah yang tau itu almarhum ibu ku yang tau, itu kayak nya nama nya D juga tapi kok orang nya begini ya, tapi papa maunya sama dia malah dia yang gk bener kk suka apa kayak tempat-tempat yang suka main ayam gitu loh. Waktu kerja sama papa aku aja macarin seketaris papa ku bu sherli sampai tau, kok keluarga suami sampai tau nama nya padahal aku gk pernah cerita sama sekali, si erna itu siapa? Waduh mah Erna lagi sampai punya anak tapi itu malah Kan waktu itu ibu pernah bilang. Pak DV itu kalau didepan orang alim banget. Soleh gitu. Bener bu? Iya kak. Kalau didepan orang itu kelihatan orang baik baik banget kak. Padahal mah ga gitu Nah itulah masalahnya bu. Mungkin papa nya ibu melihat kebaikan pak DV itu. Mangkanya meskipun kata ibu dia ga baik, tapi papa lihatnya dia baik. Mangkanya dia ga percaya dengan yang ibu omongin. Dia pikir pak DV itu tetap baik. Jadi sebenernya papa ga tau. Kira-kira bener begitu gay a bu?

45 Konseli Bisa jadi ya kak. Konselor Ok. Kita kembali ke masalah pacar ibu yang orang Kamboja Konseli itu. Ibu yakin dia baik dan sayang sama ibu? Konselor Iya kak. Aku lihat sendiri kok perlakuan dia ke aku. Dia sayang banget sama aku. Konseli Bu, kalau dia orang baik, mungkin ga dia punya istri lebih dari Konselor satu, belum ditambah gundik-gundinya? Ibu siap kalau ibu menikah, ga setiap hari dia tidur sama ibu? Dia jarang pulang Konseli kerumah. Ibu ga sakit hati? Konselor Iya, ya kak. Pasti aku sedih. Konseli Nah itu dia bu. Ibu harus pikirkan sampai ke situ. Mungkin ini Konselor juga yang jadi alasan orang tuanya ibu ga mau ibu nikah sama Konseli orang Kamboja itu. Papa ga rela kalau ibu dimadu. Konselor Iya sih kak. Konseli Apakah sekarang ibu sudah menangkap jalan pemikiran papa sekarang? Iya kak. Ibu sayang sama papa? Banget kak. Apa yang pengen ibu sampein sama papa kalau saat ini papa ada disni? Apa ya kak.. aku sayang papa. Nanti kalau papa udah tua, aku mau jadi susternya papa. Cuma itu yang saya pengen kak.

46 Konselor Wah itu keinginan yang baik. Dan saya bisa lihat kalau ibu Konseli sayang banget sama papa. Ibu pernah berdoa untuk papa? Konselor Jarang sih kak. Nah, sekarang coba ibu berdoa untuk papa. Biar papa sehat. Konseli Dan hubungan ibu sama papa bisa dipulihkan oleh Tuhan. Konselor mau? Iya kak. Nanti malam saya berdoa untuk papa. Baik. Besok kita ketemu lagi ya bu. Kita berdoa. Konseli Trimkasih untuk hari ini. Tuhan berkati Trimakasih kak.

47 Pertemuan ke tiga : Rabu, 09 Oktober 2019 Pukul : 11.00 Wib Tempat : STT Efata Ko/Ki DialogDiDialog Konselor Apa kabar bu? Konseli Baik kak Konselor Udah datang dari tadi? Konseli Udah. Dari jam 10 tadi kak Konselor Oww.. ibu udah siap hari ini? Konseli Siap kak. Konselor Bagaimana hubungan Ibu dengan suami ibu? Konseli Ga baik kak. Kayak yang aku bilang kemaren-kemaren. Dia mah ga bener orangnya. Konselor Bisa ibu ceritakan maksud ibu ga bener itu? Konseli Aku rasa, suamiku dan mertua aku dan keluarganya suami aku yang bikin aku kayak gini, sampe malah aku kepikirannya sekarang kalau musti aku harus kembali lagi ke keluarga suamiku, lebih baik nlantang-ngluntung dijalan aja ka.. dari pada balik sana lebih baik orang dijalanan daripada di situ ka, aku gak menemukan kekristenan sama sekali, aku gak menemukan

48 Konselor kebaikan-kebaikan sama sekali, aku gak menemukan kesalehan Konseli sama sekali, aku gak menemukan apa ya..kehidupan yang Konselor beriman yang baik gitu loh ka.sedangkan klo suamiku sama Konseli keluarganya kalo berdoa minta apa, itu aku suka gak ngerti ka.. Konselor jadi dia suka bugil, berdoa di kamar mandi dan minta sesuatu Konseli sama Tuhan. Konselor Siapa itu? Konseli Suamiku, katanya di kluarga memang udah tradisi kayak gitu. Aku bingung Konselor Itu Cina juga? Katanya sih Cina. Kok, katanya? (hihihi) makanya aku juga bingung sebenarnya mereka apa sih ka (hihihi) aku juga sampai bingung gitu loh ka.. Hmmm... Aku kan, mamaku kan bukan Cina. Tapi Pribumi ka, kalo papaku Cina. Jadi aku klo gitu memang mamaku sering dikata- katain..dasar turunan maksudnya kalo bukan orang Cina sebut “ Tipo” memang aku sering dikata-katain dasar orang “ Tipo” aku bingung...ee biar aku pribumi juga yang penting jangan kayak Lu (hihihi) Hmmm...

49 Konseli Kadang aku nyesal, aku suka mojok sendiri. Dalam hati aku, Konselor walaupun aku pribumi, iihhh... jangan sampai aku kayak lu Konseli deh...aku sering ngoceh kayak gitu loh ka. Hmmm.. Konselor Aku sampe sempat ceritakan semua itu ke bu Sherly karena Konseli waktu terakhir a.. suamiku datang bawa anak, ku bilang kamu harus cepat pulangin aku ke papa aku, apapun yang terjadi aku Konselor di keluarga papaku sama mama tiri ku itu tetap urusanku sama Konseli mereka yang penting kamu tanggung jawab pulangin aku, Konselor kenapa kamu malah gak mau pulangin aku? Malah suruh ikut Konseli dia lagi ka. Hmmm.. Dan itu, aku yakin pasti ada kejadian lagi aku sampe kayak gitu lagi, aku gak mau. Dan aku bilang sama ibu S, aku kalau disuruh pulang ke kluarga suami aku, aku gak mau lebih baik aku nglantang-nglantung dijalanan aja lebih baik daripada mereka semua manusia yang belum takut sama Tuhan. Dari pada baloik kde keluarga suamiku. Hmmm.. Banyak makanya ini aku baru ingat lagi loh ka. Hmmm... baru aku sekelibat ingat lagi, yaitu kalau tradisi di kluarga suamiku berdoa minta sesuatu apa itu, makanya aku kalau sama


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook