CONTOH TEKS FANTASI Kekuatan Ekor Biru Nataga Karya: Ugi Agustono, The Little Dragon Orientasi: Seluruh pasukan Nataga sudah siap hari itu. Nataga membagi tugas kepada seluruh panglima dan pasukannya di titik-titik yang sudah ditentukan. Seluruh binatang di Tana Modo tampak gagah dengan keyakinan di dalam hati, mempertahankan milik mereka. Hari itu, sejarah besar Tana modo akan terukir di hati seluruh binatang.. Mereka akan berjuang hingga titik darah penghabisan untuk membela tanah air tercinta. Komplikasi: Saat yang ditunggu pun tiba. Mulai terlihat bayangan serigala-serigala yang hendak keluar dari kabut. Jumlah pasukan cukup banyak. Nataga dan seluruh panglima memberi isyarat untuk tidak panik. Pasukan siluman serigala mulai menginjak Pulau Tana Modo, susulmenyusul bagai air. Tubuh mereka besar-besar dengan sorot mata tajam. Raut wajah mereka penuh dengan angkara murka dan kesombongan, disertai lolongan panjang saling bersahutan di bawah air hujan. Mereka tidak menyadari bahaya yang sudah mengepung. Semua binatang tetap tenang menunggu aba-aba dari Nataga. “Serbuuuu …!” teriak Nataga sambung-menyambung dengan seluruh panglima. Pasukan terdepan dari binatang-binatang hutan segera mengepung para serigala dengan lemparan bola api. Pasukan serigala sempat kaget, tak percaya. Cukup banyak korban yang jatuh di pihak serigala karena lemparan bola api. Namun, pemimpin pasukan tiap kelompok serigala langsung mengatur kembali anak buahnya pada posisi siap menyerang. Mereka tertawa mengejek binatang-binatang ketika banyak bola api yang padam sebelum mengenai tubuh mereka. Bahkan dengan kekuatan mereka, mereka meniup bola api yang terbang menuju arah mereka. “Hai ....! Tak ada gunanya kalian melempar bola api kepada kami!” Seru serigala dengan sorot mata merah penuh amarah. 1
Binatang-binatang tidak putus asa. Namun, pasukan serigala dalam jumlah dua kali lipat bahkan lebih dari pasukan binatang, mulai bergerak maju, seolah hendak menelan binatang-binatang yang mengepung. Binatang-binatang yang pantang menyerah juga tidak takut dengan gertakan para serigala. “Gunakan kekuatan ekormu, Nataga!” bisik Dewi Kabut di telinga Nataga. Resolusi: Nataga sempat bingung dengan kata-kata Dewi Kabut. Karena banyak bola api yang padam, Nataga segera memberi aba-aba berhenti melempar dan mundur kepada seluruh pasukan. Tiba-tiba, Nataga, pemimpin perang seluruh binatang di Tana Modo, segera melesat menyeret ekor birunya. Mendadak, ekor Nataga mengeluarkan api besar. Nataga mengibaskan api pada ekornya yang keras, membentuk lingkaran sesuai tanda yang dibuat oleh semut, rayap, dan para tikus. Lalu, ia melompat bagai kilat dan mengepung serigala dalam api panas. Kepungan api semakin luas. Serigala- serigala tak berdaya menghadapi kekuatan si ekor biru. Teriakan panik dan kesakitan terdengar dari serigala-serigala yang terbakar. Nataga tidak memberi ampun kepada para serigala licik itu. Selesai pertempuran Nataga segera menuju ke atas bukit, bergabung dengan seluruh panglima. Levo, Goros, Lamia, Sikka, dan Mora memandang Nataga dengan haru dan tersenyum mengisyaratkan hormat dan bahagia. Ruang Dimensi Alpha Karya: Ratna Juwita Orientasi: 2
“Kau harus membawanya kembali!” Erza berteriak kalang kabut. Aku gugup. Bingung. Tak tau apa yang harus kuperbuat, sedangkan manusia dengan wajah setengah kera itu memandang sekeliling. Manusia purba itu menemukanku ketika aku memasuki dimensi alpha. Tanpa kusadari ia mengikutiku. Manusia purba itu akan mati jika tidak kembali dalam waktu 12 jam. “Aku harus membawa dia kembali!” teriakku. Komplikasi: Erza menghempaskan tubuhnya pada meja kontrol laboratorium dengan kesal. Ardi berteriak lantang ”Jangan main-main Don!” Ardi menatapku dengan tajam. “Padahal..,” Erza tercekat, “Aku tahu Er kita tinggal punya waktu 8 jam”. Aku terus berusaha meyakinkan sabahat-sahabatku. “ Jika kamu mengembalikan manusia purba melebihi 8 jam, berarti tamat riwayatmu.” Kembali Erza dan Ardi menatapku tajam. Aku mengotak-atik komputer Luminaku dengan cepat. Aku memutuskan untuk tetap mengembalikan manusia purba itu. “Sistem oke!” Manusia purba itu harus hidup. Setiap mahkluk berhak untuk hidup. Aku yang membawanya, aku juga yang harus mengembalikannya. Orang tuaku tak pernah mengajarkanku untuk melarikan diri sesulit apapun masalah yang kuhadapi. Ku klik tombol ‘run’ pada layar monitor Lumina di depanku dan diikuti gelombang biru mirip Aurora memenuhi ruangan. Pagar Asteroid terbuka lebar, memberikan ruang cukup untuk kulewati bersama manusia purba itu. Ruangan penuh asap dengan pohon-pohon yang meranggas. Hampir 8 jam, manusia purba tetap memegang tanganku. Kurang 10 menit aku lepaskan tangan manusia purba. Kujabat erat dan aku lari menuju lorong dimensi alpha. Kurang 10 menit lagi waktu yang tersisa dan aku masih di lorong dimensi alpha. Aku berpikir ini takdir akhir hidupku. Tiba-tiba kudengar teriakan keras dan goncangan hebat. Aku terlemapar kembali ke laboratoriumku. 3
Resolusi: Alarm berbunyi. Gelombang dimensi alpha semakin mengecil. Badanku lemas seakan rontok semua sendiku. Aku menengadah dan kulihat sahabat-sahabatku mengelilingiku. Semua alat di laboratorium ini pecah berantakan. Tinggal laptop Luminaku yang masih menyala. “Ardi maafkan aku! Maaf telah merusak labolatorium untuk penelitian ini,” kataku mengiba. “Gak apa-apa asalkan dirimu bisa selamat,” Ardi memelukku dengan erat. Kulihat Erza membawa air minum untukku. Tidak menyangka aku bisa berhasil dikembalikan dan hidup lagi secara biasa. Manusia purba itu juga berhasil kembali ke habitatnya pada 500 tahun sebelum masehi. Aku dapat melihatnya dengan jelas di layar laptop. Manusia purba itu tersenyum sambil melambaikan tangan ke arahku. Avatar Orientasi: Ada empat pengendali elemen yang ada di bumi ini. Elemen tersebut adalah air, api, tanah, dan udara. Empat pengendali tersebut disebut dengan Avatar. Sayangnya, 4
mereka sering bertengkar dan adu kekuatan untuk membuktikan siapa yang paling kuat. Komplikasi: Ketika Avatar Air beradu dengan Avatar Udara, yang terjadi adalah hujan deras disertai angin ribut. Ketika Avatar Udara beradu dengan Avatar Api, yang terjadi adalah kebakaran hutan yang sangat mencekam. Di antara mereka saling merasa paling kuat, dan kelakukan keempatnya membuat penduduk bumi resah. Di antara empat Avatar tersebut, Avatar Tanah adalah yang paling bijak. Suatu hari ia mengumpulkan ketiga teman lainnya untuk mendiskusikan keresahan yang dirasakan oleh penduduk bumi. Ia meminta kepada setiap Avatar untuk melakukan tugasnya tanpa membuat kerusakan. Resolusi: Avatar Tanah memberikan bagian setiap Avatar tempat untuk menyalurkan energinya. Avatar Air diminta mengisi setiap sumber mata air, Avatar Tanah untuk setiap lahan tandus, Avatar Api menyinari bumi dengan matahari, dan Avatar Udara untuk menggerakkan setiap kincir. Penduduk Bumi menjadi senang dan tidak perlu lagi takut bencana sering datang sesering sebelumnya. Berlian Tiga Warna Oleh: Fanisa Miftah Riani Orientasi: Anika menemukan tiga kotak berwarna ungu, biru, dan kuning di kamar ibunya. Kata ibunya jika ada tiga sahabat yang menyukai warna seperti pada kotak itu akan mendapatkan petualangan indah dan sekaligus mendapatkan berlian itu. Tapi waktu yang diberikan untuk berpetualang hanya satu jam. Anika menyukai warna ungu. Tamika, teman dekat Anika, menyukai warna biru. Dan Chika menyukai warna kuning. 5
“Saya ingin mencoba petualangan indah itu Bu. Saya punya sahabat yang menyukai warna itu,” Anika meyakinkan ibunya. Komplikasi: Dengan kesepakatan ketiga sahabat itu berkumpul di rumah Anika. Minggu pukul 6 mereka semua masuk ke kamar Anika yang serba Biru. Di kamar Anika serasa ada di langit. “Ayo kita buka kotak masing-masing sesuai dengan warna kesukaan. Sekarang kita buka satu… dua… tiga!!!” “WAWWWWW,” lima detik kemudian mereka terlempar di gerbang sebuah kerajaan. Mereka terkejut karena di hadapannya berdiri seorang ratu yang seluruh tubuhnya dihiasi berlian. “Selamat datang di negeri kami, peramal kerajaan mengatakan bahwa akan datang tiga anak yang akan menyelamatkan putri kami. Saya mempunyai anak yang bernama Candy. Ia tertidur sejak dua tahun yang lalu dikarenakan ia memakai tiga kalung berlian sekaligus,” Setetes air mata pun jatuh dari wajah Sang Ratu. “Tolong selamatkan puteriku,” “Ta…ta…tapi…” Cika dan Tamika memprotes bersamaan karena mereka berdua membayangkan akan bersenang-senang dalam petualangannya. “Cika, Tamika ayo kita tolong Puteri, mereka sedang menghadapi masalah,” Anika mantap menjawab sambil menarik dengan paksa kedua tangan sahabatnya yang masih ragu. “Itu puteri Candy,” Anika berlari menuju puteri tempat tidur Candy. Dengan ragu Tamika dan Cika ikut mendekat. “Ayo kita ambil sesuai warna!” Anika menjelaskan. “Baik!” Jawab Tamika dan Cika serempak. Setelah itu… “Hoooaaii…” Putri Candy menguap. Pelan-pelan matanya terbuka. “Oh! Terima kasih! Terima kasih! Sebagai hadiahnya ambil ini!” Ratu memeluk ketiga gadis itu lalu memberikan tas yang lumayan besar. “Terimalah ini sebagai ungkapan terima kasih kami,” Ratu berucap penuh haru. Dengan cepat Tamika dan Chika menyahut tas yang diberikan Ratu. Tapi mereka berdua tidak kuat mengangkat tas besar itu. “Waktu kita tinggal 15 menit lagi kita harus segera pergi,” Anika berteriak. “Tapi tas berisi berlian ini tidak bisa kita bawa,” kata Tamika dan Chika hampir bersamaan. “Tinggalkan saja tas itu yang penting kita harus keluar dari kerajaan ini,” tegas Ani a. Anika menarik kedua tangan sahabatnya untuk menyatukan ketiga kotak berlian tiga warna. Dan buuumm...! Mereka terlempar kembali ke atas tempat tidur Anika. 6
Resolusi: “Gagal total petualangan kita karena kita meninggalkan satu tas besar isi berlian itu,” Tamika berteriak ke arah Anika. “Kamu menyia-nyiakan rejeki yang ada di depan kita,” Chika menimpali dengan keras. Anika dengan tenang memegang kedua tangan sahabatnya. “Kita tidak gagal dan kita tidak sia-sia. Kita telah berhasil menolong orang dan menyelamatkan diri kita sendiri. Untuk apa setumpuk berlian tapi riwayat kita tamat?” Anika menggenggam erat tangan sahabatnya. Tamika dan Chika menyambut erat genggaman tangan Anika. Ketiga sahabat itu saling merangkul. Mesin Waktu Orientasi: Pada tahun 2026 di mana dunia sudah mulai dikuasai teknologi canggih, ada tiga sahabat yang bernama Jack, Nicole dan Alex. Mereka baersekolah di sekolah yang sama tepatnya di SMP ABC. Jika pulang sekolah mereka biasanya selalu bersama. Komplikasi: 7
Saat itu mereka menuju ke stasiun kereta melayang yang jaraknya dekat dari sekolah mereka. Saat mereka sudah mulai naik. Beberapa menit kemudian kereta yang mereka naiki terlempar keluar dari rel yang ada di atas kereta. Mereka terlempar ke sebuah hutan yang sangat luas dan gelap bersama dengan penumpang lainnya. Sebagian tewas karena benturan yang sangat kencang saat mereka terjatuh. Alice pun berkata \"Di mana kita?\" Alex menjawab \"Aku pun tak tahu,\" sambil kebingungan. Jack berakata \"Sudah jangan khawatir, yang penting kita selamat.\" \"Iya,\" Alexdahnicole menjawab. Mereka pun berjalan mencari jalan keluar dan mencari pertolongan dengan berjalan ke dalam hutan. Saat mereka di dalam hutan terdengar suara “BUUMM..” yang kencang dan membuat tanah bergetar. Mereka pun menghampiri sumber suara itu dengan rasa berani. Saat sudah hampir dekat dengan sumber suara, mereka melihat sebuah cahaya yang sangat terang dari sana. Saat mereka lihat ternyata itu adalah sebuah mesin waktu yang jatuh dari langit, dengan rasa penasaran mereka mendekati mesin waktu itu dan membukanya. “1, 2, 3 waaaaaw…” kata mereka bersamaa. Resolusi: Mereka masuk dan tak sengaja Alex menekan suatu tombol yang membuat mesin waktu tersebut membawa mereka keluar dari hutan yang gelap itu ke kota yang dekat dengan rumah mereka. Saat sampai mereka hampir tak percaya bahwa mereka mendapat petualangan yang sangat aneh dari mesin waktu itu. Saat mereka keluar dari mesin waktu itu, mesin waktu itu pun tiba-tiba lenyap menghilang dan mereka kembali ke rumah mereka masing-masing. Batu Menangis Orientasi: Ada seorang anak perempuan yang sangat manja. Ia suka membeli barang-barang mewah padahal ibunya hanyalah seorang penjual kayu bakar. Meski begitu, jika ia tidak dituruti kemauannya, ia akan marah. Ia akan mulai merajuk dan menangis hingga ibunya menuruti segala permintaannya. 8
Ia selalu meminta dibelikan ini itu tanpa memikirkan apakah ibunya memiliki uang atau tidak. Ibunya selalu berusaha sabar, meskipun untuk mengumpulkan uang saja, ia harus berjalan sangat jauh dari hutan ke kota untuk menjual kayu bakarnya. Komplikasi: Suatu ketika, anak perempuan tersebut meminta ibunya menemani membeli baju baru di kota. Ia membeli baju sangat banyak dan meminta ibunya untuk membawakan semua barang belanjaannya. Ia memperlakukan ibunya seperti layaknya seorang pembantu. Saat sedang perjalanan pulang, ada seseorang yang memanggil gadis itu. \"Hai, gadis cantik, sungguh cantik parasmu. Sedang bersama ibumu kah dirimu?\" tanya pemuda tersebut. Gadis tersebut merasa malu untuk mengakui ibunya yang berpakaian lusuh. Gadis itu berkata, \"Bukan, dia adalah pembantuku\". Mendengar pernyataan tersebut, ibunya sangat kecewa dan sedih. Tanpa terasa sang ibu berdoa kepada Tuhan, \"Ya Tuhan, aku sangat kecewa. Aku marah mempunyai anak yang hatinya keras bagaikan batu. Lebih baik jadikan dia batu saja\". Ibunya berkata demikian sembari meninggalkan anaknya sendirian. Ibu itu berlari pulang dengan hati yang sangat kecewa. Resolusi: Tiba-tiba langit menggelegar dan gadis itu berubah menjadi batu. Batu tersebut menangis dan mengeluarkan air mata, \"Huhuhuh, Ibu maafkan aku\", begitu tangisnya. Tangisnya membesar dan membuatnya menjadi danau dengan patung anak perempuan di sampingnya. Ia dikutuk menjadi batu menangis selamanya. Sumber: Buku Pasti Bisa Bahasa Indonesia untuk SMP/MTs Kelas VII dilansir via kumparan.com Belajar dengan Gajah Mada Orientasi: Minggu pagi yang cerah Ardi, Handi, dan Dani berada di Candi Trowulan. Mereka merupakan siswa pilihan dari sebuah SMP yang sedang melakukan tugas pengamatan untuk karya ilmiah remaja. Di tengah keramaian orang yang sedang berwisata, mereka sibuk menyelesaikan laporannya. 9
Komplikasi: “Tolooong,“ tiba-tiba terdengar suara Handi berteriak minta tolong. Dani dan Ardi yang berada tidak jauh dari tempat itu segera berlari menghampiri. Betapa kagetnya mereka berdua melihat Handi berada di sebuah lubang dan hanya kelihatan tangannya. Dengan reflek Ardi dan Dani menarik berusaha menolong Handi. Tapi “Aaahh...! terdengar teriakan keras dan mereka bertiga terseret masuk ke lubang itu. “Dimana kita??” Ardi bertanya sambil menatap tembok sekelilingnya yang memancarkan kemilau keemasan. “Tempat apa ini?” Handi dan Dani bertanya hampir bersamaan. Tiba-tiba, di hadapan mereka, muncul laki-laki bertubuh kekar. “Kalian bertiga saya panggil untuk menemui leluhurmu!” laki-laki tegap itu berujar dengan penuh wibawa. Ketiga anak itu terbelalak. “Sii aa .. pa Bapak?” sambil gemetar Handi memberanikan diri untuk bertanya. “Aku yang berjanji tak akan makan buah palapa sebelum Nusantara bersatu,” jawab laki-laki itu dengan mata tajam menatap ke arah tiga anak yang masih ketakutan itu. “Gaajah Maada ...!” suara ketiganya seperti tercekat. “Ya benar akulah Gajah Mada yang sejak muda berusaha keras berlatih untuk menjadi orang berguna,” suara laki-laki itu dengan sangat berwibawa. “Apa yang sudah kamu lakukan untuk menyiapkan dirimu agar menjadi orang berguna,” mata laki-laki itu lekat menatap Handi. Kemudian dia beralih memegang bahu Ardi dan Dani. “Saya berusaha menjadi juara kelas dengan belajar tiap hari,” Ardi menjawab agak terbata-bata. “Saya belajar tiap malam sehingga saya selalu rangking satu di sekolah,” Handi menyahut. “Saya les semua mata pelajaran sehingga selalu mendapat prestasi Matematika tertinggi di kelasku,” Dani menimpali jawaban teman-temannya. “Belum cukup, kalian semua harus menambahkan jawaban lagi dengan benar untuk dapat dikembalikan ke tempat semula,” laki-laki itu semakin mendekat. Ketiga anak itu berpikir keras untuk mengungkapkan hal terbaik apa yang telah diperbuat selama ini. Setelah satu jam berpikir keras Handi membuka pembicaraan. “Saya selalu berusaha untuk tidak terlambat datang ke sekolah dan menyelesaikan tugas tepat waktu,” Handi memulai mengajukan ide. “Saya berusaha bekerja keras dan tidak mencontek waktu ujian,” kata-kata Ardi meluncur deras. 10
“Saya mendengarkan teman yang berbeda pendapat dan meresponnya dengan santun,” Dani bertutur dengan lancar. Resolusi: Selesai Dani menyelesaikan kalimatnya, terdengar dentuman keras. Buuuum...! Seakan ada yang mengangkat mereka bertiga tiba-tiba sudah kembali berada di area Candi Trowulan tempat mereka melakukan pengamatan. Ketiganya mengusap mata. Seakan tidak percaya mereka saling berangkulan. “Benar kata Gajah Mada tadi...” Handi berucap lirih. “Iya kita tidak cukup hanya hanya dengan pintar” Ardi berkata hampir tak terdengar. “Ya kita harus memiliki perilaku yang baik...” Dani berteriak lantang sambil menyeret kedua temannya menuju area candi yang harus diamati. Mereka bertiga bertekad menyelesaikan tugasnya tepat waktu. Seperti biasanya mereka bekerja keras untuk menghasilkan sebuah karya. Dunia Manisan Orientasi: Dahulu kala ada seorang anak yang sangat baik dan pintar, namanya Ely. Ely anak yang sangat baik dan pintar. Suatu ketika peristiwa terjadi pada malam yang sunyi, ada sebuah cahaya yang masuk 11
ke kamar Ely. Lalu Ely mengikutinya, dan sampailah dititik cahaya itu. Dia melihat sesosok wanita cantik bagaikan peri, dan ternyata itu memanglah peri yang dikirim oleh Tuhan untuk Ely. Komplikasi: \"Siapa kamu,\" tanya Ely. \"Aku adalah peri kiriman Tuhan, Dia yang telah mengirimku untukmu, Dia mengirimku hanya untuk anak baik sepertimu, kau adalah anak yang mulia dan terpuji maka ikutlah denganku,\" jawab Peri \"Tapi, apakah ini nyata, apakah kakak peri?\" \"Iya, Ely, aku memang peri, mendekatlah wahai anak baik.\" Tanpa berpikir lama Ely mendekat ke peri itu. Ely sungguh tidak percaya akan hal itu, tetapi dia juga senang. Peri memegang tangan Ely dengan lembut dan erat. Ely pun merasa nyaman. Tetapi, dalam sekejap Ely dan peri itu hilang dan pergi ke dunia yang berbeda. \"Di mana aku, Peri, aku tidak percaya ini, tetapi bagaimana jika orang tuaku mencariku.\" \"Tidak apa, Nak, kamu akan aman bersamaku.\" Ternyata Ely dan peri berpindah ke dunia manisan. Ely terkaget-kaget saat di sana dipenuhi dengan berbagai macam manisan, yaitu cokelat, permen, buah buahan, danau susu, dan masih banyak lagi. \"Bolehkah aku memakan semua ini, Peri?\" \"Boleh Ely, semuanya memang untukmu.\" Ely mencicipi semua makanan dengan gembira. Resolusi: Ely sudah lelah karena banyak makan permen dan cokelat dan dia pun akhirnya terlelap tidur. Saat dia bangun dia sudah di rumah, serta ada banyak manisan di dalam kamarnya, Ely sangat berterima kasih kepada Tuhan karena telah mengirim peri yang sangat baik kepadanya. Ely memang pantas untuk menerima semua ini, dia adalah anak yang sangat baik dan terpuji. Sumber: Buku Explore Bahasa Indonesia Jilid I untuk SMP/MTs Kelas VII dilansir via kumparan.com Pensil Ajaib Orientasi: 12
Laila adalah seorang gadis miskin yang pandai. Sebagian waktunya ia gunakan untuk belajar dan membantu orang tuanya. Selain itu, Laila juga suka menghabiskan waktunya untuk menggambar. Sayangnya, kini ia tidak dapat menggambar lagi karena pensil yang dimilikinya sudah hampir habis dan sangat pendek sehingga tidak dapat digunakan lagi. Laila juga tidak bisa membeli pensil baru karena tidak memiliki cukup uang. Komplikasi: Dalam kesehariannya, Laila membantu orang tuanya memunguti plastik yang ada di jalan. Saat mengambil plastik, Laila menemukan ada sebuah pensil yang tergeletak di jalan. Laila mengambilnya dengan senang karena akan dapat menggambar lagi sepulang mencari plastik. Saat di rumah, Laila mulai mengeluarkan pensil yang ia temukan tadi di jalan. Laila mencoba menggambar bunga di kertasnya. Alangkah kagetnya ketika selesai menggambar, tiba-tiba menjadi bunga sesungguhnya dan tergeletak di atas kertas tempat ia menggambar. Laila merasa kaget dan tidak percaya. Ia mulai menggambar ayam untuk memastikan apakah yang ia lihat memang nyata. Sesaat setelah ia menggambar ayam, alangkah kagetnya tiba-tiba di hadapannya ada seekor ayam hidup yang berkokok sangat kencang. Kini ia menyadari bahwa ia memiliki sebuah pensil ajaib. Dengan sigap ia segera menggambar berbagai keperluan yang dibutuhkan oleh keluarganya. Ia menggambar beras, makanan, lauk-pauk, uang, dan berbagai kebutuhan lainnya. Resolusi: Saat orang tua Laila datang, alangkah kagetnya mereka melihat rumah dipenuhi banyak benda yang mereka butuhkan. Ibunya hampir menangis karena merasa sangat bahagia kebutuhan mereka dapat tercukupi. Meski begitu, Laila menggunakan pensil ajaibnya dengan bijak. Ia tidak sembarangan menciptakan benda dengan pensil ajaibnya. Ia tahu bahwa bersikap berlebihan nantinya akan menimbulkan petaka baik untuk dirinya maupun dengan keluarganya. Sumber: Buku Pasti Bisa Bahasa Indonesia untuk SMP/MTs Kelas VII dilansir via kumparan.com Aladin Orientasi: 13
Pada zaman dahulu di Kota Persia, hiduplah seorang anak lelaki miskin baik hati bernama Aladin. Ia sedang melakukan perjalanan bersama pamannya yang tamak untuk merantau ke kota. Di tengah perjalanan, pamannya meminta Aladin untuk masuk ke suatu lorong. “Masuklah, di sana kau bisa mengambil harta sepuasmu. Hanya tolong ambilkan aku lampu,” kata paman Aladin. Aladin didorong oleh pamannya hingga terperosok ke suatu lorong yang gelap. Saat Aladin menyusuri lorong tersebut, kemudian ia dikagetkan dengan tumpukan emas dan berlian. Aladin sangat takjub sekaligus bingung mengapa harus dia yang mengambil dan bukan pamannya. Komplikasi: Saat ia akan mengambil sebanyak-banyaknya, ia kemudian ingat pesan ibunya bahwa jangan tamak. Kemudian ia memutuskan untuk mengambil sebuah lampu saja dan satu butir berlian untuk ibunya. Saat ia akan keluar lorong, alangkah terkejutnya Aladin bahwa jalan tempat ia terperosok tadi sudah tertutup. Aladin merasa sedih dan termenung. Ia duduk di dekat tumpukan emas dan tidak sengaja menggosok-gosok lampu yang dibawanya. Tiba-tiba keluar jin yang berkata, “Hahaha hai Aladin. Aku punya tiga permintaan yang bisa aku kabulkan. Pergunakanlah sebijaknya”. Resolusi: Aladin kebingungan, tetapi juga sangat senang. Akhirnya, ia meminta untuk dipulangkan. Dua permintaan lainnya ia gunakan untuk menolong keluarganya dan orang-orang di sekitarnya. Aladin dan ibunya hidup bahagia selamanya. Liliput dan Semut Orientasi: 14
Hujan mengguyur Desa Worfis sedari pagi. Sudah tentu tanah menjadi lebih becek dan lembab. Di kolong rumah panggung tua yang sudah tak berpenghuni, hiduplah keluarga liliput yang terdiri dari Ayah, Ibu, dan anak yang bernama Rieta. Ukuran mereka hanya sebesar jari kelingking orang dewasa, tapi hari ini adalah hari yang berat bagi mereka karena harus menyingkirkan barang agar tidak terkena banjir. Komplikasi: Lalu, segerombolan semut tiba-tiba datang melintasi kolong rumah mereka. Semut-semut pun merasa kedinginan, namun mencoba permisi untuk meneduh di kolong rumah tersebut. Merasa kasihan, Ayah Rieta pun mengizinkannya. Tapi, semut-semut itu pun malah mengambil percikan madu milik Ibu Rieta. Sontak Rieta pun menegurnya. “Mengapa kalian tidak sopan sekali?” “Kami hanya menyicipinya sedikit, memastikan bahwa itu ialah madu.” “Bilang saja kalian mau mencobanya.” Ibu Rieta pun merasa kecewa, mereka mulai mengusir semut-semut tersebut dari rumahnya. Sementara itu, tetua semut meminta maaf atas kelakuan anak buahnya yang lancang dan berusaha untuk meminta izin kembali agar segerombolan semut tetap meneduh di rumahnya. Karena hujan justru semakin lebat, Ayah Rieta memafkannya. Semut-semut itu dibiarkan lebih lama meneduh di kolong rumah. Resolusi: Menjelang matahari terbenam, hujan pun berhenti. Kumpulan semut pun berpamitan kepada Rieta dan keluarganya. Sebagai tanda terima kasih, keluarga liliput itu pun diberikan permata kecil berwarna lazuardi. Rieta sangat senang melihatnya. Ia pun menggunakan permata tersebut untuk dijadikan liontin di kalungnya. Referensi: Harsiati, Titik dkk. 2017. Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud. 15
Contoh Cerita Fantasi Pendek untuk Anak-anak [daring]. Tautan: https://kumparan.com/kabar- harian/7-contoh-cerita-fantasi-pendek-terpopuler-bagi-anak-anak-1yJ684CAdCG/full (Diakses: 19 Agustus 2022) Contoh Teks Cerita Fantasi [daring]. Tautan: https://www.brilio.net/wow/11-contoh-teks-cerita- fantasi-beserta-ciri-ciri-dan-strukturnya-220104a.html (Diakses: 19 Agustus 2022) 16
Search
Read the Text Version
- 1 - 16
Pages: