Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore Prof. Dr. Agus Suyatna, M.Si.

Prof. Dr. Agus Suyatna, M.Si.

Published by satriamadangkara, 2021-09-01 01:42:07

Description: 46 Prof. Dr. Agus Suyatna, M.Si.

Search

Read the Text Version

PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM WAHANA UNTUK MENUMBUHKAN KEMAMPUAN BERPIKIR, BERSIKAP DAN BERTINDAK ILMIAH Prof. Dr. Agus Suyatna, M.Si. Orasi Ilmiah Pengukuhan Guru Besar Bidang Ilmu Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam FKIP Universitas Lampung 4 Agustus 2015 1. PENDAHULUAN Pesatnya perkembangan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan teknologi dalam berbagai bidang kehidupan di masyarakat, terutama teknologi informasi dan komunikasi menuntut warga masyarakat mempunyai kemampuan berpikir kritis, peduli terhadap lingkungan hidup, adaptif terhadap kemajuan teknologi dan dapat mengembangkan teknologi. Oleh karena itu, diperlukan cara pembelajaran yang dapat menyiapkan peserta didik untuk melek IPA dan teknologi, mampu berpikir logis, kritis, kreatif, bersikap dan bertindak ilmiah serta dapat berargumentasi secara benar. Proses pembelajaran IPA perlu menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA perlu diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar (Anonim, 2006). Kegiatan pembelajaran IPA harus mencakup pengembangan kemampuan dalam mengajukan pertanyaan, mencari jawaban, memahami jawaban, menyempurnakan jawaban tentang “apa”, “mengapa”, dan “bagaimana” tentang gejala alam maupun karakteristik alam sekitar melalui cara-cara sistematis yang akan diterapkan dalam lingkungan dan teknologi (Puskur, 2006) Dalam belajar IPA peserta didik perlu diarahkan untuk membandingkan hasil prediksi dengan teori melalui eksperimen dengan menggunakan metode ilmiah. Oleh karena itu pembelajaran IPA di sekolah sebaiknya: (1) memberikan pengalaman pada peserta didik sehingga mereka kompeten melakukan pengukuran berbagai besaran fisis, (2) menanamkan pada peserta didik pentingnya pengamatan empiris dalam menguji suatu pernyataan ilmiah (hipotesis), (3) latihan berpikir kuantitatif yang mendukung kegiatan belajar matematika, yaitu sebagai penerapan matematika pada masalah- masalah nyata yang berkaitan dengan peristiwa alam, (4) memperkenalkan dunia Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Wahana Untuk Menumbuhkan Kemampuan 1 Berpikir, Bersikap dan Bertindak Ilmiah

teknologi melalui kegiatan kreatif dalam kegiatan perancangan dan pembuatan alat-alat sederhana maupun penjelasan berbagai gejala dan keampuhan IPA dalam menjawab berbagai masalah (Puskur, 2006). Dalam prakteknya, secara umum pembelajaran IPA cenderung bersifat text book, guru memberikan penjelasan dan siswa mencatat disertai tanya jawab seperlunya kemudian dilanjutkan dengan latihan soal dan tugas. Peserta didik dituntut untuk menghapalkan rumus-rumus dan nama-nama latin tumbuhan. Pembelajaran masih berpusat pada guru sehingga mayoritas siswa masih berperilaku pasif. Kondisi ini yang menyebabkan kurang terlibatnya siswa baik secara fisik maupun mental dalam proses pembelajaran (Nurohman, Suyatna, & Ertikanto, 2014). Salah satu dampak pembelajaran seperti tersebut yaitu skor perolehan PISA (Programme for International Student Assessment) dalam bidang literasi sains yang jauh di bawah nilai rata-rata, sebagaimana disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Perolehan skor PISA bidang literasi sains Tahun Studi Skor rata-rata Skor rata-rata Peringkat Jumlah negara 2000 Indonesia Internasional Indonesia peserta 41 393 500 38 40 2003 395 500 38 57 2006 393 500 50 65 2009 383 500 60 65 2012 382 501 64 Sumber: OECD, 2012 Menurut Stacey (2011) salah satu faktor keberhasilan kemampuan literasi sains dalam PISA adalah kualitas guru dan metode mengajarnya. Kemampuan literasi sains dalam PISA juga terkait dengan keterampilan proses sains, yaitu dimana setiap individu siswa mampu mendefinisikan masalah yang ada di sekelilingnya, mengamati, membuat hipotesis, melakukan eksperimen, dan membuat kesimpulan (Aktamis & Ergin, 2008) Selanjutnya akan dibahas mengenai pendekatan dan model pembelajaran IPA yang efektif untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bersikap dan bertindak ilmiah. Prof. Dr. Agus Suyatna, M.Si. 2 Orasi Ilmiah Pengukuhan Guru Besar Dalam Bidang Pendidikan IPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung 4 Agustus 2015

2. PENDEKATAN SAINTIFIK MENUMBUHKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS Kurikulum 2013 menekankan pelaksanaan pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik (scientific appoach). Pendekatan ini menekankan observasi langsung dan eksperimen sebagai cara untuk menjawab pertanyaan. Pembelajaran dengan pendekatan saintifik menuntut siswa menggunakan metode ilmiah yaitu menggali pengetahuan melalui mengamati, mengklasifikasi memprediksi, merancang dan melaksanakan eksperimen, serta mengomunikasikan hasilnya kepada orang lain. Pembelajaran IPA menggunakan pendekatan saintifik memungkinkan peserta didik dapat bekerja ilmiah. Menurut Ango (2002), kemampuan untuk dapat bekerja ilmiah yaitu memiliki keterampilan proses sains berupa: observing (pengamatan), classifying (klasifikasi), inferring (menafsirkan), predicting (prediksi), communicating (komunikasi), interpreting data (interpretasi data), making operational definitions (menerapkan konsep), posing questions (mengajukan pertanyaan), hypothesizing (hipotesis), experimenting (eksperimen), and formulating models (merancang eksperimen). Secara detil indikator-indikator dalam keterampilan proses sains menurut Tawil & Liliasari (2014) adalah sebagai berikut: 1) Mengamati/observasi, yaitu mampu menggunakan berbagai indera untuk kemudian mengumpulkan dan menggunakan fakta yang relevan. 2) Mengelompokkan/klasifikasi, yaitu mencatat setiap pengamatan secara terpisah, mencari perbedaan, mencari persamaan, mengontraskan ciri-ciri, membandingkan, mencari dasar pengelompokkan atau penggolongan. 3) Menafsirkan/interpretasi, yaitu menghubung-hubungkan hasil pengamatan, menemukan pola atau keteraturan dalam suatu seri pengamatan, dan menyimpulkan. 4) Meramalkan/prediksi, yaitu menggunakan pola-pola atau keteraturan hasil pengamatan, mengemukakan apa yang mungkin terjadi pada keadaan yang belum terjadi. 5) Melakukan komunikasi, yaitu mendeskripsikan atau menggambarkan data empiris hasil percobaan atau pengamatan dengan grafik/tabel/diagram atau mengubahnya ke dalam bentuk salah satunya, menyusun dan menyampaikan laporan secara sistematis dan jelas, menjelaskan hasil percobaan/penyelidikan, membaca grafik Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Wahana Untuk Menumbuhkan Kemampuan 3 Berpikir, Bersikap dan Bertindak Ilmiah

atau tabel atau diagram, dan mendiskusikan hasil kegiatan suatu masalah atau peristiwa. 6) Mengajukan pertanyaan, yaitu bertanya apa, bagaimana, dan mengapa, bertanya untuk meminta penjelasan, mengajukan pertanyaan yang berlatar belakang hipotesis. 7) Mengajukan hipotesis, yaitu mengetahui bahwa ada lebih dari satu kemungkinan penjelasan dari suatu kejadian, menyadari bahwa suatu penjelasan perlu diuji kebenarannya dengan memperoleh bukti lebih banyak atau melakukan cara pemecahan masalah. 8) Merencanakan percobaan/penyelidikan, yaitu menentukan alat, bahan, atau sumber yang akan digunakan. Menentukan variabel atau faktor-faktor penentu, menentukan apa yang akan diatur, diamati, dicatat, dan menentukan apa yang akan dilaksanakan berupa langkah kerja. 9) Menggunakan alat/bahan/sumber, yaitu memakai alat dan atau bahan atau sumber, mengetahui alasan mengapa menggunakan alat atau bahan/sumber. 10) Menerapkan konsep, yaitu menggunakan konsep atau prinsip yang telah dipelajari dalam situasi baru, menggunakan konsep atau prinsip pada pengalaman baru untuk menjelaskan apa yang sedang terjadi. 11) Melaksanakan percobaan atau penyelidikan, yaitu melaksanakan percobaan dari prosedur-prosedur yang telah ditetapkan. Pada praktik pembelajaran, indikator-indikator tersebut akan menuntut atau membiasakan siswa agar dapat menggunakan kemampuan berfikir tingkat tingginya (high order thinking), berpikir secara ilmiah, mengakses informasi, menganalisis, mensintesis, berkreasi dan berkomunikasi. Melalui keterampilan proses dapat dikembangkan sikap dan nilai yang meliputi rasa ingin tahu, jujur, sabar, terbuka, tidak percaya tahyul, kritis, tekun, ulet, cermat, disiplin, peduli terhadap lingkungan, memperhatikan keselamatan kerja, dan bekerja sama dengan orang lain (Puskur, 2006). Walaupun banyak keunggulan yang dapat diperoleh melalui pembelajaran dengan pendekatan saintifik namun di Bandar Lampung keterlaksanaan pembelajaran IPA dengan pendekatan saintifik masih berkategori kurang baik. Hal ini disebabkan pengetahuan guru IPA mengenai pelaksanaan pendekatan saintifik masih kurang baik (Azizah, Rosidin, dan Sesunan, 2015). Prof. Dr. Agus Suyatna, M.Si. 4 Orasi Ilmiah Pengukuhan Guru Besar Dalam Bidang Pendidikan IPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung 4 Agustus 2015

3. PEMBELAJARAN INKUIRI MENUMBUHKAN KEMAMPUAN BERPIKIR, BERSIKAP DAN BERTINDAK ILMIAH Model pembelajaran inkuiri merupakan salah satu model pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik. Inkuiri adalah suatu proses dimana peserta didik secara aktif menginvestigasi dunianya melalui bertanya dan mencari jawaban atas berbagai pertanyaan. Proses ini dilakukan dengan mengajukan pertanyaan, melakukan penelusuran jawaban, eksplorasi, dan investigasi (Martinello and Cook, 2000). Menurut McBride et al. (2004) mengajar sains dengan inkuiri yaitu melibatkan peserta didik dalam proses sains dan menggunakan keterampilan saintis dalam mempelajari dunia serta menolong peserta didik untuk mengaplikasikan keterampilan proses sains dalam menemukan konsep sains. Menurut Welch et al. (1981) guru-guru enggan menggunakan inkuiri dalam pembelajaran sains karena kurang latihan, kurang waktu, kurang alat dan bahan, asesmen yang diterapkan lebih mengukur hasil belajar daripada prosesnya, pendekatan inkuiri terlalu sulit dan memakan banyak waktu. Hal ini juga menjadi alasan bagi guru-guru di Indonesia, tidak menerapkan inkuiri dalam pembelajaran IPA. Namun demikian model mengajar inkuiri merupakan salah satu model kognitif yang diunggulkan untuk pembelajaran sains di sekolah. Perlunya guru sains merancang program pembelajaran sains yang berbasis inkuiri telah ditekankan sejak lama oleh para pakar pendidikan dan pakar pendidikan sains (NRC, 1996; Rutherford & Ahlgreen, 1990; Trowbridge & Roger, 1990; Anonim, 2006). Trowbridge & Roger (1990) memperkenalkan model inkuiri sebagai suatu proses pendefinisian dan penyelidikan masalah, formulasi hipotesis, merencanakan eksperimen, mengumpulkan data, dan membuat kesimpulan. Di Indonesia sendiri sekitar tahun 1980-an telah diperkenalkan salah satu model pengajaran IPA yang mengembangkan kemampuan berinkuiri, yaitu Model Latihan Inkuiri atau MLI yang diturunkan dari model inkuiri Suchman. Inkuiri merupakan suatu proses bagi siswa untuk memecahkan masalah, merencanakan dan melakukan eksperimen, mengumpulkan dan menganalisis data, dan menarik kesimpulan (Rustaman, 2007). Mengajar sains melalui inkuiri memerlukan suatu metode yang melibatkan siswa dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Wahana Untuk Menumbuhkan Kemampuan 5 Berpikir, Bersikap dan Bertindak Ilmiah

pembelajaran. Artinya strategi inkuiri menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Siswa berperan untuk menemukan sendiri inti dari materi pelajaran itu sendiri. Pada pembelajaran berbasis inkuiri, peserta didik terlibat sacara mental dan secara fisik untuk memecahkan masalah yang diberikan guru. Ada korelasi yang positif antara sikap siswa pada pembelajaran dengan pendekatan inkuiri dengan hasil belajar siswa, dan ada korelasi yang positif antara aktivitas siswa pada pembelajaran dengan pendekatan inkuiri dengan hasil belajar siswa (Suyatna, 2009). Peran guru pada pembelajaran inkuiri adalah (1) menciptakan suasana bebas berpikir siswa sehingga berani bereksploitasi dalam penemuan dan pemecahan masalah; (2) fasilitator dalam penelitian; (3) rekan diskusi dalam klasifikasi dan pencarian alternatif pemecahan masalah; dan (4) pembimbing penelitian, pendorong keberanian berpikir alternatif dalam pemecahan masalah (Dimyati dan Mudjiono, 2009). Sebagai pembimbing proses berpikir, guru menyampaikan pertanyaan-pertaanyaan yang menginspirasi siswa untuk menemukan jawaban atas masalah yang dihadapi. Implikasi dari inkuiri dalam pembelajaran sains menuntut guru untuk menyiapkan kegiatan yang memungkinkan siswa mengidentifikasi dan mereviu informasi sains sekunder secara kritis. Dalam pembelajaran inkuiri guru bertindak bukan sebagai sumber belajar, tetapi sebagai fasilitator dan motivator belajar siswa. Siswa diharapkan dapat menemukan sendiri jawaban dari suatu permasalahan yang ingin dipecahkan (Rustaman, 2007). Dengan demikian, penguasaan materi pelajaran bukan sebagai tujuan utama pembelajaran, akan tetapi yang lebih dipentingkan adalah proses belajar. Inkuiri melibatkan observasi, melakukan pengukuran, berhipotesis, interpretasi, membangun teori, merencanakan penyelidikan, bereksperimen dan refleksi. Inkuiri ilmiah merujuk pada berbagai startegi saintis untuk mempelajari gejala alam dan mencoba menjelaskan berdasarkan bukti yang diperoleh dari observasi sebagaimana juga dari aktivitas/kegiatan siswa. Semua itu mengembangkan pengetahuan dan pemahaman tentang gagasan ilmiah dalam mempelajari gejala alam. Inkuiri memerlukan identifikasi dari asumsi, berpikir logis dan berpikir kritis, dan mempertimbangkan penjelasan alternatif (NRC, 1999). Ditinjau dari tingkat kompleksitasnya pembelajaran dengan inkuiri dibedakan menjadi tiga tingkatan (Trowbridge & Bybee, 1990). Tingkatan pertama adalah pembelajaran penemuan (discovery). Tingkatan kedua adalah pembelajaran inkuiri terbimbing (guided inquiry). Tingkatan paling kompleks adalah inkuiri terbuka atau Prof. Dr. Agus Suyatna, M.Si. 6 Orasi Ilmiah Pengukuhan Guru Besar Dalam Bidang Pendidikan IPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung 4 Agustus 2015

bebas (open inquiry). Dalam pembelajaran penemuan peserta didik diajak melakukan pencarian konsep melalui kegiatan yang melibatkan pertanyaan, inferensi, prediksi, berkomunikasi, interpretasi dan menyimpulkan. Dalam pembelajaran inkuiri terbimbing masalah dimunculkan oleh pembimbing atau oleh guru. Sementara dalam pembelajaran inkuiri terbuka atau inkuiri bebas, masalah berasal dari peserta didik dengan bantuan arahan dari guru sampai peserta didik menemukan apa yang dipertanyakan dan mungkin berakhir dengan pertanyaan atau masalah baru yang perlu ditindaklanjuti pada kegiatan pembelajaran berikutnya. Kesamaan dari ketiga pembelajaran tersebut adalah ketiganya melibatkan keterampilan proses sains dan atau kemampuan dasar bekerja ilmiah. Melalui proses ilmiah dapat dikembangkan sikap ilmiah peserta didik yang mencakup sikap ingin tahu, menghargai pembuktian, berpikir kritis, kreatif, berbicara berdasarkan bukti-bukti konkrit atau data, dan peduli lingkungan (Suyatna, 2008a). Pembelajaran inkuiri terbimbing dapat dilaksanakan menggunakan metode eksperimen maupun demonstrasi, namun demikian pembelajaran inkuiri termbimbing menggunakan metode eksperimen lebih efektif untuk meningkatkan keterampilan proses sains dan hasil belajar fisika dibandingkan inkuiri termbimbing menggunakan metode demonstrasi (Suyatna dan Andriansyah, 2011). Penerapan model inkuiri terbimbing pada kegiatan eksperimen dapat menumbuhkan dan meningkatkan keterampilan proses sains yang mencakup kemampuan melakukan pengukuran, pengamatan, melaksanakan prosedur eksperimen, mengolah dan menganalisis data, menginterpretasi data, dan menarik kesimpulan (Suyatna, 2008b) Tabel 2. Perbandingan perolehan skor pembelajaraan inkuiri dengan metode eksperimen dan demonstrasi (Suyatna dan Andriansyah, 2011) Aspek Hasil Belajar Keterampilan Proses Sains (KPS) Eksperimen Demonstrasi Eksperimen Demonstrasi Rata-rata pretest Rata-rata posttest/ 14,9 11,5 14,8 11,8 Rata-rata KPS 80,8 62,2 Skor Tertinggi Skor Terendah 90 75 17 14 Rata-rata Gain 15 5 12 9 Kenaikan skor rata-rata/ 66,0 50,7 Pencapaian Indikator KPS 74% 59% Rata-rata N-Gain 66% 51% Kategori Baik Cukup 0,77 0,56 Tinggi Sedang Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Wahana Untuk Menumbuhkan Kemampuan 7 Berpikir, Bersikap dan Bertindak Ilmiah

Implementasi pembelajaran inkuiri akan efektif apabila dilengkapi lembar kerja yang dirancang khusus untuk pelaksanaaan pembelajaran inkuiri. Penggunaan lembar kerja yang berbasis inkuiri dan ekplorasi dapat meningkatkan keterampilan proses sains pada aspek-aspek: (1) kemampuan melaksanakan prosedur percobaan, (2) kemampuan melakukan pengukuran/pengamatan, (3) kemampuan mengajukan pertanyaan dan mengemukakan pendapat dalam diskusi (Suyatna, 2008c). 4. MODEL SIKLUS BELAJAR MEMBANGUN KONSEP DAN SIKAP Siklus belajar (learning cycle) adalah suatu model pembelajaran yang berbasis inkuiri. Model ini mendorong siswa untuk mengembangkan pemahaman mereka sendiri dari konsep ilmiah, mengeksplorasi dan memperdalam pemahaman itu, dan kemudian menerapkan konsep untuk situasi baru. Model siklus belajar merupakan rangkaian tahap-tahap kegiatan (fase) yang diorganisasi sedemikian rupa sehingga siswa dapat menguasai kompetensi-kompetensi yang harus dicapai dalam pembelajaran dengan jalan berperan aktif. Pada model siklus belajar siswa diorganisasikan untuk melakukan beberapa tahapan pembelajaran yang aktif oleh guru, dengan pembelajaran yang aktif siswa akan dapat menguasai kompetensi-kompetensi yang harus dicapai dalam pembelajaran. Banyak penelitian menunjukkan efektivitas siklus belajar dalam mengajar sains (Blank, 1999; Ates, 2005; Balci, Cakroglu, Tekkaya, 2006, Suyatna, Abdurrahman, Rosana 2011). Menurut penelitian tersebut, learning cycle mendorong siswa untuk mengembangkan pemahaman mereka sendiri dari konsep ilmiah dan mempromosikan perubahan konseptual sambil memberikan pemahaman implikasi ilmiah yang lebih baik. Model siklus belajar mengalami perkembangan dari mulai model siklus belajar 3 fase menjadi 4 E, 5 E dan kemudian 7 E. Tahap-tahap kegiatan (fase) model siklus belajar 3 fase yaitu: penjajakan (exploration), pengembangan konsep (concept development), dan aplikasi konsep (concept application) (Walbert, 2015). Prof. Dr. Agus Suyatna, M.Si. 8 Orasi Ilmiah Pengukuhan Guru Besar Dalam Bidang Pendidikan IPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung 4 Agustus 2015

Gambar 1. Model siklus belajar tiga fase Pada fase pertama, siswa bekerja sendiri atau dalam kelompok-kelompok kecil untuk mengeksplorasi fenomena ilmiah, memanipulasi bahan, dan berusaha untuk memecahkan masalah. Guru bertindak sebagai fasilitator, mengajukan pertanyaan dan memberikan bantuan yang diperlukan. Siswa memiliki kesempatan untuk mengembangkan hipotesis mereka sendiri dan untuk menguji melalui eksperimen atau pengamatan. Pada fase kedua dari siklus pembelajaran, guru memimpin siswa melalui pengenalan dan pengembangan konsep-konsep ilmiah. Para siswa dapat mulai dengan berbagi pengamatan dan ide-ide mereka yang diperoleh dari tahap eksplorasi. Guru dapat menggunakan buku atau materi audio-visual untuk mengembangkan konsep. Pada fase ketiga, guru mengajukan masalah atau situasi baru bagi siswa untuk dipecahkan berdasarkan eksplorasi awal. Seperti pada tahap pertama, para siswa bekerja secara individu atau dalam kelompok kecil sementara guru bertindak sebagai fasilitator. Siklus belajar kemudian dapat dimulai lagi, fase ketiga ini dapat menjadi titik awal untuk eksplorasi dan pengembangan konsep terkait. Model siklus belajar tiga fase telah dikembangkan oleh penulis dan kawan- kawan pada pembelajaran mitigasi bencana alam di SMP. Fase eksplorasi dilaksanakan dengan menggali pengetahuan awal siswa mengenai bencana alam kebumian, menun- jukkan fenomena bencana alam kebumian melalui multimedia. Multimedia dibuat oleh penulis dengan menu-menu seperti pada Gambar 2. Pembuatan multimedia menggunakan perangkat lunak macromedia flash. Pada halaman awal program tersebut berisi judul, tujuan, dan empat tombol menu pilihan yaitu: (1) menampilkan video bencana; (2) menampilkan foto-foto bencana; (3) simulasi penyebab bencana; (4) simulasi penyelamatan diri. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Wahana Untuk Menumbuhkan Kemampuan 9 Berpikir, Bersikap dan Bertindak Ilmiah

Fase pengembangan konsep dilakukan dengan cara mendiskusikan bencana alam kebumian, penyimpulan, dan pemantapan materi. Fase aplikasi konsep dilaksanakan dengan metode bermain peran. Pada tahap ini siswa berperan sebagai orang yang dilanda bencana alam kebumian, petugas evakuasi, petugas kesehatan, relawan dan lain- lain. Tahap aplikasi konsep untuk sasaran afektif, dirancang untuk menumbuhkan self- awareness terhadap diri dan lingkungan sekolahnya, sehingga sikap ini diharapkan dapat berimbas ketika siswa berada di rumah atau di lingkungan masyarakat. Sedangkan pada sasaran psikomotorik secara riil mereka melakukan identifikasi dan menata kembali barang-barang dan tempat-tempat yang akan terkena resiko berbahaya di kelas dan lingkungan sekolah jika bencana alam terjadi. Kegiatan seperti mengikat lemari ke dinding, menguatkan ikatan figura kaca, papan tulis, kaca jendela, dan langit-langit, menjadi bagian khas pembelajaran mitigasi bencana alam kebumian seperti gempa bumi (Suyatna, Abdurrahman, Rosana, 2011) Gambar 2. Multimedia pembelajaran mitigasi bencana kebumian Melalui penelitian pengembangaan yang dilakukan penulis dan kawan-kawan, telah dihasilkan program pembelajaran mitigasi bencana alam gempa, tsunami, longsor dan erupsi vulkanik bagi siswa SMP, yang mencakup: silabus, bahan ajar, multimedia pembelajaran mitigasi bencana alam interaktif berbasis komputer, serta RPP dan skenario pembelajaran. Pembelajaran mitigasi bencana alam gempa bumi dapat dimasukan ke dalam silabus mata pelajaran IPA di SMP pada kelas IX semester 1 pada standar kompetensi “Memahami sistem tata surya dan proses yang terjadi di dalamnya”. Standar kompetensi yang sesuai untuk pembelajaran mitigasi bencana alam gempa bumi Prof. Dr. Agus Suyatna, M.Si. 10 Orasi Ilmiah Pengukuhan Guru Besar Dalam Bidang Pendidikan IPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung 4 Agustus 2015

pada mata pelajaran IPA di SMP yaitu: (1) Mendeskripsikan proses-proses khusus yang terjadi di lapisan lithosfer dan atmosfer yang terkait dengan perubahan zat dan kalor; dan (2) Menjelaskan hubungan antara proses yang terjadi di lapisan lithosfer dan atmosfer dengan kesehatan dan permasalahan lingkungan. Untuk menjamin keterlaksanaan pembelajaran mitigasi bencana alam, disarankan kepada BSNP yang mengembangkan standar isi mata pelajaran IPA di SMP untuk menambahkan standar kompetensi khusus mengenai bencana alam kebumian yang sering terjadi di Indonesia. Melalui penambahan standar kompetensi khusus ini dapat membantu guru mengembangkan silabus dan RPP sesuai dengan potensi yang dimiliki sekolah dan wilayah di mana sekolah tersebut berada. (Suyatna, Abdurrahman, Rosana, 2011) Siklus belajar 3 fase telah dikembangkan menjadi 4 fase yang direkomendasikan oleh Martin et a.l (2005) hal ini dirancang untuk mengakomodasi semua tujuan IPA yang menekankan pada penguasaan konsep yang spesifik, mengembangkan keterampilan berpikir, dan memecahkan masalah. Siklus ini terdiri dari empat fase (4 E) yaitu exploration, explanation, expansion, dan evaluation. Kemudian berkembang lagi dengan menambahkan fase engage di awal pembelajaran yang bertujuan untuk menggali pengetahuan awal siswa menjadi engagement, exploration, explanation, elaboration, evaluation (Lorsbach, 2002). Berdasarkan usulan dari Einsenkraft (2003) siklus belajar 5 E dikembangkan menjadi 7 E yaitu pada fase Engage menjadi 2 tahapan yaitu Elicit dan Engage, sedangkan pada tahapan Elaborate dan Evaluate menjadi 3 tahapan yaitu menjadi Elaborate, Evaluate dan Extend. Penulis dan kawan-kawan telah mengimplementasikan model pembelajaran siklus belajar 5 E untuk pembelajaran mitigasi longsor (landslide) di suatu SMP yang daerahnya rawan longsor. Pelaksanaan fase exploration dibantu menggunakan multimedia interaktif mitigasi bencana kebumian seperti pada Gambar 2. Pada fase elaboration dilakukan menggunakan metode bermain peran (role playing). Pelaksanaan pembelajaran dilakukan pada tiga kelas. Kelas pertama, belajar sepenuhnya di dalam kelas (indoor), kelas kedua belajar sepenuhnya di luar kelas (outdoor), pada pada kelas ketiga, untuk fase engagement, eksplorasi, explanation, evaluation dilakukan di dalam kelas sedangkan untuk fase elaboration dilakukan di luar kelas. Hasil penelitian Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Wahana Untuk Menumbuhkan Kemampuan Berpikir, Bersikap dan Bertindak Ilmiah 11

menunjukkan: (1) ketiga macam pelaksanaan pembelajaaran dapat menumbuhkan sikap kesiap-siagaan terhadap bencana longsor, (2) siswa pada ketiga kelas, secara umum dapat menjelaskan penyebab, pemicu, dampak, dan cara mencegah bencana longsor, (3) hampir seluruh siswa terampil melakukan simulasi penyelamatan diri dari bahaya longsor, (4) tidak ada perbedaan sikap siswa terhadap perilaku yang dapat menyebabkan longsor, seluruh siswa menyatakan tidak setuju, (5) siswa pada kelas yang belajar outdoor dan kombinasi indoor outdoor lebih terampil dalam melakukan simulasi penyelamatan diri dari bahaya longsor dibandingkan dengan siswa yang belajar indoor (Suyatna, Abdurrahman, Agung, 2014) 5. PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI UNTUK PEMBELAJARAN IPA Menurut guru Fisika, selama ini kegiatan eksperimen belum berjalan efektif dan belum menggunakan pendekatan inkuiri dikarenakan berbagai kendala antara lain: (1) Terbatasnya jumlah dan ragam peralatan laboratorium Fisika, sehingga eksperimen hanya bisa dilaksanakan secara terbatas, (2) eksperimen memerlukan waktu yang cukup lama, (3) pedoman ekaperimen yang ada bersifat memverifikasi suatu teori, bukan menemukan (Suyatna, 2008b). Kendala tersebut dapat diatasi, salah satunya dengan memanfaatkan TIK secara optimal. Berdasarkan hasil observasi di Provinsi Lampung, sudah banyak guru IPA yang memanfaatkan media TIK dalam proses pembelajarannya di kelas. Namun pemanfaatan media TIK belum optimal meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas apalagi di laboratorium. Pemanfaatan media TIK baru sebatas penayangan fenomena sains untuk memperjelas materi yang disampaikan oleh guru. Pemanfaatn media TIK seperti ini menjadikan proses pembelajaran berpusat kepada guru (teacher center), siswa hanya menjadi penonton, kurang interaktif, tidak melatih keterampilan proses sains, dan sulit untuk membangun karakter pada diri siswa. Pemanfaatan media TIK pada pembelajaran IPA di sekolah harus mampu menjadikan pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, menyenangkan. Oleh karena itu perlu dikembangkan model-model pemanfaatan media TIK dan perangkat pembelajarannya agar tujuan pembelajaran IPA di sekolah dapat dicapai. Simulasi komputer telah menjadi bagian reformasi pendidikan, mendefinisikan kembali peran guru dan membentuk kembali pengalaman belajar di kelas. Simulasi Prof. Dr. Agus Suyatna, M.Si. 12 Orasi Ilmiah Pengukuhan Guru Besar Dalam Bidang Pendidikan IPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung 4 Agustus 2015

sains dapat dijadikan alat yang efektif dalam membantu mahasiswa memahami dan menerapkan pengalamaan praktis dalam berpikir ilmiah (Akpan, 2001; Akpan & Andre, 2000; Coleman, 1988). Suatu simulasi adalah suatu eksekusi dinamik dari proses-proses yang dalamnya ada sistem model hubungan dari objek (Akpan, 2001; Miller & Castellanos, 1996). Simulasi adalah program komputer yang mengandung model manipulasi dari suatu sistem, dapat menerima perintah dari pengguna, mengubah keadaan suatu model, dan menampilkan keadaan baru (Thomas & Hooper, 1991). Menurut Akpan (2001), simulasi harus dirancang dengan maksud membenamkan siswa ke dalam keadaan kehidupan nyata sains, memahami aktivitas hands-on, berpikir tingkat tinggi (higher order thinking), dan pemecahan masalah secara kolaboratif. Menurut Akpan (2002) simulasi computer mempunyai kemampuan untuk menyajikan visualisasi dan gambar yang realistic dan dapat menciptakan lingkungan belajar yang konstruktif sehingga meningkatkan hasil belajar mahasiswa Pemanfaatan TIK sebagai media simulasi pembelajaran di perguruan tinggi sudah lama diimplementasikan. Diantaranya software Platetec yaitu software interaktif mengenai Lempeng Tektonik. Hasil penelitian menunjukkan penggunaan software Platetec pada pembelajaran dinamika bumi untuk calon guru fisika dapat meningkatkan pengetahuan mahasiswa secara signifikan dengan normalized gain skor rata-rata 71%. Sikap mahasiswa terhadap penggunaan software Platetec pada pembelajaran dinamika bumi positif. Menurut mahasiswa, software ini telah memberikan gambaran yang jelas mengenai berbagai peristiwa yang terjadi di dalam perut bumi dan pada litosfer yang tidak mungkin diamati secara langsung. Melalui pembelajaran menggunakan software platetec seluruh mahasiswa menjadi lebih paham, bagaimana saintis bekerja untuk mencari bukti-bukti dalam mengungkap peristiwa alam di masa lalu dan pemahaman ini menumbuhkan penghargaan terhadap usaha para saintis dalam mengungkap peristiwa alam. Urutan penyajian materi pada software platetec mengajak mahasiswa untuk aktif berpikir. Penggunaan software ini dapat menumbuhkan motivasi intrinsik pada mahasiswa sehingga merasa tertarik untuk belajar ilmu kebumian. Sikap mahasiswa terhadap penggunaan software platetec berkorelasi positif dengan hasil belajar Dinamika Bumi dengan koefisien korelasi sebesar 0,37 (Suyatna, 2007). Pemanfaatan simulasi praktikum menggunakan perangkat lunak Electronic Work Bench (EWB) memberikan pengaruh yang lebih baik pada kemampuan melakukan analisis rangkaian elektronik dibandingkan dengan menggunakan metode panel, namun tidak berpengaruh pada Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Wahana Untuk Menumbuhkan Kemampuan Berpikir, Bersikap dan Bertindak Ilmiah 13

kemampuan merancang rangkaian elektronik baik pada mahasiswa laki-laki maupun perempuan (Suyatna, 2005). Sebagai salah satu bentuk tanggung jawab penulis pada perkembangan pembelajaran IPA Fisika berbasis pemanfaatan komputer, penulis turut membuat multimedia interaktif dengan pendekatan inkuiri untuk materi Besaran dan Satuan, Kinematika Gerak Lurus, dan Dinamika Gerak Lurus seperti pada Gambar 3 (Suyatna, 2003). Produk tersebut diuji dalam suatu desain eksperimen dan memperoleh hasil sebagai berikut: (1) Penggunaan multimedia interaktif dengan cara pembelajaran secara klasikal di laboratorium komputer dengan masing-masing siswa menjadi operatornya, dapat meningkatkan hasil belajar sebesar 4,3 poin yaitu meningkat dari tes awal sebesar 4,2 menjadi 8,5 pada tes akhir dan mencapai ketuntasan belajar 86%, (2) Penggunaan multimedia interaktif untuk program remedial meningkatkan ketuntasan belajar siswa dari 52% menjadi 100%, (3) Penggunaan multimedia interaktif yang dibelajarkan menggunakan LCD Projektor dengan guru sebagai operator menghasilkan hasil belajar yang lebih tinggi dibandingkan dengan menggunakan media realia (Suyatna, 2004). Apabila akan menggunakan media komputer dalam pembelajaran perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut: (1) Kemampuan siswa dalaam hal pengoperasian komputer sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan baik, (2) guru harus tetap mengarahkan dan membimbing siswa selama proses belajar berlangsung, (3) penggunaan media komputer dalam pembelajaran sebaiknya diimbangi dengan media lainnya seperti buku siswa. (a) (b) Prof. Dr. Agus Suyatna, M.Si. 14 Orasi Ilmiah Pengukuhan Guru Besar Dalam Bidang Pendidikan IPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung 4 Agustus 2015

(c) Gambar 3. Multimedia pembelajaran (a) Kinematika Gerak Lurus, (b) Besaran dan Satuan, (c) Dinamika Gerak Lurus (Suyatna, 2003) Pertanyaan mendasar dalam pembelajaran IPA yaitu, apakah eksperimen menggunakan simulasi komputer lebih baik dibandingkan dengan hands-on? Berdasarkan penelitian Suyatna, Dewa, dan Nugroho (2010) pada pembelajaran kinematika di SMA diperoleh hasil tidak ada perbedaan hasil belajar yang berarti antara eksperimen menggunakan simulasi komputer dibandingkan dengan hands-on. Dengan demikian simulasi komputer dapat digunakan sebagai alternatif solusi mengatasi kekurangan alat di laboratorium. Sikap dan keyakinan seseorang juga dapat dipengaruhi melalui pemanfaatan multimedia pembelajaran. Pembelajaran menggunakan VCD bermuatan nilai-nilai kebesaran Tuhan Yang Maha Esa, keteraturan dan keindahan penciptaan, dan keseimbangan alam dapat menumbuhkan hal-hal sebagai berikut: (1) Mahasiswa meyakini bahwa Tuhan menciptakan alam semesta sangat teratur oleh karena itu merasa wajib menjaga keseimbangan alam, (2) Menambah keyakinan terhadap kebenaran Al- Qur’an, mahasiswa sadar bahwa ternyata Al-Qur’an sudah menjelaskan mengenai penciptaan alam semesta sebelum para ilmuwan, (3) Sikap mahasiswa terhadap pembelajaran dengan menayangkan VCD bermuatan nilai, positif. Mahasiswa merasa memperoleh gagasan dalam membelajarkan topik-topik Bumi dan Alam Semesta yang bermuatan nilai di SMP/SMA kelak setelah mereka menjadi guru (Suyatna, 2008d) Penggunaan komputer dalam pembelajaran di sekolah, menurut Coburn (1985), Simonson dan Thompson (1994), Kemp dan Dayton (1985) dapat diklasifikasikan ke dalam lima jenis, yaitu: a) Program latihan (drill and practice), yaitu program yang dirancang untuk digunakan siswa dalam melakukan latihan-latihan soal. b) Program tutorial, yaitu program yang dirancang supaya komputer dapat digunakan sebagai tutor dalam proses pembelajaran. c) Program demonstrasi, yaitu program yang digunakan untuk memvisualisasikan konsep yang abstrak. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Wahana Untuk Menumbuhkan Kemampuan Berpikir, Bersikap dan Bertindak Ilmiah 15

d) Program simulasi, yaitu program yang digunakan untuk memvisualisasikan proses yang dinamik. Berdasarkan pendapat di atas, pemanfaatan TIK sebagai media pembelajaran dapat berbentuk antara lain: (1) bentuk belajar model yaitu peserta didik dapat belajar melalui latihan-latihan yang diulang-ulang, sehingga peserta didik dapat merubah dan meningkatkan kemampuan, keterampilan tertentu, (2) bentuk belajar simulasi yaitu bentuk belajar peniruan kenyatan yang abstrak dan dapat dilihat secara nyata melalui layar monitor, (3) bentuk belajar permainan dimana peserta didik dilibatkan dalam operasi mental dalam bentuk permainan, (4) bentuk pembelajaran tutorial yaitu bentuk belajar yang diberikan dengan sistem modul, komputer akan menampilkan informasi- informasi baru yang perlu diketahui dan difahami serta direspon oleh peserta didik, (5) bentuk pembelajaran jenis tes, dalam hal ini peserta didik menyampaikan apa yang sudah dikuasai dan yang belum dikuasai, sehingga ada umpan balik dalam rangka memperbaiki proses pembelajaran selanjutnya. Tabel 3. Perbandingan hasil belajar ranah kognitif menggunakan media drill and practice, tutorial, dan simulasi (Suyatna dkk., 2012) Parameter Driil and Practice Kelompok Simulasi Jumlah Siswa 30 Tutorial 31 Rata-rata pretest 55,6 43,8 Rata-rata post-test 86,0 34 84,2 Rata-rata Gain 30,3 52,1 40,4 Kenaikan skor rata-rata 86,5 Kenaikan tertinggi 55 % 34,4 73 % Kenaikan terendah 50 66 % 65 0 55 10 10 Berdasarkan hasil uji anova satu jalur diketahui ada perbedaan rata-rata gain hasil belajar ranah kognitif yang signifikan antara pembelajaran IPA berbantuan model media TIK driil and practice, tutorial, dan simulasi. Pada Tabel 3, Nampak yang paling efektif meningkatkan hasil belajar ranah kognitif yaitu pedia TIK model simulasi. Tabel 4. Perbandingan skor keterampilan proses sains pembelajaaran menggunakan media tutorial dengan simulasi (Suyatna dkk., 2012) No Parameter Kelompok Tutorial Simulasi Prof. Dr. Agus Suyatna, M.Si. 16 Orasi Ilmiah Pengukuhan Guru Besar Dalam Bidang Pendidikan IPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung 4 Agustus 2015

1 Jumlah Siswa 34 31 2 Rata-rata skor KPS 75,6 75,5 3 Nilai Tertinggi 90 90 4 Nilai Terendah 65 65 Berdasarkan data yang tersaji pada Tabel 4 dapat diketahui bahwa data skor keterampilan proses sains pada kelas tutorial 75,6 dan pada kelas simulasi 75,5. Hasil uji beda rata-rata independent sample t-test menunjukkan tidak ada perbedaan rata-rata skor keterampilan proses sains yang signifikan antara kelompok yang pembelajarannya berbantuan model media TIK tutorial dengan simulasi. Berdasarkan hasil pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung dan juga analisis terhadap keterampilan proses sains dan hasil belajar siswa, maka penulis memberikan saran sebagai berikut: (1) laboratorium komputer, disamping untuk melaksanakan praktikum mata pelajaran TIK, juga dapat dimanfaatkan sebagai laboratorium virtual IPA, (2) model media simulasi dan tutorial yang memuat simulasi dapat menjadi alternatif bagi guru-guru untuk meningkatkan keterampilan proses sains 6. PENUTUP Melalui pembelajaran IPA dapat dibangun kemampuan berpikir, bersikap, dan bertindak ilmiah. Dalam membelajarkan IPA perlu pendekatan, model pembelajaran, dan metode yang sesuai dengan hakekat IPA, diantaranya pendekatan saintifik, model pembelajaran inkuiri dan model pembelajaran siklus belajar. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi yang tepat dapat meningkatkan hasil belajar IPA, melatih keterampilan proses sains, membentuk sikap dan menumbuhkan keyakinan seseorang terhadap kebesaran penciptanya serta mengatasi kekurangan peralatan laboratorium IPA. DAFTAR PUSTAKA Akpan, J.P. (2002). Which Comes First: Computer Simulation of Dissection or a Traditional Laboratory Practical Method of Dissection. Electronic Journal of Science Education, 6(4). http://unr.edu/homepage/crowther/ejse/ejsev6n4.html Akpan, J.P. (2001). Issues Associated With Inserting Computer Simulation Into Biology Instruction: A Review of Literature. Electronic Journal of Science Education, 5(3). http://unr.edu/homepage/crowther/ejse/ejsev5n3.html Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Wahana Untuk Menumbuhkan Kemampuan Berpikir, Bersikap dan Bertindak Ilmiah 17

Akpan, J.P. & Andre, T. (2000). Using a Computer Simulation Before Dissection to Help Student Learn Anatomy. Journal of Computer in Mathematics and Science Teaching, 19(3) Aktamis, H. & Ergin, O (2008). The Effect on Scientific Process Skills Education on Students' Scientific Creativity, Science Attitudes and Academic Achievements. Asia-Pacific Forum on Science Learning and Teaching, 9(1), 1-21. Ango, L. M. (2002). Mastery of Science Process Skill and Their Effective Use in The Teaching Science: an Educology of Science Education in The Nigerian Context. International Journal of Educology, 16(1), 78-81. Anonim. (2006). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 tahun 2006. Jakarta: Kemendiknas. Ates, S. (2005). The effectiveness of the learning-cycle method on teaching DC circuits to prospective female and male science teachers. Research in Science and Technological Education. (23): 213-227 Azizah, H, Rosidin, U, dan Sesunan, F. (2015). Studi Implementasi Scientific Approach Dalam Pembelajaran Sains Di Laboratorium. Jurnal Pembelajaran Fisika, 3(4), 1-13. Balci, S., Cakroglu & Tekkaya C. 2006. Engagement, exploration, explanation, extension, and evaluation (5E) learning cycle and conceptual change text as learning tools. Biochemistry and Molecular Biology Education, 34(3), 199-203. Blank, L. M. (1999). A metacognitive learning cycle: A better warranty for student understanding. Science Education. (2): 486-506. Coburn, P. (1985). Practical Guide to Computer in Education 2nd. California: Addison - Wesley Publication Company Inc. Coleman, F. (1998). Using the Body Electronic: Students Use Computer Simulation to Enhance Their Understanding of Human Physiology. Learning and Leading With Technology, 25(8) Dimyati & Mudjiono. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Eisenkraft. (2003). Expanding the 5E Model: a Proposed 7E Model Emphasizes “ Tranfer of learning”and the importance of Eliciting Prior Understanding. Journal the Science Teacher. (70): 58-59. Fajaroh, Fl dan Dasna, I W. (2007). Pembelajaran dengan Model Siklus Belajar. Tersedia di http://lubisgrafura.wordpress.com/2007/09/20/pembelajaran-dengan- model-siklus-belajar-learning-cycle/ Prof. Dr. Agus Suyatna, M.Si. 18 Orasi Ilmiah Pengukuhan Guru Besar Dalam Bidang Pendidikan IPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung 4 Agustus 2015

Kemp, J.E. & Dayton, D.K. (1985). Planning and producing instructional media. New York: Harper & Row Publisher. Lorsbach, A.W. (2012). The Learning Cycle as a Tool for Planning Science Instruction (http://www.dese.mo.gov/divimprove/curriculum/science/LearningCyclePlanInst1 1.05.pdf : diakses tanggal 20 Desember 2012). McBride,JW, Bhatti, MI, Hannan, MA, and Feinberg,M. (2004). Using an Inquiry Approach to Teach Science to Secondary School Science Teacher. Physic Education, 39(5), 1-6 Martin,R., Sexton, C., Franklin, T., and Gerlovich, J. (2005). Teaching Science for all Children Inquiry: Inquiry Methods for Constructing Understanding- 3th edition. USA: Pearson Education. Martinello and Cook. (2000). Interdisciplinerary Inquiry in Teaching and Learning 2nd edn (Upper Saddle River). NJ: Merrill Miller, L.M. & Castellano, J. (1996). Use of Technology for Science and Mathematics Cllaboration Learning. School Science and Mathematics, 96(2) NRC. (1996). Nasional Science Education Standars. Washington, DC: National Academy Press NRC. (1999). Nasional Science Education Standars. Washington, DC: National Academy Press Nurohman, Suyatna, A., dan Ertikanto, C. (2014). Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Berbasis Keterampilan Generik Sains (KGS) Materi Tekanan. Jurnal Pembelajaran Fisika, 2(3), 55-66. Puskur. (2006). Panduan Pengembangan Pembelajaran IPA Terpadu ekolah Menengah Pertama dan Madrasah Tsanawiyah. Jakarta: Depdiknas. Rustaman, N. (2007). Model-model Pembelajaran IPA.Jakarta: Universitas Terbuka Rutherford, F.J. and Ahlgren, A (1990). Science for All Americans. New York: Oxford University Press Stacey, K. (2011). The PISA View of Mathematical Literacy in Indonesia. Journal on Mathematics Education, 2(02), 95-126. Simonson, M.R. and Thomson. (1994). Educational computing foundations (2rd ed.). New York: Macmillan Publishing Company Suyatna, A, Abdurrahman, Agung, P. (2014). The Implementation Of Landslide Mitigation Teaching Using Learning Cycle Model For Junior High School Students. Proceedings The 1st Sriwijaya University Learning and Education Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Wahana Untuk Menumbuhkan Kemampuan Berpikir, Bersikap dan Bertindak Ilmiah 19

International Conference (SULE-IC) 2014 (pp. 801-811). Palembang: Faculty of Teacher Training and Education Sriwijaya University Suyatna, A, Eko S, Viyanti, Feryco C. (2012). Perbandingan Efektivitas Model Media Pembelajaran Sains Berbasis Teknologi Informasi Komunikasi Ditinjau Dari Hasil Belajar. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Sains (pp. 282-291). Yogyakarta: Program Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta Suyatna, A., Abdurrahman, Rosana. (2011). Pengembangan Program Pembelajaran Mitigasi Bencana Gempa Bumi Bagi Siswa SMP. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran, 18(1), 29-35 Suyatna, A dan Andriansyah. (2011). Studi Perbandingan Pembelajaran Inkuiri Menggunakan Metode Eksperimen dan Demonstrasi Pada Siswa SMA. Jurnal Pendidikan MIPA, 12(2), 174-186 Suyatna, A, Dewa P N, J Nugroho. (2010). The Comparison of Physisc Learning Result of Senior High School Student Experimented by Using Computer Simulation & Hand on. Proceeding International Seminar \"Globalization of Lecturers & Teacher on Challanges & Oppurtunities (pp. 21-26). Bandar Lampung: Postgraduate Program Lampung University Suyatna, A. (2009). Hubungan Hasil Belajar Dengan Sikap dan Aktivitas Siswa Pada Pembelajaran Fisika Dengan Pendekatan Inkuiri. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan (pp. 346-351). Bandar Lampung: Lemlit Unila Suyatna, A. (2008a). Penerapan Model Pembelajaran Astronomi Berbasis Inkuiri dan Eksplorasi Serta Berorientasi Pemberian Contoh Untuk Calon Guru. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran, 5(1), 75-82 Suyatna, A (2008b). Implementation Experiment Applies Inquiry Model To Improve Science Process Skill Of XI Level SMA Student. Proceeding The Second International Seminar on Science Education (pp. 132-142). Bandung: Science Education Program Graduate School Indonesia University of Education. Suyatna, A. (2008c). Peningkatan Keterampilan Proses Sains Pada Calon Guru Fisika Melalui Penggunaan LKM Berbasis Inkuiri dan Eksplorasi. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan (pp. 409-413). Bandar Lampung: Lemlit Unila Suyatna, A. (2008d). Pemanfaatan Multimedia Untuk Pembelajaran Sains Bermuatan Nilai. Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi II (pp. 183-188). Bandar Lampung: Lemlit Unila Suyatna, A. (2007) Efektivitas Penggunaan Software Platetec pada Pembelajaran Dinamika Bumi. Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi (pp. 1-8). Bandar Lampung: Lemlit Unila Prof. Dr. Agus Suyatna, M.Si. 20 Orasi Ilmiah Pengukuhan Guru Besar Dalam Bidang Pendidikan IPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung 4 Agustus 2015

Suyatna, A. (2005). Simulasi Praktikum Menggunakan Perangkat Lunak EWB Untuk Meningkatkan Kemampuan Analisis dan Desain Rangkaian Elektronik. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan IPA 2005 (pp. 1-8). Bandung: Program Studi Pendidikan IPA PPs UPI Suyatna, A. (2004). Pemanfaatan Paket Program Pembelajaran Interaktif Berbantuan Komputer (CAI) Pada Pembelajaran Kinematika dan Dinamika Siswa SMA. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan IPA (pp. 128-137). Bandung: Program Studi Pendidikan IPA PPs UPI Suyatna, A. (2003). Pengembangan Perangkat Lunak Pembelajaran Fisika SMU Menggunakan Macromedia Flash. Prosiding Seminar Nasional The Role of IT/ICT in Supporting The Implementaation of Competency Based Curriculum (pp. 1-8). Bandung: FPMIPA UPI-JICA Tawil, M. dan Liliasari. (2014). Keterampilan-keterampilan Sains dan Implementasinya Dalam Pembelajaran IPA. Makasar . Badan Penerbit UNM Thomas, R. & Hooper, E. (1991). Simulation: An Opportunity We Are Missing. Journal of Research on Computing Education, 23(4) Trowbridge, L.W and Rodger W. B. (1990). Becoming a Secondary School Science Teacher. Columbus: Merrill Publishing Company OECD. (2012). PISA 2012 data analysis manual http://litbang.kemdikbud.go.id/index. php/survei-internasional-pisa.. Paris, France: OECD. Walbert, D. (2015). The Learning Cycle. Learn NC. Tersedia di www.learnnc.org/lp/ pages/663 Welch W, Klopfer L, Aikenhead G, and Robinson I. (1981). The Role of Inquiry in Sccience Education: analysis and recommendation. Scie Educ. 65, 33-50 Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Wahana Untuk Menumbuhkan Kemampuan Berpikir, Bersikap dan Bertindak Ilmiah 21

UCAPAN TERIMA KASIH Alhamdulillahi Robbil’alamiin, segala puja dan puji milik Alloh SWT Yang Maha Kuasa, Maha Pemurah, Maha Pengasih, dan Maha Penyayang yang dengan kasih sayangnya telah memberikan kesehatan, keselamatan, kekuatan, dan pertolongan se- hingga saya dapat memperoleh jabatan Guru Besar. Melalui kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati saya mohon ijin untuk menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah RI melalui Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, Mohamad Nasir yang telah menetapkan saya dalam jabatan Guru Besar Bidang Ilmu Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam terhitung mulai tanggal 1 April 2015 dengan SK No. 43531/A4.3/KP/2015. Selanjutnya rasa hormat dan terima kasih yang mendalam saya sampaikan kepada Rektor Unila (Prof. Dr. Ir. Sugeng P. Harianto, M.S.), para wakil rektor (Prof. Dr. Ir. Hasriadi Mat Akin, M.P., Dr. Ir. Dwi Haryono, M.S., Prof. Dr. Sunarto, S.H.,M.H., Prof. Dr. John Hendri, M.S.), Senat Unila, Dekan FKIP Unila (Dr. Bujang Rahman, M.Si.), para wakil dekan FKIP Unila (Dr. Abdurrahman, M.Si, Drs. Buchori Asyik, M.Si., Dr. Muh. Fuad, M.Pd.), Senat FKIP Unila, Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (Dr. Eng. Admi Syarif), Para Kepala Biro, Ketua Jurusan Pendidikan MIPA (Dr. Caswita), Tim Review Karya Ilmiah saya (Dr. Tri Jalmo, M.Si, Prof. Dr. Suharno, M.Si, Dr. Achyani, M.Si, Dr. Sarwanto, M.Si, Prof. Dr. Warsito, DEA) yang telah mendukung dan memberi persetujuan dalam proses pencapaian Guru Besar hingga pengukuhan hari ini. Tentunya saya juga berterima kasih kepada Tim Penilai Angka Kredit, secara khusus Pak Dirzon, SE, Pak Hasan Hariri, Ph.D, Pak Surono, Pak Afandi, SE, Pak Widi Laksamana Ramadanni, Pak Joko Setiaji, S.Pd., dan Fatah Yasin yang dengan teliti mengecek semua berkas usulan dan selalu memberi informasi pada setiap kemajuan proses pengusulan guru besar saya. Terima kasih kepada semua teman dosen baik di lingkungan FKIP maupun di fakultas lain yang tidak bisa dituliskan namanya satu persatu, terutama teman-teman di Jurusan Pendidikan MIPA dan di Program Studi Pendidikan Fisika, khususnya Dr. Undang Rosidin, M.Pd., Drs. Nengah Maharta, M.Si., Drs. I Dewa Putu Nyeneng, M.Sc., Drs. Eko Suyanto, M.Pd, Dr. Chandra Ertikanto, M.Pd., Drs. Feriansyah Sesunan, M.Pd., Dra. Kartini Herlina, M.Si., Drs. Wayan Distrik, M.Si, Viyanti, S.Pd, Prof. Dr. Agus Suyatna, M.Si. 22 Orasi Ilmiah Pengukuhan Guru Besar Dalam Bidang Pendidikan IPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung 4 Agustus 2015

M.Pd. Wayan Suane, S.Pd.,M.Si, Ismu Wahyudi, S.Pd.,M.Pfis, Antomi Saregar, S.Pd.,M.Pd., M.Si. atas persahabatan, kebersamaan, dan suasana kerja yang nyaman. Pada kesempatan ini pula saya ingin menyampaikan terima kasih dan hormat kepada guru-guru saya di SD Sukagalih V Bandung, di SMPN 1 Majalengka, di SMAN 1 Majalengka. Para dosen S-1 saya di Jurusan Pendidikan Fisika IKIP Bandung, para dosen S-2 saya di Jurusan Penginderaan jauh UGM, dan para dosen S-3 saya di UPI dan ITB Bandung, terutama promotor saya Prof. Dr. Ahmad A Hinduan, M.Sc., ko- promotor saya Prof. Dr. H Bayong Tjahyono HK, DEA, anggota pembimbing saya Dr. Dhani Herdiwijaya, Prof. Dr. Liliasari, M.Pd., Prof. Dr. Enok Maryani, M.Si., Prof. Dr. Nuryani Rustaman. Terima kasih kepada sahabat-sahabat saya semasa di SMA, S-1, S-2, S-3. Sumarna Surapranata, Ph.D Dirjen Pembinaan Guru dan Tenaga Kependidikan yang telah mensupport dan memberi kesempatan untuk melihat pelaksanaan pendidikan di setiap penjuru Indonesia bahkan sampai ke Korea, Finlandia, dan Swedia, Drs. A Hendra Sujana, M.Ed Kasubdit PKLK, Dra. Lusiana Sundarawati, Ir. Yedi Sukmayadi, Drs. Yono Gunara, Ir. Eva Fadhilah, Dra. Umu Sajaah, Ir. Lukman Fadli, M.Si., Dr. Ir. Sutisna Riyanto, Dr. Ana Ratna Wulan, M.Pd., Dr. Nancy Susiana, M.Pd, Dr. Kartimi, M.Pd. atas persahabatan, dukungan, dan doanya. Terima kasih juga diucapkan kepada teman-teman di Direktorat Pembinaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Dikdas, teman-teman di Program BERMUTU Dikdas terutama Prof. Dr. Abdorahman Ginting dan Dra. Poppy Puspitadewi, MA, teman-teman di P4TK IPA, P4TK IPS, P4TK Bahasa yang telah memberi pengalaman berharga dalam dunia pendidikan, serta teman-teman di media sosial yang telah turut mendoakan Terakhir namun yang paling berarti, ucapan terima kasih ini saya sampaikan untuk keluarga, istri tercinta Yeni Retna Priyatni yang telah mendampingi, mencintai, mendoakan, memberi dukungan dengan penuh kesabaran dan pengertian selama 29 tahun perkawinan kami. Kepada anak-anak ku Adim Imaduddin, Ismi Rakhmawati, Abdurahman Muhammad Irsyad, dan Atika Istiqomah serta menantu Heriansyah dan Satrianika, serta cucu tercinta Kavin Abdurazik Habibie terima kasih atas doa dan pengertiannya. Kepada kedua orang tua Bapak Soyan Suharjo (alm) dan Ibu Omah Mamah (almh), doa-doa beliau semasa masih hidup, masih dikabulkan Alloh sampai Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Wahana Untuk Menumbuhkan Kemampuan Berpikir, Bersikap dan Bertindak Ilmiah 23

saat ini, terima kasih telah memberikan landasan pendidikan yang kokoh, semoga Alloh SWT mengampuni segala dosanya dan melapangkan kuburnya. Demikian juga kepada mertua, Bapak Tatang Rosadhie (alm) dan Ibu Dodah Saodah terima kasih atas doa dan dukungannya. Kepada para paman dan bibi, terima kasih atas doanya. Kepada kakak- kakak teh Ely sekeluarga, teh Euis sekeluarga, A Dadang sekeluarga, A Dedy sekeluarga, teh Ida sekeluarga dan adik-adik Betty sekeluarga serta Nining sekeluarga, juga kepada kakak dan adik ipar dr. Adang Sudrajat, MM sekeluarga, Dra. Nina Kadaritna, M.Si sekeluarga dan Dra. Enok Atin sekeluarga terima kasih atas doanya. Akhirnya kepada seluruh panitia pengukuhan ini, kepada hadirin tamu undangan, dan kepada semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu, dengan rendah hati saya ucapkan terima kasih dan mohon maaf yang sebesar-besarnya. Semoga Alloh SWT membalas dengan pahala yang berlipat ganda, aamiin. Prof. Dr. Agus Suyatna, M.Si. 24 Orasi Ilmiah Pengukuhan Guru Besar Dalam Bidang Pendidikan IPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung 4 Agustus 2015

RIWAYAT HIDUP Data identitas Diri Nama Lengkap : Prof. Dr. Agus Suyatna, M.Si Jabatan Fungsional : Guru Besar Pangkat/Gol : Pembina Tk I/IV b NIP : 19600821 1985031004 : 0021086003 NIDN : Banjarmasin, 21 Agustus 1960 Tempat danTglLahir Alamat Rumah : Jl. Purnawirawan VII No 15 Bandar Lampung NomorTelepon /HP : 0721-266055/085220045573 Unit Kerja : Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Universitas Lampung Alamat Kantor : Jl. Sumantri Brojonegoro No 1 Bandar Lampung NomorTelepon/Faks : 0721-704624 Alamat e-mail : [email protected] Nama Istri : Ir. Yeni Retna Priyatni Nama anak dan menantu : 1. Adim Imaduddin, S.E + Satrianika : 2. Ismi Rakhmawati, S.Pd., M.Pd. + Heriansyah, ST, MT : 3. Abdurahman Muhammad Irsyad : 4. Atika Istiqomah RiwayatPendidikan Pendidikan Dasar dan Menengah No Jenjang Nama Sekolah Tahun Lulus 1973 1 SD SD Sukagalih V Bandung 1976 1980 2 SMP SMPN 1 Majalengka 3 SMA SMAN 1 Majalengka Pendidikan sarjana dan Pascasarjana Nama PT S-1 S-2 S-3 IKIP Bandung UGM Yogyakarta Universitas Pendidikan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Wahana Untuk Menumbuhkan Kemampuan Berpikir, Bersikap dan Bertindak Ilmiah 25

Bidang Ilmu Indonesia (UPI) Pendidikan Fisika Penginderaan Jauh Pendidikan IPA Tahun Masuk-Lulus 1980-1984 1993-1995 2004-2007 Judul Skripsi/ Tinjauan Pengembangan Pengembangan Thesis/ Disertasi Terhadap Detektor Program Penguasaan Inframerah Pendidikan IPBA NamaPembimbing/ Konsep IPA Siswa Termal Untuk untuk Calon Guru Promotor SPG Kotamadya Mengukur Bandung Pantulan Spektral Prof. Dr. Achmad Vegetasi A Hinduan, M.Sc, Drs. I Made Padri, Prof. Dr. Bayong Drs. Ahmad Sakri Prof. Dr. Sutanto, Tjasyono HK, Hari Gunarto, Ph.D DEA, Dr. Dhani H Riwayat Jabatan Fungsional dan Pangkat Nama Jabatan Gol Pangkat Tahun Asisten Ahli Madya IIIa Penata Muda 1985-1990 Asisten Ahli IIIb Penata Muda Tk I 1990-1992 Lektor Muda IIIc Penata 1992-1996 Lektor Madya IIId Penata Tk I 1996-1999 Lektor IVa Pembina 1999-2006 Lektor Kepala IVb Pembina Tk I 2006-2015 Guru Besar IVb Pembina Tk I 2015- Pengalaman Penelitian Dalam 10 TahunTerakhir No Tahun Judul Penelitian Sumber Dana 1 2015 Pengembangan Program Pembelajaran Hibang Bersaing 2 2014 DIPA BLU Pemanasan Global dengan Pendekatan Saintifik Bagi Siswa SMA Pengembangan Program Kuis Interaktif Untuk Melatih Kemampuan Eksplorasi Fisika Siswa SMA 3 2013 Pengembangan Model Pembelajaran Sains Riset Unggulan PT Melalui Media Teknologi Informasi dan Prof. Dr. Agus Suyatna, M.Si. 26 Orasi Ilmiah Pengukuhan Guru Besar Dalam Bidang Pendidikan IPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung 4 Agustus 2015

Komunikasi DIKTI 4 2013 Pengembangan Program Pembelajaran Sains Hibang Bersaing 5 2012 Bermuatan Nilai ketuhanan dan Kecintaan 6 2012 7 2011 terhadap Lingkungan untuk siswa SMP 8 2011 9 2010 Pengembangan Model Pembelajaran Sains Riset Unggulan PT 10 2009 Melalui Media Teknologi Informasi dan 11 2009 Komunikasi DIKTI Perbandingan Efektivitas Model Media DIPA Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi Pada Pembelajaran IPA SMP Pengembangan Program Pembelajaran Hibang Bersaing Mitigasi Bencana Alam kebumian Bagi Siswa SMP Studi Perbandingan Pembelajaran Inkuiri DIPA Menggunakan Metode Eksperimen Dan Demonstrasi Pada Siswa SMA Pengembangan Program Pembelajaran Hibang Bersaing Mitigasi Bencana Alam kebumian Bagi Siswa SMP Pengembangan Program Pembelajaran Hibang Bersaing Mitigasi Bencana Alam kebumian Bagi Siswa SMP Pengembangan Pola Pembinaan Profesionalisme Hibah Pemetaan Guru IPA SMP Melalui Kegiatan MGMP Untuk Pendidikan PMPTK Meningkatkan Kualitas Pendidikan Di Provinsi Depdiknas Lampung 12 2008 Penerapan Model Inkuiri Pada Kegiatan PIPS Ditnaga Eksperimen Untuk Meningkatkan Depdiknas 13 2007 Keterampilan Proses IPA Siswa Kelas XI DIPA PNB 14 2004 Hibah Fakultas 15 2004 Pengembangan Program Pendidikan IPBA untuk Calon Guru - Implementasi Pendekatan CTL untuk Meningkatkan Hasil Belajar Elektronika Dasar II Penggunaan Paket Program Komputer Interaktif dalam Pembelajaran Remidiasi Fisika di Madrasah Aliyah Pengabdian Kepada Masyarakat Dalam 5 TahunTerakhir No Tahun Judul Pengabdian Kepada Masyarakat Sumber 1 2014 Dana Pelatihan Pembuatan KUIS Interaktif Menggunakan Quiz Creator untuk meningkatkan kemampuan DIPA eksplorasi Siswa SMP Bagi Guru-Guru Sains Provinsi Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Wahana Untuk Menumbuhkan Kemampuan Berpikir, Bersikap dan Bertindak Ilmiah 27

2 2013 Lampung DIPA 3 2013 DIPA 4 2013 Pelatihan Model-Model Pemanfaatan Media TIK Bagi DIPA 5 2012 Guru-Guru Sains Se Kota Bandar Lampung DIKTI Workshop Praktikum IPA Sederhana Bagi Guru SD 6 2012 Se-Kec. Tanjung Karang Barat DIPA 7 2012 Pelatihan Pembuatan Kisi-kisi dan Penulisan Soal DIPA 8 2011 Serta Analisisnya Menggunakan Program Komputer DIPA BLU Program Scaffolding Sebagai Bentuk Sistem 9 2009 Pembinaan Profesional Dalam Rangka Pengembangan Mutu SMA di Kabupaten Lampung 10 2009 Tengah dan Timur Pelatihan Pembuatan Multimedia Interaktif Pembelajaran IPA Pada Guru IPA SMP Pelatihan Penggunaan Alat Peraga Fisika Bagi Guru SMP/MTs di Kab. Pesawaran Pelatihan Pembelajaran Mitigasi Bencana Alam Kebumian Pada Guru IPA Di Provinsi Lampung Pelatihan Pembuatan Perangkat Lunak Interaktif DIPA BLU Pembelajaran Fisika Menggunakan Macromedia Flash Pada Guru SMA Pelatihan Implementasi Standar Pembelajaran & Depag Penilaian IPA bagi Guru MTs Pondok Pesantren Se- Provinsi Lampung Menulis Artikel Ilmiah Dalam Jurnal No Judul Artikel Ilmiah Volume/Nomor Nama Jurnal /Tahun/hal 1 Studi Perbandingan Pembelajaran Inkuiri 12/2/ 2011 Jurnal Menggunakan Metode Eksperimen Dan 174-186 Pendidikan Demonstrasi Pada Siswa SMA MIPA 18/1/ 2011 Jurnal 2 Pengembangan Program Pembelajaran 29-35 Pendidikan dan Mitigasi Bencana Gempa Bumi bagi Siswa Pembelajaran SMP 5/2/2007 Jurnal 139-150 Pendidikan dan 3 Pengembangan Model Pembelajaran Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Bumi Antariksa 6 / 1/2008 Jurnal Untuk Calon Guru. 75-82 Pendidikan dan Pembelajaran 4 Penerapan Model Pembelajaran Astronomi Berbasis Inkuiri & Eksplorasi 3/2/2004 Jurnal Serta Berorientasi Pemberian Contoh 87-92 Pendidikan Untuk Calon Guru Fisika. 5 Penggunaan Paket Program Komputer Interaktif Dalam Pembelajaran Remidiasi Prof. Dr. Agus Suyatna, M.Si. 28 Orasi Ilmiah Pengukuhan Guru Besar Dalam Bidang Pendidikan IPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung 4 Agustus 2015

Fisika di Madrasah Aliyah ( PTK di Kelas MIPA 1,3 MAN 1 Bandar Lampung ). Jurnal 6 Implementasi Pembelajaran Ilmu 8/1/2007 Pendidikan MIPA Kebumian Dengan Pendekatan Inkuiri & 1-8 Jurnal Eksploritasi pada Calon Guru Fisika. Pendidikan MIPA 7 Peningkatan Aktifitas & Hasil Belajar 9/1/2008 Jurnal Teknologi Fisika Siswa Melalui Pembelajaran Inkuiri. 33-42 Pendidikan 8 Peningkatan Keterampilan Proses IPA 3/1/2009 Dalam Konsep Ekosistem Melalui 32-39 Pembelajaran Kontekstual di SMPN 2 Tumijajar Kab. Tulang Bawang. Menulis Artikel Ilmiah Dalam Prosiding 1. Suyatna, A, Abdurrahman, Agung, P. (2014). The Implementation Of Landslide Mitigation Teaching Using Learning Cycle Model For Junior High School Students. Proceedings The 1st Sriwijaya University Learning and Education International Conference (SULE-IC) 2014 (pp. 801-811). Palembang: Faculty of Teacher Training and Education Sriwijaya University 2. Suyatna, A, Eko S, Viyanti, Feryco C. (2012). Perbandingan Efektivitas Model Media Pembelajaran Sains Berbasis Teknologi Informasi Komunikasi Ditinjau Dari Hasil Belajar. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Sains (pp. 282-291). Yogyakarta: Program Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta 3. Suyatna, A, Dewa P N, J Nugroho. (2010). The Comparison of Physisc Learning Result of Senior High School Student Experimented by Using Computer Simulation & Hand on. Proceeding International Seminar \"Globalization of Lecturers & Teacher on Challanges & Oppurtunities (pp. 21-26). Bandar Lampung: Postgraduate Program Lampung University 4. Suyatna, A. (2009). Hubungan Hasil Belajar Dengan Sikap dan Aktivitas Siswa Pada Pembelajaran Fisika Dengan Pendekatan Inkuiri. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan (pp. 346-351). Bandar Lampung: Lemlit Unila 5. Suyatna, A (2008b). Implementation Experiment Applies Inquiry Model To Improve Science Process Skill Of XI Level SMA Student. Proceeding The Second International Seminar on Science Education (pp. 132-142). Bandung: Science Education Program Graduate School Indonesia University of Education. 6. Suyatna, A. (2008c). Peningkatan Keterampilan Proses Sains Pada Calon Guru Fisika Melalui Penggunaan LKM Berbasis Inkuiri dan Eksplorasi. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan (pp. 409-413). Bandar Lampung: Lemlit Unila 7. Suyatna, A. (2008d). Pemanfaatan Multimedia Untuk Pembelajaran Sains Bermuatan Nilai. Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi II (pp. 183-188). Bandar Lampung: Lemlit Unila Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Wahana Untuk Menumbuhkan Kemampuan Berpikir, Bersikap dan Bertindak Ilmiah 29

8. Suyatna, A. (2007) Efektivitas Penggunaan Software Platetec pada Pembelajaran Dinamika Bumi. Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi (pp. 1-8). Bandar Lampung: Lemlit Unila 9. Suyatna, A. (2005). Simulasi Praktikum Menggunakan Perangkat Lunak EWB Untuk Meningkatkan Kemampuan Analisis dan Desain Rangkaian Elektronik. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan IPA 2005 (pp. 1-8). Bandung: Program Studi Pendidikan IPA PPs UPI 10. Suyatna, A. (2004). Pemanfaatan Paket Program Pembelajaran Interaktif Berbantuan Komputer (CAI) Pada Pembelajaran Kinematika dan Dinamika Siswa SMA. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan IPA (pp. 128-137). Bandung: Program Studi Pendidikan IPA PPs UPI 11. Suyatna, A. (2003). Pengembangan Perangkat Lunak Pembelajaran Fisika SMU Menggunakan Macromedia Flash. Prosiding Seminar Nasional The Role of IT/ICT in Supporting The Implementaation of Competency Based Curriculum (pp. 1-8). Bandung: FPMIPA UPI-JICA Pengalaman Memberikan Pelatihan/Narasumber 1. Medan, 23-24 Maret 2015, Narasumber Pembinaan Karier Penilai Program Induksi Bagi PTK PKLK 2. Batam 23-24 Februari 2015, Narasumber Pembinaan Karier Penilai Program Induksi Bagi PTK PKLK 3. Jakarta, 25-26 Maret 2015, Narasumber Pembinaan Karier Penilai Program Induksi Bagi PTK SMP 4. Bali, 19 s.d 20 November 2014, Bimtek Tim Penilai Program Induksi Bagi PTK SMP Tahap II 5. Bali, 11 s.d 16 Februari 2014, Bimtek Tim Penilai Program Induksi Bagi PTK SMP 6. Yogyakarta 2012 Province Core Team Program Bermutu Bidang Matematika 7. Bandung 2012 National Core Team Program Bermutu 8. Gorontalo 2012 Province Core Team Program Bermutu 9. 2008-2014, Narasumber Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) 10. 2007-2009, Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru-guru 11. 2007-2009, Penulisan Karya Tulis Ilmiah 12. 2003-2006, Pemeliharaan dan Perbaikan Alat SEQIP untuk Para PBS 13. 2006-2009, In house Training guru-guru pada sekolah berstandar nasional 14. 2003 dan 2009, Pelatihan metode mengajar bagi guru IPA di madrasah dan Pondok pesantren di Provinsi Lampung 15. 2003-2003, Pelatihan Calon Teknisi Laboratorium IPA di Madrasah Aliyah di Provinsi Lampung 16. 2002 dan 2003, Pelatihan untuk mengaktualkan Guru Fisika Madrasah Aliyah di Provinsi Lampung 17. Mei, 2003, Pelatihan untuk mengembangkan dan memanaj basis data Prodi Geografi menggunakan Microsoft Access 18. Agustus, 2002, Pelatihan untuk mengembangkan pembelajaran fisika berbasis computer untuk guru-guru fisika di Bandar Lampung Prof. Dr. Agus Suyatna, M.Si. 30 Orasi Ilmiah Pengukuhan Guru Besar Dalam Bidang Pendidikan IPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung 4 Agustus 2015

19. 2001, Training to Increase The Ability of Teaching Methodology And Mastery of Subject Matter for Madrasah Tsanawiyah Teacher 20. 2001, Training To Design And Developing Science Teaching Program 21. 1997-2000, Training to Design and Produce Teaching media for Lecturer in Lampung University 22. 1997-2003, Microsoft Office Application Software Training for Lampung University Lecturer and Employee 23. 1998-2000, Training of LAN and Internet Utilization Training for Lampung University Lecturer and Employee Pelatihan Yang Pernah Diikuti 1. Bimtek Pembelajaran Elektronik untuk Sekolah Dasar, Direktorat Pembinaan SD, Bogor dan Bandung 2013 2. Pelatihan Monitoring dan evaluasi Program BERMUTU Direktorat Pembinaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Dikdas 2010, 2011, 2012 3. Pelatihan Monitoring dan evaluasi Program MGPBE (Mainstreaming Good Practices Basic Education, Unicef 2008, 2009, 2010 4. Training for consultant of Maintenance and Repair SEQIP Laboratory Tools, Jakarta, 2003 5. Methodology for Qualitative Research, Action Research and Research & Development, Lampung University, 2003 6. Developing system for quality assurance, Lampung University, 2003 7. Effective Learning with Thinking Curriculum, ITB Bandung, 2002 8. Geographical Information System Using AutoCadMap, Lampung University, 2002 9. Local Area Network Training, Lampung University, 2002 10. Artificial Neural Network, Lampung University, 2001 11. Workshop on Lampung University Self Evaluation, 2001 12. Integrated GPS, Geophysical, and Geological Methods for Inventory and Exploration of Natural Resources, Lampung University, 2001 13. Computational Physics, Gadjah Mada University, Yogyakarta, 2000 14. Geothermal for Exploration, Lampung University, 2000 15. Postgraduate Course in Digital Image Processing of Remotely Sensed Data, ITC, Netherlands, 1999 16. InterNet and Networking, Lampung University, 1998 17. GPS/GIS Geolink Technology, Lampung University, 1998 18. GIS Using Arc Info/View, Lampung University, 1998 19. Computer Multimedia for Teaching, Lampung University, 1998 20. The short intensive course on Nuclear Physics, Lampung University, 1996 21. The short intensive course on Solid State Physics, Lampung University, 1996 22. Workshop on Mathematical Modelling, Lampung University, 1996 23. Public Service Methodology, Lampung University, 1990 24. Computer intensive course for programming and numeric analysis, ITB, 1989 25. Research methodology, Lampung University, 1988 26. Microprocessor system and application, ITB, 1986 Penugasan di Universitas Lampung 1. 2014—Skrg, Ketua Program Studi S-2 Pendidikan Fisika Unila Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Wahana Untuk Menumbuhkan Kemampuan Berpikir, Bersikap dan Bertindak Ilmiah 31

2. 2012—2014, Ketua Program Studi S-1 Pendidikan Fisika Unila 3. 2010—2011, Ketua Tim Penyusun Proposal Usulan S-2 Pendidikan IPA 4. 2009—2011, Ketua Tim Penjaminan Mutu Fakultas 5. 2003—2004, Sekretaris Tim Implementasi Semi-QUE V Program Studi Pendidikan Fisika 6. 2003—2004, Anggota Tim Monitoring dan Evaluasi Implementasi Block Grant Universitas Lampung 7. 2003—2003, Anggota Tim Review Block Grant SP4 , 8. 2003—2003, Anggota Tim Monitoring dan Evaluasi Semi-QUE Unila I 9. 2001—2002, Anggota Tim Seleksi untuk University of Lampung Quality Award 10. 1999—2004, Ketua Student Computer Service Center (SCSC) Puskom Unila 11. 1997—2002, Wakil Direktur Bidang Akademik LPIU DUE Project Unila 12. 1991—1993, Ketua Tim Penjadwalan Kuliah Terpadu Unila 13. 1988—1989, Kepala Laboratorium Elektronika Pengalaman Sebagai Juri Ditingkat Nasional 1. Juri Simposium Nasional Program BERMUTU tahun 2011, 2012 , 2013 2. Juri Pemilihan PTK (Guru, Kepala Sekolah, Pengawas SMP) Berprestasi Nasional tahun 2011, 2012 , 2013, 2014 Mata Kuliah Yang Diasuh 1. Aplikasi Statistik pada Penelitian Pendidikan pada Prodi S-2 Pend Fisika Unila (2014—sekarang) 2. Kapita Selekta Fisika Sekolah pada Prodi S-2 Pend Fisika Unila (2014—sekarang) 3. Supervisi Pembelajaran Fisika pada Prodi S-2 Pend Fisika Unila (2014—sekarang) 4. Seminar 1 dan 2 pada Prodi S-2 Pend Fisika Unila (2014—sekarang) 5. Ilmu Kebumian dan Keantariksaan pada Prodi S-2 Keguruan IPA Unila (2014— sekarang) 6. Inovasi Pembelajaran Fisika pada Prodi S-2 Pend Fisika Unila (2014—sekarang) 7. Instrumentasi Fisika pada Prodi S-1 Pend Fisika Unila (2009-sekarang) 8. Statistika Dasar pada Prodi S-1 Pend Fisika Unila (2008—sekarang) 9. Visualisasi Fisika pada Prodi S-1 Pend Fisika Unila (2014—sekarang) 10. Pemrograman Komputer pada Prodi S-1 Pend Fisika Unila (1997— 2013) 11. Pembelajaran Sains I dan II pada Prodi S-1 Pend Fisika Unila (2011— 2013) 12. Media Pembelajaran Berbasis ICT Prodi Pend Biologi Unila (2008—2013) 13. Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa di Prodi Pend Fisika Unila (2005—2010) 14. Ilmu Pengetahuan Antariksa pada Prodi S-1 Pend Fisika Unila (2008—2011) 15. Fisika Komputasi pada Prodi S-1 Pend Fisika Unila (1996—2010) 16. Perancangan Pembelajaran Fisika pada Prodi S-1 Pend Fisika Unila (2011) 17. Pembelajaran Inovatif pada S2 Teknologi Pend. (2007—2009) 18. Elektronika Dasar I pada Prodi S-1 Pend Fisika Unila (1990—2004) 19. Elektronika Dasar II pada Prodi S-1 Pend Fisika Unila (1990—2004) 20. Alat-alat Ukur Listrik pada Prodi S-1 Pend Fisika Unila (1985—2002) 21. Fisika Bumi pada Prodi S-1 Pend Fisika Unila (2002—2004) 22. Fisika Dasar pada Prodi S-1 Pend Fisika Unila (1986—1993) 23. Produksi dan Pemanfaatan Media pada Prodi S-1 Pend Fisika Unila (1986—1993) 24. Mekanika pada Prodi S-1 Pend Fisika Unila (1985—1988) 25. Fisika Terapan pada Prodi S-1 Pend Fisika Unila (1985—1988) Prof. Dr. Agus Suyatna, M.Si. 32 Orasi Ilmiah Pengukuhan Guru Besar Dalam Bidang Pendidikan IPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung 4 Agustus 2015

26. Keterampilan Elektronika pada Prodi S-1 Pend Fisika Unila (1990—1993) Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Wahana Untuk Menumbuhkan Kemampuan Berpikir, Bersikap dan Bertindak Ilmiah 33


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook