4.15. ANALISIS DATA MODEL PENGUKURAN DIMENSI KONTESTASI Berdasarkan hasil perhitungan secara deskriptif terhadap hasil penelitian di 34 Provinsi di Indonesia, maka didapat hasil Analisis Kategori untuk Dimensi Kontestasi dari 514 kabupaten/kota se-Indonesia sebagai berikut: Tabel 4.15.1 Dimensi Kontestasi Kontestasi Jumlah % Kerawanan Tinggi 9 1,75 Kerawanan Sedang 98,25 Kerawanan Rendah 505 0,00 0 100,00 Total 514 Gambar 4.15.1 Dimensi Kontestasi Kerawanan Tinggi Kerawawan Sedang Kerawanan Rendah Tabel 1.15.1 di atas merupakan hasil analisa deskriptif terhadap Dimensi Kontestasi dari 514 kabupaten/kota yang tersebar di 34 provinsi di Indonesia. Hasil analisis menunjukkan bahwa sebagian besar dari total 514 kabupaten/ kota seluruh Indonesia merupakan Kabupaten/Kota yang memiliki tingkat kerawanan Pemilu terkait Dimensi Kontestasi yang berada pada kategori Kerawanan Sedang. 140 INDEKS KERAWANAN PEMILU 2019
Terlihat dari tabel tersebut sebanyak 505 kabupaten/kota (98,25%) memiliki skor kerawanan Dimensi Kontestasi yang berada pada kategori SEDANG. Akan tetapi, 9 kabupaten/kota (1,75%) lain memiliki skor tingkat Kontestasi yang berada pada kategori Kerawanan Tinggi. Untuk menyajikan pengujian secara menyeluruh terhadap Dimensi Kontestasi, dilakukan pengujian statistik Uji 1 rata-rata agar dapat diketahui apakah skor total dimensi tersebut telah mencapai nilai toleransi maksimal yang ditetapkan (Cut Off) oleh Bawaslu sebagai standar kondisi daerah yang masuk ke dalam kategori kerawanan yang tidak perlu diwaspadai, disajikan tabel sebagai berikut: Tabel 4.15.2 Rerata Skor Total Dimensi Kontestasi Variabel Rerata Persentase Hipotesis Keputusan Cut Off Real Sampel Rerata Signifikan 33,33 Rerata Simpangan Persentase Baku (µ0) 48,5 Sub dimensi Kontestasi 50,62 2,20 51,0 Tidak Proses Signifikan Pencalonan Memiliki Tingkat Kerawanan Yang Harus Diwaspadai Dari tabel di atas, terlihat bahwa rerata skor total Dimensi Kontestasi secara real dari 514 kabupaten/kota yang diteliti mencapai nilai rerata sebesar 50,65 dengan simpangan baku (penyimpangan rerata skor setiap responden terhadap rata-rata) sebesar 2,20 maka skor total dugaan terhadap populasi atau hipotesis rerata (µ0) ternyata signifikan di angka 50,5 adapun di atas itu, misal di angka 51,0 diketahui tidak signifikan. Dengan signifikan di angka 50,5 berarti dapat disimpulkan bahwa “Kerawanan Pemilu 2019 di seluruh indonesia, skor total Dimensi Kontestasi signifikan di angka 50,5 yang berarti kerawanan Pemilu 2019 terkait Kontestasi pada Dimensi Kontestasi Memiliki Tingkat Kerawanan Yang Harus Diwaspadai (> 33).” BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM 141
Dengan kata lain, 514 kabupaten/kota di 34 provinsi di Indonesia memiliki Konteks Sosial Politik masyarakat yang perlu diwaspadai meskipun tingkat kerawanannya masih berada pada kategori Sedang (33 – 66). Dimensi Kontestasi terdiri dari beberapa subdimensi penelitian, antara lain: No. Sub Dimensi Skor Korelasi 1 Hak Politik Gender 53,50 0,313 2 Representasi Minoritas 71,18 0,237 3 Proses Pencalonan 48,62 0,939 Hasil uji model serta estimasi parameter Loading Estimation (nilai bobot) untuk model persamaan dalam analisis faktor dari sub-subdimensi pada Dimensi Kontestasi menggunakan software Lisrel 8,72 dapat dilihat pada tabel uji kesesuaian model berikut: Gambar 4.15.2 Diagram Jalur Analisis Faktor Konfirmatori dari Dimensi Kontestasi 142 INDEKS KERAWANAN PEMILU 2019
Tabel 4.15.3 Ukuran Goodnes of Fit Untuk Model Persamaan Analisis Faktor Konfirmatori Dimensi Kontestasi Indeks Kesesuaian Nilai Keterangan RMSEA 0.077 Model Mendekati fit Hasil yang didapat menunjukkan bahwa secara statistik output pengujian kesesuaian model menunjukkan bahwa model mendekati Good Fit, hal tersebut ditunjukkan oleh nilai indeks kesesuaian model dengan menggunakan RMSEA di bawah 0.08 yang menurut Brown dan Cudeck dalam Bachrudin (2002) bahwa apabila kriteria uji statistik ini terpenuhi, menunjukkan bahwa model pengukuran Good Fit. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kecocokan model faktor, dari ke-3 subdimensi dari Dimensi Kontestasi mendekati baik atau fit dengan data. Hasil di atas menunjukkan bahwa seluruh subdimensi pada Dimensi Kontestasi merupakan faktor yang signifikan, hal ini disebabkan nilai signifikasi factor loading lambda yang disebut thitung > Ttabel (0,05;8926) = 1,960 sehingga dalam uji hipotesisnya diambil keputusan H0 ditolak yang berarti seluruh subdimensi merupakan faktor yang signifikan membentuk Dimensi Kontestasi. Artinya, jika para pembuat kebijakan ingin menurunkan tingkat kerawanan pelaksanaan Pemilu 2019 pada Dimensi Kontestasi 514 kabupaten/kota di seluruh Indonesia, maka penyelenggara Pemilu harus menurunkan tingkat kerawanan dari seluruh subdimensi yang ada, dengan tentunya mempertimbangkan skala prioritas penurunan mutu subdimensi. Prioritas utama penurunan kerawanan yang harus dilakukan adalah dengan menurunkan kualitas dari subdimensi yang memiliki factor loading yang paling besar, yaitu subdimensi Proses Pencalonan dan Hak Politik Terkait Gender, sebab kedua subdimensi ini merupakan faktor yang paling dominan. Dengan kata lain, jika waktu dan biaya yang dimiliki penyelenggara Pemilu untuk menurunkan potensi kerawanan Pemilu 2019 di Indonesia, maka penyelenggara dapat mendahulukan penurunan dari kedua subdimensi di atas. Untuk melihat variasi tingkat kerawanan Dimensi Kontestasi di masing- masing provinsi di seluruh Indonesia, disajikan diagram sebagai berikut: BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM 143
Gambar 4.15.3 Diagram Skor Dimensi Kontestasi 34 Gambar 4.15P.3roDviaignrsaimdSikIonrdDoimneesnisai Kontestasi 34 Provinsi di Indonesia Kontestasi 9. KEPULAUAN BANGKA BELITUNG 46,38 8. SUMATERA SELATAN 47,57 7. BENGKULU 50,12 6. JAMBI 51,52 5. KEPULAUAN RIAU 4. RIAU 47,09 34. PAPUA 48,56 33. PAPUA BARAT 51,17 32. MALUKU 51,85 31. MALUKU UTARA 52,53 49,51 30. SULAWESI TENGGARA 51,78 3. SUMATERA BARAT 53,67 53,86 29. SULAWESI SELATAN 54,80 28. SULAWESI TENGAH 50,21 54,16 27. SULAWESI BARAT 50,82 26. SULAWESI UTARA 54,75 50,62 25. GORONTALO 49,93 24. NUSA TENGGARA TIMUR 49,75 23. NUSA TENGGARA BARAT 51,47 48,56 22. BALI 50,18 21. KALIMANTAN TIMUR 49,56 20. KALIMANTAN SELATAN 50,62 51,35 2. SUMATERA UTARA 52,10 19. KALIMANTAN TENGAH 50,97 18. KALIMANTAN BARAT 46,09 17. KALIMANTAN UTARA 48,47 49,07 16. JAWA TIMUR 51,28 15. DI YOGYAKARTA 51,85 14. JAWA TENGAH 13. DKI JAKARTA 12. JAWA BARAT 11. BANTEN 10. LAMPUNG 1. ACEH 40,0042,0044,0046,0048,0050,0052,0054,0056,00 Skor Nasional 50,65 144 INDEKS KERAWANAN PEMILU 2019
4.16. ANALISIS DATA MODEL PENGUKURAN SUBDIMENSI PARTISIPASI PEMILIH Berdasarkan hasil perhitungan secara deskriptif terhadap hasil penelitian di 34 Provinsi di Indonesia, maka didapat hasil Analisis Kategori untuk subdimensi Partisipasi Pemilih dari 514 kabupaten/kota se-Indonesia sebagai berikut: Tabel 4.16.1 Subdimensi Partisipasi Pemilih Partisipasi Pemilih Jumlah % Kerawanan Tinggi 9 1,75 Kerawanan Sedang 98,25 Kerawanan Rendah 505 0,00 0 100,00 Total 514 Gambar 4.16.1 Subdimensi Partisipasi Pemilih Kerawanan Tinggi Kerawawan Sedang Kerawanan Rendah Tabel 4.16.1 di atas merupakan hasil analisa deskriptif terhadap Subdimensi Partisipasi Pemilih dari 514 kabupaten/kota yang tersebar di 34 provinsi di Indonesia. Hasil analisis menunjukkan bahwa sebagian besar dari total 514 kabupaten/kota seluruh Indonesia merupakan kabupaten dan kota yang memiliki tingkat kerawanan Pemilu terkait Subdimensi Partisipasi Pemilih yang berada pada kategori Kerawanan Sedang. BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM 145
Terlihat dari tabel tersebut sebanyak 505 kabupaten/kota (98,25%) memiliki skor kerawanan dimensi terkait Partisipasi Pemilih yang berada pada kategori SEDANG. Akan tetapi, 9 kabupaten/kota (1,75%) lain memiliki skor tingkat Partisipasi Pemilih yang berada pada kategori Kerawanan Tinggi. Untuk menyajikan pengujian secara menyeluruh terhadap Subdimensi Partisipasi Pemilih, dilakukan pengujian statistik Uji 1 rata-rata agar dapat diketahui apakah skor total subdimensi tersebut telah mencapai nilai toleransi maksimal yang ditetapkan (Cut Off) oleh Bawaslu sebagai standar kondisi daerah yang masuk ke dalam kategori kerawanan yang tidak perlu diwaspadai, disajikan tabel sebagai berikut: Tabel 4.16.2 Rerata Skor Total Subdimensi Partisipasi Pemilih Variabel Rerata Persentase Hipotesis Keputusan Cut Off Real Sampel Rerata Signifikan 33,33 Partisipasi Pemilih Rerata Simpangan Persentase Baku (µ0) 46,5 46,36 2,93 47,0 Tidak Sub Signifikan dimensi Proses Pencalonan Memiliki Tingkat Kerawanan Yang Harus Diwaspadai Dari tabel di atas, terlihat bahwa rerata skor total Subdimensi Partisipasi Pemilih secara real dari 514 kabupaten dan kota yang diteliti mencapai nilai rerata sebesar 46,36 dengan simpangan baku (penyimpangan rerata skor setiap responden terhadap rata-rata) sebesar 2,93 maka skor total dugaan terhadap populasi atau hipotesis rerata (µ0) ternyata signifikan di angka 46,5 adapun di atas itu, misal di angka 57,0 diketahui tidak signifikan. Dengan signifikan di angka 46,5 berarti dapat disimpulkan bahwa “Kerawanan Pemilu 2019 di seluruh indonesia, skor total subdimensi Partisipasi Pemilih signifikan di angka 46,0 yang berarti kerawanan Pemilu 2019 terkait Konteks Sosial-Politik pada Subdimensi Partisipasi Pemilih Memiliki Tingkat Kerawanan Yang Harus Diwaspadai (> 33).” 146 INDEKS KERAWANAN PEMILU 2019
Dengan kata lain, 514 kabupaten/kota di 34 provinsi di Indonesia memiliki Konteks Sosial Politik masyarakat pada aspek Partisipasi Pemilih yang perlu diwaspadai meskipun tingkat kerawanannya masih berada pada kategori Sedang (33 – 66). Subdimensi Partisipasi Pemilih terdiri dari beberapa indikator penelitian, antara lain: No Indikator Skor Korelasi 0,59 Adanya laporan, data survei, atau pemberitaan 0,57 1 yang menyatakan bahwa partisipasi mas- 58,98 0,65 yarakat di bawah target KPU 77,5% 0,15 2 Adanya laporan, data pemetaan, dan pemberi- 53,42 0,23 taan tentang lokasi TPS yang sulit dijangkau 3 Adanya laporan masyarakat tentang lokasi TPS 46,13 yang sulit dijangkau Adanya laporan penyelenggara tentang lokasi 4 TPS yang tidak dapat djangkau karena ben- 38,72 cana dan kerusuhan (force majeure) Adanya pengaduan masyarakat tentang lokasi 5 TPS yang tidak dapat dijangkau karena ben- 37,99 cana dan kerusuhan (force majeure) Hasil uji model serta estimasi parameter Loading Estimation (nilai bobot) untuk model persamaan dalam analisis faktor dari indikator-indikator Subdimensi Partisipasi Pemilih menggunakan software Lisrel 8,72 dapat dilihat pada tabel uji kesesuaian model berikut: BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM 147
Gambar 4.16.2 Diagram Jalur Analisis Faktor Konfirmatori dari Subdimensi Laten Partisipasi Pemilih Adanya laporan, data survei, atau pemberitaan yang menyatakan bahw partisipasi masyarakat di bawah targe KPU 77,5% (58,98) 0,595 Partisipasi Adanya laporan, data pemetaan, PEMILIH dan pemberitaan tentang lokasi TPS yang sulit dijangkau (53,42) 0,567 Adanya laporan masyarakat tentang lokasi TPS yang sulit dijangkau (46,13) 0,655 Tabel 4.16.3 Ukuran Goodnes of Fit Untuk Model Persamaan Analisis Faktor Konfirmatori Subdimensi Partisipasi Pemilih Indeks Kesesuaian Nilai Keterangan RMSEA 0.077 Model Mendekati fit Hasil yang didapat menunjukkan bahwa secara statistik output pengujian kesesuaian model menunjukkan bahwa model mendekati Good Fit, hal tersebut ditunjukkan oleh nilai indeks kesesuaian model dengan menggunakan RMSEA di bawah 0.08 yang menurut Brown dan Cudeck (dalam Bachrudin 2002) bahwa apabila kriteria uji statistik ini terpenuhi, menunjukkan bahwa model pengukuran Good Fit. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kecocokan model faktor, dari ke-1 indikator subdimensi Partisipasi Pemilih mendekati baik atau fit dengan data. Hasil di atas menunjukkan bahwa seluruh indikator pada subdimensi Partisipasi Pemilih merupakan faktor yang signifikan, hal ini disebabkan nilai signifikasi factor 148 INDEKS KERAWANAN PEMILU 2019
loading lambda yang disebut thitung > Ttabel (0,05;8926) = 1,960 sehingga dalam uji hipotesisnya diambil keputusan H0 ditolak yang berarti seluruh indikator merupakan faktor yang signifikan membentuk subdimensi Partisipasi Pemilih. Artinya, jika para pembuat kebijakan ingin menurunkan tingkat kerawanan pelaksanaan Pemilu 2019 pada aspek keamanan 514 kabupaten/ kota di seluruh Indonesia, maka penyelenggara Pemilu harus menurunkan tingkat kerawanan dari seluruh indikator yang ada, dengan tentunya mempertimbangkan skala prioritas penurunan mutu indikator. Prioritas utama penurunan kerawanan yang harus dilakukan adalah dengan menurunkan kualitas dari indikator yang memiliki factor loading yang paling besar, yaitu indikator Adanya laporan masyarakat tentang lokasi TPS yang sulit dijangkau dan Adanya laporan, data survei, atau pemberitaan yang menyatakan bahwa partisipasi masyarakat di bawah target KPU 77,5%, sebab kedua indikator ini merupakan faktor yang paling dominan. Dengan kata lain, jika waktu dan biaya yang dimiliki penyelenggara Pemilu untuk menurunkan potensi kerawanan keamanan Pemilu 2019 di Indonesia, maka penyelenggara dapat mendahulukan penurunan dari kedua indikator di atas. Untuk melihat variasi tingkat kerawanan subdimensi Partisipasi Pemi- lih di masing-masing provinsi di seluruh Indonesia, disajikan diagram se- bagai berikut: BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM 149
Gambar 4.16.3 Diagram Skor Subdimensi Partisipasi Pemilih 34 Provinsi di Indonesia Gambar 4.16.3 Diagram Skor Subdimensi Partisipasi Pemilih 34 Provinsi di Indonesia Partisipasi Pemilih 9. KEPULAUAN BANGKA BELITUNG 40,98 8. SUMATERA SELATAN 7. BENGKULU 41,95 6. JAMBI 41,58 5. KEPULAUAN RIAU 4. RIAU 47,61 34. PAPUA 50,75 33. PAPUA BARAT 32. MALUKU 44,96 31. MALUKU UTARA 47,37 48,58 30. SULAWESI TENGGARA 47,85 3. SUMATERA BARAT 43,95 29. SULAWESI SELATAN 46,90 28. SULAWESI TENGAH 51,52 27. SULAWESI BARAT 44,63 26. SULAWESI UTARA 47,57 25. GORONTALO 42,98 24. NUSA TENGGARA TIMUR 43,16 23. NUSA TENGGARA BARAT 41,67 22. BALI 47,71 21. KALIMANTAN TIMUR 48,42 20. KALIMANTAN SELATAN 45,61 2. SUMATERA UTARA 51,58 19. KALIMANTAN TENGAH 49,19 48,09 18. KALIMANTAN BARAT 45,86 17. KALIMANTAN UTARA 49,25 48,42 16. JAWA TIMUR 46,51 15. DI YOGYAKARTA 48,42 47,74 14. JAWA TENGAH 41,23 13. DKI JAKARTA 44,44 12. JAWA BARAT 48,68 11. BANTEN 45,44 10. LAMPUNG 45,54 1. ACEH 0,00 10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 60,00 Skor Nasional 46,36 150 INDEKS KERAWANAN PEMILU 2019
4.17. ANALISIS DATA MODEL PENGUKURAN SUBDIMENSI PARTISIPASI PARTAI Berdasarkan hasil perhitungan secara deskriptif terhadap hasil penelitian di 34 Provinsi di Indonesia, maka didapat hasil Analisis Kategori untuk subdimensi Partisipasi Partai dari 514 kabupaten/kota se-Indonesia sebagai berikut: Tabel 4.17.1 Subdimensi Partisipasi Partai Partisipasi Partai f% Kerawanan Tinggi 8 1,56 Kerawanan Sedang 506 98,44 Kerawanan Rendah Total 0 0,00 514 100,00 Gambar 4.17.1 Subdimensi Partisipasi Partai Kerawanan Tinggi Kerawawan Sedang Kerawanan Rendah Tabel 4.17.1 di atas merupakan hasil analisa deskriptif terhadap Subdimensi Partisipasi Partai dari 514 kabupaten/kota yang tersebar di 34 provinsi di Indonesia. Hasil analisis menunjukkan bahwa sebagian besar dari total 514 kabupaten/kota seluruh Indonesia merupakan kabupaten dan kota yang memiliki tingkat kerawanan Pemilu terkait Subdimensi Partisipasi Partai yang berada pada kategori Kerawanan Sedang. BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM 151
Terlihat dari tabel tersebut sebanyak 506 kabupaten/kota (98,44%) memiliki skor kerawanan dimensi terkait Partisipasi Partai yang berada pada kategori SEDANG. Akan tetapi, 8 kabupaten/kota (1,56%) lain memiliki skor tingkat Partisipasi Partai yang berada pada kategori Kerawanan Tinggi. Untuk menyajikan pengujian secara menyeluruh terhadap Subdimensi Partisipasi Partai, dilakukan pengujian statistik Uji 1 rata-rata agar dapat diketahui apakah skor total subdimensi tersebut telah mencapai nilai toleransi maksimal yang ditetapkan (Cut Off) oleh Bawaslu sebagai standar kondisi daerah yang masuk ke dalam kategori kerawanan yang tidak perlu diwaspadai, disajikan tabel sebagai berikut: Tabel 4.17.2 Rerata Skor Total Subdimensi Partisipasi Partai Variabel Rerata Persentase Hipotesis Keputusan Cut Off Real Sampel Rerata Signifikan 33,33 Partisipasi Partai Rerata Simpangan Persentase Baku (µ0) 45,5 45,51 2,51 46,0 Tidak Sub Signifikan dimensi Partisipasi Partai Memiliki Tingkat Kerawanan Yang Harus Diwaspadai Dari tabel di atas, terlihat bahwa rerata skor total Subdimensi Partisipasi Partai secara real dari 514 kabupaten dan kota yang diteliti mencapai nilai rerata sebesar 45,51 dengan simpangan baku (penyimpangan rerata skor setiap responden terhadap rata-rata) sebesar 2,51 maka skor total dugaan terhadap populasi atau hipotesis rerata (µ0) ternyata signifikan di angka 45,5 adapun di atas itu, misal di angka 46,0 diketahui tidak signifikan. Dengan signifikan di angka 45,5 berarti dapat disimpulkan bahwa “Kerawanan Pemilu 2019 di seluruh indonesia, skor total subdimensi Partisipasi Partai signifikan di angka 45,5 yang berarti kerawanan Pemilu 152 INDEKS KERAWANAN PEMILU 2019
2019 terkait Konteks Sosial-Politik pada Subdimensi Partisipasi Partai Memiliki Tingkat Kerawanan Yang Harus Diwaspadai (> 33).” Dengan kata lain, 514 kabupaten/kota di 34 provinsi di Indonesia memiliki Partisipasi Politik pada aspek Partisipasi Partai yang perlu diwaspadai meskipun tingkat kerawanannya masih berada pada kategori Sedang (33 – 66). Subdimensi Partisipasi Partai terdiri dari beberapa indikator penelitian, antara lain: No Indikator Skor Korelasi 0,45 Adanya laporan, data survey dan pemberitaan 0,70 1 tentang maraknya pelanggaran aturan Pemilu 48,30 0,60 0,39 oleh partai peserta Pemilu 0,24 2 Adanya peserta Pemilu yang tidak memenuhi 53,75 proses adminsitrasi kepesertaan Pemilu 3 Adanya peserta Pemilu yang mengundurkan 50,31 diri dari kontestasi Pemilu Adanya laporan, data survei, dan pemberitaan 4 bahwa peserta Pemilu tidak melakuan sosial- 39,32 isasi tentang Pemilu kepada masyarakat Adanya laporan, data survei, atau pemberitaan 5 bahwa peserta Pemilu tidak melakukan so- 38,59 sialisasi tentang visi, misi, dan program serta nama-nama kandidat Hasil uji model serta estimasi parameter Loading Estimation (nilai bobot) untuk model persamaan dalam analisis faktor dari indikator- indikator Subdimensi Partisipasi Partai menggunakan software Lisrel 8,72 dapat dilihat pada tabel uji kesesuaian model berikut: BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM 153
Gambar 4.17.2 Diagram Jalur Analisis Faktor Konfirmatori dari Subdimensi Laten Partisipasi Partai Adanya peserta Pemilu yang tidak memenuhi proses adminsitrasi kepesertaan Pemilu (53,75) 0,699 Partisipasi Partai 0,597 Adanya peserta Pemilu yang mengundurkan diri dari konte- stasi Pemilu (50,31) Tabel 4.17.3 Ukuran Goodnes of Fit Untuk Model Persamaan Analisis Faktor Konfirmatori Subdimensi Partisipasi Partai Indeks Kesesuaian Nilai Keterangan RMSEA 0.077 Model Mendekati fit Hasil yang didapat menunjukkan bahwa secara statistik output pengujian kesesuaian model menunjukkan bahwa model mendekati Good Fit, hal tersebut ditunjukkan oleh nilai indeks kesesuaian model dengan menggunakan RMSEA di bawah 0.08 yang menurut Brown dan Cudeck (dalam Bachrudin 2002) bahwa apabila kriteria uji statistik ini terpenuhi, menunjukkan bahwa model pengukuran Good Fit. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kecocokan model faktor, dari ke-5 indikator subdimensi Partisipasi Partai mendekati baik atau fit dengan data. 154 INDEKS KERAWANAN PEMILU 2019
Hasil di atas menunjukkan bahwa seluruh indikator pada subdimensi Partisipasi Partai merupakan faktor yang signifikan, hal ini disebabkan nilai signifikasi factor loading lambda yang disebut thitung > Ttabel (0,05;8926) = 1,960 sehingga dalam uji hipotesisnya diambil keputusan H0 ditolak yang berarti seluruh indikator merupakan faktor yang signifikan membentuk subdimensi Partisipasi Partai. Artinya, jika para pembuat kebijakan ingin menurunkan tingkat kerawanan pelaksanaan Pemilu 2019 pada aspek keamanan 514 kabupaten/ kota di seluruh Indonesia, maka penyelenggara Pemilu harus menurunkan tingkat kerawanan dari seluruh indikator yang ada, dengan tentunya mempertimbangkan skala prioritas penurunan mutu indikator. Prioritas utama penurunan kerawanan yang harus dilakukan adalah dengan menurunkan kualitas dari indikator yang memiliki factor loading yang paling besar, yaitu indikator Adanya peserta Pemilu yang tidak memenuhi proses adminsitrasi kepesertaan Pemilu dan Adanya peserta Pemilu yang mengundurkan diri dari kontestasi Pemilu, sebab kedua indikator ini merupakan faktor yang paling dominan. Dengan kata lain, jika waktu dan biaya yang dimiliki penyelenggara Pemilu untuk menurunkan potensi kerawanan keamanan Pemilu 2019 di Indonesia, maka penyelenggara dapat mendahulukan penurunan dari kedua indikator di atas. Untuk melihat variasi tingkat kerawanan subdimensi Partisipasi Partai di masing-masing provinsi di seluruh Indonesia, disajikan diagram sebagai berikut: BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM 155
GamGbaamrb4a.r174..317D.3iaDgia3rga4r3maP4mroSPvSkriknooosvrriiSdSnuuisIbbniddddiomiimnIenenesdsinaoisPniaePrstaiisaritpiassiipPaasritaPiartai Partisipasi Partai 9. KEPULAUAN BANGKA BELITUNG 46,72 8. SUMATERA SELATAN 41,81 7. BENGKULU 6. JAMBI 43,78 5. KEPULAUAN RIAU 42,51 4. RIAU 34. PAPUA 47,10 33. PAPUA BARAT 42,34 32. MALUKU 31. MALUKU UTARA 47,25 48,65 30. SULAWESI TENGGARA 46,68 3. SUMATERA BARAT 47,03 46,26 29. SULAWESI SELATAN 48,22 28. SULAWESI TENGAH 46,96 46,36 27. SULAWESI BARAT 40,54 26. SULAWESI UTARA 48,65 42,34 25. GORONTALO 45,24 24. NUSA TENGGARA TIMUR 47,30 23. NUSA TENGGARA BARAT 44,14 45,14 22. BALI 44,70 21. KALIMANTAN TIMUR 43,90 20. KALIMANTAN SELATAN 46,72 44,40 2. SUMATERA UTARA 47,03 19. KALIMANTAN TENGAH 44,92 47,03 18. KALIMANTAN BARAT 44,56 17. KALIMANTAN UTARA 42,34 42,94 16. JAWA TIMUR 43,24 15. DI YOGYAKARTA 47,75 14. JAWA TENGAH 52,76 13. DKI JAKARTA 12. JAWA BARAT 11. BANTEN 10. LAMPUNG 1. ACEH 0,00 10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 60,00 Skor Nasional 45,51 156 INDEKS KERAWANAN PEMILU 2019
4.18. ANALISIS DATA MODEL PENGUKURAN SUBDIMENSI PARTISIPASI KANDIDAT Berdasarkan hasil perhitungan secara deskriptif terhadap hasil penelitian di 34 Provinsi di Indonesia, maka didapat hasil Analisis Kategori untuk subdimensi Partisipasi Kandidat dari 514 kabupaten/kota se-Indonesia sebagai berikut: Tabel 4.18.1 Subdimensi Partisipasi kandidat Partisipasi Kandidat f % Kerawanan Tinggi 52 10,12 Kerawanan Sedang 462 89,88 Kerawanan Rendah 0 0,00 Total 514 100,00 Gambar 4.18.1 Subdimensi Partisipasi Kandidat Kerawanan Tinggi Kerawawan Sedang Kerawanan Rendah Tabel 4.18.1 di atas merupakan hasil analisa deskriptif terhadap Subdimensi Partisipasi Kandidat dari 514 kabupaten/kota yang tersebar di 34 provinsi di Indonesia. Hasil analisis menunjukkan bahwa sebagian besar dari total 514 kabupaten/kota seluruh Indonesia merupakan kabupaten dan kota yang memiliki tingkat kerawanan Pemilu terkait Subdimensi Partisipasi Kandidat yang berada pada kategori Kerawanan Sedang. Terlihat dari tabel tersebut sebanyak 462 kabupaten/kota (89,88%) memiliki skor kerawanan dimensi terkait Partisipasi Kandidat yang berada BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM 157
pada kategori SEDANG. Akan tetapi, 52 kabupaten/kota (10,12%) lain memiliki skor tingkat Partisipasi Kandidat yang berada pada kategori Kerawanan Tinggi. Untuk menyajikan pengujian secara menyeluruh terhadap Subdimensi Partisipasi Kandidat, dilakukan pengujian statistik Uji 1 rata-rata agar dapat diketahui apakah skor total subdimensi tersebut telah mencapai nilai toleransi maksimal yang ditetapkan (Cut Off) oleh Bawaslu sebagai standar kondisi daerah yang masuk ke dalam kategori kerawanan yang tidak perlu diwaspadai, disajikan tabel sebagai berikut: Tabel 4.18.2 Rerata Skor Total Subdimensi Partisipasi Kandidat Variabel Rerata Persentase Hipotesis Keputusan Cut Off Real Sampel Rerata Signifikan 33,33 Partisipasi Kandidat Rerata Simpangan Persentase Baku (µ0) 46,0 45,91 3,20 46,5 Tidak Sub Signifikan dimensi Partisipasi Kandidat Memiliki Tingkat Kerawanan Yang Harus Diwaspadai Dari tabel di atas, terlihat bahwa rerata skor total Subdimensi Partisipasi Kandidat secara real dari 514 kabupaten dan kota yang diteliti mencapai nilai rerata sebesar 45,91 dengan simpangan baku (penyimpangan rerata skor setiap responden terhadap rata-rata) sebesar 3,20 maka skor total dugaan terhadap populasi atau hipotesis rerata (µ0) ternyata signifikan di angka 46,0 adapun di atas itu, misal di angka 46,5 diketahui tidak signifikan. Dengan signifikan di angka 46,0 berarti dapat disimpulkan bahwa “Kerawanan Pemilu 2019 di seluruh indonesia, skor total subdimensi Partisipasi Kandidat signifikan di angka 46,0 yang berarti kerawanan Pemilu 2019 terkait Konteks Sosial-Politik pada Subdimensi Partisipasi Kandidat Memiliki Tingkat Kerawanan Yang Harus Diwaspadai (> 33).” 158 INDEKS KERAWANAN PEMILU 2019
Dengan kata lain, 514 kabupaten/kota di 34 provinsi di Indonesia memiliki Partisipasi Politik masyarakat pada aspek Partisipasi Kandidat yang perlu diwaspadai meskipun tingkat kerawanannya masih berada pada kategori Sedang (33 – 66). Subdimensi Partisipasi Kandidat terdiri dari beberapa indikator penelitian, antara lain: No Indikator Skor Korelasi 0,53 Adanya laporan, data survei, dan pemberitaan 0,75 1 tentang maraknya pelanggaran aturan Pemilu 43,21 0,60 0,25 oleh tim sukses kandidat peserta Pemilu Adanya kandidati peserta Pemilu yang tidak 2 memenuhi proses adminsitrasi kepesertaan 55,75 Pemilu 3 Adanya kandidat peserta Pemilu yang men- 48,75 gundurkan diri dari konsetasi Pemilu Adanya laporan, data survei atau pemberitaan 4 bahwa kandidat peserta Pemilu tidak melaku- 37,99 kan sosialisasi tentang visi, misi dan program serta nama - nama kandidat. BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM 159
Hasil uji model serta estimasi parameter Loading Estimation (nilai bobot) untuk model persamaan dalam analisis faktor dari indikator-indikator Subdimensi Partisipasi Kandidat menggunakan software Lisrel 8,72 dapat dilihat pada tabel uji kesesuaian model berikut: Gambar 4.18.2 Diagram Jalur Analisis Faktor Konfirmatori dari Subdimensi Laten Partisipasi Kandidat Adanya kandidat peserta Pemilu yang mengundur- kan diri dari konsetasi Pemilu (55,75) 0,745 Partisipasi Kandidat 0,604 Adanya laporan/temuan Bawaslu tentang identifikasi hubungan kekerabatan antara peserta dan penyelenggara Pemilu (48,75) Tabel 4.18.3 Ukuran Goodnes of Fit Untuk Model Persamaan Analisis Faktor Konfirmatori Subdimensi Partisipasi Kandidat Indeks Kesesuaian Nilai Keterangan RMSEA 0.077 Model Mendekati fit 160 INDEKS KERAWANAN PEMILU 2019
Hasil yang didapat menunjukkan bahwa secara statistik output pengujian kesesuaian model menunjukkan bahwa model mendekati Good Fit, hal tersebut ditunjukkan oleh nilai indeks kesesuaian model dengan menggunakan RMSEA di bawah 0.08 yang menurut Brown dan Cudeck (dalam Bachrudin 2002) bahwa apabila kriteria uji statistik ini terpenuhi, menunjukkan bahwa model pengukuran Good Fit. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kecocokan model faktor, dari ke-4 indikator subdimensi Partisipasi Kandidat mendekati baik atau fit dengan data. Hasil di atas menunjukkan bahwa seluruh indikator pada subdimensi Partisipasi Kandidat merupakan faktor yang signifikan, hal ini disebabkan nilai signifikasi factor loading lambda yang disebut thitung > Ttabel (0,05;8926) = 1,960 sehingga dalam uji hipotesisnya diambil keputusan H0 ditolak yang berarti seluruh indikator merupakan faktor yang signifikan membentuk subdimensi Partisipasi Kandidat. Artinya, jika para pembuat kebijakan ingin menurunkan tingkat kerawanan pelaksanaan Pemilu 2019 pada aspek keamanan 514 kabupaten/ kota di seluruh Indonesia, maka penyelenggara Pemilu harus menurunkan tingkat kerawanan dari seluruh indikator yang ada, dengan tentunya mempertimbangkan skala prioritas penurunan mutu indikator. Prioritas utama penurunan kerawanan yang harus dilakukan adalah dengan menurunkan kualitas dari indikator yang memiliki factor loading yang paling besar, yaitu indikator Adanya kandidati peserta Pemilu yang tidak memenuhi proses adminsitrasi kepesertaan Pemilu dan Adanya kandidat peserta Pemilu yang mengundurkan diri dari konsetasi Pemilu, sebab kedua indikator ini merupakan faktor yang paling dominan. Dengan kata lain, jika waktu dan biaya yang dimiliki penyelenggara Pemilu untuk menurunkan potensi kerawanan keamanan Pemilu 2019 di Indonesia, maka penyelenggara dapat mendahulukan penurunan dari kedua indikator di atas. Untuk melihat variasi tingkat kerawanan subdimensi Partisipasi Kandidat di masing-masing provinsi di seluruh Indonesia, disajikan diagram sebagai berikut: BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM 161
Gambar 4.18.3 Diagram Skor Subdimensi Partisipasi Kandidat 34 Provinsi di Indonesia Gambar 4.18.3 Diagram Skor Subdimensi Partisipasi Kandidat 34 Provinsi di Indonesia Partisipasi Kandidat 9. KEPULAUAN BANGKA BELITUNG 40,00 8. SUMATERA SELATAN 41,57 7. BENGKULU 43,00 6. JAMBI 44,85 5. KEPULAUAN RIAU 46,19 4. RIAU 34. PAPUA 40,00 33. PAPUA BARAT 45,86 32. MALUKU 49,23 31. MALUKU UTARA 42,42 30. SULAWESI TENGGARA 48,67 3. SUMATERA BARAT 48,82 48,77 29. SULAWESI SELATAN 47,92 28. SULAWESI TENGAH 46,67 27. SULAWESI BARAT 42,22 26. SULAWESI UTARA 47,56 25. GORONTALO 48,89 24. NUSA TENGGARA TIMUR 47,25 23. NUSA TENGGARA BARAT 46,00 45,93 22. BALI 21. KALIMANTAN TIMUR 51,00 20. KALIMANTAN SELATAN 44,62 44,04 2. SUMATERA UTARA 43,81 19. KALIMANTAN TENGAH 42,86 18. KALIMANTAN BARAT 48,00 17. KALIMANTAN UTARA 48,92 16. JAWA TIMUR 52,67 15. DI YOGYAKARTA 43,62 40,00 14. JAWA TENGAH 45,68 13. DKI JAKARTA 12. JAWA BARAT 47,08 11. BANTEN 47,56 10. LAMPUNG 49,28 1. ACEH 0,00 10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 60,00 Skor Nasional 45,91 162 INDEKS KERAWANAN PEMILU 2019
4.19. ANALISIS DATA MODEL PENGUKURAN SUBDIMENSI PARTISIPASI PUBLIK Berdasarkan hasil perhitungan secara deskriptif terhadap hasil penelitian di 34 Provinsi di Indonesia, maka didapat hasil Analisis Kategori untuk subdimensi Partisipasi Publik dari 514 kabupaten/kota se-Indonesia sebagai berikut: Tabel 4.19.1 Subdimensi Partisipasi Publik Partisipasi Publik Jumlah % Kerawanan Tinggi 90 17,51 Kerawanan Sedang 424 82,49 Kerawanan Rendah 0 0,00 514 100,00 Total Gambar 4.19.1 Subdimensi Partisipasi Publik Kerawanan Tinggi Kerawawan Sedang Kerawanan Rendah Tabel 4.19.1 di atas merupakan hasil analisa deskriptif terhadap Subdimensi Partisipasi Publik dari 514 kabupaten/kota yang tersebar di 34 provinsi di Indonesia. Hasil analisis menunjukkan bahwa sebagian besar dari total 514 kabupaten/kota seluruh Indonesia merupakan kabupaten dan kota yang memiliki tingkat kerawanan Pemilu terkait Subdimensi Partisipasi Publik yang berada pada kategori Kerawanan Sedang. BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM 163
Terlihat dari tabel tersebut sebanyak 424 kabupaten/kota (82,49%) memiliki skor kerawanan dimensi terkait Partisipasi Publik yang berada pada kategori SEDANG. Akan tetapi, 90 kabupaten/kota (17,51%) lain memiliki skor tingkat Partisipasi Publik yang berada pada kategori Ker- awanan Tinggi. Untuk menyajikan pengujian secara menyeluruh terhadap Subdi- mensi Partisipasi Publik, dilakukan pengujian statistik Uji 1 rata-rata agar dapat diketahui apakah skor total subdimensi tersebut telah mencapai nilai toleransi maksimal yang ditetapkan (Cut Off) oleh Bawaslu sebagai standar kondisi daerah yang masuk ke dalam kategori kerawanan yang tidak perlu diwaspadai, disajikan tabel sebagai berikut: Tabel 4.19.2 Rerata Skor Tunggal Subdimensi Partisipasi Publik Variabel Rerata Persentase Hipotesis Keputusan Cut Off Real Sampel Rerata Signifikan 33,33 Rerata Simpangan Persentase Baku (µ0) 48,0 Partisipasi 48,08 4,43 48,5 Tidak Sub Publik Signifikan dimensi Partisipasi Publik Memiliki Tingkat Kerawanan Yang Harus Diwaspadai Dari tabel di atas, terlihat bahwa rerata skor total Subdimensi Partisipasi Publik secara real dari 514 kabupaten dan kota yang diteliti mencapai nilai rerata sebesar 48,08 dengan simpangan baku (penyimpangan rerata skor setiap responden terhadap rata-rata) sebesar 4,43 maka skor total dugaan terhadap populasi atau hipotesis rerata (µ0) ternyata signifikan di angka 48,0 adapun di atas itu, misal di angka 48,5 diketahui tidak signifikan. 164 INDEKS KERAWANAN PEMILU 2019
Dengan signifikan di angka 48,0 berarti dapat disimpulkan bahwa “Kerawanan Pemilu 2019 di seluruh indonesia, skor total subdimensi Partisipasi Publik signifikan di angka 48,0 yang berarti kerawanan Pemilu 2019 terkait Konteks Sosial-Politik pada Subdimensi Partisipasi Publik Memiliki Tingkat Kerawanan Yang Harus Diwaspadai (> 33).” Dengan kata lain, 514 kabupaten/kota di 34 provinsi di Indonesia memiliki Partisipasi Politik masyarakat pada aspek Partisipasi Publik yang perlu diwaspadai meskipun tingkat kerawanannya masih berada pada kategori Sedang (33,33-66,66). Subdimensi Partisipasi Publik terdiri dari beberapa indikator penelitian, antara lain: No Indikator Skor Korelasi 49,86 0,81 Adanya laporan, data survei atau pemberita- 45,97 0,53 1 an partisipasi masyarakat dalam pengawasan Pemilu 2 Adanya hambatan media massa terhadap ak- ses proses tahapan Pemilu Hasil uji model serta estimasi parameter Loading Estimation (nilai bobot) untuk model persamaan dalam analisis faktor dari indikator- indikator Subdimensi Partisipasi Publik menggunakan software Lisrel 8,72 dapat dilihat pada tabel uji kesesuaian model berikut: BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM 165
Gambar 4.19.2 Diagram Jalur Analisis Faktor Konfirmatori dari Subdimensi Laten Partisipasi Publik Adanya laporan, data survei atau pemberitaan partisi- pasi masyarakat dalam pengawasan Pemilu (49,86) 0,811 Partisipasi Publik 0,533 Adanya hambatan media massa terhadap akses proses tahapan Pemilu (45,97) Tabel 4.19.3 Ukuran Goodnes of Fit Untuk Model Persamaan Analisis Faktor Konfirmatori Subdimensi Partisipasi Publik Indeks Kesesuaian Nilai Keterangan RMSEA 0.077 Model Mendekati fit Hasil yang didapat menunjukkan bahwa secara statistik output pengujian kesesuaian model menunjukkan bahwa model mendekati Good Fit, hal tersebut ditunjukkan oleh nilai indeks kesesuaian model dengan menggunakan RMSEA di bawah 0.08 yang menurut Brown dan Cudeck dalam Bachrudin (2002) bahwa apabila kriteria uji statistik ini terpenuhi, menunjukkan bahwa model pengukuran Good Fit. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kecocokan model faktor, dari ke-4 indikator subdimensi Partisipasi Publik mendekati baik atau fit dengan data. 166 INDEKS KERAWANAN PEMILU 2019
Hasil di atas menunjukkan bahwa seluruh indikator pada subdimensi Partisipasi Publik merupakan faktor yang signifikan, hal ini disebabkan nilai signifikasi factor loading lambda yang disebut thitung > Ttabel (0,05;8926) = 1,960 sehingga dalam uji hipotesisnya diambil keputusan H0 ditolak yang berarti seluruh indikator merupakan faktor yang signifikan membentuk subdimensi Partisipasi Publik. Artinya, jika para pembuat kebijakan ingin menurunkan tingkat kerawanan pelaksanaan Pemilu 2019 pada aspek keamanan 514 kabupaten/ kota di seluruh Indonesia, maka penyelenggara Pemilu harus menurunkan tingkat kerawanan dari seluruh indikator yang ada, dengan tentunya mempertimbangkan skala prioritas penurunan mutu indikator. Prioritas utama penurunan kerawanan yang harus dilakukan adalah dengan menurunkan kualitas dari indikator yang memiliki factor loading yang paling besar, yaitu indikator Adanya laporan, data survei atau pemberitaan partisipasi masyarakat dalam pengawasan Pemilu dan Adanya laporan, data survei atau pemberitaan partisipasi masyarakat dalam pengawasan Pemilu, sebab kedua indikator ini merupakan faktor yang paling dominan. Dengan kata lain, jika waktu dan biaya yang dimiliki penyelenggara Pemilu untuk menurunkan potensi kerawanan keamanan Pemilu 2019 di Indonesia, maka penyelenggara dapat mendahulukan penurunan dari kedua indikator di atas. Untuk melihat variasi tingkat kerawanan subdimensi Partisipasi Publik di masing-masing provinsi di seluruh Indonesia, disajikan diagram sebagai berikut: BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM 167
Gambar 4.19.3 Diagram Skor Subdimensi Partisipasi Publik Gambar 4.19.334DiaPgrroavminSskoi rdSiuIbnddimonenessiiPaartisipasi Publik 34 Provinsi di Indonesia Partisipasi Publik 9. KEPULAUAN BANGKA BELITUNG 46,94 8. SUMATERA SELATAN 7. BENGKULU 44,54 6. JAMBI 48,57 5. KEPULAUAN RIAU 50,65 4. RIAU 51,02 34. PAPUA 33. PAPUA BARAT 45,24 32. MALUKU 49,75 31. MALUKU UTARA 58,24 50,65 30. SULAWESI TENGGARA 48,57 3. SUMATERA BARAT 47,90 29. SULAWESI SELATAN 45,86 28. SULAWESI TENGAH 47,62 47,25 27. SULAWESI BARAT 47,62 26. SULAWESI UTARA 50,48 25. GORONTALO 47,62 24. NUSA TENGGARA TIMUR 23. NUSA TENGGARA BARAT 50,31 45,71 22. BALI 21. KALIMANTAN TIMUR 49,21 20. KALIMANTAN SELATAN 42,86 2. SUMATERA UTARA 47,25 19. KALIMANTAN TENGAH 49,78 18. KALIMANTAN BARAT 42,86 17. KALIMANTAN UTARA 42,86 42,86 16. JAWA TIMUR 15. DI YOGYAKARTA 46,72 65,71 14. JAWA TENGAH 13. DKI JAKARTA 49,39 12. JAWA BARAT 47,62 11. BANTEN 43,92 10. LAMPUNG 42,86 1. ACEH 48,57 47,83 0,00 10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 60,00 70,00 Skor Nasional 48,08 168 INDEKS KERAWANAN PEMILU 2019
4.20. ANALISIS DATA MODEL PENGUKURAN DIMENSI PARTISIPASI POLITIK Berdasarkan hasil perhitungan secara deskriptif terhadap hasil penelitian di 34 Provinsi di Indonesia, maka didapat hasil Analisis Kategori untuk Dimensi Partisipasi Politik dari 514 kabupaten/kota se-Indonesia sebagai berikut: Tabel 4.20.1 Subdimensi Partisipasi Politik Partisipasi Politik Jumlah % Kerawanan Tinggi 1 0,19 Kerawanan Sedang 99,81 Kerawanan Rendah 513 0,00 0 100,00 Total 514 Gambar 4.20.1 Subdimensi Partisipasi Politik Kerawanan Tinggi Kerawawan Sedang Kerawanan Rendah Tabel 4.20.1 di atas merupakan hasil analisa deskriptif terhadap Dimensi Partisipasi Politik dari 514 kabupaten/kota yang tersebar di 34 provinsi di Indonesia. Hasil analisis menunjukkan bahwa sebagian besar dari total 514 kabupaten/kota seluruh Indonesia merupakan Kabupaten/Kota yang memiliki tingkat kerawanan Pemilu terkait Dimensi Partisipasi Politik yang berada pada kategori Kerawanan Sedang. BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM 169
Terlihat dari tabel tersebut sebanyak 513 kabupaten/kota (99,81%) memiliki skor kerawanan Dimensi Partisipasi Politik yang berada pada kategori SEDANG. Akan tetapi, 1 kabupaten/kota (0,09%) lain memiliki skor tingkat Partisipasi Politik yang berada pada kategori Kerawanan Tinggi. Untuk menyajikan pengujian secara menyeluruh terhadap Dimensi Partisipasi Politik, dilakukan pengujian statistik Uji 1 rata-rata agar dapat diketahui apakah skor total dimensi tersebut telah mencapai nilai toleransi maksimal yang ditetapkan (Cut Off) oleh Bawaslu sebagai standar kondisi daerah yang masuk ke dalam kategori kerawanan yang tidak perlu diwaspadai, disajikan tabel sebagai berikut: Tabel 4.20.2 Rerata Skor Total Subdimensi Partisipasi Politik Variabel Rerata Persentase Hipotesis Keputusan Cut Off Real Sampel Rerata Signifikan 33,33 Partisipasi Politik Rerata Simpangan Persentase Baku (µ0) 46,0 46,18 2,17 46,5 Tidak Sub Signifikan dimensi Partisipasi Politik Memiliki Tingkat Kerawanan Yang Harus Diwaspadai Dari tabel di atas, terlihat bahwa rerata skor total Dimensi Partisipasi Politik secara real dari 514 kabupaten/kota yang diteliti mencapai nilai rerata sebesar 46,18 dengan simpangan baku (penyimpangan rerata skor setiap responden terhadap rata-rata) sebesar 2,17 maka skor total dugaan terhadap populasi atau hipotesis rerata (µ0) ternyata signifikan di angka 46,0 adapun di atas itu, misal di angka 46,5 diketahui tidak signifikan. Dengan signifikan di angka 46,0 berarti dapat disimpulkan bahwa “Kerawanan Pemilu 2019 di seluruh indonesia, skor total Dimensi Partisipasi Politik signifikan di angka 46,0 yang berarti kerawanan Pemilu 2019 terkait Partisipasi Politik pada Dimensi Partisipasi Politik Memiliki Tingkat 170 INDEKS KERAWANAN PEMILU 2019
Kerawanan Yang Harus Diwaspadai (> 33).” Dengan kata lain, 514 kabupaten/kota di 34 provinsi di Indonesia memiliki Konteks Sosial Politik masyarakat yang perlu diwaspadai meskipun tingkat kerawanannya masih berada pada kategori Sedang (33 – 66). Dimensi Partisipasi Politik terdiri dari beberapa subdimensi penelitian, antara lain: No. Sub Dimensi Skor Korelasi 1 Partisipasi Pemilih 46,36 0,675 2 Partisipasi Partai 45,51 0,584 3 Partisipasi Kandidat 45,91 0,682 4 Partisipasi Publik 48,08 0,454 Hasil uji model serta estimasi parameter Loading Estimation (nilai bobot) untuk model persamaan dalam analisis faktor dari subdimensi- subdimensi pada Dimensi Partisipasi Politik menggunakan software Lisrel 8,72 dapat dilihat pada tabel uji kesesuaian model berikut: Gambar 4.20.2 Diagram Jalur Analisis Faktor Konfirmatori dari Dimensi Partisipasi Politik BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM 171
Tabel 4.20.3 Ukuran Goodnes of Fit Untuk Model Persamaan Analisis Faktor Konfirmatori Dimensi Partisipasi Politik Indeks Kesesuaian Nilai Keterangan RMSEA 0.077 Model Mendekati fit Hasil yang didapat menunjukkan bahwa secara statistik output pengujian kesesuaian model menunjukkan bahwa model mendekati Good Fit, hal tersebut ditunjukkan oleh nilai indeks kesesuaian model dengan menggunakan RMSEA di bawah 0.08 yang menurut Brown dan Cudeck (dalam Bachrudin 2002) bahwa apabila kriteria uji statistik ini terpenuhi, menunjukkan bahwa model pengukuran Good Fit. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kecocokan model faktor, dari ke-3 subdimensi dari Dimensi Partisipasi Politik mendekati baik atau fit dengan data. Hasil di atas menunjukkan bahwa seluruh subdimensi pada Dimensi Partisipasi Politik merupakan faktor yang signifikan, hal ini disebabkan nilai signifikasi factor loading lambda yang disebut thitung > Ttabel (0,05;8926) = 1,960 sehingga dalam uji hipotesisnya diambil keputusan H0 ditolak yang berarti seluruh subdimensi merupakan faktor yang signifikan membentuk Dimensi Partisipasi Politik. Artinya, jika para pembuat kebijakan ingin menurunkan tingkat kerawanan pelaksanaan Pemilu 2019 pada Dimensi Partisipasi Politik 514 kabupaten/kota di seluruh Indonesia, maka penyelenggara Pemilu harus menurunkan tingkat kerawanan dari seluruh subdimensi yang ada, dengan tentunya mempertimbangkan skala prioritas penurunan mutu subdimensi. Prioritas utama penurunan kerawanan yang harus dilakukan adalah dengan menurunkan kualitas dari subdimensi yang memiliki factor loading yang paling besar, yaitu subdimensi Partisipasi Kandidat dan Partisipasi Pemilih, sebab kedua subdimensi ini merupakan faktor yang paling dominan. Dengan kata lain, jika waktu dan biaya yang dimiliki penyelenggara Pemilu untuk menurunkan potensi kerawanan Pemilu 2019 di Indonesia, maka penyelenggara dapat mendahulukan penurunan dari kedua subdimensi di atas. Untuk melihat variasi tingkat kerawanan Dimensi Partisipasi Politik di masing-masing provinsi di seluruh Indonesia, disajikan diagram sebagai berikut: 172 INDEKS KERAWANAN PEMILU 2019
GambGaarm4b.2a0r 4.3.2D03.i34aDgPiraragomrvaminSsSkkioodrriDDIinimmdeoennsniesPisaiPratiasriptaissiipPoalsitiikP3o4litik Provinsi di Indonesia Partisipasi Politik 9. KEPULAUAN BANGKA BELITUNG 43,22 8. SUMATERA SELATAN 42,12 7. BENGKULU 43,45 6. JAMBI 5. KEPULAUAN RIAU 45,68 4. RIAU 48,50 34. PAPUA 33. PAPUA BARAT 42,93 32. MALUKU 47,23 31. MALUKU UTARA 49,90 46,45 30. SULAWESI TENGGARA 46,64 3. SUMATERA BARAT 47,31 49,14 29. SULAWESI SELATAN 46,53 28. SULAWESI TENGAH 46,93 27. SULAWESI BARAT 42,58 26. SULAWESI UTARA 46,83 25. GORONTALO 44,40 24. NUSA TENGGARA TIMUR 47,13 23. NUSA TENGGARA BARAT 47,14 45,66 22. BALI 48,40 21. KALIMANTAN TIMUR 46,41 20. KALIMANTAN SELATAN 45,96 2. SUMATERA UTARA 45,26 19. KALIMANTAN TENGAH 45,38 18. KALIMANTAN BARAT 47,23 17. KALIMANTAN UTARA 46,65 16. JAWA TIMUR 51,09 15. DI YOGYAKARTA 45,91 42,02 14. JAWA TENGAH 44,23 13. DKI JAKARTA 45,90 12. JAWA BARAT 47,06 11. BANTEN 10. LAMPUNG 49,00 1. ACEH 0,00 10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 60,00 Skor Nasional 46,18 BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM 173
4.21. ANALISIS DATA MODEL PENGUKURAN INDEKS KERAWANAN PEMILU 2019 Berdasarkan hasil perhitungan secara deskriptif terhadap hasil penelitian di 34 Provinsi di Indonesia, maka didapat hasil Analisis Kategori untuk Indeks Kerawanan Pemilu 2019 dari 514 kabupaten/kota se-Indonesia sebagai berikut: Tabel 4.21.1 Indeks Kerawan Pemilu 2019 IKP 2019 Jumlah % Kerawanan Tinggi 2 0,39 Kerawanan Sedang 511 99,42 Kerawanan Rendah 0 0,00 513 99,81 Total Gambar 4.21.1 Indeks Kerawanan Pemilu 2019 Kerawanan Tinggi Kerawawan Sedang Kerawanan Rendah Tabel 4.21.1 di atas merupakan hasil analisa deskriptif terhadap Indeks Kerawanan Pemilu 2019 dari 514 kabupaten/kota yang tersebar di 34 provinsi di Indonesia. Hasil analisis menunjukkan bahwa sebagian besar dari total 514 kabupaten/kota seluruh Indonesia merupakan Kabupaten/Kota yang memiliki tingkat kerawanan Pemilu terkait Indeks Kerawanan Pemilu 2019 yang berada pada kategori Kerawanan Sedang. 174 INDEKS KERAWANAN PEMILU 2019
Terlihat dari tabel tersebut sebanyak 512 kabupaten/kota (99,61%) memiliki skor kerawanan Indeks Kerawanan Pemilu 2019 yang berada pada kategori SEDANG. Akan tetapi, 2 kabupaten/kota (0,39%) lain memiliki skor tingkat Indeks Kerawanan Pemilu 2019 yang berada pada kategori Kerawanan Tinggi. Untuk menyajikan pengujian secara menyeluruh terhadap Indeks Kerawanan Pemilu 2019, dilakukan pengujian statistik Uji 1 rata-rata agar dapat diketahui apakah skor total tersebut telah mencapai nilai toleransi maksimal yang ditetapkan (Cut Off) oleh Bawaslu sebagai standar kondisi daerah yang masuk ke dalam kategori kerawanan yang tidak perlu diwaspadai, disajikan tabel sebagai berikut: Tabel 4.21.2 Rerata Skor Total Indeks Kerawan Pemilu 2019 Variabel Rerata Persentase Hipotesis Keputusan Cut Off Real Sampel Rerata Signifikan 33,33 Rerata Simpangan Persentase Baku (µ0) 49,0 IKP 2019 48,88 1,99 49,5 Tidak IKP 2019 Signifikan Memiliki Tingkat Kerawanan Yang Harus Diwaspadai Dari tabel di atas, terlihat bahwa rerata skor total Indeks Kerawanan Pemilu 2019 secara real dari 514 kabupaten/kota yang diteliti mencapai nilai rerata sebesar 48,88 dengan simpangan baku (penyimpangan rerata skor setiap responden terhadap rata-rata) sebesar 1,99 maka skor total dugaan terhadap populasi atau hipotesis rerata (µ0) ternyata signifikan di angka 49,0 adapun di atas itu, misal di angka 49,5 diketahui tidak signifikan. Dengan signifikan di angka 49,0 berarti dapat disimpulkan bahwa “Kerawanan Pemilu 2019 di seluruh indonesia, skor total Indeks Kerawanan Pemilu 2019 signifikan di angka 49,0 yang berarti kerawanan Pemilu 2019 terkait Indeks Kerawanan Pemilu 2019 pada Indeks Kerawanan Pemilu 2019 Memiliki Tingkat Kerawanan Yang Harus Diwaspadai (> 33,33).” BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM 175
Dengan kata lain, 514 kabupaten/kota di 34 provinsi di Indonesia memiliki Konteks Sosial Politik masyarakat yang perlu diwaspadai meskipun tingkat kerawanannya masih berada pada kategori Sedang (33 – 66). Indeks Kerawanan Pemilu 2019 terdiri dari beberapa dimensi penelitian, antara lain: No. Indikator Skor Korelasi 0,754 1 Konteks Sosial Politik 44,89 0,787 0,687 2 Penyelenggaraan Pemilu Yang Bebas dan Adil 53,80 0,740 3 Kontestasi 50,65 4 Partisipasi Politik 46,18 Hasil uji model serta estimasi parameter Loading Estimation (nilai bobot) untuk model persamaan dalam analisis faktor dari sub-sub pada Indeks Kerawanan Pemilu 2019 menggunakan software Lisrel 8,72 dapat dilihat pada tabel uji kesesuaian model berikut: Gambar 4.21.2 Diagram Jalur Analisis Faktor Konfirmatori dari Indeks Kerawanan Pemilu 2019 176 INDEKS KERAWANAN PEMILU 2019
Tabel 4.21.3 Ukuran Goodnes of Fit Untuk Model Persamaan nalisis Faktor Konfirmatori Indeks Kerawanan Pemilu 2019 Indeks Kesesuaian Nilai Keterangan RMSEA 0.077 Model Mendekati fit Hasil yang didapat menunjukkan bahwa secara statistik output pengujian kesesuaian model menunjukkan bahwa model mendekati Good Fit, hal tersebut ditunjukkan oleh nilai indeks kesesuaian model dengan menggunakan RMSEA di bawah 0.08 yang menurut Brown dan Cudeck (dalam Bachrudin 2002) bahwa apabila kriteria uji statistik ini terpenuhi, menunjukkan bahwa model pengukuran Good Fit. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kecocokan model faktor, dari ke-4 dimensi dari Indeks Kerawanan Pemilu 2019 mendekati baik atau fit dengan data. Hasil di atas menunjukkan bahwa seluruh dimensi pada Indeks Kerawanan Pemilu 2019 merupakan faktor yang signifikan, hal ini disebabkan nilai signifikasi factor loading lambda yang disebut thitung > Ttabel (0,05;8926) = 1,960 sehingga dalam uji hipotesisnya diambil keputusan H0 ditolak yang berarti seluruh dimensi merupakan faktor yang signifikan membentuk Indeks Kerawanan Pemilu 2019. Artinya, jika para pembuat kebijakan ingin menurunkan tingkat kerawanan pelaksanaan Pemilu 2019 pada Indeks Kerawanan Pemilu 2019 514 kabupaten/kota di seluruh Indonesia, maka penyelenggara Pemilu harus menurunkan tingkat kerawanan dari seluruh dimensi yang ada, dengan tentunya mempertimbangkan skala prioritas penurunan mutu sub. Prioritas utama penurunan kerawanan yang harus dilakukan adalah dengan menurunkan kualitas dari dimensi yang memiliki factor loading yang paling besar, yaitu dimensi Penyelenggaraan Pemilu Yang Bebas dan Adil dan Konteks Sosial Politik, sebab kedua dimensi ini merupakan faktor yang paling dominan. Dengan kata lain, jika waktu dan biaya yang dimiliki penyelenggara Pemilu untuk menurunkan potensi kerawanan Pemilu 2019 di Indonesia, maka penyelenggara dapat mendahulukan penurunan dari kedua dimensi di atas. Untuk melihat variasi tingkat kerawanan Indeks Kerawanan Pemilu 2019 di masing-masing provinsi di seluruh Indonesia, disajikan diagram se- bagai berikut: BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM 177
Gambar 4.21.3 Diagram Skor Indeks Kerawanan Pemilu 2019 34 Provinsi di Indonesia 178 INDEKS KERAWANAN PEMILU 2019
2. ANALISIS DATA MODEL PERSAMAAN STRUKTURAL VARIABEL INDEKS KERAWANAN PEMILU (Y) Analisis Model Persamaan Struktural (Structural Equation Modeling/ SEM) merupakan suatu model persamaan untuk menganalisa hubungan atau pengaruh antar variabel yang bersifat laten (tidak dapat diukur) secara simultan. Jika CFA digunakan untuk mengukur suatu variabel laten melalui indikator-indikatornya (disebut model pengukuran), maka SEM dilakukan untuk melihat pengaruh satu atau beberapa variabel laten terhadap variabel laten lainnya (disebut model struktural), serta digunakan juga untuk melihat variabel laten independen manakah yang paling dominan memengaruhi variabel laten dependen dalam model. Sama seperti CFA, suatu Model Struktural dalam SEM dikatakan fit atau cocok dengan data, jika memenuhi kriteria uji sebagai berikut: - Nilai statistik inferensi Chi square cukup kecil yaitu < 2 df (degred of freedom) - Nilai p-value Chi square cukup besar yaitu > 0,05 atau mendekati 1 - Nilai Statistik deskriptif RMSEA < 0,08 Hipotesis: H0 : Σ = Σ(θ) (Model pengaruh persamaan struktural fit dengan data) H1 : Σ ≠ Σ(θ) (Model pengaruh persamaan struktural tidak fit dengan data) Kriteria Uji: Terima hipotesis H0 pada taraf signifikan α jika kriteria uji di atas terpenuhi. Kesimpulan: Jika H0 diterima, maka model pengaruh persamaan struktural fit dengan data Jika H0 ditolak, maka model pengaruh persamaan struktural tidak fit dengan data. BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM 179
Hasil uji model serta estimasi parameter Loading Estimation (nilai bobot Gamma) untuk model pengaruh persamaan struktural variabel laten eksogen secara bersama-sama terhadap Indeks Kerawanan Pemilu di Indonesia menggunakan software Lisrel 8,72 dapat dilihat pada diagram jalur dan tabel uji kesesuaian model berikut: Gambar 2.1 Diagram Jalur Diagram Jalur Pengaruh Berbagaai Situasi terhadap Tingkat Kerawanan Pemilu 2019 Tabel 4.5.1 Ukuran Goodnes of Fit Untuk Model Pengaruh Persamaan Struktural Indeks Kesesuaian Nilai Keterangan RMSEA 0.065 Model Mendekati fit 180 INDEKS KERAWANAN PEMILU 2019
Hasil yang didapat menunjukkan bahwa secara statistik output pengujian kesesuaian model menunjukkan bahwa model mendekati Good Fit, hal tersebut ditunjukkan oleh nilai indeks kesesuaian model dengan menggunakan RMSEA yang mendekati 0,08 yang menurut Brown dan Cudeck (dalam Bachrudin 2002) bahwa apabila kriteria uji statistik ini terpenuhi, menunjukkan bahwa model pengukuran Good Fit. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kecocokan model Pengaruh Persamaan Struktural Variabel Laten Estimation (nilai bobot Gamma) untuk model pengaruh persamaan struktural variabel laten eksogen secara bersama-sama terhadap Indeks Kerawanan Pemilu 2019 di Indonesia adalah mendekati baik atau fit dengan data. - Hubungan Variabel Pengawasan Pemilu oleh Masyarakat (X1) dengan IKP 2019 (Y) Dari Gambar 2.1 di atas, terlihat bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara variabel Pengawasan Pemilu oleh Masyarakat (X1) dengan Variabel IKP 2019 (Y) di 514 kabupaten/kota di Indonesia dengan nilai korelasi yang berada pada angka 0,315 meskipun dengan kategori Lemah. - Hubungan Variabel Perbedaan Sumber Data pemilih (X2) dengan IKP 2019 (Y) Dari Gambar 2.1 di atas, terlihat bahwa terdapat hubungan yang tidak signifikan antara variabel Perbedaan Sumber Data Pemilih (X2) dengan Variabel IKP 2019 (Y) di 514 kabupaten/kota di Indonesia dengan nilai korelasi yang berada pada angka 0,084 dan dengan kategori Sangat Lemah. - Hubungan Variabel Kampanye di Luar Jadual (X3) dengan IKP 2019 (Y) Dari Gambar 2.1 di atas, terlihat bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara variabel Kampanye di Luar Jadual (X3) dengan Variabel IKP 2019 (Y) di 514 kabupaten/kota di Indonesia dengan nilai korelasi yang berada pada angka 0,315 meskipun dengan kategori Lemah. - Hubungan Variabel Kampanye bersifat SARA (X4) dengan IKP 2019 (Y) Dari Gambar 2.1 di atas, terlihat bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara variabel Kampanye bersifat SARA (X4) dengan Variabel IKP 2019 (Y) di 514 kabupaten/kota di Indonesia dengan nilai korelasi yang berada pada angka 0,203 meskipun dengan kategori Lemah. BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM 181
- Hubungan Variabel Kampanye Menggunakan Ujaran Kebencian (X5) dengan IKP 2019 (Y) Dari Gambar 2.1 di atas, terlihat bahwa terdapat hubungan yang tidak signifikan antara variabel Kampanye menggunakan ujaran Kebencian (X5) dengan Variabel IKP 2019 (Y) di 514 kabupaten/kota di Indonesia dengan nilai korelasi yang berada pada angka 0,093 dan dengan kategori sangat Lemah. - Hubungan Variabel Temuan Praktik Politik Uang (X6) dengan IKP 2019 (Y) Dari Gambar 2.1 di atas, terlihat bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara variabel Temuan Praktik Politik Uang (X6) dengan Variabel IKP 2019 (Y) di 514 kabupaten/kota di Indonesia dengan nilai korelasi yang berada pada angka 0,201 meskipun dengan kategori Lemah. - Hubungan Variabel Tidak Melaporkan Dana Kampanye (X7) dengan IKP 2019 (Y) Dari Gambar 2.1 di atas, terlihat bahwa terdapat hubungan yang tidak signifikan antara variabel Tidak Melaporkan Dana Kampanye (X7) dengan Variabel IKP 2019 (Y) di 514 kabupaten/kota di Indonesia dengan nilai korelasi yang berada pada angka 0,055 dan dengan kategori Lemah. - Hubungan Variabel Bencana Alam Setahun Terakhir (X8) dengan IKP 2019 (Y) Dari Gambar 2.1 di atas, terlihat bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara variabel Bencana Alam Setahun Terakhir (X8) dengan Variabel IKP 2019 (Y) di 514 kabupaten/kota di Indonesia dengan nilai korelasi yang berada pada angka 0,308 meskipun dengan kategori Lemah. - Hubungan Variabel Kasus Kekerasan Fisik Pada Penyelenggara (X9) dengan IKP 2019 (Y) Dari Gambar 2.1 di atas, terlihat bahwa terdapat hubungan yang tidak signifikan antara variabel Kasus Kekerasan Fisik Pada Penyelenggara (X9) dengan Variabel IKP 2019 (Y) di 514 kabupaten/kota di Indonesia dengan nilai korelasi yang berada pada angka 0,091 dan dengan kategori Lemah. - Hubungan Variabel Kasus Kekerasan Non Fisik Pada Penyelenggara (X10) dengan IKP 2019 (Y) Dari Gambar 2.1 di atas, terlihat bahwa terdapat hubungan yang tidak signifikan antara variabel Kasus Kekerasan Fisik Pada Penyelenggara 182 INDEKS KERAWANAN PEMILU 2019
(X9) dengan Variabel IKP 2019 (Y) di 514 kabupaten/kota di Indonesia dengan nilai korelasi yang berada pada angka 0,030 dan dengan kategori Lemah. - Hubungan Variabel Kasus Hukum Anggota Penyelengara (X11) dengan IKP 2019 (Y) Dari Gambar 2.1 di atas, terlihat bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara variabel Kasus Hukum Anggota Penyelengara (X11) dengan Variabel IKP 2019 (Y) di 514 kabupaten/kota di Indonesia dengan nilai korelasi yang berada pada angka 0,286 meskipun dengan kategori Lemah. 3. ANALISIS DATA MODEL PERSAMAAN STRUKTURAL VARIABEL INDEKS KERAWANAN PEMILU (Y) Dari berbagai peta kecenderungan pada 16 subdimensi di atas, melalui analisis klaster, responden dapat dibagi ke dalam tiga kelompok atau klaster tingkat kerawanan Pemilu secara signifikan. Berikut tabel klaster kecenderungan kerawanan dari 514 kabupaten/kota tersebut. Tabel 3.1. Klaster Kecenderungan Tingkat Kerawanan Pemilu 2019 BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM 183
Kelompok pertama cenderung memiliki Tingkat Kerawanan yang Rendah pada semua dimensi terkait hal-hal berikut: 1) Subdimensi Keamanan (Y11) 2) Subdimensi Otoritas Penyelenggara Pemilu (Y12) 3) Subdimensi Penyelenggara Negara (Y13) 4) Subdimensi Relasi Kuasa Lokal (Y14) 5) Subdimensi Hak Pilih (Y21) 6) Subdimensi Kampanye (Y22) 7) Subdimensi Pelaksanaan Pemungutan Suara (Y23) 8) Subdimensi Ajudikasi Keberatan Pemilu (Y24) 9) Subdimensi Pengawasan Pemilu (Y25) 10) Subdimensi Hak Politik Terkait Gender (Y31) 11) Subdimensi Representasi Minoritas (Y32) 12) Subdimensi Proses Pencalonan (Y32) 13) Subdimensi Partisipasi Pemilih (Y41) 14) Subdimensi Partisipasi Partai (Y42) 15) Subdimensi Partisipasi Kandidat (Y43) 16) Subdimensi Partisipasi Publik (Y44) Kabupaten/Kota yang masuk dalam Kelompok Pertama adalah: NO NAMA DAERAH NO NAMA DAERAH NO NAMA DAERAH NO NAMA DAERAH 1 KABUPATEN 51 KABUPATEN KABUPATEN 151 KOTA JAKARTA BANGGAI LAUT JOMBANG 101 PENAJAM PAS- TIMUR ER UTARA KABUPATEN KABUPATEN KABUPATEN KAPUAS PENUKAL KOTA JAKARTA 2 BANYUASIN 52 102 ABAB LE- 152 UTARA MATANG ILIR KABUPATEN 53 KABUPATEN 103 KABUPATEN 153 KOTA JAMBI 3 BENGKULU KAPUAS HULU PESISIR BARAT SELATAN 4 KABUPATEN 54 KABUPATEN KABUPATEN 154 KOTA KUPANG BLORA KARANGANYAR 104 PESISIR SELA- TAN 5 KABUPATEN 55 KABUPATEN 105 KABUPATEN 155 KOTA LHOKSEU- LANI JAYA KATINGAN PINRANG MAWE 184 INDEKS KERAWANAN PEMILU 2019
NO NAMA DAERAH NO NAMA DAERAH NO NAMA DAERAH NO NAMA DAERAH KABAUPAT- 56 KABUPATEN 106 KABUPATEN 156 KOTA 6 EN TAPANULI KAYONG UTARA PRINGSEWU MAGELANG TENGAH 7 KABUPATEN 57 KABUPATEN KABUPATEN 157 KOTA MAKAS- ACEH BARAT KEBUMEN 107 PULAU TALI- SAR ABU 8 KABUPATEN 58 KABUPATEN 108 KABUPATEN 158 KOTA METRO ACEH SELATAN KENDAL PUNCAK KABUPATEN KABUPATEN 109 KABUPATEN 159 KOTA MOJOK- 9 KEPULAUAN 59 KEPULAUAN SAMBAS ERTO SERIBU MERANTI 10 KABUPATEN KABUPATEN 110 KABUPATEN 160 KOTA PADANG BANDUNG 60 KEPULAUAN SEKADAU PANJANG SANGHIHE 11 KABUPATEN 61 KABUPATEN KABUPATEN 161 KOTA PADANG BANGKA KERINCI 111 SERAM BA- SIDIMPUAN GIAN TIMUR KABUPAT- 62 KABUPATEN 112 KABUPATEN 162 KOTA PAGAR 12 EN BANGKA KOLAKA UTARA SERANG ALAM BARAT 13 KABUPATEN KABUPAT- 113 KABUPATEN 163 KOTA PALEM- BANGLI 63 EN KONAWE SERUYAN BANG UTARA KABUPATEN KABUPATEN KABUPATEN 164 KOTA PANG- 14 BANJARNEG- 64 KOTAWARINGIN 114 SIAU TAGU- KALPINANG ARA BARAT LANDANG 15 KABUPATEN 65 KABUPATEN 115 KABUPATEN 165 KOTA PEKAN- BANTUL KUPANG SIDOARJO BARU 16 KABUPATEN KABUPATEN 116 KABUPATEN 166 KOTA PRABU- BANYUWANGI 66 LAMPUNG SIJUNJUNG MULIH BARAT 17 KABUPATEN KABUPAT- 117 KABUPATEN 167 KOTA BARITO KUALA 67 EN LOMBOK SIMEULUE PROBOLINGGO UTARA 18 KABUPATEN 68 KABUPATEN 118 KABUPATEN 168 KOTA SAWAH- BARITO TIMUR LUWU SUBANG LUNTO 19 KABUPATEN 69 KABUPATEN 119 KABUPATEN 169 KOTA SIBOLGA BARITO UTARA MAGETAN SUKABUMI 20 KABUPATEN 70 KABUPATEN KABUPATEN 170 KOTA SOLOK BELITUNG MALANG 120 SUMBAWA BARAT KABUPATEN 71 KABUPATEN 121 KABUPATEN 171 KOTA SUBULUS- 21 BELITUNG MAMASA SUPIORI SALAM TIMUR 22 KABUPATEN 72 KABUPATEN 122 KABUPATEN 172 KOTA SUKABUMI BELU MAMUJU TABANAN 23 KABUPATEN KABUPATEN 123 KABUPATEN 173 KOTA SURABAYA BENER MERIAH 73 MAMUJU TEN- TAMBRAUW KOTA TAN- GAH 174 GERANG SELA- TAN 24 KABUPATEN 74 KABUPATEN 124 KABUPATEN BENGKALIS MAPPI TANAH LAUT BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM 185
NO NAMA DAERAH NO NAMA DAERAH NO NAMA DAERAH NO NAMA DAERAH KABUPATEN KABUPATEN KABUPATEN TANJUNG KOTA TANJUNG- 25 BENGKAYANG 75 MAROS 125 JABUNG 175 BALAI BARAT KABUPATEN 76 KABUPATEN KABUPATEN 176 KOTA TARAKAN 26 BENGKULU MEMPAWAH 126 TANJUNG TENGAH JABUNG TIMUR 27 KABUPATEN 77 KABUPATEN KABUPATEN 177 KOTA TEGAL BERAU MERANGIN 127 TAPANULI SELATAN 28 KABUPATEN 78 KABUPATEN 128 KABUPATEN 178 KOTA TUAL BIAK NUMFOR MERAUKE TEBO 29 KABUPATEN KABUPATEN KABUPATEN 179 KABUPATEN BIMA 79 MINAHASA 129 TELUK TELUK KUBU RAYA SELATAN WONDAMA 30 KABUPATEN KABUPATEN 130 KABUPATEN KABUPATEN BINTAN 80 MINAHASA TOLI-TOLI 180 LABUHANBATU UTARA SELATAN 31 KABUPATEN 81 KABUPATEN KABUPAT- 181 LAMPUNG TIMUR BOJONEGORO MOJOKERTO 131 EN TORAJA UTARA 32 KABUPATEN 82 KABUPATEN 132 KABUPATEN 182 LOMBOK BARAT BONDOWOSO MUARA ENIM TRENGGALEK KABUPATEN KABUPATEN KABUPAT- KABUPATEN BONE MUARO JAMBI EN TULANG PADANG LAWAS 33 83 133 BAWANG 183 BARAT 34 KABUPATEN 84 KABUPATEN 134 KABUPATEN KABUPATEN BREBES MUKOMUKO WAROPEN 184 PANGKAJENE KEPULAUAN 35 KABUPATEN 85 KABUPATEN 135 KOTA JAKAR- 185 KABUPATEN BULUNGAN MUNA TA PUSAT PIDIE 36 KABUPATEN 86 KABUPATEN 136 KOTA JAKAR- 186 KABUPATEN BUOL MURUNG RAYA TA SELATAN SUMBA TENGAH KABUPATEN KABUPATEN 137 KOTA BANDAR 187 KABUPATEN 37 BUTON TEN- 87 MUSI BANYU- LAMPUNG SUMBAWA GAH ASIN 38 KABUPATEN 88 KABUPATEN 138 KOTA BANJAR 188 KABUPATEN CIAMIS MUSI RAWAS TANAH DATAR 39 KABUPATEN 89 KABUPATEN 139 KOTA BANJAR- KABUPAT- CIREBON NGADA MASIN 189 EN TULANG BAWANG 40 KABUPATEN 90 KABUPATEN 140 KOTA BEKASI 190 KABUPATEN DEIYAI NGAWI WAKATOBI 41 KABUPATEN 91 KABUPATEN 141 KOTA BLITAR DELI SERDANG NIAS BARAT 42 KABUPATEN 92 KABUPATEN 142 KOTA BON- ENREKANG OGAN ILIR TANG 43 KABUPATEN KABUPATEN 143 KOTA BUKIT- FLORES TIMUR 93 OGAN KOMER- TINGGI ING ULU 186 INDEKS KERAWANAN PEMILU 2019
NO NAMA DAERAH NO NAMA DAERAH NO NAMA DAERAH NO NAMA DAERAH KABUPATEN KABUPATEN GIANYAR OGAN KOM- 44 94 ERING ULU 144 KOTA CIMAHI SELATAN 45 KABUPATEN 95 KABUPATEN 145 KOTA CIREBON GORONTALO PACITAN KABUPATEN 96 KABUPATEN 146 KOTA DENPAS- 46 GORONTALO PAMEKASAN AR UTARA KABUPATEN 97 KABUPATEN 147 KOTA DEPOK 47 HUMBANG PANIAI HASUNDUTAN 48 KABUPATEN IN- KABUPATEN 148 KOTA DUMAI DRAGIRI HILIR 98 PARIGI MOU- 49 KABUPATEN TONG 149 KOTA GUNUNG JAYAPURA KABUPATEN SITOLI 99 PEGUNUNGAN 50 KABUPATEN 150 KOTA JAKARTA JENEPONTO ARFAK BARAT KABUPATEN 100 PEGUNUNGAN BINTANG Kelompok kedua cenderung Memiliki Tingkat Kerawanan yang Tinggi pada semua dimensi terkait hal-hal berikut: 1) Subdimensi Keamanan (Y11) 2) Subdimensi Otoritas Penyelenggara Pemilu (Y12) 3) Subdimensi Penyelenggara Negara (Y13) 4) Subdimensi Relasi Kuasa Lokal (Y14) 5) Subdimensi Hak Pilih (Y21) 6) Subdimensi Kampanye (Y22) 7) Subdimensi Pelaksanaan Pemungutan Suara (Y23) 8) Subdimensi Ajudikasi Keberatan Pemilu (Y24) 9) Subdimensi Pengawasan Pemilu (Y25) 10) Subdimensi Hak Politik Terkait Gender (Y31) 11) Subdimensi Proses Pencalonan (Y32) 12) Subdimensi Partisipasi Pemilih (Y41) 13) Subdimensi Partisipasi Partai (Y42) BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM 187
14) Subdimensi Partisipasi Kandidat (Y43) 15) Subdimensi Partisipasi Publik (Y44) Akan tetapi, cenderung Memiliki Tingkat Kerawanan yang Rendah pada semua dimensi terkait hal-hal berikut: 16) Subdimensi Representasi Minoritas (Y32) Kabupaten/Kota yang masuk dalam kelompok ini adalah: NO NAMA DAERAH NO NAMA DAERAH NO NAMA DAERAH 1 KABUPATEN ACEH 37 KABUPATEN KUTAI 73 KABUPATEN SRAGEN BARAT DAYA TIMUR 2 KABUPATEN ACEH 38 KABUPATEN LABU- 74 KABUPATEN SUKO- TIMUR HANBATU UTARA HARJO 3 KABUPATEN BANGGAI 39 KABUPATEN LAMONGAN 75 KABUPATEN SUMBA BARAT 4 KABUPATEN ACEH 40 KABUPATEN LAMPUNG 76 KABUPATEN SUMENEP TENGAH TENGAH 5 KABUPATEN ACEH 41 KABUPATEN LIMA PU- 77 KABUPATEN TASIKMA- TENGGARA LUH KOTA LAYA 6 KABUPATEN ACEH 42 KABUPATEN LOMBOK 78 KABUPATEN TELUK UTARA TIMUR BINTUNI 7 KABUPATEN AGAM 43 KABUPATEN MAGELANG 79 KABUPATEN TOJO UNA- UNA 8 KABUPATEN ASAHAN 44 KABUPATEN MALINAU 80 KABUPATEN KARO 9 KABUPATEN BANGGAI 45 KABUPATEN MALUKU 81 KOTA BENGKULU KEPULAUAN BARAT DAYA 10 KABUPATEN BARRU 46 KABUPATEN MALUKU 82 KOTA BINJAI TENGAH 11 KABUPATEN BLITAR 47 KABUPATEN MAMBERA- 83 KOTA CILEGON MO RAYA 12 KABUPATEN BOGOR 48 KABUPATEN MAMBERA- 84 KOTA JAYAPURA MO TENGAH 13 KABUPATEN BOLAANG 49 KABUPATEN MAYBRAT 85 KOTA KOTAMOBAGU MONGONDOW 14 KABUPATEN BOLAANG 50 KABUPATEN MELAWI 86 KOTA LANGSA MONGONDOW UTARA 15 KABUPATEN BOVEN 51 KABUPATEN MUNA 87 KOTA PALOPO DIGOEL BARAT 88 KOTA PAREPARE 89 KOTA PARIAMAN 16 KABUPATEN BUNGO 52 KABUPATEN NATUNA 17 KABUPATEN BURU 53 KABUPATEN NDUGA SELATAN 18 KABUPATEN CIANJUR 54 KABUPATEN NIAS 90 KOTA PAYAKUMBUH UTARA 188 INDEKS KERAWANAN PEMILU 2019
NO NAMA DAERAH NO NAMA DAERAH NO NAMA DAERAH 55 KABUPATEN NUNUKAN 91 KOTA SABANG 19 KABUPATEN DAIRI 92 KOTA SERANG 93 KOTA SORONG 20 KABUPATEN DHARMAS- 56 KABUPATEN PASAMAN 94 KOTA SUNGAI PENUH RAYA 21 KABUPATEN DOGIYAI 57 KABUPATEN PATI 22 KABUPATEN DONG- 58 KABUPATEN POLEWALI GALA MANDAR 23 KABUPATEN FLORES 59 KABUPATEN PONORO- 95 KOTA TEBING TINGGI TIMUR GO 24 KABUPATEN GRESIK 60 KABUPATEN POSO 96 KOTA TOMOHON 25 KABUPATEN HALMA- 61 KABUPATEN PURBAL- 97 KOTA YOGYAKARTA HERA BARAT INGGA 26 KABUPATEN HALMA- 62 KABUPATEN ROKAN 98 KABUPATEN LABU- HERA SELATAN HILIR HANBATU 27 KABUPATEN HALMA- 63 KABUPATEN SAMOSIR 99 KABUPATEN LANGKAT HERA TENGAH 28 KABUPATEN HALMA- 64 KABUPATEN SAMPANG 100 KABUPATEN MALUKU HERA TIMUR TENGGARA BARAT 29 KABUPATEN JEMBER 65 KABUPATEN SANGGAU 101 KABUPATEN MANOK- WARI 30 KABUPATEN KAUR 66 KABUPATEN SAROLA- 102 KABUPATEN MESUJI NGUN 31 KABUPATEN KEPULAU- 67 KABUPATEN SEMARANG 103 KABUPATEN MUSI AN MENTAWAI RAWAS UTARA 32 KABUPATEN KEPULAU- 68 KABUPATEN SINJAI 104 KABUPATEN PASAMAN AN TALAUD BARAT 33 KABUPATEN KOLAKA 69 KABUPATEN SITUBON- 105 KOTA PEMATANGSIAN- DO TAR 34 KABUPATEN KONAWE 70 KABUPATEN SLEMAN 35 KABUPATEN KOTABARU 71 KABUPATEN SOLOK 36 KABUPATEN KUDUS 72 KABUPATEN SOLOK SELATAN Kelompok ketiga cenderung Memiliki Tingkat Kerawanan yang Rendah pada semua dimensi terkait hal-hal berikut: 1) Subdimensi Keamanan (Y11) 2) Subdimensi Otoritas Penyelenggara Pemilu (Y12) 3) Subdimensi Penyelenggara Negara (Y13) 4) Subdimensi Relasi Kuasa Lokal (Y14) 5) Subdimensi Hak Pilih (Y21) 6) Subdimensi Kampanye (Y22) BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM 189
Search
Read the Text Version
- 1
- 2
- 3
- 4
- 5
- 6
- 7
- 8
- 9
- 10
- 11
- 12
- 13
- 14
- 15
- 16
- 17
- 18
- 19
- 20
- 21
- 22
- 23
- 24
- 25
- 26
- 27
- 28
- 29
- 30
- 31
- 32
- 33
- 34
- 35
- 36
- 37
- 38
- 39
- 40
- 41
- 42
- 43
- 44
- 45
- 46
- 47
- 48
- 49
- 50
- 51
- 52
- 53
- 54
- 55
- 56
- 57
- 58
- 59
- 60
- 61
- 62
- 63
- 64
- 65
- 66
- 67
- 68
- 69
- 70
- 71
- 72
- 73
- 74
- 75
- 76
- 77
- 78
- 79
- 80
- 81
- 82
- 83
- 84
- 85
- 86
- 87
- 88
- 89
- 90
- 91
- 92
- 93
- 94
- 95
- 96
- 97
- 98
- 99
- 100
- 101
- 102
- 103
- 104
- 105
- 106
- 107
- 108
- 109
- 110
- 111
- 112
- 113
- 114
- 115
- 116
- 117
- 118
- 119
- 120
- 121
- 122
- 123
- 124
- 125
- 126
- 127
- 128
- 129
- 130
- 131
- 132
- 133
- 134
- 135
- 136
- 137
- 138
- 139
- 140
- 141
- 142
- 143
- 144
- 145
- 146
- 147
- 148
- 149
- 150
- 151
- 152
- 153
- 154
- 155
- 156
- 157
- 158
- 159
- 160
- 161
- 162
- 163
- 164
- 165
- 166
- 167
- 168
- 169
- 170
- 171
- 172
- 173
- 174
- 175
- 176
- 177
- 178
- 179
- 180
- 181
- 182
- 183
- 184
- 185
- 186
- 187
- 188
- 189
- 190
- 191
- 192
- 193
- 194
- 195
- 196
- 197
- 198
- 199
- 200
- 201
- 202
- 203
- 204
- 205
- 206
- 207
- 208
- 209
- 210
- 211
- 212
- 213
- 214
- 215
- 216
- 217
- 218
- 219
- 220
- 221
- 222
- 223
- 224
- 225
- 226
- 227
- 228
- 229
- 230
- 231
- 232
- 233
- 234
- 235
- 236
- 237
- 238
- 239
- 240
- 241
- 242
- 243
- 244
- 245
- 246
- 247
- 248
- 249
- 250
- 251
- 252
- 253
- 254
- 255
- 256
- 257
- 258
- 259
- 260
- 261
- 262
- 263
- 264
- 265
- 266
- 267
- 268
- 269
- 270
- 271
- 272
- 273
- 274
- 275
- 276
- 277
- 278
- 279
- 280
- 281
- 282
- 283
- 284
- 285
- 286
- 287
- 288
- 289
- 290
- 291
- 292
- 293
- 294
- 295
- 296
- 297
- 298
- 299
- 300
- 301
- 302
- 303
- 304
- 305
- 306