Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore STORY OF KAMPUNG KAPITAN

STORY OF KAMPUNG KAPITAN

Published by Michelle Natania, 2022-12-13 05:48:45

Description: STORY OF KAMPUNG KAPITAN

Search

Read the Text Version

Story of Kampung Kapitan

Hallo Generasi Muda ! sudah berapa sejarah yang kamu ketahui? Apakah kamu sudah mengetahui sejarah objek wisata di kotamu? buku ini akan membantu kamu untuk memperluas wawasanmu mengenai salah satu destinasi wisata sejarah yang ada di kota Palembang yaitu, Kampung Kapitan. Dengan sejumlah keunikkan, peninggalan, termasuk sejarah yang terukir pada objek wisata satu ini akan memberikanmu efek yang tak terlupakan akan perjalanan masuknya Etnis Tionghoa di kota Palembang. YUK #BEJAJOKERUMAHKELUARGOTJOA bareng maskot kita, Hoshi! HAIII KENALIN NAMA AKU HOSHI, TAHU LEBIH DALAM TENTANG KAM- PUNG KAPITAN YUK!



Sejarah Kampung Kapitan Kampung Kapitan merupakan area perumahan seluas 165.9 x 85.6 meter. berada di tengah pemukiman padat di tepi sungai musi dan tepatnya bersebrangan dengan Benteng Kuto Besak. Kampung Kapitan adalah Pemukiman khas etnis Cina Palembang pada masa lalu merupakan tempat tinggal kapitan Cina dan keluarganya. Bangunan inti dari kediaman kapitan ini meliputi 3 buah rumah yang terdiri dari 2 rumah tinggal yang mengapit rumah utama, tempat diadakannya pesta dan pertemuan. Kampung Kapitan muncul pada saat runtuhnya Kerajaan Sriwijaya pada abad ke XI serta munculnya Dinasti Ming (Cina) pada abad XIV. Pada saat itu, Kerajaan Cina membentuk lembaga dagang yang salah satunya berpusat di Palembang, alhasil banyak pedagang Cina yang menetap dan menikah dengan gadis Palembang. Dari peristiwa inilah Kampung Kapitan terbentuk dan ditempati oleh mayoritas masyarakat Cina pada masa itu. Saat ini sudah terhitung bahwa Kampung Kapitan Sudah dari abad ke 14 di kota Palembang hingga saat ini. Kampung Kapitan menjadi salah satu bukti perjalan sejarah di kota Palembang, saat ini kampung kapitan masih dihuni dan dirawat secara langsung oleh keturunan ke -17 Kapitan. Raja Dinasti Ming Tampak depan Kampung Kapitan



Apa itu Kapitan? Pada masa itu, masyarakat Cina melakukan perdagangan di kota palembang bersama lembaganya pada masa kolonial Belanda, mengangkat perwira Cina berpangkat Mayor untuk mengatur wilayah 7 ulu yang dikenal dengan sebutan Mayor Tumenggung dan Mayor Putih. Jabatan ini turun menurut dari generasi ke generasi. Pada tahun 1885 anak dari Tjoa Kie Cuan dilantik menjadi kapitan Cina oleh pemerintah belanda secara langsung melalui surat yang diberikan, beliau bernama Tjoa Ham Hin dan mengangkatnya menjadi kapitan pertama yang dipercaya oleh belanda untuk mengatur keuangan pajak di daerah tersebut. Pada masa kepemimpinannya lah daerah itu disebut Kampung Kapitan yang hingga saat ini masih menjadi julukannya. Tertulis pada KBBI bahwa “Kapitan” merupakan sebutan kepala daerah pada zaman pemerintahan raja, dan sebutan kepala golongan penduduk Cina yang diberikan oleh belanda pada masa pemerintahannya. Jadi ga heran kenapa nama Kapitan ini sangat melekat dengan objek wisata yang satu ini. Tjoa Han Him



Arsitektur Bangunan Rumah Kapitan Awalnya Kampung Kapitan terdiri dari 3 bangunan namun saat ini hanya tersisa 2 bangunanan yang dapat kamu kunjungi, bangunan tersebut disebut dengan Rumah Batu dan Rumah Sembahyang yang menyambung. Kedua tersebut dibangun sesuai dengan fungsi masing-masing pada masa itu. Arsitektur dari Rumah Kapitan berbentuk rumah panggung yang dipadupadankan dengan gaya rumah kolonial belanda. Rumah Batu terbangun Ruang Kerja dengan struktur yang terbuat Rumah Abu dari bata atau bisa bilang lebih kokoh karena berbahan batu. Bagun Rumah batu diisi dengan ruang kerja, ruang istirahat, kamar, dan ruang tengah yang terdapat Rumah Abu di dalam- nya. Rumah Batu yang awalnya digunakan sebagai tempat ber- kumpul keluarga Tjoa, berubah menjadi Kantor pemungutan pajak pada masa pemerintahan Belanda. Kamar

Rumah Abu GerMud! Menurut Wikipedia Rumah abu adalah tempat penghormatan bagi orang meninggal yang telah dikremasi dan biasanya abu jenazahnya disimpan di sebuah pasu, yakni sebuah guci yang menyimpan sisa kremasi almarhum. Begitu juga dengan apa yang ada di dalam Rumah Kapitan Rumah abu pada Kampung Kapitan telah berdiri sejak lama. Rumah Abu ini di peruntukan kepada leluhur keluarga Tjoa yang telah mendahului. Setiap keturunan keluarga Tjoa berkumpul mereka akan melakukan doa bersama untuk leluhur mereka di ruang tengah Rumah Batu.



Rumah Sembahyang, Sesuai dengan namanya bagian rumah yang satu ini hanya dikhususkan oleh keluarga Tjoa untuk beribadah. Ruangan ini dihiasi dengan warna merah dan patung-patung dewa yang mereka sembah. setiap ruangan, alat dan peninggalan yang ada di Kampung Kapitan merupakan barang asli yang telah dibawa dari abad ke 14 saat pertama kali berdirinya Kampung Kapitan. Arsitektur Rumah Sembahyang dibangun dari kayu dan hiasi dengan lukisan dan ukiran kayu aksara cina yang asli dan terbuat dari tangan.

Kampungkapitan7ulu Bejajo Ke Rumah Dermaga Jl. KH. Azhari, 7 Ulu, Kec. Seberang Ulu I, Keluarga Tjoa Kota Palembang, Sumatera Selatan


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook