Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore Strategi Pemenuhan Kebutuhan Air Baku di BBWS Cimanuk Cisanggarung

Strategi Pemenuhan Kebutuhan Air Baku di BBWS Cimanuk Cisanggarung

Published by prima pratiwi, 2022-09-20 01:15:53

Description: Salinan dari Salinan dari Tambahkan subjudul

Search

Read the Text Version

STRATEGI PEMENUHAN KEBUTUHAN AIR BAKU DI BBWS CIMANUK CISANGGARUNG

Air adalah urat nadi tubuh kita, ekonomi kita, bangsa kita, dan kesejahteraan kita Stephen Jhonson

MARCH, 22

Sambutan Kepala BBWS Cimanuk Cisanggarung Dr. Ir. Ismail Widadi, S.T., M.Sc Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, salam sejahtera bagi kita semua. Kebutuhan air baku semakin lama semakin meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk di masa yang akan datang. Oleh karena itu, sebagai salah satu tusi BBWS Cimanuk Cisanggarung dalam hal penyediaan air baku dengan membangun infrastrukstur air tanah dan air baku. Buku ini, disusun untuk menganalisis kebutuhan air tanah dan air baku di WS Cimanuk Cisanggarung, dalam hal banyaknya usulan dari masyarakat setempat dan ketersediaan anggaran yang terbatas diperlukan prioritas lokasi setiap tahunnya. Di bawah bidang PJPA (Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air), subidang Air Tanah dan Air Baku (ATAB) membuat inventarisasi data spasial berbasis Web sebagai tools untuk pertimbangan lokasi prioritas dibangunya infrastruktur ATAB dan database untuk monitoring dan evaluasi. Cirebon, Agustus 2022 i

Kata Pengantar Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan buku STRATEGI PEMENUHAN KEBUTUHAN AIR BAKU DI BBWS CIMANUK CISANGGARUNG. Buku ini merupakan kajian terkait bidang air tanah dan air baku baik dari infrastruktur yang sudah dibangun meliputi sumur bor air tanah, intake air baku dan pipa transmisi serta absah maupun memberikan pertimbangan untuk merencakan prioritas lokasi yang membutuhkan dibangunnya infrastruktur air tanah dan air baku. Dengan terselesainya buku ini, kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan buku ini. Cirebon, Agustus 2022 Penulis ii

TIM PENYUSUN Pengarah Ismail Widadi Penulis Ismail Widadi Fernando Rajagukguk Prima Widya P Desain dan Tata Letak Prima Widya P Nintan Devi iii

DAFTAR ISI SAMBUTAN KEPALA BALAI BESAR WILAYAH SUNGAI CIMANUK CISANGGARUNG i KATA PENGANTAR ii TIM PENYUSUN iii DAFTAR ISI iv BAB I 01 PENDAHULUAN BAB II 07 KEBUTUHAN AIR BAKU BAB III SUMBER AIR BAKU 20 EKSISTING BAB IV 27 43 PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR AIR BAKU BAB V PENUTUP iv

Bendungan Jatigede BAB I PENDAHULUAN Bendungan Kuningan

BBWS CIMANUK CISANGGARUNG Balai Besar Wilayah Sungai Cimanuk Cisanggarung merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) pada Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat berdasarkan Perturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 16/PRT/M/2020. Pembentukan Balai Besar Wilayah Sungai Cimanuk Cisanggarung berawal dari Surat Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara Nomor 8/1615/M.PAN/61/2006 tanggal 26 Juni 2006 perihal Pembentukan UPT di Lingkungan Ditjen Sumber Daya Air dan Ditjen Bina Marga Departemen Pekerjaan Umum bersama- sama dengan Balai Besar dan Balai Wilayah Sungai lainnya. Pada awal pembentukannya Susunan Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Wilayah Sungai Cimanuk Cisanggarung berdasar pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 12/PRT/2006 tertanggal 17 Juli 2006 menggantikan organisasi sebelumnya yaitu Proyek Induk Pengembangan WS Cimanuk Cisanggarung yang mempunyai tugas dan tanggungjawab yang lebih kecil. 2

Wilayah kerjanya meliputi 7 kabupaten (Garut, Sumedang, Majalengka, Indaramayu, Cirebon, Kuningan, Brebes) & 1 Kota Cirebon. Dan terdiri dari 25 Daerah Aliran Sungai (DAS) . BBWS Cimanuk Cisanggarung memiliki Visi, Misi dan Fungsi, yang mana diturunkan lagi dalam hal penyediaan air tanah dan air baku. 3

Visi, Misi, Fungsi dan Tugas Visi: Fungsi: penyusunan pola pengelolaan sumber daya air dan Terwujudnya Pengeloaan Sumber Daya Air rencana pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai; secara adil, menyeluruh, terpadu, dan penyusunan program pengelolaan sumber daya air dan berwawasan lingkungan untuk mewujudkan rencana kegiatan pengelolaan sumber daya air pada kemanfaatan sumber daya air yang wilayah sungai; berkelanjutan dengan mendorong peran pemantauan dan evaluasi penyelenggaraan atau serta masyarakat di Wilayah Sungai penerapan pola pengelolaan sumber daya air dan rencana Cimanuk Cisanggarung pengelolaan sumber daya air; penyusunan studi kelayakan dan perencanaan teknis atau Misi : desain pengembangan sumber daya air; Konservasi Sumber Daya Air pelaksanaan pengadaan barang dan jasa sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; Pendayagunaan pelaksanaan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja; pengelolaan sumber daya air yang Sumber Daya Air meliputi konservasi sumber daya (penatagunaan, air, pendayagunaan sumber daya penyediaan, air, dan pengendalian daya rusak penggunaan) air pada wilayah sungai; Pengendalian dan Penanggulangan daya rusak air pengelolaan drainase utama perkotaan; Pemberdayaan dan peningkatan peran serta pengelolaan sistem hidrologi; masyarakat serta para pemangku kepentingan pengelolaan sistem informasi sumber daya air; secara terencana dan berkelanjutan pelaksanaan operasi dan pemeliharaan sumber daya air Meningkatkan ketersediaan dan keterbukaan dan pada wilayah sungai; informasi sumber daya air pelaksanaan pemberian bimbingan teknis pengelolaan sumber daya air yang menjadi kewenangan provinsi dan Tugas Bidang Pelaksanaan kabupaten/kota; Jaringan Pemanfaatan Air (PJPA) penyusunan dan penyiapan rekomendasi teknis dalam pemberian izin penggunaan sumber daya air pada wilayah penyusunan rencana kegiatan, penyusunan 4 sungai; perencanaan teknik, pengendalian dan pengawasan penyusunan dan penyiapan saran teknis untuk pengalihan pelaksanaan perencanaan teknik bidang irigasi, rawa, alur sungai dan pemanfaatan bekas sungai; dan tambak, air tanah dan air baku, konservasi penyusunan dan pelaksanaan kajian penetapan garis tampungan air, air tanah, dan air baku, serta sarana dan sempadan sungai, garis sempadan danau, garis sempadan prasarana konservasi air tanah dan air baku, situ, dan garis sempadan jaringan irigasi; pelaksanaan konstruksi dan non konstruksi, persiapan fasilitasi kegiatan tim koordinasi pengelolaan sumber daya penyerahan operasi dan pemeliharaan, fasilitasi air pada wilayah sungai; penerapan sistem manajemen keselamatan dan pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan sumber kesehatan kerja, fasilitasi pengadaan barang dan jasa, daya air; pelaksanaan pemberdayaan masyarakat di bidang pelaksanaan penyusunan laporan akuntansi keuangan dan pelaksanaan jaringan pemanfaatan air, serta akuntansi barang milik negara selaku unit akuntansi pelaksanaan pemberian bimbingan teknis kepada wilayah; Pemerintah Daerah provinsi dan Pemerintah Daerah pelaksanaan pemungutan, penerimaan, dan penggunaan kabupaten/kota dalam pelaksanaan konstruksi sarana biaya jasa pengelolaan sumber daya air sesuai dengan dan prasarana jaringan sumber air di bidang irigasi, ketentuan peraturan perundang-undangan; rawa, dan tambak, air tanah dan air baku, konservasi pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga balai tampungan air, air tanah, dan air baku, serta sarana dan serta komunikasi publik; prasarana konservasi air tanah dan air baku penyusunan perjanjian kinerja dan laporan kinerja balai; dan pelaksanaan pemantauan dan pengawasan penggunaan sumber daya air dan penyidikan tindak pidana bidang sumber daya air.

Asal Mulanya Proyek Pekerjaan Air Tanah & Air Baku di BBWS Cimanuk Cisanggarung Sejak awal dasawarsa tujuh Sebagian besar lokasi puluhan, Departemen Pekerjaan pengembangan irigasi pompa Umum, Direktorat Jenderal air tanah berada di Jawa dan Pengairan membentuk satu unit Madura dengan bantuan khusus yaitu Proyek teknis dari donor bilateral Pengembangan Air Tanah (P2AT) seperti Overseas Development dalam Direktorat Irigasi II untuk Administration (ODA) dari melakukan penyidikan potensi pemerintah Inggris, IBRD pengembangan irigasi pompa maupun MEE. air tanah dan membangunnya Pendekatan pengembangan dalam skala besar. Semula yang dilaksanakan pada pengembangan irigasi air tanah dasarnya berupa kajian ini diperuntukkan sebagai kelayakan dan pengembangan sarana peningkatan produksi pedoman irigasi air tanah padi dalam rangka mencapai dalam oleh P2AT. Lebih rinci swasembada beras. lagi, ruang lingkup kegiatan P2AT mencakup impor P2AT merupakan suatu bentuk peralatan pengeboran dan kelembagaan proyek dengan pemompaan, eksplorasi dan batas waktu, pendanaan, membangun sistem irigasi pengorganisasian dan lain-lain pompa, serta pelatihan staf. sesuai dengan ketentuan Perencanaan, rancang bangun tentang keproyekan yang dan kontruksi dari sistem berlaku di Indonesia. sumuran terutama ditentukan atas dasar pertimbangan 5 teknis,

termasuk potensi akuifer, P2AT Original Approach derajat kekurangan air, tata letak dari saluran air permukaan Sumber: Policy Alternatives for Pump Irrigation in yang ada, dan topografi lahan. Indonesia May 1993 Meskipun kesepakatan untuk menentukan lokasi pengeboran Pada Tahun 2006 dibentuklah dan jalan masuk didasarkan BBWS Cimanuk Cisanggarung, atas kesepakatan dengan kemudian P2AT terbagi pimpinan desa. wilayahnya sebagian menjadi kewenangan BBWS Citarum Di beberapa lokasi, sistem sebagian lagi menjadi pengembangannya diarahkan kewenangan BBWS Cimanuk sebagai suplesi dari irigasi Cisanggarung, dan berubah gravitasi, sedangkan di lokasi nama menjadi PAT yang lain dikembangkan di areal (Pendayagunaan Air Tanah) sawah tadah hujan dan atau dan PAB (Penyediaan Air tegalan. Surat Keputusan Baku). Direktur Jenderal Pengairan Nomor:134/KPTS/A/1986 tentang Penghapusan Badan Pelaksana Proyek Irigasi dengan Bantuan IDA (Prosida) Pusat dan Badan Pelaksana Proyek Induk Irigasi dengan Bantuan Bank Dunia (PIBD) Pusat serta Badan Pelaksana Pilot Project Proyek Pengembangan Air Tanah (P2AT) Pusat (9 Agustus 1986). 6

BAB II KEBUTUHAN AIR BAKU 05

Kebutuhan Air Baku K ebutuhan akan air baku Beberapa daerah mengalami semakin meningkat seiring kelangkaan air untuk dengan meningkatnya kebutuhan pokok sehari-hari jumlah penduduk. Para karena kondisi alam di daerah stakeholder penyediaan air baku tersebut yang tidak berusaha mencari sumber air lain mendukung seperti wilayah yang dapat dimanfaatkan untuk rawan kering, tidak memiliki kebutuhan air baku. Kondisi alam sumber air, atau perlu ada yang kurang mendukung dan dukungan infrastruktur air pemanfaatan yang tidak optimal baku yang tersuplai secara membuat distribusi penyediaan optimal. air baku menjadi terkendala. Pipa pompa di Intake Babakan Anyar Air Baku Bendungan Jatigede 8

Bendungan Kuningan Telah banyak Infrastruktur Dalam hal telah penyediaan air baku yang terbangunnya infrastruktur dibangun oleh BBWS Cimanuk penyediaan air baku di WS Cisanggarung di wilayah Cimanuk Cisangggarung, kerjanya. Infrastruktur yang masih terdapat daerah yang dibangun berupa intake air membutuhkan air baku. baku dan pipa transmisi (Unit Anggaran dari pusat selalu Air Baku) yang dapat dikelola tersedia setiap tahunnya, lebih lanjut oleh Cipta Karya namun tentunya diperlukan berupa Unit Produksi prioritas wilayah yang masih kemudian atau dapat diolah banyak mengalami lebih lanjut oleh Pemda untuk kelangkaan akan air baku. Unit Distribusi & Pelayanan. 9

Pengeboran Sumur Air Tanah Maksud kajian ini adalah mengkaji dan mengevaluasi serta dapat menjadi sarana monitoring ke depannya adanya infrastruktur ATAB yang sudah dibangun. Tujuan kajian ini adalah untuk memprioritaskan usulah daerah yang memerlukan infrastruktur ATAB. Permasalahan yang ada yakni: Masih minimya database ATAB yang digunakan di WS Cimanuk Cisanggarung untuk melihat infrastruktur ATAB yang sudah dibangun, dan yang akan direncanakan baik dalam bentuk spasial atau berbasis Web khususnya di bidang PJPA Belum adanya data prioritas lokasi di bidang PJPA yang membutuhkan penyediaan air baku di WS Cimanuk Cisanggarung. 10

Pengeboran Air Tanah

SIKLUS HIDROLOGI Siklus hidrologi di mana air Pada tahap kedua, air mengalami naik ke atmosfer dan jatuh ke proses infiltrasi. Artinya air hujan bumi sebagai hujan di mana yang jatuh tidak semuanya berjalan memasuki perairan atau atau mengalir ke permukaan bumi, merembes ke dalam tabel air melainkan ada juga yang dan air tanah dan akhirnya merembas ke dalam pori-pori dibawa kembali ke atmosfer tanah. Air yang tersaring dan oleh transpirasi dan evaporasi merembas dalam tanah inilah yang untuk memulai siklus lagi. kelak akan membentuk dan menjadi kumpulan air tanah. Ketika air hujan turun ke tanah, Tahap yang ketiga disebut maka air akan memasuki tiga intersepsi, di mana air hujan tahap. Pertama, ia mengalami tertahan tidak pada genangan di proses run-off, yaitu atas permukaan atau dalam tanah pergerakan air di atas yang tidak merembas, melainkan permukaan entah melalui tertahan pada vegetasi tumbuhan sungai, tanah, atau bidang dan tidak sampai ke tanah. Dalam curam lainnya. artian kandungan air masih bergantung pada tumbuhan. 12

Penggunaan Dan Kebutuhan Air Penggunaan air oleh manusia Pengambilan air lebih lanjut pada dasarnya dapat dibagi atas dibagi atas penggunaan pengambilan air dan konsumtif dan penggunaan penggunaan di tempat. non-konsumtif. Dalam Pengambilan air (withdrawal), penggunaan konsumtif, air yang atau offstream water use yaitu jika digunakan tidak dikembalikan dalam penggunaannya air lagi sebab hilang sebagai diambil dari sumbernya evapotranspirasi, misalnya pada (diverted), misalnya untuk irigasi irigasi, sebagai air minum oleh dan air minum, sedangkan manusia dan hewan, atau penggunaan di tempat (non- diubah menjadi suatu produk withdrawal), yaitu jika dalam pada industri minuman. Dalam penggunaannya air tidak diambil penggunaan non-konsumtif, air dari sumber air, melainkan yang telah diambil selanjutnya hanya digunakan di tempat (on- hampir seluruhnya site uses) misalnya untuk dikembalikan lagi, misalnya perhubungan, perikanan, wisata, listrik tenaga air, air pendingin kelestarian alam, dan industri, dan air buangan irigasi pembuangan limbah ke sungai. (return flow). V-notch untuk pengukuran debit air hasil pengeboran sumur air tanah 13

Mengenai penggunaan Kebutuhan ini sangat penting konsumtif ini ada juga bagian untuk selalu dipenuhi, sebab air yang dapat digunakan kegagalan pemenuhan kembali, misalnya infiltrasi kebutuhan air rumah tangga tidak selalu berarti dan perkotaan dapat kehilangan air, sebab dapat menimbulkan wabah penyakit digunakan kembali pada dan keresahan masyarakat. sawah di sebelah hilirnya, walaupun air buangan irigasi Besarnya kebutuhan air ini ini mungkin telah tercemar bergantung pada jumlah garam, pupuk dan pestisida. penduduk, pola konsumsi yang sejalan dengan naiknya Kebutuhan air rumah-tangga tingkat kesejahteraan, serta dan perkotaan (domestic and ukuran besarnya kota, atau municipal) kerapkali disebut desa yang dapat diasumsikan juga dengan nama air baku bergantung pada jumlah jika air tersebut belum diolah penduduk. dan air bersih atau air minum jika air telah diolah dengan menggunakan Instalasi Pengolah Air. Absah (Akuifer Buatan Simpanan Air Hujan) 14

Kebutuhan air baku meliputi: a. Kebutuhan Air Hasil survei ini dapat Domestik (Rumah Tangga) dipergunakan sebagai Kebutuhan air rumah tangga standar kebutuhan air adalah kebutuhan air untuk rumah tangga pada daerah memenuhi kebutuhan hidup tersebut. sehari-hari manusia. Kebutuhan air rumah tangga 2. Standar tersebut antara lain minum, Kebutuhan air yang memasak, mandi, cuci, kakus diperlukan seseorang untuk (MCK) dan lain-lain seperti : minum saja adalah kecil. cuci mobil, menyiram Kebutuhan perorangan tanaman. Besar penggunaan untuk berbagai kegiatan air rumah tangga (domestik) domestik lainnya seperti dapat diketahui melalui dua untuk mandi, cuci, cara yaitu: memasak, membersihkan rumah, peralatan lainnya 1. Survei penggunaan air adalah jauh lebih besar. sehari-hari Kebutuhan demikian Survei meliputi penggunaan berbeda pula dari satu air sehari-hari di rumah. rumah dengan rumah Survei dapat dilaksanakan di lainnya tergantung dari beberapa keluarga dalam fasilitas air minum dan satu wilayah. Keuntungan perpipaan yang dimiliki. survei ini dapat mengetahui langsung kebutuhan air rumah tangga. 15

Sumur Menengah

Bangunan Pengendali Sedimen Pada Intake Air Baku

3. Standar Kualitas Air Besarnya kebutuhan air Rumah Tangga perkotaan dapat ditentukan Standar baku mutu kualitas oleh banyaknya fasilitas kota. air dapat dilihat pada PP No. Banyaknya dan jenis fasilitas 82 tahun 2001 tentang kota dapat dilihat pada Pengelolaan Kualitas Air dan Rencana Umum Tata Ruang Pengendalian Pencemaran Kota (RUTR kota) dan tujuan Air. Klasifikasi mutu air yang pembangunan kota, seperti: digunakan untuk memenuhi kota pariwisata, industri, kebutuhan air rumah tangga pelabuhan dan sebagainya. adalah kelas satu. Kriteria Besarnya kebutuhan air suatu kualitas air yang digunakan perkotaan dapat ditentukan untuk kebutuhan air rumah dengan melakukan survei tangga terdiri dari kriteria kebutuhan air pada fasilitas fisika, radiokatif dan kimia perkotaan di wilayah tersebut. organik. Cara lain untuk menentukan besarnya kebutuhan air b. Kebutuhan Air perkotaan adalah dengan Perkotaan menggunakan standar Kebutuhan Air perkotaan kebutuhan air perkotaan. adalah kebutuhan air untuk Besarnya kebutuhan air fasilitas kota, seperti: fasilitas perkotaan dapat diperoleh komersial, fasilitas pariwisata, dengan prosentase dari fasilitas ibadah, fasilitas jumlah air rumah tangga kesehatan, fasilitas (domestik), berkisar antara 25- pendidikan dan fasilitas 40% dari kebutuhan air rumah pendukung kota seperti tangga. taman kota,penggelontoran kota. 18

Tabel 1. Kebutuhan Air Domestik (municipal) Penduduk c. Kebutuhan Air Industri Perkiraan kasar kebutuhan air No Klasifikasi Kota Penduduk (jiwa) Kebutuhan per kapita (liter/orang/hari) baku untuk industri yang 120 1 Kota Besar Utama >1.000.000 terletak pada suatu kawasan industri, dapat dipergunakan 100 kebutuhan air perhektranya 2 Kota Besar 500.000-1.000.000 antara 0,5 – 2 liter/detik. Untuk kebutuhan air domestik sbb: 90 3 Kota Sedang 100.000-500.000 60 4 Kota Kecil 20.000-100.000 45 30 5 Kota Kecamatan 1 3.000-20.000 6 Kota Kecamatan 2 <3.000 Sumber: Direktorat Jenderal Cipta Karya, Departemen Pekerjaan Umum, 1995 19 Pengeboran Sumur Air Tanah

BAB III SUMBER AIR BAKU EKSISTING

Infrastruktur Air Tanah & Pada beberapa desa, sumur Air Baku yang telah air tanah biasanya dibangun (existing) dioperasikan saat musim kering. Beberapa lokasi juga Hingga Tahun 2020, sumur air ada yang sudah menggunakan tanah yang telah dibangun di listrik PLN, sedangkan genset WS Cimanuk Cisanggarung dijadikan cadangan jika listrik yakni sebanyak 268 sumur mati. Sumur air tanah yang tersebar di 6 kabupaten menggunakan jenis pompa yaitu Kabupaten Cirebon, submersible. Kabupaten Kuningan, Kabupaten Indramayu, Debit untuk sumur dalam Kabupaten Majalengka, berkisar antara 5.5 - 10 l/det, Kabupaten Sumedang, dan sedangkan sumur menengah Kabupaten Garut. Baik yang berkisar antara 3-5 l/det. berupa sumur dalam (kisaran Manfaatnya untuk Jaringan kedalaman 130 m) maupun Irigasi Air Tanah (JIAT) dan sumur menengah (kisaran sebagian juga untuk Air Baku. kedalaman 60 m). Pengelolaan sumur air tanah setelah dibangun, diserahkan kepada masyarakat, namun aset bangunan, pompa dan genset punya negara milik BBWS Cimanuk Cisanggarung, sedangkan tanahnya merupakan hibah dari warga setempat. 21

Rumah Pompa Pengelolaan sumur air tanah Selain sumur air tanah, BBWS terkadang terkendala pada Cimanuk Cisanggarung kondisRiumpaohliptoimkpda esa tersebut membangun infrastrukstur atau konflik kepentingan, Absah (Akuifer Buatan Simpanan sehingga tidak berjalan sesuai Air Hujan) di beberapa desa di 5 yang diharapkan. kabupaten tersebut. Bangunan Absah ini dapat memberi Oleh karena itu, diperlukan manfaat untuk air baku sebesar sistem kepemimpinan yang 2 l/det. Absah dibangun sejak efektif dan rasa memiliki dari tahun 2019 hingga saat ini setiap warga sebagai berjumlah 12 bangunan Absah. penerima manfaat sehingga masalah sosial dapat diminimalisir. 22

BBWS Cimanuk Cisanggarung Setelah dibangun, rencana juga telah membangun intake pengelolaanya diserahkan dan pipa transmisi baik dari kepada pemda provinsi dan sumber mata air maupun dari pemda kabupaten dengan sungai dan penggantian karet menggunakan jenis pada beberapa bendung karet penggerak listrik. yang mana terdapat intake air baku. Beberapa sumber air yang dari bendungan sedang tahap rencana pembangunan yakni dari Bendungan Jatigede dengan debit sebesar 3500 l/det dan Bendungan Kuningan sebesar 300 l/det, berupa unit Air Baku. Rumah Pompa Intake Babakan Anyar Air Baku Jatigede 23

Hasil Inventarisasi Data Infrastruktur Air Tanah dan Air Baku Menggunakan Qgis Peta desa di-overlay dengan peta kekeringan WS Cimanuk Cisanggarung

Peta CAT dengan Lokasi Titik Infrastruktur Air Tanah dan Air Baku 25

Kondisi Infrasrtruktur Air Tanah dan Air Baku s.d Tahun 2020 Sumur Bor Air Tanah Intake Air Baku Air Sungai ABSAH Intake Mata Air Sumber : Data Inventarisasi Tahun 2021 26

BAB IV PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR AIR BAKU

Pembangunan Tahun 2021 Pembangunan Sumur Air Tanah Sumber: Data BBWS Cimanuk Cisanggarung Pembangunan Sarana dan Prasarana Air Baku Sumber: Data BBWS Cimanuk Cisanggarung Dan ABSAH yang telah dibangun sejumlah 12 titik, Hingga tahun 2021, sumur bor air sedangkan prasarana dan tanah yang telah dibangun sarana air baku baik dari intake berjumlah 284 titik tersebar di 6 air baku sungai sebanyak 33 kabupaten (Garut, Sumedang, titik sedangkan dari mata air Majalengka, Indramayu, Cirebon, sebanyak 26 titik. Kuningan) dan 1 kota (Cirebon). 28

Pembangunan ABSAH (Akuifer Buatan Simpanan Air Hujan) Sumber: Data BBWS Cimanuk Cisanggarung Kondisi Curah Hujan WS Cimanuk Cisanggarung Puncak curah hujan rata-rata tertinggi pada bulan Februari sebesar 375 mm, sedangkan curah hujan rata-rata terendah pada bulan Juli sebesar 57 mm. 29

Peta Rawan Kekeringan di WS Cimanuk Cisanggarung (Sumber: Studi Penyusunan Peta Potensi Banjir Dan Kekeringan di WS Cimanuk Cisanggarung) Tabel. Proyeksi Penduduk di WS Cimanuk Cisanggarung Sumber : Data BPS Tahun 2021 dan diolah dengan perhitungan

Gambar. Peta Kekeringan WS Cimanuk Cisanggarung diolah kembali menggunakan Arcmap Tabel. Kondisi kerawanan kekeringan pada berbagai kabupaten di WS Cimanuk Cisanggarung 31

Tabel . Data analisis kebutuhan air baku untuk domestik di setiap kabupaten Jika dilihat dari Tabel. Data Pengambilan Air Baku oleh Infrastruktur ATAB perbandingan antara (existing) dan Rencana s.d Tahun 2023 (Bendungan kondisi kekeringan Jatigede, Cipanas, Kuningan) serta Proyeksi Kebutuhan Air tahun 2016 dan kondisi Baku hingga Tahun 2040 penyediaan infrastuktur air baku di WS Cimanuk Cisanggarung yang sudah ada hingga tahun 2020. Kabupaten Cirebon yang memiliki luas wilayah kekeringan lebih luas jika dibanding Namun hasil analisis proyeksi dengan kabupaten kebutuhan dari tahun 2020 sampai lainnya, kemudian dengan tahun 2040, kondisi Kabupaten Indramayu, pemenuhanan air baku Kab. Indramayu dan Kabupaten telah memenuhi dari kondisi jumlah Sumedang. penduduk. Kondisi ini dimungkinkan bahwa infrastruktur ATAB yang telah terbangun seharusnya sudah mencukupi kebutuhan air baku namun belum merata ke lokasi-lokasi yang masih mengalami rawan kekeringan. 32

Sedangkan kabupaten lainnya Kondisi neraca air (air masih mengalami deviasi negatif, permukaan) di Kabupaten yang mana kebutuhan masih Garut (DAS Cimanuk Hulu) lebih besar dibanding kondisi masih surplus, hal ini infrastruktur air tanah dan air menunjukan kebutuhan air baku yang sudah dibangun oleh baku bisa diperoleh langsung BBWS Cimanuk Cisanggarung dari pengelola Badan Usaha Ditjen SDA dan hingga rencana Milik Daerah (BUMD seperti pembangunan dari sumber air PDAM) ataupun penyediaan air Bendungan. baku pedesan (PAMSIMAS) Deviasi negatif tertinggi ada yang dibangun Cipta Karya, pada Kabupaten Garut, Brebes karena masih terdapat desa- dan Cirebon, artinya di 3 desa yang mengalami rawan kabupaten tersebut, jika kondisi kekeringan, kemungkinan kebutuhan air baku hanya dari belum terdistribusi dengan baik infrastruktur air baku yang penyediaan air baku nya. Bisa dibangun BBWS Cimanuk jadi terkait anggaran pemda Cisanggarung tentu masih yang belum mencukupi untuk banyak yang belum tercukupi. unit produksi dan distribusi. Hal ini perlu dikaji lebih lanjut menggunakan data neraca air. Box bagi sumur air tanah Kab. Indramayu 33

NERACA AIR Kabupaten Sumedang (DAS Cimanuk) Kabupaten Garut (DAS Cimanuk) Kabupaten Indramayu (DAS Cimanuk) Kabupaten Majalengka (DAS Cimanuk) Kabupaten Indramayu (DAS Kalicilet) Kabupaten Kuningan (DAS Cisanggarung) Kabupaten Cirebon (DAS Kalianyar) Kabupaten Brebes (DAS Kabuyutan) Kota Cirebon DAS Karanganyar Kabupaten Brebes (DAS Babakan) Sumber: RAAT WS Cimanuk Cisanggarung 2020/2021-2021/2022

Pada Kabupaten Brebes (DAS Kondisi neraca air Kabuyutan) kondisi neraca air Kabupaten Cirebon juga masih surplus, namun pada mengalami defisit pada Kabupaten Brebes (DAS bulan-bulan tertentu. Babakan) kondisi neraca air Rencana suplai air baku terdapat defisit. Adanya rencana dari Bendungan rencana pembangunan Jatigede dan Kuningan juga penyediaan air baku Babakan hingga tahun 2040 masih di Kabupaten Brebes saat ini mengalami deviasi negatif. masih tahap perencanaan desain, untuk debit pemanfaatanya masih belum diketahui terutama untuk air baku domestik, selain itu di Kabupaten Brebes juga telah memprioritaskan industri yaitu KIB (Kawasan Industri Brebes) yang akan dibangun. Panel Listrik Pada Intake Babakan Anyar Air Baku Jatigede 35

Box Bagi Pada Penyediaan Air Tanah Desa Kroya Kab. Indramayu Hal ini bisa menjadi salah satu Dalam kajian ini yang masukan untuk diprioritaskan diperhitungkan untuk menjadi kabupaten lokasi yang diprioritaskan adalah kebutuhan perlu ditambah suplai air baku air prioritas pertama yaitu air nya dengan usulan baku domestik untuk kebutuhan pembangunan infrastuktur pokok sehari-hari, jadi tidak ATAB yang dibangun BBWS dilihat dari kebutuhan air baku Cimanuk Cisanggarung Ditjen untuk rencana industri. SDA. Pertambahan jumlah penduduk di Kabupaten Cirebon juga cukup tinggi, hal ini yang menjadi salah satu pertimbangan juga untuk diusulkan adanya penambahan suplai air baku di kabupaten ini. 36

Dari tabel bahwa Kabupaten Pada PDAM Kab. Cirebon sendiri Cirebon memiliki prosentase Kendala utama yang dihadapi luas wilayah kekeringan tinggi PDAM Kabupaten Cirebon karena lebih besar dibanding saat ini cakupan pelayanan baru kabupaten lainnya. Setelah itu mencapai 21,79%, sehingga harus Kabupaten Indramayu dan mengejar ketinggalan cakupan Kabupaten Sumedang. pelayanan tersebut dengan melakukan mobilisasi terhadap ketersediaan air baku yang sebagian besar berada di luar wilayah administrasi. Bendung Karet Tawangsari Kab. Cirebon 37

ABSAH DIREKTUR UMUM PERUMDA TIRTAJATI SUHARYADI MENGATAKAN, “cakupan PDAM Tirtajati saat ini Kabupaten Cirebon memiliki baru 30 persen atau sekitar cukup banyak daerah rawan 40.000 lebih pelanggan. Hal air bersih mengingat kondisi tersebut lantaran kondisi kontur geografisnya, lokasi daerah rawan air di Kabupaten di beberapa wilayah Kabupaten Cirebon umumnya terletak di Cirebon minim sumber air” daerah perbatasan wilayah (sumber: bisnis.com 07/09/2021) administrasi serta di pesisir pantai utara Jawa Barat. 38

Karakteristik penduduknya secara diperlukan kemampuan dan spesifik sangat berbeda antara kecerdikan manajemen PDAM. kelompok penduduk yang bermukim di pesisir pantai yang Melihat peta sebaran CAT, pada umumnya adalah nelayan sumber CAT di Kabupaten dengan mereka yang bermukim di Cirebon adalah CAT Sumber daerah perbatasan wilayah Cirebon dengan luas 1659 km2 administrasi bagian selatan yang yang merupakan kategori CAT umumnya terdiri dari kelompok lintas kabupaten dengan petani. potensi air tanah (debit akuifer bebas 20000 L/det, akuifer Mengingat Potensi Sumber tertekan 127 L/det), sedangkan Daya Air sebagian besar berada debit aman (1220 L/det) di luar wilayah administrasi sebagaimana peta sebaran CAT Kabupaten Cirebon, maka berikut ini : untuk mendapatkan sumber air baku tersebut selain memerlukan regulasi yang memudahkan dalam memperoleh sumber air baku dimaksud juga

PDAM Kabupaten Garut Cakupan pelayanan air bersih PDAM Kabupaten Garut baru tahun 2009 kepada dapat melayani 55,87% dari masyarakat di Kabupaten jumlah kapasitas sistem atau Brebes untuk wilayah 14.92% cakupan pelayan dari pedesaan mencapai 9,86% jumlah penduduk yang terlayani. atau sebanyak 132.956 jiwa dari jumlah penduduk PDAM Kabupaten Brebes pedesaan sebanyak 1.349.067 Secara garis besar bahwa kondisi jiwa dan cakupan pelayanan pelayanan PDAM Kabupaten kepada masyarakat perkotaan Brebes masih relatif rendah yaitu mencapai 21,97 % atau 6,63 % terhadap jumlah sebanyak 88.294 jiwa dari penduduk kabupaten, jumlah penduduk perkotaan perbandingan jumlah pelanggan sebanyak 401.953 jiwa. sampai dengan tahun 2009 sebanyak 16.187 unit dengan jumlah penduduk kabupaten sebanyak 1.751.020. jiwa. (Data BPS bln Nopember Tahun 2009). Mobil tangki untuk daerah kekeringan di Kabupaten Garut

Mobil tangki untuk daerah kekeringan di Kabupaten Brebes Untuk memenuhi layanan pasokan sehingga terdapat kapasitas kebutuhan air bersih pelanggan, produksi yang tidak dimanfaatkan PDAM Kabupaten Brebes atau kapasitas menganggur memanfaatkan sumber mata air, sebesar 74,50 liter/detik, yang air sungai yang telah melalui disebabkan adanya penurunan proses pengolahan, dan sumur debit sumber air baku. dalam. Kapasitas produksi sumber air baku terpasang PDAM Kabupaten Brebes pada akhir tahun 2009 adalah sebesar 447,50 liter/detik. Dari kapasitas produksi terpasang tersebut, dihasilkan produksi riil pasokan air baku untuk pelayanan pelanggan sebesar 373 liter/detik, 41

Dari hasil analisis, Adapun ditinjau dari perbandingan antara kondisi pendekatan kondisi kekeringan infrastruktur air tanah dan air wilayah dan kondisi neraca air, baku baik yang sudah terdapat kondisi debit air yang dibangun maupun yang mencukupi namun terdapat menjadi rencana akan wilayah kekeringan kerawanan dibangun seperti sumber air tinggi, artinya penyebaran debit dari Bendungan strategis, pemanfaatan dari infrastruktur terdapat kabupaten di WS air tanah dan air baku Cimanuk Cisanggarung yang kemungkinan belum merata masih membutuhkan pasokan pada desa-desa di kabupaten air baku dengan proyeksi tersebut. sampai dengan tahun 2040. Tabel. Rekapan Hasil Evaluasi 42

BAB V PENUTUP


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook