Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore Modul Umbi-Umbian

Modul Umbi-Umbian

Published by Yasyfa Aulia R Putri, 2022-03-28 13:55:11

Description: UTS Mata Kuliah Literasi ICT
-Yasyfa Aulia Rustandi P, NIM 2104407-

Search

Read the Text Version

KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah Swt. karena atas rahmat-Nya sehingga modul ini dapat tersusun secara baik hingga selesai yang berjudul “Umbi-Umbian; Karakteristik, Kandungan Gizi serta Hasil Olahan” Penulis berharap semoga modul ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi para pembacanya. Serta berharap lebih jauh lagi agar modul ini dapat memberikan manfaat dalam kehidupan sehari-hari. Penulis masih menyadari banyak kekurangan di dalam penyusunan modul ini, karena keterbatasan pengetahuan serta pengalaman saya. Untuk itu saya menerima dan mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun penulis dari pembaca demi kesempurnaan modul ini. Bandung, 27 Maret 2022 Penulis

PENDAHULUAN Hasil Pertanian umumnya bersifat musiman, mudah rusak (perishable) dan voluminous, sehingga petani selalu di posisi tawar yang lemah ketika berhadapan dengan pedagang di pasar. Permasalahan umum yang dihadapi dalam hal upaya pemanfaatan komoditas pangan sumber karbohidrat menjadi pangan utama di masyarakat modern saat ini ialah pengelolaan pascapanen dan pasar. Umbi-umbian ialah bahan nabati dan sumber karbohidrat utama yang didapatkan dari dalam tanah, semisal ubi kayu, ubi jalar, kentang, garut, kunyit, gadung, bawang, kencur, jahe, kimpul, talas, gembili, ganyung, bengkuang dan sebagainya. Umbi-umbian merupakan bahan pangan yang kaya akan karbohidrat terutama pati. (Zulaikah, 2002). Umbi-umbian dapat tumbuh subur pada iklim tropis, terutama di Indonesia. Sehingga sering dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Umbi-umbian dapat dikelompokkan menjadi umbi mayor dan minor. Umbi mayor yaitu umbi yang dalam pengembangan budidaya dan pemanfaatan hasilnya dijadikan prioritas oleh pemerintah, contohnya ubi kayu dan ubi jalar (Budoyo, 2010). Sedangkan umbi minor yaitu jenis umbi yang mempunyai keragaman yang lebih besar serta pemanfaatannya belum optimal, contohnya talas, gadung dan gembili. Umbi-umbian yang dibedakan berdasarkan asalnya, terdapat dua jenis yaitu umbi akar dan umbi batang. Sesuai dengan namanya, bagian akar ataupun batang yang digunakan untuk menyimpan makanan cadangan. KANDUNGAN Kandungan nutrisi seperti kalori dan karbohidrat yang dimiliki umbi-umbian pada setiap 100 gram : No. Jenis Umbi Kandungan Nutrisi Kalori (kal) Karbohidrat (g) 1. Ubi Kayu 146 34,7 2. Ubi Jalar 123 27,9 3. Talas 98 23,7 4. Gadung 101 23,2 5. Ganyong 95 22,6 6. Suweg 69 15,7 7. Uwi 101 19,8

JENIS UMBI-UMBIAN  UMBI AKAR Umbi ini terbentuk dari akar tunggang atapun akar cabang. Umbi akar tunggang, seperti umbi wortel dan umbi akar cabang seperti ubi kayu, ubi jalar dan ubi garut 1. Ubi Kayu (Manihot esculenta Cratz) Ubi kayu mempunyai bentuk yang silinder, yang pada ujungnya mengecil dengan diameter sekitar 2-5 cm serta panjang sekitar 20-30 cm. Ubi ini mempunyai dua lapis kulit yaitu kulit luar dan kulit dalam. Daging ubi kayu berwarna putih atau kekuningan dan di bagian tengahnya tersusun dari serat, diantara kulit dalam dan bagian daging umbi terdapat lapisan kambium. Kandungan yang dominan pada ubi kayu yaitu air dan juga pati. Selain itu pula, ubi jenis ini terutama ubi kayu pahit mempunyai racun asam sianida, tetapi ubi kayu jenis kayu manis itu tidak termasuk beracun. Ubi kayu tumbuh secara optimal dengan kecurahan hujan 150- 220 mm pada usia 1-3 bulan, 250-300 mm pada usia 4-7 bulan, serta pada usia layak panen dikisaran 100-150 mm (Wargiono, dkk., 2006). Adapun makanan olahan dari umbi ini yaitu seperti singkong rebus, gaplek, tape dan tapioka. Hasil olahan pangan ubi kayu diharuskan menggunakan varietas yang unggul, seperti pada jenis Adira-1, Malang-1 dan Darul Hidayah. Untuk produksi ubi kayu yang dimanfaatkan sebagai bahan baku bioethanol, mempunyai kriteria khusus yaitu : a) Kadar pati yang terkandung tinggi b) Berpotensi hasil tinggi c) Tahan akan cekaman biotik dan abiotik d) Dalam fase panen haruslah fleksibel Ubi kayu memiliki kandungan kalori, protein, lemak, hidrat arang, kalsium, fosfor, zat besi, vitamin B dan C, dan amilum. Daun

singkong mengandung vitamin A, B1 dan C, kalsium, kalori, forfor, protein, lemak, hidrat arang, dan zat besi. Sementara kulit batang, mengandung tannin, enzim peroksidase, glikosida, dan kalsium oksalat. Pemanenan dilakukan pada umur antara 8-10 bulan, tergantung varietasnya. Bila panen terlalu awal, ubi kayu berpati rendah. Bila panen terlambat, ubi kayu dengan serat kasar yang tinggi. Ubi kayu atau singkong sering dimanfaatkan sebagai pengganti makanan pokok karena kaya akan karbohidrat. Bagian daunnya dapat dikonsumsi sebagai lalap atau dibuat sayur singkong. Selain itu, singkong dapat dimanfaatkan sebagai tanaman obat yang dapat menyembuhkan berbagai penyakit seperti rematik, sakit kepala, demam dan dapat meningkatkan stamina. Produk Olahan Ubi Kayu  Wingko ubi kayu Bahan : a. Ubi kayu parut 1 kg b. Kelapa muda parut 1 butir c. Tepung ketan 200 gr d. Gula pasir 300 gr e. Telur 1 butir f. Margarin 100 gr g. Vanili, garam secukupnya Cara Pengolahan :  Mencampurkan semua bahan, cetak di atas loyang dengan tinggi maksimal 5 cm, lalu oven pada suhu 180℃ dalam waktu 40 menit  Keluarkan dari oven dan olesi dengan telur yang dikocok kemudian oven kembali selama 5 menit  Tiriskan dan potong wingko  Sajikan

2. Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.) Ubi jalar merupakan salah satu sumber karbohidrat utama dan sering dikonsumsi oleh masyarakat sehingga ubi jalar menempati posisi ketiga, yang posisi sebelumnya padi, jagung dan ubi kayu. Umbi jenis ini relatif dapat disimpan dalam keadaan segar dibandinkan dengan jenis umbi lain, serta apabila semakin lama disimpan akan terasa semakin manis. Bagian kulit ubi jalar relatif tipis bila dibandingkan dengan ubi kayu. Warna daging dari ubi jalar lebih beragam, yaitu putih, kuning, kemerah-merahan atau berwarna ungu. Bentuk dari ubi jalar sendiri bulat atau lonjong dan pada daging mengandung serat. Tanaman ubi ini memiliki umur panen yang pendek kisaran 3-4,5 bulan yang produktivitasnya tinggi 20-40 ton/hektar (Puslitbangtan, 2002). Kandungan yang dimiliki ubi jalar air 59-69 persen, abu 0,68- 1,69 persen (bk), protein 3,71-6,74 persen (bk), lemak 0,26-1,42 persen bk) dan karbohidrat 91,42-93,45 persen (bk) (Astawan dan Widowati, 2005). Kandungan tersebut menunjukkan ubi jalar ialah sumber energi potensial untuk dikonsumsi. Daging ubi yang beragam warna menunjukkan komponen bioaktif dan rasa yang terkandungnya. Komponen biokatif seperti β-karoten itu terkandung pada daging yang berwarna kekuningan hingga jingga. β-karoten pada ubi berperan sebagai provitamin A yang dapat diubah menjadi vitamin A. Selain itu pula dapat melindungi para pengonsumsi dari kanker, penuaan dini, stroke dan katarak.

Jenis ubi jalar ungu mengandung pigmen yang kaya akan antosianin. Antosianin bermanfaat sebagai antioksidan lebih tinggi dibandingkan dengan biji kedelai hitam dan beras hitam. Antioksida itu dapat mencegah kanker, penuaan dini dan atherosclerosis. Pada ubi jalar pula mengandung beberapa jenis oligosakarida yaitu stakiosa, rafinosa serta verbaskosa. Indonesia merupakan negara penghasil ubi jalar nomor empat di dunia sejak tahun 1968. Tanaman ini mampu beradaptasi di daerah yang kurang subur dan kering. Dengan demikian tanaman ini dapat diusahakan sepanjang tahun. Ubi jalar bisa ditanam sepanjang tahun, baik secara terus menerus, bergantian maupun secara tumpang sari. Beberapa penyebab rendahnya hasil produksi ubi jalar adalah belum menyebarnya varietas unggul dan belum tepatnya teknologi budidaya seperti pemupukan. Produk Olahan Ubi Jalar :  Ubi Rebus Pengolahan ubi rebus sering dikonsumsi oleh masyarakat sebagai sarapan atau makanan tambahan. Daerah yang masih memanfaatkan ubi rebus sebagai pangan pokok diantaranya kecamatan Cilawu dan kabupaten Garut.  Ubi Goreng Ubi dilakukan pengupasan, diiris kemudian diberi bumbu dan digoreng. Olahan ini sering disantap sebagai makanan selingan, dan adapula yang diolah sebagai pengganti kentang dalam bentuk french fries.  Ubi Panggang atau Bakar Untuk olahan ini, sering dikonsumsi oleh masyarakat di daerah pegunungan atau dataran tinggi dengan ditemani minuman hangat. Jenis ubi jalar yang sangat cocok untuk diolah secara panggang atau bakar yaitu ubi jalar cilembu.  Kolak Olahan kolak ini merupakan olahan makanan yang populer di waktu bulan Ramadhan. Kolak dibuat dari ubi jalar yang dimasak di dalam santan dan juga gula kelapa.

 Rasbi Rasbi, olahan yang terbuat dari tepung dan pati batatas (ubi jalar). Rasbi ini dapat dikonsumsi sebagai pengganti nasi. Kandungan serat pangan pada rasbi cukup tinggi dibandingkan dengan beras giling, yaitu serat pangan pada rasbi berkisar 7,19 % - 9,97 % dan pada beras giling 1,97 % - 3,47 % . 3. Talas (Colocasia esculenta (L.) Schoot) Talas merupakan umbi-umbian yang banyak dimanfaatkan di daerah Papua dan Jawa karena hasil produktivitasnya yang tinggi. Memproduksi tanaman talas tergantung pada kultivar, umur tanaman dan juga kondisi dari lingkungannya. Apabila talas diproduksi pada lingkungan yang optimal, talas akan mencapai 30 ton/hektar. Seperti halnya umbi-umbian lain, talas banyak mengandung karbohidrat dan air serta kaya akan senyawa yang dihasilkan untuk produk sekunder proses metabolisme alkaloid, glikosida, saponin, essential oil, resin dan asam-asam organik. Kandungan lain yang dimiliki talas yaitu pati sebesar 18,2 %, sukrosa dan gula pereduksi 1,42 % dan juga mengandung pigmen karotenoid (kuning) dan antosianin (merah). Pengolahan dari umbi talas banyak memanfaatkan umbi segar untuk dijadikan berbagai olahan, seperti keripik talas dan bahkan dijadikan bahan tambahan pada bolu. Produk Olahan Ubi Talas  Mie Pasta Talas Bahan : a. Pasta talas (talas kukus 100 gr yang dihaluskan) b. Tepung terigu 100 gr c. Kocokan telur 30 ml d. Air 30 ml Cara Pengolahan :  Mencapurkan semua bahan kemudian aduk hingga rata

 Bentuk adonan menjadi lembaran dengan alat pengggiling mie hingga rata dan halus, lalu cetak menjadi bentuk mie dengan alat pencetak mie  Kukus mie selama 3 menit dengan posisi menggantung  Oven pada suhu 70℃ selama 4 jam  Tiriskan dan siap dikemas 4. Gadung (Dioscorea hispida Dennst) Umbi jenis ini memiliki bentuk bulat panjang yang sisinya melebar terhadap puncak serta luas pada sekeliling atasnya semakin menyempit. Pada fase matang, gadung akan berwarna coklat atau kuning kecoklatan, berbulu halus panjang sekitar 5-6 cm. Berdasarkan warna daging umbi gadung, mempunyai dua kelompok : a) Gadung putih : Gadung betul, gadung kapur, gadung punel, dan gadung arintil b) Gadung kuning : Gadung kuning dan gadung pati Perbedaan dari kedua kelompok tersebut dilihat dari ukuran dan juga warna kulitnya. Gadung kuning mempunyai ukuran yang lebih besar dan juga padat bila dibandingkan dengan gadung putih, serta warna kulit luar pada gadung kuning berwarna putih keabuan dan dagingnya berwarna kuning. Kandungan karbohidrat, lemak, serat dan abu yang dimiliki umbi gadung lebih rendah dari ubi kayu. Tetapi kandungan air dan juga protein pada gadung lebih tinggi dibandingkan dengan ubi kayu. Umbi gadung mengandung fosfor sebesar 0,09 %, kalsium 0,07 %, dan besi 0,003 %. Selain berbagai kandungan yang dimiliki gadung, gadung pula mengandung racun yaitu alkaloid dioscorin dan saponin. Racun tersebut muncul karena dibiarkan tua hingga warnanya berubah menjadi hijau dan bahkan racun yang terkandung dapat bertambah.

5. Garut (Marantha arundinacea L.) Seperti namanya, umbi ini merupakan rhizoma dari tanaman garut dengan warna umbi putih dan mempunyai sisik yang menyelimuti umbi. Sisik-sisik tersebut berwarna putih sampai coklat pucat. Pada sisiknya terdapat rambut-rambut. Umbi garut mempunyai panjang 20 hingga 45 cm serta berdiameter 2,5 cm. Pati yang terkandung dalam umbi garut sebesar 19,4 % - 21,7 %. Pati ini jika dibandingkan dengan ubi kayu, umbi garut lebih rendah kandungannya. Selain itu pula garut mempunyai kadar air sebesar 8,23 %, kadar abu 2,99 %, kadar lemak 0,18 % dan kadar protein sebesar 4,87 %. Produk Olahan Ubi Garut 400 gr  Semprit Garut 220 gr Bahan : 200 gr 2 butir a. Pati garut 20 gr b. Margarin 1/2 sdt c. Gula halus 1/2 sdt d. Kuning telur e. Susu bubuk f. Vanili g. Soda kue Cara Pengolahan :  Kocokan margarin, gula halus, soda kue dan vanili hingga mengembang  Tambahkan kuning telur dan kocok hingga rata  Masukkan pati garut, susu bubuk ke adonan lalu campur hingga rata  Cetak adonan di atas loyang  Oven dengan suhu 170℃ selama 30 menit

6. Kimpul (Xanthosoma violaceum Schoot) Umbi kimpul mempunyai bentuk silinder sampai berbentuk bulat. Pada bagian tunasnya terdapat internode atau ruas, panjang umbi kisaran 12-25 cm berdiameter 12-15 cm dan memiliki bobot berat 300- 1000 gr. Pada umbi ini terdapat irisan yang melintang yang terdiri dari kulit, korteks dengan tebal 0,1 cm dan pembuluh xilem floem. Kulitnya sendiri mempunyai tebal 0,01-0,1 cm. Seperti halnya jenis umbi lain, kimpul mengandung komponen terbesar berupa air dan karbohidrat dan komponen lain seperti lemak, protein, vitamin dan juga mineral. Umbi kimpul mempunyai kalsium oksalat yang berbentuk seperti jarum, kalsium oksalat ini dapat memberikan rasa gatal. Untuk menghilangkan efek gatal tersebut, umbi dilakukan pencucian dengan air yang banyak serta diolah dengan pengukusan ataupun perebusan. Kimpul mempunyai saponin yang memiliki rasa pahit dan dapat menyebabkan pemecahan butir darah. Saponin dapat dihilangkan dengan perebusan atau perendaman. Kimpul sering dikonsumsi sebagai makanan sampingan saja dengan cara pengolahan sederhana yaitu pengukusan. 7. Gembili (Dioscorea aculeata L.) Umbi jenis ini berbentuk bulat hingga lonjong dengan permukaan yang licin dan mudah dikupas, warna kulit umbi gembili coklat mudah dan daging bagian dalamnya berwarna putih bening

sampai putih keruh. Berat umbi gembili pada umunya berkisar 100-200 gr dengan diameter 4 cm, panjang 4-10 cm dan tebal kulit 0,04 cm. Berbeda dengan jenis umbi lain, gembili kaya akan amilosa 14,2 % dan amilopektin setelah kompenen kimia karbohidrat. Umbi ini terasa manis karena mengandung gula 7-11 %. Protein yang terdapat di umbi gembili terdiri dari asam amino sulfur yaitu metionin dan sistin, asam amino lisin, tirosin dan triptofan. Dalam 100 gr umbi segar gembili mengandung kalsium 14 mg, besi 0,08 mg dan juga fosfor 49 mg. Produk Olahan Hasil Ubi Gembili secukupnya  Nasi Gembili secukupnya Bahan : a. Gembili yang tua dan bagus b. Garam Cara Pengolahan :  Kupas dan rendam air garam selama 30 menit supaya racun yang membuat gatal hilang  Parut halus gembili serta tuangkan air ke dalam parutan sampai tenggelam  Diamkan sampai pati menggendap, lalu buang air bening di atasnya  Peras parutan tersebut dengan kain bersih  Jemur pati gembili hingga kering atau dengan di panggang ke dalam oven bersuhu 50℃ sampai menjadi tepung  Setelah menjadi tepung, letakkan gembili di tampah  Kemudian diberikan percikan air dengan memakai tangan hingga menjadi gumpalan kecil seperti tiwul  Kukus bulatan nasi gempili hingga matang  Sajikan 8. Suweg (Amorphophallus camprummilatus B.) Suweg mempunyai ciri khas tersendiri yaitu bagian batang dan umbi menyatu menjadi satu dengan batas yang hampi tidak terlihat.

Selain itu pula, umbi ini mempunyai bekas pangkal pelepah daun dan mata tunas. Bagian tersebut berfungsi sebagai perkembangbiakkan tanaman. Karakteristik fisik dari umbi suweg : a) Umbi berbentuk bulat b) Bagian atas umbi berlekuk dangkal karena tempat pangkal tangkai daun c) Kenampakan seperti mangkuk d) Terdiri dari kulit umbi dan daging umbi e) Mempunyai kulit mata tunas utama, tunas anakan, tunas akar, akar aktif serta akar mati f) Ketika dipanen kulit suweg berwarna kuning muda, apabila dibiarkan di dalam tanah akan berubah warna menjadi kecoklatan Kandungan pada umbi suweg terdiri dari karbohidrat, protein, lemak, kalsium, fosfor, besi dan beberapa vitamin seperti vitamin A, B1 dan C. Umbi suweg akan mengeluarkan getah licin apabila kulit terkupas, getah tersebut berasal dari kalsium oksalat. Produk Olahan Ubi Suweg  Mie Pasta Suweg Bahan : a. Pasta suweg (suweg yang 100 gr dihaluskan) b. Terigu 100 gr c. Telur 30 ml d. Air 30 ml Cara Pengolahan :  Mencampurkan semua bahan, aduk hingga rata  Bentuk adonan menjadi lembaran dengan alat pengggiling mie hingga rata dan halus, lalu cetak menjadi bentuk mie dengan alat pencetak mie  Kukus adonan selama 3 menit dengan posisi menggantung  Oven pada suhu 70℃ selama 4 jam

 Tiriskan dan siap dikemas 9. Ganyong (Canna edulis) Tanaman umbi ganyong berbeda dibandingkan dengan tanaman lain, dimana tanaman umbi ini akan tetap hijau sepanjang hidup. Bagian pada tanaman ini seperti warna batang, daun, pelepah dan sisik umbi bergantung dari varietasnya. Panjang batang umbi ganyong 3 m diukur dari ujung tanaman sampai dengan ujung umbi. Adapun kandungan kimia dari ganyong dipengaruhi oleh varietas, umur dan iklim lingkungannya. Produk Olahan Ubi Ganyong  Dawet Ganyong Bahan : a. Pati ganyong 80 gr b. Tapioka 20 gr c. Air 850 ml d. Garam 1/2 sdt e. Gula pasir 2 sdm f. Air es secukupnya Cara Pengolahan :  Rebus air hingga mendidih lalu tambahkan gula dan garam  Masukkan pati ganyong dan tapioka yang sebelumnya sudah dilarutkan dengan air

 Aduk hingga rata dan matang, lalu cetak adonan  Gunakan air es untuk meredam hasil cetakan  Tiriskan dawet dan hidangkan dengan santan  UMBI BATANG Jenis umbi ini merupakan umbi yang terbentuk dari batang atau struktur modifikasi batang. Umbi batang mampu memunculkan tunas maupun akar, sehingga kerap kali dijadikan bahan perbanyakan vegetatif oleh manusia. 1. Kentang (Solunum tuberasum L) Kentang, yang memiliki nama latin Solanum tuberosum L. merupakan sebuah tanaman dari suku Solanaceae yang mempunyai umbi batang yang bisa dikonsumsi dan disebut dengan kentang juga. Umbi kentang saat ini sudah jadi salah satu makanan pokok yang penting di Eropa meskipun pada mulanya didatangkan dari daerah Amerika Selatan. Tumbuhan kentang ini berasal dari Amerika Selatan dan sudah dibudidayakan oleh para penduduk di sana sejak ribuan tahun yang lalu. Tanaman ini adalah herba, alias tanaman pendek dan tidak memiliki kayu, semusim dan sangat suka dengan iklim yang sejuk. Kentang ini juga sangat cocok untuk ditanam di dataran tinggi serta di daerah yang beriklim tropis. Seperti yang telah diketahui bahwa kentang merupakan sebuah bahan masakan yang sangat digemari oleh hampir seluruh orang di penjuru dunia ini. Bahkan di sejumlah daerah, ada yang menjadikan kentang ini sebagai makanan pokok mereka. Selain itu, kentang juga kaya akan kandungan Vitamin B, vitamin C, dan juga beberapa vitamin A yang sangat baik untuk mata kita. Kentang yang juga menjadi sumber karbohidrat yang penting. Warna umbi kuning, putih, merah. Kulit kentang berwarna kuning, ungu. Mutu kentang berdasar bobot dibedakan menjadi 4 seperti super “a” (301 g), besar “b” (100 – 300 g), sedang “c” (50 – 100 g), kecil “d” (50 g). Kentang termasuk ke dalam komoditas holtikultural sayur dan buah. Para petani yang menanam kentang secara turun menurun merupakan jenis kentang kultivar granola. Jenis kentang ini

membutuhkan keadaan agroklimat yang cocok ditanam pada daerah pegunungan yang bersuhu 15-18 ℃ di malam hari serta 24-30℃ di siang hari. 2. Wortel (Daucus carota L) Wortel (Daucus carota L.) merupakan tumbuhan jenis sayuran umbi yang umumnya berwarna jingga kekuningan atau kuning kemerahan dengan tekstur yang menyerupai kayu. Tanaman wortel memiliki batang yang pendek, dan akar tunggang yang bentuk dan fungsinya akan berubah menjadi umbi bulat dan memanjang. Kulit umbi wortel sangat tipis, bila dimakan dalam kondisi mentah terasa renyah dan agak manis. Tanaman ini menyimpan cadangan makanan di dalam umbinya, sehingga bagian yang dapat dimakan dari wortel adalah bagian umbi atau akarnya. Wortel dapat ditanam sepanjang tahun dan menjadi sayuran penting yang paling banyak ditanam di berbagai tempat di lahan pertanian. Disamping itu, sayuran ini banyak disukai masyarakat karena harganya yang relatif lebih murah, mempunyai rasa yang enak dan mudah untuk diolah baik dalam bentuk makanan maupun minuman dengan dibuat jus. Awalnya kegunaan wortel hanyalah sebagai obat, tetapi dalam perkembangannya wortel telah menjadi sayuran utama dan umumnya dikenal karena kandungan gizi wortel yang sangat baik untuk meningkatkan kesehatan tubuh. Selain itu kandungan gizi wortel yang penting lainnya adalah mineral (terutama kalsium dan fosfor), pektin, serat, vitamin C, vitamin B dan minyak atsiri yang baik untuk kesehatan tubuh. pektin dalama wortel sangat baik untuk menurunkan kolesterol darah. Pada wortel juga terdapat serat yang tinggi bermanfaat untuk mencegah terjadinya konstipasi pada saluran pencernaan. Sedangkan kandungan minyak atsiri wortel terdapat pada kantong minyak yaitu di dalam ruang antarsel perisikel pada umbi wortel, yang berperan dalam menyebabkan bau dan aroma yang khas dari wortel. Selain itu, wortel yang memiliki akar tunggang menyimpan sukrosa dan jenis gula

lainnya dalam jumlah yang cukup banyak. Jenis-jenis gula yang terdapat pada wortel terdiri darimaltosa, glukosa, sukrosa, dan fruktosa. Namun, kandungan gula dan juga asam amino pada wortel tergantung dari jenis atau varietas wortel, lingkungan, pertaniannya dan penyimpanannya. 3. Kencur Kencur masuk ke divisi Spermatophita. Kebanyakan terdiri atas tumbuhan berumur panjang yang besar, berbatang basah dengan rimpang dan daun-daun yang besar, gundul, tidak berambut,dengan pelepah yang besar dan tangkai yang nyata dan tidak jarang beralur disisi atasnya. Helaian daun biasanya asimetris bertulang menyirip. Bunga umumnya besar dan berwarna menarik, zigomorf, atau asimetris, degan berbilang 3, mempunyai kelopak dan mahkota. Benang sari dengan 2 lingkaran, tiap lingkaran terdiri atas 3 benang sari dengan kepala sari, tetapi biasanya terjadi reduksi, sehingga biasanya hanya terdapat 1 benang sari yang fertile sedangkan lainnya staminoidal atau tidak ada. Bakal buah kencur tenggelam, kebanyakan beruang 3 dengan 1 bakal biji dalam tiap ruangnya. Bijinya sedikit atau tidak mempunyai endosperm besar. Terna dengan daun-daun dalam siatu rozet yang terdapat pada tanah, dalam tanah yang subur cepat beranak, dalam musim kemarau kehilangan daun-daun yang segera harus dipaneni rimpangnya, sebab jika tidak rimpang itu akan lekas busuk di dalam tanah. Rimpang berwarna putih, beraia-air dan rapuh,bau tidak sedap,dapat menyebabkan pusing kepala. Seperti Zingiberaceae lainnya yang digunakan dari tumbuhan ini juga rimpangnya tadi, yang mengandung minyak atsiri pula antara lain terdiri atas “menthoxy- kneelzure acethyl ester”.  UMBI LAPIS Umbi lapis (bulbus) merupakan sejenis umbi yang terbentuk dari tumpukan (pangkal) daun yang tersusun rapat dalam format roset. Umbi lapis berbeda dari umbi yang lainnya karena tidak mengakumulasi karbohidrat dalam bentuk polisakarida. Pembesaran terjadi karena berkumpulnya cairan di

sel umbi. Umbi jenis ini dibentuk oleh beberapa suku-suku monokotil seperti Amaryllidaceae (termasuk kelompok bawang-bawangan) dan Liliaceae. Umbi lapis memiliki bagian pangkal yang agak keras yang disebut cakram (discus). Cakram ini adalah batang. Dari cakram akan tumbuh lapisan- lapisan daun yang tebal, lunak dan berair. Karena tebal dan berlapis inilah terbentuk struktur yang membengkak sehingga disebut \"umbi\". Apabila lapisan-lapisan ini besar dan saling menutupi ia disebut tunica, dan apabila lapisan-lapisan kecil dan hanya saling menyirap disebut squama (sisik). 1. Bawang Merah Bawang merah yang dalam bahasa latin disebut Allium ascalonicum L. merupakan tumbuhan dalam famili Alliaceae. Umbi yang dihasilkan tanaman ini digunakan oleh manusia sebagai bumbu masakan. Ada yang dihaluskan bersama bumbu lainnya maupun dijadikan bawang goreng sebagai pewangi dan penyedap masakan. Namun perlu diingat untuk tidak menyimpan irisan bawang merah lebih dari satu hari, karena bawang merah yang sudah dipotong merupakan tempat berkembang biaknya bakteri meskipun disimpan di lemari pendingin. Jadi, kalau bawang merah sudah diiris harus digunakan saat itu juga atau buang. Bawang merah merupakan tanaman berumbi lapis yang tumbuh merumpun setingg 40 – 70 cm. Sistem perakaran serabut dan dangkal, bercabang dan terpencar, dapat menembus kedalam tanah hingga kedalaman 15 – 30 cm. Bawang merah memiliki umbi lapis bervariasi. Ada yang berbentuk bulat ada yang bundar seperti gasing terbalik sampai pipih. Ukuran umbi pun ada yang besar dan ada yang kecil. Warna kulit ada yang kuning, putih, merah muda, merah tua ataupun merah keunguan. Baik biji maupun umbi lapis dapat dipergunakan sebagai bahan perbanyakan tanaman. Bawang merah umumnya digunakan sebagai bumbu dapur untuk memasak namun bisa pula digunakan untuk peredam panas. Bawang merah juga bisa dimanfaatkan sebagai ramuan herbal tradisional untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit. Berikut ini beberapa masalah kesehatan yang bisa diatasi dengan ramuan

bawang merah yang antara lain adalah menyembuhkan sembelit, menyembuhkan hemoroid atau wasir, mencegah diabetes, melindungi jantung, mengontrol kadar kolestrol dan mencegah kanker. 2. Bawang Putih Bawang putih adalah nama tanaman dari genus Allium. Umbi dari tanaman bawang putih merupakan bahan utama untuk bumbu dasar masakan Indonesia. Manfaat bawang putih antara lain digunakan sebagai bumbu yang digunakan hampir di setiap makanan dan masakan Indonesia. Sebelum dipakai sebagai bumbu, bawang putih dihancurkan dengan ditekan dengan sisi pisau sebelum dirajang halus dan ditumis di penggorengan dengan sedikit minyak goreng. Bawang putih bisa juga dihaluskan dengan berbagai jenis bahan bumbu yang lain. Selain itu, bawang putih mempunyai khasiat sebagai antibiotik alami di dalam tubuh manusia.

DAFTAR PUSTAKA Ginting, E., Joko, S., & Rahmi, Y, (2015). Produk Olahan Aneka Umbi. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Dwi, R., Eva., Y., & Infanta., K, (2014). Jenis, Karakteristik, Pemanfaatan dan Penanganan Umbi-Umbian. Universitas Dipenogoro


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook