Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore 1-3 penulis

1-3 penulis

Published by Aar Asqolani, 2020-09-30 06:09:50

Description: 1-3 penulis

Search

Read the Text Version

MATERI PENDAMPINGAN PEMBELAJARAN JARAK JAUH (PJJ) BAGI PENDIDIK, TENAGA KEPENDIDIKAN, DAN ORANG TUA SISWA PENDIDIKAN DASAR BUNGA RAMPAI UMUM “Membangun Motivasi, Kreasi, dan Solusi di Masa Pandemi Agar Tetap Berkarya dan Berprestasi untuk Negeri” KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DIREKTORAT PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN PENDIDIKAN DASAR 2020

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI DAFTAR ISI SAMBUTAN DIREKTUR PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN PENDIDIKAN DASAR DITJEN GTK KEMENDIKBUD PENDAHULUAN 1. Prof. Dr. Sudarwan Danim ASESMEN AWAL BAGI SISWA PADA RANAH KOGNITIF DAN NONKOGNITIF 2. Dr. Ani Khairani, M.Psi, Psikolog MEMPERSIAPKAN MENTAL SISWA DI ERA PENDEMIK 3. Ida Dewa Ayu Istri Ngurah, S.T., M.Sc. PEMBELAJARAN JARAK JAUH EFEKTIF DAN ANTIBOSAN 4. Adhimas Wahyu Agung Wijaya STRATEGI PEMBELAJARAN JARAK JAUH GURU TANGGUH DI DAERAH 3T 5. Melania Niken Larasati PENGATURAN WAKTU SEBAGAI WUJUD EFEKTIVITAS DIRI DI MASA PANDEMI 6. Florischa Ayu Tresnatri MEMULIHKAN PENURUNAN KEMAMPUAN SISWA SAAT SEKOLAH DIBUKA KEMBALI 7. Asep Supena MENGELOLA PEMBELAJARAN UNTUK SISWA

BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SEKOLAH INKLUSIF PADA MASA PANDEMI COVID-19 8. Aryasatyani Sintadewi MENGENAL PERPUSTAKAAN DIGITAL BUKU CERITA ANAK LET'S READ PENUTUP

ASESMEN AWAL BAGI SISWA PADA RANAH KOGNITIF DAN NONKOGNITIF Prof. Dr. Sudarwan Danim

ASESMEN AWAL BAGI SISWA PADA RANAH KOGNITIF DAN NONKOGNITIF Oleh: Prof. Dr. Sudarwan Danim ASESMEN AWALGuru Besar Universitas Negeri Bengkulu BAGI SISWA Pendahuluan PADA RANAH KOGNITIFTak kenal alur jalan, tersesat. Tak kenal wajah, tak tahu nama. Tak tahu penyebab kesalahan anak, salah DAN NONKOGNITIFmemberi nasihat. Tak tahu kemampuan dasar belajar anak, salah memulai pembelajaran. Maksud dari beberapa Prof. Dr. Sudarwan Danim ungkapan tersebut dalam konteks pembelajaran adalah kalau guru meminta anak menghitung penjumlahan 5 + 5, harus dipastikan bahwa anak sudah mengenal angka 1 - 10. Jika orang tua meminta anak menyebutkan warna atau aneka warna sebuah gambar, harus dipastikan anak itu telah mengenal jenis-jenis warna. Ini semua merupakan ragam bentuk dan contoh sederhana asesmen awal. Oleh karena itu, asesmen awal yang dalam aneka buku bacaan disebut tes diagnostik (diagnostic test) merupakan gejala sosial di sekitar kita, bukan monopoli dunia pendidikan dan pembelajaran. Guru harus mengenal dengan baik potensi anak didiknya. Orang tua pun harus begitu. Orang tua harus menyadari bahwa menasihati anak atas dasar prasangka bukanlah cara yang baik. Pada saat memberi nasihat, pastikan anak dalam keadaan tenang dan bukan dalam 1

suasana marah. Seperti halnya orang tua, pendidik harus mengenal dengan baik potensi dan karakteristik peserta didiknya, baik dari sisi kognitif, afektif, maupun psikomotor. Di lingkungan sekolah, untuk mengenali karakteristik siswa baru, salah satu caranya adalah melalui tes atau asesmen diagnostik. Tes atau asesmen diagnostik merupakan tes awal (pretest), sebagai deteksi dini untuk memastikan realitas anak didik yang sesungguhnya. De inisi dan Tujuan Apakah asesmen awal atau tes diagnostik merupakan fenomena baru? Tidak juga. Catatan sejarah pendidikan membuktikan bahwa tes diagnostik telah ada sejak zaman Yunani Kuno, era peradaban Sebelum Masehi (SM). Pada era itu, guru melakukan asesmen awal untuk menentukan apakah siswa baru mengetahui geogra i dasar, sejarah, atau budaya. Hasil tes diagnostik itu digunakan oleh guru untuk menentukan dari mana memulai dan berapa banyak waktu yang yang harus disediakan untuk topik tertentu. Di lingkungan satuan pendidikan, asesmen awal sering dide inisikan sebagai analisis tentang sifat atau kondisi siswa pada usia dan situasi tertentu Hasil tes diagnostik membantu memberi tahu guru dan siswa tentang apa dan berapa banyak yang telah mereka ketahui dan tidak ketahui tentang kondisi atau topik tertentu untuk kebutuhan 2 ASESMEN AWAL BAGI SISWA PADA RANAH KOGNITIF DAN NONKOGNITIF Prof. Dr. Sudarwan Danim

pembelajaran (Danim, 2018). Hasil tes ini menginformasikan kepada guru tentang materi dalam perencanaan pembelajaran dan mengidenti ikasi bidang- bidang yang mungkin memerlukan lebih banyak waktu untuk dihabiskan. Pada era Yunani Kuno, guru belajar dari tes diagnostik, misalnya, banyak siswa sudah memiliki pengetahuan tentang aspek budaya Yunani, tetapi tahu sedikit tentang sejarahnya. Dari hal tersebut, mereka menyesuaikan rencana pelajaran untuk mempelajari sejarah dan asal- usul Yunani Kuno dan mengurangi mempelajari budaya. Tujuan asesmen awal atau penilaian diagnostik yaitu unPturokf.mDer.nSenutduakrawnatninDdaankiamn atau perbuatan yang bersifat membantu kesulitan atau mengatasi hambatan yang dialami DAN NONKOGNITIFsiswa atau peserta didik waktu mengikuti kegiatan PADA RANAH KOGNITIFpembelajaran pada suatu bidang studi atau keseluruhan program pembelajaran. Aspek-aspek yang dinilai yaitu hasil BAGI SISWAbelajar yang diperoleh murid, latar belakang kehidupannya, ASESMEN AWALserta semua aspek yang berkaitan dengan kegiatan pembelajaran. Istilah diagnostik merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengidenti ikasi gejala-gejala yang ditimbulkan (Depdiknas, 2007). Diagnostik untuk 3

kepentingan pembelajaran melingkupi konsep yang luas yang meliputi identi ikasi kekuatan dan kelemahan siswa dalam pembelajaran. LAWA NEMSESAFokus utama tes atau asesmen diagnostik berkaitan dengan ranah kognitif dan nonkognitif. Tes atau asesmen ini AWSIS IGABbiasanya berfungsi sebagai barometer untuk mengetahui seperti apa karakteristik siswa yang diterima pada satuan FITINGOK HANAR ADAPpendidikan tertentu dan layanan kelompok atau individual FITINGOKNON NADmacam apa yang akan diberikan kemudian, setelah mereka diterima secara resmi di sekolah. Guru dan siswa sama-minaD nawraduS .rD .forP sama membayangkan situasi di kelas baru. Tanpa asesmen awal terhadap siswanya, guru berada dalam alam keremangan atau wilayah abu-abu. Bisa jadi, awalnya mereka bertemu dengan tatapan kebingungan, karena satu sama lain belum mengenal. Ketika guru bertanya kepada siswa apakah mereka mengerti apa yang diajarkan olehnya, bisa jadi jawabannya dia tidak tahu apa yang dibicarakan. Layanan yang diberikan kepada siswa hanya didasari apa yang oleh guru dianggap baik, bukan yang diperlukan oleh siswa. Guru yang baik menjalankan fungsi agar siswa mudah belajar, bukan agar dia mudah mengajar (Danim, 2019). Penilaian diagnostik memungkinkan guru menentukan kekuatan, kelemahan, 4

pengetahuan, dan keterampilan individu siswa sebelum pelaksanaan pembelajaran. Karenanya, asesmen awal atau tes diagnostik ini sangat diperlukan terutama pada awal penerimaan siswa baru atau saat guru akan memulai pembelajaran. Manfaat Asesmen Awal Jadilah guru yang hebat! Guru yang hebat itu tidak dilihat dari sisi pandang apakah dia bergelar sarjana, magister, bahkan doktor, lengkap dengan predikat profesional (Gr.) yang disandangnya. Guru yang hebat adalah guru yang bisa membuat siswa yang biasa- biasa saja menjadi lulusan yang luar biasa. Guru seperti ini mampu mendongkrak potensi kognitif, afektif, dan psikomotor siswa mencapai lompatan yang hebat. Dengan demikian, asesmen awal sejatinya berguna bagi guru untuk menentukan strategi tentang apa, mengapa, bagaimana, dan ke arah mana siswanya akan dipacu pada lintasan masa depan yang mereka mimpikan, Hasil asesmen awal menjadi modal dasar guru dalam merencanakan pembelajaran yang bermakna dan e isien, karena guru tahu persis apa yang diketahui atau tidak diketahui siswa. Dari sinilah guru berimajinasi tentang apa 5 ASESMEN AWAL BAGI SISWA PADA RANAH KOGNITIF DAN NONKOGNITIF Prof. Dr. Sudarwan Danim

yang paling cocok diberikan kepada siswa, bagaimana caranya, dan pada situasi macam apa. Dengan cara ini dapat mengurangi frustrasi dan kebosanan siswa. ASESMEN AWALAsesmen awal pun bermanfaat bagi penyediaan BAGI SISWAinformasi untuk pembelajaran individual. Hasil asesmen ini menunjukkan kepada guru dan siswa apa yang diketahui sebelum pengajaran terjadi. Dengan begitu, siswa pun bisa PADA RANAH KOGNITIFmengancang diri untuk untuk pembelajaran yang cerdas dan DAN NONKOGNITIFkontinyu. Ancangan belajar siswa menentukan capaiannya. Banyak dimensi yang tercakup dalam asesmen awal atPauroft.eDs r.dSiaugdnaorwstaikn. DBaenbimerapa dimensi yang tergamit disajikan berikut ini. 1. Siapa yang :Guru/peneliti/tenaga ahli melakukan 2. Di mana :Sekolah/rumah/lembaga psikologi 3. Kepada siapa :Peserta didik 4.Tujuan :Mengetahui kekuatan dan kelemahan spesi ik pembelajar di bidang tertentu. 5. Lamanya waktu :Sifatnya leksibel 6. Teknik :Tes/observasi/wawancara, dll. 7. Urutan :Logis dan langkah demi langkah 8. Metode :Remediasi dinegosiasikan/terapi 9. Dukungan untuk :Pembelajar/orang tua/guru Artibut Kognitif dan Nonkognitif Asesmen awal memiliki dua fokus utama, yaitu 6

kognitif atau intelektual dan nonkognitif atau nonintelektual – termasuk emosional. Atribut kognitif mencakup beberpa hal. Pertama, pengujian kognitif untuk memeriksa masalah dengan kognisi. Kognisi adalah kombinasi dari proses di otak yang terlibat di hampir setiap aspek kehidupan. Kedua, kognisi mencakup pemikiran, ingatan, bahasa, penilaian, dan kemampuan untuk mempelajari hal-hal baru. Ketiga, pengujian kognitif tidak dapat menunjukkan penyebab spesi ik penurunan nilai. Pengujian ini dapat membantu penyedia mencari tahu apakah seseorang memerlukan lebih banyak tes dan/atau mengambil langkah- langkah untuk mengatasi masalah tersebut. Tes kognitif dirancang untuk membantu mengukur fungsi mental, seperti memori, bahasa, dan kemampuan untuk mengenali objek. Jenis tes yang dikenal di Indonesia. Komponen penilaian diagnostik mencakup beberapa aspek, yaitu terjadi pada awal unit, pelajaran, semester, atau periode waktu. Tes diagnostik adalah serangkaian pertanyaan tertulis yang menilai basis pengetahuan siswa saat ini atau 7 ASESMEN AWAL BAGI SISWA PADA RANAH KOGNITIF DAN NONKOGNITIF Prof. Dr. Sudarwan Danim

pandangan terkininya tentang suatu masalah atau yang akan dipelajari (Kubiszyn dan Borich, 2012). Di lingkungan sekolah, beberapa jenis tes yang dapat digunakan LAWA NEMSESAdiantaranya, seperti pilihan ganda, pilihan ganda dan alasannya, pilihan ganda dengan pilihan alasan, pilihan AWSIS IGABganda dan uraian, instrumen uraian, dan lain-lain. Di luar itu, asesmen awal dapat dilakukan oleh guru melalui wawancara FITINGOK HANAR ADAPlangsung, wawancara dengan pihak ketiga atau orang tua, FITINGOKNON NADobservasi, membaca cacatan atau riwayat hidup siswa. Keterampilan kognitif berbeda dengan keterampilan nonkognitif. Ibarat tetumbuhamn,inkaeDtenraamwpraildaunSn.orDnk.ofogrnPitif cenderung meningkat daripada berkurang, seiring bertambahnya usia (Russell dan Airasian, 2012). Berbeda dengan keterampilan kognitif, keterampilan nonkognitif merupakan kelompok keterampilan dan atribut yang sulit dide inisikan dan diukur. Aspek nonkognitif mencakup istilah-istilah seperti keterampilan perilaku, keterampilan lunak, ciri-ciri kepribadian, karakter, dan keterampilan sosial-emosional. Juga, menggamit dimensi keterampilan komunikasi, hubungan interpersonal, sikap, kesehatan emosional, keterampilan sosial, etos kerja, sikap demokratis, rasa hormat terhadap orang lain, kasih sayang, kontrol diri, toleransi, dan pengaturan diri. 8

Penutup Menemukenali siswa menjadi keniscayaan bagi guru, seperti halnya orang tua harus tahu banyak tentang potensi kognitif, minat dan hobi, serta kepribadian anaknya. Untuk menemukenali karakteristik siswa baru atau ketika akan memulai pembelajaran, salah satu cara yang dapat dilakukan oleh guru adalah melakukan asesmen awal atau tes diagnostik. Tes atau asesmen diagnostik merupakan tes awal. Fokus utamanya berkaitan dengan ranah kognitif dan nonkognitif siswa. Tes atau asesmen ini biasanya berfungsi sebagai barometer untuk mengetahui seperti apa karakteristik siswa yang diterima pada satuan pendidikan tertentu dan layanan kelompok atau individual macam apa yang akan diberikan kemudian, setelah mereka diterima sePcaroraf.rDesrm. Si duidsaerkwoalanhD. anim DAN NONKOGNITIF PADA RANAH KOGNITIF BAGI SISWA ASESMEN AWAL 9

DAFTAR PUSTAKA Departemen Pendidikan Nasional. (2007). Panduan Penilaian Kelompok Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Jakarta: Depdiknas Danim, S. (2018). Perkembangan Peserta Didik, Bandung: Alfabeta Danim, S., dan Khairil. (2019). Psikologi Pendidikan: dalam Persepektif Baru, Bandung: A labeta Kubiszyn, T., & Borich, G. D. (2012). Educational Testing and Measurement: Classroom Application and Practice (10th ed.). New York: John Wiley & Sons. Russell, M. K., & Airasian, P. W. (2012). Classroom Assessment: Concepts and Applications (7th ed.). New York: McGraw Hill. 10 ASESMEN AWAL BAGI SISWA PADA RANAH KOGNITIF DAN NONKOGNITIF Prof. Dr. Sudarwan Danim

LAWA NEMSESA AWSIS IGAB FITINGOK HANAR ADAP FITINGOKNON NADProf. Dr. Sudarwan Danim ini lahir di Tb. Gunung, 20 Pebruari 1959, Kabupaten Seluma, Bengkulu. Meraih Doktor Pendidikan tahun 1998 dengan predikat Cum Laude. Profesor Sudarwan mDiannaDimnatwelraadhumS e.rlDak.fuorkPan kunjungan dan studi profesional di puluhan negara, baik Asia, Eropa, Australia, Amerika Serikat, maupun Afrika. Beberapa posisi dan tugas-tugas strategis yang pernah dilakoninya antara lain: (1) Tim Sustainability PGSM; (2) Tim Re- engineering SMK; (3) Pelatih MBS; (4) Tim Penyusun NA dan Tim Antardep UUGD; (5) Konsultan Pendidikan; (6) Tim Pengembang dan Pelatih Kemitraan Kepala Sekolah; (7) Ketua/Anggota Aneka Lomba Pendidikan dan Pembelajaran di tingkat Nasional (8) Konsultan DBS-Basic Education, USAID; (9) Konsultan BERMUTU; (10) Tim Ahli BSNP; (11) Pelatih Nasional Kurikulum 2013 untuk Guru; (12) Tim Pengembang SKG Kemdikdub, (13) Anggota Komite Aksi Nasional PBBPTPA; (13) Tenaga Ahli Komite III DPD-RI; dan (14) Pelatih Calon Kepala Sekolah. Profesor Sudarwan Danim telah menulis lebih dari 40 buah buku ajar untuk mahasiswa program sarjana hingga doktor, menghasilkan puluhan karya penelitian, karya tulis di jurnal nasional dan internasional. Disamping itu, sejak mahasiswa banyak menulis artikel di media massa, majalah, dan jurnal. Sejak jadi profesor, banyak diminta untuk menjadi 11

penguji ahli utuk mahasiswa Program Dokor serta menjadi visiting professor pada beberapa perguruan tinggi, baik di dalam maupun di luar negeri. ASESMEN AWALProfesor Sudarwan Danim merupakan pemegang Serti ikat Keahlian yang dikeluarkan oleh institusi ternama BAGI SISWAd i d a l a m d a n d i l u a r n e g e r i , a n t a r a l a i n : ( 1 ) Pelatih/instruktur Metodologi Penelitian (Jakarta), (2) Pelatih/instruktur MBS/MPMBS (Jakarta), (3) Pelatih/instruktur Kurikulum 2013 (Jakarta), (4) PADA RANAH KOGNITIFPelatih/instruktur Penulisan Akademik (Inggris), dan (5) Pelatih/instruktur Teaching and Leadership Elevator DAN NONKOGNITIF(AmerikaSerikat). Profesor Sudarwan Danim dapat dihubungi melalui tePlerpoof.nD+6r.2S8u1d3a7r3w3a0n88D8a8n/imemail: [email protected] \"Membelajarkan itu gampang. Diagnosis potensi dan kemampuan dasar siswa, laksanakan pembelajaran, dan nilai capaiannya.\" (Sudarwan Danim) 12

MEMPERSIAPKAN MENTAL SISWA DI ERA PANDEMIK Dr. Ani Khairani, M.Psi, Psikolog 13

MEMPERSIAPKAN MENTAL SISWA DI ERA PENDEMIK Oleh: Dr. Ani Khairani, M.Psi, Psikolog Dosen Bimbingan Konseling Pendidikan Islam UIKA Bogor Pendahuluan Proses pembentukan kepribadian diawali dengan bagaimana seorang dapat membuat pola perilaku dalam otaknya. Pola perilaku tergantung pada sistem keyakinan yang dibentuk dari persepsi atau mindset yang dibangun dari pengalaman dan pembelajaran dalam hidup. Hal ini menjadi jalan bagaimana orangtua dan guru harus memahami proses pembentukan persepsi, skema serta atensi seseorang untuk merespon segala sesuatu. Ketika masa pandemik, seseorang mengalami sebuah perubahan dari sebelumnya yang relatif sangat terasa, tidak terkecuali pada anak-anak. Mempersiapkan mental anak dalam kondisi penuh dengan ketidakpastian dilakukan dengan membentuk respon yang benar terhadap stimulus yang datang. Hal ini sekaligus jalan membentuk pola kepribadian bagi anak. Persiapan terhadap Perubahan Kondisi Dalam hidup setiap detiknya kita menghadapi berbagai perubahan baik yang terasa maupun tidak terasa. Perubahan itu sendiri dapat dipahami sebagai suatu situasi dan kondisi yang tidak dapat kita hindari bahkan terkadang 14

berada di luar kendali kita. Dalam kondisi pandemik ini, kita menghadapi perubahan yang signi ikan berdampak pada setiap aspek kehidupan. Hal ini dirasakan bukan hanya oleh kita sendiri, tetapi seluruh masyarakat bahkan seluruh dunia. Jika sebuah perubahan itu terjadi maka akan menggeser zona nyaman dari seorang individu. Zona nyaman itu sendiri biasa disebut dengan comfort zone. Disebutkan dalam buku A. White (2008) bahwa comfort zone adalah sebuah keadaan dimana seseorang berperilaku dengan netral dan aman dari kecemasan, menggunakan seluruh sumber yang terbatas untuk berperilaku agar dapat menampilkan sebuah kestabilan tanpa menghadapi resiko tertentu. Ketika zona nyaman kita bergeser maka ada sebuah proses yang disebut coping, dimana seorang individu mengeluarkan usaha untuk mengantisipasi dan menghada-pi perubahan yang ada. M e n u - r u t C a r n a l ' s Gambar 1.Lingkaran Perubahan Zona Kenyamanan Coping Cycle menunjukkan bahwa ketika seorang individu menghadapi sebuah perubahan maka akan sangat berpengaruh pada self esteem atau harga diri yang dibentuk 15

selama ini oleh seseorang. Dalam teori ini, De Vries and Miller dan Adams et, al. dalam White (2008) mengatakan bahwa Carnall menyusun lima tahap dalam siklus menghadapi perubahan ini. Tahap pertama adalah fase penolakan. Penolakan ini dilakukan karena individu tidak siap akan perubahan, ia merasa sudah nyaman dan tidak membutuhkan sebuah perubahan dalam hidupnya. Sikap ini didasarkan pada kecemasan dan ketakutan akan perubahan itu sendiri menggeser segala hal yang telah membuatnya senang selama ini dan stabil. Tahap kedua adalah tahap bertahan. Dalam tahap ini, indidvidu menunjukkan perilaku yang memaksakan bahwa perubahan itu bisa dijalani dengan cara lama. Usaha dan energi difokuskan pada situasi mempertahankan kondisi sebelumnya dan menolak perubahan dan terus berusaha meyakinkan diri bahwa kondisi akan kembali lagi seperti sebelumnya. Dapat dikatakan bahwa tahap satu dan dua ini berfokus pada masa lalu dan didasarkan pada sebuah ketakutan. Kondisi ini dapat kita sebut dengan zona ketakutan (fear zone). Tahap ketiga, individu membuang cara lama dalam menghadapi perubahan, mulai dapat memberikan komitmen untuk cara baru berperilaku. Tahap keempat, seorang individu mulai melakukan adaptasi. Hal ini membuat ia semakin percaya diri menghadapi perubahan dan berupaya 16

kehidupan kita selama ini sehingga mempengaruhi seorang manusia itu berespon. Stimulus bisa berupa orang, situasi yang relatif singkat, dan kondisi yang relatif panjang sangat mempengaruhi bagaimana kita berespon. Sebelum kita mempersiapkan putra-putri dan siswa kita untuk berespon dengan tepat, maka hendaknya kita sebagai orang dewasa, memahami terlebih dahulu bagaimana proses respon berulang membantuk perilaku dan kepribadian kita. Manusia diberikan potensi akal yang terdiri dari organ otak di bagian tertinggi di tubuhnya yaitu kepala. Otak adalah mahluk Ajaib, kurang lebih 1500gr beratnya dari tubuh kita, dengan tekstur lembut seperti kembang tahu, yang dilapis tujuh lapisan dan beberapa lapisannya harus menggunakan gergaji khusus untuk membukanya. Jika satu otak di jadikan satu lembar saja niscaya ia akan menutupi lapangan sepak bola dan jika lapisan itu dibuat lebih tipis lagi niscaya dia akan menutupi seluruh permukaan bumi dan angkasanya. Dalam buku Human Brain, Rita Carter (2009) menjelaskan bahwa otak terdiri dari 100 milyar neuron yang siap distimulasi yang setiap satu neuron sanggup untuk bersambungan dengan 10.000 neuron yang lain, membentuk koneksi sirkuit bakat, kemampuan, perilaku bahkan pribadi. Kecerdasan itu adalah proses bagaimana setiap sel otak saling terhubung dengan sel otak yang lainnya. Semakin banyak dan kuat hubungan antara sel otak maka semakin 17

menampilkan yang terbaik. Pada tahap ketiga dan keempat ini dapat dikategori sebagai zona belajar. Dalam zona ini individu mulai melakukan penerimaan dan beradaptasi dengan kondisi yang baru. Tahap terakhir adalah internalisasi. Individu sudah mulai menemukan cara sendiri untuk dapat mengelola kondisi. Hal ini menunjukkan sebuah pertumbuhan zona nyaman yang baru yang sangat baik dalam menghadapi perubahan dan menunjukkan sikap terbaik. Pada tahap ini merupakan tahap zona pertumbuhan (rowing zone) dimana seseorang bukan sekedar menyamankan dirinya, tetapi aktif pula membuat sekelilingnya ikut bertumbuh. Tahap-tahap ini menunjukkan bahwa kita manusia secara pribadi berkesempatan besar untuk terus bertumbuh. Pada aspek ini, kita perlu memahami bahwa proses kepribadian itu terus bertumbuh dan berkembang bagaimana pun kondisi, situasi, dan peristiwa yang dihadapi. Jadi bukan terpaku pada faktor di luar diri sendiri, tetapi focus menata pribadi untuk siap menghadapi setiap perubahan-perubahan yang ada. Kemampuan adaptasi dan penyesuaian diri menjadi hal penting dalam memelihara kesehatan fungsi mental manusia. Persiapan melalui Perkembangan Otak Manusia Kembali menelisik tentang potensi kita sebagai manusia dalam menghadapi berbagai stimulus dalam 18

moral, kontrol emosi kita tidak berjalan baik. Jika ini menjadi pola maka otak akan merekam dan menjadikannya perilaku yang berulang dan pada akhirnya akan membentuk sebuah pola kepribadian. Awal mula kepribadian terbentuk adalah berdasarkan pada pola respon kita selama ini dari bagian otak yang aktif. Ada dua macam respon yang perlu kita ketahui, yaitu; Cool System, stimulus emosi dibawa dikelola dahulu ke otak manusia kita di PFC, dan diputuskan dengan benar dan tepat respon yang akan ditampilkan sehingga membuat respon kita adalah responsif dengan emosi yang sadar bertujuan dan adaptif. Sedangkan, Hot System, ketika stimulus emosi ditangkap oleh amygdala tanpa menggunakan kesadaran, dan langsung mengeluarkan respon reaktif, mengarahkan dua respon darurat yaitu ight atau menyerang dan light yaitu lari/kabur. Jika seringkali pola hot system ini berulang maka ketika menghadapi stimulus emosi baik dari orang lain, kondisi atau situasi maka secara mental dan isik kita akan merasa lelah sekali. Supaya amygdala kerjasama dengan PFC, sehingga 'otak manusia' kita senantiasa aktif adalah mengisi neocortex kita dengan dengan segala masukan nilai-nilai kebaikan dan berlatih terus mengelola emosi dan menggunakan ilmu-ilmu dan pemaknaan sehingga Amygdala akan mudah dikontrol karena ada pegangan. Tips mengakti kan otak manusia: Ketika menghadapi stimulus emosi, jangan langung bereaksi, tetapi buatlah jeda 19

cerdas seorang manusia. Bahkan, dapat dikatakan bahwa otak adalah pabriknya kepribadian kita. Menurut Paul McLean dalam teorinya Triune Brain membagi otak menjadi tiga berdasarkan perkembangannya. Bagian itu adalah Reptilian Brain, Limbic System dan Neocortex. Gambar 2. Peta Pertumbuhan Otak bedasarkan Teori Tiune of Brain Paul MacLane Otak yang pertama berkembang adalah reptilian brain yang dapat juga disebut 'otak buaya' yang berada di basal ganglia. Kemudian, berkembang berikutnya Sistem limbik, sebutan umumnya adalah 'otak kuda' fungsinya terutama pada memori, sosialisasi dan segala macam emosi. Ketika manusia berusia empat tahun, neocortex atau sebutannya adalah 'otak manusia' memulai fungsinya. Emosi bersumber pada bagian otak amygdala di sistem limbik dan dikontrol oleh PFC yang berada di Neocortex. Ketika emosi kita tak terkontrol maka amygdala berhasil dikompori oleh basal ganglia akan bekerjasama membuat kita selayaknya kuda berwajah buaya, sudah galak cepat lagi tak terkendali. Dari hal ini dapat dibayangkan bahwa ketika emosi maka yang aktif adalah dua 'otak binatang' kita sedangkan 'otak manusia' kita menjadi pasif. Saat otak manusia pasif, fungsi-fungsi rasionalitas, nilai dan 20

selama enam detik awal ketika stimulus emosi tersebut datang, sebelum berkata dan berbuat sesuatu. Dalam proses jeda tersebut ambil napas, dan pikirkan serta jawab sendiri tiga hal berikut ini : What: apa yg terjadi, Why: kenapa terjadi, dan How: bagaimana sebaiknya bersikap. Persiapan Pemahaman tentang Pendidikan Adriano Rus i, seorang psikolog yang berkecimpung dalam konsep pendidikan Aqil Baligh, membedakan tentang dua hal dalam term pendidikan sekolah dan rumah, dalam tabel berikut ini. Tabel Perbedaan Antara Peran Sekolah dan Rumah SEKOLAH RUMAH Pengajaran Pendidikan Penunjang Utama Asisten Ahli Penanggung Jawab Pengetahuan dan kecakapan Karakter Transformasi Penularan Kawah Candradimuka Recovery dan motivasi Sumber : Adriano Rusfi, Psikolog Mengembalikan pemahaman tentang peran pendidikan adalah dasar kita sebagai orangtua dan guru untuk dapat memposisikan diri dengan tepat dalam porsi pendidikan masing-masing terutama dalam kondisi perubahan dunia ini selama pandemik. Harapannya orang tua dan guru tidak melakukan overexpectation/berharap berlebihan terhadap pendidikan yang selama ini berjalan. 21

Masalah muncul ketika baik orang tua dan guru menempatkan posisi yang salah dari posisi yang seharusnya dijalani. Pendidikan di era pandemik ini, adalah pendidikan yang menuntut lebih leksibel dan adaptif sesuai kebutuhan dan kondisi yang ada. Agile Education adalah sebuah prinsip dan model pendidikan yang mampu memelihara kontinuitas pembelajaran dalam segala situasi, kondisi dan cobaan kehidupan secara lincah, tangkas, dan adaptif, melalui pemahaman atas sunnatullah ujian dan perubahan- perubahan kehidupan. Tidak dapat dipisahkan dengan kondisi yang memang tidak dapat kita kontrol sebagai manusia, bagaikan menyesuaikan dengan takdir dengan kehendak Allah. Hal ini menuntut seluruh sumber daya pembelajar yang melibatkan ayah-bunda, rumah, guru, alam, kehidupan, dan iptek berjalan beriringan. Harapannya bahwa pendidikan dimaknai kembali sebagai proses dari ayunan hingga liang kubur bagi tumbuh-kembangnya manusia yang mengetahui fungsi penciptannya sebagai kontributor dan agen peradaban. Dalam konsep ini, berupaya untuk dapat membuat guru dan orangtua sekaligus menjadi guru yang cekatan. Orang tua adalah guru utama, dan guru sekolah adalah pendamping. Ciri-ciri guru leksibel dan tangkas adalah sebagai berikut. 22

Ÿ Guru yang menjadi motivator: membangkitkan semangat, memberikan kesadaran tentang pentingnya menuntut ilmu. Aktivitas menuntut ilmu itu berat. Oleh karena itu, guru sebagai motivator membuat metode aktivitas dengan menyenangkan (fun), menyelingi dengan humor (jokes), permainan (games), dan pemecah kejenuhan (ice breaking), termasuk siap memberikan dukungan tentang bagaimana mereka menghadapi musibah dan ujian. Guru bukan hanya mengajarkan ilmu, menumbuhkan kesabaran untuk mencari ilmu, memotivasi untuk menyenangi ilmu, akan lebih kuat jika didasarkan pada agama sebagai iman. Hal ini dapat dilakukan dengan mendidik kesadaran dan membangun kecintaan sebagai hamba Tuhan, terutama dengan kisah-kisah. Ÿ Fasilitator: bukan menyediakan fasilitas, bahwa menuntut ilmu bukan dengan memanjakan orang. Kita sebagai guru yang fasilitator menunjukkan jalan, memberikan kompas, memberikan bahan baku bukan bahan jadi dan memberikan pancing, Seseorang disebut pakar justru karena kesederhanaan. Para pakar dapat menjelaskan sesuatu yang rumit dengan sederhana. Ÿ Instruktur: memberikan penugasan dan memberikan arahan. Guru memberikan instruksi kapan dan dari mana mulai belajar. Selain itu, memberi tugas praktis, tanpa banyak teori. Ÿ Guru sebagai konselor: guru membimbing bagaimana 23

seseorang dapat menemukan sendiri jalan keluarnya. Guru bukan pemberi jalan keluar, tapi memberikan pencerahan agar siswanya mendapatkan jalan keluarnya sendiri. Ÿ Mentor: merapikan pembelajaran dan mengkonstruksi, kemudian, mengintegrasikan pembelajaran yang ia dapat dari sumber mana pun. Seperti halnya koki yang mengintegasikan bahan-bahan supaya bermanfaat. Seperti konduktor membuat harmoni/arranger dan sebagai learning integrator. Ÿ Mampu menjalankan belajar dengan TABEL (Tasking, behaving, experiencing, learning) cukup lakukan 4 hal, yaitu: (1) Anak diberikan tugas, (2) tujuannya agar mampu memiliki perilaku tertentu, (3) perilaku yang ia tampilkan ini akan jadi pengalaman, dan (4) dari pengalaman itu dia belajar. Selain guru, yang kemudian menjadi sasaran pendidikan masa pandemik ini adalah pemelajar yang cerdas (smart learner). · Penuntut ilmu: siswa kita harapkan adalah bukan yang berorientasi pada hasil semata. Ia belajar karena ia ingin tahu. Ia akan kejar keingintahuan itu sampai terpuaskan dan dapat mempraktikannya untuk kemanfaatan dalam kehidupannya. Kecintaan akan ilmu inilah yang patutnya kita mulai dari awal, bukan 24

· Feminine Learner: menggunakan hati nurani, peka rasa dan intuitif semestinya bisa terasah dengan membiasakan anak untuk bersikap empatik. Empatik adalah memahami sudut pandang orang lain tanpa lebur di dalamnya. · Pemburu hikmah: hikmah adalah barang berharga yang tercecer. Dari sekecil apapun peristiwa hidup, terhampar hikmah yang besar. Guru harus mampu mengajak siswa untuk memetik apa yang kira-kira menjadi hikmah untuknya. · Pemburu hidayah: hidayah itu layaknya cahaya yang digunakan untuk menerangi perjalanan. Ketika kita berjalan dalam hidup yang kita tidak tahu apa misteri, maka perlu dikuatkan bahwa kita akan selamanya menjadi pemburu cahaya agar perjalanan tidak sesat jalan. Persiapan Kurikulum dan Materi Pembelajaran Berdasarkan Kinerja Otak Kurikulum yang dapat kita praktikkan dalam kondisi pandemik ini disesuaikan dengan peta perkembangan kinerja otak manusia (neuroteaching). Hal ini dibagi menjadi 3 sesi peta perkembangan. · Usia 0-7 Tahun o Sasaran usia ini adalah TANGGUH yang ditumbuhkan dengan menstimulasi otak emosinya yaitu supaya dia 25

keterpaksaan. · Kreatif: menumbuhkan sikap berjuang dan menyadari bahwa kreatif itu tumbuh dari keterbatasan, bukan dari terpenuhinya setiap yang diinginkan. · Sadar sebagai hamba Sang Maha Pencipta: kecerdasan bukan hanya dilihat dari seberapa banyak ia menerima pujian manusia. Akan tetapi, justru ketika ia sadar bahwa ia memiliki kewajiban pada Tuhannya. Orang cerdas adalah orang yang senantiasa ingat untuk mempersiapkan kematian yang akan memutuskan segala urusan dunia menuju kehidupan hakiki. · Memiliki akal–pikiran–ilmu: otak yang kita gunakan dengan maksimal memerlukan asupan ilmu yang benar. Ilmu yang benar ini akan mengkonstruksi pikiran kita menjadi sistem keyakinan selama kita hidup. Sistem keyakinan inilah yang akan menjadi dasar berperilaku, berkata dan beramal. · Insightful (A-ha! Learner): Tahap tertinggi dari pencapaian ilmu bukan sekadar menghapal dan pemahaman tetapi pada pemaknaan. Proses pendidikan bahkan materi yang diberikan mengarahkan siswa untuk dapat mencapai hikmah dan pemaknaan yang menginternalisasi dalam hidupnya. 26

wajib dilakukan oleh orang tua sebagai guru pertamanya. Belajar individuasi, dengan dipenuhinya ego pada usia ini, merasa memiliki dan kepercayaan diri. o Saat periode ini patokan yang digunakan dalam penentuan pembelajaran adalah: 50% kemampuan e m o s i , 4 0 % ke m a m p u a n k i n e s te t i k d a n psikomotor, 10% kemampuan kognitif/rasio. · Usia 7-11 Tahun o CERDAS ditumbuhkan dengan menstimulasi otak PFC (prefrontal Cortexnya). Anak sudah siap untuk menagkap ilmu dan siap untuk memiliki kesadaran dan kepatuhan. Metode yang dapat dilakukan adalah masukan ilmu yang benar, nilai dan moral melalui dialog dua arah, luangkan waktu untuk membimbing rasionalitasnya. o Tanamkan disiplin dan pengaturan diri, hubungan sebab akibat yang benar, ajarkan makna kebaikan. o Percepatan penyerapan otak manusia bekerja pada usia ini adalah tiga sampai empat kali dari orang dewasa. o Saat periode ini patokan yang digunakan dalam penentuan pembelajaran adalah: 30% kemampuan e m o s i , 2 0 % ke m a m p u a n k i n e s te t i k d a n psikomotor, 50% kemampuan kognitif/Rasio. 27

bisa mengidenti ikasi perasaaannya dan mengelola emosinya. o Metode yang dilakukan adalah TELADAN emosi dari orang tua. Tularkan beremosi yang sehat. Ia akan belajar melalui signi icant othernysa, yaitu orang terdekat yang mempengaruhinya. Kepribadian dan pola pengasuhan signi ikan others inilah yang akan menular menjadi dasar kepribadian anak. o Pada usia 0-3 tahun, percepatan penyerapan otak manusia bekerja pada usia ini adalah delapan kali dari orang dewasa, seperti spons, dia akan menyerap seluruhnya air yang ada di sekitarnya. Kekejian yang biasa dilakukan orang tua pada usia ini adalah ketika anak dilabel negatif dan buruk, dia akan menganggap delapan kali lebih buruk dari apa yang kita sampaikan kepadanya. o Stimulasi yang baik pada otak emosi ketika bayi: adalah pembiasaan yang ditampilkan oleh orang tuanya, yaitu: tatapan mata yang teduh, intonasi suara yang terkendali, detak jantung yang tenang, hembusan nafas yang nyaman, keringat yang normal terutama ketika menyusui. o Pada usia 3-7 tahun, percepatan penyerapan otak manusia berkurang pada usia ini menjadi lima kali dari orang dewasa. o Senang melakukan kebaikan adalah pembiasaan yang 28

· Usia 11-15 Tahun o ASAH JATI DIRI, dampingi konsistensinya dalam kebaikan dan berakhlak baik. o Percepatan penyerapan otak manusia bekerja pada usia ini adalah dua kali dari orang dewasa. o Belajar bertanggung jawab, siap menerima beban, persiapan aqil baligh, praktik ilmu kehidupan dan makna kebahagiaan yang sebenar-benarnya. o Saat periode ini kejar PERKEMBANGAN: 30% kemampuan emosi, 5% kemampuan kinestetik dan psikomotor, 65% kemampuan kognitif/Rasio. Penutup Persiapan mental perlu diselaraskan dengan proses pengembangan kepribadian sesuai dengan milestone dan tahap tugas perkembangan anak. Hal ini diarahkan sebagai usaha untuk membentuk seorang manusia dengan peran peradaban dan kemanfaatannya bukan hanya untuk dirinya tetapi untuk keluarga, masyarakat, bahkan bangsa, dan dunia. Menyadari bahwa proses ini perlu dilakukan dengan bersama-sama baik anak itu sendiri dan terutama yang perlu berperan adalah orang tua dan guru yang juga siap untuk menghadapi perubahan-perubahan dalam setiap aspeknya. 29

Proses yang harus dilewati seorang anak dalam perkembangan mentalnya adalah seorang anak dilatih untuk dapat memiliki pembiasaan emosi yang baik, pengendalian keinginan, dapat melakukan proses pengambilan keputusan yang benar, memiliki analisa serta input infomasi sebagai bekal pertimbangan sebuah perilaku, melakukan persiapan anak untuk memiliki tanggung jawab terhadap diri dan membiasakan anak untuk memiliki tanggung jawab dalam berilmu. DAFTAR PUSTAKA Carter, Rita. 2009. Human Brain. DK Publishing: Dorling Kindersley White, Alasdair. 2008. From comfort Zone to Performance Management. White And MacLean Publising: Belgium. 30

Dr. Ani Khairani, M.Psi, Psikolog, lulus sarjana psikologi dan program profesi psikolog Universitas Indonesia dan menyelesaikan program Doktoral Pendidikan Islam Universitas Ibnu Khaldun Bogor. Selama tiga belas tahun mendedikasikan diri sebagai praktisi konsultan psikologi dan pemilik biro konsultan psikologi UNIK Eduplus yang menjalankan layanan psikotes, konseling, training dan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM). Sebagai bagian jalan mendedikasikan ilmu pada sisi akademisi, ia pun mengajar di Prodi Bimbingan Konseling Pendidikan Islam, Universitas Ibnu Khaldun Bogor hingga sekarang. Bidang spesialiasi sebagai psikolog pendidikan dan keluarga, pakar parenting dengan pendekatan psikologi Islam dan neuroscience. Aktif sebagai narasumber dan trainer bidang Pendidikan, komunitas-komunitas Parenting, Sekolah Ibu, Kajian Perempuan dan kelasPra-Nikah, pengembangan diri pemuda dan remaja serta aktivitis Relawan Pendampingan Psikososial Bencana dan 31

Kemanusiaan. Hobbynya traveling, membaca, dan menulis menelurkan beberapa karya baik iksi maupun non iksi dalam cetakan buku tiga antologi cerpen, dua novel, satu traveling journey, satu kumpulan puisi, modul aktivitas akademi ramadhan, modul pendidikan antibullying dan modul penanganan homoseksual berdasarkan psikologi Islam. Bersama dengan tim founder Yayasan Sahabatku Mitra Remaja, ia mengabdikan diri sebagai pengurus harian serta konselor untuk sahabat muda dan program ayahbunda berupa aplikasi konseling online untuk remaja dan orang tua. Sebagai istri dan bunda dari dua putra dan empat putri ini, berjuang untuk terus senantiasa menjadi lebih baik dari tiap waktu yang terlewati dan tidak melewatkan kesempatan apa pun untuk berkontribusi dalam karya yang diharapkan dapat menjadi manfaat panjang bagi keluarga, masyarakat bangsa, negara hingga dunia. \"Kesadaran akan ketidakpastian, menyiapkan jiwa kita menghadapi kejutan-kejutan kehidupan\" (Ani Khairani) 32

PEMBELAJARAN JARAK JAUH EFEKTIF DAN ANTI BOSAN Ida Dewa Ayu Istri Ngurah, S.T., M.Sc. 3333 33

3344 PEMBELAJARAN JARAK JAUH EFEKTIF DAN ANTIBOSAN Oleh: Ida Dewa Ayu Istri Ngurah, S.T., M.Sc. National Project Manager untuk program pengurangan Risiko Bencana dan Spesialis Teknis Pendidikan di Masa Darurat di Plan Indonesia Pendahuluan Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) dinyatakan sebagai bencana nasional oleh pemerinta h Indonesia sejak April 2020 melalui Keputusan Presiden (KEPPRES) Nomor 12 Tahun 2020 tentang Penetapan Bencana Non alam Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) sebagai bencana nasional. Dalam situasi darurat bencana nasional, berbagai penyesuaian tata laksana kehidupan lantas perlu dilakukan, termasuk di sektor pendidikan. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim menerbitkan beberapa Surat Edaran (SE) guna memastikanIdapDenewceagAayhuaIsntripNegnuyraehb,aSr.aT.n, M.Sc. DAN ANTI BOSANCOVID-19 di sektor pendidikan. Tujuannya untuk menjaga memastikan keselamatan dan kesehatan semua warga JARAK JAUH EFEKTIFsatuan pendidikan, serta keberlanjutan pendidikan di situasi darurat bencana. PEMBELAJARANPada SE Nomor 4 tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19), dijelaskan perubahan yang dilakukan, antara lain berkaitan dengan Ujian Nasional 34

3355 (UN), pelaksanaan Belajar dari Rumah (BDR), kelulusan dan kenaikan kelas, Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) dan penggunaan Bantuan Operasional (BOS). Kemdikbud juga mengeluarkan SE yang menegaskan prinsip-prinsip dari penyelenggaraan pembelajaran saat COVID-19. Prinsip dan Pendekatan Pelaksanaan BDR Di dalam SE Sesjen Kemdikbud Nomor 15 Tahun 2020 tentang Pedoman Penyelenggaraan Belajar dari Rumah dalam masa Darurat Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19), disebutkan prinsip BDR yaitu. v Keselamatan dan kesehatan lahir batin peserta didik, pendidik, kepala satuan pendidikan dan seluruh warga satuan pendidikan. v Kegiatan BDR dilaksanakan untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi peserta didik, tanpa terbebani tuntutan menuntaskan seluruh capaian kurikulum. v Materi pembelajaran berIsdiafaDt eiwnkalAuysuifIssterisNugauiradhe,nSg.Ta.n, M.Sc. DAN ANTI BOSANusia dan jenjang pendidikan, konteks budaya, karakter dan jenis kekhususan peserta didik. JARAK JAUH EFEKTIFv Aktivitas dan penugasan selama BDR dapat bervariasi antardaerah, satuan pendidikan, dan peserta didik PEMBELAJARANsesuai minat dan kondisi masing-masing, termasuk mempertimbangkan kesenjangan akses terhadap fasilitas BDR. v Hasil belajar peserta didik selama BDR diberi umpan 35

balik yang bersifat kualitatif dan berguna dari guru tanpa diharuskan memberi skor/nilai kuantitatif. v Mengedepankan pola interaksi dan komunikasi yang NARAJALEBMEPpositif antara guru dengan orang tua/wali. BDR dilaksanakan dengan Pembelajaran Jarak Jauh FITKEFE HUAJ KARAJ(PJJ) yang dibagi ke dalam 2 (dua) pendekatan: PJJ dalam jaringan (daring) dan PJJ luar jaringan (luring). Media belajar NASOB ITNA NADdaring yang telah disiapkan Kemdikbud adalah rumah belajar yang dapat diakses di h ps://belajar.kemdikbud.go.id. .cS.M ,.T.S ,harugN irtsI uyA aweD adI Namun, media daring lain dapat juga digunakan sesuai kesepakatan antara guru dan peserta didik. Selain itu, sesuai pengalaman Plan Indonesia memberi Gambar 1. PJJ melalui kulwap. Sumber: Plan Indonesia p e l a t i h a n k e p a d a pendidik dan peserta didik di wilayah dengan katerbatasan akses internet, aplikasi WhatsApp dapat digunakan untuk proses PJJ yang sering disebut dengan kulwap (kuliah WhatsApp). Metode kulwap ini adalah media belajar yang dianggap mudah diterapkan dan tidak memerlukan paket data yang besar. Melalui kulwap, materi dapat diberikan dalam bentuk gambar, video, singkat atau rekaman dari suara guru atau rekaman dari sumber lain. Materi yang disampaikan melalui 36 6633

kulwap dapat tersimpan dalam jangka waktu yang lebih lama, sehingga peserta didik tetap dapat mengakses saat melakukan pembelajaran mandiri. NARAJALEBMEPSementara itu, pendekatan luring untuk PJJ dapat dilakukan melalui radio, televisi, modul belajar mandiri, FITKEFE HUAJ KARAJlembar kerja, alat peraga dari benda atau lingkungan sekitar. Pembelajaran melalui radio yang telah disiapkan oleh NASOB ITNA NADK e m d i k b u d d a p a t d i a k s e s m e l a l u i : h ps://radioedukasi.kemdikbud.go.id/ atau .cS.Mh,.Tp.S:/,/hsauraurgaNedirutksaI suiy.kAeamwdeikDbauddI.go.id/. Program PJJ luring juga dilakukan Kemdikbud melalui Radio Republik Indonesia (RRI) dan Televisi Republik Indonesia (TVRI).  Di beberapa wilayah, guru juga melakukan guru kunjung (gunjung) atau guru keliling (guling) yang diberikan terutama untuk peserta didik dengan keterbatasan ekonomi sehingga tidak memiliki berbagai media belajar, baik daring ataupun luring. Namun, pengalaman BDR ternyata tidak menyenangkan bagi 62% peserta didik dan orang tua yang menjadi responden dari survey BDR yang dilakukan Kemdikbud (April 2020). Gambar 2. Hasil survey BDR Kemdikbud. Sumber: infografis Pendidikan Juni 2020 7733 37

Pengalaman tidak menyenangkan tersebut disebabkan dua tertinggi PEMBELAJARANk a r e n a k u r a n g nya bimbingan guru (38%), JARAK JAUHakses EFEKTIFinternet tidak lancar (35%). Kurangnya DAN ANTI BOSANbimbingan guru terjadi karena pada masa BDR Ida gDuewrauAylueIsbtrii hNgubraahn, Sy.aT.k, M.Sc. memberikan instruksi Gambar 3. Contoh jadwal harian peserta didik. atau tugas tanpa Sumber: h ps://kawalcovid19.id pemberian bimbingan sehingga peserta didik menghabiskan banyak waktu hanya untuk mengerjakan tugas. Selain memperoleh pendidikan, di dalam Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak disebutkan 31 hak anak, diantaranya untuk bermain dan berkreasi. Oleh karena itu, pembagian waktu anak perlu disusun bersama anak itu sendiri dan orang tua/wali. Terlihat pada jam-jam tertentu, anak memiliki pilihan belajar PJJ yang dilakukan tanpa elektronik dan dengan bantuan elektronik bila perlu dan memungkinkan. PJJ yang Efektif dan Antibosan Pendidikan bagi anak harusnya menyenangkan. Pendidikan yang mencerahkan hati dan pikiran. Pendidikan bukanlah beban, namun investasi bagi diri sendiri, keluarga dan masyarakat untuk terus menjadi lebih baik. Dalam 3388 38

PEMBELAJARAN Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar JARAK JAUH EFEKTIF Proses Pendidikan Dasar dan Menengah disebutkan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan DAN ANTI BOSAN diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi Ida Dewa Ayu Istri Ngurah, S.T., M.Sc. aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, 3399dan perkembangan isik serta psikologis peserta didik. v Interaktif: proses pembelajaran yang mengutamakan interaksi antara anak dan anak-anak dan pendidik, serta anak dan lingkungannya. v Inspiratif: proses pembelajaran yang mendorong berkembangnya daya imajinasi anak. v Menyenangkan: proses pembelajaran yang dilakukan dalam suasana bebas dan nyaman untuk mencapai tujuan pembelajaran. v Kontekstual: proses pembelajaran yang terkait dengan tuntutan lingkungan alam dan sosial-budaya. v Berpusat pada anak: proses pembelajaran yang dilakukan sesuai dengan karakteristik, minat, potensi, tingkat perkembangan, dan kebutuhan anak. Karakteristik anak dalam proses pembelajaran perlu diketahui dan dipahami oleh pendidik. Hal ini bertujuan agar penyampaian materi ajar dilakukan sesuai dengan cara belajar anak, yaitu visual, auditori atau kinestetik. Satu anak juga dapat memiliki cara belajar perpaduan dari dua atau tiga 39

4400 cara belajar tersebut. Pada saat PJJ, pendidik dituntut untuk lebih kreatif dan inovatif dalam proses penyampaian materi belajar kepada peserta didik. Cara-cara lama melalui ceramah satu arah, pemberian tugas, berpusat kepada guru (teacher centered) perlu diubah dengan cara yang lebih efektif dan tidak membosankan sehingga pembelajaran yang dilakukan benar-benar sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan siswa (student centered). Selain menjadi pengajar dan sumber belajar, pendidik juga menjadi motivator, fasilitator, innovator dan mitra belajar peserta didik. Dalam konteks kemajuan pembangunan di Indonesia dimana saat ini belum semua wilayah terhubung sarana internet dan telekomunikasi, akses kepemilikan telepon pintar hanya mencapai 66,3% (Kominfo, 2017), sehingga proses pembelajaran perlu mempertimbangkan kedua pendekatan daring ataupun luring. Berbagai pendekatan belIdaajaDretwearsAeybuuIsttrpi Nergluurahd,ilSih.Ta.,tM.Sc. DAN ANTI BOSANsebagai pilihan atas cara-cara proses pembelajaran tidak hanya Pembelajaran Tatap Muka (PTM), tapi juga PJJ. Perlu JARAK JAUH EFEKTIFdiingat bahwa tidak ada satu cara tertentu yang berlaku umum bagi semua kondisi dan karakteristik anak, serta PEMBELAJARANsituasi keluarga anak. Perpaduan antara dua pendekatan perlu dilakukan, atau disebut dengan blended learning (Graham & Bonk, 2006) 40

Blended Learning (Pembelajaran Kombinasi) Blended Learning diartikan sebagai pendekatan pembelajaran yang menggabungkan berbagai cara penyampaian, model pengajaran, dan gaya pembelajaran. PEMBELAJARANModel ini adalah kombinasi pengajaran langsung (tatap JARAK JAUH EFEKTIFmuka) dan pengajaran secara daring. Perpaduan berbagai model saat PJJ dapat membuat proses PJJ lebih efektif dan DAN ANTI BOSANbervariasi. Berikut adalah model blended learning yang dapat diadopsi dalam proses PJJ. Tabel 1. Model BlendIdedaLDeaernwinag Ayu Istri Ngurah, S.T., M.Sc. Model Blended Learning Deskripsi proses dan adopsi model saat PJJ 1. Rota on Model Model ini dilakukan dimana peserta didik berotasi dari proses belajar tanpa teknologi yaitu menerima instruksi guru, belajar/tugas mandiri atau kelompok kecil terbatas , dan menggunakan teknologi secara daring . Model ini dapat menjadi pilihan PJJ , dimana saat daring, guru dapat memberikan instruksi atau bimbingan dan dilanjutkan dengan model gunjung atau guling. Sumber: h ps://sites.google.com/site/blendclass/home Model rotasi dimana peserta didik memperoleh bimbingan atau instruksi secara daring sebagai bekal melakukan prak k atau mengembangkan proyek. Model ini dapat diadopsi saat PJJ dimana instruksi atau bimbingan dan prak k yang dapat dila kukan secara mandiri memiliki porsi yang sama kuat dan seimbang Sumber: h ps://sites.google.com/si te/blendclass/home Masing-masing peserta didik memperoleh Sumber: h ps://sites.google.com/site/blendclass/home bimbingan atau instruksi secara daring kemudian secara individu atau kelompok kecil melakukan intervensi prak k atau proyek. Model ini dapat diadopsi saat PJJ dimana pembelajaran diberikan kepada masing - masing peserta didik disesuaikan dengan kebutuhan, minat dan kondisi anak. 4411 41

1. Flex Model Model ini mengedepankan fleksibelitas pro ses belajar anak dari daring ke luring dan sebaliknya, sesuai dengan waktu dan kebutuhan. Dukungan dan bimbingan dapat diberikan dak hanya dari guru namun juga NARAJALEBMEPdari orang tua/wali, keluarga atau teman melalui kerja kolaborasi. Model ini dapat diadopsi dalam proses PJJ dimana ada perpaduan yang fleksibel dan adap f antara FITKEFE HUAJ KARAJdaringdanluring NASOB ITNA NADSumber: h ps://www.khanacademy.org/partner - content/ssf -cci/sscc-intro -blended-learning .cS.M ,.T.S2. ,hSealfrBulegnNdediMrtosdIeluyA aweD adI Perpaduan antara proses belajar daring secara individu ditambah dengan tambahan proses belajar luring. Peserta didik dapat memilih salah satu pendekatan atau perpaduan berbagai model belajar dan guru dapat diakses secara daring. Sumber: h ps://sites.google.com/site/blendedlearningbu 3. Enriched virtual model Model ini memperlakukan daring secara penuh dan hanya melakukan luring jika dibutuhkan sebagai suplemen. Model ini cocok diadopsi untuk PJJ di wil ayah dengan akses internet yang baik serta kondisi se ap anak dan keluarga yang memadai untuk melakukan daring Sumber: h ps://sites.google.com/site/blendedlearningbu Pemecah Kebekuan Proses PJJ juga dapat mengalami kebekuan seperti halnya saat PTM, dimana peserta didik tidak merespon pertanyaan dan arahan yang diberikan guru. Sehingga 42 2244

pemecah kebekuan berupa permainan, nyanyian, video lucu, pantun, dan kegiatan lain secara singkat agar suasana kembali cair dan tidak membosankan. Berikut adalah contoh pemecah kebekuan yang dilakukan saat PJJ daring melalui PEMBELAJARANkulwap. JARAK JAUH EFEKTIF DAN ANTI BOSAN Ida Dewa Ayu Istri Ngurah, S.T., M.Sc. Gambar 4. Contoh pemecah kebekuan saat kulwap. Sumber: Plan Indonesia Penutup Penyesuaian proses PTM menjadi PJJ tentu memerlukan dukungan dari berbagai pihak, termasuk orang tua/wali, keluarga, dan masyarakat. Proses pembelajaran anak juga dapat dilakukan dalam kelompok kecil terbatas, dimana anak dapat belajar bersama teman sebaya. Melihat kebutuhan, minat dan kondisi setiap anak yang berbeda, maka proses pembelajaran pun perlu disesuaikan dan tidak dapat diseragamkan. Untuk meningkatkan efektivitas dan mengurangi kebosanan dalam proses PJJ, berbagai pilihan model belajar dapat diadopsi termasuk memperkaya materi pemecah kebekuan. 4433 43

4444 DAFTAR PUSTAKA Graham. C.R. dan Curtis J. Bonk. (2006). Handbook of Blended Learning: Global Perspective, Local Design. John Wiley & Sons, Inc.: United States of America. Infogra is survey Kominfo (2017): h p://indonesiabaik.id/infografis/663-masyarakat- indonesia-memiliki-smartphone-8. Diakses: 30 Juli 2020. Permendikbud Nomor 22 tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah. Kemdikbud Surat Edaran Mendikbud Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam masa Darurat Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19). Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam masa Darurat Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19). Surat Edaran Sesjen KemdikbuIdda NDeowmaoAryu1I5strTi Naghuurnah,2S0.2T.0, M.Sc. DAN ANTI BOSANtentang Pedoman Penyelenggaraan Belajar dari Rumah dalam masa Darurat Penyebaran Corona Virus JARAK JAUH EFEKTIFDisease 2019(COVID-19). PEMBELAJARAN 44

NARAJALEBMEP FITKEFE HUAJ KARAJ NASOB ITNA NAD .cS.M ,.T.S ,harugN irtsI uyA aweD adI Ida Ngurah – National Project Manager untuk program pengurangan risiko bencana dan spesialis teknis Pendidikan di masa Darurat di Plan Indonesia. Lulusan S2 Ilmu Lingkungan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Bekerja di sektor kemanusiaan sejak tahun 2005 di berbagai wilayah Indonesia. Penyusun buku fasilitator sekolah dan e-learning sekolah aman Bencana bersama Pustekkom Kemdikbud 45 5544


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook