Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore Panduan Orientasi PMBA bagi Kader_Desi

Panduan Orientasi PMBA bagi Kader_Desi

Published by Desi Agustini, 2022-09-24 14:55:38

Description: e-book Panduan Orientasi PMBA bagi Kader

Search

Read the Text Version

Panduan Orientasi Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA) bagi Kader Posyandu Direktorat Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Kementerian Kesehatan RI Tahun 2022

Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas berkat dan rahmat-Nya lah Panduan Orientasi Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA) bagi Kader Posyandu dapat diselesaikan. Gizi merupakan kebutuhan dasar seorang anak untuk bertumbuh kembang secara optimal. Penelitian terkini menunjukkan bahwa asupan gizi yang benar pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), dimulai sejak konsepsi sampai 2 tahun pertama kehidupan, akan menentukan kualitas hidup jangka pendek dan jangka panjang seorang manusia. Sedangkan masalah gizi yang terjadi pada masa awal kehidupan tersebut akan berdampak berat dan bersifat irreversible. Praktik pemberian makan yang tidak benar merupakan penyebab utama awal terjadinya masalah gizi pada bayi dan balita. Pemenuhan gizi pada seorang anak diawali dengan pemberian ASI Eksklusif selama 6 bulan dengan memantau pertumbuhannya. Mulai usia 6 bulan, yaitu ketika ASI saja tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi, merupakan periode yang rawan sehingga diperlukan pemberian Makanan Pendamping ASI (MP ASI) yang adekuat dan seimbang. Edukasi mengenai pemberian makan bayi dan anak perlu diberikan sebagai upaya pencegahan terjadinya masalah gizi yang akan berdampak permanen pada perkembangan anak di kemudian hari. Buku panduan ini diharapkan dapat menjadi acuan terkait praktik PMBA di masyarakat. Semoga panduan ini dapat bermanfaat khususnya dalam upaya pencegahan dan percepatan penurunan stunting pada balita di Indonesia. Direktur Gizi dan KIA Panduan Orientasi Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA) bagi Kader Posyandu Hal 1

Daftar Isi 1 Kata Pengantar 2 Daftar Isi 3 Pendahuluan 5 Materi 1. Mengapa PMBA Penting 8 Materi 2. Bagaimana Proses Menyusu 18 Materi 3. Kesulitan Menyusui 21 Materi 4. Situasi Umum yang Dapat Mempengaruhi PMBA 25 Materi 5. Rekomendasi Praktik PMBA 38 Materi 6. Pemberian Makan pada Ibu Hamil dan Ibu Menyusui 41 Materi 7. Pemantauan Pertumbuhan dan Perkembangan 46 Materi 8. PMBA pada Kondisi Khusus dan Situasi Bencana 50 Referensi Panduan Orientasi Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA) bagi Kader Posyandu Hal 2

Pendahuluan A. Latar Belakang Masa 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) dimulai sejak janin dalam kandungan sampai anak berusia 2 tahun yang dikenal sebagai periode emas, karena pada periode tersebut terjadi pertumbuhan otak sangat pesat yang sangat menentukan kualitas hidup selanjutnya sampai anak menjadi dewasa. Dampak yang terjadi akibat gangguan tumbuh kembang pada periode ini, terutama gangguan perkembangan otak anak yang tidak dapat diperbaiki lagi (irreversible), sehingga pemberian makan yang optimal untuk pemenuhan gizi anak pada periode tersebut sangat penting dalam menunjang perkembangan otak. Untuk mencapai tumbuh kembang anak yang optimal dan mencegah kekurangan gizi, maka Kementerian Kesehatan telah menetapkan Strategi Pemberian Makanan Bayi dan Anak (PMBA) sesuai Global Strategy for Infant and Young Child Feeding (WHO/UNICEF, 2003) dengan rekomendasi standar emas PMBA yaitu: Inisiasi Menyusu Dini (IMD), memberikan ASI Eksklusif sejak bayi lahir sampai berusia 6 bulan, memberikan Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP ASI) mulai usia 6 bulan, dan melanjutkan pemberian ASI sampai anak berusia 2 tahun atau lebih. Mengingat pentingnya pemberian makan bayi dan anak untuk menjamin kecukupan pemenuhan gizi anak pada masa 1000 HPK, maka perlu disusun Panduan Orientasi Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA) yang menjadi acuan bagi tenaga kesehatan dan pengelola program yang terlibat dalam upaya perbaikan gizi di Indonesia. B. Tujuan Setelah mengikuti orientasi, peserta diharapkan mampu : 1. Memahami dan menjelaskan pemberian makan bayi dan anak 2. Memberikan edukasi kepada orangtua/pengasuh balita terkait PMBA di Posyandu 3. Melaksanakan proses pemberdayaan masyarakat khususnya terkait kegiatan PMBA Panduan Orientasi Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA) bagi Kader Posyandu Hal 3

C. Peserta Orientasi Peserta orientasi adalah petugas puskesmas yang bertanggungjawab dalam pelayanan kesehatan anak dan kader posyandu aktif di setiap Desa/Kelurahan. D. Waktu Pelaksanaan Orientasi dilakukan selama 3 hari, yang terdiri dari pemberian materi di dalam kelas dan praktik memberikan edukasi serta demonstrasi praktik PMBA. E. Materi Hari Materi Waktu 1.Mengapa PMBA Penting 60 menit 1 2. Bagaimana Proses Menyusu 90 menit 3. Kesulitan Menyusui 60 menit 4. Situasi Umum yang Dapat Mempengaruhi PMBA 60 menit 2 5. Rekomendasi Praktik PMBA yang Dianjurkan 180 menit 6. Pemberian Makan pada Ibu Hamil dan Ibu Menyusui 90 menit 7. Pemantauan Pertumbuhan dan Perkembangan 120 menit 3 60 menit 8. PMBA pada Kondisi Khusus dan Situasi Bencana Total Orientasi 720 menit Panduan Orientasi Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA) bagi Kader Posyandu Hal 4

Materi 1 Mengapa PMBA Penting

Materi 1 Mengapa PMBA Penting A. Deskripsi Definisi anak dan bayi dalam PMBA berbeda dengan definisi pada umumnya, untuk itu peserta perlu mendefinisikan istilah-istilah dalam PMBA yang akan digunakan dalam orientasi ini. Kondisi yang diperlukan bagi anak yang bergizi baik dan sehat terdiri dari 4 (empat) faktor utama yaitu makanan, praktik pemberian makan dan pengasuhan, pelayanan kesehatan serta kebersihan, sanitasi dan air bersih. Materi ini akan membahas tentang pentingnya PMBA (definisi bayi, anak, Inisiasi Menyusu Dini (IMD), pemberian ASI Eksklusif, Makanan Pendamping ASI (MP-ASI), Pemberian MP ASI). B. Tujuan 1.Peserta dapat mendefinisikan istilah PMBA 2.Peserta mengetahui pentingnya PMBA khususnya pada periode 1000 HPK 3.Peserta mengetahui rekomendasi standar emas PMBA 4.Peserta mengetahui faktor-faktor utama yang menjadikan anak berstatus gizi baik dan sehat C. Pokok Bahasan 1.Periode 1000 HPK 2.Rekomendasi standar emas Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA) D. Metode 1.Ceramah interaktif 2.Diskusi kelompok E. Alat dan Bahan 1.Kertas flipchart, spidol, dan selotip 2.Gambar ilustrasi : anak yang berstatus gizi baik dan sehat, ibu menyusui yang dikelilingi oleh keluarganya, ibu memberikan makanan pendamping, orangtua yang membawa anaknya ke Fasilitas Pelayanan Kesehatan, dan kebersihan, sanitasi/air bersih Panduan Orientasi Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA) bagi Kader Posyandu Hal 5

F. Langkah-langkah 1.Petugas bertanya pendapat peserta apa makna PMBA bagi peserta (Petugas menuliskan jawaban peserta di flipchart) 2.Petugas meminta peserta untuk mendefinisikan Inisiasi Menyusu Dini (IMD), pemberian ASI eksklusif, Makanan Pendamping ASI (MP- ASI), dan pemberian MP-ASI 3.Petugas menerima semua pendapat dari peserta, kemudian mengoreksi kesalahan/kekurangan dan memberikan informasi yang belum tersampaikan 4.Petugas menempelkan gambar ilustrasi anak yang berstatus gizi baik dan sehat pada kertas flipchart 5.Petugas meminta peserta untuk menyebutkan faktor-faktor yang menjadikan anak berstatus gizi baik dan sehat. Saat peserta menyebutkan pemberian makanan (ASI dan MP-ASI), praktik pengasuhan dan pelayanan kesehatan, serta kebersihan, sanitasi dan air bersih, tempelkan gambar ilustrasi tersebut pada kertas flipchart dan gambarkan tanda panah mengarah ke gambar ilustrasi anak yang berstatus gizi baik dan sehat 6.Petugas menjelaskan periode 1000 HPK dan keterkaitannya dengan pentingnya PMBA. Fokuskan pada kejadian stunting, dimana gangguan tumbuh kembang akibat dari kurangnya asupan zat gizi tidak dapat diperbaiki setelah anak berusia 2 tahun 7.Petugas menjelaskan rekomendasi standar emas PMBA kepada para peserta 8.Petugas meminta peserta untuk mengulang/membahas kembali dan membuat rangkuman G. Uraian Materi Periode 1000 HPK Periode 1000 HPK adalah periode emas yang dimulai sejak 270 hari di dalam kandungan ibu hingga 730 hari (anak usia 2 tahun) Pada masa ini (1000 HPK) terjadi pertumbuhan dan perkembangan otak yang cukup pesat Kekurangan gizi pada masa ini dapat mengakibatkan gangguan pertumbuhan fisik dan gangguan perkembangan otak seperti masalah kecerdasan serta dapat menyebabkan stunting (pendek) Stunting adalah kondisi gagal tumbuh akibat gangguan gizi kronis sejak dalam kandungan hingga anak berusia 2 tahun (1000 Hari Pertama Kehidupan). Memiliki tinggi badan lebih rendah dari tinggi badan normal menurut usia Panduan Orientasi Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA) bagi Kader Posyandu Hal 6

Rekomendasi Standar Emas Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA) terdiri dari: Inisiasi Menyusu Dini (IMD) pada bayi baru lahir Memberikan/menyusui bayi dengan ASI eksklusif (0 – 6 bulan) Memberikan MP ASI mulai usia 6 bulan Melanjutkan menyusui sampai usia 2 tahun Panduan Orientasi Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA) bagi Kader Posyandu Hal 7

Materi 2 Bagaimana Proses Menyusu

Materi 2 Bagaimana Proses Menyusu A. Deskripsi Untuk dapat menyusui dengan baik, perlu diketahui anatomi payudara dan bagaimana ASI diproduksi serta bagaimana cara membantu ibu dalam memposisikan dan melekatkan bayinya sehingga bayi dapat menyusu dengan baik. Semakin sering bayi menyusu dengan cara yang baik, maka akan semakin banyak ASI diproduksi sehingga dapat memenuhi kebutuhan bayi. Dalam kondisi tertentu ibu mungkin perlu memerah ASI sehinga perlu mendapatkan bantuan cara memerah ASI, menyimpan, menyiapkan dan memberikan ASI perah. B. Tujuan 1.Peserta dapat menggambarkan secara singkat anatomi payudara dan bagaimana payudara memproduksi ASI 2.Peserta dapat memperagakan posisi dan pelekatan yang baik 3.Peserta dapat menjelaskan cara memerah ASI, menyimpan, menyiapkan dan memberikan ASI perah C. Pokok Bahasan 1.Anatomi payudara 2.Bagaimana ASI diproduksi 3.Posisi ibu dan bayi pada saat menyusui 4.Pelekatan pada saat menyusui 5.Pemberian ASI pada ibu bekerja D. Metode 1. Diskusi/brainstorming 2.Bermain peran 3. Observasi 4. Demonstrasi E. Alat dan Bahan 1.Kertas flipchart dan spidol 2.Boneka bayi dan model payudara 3.Gambar ilustrasi : anatomi payudara, pelekatan yang baik dan tidak baik 4.Kartu konseling PMBA Panduan Orientasi Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA) bagi Kader Posyandu Hal 8

F. Langkah-langkah a) Anatomi payudara dan bagaimana ASI diproduksi 1.Petugas mengajak peserta untuk membentuk kelompok, masing- masing kelompok diminta menggambarkan payudara tampak luar dan payudara tampak dalam 2.Petugas meminta masing-masing kelompok menjelaskan gambar payudara yang sudah dibuat 3.Petugas membandingkan gambar kelompok peserta dengan gambar ilustrasi anatomi payudara 4.Petugas menjelaskan kemiripan yang ada dan membantu mengoreksi informasi yang kurang tepat 5.Petugas meminta masing-masing kelompok untuk menjelaskan bagaimana ASI diproduksi 6.Petugas memfasilitasi diskusi dalam kelompok dan memberikan koreksi atas informasi yang tidak tepat dan menjawab pertanyaan dari peserta bila ada 7.Petugas menjelaskan proses menyusui mendorong produksi ASI menjadi lebih banyak. Diskusikan dengan peserta dan jelaskan penekanan bahwa produksi ASI tergantung pada seringnya mengeluarkan/mengosongkan ASI dari payudara; semakin sering disusui/diperah maka akan semakin banyak ASI yang diproduksi ibu 8.Petugas menjelaskan tentang hormon yang mempengaruhi produksi ASI. Jelaskan hal-hal yang membantu refleks dan menghambat refleks hormon oksitosin (hormon cinta) sebagai hormon pengalir ASI 9.Petugas menjelaskan tentang pijat oksitosin dapat membantu ibu merasa rileks dan membuat lebih nyaman sehingga ASI dapat mengalir dengan baik saat bayi menyusu 10.Petugas mendemonstrasikan cara melakukan pijat oksitosin dengan bantuan satu orang peserta dan peserta lainnya memperhatikan cara petugas melakukan pijat oksitosin b) Posisi dan pelakatan pada saat menyusui 1.Petugas mengajak peserta untuk menunjukkan cara menggendong bayi saat ibu menyusui dengan boneka bayi 2.Petugas menjelaskan 4 (empat) ciri posisi menyusu yang baik : - Badan bayi harus membentuk garis lurus - Wajah bayi harus menghadap payudara, hidung berhadapan dengan puting - Bayi harus dekat ke tubuh ibu - Ibu harus menggendong/mendekap badan bayi secara utuh Panduan Orientasi Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA) bagi Kader Posyandu Hal 9

3. Petugas bermain peran dengan salah satu peserta. Petugas berperan menjadi kader dan satu peserta berperan menjadi ibu. 4. Petugas membantu ibu memposisikan bayi ke payudaranya dengan menggunakan boneka bayi 5. Petugas mendemonstrasikan bagaimana melakukan posisi dan pelekatan yang baik: - Kepala bayi (posisikan pada pertengahan lengan bawah ibu); - Pantat bayi (posisikan pada telapak tangan ibu); - Badan bayi menghadap ke ibu (posisikan berhadapan dengan perut ibu); dan - Lingkarkan tangan bayi di belakang pinggang ibu 6. Petugas menjelaskan kepada ibu 4 (empat) tanda pelekatan yang baik : - Areola bagian atas terlihat lebih banyak dibanding bagian bawah mulut bayi - Bayi hendaknya dekat dengan payudara dengan mulut terbuka lebar - Bibir bawah bayi melebar keluar - Dagu hendaknya menyentuh payudara 7. Petugas meminta peserta untuk menjelaskan gambar ilustrasi pelekatan yang baik dan tidak baik. Petugas mengajukan pertanyaan kepada peserta apa yang terjadi ketika pelekatan baik dan pelakatan yang tidak baik 8. Petugas menjelaskan kepada peserta tanda-tanda menghisap yang efektif dan akibat pelekatan yang tidak baik 9. Petugas meminta peserta untuk mengulang/membahas kembali dan membuat rangkuman c) Pemberian ASI pada ibu bekerja 1.Petugas memperagakan teknik memerah ASI dengan menggunakan model payudara 2.Petugas membagi peserta ke dalam beberapa kelompok dan meminta peserta mempraktikkan cara memerah ASI dengan menggunakan model payudara 3.Secara bergantian peserta saling menjelaskan bagaimana cara membantu ibu memerah ASI, bagaimana cara menyimpan dan menyiapkan ASI perah, serta memberikan ASI perah dengan cangkir 4.Petugas membantu mengoreksi dan memberikan informasi yang tepat atau informasi yang belum tersampaikan 5.Petugas meminta peserta untuk mengulang/membahas kembali dan membuat rangkuman Panduan Orientasi Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA) bagi Kader Posyandu Hal 10

G. Uraian Materi Anatomi payudara Penting untuk mengetahui anatomi payudara ketika mempelajari proses menyusui. Dari tampak luar payudara terdiri dari puting, areola (area yang berwarna lebih gelap) dan badan payudara. Ukuran payudara tidak mempengaruhi banyaknya ASI yang diproduksi. Jumlah jaringan ikat dan lemak di dalam payudara mempengaruhi ukuran payudara. Kolostrum adalah ASI yang pertama kali keluar, mengandung tinggi vitamin A sehingga berwarna kekuningan dan mengandung berbagai zat kekebalan tubuh yang penting untuk daya tahan tubuh anak. Bagaimana ASI diproduksi Pada proses menyusui terdapat 2 hormon penting yaitu hormon Prolaktin dan Oksitosin. Hormon Prolaktin membantu produksi ASI dan Hormon Oksitosin membantu mengeluarkan ASI. Ketika bayi mengisap payudara / ibu memerah ASI akan menyebabkan rangsangan ke otak ibu sehingga hormon Prolaktin akan bekerja untuk memproduksi ASI dan hormon Oksitosin akan bekerja untuk mengalirkan ASI Semakin sering bayi mengisap maka semakin banyak ASI diproduksi Menyusui sebaiknya semau bayi dan dilakukan sepanjang hari pagi, siang maupun malam hari (8-12 kali/hari) karena malam hari hormon Prolaktin bekerja lebih efektif Panduan Orientasi Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA) bagi Kader Posyandu Hal 11

Bayi menyusu sampai melepaskan sendiri payudara ibu sebelum memberikan payudara yang lain agar bayi mendapatkan ASI awal (foremilk) yang mengandung lebih banyak cairan dan ASI akhir (hindmilk) yang kaya akan lemak, membuat bayi kenyang dan tidur pulas Hormon Oksitosin (Hormon Cinta), hormon pengalir ASI dapat dipengaruhi oleh kondisi emosional ibu. BIla ibu cemas, stres, merasa sakit atau ragu dalam menyusui, maka aliran ASI dapat terhambat. Pijit Oksitosin dapat membantu ibu merasa rileks dan lebih nyaman dalam menyusui bayinya sehingga ASI dapat mengalir dengan baik saat bayi menyusu. Cara melakukan pijit oksitosin Cuci tangan sebelum memulai melakukan pijit Ibu melepas BH dan posisi duduk menunduk hingga payudara menggantung ke arah bawah Tekan dengan kedua ibu jari pada kedua bagian kanan dan kiri tulang belakang (hindari menekan tulang belakang) Menekan dimulai dari arah tengkuk ibu ke bawah hingga batas tali BH, lakukan beberapa kali dengan arah yang sama Panduan Orientasi Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA) bagi Kader Posyandu Hal 12

Posisi Ibu dan Bayi pada Saat Menyusui Posisi antara ibu dan bayi saat menyusui sangat membantu bayi untuk melekat dengan baik pada payudara. Ada beberapa posisi menyusui yang dapat dipelajari oleh ibu yaitu: Posisi menggendong: Posisi yang paling umum digunakan Posisi menyilang: Dapat digunakan pada bayi kecil atau yang kesulitan dengan posisi menggendong Posisi bawah lengan: Dapat digunakan untuk bayi kecil atau ibu setelah operasi Caesar Posisi tidur miring: Posisi yang nyaman bagi ibu setelah melahirkan dan membantu ibu untuk istirahat sambal menyusui Menyusui bayi kembar dapat dilakukan dengan posisi menyilang atau posisi bawah lengan Semua posisi perlu memperhatikan empat ciri posisi menyusui yang baik : 1.Kepala dan badan bayi membentuk satu garis lurus 2.Wajah bayi menghadap ke payudara sehingga hidung berhadapan dengan puting 3.Badan bayi dekat ke tubuh ibu (perut bayi menempel ke perut ibu) 4.Ibu menggendong/mendekap badan bayi secara utuh. Panduan Orientasi Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA) bagi Kader Posyandu Hal 13

Pelekatan pada Saat Menyusui Selain posisi, hal yang perlu diperhatikan ketika menyusui adalah bagaimana mulut bayi dapat melekat dengan baik pada payudara ibu. Bayi menyusu bukan hanya di puting saja namun pada sebagian besar areola terutama bagian bawah sehingga mampu menghisap dengan efektif. Perlu diperhatikan tanda-tanda pelekatan yang baik dan tanda bayi mengisap efektif. Posisi dan Pelekatan erlu diperhatikan terutama pada bayi sejak lahir hingga usia 3 bulan karena biasanya setelah ini bayi dapat menyesuaikan posisinya ketika menyusui. Pelekatan yang baik Sebagian besar areola (area lebih gelap pada payudara) terutama bagian bawah masuk ke dalam mulut bayi. Mulut terbuka lebar Bibir bawah terlipat keluar Dagu menempel di payudara Tanda bayi mengisap efektif: Hal 14 Bayi mengisap pelan dan dalam sesekali ada jeda Terlihat atau terdengar bayi menelan Pipi bayi membulat penuh dan tidak tertarik ke dalam Panduan Orientasi Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA) bagi Kader Posyandu

Pemberian ASI pada Ibu Bekerja Dalam usaha mempertahankan praktik menyusui bagi ibu bekerja, edukasi yang perlu diberikan pada ibu antara lain: 1.Ibu menyusui secara eksklusif, sesering mungkin selama cuti melahirkan dan belajar memerah ASI 2.Ibu memerah ASI sebelum bekerja dan meninggalkan ASI perah tersebut pada pengasuh untuk diberikan kepada bayi 3.Ibu mengajarkan pengasuh untuk memberikan ASI perah (ASIP) dengan cangkir dan menghindari dengan botol 4.Ibu selalu mengutamakan bayi dapat menyusu terlebih dahulu dan tidak memberikan makanan lain sebelum waktunya 5.Pemberian susu formula dilakukan sesuai indikasi medis dan berkonsultasi dengan tenaga kesehatan Untuk itu ibu bekerja perlu mengetahui manfaat memerah ASI dan mempelajari bagaimana cara memerah ASI, menyimpan ASI perah (ASIP), menyiapkan ASIP dan memberikan dengan cangkir. Untuk memberikan ASIP dengan cangkir ibu perlu mempelajarinya dari tenaga kesehatan. Manfaat memerah ASI Mengurangi bengkak atau sumbatan ASI pada payudara Memudahkan bayi menyusu pada payudara yang terlalu penuh Memberi ASI bayi BBLR, bayi sakit, berkebutuhan khusus Mempertahankan pasokan ASI dan mencegah ASI merembes Menyediakan ASI untuk bayi ketika ibu bekerja Panduan Orientasi Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA) bagi Kader Posyandu Hal 15

Cara memerah ASI Cuci tangan dan siapkan wadah yang bersih sebelum memulai memerah ASI Ibu duduk dengan nyaman Letakkan jari ibu tangan kira-kira 2-3 jari di atas pangkal puting dan jari telunjuk berlawanan arah sehingga membentuk huruf C (C-Hold) Jari-jari lain dapat menyangga payudara. Ibu dapat melakukan rotasi posisi ke seluruh bagian payudara Tekan payudara ke arah dalam payudara menuju dinding dada ibu kemudian gerakkan ke arah depan sehingga ASI tampak keluar dari payudara. Hindari menggesek jari di payudara karena dapat menyebabkan payudara memar. Temukan ritme yang nyaman dengan siklus: tekan-perah-relaks seperti cara bayi mengisap payudara Lakukan memerah hingga ASI tidak ada lagi yang menetes keluar kemudian simpan ASIP Menyimpan ASI Perah Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyimpan ASI Perah adalah: Simpan ASI Perah di tempat yang bersih dan perhatikan lama penyimpanan sesuai suhu Tutup wadah ASI Perah dengan baik Beri label waktu memerah pada wadah ASI Perah yang masih segar (mendekati waktu memerah) lebih baik diberikan kepada bayi Panduan Orientasi Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA) bagi Kader Posyandu Hal 16

Tempat Suhu Lama Penyimpanan Penyimpanan 15 C ASI baru diperah disimpan 27 C s/d 32 C 24 jam dalam cooler bag < 25 C 4 jam Dalam ruangan <4C 6 – 8 jam (ASIP segar) -15 C s/d 0 C 48 – 72 jam -20 C s/d -18 C (2 – 3 hari) Kulkas/Lemari es 2 minggu Freezer pada lemari es 1 pintu 3 – 6 bulan Freezer pada lemari es 2 pintu Menyiapkan ASI Perah Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyiapkan ASI Perah adalah: Cuci tangan dan siapkan wadah bersih yang berisi air hangat ASI Perah dari freezer pindahkan ke kulkas hingga mencair (kira- kira 24 jam) keluarkan dari kulkas dan hangatkan ke wadah berisi air hangat atau mengalirkan di air keran ASIP yang sudah dicairkan bertahan hingga 24 jam di kulkas atau 4 jam di suhu ruangan dan tidak boleh dibekukan kembali Hindari menghangatkan ASIP di atas api atau dengan alat pemanas Hindari mengocok ASIP. Bila terdapat lemak terpisah cukup dengan menggoyangkan wadah untuk mencampurnya Panduan Orientasi Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA) bagi Kader Posyandu Hal 17

Materi 3 Kesulitan Menyusui

Materi 3 Kesulitan Menyusui A. Deskripsi Pada proses memberikan ASI sering terjadi kendala atau kesulitan yang ditemui ibu, seperti ibu merasa ASI tidak cukup, dan kesulitan-kesulitan lain seperti luka/lecet pada puting susu karena posisi dan pelekatan yang kurang tepat. Kita perlu mengetahui bagaimana cara mengidentifikasi kesulitan-kesulitan dalam pemberian ASI, apa saja gejalanya dan langkah-langkah pencegahannya. B. Tujuan 1.Peserta mampu memahami kesulitan yang sering terjadi selama pemberian ASI 2.Peserta mengetahui mitos-mitos pada menyusui dan dapat memberikan informasi yang benar terkait mitos tersebut C. Pokok Bahasan 1.Kesulitan menyusui 2.Mitos-mitos pada menyusui D. Metode 1. Ceramah interaktif 2. Diskusi kelompok E. Alat dan Bahan 1. Kertas flipchart, spidol dan selotip 2. Gambar ilustrasi : kesulitan pemberian ASI 3. Metaplan bertuliskan ASI tidak cukup F. Langkah-langkah 1.Petugas membagi peserta ke dalam kelompok dan memberikan kepada setiap kelompok kesulitan yang sering terjadi selama pemberian ASI, disertai gambar ilustrasi pembengkakan payudara, puting lecet, saluran ASI tersumbat yang dapat menyebabkan mastitis, dan ASI tidak cukup 2.Petugas meminta setiap kelompok untuk mendiskusikan gejala-gejala, pencegahan dan apa yang dilakukan untuk mengatasi kesulitan tersebut, serta apa yang dilakukan untuk ibu yang merasa ASI tidak cukup Panduan Orientasi Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA) bagi Kader Posyandu Hal 18

3. Petugas meminta setiap kelompok menjelaskan hasil diskusi kepada seluruh kelompok 4. Petugas meminta kelompok lain untuk menyampaikan pendapatnya sebagai tambahan 5. Petugas meminta peserta untuk meninjau buku peserta (Buku Saku PMBA untuk Kader) tentang kesulitan pada ibu menyusui yang sering terjadi 6. Petugas bertanya pendapat peserta tentang informasi terkait mitos dan fakta pada menyusui, terus lakukan untuk mendapatkan jawaban dan informasi lain dari peserta 7. Petugas membantu mengoreksi jawaban yang tidak tepat dan memberikan informasi yang tepat 8. Petugas meminta peserta untuk mengulang kembali dan membuat rangkuman. G. Uraian Materi Kesulitan Menyusui Terdapat 4 kesulitan menyusui yang sering dihadapi ibu yaitu payudara bengkak, puting lecet, mastitis dan ASI tidak cukup. Ibu memerlukan bantuan dari tenaga kesehatan dan dukungan keluarga. Payudara Bengkak, dengan ciri-ciri payudara terasa sakit/nyeri, agak kemerahan, kulit mengencang dan mengkilat, puting tertarik/rata. Bantu ibu untuk mengompres payudara bengkak dan memerah ASI atau menyusu dengan pelekatan baik. Bila keluhan berlanjut rujuk ibu ke tenaga kesehatan Puting Lecet, dengan ciri-ciri puting terasa sakit, terdapat luka atau retak, kadang berdarah. Bantu ibu untuk memperbaiki posisi dan pelekatan menyusuinya, bila keluhan berlanjut rujuk ke tenaga kesehatan Mastitis, dengan ciri-ciri terdapat tonjolan lunak, terasa nyeri, kemerahan dan sakit, bisa terjadi demam. Rujuk ibu ke tenaga kesehatan ASI Tidak Cukup, dengan ciri-ciri ibu merasa ASI tidak cukup atau benar-benar ASI ibu tidak cukup untuk bayinya. Perhatikan kenaikan BB dan BAK bayi. Rujuk ibu ke tenaga kesehatan Panduan Orientasi Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA) bagi Kader Posyandu Hal 19

Mitos-mitos pada Menyusui Selain kesulitan-kesulitan menyusui, terdapat banyak mitos yang ada di sekitar ibu sehingga mempengaruhi proses menyusui. Mitos-mitos tersebut diantaranya adalah: Mitos Fakta ASI yang pertama kali keluar harus ASI yang pertama kali keluar disebut dibuang karena merupakan ASI basi dan kolostrum yang mengandung antibodi tidak baik untuk bayi dan faktor pelindung lainnya bagi tubuh bayi. Kolostrum berwarna kekuningan karena kaya akan Vitamin A Bayi prematur, Bayi Berat Lahir Rendah ASI ibu bayi prematur dan BBLR sesuai (BBLR) terlalu kecil dan tidak bisa dengan kebutuhan bayinya. Bayi perlu menyusu sering berada dekat dengan ibu untuk melakukan kontak kulit ke kulit dan belajar menyusu Bayi sakit seperti diare tidak boleh ASI mengandung berbagai antibodi diberikan ASI untuk membantu proses penyembuhan ketika sakit. Bayi perlu terus disusui, bila sulit menyusu dapat diberikan ASI perah dengan cangkir atau sendok Menyusu perlu berganti-gantian, Bayi perlu menyusu di satu payudara sebentar di kanan dan kemudian di kiri hingga bayi melepas sendiri payudara karena payudara kanan mengandung tersebut dan payudara ibu terasa makanan sedangkan payudara kiri kosong supaya bayi mendapatkan ASI mengandung minuman untuk bayi awal (foremilk) yang muncul di awal- awal proses menyusui dan ASI akhir (hindmilk) yang keluar belakangan. Bila setelah ini bayi masih ingin menyusu lagi dapat ditawarkan ke payudara lainnya Bayi terus menangis karena lapar dan Bayi menangis dapat disebabkan karena terkena sawan (gangguan makhluk banyak hal selain lapar seperti tidak halus) nyaman karena popok basah, Lelah, sakit, atau kolik (sakit perut) yang biasanya muncul di waktu tertentu seperti sore hari Panduan Orientasi Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA) bagi Kader Posyandu Hal 20

Materi 4 Situasi Umum yang Dapat Mempengaruhi PMBA

Materi 4 Situasi Umum yang Dapat Mempengaruhi PMBA A. Deskripsi Situasi umum yang dapat mempengaruhi PMBA antara lain pada ibu hamil dan ibu menyusui yang meliputi makan selama kehamilan, kehamilan baru (hamil pada saat masih menyusui balita), makan selama menyusui, ibu yang sakit dan ibu yang kurus/kurang gizi atau ibu stres, serta pada bayi dan anak meliputi pemberian kolostrum, Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) atau bayi prematur dan pengasuhan metode kangguru, bayi sakit di bawah 6 bulan dan bayi sakit di atas 6 bulan, bayi menangis, dan melanjutkan menyusui hingga anak berusia 2 tahun atau lebih. B. Tujuan 1.Peserta mampu menjelaskan situasi umum yang dapat mempengaruhi PMBA 2.Peserta mampu mengatasi keadaan umum yang dapat mempengaruhi PMBA C. Pokok Bahasan 1. Situasi umum yang dapat mempengaruhi PMBA D. Metode 1. Diskusi kelompok 2. Permainan E. Alat dan Bahan 1.Paket kartu berisikan masing-masing situasi umum yang dapat mempengaruhi PMBA F. Langkah-langkah 1.Petugas membagi peserta menjadi kelompok dan memberikan masing-masing kelompok paket kartu yang bertuliskan situasi umum terkait beberapa kepercayaan PMBA di daerah itu 2.Petugas meminta peserta untuk mengambil (satu kartu) dan mendiskusikan: - Bagaimana situasi/kepercayaan/mitos ini mempengaruhi PMBA di masyarakat Anda. - Bagaimana Anda dapat menghilangkan kepercayaan itu? - Apa yang hendaknya/atau dapat dilakukan? Panduan Orientasi Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA) bagi Kader Posyandu Hal 21

3. Petugas meminta peserta untuk mendiskusikan situasi umum terkait beberapa kepercayaan dalam PMBA, bagaimana kepercayaan itu dapat ditangani atau diatasi (apa yang kita ketahui). Contoh-contoh berbagai kepercayaan yang banyak diyakini (sesuaikan dengan situasi setempat): pemberian kolostrum, bayi dengan berat lahir rendah atau prematur dan perawatan metode kangguru, kehamilan baru, bayi sering menangis, ibu sakit dan ibu yang kurus, makan selama kehamilan, makan selama menyusui 4. Petugas meminta peserta menjelaskan hasil diskusinya 5. Petugas memberikan informasi apabila ada yang masih kurang tepat atau belum disampaikan dan membuat kesimpulan G. Uraian Materi Situasi Umum yang Dapat Mempengaruhi PMBA Panduan Orientasi Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA) bagi Kader Posyandu Hal 22

Panduan Orientasi Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA) bagi Kader Posyandu Hal 23

Panduan Orientasi Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA) bagi Kader Posyandu Hal 24

Materi 5 Rekomendasi Praktik PMBA

Materi 5 Rekomendasi Praktik PMBA A. Deskripsi Pemberian makan yang baik sejak lahir hingga usia dua tahun merupakan salah satu upaya mendasar untuk menjamin pencapaian kualitas tumbuh kembang sekaligus memenuhi hak anak. Kementerian Kesehatan telah menetapkan strategi pemberian makan bayi dan anak (PMBA) sesuai Global Strategy for Infant and Young Child Feeding (WHO/UNICEF, 2003) merekomendasikan Inisiasi Menyusu Dini (IMD), memberikan ASI Eksklusif sejak bayi lahir sampai berusia 6 bulan, memberikan Makanan Pendamping ASI (MP ASI) mulai usia 6 bulan, dan melanjutkan pemberian ASI sampai anak berusia 2 tahun atau lebih. B. Tujuan 1.Peserta mampu menjelaskan dan melakukan edukasi pemberian makan bayi dan anak 2.Peserta mampu melakukan edukasi pemberian ASI eksklusif 3.Peserta mampu melakukan edukasi pemberian MP-ASI usia 6 – 24 bulan 4.Peserta mampu menjelaskan masalah dan mitos pada pemberian MP-ASI C. Pokok Bahasan 1.Pemberian ASI eksklusif 2.Pemberian MP ASI usia 6 – 24 bulan 3.Masalah pada pemberian MP ASI 4.Mitos-mitos pada pemberian MP ASI D. Metode 1.Ceramah interaktif 2.Diskusi kelompok 3.Simulasi praktik E. Alat dan Bahan 1. Kertas flipchart, spidol dan selotip Flipchart bertuliskan judul : Risiko tidak menyusui pada bayi, Risiko tidak menyusui pada ibu, Risiko tidak menyusui pada keluarga, Risiko tidak menyusui bagi masyarakat/bangsa 2.Metaplan/kertas berwarna yang bertuliskan materi dari Tabel Praktik Pemberian MP ASI yang dianjurkan 3. Potongan 4 bintang di atas 4 potong kertas yang berbeda Panduan Orientasi Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA) bagi Kader Posyandu Hal 25

4. Beberapa macam makanan keluarga (makanan matang) lokal daerah setempat (makanan pokok, lauk hewani, lauk nabati/kacang-kacangan, sayur dan buah) 5. Contoh/foto makanan lokal 6. Alat bantu pelatihan : contoh tekstur/kekentalan MP-ASI (bubur kental) 7. Alat masak (pisau, talenan, ulekan, saringan kawat halus, gelas ukur) 8. Alat makan (piring, sendok, mangkok) F. Langkah-langkah a)Pemberian ASI eksklusif 1.Petugas membagi peserta menjadi kelompok. Masing-masing kelompok diberi flipchart dengan judul sebagai berikut: risiko tidak memberikan ASI bagi bayi, risiko tidak memberikan ASI bagi ibu, risiko tidak memberikan ASI bagi keluarga, risiko tidak memberikan ASI bagi masyarakat/bangsa 2.Petugas memberikan waktu lima menit kepada masing-masing kelompok untuk menuliskan poin-poin risiko sebanyak-banyaknya sesuai tugas kelompok masing-masing 3.Petugas memimpin diskusi untuk membahas masing-masing risiko dan membuat kesimpulan b)Pemberian MP-ASI anak usia 6-24 bulan (Diskusi kelompok rekomendasi pemberian MP-ASI) 1.Petugas membagi peserta menjadi kelompok 2.Petugas menyiapkan flipchart yang sudah diberi kolom: Usia, Frekuensi, Jumlah, Tekstur, Variasi, Pemberian Makan Aktif Responsif, Kebersihan dan diberi baris: mulai usia 6 bulan, 6-8 bulan, 9-11 bulan, 12-23 bulan, dan anak usia 6-23 bulan yang tidak diberi ASI 3.Petugas membagikan metaplan/potongan kertas kepada kelompok dengan membedakan warna setiap kolom yang bertuliskan materi yang diambil dari Tabel Praktik Pemberian MP ASI yang dianjurkan 4.Petugas meminta kelompok untuk melanjutkan pengisian flipchart sampai terisi semua 5.Petugas meminta kelompok untuk menjelaskan apa yang ada dalam flipchart mereka 6.Petugas meminta peserta untuk meninjau dan tanyakan pada mereka informasi apa yang ada dalam flipchart itu 7.Petugas membagikan Alat Bantu Pelatihan: Contoh tekstur (kekentalan/konsistensi) bubur untuk menggambarkan tekstur MP ASI, serta mangkok dan sendok untuk menggambarkan jumlah 8.Petugas meminta peserta mengulang kembali dan membuat rangkuman Panduan Orientasi Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA) bagi Kader Posyandu Hal 26

c)Pemberian MP-ASI anak usia 6 -23 bulan (Diskusi kelompok penyiapan MP-ASI) 1.Petugas membagi peserta menjadi kelompok 2.Petugas membagikan 1 (satu) flipchart kepada masing-masing kelompok. Masing-masing flipchart dibagi menjadi 4 (empat) bagian berupa 4 (empat) kelompok bahan makanan, yaitu: makanan pokok, kacang- kacangan, buah dan sayuran, dan makanan kaya zat besi bersumber hewani 3.Petugas meminta peserta dalam kelompok untuk mengisi flipchart mereka dengan berbagai macam makanan lokal yang tersedia dengan cara meletakkan makanan (contoh/foto makanan lokal) dan menulis bahan makanan dalam kotak yang sesuai di flipchart 4.Petugas meminta peserta untuk melihat Tabel Praktik Pemberian MP-ASI yang dianjurkan bagi bayi dan anak 5.Petugas meminta masing-masing kelompok membuat menu makan siang 6.Petugas meminta peserta untuk mengambil bahan makanan lokal atau contoh/foto makanan lokal yang tersedia sesuai dengan menu yang dibuat 7.Petugas memberikan penilaian terhadap menu yang dibuat oleh masing- masing kelompok dengan cara memberikan 1 bintang untuk setiap kelompok bahan makanan yang dipilih 8.Petugas mendiskusikan 4 (empat) jenis bahan makanan yang ditandai dengan 4 (empat) bintang 9.Petugas meminta peserta membuat rangkuman d)Pemberian MP-ASI anak usia 6 -23 bulan (Praktik pemberian MP-ASI) 1.Petugas membagi peserta menjadi kelompok 2.Petugas mengajak peserta untuk mencuci tangan bersama dengan 6 (enam) langkah 3.Petugas meminta masing-masing kelompok untuk membuat MP ASI untuk kategori usia: mulai 6 bulan, 6-8 bulan, 9-11 bulan, dan 12-23 bulan sesuai rekomendasi yang dianjurkan 4.Petugas meminta masing-masing kelompok untuk memperlihatkan dan menjelaskan makanan yang telah disiapkan kepada seluruh kelompok, dan diskusikan karakteristik MP-ASI sesuai rekomendasi 5.Petugas meminta peserta membuat rangkuman Panduan Orientasi Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA) bagi Kader Posyandu Hal 27

G. Uraian Materi Pemberian ASI Eksklusif Inisiasi Menyusu Dini (IMD) pada bayi baru lahir Inisiasi Menyusu Dini (IMD) adalah proses dimana bayi diletakkan di dada ibu segera setelah lahir untuk kemudian menyusu di payudara ibu dalam 1 jam pertama. IMD dilakukan pada ibu dan bayi dengan kondisi sehat segera setelah proses persalinan. Tenaga kesehatan memastikan kondisi ibu dan bayi sebelum dimulai proses IMD. Manfaat IMD bagi bayi : 1) Mendapatkan bakteri baik dari kulit ibu ke bayi 2) Pernapasan dan detak jantung bayi lebih stabil 3) Menghangatkan bayi 4) Ikatan (bonding) antara bayi dan ibu Manfaat IMD bagi ibu : 1) Mencegah perdarahan pasca persalinan 2) Ikatan (bonding) antara bayi dan ibu 3) Memberikan ketenangan dan kenyamanan Memberikan/menyusui bayi dengan ASI eksklusif (0 – 6 bulan) Pemberian ASI Eksklusif adalah pemberian ASI saja tanpa tambahan makanan atau minuman lainnya kecuali vitamin,mineral atau obat- obatan atas indikasi medis sejak bayi lahir sampai usia 6 bulan. Manfaat menyusui pada bayi : ASI mudah dicerna dan diserap secara efisien Meningkatkan daya tahan tubuh Mengupayakan pertumbuhan yang optimal dan perkembangan otak yang maksimal Meningkatkan ikatan (bonding) dengan ibu Manfaat menyusui pada ibu : Mempercepat proses rahim kembali ke ukuran semula Mencegah perdarahan pasca persalinan Mengurangi risiko kanker payudara Meningkatkan ikatan (bonding) dengan bayi Memudahkan ibu, ASI tersedia pada suhu yang tepat untuk bayi Panduan Orientasi Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA) bagi Kader Posyandu Hal 28

Manfaat menyusui pada keluarga : 1.Lebih hemat, tidak ada biaya untuk membeli susu formula dan perlengkapannya 2.Ibu dan bayi tidak mudah sakit sehingga meminimalisir biaya yang dikeluarkan untuk pengobatan 3.Menghemat waktu karena tidak perlu waktu untuk menyiapkan susu Melanjutkan menyusui sampai usia 2 tahun Menyusui dilanjutkan hingga usia 2 tahun atau lebih dengan memperhatikan pertumbuhan, perkembangan serta pemberian makanan yang adekuat dan memenuhi gizi seimbang anak. ASI masih memberikan asupan gizi pada bayi selain MP ASI keluarga Utamakan memberikan MP ASI dan ASI terus diberikan semau bayi Memberikan ikatan batin(bonding) antara ibu dan bayi ASI tetap memberikan kekebalan tubuh kepada bayi Pemberian MP ASI usia 6 – 24 bulan Pemberian Makanan Pendamping adalah proses pemberian makanan dan cairan lainnya yang diberikan kepada bayi mulai usia 6 bulan ketika ASI saja tidak lagi mencukupi kebutuhan gizi bayi Makanan Pendamping ASI (MP ASI) adalah makanan yang diolah dari bahan lokal yang tersedia di rumah yang tepat digunakan sebagai makanan untuk bayi mulai usia 6 bulan MP ASI dibuat dari menu makanan keluarga Pada masa pemberian MP ASI, ASI tetap terus diberikan MP ASI sesuai rekomendasi Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian MP ASI adalah: Usia: kategori 6-8 bulan, 9-11 bulan, 12-23 bulan Frekuensi: Berapa kali makan diberikan dalam sehari Jumlah: Berapa banyak makanan diberikan setiap kali makan Tekstur: Bentuk makanan sesui usia Variasi: Berbagai jenis bahan makanan, seperti makanan pokok, protein hewani, kacang-kacangan, buah dan sayur Responsif: Proses memberikan makan dengan memperhatikan tanda-tanda yang disampaikan anak Kebersihan: Kebersihan bahan makanan, alat dan cara penyiapan hingga memberikan makan Panduan Orientasi Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA) bagi Kader Posyandu Hal 29

Panduan Orientasi Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA) bagi Kader Posyandu Hal 30

Tabel Praktik Pemberian MP-ASI yang Dianjurkan Panduan Orientasi Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA) bagi Kader Posyandu Hal 31

Usia 6 – 8 bulan MP ASI mulai diberikan sejak bayi memasuki usia 6 bulan untuk memenuhi kebutuhan selain ASI MP ASI yang cukup kental akan memberikan energi lebih banyak bagi bayi daripada bubur MP ASI encer. Di dalam mulut bayi terdapat air liur yang akan membantu melembutkan makanan saat bayi mengunyah sehingga makanan mudah ditelan tanpa tersedak Makanan utama: 2-3 kali setiap hari Jumlah: 2-3 sdm setiap makan bertahap meningkat hingga setengah mangkuk (125 ml) Kemudian haluskan dan disaring (menjadi makanan lumat) Tekstur perlahan ditingkatkan sesuai responsif bayi Variasi bahan makanan : Makanan pokok, protein hewani, protein nabati, sayuran dan buah Jaga kebersihan Utamakan pemberian protein hewani. Buah dan sayur dapat diperkenalkan Selingan: 1-2 kali setiap hari Penambahan lemak (minyak, santan, margarin dll) diberikan pada pengolahan untuk menambah kandungan energi MP ASI Lanjutkan pemberian ASI semau bayi Panduan Orientasi Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA) bagi Kader Posyandu Hal 32

Usia 9 – 11 bulan Memasuki usia 9 bulan Makanan utama: 3-4 kali setiap hari Jumlah : dari setengah mangkuk (125 ml) bertahap meningkat hingga tiga perempat mangkuk (200 ml) Kemudian cacah halus (menjadi makanan lembik). Perlahan tingkatkan tekstur sesuai responsif bayi Variasi bahan makanan : makanan pokok, protein hewani, protein nabati, sayuran dan buah Jaga kebersihan Utamakan pemberian protein hewani. Buah dan sayur dapat diperkenalkan Selingan : 1 - 2 kali setiap hari Penambahan lemak (minyak, santan, margarin dll) diberikan pada pengolahan untuk menambah kandungan energi MP ASI Lanjutkan pemberian ASI semau bayi Panduan Orientasi Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA) bagi Kader Posyandu Hal 33

Usia 12 – 24 bulan Memasuki usia 12 bulan Makanan utama: 3-4 kali setiap hari Jumlah:dari tiga perempat mangkuk (200 ml) perlahan meningkat hingga 1 mangkuk (250 ml) Kemudian diris-iris/dipotong-potong dengan ukuran sesuai responsif bayi Variasi bahan makanan : Makanan pokok, protein hewani, protein nabati, sayuran dan buah Jaga kebersihan Utamakan pemberian protein hewani. Buah dan sayur dapat diperkenalkan Selingan : 1 - 2 kali setiap hari Penambahan lemak (minyak, santan, margarin dll) diberikan pada pengolahan untuk menambah kandungan energi MP ASI Lanjutkan pemberian ASI semau bayi Panduan Orientasi Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA) bagi Kader Posyandu Hal 34

Pemberian Makan Responsif Penting untuk memperhatikan bagaimana cara memberikan makan kepada bayi dan apa saja yang perlu dihindari ketika memberikan makan pada bayi. Diperlukan kesabaran dari ibu/ pengasuh dalam memberikan makan Makan dari tempat makannya sendiri, bila sudah bisa makan sendiri dapat dihias makanannya Lama makan sebaiknya 30 menit. Dapat dilanjutkan bila tidak mau makan maksimal 45 - 50 menit Suasana menyenangkan, makan bersama keluarga, dapat dibuat jadwal teratur Lanjutkan menyusui semaunya bayi Hindari memberikan minum terlalu banyak sebelum dan saat makan Hindari memaksa dalam memberikan makan/mengancam anak Hindari menonton TV, media elektronik, mainan selama makan sehingga bayi fokus makan 5 (Lima) Kunci Aman Makanan dan Kebersihan 1.Cuci Tangan Pakai Sabun di air mengalir dan cuci bahan makanan yang akan diolah 2.Pisahkan penyimpanan serta bedakan pisau dan talenan untuk bahan makanan mentah dengan makanan matang 3.Pisahkan penyimpanan serta bedakan pisau dan talenan untuk bahan makanan mentah dengan makanan matang 4.Simpan makanan matang pada suhu yang tepat/aman 5.Gunakan air dan bahan baku yang aman Panduan Orientasi Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA) bagi Kader Posyandu Hal 35

Masalah pada Pemberian MP ASI Pada pemberian MP ASI, ada beberapa masalah yang sering dihadapi oleh ibu diantaranya adalah : MP ASI terlalu dini/sebelum usia 6 bulan (dapat meningkatkan resiko penyakit infeksi, asupan gizi rendah, sulit mencerna makanan) MP ASI terlambat/melewati usia 6 bulan (kebutuhan gizi kurang, resiko alergi makanan meningkat, kurangnya stimulasi oromotor) Bayi mengemut makanan di dalam mulut Gerakan tutup mulut Pilih-pilih makanan Sulit Buang Air Besar Bila ibu mengalami masalah pemberian MP ASI pada anaknya segera bawa ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk mendapatkan penanganan yang tepat sehingga anak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Panduan Orientasi Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA) bagi Kader Posyandu Hal 36

Mitos-mitos pada Pemberian MP ASI Selain masalah-masalah pada pemberian MP ASI, terdapat juga mitos- mitos yang dapat mempengaruhi ibu dalam memberikan MP ASI. Mitos-mitos tersebut diantaranya: Mitos Fakta Makan daging/ikan dapat Memberikan makan rendah lemak dan menyebabkan kecacingan tinggi serat baik untuk bayi Menunda memperkenalkan protein Protein hewani dapat diperkenalkan hewani karena takut alergi sejak pertama bayi mulai mendapatkan MP ASI karena mengandung zat besi yang dibutuhkan bayi MP ASI encer diberikan pada awal MP ASI yang encer mengandung lebih pemberian MP ASI karena lebih mudah banyak cairan sehingga kurang ditelan dan takut tersedak bila memenuhi asupan gizi yang dibutuhkan memberikan makanan lembik bayi. Di dalam mulut bayi terdapat air liur yang dapat membantu melumatkan makanan lembik yang diberikan kepada bayi MP ASI diberikan ketika gigi sudah MP ASI diberikan sejak bayi memasuki mulai keluar usia 6 bulan karena memerlukan tambahan energi dari MP ASI selain dari ASI. MP ASI diberikan dengan tekstur lembik sehingga tidak menunggu bayi mempunyai gigi Memberikan makan rendah lemak dan Lemak dibutuhkan untuk memberikan tinggi serat baik untuk bayi tambahan energi pada bayi. Sedangkan makanan tinggi serat dapat menyebabkan bayi sembelit. Tambahan lemak ini dapat diberikan dalam bentuk santan, margarin atau minyak pada saat mengolah MP ASI Panduan Orientasi Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA) bagi Kader Posyandu Hal 37

Materi 6 Pemberian Makan pada Ibu Hamil dan Ibu Menyusui

Materi 6 Pemberian Makan pada Ibu Hamil dan Ibu Menyusui A. Deskripsi Ibu hamil dan menyusui mengalami peningkatan kebutuhan gizi untuk perkembangan dan pertumbuhan janin dalam kandungan, persiapan ibu menyusui dan pada saat ibu menyusui. Oleh karena itu, seorang ibu hamil dan menyusui membutuhkan makanan tambahan 1 (satu) porsi lebih banyak dari biasanya. Banyak hal yang perlu dipertimbangkan dalam menyiapkan makanan ibu hamil dan ibu menyusui namun akan lebih mudah karena makanan yang dimasak untuk keluarga menggunakan bahan-bahan makanan lokal yang bisa diperoleh di wilayah tempat tinggal keluarga. Materi ini akan membahas rekomendasi pemberian makan sesuai kebutuhan gizi ibu hami dan ibu menyusui. B. Tujuan 1.Peserta dapat mengetahui pemberian makan pada ibu hamil dan ibu menyusui 2.Peserta mampu menjelaskan rekomendasi pemberian makan ibu hamil dan ibu menyusui C. Pokok Bahasan 1.Gizi ibu hamil 2.Gizi ibu menyusui D. Metode 1.Ceramah interaktif 2. Simulasi E. Alat dan Bahan 1.Alat makan (piring dan sendok) 2.Makanan lokal matang (makanan pokok, lauk hewani, kacang-kacangan, buah dan sayur) 3.Timbangan makanan Panduan Orientasi Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA) bagi Kader Posyandu Hal 38

F. Langkah-langkah 1.Petugas membagi peserta menjadi kelompok 2.Petugas mengajak peserta untuk mencuci tangan bersama dengan 6 (enam) langkah 3.Petugas meminta masing-masing kelompok untuk membuat makanan ibu hamil dan ibu menyusui untuk satu kali makan (misal : makan siang) dengan menggunakan makanan yang tersedia sesuai kelompok ibu hamil dan ibu menyusui 4.Petugas meminta masing-masing kelompok untuk memperlihatkan dan menjelaskan makanan yang telah disiapkan ke seluruh kelompok 5.Petugas meminta kelompok mendiskusikan karakteristik makanan ibu hamil dan ibu menyusui dari jumlah porsi, variasi dan kebersihan 6.Petugas memberikan koreksi atas informasi yang belum tepat dan menyampaikan informasi yang belum tersampaikan kepada peserta dan membuat rangkuman G. Uraian Materi Gizi Ibu Hamil Masa kehamilan merupakan bagian penting dari periode 1000 Hari Pertama Kehamilan (1000 HPK). Pertumbuhan dan perkembangan janin dalam kandungan ibu sangat penting dan dipengaruhi oleh asupan gizi ibu selama hamil. Pesan : Periksa kehamilan minimal 6 kali selama kehamilan dan minimal 2 x pemeriksaan oleh dokter pada trimester 1 dan 3. 2 kali pada trimester pertama (kehamilan hingga 12 minggu) 1 kali pada trimester kedua (kehamilan diatas 12 minggu sampai 24 minggu) 3 kali pada trimester ketiga (kehamilan diatas 24 minggu sampai 40 minggu) Selama kehamilannya ibu perlu memperhatikan beberapa hal untuk menjaga kesehatannya dan janin yang ada di dalam kandungannya sehingga terhindar dari anemia dan kurang gizi kronik (KEK) yang dapat berakibat lahirnya bayi berat lahir rendah (BBLR) atau prematur serta terhindar dari berbagai penyakit lainnya. Beberapa hal tersebut adalah: Tambahkan 1 porsi makanan utama atau makanan selingan dari sebelumnya Makan beragam jenis bahan makanan (makanan pokok, protein hewani, kacangkacangan buah dan sayur) Panduan Orientasi Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA) bagi Kader Posyandu Hal 39

Minum Tablet Tambah Darah (TTD) minimal 90 tablet selama kehamilan Minum cukup air putih 8-12 gelas/hari (2-3 liter)/hari Menjaga Kebersihan dirinya (mandi dan gosok gigi minimal 2 kali sehari) Menjaga aktifitas sehari-hari, cukup istirahat dan olah raga ringan Batasi gula (2 sendok teh) dan batasi garam sesuai kondisi ibu. Konsultasikan dengan tenaga kesehatan Batasi teh atau kopi (maksimal 1-2 cangkir setiap hari) Rujuk bila ibu mengalami keluhan seperti mual, muntah, pusing dan lain-lain ke fasilitas pelayanan kesehatan Gizi Ibu Menyusui Ketika menyusui eksklusif dilanjutkan hingga 2 tahun atau lebih, ibu perlu menjaga kesehatan baik untuk dirinya maupun bayinya. Nutrisi bayi diambil dari nutrisi ibu melalui ASI sehingga kebutuhan energi pada ibu menyusui mengalami peningkatan. Ibu juga memerlukan protein yang diperlukan dalam proses pembentukan ASI dan berbagai zat gizi mikro seperti zat besi dan vitamin A untuk memenuhi kebutuhan gizinya. Tambahkan 1 porsi makanan utama atau makanan selingan dari sebelumnya Makan beragam jenis bahan makanan, tidak ada pantangan atau keharusan makan sesuatu Vitamin A 2x 200.000 IU segera setelah lahir dan 24 jam atau tidak lebih 6 minggu kemudian Minum cukup air putih 12-14 gelas/hari (3-3,5 liter) /hari Menjaga Kebersihan sebelum dan ketika menyusui bayi Menjaga aktifitas sehari-hari, cukup istirahat dan olah raga ringan Batasi gula (2 sendok teh) dan batasi garam sesuai kondisi ibu. Konsultasikan dengan tenaga kesehatan Batasi teh atau kopi (maksimal 1-2 cangkir setiap hari) Rujuk ibu bila mengalami keluhan selama menyusui seperti sakit atau keluhan pada proses menyusuinya ke fasilitas pelayanan kesehatan Panduan Orientasi Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA) bagi Kader Posyandu Hal 40

Materi 7 Pemantauan Pertumbuhan dan Perkembangan

Materi 7 Pemantauan Pertumbuhan dan Perkembangan A. Deskripsi Pemantauan pertumbuhan dan perkembangan anak sangat penting untuk deteksi dini gangguan pertumbuhan dan perkembangan balita, karena itu balita harus secara rutin ditimbang setiap bulan. Hasil penimbangan di plot di KMS/ Buku KIA dengan tepat agar dapat ditentukan status pertumbuhannya sehingga dapat ditindak lanjuti. Selain penimbangan berat badan dilakukan juga pengukuran panjang badan atau tinggi badan. Penilaian perkembangan dapat dilakukan dengan menggunakan menggunakan buku KIA yang bertujuan untuk mengetahui perkembangan anak normal. Materi ini akan membahas tentang penimbangan berat badan anak menggunakan dacin, pengukuran panjang badan/tinggi badan, pengisian KMS di dalam Buku KIA serta menentukan status pertumbuhan dalam KMS/Buku KIA dan pemeriksaan perkembangan yang dilakukan dengan menggunakan Buku KIA. B. Tujuan 1.Peserta mampu melakukan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan anak 2.Peserta dapat menjelaskan dan melakukan cara menimbang berat badan dan mengukur panjang badan/tinggi badan anak 3.Peserta mampu melalukan pengisian KMS pada Buku KIA dengan benar 4.Peserta mampu melakukan penentuan status pertumbuhan pada KMS dalam buku KIA dan tindak lanjutnya 5.Peserta mampu melakukan deteksi dini pemantauan perkembangan dengan menggunakan buku KIA C. Pokok Bahasan 1.Pemantauan Pertumbuhan 2.Pemantauan Perkembangan 3.Pengisian KMS pada Buku KIA 4.Deteksi Dini Pemantauan Perkembangan dengan Buku KIA D. Metode 1.Diskusi kelompok 2.Demonstrasi dan praktik Panduan Orientasi Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA) bagi Kader Posyandu Hal 41

E. Alat dan Bahan 1.Buku KIA/KMS atau poster KMS 2.Satu set dacin, sarung timbang, penyangga kaki tiga, plastik isi pasir/kerikil/beras dll 3.Alat ukur panjang badan (infantometer) 4.Alat ukur tinggi badan (microtoise) 5.Boneka kaki panjang 6. Meja 7.Lakban hitam 8.Lembar kasus pemantauan pertumbuhan dan pemantauan perkembangan F. Langkah-langkah a) Melakukan penimbangan Berat Badan (BB) dan pengukuran Panjang Badan (PB)/Tinggi Badan (TB) anak 1.Petugas membagi peserta ke dalam kelompok 2.Petugas memandu diskusi kelompok mengenai penimbangan BB dan pengukuran PB atau TB di Posyandu, mengapa harus dilakukan pengukuran tiap bulan, alat antropometri yang digunakan di Posyandu 3.Petugas meminta masing-masing kelompok untuk mempersiapkan pengukuran antropometri dimulai dari memasang dacin, alat ukur panjang badan (infantometer) dan tinggi badan dengan benar 4.Petugas mengecek kembali hasil pemasangan alat antropometri oleh kelompok 5.Petugas meminta kelompok untuk menyebutkan kembali langkah- langkah penimbangan, yaitu: - Menyapa ibu/pengasuh balita - Mengecek kembali pakaian yang dikenakan anak harus seminimal mungkin - Masukkan boneka kaki panjang kedalam sarung timbang - Membaca berat badan balita dengan melihat angka diujung bandul dan geser bandul sampai jarum tegak lurus - Mencatat hasil penimbangan dengan benar di kertas/buku bantu dalam kg dan ons - Mengembalikan bandul ke angka nol dan keluarkan balita dari sarung/kotak timbang - Mengucapkan terima kasih kepada ibu/pengasuh balita Panduan Orientasi Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA) bagi Kader Posyandu Hal 42


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook