Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore Peranan Orangtua Dalam Pendidikan Rohani Anak

Peranan Orangtua Dalam Pendidikan Rohani Anak

Published by enadaeli97, 2021-08-19 10:47:47

Description: Enawati Daeli

Search

Read the Text Version

Peranan Orangtua Dalam Pendidikan Rohani Anak Enawati Daeli

DAFTAR ISI 1. PENDAHULUAN……………………………………………………….... 1 2. ANAK DALAM PANDANGAN ALKITAB…………………………….. 2 Anak-anak Dalam Masa Kanak-kanak Dalam Alkitab Allah Memakai Anak-anak untuk Tugas-tugas Khusus 3. PERANAN ORANGTUA DALAM PENDIDIKAN ROHANI ANAK….. 6 Orangtua sebagai pendidik utama Mengasuh Dan Mendidik Anak Menurut Alkitab Membentuk Karakter Anak Sejak Dini Menanamkan Displin 4. KESIMPULAN…………………………………………………………… 14 5. DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………... 15 2

PENDAHULUAN Pada dasarnya orangtua memiliki peran penting dalam hal mendidik anak-anak, sebab orangtua merupakan pendidik yang paling utama dalam kehidupan anak-anak. Akan tetapi banyak orangtua yang menyerahkan anak mereka untuk didik oleh guru atau pihak sekolah tanpa menyadari bahwa keluarga adalah tempat yang paling utama dimana anak menerima pendidikan. Bukan berarti sekolah tidak penting, tetapi alangkah baiknya pendidikan seorang anak dimulai dari keluarga. Pendidikan dimulai dari dalam keluarga, karena tidak ada yang tidak lahir dari keluarga. Artinya orangtua yang akan berperan penting sebagai pendidik utama dalam mendidik anak. Karena di dalam keluarga anak banyak belajar banyak hal, dimulai dari bagaiman berinterkasi dengan orangtua, bersikap sopan santun, menghargai orang yang lebih tua, bahkan dalam menyampaikan pendapat. Disamping itu, orangtua berperan untuk mendidik anak secara Rohani. Pendidikan rohani pendidikan yang terutama diajarkan kepada anak. Orangtua harus menyadari bahwa mendidik anak-anak secara rohani, seperti rajin berdoa, membaca Alkitab, mendorong anak-anak untuk ikut sekolah minggu, itu sangat berguna untuk anak-anak. Tetapi masih banyak orangtua yang belum menerapkan pendidikan Rohani ini. Orangtua hanya mengerti bahwa pendidikan rohani itu hanya didapat dari guru sekolah Minggu atau hanya sekedar belajar pendidikan agama di sekolah. Mengingat dampaknya yang cukup luas maka makalah ini mengangkat sebuah judul: “Peranan Orangtua Dalam Pendidikan Rohani Anak.” Dalam makalah ini akan dibahas tentang anak dalam pandangan Alkitab, peranan orangtua dalam pendidikan rohai anak, dan akibat bila anak tidak didik secara rohani. 3

Dengan tulisan dalam makalah ini, harapan penulis semoga bermanfaat dan penulis menyadari banyak kekurangan dalam menulis makalah ini, diharapkan kritik dan saran dari pembaca khususnya, untuk menyempurnakan makalah ini. Tuhan Yesus Memberkati. 4

ANAK DALAM PANDANGAN ALKITAB Bagaimana pandangan alkitab tentang anak-anak? Alkitab memberi tempat yang penting untuk anak-anak. Dalam kitab Mazmur 127:3. “ sesungguhnya, anak-anak lelaki adalah milik pusaka dari pada Tuhan dan buah kandung adalah suatu upah.” Anak dalam pandangan alkitab begitu istimewa di mata Tuhan, sebagai pusaka dari pada Tuhan. Demikianlah, anak-anak harus dipandang sebagai berkat dan bukan beban. Karena anak-anak adalah karunia terindah dari Tuhan yang dipercayakan Tuhan kepada pasangan suami istri yang telah sah dalam pernikahan. Kehadiran anak ditengah-tengah keluarga merupakan karunia Tuhan yang tidak bisa diberikan oleh manusia. Tuhan akan mempercayakan orang tua untuk mendidik anak-anak sesuai dengan apa yang dikehendaki Tuhan. sebagai orang tua akan bersyukur jika telah dikaruniai seorang anak. Apa yang alkitab katakan tentang anak-anak? Dalam matius 18:5-6 “Yesus berkata bahwa siapapun yang menyesatkan salah satu dari anak kecil ini sebaiknya lehernya diikat dengan batu kilangan dan ditenggelamkanke dalam laut.” Artinya bahwa siapa saja yang merusak kerohanian seorang anak atau orang percaya akan membangkitkan murka Kristus yang paling besar. Betapa Tuhan sangat mengasihi anak-anak. Tuhan tidak menyukai jika dari anak-anak tersebut disesatkan.Orangtua harus memperhatikan kehidupan seorang anak secara khusus. Tanggung jawab orang tua ialah mengajar anak-anak dalam ajaran Allah. 5

Anak-anak Dan Masa Kanak-kanak Dalam Alkitab Apa pun realitas hidup seorang anak, Allah menganggap anak-anak berharga. Anak-anak begitu berharga di mata Tuhan, anak-anak adalah tanda berkat Tuhan di tengah-tengah keluarga. Allah mengasihi anak-anak tanpa syarat. Sebagai orangtua wajib bersyukur jika dikaruniai seorang anak. Karena diluar sana banyak yang belum bisa mempunyai anak. Ketika dikaruniai seorang anak, sebagai orangtua harus mengasihi anak tersebut tanpa syarat. Anak-anak adalah bagian esensial dari komunitas yang terikat perjanjian. Bahkan , sikap anak-anak yang mau diajar menggambarkan hubungan yang diinginkan Allah dengan orang dewasa. Yesus memakai anak-anak sebagai contoh ketergantungan yang dilandasi kerendahhatian yang dituntut Allah dari orang dewasa. Oleh karena itu, keluarga harus mengajarkan jalan Allah dan Firman Allah kepada anak-anak. Anak-anak pantas dilindungi. Ketikan anak-anak diabaikan, diperlakukan dengan kejam atau menjadi korban, Allah berduka. Anak-anak adalah penyembah, anak- anak dirancang untuk menyembah Allah. Anak-anak menjadi figur kunci dalam kisah- kisah Alkitab: Ishak, Musa, Samuel, Daud, dll.1 Artinya, orangtua harus mendidik dan mengajari anak-anaknya sesuai dengan firman Allah, serta mengasihi anak-anaknya dan memperhatikan segala kebutuhan anak- anaknya. Orang tua harus bertanggung jawab setalah dipercayakan untuk memiliki seorang anak. Karena kehadirana anak begitu berarti di tengah keluarga dan akan menjadi berkat di dalam keluarga. Anak berharga di mata Tuhan dan Tuhan akan memakai anak- anak untuk memuliakan nama-Nya. 1 Dan Brewster, Child, Chruch, and Mission, (Commpassion Internasional, 2011), 32,33. 6

Allah Memakai Anak-anak Untuk Tugas-tugas Khusus Wess Stafdord, presiden Commpassion International, suka berkata bahwa sering kali ketika ada seseuatu yang benar-benar penting yang akan dilakukan Allah, sesuatu yang tidak bisa dia percayakan kepada orang dewasa dan dia memakai anak- anak. Pikirkanlah betapa berbeda sejarah bangsa isarel seandainya, sebagai contoh, kakak perempuan Musa, Miriam yang waktu itu masih kanak-kanak tidak menyelamatkan musa dari sunga Nil, dalam keluaran 2, Firaun telah mengeluarkan dekrit agar semua anak-anak laki-laki di bawah umur 2 tahun dibunuh. Dengan melawan semua rintangan, ibu Musa menyembunyikan Musa dalam sebuah keranjang di antara ilalang di tepi sungai Nil. Dan sebenarnya seberapa besar peluang Putri Firaun sendiri yang melihat keranjang itu. Jadi, jelas dalam Alkitab, anak-anak tidak absen dan bukan pribadi yang tidak signifikan. Dalam hal-hal yang tidak terhitung banyaknya, anak-anak adalah objek kasih, kepedulian serta agen Allah ketika dia berurusan dengan umat manusia. Anak-anak adalah tanda-tanda kerajaan-Nya dan menggambarkan Kualitas yang paling dihargai- Nya.2 Dengan demikian, bagaimana tugas dan tanggung jawab orang tua terhadap kehidupan anak tersebut? Orang tua harus mendidik anak tersebut secara utuh, artinya orang tua memperhatikan semua unsur di dalam diri anak tersebut, terutama dalam 2 Wess Stafford, too small ignore, (Colorado Springs, CO: Waterbook, 2005), 216. 7

pendidikan rohani anak. Tetapi tidak terlepas dari relasi yang benar dengan keluarga, terutama orang tua. Pendidikan rohani yang sesungguhnya dimulia di tengah-tengah keluarga. Anak harus didorong dan didik untuk menerapkan semua nilai-nilai yang benar sebagaimana diajarkan oleh Firman Tuhan. dan orang tua akan menjadi orang yang pertama berperan untuk mendidik anak tersebut. Karena bagaimana seorang anak dapat bertumbuh, akan menentukan masa depan anak tersebut. Orang tua harus mengajarkan bagaimana membangun relasi dengan Tuhan. mungkin begitu banyak tantangan yang dihadapi oleh orang tua untuk mendidik anak tersebut. Tetapi orang tua harus menyadari bahwa anak-anak adalah yang sangat penting bagi-Nya. Kalau saja anak penting bagi Tuhan, maka sebagai orang tua harus mengasihi anak tersebut. Anak dalam pandangan Alkitab, anak sangat bernilai di mata Tuhan karena itu Tuhan akan memerintahkan orang tua untuk mendidik dan melindungi mereka. 8

PERANAN ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN ROHANI ANAK Peranan orang tua dalam pendidikan rohani anak bukan hal yang mudah. Sebagai orang tua mempunyai tanggung jawab yang besar dan sudah menjadi kewajiban orang tua untuk mendidik anaknya. Karena kehidupan seorang anak akan sangat dipengaruhi oleh pola didikan orang tua. Didikan yang diperoleh seorang anak sangat berbeda-berbeda, tergantung karakter dan kepribadian orang tua yang mendidik mereka. Oleh sebab itu, sejak dini orang tua harus menyadari untuk selalu mendidik anak-anak mereka dengan hal-hal yang dapat menumbuhkan kerohanian seorang anak seperti rajin berdoa, membaca Alkitab, dan mendorong anak untuk ikut sekolah minggu atau ke gereja. Robert R. boehlke berkata: “Pengaruh orang tua Kristen atas anak-anak amat bermakna dan bukanlah hal-hal sepele saja.” Jadi, tidak ada alasan yang mutlak perlu untuk mengabaikan bimbingan rohani bagi anak.3 Pendidikan rohani merupakan proses yang diajarkan orangtua kepada anak untuk menjadi serupa dengan Yesus Kristus, dikatakan dalam kitab Roma 8:29 “Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran anak-Nya agar kehidupan mereka berkenan kepada Tuhan.” Karena kehidupan rohani anak adalah cermin bagi orang-orang yang ada disekitarnya. Untuk itu, diharapkan kepada orang tua agar bertanggung jawab penuh terhadap pendikan rohani anak. 3 Robert R. Boehlke, sejarah perkembangan pikiran dan praktek pendidikan agama Kristen (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2015), 464. 9

Orang tua Sebagai Pendidik Utama Orang tua harus menyadari perannya sebagai pendidik yang pertama, bahwa didikan atau ajaran dari orang tua dalam keluarga terhadap pertumbuhan rohani anak sangat diperlukan. Karena anak-anak yang berada dalam proses pertumbuhan membutuhkan bimbingan dan arahan dari orang dewasa , khusnya orang tua. Anak-anak masih perlu belajar memilih yang baik dari yang tidak baik, yang benar darn yang salah. Seorang anak lahir dan berproses ditengah-tengah keluarga yang dibesarkan oleh orang tua. Anak akan mendapatkan pendidikan yang pertama dari keluarganya bahkan sampai dewasa pun anak tidak pernah lepas dari keluarganya. Alasan sesungguhnya mengapa orang tua menjadi pendidik yang terutama adalah karena orangtua memiliki segala sesuatu yang perlu dipelajari dan diikuti oleh seorang anak agar baiklah kehidupannya. Dalam hal ini orang tua memiliki peran sebagai sumber belajar bagi seorang anak. Anak belajar melalui kata-kata, sikap bahkan seluruh aspek kehidupan orangtua. Mary Go Setiawani mengatakan: “Orangtua harus mendidik anaknya sesuai dengan firman Tuhan karena ini nasihat dan janji yang amat penting bagi orangtua.”4 Oleh sebab itu, diharapkan setiap orangtua mendidik anak-anak sesuai dengan Firman Tuhan. bahkan dari usia sejak dini orangtua harus mengajarkan pendidikan rohani, dan harus memastikan bagaimana pertumbuhan rohani anaknya. bagaimana membangun relasi dengan Tuhan dengan benar. Ketika dasar hidupnya sudah benar maka masa depan nya sudah tidak diragukan lagi. 4 Mary Go Setiawani, pembaharuan mengajar (Bandung: Kalam Hidup, 2000), 13. 10

Mengasuh Dan Mendidik anak Menurut Alkitab Bagaimana orangtua mendidik anaknya menurut Alkitab? Mengapa harus didik menurut Alkitab? Ketika orang tua sudah memiliki anak, maka orang tua memiliki tanggung jawab baru. Orang tua tidak hanya bertanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan jasamani anak, tetapi orang tua punya tanggung jawab untuk mendidik anaknya. Orang tua mengasuh anak dan mendidik anak menurut Alkitab bukan hanya menjadikannya agar menjadi rohani saja. Tetapi nilai-nilai daripada ajaran Alkitab akan membantu seorang anak menjadi pribadi yang baik dalam kehidupan sosialnya juga. Orang tua perlu mengajarkan kepada anak, konsep Takut akan Tuahn. Dalam amsal 1:7. “Takut akan Tuhan adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan.” Hal ini berarti yang pertama dilakukan oleh orangtua dalam mendidik anak, harus mengajarkan kepada anak untuk kepada Tuhan. ketika orang tua tidak mampu untuk menurunkan rasa takut akan Tuhan kepada anaknya, maka didikan lainnya pun sulit untuk diikuti. Bagaimana caranya untuk memulai mengajarkan kepada anak cara tersebut? Orang tua mengajarkan kepada anak untuk berdoa setiap hari, membaca Alkitab setiap hari. Dan orang tua mengajak anaknya untuk mempraktekkannya di mulai dari rumah, contoh menghormati orang tua, mengasihi saudaranya, dan berbagi dengan keluarganya. Dengan demikian, seorang anak akan terus melakukan hal tersebut dan menjadi kebiasaan bahkan tertanam dalam hatinya, sampai besar akan terbawa-bawa. Menjadi pribadi yang lebih tangguh, dan memiliki pribadi yang penuh kasih dalam hatinya. 11

Dengan demikian, begitu penting orang tua mendidik anak menurut Alkitab. Meskipun hal-hal ini menurut Alkitab, tetapi dapat diterapkan dalam kehidupan keseharian. Orang tua perlu mendorong anak untuk bertumbuh menjadi pribadi yang lebih baik dalam kehidupan sosialnya, sesuai dengan Firman Tuhan. dan orang tua juga harus memberitahu kepada anak agar mengerti mengapa ia mendapat didikan tersebut. Dan orang tua juga harus mencerminkan sikap yang baik kepada anaknya. Bukan juga hanya menuntut, tetapi menjadi teladan yang pertama. Membentuk Karakter Anak Sejak Dini Mengapa anak harus berkarakter? Dalam kamus besar bahasa Indonesia “karakter itu adalah sifat batin yang mempengaruhi segenap pikiran, perilaku, budi pekerti, dan tabiat yang dimiliki manusia atau makhluk lainnya.”5 Dengan demikian, pembentukan karakter anak sejak usia dini sangat penting diajarkan oleh orang tua. Dan harus menjadi perhatian orang tua. Karena karakter juga akan mempengaruhi mental anak dalam menjalankan kehidupannya. Semua orang tua mengharapkan anak-anaknya menjadi anak- anak yang memiliki kehidupan yang baik, menjadi anak-anak yang hebat, bahkan menjadi orang sukses. Tetapi bagaimana jika tidak berkarakter? Yang artinya tidak memiliki kepribadian yang rendah hati, mandiri, lebih cenderung bergantung kepada orang lain, tidak beretika, dan lain-lain. Bagaimana cara membangun karakter anak sejak usia dini? 3 dalam kamus besar bahasa indonesia 12

Karakter akan terbentuk sebagai hasil pemahaman tiga hubungan yang pasti dialami setiap manusia, yaitu hubungan dengan diri sendiri, dengan lingkungan, dan hubungan dengan Tuhan. setiap hasil hubungan tersebut akan memberikan pemahaman yang pada akhirnya menjadi nilai dan keyakinan anak.6 Dari kutipan di atas sangat jelas bahwa karakter itu terbentuk dari setiap hasil hubungan tersebut yang akan memberikan makna dan pemahaman yang pada akhirnya akan menjadi nilai dan anak tersebut menjadi percaya diri. Ketika anak-anak telah memahami bentuk hubungan tersebut akan menentukan masa depannya dan bagaimana cara memperlakukan dirinya, baik secara positif dan negatif. Untuk itu, orangtua harus menumbuhkan sikap positif pada diri anak sejak usia dini, salah satunya dengan cara memberikan kepercayaan pada anak untuk mengambil keputusan bagi dirinya sendiri, membantu anak mandiri, membantu anak membantu anak untuk mengembangkan potensinya, membantu anak untuk bersosialisasi dengan lingkungannya. Ingat pilihan terhadap lingkungan sangat menentukan pembentukan karakter anak. Ada pepatah mengatakan: bergaul dengan penjual minyak wangi akan ikut wangi, dan bergaul dengan penjual ikan akan ikut amis. Seperti itulah, lingkungan baik dan sehat akan menumbuhkan karakter sehat dan baik, begitu pula sebaliknya. Dan yang tidak bisa diabaikan dalam pembentukan karakter anak sejak usia dini adalah membangun hubungannya dengan Tuhan. hubungan ini akan bertumbuh melalui pendidikan rohani dari keluarga dan juga lingkungan sekitarnya. Oleh sebab itu, usia dini merupakan masa pembentukan karakter anak. Pembentukan usia sejak dini kunci utama membangun masa depan yang cerah bagi anak-anak. 6Kamilia khusna, https://www. Kompasiana. Com (2017). 13

Dengan demikian pembentukan karakter anak sejak usia dini sangat bermanfaat, karena kalau dari kecil telah dibentuk karakternya akan tertanam dalam dirinya, dan akan berguna bagi diri sendiri sampai besar akan terbawa-bawa. Anak tersebut akan menjadi percaya diri dan menjadi pribadi yang bertanggung jawab baik terhadap diri sendiri, lingkungannya, dan hubungan pribadinya dengan Tuhan. Karakter anak bisa dibentuk dan dibangun sejak dini, dan orangtua akan berperan utama untuk mendidik dan membimbing anak tersebut dengan baik. tentunya sebagai orangtua harus membimbing dengan baik, pola asuh yang benar, dan pendidikan yang baik. Dengan demikian, dengan sendirinya anak akan mengikuti karakter yang ada dalam dirinya sampai ia dewasa. Menanamkan Displin Kepada Anak Menanamkan kedisplinan bagi anak merupakan tugas dan tanggung jawab orang tua yang harus ditanamkan dalam diri anak. Sikap kedisplinan salah satu yang harus menjadi bagian dari hidup seorang anak, yang akan menjadi bekalnya di masa yang akan datang. Kedisplinan juga akan menjadi bagian dari pendidikan Rohani yang harus diajarkan kepada nak. Jadi, apa sebenarnya kedisplinan itu, mengapa orangtua harus mendidik anaknya dengan displin. James dan mary Kenny berpendapat bahwa: Displin adalah segala sesuatu yang dilakukan oleh orangtua untuk membentuk perilaku anak-anak mereka, semua peringatan dan aturan, pengajaran, dan perencanaan. Contoh, dari kasih sayang, dan hukum.orangtua berhak untuk mendidik mereka tetapi orangtua juga memiliki batas.7 Dari kutipan di atas sangat jelas bahwa kedisplinan itu harus diterapkan kepada anak yang harus dilakukan oleh orang tua. Untuk membentuk sikap dan perilaku anak-anak secara 7 James Dan Mary Kenny, Dari Bayi Sampai Dewasa, ( Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1991), 16. 14

matang. Dan orang tua juga menerapkan sikap kedisplinan bagi anak-anaknya bukan dengan sikap kekerasan.contoh: Memberi perintah, jika tidak di lakukan maka ada hukuman yang diberikan. Orang tua mendisplinkan anaknya bukan untuk ditakuti oleh anak-anaknya, tetapi oran gtua mendisplinkan anaknya Karena orang tua mengasihi anak-anaknya. Dalam mendisplinkan anak orang tua harus mendidik dan menasehati dengan sabar dan penuh kasih. Karena tidak semua anak akan menerima ketika diberikan sebuah nasehat. Anak-anak ada yang melawan orang tua bahkan benci kepada orang tuanya ketika dinasehati atau ditegur oleh orang tuanya saat melakukan salah. Bagaiamana caranya mendisplin anak dengan benar dari sejak usia dini? Dalam menanamkan displin kepada anak. Orang tua harus memahami apa kata Alkitab, dalam Amsal 29:17 “ didiklah anakmu, maka ia akan memberikan ketentraman kepadamu dan mendatangkan sukacita kepadamu. Mengapa alkitab berkata demikian? Apa yang dikatakan Alkitab sangat mendukung bahwa orang tua mempunyai wewenang untuk mendidik anaknya dalam hal menanamkan kedisplinan. Orang tua tidak perlu bersungut-sungut atau bosan untuk mendidik anak-anaknya. Ketika anak didik dengan benar maka orangtuanya akan bangga dan bersukacita. Bimbingan orang tua memainkan peranan yang sangat penting di dalam perkembangan seorang anak. Tetapi bagaimana cara mendisplin anak? James Dobson mengatakan: Terangkan dengan jelas batas-batasnya sebelum anda menjalankan displin itu. jika anda ditentang atau dilawan dengan berani, berilah respons dengan keyakinan yang teguh. Bedakan antara perlawanan yang keras kepala dan tidak bertanggungjawab yang kekanak-kanakan. Jangan menuntut yang bukan-bukan. Biarlah kasih yang menjadi pedoman atau pemandu anda.8 8 James Dobson, masalah membesarkan anak,( Bandung: Yayasan Kalam Hidup, 1995), 162 15

Dari kutipan di atas sangat jelas bahwa orang tua memiliki batas dalam mendidik anaknya, menentukan dengan jelas apa yang diharapkan dan sampai dimana batas-batasnya.anak itu harus mengetahui apa yang boleh dan tidak. Orang tua memberitahu apa yang salah dan benar. Orang tua tidak semena-mena memberi hukuman kepada seorang anak jika orangtua belum memberitahunya terlebih dahulu. Orang tua harus memberi keyakinan kepada seorang anak ketika mendidik dan menasehati seorang anak. Karena tidak mudah dalam mendidik seorang anak. Anak-anak sekarang banyak yang tidak senang ketiak dinasehati oleh orang tua bahkan melawan orang tua Karena terus dinasehati oleh orangtuanya. Sebagai orang tua jangan mengikuti apa kemauan anaknya, jika anaknya salah maka orang tua berhak untuk menegur bahkan untuk memukul. Orang tua harus meyakinkan anaknya bahwa nasehat yang diberikan kepada anaknya itu sebagai bukti bahwa orangtua mengasihi anaknya. Dengan demikian, orang tua juga manusia biasa yang tidak pernah luput dari pada kesalahan. Orang tua juga mempunyai keterbatasan dalam mendidik. seorang anak. Sebagai orang tua yang bertanggung jawab tidak perlu khawatir, Karena Tuhan akan campur tangan ketika orang tua bertanggung jawab dan tidak pernah lari dari tanggung jawabnya. Karena di mata Tuhan anak-anak itu sangat berharga dan Tuhan punya rencana yang terbaik untuk mendatangkan masa depan yang baik. Tuhan akan menuntun orang tua untuk mendidik anak- anaknya, asalkan orangtua mempunyai kemauan untuk bertanggung jawab terhadap anaknya. 16

KESIMPULAN Pengharapan penulis kepada orang tua. Orang tua harus menyadari perannya sebagai pendidik yang utama bagi anak.bahwa didikan atau ajaran dari orang tua dalam keluarga terhadap pertumbuhan rohani anak sangat di perlukan. Orangtua harus mengetahui bahwa anak- anak berharga di mata Tuhan. orangtua harus bertanggung jawab terhadap anaknya. Karena kehadiran seorang anak di tengah keluarga itu suatu anurgrah yang terindah bagi kedua orang tua. Orang tua mempunyai tanggung jawab yang besar terhadap anaknya. Mempersiapkan menjadi seorang anak yang tangguh dan mandiri, sehingga setelah ia menjadi dewasa anak telah siap menghadapi proses kehidupannya tanpa bergantung kepada orang tua atau orang lain. Penulis mengharapkan kepada orang tua memberikan ajaran yang benar sesuai apa pandangan Alkitab terhadap anak-anak. Orang tua harus memenuhi tanggung jawabnya sebagai orang tua. Peranannya dalam mengembangakan pendidikan rohani anak, dalam pembentukan karakter anak, menanamakan kedisplinan bagi anak, dan sebaginya. Orang tua harus menyadari bahwa tidak ada satupun ajarannya atau nasehatnya yang sia-sia, tetapi sebaliknya orang tua akan menabur apa yang dituainya terhadap anak. Anak-anak yang telah didik dengan benar dan dengan penuh kesadaran orang tua maka anak tersebut akan menjadi anak yang takut akan Tuhan, dan menjadi anak yang bertanggung jawab juga. 17

DAFTAR PUSTAKA Brewster, Dan. Child, chruch, and mission.compassion Internasional, 2001. Dobson, James. Masalah Membesarkan Anak. Bandung: Yayasan Kalam Hidup,1995. Hood, simon dan wendy srtrachen. Evangelization Of Children. 2004. Kenny, Mary Dan James. Dari Bayi Sampai Dewasa. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1991. Khusna kamilia. http://www. kompasiana. Com. 2017 R. Boehlke, Robert. Sejarah perkembangan pikiran dan praktek pendidikan agama Kristen. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2015. Setiawani, Go Marry. Pembaharuan Mengajar. Bandung : Kalam Hidup, 2000. 18


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook