Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore Korel SAKTI 06

Korel SAKTI 06

Published by rojakabumaryam, 2021-09-06 04:02:48

Description: Korel SAKTI 06

Search

Read the Text Version

sakti KORAN ELEKTRONIK EDISI 06 # MEI 2020 Kita sudah berada di seper- SETELAH diliburkan secara darurat Rencana pembukaan kembali sekolah di tiga akhir bulan suci Rama- karena pandemi Covid-19 sejak awal tahun pelajaran baru 2020/2021 men- dan. Momentum untuk pertengahan Maret 2020, perseko- dapat sambutan hangat dari banyak kalan- makin mendekatkan diri lahan direncanakan buka kembali pada gan, terutama insan pendidikan, guru dan kepada Allah swt. pertengahan Juli 2020. Wacana membuka peserta didik. Namun, ada pula pihak yang kembali persekolahan itu dikemukakan mengkhawatirkan pembukaan sekolah Idulfitri tinggal menghi- Plt. Direktur Jenderal PAUD Dikdasmen ketika pandemi belum benar-benar teratasi tung hari. Tapi pasti akan Kemendikbud, Muhammad Hamid, Sabtu di seluruh negeri akan memunculkan lagi berbeda bentuk perayaan- (9/5/2020). kasus penularan. nya. Takkan ada kemeriah- an visual-fisikal. Lebih pa- “Kita merencanakan buka sekolah lagi Bagi sejumlah siswa SMPN 3 Cirebon, da kemeriahan hati karena mulai awal tahun pelajaran baru, sekitar rencana pembukaan kembali persekolahan kita telah melakoni Rama- pertengahan Juli,” ujarnya kepada warta- membuat mereka senang hati. Bagi dan dengan kesabaran wan. mereka, kebahagiaan belajar bersama di tinggi di tengah pandemi. sekolah tak bisa digantikan oleh pembela- Meski demikian, rencana ini hanya jaran jarak jauh di rumah. Harkitnas 20 Mei juga bisa dimungkinkan untuk sekolah-sekolah yang menjadi momentum untuk berada di daerah bebas corona atau dinya- Oleh sebab itu, mereka berharap Kota makin bersatu padu mela- takan aman dari Covid-19. “Untuk daerah- Cirebon dan sekitarnya segera terbebas wan musuh bersama tak daerah yang sudah dinyatakan aman oleh dari Covid-19. “Semoga 14 hari PSBB di kasatmata, virus corona. Satgas Covid-19 dan Kementerian Kese- Kota Cirebon dan seluruh Jawa Barat ada hatan,” terang Hamid. hasilnya sehingga kami bisa segera berse- Semoga Indonesia menjadi kolah kembali,” kata beberapa siswa. Me- salah satu negara juara. Nantinya, sekolah-sekolah dan institusi reka berharap bisa segera bertemu kem- pendidikan yang telah dibuka tersebut bali di ruang kelas konvensional dan klasi- Dinamika Pronggol 52 2 akan menerapkan standar protokol kese- kal yang sudah lama mereka rindukan.* hatan demi mencegah penularan virus co- Berjuang Bersama 3 rona. Salah satunya dengan mewajibkan warganya menggunakan masker. Etika Berinternet 4 Di hari yang sama, sore harinya, Pelak- Karena Sederhana, 6 sana Tugas Deputi IV Kantor Staf Presiden Mari Berkarya Bidang Komunikasi Politik, Juri Ardiantoro, menegaskan bahwa keputusan pembuka- Menjemput Rahmat an sekolah di masa darurat Covid-19 ini Allah di Ujung Ramadan 7 tetap menjadi kewenangan Presiden Joko Widodo. Yang Kencing 9 Harap Disiram Penyair “Cirebon, 630 Tahun Kemudian” 10 Perginya Sang Penebar Selawat 13

2 DINAMIKA PRONGGOL 52 Literasi Bersama pada Kamis Pagi Sarapan Sehat ala Spenta KAMIS pagi yang dinanti. Duduk berhadapan dengan te- INGIN tahu menu sarapan sehat ala anak-anak Spenta? man. Bersalaman dan tukar senyuman. Lalu membaca Datanglah sebulan sekali ke Pronggol 52. Ada nasi dwi- buku dalam keheningan. Dua puluh menit dapat berapa warna, putih-kuning; aneka olahan telur, tahu, tempe, halaman. Asyiknya membaca buku bareng teman-teman. dan daging. Ada pula sayur dan buah. Yang menunya Dengan literasi, insyaallah hidup lebih baik, Kawan.* lengkap empat sehat dapat hadiah, wah wah wah.* Produk Hidroponik Kami Sim Salabim, Dari Daun Jadi Uang Ayo, siapa yang mau produk hidroponik kami? Sayuran hijau, bersih, dan segar. Kaya vitamin, zat besi, kalsium, Daun-daun yang magnesium, fosfor, dan betakaroten untuk kesehatan; berguguran dan juga serat untuk melancarkan pembuangan. Pereda perut berserakan, mau keroncongan. Tapi dimakan bareng nasi dan sambal ya. diapakan ya? Dibuat Kalau cuma sayurannya, nanti dikira penghuni kandang.* lalapan? Nggak mungkin dong, itu SAKTI, 06 # MEI 2020 namanya penghi- naan. Ah, mending dibawa ke gudang untuk diolah jadi kompos. Bisa buat pupuk tanaman. Bisa pula ditukar uang. Se- bungkus bisa tiga ribuan lho. Lumayan untuk jajan siang di warung Nepro.* Kru Korel Sakti Pelindung: Kepala SMPN 3 Cirebon; Pengarah: Para Wakil Kepala SMPN 3 Cirebon; Pemimpin Redaksi: Cecep Ahyani; Anggota Redaksi: Sriyanti, Hadiyati, Lusti Damayanti, Agus Suryana, Tazqiyah Rimba Mazid Nugraha, Dhealda Hanum Ayuningtyas; Alamat Redaksi: SMPN 3 Cirebon, Jalan Pronggol 52 Cirebon.

KORAN ELEKTRONIK WACANA 3 Cecep Ahyani ... pengorbanan adalah satu keniscaya- pula aparatur pemerintah, TNI, Polri, an. Tak ada perjuangan tanpa pe- dan relawan kemanusiaan yang ber- Hidup tiada mungkin ngorbanan, itu dalilnya. juang tak kenal lelah mengatur dan menjaga kondisi masyarakat agar Tanpa perjuangan Itulah yang telah dilakukan para rantai penularan virus pembawa pejuang pendahulu kita. Mereka maut ini dapat segera diputus. Tanpa pengorbanan telah berjuang sekuat tenaga, sepe- nuh daya, membebaskan negeri kita Lalu, kita yang tidak berdiri di Mulia adanya dari penjajahan, dari keterbelakang- garis depan, kontribusi apa yang bisa an, dari kebodohan. Mereka telah kita sumbangkan? Kita tidak ingin Berpegangan tangan mengorbankan pikiran, tenaga, jadi penumpang gelap gerbong se- harta, bahkan nyawa. Saya yakin, jarah yang menikmati maslahat Dalam satu cita mereka tenang dan bahagia di alam tanpa setitik pun berkeringat. kuburnya karena telah mendarma- Demi masa depan baktikan hidupnya untuk kemasla- Paling tidak, kita yang berdiri di hatan bersama sesuai perintah Allah lini belakang tidak membebani pra- Indonesia jaya swt. yang menciptakannya. jurit tempur di lini depan. Caranya? Patuhi dan ikuti protokol kesehatan (“Indonesia Jaya”, Chaken M.) Itu pula yang telah dan tengah dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) dilakoni para pejuang kemanusiaan dan prosedur pencegahan penye- LAGU “Indonesia Jaya” ini se- kita saat ini. Mereka berjuang sekuat baran virus dari pemerintah. ring dinyanyikan siswa dan tenaga, sepenuh daya, membebas- guru pada upacara bendera kan negeri kita dari musuh nyata tak Seandainya kita sepaham dan Senin pagi di SMPN 3 Cirebon. kasatmata, Covid-19, yang telah me- sekemauan dengan salah satu falsa- luluhlantakkan sendi-sendi kehidup- fah Sunda, bisa ngatur, daék diatur, Lagu ini diciptakan Chaken M., an kita sebagai sebuah bangsa. ngarti aturan (bisa mengatur, mau dipopulerkan Harvey Malaiholo pada diatur, mengerti aturan), saya yakin 1980-an, diaransemen ulang oleh Mereka yang berjibaku di garda pandemi Covid-19 ini akan segera para musisi kiwari, kemudian diper- terdepan, para dokter dan tenaga tutup buku dan menjadi masa lalu. kenalkan dan diajarkan kepada siswa medis, yang langsung bersemuka Spenta oleh guru Seni Budaya, Heni dengan musuh tak kasatmata. Ada Belajar dari beberapa negara yang Dwi Setyawati dan Agus Suryana. sudah mulai bernapas lega, kepa- tuhan dan kedisiplinan warga terha- Dipilihnya lagu ini, juga lagu nasio- dap protokol kesehatan adalah kunci nal lain serta himne sekolah, pada sukses utama. upacara bendera di Spenta karena ada muatan semangat dan optimis- Jangan lupa pula, kita punya me yang diusungnya. Dengan me- Tuhan Yang Mahakuasa atas segala. nyanyikan lagu-lagu ini secara berse- Di pengujung Ramadan yang mulia, mangat di awal pekan pembelajaran, saat yang tepat untuk bermohon diharapkan bisa membangkitkan petunjuk dan pertolongan-Nya. motivasi siswa dan guru Spenta un- Hasbunallah wani’mal wakil tuk senantiasa bersemangat mela- (Cukuplah Allah menjadi penolong koni pekan pembelajaran yang padat kami dan Dia sebaik-baik penolong). dari Senin sampai Jumat. Wallahu a’lam* Seturut lirik lagu tersebut, kita mafhum bahwa untuk meraih hidup mulia, aman, tenteram, adil, dan se- jahtera, kita harus berjuang sekuat tenaga. Dan, dalam perjuangan itu,

4 WACANA PADA era globalisasi, Abdul Rojak perkembangan teknologi informasi Wakil Kepala SMPN 3 Cirebon sangat pesat. Penggunaan dikenal dengan jejak digital. internet pun sudah menjadi Representasi positif di dunia nyata adalah hal yang rutinitas sehari-hari. Berba- penting dengan representasi positif di dunia maya. gai interaksi sosial terjadi Internet memberikan kemu- dahan kepada pengguna antarwarganet (netizen), untuk melakukan komunikasi dengan keluarga, sahabat, yaitu orang yang aktif meng- bahkan masyarakat luas di seluruh dunia. Terkadang kita gunakan internet. tidak memikirkan siapa saja yang dapat melihat update status kita, Seperti halnya di dunia foto yang dibagikan atau komen- tar yang kita tuliskan. Postingan nyata, di dunia maya juga orang ber- mereka melanggar UU ITE (UU No. dan komentar yang kita anggap lucu 19 Tahun 2016). atau baik, belum tentu baik bagi komunikasi. Dalam interaksi terse- orang lain yang melihatnya. Etika dalam penggunaan internet Perlu kita ingat bahwa jejak digital but, perlu ada etika yang dijadikan penting diperhatikan karena peng- bisa dilihat oleh orang lain. Semua guna internet berasal dari berbagai hal tentang kita yang di-posting di pedoman oleh warganet dalam negara yang memiliki budaya, ba- internet belum tentu bisa dengan hasa, dan adat istiadat yang ber- mudah kita hapus. Itulah pentingnya menggunakan internet sesuai de- beda. kita menjaga privasi. Posting-lah hal- hal yang pantas. Berpikirlah sebe- ngan norma dan aturan yang ada. Warganet merupakan orang yang lum mem-posting. Itulah salah satu hidup dalam anonymous yang tidak cara menghormati privasi diri sendiri Posting-lah hal-hal Nettiquette mengharuskan pernyataan identitas dan juga orang lain. yang pantas. Ber- (internet eti- asli dalam berinteraksi. Tidak menu- Karena itu, ada hal yang perlu pikirlah sebelum quette atau tup kemungkinan orang mengguna- diperhatikan dalam menggunakan mem-posting. Itu- network eti- kan identitas palsu untuk kepenting- internet. Pertama, niatkan meng- lah salah satu cara quette) adalah an tertentu. gunakan internet untuk menambah etika-etika wawasan. Kita ketahui internet Bermacam fasilitas di internet memiliki dampak positif, juga dam- menghormati dalam peng- memungkinkan seseorang untuk pak negatif. privasi diri sendiri gunaan inter- bertindak etis dan tidak etis. Peng- dan juga orang lain net. Net- guna internet akan selalu bertambah tiquette ini setiap saat yang memungkinkan masuknya “penghuni” baru. Untuk dapat dijadikan pedoman bagi itu, mereka perlu diberi petunjuk agar memahami budaya internet. netizen dalam berinteraksi di media Setiap kegiatan yang dilakukan di sosial, dengan harapan tercipta dunia maya akan terekam atau keharmonisan dan cara terbaik dalam memanfaatkan internet. Warganet perlu tahu aturan ten- tang etika dalam penggunaan inter- net agar mereka lebih bijak dalam menggunakannya. Jangan sampai SAKTI, 06 # MEI 2020

KORAN ELEKTRONIK WACANA 5 Untuk meyakinkan bahwa internet lain, hendaknya kita memikirkan terle- dalam menggunakan media sosial; itu digunakan untuk menambah bih dahulu apakah komentar yang saring sebelum sharing, cermati wawasan dan tidak untuk hal-hal kita tuliskan itu baik atau tidak. setiap postingan yang akan kita bagi- negatif, kita perlu mengenali berita, kan; berbagi kebaikan di dunia jangan mudah terprovokasi, cerdas Pernahkah kita melihat foto se- maya, mulai dari membiasakan dalam menyikapi sebuah berita, seorang yang tidak seharusnya mengirim pesan-pesan positif; beri- berpikir kritis menanggapi sesuatu tersebar luas di dunia maya? Atau kan edukasi terhadap anak tentang yang sedang viral. mungkin video? Bahkan, hanya un- etika dalam menggunakan internet/ taian kalimat di status tapi memojok- media sosial; abaikan jika ada orang Terkadang berita hoax menyebar kan seseorang atau kelompok? Kita yang melakukan intimidasi dunia sangat cepat karena kita tidak ber- harus berhati-hati karena bisa jadi maya, jangan pernah membalas, cu- pikir kritis menyikapi hal tersebut. semua itu termasuk dalam intimidasi kup laporkan hal tersebut kepada Kita bisa cek atau melaporkan berita dunia maya (cyberbullying). pihak berwajib. hoax di alamat https://www.kominfo. go.id/content/all/laporan_isu_hoaks. Intimidasi dunia maya (cyber- Mari kita tunjukkan etika dalam bullying) ini merupakan salah satu berinternet dengan harapan tercip- Kedua, harus ada bimbingan bentuk penyalahgunaan intenet. Tin- tanya keharmonisan dalam berkomu- orang tua terhadap anak dalam dakan yang dilakukan di antaranya nikasi, berpikirlah sebelum mem- menggunakan internet. Saat ini, bu- mengancam, melecehkan, memper- posting, sebagai salah satu cara kan hanya orang dewasa atau remaja malukan, dan mengejek orang lain di menghormati privasi diri sendiri dan yang terbiasa mengakses internet, dunia maya. orang lain. Dan berhati-hati karena anak-anak pun mulai terbiasa meng- bisa jadi postingan atau komentar kita gunakannya. Untuk itu, perlu adanya Intimidasi dunia maya ini tanpa itu termasuk dalam intimidasi dunia bimbingan orang tua terhadap anak. disadari memberikan dampak buruk maya atau lebih dikenal dengan cyber- Arahkan anak untuk mengenal kon- bagi mereka yang dirundung, baik bullying.* ten-konten yang boleh diakses oleh fisik maupun psikis. Bentuk intimidasi mereka. Berikan pengertian terhadap ini di antaranya: penyebaran data pri- beberapa konten yang tidak boleh badi orang lain, termasuk foto atau diakses oleh mereka. video yang tidak pantas diketahui orang lain; ujaran kebencian, baik Ketiga, hindari perdebatan di me- posting-an maupun komentar; dia sosial. Berdebat di media sosial penghinaan fisik dan sara (suku, bukanlah sesuatu yang pantas kita agama, ras, dan antargolongan); serta lakukan. Ini merupakan suatu hal Back Stander, yaitu ikut memberikan yang tidak bermanfaat. dukungan, berupa like atau komentar pada posting-an cyberbullying. Keempat, tidak mem-posting hal- hal yang bersifat pribadi. Kebanyakan Dampak intimidasi dunia maya orang sekarang, sering menjadikan ini sangat berbahaya, karena bisa dunia maya sebagai tempat men- menyebabkan orang yang meng- curahkan segala hal, termasuk yang alaminya depresi, trauma berkepan- tidak semestinya orang lain tahu. Kita jangan, penurunan rasa percaya jangan sampai seperti itu, karena diri, penurunan prestasi atau kualitas secara tidak langsung kita mengun- kerja, bahkan bisa berujung pada dang orang lain untuk mengetahui hal bunuh diri. pribadi kita. Maka dari itu, perlu adanya Kelima, berhati-hatilah dalam ber- pencegahan intimidasi dunia maya komentar di dunia maya. Ketika kita dengan cara menumbuhkan sikap mengomentari posting-an orang saling menghargai dan menghormati

6 WACANA SEBUAH ungkapan sederhana, kurikulum dengan berbagai hal baik Agus Suryana namun bisa memberi tampar- yang diharapkan, namun terlalu an yang cukup menyakitkan, menyita banyak hal, sehingga proses Guru Seni Budaya datang dari seorang fisikawan dunia, pembelajaran yang seharusnya SMPN 3 Cirebon Albert Einstein, “Jika Anda tidak berpusat kepada siswa, malah dapat menjelaskan suatu hal secara terjebak administrasi. pemerintah pusat yang bersifat sederhana, itu artinya Anda umum sebagai acuan. belum cukup paham.” Dengan berita gembira tersebut, semangat mencerdaskan kehidupan Hal tersebut diharapkan akan Hal di atas menginspirasi bangsa kembali berkobar. Ini hasil merangsang setiap guru untuk penulis, untuk kembali terobosan-terobosan cemerlang menulis. Kemudian naskahnya “bersuara”. Bukan bersuara seorang menteri muda yang mau dicetak oleh pihak sekolah. Akan dalam kapasitas seni, namun mendengar curhatan para guru. mencoba menyadarkan diri untuk lebih baik lagi apalagi terus belajar dan mencari hal Tidak berhenti di situ, seharusnya memperoleh lisensi ISBN atau yang bisa membuat diri semakin terobosan lain dilakukan oleh setiap minimal lisensi dari dinas bijaksana. lembaga pendidikan, minimal dalam pendidikan setempat. satuan pendidikan untuk menjawab Semoga dengan hal-hal Dari ungkapan Einstein tersebut, sederhananya RPP. Misalnya, dengan sederhana, dapat memacu penulis semakin merasa “kecil” memberikan stimulus kepada para kreativitas dan berkembangnya dalam dunia pendidikan yang saat ini pendidik untuk membuat pedoman sistem pendidikan di Indonesia. ditekuni. Mengapa tidak? Karena mengajar berupa buku dan LKS versi Semua pihak terkait dalam bidang selama ini terlalu banyak hal sekolah masing-masing. pendidikan di Indonesia, “sederhana” yang seolah dibuat diharapkan dapat melanjutkan menjadi “rumit”. Mungkin, agar Karena guru di kelas merupakan tongkat estafet sang legenda terkesan mengikuti perkembangan. kurikulum yang nyata, maka sekolah pendidikan Indonesia, Ki Hajar menyambutnya dengan menerbitkan Hal ini juga yang mungkin buku serta LKS tersebut sebagai Dewantara.* menginspirasi Mas Menteri, Nadiem panduan nyata guru dan siswa dalam Anwar Makarim, untuk “menyeder- pembelajaran, di samping buku hanakan” banyak hal dalam sistem pegangan guru dan siswa terbitan pendidikan di Indonesia. Salah satu fakta yang memberi angin segar dari rumitnya adminis- trasi pendidikan di Indonesia, adalah keluarnya Surat Edaran (SE) Mendikbud No. 14 Tahun 2019 tentang Penyederhanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Salah satu kendala para pendidik, setelah berganti-ganti kebijakan SAKTI, 06 # MEI 2020

KORAN ELEKTRONIK WACANA 7 BEBERAPA hari lagi Ramadan Lusti Damayanti selama 500 tahun dan nikmat Allah akan meninggalkan kita. Ia yang telah diberikan kepadanya. akan pergi dengan mening- buhkan satu pohon delima. Setiap ma- galkan kenangan manis bagi orang lam delima itu berbuah satu delima. “Setelah dihitung, ternyata nikmat yang memuliakannya dan kenangan Allah tidak sebanding dengan amal pahit bagi yang menyia-nyiakannya. “Setiap harinya, hamba Allah terse- ibadah hamba tersebut selama 500 but mandi dan berwudhu pada mata tahun. Maka Allah SWT berfirman, Tahun depan tidak ada jaminan kita air tersebut. Lalu ia memetik buah ‘Masukkan ia ke dalam neraka.’ akan berjumpa lagi dengan Ramadan. delima untuk dimakannya, kemudian Andai Ramadan masih ada, siapa tahu berdiri untuk mengerjakan salat. “Ketika malaikat akan menariknya malaikat maut datang menjemput ruh Dalam salatnya ia berdoa, ‘Ya Allah, untuk dijebloskan ke dalam neraka, kita sebelum Ramadan tiba. Maka, matikanlah aku dalam keadaan bersu- hamba tersebut berkata lagi, ‘Ya Allah, sangat penting bagi kita untuk ber- jud dan supaya badanku tidak tersen- masukkan aku ke dalam surga karena upaya menjauhkan diri dari api neraka tuh oleh bumi dan lainnya, sampai aku rahmat-Mu.’ (HR Sulaiman bin Haram, dan meraih surga selagi kesempatan dibangkitkan pada hari kiamat dalam dari Muhammad bin Al-Mankadir, dari masih ada. keadaan bersujud.’ Jabir ra). Di sepuluh hari terakhir Ramadan, “Maka Allah swt. menerima doa Dari kisah tersebut jelaslah, bahwa masih mungkinkah kita membangun hamba-Nya tersebut. Aku (Jibril) men- kita bisa masuk surga bukan karena surga? Memang sedikit sekali orang dapatkan petunjuk dari Allah bahwa banyaknya amal ibadah yang kita laku- yang masuk surga karena amalannya, hamba-Nya itu akan dibangkitkan kan, melainkan, dan ini yang paling tetapi Allah swt. Maha Pengampun pada hari kiamat dalam keadaan ber- menentukan, adalah karena rahmat dan Penyayang bagi hamba-Nya. sujud. Maka Allah bertitah, ‘Masukkan Alloh swt. hamba-Ku ini ke dalam surga karena Kasih sayang Allah kepada hamba- rahmat-Ku.’ Amal ibadah yang kita lakukan se- Nya melebihi kasih sayang ibu terha- lama Ramadan ini: salat wajib, tarawih, dap anaknya. Kita berharap, semoga “Akan tetapi, hamba tersebut ber- puasa, membaca Alquran, zakat, infak, kita termasuk ke dalam golongan kata, ‘Ya Allah, masukkan aku ke sedekah, dan amaliah Ramadan lain- orang yang diselamatkan Allah dari api dalam surga karena amal ibadahku.’ nya adalah suatu proses atau upaya neraka dan dapat meraih surga-Nya, Maka Allah bertitah lagi, ‘Masukkan untuk menjemput rahmat Allah swt. seperti kisah yang pernah terjadi pada hamba-Ku ini ke dalam surga karena masa Rasulullah saw. berikut ini. rahmat-Ku.’ Suatu hari Baginda Nabi Muham- “Akan tetapi, hamba tersebut ber- mad saw. didatangi malaikat Jibril. kata lagi, ‘Ya Allah, masukkan aku ke “Wahai Muhammad, ada seorang dalam surga karena amal ibadahku.’ hamba Allah yang beribadah selama Untuk yang ketiga kalinya Allah swt. 500 tahun di atas sebuah bukit yang bertitah, ‘Masukkan hamba-Ku ini ke berada di tengah-tengah lautan. Di situ dalam surga karena rahmat-Ku.’ Allah swt. mengeluarkan sumber air tawar yang sangat segar sebesar satu “Akan tetapi, hamba tersebut pun jari. Di situ juga Allah swt. menum- berkata lagi, ‘Ya Allah, masukkan aku ke dalam surga karena amal ibadahku.’ Maka Allah menyuruh malaikat untuk menghitung seluruh amal ibadahnya

8 WACANA Untuk itu, bagi yang menghendaki Sesungguhnya rahmat Allah sangat Masih ada waktu bagi kita di peng- rahmat Allah, hendaklah menempuh dekat kepada orang yang berbuat ke- ujung Ramadan ini untuk berbuat baik langkah-langkah untuk mendapatkan baikan.” kepada mereka; berbagi dengan apa rahmat-Nya. yang kita punya; berbagi dengan rasa Di masa pandemi Covid-19 ini, yang kita punya; berbagi dengan doa Dalam Alquran, dapat kita temukan banyak sektor kehidupan yang lumpuh, yang kita punya. banyak langkah untuk meraih rahmat terutama sektor ekonomi yang berkait- Allah. Salah satunya dengan men- an langsung dengan siklus kehidupan Sedikit bagi kita, terasa banyak bagi jalankan ibadah kepada Allah swt. dan manusia. Hilangnya pekerjaan, tak ada mereka. Semoga rahmat Allah swt. berbuat baik kepada sesama manusia. lagi penghasilan, minimnya pangan, akan menaburi kita di ujung Ramadan Hal ini tertuang dalam surah Al-A’raf adalah sebagian dari persoalan yang ini, terus menaburi kita sampai di ujung (7) : 56, “Dan janganlah kamu berbuat menimpa saudara-saudara kita. Apa sisa usia saat ruh kita dijemput malaikat kerusakan di bumi setelah (diciptakan) yang mereka rasakan harus dapat kita maut. Aamiin…* dengan baik. Berdoalah kepada-Nya rasakan, karena mereka dan kita sama- dengan rasa takut dan penuh harap. sama hamba Allah swt. Tazqiyah Rimba Mazid Nugraha COVID-19 berdampak besar pada nya, Covid-19 memang tidak sepenuhnya kehidupan manusia. Banyak bahkan berdampak buruk. Ada juga dampak anak kehilangan orang tuanya, terhenti positifnya seperti contoh yang disebut- begitu pula sebaliknya. Banyak karya- untuk se- kan di atas. Namun, jika Covid-19 telah wan terancam PHK. Kriminalitas me- mentara hilang dari muka bumi, janganlah kita ningkat. Banyak saudara tidak bisa pu- waktu, he- mengulangi kebiasaan-kebiasaan buruk lang kampung. Yang sudah pulang kam- wan dan kita. Agar tidak ada lagi pandemi di pong, tidak bisa saling berkunjung. tumbuhan muka bumi.* itu tetap Apakah Covid-19 juga memengaruhi tumbuh keadaan alam? Apakah selain dapat dan membunuh manusia dalam jumlah ba- berkem- nyak dan waktu singkat, Covid-19 juga bang den- dapat membunuh alam? gan baik. Sebagai Jawabannya, tidak. Covid-19 tidak contoh cabai, singkong, dan padi yang berdampak pada hewan dan tumbuh- sekarang sedang panen raya. an. Justru adanya virus ini hewan- hewan dapat hidup bebas di alam liar Cobalah Anda keluar rumah di pagi tanpa rasa takut dibunuh atau diburu. hari. Hiruplah udara dan rasakan. Rasanya pasti lebih sejuk dan segar Pohon-pohon tumbuh lebih besar karena berkurangnya polusi dari kenda- karena berkurangnya penebangan hu- raan. Lihatlah sekitar jalan. Mulai bersih tan. Walaupun hewan dan tumbuhan dari sampah, bahkan di beberapa tem- yang dijaga dan dirawat manusia pat, sampah sudah tidak ada. berkurang jumlah orang yang merawat- SAKTI, 06 # MEI 2020

KORAN ELEKTRONIK BAHASA 9 APA yang terlintas di benak Cecep Ahyani Anda ketika masuk ke sebuah toilet di sebuah rumah makan dimakan usia, “Minta perhatiannya! Pemandu acara sepasang maha- yang ramai pengunjung, lalu menda- siswa bagus rupa berjas almamater pati tulisan di dindingnya: Ibu-ibu yang membawa ayam harap dengan nametag terkalung di leher. YANG KENCING HARAP DISIRAM. Mereka berdiri di belakang meja diikat kakinya ya... Sekali lagi, minta dengan hiasan pas bunga di atasnya. Walaupun terbaca seram, tak tam- pak ada pengunjung toilet yang basah perhatian semuanya, terutama ibu-ibu Setelah rangkaian pembukaan, kuyup karena buang air kecil di situ. suara pewara pria berkumandang, Tak juga terlihat ada petugas jaga yang yang membawa ayam harap diikat “Acara berikutnya, Sambutan Dosen bersiap dengan segayung air di muka Pembimbing Lapangan. Waktu dan pintu untuk mengeksekusi titah kakinya. Terima kasih!” tempat, kami persilakan.” kalimat tersebut. Mendengar suara nyaring serak- Gemuruh tepuk tangan memba- Kalimat yang lebih seram, saya hana, tapi Pak Dosen tak kunjung naik temui pula saat akan ikut berjamaah serak kering dari toa itu, saya men- ke panggung. Ketua mahasiswa dan salat asar di sebuah masjid di sebuah kepala desa yang mengapit duduknya desa. Ada kertas berlaminasi ditempel duga akan terjadi keributan di tengah telah memberi isyarat dengan angguk- di tiang dekat pintu masuk. Sebuah an, senyuman, dan gestur telapak kalimat dengan font Arial Black ukuran keriuhan. Ibu-ibu yang membawa tangan mempersilakan. Pak Dosen besar tertera di situ: MASUK MASJID, bergeming. Suasana menjadi genting. YANG BAWA HP HARAP DIMATIKAN. ayam untuk menu opor Setelah sesaat diliputi ketegangan, Wah, gawat! Saya mengantongi HP Lebaran pasti akan menjerit-jerit Pak Dosen beranjak juga dari tempat saat itu. Tapi kok, sepertinya aman- histeris karena ditangkapi hansip atau duduknya. Melangkah gontai menuju aman saja. Orang di depan saya juga juru parkir pasar untuk diikat kakinya. panggung. menggenggam HP, tapi tak ada aksi penusukan, penikaman, atau penem- Namun, aksi kekerasan itu tidak Di depan puluhan pasang mata yang bakan. Tak ada petugas DKM yang terjadi. Yang ada hanya suara ayam menatapnya dengan benak penuh berjaga dengan belati atau pistol dan bangor yang berkeok-keok ketika tanya, Pak Dosen berkata, “Sebetulnya memeriksa barang bawaan jamaah. ditangkapi dan diikat kakinya. saya tak enak hati berbicara di pang- gung ini. Sebab, tadi yang dipersilakan Kasus ketiga tak kalah seramnya. Ini Namun, sebuah insiden karena soal oleh pewara tampan untuk menyam- mah kejadian di sebuah pasar tumpah bahasa akhirnya tak terhindarkan juga. paikan sambutan adalah waktu dan yang riuh rendah menjelang Lebaran. Saat itu, terang purnama di suatu tempat, bukan saya.” Lalu lintas jalanan macet. Orang-orang malam bulan Agustus. Acara penutup- berdesakkan. Ayam-ayam yang baru an Kuliah Kerja Nyata mahasiswa siap Hening sejenak. Pak Dosen menarik keluar kurungan, berpindah ke tangan digelar di alun-alun sebuah desa. napas dalam, lalu bertutur lagi, ibu-ibu yang membawa keranjang “Namun, karena waktu dan tempat penuh belanjaan. Karena kendur ikatan Tenda dan panggung sudah terpa- untuk berbicara telah susah payah di kakinya, ayam-ayam berontak, ber- sang dengan dekorasi taman buatan. disediakan panitia, maka saya akan hamburan, panik menyambar gunung- Kepala desa dan jajaran perangkat menggunakan kesempatan yang an cabe, bawang, dan kentang. sudah duduk dan menikmati kudapan. tersedia ini sebaik-baiknya. Maafkan Ibu-ibu dan anak-anak agak ribut di saya atas adegan drama yang baru Terdengar mandor pasar berwara- belakang. Dosen pembimbing dan saya mainkan. Maklum, aktor teater wara lewat toa yang amplinya lapuk ketua mahasiswa asyik berbincang. kalau lama tak naik panggung, suka Sesekali beralih wicara dengan kepala kumat gila aktingnya. Muncul spontan desa yang duduk di sampingnya. seperti barusan he he he.”

1 0 SASTRA Cecep Ahyani Pohon-pohon api, rumpun padang ilalang, debur laut bukit karang tepian samudera muara jati bercerita, seperti lelah sembahyang pucuk daun-daun melinjo serta situs sejarah bersujud dalam nestapa melukiskan rajah, kaligrafi kuno, ratusan artefak, jejak sandi para raja tangis keris, kemat jaran guyang, kuburan tak bernama, lingkar kesunyian bercampur debu, kembang setaman yang mengabadikan harum mitos-mitos dari selat kesumat, dari semenanjung murung, dari kehidupan yang chaos derap roda pedati gede itu, membawaku ziarah dan bertapa di lahar gunung menjangkau lambaian sorban yang diterbangkan kepak sayap lelaki agung Langit meditasi num opus-nya dengan gaya dan aura karya-karya penyair muda Jawa Barat bianglala ekstasi keaktorannya yang memukau jiwa. itu beralih ke tangan Mas Alwy. matahari menari Suaranya bergema memenuhi aula, Periode berikutnya, tongkat estafet para empu bernyanyi juga ruang dada penikmatnya. berpindah lagi kepada Hasan Ma’arif, dan amarah sembunyi seorang pewarta dan penyair dari Pada dua hajatan budaya itu pula, Majalengka. KUTIPAN di atas adalah dua ia hadir sebagai pembicara yang cer- bait pembuka sajak “Cirebon, das, tangkas, wawasannya amat luas, Saya mendapatkan PR Edisi sudah 630 Tahun Kemudian” karya sekaligus pribadi yang ramah, hangat, dalam status koran bekas yang saya Ahmad Subbanuddin Alwy. Puisi kaya improvisasi, dan humoris. Betul- beli kiloan di toko sembako H. Noor panjang yang ditulis dalam rentang betul sosok pemberi nutrisi bagi otak Kusaeri, Jalaksana, untuk keperluan 2000-2001 ini menyuguhkan pano- dan hati. bungkus penganan yang ibu saya rama jejak sejarah Cirebon dengan jajakan di Pasar Kramatmulya. segala kebesaran dan keruntuhannya. Perkenalan pertama saya dengan Mas Alwy lewat karya-karya puisinya Sebelum dieksekusi ibu menjadi Seingat saya, pernah dua kali saya yang dimuat di rubrik “Sajak” Pikiran lembar-lembar kecil, tumpukan ko- menyaksikan langsung Raja Penyair Rakyat Edisi Cirebon (sekarang Kabar ran bekas itu saya check point dulu. Cirebon ini membacakan karya be- Cirebon) pada awal dekade 1990-an. Kalau ada cerpen atau puisi, saya sor- sarnya itu. Pertama, saat gelaran Ha- Waktu itu, rubrik ini diasuh oleh bu- tir. Saat senggang saya baca, gunting, laqah Budaya di Ponpes Ash-Shid- dayawan Cirebon, Nurdin M. Noer. lalu simpan di map. Lumayan banyak diqiyah, Kaliwadas, Cirebon, pada Sang pengasuh memberikan pengan- saat itu. Sayang, setelah sempat Januari 2002. Kedua, kala perhelatan tar, kadang-kadang pengetahuan, ditinggal merantau beberapa lama, Muktamar Penyair Jawa Barat di serta ulasan singkat terhadap sajak- map berikut isinya terlunta-lunta, Gedung Dakwah Islam Tasikmalaya sajak yang dipublikasikannya. lantas hilang entah ke mana. pada Maret 2003. Masa selanjutnya, tugas pengasuh- Syahdan, pada satu hari di tahun Pada dua peristiwa budaya, yang an rubrik yang “memperkenalkan” 2010, ketika saya berkunjung ke masing-masing dihadiri seniman- budayawan-agamawan se-Wilayah III Cirebon dan para penyair se-Jawa Barat itu, Mas Alwy, demikian sang penyair disapa, membacakan mag- SAKTI, 06 # MEI 2020

KORAN ELEKTRONIK SASTRA 11 rumah Mas Alwy, saya mendapati Dari buritan pantai yang koyak, kapal-kapal layar Laksamana Cheng Ho kliping rubrik “Sajak” PR Edisi yang bertolak, menyusuri jejak kaki ribuan mil puteri kaisar Cina Ong Tien Nio rapi milik Mas Supali Kasim, di per- para prajurit dengan seragam menyala, membenamkan malam di atas pundak pustakaan pribadi Mas Alwy yang burung-burung bangau, anak-anak rantau, hutan jati serta gemuruh geladak dipadati sangat banyak buku. Supali angin risau, uap air kemarau, empat ratus tahun dari 1600 masehi yang kelam Kasim adalah penyair dan budaya- gerimis menetes di mesjid tua, abdi dalem bersila, batuk-batuk dan semedi wan Indramayu yang saya kagumi. menuangkan perih doa, menaburkan sesaji pada pintu gapura yang terkunci Puisi-puisinya yang memikat hati seperti seorang sunan yang gelisah, kususun kembali retak-retak sejarah di sering saya baca di rubrik itu. antara tembikar, pelepah lontar, dan kitab-kitab yang bertuliskan darah Lautan abrasi Seizin Mas Alwy, saya meminjam- rembulan sunyi nya dan memfotokopinya. Sampai jalanan berduri sekarang saya masih menyimpan para wali mengungsi bundel fotokopi kliping itu. Sesekali dan mata angin bersaksi saya baca untuk bernostalgia ke Di tengah sayatan suluk dandang gula yang bergetar, dukamu berlayar ribuan masa lalu, sekaligus bagian dari ikh- kelelawar terbang dari remang keraton, udara gusar, pecahan marmar alun- tiar untuk tidak berhenti belajar. alun merah kesumba membelit langit bagai ular, meniti gulungan primbon keramik guci, bongkahan terasi, sumur tujuh, dan rusuh babad tanah cerbon Ahmad Syubbanuddin Alwy, lahir di menghunjam di pesisir cakrawala, menuruni aras tangga-tangga pendakian Desa Bendungan, Kec. Pangenan, Kab. lima abad silam: khutbah, jubah dan terompah sunan, terlepas dari gurat Cirebon, pada 26 Agustus 1962. Anak waktu gugusan lapis pualam, uang logam, kelir hitam dan riang selendang pertama dari delapan bersaudara ratu menjemputku di riuh subuh, menari serimpi, mengusir arwah peri dengan pasangan K.H. Abdusshomad dan Hj. sekerat jimat, gema shalawat yang telah melampaui pusaran bumi Halimah. Nyantri di Ponpes Darut Tau- Hujan besi hid Arjawinangun dan Miftahul Muta’al- desis perigi limin Babakan, Ciwaringin, Cirebon. gerhana matahari Alumnus Fakultas Syariah IAIN Sunan para paderi mengaji Kalijaga Yogyakarta (1990). Menulis dan gigil hati menyusun sunyi puisi, esai, dan cerpen yang dimuat di Lelaki bertopeng kelana, liong dan barongsai, gembyung yang merana berbagai media. Ia juga menulis naskah membelah lengking seruling, sandiwara raja-raja, dan keheningan luka batik drama Kuburan untuk Masa Lalu (2000) lurik, batu akik, derap kuda yang meringkik, juga debur pelabuhan melewati dan Senjakala di Seberang Jendela gedung Hindia-Belanda yang kelak diruntuhkan, panji-panji sultan dan biji- (2001). Sebagian puisinya termuat biji ketan yang ditaburkan, tumbuh runcing di amis sebilah keris senjata para dalam antologi Mega Mendung (1991), raden, pusaka juru kuncen, belantara persembunyian Siliwangi mengambang Cermin Alam (1996), Negeri Bayang- di cemas perahu nelayan, jalan setapak, daun-daun trembesi prasasti –seperti Bayang (1996), Antologi Puisi Indonesia katamu, telah menghapus sisa perjalanan sakral, dendam kekal mengabadikan (1997), Sastrawan Indonesia Angkatan juntaian usia serta pori-pori musim pancaroba menjadi kanal 2000 (2001), Dari Fansuri ke Handayani Jerit paksi (2001), Horison Sastra Indonesia (2002), percikan merkuri Hijau Kelon dan Puisi (2002), Muktamar liang-lahat menepi (2003), Nafas Gunung (2004), Susub para bidadari berdiri Landep (2008). Kumpulan puisi tunggal- dan sungai memeluk galaksi nya Bentangan Sunyi (1996), Fantasia Cirebon (2017). Menjadi pemakalah Totalitas Mas Alwy dalam mencip- serius. Menurut Ahda Imran, penyair pada Mimbar Penyair Abad 21 (1996), ta puisi mungkin serupa dengan sang dan esais Bandung, sahabatnya, Alwy Majelis Sastra Asia Tenggara (1997), legenda sastra, Chairil Anwar. Untuk tak lelah menelaah berbagai sumber, Pertemuan Sastrawan Nusantara IX dan mengerjakan “Cirebon, 630 Tahun bolak-balik mendatangi sejumlah Pertemuan Sastrawan Indonesia (1997), Kemudian”, ia melakukan riset super- tempat yang menjadi penanda Temu Penyair Nasional (1999).

1 2 SASTRA penting dalam sejarah Cirebon. Ia Tembok-tembok kota bekas pertempuran, vihara abad 16, tempekong Budha, mengerjakan puisi itu dengan kesa- serpihan airmata, relief-relief hurup sangsekerta, menggenang penuh cahaya baran yang luar biasa. Ia habis- kereta kencana, tombak bambu, baju perang, ufuk fajar yang tenggelam ke habisan mengerahkan semua ke- palung malam, ke penjuru kelam, ke dasar reruntuhan ceruk kolam seperti mampuannya demi satu sajak itu, deras hari-hari membasahi halaman sejarah, akar pohonan dan uban menjadi seakan ia tak akan pernah lagi menu- palawija yang disebarkan burung gereja di hamparan baluwarti ritus kabut, lis sajak (Citrust, 14/02/17). pertemuan langit dengan bumi, pertapaan api dan gong sekati menyimpan percakapan raja-raja, tembakau cerutu, senjakala yang piatu berhamburan di * pelipis kanak-kanak, semak-semak perdu serta busur kayu Lama tak jumpa dengannya, tersiar kabar Mas Alwy tutup usia Garis hati pada Senin malam, 2 November lecutan cemeti 2015, dalam perawatan medis di RS gugusan bimasakti Sumber Waras Cirebon. Esoknya, para pujangga memekik nyeri selepas zuhur, jenazah penyair besar dan mega-mendung menyemaikan belati Cirebon ini disalatkan dan diantar- kan oleh keluarga, sahabat-sahabat- Dalam kusam tulisan yang hampir sirna, kehilangan suara, di piring porselin nya, serta anak-anak didiknya, ke lantai dingin, kata-kata itu bergema: menyimpan tajug dan riuh fakir-miskin peristirahatan terakhir di TPU Desa dari balik bukit jauh, juga gemuruh takbir, menyepuh berhelai-helai sukma Bendungan, tanah kelahirannya. gemerincing seperti guguran batu yang dijatuhkan dari kedalaman lorong gua Jenazah anak pertama kebanggaan memantulkan obor raksasa, jembatan airmata, serta puisi yang berkilauan keluarga itu dimakamkan di samping memenuhi udara pagi, memenuhi separuh sore, belerang dan ladang tebu pusara Abah, K.H. Abdusshomad. berkilatan ke langit, menyusun hutan bambu, menjadi rumpun sembilu dari Untuk mengenang almarhum, ubun-ubun serta sumsum tubuhku, angin menuliskan jejak para wali yang saya menyumbang esai pendek menandai kisah peperangan, ledakan topan, segores mimpi dan tragedi “Semawar Doa buat Sang Pujangga” pada buku obituari Ketika Alwy Tabir mimpi Pergi: Esai dan Puisi. kabut misteri lambaian hari Ketika tangan renta Emak me- para sufi menepi dan laut bersimpuh gusti nyingkap pelan kafan putih penutup Di seberang samudera yang berapi, di tapal bagang sunyi, purnama mati muka, teduh tenang bagai telaga semua ruas berkabung, mendekat ke arah kesturi, merambat ke celah jeruji camar-camar mengarak ikan, alunan gamelan, akar rumputan dan debur lautan wajah yang terbaring di keranda. Lengking banaspati Hening. Senyum beku. Kepasrahan peradaban penuh tahi kampung-kampung ngeri paripurna, juga kerinduan tak ter- para pemuda membakar diri dan sultan yang agung menyepi kata seorang hamba untuk segera bertenaga. Menulislah! Bentangan Sunyi berjumpa dengan Sang Pencipta. Demikian katamu, setiap kali aku bertamu untuk Inilah jarak kita; bentangan sunyi — Tunai sudah tugas pengembara. mereguk setangkup debur ombak, gugusan kabut dan keluasan langit ilmu. Menulis adalah semua bergelombang menyalakan api pada tungku Berakhir kerja sang penyair. Tiada penanda, ujarmu lagi, keimananku. … agar hidup tak sekadar lagi kata dari pena sang pujangga. mampir, lalu pergi tanpa Inilah jarak kita: bentangan sunyi — kenangan…. suara gema, goresan luka, dan kecemasan waktu Mengalun lirih sebaris doa dari ke berguguran menuliskan abad-abad panjang di helaian Untuk Mas Alwy, rambutku. ... ping hati yang berkaca: Allaahum- Alfatihah… maghfirlahu warhamhu wa’aafihi wa’fu’anhu….. … Kisah hidupmu, sepanjang yang kutahu, adalah “puisi” panjang, mungkin lebih panjang dari sajak panjang karya besarmu: “Cirebon, 630 Tahun Kemudian” yang selalu kaubaca dengan gaya dan suara SAKTI, 06 # MEI 2020

KORAN ELEKTRONIK CERPEN 13 Lusti Damayanti Dug…dug…dug…dug…! sahur. Iya ..ya, ke mana mereka kok ti- senyuman. Teringat beberapa malam dak membangunkan kami, gumamku lalu. Dengan iringan alat musik Suara beduk dari masjid besar itu dalam hati. seadanya, engkau lantunkan selawat mengagetkanku. Astaghfirullahal’adzim atas Nabi dengan suara merdumu, agar sudah masuk waktu subuh. Aku melihat Mbak Susi melanjutkan lagi ceritanya orang-orang yang mendengar suaramu jam dinding. Pukul 4.30. setelah menghitung jumlah uang yang bangun untuk makan sahur. harus dibayar Bu Ati, tetangga sebelah- Bergegas aku bangunkan suami dan ku. “Kasihan deh, Bu Guru. Rahman Kemudian, engkau selalu berhenti anak-anakku untuk melaksanakan salat yang biasanya jadi pelantun selawat di tepat di depan rumahku sambil me- subuh. “Maafkan ibu, ya, telat bangun. grup obrog-obrog itu sedang sakit. Ka- manggil-manggil, “Bu Guru.. Bu Guru.. Jadi kalian tidak bisa sahur hari ini.” tanya demam tinggi. Subuh tadi dibawa bangun.. bangun.. sahur...” Lalu, kata- ke rumah sakit. Karena gak ada Rah- katamu itu tak akan membuatku lupa, “Gak apa-apa kok, Bu. Insya Allah man, jadi obrog-obrognya gak jalan.” “Sehat, sehat, ya Bu...” kuat untuk puasa hari ini walaupun ti- dak sahur,” kata Ahmad sambil menge- “Ya Allah, semoga cepat sehat kem- Mungkin untuk sebagian orang nakan sarung, bersiap menjadi mak- bali ya, dan semoga bukan gejala dari suaramu menganggu. Tapi, tidak mum salat. penyakit yang menakutkan itu,” kataku bagiku. Tak terasa air mata ini mengalir. sambil membereskan sayur ke dalam Selamat jalan untuk menemui Rabbmu. “Kak, ayo cepat wudunya! Ayah akan kantong dan membayar sejumlah uang Semoga selawat yang selalu engkau memulai salatnya, nih! “ seru Ahmad. yang telah dihitung oleh Mbak Susi. lantunkan menjadi syafaat menuju surga. Panggil aku kembali, “Bu Guru.. “Sabar sedikit kenapa sih, De!” pro- “Ya, Bu. Aamiin. Terima kasih, Bu Bu Guru.. Mari, masuk surga ber- tes Fatma sambil pasang wajah cem- Guru,” balas Mbak Susi. samaku..” berut. Kemudian kami melaksanakan salat subuh berjamaah di rumah. Sejak * Selamat jalan Sang Penebar Selawat. pandemi Covid-19 ini, ayah dan Ahmad untuk sementara tidak salat berjamaah “Assalamualaikum warahmatullahi di masjid. wabarakatuh.” Kudengar suara lirih dari corong masjid. Karena khawatir telat Pagi ini, seperti biasanya aku pergi bangun sahur lagi, tidur malam ini tidak berbelanja. Cukup di warung sayur terlalu lelap. dekat rumah saja. Selalu ada sapaan ramah dari Mbak Susi, penjual sayur, Kulihat jam. Baru pukul 22.05. Kok, ”Masak apa hari ini, Bu Guru?” begitu sudah dibangunkan untuk sahur, pikirku. biasanya dia menyapa. Kufokuskan lagi telingaku untuk mendengar suara dari masjid besar itu. Sambil melayani pembeli yang lain, “Innalillahi wainnailahi raji’un. Telah Mbak Susi bercerita bahwa dia sema- meninggal dunia …” Kaget dan tidak lam tidak sahur karena terlambat ba- percaya, ternyata suara dari masjid itu ngun. Katanya dia tidak mendengar mengabarkan kematian Rahman. suara ‘obrog-obrog’ yang biasanya Kuniatkan besok bakda subuh untuk setiap pukul 2 malam membangunkan takziah ke rumahnya. orang sahur. Kupandangi wajah dari jasad yang Oh, aku jadi teringat. Mungkin terbujur kaku itu. Teduh, tersungging karena ini juga, aku terlambat bangun

1 4 CERMIN Dhealda Hanum Ayuningtyas “Genduut...!” teriak seseorang ngan wajahku dan bentuk tubuhku. kin Allah Mahaadil dalam ke- yang sepertinya ditujukan kepadaku. Kenapa aku tak sebaik mereka? Aku hidupan.” Aku menoleh ke asal suara itu. Benar mengecam diriku sendiri di depan saja, ternyata itu orang-orang yang cermin. Kata-kata itu membuatku berhenti sering mengejekku. Tak jarang pada channel itu. Itu bukan siaran tv, mereka mengata-ngataiku. Sore itu, aku merasa sangat melainkan iklan sebuah acara tv. bosan. Aku putuskan untuk menon- Walaupun sepenggal yang aku lihat Bukan hanya sedih saat diejek ton tv sebentar saat ponselku se- dan dengar tadi, cukup membuatku seperti itu, melainkan juga rasa malu dang diisi baterainya. Aku meng- terus memikirkan kata-kata itu. menyelimutiku saat mereka menga- ganti-ganti channel tv mencari acara ta-ngataiku di depan banyak orang. yang bagus. Ternyata orang yang mengatakan Terkadang aku berpikir, kenapa itu adalah orang dengan luka bakar mereka mengejekku, padahal wajah “Saya rasa, kalau Tuhan berkehen- di wajahnya. Bukan hanya di wajah, mereka tidak terlalu tampan atau dak bahwa saya tetap hidup, maka melainkan juga di sebagian tubuh- cantik. saya akan menjalani hidup saya de- nya. Sangat memprihatinkan. ngan sebaik-baiknya. Saya tidak akan Kerapkali aku berpikir, kalau saja menyia-nyiakan hidup saya. Saya ya- Kata-kata itu terus berputar-putar parasku secantik mereka, pasti ba- dalam pikiranku. Dia saja masih bisa nyak yang menyukaiku dan mau bersemangat, walaupun dengan berteman denganku. Tak jarang aku kondisi fisik yang mengalami luka mengeluh pada diriku sendiri; menya- bakar seperti itu, sementara aku ma- lahkan diriku sendiri yang terlahir tak sih diberikan tubuh dengan kondisi cantik, kata mereka. yang sempurna. Mereka kerapkali mengejekku. Dari situ aku belajar dari orang Terkadang aku bingung, apa iya aku yang tidak kukenal namanya itu, seburuk itu? Aku bertanya-tanya bahwa kehidupan tidak semuanya pada diriku sendiri. Saat itu, aku harus terlihat baik secara fisik. menatap cermin, menyibak ram- Bahwa dengan hati yang baik, kita butku ke belakang telinga. dapat menjadi cantik. Kuamati lama wajahku. Andai aku Dari orang itu, aku belajar untuk cantik seperti mereka. Aku kesal de- selalu mensyukuri hidup.* Desaku yang Kucinta Cipt. Ibu Sud Desaku yang kucinta, pujaan hatiku Tempat ayah dan bunda, dan handai taulanku Tak mudah kulupakan, tak mudah bercerai Selalu kurindukan, desaku yang permai SAKTI, 06 # MEI 2020

KORAN ELEKTRONIK CERITA DARI SPENTA 15 Pernah kita sama-sama susah Sepuluh tahun yang lalu dia terbaring Terperangkap di dingin malam Tetapi bukan tidur, sayang Terjerumus dalam lubang jalanan Sebuah lubang peluru bundar di dadanya Digilas kaki sang waktu yang sombong Senyum bekunya mau berkata, kita sedang perang Terjerat mimpi yang indah lelap Dia tidak ingat bilamana dia datang Pernah kita sama-sama rasakan Kedua lengannya memeluk senapan Panasnya mentari hanguskan hati Dia tidak tahu untuk siapa dia datang Sampai saat kita nyaris tak percaya Kemudian dia terbaring, tapi bukan tidur sayang Bahwa roda nasib memang berputar ... Sahabat masih ingatkah kau ... (“Pahlawan Tak Dikenal”, Toto Sudarto Bachtiar) (“Belum Ada Judul”, Iwan Fals) Apa pelajaran dari lomba tarik tambang? Menurut Manusia adalah homo ludens, makhluk yang gemar ber- DokterSehat.Com, paling tidak ada enam: 1. Melatih main. Tidak tua atau muda. Tidak miskin atau kaya. kekompakan, 2. Melatih kepemimpinan (leadership), 3. Tidak laki-laki atau perempuan. Tidak di kelas atau di Menumbuhkan daya juang, 4. Menumbuhkan sikap lapangan. Semua butuh bermain. sportif, 5. Melatih kekuatan otot tangan dan kaki, 6. Menghilangkan stress Ada momen-momen ketika warga Spenta dipenuhi hak- hak bermainnya. Lihatlah keceriaan di wajah siswa. Entah sejak kapan tarik tambang diperlombakan. Lihatlah kegembiraan di wajah guru. Belajar akan san- Yang jelas, permainan tradisional ini tak pernah absen gat menyenangkan kalau diliputi suasana ceria dan dalam setiap perayaan ulang tahun kemerdekaan . gembira. Mari berhulahoop agar lemak perut ambyaaar….

1 6 PUISI Riezfany Suci Ramadhani Tak usah bicara rindu terus Kita hanya kisah lalu yang sudah terbawa arus CINTA Dengan sajak kutitipkan rindu laut pada pantai yang menggeramkan buihnya Kadang kita ingin memiliki semuanya Rumah itu adalah sebuah tempat Tapi sebenarnya kita hanya butuh seseorang sejauh-jauhnya kita pergi yang bisa membuat kita merasa nyaman kita akan selalu rindu untuk pulang Seseorang yang rela menyembunyikan sedihnya Sebab hanya di sana agar kita tak sedih keletihan kita terobati Kamu harus pahami Bukan hanya rumah satu hal penting yang kurahasiakan yang menjadi tempat berpulang dari rindu Kamu paham tapi rumah pula yang menjadi tempat peristirahatan kita bagaimana susahnya aku meyakinkanmu Yang paling menyiksa adalah Kenanglah kita ketika aku merindukanmu Walau tidak begitu sempurna dan tahu bahwa rindu itu Walau hanya sedih-sedih yang tersisa tidak pernah tersampaikan Kita hanyalah hal-hal yang gagal untuk bertahan Cinta terkadang menjadi sebuah misteri Sesuatu yang selalu aku semogakan yang tak pernah bisa dimengerti tetapi tak pernah diwujudkan Datang dan pergi sesuka hati Sesuatu yang selalu aku doakan Menyiksa jiwa dengan rindu tetapi tak semuanya dikabulkan Menggoda hati dengan keindahan khayalan Raga akan menghilang Tetapi cinta akan selalu dikenang Riezfany Suci Ramadhani Tawa yang terlepas tanpa ada makna cerita lama yang selalu dibawa AKU Diam-diam hati ini mengerti Teringat dan jadi ciri tentangmu Terlahir pengecut Tak ada canda dan tak mahir sampaikan pahit Tak ada sapa acapkali ragaku Semua mimpi tinggi remuk berdarah-darah dan segala drama dijadikan canda, dikeluh bersama hingga pada akhirnya Terkadang mata bicara untuk sejuta kalinya Seakan-akan semua rahasia jiwaku jatuh ke ruang bawah sadar Jangan memendam luka paling gelap dan pengap Sebab bisa saja tumbuh menjadi dendam hingga sesak napasku dan melahirkan banyak luka berusaha untuk menetap Sebab cinta Terlahir penuh benci kepada diri tak ada yang benar-benar bisa bertahan sendiri setidaknya kertas dan pena Untuk sesuatu tak pernah lelah perihal sumpah serapah yang seharusnya diperjuangkan berdua juga tak perlu berbusa Segala sesuatu yang dimulai mulut mereka dengan janji-janji manis berusaha menyelamatkan sering berjalan berisi tangis Terlahir tak bersuara Itulah sebabnya terlahir tak kasat mata aku tak memintamu menjadi semesta maka aku menulis Cukup terus bersedia bersamaku hingga kita sampai di ujung lelah usia Riezfany Suci Ramadhani Maka biarlah aku terus memuja cintamu Siswa Kelas IX-H lalu menepi di setiap rindu menyapa sepi Sekretaris OSIS Spenta 18/19 Semesta ini terlalu kecil untuk menyimpan rindu sendirian Kau pasti akan tersiksa jika terus bersikeras menyimpannya SAKTI, 06 # MEI 2020

KORAN ELEKTRONIK PUISI 17 Ronaldi Egi Pratama Ratu Jayatri Shafa Allaya PANDEMI SAMPAI DI BULAN SUCI CORONA VIRUS Ya Allah Semua berawal dari Wuhan Telah tiba bulan suci Menyebar dengan cepat tanpa aba-aba Yang setiap tahun selalu kunanti Tidak memandang derajat dan martabat Datangnya membuat senang hati ini Memapar segala bangsa tanpa ampun Dan orang-orang ikut berseri Menyebar ke berbagai negara dengan cepat Ya Allah Membuat orang-orang takut dan khawatir Mengapa ramadan kali ini berbeda? Hari-hari penuh dengan kekhawatiran Apakah ini imbas dari corona? Banyak orang berlutut meminta perlindungan Yang kau datangkan untuk menyadarkan umat manusia Ya Tuhan, berilah kami kekuatan Yang telah lalai dalam menjalankan ibadahnya Berilah para ahli kemampuan Ya Allah Untuk menemukan penawar virus ini Masjid-masjid di negeri ini mulai sepi Agar kami dapat belajar, bekerja, dan beribadah Salat tarawih sudah tak ramai lagi bersama-sama lagi Semua orang berdiam mengurung diri Kepada bangsa negeri tercinta ini Agar terhindar dari wabah virus ini Kita harus tetap semangat Virus yang begitu berbahaya Bersatu melawan virus ini Yang telah merenggut ratusan ribu nyawa Dengan disiplin dan saling membantu Di seantero dunia Kepada para dokter dan perawat Ya Allah Terima kasih kami ucapkan Kapan kau angkat pandemi ini? atas pengorbanan dan upaya yang berisiko Aku rindu suasana ramadan dulu Kami akan terus mendoakanmu Rindu keluarga di kampung Allah pasti mendengar doa-doa Rindu tadarus di masjid Rindu buka puasa bersama teman Ya Allah Aku selalu berdoa di bulan suci ini Agar semuanya bisa pulih kembali Ronaldi Egi Pratama Ratu Jayatri Shafa Allaya Siswa Kelas IX-G Siswa Kelas VII-C Ketua OSIS Spenta 18/19 Sekretaris OSIS Spenta 19/20

1 8 HIKMAH SUATU hari menjelang Idul- Cecep Ahyani pengasuh Pondok Pesantren Tambak- adha, demikian Cholis Anwar beras Jombang. Ia salah satu ulama memulai risalahnya, seseorang bisa naik ke punggung sapi, harus besar yang berpandangan modern. ingin berkurban sapi. Namun sebelum- pakai tangga. Sampean sediakan se- nya, dia datang menghadap Kiai Bisri ekor kambing agar anak sampean bisa Keduanya, bersama Hadratusy untuk berkonsultasi. naik ke punggung sapi.” Syaikh Hasyim Asy’ari, adalah pendiri ormas Islam terbesar di Indonesia, “Apakah boleh berkurban seekor “Kalau cuma seekor kambing, Pak Nahdlatul Ulama (NU). sapi untuk delapan orang?” tanya Kiai, saya sanggup menambah. Dua orang tersebut. “Jumlah anggota ekor pun sanggup asal kami bisa ber- Kiai Bisri dan Kiai Wahab sudah ber- keluarga saya ada delapan. Saya ingin, sama-sama, Pak Kiai,” kata orang itu sahabat sejak mereka berguru kepada Pak Kiai, di akhirat kelak, satu keluarga penuh antusias. Syaikhona R. Muhammad Kholil Bang- satu kendaraan, agar tidak terpencar.” kalan, Madura, dan Hadratusy Syaikh Akhirnya, pada hari raya kurban, Hasyim Asy’ari Tebu Ireng Jombang. Mendengar pertanyaan tersebut, orang tersebut menyerahkan seekor Kiai Bisri menjawab, “Tidak bisa. Kur- sapi dan seekor kambing kepada Kiai Persahabatan mereka makin kuat ban sapi, kerbau, atau unta, hanya Wahab. ketika keduanya menimba ilmu dari berlaku untuk tujuh orang.” beberapa ulama terkemuka di Mek- Kisah tentang kurban sapi dan dua Orang itu menawar, “Pak Kiai, kiai besar ini tersaji bersama sejumlah kah. Bahkan, saat belajar di Mekkah apakah tidak ada keringanan. kisah menarik lain pada buku Humor itu, Kiai Bisri menikahi adik perem- Anak saya yang terakhir baru tiga Para Kiai karya Cholis Anwar. Kisah ini puan Kiai Wahab. Dari pernikahan bulan.” cukup dikenal di kalangan Nahdliyin, itu, lahir Nyai Sholihah yang kelak terutama para santri yang mondok di menikah dengan Kiai Wahid Hasyim, Kiai Bisri lalu menjelaskan dasar pesantren-pesantren di Jombang, hukumnya, dan tetap pada pendi- Jawa Timur. putra Hadratusy Syaikh. riannya, tidak bisa. Adalah K.H. Bisri Syansuri (1886— Dari pernikahan Kiai Wahid Hasyim Merasa tidak puas, orang itu meng- 1980), seorang alim besar, pendiri Pon- dan Nyai Sholihah, lahirlah Abdur- adukan persoalannya kepada Kiai Wa- dok Pesantren Denanyar Jombang. Ia rahmad Wahid (Gus Dur), yang kelak hab, sahabat sekaligus kakak ipar Kiai terkenal karena penguasaaannya atas menjadi RI-1 yang keempat. Bisri. ilmu fikih. Sementara itu, K.H. Abdul Wahab Hasbullah (1988—1971) adalah Meskipun Kiai Bisri dan Kiai Wahab Mendengar persoalan yang diadu- terkadang beda strategi dan model kan orang itu, Kiai Wahab dengan dakwah, namun keduanya selalu kom- ringan menjawab, “Bisa. Sapi itu bisa pak, bersahabat, dan bersaudara. digunakan untuk delapan orang. Tapi, Keduanya ibarat dua muka koin, saling karena anakmu yang terakhir itu masih melengkapi satu sama lain. kecil, maka perlu ada tambahan.” Bahkan, setelah K.H. Abdul Wahab Mendengar jawaban Kiai Wahab, Hasbullah wafat pada 29 Desember kedua mata orang itu berbinar. Ia tam- 1971, tongkat estafet Rais Aam Syuriah pak gembira. (pemimpin tertinggi) Nahdlatul Ulama beralih ke tangan sahabat sekaligus “Agar anakmu yang masih kecil itu adik iparnya, K.H. Bisri Syansuri.* SAKTI, 06 # MEI 2020

KORAN ELEKTRONIK POJOK BACA 19 PERNAHKAH Anda membaca Cecep Ahyani mengendur. Bunyi rem berderit-derit. cerpen “Akhirnya Karsim Me- Ratusan roda berhenti. Keranda Karsim nyeberang Jalan”? Cerpen klakson motor dan mobil seperti men- diusung menyeberang jalan. Setelah Ahmad Tohari yang satu ini saya baca copot jantungnya, membuat langkah- keranda dan rombongan melintas, jalan pertama kali, dan tak cukup satu kali, di nya surut kembali. Begitu berkali-kali. raya kembali pada kondisi semula, majalah sastra Horison. Cerpen bagus padat oleh pemudik dengan topeng- ini termuat pula dalam antologi Mata Sempat muncul keinginan untuk pu- topeng keangkuhan kota. yang Enak Dipandang, terbitan Grame- lang saja. Namun, bayangan sepiring dia Pustaka Utama tahun 2013. nasi untuk anak istri berkelebat ber- * sama ratusan burung emprit yang Cerpen ini, sebagaimana banyak cer- berpesta di ladangnya. Maka ia ambil Cerpen karya sastrawan, yang juga pen Tohari yang lain, mengangkat per- keputusan berani, “Bapa langit, biyung kiai, dari Desa Tinggarjaya, Kec. Jatila- soalan hidup orang-orang pinggiran bumi, aku menyeberang,” tekad Karsim wang, Banyumas, ini sering saya sam- miskin papa yang terkalahkan oleh ego- dalam hati. paikan di depan kelas. Di samping nilai isme, kerakusan, dan kesewenang- sastrawinya yang tinggi, cerpen ini juga wenangan orang-orang yang merasa Namun, apa yang terjadi? Baru sete- menghadirkan pesan bergizi. dirinya kampiun dalam pertarungan ngah detik melangkahkan kaki, tubuh- zaman. nya tergilas mobil. Karsim tewas. Pada satu sisi, cerpen ini menyindir Keributan pecah, isinya keluhan dan perilaku sebagian kaum urban yang Adalah Karsim, lelaki miskin 69 ta- sumpah serapah. Para tetangga menge- telah terkontaminasi egoisme perko- hun. Untuk mengganjal perut anak dan vakuasi mayatnya. Berita kematiannya taan. Dan, jalan raya sering jadi etalase, istrinya, ia berharap pada sedepa tersiar lewat corong masjid. Orang- tempat kesuksesan dan keangkuhan ladang padi di tepi sungai yang surut orang datang mengunjungi rumahnya. dipamerkan bersamaan. airnya, di seberang jalan raya, tak jauh dari kampungnya. Setelah dimandikan, dikafani, dima- Pada sisi lain, banyak kasus si miskin, sukkan keranda, dan disalati, jenazah seperti Karsim, yang tak dianggap ada, Hari itu, tiga hari menjelang Lebaran. Karsim diusung ke pemakaman. Le- saat dia masih membuka mata. Baru Lalu lintas di jalan raya padat luar biasa taknya di seberang jalan raya yang lalu dianggap ada, justru saat yang bersang- oleh pemudik dari kota. Karsim akan lintasnya padat luar biasa, tiga hari kutan sudah menutup mata. menengok ladangnya karena bulir-bulir menjelang Lebaran. padi sudah mulai berisi. Kalau tak di- Kabar kematiannya disiarkan, men- jaga, bulir-bulir padi itu akan menjadi Ratusan kendaraan dari dua arah tak dadak jadi topik perbincangan. Rumah- bancakan ratusan burung emprit. Akan putus-putus, melaju dengan kecepatan nya dikunjungi, bahkan mungkin untuk sirnalah harapan anak-istrinya untuk tinggi. Namun, ketika seorang anak yang pertama kali. Kerandanya dikawal mengganti singkong dengan nasi. muda berdiri di tepi jalan mengacung- kanan-kiri, dipayungi, diusung berganti- kan bendera kuning, laju motor mobil ganti. Ditanyai jati diri oleh orang-orang Namun, Karsim tak kunjung bisa yang terlewati. menyeberang. Para pemudik bermotor bermobil seperti setan jalanan. Beradu Bahkan, saat hidup tak diberi kesem- cepat sampai di kampung halanan. patan sedikit pun untuk menyeberangi Mungkin untuk sungkem, ziarah, atau jalan raya di kampungnya sendiri, saat malah pamer kemewahan. Setiap kali sudah terbujur di keranda, orang-orang mencoba melangkah ke jalan, bentakan dari kota mau menurunkan tensi egois- menya, memberi kesempatan penghuni keranda untuk menyeberangi jalan.*


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook