Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore Ketika Cinta Bertasbih

Ketika Cinta Bertasbih

Published by Saufi Soupiano, 2018-04-11 00:54:57

Description: ketika-cinta-bertasbih-1

Search

Read the Text Version

Habiburrahman El Shirazy Tiga menit kemudian taksi hitam putih itu sampai diperempatan Masjid Nuri Khithab. Azzam minta supaya belokkiri menyusuri Thayaran Street ke arah Ta’min Shihi. Azzammemposisikan taksi berhenti di Halte jalur ke Hay El Sabedekat Muraqib supaya enak mencegat bus enam lima. Sopirminta tambahan ongkos. Akhirnya Azzam kembali harus sepa-kat memberi tambahan. Beberapa menit menunggu, dari arah Rab'ah sekonyongkonyong Azzam melihat bus enam lima datang. \"Ukhti, kamu lihat kitabmu dipintu belakang. Saya akannaik dari pintu depan minta agar sop irnya berhenti beberapasaat. Semoga itu bus kamu tadi!\" Seru Azzam begitu bus itumera-pat di Halte mau berhenti. Mahasiswa berjilbab biru itu mengangguk dan bersiap-siap. Bus berhenti. Azzam menuju kepintu depan. Begitu pintudibuka ia langsung melompat. Ia nyaris bertabrakan de-nganpenumpang yang mau turun. Ia mepet bergantung di pinggirpintu dan minta sang sopir berhenti sebentar. Mahasiswi ber-jilbab biru sudah naik. Ia melihat-lihat dibawah kursi dekatkondektur duduk. Kedua matanya langsung menangkap bukudan kitabnya dalam dua plastik putih. Hatinya sangat bahagia.Ketika hendak mengambilnya sang kondektur mempersilakan.Agaknya sang kondektur belum lupa dengan musibah yangmenimpa dua mahasiswi beberapa saat yang lalu. \"Maafkan kami atas musibah tadi,\" kata kondek tur itu. \"Tidak apa-apa. Semoga diganti yang lebih baik olehAllah,\" jawab mahasiswi itu lalu turun. Sambil menggelantung di pintu depan, Azzam melihatmahasiswi itu membawa dua plastik putih berisi kitab. Ia 144 Ilyas Mak’s eBooks Collection

Ketika Cinta Bertasbih Buku Ilangsung melompat turun dan mempersilakan sopir menja-lankan busnya. \"Gimana masih lengkap, tak ada yang hilang? \" tanyaAzzam. Mahasiswi itu lalu memeriksa sebentar. Dan denganwajah berbinar, ia menjawab, \"Alhamdulillah. Masih lengkap. Terima kasih ya atassegalanya. Kalau boleh tahu nama situ siapa?\" \"Aku Abdullah.\" Jawab Azzam. Nama kecilnya memangAbdullah Khairul Azzam. Entah kenapa ketika dibuat aktekelahiran yang terlulis hanya Khairul Azzam saja, Abdul-lahnya hilang. Jadi dengan mengata kan namanya Abdullah, iasama sekali tidak bohong. Namun mahasis-wa di Cairo tidakada yang mengenalnya sebagai Abdul-lah. Ia memang tidakingin namanya diketahui dua mahasiswi itu. Ia mau menjagakeikhlasannya.Maka meskipun mahasiswi cantik berjilbab biruitu bertanya namanya, ia tidak gantian menanyakan namanya. \"Tinggal di mana?\" tanya mahasiswi itu lagi. Sementaramahasiswi yang satu nya diam saja. Kelihatannya ia masih se-dih kehilangan dompetnya yang berisi dua ratus lima puluhdollar dan tujuh puluh lima pound. \"Di Madrasah Hay El Ashir. Ini sudah sore. Kalian ikutsampai sini saja ya. Saya harus segera melanjutkan perjalanan.Sopir taksinya sudah menunggu. Nanti kalau kelamaan, diaminta tambah lagi. Jawab Azzam sambil melihat jam tangan-nya. \"Iya Mas..a..Abdullah. Terima kasih banget ya.\" \"Ya sama-sama. Lain kali lebih hati-hati ya. Assalamu-'alaikum.\" \"Wa 'alaikumussalam wa rahmatullah.\" 145 Ilyas Mak’s eBooks Collection

Habiburrahman El Shirazy Azzam langsung masuk ke dalam taksi. Taksi berjalanlurus ke arah Hay El Sabe'. Dua mahasiswi itu meman-dangitaksi itu sampai menghilang dikejauhan. Nama Abdullahmembuka satu lembar catatan dalam hati mereka. Matahari semakin kekuning-kuningan. Senja menunjuk-kan tanda-tanda segera datang. Bus-bus penuh dengan orangkelelahan. Dua mahasiswi itu melangkah perlahan ke arahAbdur Rasul. Letaknya tak jauh. Tiga ratus meter ke depan.Angin musim semi yang sejuk membelai jilbab mereka denganpenuh kasih sayang. Cairo kembali menggores episode yangindah untuk dikenang. *** Dua mahasiswi itu sampai di rumah kontrakan mereka diAbdur Rasul. Rumah yang besar berada di lantai dua sebuahvilla anggun bercat putih. Rumah itu terdiri atas tiga kamartidur asli. Satu kamar tidur tambahan. Satu kamar mandi.Dapur. Ruang tamu. Dan dua balkon. Dihuni oleh enam orangmahasiswi. Empat orang dari Indonesia dan dua orang dariMalaysia. Erna sudah lebih cerah meskipun guratan kesedihannyamasih tampak jelas. Mereka pulang disambut oleh Zahraza,mahasiswi tingkat tiga dari Negeri Kedah, Malaysia. \"Erna, kenape muka awak pucat macam tu? Fi eh?\" 42tanya Zahraza, teman satu kamar Erna. Logat Malay-sianyasama sekali tidak berubah meskipun sudah dua tahun tingga lsatu rumah dengan orang Indonesia. Selain Zahraza, mahasis-wi Malaysia yang tinggal di situ adalah Wan Aina, berasaldari Negeri Selangor. Zahraza masih duduk di S. 1, tingkatakhir. sedangkan Wan Aina sudah masuk tahun pertama S.2 -42 Fi eh? , ada apa? 146 Ilyas Mak’s eBooks Collection

Ketika Cinta Bertasbih Buku Inya. Dua penghuni lainnya adalah Hanum dari Bandung, danSholihati dari Kudus. Keduanya satu kelas dengan Erna. Jadi di rumah itu yang paling senior secara akadem isadalah Anna. Adapun yang paling senior secara umur adalahSholihati. Sebelum kuliah di Al Azhar, gadis yang pernahbelajar di Madrasah Banat Kudus itu pernah menjadi tenagakerja di Kuwait lebih dari dua tahun. Karena cintanya padailmu, begitu ia memiliki dana untuk terbang ke Mesir, iatinggalkan pekerjaannya untuk menuntut ilmu. Semangatbelajarnya yang luar biasa itu membuat banyak orang salutpadanya. Namun Anna tetaplah yang paling disegani di rumahitu, selain karena ia paling berprestasi dan paling bisamemimpin, ia adalah puteri seorang kiai. Anna tinggal satukamar sendiri. Erna satu kamar dengan Zahraza. SedangkanWan Aina satu kamar dengan Sholihati. Mereka hidup dirumah itu layaknya saudara sendiri. Adapun Hanum menem -pati kamar tambahan sendirian. Kamar itu letak-nya disamping ruang tamu, hanya disekat dengan tabir dari kainberwarna hijau tua yang tebal. \"Tak usah cemas. Tak ada ape-ape. Hanya musibah sikitaje.\" jawab Erna, sedikit terpengaruh oleh logat Malay-sia. \"Musibah apa tu? \" kejar Zahraza. \"Tanya aja sama Erna. Saya nak ke kamar dulu ya,\" jawabAnna bergegas ke kamarnya. Zahraza langsung minta penjelasan Erna. Erna lalu men-jelaskan dengan detil semua peristiwa yang baru sajadialaminya. Termasuk juga pertolongan tak disangka dari seo-rang mahasiswa Indonesia bemama Abdullah. Zahraza mende-ngarkan dengan penuh perhatian. Sementara itu, taksi berwarna hitam putih yang memba-wa Azzam meluncur memasuki kawasan Hay El Ashir. Mele-wati Bawwabah Tsalitsah, terus melaju ke timur. Melewati 147 Ilyas Mak’s eBooks Collection

Habiburrahman El Shirazykawasan yang oleh mahasiswa Asia Tenggara disebut NadiKahrubai. Sebuah kawasan luas yang dilewati arus listrik te-gangan tinggi. Daerah itu berupa jalan aspal yang lebar. Danoleh penduduk setempat, juga oleh mahasiswa Asia Tenggara,sering digunakan ber-main sepakbola. Maka disebut NadiKahrubai, atau sta -dion listrik. Kawasan ini juga sering disebut Suq Sayyarah, atau PasarMobil. Sebab, padahari Jumat kawasan ini berubah menjaditempat jual beli mobil bekas terbesar di Cairo. Kawasan yangluasnya berhektar-hektar itu penuh dengan pelbagai macammobil. Bagi yang ingin menda-patkan mobil yang bagus danmurah, di sinilah tem-patnya. Syaratnya tentu saja harus bisamemilih dan bisa menawar dengan baik. Jika tidak, justru bisasebaliknya. Azzam melihat ke arah Nadi Kahrubai dan dari kejauhania melihat banyak mahasiswa Asia Tenggara di sana. Ada jugamahasiswa berkulit hitam. Mereka sedang bermain sepak bola.Di sebelah Nadi tampak Masjid Sarbini yang pada bulanRamadhan biasa menyediakan buka puasa gratis. Masjid itumenjadi salah satu tempat favorit bagi mahasiswa AsiaTenggara, di samping masjid-masjid yang lain. Azzam sendirijuga sering berbuka di masjid itu bersama teman-teman saturumahnya. Tak lama kemudian, taksi itu sampai di Mutsallats.Azzam memberi instruksi kepada sopir taksi agar belok kekanan. Taksi berjalan pelan memasuki kawasan Mutsallats.Rumah-rumah penduduk berbentuk kotak kotak berwarnacokelat. Warna khas pasir dan debu padang pasir di Mesir.Azzam kembali meminta taksi belok kanan. Sampai di depanapartemen berlantai enam yang menghadap ke selatan, Azzammenyuruh taksi itu berhenti. 148 Ilyas Mak’s eBooks Collection

Ketika Cinta Bertasbih Buku I Azzam keluar dari taksi. Sopir taksi membantu menge-luarkan barang-barang Azzam dari bagasi. Azzam memeriksabarangnya. Semua genap. Azzam menyerahkan ongkos padasopir ta ksi. Sopir gendut berwajah bundar itu langsung meng-hitung. \"Khamsah junaih kaman ya Andonesi !\" 43 \"La, khalas, mafi ziadah ya Ammu. Haram ‘alaik ya Am-mu!\" 44 Sopir taksi itu tersenyum. \"Thayyib, 'ala kulli hal mutasyakkir! Hadza yakfi\" 45 Ia lalumasuk ke dalam taksi dan pergi. Azzam meletakkan barang-barangnya di depan pintugerbang. Sambil menenteng kantong plastik berisi daging sapiia naik ke lantai tiga. Flatnya ada di lantai tiga. Ia masuk. Sepi.Tak ada orang di ruang tamu. Ia langsung memasukkan da-ging sapi ke dalam kulkas. Ia periksa kamar per kamar. Hanyaada Nanang yang sedang duduk di depan komputer milikFadhil. Kedua telinganya ditutup dengan earphone. Agaknya iasedang asyik mendengarkan lagu-lagu pop Mesir sambilmengetik. Azzam menepuk bahu Nanang. Nanang terhenyakkaget, lalu tersenyum. Ia melepas earphone-nya. Azzam me-minta Nanang untu k membantunya menaikkan barang-barangbelanjaannya ke atas. Terutama mengangkat kedelai. Iasendiri sudah sangat letih. \"Okay bos!\" Jawab Nanang riang. Ia mengikuti Azzamturun. Mereka berdua lalu menaikkan barang barang belan-jaan itu ke dalam Flat.43 Lima pound lagi, hai orang Indonesia!44 Tidak,s udah, tak ada tambahan lagi Paman. Haram bagimu Paman45 Baik, walau bagaimanapun, terima kasih. Inl sudahcukup! 149 Ilyas Mak’s eBooks Collection

Habiburrahman El Shirazy *** \"Semoga ini semua ada hikmahnya,\" lirih Zahraza selesaimendengar cerita Erna. \"Hikmahnya sudah aku dapatkan. Ini jadi teguran Allahatas kebakhilanku selama ini. Sebenarnya uang itu tadi pagimau dipinjam Mbak Hanum dua ratus dollar tapi aku tidakboleh. Aku sungguh menyesal,'' Jawab Erna sambil menun-dukkan kepalanya. \"Sudahlah Erna. Kita cakap perkara yang lain saja. By theway, siapa tadi pemuda yang menolong kalian?\" tanya Zah-raza. \"Namanya Abdullah.\" \"Kau kenal dia tak?\" Erna menggelengkan kepala . \"Sst... by the way ia handsome tak?\" Erna melototkan matanya. Namun Zahraza tidak takut.Ia malah berkomentar, \"Wah berarti pemuda itu handsome. Terus terang akusuka sekali kepada pemuda yang baik hati dan pemberaniseperti pemuda yang menolong kalian tadi. Apalagi kalau diahandsome. Nggak handsome saja aku pasti menaruh simpatik.Kalau aku yang jadi kau sudah aku kejar pemuda itu. Jamansekarang, tidak mudah cari calon suami yang baik hati danpenuh perhatian seperti pemuda itu. Semoga Allah memper-temukan aku dengan dia dalam pertemuan yang penuhbarakah. \" Komentar mahasiswi Malaysia itu didengar dengan jelasoleh Anna dari kamarnya. Entah kenapa, ia begitu cemburumendengar komentar itu. Ia jadi heran sendiri kenapa ia mesticem-buru. Padahal ia bukan siapa siapanya. Ia juga baru ber- 150 Ilyas Mak’s eBooks Collection

Ketika Cinta Bertasbih Buku Itemu hari itu. Ia tidak tahu identitasnya. Juga tidak tahurumahnya. Pemuda itu pun tidak tahu siapa dia. Sebab ia tidakmem-perkenalkan namanya, dan pemuda itu juga tidakbertanya namanya. Anna cepat-cepat menyingkirkan perasaanitu. Herannya, setiap kali Zahraza bercerita tentang kebaikanmahasiswa Indonesia, ia selalu cemburu. Aksen dan logat ga -dis Malaysia yang halus itu, kalau bercerita tentang mahasis-wa Indonesia memang punya kekuatan yang membangkitkanrasa cemburu bagi mahasiswi Indonesia. Apalagi ia memangpunya pengalaman indah dengan mahasiswa Indonesia. Saatawal-awal di Mesir, ia tinggal di rumah Negeri Kedah yangada di daerah Thub Ramly, Hay El Ashir. Suatu kali ia puIang dari belanja di toko Misr wa sudanmenjelang Isya. Ketika ia berjalan berdua dengan teman-nyamelewati shahra 46 yang sepi tiba-tiba ada orang Mesir yanghendak berbuat jahat padanya. Ia menjerit jerit. Untung saatitu ada mahasiswa Indonesia melintas. Mahasiswa itu lang-sung memukul orang Mesir. Orang Mesir balik memukul.Terjadilah perkelahian. Ternyata mahasiswa Indonesia itubisa ilmu bela diri, sehingga orang Mesir itu akhirnya lari.Mahasiswa Indonesia itu juga mengantarkan mereka berduasampai di rumahnya. Sejak itulah di mata Zahraza, pemudaIndonesia yang belajar di Mesir adalah manusia pemberaniyang baik hati. \"Bodohnya awak ni. Awak ta k tanya siape nama pemudaitu. Dan dimana alamat dia duduk. Awak benar-benar bodoh.Padahal pemuda itu sangat berjasa bagi awak. Jika tak adapemuda itu mungkin kesucian awak sudah hilang.\" Begitukomentar Zahraza setiap kali mengulang ceritanya itu. Entahsudah berapa kali Zahraza bercerita tentang kejadian itu. Dan46 Shahra, tanah yang sangat lapang, padang pasir. 151 Ilyas Mak’s eBooks Collection

Habiburrahman El Shirazysampai sekarang, mahasiswa Indonesia yang menolong Zah-raza itu juga tidak diketahui siapa. Tidak ada kabar danselentingan berita mahasiswa Indonesia yang mengaku ataubercerita pernah menolong mahasiswi Malaysia di Shahradekat Thub Ramli. Anna tahu, kecemburuannya merupakan hal yang takperlu. Mahasiswi Malaysia menaruh simpatik pada maha-siswa Indonesia karena kebaikan, adalah hal yang bukan-nyatidak boleh terjadi. Jika yang jadi landasannya adalah kebai-kan, jalannya adalah kebaikan, dan tujuannya adalah kebaikan.Apanya yang salah. Anna merasa ia telah berlebihan dengan merasa cem-buru, hanya karena komentar yang bisa jadi juga sekadarkomentar biasa: tak lebih dari sekadar komentar yang mung-kin tujuannya justru untuk menghangatkan sua-sana, atauuntuk menunjukkan rasa hormatnya pada orang Indonesia. Iamerasa harus meletakkan cembu-runya, cintanya, dan benci-nya pada tempatnya yang tepat. *** \"Kau lagi nulis apa tho Nang?\" tanya Azzam padaNanang. Keduanya duduk di ruang tamu. Azzam menyandar-kan punggungnya. Ia tampak kelelahan. \"Anu Kang lagi iseng-iseng bikin cerpen.\" \"Iseng?\" \"Iya Kang. \" \"Jangan isenglah Nang. Kalo bikin cerpen mbok ya yangserius. Menulis ya yang serius. Kalau iseng itu percuma!Komputernya bukan milik sendiri, listrik juga mbayar, waktuhabis, lha kok masih iseng!\" 152 Ilyas Mak’s eBooks Collection

Ketika Cinta Bertasbih Buku I \"Maksudnya la tihan Kang. Latihan bikin cerpen. Bukaniseng!\" \"Ya gitu lho. Kapan kita maju kalau kita menggunakanwaktu kita untuk iseng terus. Ya tho Nang? O ya Nang, koksepi anak-anak pada ke mana?\" \"Fadhil sama Ali lagi main bola. Keduanya sedangbertanding sekarang,\" jawab Nanang. \"Di Nadi Kahrubai?\" \"Ya tidaklah Kang. Ini perta ndingan serius. Tim KMA 47dan Tim KEMASS. 48 Fadhil membela KMA dan, Ali membelaKEMASS. Mereka bertanding di Nadi Syabab.\" \"O kok mereka nggak bilang-bilang ya mau tanding.\" \"Iya lha aku aja ngertinya ya tadi ketika si Mahmud,kiper KMA datang menjemput Fadhil. Mereka nggak bilang-bilang ke kita . Katanya sih biar kita tidak bingung bela siapa.\" \"Ya udah, kita nggak usah membela siapa-siapa saja.\" \"Terus Hafez sama Nasir ke mana?\" \"Hafez tadi pamit mau ke Ka tamea. Ke rumah Salman,temannya satu almamater. Kalau Nasir ya seperti biasa Kang,nganter tiket. Katanya sih ke Abdur Rasul. Ada mahasiswiIndonesia yang akan pulang. Kang itu di kulkas ada tamarhindi.\" \"Wah kebetula n. Lagi haus nih.\" Azzam bergegas ke dapur. Membuka kulkas. Mengambilbotol air mineral yang berisi tamar hindi lalu menuang-kannya ke gelas. Ia kembali ke ruang tamu dan minum denganpenuh kenikmatan.47 KMA, Keluarga Mahastswa Aceh48 KEMASS, Keluarga Mahasiswa Sumatera Selat an. 153 Ilyas Mak’s eBooks Collection

Habiburrahman El Shirazy \"Yang beli kamu Nang?\" \"Bukan saya Kang, tapi Ali. Tadi sebelum berangkat keNadi Syabab. Ia beli dua botol. Yang satu ia bawa, yang satuuntuk kita katanya. Kang, aku ngelanjutin nulis lagi ya?\" \"Ya. Tapi jangan pake earphone. Nanti kamu nggakdengar azan. Sebentar lagi Maghrib!\" \"Iya Kang. \" Nanang beranjak menuju komputer yang ditinggalkan-nya. Sementara Azzam masuk ke kamamya. Ia menggantibajunya dengan kaos, dan celana panjangnya dengan sarung.Lalu rebahan di atas kasur. Ia ingin mengendurkan otot-ototnya barang beberapa menit. Sebab sore ini juga ia haruslangsung menggarap kedelainya untuk mulai diproses menjaditempe. Lalu nanti malam setelah shalat Isya ia harus mulaimeng-garap daging sapinya untuk dijadikan bakso. Dalam kondisi seletih apapun, ia harus tetap sabar dantegar melakukan itu semua. Jika tidak, ia takkan hidup layak,juga adik-adiknya di Indonesia. Namun karena sudah biasa, itusemua sudah tak lagi menjadi sesuatu yang berat baginya. Dan yang paling penting bagi dirinya, dengan kerja kerasyang sudah biasa ia lakukan, ia sama sekali tak khawatir akanmasa depannya. Ia merasa bersyukur dengan apa yang dikaru-niakan Allah kepadanya saat ini. Ia berani menatap mantapmasa depannya. Ia tidak merasa cemas? Apa yang perludicemaskan oleh seorang manusia yang diberi pikiran sehat,anggota badan yang genap, dan mengimani adanya AllahYang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang? Selain pada Pak Ali, selama ini ia tak pernah mence-ritakan kepada siapa pun mengenai beban-beban hidup-nya.Juga jalan terjal yang harus dilaluinya. Beberapa orang hanyatahu ia adalah jenis mahasiswa yang lebih mementingkan 154 Ilyas Mak’s eBooks Collection

Ketika Cinta Bertasbih Buku Ibisnis tempe dan baksonya daripada kuliah. Ia sama sekalibukan mahasiswa yang diperhi-tungkan dalam kancah duniakajian dan intelektual. Nama aslinya bahkan sedikit yang tahu. Kalau memangada yang tahu, biasanya adalah orang-orang seang-katannya.Sementara mereka yang satu angkatan dengannya telah ba-nyak yang menyelesaikan studi S.1 nya. Bahkan telah banyakyang pulang ke Tanah Air. Tinggal beberapa orang yangtersisa dari mereka, karena mereka melanjutkan S.2. Yangmasih S.1 hanya dirinya. Beberapa mahasiswa baru yang mengenalnya, lebih ba-nyak mengenalnya sebagai mahasiswa kawakan yang belumjuga lulus S.1. Padahal ia sudah sembilan tahun di Mesir. Iasama sekali tidak mempedulikan hal itu. Baginya, yang pen-ting ia telah melakukan hal yang benar. Benar untuk dirinya,ibunya, adik-adiknya dan agamanya. Ia teringat sebuahnasihat dari seorang Syaikh Muda, ketika ia shalat Jumat diMasjid Ar Rahmah Masakin Utsman. Syaikh Muda itu dalamkhutbah-nya menguraikan tentang pentingnya banyak kerjasedikit bicara. \"Kenapa Allah mengaruniakan kepada kita dua tangan,dua kaki, dua mata, dua telinga, jutaan syaraf otak, tapi hanyamengaruniakan kepada kita satu mulut saja? Jawabnya, karenaAllah menginginkan agar kita lebih banyak bekerja, lebihbanyak beramal nyata daripada bicara. Maka ada ungkapan,man katsura kalamuhu katsura khatauhu. Siapa yang banyak bica-ranya maka banya dosanya! Dan karenanya Rasulullah Saw.Menasihati kita semua, \"Siapa yang beriman kepada Allah danhari akhir hendaklah berkata yang baik atau diam saja!' Umat danbangsa yang besar adalah umat dan bangsa yang lebih banyakkerjanya daripada bicaranya. Orang orang besar sepanjangsejarah adalah mereka yang lebih banyak bekerja daripadabicara!\" kata Syaikh Muda itu. 155 Ilyas Mak’s eBooks Collection

Habiburrahman El Shirazy Lalu sebelum mengakhiri khutbah pertamanya, SyaikhMuda itu menyitir nasihat James Allen, \"Jangan biarkan oranglain lebik tahu banyak tentang dirimu. Bekerjalah dengan senanghati dan dengan ketenangan jiwa, yang membuat kamu menyadari,bahwa muatan pikiran yang benar dan usaha yang benar akanmendatangkan hasil yang benar!\" Ia merasa yang benar baginya adalah tidak banyak bicara.Banyak kerja. Dan orang tidak perlu tahu kenapa ia tidak jugalulus. Kenapa ia nyaris tidak pernah hadir dalam segala hirukpikuk kegiatan ilmiah mahasiswa Indonesia di Cairo. Kecualibeberapa saja. Hidupnya di Cairo lebih banyak berkutat dirumah, masjid, pasar, rumah para pelanggan tempenya, danrumah-rumah bapak-bapak KBRI yang memesan baksonya.Kampus Al-Azhar sendiri jarang ia datangi apalagi perpusta -kaan. Baginya, kampus utamanya justru masjid. KhutbahJumat, ceramah beberapa menit dari imam masjid setelahshalat, halaqah membaca Al-Quran setelah shalat Subuh adalahtempat utamanya menimba ilmu. Ia menganggap itulah yangterbaik untuk doaya. Dan berulangkali ia mengatakan padadirinya sendiri, jangan pernah engkau merasa tersiksa denganapa yang engkau anggap baik untuk dirimu! Ia tidak meng-ingkari bahwa ia sebenarnya sangat ingin bergerak dan berdi-namika normalnya mahasiswa. Namun kondisi orang berbeda-beda. Sudah seperempat jam ia rebahan sambil memejamkanmata. Otot-otot tubuhnya lebih terasa lebih fresh dan sega r.Lima menit lagi azan Maghrib berkumandang. Ia cepat cepatbangkit. Menyambar handuk dan ke kamar mandi. Begitu iamasuk kamar mandi dan memutar kran air panas, sayu-sayupia mendengar suara heboh Fadhil dan Ali. 156 Ilyas Mak’s eBooks Collection

Ketika Cinta Bertasbih Buku I \"Mereka sudah pulang. Semoga tidak ada yang kalah.Semua menang!\" desisnya dalam hati sambil menambah kuataliran air dingin. Setelah ia merasa ukuran panas-dinginnyaair pas, ia mandi dengan shower. Sentuhan air yang menerpatubuhnya itu ia rasakan begitu nikmat. Begitu meremajakansyaraf-syaraf dan otot-ototnya. Ketika sedang asyiknya mandi,pintu kamar mandi digedor keras, \"KangAzzam ada telpon!\" Itu suara Ali langsung mejawab dengan suara keras. \"Sedang mandi! \" \"Disudahi dulu saja Kang! Ini penting.\" \"Disudahi gimana, ini lagi pakai shampo!\" \"Ini dari Eliana Kang, putrinya Pak Dubes! Katanyapenting! \" \"Mau putrinya Dubes, mau putrinya Presiden, suruhtelpon lagi habis Maghrib. Titik!\" \"Baik Kang.\" *** Matahari perlahan masuk ke peraduannya. Lampu lampudi sepanjang Kornes Nil mulai menyala. Azan berku-mandangbersahut-sahutan. Furqan keluar dari kamar hotelnya. Iabergegas ke masjid. Di dalam lift ia kembali bertemu denganmahasiswa dari Jepang. Mahasiswa Jepang itu mengangguk, iapun mengangguk. Ia sampai di masjid tepat sesaat sebelumiqamat dikumandangkan. Kali ini, ia shalat diimami oleh imam yang agaknya me-nganut mazhab Imam Malik. Sebab sang imam setelah takbirtidak meletakkan kedua tangganya di dada, tapi meluruskan 157 Ilyas Mak’s eBooks Collection

Habiburrahman El Shirazytangannya seperti posisi tentara yang sedang siap dalambarisannya. Bacaan Al-Quran imam setengah baya itu sung-guh indah. Ia larut dan tersentuh. Usai shalat ia kembali ke hotel. Langsung masuk kamar.Membaca Al-Quran beberapa halaman, lalu kembali membacatesisnya. Ia kembali membaca baris demi baris. Sesekali iaberhenti memprediksi pertanyaan para penguji yang kira-kiraakan disampaikan kepadanya. Lalu ia mempersiapkan jawabanyang ia anggap tepat. Tiba-tiba telepon berdering membuyar-kan konsentrasinya. \"Ya siapa ini?\" \"Ini Sara, Tuan Furqan. Mengingatkan aja. Anda tidaklupa dengan undangan saya bukan? Pukul 19.30 di Abu SakrRestaurant.\" \"Saya tidak lupa. Tapi saya kelihatannya tidak bisadatang\" \"Saya sangat berharap Tuan datang.\" \"Kalau tidak datang semoga Nona tidak kecewa. \" \"Justru saya kuatir, jika Anda tidak datang, Anda me-nyesal. Undangan ini mungkin hanya sekali Anda dapat-kandalam hidup Anda\" \"Terima kasih, saya merasa tersanjung.\" \"Saya merasa lebih tersanjung jika Anda berkenan da-tang. O ya, Anda kenal Prof. Dr. Sa'duddin Zifzat?\" \"Ya saya kenal. Dia seorang sejarawan dan penulisterkenal.\" \"Dia ayah saya.\" \"Benarkah?\" \"Iya tentu saja. Dia akan datang bersama saya.\" 158 Ilyas Mak’s eBooks Collection

Ketika Cinta Bertasbih Buku I \"Sekali lagi, maafkan jika nanti saya tidak bisa datang.\" \"Pikirkanlah, saya berharap Anda datang.Terima kasih. \" Klik. Telpon itu diputus. Furqan sedikit bingung antara menyelesaikan persiapan-nya membaca ulang tesisya, ata u memenuhi undangan Sara.Undangan makan malam gadis Mesir sesungguhnya sangatmenarik. Apalagi ia sediri terbayang gadis itu juga memilikipesona yang sangat menarik. Astaghfirullah. Ia beristighfar ketika kelebatan wajah Sara yang menarikhadir di pikirannya. Dari penjelasan Sara bahwa prof.Sa'duddin Zifzaf, penulis Mesir terkenal yang juga staf ahliMenteri Pendidikan itu adalah ayahnya, sungguh mengusikhatinya. Apakah benar? Yang lebih mengusiknya, kenapagadis Mesir itu mengundangnya? Dan kenapa sedemikiangencar menelponnya? Apakah benar gadis itu benar-benartahu banyak tentang dirinya? Ataukah hanya basa-basi bela -ka? Ha tinya terus bertanya- tanya. 159 Ilyas Mak’s eBooks Collection

11 REZEKI SILATURRAHMI Usai shalat Mahgrib,Azzam langsung dapur memasak airdi panci besar untuk menggarap kacang kedelainya. Sambilmenunggu air memanas, ia membaca Al Ma’tsurat lalu tilawah.Lima belas menit kemudian ia yakin air telah sangat panas.Tidak harus mendidih. Ia turunkan air itu dari kompor gas. Iamembuka karung kedelainya. Menakarnya dan langsung me-rendamnya dengan air panas itu. Itulah proses paling awaldalam menggarap kedelai menjadi tempe. Kira-kira lima menit ia merendam kedelai itu. Kemudiania memisahkan kotoran-kotoran yang menyertai kedelai. Bia-sanya kotoran itu mengapung. Ia ciduk kotoran itu, lalu ia

Ketika Cinta Bertasbih Buku Ibuang. Setelah itu ia memisahkan kedelai dari air panas itu.Air itu ia bersihkan. Lalu kedelai ia masukkan kembali kedalam air itu. Ia letakkan di pojol dapur. Kedelai itu harus direndam satu malam. Besok pagi, kira-kira jam tujuh ia akan kembali menggarap kedelai itu denganmengulesinya di kamar mandi. Diulesi agar kacang kedelainyapecah. Paling mudah adalah dengan menginjak-injaknya. Laluia cuci sampai bersih. Tapi kulit arinya tidak boleh hilang.Kemudian ia rebus. Kalau sudah matang ia tiriskan sampaidingin. Setelah dingin diberi ragi. Lalu ia bungkus dan ialetakkan di rak khusus yang telah ia buat di dalam kamarnya.Dua hari berikutnya barulah jadi tempe. Sebenarnya, tanpa direbus, kedelai yang telah diulesihingga pecah itu bisa langsung diberi ragi dan dua harikemudian bisa jadi tempe. Sehingga bisa mengirit mi-nyaktanah. Namun hasilnya masih kalah dengan yang direbus dulu. Tempe Azzam diakui oleh para pelanggannya dan jugaoleh ibu-ibu KBRI sebagai tempe yang sangat gurih dan lezat.Ia memang serius dalam membuat tempe. Ia masih ingat,bahwa ia bisa membuat tempe juga karena tidak sengaja. Saatmasih di pesantren dulu ia punya teman, namanya Handono.Ia sangat akrab dengan Handono. Ketika liburan panjang iadiajak Handono berlibur di rumahnya yang terletak di sebuahkampung di pinggir Kota Salatiga. Kampung itu namanyaCandiwesi. Dikenal sebagai salah satu kampung yang pendu-duknya banyak berprofesi sebagai produsen tempe. Selamaberlibur di rumah Handono itulah, secara tidak sengaja iabelajar membuat tempe sampai taraf mahir. Kebetulan ayah Handono memang dikenal sebagai jura-gan tempe terbesar di Candiwesi. Setiap hari produksinya tigakwintal kedelai. Memiliki pekerja tetap sebanyak se-puluhorang. Berawal dari ikut-ikutan membantu, ia akhirnya ter- 161 Ilyas Mak’s eBooks Collection

Habiburrahman El Shirazytarik belajar dengan langsung praktik dari A sampai Z. Ten-tang takaran kedelainya. Takaran raginya. Cara membungkusyang ideal dan lain sebagainya. Satu bulan penuh ia ikutmagang membuat tempe. Dan sejak saat itu ia sudah bisamembuat tempe sendiri. Bahkan ia sering mencobanya dirumah, dan ia minta ibunya menggoreng dan mencicipinya. \"Wah, tempemu enak sekali Zam, \" puji ibunya. Itulah rezeki silaturrahmi. Dengan bersilaturrahmi ke-tempat Handono, ia jadi tambah ilmu. Ilmu membuat tempe.Ia sama sekali tidak pernah mengira, ilmu mem-buat tempe itukemudian hari akan sangat berguna bagi-nya, saat ia harusmempertahankan hidupnya di Mesir. Sangat berguna saat iaharus mandiri, tidak hanya untuk menghidupi diri sendiri, tapijuga adik-adiknya di Indo-nesia. Ia merasakan benar bahwa rezeki yang didatangkan olehAllah dari silaturrahmi sangat dasyat. Ia bisa sampai be-lajardi Al Azhar University juga bermula dari silatur-rahmi. Saat itu, menjelang evaluasi belajar tahap akhir nasional,teman satu kamarnya di pesantren sakit. Namanya Wasis.Rumahnya di daerah Bantul. Ia mengantarnya pulang. Setelahdibawa ke dokter ternyata Wasis sakit thypus serius. Jadi harusdirawat di rumah sakit. Ia sem-pat menemani satu hari dirumah sakit. Saat menemani di rumah sakit itulah ia berbincang bin-cang secara tidak sengaja dengan pasien satu kamar denganWasis. Pasien itu juga sakit thypus dan sudah mau dibawapulang. Dari berbincang-bincang dengan pasien itu, ia dapatinformasi adanya test untuk mendapatkan beasiswa ke AlAzhar. Pasien setengah baya yang ramah itu berkata, \"Saya pernah belajar di pesantren tempat kamu belajar.Hanya beberapa bulan saja. Bulan depan ada test penja-ringansiswa Madrasah Aliyah untuk mendapat beasiswa Al Azhar. 162 Ilyas Mak’s eBooks Collection

Ketika Cinta Bertasbih Buku IKamu ikut saja test di DEPAG Pusat. Cari informasi di sana.Nanti pada bagian pendaftaran bilang saja disuruh Pak Dhofirgitu.\" Dari info itu, ia bisa ikut test untuk mendapatkan bea-siswa kuliah di Al Azhar University. Dan diterima. Ia sampaisekarang tidak tahu Pak Dhofir itu siapa. Yang ia tahu PakDhofir yang memberi info padanya itu katanya ting-gal didaerah Kotagede Yogyakarta. Silaturrahmi jugalah yang membuat bisnis baksonya diCairo berjalan lancar. Memang ia tidak banyak muncul dikalangan mahasiswa, tapi ia sering hadir dan muncul di acarabapak-bapak dan ibu-ibu KBRI. Muncul untuk memberikanbantuan apa saja. Bahkan jika ada orang KBRI pindah rumahia sering jadi jujugan minta tolong. Karena itulah ia sangatdikenal di kalangan orang-orang KBRI. Itu sangat pentingbagi bisnis baksonya. Tanpa banyak silaturrahmi seorang pebisnis tidak akanbanyak memiliki jalan dan peluang. Benarlah anjuran Rasulul-lah Saw., agar siapa saja yang ingin dililuaskan rezekinya, hendak-lah ia melakukan silaturrahmi. 49 Selesai merendam kedelai, Azzam beranjak ke kulkas un-tuk mengeluarkan daging sapi yang baru tadi sore ia masuk-kan ke dalam freezer. Ia keluarkan agar tidak keras. Sebabsetelah shalat Isya ia harus mengolahnya jadi bola-bola bakso.Keahliannya membuat bakso yang kini ba-nyak mendatangkanrezeki baginya juga karena sila turrahmi. Jika keahliannyamembuat tempe ia dapat sejak ia masih di Indonesia, keahlian-nya membuat bakso justru ia dapat setelah berada di Mesir.49 Sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Muslim, Bab Shilaturrahmi wa TahrimiQathiiha, Juz 2, hal. 421. 163 Ilyas Mak’s eBooks Collection

Habiburrahman El Shirazy Setengah tahun berada di Mesir ia kenal baik dengan PakJayadi yang bekerja di KBRI sebagai lokal staf bagian kon-suler. Kenal baik karena sama-sama berasal dari Kartasura.Pak Jayadi lahir di daerah Ngabean Kartasura. Sementara ialahir dan tinggal di daerah Sraten, Kartasura. Ia jadi seringdiundang dan sering datang ke rumah Pak Jayadi yang dike-nal sangat baik dengan para mahasiswa. Apalagi yang berasaldari Jawa Tengah. Ia nyaris dianggap sebagai adik sendirioleh Pak Jayadi. Pak Jayadi hanya memiliki satu anak lelakiyang masih duduk di kelas empat SD. Dari Pak Jayadi dan IbuJayadilah ia bisa membuat bakso yang kemantapan rasanyasangat diakui di Cairo. Bermula sering silaturrahmi. Lalu diminta oleh Pak Jaya-di untuk ikut membantu Ibu Jayadi membuat bakso pesananKBRI untuk acara-acara resmi. Lalu coba-coba membikin sen-diri, ternyata diakui nyaris sama dengan buatan Ibu Jayadi. Iapun dikenal bisa bikin bakso. Bah-kan sempat dikenal sebagaitangan kanan Ibu Jayadi. Ketika Pak Jayadi sekeluarga pulang ke Tanah Air untukselamanya, kepercayaan para pelanggan Ibu Jayadi dan jugaKBRI jatuh kepadanya. Saat itu ia sendiri sedang sangatmemerlukan datangnya sumber rezeki untuk mempertahankanhidupnya, dan juga adik-adiknya. Jadilah ia terjun total dalambisnis membuat bakso. Azzam masih di dapur, setelah mengeluarkan daging darifreezer, ia melihat beberapa alat dapur belum dicuci. Ia ter-gerak untuk mencucinya. Ini semestinya tugas Fadhil. Karenahari ini yang bertugas masak adalah Fadhil. Namun agaknyaFadhil kelelahan habis bertanding di Nadi Syabab. Ketikasedang asyik mencuci panci yang biasa digunakan untukmenyayur, Ali muncul dan memanggilnya, 164 Ilyas Mak’s eBooks Collection

Ketika Cinta Bertasbih Buku I \"Kang Azzam, ayo ke depan. Kita makan kibdah dulu.Fadhil beli kibdah untuk ganjal perut!\" \"Wah boleh juga. Oh ya, minumnya sudah ada? Kalaubelum ada biar saya masak air sekalian.\" Tukas Azzam sambilmerampungkan cuciannya. \"Oh ya Kang belum,\" jawab Ali. Azzam mempercepat kerjaannya. Sebelum meninggalkandapur terlebih dahulu ia meletakkan panci yang berisi air diatas kompor yang menyala. Mahasiswa Indonesia di Cairomemang tidak lazim memiliki termos penyimpan air panas.Sebab mereka biasa minum teh khas Mesir. Teh itu lebih enakbila disedu dengan air yang masih mendidih. Jika tidak begitu,rasanya kurang mantap. \"Wah beli kibdah banyak sekali Dhil,\" kata Azzam sambilduduk di samping Fadhil. Nanang, dan Ali juga sudah dudukmengitari kibdah yang diletakkan begitu saja di atas karpetberalaskan koran. \"Ya Kang, ini sekaligus syukuran. Tadi saya mencetakdua gol dalam pertandingan,\" jawab mahasiswa dari Aceh itudengan wajah berseri. \"Berarti KMA menang dong?\" tanya Azzam sambilmengambil satu kibdah. \"KMA memang menang dipermainan. Kami menguasaibola. Tapi KEMASS ternyata mampu menjebol gawang kamidengan dua gol. Jadi skornya 2-2.\" \"Wah pasti seru tadi.\" \"Seru banget!\" sahut Ali, \"Apalagi dua gol KEMASS ituyang mencetak aku. Ali Mustafa El Plajuwi!\" sambung Alisambil membusungkan dada. 165 Ilyas Mak’s eBooks Collection

Habiburrahman El Shirazy \"Ali tadi memang boleh. Aku salut!\" Fadhil mengakuikehebatan Ali. \"Yang penting mana syukurannya untuk dua gol. Yangmencetak satu gol saja beli. \" \"Beres. Setelah shalat Isya nanti aku beli firakh masywi.Yang di rumah tinggal menanak nasi saja!\" jawab Ali. \"Mantap. Syukran Li!\" teriak Fadhil girang. Bagaimanatidak girang, malam itu adalah tugas dia untuk masak. Jikalauk sudah ada, hanya tinggal menanak nasi apa su-sahnya. Itusama saja dia terbebaskan dari tugasnya. Dan ia bisa beristi-rahat melepas lelah. \"Ngomong-ngomong Nasir ke mana kok belum pulang?\"tanya Azzam sebagai yang dituakan. \"Nasir tadi pamit tidak pulang. Dia ada urusan ke Tantakatanya. Hafez juga sama. Ia bilang menginap di Kata -mea\"jelas Nanang. \"O ya sudah kalau begitu.\" Kata Azzam datar. Dalam hatiia senang Hafez langsung pergi ke Katamea. Pasti anak itusedang mencari tempat yang nyaman untuk mengungsisementara waktu. Jika ia tetap tinggal satu rumah denganFadhil, akan sangat susah melupakan Cut Mala. Tiba-tiba telpon berdering. Ali yang gesit bergerak cepatmengangkat, \"Siapa?... Dari Mala?... O ya sebentar ya?\" Kata Ali. Ialalu menunjuk Fadhil. Semua yang ada di situ langsung pahamitu adalah telpon dari Cut Mala untuk Fadhil, kakaknya.Fadhil langsung bergegas menerima telpon. Azzam menarik nafas, ia tidak membayangkan jika Hafezsaat itu ada di situ dan ia yang pertama mengangkat tel-pon. 166 Ilyas Mak’s eBooks Collection

Ketika Cinta Bertasbih Buku ISeperti apa gemuruh dalam dadanya, nyala dalam hatinyamendengar suara Cut Mala. Semalam suntuk ia pasti tidakakan bisa tidur. Sementara Fadhil menerima telpon, Azzam dan yang lainmelanjutkan perbincangan mereka. \"Oh ya, katanya, tadi putrinya Pak Dubes nelpon, kokbelum nelpon lagi?\" tanya Azzam. \"Iya Kang. Tadi sudah aku bilang untuk telpon lagisetelah shalat Maghrib. Kok sampai sekarang belum nelponya,\" tukas Ali sambil beranjak ke dapur karena mendengarsuara air mendidih. \"Sampeyan sih Kang diminta menghentikan mandinyasebentar tidak mau. Jarang jarang orang dapat telpon dariputrinya Pak Dubes yang cantik lulusan EHESS Prancis itu,\"kata Nanang menyayangkan. \"Aku yakin dia takkan nelponlagi. Kayaknya Sampeyan yang seka-rang harus nelpon balikKang. Siapa tahu ini bisnis besar Kang.\" sambungnya memberisaran. Azzam diam, tidak menjawab. Fadhil meletakkan gagangtelpon, ia baru saja selesai berbicara dengan adiknya. Ba -rudiletakkan telpon kembali berdering. Fadhil langsung meng-angkatnya. \"Ya, hallo. Ini siapa ya?\" tanya Fadhil. \"Ini Eliana . Bisa bicara dengan Mas Insinyur?\" \"O bisa, sebentar Mbak Eliana ya,\" kata Fadhil datar.Fadhil lalu memanggil Azzam. Azzam segera bangkit danmenerima gagang telpon. \"Halo. Ada yang bisa saya bantu,\" kata Azzam. 167 Ilyas Mak’s eBooks Collection

Habiburrahman El Shirazy \"Ini Eliana, Mas Insinyur\" \"O Mbak Eliana, apa kabar Mbak?\" \"Baik.\" \"Pak Dubes sehat?\" \"Sehat. Alhamdulillah. \" \"Kok tumben nelpon kemari, ada apa Mbak?\" tanyaAzzam sambil melihat ke arah Nanang dan Fadhil yangdengan seksama memperhatikannya. \"Ini Mas, to the point saja ya?\" \"Ya.\" \"Begini, dua bulan lagi saya mau ulang tahun. Ulang ta-hun saya ke dua puluh empat. Saya akan merayakannya diWisma Duta. Sederhana saja. Tapi saya ingin yang mengesan-kan. Saya ingin untuk tamu undangan disuguhi masakan khasIndonesia.\" \"O bagus itu Mbak. Dua bulan lagi itu berarti kira kirapas selesai ujian Al Azhar ya Mbak.\" \"Ya. Mayoritas mahasiswa sudah selesai ujian kelihatan-nya, meskipun mungkin masih ada beberapa yang belumselesai ujian. Mas Insinyur kira-kira ada waktu nggak?\" \"Insya Allah ada Mbak.\" \"Syukurlah kalau begitu. Tapi kali ini saya tidak maubakso. Sudah sangat biasa.\" \"Mbak inginnya apa?\" \"Soto Lamongan. Mas bisa bikinin buat saya?\" \"Soto Lamongan?\" Azzam bertanya agak ragu. 168 Ilyas Mak’s eBooks Collection

Ketika Cinta Bertasbih Buku I \"Ya, Soto Lamongan. Bisa nggak? Mas Insinyur kan ter-kenal jago masak. \" \"O bisa Mbak, insya Allah bisa. Mau untuk berapa porsi?\" \"Lima ratus porsi, sanggup?\" \"Sanggup Mbak, asal harganya cocok aja.\" Azzam sudahlangsung ke hal paling penting dalam dunia bisnis \"Satu porsinya berapa Mas? Sama dengan bakso gi-mana?\" \"Wah kalau disamakan dengan bakso berat Mbak, terusterang. Kalau bakso sudah sangat biasa, bikinnya juga bagisaya sangat biasa. Ini Soto Lamongan lho Mbak. Tidak ada diCairo, dan perlu keahlian khusus.\" \"Ya sudah kalau gitu saya ikut Mas Insinyur, jadi bera-pa?\" \"Dua kali lipat bakso. Gimana? Deal?\" \"Baik. Deal. Tapi nanti jangan dipas lima ratus ya. Ya adakelebihannya beberapa porsi gitu.\" \"Beres Mbak. Terus acaranya tepatnya kapan Mbak?Tanggal berapa? Jam berapa?\" \"Tepat tanggal satu awal Juli depan. Acara tepat jamtujuh malam. Jangan lupa lho.\" \"Baik Mbak. Tapi tolong satu minggu sebelum hari H.Mbak mengingatkan ya?\" \"Ya. Salam buat teman-teman Mas Insinyur di situ ya?\" \"Ya.\" Azzam menutup gagang telpon dengan wajah berbinar.Rezeki besar ada di depan mata. Jika satu porsi bakso biasanyadihargai 3 pou nd, ini berarti untuk Soto Lamongan ia akan 169 Ilyas Mak’s eBooks Collection

Habiburrahman El Shirazydapat 6 pound satu porsinya: 6 X 500 sama dengan 3000.Dikurangi modal sekitar 400 pound. Jadi dua bulan lagi iaakan dapat keuntungan kira-kira 2600 pound. \"Bisnis baru ya Kang? Kok saya tadi dengar ada nyebut-nyebut Soto Lamongan?\" tanya Nanang. \"Iya, putrinya Pak Dubes itu mau ulang tahun mintadibikinkan Soto Lamongan.\" \"Lho memangnya Sampeyan bisa bikin Soto Lamongan?\" \"Ya belum bisa.\" \"Lho kok Sampeyan sanggupin?\" \"Lha kan ada kamu Nang. Kamu kan orang Lamongan,pasti bisa kan bikin Soto Lamongan.\" \"Waduh Kang, Sampeyan itu sungguh nekat. Aku sajayang orang Lamongan tidak bisa bikin Soto Lamongan kok.Kalau boleh saya sarankan batalin saja Kang. Daripada nantimengecewakan keluarga Pak Dubes, reputasi yang Sampeyanbangun selama ini bisa hancur lho Kang.\" \"Wah kamu itu Nang, penakut. Tak punya nyali. Inibisnis Nang. Bisnis! Nyawa bisnis itu keberanian Nang. Dalamdunia bisnis yang berhasil adalah mereka yang memahamibahwa, hanya ada perbedaan sedikit antara tantangan danpeluang, dan mereka bisa mengubahnya menjadi keuntungan.50 Aku memang belum bisa bikin Soto Lamongan, tapi akudulu sering makan Soto Lamongan. Kekhasan rasa dan bentukSoto Lamongan masih aku ingat. Yang paling penting akumerasa bisa membikin Soto Lamongan. Dan aku yakinkualitasnya, insya Allah sama dengan aslinya!\"50 Diadaptasi dengan sedikit perubahan dari perkataan Victor Kiam. 170 Ilyas Mak’s eBooks Collection

Ketika Cinta Bertasbih Buku I \"Wah Sampeyan kadang memang nekat banget Kang!\" \"Bukan nekat Nang. Ini memanfaatkan tantangan men-jadi peluang. Nekat adalah untuk mereka yang tidak tahulangkah-langkah pastinya menaklukkan tantangan. Tapi bagimereka yang tahu langkah-langkah pastinya itu berarti tidaklagi nekat, tapi mengambil peluan dengan sedikit risiko!\" \"Wah kata-kata Sampeyan kayak motivator besar sajaKang. \" \"Yang aku katakan hanyalah berangkat dari pengala-manku selama ini Nang. Aku yakin bisa. Kalau aku mera-satidak bisa pasti sudah kutolak. Kau ingat beberapa bulan yanglalu ketika Pak Atase Perdagangan minta dibuatkan GarangAsem khas Kudus. Jelas aku angkat tangan. Belum terbayangbagaimana cara membuatnya. Apalagi Garang Asem banyakkhasnya. Ada khas Kudus, khas Kartasura, khas Salatiga, khasSemarang, khas Boyolali. Saat itu aku melihat bukanlah suatutantangan yang bisa diubah jadi peluang. Lebih baik akumundur.\" \"Tapi, Soto Lamongan setahuku juga ada kerumitannyalho Kang.\" \"Aku tahu yang paling penting aku yakin bisa.\" *** \"Kau yakin bisa La?\" tanya Anna pada Laila, mahasiswiIndonesia yang dikenal menjadi agen tiket Malaysia Air Linesdan Singapore Air Lines. Laila mengikuti jejak kakaknyaNasir. Boleh dikata Laila hanyalah membantu kakaknya. Kare-na dia mahasiswi, jadi promosi di ka-langan mahasiswi bisa ia 171 Ilyas Mak’s eBooks Collection

Habiburrahman El Shirazylakukan dengan gencar. Apalagi ia juga menjadi pengurusWihdah. Bedanya Laila dengan kakaknya, Laila termasuk jajaranmahasiswi yang berprestasi. Tidak pernah tidak lulus ujian.Sering nulis di buletin dan majalah. Sedangkan Nasir, biasa-biasa saja. Aktivitasnya lebih banyak ber-bisnis di Cairo.Selain bisnis tiket pesawat, Nasir juga bisnis warnet danjualan jahe. Ya jualan jahe. Dengan cara, ia pergi umrah naikkapal. Lalu di Saudi membeli jahe yang masih segar. Jahe dariSaudi itu asalnya juga bukan dari Saudi tapi dari AsiaTenggara. Kebanyakan dari Thailand. Ia membeli langsungbeberapa kuintal. Ia bawa ke Mesir dan ia jual ke oran gorangMesir. Keuntungannya selain menutup biaya umrah, juga bisauntuk membayar sewa rumah beberapa bulan. Sebuah bisnisyang sangat menguntungkan. Laila yang ditanya tersenyum. \"Ya sangat yakinlah Mbak. Tanpa harus membawa visadari kedutaan Malaysia Mbak bisa masuk Malaysia. Nantingambil visa entri di bandara Kuala Lumpur. Kakak saya kanpernah pulang ke Tanah Air dan transit dua minggu diMalaysia. Hanya saja kalau Mbak mau transit masuk KL, adabiaya tambahan lima puluh dollar Mbak.\" Laila menjelaskanpanjang lebar. \"Untuk apa itu La?\" \"Untuk meng-open tiket KL-Jakarta. Karena mau tinggalbeberapa hari di KL, maka harus open. Itu harganya lebihmahal lima puluh dollar. Gimana Mbak?\" \"Ya baiklah La. Uangnya besok insya Allah. Kapan tiketbisa saya ambil? \" \"Dua hari setelah uang saya terima Mbak.\" \"O ya Mbak, bisa tidak Lala tanya dikit sama Mbak?\" 172 Ilyas Mak’s eBooks Collection

Ketika Cinta Bertasbih Buku I \"Apa itu La?\" \"Saya dengar Mbak dilamar sama Mas Furqan ya Mbak?\" \"Wah kalau itu tidak bisa dijelaskan via telpon La. Udahdulu ya. Ini pulsanya sudah habis banyak. Yuk, assalamu-'alaikum.\" \"O ya Mbak wa 'alaikumussalam.\" Wajah Anna merah padam. Pertanyaan Laila itu menyen-tak hatinya. Dari mana dia tahu? Ia sangat yakin di kalanganmahasiswi berita dirinya dilamar Furqan pasti mulai tersebar.Yang membuatnya marah adalah siapa yang membocorkan inisemua. Bukankah yang tahu masalah ini selain dirinya, seha-rusnya hanya tiga orang, yaitu Furqan, Ustadz Mujab danisterinya, Mbak Zulfa. Ada kejengkelan dan rasa marah yangmemercik dalam dadanya. Tapi ia bingung kepada siapa harusmarah. Untuk meredam amarahnya ia mengambil air wudhu. Setelah itu ia ke ruang tamu di mana Erna dan Zahrazasedang asyik membaca koran Al Ahram. \"Mbak kita jadi ke Palace?\" tanya Erna begitu Annaduduk di sampingnya. Anna melihat jam dinding, lalu menjawab, \"Sekarang, sudah jam tujuh lebih lima, tapi Wan Ainadan Sholihati belum pulang. Apa tidak terlalu malam jika kitakeluar setelah mereka pulang?\" \"Iya, terlalu malam. Nanti dilihat orang tidak baik.\"Sahut Zahraza sambil tetap membaca. \"Atau tidak usah ke Palace saja Mbak. Nanti kalaumereka pulang kontak Babay saja. Pesan makanan mintadiantar ke sini.\" Erna memberi usul. 173 Ilyas Mak’s eBooks Collection

Habiburrahman El Shirazy \"Yah, nanti kalau mereka pulang kita musyawarah. Enak-nya bagaimana. Yang jelas malam ini insya Allah tetap syu-kuran seperti yang saya janjikan.\" Jawab Anna lirih. PikiranAnna sedang tidak pada acara syukuran dengan makan-makanyang ia rencanakan, tapi pada berita dirinya telah dilamarFurqan yang telah diketahui oleh orang-orang yang semes-tinya tidak mengetahuinya. \"Eh ini ada berita menarik di Ahram!\" kata Zahrazasetengah berteriak. \"Apa itu!?\" tanya Erna. \"Di sini disebutkan ada mahasiswa Indonesia yang ting-gal di Ighatsah Islamiyyah Hay El Thamin dirampok sese-orang yang mengaku sebagai anggota mabahits. 51 Mahasiswaini menderita kerugian lebih dari seribu dollar. Kemungkinanbesar perampok itu memakai cara-cara hipnotis!\" jelasZahraza. Spontan Anna berkata, \"Berarti kita harus hati-hati. Jangan pergi-pergi sendi-rian! Ternyata di atas muka bumi ini masih banyak penjahatberkeliaran!\"51 Badanintelijen. 174 Ilyas Mak’s eBooks Collection

12 RUMUS KEBERHASILAN Furqan baru saja pulang dari masjid ketika hand phone-nya berdering. Ia lihat di layar. Panggilan dari Indonesia. Ibu-nya. \"Ini ibu Nak.\" \"Ya ada apa Bu?\" \"Mungkin ayah dan ibu tidak bisa ke Cairo.\" \"Kenapa Bu? Apa Ibu tidak ingin melihat sidang masterFurqan yang seumur hidup cuma sekali?\"

Habiburrahman El Shirazy \"Sebenarnya ayah dan ibu sangat ingin. Tapi ini kakak-mu sedang di rumah sakit.\" \"Ada apa dengan kakak Bu?\" \"Kakakmu pendarahan serius. Padahal usia kandungan-nya baru lima bulan. Ia perlu ibu di sampingnya. Sebab suami-nya sedang ditugaskan di Aceh. Ia tidak bisa cuti untuk me-nunggui isterinya.\" \"Kalau ibu tidak bisa, apa ayah tidak bisa ke Cairosendiri?\" \"Ayahmu tidak mau pergi sendirian tanpa ibu. Sudahlahkami yang di Indonesia mendoakanmu, semoga kau lulussidang dengan hasil terbaik. Direkam saja pakai handycam, biarnanti ibu dan ayah bisa melihat.\" \"Iya Bu, baik. Semoga kakak dan janinnya selamat.\" \"Amin.\" Ada rasa kecewa yang menyusup ke dalam hatinya. Iaingin sekali, sidang munaqasah tesis masternya dihadiri keduaorangtuanya. Ia telah menyiapkan semuanya. Termasuk pergike Alexandria bersama ayah dan ibunya usai sidang. Tapibenarlah kata orang bijak, manusia boleh merancang danmerencanakan, namun Tuhanlah yang menentukan. Ia mengambil nafas panjang. Meskipun kecewa ia tidakingin rasa kecewanya mempengaruhi konsentrasinya menyiap-kan diri menghadapi pertarungan dalam sidang tesisnya.Sudah setengah dari isi tesisnya yang ia baca. Ia merasa perluistirahat. Perutnya juga terasa lapar. Ia melihat jam tangan-nya. Tujuh seperempat. Ia teringat undangan makan malamSara. Tapi ia ragu. Ia belum kenal siapa itu Sara. Ia jugamerasa undangan itu tidak-lah penting. Meskipun Sara adalahputri Prof. Dr. Sa'duddin. Ia tak mau kehilangan fokus. Ia takmau ke-hilangan konsentrasi. Ia teringat pesan guru bahasa 176 Ilyas Mak’s eBooks Collection

Ketika Cinta Bertasbih Buku IInggrisnya saat di Pesantren Modern dulu. Pesan yang mem -buatnya sangat terinspirasi dan tergugah: The formula for succes is simp le: practice and concentrationthen more practice and more concentration. (Rumus keberhasilanadalah simpel saja, yaitu praktik dan konsentrasi kemudianmeningkatkan praktik dan meningkatkan konsentrasi). Undangan Sara ia anggap sebagai hal yang akan merusakkonsentrasinya. Dan itu berarti hal yang akan merusak keber-hasilannya. Maka ia putuskan untuk mengabai-kannya samasekali. Ia memilih untuk makan malam sendiri di restauranthotel. Lalu kembali ke kamar untuk rileks melihat Nile TVsebentar, lalu tidur. Ia jadwalkan jam tiga bangun. Ia turun ke restaurant. Memilih meja yang masih kosongdi dekat jendela kaca yang menghadap ke sungai Nil. Pano-rama malam sungai Nil begitu indah. Suasananya begituromantis. Entah kenapa ia tiba-tiba teringat lamarannya padaAnna Althafunnisa. Wajah Anna berkelebat di depan mata -nya. Wajah yang luar biasa daya pesonanya. Ia merasa didunia ini tidak ada gadis yang seperti Anna. Ia sangat yakinlamarannya akan sangat dipertimbangkan oleh Anna. Iabahkan yakin lamarannya diterirna. \"Ia sudah tahu reputasi dan sepak terjangku selama ini\"gumamnya. Ia merasa akan sangat berbahagia jika suatu saat nantibisa makan berdua di tempat yang begitu romantis dan indahbersama Anna. Anna yang telah ia sunting menjadi isterinya.Ia merasa keindahan tempat itu masih kurang tanpa adanyaAnna. Ia geleng-geleng kepala sendiri. \"Ini sudah dosa. Astaghfirullah. Saya tidak boleh memba-yangkan yang tidak-tidak,\" gumamnya dalam hati. Sementaramatanya masih asyik melihat panorama sungai Nil dengan 177 Ilyas Mak’s eBooks Collection

Habiburrahman El Shirazylampu-lampu yang berjajar di tepinya. Indah seperti taburanmutiara. \"Boleh saya duduk di sini?\" Suara itu mengejutkan la-munannya. Ia terhenyak sesaat. Yang berbicara dengan bahasaIndonesia itu adalah turis Jepang yang sudah dua kali ia temui.Rambutnya gondrong, berkaca mata minus agak tebal. \"O boleh. Silakan.\" jawabnya agak gugup. \"Terima kasih.\" \"Anda bisa berbahasa Indonesia?\" tanyanya dengan nadaheran. \"Saat di SMA dulu saya pemah ikut program pertukaranpelajar. Dan saya ditempatkan di Indonesia selama satu ta -hun.\" \"Di mana?\" \"Di Yogyakarta.\" \"O pantas. Anda juga bisa berbahasa Arab.\" \"Bisa juga.\" \"Wah boleh juga. Berapa lama Anda belajar bahasaArab?\" \"Satu tahun. Saya belajar bahasa Arab di UniversitasAleppo, Suriah.\" Furqan mengangguk-anggukkan kepala. Dalam hati iakagum dengan orang Jepang di hadapannya. Bahasa Indone-sianya bagus. Ia yakin bahasa Arabnya bagus. Bahasa Inggris-nya sangat lancar. Sebab saat berkenalan di lift orang Jepangitu menggunakan bahasa Inggris. \"KaIau boleh tahu, dalam rangka apa Anda berada diCairo ini?\" tanya Furqan. 178 Ilyas Mak’s eBooks Collection

Ketika Cinta Bertasbih Buku I \"Emm pertama memang untuk jalan jalan. Saya sudah keLuxor, Sant Caterine, dan Alexandria. Kedua saya sedangmengadakan penelitian sejarah.\" \"Penelitian apa kalau saya boleh tahu.\" \"Saya sedang meneliti cara beribadahnya orang orangMesir kuno yang menyembah matahari. Apa persamaan danperbedaannya dengan orang-orang Jepang yang juga mende-wakan matahari. Apa ada interaksi antara Mesir kuno danJepang kuno? Apakah dewa matahari yang disembah orangMesir dan orang Jepang memiliki sifat-sifat dan deskripsiyang sama. Di samping itu saya juga menemani adik saya.\" \"Yang bersamamu itu.\" \"Iya. Namanya Fujita Kotsuhiko. Anda masih ingat namasaya?\" \"Masih, nama Anda Eiji Kotsuhiko kan?\" \"Ya. Ingatan Anda kuat. Anda berbakat jadi intelektualdan ilmuwan besar.\" \"Terima kasih.\" \"Adik saya sedang tertarik pada Islam.\" \"Tertarik pada Islam?\" \"Ya. Itu setelah dia membaca buku-bukunya MaryamJamela dalam bahasa Inggris. Kebetulan ia kuliah di FakultasSastra, Jurusan Sastra Inggris. Kalau saya Jurusan Sejarah.Kami sama-sama di Kyoto University. Ia ingin lebih tahu ten-tang Islam. Apakah Anda bisa membantu mempertemukan diadengan orang yang tepat?\" \"Bisa-bisa. O ya. Anda mau makan?\" \"Wah iya. Karena asyik ngobrol sampai lupa makan.Ayo.\" 179 Ilyas Mak’s eBooks Collection

Habiburrahman El Shirazy Keduanya lalu bangkit dan mengambil makan. OrangJepang itu memilih spagheti. Sedangkan Furqan memilih nasidaging khas Yaman dengan lalap gargir dan buah Zaitun.Minumnya ia pilih syai bil halib 52 hangat. Keduanya kembalike tempat semula. \"Waktu di Jogja saya paling suka makan Cap Jay rebus,\"kata Eiji. \"O ya.\" \"Menurutku Cap Jay rebus termasuk makanan palingenak di dunia.\" \"O ya.\" \"Waktu di Jogja dulu saya punya langganan Cap Jay didaerah Sapen. Belakang IAIN Suka. Cap Jay Mbah Gi-man.Rasanya mantap.\" \"Wah jadi pengin ke Jogja.\" \"Tapi mungkin kau takkan merasakan Cap Jay MbahGiman.\" \"Kenapa?\" \"Empat bulan yang lalu saya ke Jogja dan Mbah Gimantelah tiada. Yang menggantikan Mbah Giman putri bungsu-nya. Namanya Minarti. Hasil masakannya tak bisa menyamaiMbah Giman. Enak sih, tapi tetap saja tidak seenak buatanMbah Giman.\" | \"Kelihatannya Anda tahu banyak tentang Jogja ya.\"52 Teh susu. 180 Ilyas Mak’s eBooks Collection

Ketika Cinta Bertasbih Buku I \"Jogja telah jadi kota kedua bagi saya setelah Kyoto. Sayalahir dan besar di Kyoto. Dan saya sangat terkesan denganJogja.\" Keduanya terus berbincang sambil makan. \"Adikmu tidak makan?\" \"Sebentar lagi dia datang. Dia masih asyik nonton filmLion of Desert di kamarnya.\" \"Film perjuangan rakyat Libya?\" \"Ya. Kami dapatkan di Attaba tadi pagi.\" \"Sebentar saya ambil buah Zaitun lagi.\" \"O ya silakan.\" Furqan beranjak mengambil buah Zaitun hijau. Ketika iakembali, Fujita telah duduk di samping kakaknya. \"Fujita, ini Furqan mahasiswa Indonesia yang sedang be-lajar di Cairo University, yang berjumpa dengan kita di lift tadisiang. Masih ingat?\" kata Eiji dalam bahasa Inggris. \"Tentu,\" jawab Fujita sambil mengangguk pada Furqan.\"Saya sering dapat cerita tentang Indonesia dari kakak sayaini. Tapi saya belum pernah pergi ke sana,\" sambung Fujitasambil menatap Furqan. \"O ya,\" jawab Furqan sambil menatap Fujita sesaat. Matakeduanya bertemu. Furqan dengan reflek menundukkan pan-dangannya ke beberapa butir buah Zaitun yang ada di piring-nya. Ia harus mengakui adik Eiji itu layak jadi model. Saat dilift ia sama sekali tidak mem-perhatikannya. Wajah Fujitamengingatkannya pada bintang film Mandarin, RosamundKwan. Tapi jauh lebih segar Fujita. Ia merasa tidak boleh berlama-lama berbincang bincangdengan dua Jepang kakak beradik itu. Ia bisa menakar iman- 181 Ilyas Mak’s eBooks Collection

Habiburrahman El Shirazynya. Imannya tidak akan kuat berhadapan dengan gadis secan-tik Fujita. Ia makan dengan lebih cepat. Sesaat lamanyakeheningan tercipta. Tiba tiba Fujita membuka suara, \"Dari kartu nama Anda yang Anda berikan kepada Eijisaya tahu Anda kuliah di jurusan sejarah. Jurusan yang samadengan Eiji. Kalau boleh tahu, menurut Anda apa sih istime-wanya mempelajari sejarah?Apakah mempelajari sejarah tidakhanya membuang-buang waktu, sebab membuat orang terpa-ku pada masa lalu. Masa yang memang sudah hilang dan takperlu dibicarakan? Apa tidak lebih baik mempelajari kemung-kinan-kemungkinan untuk eksis di masa yang akan datang?\" \"Itu lagi yang kau diskusikan. Bukankah sudah sering akujelaskan Fujita?\" potong Eiji. \"Iya. Aku sudah mendengar panjang lebar jawabanmu.Tapi menurutku terlalu teoretis. Aku belum puas. Siapa tahumahasiswa Cairo University dari Indonesia ini punya jawabanlain yang lebih simpel dan membumi,\" debat Fujita. Furqan memasukkan sendok terakhir ke mulutnya danmengunyahnya dengan tenang. Dua Jepang kakak beradik itumenunggu apa yang akan diucapkan Furqan. \"Sejarahlah yang memberitahu kepada kita siapa sebenar-nya kedua orang tua kita. Siapa nama kakek nenek kita.Sejarah jugalah yang memberitahu kepada kita tempat dantanggal lahir kita. Sejarah juga yang akan memberitahukankepada generasi mendatang bahwa mereka ada sebab kitalebih dulu ada. Jika mereka maju, maka sejarah yang akanmemberitahukan kepada mereka bahwa kemajuan yang mere-ka capai tidak lepas dari keringat kita dan orang-orang yanglebih dulu ada. Orang yang tidak memperhatikan sejarah masalalu sangat memungkinkan jatuh ke dalam lubang yang samadua kali, bahkan mungkin berkali-kali. Dan itu sungguh suatu 182 Ilyas Mak’s eBooks Collection

Ketika Cinta Bertasbih Buku Ikecelakaan yang pasti sangat menggelikan. Kira-kira itulahjawaban sederhana atas pertanyaan Anda, Nona Fujita.\" \"Eemm. Sederhana penjelasannya, tidak teoretis, tapi da-lam muatannya. Terima kasih,\" tukas Pujita seraya memang-gut-manggutkan kepalanya. Furqan melihat jam tangannya, ia harus kembali kekamarnya. \"Maafkan saya. Saya harus kembali ke kamar. Saya adapekerjaan yang harus saya selesaikan,\" kata Furqan undurdiri. \"Wah, sayang, sebenarnya masih ada banyak hal yangingin saya tanyakan. Bolehkan lain kali saya meng-hubungiAnda?\" tanggap Fujita. \"O. tentu, boleh saja. Nama dan alamat saya di Mesir dandi Indonesia ada di kartu nama yang telah saya berikan kepadakalian.\" \"Baik, terima kasih atas waktunya,\" kata Fujita. \"Dua bulan lagi saya ada rencana ke Bandung dan Jogia.Semoga saat itu kau ada di Indonesia,\" sambung Eiji sambiltersenyum. \"Semoga. Yang penting kalau kalian sedang berkunjungdi Indonesia hubungi saya. Kalau kebetulan saya ada di Indo-nesia kalian bisa saya ajak jalan jalan di Jakarta dan sekitar-nya. Baik saya naik dulu. Mari.\" \"Mari!\" Sahut Fujita dan Eiji hampir berbarengan. Furqan bergegas naik. Sampai di kamar ia langsungmerebahkan tubuhnya di kasur. Keinginannya menonton NileTV telah hilang. Ia meniatkan diri untuk bangun jam empat. 183 Ilyas Mak’s eBooks Collection

Habiburrahman El ShirazyKetika hendak memejamkan mata, telpon kamarnya berdering.Dengan sangat malas ia angkat, \"Siapa ya?\" \"Sara.\" \"O Nona Sara. Maaf saya tidak bisa menghadiri un-dangan Nona.\" \"Saya sangat kecewa! Dan saya yakin suatu saat nantiAnda akan sangat menyesal!\" Dan klik. Telpon itu diputus. Ada nada kemarahan yangsangat dalam pada kalimat yang didengar Furqan. Furqanhanya menarik nafas panjang lalu kembali merebahkan badan.Sebelum memejamkan mata, bayang-an wajah Sara hadirsesaat lalu disapu hadirnya wajah Fujita yang sangat keti-muran. Ia teringat lamarannya pada Anna, segera ia mengu-capkan istighfar. Lalu ter-tidur dengan bibir melepas zikir. *** Azzam masih kerja di dapur. Sementara teman temannyasatu rumah sudah pulas. Nasir belum pulang. Masih ada satupanci adonan bakso yang harus ia selesaikan. Tangan kirinyabelepotan adonan. Ia ambil adonan. Ia pencet. Adonan itupunkeluar dari sela ibu jari dan telunjuk-nya. Langsung berbentukbulat. Denga sendok yang ia pegang dengan tangan kanan iaambil adonan itu dan langsung ia masukkan ke dalam airpanas yang telah mendidih. Begitulah cara membuat bola bakso yang benar. Me-mencet adonan harus dengan tangan kiri. Menyen doknyadengan tangan kanan. Kalau dibalik hasilnya tidak sepertiyang diharapkan. Itu ilmu sederhana, namun sangat pentingbagi pembuat bakso. Ilmu yang mungkin tidak ditulis dalambuku-buku resep memasak, apalagi dalam buku-buku ilmiah. 184 Ilyas Mak’s eBooks Collection

Ketika Cinta Bertasbih Buku I Azzam terus membuat bola demi bola dan memasukkan-nya ke dalam air panas. Kepalanya sudah terasa panas. Mata -nya telah merah. Tubuhnya telah minta istirahat. Tapi malamitu juga harus selesai. Ia tidak boleh kalah oleh matanya yangmerah. Ia harus disiplin. Jika tidak, besok pagi pekerjaannyaakan menumpuk, dan akibatnya bisa berantakan. Tapi jika iatetap teguh disiplin dan menyelesaikan pekerjaan yang harusselesai malam itu, maka semua akan lebih mudah. Pekerjaanpekerjaannya yang lain akan selesai pada waktunya. Memang,satu disiplin akan mendatangkan disiplin yang lain. Itu yangia rasakan. Ia melihat jam tangannya. Sudah setengah sebelas malam.Ia istirahat sebentar, berjalan ke balkon melihat ke jalan rayayang tampak sepi. Tapi kedai kopi di sam-ping jalan masihbuka dan ramai.Beberapa orang duduk menghisap shisha. Yanglain main kartu. Satu orang terli-hat duduk asyik menontontelevisi yang sedang memutar film hitam putih yang dibin-tangi Fatin Hamama, bintang film legendaris Mesir. Iamenghela nafas. Dalam hati ia berkata, \"Mereka kok bisa hidup dengan begitu santainya. Hidupdi dunia seolah sudah berada di surga. Membuang-buang wak-tu dengan percuma begitu saja. Ah andai waktu me-reka bisaaku beli dengan beberapa pound saja pasti aku beli. Sehinggaaku bisa kuliah setiap hari, membaca buku yang banyak setiaphari tapi juga bisa membuat bakso dan tempe setiap hari.\" Ia kembali ke dapur. Kembali mengakrabi adonan bak-sonya. Meski mata telah merah, dan kepala terasa panas, tapiia merasa bahagia. Ia tidak merasakan apa yang ia lakukan itusebagai penderitaan. Baginya kebahagiaan bukanlah sekadar mengerjakan apayang ia senangi, atau kebahagiaan adalah menyenangi apayang ia kerjakan. Ia yakin bahwa kekuatan yang diberikan 185 Ilyas Mak’s eBooks Collection

Habiburrahman El Shirazyoleh Allah kepadanya lebih besar ketimbang apapun. Jadi se-gala jenis pekerjaan harus diselesaikannya dengan baik dansempurna. Kemampuan yang diberikan Allah kepadanya lebihbesar dari tantangan yang harus diatasinya. Ia yakin Allahselalu bersamanya. Allah sangat memperhatikannya. DanAllah tidak akan menyeng-sarakannya karena bekerja keras.Justru sebaliknya, Allah akan memberikan keberkahan karenabekerja keras. Waktu terus berjalan. Ia mendengar pintu diketuk. Iaberanjak ke pintu. Ia lihat siapa yang mengetuk dari lubangyang berisi lensa pembesar di pintu. Di negeri orang kewas-padaan harus senantiasa dijaga. Keselamatan terjaga karenasikap yang waspada. Ternyata Nasir. la buka pintu. \"Assalamu'alaikum, Kang,\" sapa Nasir begitu pintu ter-buka. \"Wa 'alaikumussalam. Malam sekali Sir, dari Tanta jamberapa?\" tanya Azzam sambil perlahan menutup pintu. \"E... jangan ditutup Kang, saya bawa teman, ia sedangbeli sesuatu. Tadi dari Tanta habis Maghrib,\" jawab Nasir. \"Teman? Orang Indonesia?\" tanya Azzam menyelidik. \"Bukan. Orang Mesir. Orang Tanta.\" \"Orang Mesir?\" Azzam kaget. \"Iya. Nggak apa-apa kan Kang? Dia orang baik kok.\" \"Sir, kamukan sudah lama di Mesir. Dan kamu sudah ta-hu bagaimana kita harus berhati-hati! Kenapa kamu tidak min-ta ijin kami dulu!\" Azzam berkata tegas sebagai kepala rumahtangga. \"Afwan Kang. Ini juga tidak saya sengaja. Kami bertemudi Ramsis. Saya kenal baik dengannya. Saya pemah ke rumah-nya dan saya dijamu oleh keluarganya. Saya mulanya basa-basi 186 Ilyas Mak’s eBooks Collection

Ketika Cinta Bertasbih Buku Isaja menawarkan dia berkunjung ke rumah dan menginap.Saya kira dia pasti tidak mau. Ee ternyata kok mau. Lhabagaimana lagi? Masak harus menjilat ludah sendiri. Ya sudahakhirnya saya ajak dia.\" \"Kamu sembrono Sir! Kalau kau bisa menemukan jalankeluar agar dia tidak menginap di rumah ini sebaiknya kaulakukan! Sebagai imam di rumah ini aku tidak meng-ijinkan!\"tegas Azzam. Ia merasa, sudah menjadi tanggung jawabnyauntuk menjaga kenyamanan dan keamanan anggota keluar-ganya. \"Tolonglah Kang! Sekali ini saja! Apalagi kita kan harusmenghormati tamu!\" \"Apa kau mengira aku tidak bisa menghormati tamu,Sir?!\" Suara Azzam meninggi. Nasir pucat Azzam adalahorang yang dulu menjemputnya di bandara saat pertama kaliia datang. Azzam juga yang dulu sangat sabar mengajarinyamemahami beberapa muqarrar awal-awal masuk kuliah. Ia sa-ngat segan kepadanya. Ia sangat takut jika Azzam yang telahia anggap sebagai kakaknya itu marah. \"Bukan begitu Kang. Baiklah saya akan berusaha dia ti-dak menginap di sini. Tapi tidak apa-apa kan beberapa menitdia masuk dan minum teh di sini?\" \"Ya, boleh. Besok -besok lagi lebih hati-hati. Kita ini dinegeri orang, jangan banyak basa-basi kayak di kampungsendiri! Saya ke dapur dulu menyelesaikan pekerjaan ya. Biarsekalian saya masakkan air,\" kata Azzam seraya berjalan kedapur. Nasir duduk di ruang tamu. Tak lama kemudian seorangpemuda Mesir, bertubuh agak gempal memakai baju hijau tuadatang. Nasir mempersilakan masuk. Pemuda Mesir itu mem -bawa roti dan kabab. 187 Ilyas Mak’s eBooks Collection

Habiburrahman El Shirazy \"Teman-temanmu sudah tidur ya?\" tanya pemuda Mesiritu pada Nasir. \"Iya. Sudah malam. Tadi masih ada satu orang yangbelum tidur,\" jawab Nasir seraya memberi isyarat kepadapemuda itu untuk duduk. Ia lalu menutup pintu. \"Kalian berapa orang di rumah ini?\" \"Kami berenam.\" \"Ada berapa kamar?\" \"Tiga. \" \"Jadi satu kamar dua orang. Ada satu orang yang satukamar sendiri? Apakah itu kau?\" \"Tidak. Saya juga berdua.\" \"Lalu nanti aku tidur sama siapa?\" \"Itu gampang. Sebentar ya saya bikin teh,\" Nasir bangk itke dapur. \"Jangan lupa saya tehnya yang kental dan gulanyabanyak,\" seru pemuda itu. Tak lama kemudian Nasir keluar diiringi Azzam. TanganAzzam telah bersih. Ia telah selesai dari pekerjaannya. Azzamkeluar dengan menyungging senyum. Pemuda Mesir ituberdiri dengan tersenyum. \"Ana min Tanta. Ismi Wail. Wail El Ahdali.\" 53 Pemuda itumenjabat tangan Azzam dan memperkenalkan diri. \"Ahlan wa sahlan. Syaraftana bi ziyaratik. Ismi Azzam.Khairul Azzam,\" 54 jawab Azzam.53 Saya dari Tanta. Nama saya Wail. Wail El Ahdali.54 Ahlan wa sahlan. Engkau telah memuliakan kami dengan kunjunganmu. 188 Ilyas Mak’s eBooks Collection

Ketika Cinta Bertasbih Buku I \"Masya Allah. Namamu bagus sekali. Kau pasti orangyang memiliki kemauan keras dan karakter yang kuat.\" Ujarpemuda Mesir bernama Wail. Orang Mesir me-mang palingsuka memuji orang yang diajak bicara. \"Doanya. Maaf saya tinggal dulu ya. Terus terang sayaharus istirahat. Jika perlu apa-apa minta saja sama Nasir.\"Azzam minta diri. Ia benar-benar lelah. Ia tidak mau terlalulama di ruang tamu. Sebab orang Mesir jika diajak ngobrolbisa berjam jam tidak selesai. \"Tidak makan roti dan kabab ini bersama kami?\" Wailberusaha menahan. \"Terima kasih. Saya masih kenyang. Saya tinggal duluya.\" Jawab Azzam sambil tersenyum. \"Ya. Terima kasih. Semoga istirahatmu nyaman,\" jawabWail. Sebelum masuk kamar Azzam sempat berkata pada Nasirdengan bahasa Jawa, \"Sir, ojo lali yo. Ojo kok inepke neng kene. Ora tak ijini! Wisaku tak turu ndisik!\" 55 Nasir mengangguk. Azzam mengangguk sekali lagi keWail. Wail pun mengangguk dengan tersenyum. Dalam hati Azzam minta maaf melakukan hal itu. Tetapiia merasa sudah menjadi tugas dan kewajibannya menja-gakeamanan rumahnya. Bukan ia berburuk sangka pada pemudaNama saya Azzam. Khairul Azzam.55 Sir, jangan lupa. Jangan kauinapkan di sini. Tidak aku ijinkan. Sudah, aku tidur dulu! 189 Ilyas Mak’s eBooks Collection

Habiburrahman El ShirazyMesir itu, tetapi bersikap waspada adalah jalan terbaik untuktidak berburuk sangka pada siapa saja. 190 Ilyas Mak’s eBooks Collection

13 TAMU TAK DIUNDANG Malam itu Anna tidak bisa tidur gara-gara pertanyaanLaila tentang lamaran Furqan itu. Pikirannya tidak tenang.Sudah tiga bulan lamaran itu disampaikan Mbak Zulfa kepada-nya, tapi ia belum juga bisa mengambil keputusan. Ini adalahwaktu terlama baginya dalam menimbang sesuatu. Entah ke-napa kali ini tidak mudah baginya untuk mengatakan \"tidak\",seperti sebelum-sebelumnya. Ia benar-benar belum menemukan alasan untuk menolaklamaran Mantan Ketua PPMI yang terkenal cerdas dan tajiritu. Juga tidak mudah untuk mengatakan \"ya\". Ia belum mera-sakan kemantapan hati untuk menjadi pen-damping hidupnya.

Habiburrahman El ShirazyIa sendiri tidak mengerti kenapa tidak juga merasakan keman-tapan hati. Ia tidak mungkin melangkah tanpa kemantapanhati. Baginya menerima lamaran seseorang kemudian menikahadalah ibadah. Dan ibadah tidak sempurna jika tidak disertaikeman-tapan hati dan jiwa. Jarum jam dinding di kamarnya menunjukkan pukul duadini hari. Matanya tidak mau terpejam. Bagaimana jika Fur-qan, atau Mbak Zulfa mendesaknya lagi untuk segera mem -beri kepastian? Ia bangkit dari kasur. Duduk dan menunduk.Kedua matanya yang sedikit merah menggu-ratkan kelelahan.Namun sama sekali tidak mengurangi pesona kecantikannya.Dari kamar sebelah sayup-sayup ia mendengar suara detakkeyboard komputer. Dari kamar Wan Aina. Mahasiswi asalSelangor Malaysia yang pernah belajar di Diniyah PutriPadang Panjang itu memang seorang pekerja keras. Anna tahu persis gadis Melayu pecinta lagu-lagunyaUmmi Kultsum itu benstirahat hanya dua jam. Ia sangat salutpadanya. Wajar, jika tahun pertama di S.2 Al Azhar dilaluinyadengan mudah. Tak ada satu mata kuliah pun yang tertinggal.Anna beranjak ke kamar Wan Aina. Mengetuk pintunyapelan. \"Masuk saja!\" Suara Wan Aina dari dalam kamar. Anna membuka pintu dan masuk perlahan. Wan Ainaduduk di depan komputer tanpa jilbab. Rambutnya dipotongpendek. Sedikit di atas bahu. Matanya terfokus pada bukuyang ia letakkan di samping kanan monitor komputernya.Sementara sepuluh jarinya yang lentik menari-nari indah diatas tuts-tuts keyboard komputer Anna mendekat berdiri disampingWanAina. \"Nerjemah apa Wan?\" \"Ini Kak, nerjemah cerpennya Ibrahim Ashi,\" jawab WanAina. Ia memang biasa memanggil Anna kakak, \"Nak ku-kirim 192 Ilyas Mak’s eBooks Collection

Ketika Cinta Bertasbih Buku Ike majalah sastra miliknya Dewan Bahasa dan Pustaka di KL,\"lanjut Wan Aina sambil sesekali membe-tulkan tulisan yangsalah. \"Apa judulnya Wan?\" \"'Alal Mughtasal. Sebuah cerpen yang penuh kritik sosial.Ada kalimat dari Ibrahirn Ashi yang menggelitik sekali.\" JelasWan Aina sambil tetap mengetik. \"Kalimat apa itu Wan?\" \"Ibrahim Ashi menulis: Orang-orang kaya tidak mati mati...Orang-orang kaya bisa menyuap Izrail.\" \"Ada-ada saja sastrawan itu. Eh Wan, ngomong ngo-mong kamu pernah nggak dikhitbah seseorang?\" \"Apa Kak? Dikhitbah?\" Wan Aina menghentikan jarijemarinya. Ia memalingan wajahnya ke Anna. \"Ya. Dikhitbah. Dilamar. Pernah nggak kamu dilamarseseorang untuk dijadikan isterinya.\" Anna mengulang perta -nyaannya dengan lebih jelas. \"Ya pernah lah. Sudah dua kali. Tapi dua-duanya akutolak mentah-mentah!\" \"Kenapa?\" \"Sebab aku tidak yakin bisa mencintai dia.\" \"Meskipun agamanya baik?\" \"Ya. Yang kucari adalah yang agamanya baik dan akuyakin bisa mencintainya. Aku bisa berbakti padanya denganpenuh rasa suka, rasa cinta dan ikhlas. Kenapa Kak Anna tiba-tiba bertanya khitbah padaku? Apa ada yang mengkhitbahlagi?\" \"Iya. Tapi yang ini membuatku susah.\" 193 Ilyas Mak’s eBooks Collection


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook