Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore Densa Hernanda 2034021113 UTS Perilaku Organisasi Bab 1-7 R. 206-dikonversi

Densa Hernanda 2034021113 UTS Perilaku Organisasi Bab 1-7 R. 206-dikonversi

Published by Naura Azizah, 2022-05-20 18:29:57

Description: Densa Hernanda 2034021113 UTS Perilaku Organisasi Bab 1-7 R. 206-dikonversi

Search

Read the Text Version

TUGAS MODUL UTS PERILAKU ORGANISASI BAB 1 s/d BAB 7 Dosen Pembimbing : Drs. Arief Syah Safrianto, MM DISUSUN OLEH : NAMA : Densa Hernanda KELAS : R.206 NIM : 2034021113 JADWAL KULIAH : Selasa (15.30 – 18.00) PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS KRISNADWIPAYANA 2022

KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas paper ini dengan lancar. Pada kesempatan ini saya ingin mengucapkan terima kasih kepada bapak Drs. Arief Syah Safrianto, MM. selaku dosen mata kuliah Perilaku Organisasi. Mohon maaf jika seandainya dalam penulisan paper ini terdapat hal yang tidak sesuai dengan harapan, oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun pada intinya untuk memperbaiki kekurangan saya, agar bisa jadi lebih baik untuk kedepannya. Bekasi, 08 Mei 2022 Penulis

BAB 1 MANAJEMEN INDIVIDUAL, KELOMPOK DAN EVEKTIVITAS ORGANISASI A. Pengertian Efektivitas Organisasi Suatu perusahaan atau instansi selalu berusaha agar karyawan yang terlibat di dalamnya dapat mencapai efektivitas kerja. Keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuannya dimulai dari keberhasilan masing - masing karyawan yang bersangkutan. Efektivitas menjadi unsur pokok untuk mencapai sebuah tujuan atau sasaran yang telah ditentukan dalam setiap organisasi. Efektivitas dapat dikatakan efektif, apabila tercapainya tujuan atau sasaran yang telah ditentukan sebelumnya. Menurut Steers (1985) efektivitas biasa dilakukan untuk mengukur sejauh mana kelompok atau organisasi efektif dalam mencapai suatu tujuan. Efektivitas juga sering digunakan untuk mengukur keberhasilan yang dicapai oleh organisasi atau perusahaan terkait dengan program - program yang telah direncanakan. Pengelolan sebuah organisasi atau perusahaan bisa dikatakan berhasil apabila sasaran atau tujuan yang ditetapkan mampu dilaksanakan dan memberikan kegunaan bagi perusahaan tersebut. Dari npendapat diatas dapat disimpulkan bahwa efektivitas kerja merupakan suatu ukuran dalam penyelesaian pencapaian kerja yang sudah ditentukan sesuai dengan prosedur dan tujuan perusahaan atau organisasi, serta kemampuan untuk melaksanakan aktifitas - aktifitas yang telah di tetapkan suatu lembaga untuk mencapai tujuan serta meraih keberhasilan yang maksimal. Perspektif Keefektifan Tiga macam perspektif kefektifan dapat diindentifikasikan sebagai berikut: • Efektifitas individu Perspektif ini menekankan pelaksanaan tugas pekerja atau anggota dari organisasi itu. Tugas-tugas yang harus dilaksanakan adalah bagian dari pekerjaan atau posisi individu dalam organisasi itu. Para manajer secara rutin menaksir keefektifan individu melalui proses evaluasi prestasi. Evaluasi ini menjadi dasar untuk kenaikan gaji, promosi, dan jenis imbalan lain yang diberikan organisasi itu. • Efektifitas kelompok Individu-individu jarang bekerja terpisah dari pekerja lain di dalam organisasi itu. Menurut situasi yang lazim individu bekerja dalam kelompok. Jadi kita, harus mempertimbangkan suatu perspektif keefektifan antara

ketiga kelompok adalah jumlah sumbangan dari seluruh anggotanya. Sebagai contoh: Sekelompok pekerja perusahaan rokok di bagian produksi, individu pegawai pekerja bagian linting rokok, bekerja mempunyai tingkat efektifitas yang tinggi (hasil maksimal), akan mempengaruhi efektifitas kelompok. Tentunya dalam hal ini keefektifan kelompok melebihi jumlah sumbangan individu. Dengan demikian produk jadi 1 bungkus rokok dihasilkan dari sumbangan masing-masing individu pekerja. • Efektifitas Organisasi Karena organisasi terdiri dari individu dan kelompok, keefektifan organisasi adalah fungsi dari efektifitas individu dan kelompok. Sungguhpun demikian, keefektifan organisasi melebihi jumlah efektifitas individu dan kelompok. Organisasi dapat memperoleh prestasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan jumlah prestasi dari masing-masing bagianya. Organisasi dapat disebut efektif ketika dapat melaksanakan kewajibannya dalam memenuhi: • kepuasan pelanggan, • mencapai visi organisasi, • pemenuhan aspirasi, • menghasilkan keuntungan bagi organisasi, • pengembangan sumber daya manusia organisasi, dan aspirasi yang dimiliki, serta memberikan dampak positif bagi masyarakat di luar organisasi. Dengan sumber daya dan sarana tertentu untuk memenuhi tujuan dan sasarannya tanpa melumpuhkan cara dan sumber daya itu serta tanpa memberi tekanan yang tidak wajar terhadap pelaksanaannya. Dengan itu tingkat efektifitas akan bisa didapatkan dengan baik dan benar. Efektifitas ini akan berjalan dengan baik, jika manajer dan yang lainnya dapat memfokuskan pada ketiga perspektif itu dan tingkat yang paling dasar adalah efektifitas individual yang menekankan pada kinerja tugas dari karyawan tertentu dan anggota organisasi. B. Pengertian Efektivitas Kerja Efektivitas kerja adalah kemampuan untuk melakukan sesuatu yang tepat didasarkan pada tujuan yang telah ditetapkan atau direncanakan. Efektivitas kerja menunjukkan taraf tercapainya hasil. Kemampuan dalam melaksanakan fungsi, tugas, program atau misi dari

suatu organisasi atau perusahaan sesuai dengan target (kuantitas, kualitas dan waktu) yang telah ditetapkan. Efektivitas pekerjaan merupakan hubungan antara output dengan tujuan, semakin besar kontribusi (sumbangan) output terhadap pencapaian tujuan, maka semakin efektif organisasi, program atau kegiatan. Berikut definisi dan pengertian efektivitas kerja dari beberapa sumber buku: • Menurut Kurniawan (2005), efektivitas kerja adalah kemampuan melaksanakan tugas, fungsi (operasi kegiatan program atau misi) dari pada suatu organisasi atau sejenisnya yang tidak adanya tekanan atau ketegangan diantara pelaksanaannya. • Menurut Mahmudi (2005), efektivitas kerja adalah hubungan antara output dengan tujuan, semakin besar kontribusi (sumbangan) output terhadap pencapaian tujuan, maka semakin efektif organisasi, program atau kegiatan. • Menurut Rizky (2011), efektivitas kerja adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target (kuantitas, kualitas dan waktu) telah tercapai. • Menurut Robbins (2003), efektivitas kerja adalah kemampuan untuk memilih atau melakukan sesuatu yang paling sesuai atau tepat dan mampu memberikan manfaat secara langsung. C. Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Kerja Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi efektivitas kerja, yaitu sebagai berikut: • Waktu; Ketepatan waktu dalam menyelesaikan suatu pekerjaan merupakan faktor utama. Semakin lama tugas yang dibebankan itu dikerjakan, maka semakin banyak tugas lain menyusul dan hal ini akan memperkecil tingkat efektivitas kerja karena memakan waktu yang tidak sedikit. • Tugas; Bawahan harus diberitahukan maksud dan pentingnya tugas-tugas yang didelegasikan kepada karyawannya. • Produktivitas; Seorang pegawai mempunyai produktivitas kerja yang tinggi dalam bekerja tentunya akan dapat menghasilkan efektivitas kerja yang baik demikian pula sebaliknya. • Motivasi; Pimpinan dapat mendorong pegawainya melalui perhatian pada kebutuhan dan tujuan mereka yang sensitif.Semakin termotivasi karyawan untuk bekerja secara positif semakin baik pula kinerja yang dihasilkan.

• Evaluasi Kerja; Pimpinan memberikan dorongan, bantuan dan informasi kepada bawahannya, sebaliknya pegawai harus melaksanakan tugas dengan baik dan menyelesaikan untuk dievaluasi tugas terlaksana dengan baik atau tidak. • Pengawasan; Dengan adanya pengawasan maka kinerja pegawai dapat terus terpantau dan hal ini dapat memperkecil resiko kesalahan dalam melaksanakan tugas. • Lingkungan Kerja; Lingkungan Kerja adalah menyangkut tata ruang, cahaya alam dan pengaruh suara yang mempengaruhi konsentrasi seseorang sewaktu bekerja. • Perlengkapan dan Fasilitas; Adalah suatu sarana dan peralatan yang disediakan oleh pimpinan dalam bekerja. Fasilitas yang kurang lengkap akan mempengaruhi kelancaran pegawai dalam bekerja. Kesimpulan Tujuan akhir suatu organisasi yang merupakan criteria penaksiran keefektifan jangka panjang suatu organisasi. Manajemen yang efektif akan menyatakan misi organisasinya dengan ukuran keadaan yang apabila diwujudkan akan menjamin kelangsungan hidup organisasi dan setiap organisasi berusaha mencapai lebih dari satu tujuan, dan pencapaian tujuan yang satu sering menghalangi dan mengurangi pencapaian tujuann lain. Prosedur dan tujuan perusahaan atau organisasi, serta kemampuan untuk melaksanakan aktifitas - aktifitas yang telah di tetapkan suatu lembaga untuk mencapai tujuan serta meraih keberhasilan yang maksimal. Keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuannya dimulai dari keberhasilan masing - masing karyawan yang bersangkutan. BAB 2 DASAR-DASAR PERILAKU INDIVIDU, SIKAP, KEPUASAN KERJA DAN NILAI A. SIKAP DAN KEPUASAN 1. Definisi Sikap Sikap (Attitudes) dapat diartikan sebagai kecenderungan untuk merespon secara positif atau negatif terhadap seseorang atau sesuatu. Menurut G.W Alport dalam (Tri Rusmi Widayatun, 1999:218) Sikap adalah kesiapan seseorang untuk bertindak. Seiring dengan pendapat G.W. alport di atas Tri Rusmi Widayatun memberikan pengertian sikap adalah “ keadaan mental dan syaraf dari kesiapan , yang diatur melalui pengalaman yang memberikan pengaruh dinamik atau terarah terhadap respon

individu pada semua obyek dan situasi yang berkaitan dengannya”. Sedangkan La Pierre (dalam Azwar, 2003) mendefinisikan sikap sebagai suatu pola perilaku tendensi atau kesiapan antisipatif, predisposisi untuk menyesuaikan iri dalam situasi sosial, atau secara sederhana, sikap adalah respon terhadap stimuli sosial yang telah terkondisikan. Sedangkam menurut Soetarno (1994), sikap adalah pandangan atau perasaan yang disertai kecenderungan untuk bertindak terhadap obyek tertentu. Sikap senantiasa diarahkan kepada sesuatu artinya tidak ada sikap tanpa obyek. Sikap diarahkan kepada benda-benda, orang, peristiwa, pandangan, lembaga, norma dan lain- lain. Komponen-komponen pembentukan sikap ada tiga komponen yang secara bersama- sama membentuk sikap yang utuh (Total Attitude) yaitu : • Kognitif (Cognitive) Aspek intelektual, yang berkaitan dengan apa yang diketahui manusia, berisi kepercayaan seseorang mengenai apa yang berlaku atau apa yang benar bagi obyek sikap. Sekali kepercayaan itu telah terbentuk maka ia akan menjadi dasar seseorang mengenai apa yang dapat diharapkan dari obyek tertentu. (segmen opini atau keyakinan dari sikap). • Afektif (Affective) Merupakan aspek emosional dari faktor sosio psikologis, didahulukan karena erat kaitannya dengan pembicaraan sebelumnya, aspek ini menyangkut masalah emosional subyektif seseorang terhadap suatu obyek sikap. Secara umum komponen ini disamakan dengan perasaan yang dimiliki obyek tertentu.(segmen emosional atau perasaan dari sikap). • Konatif (Conative) Komponen aspek vohsional, yang berhubungan dengan kebiasaan dankemauan bertindak. Komponen konatif atau komponen perilaku dalam struktur sikap menunjukkan bagaimana perilaku atau kecenderungan berperilaku dengan yang ada dalam diri seseorang berkaitan dengan obyek sikap yang dihadapi (Notoatmodjo ,1997). (niat untuk berperilaku dalam cara tertentu terhadap seseorang atau sesuatu). Penelitian baru - baru ini menunjukkan bahwa sikap memprediksi perilaku masa depan secara signifikan dan memperkuat keyakinan semula dari Festinger bahwa hubungan tersebut bisa ditingkatkan dengan memperhitungkan variabel- variabel pengait , yakni pentingnya sikap, kekhususannya, aksesibilitasnya, apakah ada tekanan tekanan sosial, dan apakah seseorang mempunyai pengalaman langsung dengan sikap tersebut. Sikap yang penting adalah sikap yang mencerminkan nilai-nilai

fundamental, minat diri, atau identifikasi dengan individu atau kelompok yang dihargai oleh seseorang. Sikap-sikap yang dianggap penting oleh individu cenderung menunjukkan yang kuat dengan perilaku. Semakin khusus sikap tersebut maka semakin khusus perilaku tersebut, dan semakin kuat hubungan antara keduanya. Sikap yang mudah diingat cenderung lebih bisa digunakan untuk memprediksi perilaku bila dibandingkan sikap yang tidak bisa diakses dalam ingatan. Ketidaksesuaian antara sikap dan perilaku kemungkinan besar muncul ketika tekanan sosial untuk berperilaku dalam cara- cara tertentu memiliki kekuatan yang luar biasa. Kesimpulannya, hubungan sikap- perilaku mungkin sekali mejadi jauh lebih kuat apabila sebuah sikap merujuk pada sesuatu, dimana individu tersebut mempunyai pengalaman pribadi secara Sikap Komitmen Organisasional (organizational commitment), yaitu suatu keadaan dimana seorang karyawan memihak organisasi tertentu serta tujuan- tujuan dan keinginannya untuk mempertahankan keanggotaan dalam organisasi tersebut. Jadi keterlibatan pekerjaan yang tinggi berarti memihak pada pekerjaan tertentu seorang individu, sementara komitmen organisasional yang tinggi berarti memihak organisasi yang merekrut individu tersebut. 2. Definisi Kepuasan Kepuasan (Satisfaction) Kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan kinerja (hasil) produk yang dipikirkan terhadap kinerja (atau hasil) yang diharapkan. Jika kinerja berada di bawah harapan maka pelanggan tidak puas. Jika kinerja memenuhi harapan maka pelanggan puas. Jika kinerja melebihi harapan maka pelanggan amat puas atau senang (Kotler 2006:177). Jadi, kepuasan merupakan fungsi dari persepsi atau kesan atas kinerja dan harapan. Jika kinerja berada dibawah harapan maka pelanggan tidak puas. Jika kinerja memenuhi harapan maka pelanggan akan puas. Jika kinerja melebihi harapan maka pelanggan akan amat puas atau senang. Berikut beberapa ahli yang mendefinisikan tentang kepuasan: • Menurut Tjiptono dan Chandra mendefinisikan kepuasan sebagai upaya pemenuhan sesuatu atau membuat sesuatu memadai. • Menurut Kotler mendefinisikan kepuasan sebagai perasaan senang atau kecewa seseorang yang dialami setelah membandingkan antara persepsi kinerja atau hasil suatu produk dengan harapan-harapannya.

• Menurut Biong menjelaskan kepuasan sebagai sebuah konsekuensi atau akibat atas pengalaman satu pihak terhadap kemampuan pihak lain untuk memenuhi norma- norma atau aturan-aturan dengan haraharapan-harapannya. • Menurut Muhmin kepuasan didefinisikan sebagai sebuah keadaan kasih sayang yang positif dihasilkan dari penilaian perusahaan terhadap seluruh aspek dari hubungan bekerjanya dengan perusahaan lain. B. Nilai Pengertian Nilai Nilai (values) merupakan suatu tuntunan atau pedoman yang mendasari bagaimana seseorang atau suatu organisasi berpikir, mengambil keputusan, bersikap, dan bertindak. Perbedaan nilai yang dimiliki oleh dua orang yang berbeda akan menimbulkan sikap yang berbeda pula diantara dua orang tersebut, meskipun mereka berada dalam lingkungan yang sama. Nilai merupakan gambaran dialog yang selalu terjadi dalam diri kita yang menentukan apa yang penting dan apa yang tidak penting untuk dilakukan. Apa yang boleh dan apa yang tidak boleh dilakukan, apa yang benar dan apa yang salah. Nilai merupakan dasar yang terdalam, acuan, dan motor penggerak motivasi, sikap dan tindakan. Nilai tidak bisa dipalsukan, karena apa yang dipikirkan, dilakukan, dan disikapi akan terlihat dengan jelas merupakan refleksi dari nilai-nilai yang dianut seseorang. Nilai-nilai yang dianut dan dijalankan oleh karyawan dalam organisasi inilah yang merupakan faktor penentu bagaimana organisasi tersebut secara kolektif memiliki kualitas, kapasitas, dan kapabilitas dalam membuat keputusan, perilaku dan tindakan organisasi. Ciri-Ciri Menurut Bambang Daroeso: • Suatu realitas yang abstrak (tidak dapat ditangkap melalui panca indera tetapi ada). • Normatif (yang seharusnya, ideal, sebaiknya, diinginkan). • Berfungsi sebagai daya dorong manusia (sebagai motivator) • Bentuk-Bentuk Nilai Bentuk-bentuk nilai yang ada di organisasi dan masyarakat, diantaranya: • Penghargaan akan orang lain. • Percaya dan mendukung orang lain. • Pengamanan kekuasaan (mengurangi tekanan pada wewenang). • Konfrontasi (masalah yang tidak disembunyikan).

Partisipasi (melibatkan orang-orang yang mempunyai potensi dalam proses pengembangan organisasi). Simpulan Nilai adalah ide atau konsep tentang apa yang dipikirkan seseorang atau dianggap penting oleh seseorang. Dalam hal ini, nilai mengandung suatu unsur pertimbangan dalam arti nilai mengandung gagasan-gagasan seorang individu mengenai benar atau salah, positif atau negatif, dan yang diinginkan atau yang tidak diinginkan. Nilai penting untuk dipelajari dalam perilaku karena nilai merupakan fondasi untuk memahami sikap dan motivasi serta mempengaruhi persepsi. Nilai diperoleh dari keturunan, situasi, dan lingkungan sehingga nilai merupakan suatu bentuk penghargaan serta keadaan yang bermanfaat bagi manusia sebagai penentu dan acuan dalam melakukan suatu tindakan. Yang mana dengan adanya nilai maka seseorang dapat menentukan bagaimana ia harus bertingkah laku agar tingkah lakunya tersebut tidak menyimpang dari norma yang berlaku, karena di dalam nilai terdapat suatu batasan tingkah laku seseorang. C. Kerja Definisi kerja Kerja yaitu kegiatan yang dilakukan seseorang untuk menyelesaikan atau mengerjakan sesuatu yang menghasilkan alt pemenuhan kebutuhan yang ada seperti barang atau jasa dan memperoleh bayaran atau upah. Kerja merupakan sesuatu yang dikeluarkan oleh seseorang sebagai profesi, sengaja dilakukan untuk mendapatkan penghasilan. Kerja dapat juga di artikan sebagai pengeluaran energi untuk kegiatan yang dibutuhkan oleh seseorang untuk mencapai tujuan tertentu. Manusia bekerja mangandung unsur kegiatan sosial, menghasilkan barang dan atau jasa yang pada akhirnya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan dan mendapatkan kepuasan. Bekerja berarti melakukan suatu pekerjaan, diakhiri dengan buah karya yang dapat dinikmati oleh manusia yang bersangkutan. Berikut menurut beberapa pendapat tentang kerja: • Menurut kamus besar bahasa Indonesia (2005) \"kerja diartikan sebagai kegiatan untuk melakukan sesuatu yang dilakukan atau diperbuat dan sesuatu yang dilakukan untuk mencari nafkah, mata pencaharian\". • Menurut WJS. Poerwadarminta (2002) \"kerja adalah melakukan sesuatu\", sedangkan menurut

• Taliziduhu Ndraha (1991), \"kerja adalah proses penciptaan atau pembentukan nilai baru pada suatu unit sumber daya, pengubahan atau penambahan nilai pada suatu unit alat pemenuhan kebutuhan yang ada\". • Menurut B. Renita (2006) kerja dipandang dari sudut sosial merupakan kegiatan yang dilakukan dalam upaya untuk mewujudkan 12 kesejahteraan umum, terutama bagi orang-orang terdekat (keluarga) dan masyarakat, untuk mempertahankan dan mengembangkan kehidupan, sedangkan dari sudut rohani atau religius, kera adalah suatu upaya untuk mengatur dunia sesual dengan kehendak Sang Pencipta. Dalam,hal ini, bekerja merupakan suatu komitmen hidup yang harus dipertangung jawabkan kepada Tuhan. Berdasarkan beberapa pengertian kerja diatas peneliti dapat menyimpulkan mengenai pengertian kerja. D. Kepuasan kerja Kepuasan kerja adalah tingkat kesenangan yang dirasakan seseorang atas peranan atau pekerjaannya dalam organisasi. Tingkat rasa pas individu bahwa mereka mendapat imbalan yang setimpal dari bermacam-macam aspek situasi pekerjaan dari organisasi tempt mereka bekerja. Jadi kepuasan kerja menyangkut psikologis individu didalam organisasi, yang diakibatkan oleh keadaan yang ia rasakan dari lingkungannya. Beberapa ahli mendefinisikan Kepuasan Kerja sebagai berikut: • Menurut Luthans (2005) dalam bukunya Organizational Behaviour mengutip pendapat Locke bahwa kepuasan kerja merupaan keadaan emosional yang positif dari seseorang yang ditimbulkan dari penghargaan atas sesuatu pekerjaan yang telah dilakukannya. Dikatakan lebih lanjut bahwa kepuasan kerja merupakan hail dari prestasi seseorang terhadap sampai seberapa baik pekerjaannya menyediakan sesuatu yang berguna baginya. • Robbins (2003) mendefinisikan kepuasan kerja sebagai suatu sikap umum terhadap pekeraan seseorang, selisih antara banyaknya gambar yang diterima seorang pekerja dan banyaknya yang mereka yakini seharusnya mereka terima. Pegawai yang menikmati pekerjaan akan merasa pas jika hasil kerja keras dan balas jasa dirasa adil dan layak. • (Fathoni, 2001). Dengan demikian, kepuasan kerja dapat dilihat dan dapat diduga. Kedua, kepuasan kerja sering ditentukan menurut seberapa baik hasil yang

dicapai memenuhi atau melampaui harapan.Ketiga, kepuasan kerja mewakili beberapa sikap yang berhubungan. • Menurut Handoko (2004) menyatakan kepuasan kerja (job satisfaction) sebagai keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan dengan mana para pegawai memandang pekerjaan mereka. Kepuasan kerja mencerminkan sikap seseorang terhadap pekerjaannya. Ini nampak dalam sikap positif pegawai terhadap pekerjaan dan segala sesuatu yang dihadapi di lingkungan kerjanya. Departemenpersonalia atau pihak manajemen harus senantiasa memonitor kepuasan kerja, karen hal in dapat mempengaruhi tingkat absensi, perputaran tenaga kerja, semangat kerja, keluhan-keluhan dan masalah personalia vital lainnya. • Menurut Malthis (2006) kepuasan kerja adalah keadaan emosi yang positif dari mengevaluasi pengalaman kerja seseorang. Ketidakpuasan kerja muncul dengan harapan-harapan ini tidak terpenuhi. Kepuasan kerja mempunyai banyak dimensi, secara umum adalah kepuasan dalam pekerjaan itu sendiri, gaji, pengakuan, hubungan antara supervisor dengan tenaga keria, dan kesempatan untuk maju. Setiap dimensi menghasilkan perasaan pus secara keseluruhan dengan pekerjaan itu sendiri. Tolak ukur tingkat kepuasan yang mutlak tidak ada, karena setiap individu pegawai berbeda standar kepuasannya. Indikator kepuasan kerja ini dapat diukur dengan kedisiplinan, moral kerja, dan labour turnover yang kecil, maka secara relatif kepuasan kerja pegawai baik tetapi sebaliknya jika kedisiplinan, moral kerja dan labour turnover bear, maka kepuasan kerja pegawai pada perusahaan dinilai kurang. Berdasarkan beberapa definisi tersebut, dapat dikatakan bahwa kepuasan kerja pegawai merupakan sikap pegawai terhadap bagaimana mereka memandang pekerjaannya. BAB 3 PERSEPSI DAN KEPRIADIAN A. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Presepsi Setiap individu memiliki persepsi masing – masing dalam dirinya, tindakanlah yang membuatnya berbeda. Sedangkan pengertian persepsi itu sendiri adalah suatu proses yang mengikutsertakan bagian dari panca indera melalui suatu rangsangan yang diterima oleh individu melalui alat reseptor yaitu indera. Melalui alat indera yang menjadi penghubung antara seorang individu dengan dunia luarnya.

Berikut ini hal apa saja menjadi faktor yang mempengaruhi persepsi, simak seperti di bawah ini: • Fisiologis, Informasi yang masuk melalui panca indera, kemudian informasi yang diperoleh tersebut akan mempengaruhi dan melengkapi kegiatan Anda untuk memberikan makna terhadap lingkungan sekitarnya atau feedback. Kapasitas indera untuk mempersepsikan apa yang ada pada tiap orang berbeda – beda sehingga interpretasi terhadap lingkungan juga bisa menghasilkan suatu yang berbeda. Kaitannya hubungan persepsi dengan tingkah laku. • Perhatian, Selanjutnya faktor yang mempengaruhi persepsi adalah sebuah perhatian. Setiap orang membutuhkan energi yang dikeluarkan untuk memperhatikan atau memfokuskan pada suatu bentuk fisik dan fasilitas mental yang ada pada suatu obyek. Energi tiap orang juga berbeda sehingga perhatian fokus terhadap obyek juga berbeda dan hal ini akan mempengaruhi persepsi terhadap suatu obyek tersebut nantinya. • Minat, Minat itu persepsi terhadap suatu obyek sangat bervariasi tergantung pada seberapa banyak energi atau perceptual vigilance yang dapat digerakkan untuk mempersepsikan suatu objek. Perceptual vigilance adalah kecenderungan seseorang untuk memperhatikan tipe tertentu dari rangsangan atau dapat dikatakan sebagai minat. Minat orang juga berbeda dan tergantung pada bagaimana ia mampu melakukan dalam kehidupan sehari – harinya. Simak antara hubungan persepsi dengan konsep diri dalam Psikologi. • Kebutuhan yang Searah Hal yang mempengaruhi persepsi adalah kebutuhan yang searah. Faktor ini dapat ditinjau dari bagaimana kuatnya seseorang individu mencari obyek – obyek atau pesan yang dapat memberikan sebuah jawaban sesuai dengan harapan pada dirinya. Sehingga ia mampu mempersepsikan segala sesuatu dengan hal yang positif. • Pengalaman dan Ingatan Individu juga dapat dikatakan bagaimana pada ingatannya dapat memberikan arti sejauh mana seseorang dapat mengingat pada peristiwa di masa lampau. Hal ini untuk mengetahui bahwa satu rangsang dalam pengertian luas dan majemuk. Sehingga tercipta persepsi yang memberikan dampak baik pada dirinya. Contoh hubungan antara persepsi kognisi dan emosi dalam negosiasi bisnis. • Mood, Hal yang mempengaruhi persepsi lainnya adalah mood atau suasana hati. Keadaan emosi dan amarah pada seseorang dapat dipengaruhi dari

perilakunya sendiri. Mood dapat menunjukkan bagaimana perasaan seseorang pada waktu yang dapat mempengaruhi sikap seseorang dalam menerima, bereaksi dan juga mengingat suatu kejadian. Sehingga mood seseorang bisa baik atau tidak. • Gerakan Gerakan orang juga mampu memberikan perhatian terhadap obyek yang memberikan gerakan dalam jangkauan pandangan mata, dibandingkan dengan obyek yang diam. Objek yang bergerak lebih mudah menghasilkan persepsi melalui rangsangan, objek yang diam hanya terkesan biasa saja. Hal inilah yang memberikan dampak bagaimana persepsi dapat dibentuk. Berikut hubungan antara persepsi komunikasi dan perilaku. B. Teori Ambisi Menurut kamus besar bahasa indonesia ambisi adalah sebuah keinginan atau hasrat tinggi untuk bisa mendapatkan hal yang di inginkannya dengan berusaha keras. Menurut para ahli Pengertian Ambisi yaitu hasrat, keinginan atau nafsu yang menggebu-gebu untuk mendapatkan apa yang di inginkannya seperti contohnya wanita, harta dan kekuasaan, keinginan seseorang yang besar untuk meraih sesuatu didalam kehidupannya atau melakukan sesuatu untuk mencapai cita-cita yang baik dengan hasratnya, maka itu dinamakan dengan ambisi. Ada beberapa ciri manusia yang memiliki ambisi yang sangat tinggi, yaitu: 1. Terlalu Serakah Maksud dari serakah tersebut dalam hal mewujudkan keinginanmu dan tidak dibarengi dengan pertimbangan. Memang setiap manusia pasti memiliki banyak sekali impian dan juga harapan yang ingin dicapai pada waktunya nanti. Namun tidak semudah itu, harus ada pertimbangan dan juga pemikiran secara matang. 2. Hanya Peduli Dengan Pencapaian Kamu akan hanya peduli dengan apa yang dicapai, namun tidak disesuaikan dengan kemampuan diri kamu. Terlalu tinggi apa yang kamu gapai akan membuatmu menjadi seorang yang mudah putus asa, karena tidak dilihat seberapa kekuatanmu dalam mencapai targetmu. Sebuah perjuangan tanpa disesuaikan dengan kemampuan disi maka hal tersebut akan sangat menghambat pencapaian yang kamu inginkan. Untuk dapat mewujudkan apa saja impianmu, maka kamu perlu mengetahui seberapa besar kemampuanmu dan niatmu. Jangan sampai memaksakan diri dalam mencapai kesuksesan.

3. Sering Merasa Iri Iri disini memang menurut agama sudah sangat salah. Apalagi dalam pencapaian kesuksesan, selalu iri dengan pencapaian orang lain. Hal inilah yang akan mengahncurkan diri kamu. Orang yang selalu berfikir optimis akan selalu fokus pada apa yang ingin dicapai. Dengan begitu ia mampu untuk mewujudkan apa yang ia inginkan atau dia impikan. Ingalah baik-baik, semakin kamu tenggelam dalam perasaan iri dengan pencapaian orang lain atau keberhasilan orang lain, maka semakin jauh apa yang kamu ingin dapatkan. Lebih baik gunakan waktumu untuk berfikir posistif dan juga selalu berkerja keras untuk mencapai impianmu. 4. Terlalu Semangat Dalam berkerja memang haruslah memiliki semangat yang tinggi, namun harus diiringi dengan perencanaan yang matang. Kamu harus mengetahui kemampuan diri yang dimiliki, dengan begitu kamu akan selalu berfikir positif dan akan membuat perencanaan yang bagus. Ingatlah jika kamu terus mengikuti hati ambisiusmu maka apa saja yang sudah kamu lakukan dan kamu laksanakan sesuai dengan jadwal akan kurang memuaskan. Karena kamu selalu melaluinya dengan terburu-buru. Tidak ada kesuksesan yang instan perlu banyak waktu untuk menjadi sukses. 5. Tidak Mau Belajar Dari Kesalahan Seringkali saya temukan dari berbagai macam kawan yang tenggelam dalam polemik ini. Mereka selalu gagal dan gagal karena tidak mau belajar dari kesalahan yang mereka buat sebelumnya. Dengan kita mau belajar, mau menganalisa, mau menghitung dan juga mempertimbangkan segala aspek dalam berusaha. Maka kamu akan semakin mudah dalam melangkah kedepan. 6. Kegagalan Adalah Sebuah Aib Jangan sesekali kamu merasakan kegagalan adalah sebuah aib. Jika kamu selalu berfikir kegagalan adalah sebuah aib maka kamu selamanya tidak akan pernah menjadi seorang yang sukses. Buatlah kegagalan tersebut sebagai batu loncatan untuk menjadi sukses. Kita kembali kepelajaran sejarah pencipta bohlam. Tidak hanya sekali kegagalan yang ia alami, bahkan ratusan kali gagal. Namun apa? mereka selalu mencoba dan terus mencoba untuk dapat membuat apa yang dia inginkan terwujud. Namun semua itu juga dibarengi dengan ketulusan dan juga keikhlasan.

C. Menilai Orang Lain Menilai orang lain sah-sah saja, apalagi bisa disampaikan secara langsung. Menilai orang secara subjektif lebih berdasar pada perasaan. Mereka menilai tidak harus dengan bukti-bukti yang kongkrit. Asal apa yang dinilai terhadap orang lain tidak sesuai dengan perasaanya, orang tersebut akan menilai buruk. Seperti, seorang mahasiswa dengan tampilan glamor akan memandang teman yang berpenampilan biasa bahkan tidak modis sebagai orang norak atau culun. Berbeda bila menilai orang dilihat secara objektif. Tentunya kita mempunyai logika dan penguatan dasar yang kuat terhadap penilaian kepada orang lain. Sehingga hal ini tidak akan menyebabkan peselisihan persepsi dengan keadaan sebenarnya. Bisa dicontohkan ketika kita membincangkan keadaan teman yang sering telat masuk kuliah, ada seorang teman lagi menerangkan bahwa si teman yang sering telat masuk kuliah ini sebab ia harus membantu orang tuanya bekerja sebelum kuliah sehingga sering telat masuk. “Menilai orang lain adalah bagaimana posisi, alasan dan keterbatasan orang lain”. Tentunya orang lain tidak bisa menjadi seperti yang kita rasakan, sekalipun itu adalah orang terdekat kita. Mereka mempunyai alasan tersendiri untuk jadi diri mereka sendiri. Bagaimana pandangan dan persepsi kita terhadap orang lain itu sangat berpengaruh terhadap diri kita, jika kita selalu menilai negatif dari diri orang lain. Lalu pertanyaannya, apakah memang orang lain yang masih dalam kekurangan atau justru pikiran kita yang selalu negatif terhadap orang lain? Kita tidak bisa memandang orang lain baik, ketika selama itu tidak bisa memandang sisi baiknya justru selalu melihat keburukannya. Oleh karena itu coba lepaskan kaca mata hitam yang kamu kenakan dan coba menggantinya dengan kacamata yang lebih bening. Pastinya kamu akan melihat kenyataan yang sebenarnya. Terlalu sering menilai negatif orang lain, akan menjatuhkan harga diri orang lain. Perlahan harga diri kita juga akan terjatuhkan, sebab kita juga mempunyai harga diri seperti orang lain. BAB 4 ATRIBUT – ATRIBUT SOSIAL A. Pengertian Motivasi Motivasi adalah hasrat atau dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu. Sementara itu, dalam psikologi, pengertian motivasi adalah usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau

kelompok orang tertentu tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya atau mendapat kepuasan dengan perbuatannya. B. Konsep Motivasi Konsep ini digunakan untuk menjelaskan perbedaaan-perbedaan dalam intensitas perilaku dimana perilaku yang bersemangat adalah hasil dari tingkat motivasi yang kuat. • Motivasi instrinsik Yaitu motivasi yang berasal dari dalam diri individu itu sendiri. Termasuk motivasi intrinsik adalah perasaan nyaman pada ibu nifas ketika dia berada di rumah bersalin. • Motivasi ekstrinsik Yaitu motivasi yang datangnya dari luar individu, misalnya saja dukungan verbal dan non verbal yang diberikan oleh teman dekat atau keakraban sosial. • Motivasi terdesak Yaitu motivasi yang muncul dalam kondisi terjepit dan munculnya serentak serta menghentak dan cepat sekali (Widayatun, 2008). C. Teori motivasi Teori motivasi adalah teori yang mengulas mengenai motivasi serta mengelompokkannya menjadi beberapa bentuk dari kurun waktu ke waktu. Motivasi sendiri merupakan salah satu kosa kata atau istilah yang tentunya tidak asing untuk Grameds dan sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Secara umum, motivasi dapat diartikan sebagai sebuah kemauan, dorongan, minat maupun hasrat seseorang yang begitu besar yang datangnya bisa dari dalam diri sendiri maupun dari faktor eksternal lain. Hasrat tersebut timbul ketika seseorang memiliki tujuan serta ada sesuatu yang ingin dicapai. Seseorang akan secara otomatis memiliki motivasi ketika mereka menginginkan sesuatu. Motivasi juga dapat diartikan sebagai kekuatan yang mendorong seseorang untuk mempertahankan bahkan memulai perilaku mereka yang merujuk pada tujuan mereka sendiri. Secara Bahasa, istilah motivasi berasal dari Bahasa Latin memiliki kata “movere” yang memiliki arti dan makna menggerakkan. Motivasi juga memiliki arti dari beberapa ahli Bahasa seperti, menurut Weiner tahun 1990, motivasi diartikan sebagai keadaan dimana diri manusia membangkitkan serta membangun dirinya sendiri untuk

segera bertindak, tindakan tersebut didasari atas keinginan mencapai suatu tujuan dan agar diri kita tetap terpacu pada suatu kegiatan tertentu. BAB 5 DASAR-DASAR PERILAKU KELOMPOK DAN KELOMPOK KERJA A. Jaringan komunikasi Jaringan Komunikasi adalah proses komunikasi yang dilakukan melalui perantara tertentu, biasanya menggunakan bantuan internet. Komunikasi jaringan sering disebut dengan komunikasi daring. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) disebutkan daring artinya dalam jaringan, terhubung melalui jejaring komputer, internet, dan sebagainya. Secara umum, komunikasi jaringan terbagi ke dalam dua tipe, yaitu komunikasi sinkron (serempak) dan komunikasi asinkron (tidak serempak). Komunikasi sinkron adalah komunikasi yang dilakukan dalam waktu bersamaan, nyata atau real time menggunakan media perantara seperti komputer, smartphone, dan alat komunikasi lainnya. Jaringan komunikasi merupakan faktor dalam situasi yang dapat bervariasi secara independen dari tugas atau gaya kepemimpinan dalam kelompok, meskipun biasanya terkait dengan itu. Ketika tugas membutuhkan jenis tertentu dari jaringan komunikasi untuk kinerja optimal. Gaya pemimpin cenderung untuk menempatkan batasan pada frekuensi, durasi, dan arah komunikasi anggota. Namun, semua tiga variabel. tugas, jaringan komunikasi, dan kepemimpinan, adalah serupa bahwa mereka adalah cara untuk memanipulasi situasi untuk kelompok dengan menetapkan norma-norma untuk bentuk dan isi interaksi. Menurut Purwanto (2011:49), pola komunikasi (patterns of communications) dapat dibedakan menjadi saluran komunikasi formal (formal communications channel) dan saluran komunikasi non formal (informal communications channel). Dalam organisasi, terdapat dua macam jaringan komunikasi yaitu jaringan komunikasi kelompok kecil formal dan jaringan komunikasi kelompok informal. • Jaringan Komunikasi Kelompok Kecil Formal Jaringan adalah jaringan komunikasi yang terdapat dalam kelompok kecil dan bersifat formal. Terdapat tiga macam jaringan komunikasi kelompok kecil formal yaitu rantai, lingkaran, dan roda. • Jaringan komunikasi rantai adalah komunikasi yang dilakukan oleh anggota kelompok organisasi, komunikasi yang dimaksud adalah satu anggota hanya

dapat menyampaikan pesan kepada anggota di sebelahnya, kemudian anggota yang menerima pesan akan melanjutkan dengan anggota lainnya lagi dan seterusnya. • Jaringan komunikasi lingkaran merupakan memiliki pemimpin sebagai orang yang mengarahkan seluruh komunikasi dalam kelompok. Pola komunikasi lingkaran memungkinkan masing- masing individu untuk mengirim pesan ke sebelah kiri atau ke sebelah kanannya. Namun demikian individu tidak dapat mengirim dan menerima pesan secara langsung ke seluruh karyawan. Contoh : jaringan komunikasi lingkaran di antaranya adalah rapat, FGD, atau run rembuk. • Jaringan komunikasi roda merupakan komunikasi dengan dua saluran, di mana setiap karyawan akan mengirim dan menerima pesan ke pusat komunikasi, dan pusat komunikasi akan menerima seta mendistribusikan informasi yang diterimanya. Pola roda ditandai dengan adanya keterbukaan yang memungkinkan bergabungnya seluruh anggota organisasi dalam komunikasi. • Jaringan komunikasi Pola Y ini pusat komunikasi tidak dapat berkomunikasi langsung dengan seluruh individu, tetapi ada individu yang komunikasinya harus melalui individu lain. Pada pola Y relative kurang tersentralisasi dibanding dengan pola roda, tetapi lebih tersentralisasi dibanding dengan pola lainnya. Pada pola Y juga terdapat pemimpin yang jelas. Anggota ini dapat mengirimkan dan menerima pesan dari dua orang lainnya. Ketiga anggota lainnya komunikasinya terbatas hanya dengan satu orang lainnya. • Jaringan Komunikasi Semua Arah. Pada jaringan semua arah, semua individu pada semua posisi dimungkinkan untuk mengirim dan menerima informasi ke segala arah. Jaringan, struktur, pola ini digunakan untuk menentukan tipe interaksi antra individu dalam perusahaan. B. Keterbatasan jaringan Keterbatasan Jaringan adalah system jaringan yang tidak dapat dilebihkan sesuai kapasitas. Contoh: usaha perbaikan harus dilakukan walaupun segala keterbatasan belum dapat kita elakkan, kita perlu menyadari keterbatasan kemampuan kita. Perkembangan teknologi internet dewasa ini sangatlah pesat, dimana hampir setiap orang membutuhkanya. Segala kemudahan bisa didapatkan melalui internet, mulai dari jejaring sosial, berita, tugas kuliah, iklan dan sebagainya semua bisa dicari melalui internet. Perkembangan internet sendiri didukung pula dengan perkembangan software dan hardware, dengan kombinasi keduanya teknologi internet kini semakin maju pesat .Namun

dibalik itu, terdapat adanya keterbatasan karna masih banyak anak dibawah umur dimana zaman sekarang banyak anak diawah umur yang menggunakan handpone canggih dengan jaringan dan fitur yang bagus didalamnya, maka dari itu penting adanya keterbatas agar tidak disalahgunakan. Berikut adalah kelebihan dan juga kekurangan komunikasi dengan menggunakan jaringan: Kelebihan: • Terjadinya interaksi sosial. Hal in dikarenakan dengan adanya komunikasi dengan menggunakan media internet akan dapat memungkinkan seluruh manusia untuk dapat melakukan berbagai macam komunikasi serta interaksi diantara manusia yang satu dengan manusia yang lainnya. • Melakukan penggalian kreativitas. Hal in dikarenakan dengan melakukan sebuah komunikasi yang dilakukan dengan metode online akan dapat melakukan penggalian kreativitas sebagaimana contohnya adalah dengan senangnya seseorang untuk menulis maupun menciptakan sebuah blog serta melakukan eksplorasi dari bakat menulis yang dimana dimiliki olehnya. • Menciptakan komunitas. Dengan adanya komunikasi menggunakan jaringan maka kita akan dapat dengan mudah untuk menemukan orang-orang dengan minat yang sama. Kekurangan: • Komunikasi yang dilakukan hanyalah dilakukan secara tertulis atau berdasarkan teks. Hal ini dikarenakan sebagian bear dari metode komunikasi daring haruslah dilakukan dengan car mengetik. • Tidak ada komunikasi nonverbal. • Maraknya pemalsuan identitas. Hal ini dikarenakan akan memberikan kemungkinan terhadpa penggunanya untuk dapat memberirkan informasi yang palsu terhadap dirinya. Keunggulan sistem jaringan kerja adalah apabila memiliki akses yang luas keluarorganisasi (Organizational External), karena akses ini akan lebih banyak data yang dapat diperoleh untuk diolah menjadi kebijakan (Decision Making). Siapa saja yang memiliki akses jaringan kerja sampai ke tingkat dunia yang dapat dimonitor lebih banyak,

maka akan memiliki kekuasaan lebih besar. Sebagai contoh di dalam organisasi pemerintahan Republik Indonesia, departemen Luar Neger merupakan departemen yang mempunyai akses hampir keseluruh dunia, dapat dilihat kenyataanya bahwa departemen in merupakan dominasi dibandingkan departemen lain yang ada di dalam jaringan kerja. Departemen Luar Neger merupakan pemegang kewenangan yang lebih besar dibandingkan departemen lain yang ada, dimana departemen lain mempunyai ketergantungan di dalam mengakses data dari departemen Luar Negeri. Kenyataanya, walaupun Departemen Luar Neger memiliki akses data yang lebih banyak, tetapi tetap saja mempunyai masalah dengan keterbatasan jalur, seperti dengan tidak ada jalur dengan Israel, terbatas jalur ke Amerika Serikat yang menyangkut hubungan dengan kelompok yang dipimpin Amerika Serikat, seperti lepasnya Timor-Timur dari Negara Kesatuan Republik Indonesia yang disebabkan terbatasnya jalur komunikasi dengan Portugis yang termasuk kelompok Amerika Serikat. C. Koalisi Koalisi adalah sebuah atau sekelompok persekutuan, gabungan atau aliansi beberapa unsur, di mana dalam kerjasamanya, masing-masing memiliki kepentingan sendiri- sendiri. Aliansi seperti ini mungkin bersifat sementara atau berasas manfaat. Dalam hubungan internasional, koalisi bisa berarti gabungan dari beberapa negara yang didirikan untuk tujuan tertentu. Koalisi juga dapat merujuk kepada sekelompok orang / warga negara yang bergabung karena tujuan yang sama. Koalisi dalam perekonomian mengacu pada perusahaan terafiliasi satu sama lain yang menciptakan hubungan yang saling menguntungkan. Dalam pembentukan kekuatan pemerintah koalisi pertama kali diperkenalkan oleh seorang ilmuwan muda Indonesia Dian Fernando Sihite, berdasarkan teori yang ia ciptakan kabinet akan sangat kuat jika tidak ada seperti koalisi. Contohnya: Misalnya, di DPR, beberapa partai koalisi untuk lulus tagihan atau untuk tujuan yang tampaknya lebih dari itu. Koalisi biasanya tidak permanen. ketika tujuan telah dicapai, koalisi bunbar dengan sendirinya. Jenis-Jenis Koalisi • Potensial, kelompok kepentingan yang muncul, bisa menjadi koalisi jika mengambil tindakan kolektif namun belum melakukannya; • Latent, belum terbentuk menjadi koalisi aktif (berperasi) • Dormant, terbentuk sebelumnya, tapi sdah tak aktif

• Aktif (operating), sedang berjalan • Mapan (established) aktif, relatif stabil, dan berlangsung dalam rentang waktu tak terbatas • Temporer (temporary), untuk jangka pendek, fokus pada isu tunggal • Berulang (recurring), koalisi temporer yang berlanjut karena isu belum terpecahkan Taktik Koalisi • Mencari pihak sehalauan dan membentuk alternatif yang memenuhi kepentingan kita. • Menghimpun sebanyak mungkin anggota untuk mengendalikan keputusan. • Mendorong kewajiban/tanggung jawab antar-pribadi di antara para aggota koalisi. Pengertian Tim Kerja Banyak pengertian/definisi tentang Tim Kerja yang dikemukakan oleh para ahli, antara lain; Tim kerja adalah kelompok yang usaha-usaha individualnya menghasilkan kinerja lebih tinggi daripada jumlah masukan individual (Stephen, Timothy2008:406). Hal ini memiliki pengertian bahwa kinerja yang dicapai oleh sebuah tim lebih baik daripada kinerja per individu disuatu organsasi. Allen (2004:21) pekerja tim atau tim kerja adalah orang yang sportif, sensitive, dan senang bergaul, serta mampu mengenali aliran emosi yang terpendam dalam tim dengan sangat jelas. Tim kerja menghasilkan sinergi positif melalui usaha yang terkoordinasi.Usaha usaha individual mereka menghasilkan satu tingkat kinerja yang lebih tinggi daripada jumlah masukan individual. Penggunaan tim secara ekstensif menghasilkan potensi bagi sebuah organisasi untuk membuahkan banyak hasil yang lebih besar tanpa peningkatan masukan. Kinerja tim akan lebih unggul daripada kinerja individu jika tugas yang harus dilakukan menuntut keterampilan ganda. Sebuah tim (team) adalah sebuah unit yang terdiri dari 2 orang atau lebih yang berinteraksi dan mengkoordinasikan pekerjaan mereka untuk menyelesaikan sebuah tugas yang spesifik (Daft, 2003:171). Katzenbach dan Smith, mendefinisikan team sebagai sekelompok kecil orang dengan keterampilan yang saling melengkapi yang berkomitmen untuk maksud bersama. Sedangkan menurut Hunsaker, 2001, Tim ialah kelompok dengan keterampilan yang saling melengkapi dan berkomitmen untuk mecapai tujuan bersama secara efektif dan efisien.

BAB 6 PERILAKU KELOMPOK A. Definisi Kelompok Menurut Para Ahli • Menurut Homans (1950) kelompok adalah sejumlah individu berkomunikasi satu dengan yang lain dalam jangka waktu tertentu yang jumlahnya tidak terlalu banyak, sehingga tiap orang dapat berkomunikasi dengan semua anggota secara langsung. • Menurut Merton, kelompok merupakan sekelompok orang yang saling berinteraksisesuai dengan pola yang telah mapan, sedangkan kolektiva merupakan orang yang mempunyai rasa solidaritas karena berbagai niai bersama dan yang telah memiliki rasa kewajiban moral untuk menjalankan harapan peran. • Menurut Achmad S. Ruky, Kelompok adalah sejumlah orang yang berhubungan (berinteraksi) antara satu dan yang lainnya, yang secara psikologis sadar akan kehadiran yang lain dan yang menganggap diri mereka sebagai suatu kelompok. • Menurut Muzafer Sherif, Kelompok adalah kesatuan yang terdiri dari dua atau lebih individu yang telah mengadakan interaksi sosial yang cukup intensif dan teratur, sehingga di antara individu itu sudah terdapat pembagian tugas, struktur dan norma norma tertentu. • Menurut De Vito (1997): kelompok merupakan sekumpulan individu yang cukup kecil bagi semua anggota untuk berkomunikasi secara relatif mudah. Para anggota saling berhubungan satu sama lain dengan beberapa tujuan yang sama dan memiliki semacam organisasi atau struktur diantara mereka. Kelompok mengembangkan norma- norma, atau peraturan yang mengidentifikasi tentang apayang dianggap sebagai perilaku yang diinginkan bagi semua anggotanya. B. Kelompok Kelompok adalah kesatuan dua atau lebih individu, yang saling berinteraksi, yang memungkinkan terjadinya interstimulasi dan respon untuk mencapai tujuan bersama. Kelompok dalam rangka bimbingan kelompok adalah bukan satu himpunan individu individu yang karena satu atau lain alas an tergabung bersama, melainkan satuan unit orang yang mempunyai tujuan yang ingin dicapai bersama, berinteraksi dan berkomunikasi secara intensif satu sama lain ketika berkumpul, saling tergantung dalam

proses kerjasama, dan mendapat kepuasan pribadi dari interaksi psikologis dengan seluruh anggota yang tergabung dalam satuan itu. Pembagian kelompok-kelompok ini sesuai dengan dasar pengelompokannya. Menurut tujuan dari beberapa kelompok maka kelopok dapat dibedakan menjadi tujuh jenis kelompok yaitu: Kelompok Primer Dan Kelompok Sekunder Kelompok Primer merupakan kelompok yang didalamnya terjadi interaksi sosial yang anggotanya saling mengenal dekat dan berhubungan erat dalam kehidupan. Menurut Goerge Homans kelompok primer merupakan sejumlah orang yang terdiri dari beberapa orang yang sering berkomunikasi dengan lainnya sehingga setiap orang mampu berkomunikasi secara langsung (bertatap muka) tanpa melalui perantara. Misalnya: keluarga, RT, kawan sepermainan, kelompok agama, dan lain-lain. Di sisi lain, kelompok sekunder adalah kelompok-kelompok besar yang terdiri atas banyak orang, antara dengan siapa hubungannya tidak perlu berdasarkan pengenalan secara pribadi dan sifatnya juga tidak begitu langgeng. Dalam kelompok sekunder, hubungan sosial bersifat formal, impersonal dan segmental (terpisah), serta didasarkan pada manfaat (utilitarian). Seseorang tidak berhubungan dengan orang lain sebagai suatu pribadi, tetapi sebagai seseorang yang berfungsi dalam menjalankan suatu peran. Kualitas pribadi tidak begitu penting, tetapi cara kerjanya. C. Norma Norma berkaitan dengan aturan yang berlaku pada masyarakat tertentu. Aturan ini berkaitan dengan tingkah laku manusia, jika melanggar dapat terkena sanksi. Norma adalah aturan atau kaidah untuk perilaku manusia yang berisi perintah, larangan, dan sanksi. Perintah ini merupakan sesuatu yang harus dilakukan, sementara larangan yaitu sesuatu yang tidak boleh dilakukan. Norma bisa diartikan sebagai petunjuk atau pedoman tingkah laku yang harus dilakukan ataupun tidak boleh dilakukan dalam kehidupan sehari hari, berdasarkan suatu alasan tertentu. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), norma adalah aturan atau ketentuan yang mengikat warga kelompok dalam masyarakat. Di mana sebagai panduan, tatanan, dan pengendali tingkah laku yang sesuai. Macam-Macam norma terbagi menjadi dua berdasarkan sifatnya, yakni norma formal dan non-formal. Berikut ulasannya: 1. Norma Formal Norma formal adalah ketentuan dan aturan dalam kehidupan bermasyarakat serta dibuat oleh lembaga atau institusi yang sifatnya resmi atau formal. Norma ini dibuat oleh lembaga-lembaga yang bersifat formal seperti perintah presiden, peraturan pemerintah, konstitusi dan lain sebagainya.

2. Norma Non-formal Norma non formal adalah ketentuan dan aturan dalam kehidupan bermasyarakat yang tidak diketahui tentang siapa dan bagaimana yang menerangkan mengenai norma tersebut. Norma ini biasanya tidak tertulis, tetapi masyarakat dengan sadar melakukannya seperti sebuah kebiasaan yang ada dalam suatu lingkup kehidupan masyarakat. BAB 7 KEKUASAAN A. Pengertian Kekuasaan Kekuasaan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah kuasa (untuk mengurus, memerintah, dan sebagainya); kemampuan; kesanggupan; daerah (tempat dan sebagainya) yang dikuasai. Kekuasaan merupakan suatu sumber yang memungkinkan seseorang atau sekelompok orang bisa mendapatkan hak untuk mengajak, mempengaruhi dan meyakinkan orang lain. Kekuasaan selalu dianalogikan dengan kekuasaan golongan, kekuasaan raja, kekuasaan pejabat negara. Dengannya kekuasaan dalam hal ini dapat diartikan sebagai kewenangan yang didapatkan oleh seseorang atau kelompok guna menjalankan kewenangan tersebut sesuai dengan kewenangan yang diberikan, kewenangan tidak boleh dijalankan melebihi kewenangan yang diperoleh. Untuk lebih jelasnya berikut beberapa pengertian kekuasaan menurut para ahli di antaranya; 1. Rogers, kekuasaan merupakan kemampuan seseorang yang dapat mengubah orang atau kelompok lain dalam cara yang spesifik, sebagai contohnya dalam kekuasaan dan pelaksanaan kerjanya. 2. Ossip K Flechtheim, kekuasaan sosial merupakan keseluruhan dari kemampuan, hubungan dan proses yang menghasilkan ketaatan dari pihak lain untuk tujuan-tujuan yang ditetapkan pemegang kekuasaan. 3. Ramlan Surbakti, kekuasaan adalah kemampuan mempengaruhi pihak lain untuk berperilaku dan berpikir sesuai dengan kehendak yang mempengaruhi. 4. Walterd Nord, kekuasaan merupakan kemampuan untuk mempengaruhi aliran energi

serta dana yang tersedia untuk mencapai suatu tujuan yang berbeda secara jelas dari tujuan lainnya. 5. Miriam Budiardjo, kekuasaan merupakan kemampuan seorang manusia untuk mempengaruhi tingkah lakunya kepada seseorang/kelompok sedemikian rupa, sehingga tingkah laku itu menjadi sesuai dengan keinginan dan tujuan dari orang yang mempunyai kekuasaan itu. 6. Max Weber, kekuasaan adalah kemampuan untuk, dalam suatu hubungan sosial melaksanakan kemauan sendiri sekalipun mengalami perlawanan dan apapun dasar kemampuan ini. 7. Harold D. Laswell dan Abraham Kaplan, kekuasaan adalah suatu hubungan di mana seseorang atau sekelompok orang dapat menentukan tindakan seseorang atau kelompok lain ke arah tujuan dari pihak pertama. 8. Barbara Goodwin, kekuasaan adalah kemampuan untuk mengakibatkan seseorang bertindak dengan cara yang oleh yang bersangkutan, dan tidak akan dipilih seandainya ia tidak dilibatkan. Dengan kata lain memaksa seseorang untuk melakukan sesuatu yang bertentangan dengan kehendaknya. 9. Gibson, kekuasaan adalah Kemampuan seseorang untuk memperoleh sesuatu sesuai dengan cara yang dikehendaki. 10. R.M. MacIver, kekuasaan adalah kemampuan untuk mengendalikan tingkah laku orang lain, baik secara langsung dengan memberi perintah, maupun secara tidak langsung dengan mempergunakan segala alat dan cara yang tersedia. 11. Rusel, kekuasaan merupakan suatu produksi dari akibat yang diinginkan. 12. Bierstedt, kekuasaan yaitu kemampuan untuk mempergunakan kekuatan. 13. Lewin, kekuasaan adalah kemampuan potensial dari seseorang/kelompok orang untuk mempengaruhi yang lain dalam sistem yang ada. Dalam pengertiannya, kekuasaan adalah kualitas yang melekat dalam satu interaksi antara dua atau lebih individu (a quality inherent in an interaction between two or more individuals). Jika setiap individu mengadakan interaksi untuk mempengaruhi tindakan satu sama lain, maka yang muncul dalam interaksi tersebut adalah pertukaran kekuasaan. B. Sumber Kekuasaan Sumber kekuasaan biasanya dibagi menjadi dua kelompok besar (Robbins dan Judge, 2007), yaitu: 1. Sumber kekuasaan antar individu (interpersonal sources of power).

a) Kekuasaan Formal (Formal Power) adalah kekuasaan yang didasarkan pada posisi individual dalam suatu organisasi. Kekuasaan ini dapat berasal dari: • Kemampuan untuk memaksa (coercive power), • Kemampuan untuk memberi imbalan (reward power) • Kekuatan formal (legitimate power). b) Kekuasaan Personal (Personal Power) adalah kekuasaan yang berasal dari karakteristik unik yang dimiliki seorang individu. Kekuasaan ini dapat berasal dari: • Kekuasaan karena dianggap ahli (Expert Power) • Kekuasaan karena dijadikan contoh (Referent Power) 2. Sumber kekuasaan struktural (structural sources of power). Kekuasaan ini juga dikenal dengan istilah intergroup atau interdepartmental power yang merupakan sumber kekuasaan kelompok. Ada 5 sumber kekuasaan menurut John Brench dan Bertram Raven, yaitu: 1. Kekuasaan menghargai (reward power) Kekuasaan yang didasarkan pada kemampuan seseorang pemberi pengaruh untuk memberi penghargaan pada orang lain yang dipengaruhi untuk melaksanakan perintah. (bonus sampai senioritas tau persahabatan) 2. Kekuasaan memaksa (coercive power) Kekuasaan berdasarkan pada kemampuan orang untuk menghukum orang yang dipengaruhi kalau tidak memenuhi perintah atau persyaratan. (teguran sampai hukuman). 3. Kekuasaan sah (legitimate power) Kekuasaan formal yang diperoleh berdasarkan hukum atau aturan yang timbul dari pengakuan seseorang yang dipengaruhi bahwa pemberi pengaruh berhak menggunakan pengaruh sampai pada batas tertentu. 4. Kekuasaan keahlian (expert power) Kekuasaan yang didasarkan pada persepsi atau keyakinan bahwa pemberi pengaruh mempunyai keahlian relevan atau pengetahuan khusus yang tidak dimiliki oleh orang yang dipengaruhi. (professional atau tenaga ahli). 5. Kekuasaan rujukan (referent power) Kekuasaan yang dimiliki oleh seseorang atau kelompok yang didasarkan pada indentifikasi pemberi pengaruh yang menjadi contoh atau panutan bagi yang dipengaruhi. (karisma, keberanian, simpatik dan lain-lain).

C. Karakteristik Bawahan Pada saat bawahan memiliki pengalaman atau pelatihan yang cukup luas sebelumnya, mereka hanya memperlukan sedikit arahan karena mereka telah memiliki keterampilan dan pengetahuan yang cukup untuk mengetahui apa yang harus dilakukan dan bagaimana cara melakukannya. Contohnya dokter medis, pilot penerbangan, akuntan, ahli listrik dan profesional lainnya. Terkadang mereka tidak membutuhkan banyak pengawasan, Karakteristik bawahan mempengaruhi gaya kepemimpinan yang diterapkan pemimpin. Berdasarkan paparan tersebut, karakteristik bawahan mencakup aspek-aspek kematangan, fokus kontrol, kemampuan melaksanakan tugas, kebutuhan berprestasi, pengalaman, kebutuhan untuk kejelasan, kepuasan, semangat kerja, pengetahuan tentang pekerjaan, kebutuhan sosial, dan kesiapan menerima tanggung jawab. D. Faktor Situasi Faktor situasional yang mempengaruhi menurut Fiedler (tori kontingensi / kepemimpinan kontingensi): 1. Faktor hubungan pemimpin-anggota, mengacu pada kadar keyakinan, kepercayaan, rasa hormat para pengikut terhadap pemimpin yang bersangkutan. Variabel situasional ini mencerminkan penerimaan pemimpin. 2. Struktur tugas, dimensi ini mencakup: a. Kejelasan tujuan (goal clarity), kadar sejauh mana tugas dan kewajiban dinyatakan dengan tegas dan diberitahukan kepada orang-orang yang melaksanakan pekerjaan. b. Keserbaragaman jalan-tujuan (goal-path multiplicity), kadar sejauh mana masalah yang ditemui dalam pekerjaan dapat dipecajkan melalui berbagai prosedur. c. Verifiabilitas keputusan (decision veriability), kadar sejauh mana kekonkretan pemecahan atau keputusan yang umumnya ditemui dalam suatu pekerjaan dapat dibuktikan dengan himbauan kepada yang berwenang, dengan prosedur yang logis, atau balikan (feedback). d. Kerincian keputusan(decision specificity), kadar sejauh mana umumnya terdapat lebih dari satu pemecahan yang benar. 3. Kekuasaan posisi, dalam model kontingensi menunjukkan kekuasaan yang melekat pada posisi kepemimpinan. Terdapat 3 (tiga) faktor situasi yang paling penting dalam menentukan kekuasaan dan pengaruh pemimpin, ialah: • Apakah hubungan pemimpin-anggota tersebut baik atau buruk.

• Apakah tugas-tugas terstruktur atau tidak terstruktur. • Apakah kekuasaan posisi secara relative kuat atau lemah. E. Kekuasaan Paksaan Kekuasaan Paksaan atau Coercive Power ini lebih cenderung ke penggunaan ancaman atau hukuman untuk memengaruhi seseorang untuk bersedia melakukan sesuatu sesuai dengan keinginannya. Kekuasaan Paksaan ini adalah kebalikan atau sisi negatif dari Kekuasaan Balas Jasa (Reward Power). Contoh ancaman atau hukuman yang diberlakukan jika tidak mengikuti perintah yang dinstruksikan antara lain seperti pemberian surat peringatan, penurunan gaji, penurunan jabatan dan bahkan pemberhentian kerja tau PHK. F. Kekuasaan dan Bawahan Menurut C. Wright Mills, Kekuasaan adalah dominasi, yaitu kemampuan untuk melaksanakan kemauan kendatipun orang lain menentangnya (T. Liang Gie, 1986:20) Menurut Max Weber, kekuasaan adalah kemampuan untuk dalam suatu hubungan sosial, melakukan kemauan sendiri sekalipun mengalami perlawanan dan apa-pun dasar kemampuan ini (M. Budiardjo, ed., 1983:16). Bawahan merupakan seorang yang membantu melaksanakan tugas dari seorang atasan (yang berkuasa). Dalam mengelola bawahan pada dasarnya terdapat 4 (empat) tipe bawahan, yakni sebagai berikut : a. Tipe Bawahan Konstruktif : Berani mengemban tanggung jawab, dapat dipercaya, mampu memahami dan menginterpretasikan keinginan atasan, tidak sekadar meniru atasan, tetapi memiliki pemikiran kreatif, berpandangan kedepan. b. Bawahan Tipe Rutin : Tingkat kemampuan intelektual dan daya imajinasi di bawah tipe konstruktif, kurang memiliki inisiatif, cenderung gamang jika tapa petunjuk dan arahan yang jelas, namun jika diarahkan dengan benar, ia dapat bekerja dengan loyal dan sepenuh hati c. Bawahan Tipe Impulsif : Cenderung mudah berubah mengikuti lingkungan (seperti bunglon), melakukan tugas atas dasar suka atau tidak suka pada pimpinan, sangat tidak imajinatif. d. Bawahan Tipe Subversif : Sulit dikontrol, tidak memiliki prinsip yang kuat, cenderung memikirkan keuntungan pribadi, dapat menghalalkan berbagai cara untuk mencapai keinginan (misal: provokasi, menjilat, dsb).

Soal dan Jawaban BAB 1 Soal dan Jawaban 1. Jelaskan pengertian efektivitas organisasi Jawab : Efektivitas organisasi adalah hubungan yang optimal antara produksi, kualitas, efesiensi, fleksibilitas, kepuasan, sifat keunggulan dan pengembangan. organisasi yang efektif adalah orgnaisasi yang mencapai tujuan. Efektivitas sebagai tingkat pencapaian organisasi dalam jangka pendek dan jangka panjang. 2. Jelaskan pengertian prilaku organisasi Jawab : Perilaku Organisasi adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang perilaku tingkat individu dan tingkat kelompok dalam suatu organisasi serta dampaknya terhadap kinerja (baik kinerja individual, kelompok, maupun organisasi. 3. Sebutkan 3 faktor apa saja yang mempengaruhi efektivitas kerja Jawab : • Waktu Ketepatan waktu dalam menyelesaikan suatu pekerjaan merupakan faktor utama. Semakin lama tugas yang dibebankan itu dikerjakan, maka semakin banyak tugas lain menyusul dan hal ini akan memperkecil tingkat efektivitas kerja karena memakan waktu yang tidak sedikit. • Produktivitas Seorang pegawai mempunyai produktivitas kerja yang tinggi dalam bekerja tentunya akan dapat menghasilkan efektivitas kerja yang baik demikian pula sebaliknya. • Perlengkapan dan Fasilitas Adalah suatu sarana dan peralatan yang disediakan oleh pimpinan dalam bekerja. Fasilitas yang kurang lengkap akan mempengaruhi kelancaran pegawai dalam bekerja.

4. Jelaskan apa yang dimaksud efektivitas organisasi Jawab : Fungsi dari efektifitas individu dan kelompok. Demikian, keefektifan organisasi melebihi jumlah efektifitas individu dan kelompok. Organisasi dapat memperoleh prestasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan jumlah prestasi dari masing-masing bagianya dan organisasi berusaha mencapai lebih dari satu tujuan, dan pencapaian tujuan yang satu sering menghalangi dan mengurangi pencapaian tujuan lain. 5. Jelaskan secara singkat tentang efektivitas kerja Jawab : Efektivitas kerja adalah tingkatan sejauh mana seseorang atau kelompok dalam melaksanakan tugas pokoknya untuk mencapai sasaran yang diinginkan. Istilah efektivitas sering digunakan dalam lingkungan organisasi atau perusahaan untuk menggambarkan tepat atau tidaknya sasaran yang dipilih perusahaan tersebut. BAB 2 Soal dan Jawaban 1. Jelaskan secara singkat apa yang di maksud dengan sikap? Jawab : Sikap (Attitudes) dapat diartikan sebagai kecenderungan untuk merespon secara positif atau negatif terhadap seseorang atau sesuatu. 2. Jelaskan apa yang dimaksud Afektif dalam sikap? Jawab : Afektif (Affective) Merupakan aspek emosional dari faktor sosio psikologis, didahulukan karena erat kaitannya dengan pembicaraan sebelumnya, aspek ini menyangkut masalah emosional subyektif seseorang terhadap suatu obyek sikap. Secara umum komponen ini disamakan dengan perasaan yang dimiliki obyek tertentu.(segmen emosional atau perasaan dari sikap). 3. Apa yang dimaksud dengan kepuasan? Jawab : Kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan kinerja (hasil) produk yang dipikirkan terhadap kinerja (atau hasil) yang diharapkan.

4. Sebutkan apa saja yang bentuk – bentuk yang meliputi nilai dalam organisasi atau masyarakat? Jawab : Bentuk-bentuk nilai yang ada di organisasi dan masyarakat, diantaranya: dalam • Penghargaan akan orang lain. • Percaya dan mendukung orang lain. • Pengamanan kekuasaan (mengurangi tekanan pada wewenang). • Konfrontasi (masalah yang tidak disembunyikan). • Partisipasi (melibatkan orang-orang yang mempunyai potensi proses pengembangan organisasi) 5. Apa yang dimaksud dengan nilai? Jawab : Nilai (values) merupakan suatu tuntunan atau pedoman yang mendasari bagaimana seseorang atau suatu organisasi berpikir, mengambil keputusan, bersikap, dan bertindak. Perbedaan nilai yang dimiliki oleh dua orang yang berbeda akan menimbulkan sikap yang berbeda pula diantara dua orang tersebut, meskipun mereka berada dalam lingkungan yang sama. BAB 3 Soal dan Jawaban 1. Sebutkan 3 faktor apa saja yang mempengaruhi persepsi! Jawab : Berikut 3 faktor yang mempengaruhi persepsi yaitu; 1. Fisiologis Informasi yang masuk melalui panca indera, kemudian informasi yang diperoleh tersebut akan mempengaruhi dan melengkapi kegiatan Anda untuk memberikan makna terhadap lingkungan sekitarnya atau feedback. Kapasitas indera untuk mempersepsikan apa yang ada pada tiap orang berbeda – beda sehingga interpretasi terhadap lingkungan juga bisa menghasilkan suatu yang berbeda. Kaitannya hubungan persepsi dengan tingkah laku.

2. Perhatian Selanjutnya yang mempengaruhi persepsi adalah sebuah perhatian. Setiap orang membutuhkan energi yang dikeluarkan untuk memperhatikan atau memfokuskan pada suatu bentuk fisik dan fasilitas mental yang ada pada suatu obyek. Energi tiap orang juga berbeda sehingga perhatian fokus terhadap obyek juga berbeda dan hal ini akan mempengaruhi persepsi terhadap suatu obyek tersebut nantinya. 3. Minat Minat itu persepsi terhadap suatu obyek sangat bervariasi tergantung pada seberapa banyak energi atau perceptual vigilance yang dapat digerakkan untuk mempersepsikan suatu objek. Perceptual vigilance adalah kecenderungan seseorang untuk memperhatikan tipe tertentu dari rangsangan atau dapat dikatakan sebagai minat. Minat orang juga berbeda dan tergantung pada bagaimana ia mampu melakukan dalam kehidupan sehari – harinya. Simak antara hubungan persepsi dengan konsep diri dalam Psikologi. 2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan ambisi (menurut para ahli)! Jawab : Menurut para ahli Pengertian Ambisi yaitu hasrat, keinginan atau nafsu yang menggebu- gebu untuk mendapatkan apa yang di inginkannya seperti contohnya wanita, harta dan kekuasaan, keinginan seseorang yang besar untuk meraih sesuatu didalam kehidupannya atau melakukan sesuatu untuk mencapai cita-cita yang baik dengan hasratnya, maka itu dinamakan dengan ambisi. 3. Sebutkan ciri-ciri ambisi! Jawab : 1. Terlalu serakah 2. Hanya peduli dengan pencapaian 3. Sering merasa iri 4. Terlalu bersemangat 5. Tidak mau belajar dari sebuah kesalahan 6. Kegagalan adalah sebuah aib

4. Jelaskan mengapa iri itu tidak baik! Jawab : Iri disini memang menurut agama sudah sangat salah. Apalagi dalam pencapaian kesuksesan, semakin kamu tenggelam dalam perasaan iri dengan pencapaian orang lain atau keberhasilan orang lain, maka semakin jauh apa yang kamu ingin dapatkan. Lebih baik gunakan waktumu untuk berfikir posistif dan juga selalu berkerja keras untuk mencapai impianmu. 5. Apa yang dimaksud menilai orang lain? Jawab : Menilai orang lain sah-sah saja, apalagi bisa disampaikan secara langsung. Menilai orang secara subjektif lebih berdasar pada perasaan. Mereka menilai tidak harus dengan bukti- bukti yang kongkrit. Asal apa yang dinilai terhadap orang lain tidak sesuai dengan perasaanya, orang tersebut akan menilai buruk. Seperti, seorang mahasiswa dengan tampilan glamor akan memandang teman yang berpenampilan biasa bahkan tidak modis sebagai orang norak atau culun. Berbeda bila menilai orang dilihat secara objektif. Tentunya kita mempunyai logika dan penguatan dasar yang kuat terhadap penilaian kepada orang lain. Sehingga hal ini tidak akan menyebabkan peselisihan persepsi dengan keadaan sebenarnya. BAB 4 Soal dan Jawaban 1. Jelaskan apa itu motivasi Jawab : Motivasi adalah hasrat atau dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu. 2. Sebutkan tiga konsep motivasi Jawab : Motivasi instrinsik, motivasi ekstrinsik, motivasi terdesak 3. Jelaskan apa itu motivasi intrinsik? Jawab : Yaitu motivasi yang berasal dari dalam diri individu itu sendiri. Contoh motivasi intrinsik adalah perasaan nyaman pada ibu nifas ketika dia berada di rumah bersalin.

4. Jelaskan pengertian teori motivasi Jawab : Teori motivasi adalah teori yang mengulas mengenai motivasi serta mengelompokkannya menjadi beberapa bentuk dari kurun waktu ke waktu. 5. Jelaskan bagaimana seseorang mendapatkan motivasi Jawab : Hasrat tersebut timbul ketika seseorang memiliki tujuan serta ada sesuatu yang ingin dicapai. Seseorang akan secara otomatis memiliki motivasi ketika mereka menginginkan sesuatu. Motivasi juga dapat diartikan sebagai kekuatan yang mendorong seseorang untuk mempertahankan bahkan memulai perilaku mereka yang merujuk pada tujuan mereka sendiri. BAB 5 Soal dan Jawaban 1. Apa yang dimaksud jaringan komunikasi ? Jawab : Jaringan komunikasi adalah proses komunikasi yang dilakukan melalui perantara tertentu, biasanya menggunakan bantuan internet. Komunikasi jaringan sering disebut dengan komunikasi daring. 2. Jelaskan apa itu jaringan komunikasi rantai ? Jawab : Jaringan komunikasi rantai adalah komunikasi yang dilakukan oleh anggota kelompok organisasi, komunikasi yang dimaksud adalah satu anggota hanya dapat menyampaikan pesan kepada anggota di sebelahnya, kemudian anggota yang menerima pesan akan melanjutkan dengan anggota lainnya lagi dan seterusnya. 3. Apa yang dimaksud keterbatasan jaringan ? Jawab : Keterbatasan jaringan adalah system jaringan yang tidak dapat dilebihkan sesuai kapasitas. Contoh: usaha perbaikan harus dilakukan walaupun segala keterbatasan belum dapat kita elakkan, kita perlu menyadari keterbatasan kemampuan kita. Perkembangan teknologi internet dewasa ini sangatlah pesat, dimana hampir setiap orang membutuhkanya. Segala kemudahan bisa didapatkan melalui internet, mulai dari jejaring sosial, berita, tugas kuliah, iklan dan sebagainya semua bisa dicari melalui internet.

4. Jelaskan keunggulan sistem jaringan kerja ? Jawab : Keunggulan sistem jaringan kerja adalah apabila memiliki akses yang luas keluar organisasi (Organizational External), karena akses ini akan lebih banyak data yang dapat diperoleh untuk diolah menjadi kebijakan (Decision Making). Siapa saja yang memiliki akses jaringan kerja sampai ke tingkat dunia yang dapat dimonitor lebih banyak, maka akan memiliki kekuasaan lebih besar. Sebagai contoh di dalam organisasi pemerintahan Republik Indonesia, departemen Luar Neger merupakan departemen yang mempunyai akses hampir keseluruh dunia, dapat dilihat kenyataanya bahwa departemen in merupakan dominasi dibandingkan departemen lain yang ada di dalam jaringan kerja. 5. Apa yang dimaksud koalisi ? Jawab : Koalisi adalah sebuah atau sekelompok persekutuan, gabungan atau aliansi beberapa unsur, di mana dalam kerjasamanya, masing-masing memiliki kepentingan sendiri-sendiri. Aliansi seperti ini mungkin bersifat sementara atau berasas manfaat. Dalam hubungan internasional, koalisi bisa berarti gabungan dari beberapa negara yang didirikan untuk tujuan tertentu. Koalisi juga dapat merujuk kepada sekelompok orang / warga negara yang bergabung karena tujuan yang sama. Koalisi dalam perekonomian mengacu pada perusahaan terafiliasi satu sama lain yang menciptakan hubungan yang saling menguntungkan. BAB 6 Soal dan Jawaban 1. Jalaskan definisi kelompok menurut para ahli? Jawab : Menurut Homans (1950) : kelompok adalah sejumlah individu berkomunikasi satu dengan yang lain dalam jangka waktu tertentu yang jumlahnya tidak terlalu banyak, sehingga tiap orang dapat berkomunikasi dengan semua anggota secara langsung. Menurut Merton, kelompok merupakan sekelompok orang yang saling berinteraksi sesuai dengan pola yang telah mapan, sedangkan kolektiva merupakan orang yang mempunyai rasa solidaritas karena berbagai niai bersama dan yang telah memiliki rasa kewajiban moral untuk menjalankan harapan peran. Menurut Achmad S. Ruky, Kelompok adalah sejumlah orang

yang berhubungan (berinteraksi) antara satu dan yang lainnya, yang secara psikologis sadar akan kehadiran yang lain dan yang menganggap diri mereka sebagai suatu kelompok. 2. Apa inti dari yang dimaksud kelompok? Jawab : Kelompok adalah kesatuan dua atau lebih individu, yang saling berinteraksi, yang memungkinkan terjadinya interstimulasi dan respon untuk mencapai tujuan bersama. Kelompok dalam rangka bimbingan kelompok adalah bukan satu himpunan individu individu yang karena satu atau lain alas an tergabung bersama, melainkan satuan unit orang yang mempunyai tujuan yang ingin dicapai bersama, berinteraksi dan berkomunikasi secara intensif satu sama lain ketika berkumpul, saling tergantung dalam proses kerjasama, dan mendapat kepuasan pribadi dari interaksi psikologis dengan seluruh anggota yang tergabung dalam satuan itu. Pembagian kelompok-kelompok ini sesuai dengan dasar pengelompokannya. 3. Apa yang dimaksud kelompok primer? Jawab : kelompok primer merupakan sejumlah orang yang terdiri dari beberapa orang yang sering berkomunikasi dengan lainnya sehingga setiap orang mampu berkomunikasi secara langsung (bertatap muka) tanpa melalui perantara. Misalnya: keluarga, RT, kawan sepermainan, kelompok agama, dan lain-lain. 4. Apa yang dimaksud norma? Jawab : Norma dapat diartikan sebagai petunjuk atau pedoman tingkah laku yang harus dilakukan ataupun tidak boleh dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, berdasarkan suatu alasan tertentu. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), norma adalah aturan atau ketentuan yang mengikat warga kelompok dalam masyarakat. Di mana sebagai panduan, tatanan, dan pengendali tingkah laku yang sesuai. 5. Jelaskan apa yang dimaksud norma formal? Jawab : Norma formal adalah ketentuan dan aturan dalam kehidupan bermasyarakat serta dibuat oleh lembaga atau institusi yang sifatnya resmi atau formal. Norma ini dibuat oleh lembaga-lembaga yang bersifat formal seperti perintah presiden, peraturan pemerintah, konstituti dan lain sebagainya.

BAB 7 Soal dan Jawaban 1. Apa yang dimaksud dengan kekuasaan? Jawab: Kekuasaan merupakan suatu sumber yang memungkinkan seseorang atau sekelompok orang bisa mendapatkan hak untuk mengajak, mempengaruhi dan meyakinkan orang lain. 2. Apa yang dimaksud oleh kekuasaan menurut para ahli? Sebutkan minimal 3 Jawab: 1. Rogers, kekuasaan merupakan kemampuan seseorang yang dapat mengubah orang atau kelompok lain dalam cara yang spesifik, sebagai contohnya dalam kekuasaan dan pelaksanaan kerjanya. 2. Ramlan Surbakti, kekuasaan adalah kemampuan mempengaruhi pihak lain untuk berperilaku dan berpikir sesuai dengan kehendak yang mempengaruhi. 3. Miriam Budiardjo, kekuasaan merupakan kemampuan seorang manusia untuk mempengaruhi tingkah lakunya kepada seseorang/kelompok sedemikian rupa, sehingga tingkah laku itu menjadi sesuai dengan keinginan dan tujuan dari orang yang mempunyai kekuasaan itu. 4. R.M. MacIver, kekuasaan adalah kemampuan untuk mengendalikan tingkah laku orang lain, baik secara langsung dengan memberi perintah, maupun secara tidak langsung dengan mempergunakan segala alat dan cara yang tersedia. 5. Gibson, kekuasaan adalah Kemampuan seseorang untuk memperoleh sesuatu sesuai dengan cara yang dikehendaki. 3. Apa yang dimaksud oleh sumber kekuasaan formal dan personal? Jawab: Kekuasaan Formal (Formal Power) adalah kekuasaan yang didasarkan pada posisi individual dalam suatu organisasi. Sedangkan, Kekuasaan Personal (Personal Power) adalah kekuasaan yang berasal dari karakteristik unik yang dimiliki seorang individu. 4. Apa yang dimaksud kekuasaan paksaan? Jawab: Kekuasaan Paksaan atau Coercive Power ini lebih cenderung ke penggunaan ancaman atau hukuman untuk memengaruhi seseorang untuk bersedia melakukan sesuatu sesuai dengan keinginannya. Kekuasaan Paksaan ini adalah kebalikan atau sisi negatif dari Kekuasaan Balas Jasa (Reward Power).

5. Sebutkan dan jelaskan 4 tipe bawahan! Jawab: Terdapat 4 (empat) tipe bawahan, yakni sebagai berikut : a. Tipe Bawahan Konstruktif : Berani mengemban tanggung jawab, dapat dipercaya, mampu memahami dan menginterpretasikan keinginan atasan, tidak sekadar meniru atasan, tetapi memiliki pemikiran kreatif, berpandangan kedepan. b. Bawahan Tipe Rutin : Tingkat kemampuan intelektual dan daya imajinasi di bawah tipe konstruktif, kurang memiliki inisiatif, cenderung gamang jika tapa petunjuk dan arahan yang jelas, namun jika diarahkan dengan benar, ia dapat bekerja dengan loyal dan sepenuh hati c. Bawahan Tipe Impulsif : Cenderung mudah berubah mengikuti lingkungan (seperti bunglon), melakukan tugas atas dasar suka atau tidak suka pada pimpinan, sangat tidak imajinatif. d. Bawahan Tipe Subversif : Sulit dikontrol, tidak memiliki prinsip yang kuat, cenderung memikirkan keuntungan pribadi, dapat menghalalkan berbagai cara untuk mencapai keinginan (misal: provokasi, menjilat, dsb).

DAFTAR PUSAKA https://www.kajianpustaka.com/2020/03/efektivitas- kerja.html https://teoriefektivitas.blogspot.com/2012/10/efektivitas-organisasi.html http://digilib.iainkendari.ac.id/1966/7/BAB%20II.pdf https://docplayer.info/33155118-Bab-ii-management-individual-kelompok-efektifitas organisasi.html http://blindinglightning.blogspot.com/2018/11/efektivitas-individu-kelompok organisasi.html https://resthoe.blogspot.com/2012/12/pengertian-kerja.html?m=1 https://www.slideshare.net/navyndl29/powerpoint-nilai-dalam-perilaku-organisasi https://online.fliphtml5.com/kgoke/jjkn/#p=17 https://dosenpsikologi.com/faktor-yang-mempengaruhi-persepsi https://www.kompasiana.com/wiwitwahyuhidayati/552bad4d6ea834665d8b458c/men ilai- orang-lain https://www.idpengertian.net/pengertian-ambisi-dan-obsesi/ https://hot.liputan6.com/read/4681419/pengertian-motivasi-menurut-para-ahli-dan- jenis-jenisnya-yang-perlu-dikenali http://dr-suparyanto.blogspot.com/2010/09/konsep- motivasi.html#:~:text=Motivasi%20adalah%20konsep%20yang%20menggambarkan,s esuatu%20(Mohibbin%2C%202008). https://id.m.wikipedia.org/wiki/Koalisi https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian koalisi/http://eprints.umm.ac.id/43229/3/Bab%20II.pdf http://scholar.unand.ac.id/26191/2/BAB%20I%20PENDAHULUAN.pd f https://www.jptam.org/index.php/jptam/article/download/2861/2440 https://www.maxmanroe.com/pengertian https://123dok.com/document/1y91j4dq-definisi-kelompok-menurut-para-ahli.html http://nanditooverbeek.blogspot.com/2016/06/konsep-dasar-kelompok.html?m=1

https://m.merdeka.com/trending/pengertian-norma-beserta-jenis-dan-fungsinya-kln.html https://www.sosial79.com/2020/09/pengertian-kekuasaan-sudut-pandang.html?m=1 https://media.neliti.com/media/publications/72350-ID-kekuasaan-dan-taktik-mempengaruhi- orang.pdf https://123dok.com/document/zw0go6vy-pengertian-kekuasaan-sumber-kekuasaan- kekuasaan-kemampuan-menggunakan-pengaruh.html https://www.kompasiana.com/ianpribadi6149/5de868c9097f367ce3653732/pengertian- kekuasaan-dan-5-jenis-kekuasaan-dalam-organisasi


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook