Lembaran Putih Para Jundullah | i
Lembaran Putih Para Jundullah Penulis: Wulan Sari ISBN Editor: M. Maghfur Qumaidi Penata Letak: @timsenyum Desain Sampul: @timsenyum Copyright © Pustaka Media Guru, 2019 vi, 86 hlm, 14,8 x 21 cm Cetakan Pertama, November 2019 Diterbitkan oleh CV. Pustaka MediaGuru Anggota IKAPI Jl. Dharmawangsa 7/14 Surabaya 60286 Website: www.mediaguru.id Dicetak dan Didistribusikan oleh Pustaka Media Guru Hak Cipta Dilindungi Undang‐Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta, PASAL 72
Prakata S egala puji bagi Allah SWT, Tuhan seru sekalian alam yang mengajarkan manusia dengan perantara kalam‐ Nya, Dialah Sang Pencipta dan mengetahui bagaimana makhluk ciptaannya. Tiada satu waktu pun Allah alfa akan ciptaannya. Salawat beserta salam di sampaikan pada baginda, Nabi besar Muhammad SAW, semoga dengan bersahalawat, kita bisa diakui menjadi barisan panjang umat beliau yang mendapatkan syafaat di akhirat kelak. Amin Yaa Rabbal Alamin. Bumi ini sudah cukup tua untuk menampung kisah‐kisah yang penuh pembelajaran. Tidak ada sejatinya yang baru dari itu, hanya mengulang‐ulang dari pengalaman yang sama. Begitu juga halnya dalam mendidik anak. Kita dapat belajar bagaimana Rasulullah dan para sahabat mendidik dan membesarkan anak. Orang yang beruntung adalah yang mau dan mampu mengambil kebaikan disetiap kisah serta menjadikannya sebagai tolak ukur untuk menambah kualitas hidupnya menjadi lebih baik dari hari ke hari. Menjadi orang tua sejatinya adalah menjadi pribadi yang mau belajar dan mengajarkan. Kita memiliki masa dan zaman yang berbeda dengan anak, untuk itu kita perlu belajar lebih banyak bagaimana mendidik anak yang benar. Semoga buku ini dapat menjadi salah satu buku yang memberikan banyak manfaat bagi pembaca dalam mendidik Lembaran Putih Para Jundullah | iii
anak di rumah. Akhirkata saya pintakan maaf atas segala kekurangan dan khilaf dalam penulisan. Kebenaran datang dari Allah SWT dan kesalahan berasal dari penulis. Wassalamu’alaikum Wr. Wb. iv | Wulan Sari
Daftar Isi Prakata ...................................................................................... iii Daftar Isi ..................................................................................... v Lembaran Putih Para Jundullah ................................................ 1 1. Mengenal Diri, Mengenal Penciptanya ............................. 1 2. Saat Menanti dan Berjumpa. ............................................. 7 3. Beberapa Kekeliruan Orangtua. ...................................... 14 4. Anak adalah Tanggungjawab Orangtua. ........................ 22 5. Kerja Bagus Rumah Terurus. ............................................ 25 6. Pembiasaan Menumbuhkan Karakter. ........................... 32 7. Anak Sering Bertengkar dengan Saudaranya. ............... 35 8. Ayah dan Ibu Aktor Terbaik. ............................................ 37 9. Lembar Aktifitas Bersama Anak ...................................... 53 a. Mengenal Huruf. .......................................................... 54 b. Mengenal Angka. ......................................................... 55 c. Bermain Maze Huruf ................................................... 56 d. Mengenalkan bentuk‐bentuk ..................................... 67 e. Memperkenalkan Peralatan dan kegiatan yang digunakan ............................................................................. 68 f. Melengkapi Gambar yang belum Sempurna ............ 69 Lembaran Putih Para Jundullah | v
g. Menentukan angka dan jumlahnya ........................... 70 h. Menemukan perbedaan Gambar ............................... 71 i. Mewarnai Gambar ....................................................... 72 j. Mengajarkan Anak Bermain Berjualan. ..................... 73 k. Membuat Buku Cerita Berbentuk Popup. ................ 75 l. Membuat Baling‐Baling Sederhana. .......................... 81 Profil Penulis ............................................................................ 85 vi | Wulan Sari
Lembaran Putih Para Jundullah 1. Mengenal Diri, Mengenal Penciptanya Saat yang membahagiakan adalah menanti kelahiran buah hati. Apalagi yang dinanti adalah anak pertama, sangat diharapkan oleh kedua orang tua. Banyak hal yang telah dipersiapkan untuknya. Mulai dengan mempersiapkan kelengkapan si kecil, memilihkan nama‐nama yang baik dan bagaimana pengasuhan akan dilakukan. Karena setiap keluarga memiliki cara dan pola pendidikan anak yang berbeda terkait dengan pengalaman yang telah didapatkan. Merasakan kehadiran anak dimulai sejak berada dalam kandungan. Allah telah memberikan ruh anak semenjak umur bayi 40 hari dalam rahim. Proses penciptaannya adalah peristiwa luar biasa keberasan Allah. Jika kita memahami tahapan pembentukan dan kerumitan organ manusia bekerja nyaris tanpa ada kesalahan, maka bertambahlah keimanan kita akan kekuasaanNya sebagaimana dalam surah Al mu’minun ayat 12‐14: Artinya :”Dan sungguh kami telah menciptakan manusia dari saripati (yang berasal) dari tanah (12). Kemudian Lembaran Putih Para Jundullah | 1
kami menjadikan air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim) (13). Kemudian, air mani itu kami jadikan sesuatu yang melekat, lalu sesuatu yang melekat itu kami jadikan segumpal daging. Kemudian kami menjadikannya makhluk yang (berbentuk) lain. Maha Suci Allah, Pencipta yang paling baik (14). Dari arti ayat diatas Allah memberikan kabar kepada manusia, bahwa kita diciptakan dari sari pati tanah. Setiap kita berasal dari tanah yang berbeda. Ada yang dari tanah merah, hitam dan putih. Dengan membawa sifatnya masing‐ masing, jahat atau baik. Dari imam Ahmad meriwayatkan dari Abdullah Mas’ud, ia bercerita, Rasulullah memberitahukan kami, yang beliau adalah selalu jujur dan dibenarkan: “ Sesungguhnya salah seorang diantara kalian dikumpulkan penciptaannya di dalam perut (rahim) ibunya selama empat puluh hari berupa nutfah (air mani), kemudian jadi segumpal darah selama itu juga (empat puluh hari), lalu menjadi segumpalan seperti sekerat daging, selama itu juga, kemudian diutuslah kepadanya malaikat, maka ia (malaikat) meniupkan ruh padanya dan malaikat itu diperintahkan untuk (menulis) empat perkara; rizkinya, ajal (umur)nya, amal perbuatannya, dan (apakah dia) sengsara atau bahagia. Demi Allah yang tiada ilah (yang haq) selain Dia, sesungguhnya salah seorang diantra kalian karna mengerjakan amalan penghuni surga sehingga (jarak) antara dirinya dengan surga hanya satu hasta saja, namun ia didahului oleh ketetapan (takdir) Allah sehingga 2 | Wulan Sari
ia mengerjakan perbuatan penghuni neraka. Dan sesungguhnya salah seorang diantara kalian akan mengerjakan perbuatan penghuni neraka sehingga (jarak) anata dirinya dengan neraka tinggal satu hasta saja, namun ketetapan (takdir) Allah mendahuluinya sehingga dia mengerjakan amal perbuatan penghuni surga, hingga akhirnya dia masuk surga.” (HR Al‐Bukhari dan Muslim) Dari Hadis diatas dapatlah kita ambil beberapa pelajaran tahap pembentukan manusia itu: 1. Nutfah (air mani). Dalam tafsir ibnu katsir didapat makna nutfah adalah air yang keluar dari tulang punggung laki‐ laki dan tulang dada perempuan yang kemudian diletakkan dalam rahim perempuan. 2. Segumpal darah. Alaqah atau dimaknai dengan segumpal darah yang belum berbentuk wujud manusia. Masih darah membeku yang menggantung dalam rahim ibu. 3. Segumpal Daging Darah yang telah menggumpal mengalami pengerasan menjadi seperti sepotong daging. 4. Tulang. Pada proses ini rangka manusia mulai terbentuk, awalnya tulang rawan terbentu, setelah itu lambat laun tulang rawan berkembang menjadi tulang pipih yang padat dan mulai tampak bagaimana bentuk bayi. Saat bayi kita memiliki 270 tulang Lembaran Putih Para Jundullah | 3
namun saat dewasa tulang manusia hanya berjumlah 206, karena ada bebarapa tulang pada bayi yang tidak akan berkembang saat dewasa. Di dalam tulang terdapat jaringan yang kuat, berfungsi melindungi organ yang ada di bagian dalam. 5. Pembungkus. Setelah tulang rangka manusia diciptakan, maka diberikan penutup yang melapisis rangka dengan daging yang telah memberikan bentuk manusia. Daging itu berupa otot. 6. Peniupan ruh. Pada masa ini malakat diperintahkan untuk meniupkan ruh dan Allah memberikan ketetapan atas perkara kehidupannya di dunia hingga kembali pada Allah. Proses panjang kehidupan kita dimulai dari rahim, dimana Allah menjadikannya tempat yang kokoh penuh dengan kenyamanan, bayi akan merasakan bahwa itu adalah tempat yang baik. Maha besar Allah dalam penciptaan dan penjagaan makhluk ciptaannya. Alah menciptakan dan mempersiapkan takdir kehidupan yang akan dilalui selama dibumi. Manusia harus berusaha memperhatikan amalan dan perbuatannya. Ada yang mengupayakan berbuat baik selama hidup namun pada akhir hayat ia justru melakukan perbuatan penghuni neraka hingga jatuhlah ia dalam neraka. Sebaliknya yang melaksanakan keburukan disepanjang hidupnya, pada saat akhir kehidupannya berbuat baik dan taubat pada Allah dengan sungguh‐sungguh, pada akhirnya ia mendapatkan 4 | Wulan Sari
anugerah surga. Tugas kita hanya berusaha sebaiknya menjalani takdir Allah melewati fase‐fase hidup dengan iklas, sabar dalam ketaatan. Kita dapat mengenal Allah jika lebih dahulu mengenal siapa diri kita, asal kita, untuk apa kita diciptakan di bumi ini, dan mengapa kita harus melewati berbagai cobaan hingga kembali di matikan untuk proses kehidupan yang abadi. Pengetahuan manusia akan dirinya akan mengantarkan untuk mengenal penciptanya, membawa manusia menuju fitrahnya yaitu menghambakan diri pada Dzat yang telah menciptakan. Tak ada satu manusia pun mengingkari tentang ketuhanan, hanya saja mereka menutupi dan membuang semua fitrah yang telah ada dalam dirinya. Seorang ateis pun akan mengakui keberadaan tuhan saat benar‐benar berada pada puncak kesulitan hidupnya, mereka akan berdoa meminta pada kekuatan luar biasa yang diakui dalam hati dapat membantu dan menolongnya. Kesombonganlah yang membuat mereka mengingkari fitrah ketuhanan yang telah Allah tanam dalam dirinya. Fir’aun raja mesir yang ingkar karena kesombongannya, padahal Allah telah melihatkan berbagai cobaan padanya berupa ular nabi musa yang berasal dari tongkat, angin topan yang memporak‐porandakan negeri mesir, kutu, katak dan belalang yang banyak menyerang perkebunannya namun masih saja ia ingkar. Walau telah meminta pertolongan pada Musa untuk memohonkan pada Allah menyelesaikan bencana yang dihadapinya. Namun ia tetap saja mendustai akan kekuasaan Allah. Ia kembali ingkar meski telah berjanji setelah bantuan yang diberikan oleh Musa dalam doa pada Lembaran Putih Para Jundullah | 5
Allah, ia akan mengikuti ajaran yang di bawa nabiyullah. Di saat akhir ajalnya Fir’aun barulah mengakui tuhan nabi musa, ketika merasa benar‐benar kesulitan, ditenggalamkan dalam laut merah akhirnya ia mengakui tuhannya bangsa bani Israel. Sebagaimana Allah kabarkan dalam surah yunus ayat 90: Artinya : Dan kami memungkinkan Bani Israel melintasi lautan, lalu mereka diikuti oleh Fir’aun dan bala tentaranya, karena hendak menganiaya dan menindas (mereka); hingga bila Fir’aun itu hampir tenggelam berkatalah dia: “Saya percaya bahwa tiada Tuhan melainkan Tuhan yang dipercayai oleh Bani Israel, dan Saya termasuk orang‐orang yang berserah diri (kepada Allah).” Namun atas semua yang dilakukannya, Allah tidak mau menerima pengakuan fir’aun pada kebesaran Allah. Tertolaklah apa yang dinyatakannya di hadapan Allah. Hal ini diterangkan Allah dalam surah yunus ayat 91. Artinya : “Apakah sekarang (baru kamu percaya) padahal sesungguhnya kamu telah durhaka sejak dahulu 6 | Wulan Sari
dan kamu termasuk orang‐orang yang berbuat kerusakan. Pernyataan Fir’aun ditolak dengan keras dalam surah diatas, kekufurannya akan nikmat Allah, hingga menjadikan dirinya sebagai Tuhan. Membuat Allah mengabadikan kisahnya dari generasi ke generasi. Jasadnya dijaga tanpa mampu di hanjurkan karena Allah berjanji akan hal itu, meski telah berlalu ratusan tahun yang lalu. Hal ini agar manusia dapat mengambil belajaran yang berarti atas apa yang telah dilakukan oleh Fir’aun. 2. Saat Menanti dan Berjumpa. Banyak yang menangis memanjatkan doa‐doa yang panjang untuk mengetuk pintu langit, memberikan anugerah permata hati dalam perkawinan. Ada yang Allah coba dengan menunggu beberapa minggu, ada yang rentang bulan namun ada yang melakukan penantian panjang selama bertahun‐ tahun bahkan seumur hidup mereka. Semua terjadi atas kehendak Allah dan ketetapan‐Nya. Hal yang paling menyedihkan adalah saat orang sekitar, sahabat, teman sejawat, saudara selalu mempertanyakan “kapan” kita akan mendapatkannya. Pertanyaan mereka seakan memaparkan bahwa mendapatkan anak sama dengan mendapatkan benda. Jika ada uang dapat diupayakan. Padahal mendapatkannya tidaklah sama dengan mendapatkan rumah, mengupayakan mobil dan bentuk fisik lainnya. Mereka mengerti tapi tak mau memahami. Mereka berilmu akan hal itu tapi alfa dalam ucapannya. “kapan punya Lembaran Putih Para Jundullah | 7
baby, nih….”, ucap tetangga jika bertemu atau justru membandingkan dengan saudara yang lain “Si fulannah sudah isi…kapan, nih?” hal itu sangat menyakitkan untuk di terima. Bahkan mungkin yang lain pernah mengalami ucapan orang sekitar yang lebih keras. Kami pernah menunggu kehamilan selama 6 bulan, selama itu sudah terasa berat, setiap mendengarkan pertanyaan membuat kami akan kembali menguatkan doa di malam hari, tak jarang terkadang saat malam kami menangis berdua, mereka‐reka akankah kita bisa merasakan memilikinya. Bahkan sempat berdoa, semoga Allah bisa menitipkan rasa, walau setidaknya merasakan bagaimana hamil. Agar dapat merasakan jadi seorang wanita pada umumnya. Walau hanya selama 6 bulan menunggu, kami dapat merasakan bagaimana pasangan yang lain melaluinya hingga kuat dan sabar menerima takdir Allah selama bertahun‐tahun. Yang pernah mengalami pastilah dapat mengerti. Namun bersabarlah, semua akan indah pada waktunya. Allah memberikan cobaan pada hambanya sesuai dengan kemampuan. Untuk itu memiliki kesempatan mendapatkan amanah oleh Allah, patutlah disyukuri. Allah menitipkan anak sesuai dengan kemampuan orangtuanya. Baik dan buruknya hal yang kita alami bersama anak adalah takdir kehidupan, tugas kita hanyalah taat dalam menjalankan ketetapan‐Nya. Mulailah dengan kebahagiaan. Bersama anak dan yakinkanlah diri Bunda, bahwa guru terbaik adalah ibu, guru yang paling menyenangkan dan mengerti muridnya adalah ibu. Temanilah anak dengan cinta selama yang Bunda mampu dan bisa. 8 | Wulan Sari
Anak adalah kebanggan, mereka perhiasan yang selalu menarik oleh hati kita. Setiap orang tua selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk anaknya. Anak yang baru lahir membutuhkan perhatian yang besar karena baru mengenal dunia ini. Indera mereka yang pertama kali yang dianugerahkan anak untuk mengenal lingkungan adalah pendengaran. Bayi dapat mendengar saat mereka berusia 15 minggu dalam kandungan, kurang lebih diatas 3 bulan. Pada masa ini kita sudah bisa memberikan pendidikan pada anak kita. Di usia inilah banyak orang tua memperkenalkan suara pada bayi. Ada yang berupa musik klasik yang dipercaya memberikan perkembangan yang baik pada otak anak. walau hal ini belum dapat dibuktikan 100%. Kebanyakan orang tua muslim lebih memilih memperdengarkan ayat suci Alquran pada anak karena di yakini bahwa Anak lebih baik sedini diperkenalkan dengan kitab suci petunjuk hudupnya Bulan demi bulan bunda akan benar‐benar merasakan kehadiran bayi kecil semakin kuat dalam aktifitas yang dilalui. Ia akan mulai banyak bergerak di dalam rahim, aktifitasnya meningkat seiring dengan bertambahnya usia bayi. Mungkin akan ada sedikit perubahan dari pola makan, tidur dan melakukan kegiatan sehari‐hari. Ibu hamil biasanya akan sensitive dengan suhu yang panas dan sinar matahari langsung. Hal ini sesuai dengan metabolisme dan kerja jantung ibu juga lebih meningkat dibandingkan hari‐hari sebelumnya. Jika hal ini begitu terasa, maka usakanlah sering mandi atau berada di tempat yang sejuk. Begitu juga dengan Lembaran Putih Para Jundullah | 9
bau yang menyengat dari masakan, parfum dan sesuatu yang memiliki aroma khusus yang tajam. Ini memang biasa terjadi. Menikmati masa‐masa bayi dalam rahim dapat membantu mengoptimalkan tumbuh kembang pembentukan organnya. Usahakan memulai banyak interaksi, mulai dengan membelai perut saat terasa gerakan, mengajak berbicara seintens mungkin, memberikan usapan tanda sayang, dan memeluknya dalam dekapan dua tangan Bunda. Karena bayi mampu merasakan sentuhan dan suara yang bunda keluarkan. Ia juga merasakan bagaimana jantung bunda bergetar dengan keras, suara helaan nafas dan aktifitas yang Bunda lakukan. Jadikan itu sebuah aktifitas baru yang menemani hari‐hari hingga nanti ia benar‐benar lahir dan Bunda dapat menyentuh serta bermain secara langsung. Seringlah memanjatkan doa pada Allah agar diberi kebaikan dan kemudahaan saat kelahiran. Memiliki anak yang sehat dan tidak kekurangan apapun. Bayi kecil telah hadir dihadapan bunda, ia menangis, menggeliat, gerakkannya masih bergetar. Wajahnya masih tampak memerah, ia sangat lucu dan tak sabar ingin mendekapnya. Penantian 9 bulan 10 hari telah terbayarkan dengan melihat wajah imutnya. Ia mulai merasakan udara dunia, ada suara nyaring yang memecah bisu ruang. Kebahagian membuncah atas kehadirannya, ada kepuasan dan rasa syukur yang tak dapat diungkapkan atas anugerah Allah. Elusan tangan membuat ia mengikuti arah rangsangan, ia sudah dapat menanggapi usapan, ia menggerakkan kepala. Bibirnya terbuka seolah‐olah sudah tak kuat menahan lapar, lelah setelah berjuang melewati proses kelahirannya. 10 | Wulan Sari
Hal pertama sekali yang dilakukan setelah anak lahir adalah memberikan sambutan terbaik yaitu adzan. Anak yang baru lahir terlebih dahulu diadzankan, seruan yang mulya ini bertujuan memperkenalkan akan syahadat gerbang memasuki Islam dan mengajarkan nilai ketaatan atas perintah Allah, mengagungi kebesaran Allah serta mengakui bahwa Rasulullah adalah panutan dan penutup para nabi. Hal ini sesuai dengan hadis riwayat Abu Dawud: Artinya “Saya melihatkan Rasulullah shalallahu ‘alaihi salam, mengumandangkan Adzan pada Al Hasan Ibn ali ketika Fatimah melahirkannya.” (Hr. Abu Dawud). Setelah itu Rasulullah mencontohkan dengan memberikan kurma yang telah di lumatkan dikenal dengan istilah Mentakhnik. Mentakhnik anak adalah sunnah yang diajarkan oleh Rasulullah. Saat salah seorang sahabat mendatangi Rasulullah dan membawa anaknya yang baru lahir, rasulullah menghalluskan kurma dan mengambil sedikut dengan ujung jarinya dan memasukkannya pada mulut si anak. Mengarahkan pada langit‐langit, dan menggerakkan ke kiri dan kekanan. Setelah itu mendoakan kebaikan dalam kehidupan si bayi, agar Allah memberikan keberkahan hidupnya. Memberikan nama yang baik adalah tanggungjawab orang tua, jika diantaranya telah mempersiapkan maka ayah Lembaran Putih Para Jundullah | 11
lebih diutamakan dibandingkan ibu. Hal ini disebabkan karena ayah merupakan pemimpin dalam rumah tangga. Dan nama yang di sukai oleh Allah adalah Abdullah dan Abdurrahman. Ia akan menjadi doa yang baik kita berikan pada anak. Agar kehidupannya lebih baik dengan nama yang diberikan. Janganlah memberikan nama‐nama jahiliyah atau nama yang tak ada makna keberkahan didalamnya. Hal ini sesuai dalam hadis: Artinya :”Sesungguhnya nama kalian yang paling di cintai Allah adalah Abdullah dan Abdurrahman.”(HR. Muslim. no:2132) Hadiah pertama dari seorang ibu atas kelahiran anaknya adalah ASI. Cairan yang pertama dari ASI adalah colostrums, ia merupakan antibodi dan nutrisi yang terbaik, cairan yang berwarna kekuningan ini sangat penting didapatkan oleh bayi. Menyusui adalah proses yang sangat alami. Meskipun awalnya akan terasa sedikit perih. Hanya saja hal itu biasa terjadi beberapa hari pertama. Dan memberikan terus pada ibu untuk memberikan ASI perlu dilakukan. Biasanya rasa tidak nyaman yang dirasakan oleh seorang ibu biasanya terjadi karena posisi dan teknik menyusui yang salah. Sebaiknya Bunda membantu bayi untuk memasukkan semua aerola agar puting yang di hisab tidak menggantung. 12 | Wulan Sari
Dan dekaplah kepala buah hati dengan pelan ke adarah dada. Lambat laun menyusui bayi akan terasa biasa. Ajarkanlah anak mengenal pengucapan basmalah setiap kali bunda akan menyususinya, agar anak terbiasa hingga besar melafazkannya. Menjauhkan anak dari gangguan jin saat ia menyusui. Ada beberapa kebaikan yang diambil oleh ibu dan bayi dari proses menyusui : 1. Air susu merupakan imun pertama yang diberikan kepada anak kita, tanpa memiliki resiko apapun. 2. Air susu merupakan makanan yang sesuai dengan system pencernaan bayi. Akan baik diberikan bagi metabolism tumbuh kembangnya. 3. Pemberian air susu akan memberikan rasa aman dan nyaman pada bayi, karena ibu memberinya sambil membelai anak dan ada sentuhan secara langsung antara ibu dan anak. Pengaruh ini sangat besar bagi perkembangan. 4. Ibu tidak perlu repot bepergian untuk mempersiapkan, perlengkapan susu berupa; botol, air panas, susu formula dan sendok. 5. Memberikan air susu, membuat rahim ibu cepat kembali ke kondisi normal, dan membakar lemak yang ada pada ibu. Sehingga ibu bisa kembali pulih dengan cepat. Memang sebaiknya Bunda memberikan ASI untuk konsumsi bayi, tidak menggunakan susu formula. Hal ini dikarenakan kebaikan yang banyak dan interaksi yang Lembaran Putih Para Jundullah | 13
semakin lama dengan anak dibandingkan dengan ibu yang memberikan susu bantu. Mereka sudah hadir dalam kehidupan kita, saatnya kita melakukan aktifitas bersama buah hati tercinta dengan belajar dan terus belajar. Merencanakan, melakukan dan mengevaluasi hasil yang didapatkan. Begitulah terus‐menerus kita membersamai anak‐anak kita. 3. Beberapa Kekeliruan Orangtua. Setiap orang memiliki rasa sayang dan cinta pada anak, karena fitrah itu memang telah diberikan kepada setiap ibu dan ayah. Hanya saja terkadang ketidak tahuan kita membuat rasa sayang kita justru tidak berdampak baik pada perkembangan anak. Tak jarang dengan alasan ketenanga, kenyamanan dan tidak buat kegaduhan serta gangguan kita memberikan toleransi yang terlalu banyak. Banyak kita memberikan semua yang anak inginkan, asalkan anak bisa diam, tenang, tidak rebut dan mengganggu kegiatan. Padahal lama kelamaan anak akan terbiasa dengan kondisi itu. Berusaha mencari kesempatan untuk meminta yang ia inginkan. Jika ada kerabat yang datang biasanya anak berusaha mencari perhatian, mengajukan berbagai keinginan yang bahkan cenderung memaksa orang tua untuk memenuhinya. Ia sudah tahu dan mengerti bagaimana kondisi yang baik untuk meminta. Rasa malu orang tua pada tamu yang datang menjadi senjata bagi anak. Begitu juga halnya jika berada di keramaian. Saat kita berada dilingkungan terbuka, apalagi swalayan yang menyediakan berbagai mainan membuat kita kewalahan bersama anak. 14 | Wulan Sari
Anak rewel meminta ini dan itu, beli lagi dan lagi. Padahal kita tidak mengalokasikan dana. Jika tidak dipenuhi anak akan ribut, menangis terus hingga tantrum. Akhirnya orang tua mengalah dan memenuhi keinginan anak. Hal ini bisa kita atasi jika kita mau. Kita harus membuat anak mengerti dan paham apa yang boleh dan apa yang tidak boleh. Kita harus membuat kesepakatan sebelum berangkat bersama anak. Dan paparkan apa yang akan mereka terima jika melangggar aturan yang telah disepakati. Terangkan apa yang baik dan apa yang tidak baik dilakukan. Jika hal ini sering dijelaskan dan hukuman serta pujian diberikan atas tindakannya, lama kelamaan anak‐akan memahami. Awalnya mungkin tidak akan sesuai dengan yang kita harapkan. Memang butuh waktu membuat sebuah kebiasaan. Akan tetapi jika terus dipahamkan anak lambat laun akan menurut pada orangtua. orang tua harus berani malu, harus sabar dan harus tega hati pada anak. Demi kebaikan anak kita. Toleransi yang berlebihan dengan kondisi anak, tanpa mengajarkannya untuk berusaha sabar dan bertahan, membuat ia tidak mandiri, selalu ingin dilayani, di sediakan dengan cepat tanpa proses membuat anak mempertahankan karakter “raja‐nya.” Karena memang pada dasarnya anak terlahir dengan egosentris, hal itu diberikan supaya mereka dapat mempertahankan dirinya sendiri. Hanya saja mengajarkan anak dengan semua yang gampang membuat anak tidak mampu bersyukur dengan kondisi yang dimilikinya. anak seperti ini akan menyulitkan jika berinteraksi dengan teman‐temannya. Setiap yang baru ditemui, ingin dimiliki dan di dapatkan. Tanpa pernah diajarkan untuk bertahan dan Lembaran Putih Para Jundullah | 15
sabar. Ia tidak bisa menempatkan sikap. Punya teman diperlakukan seperti milik pribadinya. Tak jarang akan menimbulkan pertengkaran dengan teman sepermainannya. Mengajarkan anak untuk merasakan kecewa, sedih dan ditolak adalah sebuah proses mematangkan jiwa anak kita. Agar ia mempunyai pengalaman dan menjadikan pengalaman sebagai pembelajaran bagaimana ia harus mengontrol rasa dan kondisi yang tidak bersahabat. Bunda, ini baik untuk masa depan anak kita. Jangan berfikir karena anak kita masih kecil hal itu biasa saja dilakukannya. Keliru Bunda, sebenarnya kita sedang menyiapkan mereka menuju situasi yang sulit dalam kehidupannya. Berharap anak akan berubah disaat besar, Alhamdulillah jika hal itu dapat terwujud, bagaimana jika sebaliknya. Apakah anak kita akan menjadi seorang penjahat dan perampok. Anak dapat melihat, dapat mendengarkan, namun mereka belum bisa mencerna dan memahami dengan baik. Biarkan anak kita mengerti bagaimana kondisi yang sesungguhnya. Kita harus siapkan anak untuk mampu menahan rasa ingin akan sesatu. Anak tidak akan pernah menghitung berapa banyak barang atau makanan yang telah ia beli sedari pagi. Apalagi berfikir bagaimana orangtua mendapatkan uang. Bagi mereka, karena sering melihat orangtua mendapatkan uang dengan hanya menekan angka di mesin ATM, membuat mereka berfikir begitu gampang mendapatkan uang. Jika kita tidak menjelaskan bagaimana keringat bercucuran dan waktu yang harus di berikan untuk mengumpulkan uang maka anak tidak akan pernah tahu. Biarkan anak mengerti bagaimana 16 | Wulan Sari
cara orangtua mencari nafkah dengan susah payah. Dan untuk apa harus ada simpanan uang. Suatu hari anak kami yang kecil meminta beli mainan, harganya hanya Rp.2000,00. Tapi saya berkeberatan membelikannya. Ia menangis dan memberontak. Walau diingatkan dengan janjinya, ia tetap tidak mau mengerti. Padahal sebelumnya, ia hanya diijinkan beli mainan setiap jumat saja. “Dik, tidak uang buat beli mainan hari ini, dedek tunggu jumat ya.” Sudah berkali‐kali diulang kalimat yang sama untuk membujuknya. Hanya saja sepertinya kalimat itu tidak berpengaruh. Ia tetap menangis. “Baiklah, umi akan titipkan adik sama tukang mainan, biar adik tinggal sama bapaknya, ya.” dengan sedikit menguatkan suara. Dan memandangnya dengan serius serta seolah membawanya kearah penjual mainan. Hal itu membuat anak menjadi terdiam dan nyalinya sedikit ciut. “Ga, adik tidak, mau.” Ia merajuk tanda tak mau minta minan lagi. Ini belum selesai sampai di sana saja, sesampai di rumah atau dalam kondisi yang lebih tenang, kita harus menjelaskan mengapa kita tidak mau membelikan mainan. Memaparkan alasan yang baik mengingatkan tentang kesepakatan yang telah dibuat, menjelaskan sudah berapa banyak uang yang dikeluarkan untuk kebutuhan dalam sehari ini, atau keburukan atas tindakan boros, dan bahaya yang kita terima jika boros. Jelaskan bahwa setiap uang yang kita gunakan akan Allah minta pertanggungjawabannya di akhirat kelak. Jadi kita harus berhati hati dalam menggunakan uang. Tidak boleh boros. Lembaran Putih Para Jundullah | 17
Setiap hukuman dan tindakan pengabaian kita pada anak, harus kita jelaskan mengapa orangtua memperlakukan hal itu. Karena jika ada kesalahan atau kekeliruan kita dalam memperlakukannya bisa saja menimbulkan luka dalam hati dan perasaannya, membuat anak memiliki jiwa pemberontak dalam dirinya. Penjelasan dan komunikasi yang baik setelah kejadian dapat mencairkan suasana yang kaku setelah hukuman. Berikanlah belaian, pelukan dan kata‐kata pujian atas kemampuan anak memahami kondisi. Sebaliknya kita juga harus membuat anak kita mampu mempertahankan hak miliknya. Terkadang saat anak bersama dengan saudara atau sepupu yang sedang berkumpul biasanya akan kita temui mainan anak di ambil paksa oleh saudaranya. Agar anak tenang biasanya kita membujuk anak agar membiarkan itu, dan mengalihkannya dengan mainan yang lain. Yang ada dalam fikiran orang tua, bagaimana kondisi kembali aman dan tidak terjadi pertengkaran. Sebenarnya itu juga keliru. Bila hal itu terjadi kita harus melerai dengan memahamkan kedua belah pihak. Anak yang merebut paksa harus dijelaskan bahwa hal itu tidak baik, ia harus diajarkan untuk meminjam terlebih dahulu. Sedangkan pada anak yang direbut mainannya kita tanyakan, apakah ia mau mainannya kembali atau meminjamkan pada saudaranya sebentar. Dan menyampaikan bahwa berbuat baik akan dapat pahala Allah pasti mencintai anak yang mau berbagi dengan saudaranya. Apabila tawaran dan negosiasi tidak berhasil, maka mainan harus dikembalikan pada yang punya mainan. Jangan biarkan anak lain merampok mainan anak kita. Sembari mengajarkan bahwa ia harus mempertahankan 18 | Wulan Sari
haknya, sembari kita menjelaskan bahwa mengambil milik orang lain tidaklah baik. Ketidaksabaran orang tua terkadang justru membuat anak terabaikan. Kekhawatiran saat membawa anak bersama kita untuk keluar rumah membuat anak harus ditinggalkan di rumah. Padahal jika kepentingan yang dilakukan tidak berbahaya atau mengkhawatirkan keselamatan, tidak menjadi masalah mereka ikut. Bawalah mereka untuk berbelanja bahan makanan di pasar lokal. Melihat suasana pasar, keramaian, bau yang berbeda, aktifitas jual beli, hiruk pikuk suara penjaja dan berbagai benda serta bahan makanan yang dapat dikenalinya menambahkan pengetahuan baru bagi anak kita. Biarkan mereka mencoba mendekati, menyentuh dan merasakan hal yang baru. Paparkanlah tentang banyak hal yang menjadi pertanyaannya. Membangun komunikasi dan transfer informasi akan menjadi hal yang lebih menarik bagi anak. Lambat laun anak akan lebih tertarik dengan cerita Anda, ketimbang kemauannya yang tinggi membeli mainan. Selama bersama dengan anak di rumah terkadang membuat Anda terpancing untuk marah. banyaknya aktifitas yang dilakukan anak menguras energi bunda saat menemaninya. Namun, berusahalah untuk mengendalikan diri dan sabar. Apalagi jika anak lebih dari satu. Saat bertengkar dan tak ada yang mau mengalah, terdengar teriakan tangisan membuat kita langsung kaget dan marah. Emosi yang cepat dan tindakan yang terburu‐buru cenderung menimbulkan kesalahan. Kita sudah terlanjur marah pada anak, padahal beberapa saat setelah menangis dan teriak, Lembaran Putih Para Jundullah | 19
anak mampu tertawa kembali. hanya saja bagaimana dengan amarah kita yang telah menimbulkan ketakutan pada anak, begitu juga sebaliknya dengan bunda. Kepala akan sakit dan tubuh akan semakin lelah. Untuk itu cobalah menahan amarah, kemarahan bunda yang tidak tepat, hanya akan meninggalkan luka dan ketakutan. Namun, tidak memberikan pemahaman pada anak. Seharusnya kita mengurangi amarah dan membiasakan untuk mengajarkan anak bagaimana menghadapi situasi dengan tenang, pahamilah bahwa surga itu tidak terdengar teriakan dan rintihan menyakitkan, hanya neraka saja yang penuh dengan kebisingan dan suara‐suara keras. Kita pahami bersama anak bahwa kita mencoba untuk menjadi calon penghuni surga dengan memulai menjadikan rumah kita tenang dan damai layaknya surga. Bagaimana caranya agar kita dapat menenangkan diri kita dari amarah menghadapi perilaku anak? Satu teriakan atau nada suara yang tinggi, akan memancing Anda mengeluarkan kata‐kata yang lain. Untuk itu coba tarik nafas dalam, jika dalam kondisi berdiri, duduklah hal ini sesuai dengan hadis Rasulullah SAW. Artinya: “Bila salah satu diantara kalian marah saat berdiri, maka duduklah. Jika marahnya telah hilang (maka sudah cukup). Namun jika tidak lenyap pula maka berbaringlah.” (hadis nabi 20 | Wulan Sari
Daud, No. 4782 Al Hafiz Abu Thahir mengatakan bahwa hadist ini shahih). Anak jangan diteriaki, sebaiknya di panggil dan katakanlah bahwa Bunda sedang marah. “Ibu marah sekarang, karena ini, ini dan ini….” Pastikan anak sudah tenang dan dapat menerima penjelasan yang dilakukan. Biasanya dengan seperti ini anak sudah mengerti bahwa hal yang dilakukannya keliru. Ada hal baik yang disimpan dalam memori otaknya. Namun, jika kita teriaki dengan ucapan yang keras, otak mereka akan sulit memahami dan yang mereka simpan hanyalah ucapan kasar dan nada suara yang tinggi untuk menggungkapkan rasa amarah dan ketidak sukaan. Suatu saat begitulah yang akan ia lakukan dan mengulangi kata keras yang pernah di dengarkannya. Mencubit, memukul dan meneriaki hanya akan membuat anak melakukan hal yang sama pada teman dan saudaranya. Kebiasaannya yang ia terima akan membetuk karekternya. Anak akan menjadi anak yang suka melampiaskan kekesalan dengan pukulan, cubitan dan tendangan. Karena motorik anak sangatlah cepat melakukan respon akan sesuatu. Janganlah kita menyalahkan balita kita akan menjadi anak yang suka nakal, menggangu teman dan berlaku kasar pada orang lain. Karena memang itulah yang ia dapatkan dari orangtua dan lingkungan terdekat. Lembaran Putih Para Jundullah | 21
4. Anak adalah Tanggungjawab Orangtua. Takutlah meninggalkan anak berlama‐lama dengan orang lain, sebenarnya kita telah memberikan harta besar kita pada orang asing yaitu pengasuhnya. Kita sibuk mencari uang untuk memenuhi kebutuhan hari ini dan esok, tanpa kita sadari bahwa anak kita telah terabaikan. Kita persiapkan uang untuk masa depan anak, guna memenuhi kebutuhan hariannya, pendidikan yang baik dan menjauhkannya dari kekurangan, kelaparan dan kekecewaan. Akan tetapi, ia kehilangan kebutuhan yang paling penting yaitu jiwa yang butuh kehangatan dan kebersamaan keluarga. Kita hanya membesarkan fisiknya saja, akan tetapi kita lupa untuk mendidik jiwanya. Kita hanya memeliki fisiknya, namun kita tidak memiliki, hati, jiwa dan femikirannya. Mungkin saat balita tidak akan benar‐benar kita rasakan, karena kita selalu memberikan toleransi bahwa kejanggalan prilakunya akibat usianya yang masih kecil belum mengerti banyak hal. Nanti, jika mereka sudah menginjak remaja, barulah kita merasa bahwa anak‐anak kita tumbuh menjadi orang yang asing didalam rumah kita. Banyak pemikiran dan cara sikapnya yang jauh dari harapan yang kita inginkan. Hilang semua kebanggaan dan kebahagiaan yang pernah ia berikan. Lambat laun dinding pemisah akan semakin tinggi. Mengungkapkan rasa pun akan terasa canggung. Padahal ia adalah anak kita, darah daging kita, generasi yang kita harapkan dapat memberikan kebahagiaan dan menjadi penerus dalam silsilah keluarga. Hanya saja sekarang mereka sudah menjadi asing. Fisiknya saja yang kita besarkan tapi 22 | Wulan Sari
tidak jiwanya. Pada masa itu hanya penyesalan yang dalam yang akan kita rasakan. Kemana kita berada saat ia merasakan sedih, ia melihat temannya di jemput oleh ayah atau ibunya sedangkan anak kita dijemput oleh pengasuhnya. Kemana saja kita saat ia ditertawakan oleh teman‐teman dan ingin bercerita ternyata tak ada yang punya waktu mendengarkan ceritanya, kemana kita saat ia merasa takut akan gelap malam, kedinginan namun tak ada yang membelainya dan membacakan kisah‐ kisah pejuang Islam untuknya, kemana kita saat ia merasakan sakit dan tidak kuat saat menelan obat, hanya pengasuh yang menemaninya dan tak mampu berkata banyak selain menyuapi semampunya. Menemani anak dan mengisi ruang‐ ruang kososng dalam dirinya membuat ia bisa memahami kita, mengerti dengan jiwa kita. Ada kehangatan yang kita berikan pada anak. Ada rasa nyaman dan aman sehingga kepercayaan dirinya dapat muncul. Ada jiwa‐jiwa yang berkembang bahagia karena ucapan dan semangat setiap hari memuji keberhasilannya. Temanilah ia selagi kita punya waktu dimasa ini. Sebelum ruang‐ruang kosong anak kita diisi oleh teman‐teman, permainan dan hobi. Sebelum suara kita tak berarti apa‐apa selain informasi yang tak memiliki rasa, tak tersentuh dan tak menggugah relung jiwanya. Kita bisa mempersiapkan banyak hal untuk masa depannya, meski kitak tak tahu apakah memang benar itu yang dibutuhkan oleh anak. Yang kita harapkan masa depan yang baik. Membuatnya dapat menyambung cita‐cita anda yang tertunda. Namun kita lupa hubungan yang baik lebih dibutuhkan oleh anak dibandingkan semua materi dan Lembaran Putih Para Jundullah | 23
mainan yang kita sediakan. Ia lebih butuh bimbingan dan arahan kita dalam belajar bukan guru terbaik yang kita bayar. Kuatkanlah karakter terlebih dahulu, yaitu percaya diri, pemberani, bertanggungjawab, mau menanggung resiko, mandiri, gigih dan lain sebagainya. Barulah setelah itu kecerdasannya kita kuatkan. Nenek dan kakek bukanlah pihak yang bertanggungjawab mengurus anak. Mereka sudah menyelesaikan tanggungjawabnya sebagai orang tua terhadap kita. Sekarang saatnya kita yang mempersiapkan anak. Terkadang kita merasa kelelahan dan kehabisan akal dalam menghadapi darah daging kita sendiri, namun kita tidak boleh menyerah. Mengupayakan sekuat tenaga adalah cita yang harus kita wujudkan. Mempersiapkan generasi yang baik sudah Allah serukan dalam surah An Nisa’ Allah memperingatkan kita dalam ayat ini. Artinya: “Dan hendaklah takut kepada Allah orang‐orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak‐anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertaqwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.” (an nisa’ ayat 9). 24 | Wulan Sari
Dari ayat ini menggambarkan hendaklah orangtua merasa khawatir terhadap anak yang akan ditinggalkan, baik itu dari ilmu, akhlak dan kesejahteraan hidupnya. Mempersiapkan tumbuh kembang anak adalah kewajiban dari orangtua. sangat memperhatikan pendidikan anak sedari kecil adalah upaya yang harus dilakukan. Karena ketidak mampuan kita memprediksi baik atau buruknya masa mendatang yang akan ditemui anak. Bekal yang lebih diutamakan terhadap anak adalah ketakwaan dan pendidikan yang baik. 5. Kerja Bagus Rumah Terurus. Setiap keluarga adalah unik, ada yang memilih setelah memiliki bayi, akan mengurus bayi sendiri dan keluar dari pekerjaan. Keluarga yang lain tetap berfikir untuk terus bekerja, demi membantu keuangan. Keduanya memiliki nilai kelebihan tersendiri. Pertimbangkanlah kenyamanan yang akan Bunda dapati dengan kedua hal itu. Jika pekerjaan Bunda akan menguras banyak waktu sepanjang hari, mencari pengasuh ataupun menitipkannya pada tempat penitipan membuat anda ragu dan khawatir, maka pilihan anda sebaiknya keluar dari pekerjaan. Walaupun akan ada sedikit perbedaan dalam financial keluarga. Walau seperti itu yakinlah bahwa Allah telah menetapkan rezeki makhluknya di dunia ini. Dan tidak akan di cabut nyawa manusia sebelum disempurnakan rezeki untuknya. Namun, bagi ibu yang bekerja harus bijak mengatur waktu dan tenaga. Keluarga dan kerja adalah dua hal yang akan menjadi pertimbangan bunda dalam bertindak. Namun, Lembaran Putih Para Jundullah | 25
harus di sadari bahwa bekerjanya seorang ibu bukanlah untuk menafkahi keluarga, ibu bekerja untuk memberikan ilmu kepada orang lain, mendidik anak‐anak, memberikan bantuan yang bersifat social dan tujuan bermanfaan yang lain. Setelah memasuki usia 3 bulan, biasanya ibu bekerja akan merasa kegusaran. Karena akan kembali bekerja dan beraktifitas seperti sedia kala. Maka mempertimbangkan bagaimana cara pengasuhan anak harusnya dibicarakan oleh pasangan. Membuat kesepakan bagaimana cara ibu agar tetap dapat memberikan Asi hingga usia 2 tahun mestilah dipertimbangkan, hal ini terkait dengan pentingnya anak mendapatkan ASI eksklusif. Ibu perlu dukungan yang penuh dari ayah tentang pemberian ASI 2 tahun, karena bagi ibu bekerja hal ini akan menjadi tantangan tersendiri. Kekhawatiran yang terlalu, cenderung membuat kenyamanan ibu terganggu dan ASI akan menjadi sedikit. Untuk itulah mempersiapan sedini mungkin ASI di dalam botol‐botol dan mengawetkannya dalam freezer adalah hal yang baik. Karena ASI masih banyak di produksi saat awal bulan melahirkan. Dan akan sedikit berkurang dengan bertambahnya aktifitas yang dilakukan. Ibu dapat masuk kerja kembali dengan tenang jika mendapatkan perawat bayi atau pengasuh yang cocok. Sebagian mempercayakan pada anggota keluarga untuk melakukan hal itu. Hanya saja ada beberapa pasangan yang jauh dari sanak family, akhirnya mereka memilih menggunakan jasa pengasuh bayi. Sebaiknya bayi terlebih dahulu diperkenalkan dengan pengasuh, sebelum bunda meninggalkannya. Karena bayi butuh penyesuaian, 26 | Wulan Sari
pengenalan dan pembiasaan. Begitu juga dengan aturan atau kebiasaan yang bunda terapkan sebelumnya bersama bayi. Karena selama 3 bulan bersama, tentulah bayi sudah mengenal suara dan belaian ayah dan ibu. Jika bunda merasa setelah beberapa hari melihat hasil kerja pengasuh dan tidak ada masalah yang berarti, yakinkanlah diri bahwa ia adalah orang yang tepat. Buatlah kesepakatan kerja yang baik. Usahakan tetap mengontrol kegiatan yang dilakukan bayi dan pengasuh, bisa melalui telpon langsung pada pengasuh, atau mempertanyakan kondisi rumah pada tetangga dekat yang bisa dipercaya. Memastikan tidak ada masalah yang dihadapi oleh pengasuh saat bunda tidak ada di rumah. Jika kantor tidak terlalu jauh dari rumah, sebaiknya dapat dilihat secara langsung kondisi bayi. Bekerja dan menjadi ibu dirumah membutuhkan energy yang lebih, tetaplah meluruskan niat kembali di saat bunda menemukan kejenuhan dan lelah. Kelelahan dengan aktifitas luar rumah terkadang membuat emosi cenderung tidak terkontrol. Menenangkan diri dan mengabaikan kondisi lingkungan sesaat perlu dilakukan. Saat kita sampai di rumah, pekerjaan rumah sudah bertumpuk menunggu, mainan anak berantakan apaligi jika tidak memiliki asisten rumahtangga, karena memang terkadang beberapa pasangan tidak menyukai ada orang asing yang terlalu lama di rumah. Hal ini akan benar‐benar terasa berat. Hanya saja, mensyukuri kondisi dan mengabaikan hal‐hal yang tidak penting sembari mengumpulkan energy adalah hal yang baik. Bunda hanya butuh mengambil nafas beberapa saat, dan mulai memprioritaskan pekerjaan yang akan dilakukan. Lembaran Putih Para Jundullah | 27
Abaikan kondisi berantakan. Biarkan tubuh kembali segar dengan mandi dan menikmati minuman hangat terlebih dahulu lalu bermainlah sebentar dengan bayi. Melihat aktifitasnya setelah seharian tidak bertemu adalah hal yang menyenangkan dan dapat menghilangkan lelah. Begitu menariknya Allah SWT menciptakan makhluknya, menumbuhkan rasa cinta bagi ayah dan ibunya. Setelah energy sudah pulih, dan pengasuhpun pulang, mulailah melakukan pekerjaan rumah. Jika bunda harus mempersiapkan masakan dirumah, usakana membuat menu yang kaya serat dan protein yang tinggi, karena itu baik bagi ibu menyusui. Konsumsilah madu, susu, kurma dan habbatusauda. Dari pengalaman yang telah kami lalui, tambahan nutrisi ini sangatlah baik. Hindari mengkonsumsi sayur yang dipanaskan kembali, sebaiknya makanlah dalam satu waktu. Kapankah kita harus merapikan rumah? Sebaiknya bunda merapikaan saat sore atau jika tidak memungkinkan malam hari juga tidak menjadi masalah. Lakukanlah di saat bayi telah tertidur dan bunda memiliki waktu lebih banyak sembari mempersiapkan bekal esok hari. Tetaplah jalin komunikasi yang baik dengan pasangan, karena komunikasi yang baik akan mencairkan emosi dan mengurangi beban yang dirasakan. Utarakanlah apapun yang kita rasakan dan keseharian yang kita lalui, perempuan membutuhkan banyak bicara dibandingkan dengan lelaki. Bahaslah banyak hal bersama begitu juga dengan pekerjaan rumah yang dilakukan, tak ada salahnya membagi sedikit pekerjaan rumah pada pasangan. Bantuan dan perhatiannya akan membuat 28 | Wulan Sari
keseharian anda akan terasa lebih menyenangkan dan membahagiakan. Sebagai perempuan kita hanya butuh di dengarkan, tak semua yang kita utarakan adalah kondisi meminta solusi, sebagaian besar hanyalah tempat berkeluh kesah. Maka jangan diamkan apa yang Bunda lalui. Rumah tangga dibangun atas dua pasangan lelaki dan perempuan. Ciptakanlah suasana yang nyaman, sambil minum teh, menikmati suasana malam memandang langit. Atau bercengkrama sambil istrirahat diatas tempat tidur. Gunakanlah bahasa tubuh agar kondisi lebih rileks. Namun, bagaimana jika itu terasa sedikit sulit untuk diceritakan? sesulit apapun bunda usahakan untuk menceritakannya, jika tidak bisa secara langsung maka tuliskanlah pada sebuah buku. Dan mintalah pasangan untuk membacanya. Tawarkanlah tanggapannya apakah diutarakan langsung atau di jawab dengan tulisan juga. Karena ada beberapa pasangan melakukan hal ini. Saya fikir hal ini tidak ada masalah dari pada Bunda harus membuat status di media social dan menautkannya pada pasangan kita. Menyampaikan atau mengirimkan artikel yang sesuai dengan keinginan Bunda. Terkadang kita lupa bahwa kita adalah pakaian bagi pasangan begitupun sebaliknya. Maka, jagalah harga diri pasangan kita, buruknya penutup tubuh akan membuat yang menggunakan terlihat tidak baik. Maka seperti itulah perumpamaan kita. Jika waktu terasa begitu pendek untuk menjalankan semua aktifitas rumah dan kantor, sebaiknya kita bisa mengaturnya lebih cermat. Tidurlah lebih awal, biasakan Lembaran Putih Para Jundullah | 29
untuk tidur setelah shalat Isyak, dan mulailah aktifias sedini mungkin. Kita butuh energi yang baik esok hari. Bangunlah jam 04.00 WIB namun jika tubuh tidak masalah bangun jam 03.00 WIB juga tidak mengapa. Memulai dengan sholat tahajut, sembari mempersiapkan mesin pencuci pakaian, memasak air. Dan lanjutkan dengan tilawah beberapa halaman yang di mampu. Usakan tetap membuat target amalan. Agar kesibukan tidak membuat kita sangat lalai. Karena saat kita sibuk, maka iblis akan berusaha mengoda kita dan menjauhkan dari ketaatan kepada Allah SWT. Bantulah dengan masuk ke beberapa komunitas atau kelompok yang selalu mengingatkan kita pada amalan‐ amalan harian yang baik, seperti shalat tahajut, qiraah Quran, shaum shunnah, pengajian dan lain sebagainya. Setelah itu siapkanlah kebutuhan yang akan kita gunakan baik pakaian maupun makanan. Siapkan kebutuhan bayi selama bunda sedang bekerja di luar rumah. Tulis beberapa kegiatan yang harus dilakukan bayi bersama pengasuh dan temperkanlah di tempat yang mudah untuk di lihat. Banyaklah membaca buku parenting, dan motivasi bagaimana cara mendidik anak yang baik, karena hal itu akan membantu kita dalam memberikan berbagai informasi dan mengatasi masalah yang akan kita alami selama mendidik anak di rumah. Bahkan mungkin anda harus mengikuti beberapa pelatihan pendidikan balita yang baik. Biasanya setelah pelatihan selain mendapatkan ilmu yang bermanfaat, kita juga dapat sahabat baru dan komunitas yang memiliki pandangan serta latar belakang yang hampir sama. Ambillah hikmah yang banyak dan jauhkan diri bunda dari hal‐hal yang 30 | Wulan Sari
tidak menyenangkan bersama komunitas. Tidak semua teori dan pandangan dapat kita terapkan dalam kehidupan kita, dan kita berhak memilih cara dan trik yang cocok. “Me time.” Pernahkan bunda mendengarkan kata itu. Dimana ibu membutuhkan waktu khusus untuk rehat memulihkan diri dari kelelahan yang panjang. Agar dapat kembali berfikiran sehat setelah sibuk mengurus anak‐anak dan pekerjaannya. Pada masa itu ayah perlu mengambil peran dan memahami kondisi. Ini bukan wujud keegoisan atau kemanjaan ibu. Namun, lebih pada kebutuhan akan istirahat. Karena peran ibu yang banyak antara rumah dan pekerjaan, serta anak dan suami yang butuh diperhatikan dan dilayani. Hal ini karena terkadang disaat malam ibu harus terbangun berkali‐kali saat anak butuh susu, ganti celana atau kondisi yang tidak nyaman lainnya. Pagi hari pun harus lebih awal bangun agar bisa menyiapkan semua keperluan anggota keluarga. Tidak perlu waktu yang lama, mungkin hanya dengan tidur, istirahat, membaca buku atau mengerjakan hobi yang di sukai. Agar ketegangan dan kelelahan kembali membaik. Atau memberikan hiburan pada ibu dengan tidur di penginapan tanpa harus menyiapkan makanan, memikirkan pakaian kotor atau rumah yang berantakan ini terkadang sangat baik untuk pemulihan. Lakukanlah sebisa mungkin dengan mengikutkan anak saat “Me time,” hindari meninggalkan anak dalam rentang waktu yang lama. Apalagi jika ibu melakukan perjalanan keluar kota sendiri tanpa di temani mahrom atau suami. Karena memang banyak ibu yang memahami seperti itu. Waktu pemulihan dilakukan dengan pergi keluar kota bersama teman‐teman sejawat jauh dari Lembaran Putih Para Jundullah | 31
gangguan anak. Kita saja para ibu yang diberikan lebih kasih sayang oleh Allah dalam mendidik anak, tega meninggalkan anak hanya untuk mencari hiburan atau pelarian sesaat. Bagaimana dengan Bapak ? hal itu harus kita evaluasi kembali. Beberapa keluarga tidak begitu menyukai adanya orang lain yang datang membantu pekerjaan. Sehingga mereka harus melakukannya sendiri pekerjaan rumah. sebenarnya hal itu tidak menjadi masalah, asalkan mampu memprioritaskan pekerjaan dan mengatur waktu. Hanya saja kebanyakan waktu kita diisi dengan televise di rumah, handphone yang menggoda untuk dimainkan. Dengan alasan yang banyak dari hiburan visual ini memang mampu menguras waktu senggang kita di rumah. 6. Pembiasaan Menumbuhkan Karakter. Membiasakan sesuatu yang baru akan terasa sulit diawal namun akan memberikan hasil yang baik dikemudian hari. Mengenalkan pola hidup sehat dan baik pada anak adalah penting. Membuat anak mengenal adab, berarti kita mempersiapkan anak memasuki dunia yang sebenarnya. Membuat anak mampu untuk menggunakan toilet, meletakkan sandal di raknya, menggosok gigi, mengucapkan salam, membaca bismillah sebelum memulai kegiatan dan aturan yang lain. Sebaiknya kita memulainya sedini mungkin. Di saat anak sudah mulai mengerti dengan perkataan orang tua maka jelaskanlah pelan‐pelan. “Adik pipis di kamar mandi ya,” biasanya kalimat itu yang di sampaikan orang tua pada anak. Biasanya ibu bisa mengenali sedikit banyaknya kapan anak akan buang air kecil dan kapan anak buang air besar. 32 | Wulan Sari
Hanya saja terkadang karena banyaknya kegiatan, orang tua tidak memperhatikan akibatnya anak buang air di sembarangan tempat. Fitrah manusia itu adalah pembelajar yang baik, bagitu juga dengan anak Bunda, ia pasti bisa jika diajarkan dan dibiasakan. Kita harus yakin bahwa anak kita bukanlah makhluk yang kosong, memiliki pengetahuan yang sama saat mereka dilakirkan. Mereka adalah makhluk cerdas yang dipersiapkan oleh Allah untuk hidup di dunia ini. Setiap hari akan ada informasi baru yang mereka peroleh dari lingkungan. Perlakukanlah anak dengan konsep bahwa mereka anak pintar, hebat dan pasti mampu belajar. Tanpa kita ajarkan anak sebenarnya akan mengalami proses belajar, lambat laun anak pasti mampu berjalan hanya saja jika kita memberikan stimulus yang baik, dan melatih dengan penuh semangat, anak akan cepat untuk mampu berjalan. Tanpa diajarkan untuk bicara dengan benar nanti anak pun akan dapat bicara dengan benar. Tanpa diajarkan buang air kecil di kamar mandi, nanti anakpun akan mampu buang air kecil sendiri di kamar mandi. Karena lingkungan adalah guru terbaik manusia. Namun, waktunya akan lama. Dan kita membuat anak mengalami keterlambatan dari umurnya. Maka butuh stimulus dan latihan dari orang sekitar agar anak mampu melakukan sesuatu sesuai usianya atau lebih awal. Mengajarkan anak untuk menggunakan kamar mandi tidaklah sulit. Orang tua hanya perlu memotivasi anak terus menerus. Dan memperlihatkan pada anak bahwa kita sebaiknya melakukannya di kamar mandi. Setiap orang tua Lembaran Putih Para Jundullah | 33
melihat ekspresi anak berubah, bisa jadi anak akan buang air maka segera mungkin membawa anak ke kamar mandi. Jika ia berhasil menahannya sampai di kamar mandi maka berikanlah pujian. Jangan biarkan anak buang air di sembarangan tempat. Beri selalu arahan agar anak mau ke kamar mandi. Berikan ekspresi yang tidak menyenangkan, jijik atau sedih saat anak buang air kecil tidak di tempatnya. Lama kelamaan anak akan berusaha sendiri untuk menggunakan kamar mandi. Bunda juga bisa menanyakan sekali dalam dua jam, apakah balita mau buang air atau tidak. Tawarkanlah ia ke kamar mandi. Upayakan untuk mengajak buang air kecil terlebih dahulu sembelum tidur ataupun akan bepergian keluar rumah. insyaallah jika ini kita ihtiarkan tidak beberapa lama anak akan mampu mengikutinya. Terkadang orang tua kewalahan melihat anak yang tidak mau mandi atau melakukan hal lain yang di minta orang tua. Ada yang membiarkan anak tidak melakukan ada juga yang memaksanya. Mungkin kita harus memahami bahwa anak terkadang tidak mau melakukan sesuatu karena mereka sedang sibuk dengan permainannya. Bagi anak mainan adalah hal yang sangat penting, itu adalah dunia mereka. Janganlah memaksa anak untuk melakukan sesuatu. Usahakanlah membujuk terlebih dahulu dan memberikan nasehat agar anak meninggalkan kegiatannya. Anak cenderung kesal karena tidak ada kesepakatan, bagi mereka perintah yang diberikan sangat berat karena tidak di dahului dengan aba‐ aba. Cobalah untuk membuat kesepakatan dengan anak. 34 | Wulan Sari
Kesepakatan seperti apa yang kita buat dengan anak? buatlah kesepakatan sederhana yang mudah di pahaminya. Alihkan perhatiannya untuk mendengarkan Bunda sesaat. “Nanti jika Ummi, dah selesai mandi, Adid baru mandi ya?” atau “Nanti jika nasi Abi sudah habis, Nisa makan lagi ya?” pastikan anak mendengar dan memahami tawaran yang diberikan. Kesepakatan yang pertama biasa saja tidak berhasil, atau masih diabaikan oleh anak, maka buatlah kesepakatan yang melegalkan hukuman. “Nanti jika ummi dah ganti baju, Adid belum mau mandi juga, ummi angkat ke kamar mandi lagi ya?” biasanya dengan kesepakatan hukuman seperti ini, anak tidak akan begitu memberontak saat tindakan dilakukan, karena sudah diawali dengan kesepakatan. Jadi membuat kesepakatan demi kesepakatan pada anak jauh lebih baik dari pada paksaan yang mengkagetkan anak. 7. Anak Sering Bertengkar dengan Saudaranya. Pertengkaran antara kakak adan adik biasanya akan sering terjadi. Hal ini biasanya berkaitan dengan memperebutkan benda atau mainan yang di sukai. Terkadang kedua belah pihak tidak mau mengalah. Hal ini akan sulit jika kita berada diluar rumah atau kondisi yang ramai. Jangan khawatir bunda itu hal yang biasa di hadapi oleh orang tua. Perlawanan adalah bentuk anak mampu mempertahankan dirinya. Sisi baiknya adalah anak memiliki upaya dalam melindungi diri dari ketidaknyamanan atau situasi yang tidak diinginkan. Semua anak normal pada dasarnya memiliki ego apalagi diusia balita. Lembaran Putih Para Jundullah | 35
Anak lelaki dan adik lelaki akan membuat keributan yang lebih sering dibandingkan dengan anak perempuan dan adik perempuan. Hal ini dipengaruhi oleh karakter kejiwaan lelaki dan perempuan yang berbeda. Kepemimpinan dan mengatur jauh lebih muncul pada anak lelaki, mereka berkelahi dengan fisik. Menendang memukul menarik dan melempar. Lain halnya dengan anak perempuan, mereka cukup dengan menangis atau yang lebih tinggi dengan menarik dan memukul. Kita harus mengajarkan anak untuk saling menyayangi. Menggunakan bujukan akan lebih efektif dibandingkan dengan kesepakatan. Karena kondisi emosi biasanya sulit memberikan tawaran pada anak. Saya biasa membujuk anak yang kecil untuk memohon dengan manis pada yang lebih tua. Memposisikan seperti itu biasanya jauh lebih berhasil dilakukan. Anak yang kecil diminta untuk berkata manis pada yang lebih besar dan adik memberikan ciuman pada kakak tanda sayangnya. Bujukan itu dilakukan di depan kakak, dan pada saat itu kita berusaha memunculkan ego kedewasaan kakak, bahwa seorang kakak pastilah sayang pada adiknya dan mau berbagi pada yang lebih kecil. Sewaktu anak saya yang kecil meminta mobil‐mobil yang sedang di pegang kakaknya, ia merengek sambil mencoba menggapai‐gapai. Si kakak berusaha menjauhkan dan menghindari adiknya. Bahkan hampir saja kakak mendorong adik dengan kuat. Jika tidak segera di tengahi mungkin mereka akan berkelahi. Melihat kondisi seperti itu, saya segera mendekati adik sembari berkata “Adik, kakak itu 36 | Wulan Sari
sayang sekali sama adik, kakak itu anak yang baik, dia pasti mau meminjamkan mobilnya sebentar sama adik, tapi adik harus bilang dulu… kakak sayang, pinjam sebentar kak. Terus adik cium pipi kakak ya,” Saya menyampaikan itu dengan tenang dan pelan‐pelan di depan kakaknya, agar kakak juga mengerti dan paham dengan maksud kalimat itu “betulkan kak, kakak sayang adikkan, kakak mau minjamkan sebentarkan kak?” tak berapa lama kakakpun luluh, dan mengangguk tanda mau. Akhirnya adik mengucapkan kata yang di ajarkan kepadanya dan menciumi pipi kakak. Sang kakak langsung memberikan mobilnya. Setelah itu saya berikan sanjungan atas apa yang telah dilakukan kakak. Dunia bisa lebih terasa indah dengan kelembutan. Dengan bujukan yang menggugah tersebut juga mengajarkan anak itu berkasih sayang dan berkata lemah lembut pada saudaranya. Lama‐kelamaan anak bisa melakukannya sendiri tanpa diarahkan oleh orang tua. Mereka bisa mengurangi pertengkaran dalam memperebutkan mainan atau masalah lain yang diperselisihkan. Selain itu memberikan pelajaran kasih sayang pada anak. 8. Ayah dan Ibu Aktor Terbaik. Bangunan megah merupakan karya cipta dari seorang arsitek, mereka merancang, mempersiapkan, melakukan dan mengevaluasi hasil kerja dari rancangannya. Mereka berusaha keras membuat bangunan sebaik mungkin. Mempertimbangkan kekuatan dari bangunan, memilihkan bahan yang berkualitas baik, memperhatikan detail Lembaran Putih Para Jundullah | 37
pembangunan, memperbaiki setiap kekeliruan karena semakin cepat disadari sebuah kesalahan maka akan semakin mudah memperbaikinya. Ketahanan bangunan yang mesti menjadi perhatian, keindahan, keunikan serta kemegahan dari bangunan menjadi perhatian penting. Hal yang tak kalah memberikan peran adalah polesan demi polesan untuk membuat bangunan itu kelihatan cantik dan unik. Ada peran‐ peran warna dan sentuhan‐sentuhan ukiran halus yang membuatnya berbeda dan enak untuk dilihat. semua itu adalah tanggung jawab arsitek. Begitu juga peran ayah dan ibu, mereka adalah perancang terbaik untuk masa depan anak. Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra, bahwa Rasulullah bersabda: Artinya: “Tiadalah seorang bayipun lahir melainkan ia dilahirkan diatas fitrah. Kedua orangtuanyalah yang menjadikannya yahudi, majusi atau nasrani.” Dari hadis diatas dapat kita ambil makna bahwa orang tua adalah pihak yang memiliki andil besar bagaimana anak akan terbentuk. Orang tua adalah madrasah pertama yang akan memberikan nilai‐nilai kebaikan, membimbing memberi bantuan bagaimana anak mengenal lingkungan dan 38 | Wulan Sari
memperlakukan lingkuangan yang ada di sekitarnya. Rumah menjadi cikal bakal tumbuh kembangnya kecambah yang baik atau tidak. Ibu adalah sang guru, sedangkan bapak adalah kepala sekolah yang mengawasi dan memastikan tidak terjadi masalah dalam teknis pelaksanaan. Guru melakukan evaluasi dan membicarakan banyak hal pada kepala sekolah. Hingga terjadi perbaikan‐perbaikan. Itulah mengapa keluarga dikatakan sebagai madrasah pertama. Allah memberikan tanggungjawab penuh bagi kedua orangtua dalam mempersiapkan pendidikan dan tumbuh kembang anak‐anaknya. Bukan kakek nenek begitujuga dengan pengasuh serta rumah titipan. Karena pertanggungjawaban akan diminta pada kedua orang tua atas amanah yang diberikan. Hal ini sesuai dalam surah Al Tahrim ayat 6. Artinya: Wahai orang‐orang yang beriman !peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat‐malaikat yang kasar dank eras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. Lembaran Putih Para Jundullah | 39
Dalam tafsir ibnu Katsir dikatakan bahwa imam Qatadah berpendapat bahwa hendaklah orang tua itu menyuruh anaknya untuk taat kepada Allah, melakukan bimbingan yang penuh terhadap anak, menjauhkan mereka dari perbuatan yang salah, dan mencegah mereka untuk berbuat maksiat kepada Allah dan membantu mereka untuk dapat menjalankan ketaatan. Merindukan anak yang baik dimulai dengan memiliki ibu dan ayah yang baik. Karena tidaklah akan dapat buah yang baik dari tanah yang kering, tandus dan tanpa nutrisi yang lengkap. Membentuk anak yang sholeh, menyejukkan hati, menyenangkan, membanggakan dan membahagiakan, memiliki ketaatan pada kedua orang tua, kuat mempertahankan keimanannya, akhlak yang terpuji dan menyejukkan hati dibutuhkan ihtiar yang maksimal. Mesti diupayakan oleh orang tua menjaga anak dari kekeliruan dan kesalahan. Mulailah dari hal yang kecil. Mengajarkan anak untuk mengenal ibadah yang dilakukan oleh orang tua. Ikutkanlah peran Allah sebagai sang pencipta. Panjatkan doa agar anak kita sesuai dengan yang kita harapkan. Kebanyakan orang tua kurang memperhatikan bagaimana mengajarkan nilai‐nilai kebaikan kepada anak. Anak tidak diajarkan mengenal ibadah yang dilakukan orang tua. Kita masih beranggapan bahwa nanti di saat mereka sudah mulai mengerti barulah diajarkan. Atau yang lebih menyedihkan saat mereka dewasa barulah dipaksakan 40 | Wulan Sari
mengerjakan kewajibannya. Jika seperti itu tentulah sudah sangat terlambat. Anak perempuan diperkenalkan dengan menggunakan hijab. Mereka diperkenalkan dengan budaya malu. Menjaga aurat saat berada di luar rumah. Mungkin pertama‐tama anak perempuan akan sulit untuk diminta menggunakan jilbab. Perlu motivasi dari ibu dan ayah untuk membuatnya semangat menggunakannya. Seperti pujian saat ia mengenakan jilbab, “Dedek kelihatan cantik sekali sekarang,” “Wah rambut cantik adik senang ga kena debu saat keluar rumah,” “Nah, sekarang adik ga akan di ganggu orang‐ orang.” Anak pastilah akan mengeluarkan pertanyaan yang banyak akan ungkapan yang kita ucapkan. Pada saat itulah orang tua menjelaskan kepada anak maksud dan tujuan menggunakan jilbab, dengan bahasa yang sederhana. Mencontohkan ibu sendiri yang selalu menggunakan jilbab saat keluar rumah. Nanti di saat anak mulai paham dan mengerti, ia justru akan menjadi teman bunda dalam menjaga aurat. Bagitu juga halnya dengan anak lelaki, biasakanlah mereka untuk mengenal akhlak dan nilai kebaikan. Jangan biarkan mereka tidak menggunakan penutup aurat. Ada kebiasaan anak lelaki di biarkan buang air kecil di sembarang tempat. Mereka menjadi terbiasa dengan hal itu, bahkan hingga usia dewasa. Di sudut‐sudut gedung, tepi jalan, di bawah pohon besar sudah menjadi suatu yang biasa. Padahal itu bukanlah adab yang baik. Kita harus mendidik anak sedini mungkin untuk mengetahui dimana mereka harus membuang Lembaran Putih Para Jundullah | 41
hajatnya. Akibat dari orangtua tidak mau repot mengantarkan anak untuk ke kamar kecil. Suatu hari anak‐anak bermain dengan anak tetangga yang berusia 5 tahun, sedangkan anak saya berusia 8 tahun, 7 tahun dan 3 tahun. Anak pertama dan kedua laki‐laki, sedangkan yang terakhir perempuan. Saat sedang asik bermain kelereng, tiba‐tiba ia membuka celananya dan buang air kecil di tanah tempat mereka bermain bersama. Spontan saja anak saya merasa heran dan jijik. Anak saya berteriak dan memanggil “Umi…, Umi…Umi….” saya fikir ada sesuatu yang mengkhawatirkan dengan adik mereka. Namun ternyata perkiraan saya salah. Anak‐anak hanya memaparkan keanehan mereka dengan apa yang dilihatnya. Anak tetangga merasa malu akan hal itu. “Besok biar kakak ga malu sama anak lelaki, kakak pulang dulu pipisnya ya.” sayapun melihat ia menganggukkan kepalanya tanda mengerti. Kebiasaan anak bukanlah kesalahan anak, ia melakukan itu terus menerus karena hal itu dibiarkan oleh orang sekitanya, padahal anak adalah makhluk yang paling cepat meniru apa yang ia lihat dan dengar. Hanya perlu sedikit bimbingan terus menerus agar anak memahami. Ada lagi tetangga setelah menunggu beberapa tahun akhirnya ia mendapatkan bayi lelaki. Sungguh hal yang sangat membahagiakan bagi kedua orang tua. Anak itu sehat dan tidak kekurangan apapun. Bulan demi bulan berganti, anak mulai bergerak dan merangkak. Orang tua malas memakaikan anaknya celana. Keseharian anak di rumah tidak diberi celana, hanya baju saja yang menutupi tubuhnya. Tak jarang tetangga merasa heran melihat si anak, mengapa dibiarkan 42 | Wulan Sari
Search