PENELITIAN TINDAKAN KELAS MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP EKOSISTEM MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD SISWA KELAS VIIA SMP NEGERI 8 MERAUKE 2016/217 Oleh N A ‘ O M I, S.Pd NIP: 19711118 199301 2 001 DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KABUPATEN MERAUKE SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 8 MERUKE 2017
ABSTRAK Judul Best Pratice “ Meningatkkan Hasil Belajar Siswa Melalui Meodel Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Kelas VII A SMP Negeri 8 Merauke. Tulisan ini berupa Best Practice yang dilaksanakan di SMP Negeri 8 Merauke dengan latar belakang kondisi siswa yang memiliki motivasi belajar yang sangat rendah yang mengakibatkan hasil belajar siswa pun rendah. Demikian juga guru dalam melaksanakan tugas hanya bersifat monoton tidak melibatkan siswa untuk ikut terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Kehadiran MGMP memberikan dampak positif yang sangat signifikan yang memperkenalkan model-model pembelajaran yang dapat melibatkan siswa unutuk dapat terlibat aktif dalam belajar, juga adanya tagihan tentang karya tulis ilmiah sehingga penulis termotivasi dan terinspirasi untuk melakukan penelitian tindakan kelas yang dapat menjawab permasalahan yang selama ini merupakan beban dalam melaksanakan tugas yang mengakibatkan hasil belajar siswa rendah. Penulis melaksanakan penelitian tindakan kelas mengambil data awal dari hasil ulangan harian, selanjutnya dilaksanakan dua siklus. Hasil dari setiap siklus terjadi peningkatan baik peningkatan aktifitas dari 45% menjadi 85%, peningatan minat belajar dari 60% menjadi 86,67%, peningatan keterampilan guru dari 83,73% menjadi 84,74%, dan peningkatan hasil belajar dari data awal 29%, silus I 52,78% dan siklus II menjadi 85,71%. Kesimpulan bahwa dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningatkan hasilbelajar siswa kelas VIIA SMP Negeri 8 Merauke. Saran dari penulis agar rekan-rekan guru hendanya menggunaan metode mengajar yang bervariasi, agar dapat menarik perhatian siswa, tida cepat bosan dalam mengikti pelajaran, dan pada ahirnya dapat meningatan hasil belajar siswa dan dapat sesuai antara harapan dan kenyataan.
HALAMAN PENGESAHAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS 1. Judul Penelitian MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA 2. a. Mata Pelajaran KONSEP EKOSISTEM MELALUI b. Bidang Kajian MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD 3. Peneliti SISWA KELAS VIIA SMP a) Nama Lengkap NEGERI 8 MERAUKE 2016/2017 b) Nip IPA Biolgi c) Jenis Kelamin d) Pangkat, Golongan Ekosistem e) Sekolah f) Alamat Rumah N a ‘ o m i, S.Pd g) Nomor Telpon/HP 19711118 19930 1 2001 Perempuan 4. Tim Observer Pembina, IVA SMP Negeri 8 Merauke 5. Lama Penelitian Jl. L.B. Murdani Tanah Miring 0813 4095 2538 1. Wakaryani,, S.Pd 2. Triyana Puji Astutui , S.Pd 3 (iga) bulan Menyetujui/Mengesahkan Tanah Miring, 22 Mei 2017 Pembimbing Peneliti (Drs. MULYADI) (N A ‘ O M I, S.Pd) Nip:19650729 199601 1 001 Nip: 19711118 199301 2 001 ii
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Kuasa atas segala bimbinganNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Penelitian Tindakan Kelas ini dengan baik. Dalam penyusunanan Penelitian Tindakan Kelas ini, penulis bana mendapat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak.Pada kesemppatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada: 1. Bapak Gendro Mulyono, S.Pd , M.Pd selaku nara sumber LPMP yang telah memberi bimbingan, saran dalam penulisan PTK. 2. Bapak Drs. Mulyadi selaku pembimbing 2. Bapak Saheful Aman Shaleh selaku kepala sekolah yang telah memberikan ijin dalam melakukan Penelitian Tindakan Kelas di kelas VII A SMP Negeri 8 Merauke 3. Ibu Wakaryani , S.Pd dan Ibu Triana Puji Lestari S.Pd selaku anggota Tim observer 4. Bapak dan Ibu guru teman-teman MGMP IPA yang sering memberikan saran dan kritik yang bermamfaat 5. Bapak Ibu guru (teman guru) SMP N 8 Merauke yang memberikan motivasi dalam kegiatan PTK. Besar harapan dari penulis kiranya tulisan ini dapat bermafaat bagi para pembaca, namun penulis menyadari bahwa penulisan ini jauh dari sempurna karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik secara membangun dari berbagai pihak demi perbaikan penulisan Penelitian Tindakan Kelas. Tanah Miring, 22 Mei 2017 Penulis N A ‘ O M I, S.Pd Nip:19711118 19901 2001 iv
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL……………………….……….……………………………..i HALAMAN PENGESAHAN…………………………….…...…………………ii ABSTRAK……………………………………………………………………......iii KATA PENGANTAR………………………………...……………...…………..iv DAFTAR ISI…………………………………………….………………...…...….v DAFTAR TABEL………………………………………………………………..vii DAFTAR GAMBAR……………………………….………...……..…....……..viii DAFTAR LAMPIRAN……………………………………..………..……….….ix BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang……….………………………………………..1 B. Perumusan Masalah…………………….……………………. 3 C. Tujuan Penelitian……………….……………………………..3 D. Manfaat Penelitian……………………………….…………....3 BAB II KAJIAN PUSTAKA……………………………………………...5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Suyek dan Lokasi Penelitian………………………….…...…10 B. Fokus Penelitian…………………………….……………..…10 C. Prosedur dan Rencana Penelitian…….……………………....10 D. Rancangan Tindakan…………………………………………11 E. Sumber dan Jenis Data……………………………………….13 F. Indikator Keberhasilan……………………………………….13 G. Analisis Data…………………………………………………14 H. Jadwal Penelitian…………………………………...………..15 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Siklus I…………………………………...….….16 B. Siklus II………………………………………………………26 C. Pembahasan……………………………………………….….41 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan…………………………………………………..49 B. Saran – saran…………………………………………………49
DAFTAR TABEL Tabel Halaman 1. Rekapitulasi Data Awal Hasil Belajar………………………………… 2 2. Sokr Perkembangan kelompok..........................……………………….. 7 3. Langkah-langkahModel Pembelajaran STAD...... I ………………… 8 4. Jadwal Penelitian..........................................………………………….. 15 5. Data Hasil Belajar Siklus I .............................................……………… 17 6. Hasil Observasi Jenis Aktifitas Siswa Siklus Siklus I….……………... 18 7. Persentase Hasil Observasi Aktifitas Siswa Siklus I ……...…………. 19. 8. Hasila Observasi Keterampilan Guru Siklus I……………………….. 21 9. Persentase Hasil Observasi Keterampilan Guru Siklus I……………... 25 10. Hasingket Minat Belajar Siklus I………………............................…. . 26 11. Persentase Hasil Angket Siswa Siklus I….................………………… 27 12. Data Hasil Belajar Siklus II……..........................................………… .30 13. Hasil Observasi Jenis Aktifitas Siswa Siklus II………………………. 30 14. Persentase Hasil Observasi Aktifitas Siswa Siklus II………...…..…… .32 15. Persentase Hasil Observasi Ketermpilan Guru Siklus I………..……... 38 16. Data Peningkatan Minat Belajar Siswa………………………………... . 37 17. Peresentase Hasil Angket Siswa Siklus II………..…………………… . 39 18. Data Peningkatan Aktivitas Siswa…………….................………………44 19. Data Peningkatan Keterampilan Guru……………………………….…..44 20 Data Peningkatan Minat Belaajar…............……..…………………… . 44 21. Data Peningkatan Hasil Belajar…………....….................………………45 22. Data Perkembangan Hasil Belajar Kelompok……………………….…..46 23 Data Perkrmbangan Minat Belaajar Siswa..........……..……………… . 48 vii
DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 1. Diagram Peningkatan Nialai Rata-rata………………………………… .....45 2. Diagram Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar……………….………..…46 3. Diagram Peningkatan Minat Belajar Siswa………………….………….…48
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 2. Lembar Kegiatan Siswa (LKS) 3. Daftar Nilai Individu Siklus I dan Silus II 4. Daftar Nilai Kelompok Siklus I dan Siklus II 5. Dokumentasi Siklus I dan Siklus II 6. Surat Ijin Melaksanakan PTK
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakekatnya kegiatan belajar mengajar adalah suatu proses interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa dalam satuan pembelajaran. Guru sebagai salah satu komponen dalam proses belajar mengajar merupakan pemegang peran yang sangat penting. Guru bukan hanya sekedar penyampai materi saja, tetapi lebih dari itu guru dapat dikatakan sebagai sentral pembelajaran. Dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan siswa dituntut berperan aktif dalam kegiatan proses belajar mengajar. Guru juga dituntut kreatif dalam menggunaan metode pembelajaran yang bervariasi terutama dalam pemilihan model-model agar dapat membangitkan gairah belajar siswa. Dalam proses belajar diperlukan adanya peran guru. Salah satu peran guru adalah menyampaikan pelajaran agar siswa dapat memahami dengan baik apa yang telah dipelajarinya. Agar siswa dapat memahami dengan baik, maka diperlukan sarana, media, dan metode yang tepat agar dapat membantu siswa dalam memahami apa yang telah disampaikan oleh guru sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa (Hamalik, 2008). Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses belajar mengajar yaitu model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Divsion). Penggunaan model pembelajaran ini dapat digunakan guru dalam proses belajar mengajar agar memberi peluang kepada siswa sehingga dapat berperan aktif dalam proses belajar mengajar khususnya mata pelajaran biologi. Pembelajaran secara kooperatif dengan setting belajar secara berelompok memberikan manfaat antara lain, memberi peluang kepada siswa untuk terlibat lebih aktif, meningkatkan interaksi dalam mencapai saasaran
belajar, saling mengisi dalam memecahkan masalah, dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa (Widiarsa, 1998). Berdasarkan pengamatan terhadap proses belajar mengajar di kelas VIIA SMP Negeri 8 Merauke, dapat terlihat karakteristik siswa dalam belajar di sekolah, yaitu mereka cenderung pasif, motivasi sangat rendah, kurang berkonsentrasi pada materi pelajaran yang diajarkan. Hal ini dapat menjadi salah satu penyebab rendahnya hasil belajar siswa. Melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD, siswa diharapkan dapat berpartisipasi dalam proses belajar mengajar melalui kegiatan diskusi dan kerja kelompok. Hal ini diharapkan dapat mengatasi sifat masa bodoh, dan kecenderungan berlaku pasif. Sebelum dilakukan penelitian, peneliti mengambil data awal hasil belajar siswa seperti pada table berikut berikut ini: Tabel 1.1. Rekapitulasi Data Awal Hasil Belajar Siswa No Keterangan Perolehan 1. Nilai terendah 25 2. Nilai tertinggi 95 3. Nilai Rata-rata kelas 51,71 4. Jumlah siswa yang belum tuntas belajar 25 5. Jumlah siswa yang tuntas belajar 10 6. Persentase ketuntasan belajar 29% Berdasarkan data awal hasil belajar siswa di atas, dapat diketahui bahwa, nilai rata-rata siswa data awal yaitu 51,71 dengan persentase ketuntasan belajar yaitu 29%. Berdasarkan masalah di atas dapat dijadikan suatu landasan untuk dilaksanakannya Penelitian Tindakan Kelas, dengan judul: “MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP
EKOSISTEM MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD SISWA KELAS VIIA SMP NEGERI 8 MERAUKE 2016/2017” B. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas permasalahan yang dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Apakah penerapan model pembelajaran koopetif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar pada konsep ekosistem kelas VIIA SMP Negeri 8 Merauke? C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah : Untuk meningkatkan hasil belajar pada konsep ekosistem siswa kelas VIIA SMP Negeri 8 Merauke. D. Manfaat Penelitian Manfaat yang diperoleh dari pelitian tindakan kelas ini, sebagai berikut: 1. Bagi siswa a. Dapat melatih siswa untuk terlibat aktif dalam proses belajar mengajar yang pada akhirnya meningkatkan hasil belajar. b. Peserta didik dapat mengikuti pembelajaran yang menarik c. Memotivasi siswa untuk dapat bersaing dengan teman 2. Bagi guru a. Mampu mengelola kelas dengan menggunakan model pembelajaran yang bervariasi. b. Sebagai wahana dalam peningkatan profesionalitas guru karena mampu menilai dan memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya.
3. Bagi sekolah a. Membantu tanggung jawab sekolah dalam memperlancar pelaksanaan kurikulum dan membantu sekolah dalam meningkatkan mutu lulusan. b. Memiliki guru yang profesional dalam mengelola pembelajaran di kelas
BAB II KAJIAN PUSTAKA Pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pengajaran dimana siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompok, setiap anggota kelompok saling bekerja sama dan membantu untuk memahami suatu bahan pengalaman. Belajar belum selesai jika salahsatu teman dalam kelompok belum menguasai bahan pelajaran ( Depdiknas, Materi Pelatihan Terintegrasi SAINS, 2004). Strategi pembelajaran kooperatif adalah rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untukmencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Ada empat unsure penting dalam strategi pembelajaran kooperatif, yaitu: adanya peserta dalam kelompok, adanya aturan kelompok, adanya upaya belajar setiap anggota kelompok, dan adanya tujuan yang harus dicapai. Peserta adalah siswa yang melakukan proses pembelajaran dalam setiap kelompok belajar. Pengelompokan siswa bisa ditetapkan berdasarkan beberapa pendekatan, diantaranya, pengelompokan didasaran atas minat dan baat siswa, latar belakang tingkat kemampuan, dan pendekatan kelompok lain yang digunakan, tujuan pembelajaran haruslah menjadi pertimbangan utama (Sanjaya, 2006). Pembelajaran kooperatif (Cooperatif Learning) muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan temannya. Siswa secara rutin bekerja dalam kelompok untuk saling membantu memecahkan masalah-masalah yang kompleks. Jadi hakekat social dan penggunaan kelompok sejawat menjadi aspek utama dalam pembelajaran kooperatif merupakan kelompok srategi pengajaran yang melibatkan siswa bekerja secara berkolaborasi untukmencapai tujuan bersama. Dalam pembelajaran kooperatif siswa berperan ganda yaitu sebagai siswa, ataupun sebagai guru, dan dapat memberi keuntungan baik para siswa kelompok bawah maupun kelompok atas yang bekerja bersama menyelesaikan tugas-tugas akademik. Jadi pembelajaran kooperatif memerlukan kerja sama antar siswa dan
saling ketergantungan dalam struktur pencapaian tugas, tujuan, dan penghargaan. Keberhasilan pembelajaran ini tergantung dari keberhasilan masing-masing individu dalam kelompok, dimana keberhasilan tersebut sangat berarti untuk mencapai suatu tujuan yang positif dalamm belajar kelompok (Trianto, 2007) Pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan salah satu tipe dari model pembelajaran kooperatif dengan menggunakan kelompok-kelompok kecil dengan jumlah anggota tiap kelompok 4-5 orang siswa secara heterogen. Diawali dengan tujuan pembelajaran, penyampaian materi, kegiatan kelompok, kuis dan penghargaan kelompok. Pembelajaran kooperatif tipe STAD membutuhkan persiapan yang matang sebelum kegiatan pembelajaran dilaksanakan. Persiapan- persiapan tersebut antara lain: 1. Perangkat Pembelajaran Sebelum pelaksanaan kegiatan, perlu dipersiapkan pelajaran meliputi: RPP (rencana pelaksanaan pembelajaran), buku siswa, lembar kegiatan siswa. 2. Membentuk kelompok kooperatif Menentukan anggota kelompok diusahakan agar kemampuan siswa dalam kelompok adalah heterogen dan kemampuan antar satu kelompok dan kelompok lainnya relative homogen. Apabila memungkinkan kelompok kooperatif perlu memperhatikan ras, agama, jenis kelamin, dan latar belakang social. 3. Menetuan Skor Awal Skor awal yang dapat digunakan dalam kelas kooperatif adalah nilai ulangan sebelumnya. Skor awal ini, dapat berubah setelah diadakan tes. 4. Pengaturan Tempat Duduk Pengaturan tempat duduk dalam kelas kooperatif perlu diatur dengan baik agar menunjang keberhasilan pembelajaran kooperatif, dan tidak menimbulkan kekacauan yang menyebabkkan gagalnya pembelajaran. 5. Kerja Kelompok
Untuk mencegah adanya hambatan pada pembelajaran kooperatif tipe STAD, terlebih dahulu diadakan latihan kerja sama kelompok. Hal ini bertujuan untukk mengenal lebih jauh masing-masing individu dalam kelompok. Langkah-langkah pemmbelajaran kooperatif tipe STAD ini didasarkan pada langkah-langkah kooperatif yang terdiri atas enam fase, yaitu: menyampaikan tujuan, memotivasi siswa, menyajikan informasi, mengorganisasi siswa dalam kelompok-kelompok bekerja dan belajar, dan memberikan penghargaan (Trianto, 2007). 6. Sistem Penghargaan Sistem penghargaan atau penilaian kelompok diberikan atas usaha bersama antar anggota kelompok, dan diberikan apabila suatu kelompok menang atau menjuarai penilaian kelompok, diberikan tiga katergori kelompok yang terdiri dari kategori good team, great team, dan super tieam. Skor kelompok dihitung dengan membuat rata-rata perkembangan anggota kelompok yaitu dengan menjumlahkan semua skor perkembangan yang diperoleh anggota kelompok dibagi dengan jumlah anggota kelompok. Nilai predikat dihitung dengan cara menghitung nilai rata-rata kelompok akhir siklus dikurangi dengan nilai rata-rata kelompok awal siklus. Sesuai dengan rata-rata skor perkembangan kelompok diperoleh keterangan skor kelompok seperti pada table : Tabel 1.2. Skor Perkembangan Kelompok Rata-rata Tim Predikat 0≤x<5 - 5 ≤ x < 15 Good team 15 ≤ x < 25 Great team 25 ≤ x < 30 Super tieam (Trianto, 2007). Hasil belajar adalah suatu kompetensi atau suatu kecakapan yang dapat dicapai oleh siswa setelah melalui kegiatan pembelajaran
yang dirancang dan dilaksanakan oleh guru di suatu sekolah dan kelas tertentu. Kompetensi yang dicapai oleh siswa dari kegiatan pembelajaran tersebut akan mencapai aspek kognitif, afektif dan psikomotor (Udin S. dan Winata Putra, 2003). Tabel 1.3. Langkah-langkah Model Pembelajaran STAD Fase Tingkah laku Guru Fase 1 Guru menyampaikan standar Menyampaikan kompetensi kompetensi, kompetensi dasar dan yang diharapkan dan indikator yang diharapkan, dan memotivasi siswa memotivasi siswa belajar. Fase 2 Guru menyajikan informasi kepada Menyajikan informasi siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan. Fase 3 Guru menjelaskan kepada siswa Mengorganisasikan siswa ke bagaimana caranya membentuk dalam kelompok bekerja dan kelompok belajar dan membantu belajar setiap kelompok agar melakukan diskusi secara efisien. Fase 4 kelompok Guru membimbing kelompok – Membimbing kelompok belajar pada saat mereka bekerja dan belajar mengerjakan tugas mereka. Fase 5 Guru mengevaluasi hasil belajar Evaluasi tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.
Fase 6 Guru mencari cara-cara untuk Memberikan penghargaan menghargai upaya hasil belajar individu maupun kelompok. Interaksi belajar adalah terjadinya komunikasi antara guru dengan siswa dan antara siswa dengan siswa sendiri. Guru aktif memberi pertanyaan , jawaban, tugas atau rangsangan belajar, demikian pula siswa aktif belajar merespon rangsangan belajar dari guru maupun dari temannya sendiri (Metode Pembelajaran, Sumiati, Asra M. 2008).
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Subyek dan Lokasi Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SMP Negeri 8 Merauke pada kelas VIIA semester genap tahun pelajaran 2016/2017 dengan Standar Kompetensi (SK) memahami saling ketergantungan antar komponen ekosistem, dengan jumlah siswa 37 siswa Subjek penelitian adalah siswa kelas VIIA SMP Negeri 8 Merauke, yang berjumlah 37 siswa dengan komposisi laki-laki 18 orang dan perempuan 19 orang. B. Fokus Penelitian 1. Hasil belajar biologi pada standar kompetensi memahami saling ketergantungan antar komponen ekosistem, dengan menggunakan tes setiap akhir siklus. 2. Kemampuan guru dalam mengimplementasikan model pembelajaran kooperatif, apakah sudah sesuai dengan scenario pembelajaran yang telah disusun. 3. Kompetensi siswa meliputi keterampilan(proses) dan sikap pada konsep ekosistem. 4. Proses pembelajaran yang berlangsung apakah implementasi kegiatan belajar mengajar telah sesuai antara harapan dan kenyataan. C. Prosedur dan Rencana Penelitian Prosedur penelitian terdiri dari 2 siklus, dimana setiap siklus, kegiatan pembelajaran dimulai dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan atau observasi, dan refleksi. Perencanaan tindakan siklus satu
didasarkan pada identifikasi masalah yang ditemukan, apakah masalah tersebut terjadi karena kondisi pembelajaran, atau karena faktor guru. D. Rancangan Tindakan Siklus I a. Perencanaan 1. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran pada kompetensi dasar menentukan ekosistem dan saling hubungan antara komponen ekosistem dengan indikator mengidentifikasi satuan-satuan dalam ekosistem dan menentukan komponen- komponen ekosistem. 2. Menyiapkan lembar observasi tentang proses pembelajaran, keterampilan mengajar guru, aktifitas siswa dalam proses pembelajaran, dan angket minat belajar siswa. 3. Menyiapkan alat evaluasi. 4. Menyiapkan sumber belajar berupa materi diskusi, alat dan bahan yang digunakan dalam kegiatan proses belajar mengajar dan media pembelajaran berupa kuadran dan lingkungan (halaman sekolah). b. Tindakan 1. Melakukan apersepsi, motivasi, untuk mengarahan siswa memasuki Kompetensi Dasar (KD) yang akan dibahas. 2. Menjelaskan tujuan pemmbelajaran yang akan dicapai. 3. Menjelaskan materi pelajaran dengan menjelasan langkah kerja model pembelajaran kooperatif tipe STAD. 4. Membagi kelompok dalam 8 kelompok dengan anggta 4-5 siswa masing-masing kelompok yang heterogen.
5. Membimbing siswa dalam setiap kelompok agar dapat berdiskusi dengan baik untuk menyelesaikan tugas dan tanggung jawab setiap kelompok. 6. Memberi kesempatan pada setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil kerja kelompok. 7. Mengklarifikasi setiap jawaban yang disampaikan oleh siswa dalam kegiatan presentasi untuk memberikan penguatan 8. Bersama siswa menyimpulkan kegiatan pembelajaran. 9. Memberi penghargaan kepada kelompok yang terbaik. 10. Mengadakan tes ulangan dan guru membagi angket untuk didisi oleh masing-masing siswa. c. Pengamatan Observer atau kolaborator mengamati kegiatan guru pada saat pembelajaran dan mengamati kegiatan siswa dengan menggunakan lembar observasi pengamatan guru dan siswa. observer dalam setiap siklus melakukan pencatatan terhadap kendala dan kelemahan dari tindakan yang dilakukan, dan aktifitas siswa dalam pembelajaran. d. Refleksi Refleksi adalah mengingat dan merenungkan kembali suatu tindakan yang telah dicatat dalam observasi. Secara deskriftif refleksi adalah meninjau ulang dan mengembangkan gambaran agar lebih hidup, dan untuk melihat sejauh mana perubahan yang akan terjadi pada tindakan sebelumnya. Guru bersama dengan observer merefleksi dan mengealuasi kegiatan guru dan siswa setelah selesai tindakan,dengan menggunakan instrument observasi kegiatan guru dan siswa unutk mengetahui apakah hasil implementasi kegiatan belajar mengajar
apakah telah sesuai antara harapan dan kenyataan, yang akan digunakan untuk perbaikan pada siklus berikutnya. Siklus 2 1. Perencanaan 2. Identifikasi masalah yang muncul pada siklus satu yang belum teratasi,dan mencari alternative pemmecahan dan pengembangan program tindakan pada siklus dua. 3. Tindakan Pelaksanaan tindakan kedua mengacu pada identifikasi masalah yang muncul pada siklus satu. 4. Observasi atau pengamatan Melaksanakan pengamatan pada tindaan kedua dengan menggunakan instrument yang sudah disiapkan. 5. Refleksi Membahas, menilai, dan mengeavuasi tentang proses dan hasil pembelajaran siklus dua. E. Sumber dan jenis data 1. Sumber dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII A SMP Negeri 8 Merauke, guru mata pelajaran sebagai peneliti, dan guru selaku observer. 2. Jenis data yang diperoleh dalam penelitian ini yaitu, data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuntitatif berupa hasil belajar, hasil observasi aktifitas guru dan siswa, sedangan data kualitatif adalah minat siswa terhadap implementasi proses pembelajaran. F. Indikator keberhasilan Ketuntasan belajar terjadi apabila 85% siswa mendapat nilai ≥ 60.
G. Analisis Data Data yang dianalisis meliputi hal-hal berikut: 1. Tes Akhir Siklus Analisis tes akhir siklus bertujuan untuk mengetahui tingkat ketuntasan hasil belajar siswa pada tiap akhir siklus pembelajaran. Nilai yang diperoleh siswa dihitung dengan menggunakan rumus: Nilai = Skor yang diperoleh siswa X 100% Skor maksimal (Akurinto, 2002) 2. Penilaian minat belajar lewat angket : Nilai = Jumlah siswa yang setuju X 100% Jumlah total siswa Dengan criteria: 75 – 100 % = Tinggi (sangat berminat) 60 – 74 % = Sedang (berminat) 0 - 59 % = Rendah (kurang berminat) 3. Penilaian keterampilan guru dalam proses pembelajaran: Nilai = Jumlah butir yang terlaksana X 100% Jumlah butir keseluruhan Dengan criteria: 80 – 100% = selalu = baik sekali = 4 70 – 79 % = sering = baik =3 60 – 69 % = jarang = cukup =2 0 - 59 % = tidak pernah = kurang = 1 Perubahan yang terjadi pada siswa saat pembelajaran maupun sesudah pembelajaran, dianalisis secara deskriptif dengan
memaparkan data hasil belajar, hasil pengamatan keterampilan guru, serta angket minat yang diberikan pada setiap akhir siklus, lalu dianalisis secara deskriptif dalam bentuk persentase, untuk hasil belajar kategori tuntas, dan tidak tuntas, keterampilan guru dalam proses pembelajaran dengan kategori baik sekali, baik, cukup dan kurang, sedangkan minat belajar siswa lewat angket dengan kategori, sangat berminat (tinggi), berminat (sedang) merpakan respon positif dan kurang berminat (rendah) merupakan respon negative. H. Jadwal Penelitian Jadwal penelitian meliputi perencanaan,persiapan, pelaksanaan , seminar, dan penyusunan laporan hasil penelitian seperti dalam table berikut ini: Tabel 1.4. Jadwal Penelitian No. Kegiatan Bulan Maret April Mei 1 Persiapan * 2 Pelaksanaan a. Perencaan Tindakan * b. Pelaksanaan Tindakan * c. Analisis dan Refleksi * 3 Pelaksanaan siklus 2 a. PerencanaanTindakan * b. Pelaksanaan Tindakan * c. Analisis dan Refleksi 4 Penyusunan laporan PTK * 5 Penggandaan dan Pengiriman * laporan *
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Pada Siklus I Tahapan penelitian tindakan kelas ini, meliputi dua siklus. Dalam satu siklus, terdiri atas tahapan perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi. Siklus I dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 11 April 2017, pada jam pelajaran pertama dan kedua selama 80 menit (07.30 – 8.50) WIT. Dengan perincian, 10 menit untuk kegiatan awal yang terdiri dari apersepsi dan motivasi, 50 menit untuk kerja kelompok sampai presentasi setiap kelompok, dan 20 menit untuk menyimpulkan materi pembelajaran, melaksanakan tes evaluasi belajar , dan pengisian angket. 1. Proses Perencanaan Dalam perencanaan siklus I, telah disusun rencana pelaksanaan pembelajaran pada Kompetensi Dasar 7.1 yaitu Menentukan ekosistem dan saling hubungan antar komponen ekosistem, menyiapkan instrument obserrvasi kegiatan pengamatan guru dan siswa, menyiapkan lembar kerja siswa, dan alat evaluasi, serta menyiapkan sumber belajar berupa materi diskusi, dan media pembelajaran, berupa kuadran, lingkungan (halaman sekolah), dan alat tulis. 2. Proses pelaksanaan tindakan Pada tahap pelaksanaan tindakan, siswa memberi salam, guru mengajak siswa berdoa memulai pelajaran, mengabsen siswa, satu siswa tidak masuk karena sakit atas nama Siti Fatimah, memotivasi dan apersepsi, menyampaikan kompetensi dasar, menjelaskan tujuan pembelajaran dan langah kerja model pembelajaran kooperatif tipe STAD, membagi siswa dalam kelompok belajar, dengan masing- masing kelompok beranggotakan 4 – 5 siswa yang heterogen berdasarkan tingat kemampuan, membagi media pembelajaran,
menjelaskan cara penggunaan media dan langkah (prosedur) kerja dalam LKS dan mengajak siswa ke halaman sekolah untuk pengamatan ekosistem, membimbing siswa dalam kegiatan pengamatan. Siswa kembali ke dalam kelas dan memberikan kesempatan kepada Guru bersama siswa menyimpulkan materi pembelajaran , selanjutnya diadakan tes evaluasi untuk mengetahui keberhasilan pembelajaran, serta guru membagikan angket minat kepada masing-masing siswa. Pada akhir siklus I diperoleh hasil belajar siklus I dapat dilihat pada table 1.5 Tabel 1.5 Data Hasil Belajar Siswa Siklus I No. Keterangan Perolehan 1. Nilai terendah 20 2. Nilai tertinggi 100 3. Nilai rata-rata kelas 56,11 4. Jumlah siswa yang belum tuntas 17 5. Jumlah siswa yang tuntas belajar 19 6. Persentase ketuntasan belajar 52,78% Berdasarkan table di atas diketahui bahwa nilai rata-rata siswa pada siklus I mencapai 56,11 dengan persentase ketuntasan belajar yaitu 52,78%. 3. Proses Pengamatan Observer atau pengamat mengamati jalannya proses pembelajaran dan menilai ketrampilan guru dalam mengelola kelas, dengan menggunakan lembar observasi kegiatan guru dan kegiatan siswa. Observasi digunakan untuk mengadakan penilaian keaktifan siswa dalam proses pembelajaran maupun keterampilan guru selama proses pembelajaran. Observasi terhadap siswa dilakukan secara kolaboratif antara guru dan pengamat, sedangkan observasi aktifitas peneliti,
dilakukan oleh guru kolaborator dan pengamat. Adapun jenis aktifitas guru dan siswa pada siklus I dapat dilihat pada table 1.6 berikut: Tabel 1.6 Hasil Observasi Jenis Aktifitas Siswa Siklus I No. Jenis Aktifitas Belajar Kategori Siswa Baik Baik Cukup Kurang Sekali 1. Keaktifan siswa dalam √ bertanya 2. Kelancaran siswa dalam √ menjawab pertanyaan 3. Antusias siswa dalam √ proses diskusi kelompok 4. Memberikan sanggahan √ terhadap hasil diskusi kelompok lain 5. Kelancaran √ mengeluarkan ide dalam pemecahan masalah 6. Bertanggung jawab √ terhadap hasil kerja kelompok 7. Kedisiplinan siswa dalam √ mengikuti diskusi kelompok 8. Tepat waktu dalam √ mengerjakan tugas 9. Kerjasama siswa dalam √ menyimpulkan hasil diskusi 10. Menghargai saran dan √
pendapat peserta diskusi kelompok lain Keterangan: Nilai 80 – 100 = Baik sekali = 4 70 – 79 = Baik =3 60 – 69 = Cukup =2 0 – 59 = Kurang = 1 Dari table 1.6 dapat diketahui bahwa aktifitas siswa pada siklus I masih tergolong kurang karena dari 10 jenis aktifitas siswa, hanya terdapat dua jenis aktifitas masuk kategori baik, yaitu antusias siswa dalam proses diskusi kelompok dan menghargai saran dan pendapat kelompok lain, sedangkan terdapat empat kategori cukup, yaitu kelancaran dalam mengeluarkan ide dan memecahkan masalah, bertanggungjawab terhadap hasil kerja kelompok, kedisiplinan siswa dalam mengikuti diskusi kelompok, dan kerjasama siswa dalam menyimpulkan hasil diskusi, sedangkan terdapat empat kategori kurang yaitu, keaktifan siswa dalam bertanya, memberikan sanggahan terhadap hasil diskusi kelompok lain, kelancaran siswa dalam menjawab pertanyaan, dan tepat waktu dalam mengerjakan tugas. Untuk obserasi aktifitas siswa dilakukan dengan menghitung jumlah kumulatif aktifitas yang dilakukan berdasarkan 10 jenis aktifitas seperti pada table 1.7 berikut: Tabel 1.7 Persentase Hasil Observasi Aktifitas Siswa Siklus I No. Aktifitas Siswa Nilai Skor Persentase Keterangan 1. Keaktifan siswa 0 - 59 1 25% Kurang dalam bertanya 2. Kelancaran siswa 60-69 2 50% Cukup dalam menjawab pertanyaan 3. Antusias siswa 70-79 3 75% Baik
dalam proses diskusi kelompok 4. Memberikan 0 - 59 1 25% Kurang 1 25% Kurang sanggahan 2 50% cukup 2 50% Cukup terhadap hasil 1 25% Kurang 2 50% Cukup diskusi kelompok 3 75% Baik lain 5. Kelancaran 0 - 59 mengeluarkan ide dalam pemecahan masalah 6. Bertanggung 60-69 jawab terhadap hasil kerja kelompok 7. Kedisiplinan 60-69 siswa dalam mengikuti diskusi kelompok 8. Tepat waktu 0 - 59 dalam mengerjakan tugas 9. Kerjasama siswa 60-69 dalam menyimpulkan hasil diskusi 10. Menghargai 70-79 saran dan
pendapat peserta diskusi kelompok lain Dari hasil persentase aktifitas siswa berdasarkan table di atas, dapat diketahui bahwa rata-rata persentase aktifitas siswa siklus I hanya 45% siswa aktif sedangkan target yang diharapkan 85%. Tabel 1.8 Hasil Observasi Keterampilan Guru Siklus I N Jawaban Aspek Yang Diamati o A Keterampilan Membuka Pelajaran SL S JR TP .R 1. Memberi salam √ 2. Memulai pelajaran dengan berdoa √ 3. Menarik perhatian siswa √ 4. Menimbulkan motivasi belajar siswa √ 5. Menyampaikan tujuan/kompetensi yang √ akan dicapai 6.Membuat acuan tentang hal yg akan √ dipelajari/dikerjakan siswa 7. Mengaitkan materi yang akan dipelajari dgn √ materi sebelumnnya B Keterampilan Memberikan Penguatan 1.Memberikan penguatan verbal (seperti : √ baik, bagus,tepat) kepada siswa. 2.Memberikan penguatan gestural dalam √ bentuk mimik,anggukan, tersenyum, mengangkat bahu, atau menaikan ibu jari jempol. 3.Penguatan dengan cara mendekati siswa √
untuk memberi kesan perhatian atas apa yang dikerjakan siswa 4.Penguatan dengan cara memberi pekerjaan √ yang menyenangkan,misalnya, meminta membantu temannya yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tugas. 5. Penguatan dengan cara memberikan benda √ sebagai hadiah 6. Penguatan dengan cara sentuhan,misalnya √ menepuk bahu siswa, berjabat tangan dengan siswa dan lain-lain. C Keterampilan Bertanya 1. Mengajukan pertanyaan secara jelas dan √ singkat 2. Memberikan acuan √ 3. Pemberian pemusatan √ 4. Pemindahan giliran √ 5. Penyebaran pertanyaan keseluruh kelas √ 6. Penyebaran pertanyaan ke siswa tertentu √ 7. Penyebaran respon siswa √ 8. Memberikan waktu kepada siswa untuk √ berpikir 9. Pemberian tuntunan dengan jalan √ mengungkapkan pertanyaan dengan cara lain 10. Menanyakan pertanyaan lain yang lebih √ sederhana 11. Mengulangi penjelasan-penjelasan √ sebelumnya
No Aspek Yang Diamati Jawaban D Keterampilan Mengadakan Variasi 1.Penggunaan variasi dalam suara, misalnya √ besar/kecinya volume suara, cepat/lambatnya dalam berbicara, jelas/tidaknya ucapan 2.Penggunaan variasi dengan mimik, misalnya √ mengadakan perubahan mimic dan gerak 3.Penggunaan variasi dengan kesenyapan, √ misalnya sengaja memberikan waktu senyap/hening 4.Penggunaan variasi dengan kontak pandang, √ misalnya mengadakan kontak pandang dengan siswa 5.Penggunaan variasi dalam perubahan posisi, √ bergerak dalam kelas untuk maksud yang berbeda-beda 6.Variasi dengan visual, misalnya √ menggunakan alat/media pembelajaran 7.Penggunaan variasi aural, misalnya √ menggunakan berbagai suara atau rekaman dalam pembelajaran. E Keterampilan Menjelaskan 1. Tidak menggunakan kata-kata yang √ berbelit-belit 2. Menghindari kata yang berlebihan √ 3.Memberi contoh untuk menenmkan konsep √ pengertian 4. Memberikan contoh sesuai usia, √ pengalaman, dan kondisi lingkungan siswa.
5. Menunjukkan dengan jelas pola atau √ struktur sajian 6. Menunjukkan ikhtisar butir-butir materi √ yang penting 7. Mengulangi penjelasan yang dianggap √ penting dan mendasar F Keterampilan Menutup Pelajaran 1. Merangkum inti pembelajaran √ 2. Membuat kesimpulan/ringkasan √ 3. Mendemonstrasikan keterampilan √ 4. Mengaplikasikan ide baru pada situasi lain √ 5. Mengekspresikan pendapat siswa √ 6. Memberi tugas dan petunjuk √ mengerjakannya kepada siswa 7. Memberi salam kepada siswa √ Keterangan : Nilai 80 – 100 :SL (selalu) = baik sekali = 4 70 – 79 :SR (sering) = baik =3 60 – 69 :JR (jarang) = cukup =2 0 – 50 :TP (tidak pernah)= kuang = 1 Dari hasil pengamatan tentang keterampilan guru dalam kegiatan mengajar diperoleh dengan keterampilan membuka pelajaran baik sekali, keterampilan memberikan penguatan baik, keterampilan menjelaskan baik sekali, dan keterampilan menutup pembelajaran baik. Untuk observasi keterampilan guru dilakukan dengan menghitung jumlah kumulatif aktifitas yang dilakuan berdasarkan 6 jenis keterampilan seperti pada table 1.5 berikut:
Tabel 1.9 Persentase Hasil Observasi Keterampilan Guru Siklus I NO Keterampilan Guru Nilai Skor Persentase Keterangan 1. Membuka pelajaran 80 -100 27 96,42% Baik sekali 2. Memberikan 70 – 79 18 75% Baik penguatan 70 – 79 33 75% Baik 3. Bertanya 4. Mengadakan variasi 60 – 69 19 67% Cukup 5. Menjelaskan 80- 100 27 96,42% Baik sekali 6. Menutup pelajaran 80-100 26 92,86% Baik sekali Berdasarkan table di atas dapat terlihat tentang persentase keterampilan guru dengan nilai rata-rata 83,78 (baik sekali), namun masih harus dilakukan perbaikan terhadap keterampilan guru dalam mengadakan variasi agar dapat lebih menarik perhatian siswa serta mengefisienkan waktu. Waktu yang digunakan kurang efisien karena melebihi waktu yang sudah ditentukan. Dari data aktifitas siswa dan keterampilan guru selama proses pembelajaran dapat diketahui bahwa keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran masih tergolong kurang, sedangkan keterampilan guru peneliti sudah tergolong baik sekali namun waktu yang digunakan dalam menyampaikan materi melebihi waktu yang ditentukan karena kurangnya keterampilan dalam mengadakan variasi. Data yang diperoleh melalui pengisian angket pada siklus I terlihat pada table 1.10 berikut:
Tabel 1.10 Hasil Angket Minat Belajar Siswa Siklus 1 No Pertanyaan Ya Tidak 1. Menurut kamu apakah pembelajaran kooperatif 97,2% 2,8 % tipe STAD bersifat menyenangkan? 2. Apakah kamu lebih mudah memahami materi 100 % 0 % ekosistem dengan cara belajar seperti ini? 3. Apakah cara belajar seperti ini, merangsang 81 % 19% kamu untuk belajar dan belajar ( ingin terus belajar dan belajar)? 4. Apakah kelompok diskusi seperti ini, memberi 1,2 % 98,8 beban belajar kamu? % 5. Apakah belajar kelompok berdiskusi seperti ini, 82 % 18 % perlu diterapkan pada pelajaran berikutnya? 6. Apakah kelompok belajar seperti ini kamu ikut 97,2 2,8 % bekerja kelompok? % 7. Apakah kamu memberi andil pendapat dalam 94,4 5,6 % kelompokmu? % 8. Apakah kamu pernah member bantuan 83,8 16,2 pemahaman pada kelompokmu? %% 9. Apakah kamu melakuan kegiatan/ mencatat 83,3 16,7 sesuai dengan hasil kelompokmu? %% 10. Apakah kamu merasa minder / kurang percaya 2,8 % 97,2 diri dalam kelompokmu? % 11. Apakah kamu pernah memberi komentar / 77 % 23 % bertanya pada kelompokmu? 12 Menurut kamu apakah perlu adanya pertukaran 66,7 33,3 kelompok pada pertemuan berikutnya? %% 13. Apakah kamu menulis hasil diskusi / kesimpulan 52,7 47,3 pada akhir pembelajaran pada bukumu? %%
14. Dalam pembelajaran seperti ini ,apakah kamu 69,4 30,6 lebih aktif dari pada cara pembelajaran % % sebelumnya? 15. Menurut kamuapakah pembelajaran diskusi 88,9 11,1 seperti ini perlu dikembangkan? %% Berdasarkan angket diperoleh bahwa aktifitas belajar (memberi komentar) siswa masih tergolong sedang (69,4 %), tidak mencatat hasil kesimpulan(47,3 %). Persentase dilakukan dengan menghitung jumlah kumulatif minat siswa, yang dilakukan berdasarkan 15 jenis pertanyaan seperti pada table 1.11 berikut: Tabel 1.11 Persentase Hasil Angket Siswa Siklus I NO Pertanyaan Jumlah siswa Respon Positif setuju Tidak Positif Positif setuju Positif 1. Menurut kamu apakah pembelajaran 97,2% 2,8 % Positif kooperatif tipe STAD bersifat menyenangkan? 2. Apakah kamu lebih mudah 100 % 0 % memahami materi ekosistem dengan cara belajar seperti ini? 3. Apakah cara belajar seperti ini, 81 % 19% merangsang kamu untuk belajar dan belajar ( ingin terus belajar dan belajar)? 4. Apakah kelompok diskusi seperti ini, 1,2 % 98,8 % memberi beban belajar kamu? 5. Apakah belajar kelompok berdiskusi 82 % 18 % seperti ini, perlu diterapkan pada
pelajaran berikutnya? 6. Apakah kelompok belajar seperti ini 97,2 % 2,8 % Positif kamu ikut bekerja kelompok? 7. Apakah kamu memberi andil 94,4 % 5,6 % Positif pendapat dalam kelompokmu? 8. Apakah kamu pernah memberi 83,8 % 16,2 % Negative bantuan pemahaman pada kelompokmu? 9. Apakah kamu melakuan kegiatan/ 83,3 % 16,7 % Negative mencatat sesuai dengan hasil kelompokmu? 10. Apakah kamu merasa minder / kurang 2,8 % 97,2 % Positif percaya diri dalam kelompokmu? 11. Apakah kamu pernah memberi 77 % 23 % Negative komentar / bertanya pada kelompokmu? 12 Menurut kamu apakah perlu adanya 66,7 % 33,3 % Negative pertukaran kelompok pada pertemuan berikutnya? 13. Apakah kamu menulis hasil diskusi / 52,7 % 47,3 % Negative kesimpulan pada akhir pembelajaran pada bukumu? 14. Dalam pembelajaran seperti ini 69,4 % 30,6 % Negative ,apakah kamu lebih aktif dari pada cara pembelajaran sebelumnya? 15. Menurut kamu apakah pembelajaran 88,9 % 11,1 % Positif diskusi seperti ini perlu dikembangkan? Dari data di atas dapat diketahui bahwa respon siswa terhadap pembelajaran positif yaitu 60% (lebih dominan) dibanding dengan respon siswa terhadap pembelajaran negative 40%.
4. Refleksi Setelah mengadakan pengamatan atas tindakan pembelajaran, selanjutnya dilakukan refleksi atas segala tindakan yang dilakukan. Dalam kegiatan siklus I dihasilkan refleksi : 1) Waktu yang digunakan dalam menyampaikan materi pembelajaran kurang efisien karena terlalu banyak improvisasi yang tidak terlalu penting untuk dilakukan. 2) Kurangnya pengorganisasian materi sehingga siswa terkesan dipaksa atau dikejar-kejar untuk menyelesikan masalah di kelompoknya. 3) dalam diskusi kelompok, siswa yang pandai mendominasi kelompoknya, akibatnya siswa yang kurang pandai pasif dan menggantungkan pekerjaan pada siswa yang pandai saja. Hal ini dapat terlihat dari aktifitas siswa hanya 45% yang aktif (dapat dilihat pada table 1.3). Namun penggunaan metode ini, dapat meningkatkan hasil belajar siswa yang semula hanya 29 % dengan nilai rata-rata 51,71 menjadi 52,78% dengan nilai rata-rata 55 (dapat dilihat pada table 1.1), akan tetapi hal ini belum memenuhi target yang ditetapkan peneliti sehingga diperlukan suatu perbaikan dalam pembelajaran untuk siklus beriktnya. B. Siklus II 1. Perencanaan Pada siklus ini peneliti merencanakan pembelajaran dengan model pembelajaran sama pada siklus I yaitu model pembelajaran koopertif tipe STAD. Hanya saja mengalami beberapa perbaikan berdasarkan hasil refleksi siklus I. 2. Pelaksanaan Pelaksanaan tindakan siklus II dilaksanakan pada hari Senin tanggal 17 April 2017. Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II juga mengacu pada Rencana Pelasanaan Pembelajaran (RPP) yang telah dipersiapkan. Prinsip pelaksanaan pelaksanaan pembelajaran pada siklus II hampir sama dengan siklus I, tetapi peneliti lebih menekankan pada keaktifan kerja kelompok dan pengorganisasian materi,
penggunaan waktu yang baik. Selama pembelajaran berlangsung, aktifitas peneliti maupun siswa tetap diawasi oleh guru observer. Pada akhir siklus II juga dilaksanakan tes akhir yang berfungsi untuk mengukur kemampuan belajar siswa. hasil tes akhir siklus II dapat dilihat pada table 1.12 berikut Tabel 1.12 Data hasil belajar siklus II No. Keterangan Perolehan 1. Nilai terendah 40 2. Nilai tertinggi 100 3. Nilai rata-rata kelas 77,14 4. Jumlah siswa yang belum tuntas 5 5. Jumlah siswa yang tuntas belajar 30 6. Persentase ketuntasan belajar 85,71% Berdasarkan data pada table di atas dapat diketahui bahwa nilai rata-rata pada siklus II mencapai 77,14 dengan persentase ketuntasan 85,71%. 3. Observasi Observasi terhadap pelaksanaan tindakan siklus II dilaksanakan secara kolabratif antara peneliti dan pengamat. Data untuk jenis aktifitas belajar siswa pada prooses pembelajaran siklus II dapat dilihat pada table 1.13 berikut: Tabel 1.13 Hasil Observasi Jenis Aktifitas Siswa Siklus II No. Jenis Aktifitas Belajar Kategori Siswa Baik Baik Cukup Kurang Sekali 1. Keaktifan siswa dalam √ bertanya
2. Kelancaran siswa dalam √ √ menjawab pertanyaan √ 3. Antusias siswa dalam √ √ proses diskusi kelompok 4. Memberikan sanggahan terhadap hasil diskusi kelompok lain 5. Kelancaran mengeluarkan ide dalam pemecahan masalah 6. Bertanggung jawab √ terhadap hasil kerja kelompok 7. Kedisiplinan siswa dalam √ mengikuti diskusi kelompok 8. Tepat waktu dalam √ mengerjakan tugas 9. Kerjasama siswa dalam menyimpulkan hasil diskusi 10. Menghargai saran dan √ pendapat peserta diskusi kelompok lain Keterangan: Nilai 80 – 100 = Baik sekali = 4 70 – 79 60 – 69 = Baik =3 0 – 59 = Cukup =2 = Kurang = 1
Dari table di atas dapat diketahui bahwa aktifitas siswa pada siklus II menunjkkan adanya peningkatan yaitu antusias siswa dalam proses diskusi kelompok, menghargai saran dan pendapat peserta diskusi kelompok lain, bertanggung jawab terhadap hasil kerjakelompok, kedisiplinan siswa dalam mengikuti diskusi kelompok, tepat waktu dalam mengerjakkan tugas baik sekali, keaktifan siswa dalam bertanya, kelancaran siswa dalam menjawab pertanyaan, kerja sama dalam menyimpulkan hasil diskusi, kelancaran dalam mengeluarkan ide dan memecahkan masalah baik, dan memberikan sanggahan terhadap hasil diskusi cukup. Untuk obserasi aktifitas siswa dilakukan dengan menghitung jumlah kumulatif aktifitas yang dilakukan berdasarkan 10 jenis aktifitas seperti pada table 1.14 berikut: Tabel 1.14 Persentase Hasil Observasi Aktifitas Siswa Siklus II No. Aktifitas Siswa Nilai Skor Persentase Keterangan 1. Keaktifan siswa 70-79 3 75% baik dalam bertanya 2. Kelancaran siswa 70-79 3 75% baik dalam menjawab pertanyaan 3. Antusias siswa 80-100 4 100% Baik sekali dalam proses diskusi kelompok 4. Memberikan 60-69 2 50% cukup sanggahan terhadap hasil diskusi kelompok lain 5. Kelancaran 70-79 3 75% baik
mengeluarkan ide dalam pemecahan masalah 6. Bertanggung 80-100 4 100% Baik sekali 100% Baik sekali jawab terhadap 100% Baik sekali 75% baik hasil kerja 100% Baik sekali kelompok 7. Kedisiplinan 80-100 4 siswa dalam mengikuti diskusi kelompok 8. Tepat waktu 80-100 4 dalam mengerjakan tugas 9. Kerjasama siswa 70-79 3 dalam menyimpulkan hasil diskusi 10. Menghargai 80-100 4 saran dan pendapat peserta diskusi kelompok lain Dari hasil persentase aktifitas siswa berdasarkan table di atas, dapat diketahui bahwa rata-rata persentase aktifitas siswa siklus II sudah mengalami peningkatan yaitu dari 45% siswa aktif menjadi 85%. Begitu pula dengan keterampilan guru meningkat menjadi lebih baik, dapat dilihat pada table 1.15 berikut:
Tabel 1.15 Hasil Observasi Jenis Keterampilan Guru Siklus II No Aspek Yang Diamati Jawaban A. Keterampilan Membuka Pelajaran SL S JR TP R 1. Memberi salam √ 2. Memulai pelajaran dengan berdoa √ 3. Menarik perhatian siswa √ 4. Menimbulkan motivasi belajar siswa √ 5. Menyampaikan tujuan/kompetensi yang √ akan dicapai 6.Membuat acuan tentang hal yg akan √ dipelajari/dikerjakan siswa 7. Mengaitkan materi yang akan dipelajari dgn √ materi sebelumnnya B Keterampilan Memberikan Penguatan 1.Memberikan penguatan verbal (seperti : √ baik, bagus,tepat) kepada siswa. 2.Memberikan penguatan gestural dalam √ bentuk mimik,anggukan, tersenyum, mengangkat bahu, atau menaikan ibu jari jempol. 3.Penguatan dengan cara mendekati siswa √ untuk memberi kesan perhatian atas apa yang dikerjakan siswa 4.Penguatan dengan cara memberi pekerjaan √ yang menyenangkan,misalnya, meminta membantu temannya yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tugas. 5. Penguatan dengan cara memberikan benda √ sebagai hadiah
6. Penguatan dengan cara sentuhan,misalnya √ menepuk bahu siswa, berjabat tangan dengan siswa dan lain-lain. C Keterampilan Bertanya 1. Mengajukan pertanyaan secara jelas dan √ singkat 2. Memberikan acuan √ 3. Pemberian pemusatan √ 4. Pemindahan giliran √ 5. Penyebaran pertanyaan keseluruh kelas √ 6. Penyebaran pertanyaan ke siswa tertentu √ 7. Penyebaran respon siswa √ 8. Memberikan waktu kepada siswa untuk √ berpikir 9. Pemberian tuntunan dengan jalan √ mengungkapkan pertanyaan dengan cara lain 10. Menanyakan pertanyaan lain yang lebih √ sederhana 11. Mengulangi penjelasan-penjelasan √ sebelumnya No Aspek Yang Diamati Jawaban D Keterampilan Mengadakan Variasi 1.Penggunaan variasi dalam suara, misalnya √ besar/kecinya volume suara, cepat/lambatnya dalam berbicara, jelas/tidaknya ucapan 2.Penggunaan variasi dengan mimik, misalnya √ mengadakan perubahan mimic dan gerak 3.Penggunaan variasi dengan kesenyapan, √
misalnya sengaja memberikan waktu senyap/hening 4.Penggunaan variasi dengan kontak pandang, √ misalnya mengadakan kontak pandang dengan siswa 5.Penggunaan variasi dalam perubahan posisi, √ bergerak dalam kelas untuk maksud yang berbeda-beda 6.Variasi dengan visual, misalnya √ menggunakan alat/media pembelajaran 7.Penggunaan variasi aural, misalnya √ menggunakan berbagai suara atau rekaman dalam pembelajaran. E Keterampilan Menjelaskan 1. Tidak menggunakan kata-kata yang berbelit- √ belit 2. Menghindari kata yang berlebihan √ 3.Memberi contoh untuk menenmkan konsep √ pengertian 4. Memberikan contoh sesuai usia, √ pengalaman, dan kondisi lingkungan siswa. 5. Menunjukkan dengan jelas pola atau √ struktur sajian 6. Menunjukkan ikhtisar butir-butir materi √ yang penting 7. Mengulangi penjelasan yang dianggap √ penting dan mendasar F Keterampilan Menutup Pelajaran 1. Merangkum inti pembelajaran √ 2. Membuat kesimpulan/ringkasan √
3. Mendemonstrasikan keterampilan √ 4. Mengaplikasikan ide baru pada situasi lain √ 5. Mengekspresikan pendapat siswa √ 6. Memberi tugas dan petunjuk √ mengerjakannya kepada siswa 7. Memberi salam kepada siswa √ Keterangan : Nilai 80 – 100 : SL (selalu) = baik sekali = 4 70 – 79 SR (sering) = baik =3 60 – 69 JR (jarang) = cukup =2 0 – 50 : TP (tidak pernah)= kurang =1 Dari tabel di atas, dapat diketehui bahwa, dari pengamatan tentang keterampilan atau kemampuan guru dalam mengelola kelas terjadi peningkatan, dimana ketermpilan membuka pelajaran baik sekali , memberikan penguatan baik, keterampilan bertanya baik sekali, keterampilan mengadakan variasi baik baik sekali, keterampilan menjelaskan baik sekali, danketerampilan menutup pelajaran baik sekali, dengan nilai rata-rata 84,79 (baik sekali). Untuk observasi keterampilan guru dilakukan dengan menghitung jumlah kumulatif aktifitas yang dilakuan berdasarkan 6 jenis keterampilan seperti pada table 1.16 berikut:
Tabel 1.16 Persentase Hasil Observasi keterampilan Guru Siklus I NO Keterampilan Nilai Skor Persentase Keterangan Guru 1. Membuka 80 -100 27 89,28% Baik sekali pelajaran 2. Memberikan 70 – 79 18 70,83% Baik penguatan 3. Bertanya 70 – 79 33 81,81% Baik 4. Mengadakan 80- 100 27 81,14% Baik sekali variasi 80- 100 27 96,42% Baik sekali 5. Menjelaskan 6. Menutup 80-100 26 89,28% Baik sekali pelajaran Berdasarkan table di atas dapat terlihat tentang persentase keterampilan guru dengan nilai rata-rata 84,79 (baik sekali),. Dari data aktifitas siswa dan keterampilan guru selama proses pembelajaran dapat diketahui bahwa keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran pada siklus II ini mengalami peningkatan yaitu tepat waktu dalam mengerjakan tugas sudah baik sekali, dan nilai rata-rata keaktifan siswa sudah meningkat dari 45 % menjadi 85%. Data yang diperoleh dari pengisian angket siklus II, dilakukan dengan menghitung jumlah kumulatif minat siswa, yang dilakukan berdasarkan 15 jenis pertanyaan, seperti tabal 1.17 berikut
Tabel 1.17 Persentase Hasil Angket Siswa Siklus II NO Pertanyaan Jumlah siswa Respon setuju Tidak positif setuju positif Positif 1. Menurut kamu apakah pembelajaran 97,1% 2,9% kooperatif tipe STAD bersifat Positif menyenangkan? Positif Positif 2. Apakah kamu lebih mudah 100% 0% Positif memahami materi ekosistem dengan Positif cara belajar seperti ini? Positif Positif 3. Apakah cara belajar seperti ini, 77,1% 22,9% merangsang kamu untuk belajar dan belajar ( ingin terus belajar dan belajar)? 4. Apakah kelompok diskusi seperti 88,6% 11,4% ini, memberi beban belajar kamu? 5. Apakah belajar kelompok berdiskusi 97,1% 2,9% seperti ini, perlu diterapkan pada pelajaran berikutnya? 6. Apakah kelompok belajar seperti ini 100% 0% kamu ikut bekerja kelompok? 7. Apakah kamu memberi andil 94,2% 5,8% pendapat dalam kelompokmu? 8. Apakah kamu pernah memberi 85,7% 14,3% bantuan pemahaman pada kelompokmu? 9. Apakah kamu melakuan kegiatan/ 91,4% 8,6% mencatat sesuai dengan hasil kelompokmu? 10. Apakah kamu merasa minder / 17,1% 82,9%
kurang percaya diri dalam kelompokmu? 11. Apakah kamu pernah memberi 65,7% 34,3% Negative Negative komentar / bertanya pada Positif Positif kelompokmu? Positif 12 Menurut kamu apakah perlu adanya 48,6% 51,4% pertukaran kelompok pada pertemuan berikutnya? 13. Apakah kamu menulis hasil diskusi / 91,4% 8,6% kesimpulan pada akhir pembelajaran pada bukumu? 14. Dalam pembelajaran seperti ini 85,7% 14,3% ,apakah kamu lebih aktif dari pada cara pembelajaran sebelumnya? 15. Menurut kamu apakah pembelajaran 91,5% 8,5% diskusi seperti ini perlu dikembangkan? Dari data di atas dapat diketahui bahwa, respon siswa terhadap pembelajaran positif lebih dominan dibanding dengan respon siswa terhadap pembelajaran negative, pembelajaran positif 86,67% sedangkan respon siswa terhadap pembelajaran negative 13,33%. 4. Refleksi Berdasarkan data siklus II diketahui bahwa, proses pembelajaran yang berlangsung pada siklus II ini sudah lebih baik dibangdingkan siklus I dimana data peningkatan hasil belajar siswa dapa dilihat pada table 1.12, data observasi keaktifan siswa, pada table 1.14, dan data hasil observasi keterampilan guru pada table 1.16
C. Pembahasan Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada standar kompetensi memahami saling ketergantungan dalam ekosistem, dengan kompetensi dasar menentukan ekosistem dan saling hubungan antar komponen ekosistem dibagi menjadi 2 siklus, masing-masing 1 kali pertemuan (2 jam pembelajaran). Pertemuan pertama (siklus I) dilaksanakan pada tanggal 11 April 2017 pukul 07.30 – 08.50 wit, membahas mengenai satuan-satuan ekosistem dan komponen komponen ekosistem. Pertemuan kedua (siklus II) tanggal 17 April 2017 pukul 7.30 – 8.50 wit, membahas mengenai rantai makanan dan jarring-jaring makanan. Pelaksanaan proses pembelajaran siklus I mengacu pada skenario pembelajaran yang telah disusun oleh peneliti. Pada awal pembelajaran peneliti mengingatkan kembali pelajaran yang sudah dipelajari pada pertemuan sebelumnya, dan memberi motivasi dan apersepsi. Pada proses pelaksanaan siklus I, yang dilakukan oleh peneliti adalah mengoptimalkan terjadinya interaksi antar siswa maupun antar siswa dengan guru, sehingga proses pembelajaran tidak saja berlangsung satu arah. Selama proses pembelajaran peneliti menggunakan lembar kerja siswa (LKS) yang harus dikerjakan secara berkelompok dengan tujuan jika siswa mengalami kesulitan masih dapat bertanya dengan teman satu kelompok, namun jika semua siswa dalam satu kelompok, juga tida dapat memecahkan masalah, maka siswa dapat bertanya kepada guru. Pemberian tugas lewat LKS dengan melakukan pengamatan komponen-komponen dan satuan-satuan ekosistem di halaman kelas menggunakan kuadran kemudian membimbing siswa mengerjakan LKS sambil berkeliling ke setiap kelompok untuk memberikan bimbingan, menyimpulkan hail pengamatan , dan presentasi hasil kerja diskusi. Pada akhir pembelajaran peneliti bersama siswa menyimpulkan dari apa yang
telah dipejari dan diadakan evaluasi berupa tes akhir siklus untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap materi pelajaran yan telah diajarkan. Berdasarkan tes akhir siklus I diketahui jumlah siswa yang mengalami ketuntasan belajar sebanyak 19 dari 36 siswa, hasil ini menunjukkan adanya peningkatan berdasarkan data awal dari 35 siswa yang mengalami ketuntasan belajar hanya 10 siswa sebelum diberi tindakan. Setelah diberikan tindakan menunjukkan adanya peningkatan pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari. Hal ini disebabkan adanya keterlibatan siswa selama pembelajaran berlangsung. Melalui belajar berkelompok siswa lebih banyak berinteraksi bersama teman. Hasil tes siklus I dengan niali rata-rata 56,11 dengan persentase ketuntasan 52,78%, belum memenuhi target yang ditentukan oleh peneliti. Kurang optimalnya hasil belajar siswa pada siklus I disebabkan oleh guru dalam proses pembelajaran kurang efisien dalam penggunaan waktu pembelajaran dengan baik, kurangnya variasi dalam mengajar, kurangnya pengorganisasian materi, siswa yang pandai mendominasi kelompoknya, sehingga siswa kurang pandai menggantungkan pekerjaan kepada siswa yang pandai. Pada siklus I ini keterlibatan siswa selama proses pembelajaran masih kategori kurang hanya 45% siswa yang aktif dalam proses pembelajaran sehingga diperlukan suatu perbaikan proses pembelajaran untuk siklus berikkutnya. Pelaksanaan siklus II terlaksana satu kali pertemuan (dua jam pelajaran) yang dilaksanakan pada tanggal 17 April 2017. Proses pembelajaran dengan materi rantai makanan dan jaring-jaring makanan, siswa menyusun rantai makan dan jarring-jaring makanan menggunakan media macam-macam mahluk hidup dalam bentuk kartu dan yang dilakukan peneliti pada siklus II tidak berbeda jauh dengan proses
Search