Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore Prof. Sutopo Hadi_02 Maret 2011

Prof. Sutopo Hadi_02 Maret 2011

Published by satriamadangkara, 2021-09-01 03:08:43

Description: 001-Pidato Ilmiah Prof. Sutopo Hadi_02 Maret 2011

Search

Read the Text Version

PEMANFAATAN DAN APLIKASI SENYAWA ORGANOTIMAH(IV) SEBAGAI BAHAN OBAT BERBASIS LOGAM MASA DEPAN Prof. Sutopo Hadi, M.Sc., Ph.D. Orasi Ilmiah Pengukuhan Guru Besar Tetap Bidang Kimia Anorganik Fakultas MIPA Universitas Lampung 2 Maret 2011



KATA PENGANTAR ‫ال َّسلاَ ُم َعلَ ْي ُك ْم َو َر ْح َم ُة الل ِه وَبَ َر َكاتُ ُه‬ Salam sejahtera dan semoga kita semua dilimpahi keberkahan َّّ‫َّ َو ِم َْنَّّسيئا َِت‬،‫َّونعوَذَُّّبهَّ ِمنَّ ُش ُرو َِرَّّأنفُ ِسنَا‬،‫َّونستغف ُر ُه‬،‫َّونستعينُه‬،‫َّ َن ْح َم ُده‬،‫إ َّنَّال َح ْمََّدَّلله‬ َّ .ُّ‫َّفَلاَّ َها ِديَّلَ َه‬،‫َّومنَّيُ ْض ِل ْل‬،ُ‫َّ َم َْنَّّ َي ْه ِدهَّاللهَّ َفلاَّ ُم ِض َلَّّ َله‬،‫أ ْع َما ِلنا‬ َّ .ُّ‫َّوأشهَُدَّّأ َنَّّ ُم َحم ًداَّع ْب ُدهَّو َر ُسولُ َه َه‬،ُ‫وأَ ْش َهَُّدَّأ َْنَّّلاَّإلَ َ َهَّّإلاَّاللَهَُّّ َو ْح َدَّهَُّلاَّ َش ِري ََّكَّ َله‬ Yang saya hormati: 1. Gubernur Provinsi Lampung 2. Rektor sekaligus Ketua Senat Universitas Lampung 3. Ketua dan Anggota Dewan Penyantun Universitas Lampung 4. Senat Guru Besar dan Anggota Senat Universitas Lampung 5. Para Pembantu Rektor, Ketua Lembaga, Kepala Biro, dan Kepala UPT di Lingkungan Universitas Lampung 6. Para Dekan, Pembantu Dekan, Direktur Program Pascasarjana, Ketua Jurusan, Kepala Bagian, dan Kepala Sub Bagian di lingkungan Universitas Lampung 7. Undangan Sipil dan Militer 8. Dosen, Karyawan, Mahasiswa, dan Dharma Wanita 9. Tamu Undangan, Sanak Keluarga, Handai Taulan, serta Hadirin yang kami muliakan. Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhana wa ta’ala, karena atas izin-Nya sajalah pada kesempatan yang berbahagia kita dapat berkumpul di GSG ini dalam keadaan sehat wal afiat tanpa suatu apa. Shalawat serta salam semoga senantiasa selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat, dan para pengikut setianya hingga akhir zaman.

Untuk itu perkenankan saya menyampaikan orasi ilmiah sebagai Guru Besar Tetap Kimia Anorganik dalam bidang Kimia Bioorganologam di Jurusan Kimia FMIPA Unila dengan judul: “Pemanfaatan dan Aplikasi Senyawa Organotimah(IV) sebagai Bahan Obat Berbasis Logam Masa Depan” Adalah suatu kehormatan dan kebahagian bagi saya, atas kehadiran Bapak/Ibu dan Undangan semua dalam acara pada hari ini. Pada kesempatan yang berbahagia ini, saya akan memapaparkan sedikit hasil penelitian dan penelaahan terhadap ilmu yang saya tekuni selama ini yaitu Kimia Bioanorganik dan Organologam. Saya sadar sepenuhnya bahwa apa yang saya paparkan saat ini belumlah apa-apa dan belum mampu menjawab tuntutan masyarakat, bangsa, dan negara yang dibebankan di pundak kami sebagai Guru Besar dalam usaha mengurangi dan menyelesaikan permasalahan yang ada di masyarakat saat ini. Namun demikian, tentunya saya berharap bahwa apa yang telah saya lakukan ini pada suatu saat nanti dapat memberikan nilai lebih bagi kemaslahatan Bangsa Indonesia Tercinta. Hanya inilah yang telah kami lakukan, namun kami tidak diam dan berhenti disini, Insya Alloh, kami tetap melakukan upaya yang terus menerus dan berusaha melakukan yang terbaik bagi bangsa ini, karena kami yakin untuk menghasilkan sesuatu yang terbaik haruslah terus berupaya untuk mewujudkannya. Bandar Lampung, 2 Maret 2011 Prof. Sutopo Hadi, M.Sc., Ph.D.

DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR ………………………………………… i DAFTAR ISI …………………………………………………... Iii DAFTAR GAMBAR …………………………………………. iv DAFTAR TABEL ……………………………………………... v I. PENDAHULUAN ………………………………………… 1 II. SINTESIS SENYAWA ORGANOTIMAH(IV) 3 KARBOKSILAT III. PEMANFAATAN DAN APLIKASI SENYAWA ORGANOTIMAH(IV) KARBOKSILAT……………….. 8 3.1. Senyawa Organotimah(IV) sebagai Antifungi............. 10 3.2. Senyawa Organotimah(IV) sebagai 14 18 Antikanker............................................... 3.3. Senyawa Organotimah(IV) sebagai Antifouling…….. PENUTUP………………………………………………………. 20 DAFTAR PUSTAKA ………………………………………… 21 UCAPAN TERIMA KASIH .................................................... 29 RIWAYAT HIDUP …………………………………………... 33

DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 1. Rute sintesis senyawa organotimah(IV) karboksilat yang 4 digunakan dalam penelitian ………………………………........ 2. Spektra FT-IR (a) senyawa dibutiltimah(IV) diklorida (1) 6 (b) dibutiltimah(IV) oksida (2) (c) asam ftalat (d) dibutiltimah(IV) ftalat (3).………………………........ 3. Contoh serangan penyakit layu (Fusarium wilt) akibat serangan fungi F. oxysporum pada tomat………………… 11 4. Hasil pengujian antifungi senyawa organotimah(IV) terhadap fungi A. niger a. control; b. asam salisilat c. dibutiltimah(IV) disalisilat……………………................. 12 5 . Terjadinya fouling kapal laut……………………................ 19

DAFTAR TABEL Tabel Halaman 1. maks. beberapa senyawa hasil analisis spektroskopi UV-Vis.. 7 2. Nilai MIC dari beberapa senyawa yang telah diuji…………. 13 3. Hasil penentuan nilai IC50 terhadap sel leukemia L-1210… .. 17

PEMANFAATAN DAN APLIKASI SENYAWA ORGANOTIMAH(IV) SEBAGAI BAHAN OBAT BERBASIS LOGAM MASA DEPAN Prof. Sutopo Hadi, M.Sc., Ph.D. Orasi Ilmiah Pengukuhan Guru Besar Tetap Bidang Kimia Anorganik Fakultas MIPA Universitas Lampung 2 Maret 2011 I. PENDAHULUAN Penggunaan senyawa organotimah(IV) dalam bidang industri, pertanian dan biologi dewasa ini meningkat dengan cepat dan hal ini diprediksi akan semakin bertambah dalam beberapa tahun mendatang (Davies, 2004). Penyebab peningkatan penggunaan senyawa organotimah(IV) karena senyawa organotimah(IV) dikenal sebagai senyawa yang menunjukkan aktifitas biologis yang kuat. Sebagian besar senyawa organotimah(IV) bersifat sangat toksik/beracun, bahkan pada konsentrasi yang sangat rendah sekalipun (Pellerito and Nagy, 2002). Namun demikian, pengaruh senyawa golongan organotimah(IV) pada lingkungan tidak terlalu berbahaya, karena senyawa golongan ini sangat mudah mengalami degradasi/penguraian oleh cahaya matahari dan juga oleh mikroorganime untuk membentuk senyawa yang aman dan ramah

terhadap lingkungan berupa senyawa timah anorganik atau monoorganotimah (Hoch, 2001). Keaktifan biologis dari senyawa organotimah(IV) ditentukan oleh jumlah dan sifat dasar dari gugus organik yang terikat pada atom pusat Sn (Pellerito and Nagy, 2002). Anion yang terikat dalam senyawa organotimah(IV) walau hanya sebagai penentu sekunder keaktifan senyawa organotimah(IV), namun sangat berperan penting dan dapat meningkatkan kereaktifannya dalam berbagai uji biologis (Pellerito and Nagy, 2002; Szorcsik et al., 2002). Ketertarikan terhadap senyawa organotimah(IV), tidak hanya karena sifat kimia dan strukturnya yang sangat menarik (Tiekink, 1991; Shahid et al., 2003; Bhatti et al., 2005), tetapi juga karena penggunaanya yang sangat luas dalam berbagai bidang yang terus meningkat, diantaranya sebagai biosida pertanian (Crowe, 1987; Bonire et al., 1992; Smith and Davies, 1987), agen antikanker/antitumor (Gielen, 1996; de Voss et al., 1998; Gielen, 2003; Gleson et al., 2008; Li et al., 2008; Rehman et al., 2009; Hadi and Rilyanti, 2010 ), pengawet kayu (Blunden and Hill, 1990), antifungi (Bonire et al., 1998; Ruzika et al., 2002; Hadi, et al., 2004a, b, c,; Hadi, 2006; Hadi et al., 2006a,b; Hadi and Irawan, 2007; Hadi et al., 2008, Hadi et al., 2009), antioksidan bagi polipropilena (Bevilacqua et al., 1996), penyetabil/stabilizer untuk polivinilklorida (Karpel, 1990), antifouling bagi cat kapal di lautan (Evans and Hill, 1983; Blunden and Hill, 1987), dan juga sebagai katalis homogen (Blunden et al., 1985). Di Indonesia, namun demikian, penggunaan senyawa organotimah(IV) dalam uji biologis belum banyak dikembangkan. Hal ini bertolak belakang dengan negara-negara yang telah maju penelitiannya dalam bidang ini seperti India (Nath et al., 2001; 2004), Belgia (Gielen, 1996; de Voss et al., 1998; Gielen, 2003), China (Li et al., 2008), Inggris (Davies, 2004), Pakistan (Shahid et al., 2003; Bhatti et al., 2005) dan Italia (Pellerito and Nagy, 2002; Pellerito et al., 2006), karena senyawa organotimah(IV) dan turunannya terbukti sangat banyak digunakan dalam berbagai uji biologis. Sehingga pengembangan

penelitian dalam bidang ini merupakan tantangan yang tersendiri dan menarik untuk diketahui hasilnya. Pencarian senyawa baru yang dapat digunakan sebagai alternatif untuk bahan obat baik dari bahan alam (isolasi) maupun dari hasil sintesis baik organik maupun anorganik merupakan challenge bagi warga negara Indonesia. Hal ini memberikan kesempatan kepada setiap warganya yang mempunyai background yang berhubungan dengan tantangan itu untuk berusaha mencari jawabannya. Untuk menjawab tantangan tersebut, maka rangkaian dalam penelitian ini yaitu sintesis senyawa golongan organologam (organotimah(IV) karboksilat) dilakukan dalam upaya untuk mencari salah satu alternatif dalam mencari senyawa baru yang dapat digunakan sebagai bahan obat. Rangkaian dalam penelitian yang dilakukan ini juga diharapkan bisa menjadi solusi terhadap salah satu permasalahan teknologi kesehatan dan obat-obatan yang teridentifikasi dalam Agenda Riset Nasional (ARN) tema riset :peningkatan sarana kesehatan dan obat dengan sub tema : pengembangan teknologi produksi bahan baku obat butir (2) yaitu pencarian senyawa aktif baru (new chemical entities/NCE) untuk pengembangan obat. Selain itu penelitian yang dikembangkan ini juga dimaksudkan untuk menunjang program ARN (2010-2014) tentang kebijakan strategi nasional bidang teknologi kesehatan dan obat-obatan prioritas penerapan iptek fokus 2 yaitu pengembangan bahan baku obat (bahan baku obat) untuk memperkuat struktur industri bahan baku farmasi nasional agar secara bertahap dan berkesinambungan dapat mengurangi kebutuhan impor, sehingga hasil penelitian ini diharapkan mampu dimanfaatkan sebagai salah satu solusi dalam permasalahan kesehatan nasional. II. SINTESIS SENYAWA ORGANOTIMAH(IV) KARBOKSILAT Senyawa organotimah karboksilat pada umumnya dapat disintesis melalui dua cara yaitu dari organotimah oksida atau organotimah hidroksidanya dengan asam karboksilat, dan dari organotimah halidanya dengan garam karboksilat. Metode yang biasa

digunakan untuk sintesis organotimah karboksilat adalah dengan menggunakan organotimah halida sebagai bahan awal. Organotimah halida direaksikan dengan garam karboksilat dalam pelarut yang sesuai, biasanya aseton atau karbon tetraklorida. Reaksinya adalah sebagai berikut : RnSnCl4-n + (4-n) MOCOR RnSn(OCOR)4-n + (4-n) MCl Reaksi esterifikasi dari asam karboksilat dengan organotimah oksida atau hidroksida dilakukan melalui dehidrasi azeotropik dari reaktan dalam toluena, seperti ditunjukkan pada reaksi berikut (Wilkinson, 1982): R2SnO + 2 R’COOH R2Sn(OCOR’)2 + H2O R3SnOH + R’COOH R3SnOCOR’ + H2O Dalam perkembangannya, reaksi pembuatan organotimah(IV) karboksilat dari organotimah oksida atau hidroksida dapat dilakukan dengan mudah dalam pelarut methanol. Metode ini dikembangkan dari prosedur yang digunakan oleh Szorcsik et al. (2002) yang berhasil kami adaptasi dengan hasil yang cukup memuaskan ((Hadi et al., 2008; Hadi et al., 2009; Hadi and Rilyanti, 2010; Hadi et al., 2010) dengan reaksi seperti terdapat pada Gambar 1. 1b 2b 8-10 Gambar 1. Rute sintesis senyawa organotimah(IV) karboksilat yang digunakan dalam penelitian Keuntungan dalam melakukan sintesis senyawa organotimah(IV) karboksilat adalah bahwa tidak hanya senyawa hasil sintesis, tapi senyawa bahan awal pun dapat diidentifikasi dengan sangat baik dengan menggunakan berbagai instrumen kimia, diantaranya dengan spektroskopi UV-Vis, Inframerah (IR), 1H NMR, 13C NMR, 119Sn NMR atau 117Sn NMR, spektroskopi 119Sn Mossbauer (Pellerito and Nagy,

2002) dan analisis unsur C, H, N, dan S dalam suatu senyawa dengan menggunakan alat microelemental analyzer. Gambar 2a-d berikut ini mengilustrasikan perbedaan spektra infra merah (IR) dari senyawa bahan awal berupa di-n-butiltimah(IV) diklorida (1), [Sn(n-(C4H9)2Cl2] (Gambar 2a) yang setelah direaksikan dengan NaOH dalam pelarut metanol menghasilkan senyawa antara di-n-butiltimah(IV) oksida (2), [Sn(n-(C4H9)2O] (spektrum Gambar 2b). Setelah senyawa (2) direaksikan dengan asam ftalat (spektrum Gambar 1c) menghasilkan senyawa target berupa senyawa di-n-butiltimah(IV) diftalat (3) dengan spektrum IR seperti Gambar 1d. a

b c

d Gambar 2. Spektra FT-IR (a) senyawa dibutiltimah(IV) diklorida (1) (b) dibutiltimah(IV) oksida (2) (c) asam ftalat (d) dibutiltimah(IV) ftalat (3) Analisis spektroskopi UV-Vis juga telah dilakukan terhadap beberapa contoh senyawa baik bahan awal maupun senyawa hasil sintesis. Data panjang gelombang maksium (maks.) hasil pengkuruan terdapat pada Tabel 1. Data yang diperoleh seperti tampak pada Tabel 1 nampak jelas bahwa terdapat pergeseran walaupun kecil pada semua senyawa yang dianalisis. Misalnya pada senyawa 1b maks. adalah 288,4 nm, sementara pada senyawa 2b memiliki maks. 289,6 nm. Data ini memberikan petunjuk bahwa terdapat pergeseran ke panjang gelombang yang lebih panjang pada saat terjadi perubahan senyawa 1b ke senyawa 2b. Pergeseran ke panjang gelombang maks. dapat terhadi karena pengaruh pelarut yang digunakan atau efek auksokrom. Namun demikian dalam penelitian ini hal ini bukan karena pengaruh pelarut, karena pelarut yang digunakan dalam semua pengukuran sama, yaitu methanol. Sehingga dalam analisis ini, pergeseran terjadi karena ada efek auksokrom. Bila dilihat dalam senyawa 1b dan 2b dapat dianalisis

bahwa pada senyawa 2b terdapat gugus hidroksil yang memiliki pangjang gelombang maksimum maks. lebih dari gugus klorida pada senyawa 1b (Sujadi, 1985). Pengamatan yang sama juga nampak pada semua senyawa yang dilakukan pengukuran spektroskopi UV-Vis seperti terlihat pada Tabel 1. Tabel 1. maks. beberapa senyawa hasil analisis spektroskopi UV-Vis Senyawa maks. (nm) Asam Salisilat 300 Asam Ftalat 288,0 Asam Asetil Salisilat 312,4 Asam Benzoat 288,1 Asam Propionat 288,5 [(n-C4H9)2SnCl2] (1a) 210,7 [(C6H5)2SnCl2] (1b) 288,4 [(n-C6H5)2Sn(OH)2] (2b) 289,6 [(n-C4H9)2Sn(C6H4(OH)COO)2] (3) 311,1 [(n-C4H9)2Sn(OOCC6H4(OOCCH)3 ](4) 288,1 [(n-C4H9)2Sn(C6H5COO)2] (5) 288,7 [(n-C4H9)2Sn(OOCC6H4COOH)2](6) 305,7 [(n-C4H9)2Sn(C3H7COO)2] (7) 288,8 (C6H5)2Sn(C6H4(OH)COO)2 (8) 302,4 [(C6H5)2Sn(OOCC6H4COOH)2] (9) 288,9 [(C6H5)2Sn(C6H4COO)2] (10) 287,7 III. PEMANFAATAN DAN APLIKASI SENYAWA

ORGANOTIMAH(IV) KARBOKSILAT Pemanfaatan dan aplikasi senyawa organotimah(IV) dalam kehidupan sehari-hari sudah sangat luas. Seperti diuraikan dalam pendahuluan di atas, beberapa aplikasi senyawa organotimah dalam industri antara lain sebagai sebagai biosida pertanian (Crowe, 1987; Bonire et al., 1992; Smith and Davies, 1987 ), agen antikanker/antitumor (Gielen, 1996, de Voss et al., 1998; Gielen, 2003; Gleson et al., 2008; Li et al., 2008; Rehman et al., 2009; Hadi and Rilyanti, 2010 ), pengawet kayu (Blunden and Hill, 1990), antifungi (Bonire et al., 1998, Ruzika et al., 2002, Hadi, et al., 2004a, b, c; Hadi, 2006a,b; Hadi et al., 2006; Hadi and Irawan, 2007; Hadi et al., 2008; Hadi et al., 2009), antioksidan bagi polipropilena (Bevilacqua et al., 1996), penyetabil/stabilizer untuk polivinilklorida (Karpel, 1990), antifouling bagi cat kapal di lautan (Evans and Hill, 1983; Blunden and Hill, 1987), dan juga sebagai katalis homogen (Blunden et al., 1985). Untuk keseluruhan penggunaan tersebut, kurang lebih 25 kiloton timah dipergunakan setiap tahunnya (Pellerito and Nagy, 2002; Davies, 2004). Senyawa turunan mono- dan diorganotimah(IV) telah digunakan secara luas sebagai stabilizer polivinilklorida untuk mengurangi degradasi polimer polivinilklorida tersebut (Evans and Karpel, 1985; Evans, 1998; Omae, 1998). Empat tipe utama penstabil timah berdasarkan gugus alkilnya yaitu: oktil, butil, fenil dan metil. Dimana oktiltimah memiliki kandungan timah paling sedikit, paling kurang efisien. Ligan-ligan utama yang digunakan untuk membedakan berbagai penstabil timah yaitu, asam tioglikolat ester dan asam karboksilat. Senyawa organotimah yang paling umum digunakan sebagai katalis dalam sintesis kimia yaitu katalis mono dan diorganotimah. Senyawa organotimah merupakan katalis yang bersifat homogen yang baik untuk pembuatan polisilikon, poliuretan dan untuk sintesis poliester (Van der Weij, 1981). Senyawa trifeniltimah(IV) asetat merupakan senyawa turunan organotimah(IV) yang pertama kali ditemukan aplikasinya sebagai biosida dengan sifat mudah mengalami degradasi, yang dimanfaatkan

sebagai pestisida. Senyawa ini pertama kali diperkenalkan di Jerman pada akhir tahun 1950-an. Kegunaan yang utama dari agrokimia senyawa organotimah karena senyawa ini relatif memiliki fitotoksisitas (daya racun pada tanaman) yang rendah dan terdegradasi dengan cepat sehingga residunya tidak berbahaya terhadap lingkungan (Cotton and Wilkinson, 1989; Hoch, 2001). Senyawa organotimah(IV) telah diketahui memiliki aktivitas biologi yang kuat. Sebagian besar senyawa organotimah(IV) bersifat toksik walaupun pada konsentrasi rendah. Aktivitas biologi ini ditentukan oleh jumlah dan gugus organik yang terikat pada pusat atom Sn. Senyawa organotimah karboksilat diberikan perhatian khusus dikarenakan senyawa ini memiliki kemampuan biologi yang kuat dibandingkan senyawa organotimah lainnya (Mahmood et al., 2003; Pellerito and Nagy, 2002). Dalam beberapa penelitian, telah didapat dan disintesis senyawa organotimah(IV) karboksilat yang menunjukkan sifat sebagai antimikroorganisme sehingga dapat berfungsi sebagai antifungi dan antimikroba (Bonire et al., 1998, Nath et al., 2004, Hadi, et al., 2004a, b, c, Hadi, 2006; Hadi et al., 2006a,b; Hadi and Irawan, 2007; Hadi et al., 2008; Hadi et al., 2009). Selain itu diketahui pula bahwa kompleks di- dan triorganotimah halida dengan berbagai ligan yang mengandung nitrogen, oksigen, dan sulfur memiliki aktifitas biologi dan farmakologi dan digunakan sebagai fungisida dalam pertanian, bakterisida, dan agen antitumor (Jain et al., 2003). Berikut ini akan kami uraikan beberapa aplikasi senyawa organotimah(IV) dalam berbagai uji aktifitas biologi. 3.1. Senyawa Organotimah(IV) sebagai Antifungi Antifungi adalah senyawa kimia pembunuh fungi, sedangkan senyawa kimia yang dapat menghambat pertumbuhan fungi disebut fungistatik. Kebanyakan Antifungi yang dipakai dewasa ini bersifat protektan, yaitu untuk melindungi tumbuhan agar fungi patogen dapat mati sebelum mengadakan infeksi. Fungisida seperti ini disebut fungisida protektan atau fungisida kontak karena hanya membunuh fungi

yang berkontak dengannya. Sejak tahun 1970-an mulai dipasarkan fungisida yang dapat diserap oleh tumbuhan dan diangkut di dalam badan tumbuhan. Fungisida ini disebut fungisida sistemik, yang juga dapat membunuh patogen yang sudah berada dalam badan tumbuhan sesudah mengadakan infeksi (Semangun, 1996). Menurut Bonang, (1992), berdasarkan fungsinya, antifungi dapat dikelompokkan menjadi: (i) antifungi yang membunuh fungi; (ii) fungistatik yang tidak membunuh tetapi menghambat pertumbuhan fungi; (iii) genestatik yang mencegah terjadinya sporulasi. Pada tingkat sel, anti jasad renik bekerja menurut salah satu dari 4 cara kerja utama .yaitu (i) hambatan sintesis dinding sel; (ii) perubahan permeabilitas selaput sel atau hambatan pengangkutan aktif melalui selaput sel; (iii) hambatan sintesis protein (yaitu hambatan translasi dan transkripsi bahan genetik), dan (iv) Hambatan sintesis asam nukleat (Bonang, 1992). Menurut Deacon (1997), modus operasi dari antifungi adalah menghambat produksi energi, menghambat sejumlah asam nukleat, mengganggu proses-proses inti (pembelahan) atau menghambat sintesis sterol (lipid pada sel). Zat antifungi menyerang membran, yaitu dengan mengubah daya serap dan sifat permeabilitas serta perusakan aktivitas enzim sitokrom P450 bebas yang sangat penting pada tubuh fungi. Studi fungitoksisitas dan fitotoksisitas menunjukkan bahwa senyawa turunan organotimah(IV) karboksilat merupakan senyawa yang aktif sebagai antifungi (Pellerito and Nagy, 2002). Adanya ligan dalam senyawa organologam menyebabkan perubahan sifat fisik dan sifat kimia dari senyawa organologam tersebut (Komiya, 1997). Dalam rangkaian penelitian yang telah dilakukan, pengujian antifungi terhadap senyawa yang telah disintesis dilakukan terhadap beberapa fungi diantaranya Aspergillus niger dan Fusarium oxysporum dengan metode difusi dan dilusi. Metode difusi digunakan untuk mengetahui konsentrasi yang paling efektif terhadap senyawa yang diuji, sedangkan metode dilusi digunakan untuk menentukan konsentrasi minimum (minimum inhibition concentration/MIC) yang dibutuhkan untuk menghambat pertumbuhan fungi.

F. oxysporum dipilih dalam pengujian karena F. oxysporum merupakan salah satu spesies dari genus Fusarium yang bersifat saprofit pada tanah, tetapi banyak yang bersifat patogen dan menyebabkan penyakit layu (Fusarium wilt) pada beberapa jenis tumbuhan seperti pisang, cabe, tomat dan lain-lain seperti tampak pada Gambar 3 (Semangun, 1989 Gambar 3. Contoh serangan penyakit layu (Fusarium wilt) akibat serangan fungi F. oxysporum pada tomat (Agritech, 2011; ces, ncsu, 2011) Dalam pengujian antifungi beberapa senyawa organotimah(IV) yang dilakukan dengan metode disk diffusion test terhadap fungi A. niger . Hasil uji antifungi (Gambar 4) menunjukkan bahwa senyawa organotimah(IV) karboksilat yang digunakan menunjukkan hasil yang jauh lebih aktif sebagai antifungi dibandingkan dengan senyawa antara maupun asamnya sendiri. Sebagai bahan pembanding kontrol ditumbuhkan dalam media berupa potatoes dextrose agar (PDA) tanpa diberi senyawa dan pertumbuhan fungi dalam setiap perlakuan dibandingkan.

ab c Gambar 4. Hasil pengujian antifungi senyawa organotimah(IV) terhadap fungi A. niger a. control; b. asam salisilat c. dibutiltimah(IV) disalisilat (Hadi et al., 2006; Hadi and Irawan, 2007) Hasil yang diperoleh dari uji antifungi terhadap senyawa golongan dibutil-, difenil-, tributil dan trifeniltimah(IV) karboksilat yang digunakan terhadap F. oxysporum dan A. niger seperti terdapat pada Tabel 2. Dari hasil yang terdapat pada Tabel 2 menunjukkan bahwa senyawa organtimah(IV) karboksilat lebih aktif dibandingkan dengan

bahan awal (1a,b) dan produk antara (2a,b) serta asam karboksilatnya sendiri. Hasil ini menunjukkan bahwa gugus sisa asam karboksilat yang dipakai berperan penting terhadap sifat fungitoksisitas dari organtimah(IV) karboksilat (Hadi et al., 2008, Hadi et al., 2009). Tabel 2. Nilai MIC dari beberapa senyawa yang telah diuji Senyawa F. oxysporum A. Niger Asam Salisilat (mM) (mM) 18,5 18,7 13,9 16,0 Asam asetilsalisilat 13,7 11,8 18,5 [(n-C4H9)2SnCl2] (1a) 16,5 9,2 6,6 [(n-C4H9)3SnCl](1c) 12,2 6,2 7,1 [(n-C4H9)2SnO] (2a) 19,0 6,1 8,1 [(n-C4H9)3O] (2c) 9,4 2,2 [(n-C4H9)2Sn(o-C6H4(OH)COO-)2] (3) 6,4 2,1 [(n-C4H9)2Sn(o-C6H4(O2CCH3)COO-)2](4) 6,1 [(n-C4H9)2Sn(C6H5COO-)2] (5) 7,3 [(n-C4H9)2Sn(o-OOCC6H4COOH)2](6) 5,9 [(n-C4H9)2Sn(C3H7COO)2] (7) 7,8 (C6H5)2Sn(C6H4(OH)COO)2 (8) 2,3 [(C6H5)2Sn(OOCC6H4COOH)2] (9) 2,1

[(C6H5)2Sn(C6H4COO)2] (10) 2,7 2,6 [(n-C4H9)3Sn(o-C6H4(OH)COO-)] (11) 2,6 2,6 [(n-C4H9)3Sn(o-C6H4(O2CCH3)COO-)] (12)) 2,5 2,6 [(n-C4H9)3Sn(C6H5COO-)2] (13) 3,0 3,1 [(C6H5)3Sn(o-C6H4(OH)COO)] (14) 0,6 0,6 [(C6H5)3Sn(o-C6H4(O2CCH3)COO-)] (15) 0,5 0,6 Menurut Crowe (1989) keaktifan biologi sebenarnya dari senyawa golongan diorganotimah(IV) dengan jenis RR’SnXY (R dan R’ = alkil atau aril; X dan Y= anion) hanya ditentukan oleh gugus ion RR’Sn2+. Sehingga gugus X dan Y dari senyawa organotimah(IV) hanya berperan terhadap masuknya gugus aktif ion RR’Sn2+ atau ArAr’Sn2+ kedalam sel. Tingginya aktifitas senyawa organtimah(IV) karbosilat relatif terhadap bahan awal (1a,b), produk antara (2a,b) dan asam karboksilat bebas sepertinya merupakan pengaruh tambahan dan bukan sinergis dari ion logam dan gugus sisa asam benzoat ataupun asam karboksilat yang lain (Crowe, 1989; Hadi et al., 2004c, Hadi et al., 2006, Hadi, 2006a,b; Hadi and Irawan, 2007; Hadi et al., 2008; Hadi et al., 2009; Hadi et al., 2010). Hasil yang diperoleh juga konsisten dengan data yang terdapat didalam literatur bahwa senyawa organologam yang aktif secara biologi akan menjadi lebih aktif bila dikomplekskan dengan ligan tertentu dibanding dalam bentuk tidak terkompleks dengan ligan terentu tersebut (Gershon, 1974; Chohan and Rauf, 1996) 3.2. Senyawa Organotimah(IV) sebagai Antikanker

Studi aktifitas antikanker senyawa organotimah(IV) sebagai bahan alternatif antikanker telah banyak dilakukan dan masih menarik untuk terus dilakukan mengingat potensi besar yang terdapat dalam senyawa golongan ini (Gielen, 1996, de Voss et al., 1998; Gielen, 2003; Gleson et al., 2008; Li et al., 2008; Rehman et al., 2009; Hadi and Rilyanti, 2010 ). Hal ini juga dilandasi semakin tingginya kasus kejadian kanker di seluruh dunia, yang membuat para peneliti dalam bidang ini berusaha untuk mencari obat alternatif yang potensial sebagai bahan obat antikanker. Menurut data terbaru dari GLOBOCAN (2008), pada tahun 2008, di seluruh dunia tercatat lebih dari 12,7 juta kasus penyakit kanker dan 7,6 juta pasien diantaranya meninggal dunia. GLOBOCAN juga memperkirakan bahwa sampai dengan tahun 2030, diperkirakan terdapat sekitar 21,4 juta pasien yang terjangkit kanker setiap tahunnya dan dari sejumlah itu 13,2 juta diantaranya diprediksi akan meninggal. Menurut data yang diperoleh dari American Cancer Society (ACS), saat ini penyakit kanker merupakan penyebab kematian paling banyak kedua setelah serangan jantung (ACS, 2010). Sedangkan untuk Indonesia, menurut GLOBOCAN, dengan jumlah penduduk 230 juta, terdapat kasus penyakit kanker sebanyak 292.600 pada tahun 2008 (GLOBOCAN, 2008). Kanker adalah penyakit degeneratif yang ditandai dengan keadaan sel yang membagi secara terus-menerus (proliferasi) tanpa kontrol dan mempunyai kemampuan untuk menyebar (metastasis) ke jaringan yang berlainan secara patologi (Hawariah, 1998a). Kanker menjadi masalah utama kesehatan di seluruh dunia dan penyakit pembunuh kedua setelah kardiovaskuler. Pengobatan konvensional yang umum dilakukan pada penyakit kanker diantaranya dengan pembedahan, kemoterapi dan radioterapi (Apantaku, 2002). Namun, terapi kanker secara pembedahan tidak dapat dilakukan khususnya pada sel kanker yang telah menyebar (metastasis), sementara pengobatan kemoterapi dan radiasi dapat menimbulkan efek samping meskipun pengobatan kemoterapi mampu mengeluarkan keseluruhan tumor (Hawariah, 1998b). Oleh karena itu, usaha pencarian agen kemoterapi dari bahan alami dengan efek samping

minimum sangat diperlukan dalam pengobatan penyakit kanker. Senyawa organotimah(IV) karboksilat dipilih dalam penelitian ini berdasarkan aktivitas biologisnya sebagai antikanker, dengan berbagai asam karboksilat. Studi pembuatan senyawa yang aktif sebagai bahan antikanker dari senyawa organotimah(IV) dan turunannya dengan berbagai ligan aktif biologi sangat menarik untuk terusdilakukan. Penemuan Rosenberg and Vancamp (1969) yang berhasil menemukan senyawa turunan logam platina (Pt), sebuah logam berat, yaitu berupa cis- diaminadikloroplatina(II), cis-[Pt(NH3)2Cl2] dan dikenal sebagai cisplatin yang telah secara luas digunakan untuk pengobatan berbagai penyakit kanker telah inspirasi sebagian besar peneliti yang melakukan sintesis senyawa organotimah(IV), karena diyakini bahwa senyawa ini memiliki potensi sebagai bahan antikanker berbasis logam yang efektif dalam pengobatan penyakit kanker. Dalam rangkaian penelitian yang kami lakukan, penentuan nilai inhibition concentration 50% (IC50) yaitu konsentrasi zat uji yang dapat menghambat perkembangbiakan sel kanker sebanyak 50% setelah masa inkubasi 48 jam, dilakukan terhadap sel kanker leukemia L-1210. Aktivitas Sel leukemia L-1210 dipilih karena sel leukemia L1210 merupakan sel kanker yang tumbuh cepat dengan persentase sel hidup cukup tinggi dan memiliki tingkat pertumbuhan 100%. Jika suatu zat toksik terhadap sel leukemia L-1210, pada umumnya bersifat toksik terhadap sel-sel abnormal lainnya (Bulan dkk, 2003). Sebuah senyawa dikatakan aktif sebagai anti kanker apabila memiliki nilai IC50 ≤ 4 µg/mL (Mans et al.,2000). Dalam uraian tentang aktifitas antifungi senyawa organotimah(IV) yang disintesis dalam penelitian ini (Hadi et al., 2008; Hadi et al., 2009) menunjukkan bahwa aktifitas penghambatan yang optimal telah ditunjukan pada senyawa yang memiliki jumlah karbon dari ligan alkil atau aril yang paling banyak dan hal ini sesuai dengan hasil yang dilaporkan oleh Chohan and Rauf (1996) bahwa jumlah atom karbon yang terikat pada logam berperan penting dalam proses penghambatan. Pada uji antifungi, secara umum hasil paling baik

ditunjukkan oleh senyawa turunan trifeniltimah(IV) karboksilat yang memiliki 18 karbon dari gugus fenil seperti telah dilaporkan pada makalah kami sebelumnya (Hadi et al., 2008; Hadi et al., 2009). Hasil yang tak terduga dan ternyata sama dengan pengamatan pada pengujian antifungi, juga teramati dalam pengujian antikanker. Nilai hasil pengujian antikanker beberapa senyawa organotimah(IV) karboksilat hasil sintesis seperti terdapat dalam Tabel 3. Tabel 3. Hasil penentuan nilai IC50 terhadap sel leukemia L-1210 Senyawa IC50 (μg/mL) [(n-C4H9)2Sn(o-C6H4(OH)COO-)2] (3) 24,4 [(n-C4H9)2Sn(o-C6H4(O2CCH3)COO-)2](4) 21,6 [(n-C4H9)2Sn(C6H5COO-)2] (5) 19,6 17,9 [(n-C4H9)2Sn(o-OOCC6H4COOH)2](6) 9,1 (C6H5)2Sn(C6H4(OH)COO)2 (8) 10,3 [(C6H5)2Sn(OOCC6H4COOH)2] (9) 3,8 [(C6H5)3Sn(o-C6H4(OH)COO)] (14) 2,9 [(C6H5)3Sn(o-C6H4(O2CCH3)COO-)] (15) 9,2 8,9 [(C6H5)2Sn(C6H5COO)2] (16) 5,33 [(C6H5)2Sn(C6H4(HO2C)COO)2] (17) 2,89 [(C6H5)3Sn(C6H5COO))] (18) [(C6H5)3Sn(C6H4(HO2C)COO))] (19) Data pada Tabel 3 secara jelas menunjukkan bahwa senyawa turunan trifeniltimah(IV) menujukkan nilai IC50 paling kecil, kemudian difeniltimah(IV) memiliki IC50 yang lebih kecil dibandingkan dengan dibutiltimah(IV). Sehingga hasil ini menunjukkan bahwa jumlah atom karbon yang terdapat dalam senyawa organotimah(IV) yang disintesis memiliki efek yang kuat dalam uji aktifitas antikanker. Selain itu, hasil pengujian juga menunjukkan bahwa semua senyawa organotimah(IV)

karboksilat memiliki nilai IC50 yang lebih kecil dibandingkan bahan awal, senyawa intermediate maupun asamnya sendiri. Selain itu dari Tabel 3 juga terlihat bahwa, terdapat 3 buah senyawa yaitu senyawa 14, 15 dan 19 yang menunjukkan aktif sebagai antikanker berdasarkan pernyataan oleh Mans et al. (2000). Dari hasil yang telah diperoleh sangat menjanjikan penggunaannya sebagai bahan antikanker yang memiliki aktifitas setara dengan cisplatin, cis-[Pt(NH3)2Cl2] yang saat ini sangat banyak digunakan untuk terapi berbagai macam kanker. Hasil yang dilaporkan ini hamper mirip dengan hasil yang diperoleh oleh beberapa peneliti lain seperti Gielen (2003) dan Pellerito et al. (2006). Yang lebih menjanjikan bahwa berdasarkan data IC50 yang terdapat dalam literatur tersebut, hasil yang diperoleh dalam penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa senyawa yang telah disintesis ternyata menunjukkan keaktifan sebagai antikanker yang lebih tinggi dibandingkan cisplatin. Hasil yang diperoleh ini tentu sangat menjanjikan bahwa senyawa organotimah(IV) dapat digunakan sebagai kandidat obat antikanker berbasis logam di masa yang akan datang. 3.3. Senyawa Organotimah(IV) sebagai Antifouling Proses fouling yang terjadi pada kapal laut (Gambar 5) yang disebabkan oleh rumput laut, alga dan kerang kecil menyebabkan kenaikan berat kapal dan kerusakan pada kapal, sehingga menyebabkan penggunaan bahan bakar dari kapal tersebut bertambah, selain itu kapan juga harus melakukan proses sandar lebih cepat, sehingga meningkatkan biaya untuk membersihkan kapal laut tersebut. Untuk mengatasi hal ini, pada akhir tahun 1970, diperkenalkan biosida dari senyawa turunan organotimah(IV) dari senyawa golongan tributiltimah(IV), [n- (C4H9)3SnX] dengan X berupa oksida, halida atau sisa asam karboksilat (Evans and Hill, 1983; Bennet, 1996; Hoch, 2001).

Gambar 5. Contoh terjadinya fouling kapal laut (research.ncl, 2011; science.gu, 2011) Pada awalnya, hanya senyawa tributiltimah(IV) oksida dan florida yang digunakan sebagai bahan pencampur cat pada kapal yang dikenal sebagai “free association paint of organotin” (Evans and Hill, 1983). Berdasarkan penelitian lebih lanjut terhadap jenis cat ini diketahui bahwa mula-mula pelepasan tributiltimah(IV) ke dalam air laut sangat cepat, kemudian berkurang dan stabil seiring waktu penggunaan kapal. Walaupun demikian, ternyata penggunaan cat jenis ini mampu membuat cat kapal laut lebih awet dari penggunaan cat umum yang dipakai dalam pengecatan, selain itu cat dengan zat penambah senyawa tributiltimah(IV) bisa bertahan sampai 24 bulan sebelum kapal memerlukan sandar untuk pengecekan kembali (Davies, 2004). Dari penelitian lebih lanjut terhadap penggunaan zat penambah senyawa tributiltimah(IV) dalam cat sebagai antifouling, diketahui bahwa senyawa turunan tributiltimah(IV) ternyata sangat efektif dan dapat menyebabkan kematian tidak hanya pada rumput laut dan alga, organisme laut yang lebih besar seperti kerang dengan ukuran yang lebih besarpun dapat pula mengalami kematian (de Mora, 1996). Sebagai akibat peristiwa terungkapnya kematian organism laut yang lebih besar ini, maka senyawa turunan tributiltimah(IV) dianggap membahayakan

kehidupan di laut, sehingga senyawa golongan ini mulai tahun 2005 telah dilarang penggunaanya oleh UNEP (UNEP, 2004). Dengan telah dilarangnya penggunaan senyawa turunan tributiltimah(IV) sebagai bahan antifouling, maka terbuka kesempatan untuk memanfaatkan senyawa hasil síntesis dalam penelitian ini sebagai kandidat pengganti sebagai bahan pencampur cat untuk kapal laut. Karena senyawa yang disintesis merupakan senyawa yang mudah mengalami degradasi dan hingga saat ini dianggap cukup aman bagi lingkungan (Cotton and Wilkinson, 1989; Hoch, 2001). . PENUTUP Dari uraian yang telah dipaparkan dan dirangkum dalam tulisan ini memberikan gambaran dan harapan bahwa senyawa organotimah(IV) dari turunan dibutil-, difenil- dan trifeniltimah(IV) karboksilat masih bisa dimanfaatkan sebagai bahan obat berbasis logam yang sangat efektif. Hal ini disebabkan senyawa organotimah(IV) yang digunakan dalam penelitian ini merupakan senyawa yang mudah mengalami degradasi dan hingga saat ini masih dianggap cukup aman bagi lingkungan karena kemudahannya mengalami degradasi, sehingga ada harapan di masa yang akan datang untuk pengembangan dan aplikasi lebih lanjut terhadap senyawa hasil sintesis, dan penulis berharap bahwa senyawa organotimah(IV) dapat digunakan sebagai salah satu bahan obat yang dapat bermanfaat bagi rakyat Indonesia. Dengan demikian, maka harapan untuk mendapatkan new metal based-drugs dengan sifat yang sama atau bahkan lebih aktif dari cisplatin, ([Pt(NH3)2Cl2]), sebagai bahan antikanker, tinggal menunggu waktu dan aplikasinya bagi kehidupan masyarakat luas dapat dikembangkan dengan cepat.

DAFTAR PUSTAKA Agenda Riset Nasional 2010-2014, hal. 110-118. Agrios, N.G. 1996. Ilmu Penyakit Tumbuhan. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Alexopoulos, C.J., C.W. Mims, and M.Blackwell. 1996. Introductory Mycology. Fourth Edition. John Wiley & Sons, Inc. New York. American Cancer Society. 2010. Cancer Statistic 2010. American Cancer Soceity. Apantaku, L. M. 2002. Breast-Conserving Surgery for Breast Cancer. American Family Physician, 66 (12): 2271-2278. Bevilacqua, M., M.Pereye, and B. Mailarad. 1996. Thio-organotin Antioxidants for Polypropylene: Reactivity towards t-Butyl Hydroperoxide. Applied Organometallic Chemistry, 10: 477-484. Bhatti, M.H., Ali, S., Huma, F., Shahzadi, S. 2005. Organotin(IV) Derivatives of N-Maleoylamino Acids: Their Synthesis and Structural Elucidation, Turkish Journal of Chemistry, 29, 463-476. Blunden, S.J., Cusack, P.A., Hill, R. 1987. in “The Industrial uses of tin Chemicals”, The Royal Society of Chemistry, London. Blunden, S.J. and R.Hill. 1987. “in Surface Coating 1“ Wilson, A.D., J.W Nicholson,. and H.J. Prosser. (Eds). Elsevier Applied Science Publisher, pp. 17 – 167.

Blunden, S.J. and Hill, R. 1991. Bis(tributyltin) oxide as a wood preservative: Its conversion to tributyltin carboxylates in Pinus sylvestris. Applied Organometallic Chemistry, 4: 63-68. Bonire, J.J. 1985. Reactions of the pyridine adducts of organotin halides: Synthesis and spectral properties of some substituted pyridine adducts of (CH3)3SnOCOCF3 and (CH3)2Sn(OCOCF3)2. .Polyhedron, 4:1707-1710. Bonire, J.J., Ayoko, G.A., Olurinola, P.F., Ehinmidu, J.O., Jalil, N.S.N. and Omachi, A.A. 1998. Syntheses and Antifungal Activity of some organotin(IV)carboxylates. Metal-Based Drugs. 5 (4), 233 - 236 and references therein. Bulan, R., Soedigdo, S., Achmad, S.A., Buchari. 2004. Lantaden XR Glikosida dari Daun Lantana camara L. Jurnal Matematika dan Sains. 9 (1): 209 – 213. Chohan Z.H., Rauf A. 1996. Some Biologically Active Mixed Ligand Complexes of Co(II), Cu(II) and Ni(II) with ONO, NNO and SNO Donor Nicotinoylhydrazine-Derived Ligands. Synthesis and Reactivity in Inorganic, Metal-Organic, and Nano-Metal Chemistry, 26, 591-604. Crowe, A.J. 1989. In Metal-based Drugs. Gielen, M. (Ed.). Freund Publishing House, Freund. 1, 103. Davies, A.G. 2004. Organotin Chemistry2nd revision. Wiley-VCH,.438 pages Deacon, J.W. 1997. Modern Ecology, 3rd Ed. Cambridge University Press, England

de Mora, S.J. 1996. In Tributyltin: Case Study of an Environmental Contaminant, Cambridge. de Vos, D., Willem, R., Gielen, M., van Wingerden, K.E. and Nooter, K. 1998. The Development of Novel Organotin Anti-Tumor Drugs: Structure and Activity. Metal-Based Drugs. 5 (4), 179 – 188. Evans, C.J., Hill, R. 1983. Organotin-based antifouling systems, in Reviews on Silicon, Germanium, Tin and Lead Compounds Reviews on Silicon, Germanium, Tin and Lead Compounds, Gielen, M. (Ed.), 7: 57-125. Evans, C.J., Karpel, S. 1985. Organotin Compounds in Modern Technology. Elsevier, Amsterdam. Evans, C.J. 1998. In Chemistry of Tin. Smith, P.J. (Ed). Blackie, London. Gershon, H. 1974. Antifungal Activity of Bischelates of 5-, 7-, and 5,7- halogenated 8-quinols with copper(II). Determination of the long and short aces of the pores in the fungal spore wall. Journal of Medicinal Chemistry, 17: 824-827. Gielen, M. 2003. An Overview of Forty Years Organotin Chemistry Developed at the Free Universities of Brussels ULB and VUB, Journal of the Brazilian Chemical Society, 14 (6): 870-877. Gleeson, B., Claffey, J., Ertler, D., Hogan, M., Müller-Bunz, H., Paradisi, F., Wallis, D., Tacke, M. 2008. Novel organotin antibacterial and anticancer drugs. Polyhedron, 27 (18): 3619-3624. Globocan. 2010. Cancer Incidence and Mortality Worldwide in 2008. http://globocan.iarc.fr/ (Diakses 1 Februari 2011).

Hadi, S., Marwiyah, S.U., Susilowati, M. 2004a. Synthesis and Characterization of dibutyltin(IV)dicarboxylate complexes Part 1: The Preparation of (C4H9)2Sn(OOCR)2 (RCOO- = Salicylic and Acetyl Salicylic), Jurnal Sains dan Teknologi, 10 (2): 32-38. Hadi, S., Fathiyah, Melisa, Masli, M. O. 2004b. Synthesis and Characterization of Dibutyltin(IV) dicarboxy-late compounds. Part 2: The preparation of (C4H9)2Sn(OOCR)2 (RCOO- = Pthalic, Benzoic and Propanoic), Prosiding Seminar Dies Natalis 39th of University of Lampung, Bandar Lampung, 16 – 17 September, 1st ed., 145-148. Hadi, S., Irawan, B., Susilowati M., Marwiyah, S.U. 2004c. Synthesis and Characterization of dibutyltin(IV)dicarboxylate complexes, Part 3: the antifungal activities of (C4H9)2Sn(OOCR)2 (ROO- = Salicylic and Acetyl Salicylic) against Aspergillus sp.” Proceeding of Seminar Nasional Kimia, Jurusan Kimia, FMIPA Unila Bandar Lampung, Oktober 2004., p. 102 Hadi, S. 2006a. Synthesis, Characterization and the Antifungal Activity Test of Diphenyltin(IV) Dibenzoate. Seminar dan Rapat Tahunan MIPA BKS PTN Barat 2006, Padang, 9-11 July 2006, p. 51-60. Hadi, S. 2006b. Synthesis, Characterization and the Antifungal Activity Test of Diphenyltin(IV) Disalicylate and Diphthalate. Jurnal Sains dan Teknologi., 12 (2): 130 – 136. Hadi, S., Irawan, B., Fathiyah, Masli, M.O., dan Melisa. 2006. Synthesis and Characterization of Dibutyltin(IV) Dicarboxylate Compounds Part 4: The Antifungal Activity of (C4H9)2Sn(OOCR)2 (RCOO- = Pthalic, Propanoic and Benzoic) Against Aspergillus sp. Seminar Nasional Kimia Fisik dan Anorganik, ITB Bandung, Hal. 221 – 225.

Hadi, S., Irawan, B. 2007. Synthesis, Characterization and The Antifungal Activity Test of Diphenyltin(IV) Complexes. Proceeding of Internationl Conference on Chemical Sciences, Gadjah Mada University, 24 – 26 May 2007, pp. 21-216 (Life Sciences Section). Hadi, S., Irawan, B., Efri. 2008. The Antifungal Activity Test of Some Organotin(IV) Carboxylates. Journal of Applied Sciences Research. 4 (11): 1521-1525. Hadi, S., Rilyanti, M., Nurhasanah. 2009. Comparative Study on the Antifungal Activity of Some Di- and Tributyltin(IV) Carboxylate Compounds. Modern Applied Science, Canada, 3 (1): 12-17. Hadi, S., Rilyanti, M., Winarno, H. 2010. Aplikasi, Pemanfaatan dan Karakterisasi Senyawa Organotimah(IV) Karboksilat sebagai Bahan Antikanker Berbasis Logam. Laporan Penelitian Hibah Kompetensi Batch 2, Universitas Lampung, 80 hal. Hadi, S., Rilyanti,, M. 2010. Synthesis and in vitro anticancer activity of some organotin(IV) benzoate compounds. Oriental Journal of Chemistry, 26 (3), 775-779. Hawariah, A.L.P. 1998a. Kanser Payudara. Universiti Putra Malaysia. Serdang. Hawariah, A.L.P. 1998b. Memahami Kanser. Universiti Putra Malaysia. Serdang. Hoch, M. 2001. Organotin compounds in the environment-an overview. Applied Geochemistry, 16 (7-8): 719-743. http://agritech.tnau.ac.in/org_farm/orgfarm_hortidiseases.html (Diakses tanggal 12 Februari 2011).

http://www.ces.ncsu.edu/fletcher/programs/tomato/diseases/index.html (Diakses tanggal 12 Februari 2011). http://research.ncl.ac.uk/barnacles/Site/Media.html (Diakses tanggal 12 Februari 2011). http://www.science.gu.se/english/News/News_detail//a-new-anti- fouling-principle-for-anti-fouling-paints---almost-100-percent- effective-against-barnacles.cid879806 (Diakses tanggal 12 Februari 2011). Komiya, S. 1997. Ligands in Synthesis of Organometallic Compounds, for Practical Guide. Edited by S. Komiya. John wiley & Sons. England. Li, Y., Li, Y., Niu, Y., Jie, L., Shang , X., Guo, J. & Li, Q. (2008) Synthesis and antitumor activity of a new mixed-ligand complex di- n-butyl-(4-chlorobenzohydroxamato)tin(IV) chloride. Journal of Bioinorganic Chemistry, 102: 1731–1735. Mans, D.R.A., da Rocha, A.B., Schwartsmann, G. 2000. Anti-Cancer Drug Discovery and Development in Brazil: Targeted Plant Collection as a Rational Strategy to Acquire Candidate Anti-Cancer Compounds. The Oncologist, 5 (3): 185-198. Mahmood, S., Ali, S., Bhatti, M.H., Mazhar, M., Iqbal, R. 2003. Synthesis, Characterization and Biological Applications of Organotin(IV) Derivatives of 2-(2-Fluoro-4-biphenyl)propanoic Acid, Turkish Journal of Chemistry, 27: 657-666. Nath, M., Pokharia, S., Yadav, R. 2001. Organotin(IV) complexes of amino acids and Peptides. Coordination Chemistry Reviews, 215: 99–149.

Nath, M., Pokharia, S., Eng, G., Song, X., Kumar, A., Gielen, M., Willem, R., Biesemans, M. 2004. New trimethyltin(IV) derivatives of dipeptides: synthesis, characteristic spectral studies and biological activity. Applied Organometallic Chemistry, 18: 460–470 Omae, I. 1998.Applications of Organometallic Compounds. Wiley, Chichester. Pellerito, L. and Nagy, L. 2002. Organotin(IV)n+ complexes formed with biologically active ligands: equilibrium and structural studies, and some biological aspects, Coordination Chemistry Reviews, 224: 111 – 150 and references therein Pellerito, C., Nagy, L., Pellerito, L., Szorcsik, A. 2006. Biological activity studies on organotin(IV)n+ complexes and parent compounds. Journal of Organometallic Chemistry, 691: 1733–1747 Rehman, W., Badshah, A., Khan, S., Tuyet, L.T.A. 2009. Synthesis, characterization, antimicrobial and antitumor screening of some diorganotin(IV) complexes of 2-[(9H-Purin-6-ylimino)]-phenol. European Journal of Medicinal Chemistry, 44 (10): 3981–3985. Rosenberg, B., Vancamp, L. 1969. Platinum Compounds: a New Class of Potent Antitumour Agents. Nature, 222 (5191): 385-386. Ruzika, A., Dostal, L., Jambor, R., Butcha, V., Brus, J., Cisarova, I., Holcapek, M., and Holecek, J. 2002. Structure and in vitro antifungal activity of [2,6-bis(dimethyl-minomethyl)phenyl]diphenyltin(IV) compounds. Applied Organometallic Chemistry, 16(6): 315 – 322. Semangun, H. 1993. Pengantar Ilmu Penyakit Tumbuhan. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Shahid, K., Ali, S., Shahzadi, S., Akhtar, Z. 2003. Organotin(IV) Complexes on Aniline Derivaties Part-II-Synthesis and Spectroscopic Characterization of Organotin(IV) Derivatives of 2-[4- Bromoanailine)carboxyl]benzoic Acid, Turkish Journal of Chemistry, 27: 209-215. Sudjadi. 1985. Penentuan Struktur Senyawa Organik. Penerbit Ghalia, Jakarta. 327 hal. Szorcsik, A., Nagy, L., Gadja-Schrantz, K., Pellerito, L., Nagy, E. and Edelmann, E.T. 2002. Structural studies on organotin(IV) complexes formed with ligands containing {S, N, O} donor atoms, Journal of Radioanalytical and. Nuclear Chemistry, 252 (3): 523 – 530. Tiekink, E.R.T. 1991. Structural Chemistry of Organotin Carboxylates: a Review of the Crystallographic Literature, Applied Organometallic Chemistry, 5: 1-30. United Nation Environment Program (UNEP). 2004. Tributyltin Tin Compounds. Report by Rotterdam Convention on the Prior Informed, Consent Procedure for Certain Hazardous, Chemicals and Pesticides in International Trade Chemical Review Committee. UNEP, 27 pages. Van der Weij, F.W. 1980. The action of tin compounds in condensation-type RTV silicone rubbers Makromolekulare Chemie, 181: 2541-2548.

UCAPAN TERIMA KASIH Alhamdulillah, segala puji hanya milik Allah Sang Penguasa Semesta Alam, Yang Maha Kuasa, Maha Pengasih dan Maha Pemurah yang telah dan selalu memberikan kesehatan, keselamatan, dan kekuatan kepada penulis untuk terus menuntut ilmu dan belajar guna meningkatkan amal dan bekerja. Penulis menyadari tanpa kebesaran dan kemurahan-Nya, niscaya semua yang penulis lakukan tidak akan berarti apa-apa. Semua yang telah dicapai oleh penulis dalam sebuah perjalanan yang sangat panjang dan cukup melelahkan sehingga dikukuhkan menjadi guru besar pada hari ini tidak lepas dari peran begitu banyak orang yang telah berjasa kepada penulis. Untuk itu dengan segala keterbatasan kemampuan dan ilmu yang dimiliki oleh penulis, penulis menghaturkan terima kasih kepada: Pemerintah Republik Indonesia melalui Menteri Pendidikan Nasional atas kepercayaan yang telah diberikan kepada penulis sebagai Guru Besar Tetap Kimia Anorganik FMIPA Unila terhitung sejak 1 Januari 2011. Rasa hormat dan terima kasih yang mendalam juga penulis haturkan kepada Rektor Unila (Prof. Dr. Ir. Sugeng P. Harianto), para pembantu rektor (Prof. Dr. Ir. Hasriadi Mat Akin, M.P., Ir. Sulastri Ramli, M.P., Prof. Dr. Sunarto, S.H., M.H.), Senat Unila, Dekan FMIPA Unila (Dr. Sutyarso, M.Biomed), para pembantu dekan FMIPA Unila (Dr.Warsito, DEA, Drs. Rudi Ruswandi, M.Si., Dr. Hardoko Insan Qudus, M.S.), Senat FMIPA Unila, Ketua Lembaga Penelitian Unila, Ketua Lembaga Pengabdian Pada Masyarakat Unila, dan Ketua Jurusan Kimia (Dr. Andi Setiawan, M.Sc.), Tim Evaluasi Makalah (Prof. Dr. Tirza Hanum, M.S., Prof. Dr. Jamalam Lumban Raja, M.Sc., dan Dr. Andi setiawan) yang telah mendukung dalam proses pencapaian Guru Besar hingga pengukuhan saat ini. Terima kasih juga kami sampaikan kepada Dr. Ir. Yandri A.S., M.S. dan Prof. Dr. Tati Suhartati yang telah

memberikan bantuan pengurusan kekurangan KUM pada saat penulis sedang melakasanakan Australian Endeavour Award. Sembah Sungkem ananda haturkan kepada orang tua tercinta, Ayahnda Ngadini dan Ibunda Jaminem yang telah begitu tulus dalam membesarkan dan mendidik ananda dengan penuh kasih sayang, yang tak henti dalam memberikan dorongan dan doa, dan dengan semangat beliau berdua hingga dalam keadaan segala keterbatasan biaya masih bersedia membiaya kuliah penulis sehingga penulis mampu menyelesaikan kuliah S1 di Unila. Sembah sungkem juga ananda haturkan kepada Bapak dan Ibu mertua yaitu Bapak Sudibyo dan Ibu Siti Juariyah, namun karena kondisi kesehatan beliau berdua sehingga beliau tidak dapat menghadiri acara hari ini, yang selalu memberikan dorongan dan doa kepada kami. Kepada istrinda tercinta Sri Endah Purwaningrum, S.Si., mas ucapkan terima kasih yang tiada terhingga karena telah begitu sabar dalam mengarungi beratnya bahtera kehidupan yang kita jalani. Kelembutan yang diberikan kepada penulis, Alhamdulillah selalu mampu mengurai penat dikala menghadapi berbagai cobaan yang datang, ketulusan cinta yang diberikan memberikan kekuatan dan energi tambahan yang tiada terhitung, sehingga mas masih bisa berkarya dalam keadaan seperti apapun. Juga kepada semua ananda terkasih dan tercinta: Dihar, Fiqoh, Fawwaz, Dhoffar dan Maisun, Abi mengucapkan terima kasih yang tiada terhingga atas dorongan, support dan candanya yang Alhamdulillah membuat Abi bersabar dalam menghadapi berbagai cobaan dalam perjalanan karir ini. Abi senantiasa mendoakan agar ananda semua dapat mencapai kesuksesan yang lebih besar dari apa yang telah abi capai saat ini. Terima kasih dan rasa hormat, saya sampaikan kepada Prof. Dr. Muhajir, Utomo, Prof. Dr. Sutopo Ghani Nugroho dan Ir. Siti Sujalmi, M.S. yang telah mengizinkan saya untuk langsung melanjutkan S-3 di University of Queensland, Australia. Terima kasih tak terhingga juga saya sampaikan kepada guru-guru penulis dari SD hingga Perguruan Tinggi. Diantaranya kepada Bapak Sardi Wiyanto dan Sukardi di SDN Margajaya Tulang Bawang, Bapak Waris (Alm) dan Heri (Alm) di SMP

Makarti Mukti Tama (MMT) Tulang Bawang, guru-guru penulis di SMA PGRI Poncowati khususnya kepada Ibu Dra. Sri Hartati (Wali kelas dari kelas 1 sampai kelas 3), Bapak Sutrisno, Bapak Sarno dan Bapak M. Duriyanto yang telah mendidik penulis dengan sungguh- sungguh dan tak lelah memberikan motivasi kepada penulis sehingga saat itu penulis dapat diterima di PTN, Pembimbing S1 di Kimia Unila (Prof. Dr. Tati Suhartati dan Prof. Dr. Irwan Ginting Suka), pembimbing S2 di University of Queensland, Brisbane (Prof. Trevor G. Appleton dan Prof. Godwin Ayoko), dan pembimbing S3 di University of Queensland (Prof. Trevor G. Appleton) yang dalam masa sakitnya masih menyempatkan membantu penulis dalam menyelesaikan thesis/disertasi S3. Para dosen yang telah mengajar kami di Jurusan Kimia FMIPA Unila (Dra. Huryati (Alm), Dr. Maizar Syafar (Alm), Dra. Verita Yudi, M.S. (almarhumah), Prof. Dr. John Hendri, M.S., Dr. Ir. Yandri, M.S., Ir. Siti Sujalmi, M.S., Dr. Andi Setiawan, M.Sc., Ir. Fifi Martasih, M.S., Dra. Zipora Sembiring, M.S., Dr. Hardoko Insan Qudus, M.S., Dr. Rudi Situmeang, M.Sc., Dr. Wasinton Simanjuntak, M.Sc., Dra. Aspita Laila, M.S., Drs. Joni Asmi, M.S., Drs. Supriyanto, M.S, Dra. Ilim, M.S., Dra. Nurul Utami, M.Sc., Prof. Dr. Ida Farida, Dr. Admi Syarif, Drs. Eri Setiawan, M.S, Dr. Wamiliana, M.Sc., Drs. Hendri Dunant, dan Drs. Marizal Ahmad, M.S.). Terima kasih juga kepada teman-teman dosen Jurusan Kimia, terkhusus Prof. Suharso, Ph.D. atas segala motivasi, semangat dan persahabatan selama kita di Unila, Noviani, M.Si. (research partner), Mita Rilyanti, M.Si. (research partner), Dr. Buhani, M.Si., Dr. Mulyono, Heri Satria, M.Si., Syaiful Bahri, M.Si., Dr. Suripto Dwi Yuwono, Dr. Cik Arifin (Alm), Nurhasanah, M.Si., Dian Herasari, M.Si., Rinawati, M.Si, Yuli Ambarwati, M.Si, dan Kamisah DP, M.Si., Dian Septiani, M.Si., dan Ni Luh Ratna G., M.Si. atas kerjasamanya selama ini. Terima kasih juga saya sampaikan kepada para kolaborator penelitian saya dari luar Universitas Lampung: Drs. H.T. Ariful Amri, M.S. (Universitas Riau), Dr. Hendig Winarno (PATIR BATAN, Jakarta), Prof. Dr. Bohari M. Yamin (UKM, Bangi, Malaysia), Dr. Huy Hoang

(IMB, Univiersity of Queensland, Brisbane, Australia), Prof. Dr. Godwin Ayoko, Dr. Adrian Friend dan Ms. Yu Park, M.Sc. (Queensland University of Technology, Brisbane, Australia) atas bantuan dalam analisis yang diberikan kepada penulis selama melakukan penelitian. Terima kasih juga saya sampaikan kepada kawan-kawan tim RSBI SMA Negeri 2 (Dr. Wamiliana, Dr. Dwi Asmi dan Drs. Bambang Irawan, M.Sc.). Juga kepada para pengelola RSBI SMAN 2 Bandar Lampung (Bapak Drs.Supanto, Bapak Drs. Sobirin) yang telah memberi kepercayaan kepada saya untuk melakukan pendampingan selama kurang lebih 3 tahun. Tak lupa terima kasih juga saya sampaikan kepada sahabat angkatan 90 Kimia FMIPA khususnya kepada Idiansyah Laksana, Rusman Hariadi, Suryanto, Suhasto, Paijo, Riyanto Heri P., Sapto Priyono, Arifin, Turikun H dan semua sahabat yang masih setia membina kontak dengan saya. Terima kasih juga kepada kawan-kawan dosen dari FMIPA: Dr. Muh. Sarkowi, M.S., Amanto, M.S., Kanedi, M.S., Dr. Tugiyono, Dr. Mustofa Usman, M.A., Dian Kurniasari, M.Sc., Nuning Nurcahyani, M.Sc., Dr. Rochmah Agustrina, M.S., Dra. Endah Setianingrum, M.Si. Sahabat-sahabat PB Unila: Drs. Agus Hadiawan, M.S., Dr. Warsono, Drs. Hertanto, M.S., Nur Efendi, M.S., Dr. Hamim Sudarsono, Dr. Tiryono Ruby, Agus Sugiri, M.T., Drs. Budi Raharjo, M.S. dan semua anggota yang lain yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu yang selalu bersama berbagi dalam permainan tepok bulu demi menjaga kebugaran penulis untuk menunjang aktifitas. Terima kasih yang tulus juga disampaikan kepada bagian kepegawaian FMIPA Unila (Alm. Amrul, S.H., Drs. Mustamar, Rani Ginting, S.E., Aryanto, S.E., Eka, dan Yusuf) dan bagian kepagawaian Unila (Alm. Basyit, Drs. Hamdan, M.H., A. Bustomi, S.H., Dirson, S.E., M.M., Nurmansyah, S.Pd., Surono, Suwandi) dan Kepala Biro Administrasi Umum dan Keuangan Unila (Harsono Sucipto, S.H. dan A. Bustami, S.H.) atas kesabarannya selama penyusunan angka kredit. Akhirnya kepada seluruh panitia pengukuhan ini dan kepada semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu dengan rendah hati, saya ucapkan terima kasih dan mohon ma’af yang sebesar-besarnya.

Semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda kepada semua pihak yang telah memberikan kebaikan. Amiiin.....

RIWAYAT HIDUP Identitas Diri 1 Nama Lengkap : Prof. Sutopo Hadi, M.Sc., Ph.D. Guru Besar (Angka kredit 871,8) 2 Jabatan Fungsional : 132143321/19710415 199512 1 001 Banyuwangi, 15 April 1971 3 NIP : Jl. Asoka No. 175 Blok E Bataranila 4 Tempat dan Tanggal : Rajabasa 35144 Bandar Lampung 0721-782826 Lahir 081369059733 Jurusan Kimia FMIPA Unila 5 Alamat Rumah : 0721-701609 ext 706, Fax 0721-704625 [email protected] atau 6 Nomor Telepon : [email protected] 7 Nomor HP : Sri Endah Purwaningrum, S.Si. 8 Alamat Kantor : 1. Nur Izdihar Hadi (15 tahun) 9 Nomor Telepon/Fax : 2. Nur Wafiqoh Hadi (13 tahun) 10 Alamat e-mail : 3. Nur Fawwaz Hadi (10 tahun) 4. Nur Faiz Mudhaffar Hadi (9 tahun) 11 Istri : 5. Nur Maisun Wardah Hadi (5 tahun) 12 Anak : Ngadini Jaminem 13 Ayah : 14 Ibu : Riwayat Sekolah Pendidikan Dasar No Tingkat Sekolah Periode

1. SD SDN Margajaya Tulang 1978-1984 2. SMP Bawang 1984-1987 3. SMA SMP MMT Sukajaya Tulang 1987-1990 Bawang SMA PGRI Poncowati Pendidikan Sarjana dan Pasca Sarjana 1. Program: S1 S2 S3 2. Nama PT Universitas University of University of Lampung Queensland, Queensland, 3. Bidang Brisbane, Brisbane, Ilmu Kimia Australia Australia Inorganic Inorganic 4. Tahun 1990 Chemistry/ Chemistry Masuk Organometallic /Bioinorganic 5. Tahun 1994 Chemistry Chemistry Lulus 6. Judul Sintesis 1998 2000 Vanilin dari Skripsi/ Eugenol Hasil 2000 Submit 2003, Disertasi Isolasi dari award 2007 Minyak Synthesis, The Chemistry of 7. Cengkih Reaction and Cisplatin Pembimbing Characterization Metabolites Prof. Dr. Tati of Methoxo- (Anti-tumour Suhartati; Platinum(IV) Agent) Prof. Dr. complexes as a Irwan Ginting Source of Anti- Prof. Trevor G. tumour Agent Appleton Prof. Trevor G. Appleton/Prof. Godwin A. Ayoko

Suka Jabatan Fungsional dan Pangkat Jabatan Fungsional TMT Pangkat/Golongan Ruang CPNS 1 Desember 1995 -/IIIa PNS 1 Maret 1997 Penata Muda /IIIa Asisten Ahli Madya 1 Juli 1997 Penata Muda/IIIa Lektor 1 Juni 2004 Penata Muda /IIIa Lektor 1 Oktober 2004 Penata Muda Tk. 1/IIIb Lektor 1 Oktober 2006 Penata /IIIc Guru Besar 1 Januari 2011 Penata/IIIc Penelitian No Tahun Judul Penelitian Sumber Dana 1 2010 Source Apportionment of Australia Endeavour Airborn Pollutant in Award 2010 (Principal Brisbane, Queensland Researcher) Australia 2 2010 Aplikasi, Pemanfaatan dan Hibah Kompetensi Batch Karakterisasi Senyawa 2 Tahun ke 2, DP2M Organotimah(IV) DIKTI, DEPDIKNAS Karboksilat sebagai Bahan (Peneliti Utama) Antikanker Berbasis Logam 3 2009 Aplikasi, Pemanfaatan Hibah Kompetensi Batch dan Karakterisasi 2 Tahun ke 1, DP2M Senyawa DIKTI, DEPDIKNAS Organotimah(IV) (Peneliti Utama) Karboksilat sebagai

Bahan Antikanker Berbasis Logam 4 2009 Sintesis, Karakterisasi Hibah Bersaing XVI /2 dan Uji Bioaktifitas 2009, DP2M DIKTI , Senyawa DEPDIKNAS (Peneliti Organotimah(IV): Utama) tributiltimah α-amino Karboksilat 5 2008 Sintesis, Karakterisasi Hibah Bersaing XVI /1 dan Uji Bioaktifitas 2009, DP2M DIKTI , Senyawa DEPDIKNAS (Peneliti Organotimah(IV): Utama) tributiltimah Karboksilat 6 2008 Sintesis, Karakterisasi Program Insentif Riset dan Pemanfaatan Dasar Kementrian Negara Senyawa Riset dan Teknologi Organotimah(IV) sebagai (Tahun ke 2) (Peneliti Bahan Alternatif Utama) Antifungi dan Antitumor 7 2007 Sintesis, Karakterisasi Hibah Bersaing X1V /2 dan Uji Bioaktifitas 2007, DP2M DIKTI , Senyawa DEPDIKNAS (Peneliti Organotimah(IV): Utama) Dibutiltimah dan Difeniltimah(IV) α-amino Karboksilat 8 2007 Sintesis, Karakterisasi Program Insentif Riset dan Pemanfaatan Dasar Kementrian Negara Senyawa Riset dan Teknologi Organotimah(IV) sebagai (Tahun ke 1) (Peneliti Bahan Alternatif Utama) Antifungi dan Antitumor 9 2006 Sintesis, Karakterisasi Hibah Bersaing X1V /1

dan Uji Bioaktifitas 2006, DP2M DIKTI , Senyawa DEPDIKNAS (Peneliti Organotimah(IV): Utama) Dibutiltimah dan Difeniltimah(IV) α-amino Karboksilat 10 2006 Penggunaan Pembimbing dibutiltimah(IV) Pemenang PKM disalisilat untuk Penelitian DIKTI mengatasi penyakit Panu 11 2005 Isolasi dan Karakterisasi Program Penelitian Riset Senyawa Bioaktif dari Sains Dasar bidang MIPA Tumbuhan Shorea yang Kementrian Negara Riset Tumbuh di Propinsi dan Teknologi (KNRT) Lampung Sebagai Tahun ke 2 (Peneliti Alternatif Bahan Obat Utama) Tradisional 12 2005 Sintesis dan Karakterisasi Pembimbing dibutltimah(IV) Pemenang PKM dikarbosilat, Penelitian DP2M DIKTI, (R)2Sn(OOCR)2 DEPDIKNAS (C6H5)2Sn(OOCR)2 sebagai antifungi. 13 2004 Isolasi dan Karakterisasi Program Penelitian Riset Senyawa Bioaktif dari Sains Dasar bidang MIPA Tumbuhan Shorea yang Kementrian Negara Riset Tumbuh di Propinsi dan Teknologi (KNRT) Lampung Sebagai Tahun ke 1 (Peneliti Alternatif Bahan Obat Utama) Tradisional 14 1996 The Weatstone bridge Penelitian BBI DP3M circuit for the first circuit DIKTI, DEPDIKNAS in a sensor application. (Peneliti Anggota)

15 1996 Isolasi Vanilin dari Panili Program DIKS (Vanilla planipolia Universitas Lampung Andrews) dengan Proses (Peneliti Anggota) Pelayuan dan Pengeringan. Kursus dan Workshop No. Jenis Kursus/Workshop Kota/Negara Tahun 1. Training of Trainer Bandung/Indonesia 2009 Metodologi Penelitian, Brisbane/Australia 2000 Direktorat Penelitian dan Brisbane/Australia 1998 Pengabdian kepada Bandar Lampung 1997 Masyarakat (DP2M), DIKTI, Bandar Lampung 1997 2. Short Training in the application and use of ESI- Bengkulu/ Indonesia 1997 Mass Spectrometer 3 Training on the use of NMR 1996 Instrumentations 4 Pelatihan Dosen Muda Universitas Lampung, Lampung 5 Pelatihan Singkat dalam Penggunaan Instrument untuk Penelitian dan Pengajaran, Lampung 6 Pelatihan Singkat dalam Pengembangan Kurikulum Kimia Anorganik, Universitas Bengkulu 7 Workshop Hubungan Industri Bandar Lampung dan Kimia, Lampung, Indonesia

8 Pelatihan Singkat dalam Bandar Lampung 1995 Metodologi Penelitian, Lampung International Conferences No. Nama Seminar/Konferensi 1 2010 International Chemical Congress of Pacific Basin Societies, Honolulu, Hawaii, 15 – 20 December 2010 2 International Conference on Chemical Sciences, UGM Yogyakarta, 24 – 26 Mei 2007 3 35th International Conference on Coordination Chemistry, Heidelberg, Germany. 21 – 26 July 2002. 4 8th International Conference on the Chemistry of the Platinum Group Metal, University of Southampton, Southampton UK, 7 – 12 July 2002. 5 4th Brisbane Inorganic Chemistry Inorganic Symposium, Toowoomba, QLD Australia, 4 December 2001. 6 One day symposium in the opening of Centre for Metals in Biology, Brisbane, Australia, 3 December 2001. 7 World congress chemistry meeting, Brisbane, Queensland Australia, 1 July – 6 July 2001. 8 2000 International Chemical Congress of Pacific basin societies, Honolulu, Hawaii United States of America 13 – 19 December 2000. 9 One day symposium on metal health and medicine meeting, Sydney NSW, Australia, 19 August 2000. 10 2nd Brisbane Inorganic Chemistry Inorganic Symposium, Brisbane, Australia, 30 November1999. 11 Inorganic Chemistry RACI Division meeting for Australia and New Zealand, Wellington, 31 January 1999 - 4 February 1999. 12 Asia pacific Organometallic meeting, Auckland, New Zealand, 24

January - 28 January 1999 13 1st Brisbane Inorganic Chemistry Inorganic Symposium, Brisbane, Australia, 29 September 1998. Seminar Nasional No. Nama Seminar/Konferensi 1 Seminar dan Rapat Tahunan MIPA BKS PTN Barat 2009, Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh, 3-5 Mei 2009 2 Seminar Nasional Sains dan Teknologi II, Universitas Lampung, Bandar Lampung, 7-8 Agustus 2008. 3 Seminar Nasional Sains dan Teknologi, Universitas Lampung, Bandar Lampung, 25-26 Agustus 2007. 4 Seminar Nasional Kimia, Jurusan Kimia Universitas Indonesia dan HKI, Jakarta, 7-8 Agustus 2007. 5 Seminar dan Rapat Tahunan MIPA BKS PTN Barat 2007, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 9-11 Juli 2007 6 Pemilihan Peneliti Muda Indonesia, 26-28 November 2006 LIPI, Jakarta. 7 Seminar Hasil-hasil penelitian dan PPM DIES Natalis ke 41 UNILA, Bandar Lampung, 13 -14 September 2006 9 Seminar dan Rapat Tahunan (SEMIRATA) BKS PTN Barat, Padang, 9-11 Juli 2006. 10 Seminar Nasional Kimia Fisik dan Anorganik, Bandung, Indonesia, 3-4 February 2006 11 Seminar dan Lokakarya Nasional Pengelolaan dan Penyuntingan Jurnal Ilmiah. Universitas Negeri Malang, 2 – 5 Desember 2004. 12 Seminar Nasional Kimia, Jurusan Kimia, FMIPA Unila Bandar Lampung, 6-7 Oktober 2004. 13 Seminar Hasil-hasil penelitian dan PPM DIES Natalis ke 39 UNILA, Bandar Lampung, 16 -17 September 2004 14 Seminar Hasil-hasil penelitian dan PPM DIES Natalis ke 38 UNILA, Bandar Lampung, September 2003

15 Pertemuan Ilmiah Himpunan Kimia Bahan Alam Indonesia. Bandar Lampung, 29 July 2003 Penulisan Artikel Ilmiah pada Jurnal Internasional No. Nama, Tahun, Judul, Nama Jurnal/ Volume, Halaman 1 Rilyanti, M., Hadi, S. 2011. Synthesis, Characterization and Thermal Stability of Complex Cis-[Co(bipy)2(CN)2] and Its Interaction with NO2 Gas. Russian Journal of Inorganic Chemistry (Springer Publisher). 56 (3), 418 - 421 2 Hadi, S., Appleton, T.G. 2010. Reactions of Cisplatin Hydrolytes cis-[Pt(15NH3)2(H2O)2]2+ with N-acetyl-L-cysteine. Russian Journal of Inorganic Chemistry (Springer Publisher). 55 (2), 223–228 3 Yandri, Suhartati, T., Hadi, S., 2010. Immobilization of α - amylase from locale bacteria isolate Bacillus subtilis ITBCCB148 with diethylaminoethyl cellulose (DEAE-Cellulose). Materials Research Science India, 7 (1), 123-128. 4 Hadi, S., Rilyanti,, M. 2010. Synthesis and in vitro anticancer activity of some organotin(IV) benzoate compounds. Oriental Journal of Chemistry, 26 (3), 775-779. 5 Yandri, Suhartati, T., Hadi, S. 2010. Purification and Characterization of Extracellular α-Amilase Enzyme from Locale Bacteria Isolate Bacillus Subtilis ITBCCB148. European Journal of Scientific Research, 39 (1) 64-74. 6 Yandri, Apriyanti, Suhartati, T., Hadi, S. 2010. The Increase of Thermal Stability of α-Amylase from Locale Bacteria Isolate Bacillus subtilis ITBCCB148 by Chemical Modification with Dimethyladipimidate. Bioscience Biotechnology Research Asia (BBRA), 7 (2), 713-718 7 Yuwono, S.D., Hadi, S., Kokugan, T. 2010. Effect of nitrogen sources on lactic acid production from Onggok and Tofu liquid waste, Oriental Journal of Chemistry, 26 (4), 1315-1318 8 Suhartati,T., Yandri, Suwandi, J.F., Hadi, S. 2010. In Vitro and In


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook