Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore Modul Pengukuran_NRZ

Modul Pengukuran_NRZ

Published by nuriz dariyani, 2020-08-09 04:31:42

Description: Modul Pengukuran_NRZ

Search

Read the Text Version

PENGUKURAN, BESARAN DAN SATUAN (Modul 1 Fisika) NURIZ DARIYANI, S.Pd. SMA NEGERI 5 OKU 2020

Pengukuran, Besaran, dan Satuan E-Modul 1 Nuriz Dariyani, S.Pd. Penerbit

Pengukuran, Besaran, dan Satuan Nuriz Dariyani, S.Pd. Copyright © 2020 by Penulis Diterbitkan oleh: Penerbit Alamat penerbit Penyunting: Tata letak: Desain Cover: Terbit: bulan, tahun ISBN: Hak Cipta dilindungi undang-undang Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dengan bentuk dan cara apa pun tanpa izin tertulis dari penerbit. 2 | Nuriz Dariyani,S.Pd.

Kata Pengantar Segala puji bagi Allah Robb semesta alam yang telah memberi kekuatan kepada penulis sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan E-modul Pengukuran, Besaran, dan satuan ini. E-Modul ini penulis peruntukkan untuk siswa kelas X SMA yang pada semester pertama. Terimakasih yang sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada Bapak Yulian Mukhni, M.Pd selaku Kepala SMA Negeri 5 OKU, dan Bpk Eka Susanto, S.Pd., MM. Selaku Wakil Kepala Pengukuran,Besaran,dan Satua | 3

Sekolah SMA Negeri 5 OKU yang telah memberikan Support dan dukungan. Penulis menyadari dalam penulisan E-Modul ini masih banyak sekali kekurangan, Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan untuk perbaikan penulisan E-Modul ini selanjutnya. Semoga E-Modul ini bermanfaat dan menambah wawasan dan dapat meningkatkan pemahaman pembacanya. Baturaja, 7 Agustus 2020 Penulis 4 | Nuriz Dariyani,S.Pd.

Daftar Isi Kata Pengantar .................................................. 3 Daftar Isi .......................................................... 5 Pendahuluan ..................................................... 7 ..................................................................... 9 Petunjuk .......................................................... 9 Penggunaan E-Modul ............................................ 9 Petunjuk Belajar................................................11 ....................................................................12 Tujuan Yang Diharapkan Setelah Penggunaan E-Modul ...12 Petunjuk Siswa..................................................14 Isi Materi Bahasan ..............................................16 2. Pengukuran.........................................20 Pengukuran,Besaran,dan Satua | 5

............................................................. 21 Ketelitian hasil pengukuran ............................22 Ketelitian jangka sorong................................24 Ketelitian mikrometer sekrup..........................26 Aturan Pembulatan dengan Angka Penting ..........29 Operasi Hitung Angka Penting .........................30 Lembar Kerja Siswa ............................................33 Evaluasi ..........................................................36 Kunci Jawaban Evaluasi .......................................45 Evaluasi 1 .................................................46 Daftar Pustaka ..................................................48 Tentang Penulis.................................................49 6 | Nuriz Dariyani,S.Pd.

Pendahuluan Mengukur merupakan aktivitas sederhana, tetapi sangat penting dalam kehidupan kita sehari-hari. Mengukur adalah kegiatan membandingkan sesuatu dengan sesuatu yang lain yang dipakai sebagai ukuran. Sesuatu yang diukur tersebut dinamakan besaran dan ukuran pembandingnya disebut satuan. Modul ini berisi materi pengukuran, besaran, dan satuan, diharapkan mampu memperkuat kompetensi siswa SMA mencapai Kompetensi Dasar (KD) di bawah ini. Pengukuran,Besaran,dan Satua | 7

Kompetensi Dasar: 3.2 Menerapkan prinsip-prinsip pengukuran besaran fisis, ketepatan, ketelitian dan angka penting, serta notasi ilmiah 4.2 Menyajikan hasil pengukuran besaran fisis berikut ketelitiannya dengan menggunakan peralatan dan teknik yang tepat serta 8 | Nuriz Dariyani,S.Pd.

Petunjuk Penggunaan E-Modul Langkah-langkah yang perlu dilaksanakan dalam menggunakan modul ini adalah : Bacalah dan pahami materi yang ada pada setiap kegiatan belajar. Bila ada materi yang belum jelas, siswa dapat bertanya pada guru. Pengukuran,Besaran,dan Satua | 9

Kerjakan setiap tugas diskusi terhadap materi- materi yang dibahas dalam setiap kegiatan belajar. Jika belum menguasai level materi yang diharapkan, ulangi lagi pada kegiatan belajar sebelumnya atau bertanyalah kepada guru. lajari dengan baik materi modul ini, kerjakan tugas-tugas yang ada, tanyakan dengan gurumu bila ada kesulitan. 10 | N u r i z D a r i y a n i , S . P d .

Petunjuk Belajar Mmodul ini dipelajari secara mandiri dengan bimbingan dari guru. Agar dapat menguasai materi yang disajikan, maka baca dan pahamilah dengan seksama hingga akhir pada setiap materi yang diberikan guru. Di dalam setiap unit modul terdapat Latihan yang bisa dikerjakan secara mandiri maupun Bersama teman anda. Di akhir uraian materi, Anda akan diminta untuk mengerjakan penugasan-penugasan yang bertujuan untuk memperkuat pendalaman materi yang dipelajari di e-modul. Jangan takut dan malu untuk berkonsultasi dengan gurumu jika mengalami kesulitan saat mengerjakan tugas-tugas tersebut. lajari dengan baik materi modul ini, kerjakan tugas-tugas yang ada, tanyakan dengan gurumu bila ada kesulitan. P e n g u k u r a n , B e s a r a n , d a n S a t u a | 11

Tujuan Yang Diharapkan Setelah Penggunaan E-Modul SSetelah mempelajari modul ini, diharapkan Peserta Diklat mampu: 1. Mendeskripsikan pentingnya ketepatan dalam suatu pengukuran 2. Menuliskan angka penting suatu pengukuran serta notasi ilmiah 12 | N u r i z D a r i y a n i , S . P d .

3. Mendeskripsikan perbedaan besaran pokok dengan besaran turunan 4. Menentukan satuan standar dari berbagai besaran fisis dalam SI 5. Menentukan hasil pengukuran dengan menggunakan alat ukur panjang 6. Menentukan hasil pengukuran dengan menggunakan alat ukur massa 7. Menafsirkan hasil pengukuran suatu besaran fisis berdasarkan ketelitiannya. 8. Mengubah penulisan angka penting sesuai penulisan notasi ilmiah. P e n g u k u r a n , B e s a r a n , d a n S a t u a | 13

Petunjuk Siswa Hallo anak-anak hebat… Selamat mempelajari modul 1 Fisika dengan Judul ‘Pengukuran, Besaran, dan satuan’. Untuk memperoleh prestasi belajar secara maksimal, bacalah langkah-langkah yang perlu dilaksanakan dalam modul berikut ini: Bacalah dan pahami materi yang ada pada setiap kegiatan belajar. Bila ada materi yang belum jelas, siswa dapat bertanya pada guru. 14 | N u r i z D a r i y a n i , S . P d .

Kerjakan setiap tugas diskusi terhadap materi- materi yang dibahas dalam setiap kegiatan belajar. Jika belum menguasai level materi yang diharapkan, ulangi lagi pada kegiatan belajar sebelumnya atau bertanyalah kepada guru. Cara mempelajari modul ini dilakukan secara mandiri dengan bimbingan dari guru. Agar dapat menguasai materi yang disajikan, maka baca dan pahamilah dengan seksama hingga akhir pada setiap materi yang diberikan guru. Di dalam setiap unit modul terdapat Latihan yang bisa dikerjakan secara mandiri maupun Bersama teman anda. Di akhir uraian materi, Anda akan diminta untuk mengerjakan penugasan-penugasan yang bertujuan untuk memperkuat pendalaman materi yang dipelajari di e-modul. Jangan takut dan malu untuk berkonsultasi dengan gurumu jika mengalami kesulitan saat mengerjakan tugas-tugas tersebut. P e n g u k u r a n , B e s a r a n , d a n S a t u a | 15

Isi Materi Bahasan 1. Besaran dan Satuan Sebagaimana diuraikan pada bagian awal bahwa mengukur adalah membandingkan sesuatu yang diukur dengan alat ukurnya atau membandingkan suatu besaran dengan satuannya. Berdasarkan keterukurannya, dikenal besaran fisis dan non- fisis. Besaran fisis atau besaran fisika adalah besaran yang dapat diukur dan hasil pengukurannya memiliki nilai dan satuan yang terbanding (comparable), contohnya panjang. Panjang dapat diukur dengan mistar dan hasil pengukurannya, misalnya 25 cm, memiliki nilai dan 16 | N u r i z D a r i y a n i , S . P d .

satuan yang terbanding. Besaran non-fisis belum dapat diukur atau hasil pengukurannya memberikan hasil yang tidak terbanding, misalnya kesetiaan atau kebaikan. Besaran fisika dibedakan menjadi dua, yakni besaran pokok dan besaran turunan. Besaran pokok adalah besaran yang satuannya telah didefinisikan atau ditetapkan secara internasional, misalnya: panjang, massa, dan waktu. Besaran pokok yang lain terdapat dalam Tabel-1. Tabel 1. Besaran pokok beserta satuan dalam SI Besaran Satuan Simbol Pokok Panjang meter m Massa kilogram kg Waktu sekon s Kuat arus listrik ampere A P e n g u k u r a n , B e s a r a n , d a n S a t u a | 17

Suhu kelvin K Jumlah zat mol mol Intensitas candela cd cahaya Selain ketujuh besaran pokok pada tabel ada juga dua besaran pokok tambahan, yaitu : Besaran Sudut Bidang Datar satuannya Radian (Rad), dan besaran Sudut Ruang satuannya Steradian (Sr). Besaran lain yang satuannya diturunkan dari besaran-besaran pokok disebut besaran turunan, misalnya: volume, massa jenis, dan kelajuan. Besaran fisika juga dibedakan menjadi besaran vektor dan skalar. Besaran fisika disebut besaran vektor bila besaran tersebut memiliki besar dan arah, misalnya perpindahan, kecepatan, percepatan, dan gaya. Sedangkan, besaran fisika yang hanya memiliki besar tetapi tidak memiliki arah disebut besaran skalar, misalnya panjang, massa, waktu, suhu, dan energi. Pemahaman 18 | N u r i z D a r i y a n i , S . P d .

besaran vektor dan skalar sangat penting, sangat dibutuhkan ketika kita hendak memahami gejala- gejala alam dengan melihat keterkaitan berbagai besaran tersebut. Diskusikan, tekanan termasuk besaran vektor atau skalar? Satuan pengukuran ada yang baku dan ada yang tidak baku. Satuan tidak baku, misalnya: hasta, depa, dan jengkal. Sistem satuan baku yang dipergunakan secara luas adalah SI (Système Internationale). SI merupakan hasil adaptasi sistem metrik yang telah dipergunakan oleh ilmuwan Perancis sejak tahun 1795. Sistem metrik diusulkan menjadi satuan baku, karena satuan-satuan dalam sistem ini dihubungkan dengan bilangan pokok 10 sehingga lebih memudahkan penggunaannya. Pada Tabel-1 tercantum satuan dasar SI untuk tujuh besaran pokok berdasarkan Konferensi Umum mengenai Berat dan Ukuran ke-14 tahun 1971, dan Tabel-2 menunjukkan awalan- awalan yang P e n g u k u r a n , B e s a r a n , d a n S a t u a | 19

direkomendasi oleh Konferensi tersebut untuk menyatakan nilai-nilai yang lebih besar atau lebih kecil dari satuan dasar. Tabel 2 Awalan-awalan dalam SI Diskusikan, mengapa dalam kehidupan sehari- hari atau untuk kepentingan ilmiah lebih memilih menggunakan satuan baku? Apakah yang harus dilakukan jika dalam suatu kasus ditemukan hasil pengukuran menggunakan satuan yang berbeda-beda, termasuk di dalamnya satuan tidak baku? 2. Pengukuran 20 | N u r i z D a r i y a n i , S . P d .

Sebagaimana dijelaskan pada bagian awal bahwa mengukur pada hakikatnya adalah membandingkan besaran yang diukur dengan alat ukurnya. Di bawah ini disajikan berbagai alat ukur untuk beberapa besaran yang sering kita temukan dalam kehidupan sehari-hari. Gambar 1 a) mistar dan meteran untuk mengukur panjang b) neraca lengan untuk mengukur massa c) stopwatch untuk mengukur waktu P e n g u k u r a n , B e s a r a n , d a n S a t u a | 21

d) termometer untuk mengukur suhu e) gelas ukur untuk mengukur volume f) AVO untuk mengukur kuat arus, tegangan, dan hambatan listrik Setiap alat ukur memiliki satuan dan tingkat ketelitian berbeda-beda. Kita harus menggunakan alat ukur secara benar dan menuliskan hasil pengukuran sesuai aturan agar hasilnya akurat. Ketelitian hasil pengukuran Ketika seseorang melakukan pengukuran, apakah hasil pengukurannya bernilai pasti? Contoh, hasil pengukuran panjang suatu benda ditulis 10 cm. Apakah hasil pengukuran tersebut pasti tepat 10 cm? Mengapa? Pada bagian ini kita akan mendiskusikan ketidakpastian yang muncul pada kegiatan pengukuran. Setiap alat memiliki skala terkecil yang memberikan kontribusi pada kepresisian pengukuran. Skala terkecil suatu alat adalah nilai 22 | N u r i z D a r i y a n i , S . P d .

atau ukuran antara dua gores skala bertetangga terdekat pada alat tersebut. Umumnya, secara fisik mata manusia kesulitan membaca secara pasti ukuran yang lebih kecil dari skala terkecil suatu alat. Karena itu perkiraan pembacaan skala maksimal hanya sampai setengah skala terkecil. Perhatikan pengukuran benda menggunakan mistar di bawah ini. Gambar 2 Pengukuran panjang menggunakan penggaris (mafiaol.com) Skala terkecil mistar pada Gambar 2 adalah 1 mm, maka perkiraan maksimal pembacaan skalanya adalah (0,5 X 1 mm) = 0,5 mm. Dengan demikian, panjang benda yang diukur pada pada Gambar 2 P e n g u k u r a n , B e s a r a n , d a n S a t u a | 23

adalah (25 0,5) mm. Artinya panjang benda tidak tepat 25 mm, tetapi pasti berada di antara 24,5 mm dan 25,5 mm. Untuk meningkatkan akurasi hasil pengukuran, antara lain dapat dilakukan dengan pengukuran berulang dan pemilihan alat ukur yang memiliki ketelitian tinggi. Semakin sempit jarak goresan bertetangga terdekat pada suatu alat, semakin teliti hasil pengukuran yang dihasilkan. Contoh alat ukur panjang dengan skala terkecil di bawah 1 mm, adalah jangka sorong dan mikrometer sekrup. Ketelitian jangka sorong Skala terkecil jangka sorong bergantung pada pembagian skala noniusnya. Hal ini dapat dilihat pada rahang gesernya. Perhatian: sering dihafalkan ketelitian jangka sorong selalu = 0,1 mm. Hal ini tidak benar, tidak bermanfaat, bahkan justru menyesatkan. 24 | N u r i z D a r i y a n i , S . P d .

Nonius pada Gambar 3 memiliki 50 skala, berarti nonius tersebut membagi 1 mm pada skala utama menjadi 50 bagian = 0,02 mm. Dengan demikian jangka sorong pada Gambar 3 memiliki ketelitian 0,02 mm, bukan 0,1 mm. Penunjukan skala jangka sorong sebagaimana ditunjukkan Gambar 3 di atas adalah: 12 mm + 0,54 mm = 12,54 mm = 1,254 cm Di pasaran terdapat jangka sorong dengan skala nonius berbeda-beda, misalnya ditunjukkan Gambar 4a dan 4b. P e n g u k u r a n , B e s a r a n , d a n S a t u a | 25

Berapakah ketelitian jangka sorong pada Gambar 4a dan 4b? Tuliskan berapakah hasil pengukuran yang ditunjukkan kedua gambar jangka sorong tersebut! Ketelitian mikrometer sekrup Sebagaimana pada jangka sorong, skala terkecil mikrometer sekrup juga ditentukan oleh pembagian skala terkecil pada skala utama oleh skala nonius pada rahang putarnya. Perhatikan Gambar 5, rahang putar mikrometer sekrup membagi 1 mm skala utama menjadi 100 skala nonius (diperoleh dari 2 putaran x 50 skala nonius). Berarti skala terkecil mikrometer sekrup tersebut = 1mm : 100 = 0,01 mm. 26 | N u r i z D a r i y a n i , S . P d .

Penunjukan skala mikrometer skrup sebagaimana ditunjukkan Gambar 5 adalah: 3,5 mm + 0,12 mm = 3,62 mm 3. Angka Penting Pada bagian ini kita akan membahas angka penting (significant figures), aturan pembulatan, dan operasi hitung. Angka penting adalah digit angka yang memiliki makna dalam membentuk resolusi (akurasi dan presisi) pengukuran. Dengan kata lain, ide di balik angka penting ini adalah ketika kita mempunyai angka-angka hasil pengukuran, kita tepat dalam menampilkan P e n g u k u r a n , B e s a r a n , d a n S a t u a | 27

resolusi alat ukurnya. Sehingga, hasilnya tidak lebih (atau kurang) teliti daripada objek yang benar-benar kita ukur. Sebelum melihat beberapa contoh, mari kita meringkas aturan untuk angka penting: 1. Semua angka yang bukan nol (1,2,3,4,5,6,7,8,9) merupakan angka penting. 2. Angka nol diantara angka yang bukan nol adalah angka penting. 3. Angka-angka nol awalan bukan angka penting. 4. Pada angka yang memiliki nilai (pecahan) desimal, angka nol akhiran adalah angka penting. 5. Pada angka yang tidak memiliki nilai (pecahan) desimal, angka nol akhiran bisa merupakan angka penting atau tidak, tergantung informasi tambahan. Bisa berupa garis bawah. Perhatikan contoh berikut ini: 28 | N u r i z D a r i y a n i , S . P d .

Untuk kasus angka 3.000.000 yang tidak memiliki tanda apapun akan terjadi perdebatan apakah itu 1 angka penting atau 7 angka penting. Penulis lebih suka 1 angka penting apabila tidak ada informasi tambahan, karena 3.000.000 dapat ditulis ke dalam notasi ilmiah menjadi 3×106, yang artinya 1 angka penting. Aturan Pembulatan dengan Angka Penting 1. Apabila angka pertama yang bukan angka penting adalah angka 5 yang diikuti angka bukan nol, maka bulatkan ke atas. Contoh 1,2459 menjadi 1,25. 2. Apabila angka pertama yang bukan angka penting adalah angka 5 yang diikuti hanya oleh angka nol, P e n g u k u r a n , B e s a r a n , d a n S a t u a | 29

maka terdapat dua aturan yang umum digunakan: (a) bulatkan ke atas, atau (b) bulatkan ke angka genap terdekat. Contoh 1,250 bisa dibulatkan menjadi (a) 1,3 atau (b) 1,2. 3. Angka desimal bulat dibelakang angka penting diubah menjadi nol. Contoh 12,34 menjadi 12 dan 12,34 menjadi 10. Operasi Hitung Angka Penting 1. Penjumlahan dan Pengurangan Ketika kita menambah atau mengurangi angka, angka penting tidak digunakan, aturannya adalah gunakan desimal yang paling besar ketidakpastiannya, atau angka yang paling tidak teliti. Misalnya 1,26 (3a.p.)+2,3 (2a.p.)=3,56≈3,6 (2a.p.). Perhatikan bahwa kebetulan saja hasilnya menggunakan angka penting yang paling kecil, karena yang menjadi patokan adalah angka yang paling tidak teliti, yaitu satu angka di belakang koma (2,3), sehingga hasil penjumlahan juga satu angka di belakang koma. 30 | N u r i z D a r i y a n i , S . P d .

Misalnya kita beri contoh lain 1,26 (3a.p.)+102,3 (4a.p.)=103,56≈ 103.6 (4a.p.) kali ini hasilnya mengikuti angka penting paling besar, oleh karena itu angka penting tidak digunakan untuk operasi tambah dan kurang. Perhatikan bahwa hasilnya mengikuti an 2. Perkalian dan Pembagian Ketika kita mengalikan atau membagi angka, maka hasil dari perhitungan tersebut harus memiliki jumlah angka penting sebanyak angka penting yang paling sedikit dari komponen perhitungan. Misalnya 1,69 (3a.p.)×2,09 (3a.p.)=3,5321≈3,53 (3a.p. ). Pada perhitungan ini semua komponen memiliki 3 angka penting sehingga hasil perkalian juga memiliki 3 angka penting. Misalnya kita beri contoh lain 10,1 (3a.p.)×12,07 (4a.p.)=121,907≈122 (3a.p.) kali ini hasilnya mengikuti angka penting paling kecil, yaitu 3 angka penting. [5] 3. Akar dan Pangkat Pada bilangan yang dipangkatkan atau yang ditarik akarnya, maka jumlah angka penting hasil perhitungannya P e n g u k u r a n , B e s a r a n , d a n S a t u a | 31

akan mengikuti jumlah angka penting bilangan komponennya (yang dipangkatkan atau ditarik akarnya). Contoh:  1,53=3,375≈3,4⇒2a.p.  625=25,0⇒3a.p. Angka yang paling tidak teliti, yaitu satu angka di belakang koma (102,3). 32 | N u r i z D a r i y a n i , S . P d .

Lembar Kerja Siswa Setelah mempelajari e-modul ini, peserta didik diharapkan mampu : Menentukan hasil pengukuran dengan menggunakan alat ukur panjang Kegiatan 1. Praktek Pengukuran Lakukan kegiatan mengukur menggunakan mistar, jangka sorong, dan mikrometer skrup pada Kegiatan 1, secara berkelompok ! P e n g u k u r a n , B e s a r a n , d a n S a t u a | 33

Kegiatan 2. LATIHAN 1. Kerjakan soal-soal Latihan berikut ! 2. Tuliskan 7 besaran pokok dan dua besaran pokok tambahan beserta satuannya dalam SI ! 3. Tentukan besaran satuan dari besaran turunan berikut : a. Luas e. Gaya b. Volume f. Tekanan c. Kecepatan g. Usaha d. Percepatan h. Energi 34 | N u r i z D a r i y a n i , S . P d .

4. Panjang sisi persegi panjang adalah 12 m dan 5,55 m. Tentukan; keliling dan Luas persegi panjang tersebut menurut aturan angka penting! P e n g u k u r a n , B e s a r a n , d a n S a t u a | 35

Evaluasi Setelah tuntas mempelajari materi tentang Pengukuran, besaran, dan Satuan, maka untuk menguji kompetensi kalian, silahkan kerjakan soal- soal berikut ! Evaluasi 1 Pilihan Ganda Pilihlah jawaban yang tepat ! 1. Diantara kelompok besaran berikut, yang termasuk kelompok besaran pokok dalam system Internasional adalah …. 36 | N u r i z D a r i y a n i , S . P d .

A. Suhu, volume, massa jenis dan kuat arus B. Kuat arus, panjang, waktu, dan massa jenis C. Panjang, luas, waktu dan jumlah zat D. Kuat arus, intersitas cahaya, suhu, waktu E. Intensitas cahaya, kecepatan, percepatan, waktu 2. Perhatikan tabel berikut! Satuan dalam No Besaran SI Jumlah 1 zat Mole 2 Suhu Celcius 3 Waktu Sekon 4 Panjang Km 5 Massa Gram Pasangan yang benar adalah …… A. 1 dan 2 B. 1 dan 3 C. 2 dan 3 D. 2 dan 4 E. 3 dan 5 P e n g u k u r a n , B e s a r a n , d a n S a t u a | 37

3. Dibawah ini yang merupakan satuan besaran pokok adalah … A. Newton ,Meter, Sekon B. Meter, Sekon, Watt C. Kilogram, Kelvin, Meter D. Newton, Kilogram, Kelvin E. Kelvin, Joule, Watt 4. Kelompok besaran di bawah ini yang merupakan kelompok besaran turunan adalah … A. Panjang lebar dan luas B. Kecepatan, percepatan dan gaya C. Kuat arus, suhu dan usaha D. Kecepatan, berat dan suhu E. Intensitas cahaya, banyaknya mol dan volume 5. Sebuah sepeda motor bergerak dengan kecepatan sebesar 72 km/jam jika dinyatakan dalam satuan Internasional (SI) maka kecepatan sepeda motor adalah … A. 36 ms-1 B. 30 ms-1 C. 24 ms-1 D. 20 ms-1 E. 15 ms-1 38 | N u r i z D a r i y a n i , S . P d .

6. Besaran pokok panjang dapat diturunkan menjadi … A. volume dan daya B. volume dan kuat arus listrik C. luas dan volume D. luas dan tegangan E. tinggi dan kecepatan 7. Sebuah pipa berbentuk silinder berongga dengan diameter dalam 1,6 mm dan diameter luar 2,1 mm. Alat yang tepat untuk mengukur diameter dalam pipa tersebut adalah… A. Mistar B. Altimeter C. Mikrometer D. Jangka Sorong E. Amperemeter 8. Hasil pengukuran panjang dan lebar suatu bidang persegi panjang masing-masing 12,73 cm dan 6,5 cm. Menurut aturan penulisan angka penting, luas bidang tersebut adalah …… A. 82,74 cm2 B. 82,745 cm2 C. 82,75 cm2 D. 82,,8 cm2 E. 83 cm2 P e n g u k u r a n , B e s a r a n , d a n S a t u a | 39

9. Luas suatu Bujur sangkar adalah 26,5 cm2, mka panjang salah satu sisinya adalah… A. 5,1478 cm B. 5,148 cm C. 5,15 cm D. 5,2 cm E. 5,1 cm 10. Seorang siswa mengukur diameter sebuah lingkaran hasilnya adalah 8,50 cm. Keliling lingkarannya dituliskan menurut aturan angka penting adalah … (π = 3,14). A. 267 cm B. 26,7 cm C. 2,67 cm D. 0.267 cm E. 0,0267 cm 11. Perhatikan gambar berikut! 40 | N u r i z D a r i y a n i , S . P d .

Gambar tersebut menunjukkan hasil pengukuran diameter tabung menggunakan jangka sorong. Berdasarkan gambar tersebut hasil yang benar adalah …. A. 5,70 cm B. 5,75 cm C 5,76 cm D. 5,86 cm E. 6,30 cm 12. Sebuah balok diukur ketebalannya dengan jangka sorong. Skala yang ditunjukkan dari hasil pengukuran tampak pada gambar. Besarnya hasil pengukuran adalah : A. 3,19 cm B. 3,14 cm C. 3,10 cm P e n g u k u r a n , B e s a r a n , d a n S a t u a | 41

D. 3,04 cm E. 3,00 cm 13. Gambat berikut menampilkan hasil pengukuran mikrometer terhadap sebuah diameter bola logam kecil , maka nilai yang ditunjukkan adalah : A. 8,12 mm D. 8,62 mm B. 8,50 mm E. 9,12 mm C. 8,52 mm 14. Satuan dari beberapa besaran-besarn dibawah ini yang benar adalah… A. Massa satuannya Newton B. Berat satuannya Kilogram C. Massa jenis satuannya Newton/m2 D. Tekanan satuannya Paskal E. usaha satuannya joule/sekon 15. Beberapa pasangan besaran berikut, memiliki dimensi yang sama, yaitu : 1. Massa dan berat 42 | N u r i z D a r i y a n i , S . P d .

2. momentum dan impus 3. Gaya dan berat 4. usaha dan daya Pernyataan yang benar adalah.. A. 1,2 dan 3 B. 1 , 2 dn 4 C. 1 dan 3 D. 2 dan 3 E. 2 dan 16. Dimensi ML-1T-2 menyatakan dimensi : ….. A. Gaya B. Energi C. Daya D. Tekanan E. Momentum 17. 16. Rumus dimensi momentum adalah …… A. MLT -³ B. ML-1T -2 C. MLT-1 D. ML–2T2 E. ML–2 T–2 18. 17. Rumus dimensi daya adalah … A. ML2 T –2 B. ML³ T –2 C. MLT–2 P e n g u k u r a n , B e s a r a n , d a n S a t u a | 43

D. ML²T -³ E. MLT -³ 19. 18. Tiga besaran di bawah ini yang merupakan besaran skalar adalah …. A. Jarak, waktu dan luas B. Perpindahan, kecepatan dan percepatan C. Laju, percepatan dan perpindahan D. Gaya, waktu dan induksi magnetic E. Momentum, kecepatan dan massa 20. Dari hasil pengukuran di bawah ini yang termasuk vektor adalah … A. Gaya, daya dan usaha B. Gaya, berat dan massa C. Perpindahan, laju dan kcepatan D. Kecepatan, momentum dan berat E. Percepatan, kecepatan dan daya 44 | N u r i z D a r i y a n i , S . P d .

Kunci Jawaban Evaluasi Latihan 1 Kunci Jawaban : 1. 7 besaran pokok : Besaran pokok beserta satuan-satuan dasar SI P e n g u k u r a n , B e s a r a n , d a n S a t u a | 45

dua besaran pokok tambahan, yaitu : Besaran Sudut Bidang Datar satuannya Radian (Rad), dan besaran Sudut Ruang satuannya Steradian (Sr). 2. Tentukan besaran satuan dari besaran turunan berikut : a. Luas = m2 b. Volume = m3 c. Kecepatan = m/s d. Percepatan = m/s2 e. Gaya = kg m/s2 f. Tekanan = kg /ms2 = Pascal g. Usaha = kg m2/s2 = Joule h. Energi = kg m2/s2 = Joule 3. (a) Keliling persegi panjang K=2(p+l)=35,10K=2(p+l)=35,10 (b) Luas persegi Panjang L=p×l=66.60 J Jadi luasnya adalah 67 m2 Evaluasi 1 Kunci Jawaban 1.D 11.B 2.B 12.A 3.C 13.D 4.B 14.D 46 | N u r i z D a r i y a n i , S . P d .

5.D 15.D 6.C 16.D 7.D 17.C 8.E 18.D 9.C 19.A 10.B 20.D P e n g u k u r a n , B e s a r a n , d a n S a t u a | 47

Daftar Pustaka Giancoli, D.C. (1995). Physics (4th ed.). Mexico City: Prentice Hall. Halliday, D., Resnick, R., & Walker, J. (2001). Fundamentals of physics: Problem Supplement. (6th ed.). New York: John Wiley & Sons, Inc. 48 | N u r i z D a r i y a n i , S . P d .

Tentang Penulis Penulis dilahirkan di Baturaja, Kabupaten Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan pada tanggal 27 Desember 1980, sebagai anak pertama dari lima bersaudara dari Bapak Danial Imron dan Ibu Nurlaili. Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar di SDN 18 Sukajadi Baturaja, Sekolah Menengah pertama di SMP Negeri 2 Baturaja, Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 1 Baturaja, dan Perguruan Tinggi di Uneversitas Lampung Program Studi Pendidikan Fisika. Saat ini penulis merupakan guru Fisika di SMAN 5 OKU. Selain aktif mengajar Fisika peminatan, Fisika lintas Minat, dan P e n g u k u r a n , B e s a r a n , d a n S a t u a | 49


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook