BADAN STANDAR, KURIKULUM, DAN ASESMEN PENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA PANDUAN Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah
BADAN STANDAR, KURIKULUM, DAN ASESMEN PENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA PANDUAN Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah 2022
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah Pengarah Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kementerian Pendidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Anindito Aditomo Penanggung Jawab Plt. Kepala Pusat Kurikulum dan Pembelajaran Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kementerian Pendidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Zulfikri Penyusun Yogi Anggraena (Pusat Kurikulum dan Pembelajaran) Dion Ginanto (UIN Jambi) Nisa Felicia (Pusat Studi Pendidikan dan Kebijakan) Ardanti Andiarti (Pusat Studi Pendidikan dan Kebijakan) Indriyati Herutami (Pusat Studi Pendidikan dan Kebijakan) Leli Alhapip (Badan Riset dan Inovasi Nasional) Setiyo Iswoyo (Millennia 21st Century Academy) Yayuk Hartini (SDN Indrasari 1 Kec. Martapura, Kalimantan Selatan) Rizal Listyo Mahardika (SDN 02 Mampang Prapatan, DKI Jakarta) Penelaah Lesyani Yuniarsih (Pusat Kurikulum dan Pembelajaran) Maria Chatarina (Pusat Kurikulum dan Pembelajaran) Neneng Kadariyah (Pusat Kurikulum dan Pembelajaran) Stien Matakupan (Pusat Studi Pendidikan dan Kebijakan) Kontributor Fauzi Eko P. (Direktorat PMPK) Tita Srihayati (Direktorat PMPK) Susanti Sufyadi (Universitas Lambung Mangkurat) Suprananto (UNSIKA Karawang) Lambas Sisilia Mariati (PAUD Mutiara) Tjaturigsih Rosdiana (Badan Riset dan Inovasi Nasional) Sri Kurnianingsih (Himpaudi Jawa Tengah) Fauzan Amin Nur Rochim (Pusat Asesmen Pendidikan) Irma Yuliantina (Universitas Panca Sakti Bekasi Sandra Novrika (Pusat Kurikulum dan Pembelajaran) Wariyanto (SMPN 2 Purwokerto) Sapto Aji Wirantho (Pusat Kurikulum dan Pembelajaran Indah Lestari (SMPN 115 Jakarta) Dwi Setiyowati (Pusat Kurikulum dan Pembelajaran) Taman Firdaus (SMAN 1 Kota Bima) Arina Hasanah (Pusat Kurikulum dan Pembelajaran) Betty Sekarasih Hadi Yani (SMAN 2 Playen) Fera Herawati (Pusat Kurikulum dan Pembelajaran) Arifin (SMAN 2 Wonosari Gunungkidul) Nur Rofika Ayu Shinta Amalia (Pusat Kurikulum dan Fendi (SMK Mikael Solo) Arif Basuki (SMK 2 Salatiga) Pembelajaran) Pono Soswanto (SMKN 1 Karawang) Abd. Rohman Hakim (Pusat Kurikulum dan Rani Azis (SLBN 5 Jakarta) Indra Jaya (UNJ) Pembelajaran) Asih Nur Imda (SDS Pantara) Nina Purnamasari (Pusat Kurikulum dan Pembelajaran) Cucu Sukmana (UPI, Bandung) Putu Widyarani K. (Pusat Kurikulum dan Pembelajaran Tri Puas Restiadi (SKB Ungaran) Dona Paramita (Direktorat PAUD) Kholifah Dwi Untari (SKB Malang) Waluyo (Direktorat SD) Elly Wismayanti (Direktorat SMP) Rina Imayanti (Direktorat SMA) Taufiq Dhamarjati (Direktorat SMK) Eskawati Musyarofah (Direktorat SMK) Ilustrator Silvi Pratiwi Layout M. Firdaus Jubaedi
Kata Pengantar Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas terbitnya Panduan Pembelajaran dan Asesmen ini. Panduan ini disusun dalam rangka memberikan inspirasi dalam implementasi pembelajaran dan asesmen pada Kurikulum Merdeka. Peserta didik seyogianya menjadi fokus utama dalam pembelajaran dan asesmen. Usaha untuk menjadikan peserta didik menjadi pembelajar yang aktif akan memudahkan usaha untuk mengaktualisasikan tujuan pendidikan, yaitu berkembangnya karakter dan kompetensi peserta didik. Dalam kaitannya dengan pembelajaran dan asesmen yang berpusat dan berpihak pada peserta didik perlu adanya panduan bagi pendidik pada tingkat satuan pendidikan dalam pengimplementasian Kurikulum Merdeka. Panduan ini dapat dijadikan acuan dalam pembelajaran dan asesmen di dalam kelas yang mengacu pada standar proses dan standar penilaian. Standar proses dan standar penilaian digunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan pembelajaran dan penilaian yang efektif dan efisien sehingga mampu untuk mengembangkan potensi, prakarsa, kemampuan, dan kemandirian peserta didik secara optimal. Selanjutnya, pembelajaran dan asesmen juga diarahkan untuk memberikan fleksibilitas bagi pendidik dan peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan. Panduan Pembelajaran dan Asesmen (PPA) merupakan dokumen yang berisi prinsip, strategi, dan contoh-contoh yang dapat memandu guru dan satuan pendidikan dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran dan asesmen. Pembelajaran yang dimaksud meliputi aktivitas merumuskan capaian pembelajaran menjadi tujuan pembelajaran dan cara mencapai tujuan pembelajaran tersebut. Sementara asesmen adalah aktivitas selama proses pembelajaran untuk mencari bukti ketercapaian tujuan pembelajaran. Dalam panduan ini, pembelajaran dan asesmen merupakan satu siklus; di mana asesmen memberikan informasi tentang pembelajaran yang perlu dirancang, kemudian asesmen digunakan untuk mengecek efektivitas pembelajaran yang berlangsung. Oleh karena itu, asesmen yang diutamakan adalah asesmen formatif yang berorientasi pada perkembangan kompetensi peserta didik. Panduan Pembelajaran dan Asesmen pada Kurikulum Merdeka ini akan terus disempurnakan berdasarkan evaluasi dan umpan balik dari berbagai pihak. Sejalan dengan proses evaluasi tersebut, Panduan ini juga akan mengalami revisi dan pembaruan secara berkala. iii
Akhir kata, saya mengucapkan selamat dan terima kasih kepada seluruh tim penyusun, penelaah, dan kontributor, beserta tim Kurikulum Pusat Kurikulum dan Pembelajaran, yang telah bekerja dengan sepenuh hati untuk menghasilkan sebuah panduan yang menginspirasi. Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Anindito Aditomo, Ph.D. iv
PETA KONTEN DALAM MEMAHAMI PENGIMPLEMENTASIAN KURIKULUM MERDEKA Langkah 02 04 Memahami pembelajaran dan asesmen Langkah 04 Memahami pengembangan 02 projek penguatan pro l pelajar Pancasila Langkah 01 03 Memahami garis besar Kurikulum Merdeka 01 Langkah 03 Memahami pengembangan kurikulum operasional satuan pendidikan dalam Kurikulum Merdeka Langkah 1 Langkah 2 Memahami garis besar Kurikulum Merdeka Memahami pembelajaran dan asesmen • Regulasi mengenai Kurikulum Merdeka yang Panduan Pembelajaran dan Asesmen berlaku • Prinsip pembelajaran dan asesmen • Pembelajaran sesuai dengan tahapan peserta • Kajian Akademik Kurikulum untuk Pemulihan Pembelajaran didik • Perencanaan pembelajaran dan asesmen Langkah 3 Memahami pengembangan kurikulum (termasuk alur tujuan pembelajaran) operasional satuan pendidikan dalam • Merencanakan pembelajaran Kurikulum Merdeka • Pengolahan dan pelaporan hasil asesmen Panduan Pengembangan Kurikulum Operasional Langkah 4 Satuan Pendidikan Memahami pengembangan projek • Analisis karakteristik satuan pendidikan penguatan profil pelajar Pancasila • Penyusunan visi, misi, dan tujuan satuan Panduan Pengembangan Projek Penguatan Profil pendidikan Pelajar Pancasila • Pengorganisasian pembelajaran • Menyiapkan ekosistem sekolah • Perencanaan pembelajaran • Mendesain projek penguatan profil pelajar • Pendampingan, evaluasi, dan pengembangan Pancasila profesional • Mengelola projek penguatan profil pelajar Pancasila • Mengolah asesmen dan melaporkan hasil projek penguatan profil pelajar Pancasila • Evaluasi dan tindak lanjut projek penguatan profil pelajar Pancasila v
Daftar Isi iii Kata Pengantar vi Daftar Isi 1 Pendahuluan 1 Latar Belakang 2 Sasaran Pengguna 2 Cara Menggunakan Panduan 3 Prinsip Pembelajaran dan Prinsip Asesmen 4 Prinsip Pembelajaran 8 Prinsip Asesmen 10 Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen 11 Memahami Capaian Pembelajaran (CP) 15 Merumuskan Tujuan Pembelajaran 19 Menyusun Alur Tujuan Pembelajaran 23 Merencanakan pembelajaran dan asesmen 37 Pelaksanaan Pembelajaran dan Asesmen 41 Pengolahan dan Pelaporan Hasil Asesmen 41 Pengolahan Hasil Asesmen 53 Pelaporan Hasil belajar 65 Refleksi dan Tindak Lanjut Pembelajaran dan Asesmen 68 Tahapan Implementasi Kurikulum Merdeka Sesuai Kesiapan Pendidik dan Satuan Pendidikan 78 Daftar Pustaka 79 Lampiran-Lampiran vi
Pendahuluan 1 Pendahuluan Ringkasan Bab Latar Belakang Sasaran Pengguna Cara Menggunakan Panduan A. Latar Belakang Panduan Pembelajaran dan Asesmen (PPA) Pemerintah telah menetapkan Capaian merupakan dokumen yang berisi prinsip, Pembelajaran yang menjadi rujukan strategi, dan contoh-contoh yang dapat utama dalam pengembangan rancangan memandu guru dan satuan pendidikan dalam pembelajaran, khususnya untuk kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi intrakurikuler1. Panduan ini memfasilitasi proses pembelajaran dan asesmen. Pembelajaran berpikir dalam perencanaan dan pelaksanaan yang dimaksud meliputi aktivitas merumuskan pembelajaran yang dimulai dari menganalisis capaian pembelajaran menjadi tujuan capaian pembelajaran , tujuan pembelajaran pembelajaran dan cara mencapai tujuan mengembangkan alur tujuan pembelajaran, pembelajaran tersebut. Sementara asesmen modul ajar, serta asesmen pada awal adalah aktivitas selama proses pembelajaran pembelajaran dan pembelajaran terdiferensiasi. untuk mencari bukti ketercapaian tujuan Dokumen ini juga memuat perencanaan pembelajaran. Dalam panduan ini, serta pelaksanaan asesmen yang dimulai dari pembelajaran dan asesmen merupakan satu perencanaan, pelaksanaan, pengolahan, dan siklus; di mana asesmen memberikan informasi pelaporan hasil penilaian atau asesmen. PPA tentang pembelajaran yang perlu dirancang, difokuskan untuk pembelajaran dan asesmen kemudian asesmen digunakan untuk mengecek intrakurikuler, sedangkan panduan untuk projek efektivitas pembelajaran yang berlangsung. penguatan profil pelajar Pancasila disampaikan Oleh karena itu, asesmen yang diutamakan dalam dokumen terpisah. adalah asesmen formatif yang berorientasi pada perkembangan kompetensi peserta didik. 1 Dalam lampiran Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 56 Tahun 2022 dijelaskan bahwa struktur Kurikulum Merdeka dibagi menjadi dua, yaitu intrakurikuler dan projek penguatan profil pelajar Pancasila. Capaian Pembelajaran menjadi kompetensi yang ditargetkan untuk intrakurikuler. Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah 1
Pendahuluan B. Sasaran Pengguna ■ Untuk pendidik, panduan pembelajaran dan merefleksikan proses pembelajaran dan asesmen digunakan sebagai panduan (bukan hanya terfokus pada administrasi), dalam pembelajaran serta memberikan inspirasi praktik baik pelaksanaan pembelajaran dan asesmen ■ Untuk kepala sekolah, panduan ini dari sekolah lain. pengawas juga dapat dapat menjadi acuan atas fungsi kepala melakukan pendampingan kepada kepala sekolah sebagai pemimpin pembelajaran sekolah dan pendidik yang memerlukan (instructional leader). Sebagai pemimpin konsultasi dalam menyelesaikan pembelajaran, kepala sekolah menginspirasi permasalahan dan tantangan dalam para pendidik untuk berkolaborasi dan pembelajaran. berinovasi untuk menciptakan perubahan yang dimulai dari dalam kelas. ■ Sebagai bagian dari komunitas belajar, panduan ini bisa berguna untuk bahan ■ Pengawas diharapkan berperan untuk diskusi, memantik berbagai ide dalam mendampingi kepala sekolah. Pengawas pembelajaran, dll. bersama kepala sekolah mendiskusikan C. Cara Menggunakan Panduan Satuan pendidikan dan pendidik diberikan Dalam penggunaannya, dokumen ini perlu kebebasan untuk mengembangkan memperhatikan beberapa regulasi lain: pembelajaran, perangkat ajar, dan asesmen sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan • Keputusan Mendikbudristek tentang peserta didik, satuan pendidikan, dan Kurikulum Merdeka; daerahnya. Satuan pendidikan dan pendidik juga memiliki keleluasaan untuk menentukan • Keputusan Kepala BSKAP tentang Profil jenis, teknik, bentuk instrumen, dan waktu Pelajar Pancasila; dan pelaksanaan asesmen berdasarkan karakteristik tujuan pembelajaran. • Keputusan Kepala BSKAP tentang Capaian Pembelajaran. 2
Prinsip Pembelajaran dan Prinsip Asesmen 2 Prinsip Pembelajaran dan Prinsip Asesmen Ringkasan Bab Prinsip Pembelajaran Prinsip Asesmen Pembelajaran dan asesmen merupakan satu memastikan tujuan pembelajaran sudah sesuai kesatuan yang sebaiknya tidak dipisahkan. dengan tahapan dan kebutuhan peserta didik. Pendidik dan peserta didik perlu memahami kompetensi yang dituju sehingga keseluruhan Proses selanjutnya adalah pelaksanaan proses pembelajaran diupayakan untuk pembelajaran yang dirancang untuk memberi mencapai kompetensi tersebut. Kaitan antara pengalaman belajar yang berkualitas, pembelajaran dan asesmen, digambarkan dan interaktif, dan kontekstual. Pada siklus ini, diilustrasikan melalui ilustrasi berikut: pendidik diharapkan dapat menyelenggarakan pembelajaran yang : (1) interaktif; (2) inspiratif; Pembelajaran dapat diawali dengan proses (3) menyenangkan; (4) menantang; (5) perencanaan asesmen dan perencanaan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi pembelajaran. Pendidik perlu merancang aktif; dan (6) memberikan ruang yang cukup asesmen yang dilaksanakan pada awal bagi prakarsa, kreativitas, kemandirian sesuai pembelajaran, pada saat pembelajaran, bakat, minat dan perkembangan fisik, serta dan pada akhir pembelajaran. Perencanaan psikologis peserta didik (akan dijelaskan asesmen, terutama pada asesmen awal lebih lanjut pada Bab V). Sepanjang proses pembelajaran sangat perlu dilakukan karena pembelajaran, pendidik dapat mengadakan untuk mengidentifikasi kebutuhan belajar asesmen formatif untuk mengetahui sejauh peserta didik, dan hasilnya digunakan untuk mana tujuan pembelajaran sudah dicapai oleh merancang pembelajaran yang sesuai dengan peserta didik. tahap capaian peserta didik. Tahapan selanjutnya adalah proses asesmen Perencanaan pembelajaran meliputi tujuan pembelajaran. Asesmen pembelajaran pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, diharapkan dapat mengukur aspek yang dan asesmen pembelajaran yang disusun dalam seharusnya diukur dan bersifat holistik. bentuk dokumen yang fleksibel, sederhana, Asesmen dapat berupa formatif dan sumatif. dan kontekstual. Tujuan Pembelajaran Asesmen formatif dapat berupa asesmen disusun dari Capaian Pembelajaran dengan pada awal pembelajaran dan asesmen mempertimbangkan kekhasan dan karakteristik pada saat pembelajaran. Asesmen pada Satuan Pendidikan. Pendidik juga harus awal pembelajaran digunakan mendukung pembelajaran terdiferensiasi sehingga peserta Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah 3
Prinsip Pembelajaran dan Prinsip Asesmen didik dapat memperoleh pembelajaran sesuai dengan bantuan kolega pendidik, kepala satuan dengan yang mereka butuhkan. Sementara, pendidikan, atau pengawas sekolah. Oleh asesmen formatif pada saat pembelajaran karena itu, proses pembelajaran dan asesmen dapat dijadikan sebagai dasar dalam melakukan merupakan satu kesatuan yang bermuara untuk refleksi terhadap keseluruhan proses belajar membantu keberhasilan peserta didik di dalam yang dapat dijadikan acuan untuk perencanaan kelas. pembelajaran dan melakukan revisi apabila diperlukan. Apabila peserta didik dirasa Pemerintah tidak mengatur pembelajaran telah mencapai tujuan pembelajaran, maka dan asesmen secara detail dan teknis. pendidik dapat meneruskan pada tujuan Namun demikian, untuk memastikan pembelajaran berikutnya. Namun, apabila proses pembelajaran dan asesmen berjalan tujuan pembelajaran belum tercapai, pendidik dengan baik, Pemerintah menetapkan perlu melakukan penguatan terlebih dahulu. Prinsip Pembelajaran dan Asesmen. Prinsip Selanjutnya, pendidik perlu mengadakan pembelajaran dan prinsip asesmen diharapkan asesmen sumatif untuk memastikan dapat memandu pendidik dalam merencanakan ketercapaian dari keseluruhan tujuan dan melaksanakan pembelajaran yang pembelajaran. bermakna agar peserta didik lebih kreatif, berpikir kritis, dan inovatif. Dalam menerapkan Ketiga tahapan ini akan terus berlangsung prinsip-prinsip pembelajaran, pendidik dalam bentuk siklus seperti gambar di atas. diharapkan memperhatikan hal-hal sebagai Dalam prosesnya, pendidik dapat melakukan berikut: refleksi, baik dilakukan secara pribadi maupun A. Prinsip Pembelajaran Tabel 2.1. Prinsip Pembelajaran dan Contoh Pelaksanaannya Prinsip Pembelajaran Contoh pelaksanaan prinsip pembelajaran a. Pembelajaran • Pada awal tahun ajaran, pendidik berusaha mencari tahu dirancang dengan kesiapan belajar peserta didik dan pencapaian sebelumnya. mempertimbangkan tahap Misalnya, melalui dialog dengan peserta didik, sesi diskusi perkembangan dan tingkat kelompok kecil, tanya jawab, pengisian survei/angket, dan/ pencapaian peserta didik atau metode lainnya yang sesuai. saat ini, sesuai dengan kebutuhan belajar, serta • Pendidik merancang atau memilih alur tujuan pembelajaran mencerminkan karakteristik sesuai dengan tahap perkembangan peserta didik, atau dan perkembangan peserta pada tahap awal. Pendidik dapat menggunakan atau didik yang beragam mengadaptasi contoh tujuan pembelajaran, alur tujuan sehingga pembelajaran pembelajaran dan modul ajar yang disediakan oleh menjadi bermakna dan Kemendikbudristek. menyenangkan; • Pendidik merancang pembelajaran yang menyenangkan agar peserta didik mengalami proses belajar sebagai pengalaman yang menimbulkan emosi positif. 4
Prinsip Pembelajaran dan Prinsip Asesmen Prinsip Pembelajaran Contoh pelaksanaan prinsip pembelajaran b. Pembelajaran dirancang • Pendidik mendorong peserta didik untuk melakukan dan dilaksanakan untuk refleksi untuk memahami kekuatan diri dan area yang perlu membangun kapasitas dikembangkan. untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat; • Pendidik senantiasa memberikan umpan balik langsung yang mendorong kemampuan peserta didik untuk terus c. Proses pembelajaran belajar dan mengeksplorasi ilmu pengetahuan. mendukung perkembangan kompetensi dan karakter • Pendidik menggunakan pertanyaan terbuka yang peserta didik secara holistik; menstimulasi pemikiran yang mendalam. • Pendidik memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif agar terbangun sikap pembelajar mandiri. • Pendidik memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, kemandirian sesuai bakat, minat, dan perkembangan fisik, serta psikologis peserta didik. • Pendidik memberikan tugas atau pekerjaan rumah ditujukan untuk mendorong pembelajaran yang mandiri dan untuk mengeksplorasi ilmu pengetahuan dengan mempertimbangkan beban belajar peserta didik. • Pendidik merancang pembelajaran untuk mendorong peserta didik terus meningkatkan kompetensinya melalui tugas dan aktivitas dengan tingkat kesulitan yang tepat. • Pendidik menggunakan berbagai metode pembelajaran yang bervariasi dan untuk membantu peserta didik mengembangkan kompetensi, misalnya belajar berbasis inkuiri, berbasis projek, berbasis masalah, dan pembelajaran terdiferensiasi. • Pendidik merefleksikan proses dan sikapnya untuk memberi keteladanan dan sumber inspirasi positif bagi peserta didik. • Pendidik merujuk pada profil pelajar Pancasila dalam memberikan umpan balik (apresiasi maupun koreksi) Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah 5
Prinsip Pembelajaran dan Prinsip Asesmen Prinsip Pembelajaran Contoh pelaksanaan prinsip pembelajaran d. pembelajaran yang relevan, • Pendidik menyelenggarakan pembelajaran sesuai yaitu pembelajaran yang kebutuhan dan dikaitkan dengan dunia nyata, lingkungan, dirancang sesuai konteks, dan budaya yang menarik minat peserta didik. lingkungan, dan budaya peserta didik, serta • Pendidik merancang pembelajaran interaktif untuk melibatkan orang tua dan memfasilitasi interaksi yang terencana, terstruktur, terpadu, komunitas sebagai mitra; dan produktif antara pendidik dengan peserta didik, sesama peserta didik, serta antara peserta didik dan materi belajar. • Pendidik memberdayakan masyarakat sekitar, komunitas, organisasi, ahli dari berbagai profesi sebagai narasumber untuk memperkaya dan mendorong pembelajaran yang relevan. • Pendidik melibatkan orang tua dalam proses belajar dengan komunikasi dua arah dan saling memberikan umpan balik. • Pada PAUD, pendidik menggunakan pendekatan multibahasa berbasis bahasa ibu juga dapat digunakan, utamanya bagi peserta didik yang tumbuh di komunitas yang menggunakan bahasa lokal. • Pada SMK, terdapat pembelajaran melalui Praktik Kerja Lapangan (PKL) yang dilaksanakan di dunia kerja atau tempat praktik di lingkungan sekolah yang telah dirancang sesuai dengan standar dunia kerja, menerapkan sistem dan budaya kerja sebagaimana di dunia kerja, dan disupervisi oleh pendidik/instruktur yang ditugaskan atau memiliki pengalaman di dunia kerja yang relevan. • Pada SMK, pendidik dapat menyelenggarakan pembelajaran melalui praktik-praktik kerja bernuansa industri di lingkungan sekolah melalui model pembelajaran industri (teaching factory). 6
Prinsip Pembelajaran dan Prinsip Asesmen Prinsip Pembelajaran Contoh pelaksanaan prinsip pembelajaran e. pembelajaran berorientasi • Pendidik berupaya untuk mengintegrasikan kehidupan pada masa depan yang keberlanjutan (sustainable living) pada berbagai kegiatan berkelanjutan. pembelajaran dengan mengintegrasikan nilai-nilai dan perilaku yang menunjukkan kepedulian terhadap lingkungan dan masa depan bumi, misalnya menggunakan sumber daya secara bijak (hemat air, listrik, dll.), mengurangi sampah, dsb. • Pendidik memotivasi peserta didik untuk menyadari bahwa masa depan adalah milik mereka dan mereka perlu mengambil peran dan tanggung jawab untuk masa depan mereka. • Pendidik melibatkan peserta didik dalam mencari solusi- solusi permasalahan di keseharian yang sesuai dengan tahapan belajarnya. • Pendidik memanfaatkan projek penguatan profil pelajar Pancasila untuk membangun karakter dan kompetensi peserta didik sebagai warga dunia masa depan. Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah 7
Prinsip Pembelajaran dan Prinsip Asesmen B. Prinsip Asesmen Tabel 2.2. Prinsip Asesmen dan Contoh Pelaksanaannya Prinsip Asesmen Contoh Pelaksanaan Prinsip Asesmen a. Asesmen merupakan • Pendidik menguatkan asesmen di awal pembelajaran yang bagian terpadu dari digunakan untuk merancang pembelajaran sesuai dengan proses pembelajaran, kesiapan peserta didik. fasilitasi pembelajaran, dan penyediaan informasi • Pendidik merencanakan pembelajaran dengan merujuk yang holistik, sebagai pada tujuan yang hendak dicapai dan memberikan umpan umpan balik untuk balik agar peserta didik dapat menentukan langkah untuk pendidik, peserta didik, perbaikan kedepannya. dan orang tua/wali agar dapat memandu mereka • Pendidik memberikan umpan balik berupa kalimat dalam menentukan strategi dukungan untuk menstimulasi pola pikir bertumbuh. pembelajaran selanjutnya; • Pendidik melibatkan peserta didik dalam melakukan b. asesmen dirancang dan asesmen, melalui penilaian diri, penilaian antar teman, dilakukan sesuai dengan refleksi diri, dan pemberian umpan balik antar teman. fungsi asesmen tersebut, dengan keleluasaan untuk • Pendidik memberikan kesempatan kepada peserta menentukan teknik dan didik untuk berefleksi tentang kemampuan mereka, waktu pelaksanaan asesmen serta bagaimana meningkatkan kemampuan tersebut agar efektif mencapai berdasarkan hasil asesmen. tujuan pembelajaran; • Pendidik merancang asesmen untuk mendorong peserta didik terus meningkatkan kompetensinya melalui asesmen dengan tingkat kesulitan yang tepat dan umpan balik yang membangun • Pada konteks PAUD, yang dipantau tidak hanya berbagai aspek perkembangan yang ada di CP, namun juga tumbuh kembang anak secara keseluruhan. • Pendidik memikirkan tujuan pembelajaran pada saat merencanakan asesmen dan memberikan kejelasan pada peserta didik mengenai tujuan asesmen di awal pembelajaran. • Pendidik menggunakan teknik asesmen yang beragam sesuai dengan fungsi dan tujuan asesmen. Hasil dari asesmen formatif digunakan untuk umpan balik pembelajaran, sementara hasil dari asesmen sumatif digunakan untuk pelaporan hasil belajar. 8
Prinsip Pembelajaran dan Prinsip Asesmen Prinsip Asesmen Contoh Pelaksanaan Prinsip Asesmen c. asesmen dirancang secara • Pendidik menyediakan waktu dan durasi yang cukup agar adil, proporsional, valid, asesmen menjadi sebuah proses pembelajaran dan bukan dan dapat dipercaya hanya untuk kepentingan menguji. (reliable) untuk menjelaskan kemajuan belajar, • Pendidik menentukan kriteria sukses dan menentukan keputusan menyampaikannya pada peserta didik, sehingga mereka tentang langkah dan memahami ekspektasi yang perlu dicapai. sebagai dasar untuk menyusun program • Pendidik berkolaborasi dalam merancang asesmen pembelajaran yang sesuai sehingga dapat menggunakan kriteria yang serupa dan selanjutnya; sesuai dengan tujuan asesmen. d. laporan kemajuan belajar • Pendidik menggunakan hasil asesmen untuk menentukan dan pencapaian peserta tindak lanjut pembelajaran. didik bersifat sederhana dan informatif, memberikan • Pendidik menyusun laporan kemajuan belajar secara informasi yang bermanfaat ringkas, mengutamakan informasi yang paling penting tentang karakter dan untuk dipahami oleh peserta didik dan orang tua. kompetensi yang dicapai, serta strategi tindak lanjut; • Pendidik memberikan umpan balik secara berkala kepada peserta didik dan mendiskusikan tindak lanjutnya bersama- e. hasil asesmen digunakan sama beserta orang tua. oleh peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, dan • Pendidik menyediakan waktu bagi guru untuk membaca, orang tua/wali sebagai menganalisis, dan melakukan refleksi hasil asesmen. bahan refleksi untuk meningkatkan mutu • Pendidik menggunakan hasil asesmen sebagai bahan pembelajaran. diskusi untuk menentukan hal-hal yang sudah berjalan baik dan area yang perlu diperbaiki. Satuan pendidikan memiliki strategi agar hasil asesmen digunakan sebagai refleksi oleh peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, dan orang tua untuk meningkatkan mutu pembelajaran. • Pendidik memberikan umpan balik secara berkala kepada peserta didik dan mendiskusikan tindak lanjutnya bersama- sama orang tua. Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah 9
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen 3 Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen Ringkasan Bab Memahami Capaian Pembelajaran (CP) Merumuskan Tujuan Pembelajaran Menyusun Alur Tujuan Pembelajaran Merencanakan Pembelajaran dan Asesmen Pemerintah menetapkan Capaian Pembelajaran pembelajaran yang lebih operasional dan (CP) sebagai kompetensi yang ditargetkan. konkret, yang dicapai satu persatu oleh peserta Namun demikian, CP tidak cukup konkret untuk didik hingga mereka mencapai akhir fase. Proses memandu kegiatan pembelajaran sehari- berpikir dalam merencanakan pembelajaran hari. CP perlu diurai menjadi tujuan-tujuan ditunjukkan dalam Gambar 2 di bawah ini. Memahami Merumuskan Menyusun Alur Merancang Capaian Tujuan Tujuan Pembelajaran Pembelajaran Pembelajaran Pembelajaran dari Tujuan Alur Pembelajaran Gambar 3.1. Proses Perancangan Kegiatan Pembelajaran Pendidik dapat (1) mengembangkan pemerintah menyediakan contoh-contoh alur sepenuhnya alur tujuan pembelajaran tujuan pembelajaran, rencana pelaksanaan dan/atau perencanaan pembelajaran, (2) pembelajaran atau yang sering dikenal sebagai mengembangkan alur tujuan pembelajaran RPP, dan modul ajar. Dengan kata lain, setiap dan/atau rencana pembelajaran berdasarkan pendidik perlu menggunakan alur tujuan contoh-contoh yang disediakan pemerintah, pembelajaran dan rencana pembelajaran atau (3) menggunakan contoh yang disediakan. untuk memandu mereka mengajar; akan tetapi Pendidik menentukan pilihan tersebut mereka tidak harus mengembangkannya berdasarkan kemampuan masing-masing. sendiri. Dalam Platform Merdeka Mengajar, 10
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen Proses perancangan kegiatan pembelajaran itu, apabila pendidik menggunakan contoh, dalam panduan ini dibuat dengan asumsi proses ini perlu disesuaikan dengan kebutuhan. bahwa pendidik akan mengembangkan alur Dengan kata lain, proses dalam Gambar 2 tidak tujuan pembelajaran dan rencana pembelajaran harus dilakukan secara lengkap oleh seluruh secara mandiri, tidak menggunakan contoh pendidik. yang disediakan pemerintah. Oleh karena A. Memahami Capaian Pembelajaran (CP) Capaian Pembelajaran (CP) merupakan kompetensinya, sementara kelas kompetensi pembelajaran yang harus dicapai menunjukkan kelompok (cohort) peserta didik pada setiap fase, dimulai dari fase berdasarkan usianya. Dengan demikian, fondasi pada PAUD. Jika dianalogikan dengan ada kemungkinan peserta didik berada sebuah perjalanan berkendara, CP memberikan di kelas III SD, namun belajar materi tujuan umum dan ketersediaan waktu yang pelajaran untuk Fase A (yang umumnya tersedia untuk mencapai tujuan tersebut untuk kelas I dan II) karena ia belum (fase). Untuk mencapai garis finish, pemerintah tuntas mempelajarinya. Hal ini berkaitan membuatnya ke dalam enam etape yang dengan mekanisme kenaikan kelas yang disebut fase. Setiap fase lamanya 1-3 tahun. disampaikan dalam Bab VII (Mekanisme Kenaikan Kelas dan Kelulusan). Berikut ini adalah beberapa contoh pemanfaatan fase-fase Capaian Pembelajaran ■ Pengembangan rencana pembelajaran dalam perencanaan pembelajaran: yang kolaboratif. Satu fase biasanya lintas kelas, misalnya CP Fase D yang ■ Pembelajaran yang fleksibel. Ada kalanya berlaku untuk Kelas VII, VIII, dan IX. proses belajar berjalan lebih lambat Saat merencanakan pembelajaran di pada suatu periode (misalnya, ketika awal tahun ajaran, guru kelas VIII perlu pembelajaran di masa pandemi COVID-19) berkolaborasi dengan guru kelas VII untuk sehingga dibutuhkan waktu lebih mendapatkan informasi tentang sampai panjang untuk mempelajari suatu konsep. mana proses belajar sudah ditempuh Ketika harus “menggeser” waktu untuk peserta didik di kelas VII. Selanjutnya ia mengajarkan materi-materi pelajaran yang juga perlu berkolaborasi dengan guru kelas sudah dirancang, pendidik memiliki waktu IX untuk menyampaikan bahwa rencana lebih panjang untuk mengaturnya. pembelajaran kelas VIII akan berakhir di suatu topik atau materi tertentu, sehingga ■ Pembelajaran yang sesuai dengan guru kelas IX dapat merencanakan kesiapan peserta didik. Fase belajar pembelajaran berdasarkan informasi seorang peserta didik menunjukkan tersebut. Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah 11
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen Catatan untuk Pengawas/Penilik: • Apakah perencanaan di suatu kelas memperhatikan topik atau konsep yang Pengawas/penilik dapat mendiskusikan sudah dikuasai peserta didik di kelas dan mendukung proses belajar pendidik sebelumnya? untuk mengembangkan perencanaan pembelajaran. Pada saat berdiskusi dengan • Apakah pendidik memperhatikan pendidik, pengawas/penilik perlu fokus pada perkembangan peserta didik ketika bagaimana proses perencanaan dilakukan, merencanakan pembelajaran? misalnya: • Apakah perencanaan pembelajaran • Apakah guru berkolaborasi lintas kelas memperhatikan perkembangan peserta sebagaimana yang dicontohkan di atas? didik dan kesinambungan proses pembelajaran antar kelas? Untuk Pendidikan dasar dan menengah, CP disusun untuk setiap mata pelajaran. Tabel 3.1 memperlihatkan pembagian fase. Tabel 3.1. Pembagian Fase Fase Kelas/Jenjang pada Umumnya Fondasi PAUD A Kelas I-II SD/MI B Kelas III-IV SD/MI C Kelas V-VI SD/MI D Kelas VII-IX SMP/MTs E Kelas X SMA/SMK/MA/MAK F Kelas XI-XII SMA/MA/MAK Kelas XI-XII SMK Program 3 tahun Kelas XI-XII SMK program 4 tahun Ada beberapa hal yang perlu dipahami tentang kekhasan CP sebelum memahami isi dari capaian untuk setiap mata pelajaran. • Dalam CP, kompetensi yang ingin dicapai pengetahuan yang dipelajari peserta didik ditulis dalam paragraf yang memadukan menjadi suatu rangkaian yang berkaitan. antara pengetahuan, keterampilan, dan sikap atau disposisi untuk belajar. Sementara • CP dirancang dengan banyak merujuk karakter dan kompetensi umum yang ingin kepada teori belajar Konstruktivisme dikembangkan dinyatakan dalam profil dan pengembangan kurikulum dengan pelajar Pancasila secara terpisah. Dengan pendekatan “Understanding by Design” dirangkaikan sebagai paragraf, ilmu (UbD) yang dikembangkan oleh Wiggins & Tighe (2005). Dalam kerangka teori ini, 12
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen “memahami” merupakan kemampuan yang yaitu secara keseluruhan dan capaian per fase dibangun melalui proses dan pengalaman untuk setiap elemen. Oleh karena itu, penting belajar yang memberikan kesempatan untuk pendidik mempelajari CP untuk mata kepada mereka untuk dapat menjelaskan, pelajarannya secara menyeluruh. menginterpretasi dan mengaplikasikan informasi, menggunakan berbagai perspektif, Memahami CP adalah langkah pertama yang dan berempati atas suatu fenomena. Dengan sangat penting. Setiap pendidik perlu familiar demikian, pemahaman bukanlah suatu dengan apa yang perlu mereka ajarkan, terlepas proses kognitif yang sederhana atau proses dari apakah mereka akan mengembangkan berpikir tingkat rendah. kurikulum, alur tujuan pembelajaran, atau silabusnya sendiri atau tidak. Beberapa contoh • Memang apabila merujuk pada Taksonomi pertanyaan reflektif yang dapat digunakan Bloom, pemahaman dianggap sebagai untuk memandu guru dalam memahami CP, proses berpikir tahap yang rendah (C2). antara lain: Namun demikian, konteks Taksonomi Bloom sebenarnya digunakan untuk perancangan • Kompetensi apa saja yang perlu dimiliki pembelajaran dan asesmen kelas yang peserta didik untuk sampai di capaian lebih operasional, bukan untuk CP yang pembelajaran akhir fase? lebih abstrak dan umum. Taksonomi Bloom lebih sesuai digunakan untuk menurunkan/ • Kata-kata kunci apa yang penting dalam CP? menerjemahkan CP ke tujuan pembelajaran yang lebih konkret. • Apakah ada hal-hal yang sulit saya pahami? • Naskah CP terdiri atas rasional, tujuan, • Apakah capaian yang ditargetkan sudah karakteristik, dan capaian per fase. Rasional biasa saya ajarkan? menjelaskan alasan pentingnya mempelajari mata pelajaran tersebut serta kaitannya Selain untuk mengenal lebih mendalam mata dengan profil pelajar Pancasila. Tujuan pelajaran yang diajarkan, memahami CP juga menjelaskan kemampuan atau kompetensi dapat memantik ide-ide pengembangan yang dituju setelah peserta didik mempelajari rancangan pembelajaran. Berikut ini adalah mata pelajaran tersebut secara keseluruhan. beberapa pertanyaan yang dapat digunakan Karakteristik menjelaskan apa yang untuk memantik ide: dipelajari dalam mata pelajaran tersebut, elemen-elemen atau domain (strands) • Bagaimana capaian dalam fase ini akan yang membentuk mata pelajaran dan dicapai anak didik? berkembang dari fase ke fase. Capaian per fase disampaikan dalam dua bentuk, • Materi apa saja yang akan dipelajari dan seberapa luas serta mendalam? • Proses belajar seperti apa yang akan ditempuh peserta didik? Catatan untuk pimpinan satuan pendidikan: Berdasarkan umpan balik yang diterima Kemendikbudristek, sebagian pendidik masih mengalami kesulitan untuk memahami CP secara utuh. Oleh karena itu, pendidik dapat dianjurkan untuk berpartisipasi dalam komunitas di mana mereka dapat mengembangkan profesionalisme mereka dan belajar lebih jauh tentang CP dan peran mereka untuk memfasilitasi peserta didik mencapai CP. Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah 13
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen Berikut ini adalah beberapa catatan penting tentang CP untuk jenis/jenjang: Pada PAUD, CP bertujuan untuk mata pelajaran yang diajarkan hingga kelas memberikan arah yang sesuai dengan XIII. usia perkembangan pada semua aspek perkembangan anak sehingga kompetensi Pada Pendidikan Kesetaraan, penyusunan pembelajaran yang diharapkan dicapai alur tujuan pembelajaran memperhatikan anak pada akhir PAUD dapat dipahami alokasi waktu didasarkan pada pemetaan dengan jelas agar anak siap mengikuti Satuan Kredit Kompetensi (SKK) yang jenjang pendidikan selanjutnya. Lingkup ditetapkan oleh satuan pendidikan CP di PAUD dikembangkan dari tiga dengan bentuk pembelajaran tatap elemen stimulasi yang saling terintegrasi muka, tutorial, mandiri ataupun dan merupakan elaborasi dari aspek- kombinasi secara proporsional dari aspek perkembangan anak, yaitu nilai ketiganya. Capaian pembelajaran pada agama dan moral, fisik motorik, kognitif, mata pelajaran kelompok umum, mata sosial emosional, bahasa; dan nilai pelajaran pemberdayaan, dan mata Pancasila; serta bidang-bidang lain untuk pelajaran keterampilan mengacu pada mengoptimalkan tumbuh kembang anak capaian pembelajaran yang ditetapkan sesuai dengan kebutuhan pendidikan oleh Pemerintah. Satuan pendidikan dapat Abad 21 di Indonesia. Tiga elemen mengembangkan capaian pembelajaran stimulasi yang dimaksud, yaitu: 1) Nilai pada mata pelajaran keterampilan sesuai Agama dan Budi Pekerti; 2) Jati Diri; dan dengan kebutuhan belajar peserta didik, 3) Dasar-dasar Literasi, Matematika, Sains, lingkungan belajar dan satuan pendidikan. Teknologi, Rekayasa, dan Seni; diharapkan dapat mengeksplorasi aspek-aspek Pada Pendidikan Khusus, pembagian fase perkembangan anak secara utuh dan tidak didasarkan pada usia mental peserta didik. terpisah. Bagi peserta didik berkebutuhan khusus dengan hambatan intelektual, dapat Sementara itu, pada SMK terdapat menggunakan CP pendidikan khusus. CP beberapa kekhasan. Pendidik dapat pada peserta didik berkebutuhan khusus melakukan analisis CP mata pelajaran dengan hambatan intelektual dapat kejuruan SMK bersama dengan mitra dunia dilakukan lintas fase dan lintas elemen, kerja. Pada jenjang SMK terdapat program sesuai dengan kondisi, kemampuan, empat tahun sebagaimana tercantum hambatan dan kebutuhan. Sementara dalam daftar konsentrasi keahlian yang peserta didik berkebutuhan khusus tanpa telah ditetapkan oleh pemerintah. Pada hambatan intelektual menggunakan program empat tahun pembelajaran CP reguler dengan menerapkan prinsip diselenggarakan hingga kelas XIII mata modifikasi kurikulum. Di bawah ini adalah pelajaran yang diajarkan pada kelas XIII rumusan fase capaian pembelajaran pada adalah: Matematika, Bahasa Inggris, Pendidikan Khusus. dan Praktik Kerja Lapangan. Capaian pembelajaran fase F berlaku pada pada 14
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen Tabel 3.2. Fase Capaian Pembelajaran pada Pendidikan Khusus Fase Jenjang/Kelas pada umumnya Usia Mental A Kelas I-II SD/MI ≤ 7 tahun B Kelas III-IV SD/MI C Kelas V-VI SD/MI ± 8 tahun D Kelas VII-IX SMP/MTs E Kelas X SMA/SMK/MA/MAK ± 9 tahun ± 10 tahun F Kelas XI-XII SMA/SMK/MA/MAK B. Merumuskan Tujuan Pembelajaran Setelah memahami CP, pendidik mulai Penulisan tujuan pembelajaran sebaiknya mendapatkan ide-ide tentang apa yang harus memuat 2 komponen utama, yaitu: dipelajari peserta didik dalam suatu fase. Pada tahap ini, pendidik mulai mengolah ide 1. Kompetensi, yaitu kemampuan atau tersebut, menggunakan kata-kata kunci yang keterampilan yang perlu ditunjukkan/ telah dikumpulkannya pada tahap sebelumnya, didemonstrasikan oleh peserta didik. untuk merumuskan tujuan pembelajaran. Pertanyaan panduan yang dapat Tujuan pembelajaran yang dikembangkan ini digunakan pendidik, antara lain: secara perlu dicapai peserta didik dalam satu atau konkret, kemampuan apa yang perlu lebih jam pelajaran, hingga akhirnya pada peserta didik tunjukkan? Tahap berpikir penghujung Fase mereka dapat mencapai apa yang perlu peserta didik tunjukkan? CP. Oleh karena itu, untuk CP dalam satu fase, pendidik perlu mengembangkan beberapa 2. Lingkup materi, yaitu konten dan konsep tujuan pembelajaran. utama yang perlu dipahami pada akhir satu unit pembelajaran. Pertanyaan panduan Dalam tahap merumuskan tujuan pembelajaran yang dapat digunakan pendidik, antara ini, pendidik belum mengurutkan tujuan- lain: hal apa saja yang perlu mereka pelajari tujuan tersebut, cukup merancang tujuan- dari suatu konsep besar yang dinyatakan tujuan belajar yang lebih operasional dan dalam CP? Apakah lingkungan sekitar dan konkret saja terlebih dahulu. Urutan-urutan kehidupan peserta didik dapat digunakan tujuan pembelajaran akan disusun pada tahap sebagai konteks untuk mempelajari konten berikutnya. Dengan demikian, pendidik dapat dalam CP (misalnya, proses pengolahan melakukan proses pengembangan rencana hasil panen digunakan sebagai konteks pembelajaran langkah demi langkah. untuk belajar tentang persamaan linear di SMA) Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah 15
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen Taksonomi Bloom berguna dalam proses Taksonomi Bloom, dan dinilai lebih relevan perumusan tujuan pembelajaran. Namun untuk konteks belajar saat ini. Anderson dan demikian, Taksonomi Bloom ini telah direvisi Krathwohl mengelompokkan kemampuan seiring dengan perkembangan hasil-hasil kognitif menjadi tahapan-tahapan berikut ini, penelitian. Anderson dan Krathwohl (2001) dengan urutan dari kemampuan yang paling mengembangkan taksonomi berdasarkan dasar ke yang paling tinggi sebagai berikut: Level Mengingat, termasuk di dalamnya mengingat kembali informasi yang telah dipelajari, termasuk de nisi, fakta-fakta, daftar urutan, atau menyebutkan kembali suatu materi 1 yang pernah diajarkan kepadanya. Memahami, termasuk di dalamnya menjelaskan ide atau konsep seperti menjelaskan Level suatu konsep menggunakan kalimat sendiri, menginterpretasikan suatu informasi, menyimpulkan, atau membuat parafrasa dari suatu bacaan. 2 Level Mengaplikasikan, termasuk di dalamnya menggunakan konsep, pengetahuan, atau informasi yang telah dipelajarinya pada situasi berbeda dan relevan 3 Menganalisis, termasuk dalam kemampuan ini adalah memecah- mecah informasi menjadi beberapa bagian, kemampuan untuk mengeksplorasi hubungan/korelasi atau Level membandingkan antara dua hal atau lebih, menentukan keterkaitan antarkonsep, atau mengorganisasikan beberapa ide dan/atau konsep. 4 Level Mengevaluasi, termasuk kemampuan untuk membuat keputusan, penilaian, mengajukan kritik dan rekomendasi yang sistematis. 5 Menciptakan, yaitu merangkaikan berbagai elemen menjadi satu hal baru yang utuh, melalui proses pencarian ide, evaluasi terhadap hal/ide/benda yang ada sehingga kreasi Level yang diciptakan menjadi salah satu solusi terhadap masalah yang ada. Termasuk di dalamnya adalah kemampuan memberikan nilai tambah terhadap suatu produk yang 6 sudah ada. Selain taksonomi di atas, untuk merumuskan menggunakan informasi untuk menjelaskan tujuan pembelajaran, pendidik juga dapat atau menjawab pertanyaan. Menurut Tighe merujuk pada teori lain yang dikembangkan dan Wiggins, pemahaman dapat ditunjukkan oleh Tighe dan Wiggins (2005) tentang melalui kombinasi dari enam kemampuan enam bentuk pemahaman. Sebagaimana berikut ini: yang disampaikan dalam penjelasan tentang CP, pemahaman (understanding) adalah proses berpikir tingkat tinggi, bukan sekadar 16
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen Penjelasan (explanation) Interpretasi Mendeskripsikan suatu ide dengan Menerjemahkan cerita, karya seni, atau situasi. Interpretasi juga berarti kata-kata sendiri, membangun memaknai sebuah ide, perasaan, hubungan, mendemonstrasikan atau sebuah hasil karya dari satu hasil kerja, menjelaskan alasan, menjelaskan sebuah teori, dan media ke media lain. menggunakan data. Aplikasi Perspektif Menggunakan pengetahuan, Melihat suatu hal dari sudut keterampilan dan pemahaman pandang yang berbeda, siswa dapat mengenai sesuatu dalam situasi menjelaskan sisi lain dari sebuah yang nyata atau sebuah simulasi situasi, melihat gambaran besar, melihat asumsi yang mendasari (menyerupai kenyataan). suatu hal dan memberikan kritik. Empati Pengenalan diri Menaruh diri di posisi orang lain. atau re eksi diri Merasakan emosi yang dialami oleh Memahami diri sendiri; yang pihak lain dan/atau memahami menjadi kekuatan, area yang perlu dikembangkan serta proses berpikir pikiran yang berbeda dengan dan emosi yang terjadi secara dirinya. internal. Marzano (2000) mengembangkan taksonomi untuk melakukan kegiatan pembelajaran agar baru untuk tujuan pembelajaran. Dalam mencapai tujuan. Selanjutnya sistem kognitif taksonominya, Marzano menggunakan tiga mengolah semua informasi yang diperlukan sistem dalam domain pengetahuan. Ketiga untuk mencapai tujuan pembelajaran. Ada 6 sistem tersebut adalah sistem kognitif, sistem level taksonomi menurut Marzano: metakognitif, dan sistem diri (self-system). Sistem diri adalah keputusan yang dibuat individu untuk merespon instruksi dan pembelajaran: apakah akan melakukannya atau tidak. Sementara sistem metakognitif adalah kemampuan individu untuk merancang strategi Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah 17
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen Tingkat 1 Mengenali dan mengingat kembali (retrieval) Mengingat kembali (retrieval) informasi dalam batas mengidenti kasi sebuah informasi secara umum. Kemampuan yang termasuk dalam tingkat 1 ini adalah kemampuan menentukan akurasi suatu informasi dan menemukan informasi lain yang berkaitan. Tingkat 2 Pemahaman Proses pemahaman dalam sistem kognitif berfungsi untuk mengidenti kasi atribut atau karakteristik utama dalam pengetahuan. Berdasarkan taksonomi baru dari Marzano, pemahaman melibatkan dua proses yang saling berkaitan: integrasikan dan simbolisasi. Tingkat 3 Analisis Analisis dalam taksonomi baru dari Marzano melibatkan perluasan pengetahuan yang logis (masuk akal). Analisis yang dimaksud bukan hanya mengidenti kasi karakteristik penting dan tidak penting, namun analisis juga mencakup generasi informasi baru yang belum diproses oleh seseorang. Ada lima proses analisis, yaitu: (1) mencocokan, (2) mengklasi kasikan, (3) menganalisis kesalahan, (4) menyamaratakan, dan (5) menspesi kasikan. Tingkat 4 Pemanfaatan Pengetahuan Proses pemanfaatan pengetahuan digunakan saat seseorang ingin menyelesaikan tugas tertentu. Contohnya, ketika seorang insinyur ingin menggunakan pengetahuannya tentang prinsip Bernoulli untuk menyelesaikan sebuah masalah mengenai daya angkat dalam desain jenis pesawat baru. Tugas sulit seperti ini adalah tempat di mana pengetahuan dianggap berguna bagi seseorang. Di taksonomi baru dari Marzano, ada empat kategori umum pemanfaatan pengetahuan, yaitu: (1) pengambilan keputusan, (2) penyelesaian masalah, (3) percobaan, dan (4) penyelidikan. Tingkat 5 Metakognisi Sistem metakognisi berfungsi untuk memantau, mengevaluasi dan mengatur fungsi dari semua jenis pemikiran lainnya. Dalam taksonomi baru dari Marzano, ada empat fungsi dari metakognisi, yaitu: (1) menetapkan tujuan, (2) memantau proses, (3) memantau kejelasan, dan (4) memantau ketepatan. Tingkat 6 Sistem Diri Sistem diri menentukan apakah seseorang akan melakukan atau tidak melakukan sesuatu tugas; sistem diri juga menentukan seberapa besar tenaga yang akan digunakan untuk mengerjakan tugas tersebut. Ada empat jenis dari sistem diri yang berhubungan dengan taksonomi baru dari Marzano, yaitu: (1) memeriksa kepentingan, (2) memeriksa kemanjuran, (3) memeriksa respon emosional, dan (4) memeriksa motivasi secara keseluruhan. 18
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen Panduan ini tidak mendorong pendidik untuk sehari-hari sampai kesiapan memasuki fokus pada satu teori saja. Sebaliknya, panduan dunia kerja. ini memperlihatkan bahwa ada beberapa referensi yang dapat digunakan untuk ■ Pada pendidikan kesetaraan, dalam merancang tujuan pembelajaran. Pendidik merumuskan tujuan pembelajaran dapat menggunakan teori atau pendekatan memperhatikan karakteristik peserta didik, lain dalam merancang tujuan pembelajaran, kebutuhan belajar dan kondisi lingkungan. selama teori tersebut dinilai relevan dengan karakteristik mata pelajaran serta konsep/topik ■ Pada satuan pendidikan SMK, yang dipelajari, karakteristik peserta didik, dan tujuan pembelajaran dan alur tujuan konteks lingkungan pembelajaran. pembelajaran dapat disusun bersama dengan mitra dunia kerja. Beberapa catatan khusus terkait dengan perumusan tujuan pembelajaran di jenis dan Pendidik memiliki alternatif untuk merumuskan jenjang pendidikan tertentu: tujuan pembelajaran dengan beberapa alternatif di bawah ini: ■ Pada Capaian Pembelajaran PAUD, penyusunan tujuan pembelajaran ■ Alternatif 1. Merumuskan tujuan mempertimbangkan laju perkembangan pembelajaran secara langsung berdasarkan anak, bukan kompetensi dan konten seperti CP pada jenjang lainnya. ■ Alternatif 2. Merumuskan tujuan ■ Pada Pendidikan Khusus, selain pembelajaran dengan menganalisis kompetensi dan konten, tujuan ‘kompetensi’ dan ‘lingkup Materi’ pada CP. pembelajaran juga mencakup variasi dan akomodasi layanan sesuai ■ Alternatif 3. Merumuskan tujuan karakteristik peserta didik. Selain itu, pembelajaran Lintas Elemen CP tujuan pembelajaran diarahkan pada terbentuknya kemandirian dalam aktivitas Contoh masing-masing alternatif terdapat di lampiran, termasuk contoh cara merumuskan CP menjadi tujuan pembelajaran pada jenjang PAUD ada di lampiran. C. Menyusun Alur Tujuan Pembelajaran Setelah merumuskan tujuan pembelajaran, pembelajaran ini dapat diperoleh pendidik langkah berikutnya dalam perencanaan dengan: (1) merancang sendiri berdasarkan CP, pembelajaran adalah menyusun alur tujuan (2) mengembangkan dan memodifikasi contoh pembelajaran. Alur tujuan pembelajaran yang disediakan, ataupun (3) menggunakan sebenarnya memiliki fungsi yang serupa dengan contoh yang disediakan pemerintah. apa yang dikenal selama ini sebagai “silabus”, yaitu untuk perencanaan dan pengaturan Bagi pendidik yang merancang alur tujuan pembelajaran dan asesmen secara garis pembelajarannya sendiri, tujuan-tujuan besar untuk jangka waktu satu tahun. Oleh pembelajaran yang telah dikembangkan karena itu, pendidik dapat menggunakan alur dalam tahap sebelumnya akan disusun sebagai tujuan pembelajaran saja, dan alur tujuan satu alur (sequence) yang berurutan secara Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah 19
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen sistematis, dan logis dari awal hingga akhir 6. Metode penyusunan alur tujuan fase. Alur tujuan pembelajaran juga perlu pembelajaran harus logis, dari kemampuan disusun secara linier, satu arah, dan tidak yang sederhana ke yang lebih rumit, bercabang, sebagaimana urutan kegiatan dapat dipengaruhi oleh karakteristik mata pembelajaran yang dilakukan dari hari ke hari. pelajaran, pendekatan pembelajaran yang Dalam menyusun alur tujuan pembelajaran, ada digunakan (misal: matematik realistik); beberapa prinsip yang perlu diperhatikan: 7. Tampilan tujuan pembelajaran diawali 1. Tujuan pembelajaran adalah tujuan yang dengan alur tujuan pembelajarannya lebih umum bukan tujuan pembelajaran terlebih dahulu, baru proses berpikirnya harian (goals, bukan objectives); (misalnya, menguraikan dari elemen menjadi tujuan pembelajaran) sebagai 2. Alur tujuan pembelajaran harus tuntas satu lampiran agar lebih sederhana dan fase, tidak terpotong di tengah jalan; langsung ke intinya untuk guru; 3. Alur tujuan pembelajaran perlu 8. Karena alur tujuan pembelajaran dikembangkan secara kolaboratif, (apabila yang disediakan Kemendikbudristek guru mengembangkan, maka perlu merupakan contoh, maka alur tujuan kolaborasi guru lintas kelas/tingkatan pembelajaran dapat bernomor/huruf dalam satu fase. Contoh: kolaborasi antara (untuk menunjukkan urutan dan tuntas guru kelas I dan II untuk Fase A; penyelesaiannya dalam satu fase); 4. Alur tujuan pembelajaran dikembangkan 9. Alur tujuan pembelajaran menjelaskan sesuai karakteristik dan kompetensi yang SATU alur tujuan pembelajaran, tidak dikembangkan setiap mata pelajaran. Oleh bercabang (tidak meminta guru untuk karena itu sebaiknya dikembangkan oleh memilih). Apabila sebenarnya urutannya pakar mata pelajaran, termasuk guru yang dapat berbeda, lebih baik membuat mahir dalam mata pelajaran tersebut; alur tujuan pembelajaran lain sebagai variasinya, urutan/alur perlu jelas sesuai 5. Penyusunan alur tujuan pembelajaran pilihan/keputusan penyusun, dan untuk itu tidak perlu lintas fase (kecuali pendidikan dapat diberikan nomor atau kode; dan khusus); 10. Alur tujuan pembelajaran fokus pada pencapaian CP, bukan profil pelajar Pancasila dan tidak perlu dilengkapi dengan pendekatan/strategi pembelajaran (pedagogi). 20
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen Dalam menyusun alur tujuan pembelajaran, pendidik dapat mengacu pada berbagai cara yang diuraikan pada tabel di bawah ini (Creating Learning Materials for Open and Distance Learning, 2005; Doolittle, 2001; Morrison, Ross, & Kemp, 2007; Reigeluth & Keller, 2009): Tabel 3.3. Cara-Cara Menyusun Tujuan Pembelajaran Menjadi Alur Tujuan Pembelajaran Pengurutan dari Metode pengurutan dari konten yang konkret dan berwujud ke konten yang Konkret ke yang lebih abstrak dan simbolis. Contoh: memulai pengajaran dengan yang Abstrak menjelaskan tentang benda geometris (konkret) terlebih dahulu Pengurutan Deduktif sebelum mengajarkan aturan teori objek geometris tersebut (abstrak). Pengurutan dari Metode pengurutan dari konten bersifat umum ke konten yang Mudah ke yang lebih spesifik. Contoh: mengajarkan konsep database terlebih dahulu Sulit sebelum mengajarkan tentang tipe database, seperti hierarki atau Pengurutan Hierarki relasional. Pengurutan Metode pengurutan dari konten paling mudah ke konten paling sulit. Prosedural Contoh: mengajarkan cara mengeja kata-kata pendek dalam kelas bahasa sebelum mengajarkan kata yang lebih panjang. Scaffolding Metode ini dilaksanakan dengan mengajarkan keterampilan komponen konten yang lebih mudah terlebih dahulu sebelum mengajarkan keterampilan yang lebih kompleks. Contoh: siswa perlu belajar tentang penjumlahan sebelum mereka dapat memahami konsep perkalian. Metode ini dilaksanakan dengan mengajarkan tahap pertama dari sebuah prosedur, kemudian membantu siswa untuk menyelesaikan tahapan selanjutnya. Contoh: dalam mengajarkan cara menggunakan t-test dalam sebuah pertanyaan penelitian, ada beberapa tahap prosedur yang harus dilalui, seperti menulis hipotesis, menentukan tipe tes yang akan digunakan, memeriksa asumsi, dan menjalankan tes dalam sebuah perangkat lunak statistik. Metode pengurutan yang meningkatkan standar performa sekaligus mengurangi bantuan secara bertahap. Contoh: dalam mengajarkan berenang, guru perlu menunjukkan cara mengapung, dan ketika siswa mencobanya, guru hanya butuh membantu. Setelah ini, bantuan yang diberikan akan berkurang secara bertahap. Pada akhirnya, siswa dapat berenang sendiri. Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah 21
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen Di bawah ini adalah ilustrasi pemetaan alur dilakukan pada tahap sebelumnya dan alur tujuan pembelajaran dalam satu fase. Setiap tujuan pembelajaran adalah tujuan-tujuan kotak tujuan pembelajaran merupakan hasil pembelajaran yang telah disusun. perumusan tujuan pembelajaran yang telah Awal Tujuan Tujuan Fase Pembelajaran Pembelajaran 1 2 Tujuan Tujuan Pembelajaran Pembelajaran ... 3 Tujuan Tujuan Akhir Pembelajaran Pembelajaran Fase ... (n) Gambar 3.2. Ilustrasi Alur Tujuan Pembelajaran Sebagaimana disampaikan pada penjelasan untuk Fase A, misalnya, harus disusun untuk tentang CP, setiap fase terdiri atas 1 sampai 2 tahun (Kelas I dan Kelas II). Oleh karena itu, 3 kelas. Sebagai contoh, pada jenjang SD, dalam menyusun alur tujuan pembelajaran, satu fase terdiri atas 2 kelas. Alur tujuan pendidik perlu berkolaborasi dengan pendidik pembelajaran dikembangkan untuk setiap CP. lain yang mengajar dalam fase yang sama agar Dengan demikian, alur tujuan pembelajaran tujuan pembelajarannya berkesinambungan. Pendidik dapat menggunakan contoh alur tujuan pembelajaran yang telah tersedia, atau memodifikasi contoh alur tujuan pembelajaran menyesuaikan kebutuhan peserta didik, karakteristik dan kesiapan satuan pendidikan. Selain itu, pendidik dapat menyusun alur tujuan pembelajaran secara mandiri sesuai dengan kesiapan satuan pendidikan. Tidak ada format komponen yang ditetapkan oleh pemerintah. Komponen alur tujuan pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan satuan pendidikan yang mudah dimengerti oleh pendidik. Catatan khusus untuk jenjang dan jenis tertentu: Untuk PAUD, esensi alur tujuan pembelajaran atau tidak dan alur tujuan pembelajaran dapat adalah perencanaan pembelajaran berdasarkan dikembangkan dengan pendekatan yang paling laju perkembangan anak dan dikembangkan sesuai pada masing-masing satuan pendidikan. oleh masing-masing satuan agar dapat mencapai CP. Satuan pendidikan dapat memilih untuk menyusun alur tujuan pembelajaran 22
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen D. Merencanakan pembelajaran dan asesmen Rencana pembelajaran dirancang untuk faktor lainnya, termasuk faktor peserta didik memandu guru melaksanakan pembelajaran yang berbeda, lingkungan sekolah, ketersediaan sehari-hari untuk mencapai suatu tujuan sarana dan prasarana pembelajaran, dan lain- pembelajaran. Dengan demikian, rencana lain. pembelajaran disusun berdasarkan alur tujuan pembelajaran yang digunakan pendidik Setiap pendidik perlu memiliki rencana sehingga bentuknya lebih rinci dibandingkan pembelajaran untuk membantu mengarahkan alur tujuan pembelajaran. Perlu diingatkan proses pembelajaran mencapai CP. Rencana kembali bahwa alur tujuan pembelajaran pembelajaran ini dapat berupa: (1) rencana tidak ditetapkan oleh pemerintah sehingga pelaksanaan pembelajaran atau yang dikenal pendidik yang satu dapat menggunakan alur sebagai RPP atau (2) dalam bentuk modul tujuan pembelajaran yang berbeda dengan ajar. Apabila pendidik menggunakan modul pendidik lainnya meskipun mengajar peserta ajar, maka ia tidak perlu membuat RPP karena didik dalam fase yang sama. Oleh karena itu, komponen-komponen dalam modul ajar rencana pembelajaran yang dibuat masing- meliputi komponen-komponen dalam RPP atau masing pendidik pun dapat berbeda-beda, lebih lengkap daripada RPP. Komponen yang terlebih lagi karena rencana pembelajaran ini dimaksud tertera pada Tabel 3.4. berikut ini: dirancang dengan memperhatikan berbagai Tabel 3.4. Perbandingan Antara Komponen Minimum dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan Modul Ajar Komponen minimum dalam rencana Komponen minimum dalam modul ajar pelaksanaan pembelajaran • Tujuan pembelajaran (salah satu dari • Tujuan pembelajaran (salah satu dari tujuan dalam alur tujuan pembelajaran). tujuan dalam alur tujuan pembelajaran). • Langkah-langkah atau kegiatan • Langkah-langkah atau kegiatan pembelajaran. Biasanya untuk satu tujuan pembelajaran. Biasanya untuk satu atau pembelajaran yang dicapai dalam satu atau lebih pertemuan. lebih pertemuan. • Asesmen pembelajaran: Rencana • Rencana asesmen untuk di awal asesmen untuk di awal pembelajaran dan pembelajaran beserta instrumen dan cara rencana asesmen di akhir pembelajaran penilaiannya. untuk mengecek ketercapaian tujuan pembelajaran. • Rencana asesmen di akhir pembelajaran untuk mengecek ketercapaian tujuan pembelajaran beserta instrumen dan cara penilaiannya. • Media pembelajaran yang digunakan, termasuk, misalnya bahan bacaan yang digunakan, lembar kegiatan, video, atau tautan situs web yang perlu dipelajari peserta didik. Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah 23
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen Tabel 3.4 menunjukkan perbedaan komponen Modul ajar dalam Kurikulum Merdeka ditujukan yang perlu termuat dalam kedua dokumen untuk membantu pendidik mengajar secara perencanaan pembelajaran yang digunakan lebih fleksibel dan kontekstual, tidak selalu pendidik sehari-hari. Terlihat bahwa komponen menggunakan buku teks pelajaran. Modul yang harus ada (komponen minimum) dalam ajar dapat menjadi pilihan lain atau alternatif rencana pelaksanaan pembelajaran lebih strategi pembelajaran. Oleh karena itu, sederhana, fokus mendokumentasikan rencana. sebelum merancang modul ajar, pendidik perlu Sementara dalam modul ajar, perencanaan mempertimbangkan beberapa hal berikut. dilengkapi dengan media yang digunakan, termasuk juga instrumen asesmennya. Oleh a. Untuk mencapai suatu tujuan karena modul ajar lebih lengkap daripada pembelajaran tertentu, apakah merujuk rencana pelaksanaan pembelajaran, maka pada buku teks saja sudah cukup atau perlu pendidik yang menggunakan modul ajar untuk menggunakan modul ajar? mencapai satu atau lebih tujuan pembelajaran tidak perlu lagi mengembangkan rencana b. Jika membutuhkan modul ajar, apakah pelaksanaan pembelajaran. dapat menggunakan modul ajar yang telah disediakan, memodifikasi modul ajar yang Pemerintah menyediakan contoh-contoh disediakan, atau perlu membuat modul ajar rencana pelaksanaan pembelajaran dan modul baru? ajar. Pendidik dapat menggunakan dan/ atau menyesuaikan contoh-contoh tersebut Apabila berdasarkan kedua pertanyaan di dengan kebutuhan peserta didik. Untuk atas pendidik menyimpulkan bahwa modul pendidik yang merancang rencana pelaksanaan ajar tidak dibutuhkan atau modul ajar pembelajarannya sendiri, maka komponen- yang disediakan dapat digunakan dengan komponen dalam Tabel 3.4 harus termuat, dan penyesuaian-penyesuaian tertentu, maka dapat ditambahkan dengan komponen lainnya ia tidak perlu merancang modul ajar yang sesuai dengan kebutuhan pendidik, peserta baru. Komponen minimum modul ajar telah didik, dan kebijakan satuan pendidikan. disampaikan dalam Tabel 3.4, namun bila diperlukan, pendidik juga dapat menambah Merancang Modul Ajar komponen, misalnya dengan menyusun modul ajar dengan struktur sebagaimana tercantum Sebagaimana terlihat dalam Tabel 3.4, modul pada Tabel 3.5 berikut. ajar sekurang-kurangnya yang berisi tujuan, langkah, media pembelajaran, asesmen, serta informasi dan referensi belajar lainnya yang dapat membantu pendidik dalam melaksanakan pembelajaran. Satu modul ajar biasanya berisi rancangan pembelajaran untuk satu tujuan pembelajaran berdasarkan alur tujuan pembelajaran yang telah disusun. 24
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen Tabel 3.5. Komponen Modul Ajar Versi Lebih Lengkap Informasi Umum Komponen Inti Lampiran • Identitas penulis modul • Tujuan pembelajaran • Lembar kerja peserta didik • Kompetensi awal • Asesmen • Pengayaan dan remedial • Profil pelajar Pancasila • Pemahaman bermakna • Bahan bacaan pendidik • Sarana dan prasarana • Pertanyaan pemantik • target peserta didik • Kegiatan pembelajaran dan peserta didik • Model pembelajaran yang • Refleksi peserta didik dan • Glosarium • Daftar pustaka digunakan pendidik Pendidik memiliki keleluasaan untuk memilih dan memodifikasi contoh-contoh modul ajar yang tersedia atau mengembangkan modul ajar sendiri, sesuai dengan konteks, kebutuhan, dan karakteristik peserta didik. Pertanyaan-pertanyaan reflektif berikut ini dapat digunakan pendidik dalam proses perancangan modul ajar. • Bagaimana agar perhatian peserta • Bagaimana peserta didik dapat menunjukkan didik senantiasa fokus dan mereka pemahaman mereka dan melakukan evaluasi terus bersemangat sepanjang kegiatan diri yang berarti setelah mempelajari materi pembelajaran? ini? • Bagaimana saya sebagai pendidik akan • Bagaimana saya akan menyesuaikan langkah membantu setiap individu peserta didik dan/atau materi pelajaran berdasarkan memahami pembelajaran? keunikan dan kebutuhan masing-masing peserta didik? • Bagaimana saya akan mendorong peserta didik untuk melakukan refleksi, mempelajari • Bagaimana saya akan mengelola lagi, memperbaiki, dan berpikir ulang pengalaman belajar yang mendorong tentang konsep atau materi pelajaran yang peserta didik untuk menjadi pelajar yang telah mereka pelajari? aktif dan mandiri? Bagaimana kekhasan modul ajar pada berbagai jenjang? PAUD. Rencana pembelajaran/modul ajar pada PAUD merupakan dokumen yang setidaknya memuat komponen tujuan pembelajaran, langkah-langkah kegiatan, serta asesmen yang dibutuhkan dalam satu unit/topik berdasarkan alur tujuan pembelajaran atau pada rentang waktu yang telah ditentukan. Pendidikan Khusus. Pengembangan modul ajar, selain sesuai dengan struktur dan komponen di atas, juga sesuai dengan kebutuhan peserta didik berdasarkan hasil asesmen diagnostik sehingga pengembangan modul ajar dimungkinkan dapat terjadi lintas fase dan elemen. Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah 25
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Kesetaraan. Penyusunan langkah-langkah pembelajaran memperhatikan bentuk pembelajaran, yakni tatap muka, tutorial, mandiri ataupun kombinasi secara proporsional dari ketiganya. Pada modul ajar ini, komponen jam pelajaran mengacu pada pemetaan SKK pada tiap mata pelajaran yang dilakukan oleh satuan pendidikan. Satu SKK adalah satu satuan kompetensi yang dicapai melalui pembelajaran 1 (satu) jam tatap muka atau 2 (dua) jam tutorial atau 3 (tiga) jam mandiri, atau kombinasi secara proporsional dari ketiganya. Satu jam tatap muka yang dimaksud adalah satu jam pembelajaran, yaitu sama dengan 35 (tiga puluh lima) menit untuk Program Paket A, 40 (empat puluh) menit untuk Program Paket B, dan 45 (empat puluh lima) menit untuk Program Paket C. SMK, Pada mata pelajaran kejuruan, khususnya mata pelajaran konsentrasi keahlian, modul ajar dilengkapi dengan bahan ajar atau lembar kerja atau latihan-latihan sesuai dengan konsentrasi atau keahlian yang akan dipelajari oleh peserta didik. Modul ajar dapat disusun berdasarkan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) dan/atau disusun bersama mitra dunia kerja. Rencana Asesmen dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Atau Modul Ajar Sebagaimana diperlihatkan dalam Tabel 3.4, a. Asesmen di awal pembelajaran yang baik dalam rencana pelaksanaan pembelajaran dilakukan untuk mengetahui kesiapan maupun modul ajar, rencana asesmen perlu peserta didik untuk mempelajari disertakan dalam perencanaan pembelajaran. materi ajar dan mencapai tujuan Dalam modul ajar, rencana asesmen ini pembelajaran yang direncanakan. dilengkapi dengan instrumen serta cara Asesmen ini termasuk dalam kategori melakukan penilaiannya. Dalam dunia pedagogi asesmen formatif karena ditujukan dan asesmen, terdapat banyak teori dan untuk kebutuhan guru dalam pendekatan asesmen. Bagian ini menjelaskan merancang pembelajaran, tidak untuk konsep asesmen yang dianjurkan dalam keperluan penilaian hasil belajar Kurikulum Merdeka. peserta didik yang dilaporkan dalam rapor. Sebagaimana dinyatakan dalam Prinsip Pembelajaran dan Asesmen (Bab II), asesmen b. Asesmen di dalam proses adalah aktivitas yang menjadi kesatuan dalam pembelajaran yang dilakukan proses pembelajaran. Asesmen dilakukan untuk selama proses pembelajaran untuk mencari bukti ataupun dasar pertimbangan mengetahui perkembangan peserta tentang ketercapaian tujuan pembelajaran. didik dan sekaligus pemberian umpan Maka dari itu, pendidik dianjurkan untuk balik yang cepat. Biasanya asesmen ini melakukan asesmen-asesmen berikut ini: dilakukan sepanjang atau di tengah kegiatan/langkah pembelajaran, dan 1. Asesmen formatif, yaitu asesmen yang dapat juga dilakukan di akhir langkah bertujuan untuk memberikan informasi pembelajaran. Asesmen ini juga atau umpan balik bagi pendidik dan termasuk dalam kategori asesmen peserta didik untuk memperbaiki proses formatif. belajar. 26
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen 2. Asesmen sumatif, yaitu asesmen yang penggunaan teknik dan instrumen asesmen, dilakukan untuk memastikan ketercapaian penentuan kriteria ketercapaian tujuan keseluruhan tujuan pembelajaran. pembelajaran, dan pengolahan hasil asesmen. Asesmen ini dilakukan pada akhir Termasuk dalam keleluasaan ini adalah proses pembelajaran atau dapat juga keputusan tentang penilaian tengah semester. dilakukan sekaligus untuk dua atau lebih Pendidik dan satuan pendidikan berwenang tujuan pembelajaran, sesuai dengan untuk memutuskan perlu atau tidaknya pertimbangan pendidik dan kebijakan melakukan penilaian tersebut. satuan pendidikan. Berbeda dengan asesmen formatif, asesmen sumatif menjadi Pendidik perlu memahami prinsip-prinsip bagian dari perhitungan penilaian di akhir asesmen yang disampaikan dalam Bab II, semester, akhir tahun ajaran, dan/atau di mana salah satu prinsipnya mendorong akhir jenjang. penggunaan berbagai bentuk asesmen, bukan hanya tes tertulis, agar pembelajaran bisa Kedua jenis asesmen ini tidak harus digunakan lebih terfokus pada kegiatan yang bermakna dalam suatu rencana pelaksanaan pembelajaran serta informasi atau umpan balik dari asesmen atau modul ajar, tergantung pada cakupan tentang kemampuan peserta didik juga menjadi tujuan pembelajaran. lebih kaya dan bermanfaat dalam proses perancangan pembelajaran berikutnya. Pendidik adalah sosok yang paling memahami kemajuan belajar peserta didik sehingga Untuk dapat merancang dan melaksanakan pendidik perlu memiliki kompetensi dan pembelajaran dan asesmen sesuai arah keleluasaan untuk melakukan asesmen agar kebijakan Kurikulum Merdeka, berikut ini sesuai dengan kebutuhan peserta didik masing- adalah penjelasan lebih lanjut tentang asesmen masing. Keleluasaan tersebut mencakup formatif dan asesmen sumatif sebagai acuan. perancangan asesmen, waktu pelaksanaan, Asesmen Formatif meningkatkan terus capaiannya. Hal ini merupakan proses belajar yang penting Penilaian atau asesmen formatif bertujuan untuk menjadi pembelajar sepanjang untuk memantau dan memperbaiki proses hayat. pembelajaran, serta mengevaluasi pencapaian tujuan pembelajaran. Asesmen ini dilakukan ■ Bagi pendidik, asesmen formatif untuk mengidentifikasi kebutuhan belajar berguna untuk merefleksikan strategi peserta didik, hambatan atau kesulitan yang pembelajaran yang digunakannya, serta mereka hadapi, dan juga untuk mendapatkan untuk meningkatkan efektivitasnya informasi perkembangan peserta didik. dalam merancang dan melaksanakan Informasi tersebut merupakan umpan balik bagi pembelajaran. Asesmen ini juga peserta didik dan juga pendidik. memberikan informasi tentang kebutuhan belajar individu peserta didik yang ■ Bagi peserta didik, asesmen formatif diajarnya. berguna untuk berefleksi, dengan memonitor kemajuan belajarnya, tantangan yang dialaminya, serta langkah- langkah yang perlu ia lakukan untuk Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah 27
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen Agar asesmen memberikan manfaat tersebut Contoh-contoh pelaksanaan asesmen kepada peserta didik dan pendidik, maka formatif. beberapa hal yang perlu diperhatikan pendidik dalam merancang asesmen formatif, antara lain • Pendidik memulai kegiatan tatap muka sebagai berikut: dengan memberikan pertanyaan berkaitan dengan konsep atau topik yang telah • Asesmen formatif tidak berisiko tinggi (high dipelajari pada pertemuan sebelumnya. stake). Asesmen formatif dirancang untuk tujuan pembelajaran dan tidak seharusnya • Pendidik mengakhiri kegiatan pembelajaran digunakan untuk menentukan nilai rapor, di kelas dengan meminta peserta didik untuk keputusan kenaikan kelas, kelulusan, atau menuliskan 3 hal tentang konsep yang baru keputusan-keputusan penting lainnya. mereka pelajari, 2 hal yang ingin mereka pelajari lebih mendalam, dan 1 hal yang • Asesmen formatif dapat menggunakan mereka belum pahami. berbagai teknik dan/atau instrumen. Suatu asesmen dikategorikan sebagai asesmen • Kegiatan percobaan dilanjutkan dengan formatif apabila tujuannya adalah untuk diskusi terkait proses dan hasil percobaan, meningkatkan kualitas proses belajar. kemudian pendidik memberikan umpan balik terhadap pemahaman peserta didik. • Asesmen formatif dilaksanakan bersamaan dengan proses pembelajaran yang sedang • Pendidik memberikan pertanyaan tertulis, berlangsung sehingga asesmen formatif dan kemudian setelah selesai menjawab pembelajaran menjadi suatu kesatuan. pertanyaan, peserta didik diberikan kunci jawabannya sebagai acuan melakukan • Asesmen formatif dapat menggunakan penilaian diri. metode yang sederhana, sehingga umpan balik hasil asesmen tersebut dapat diperoleh • Penilaian diri, penilaian antarteman, dengan cepat. pemberian umpan balik antar teman dan refleksi. Sebagai contoh, peserta didik • Asesmen formatif yang dilakukan di awal diminta untuk menjelaskan secara lisan atau pembelajaran akan memberikan informasi tulisan (misalnya, menulis surat untuk teman) kepada pendidik tentang kesiapan belajar tentang konsep yang baru dipelajari. peserta didik. Berdasarkan asesmen ini, pendidik perlu menyesuaikan/memodifikasi • Pada PAUD, pelaksanaan asesmen formatif rencana pelaksanaan pembelajarannya dan/ dapat dilakukan dengan melakukan atau membuat diferensiasi pembelajaran observasi terhadap perkembangan anak saat agar sesuai dengan kebutuhan peserta didik. melakukan kegiatan bermain-belajar. • Instrumen asesmen yang digunakan dapat • Pada pendidikan khusus, pelaksanaan memberikan informasi tentang kekuatan, asesmen diagnostik dilakukan untuk hal-hal yang masih perlu ditingkatkan oleh menentukan fase pada peserta didik peserta didik dan mengungkapkan cara sehingga pembelajaran sesuai dengan untuk meningkatkan kualitas tulisan, karya kebutuhan dan karakteristik peserta didik, atau performa yang diberi umpan balik. misalnya: salah satu peserta didik pada kelas Dengan demikian, hasil asesmen tidak X SMALB (Fase E) berdasarkan hasil asesmen sekadar sebuah angka. diagnostik berada pada Fase C sehingga pembelajaran peserta didik tersebut tetap mengikuti hasil asesmen diagnostik yaitu Fase C. 28
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen Asesmen Sumatif atau informasi tambahan untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik, maka Penilaian atau asesmen sumatif pada jenjang dapat melakukan asesmen pada akhir semester. pendidikan dasar dan menengah bertujuan Sebaliknya, jika pendidik merasa bahwa data untuk menilai pencapaian tujuan pembelajaran hasil asesmen yang diperoleh selama 1 semester dan/atau CP peserta didik sebagai dasar telah mencukupi, maka tidak perlu melakukan penentuan kenaikan kelas dan/atau kelulusan asesmen pada akhir semester. Hal yang perlu dari satuan pendidikan. Penilaian pencapaian ditekankan, untuk asesmen sumatif, pendidik hasil belajar peserta didik dilakukan dengan dapat menggunakan teknik dan instrumen yang membandingkan pencapaian hasil belajar beragam, tidak hanya berupa tes, namun dapat peserta didik dengan kriteria ketercapaian menggunakan observasi dan performa (praktik, tujuan pembelajaran. menghasilkan produk, melakukan projek, dan membuat portofolio). Sementara itu, pada pendidikan anak usia dini, asesmen sumatif digunakan untuk mengetahui Merencanakan Asesmen capaian perkembangan peserta didik dan bukan sebagai hasil evaluasi untuk penentuan Apabila pendidik menggunakan modul ajar kenaikan kelas atau kelulusan. Asesmen sumatif yang disediakan, maka ia tidak perlu membuat berbentuk laporan hasil belajar yang berisikan perencanaan asesmen. Namun, bagi pendidik laporan pencapaian pembelajaran dan dapat yang mengembangkan sendiri rencana ditambahkan dengan informasi pertumbuhan pelaksanaan pembelajaran dan/atau modul dan perkembangan anak. ajar, ia perlu merencanakan asesmen formatif yang akan digunakan. Adapun asesmen sumatif dapat berfungsi untuk: • Rencana asesmen dimulai dengan perumusan tujuan asesmen. Tujuan ini tentu • alat ukur untuk mengetahui pencapaian hasil berkaitan erat dengan tujuan pembelajaran. belajar peserta didik dalam satu atau lebih tujuan pembelajaran di periode tertentu; • Setelah tujuan dirumuskan, pendidik memilih dan/atau mengembangkan • mendapatkan nilai capaian hasil belajar instrumen asesmen sesuai tujuan. Beberapa untuk dibandingkan dengan kriteria capaian hal yang perlu diperhatikan dalam yang telah ditetapkan; dan memilih/mengembangkan instrumen, antara lain: karakteristik peserta didik, • menentukan kelanjutan proses belajar siswa kesesuaian asesmen dengan rencana/ di kelas atau jenjang berikutnya. tujuan pembelajaran dan tujuan asesmen, kemudahan penggunaan instrumen untuk Asesmen sumatif dapat dilakukan setelah memberikan umpan balik kepada peserta pembelajaran berakhir, misalnya pada akhir didik dan pendidik. satu lingkup materi (dapat terdiri atas satu atau lebih tujuan pembelajaran), pada akhir semester dan pada akhir fase; khusus asesmen pada akhir semester, asesmen ini bersifat pilihan. Jika pendidik merasa masih memerlukan konfirmasi Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah 29
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen Berikut adalah contoh instrumen penilaian atau asesmen yang dapat menjadi inspirasi bagi pendidik, yaitu: Rubrik Pedoman yang dibuat untuk menilai dan mengevaluasi kualitas capaian kinerja peserta didik sehingga pendidik dapat menyediakan bantuan yang diperlukan Ceklis untuk meningkatkan kinerja. Rubrik juga dapat digunakan oleh pendidik untuk Catatan memusatkan perhatian pada kompetensi yang harus dikuasai. Capaian kinerja Anekdotal dituangkan dalam bentuk kriteria atau dimensi yang akan dinilai yang dibuat secara bertingkat dari kurang sampai terbaik. Grafik Perkembangan Daftar informasi, data, ciri-ciri, karakteristik, atau elemen yang dituju. (Kontinum) Catatan singkat hasil observasi yang difokuskan pada performa dan perilaku yang menonjol, disertai latar belakang kejadian dan hasil analisis atas observasi yang dilakukan. Grafik atau infografik yang menggambarkan tahap perkembangan belajar. Instrumen asesmen dapat dikembangkan berdasarkan teknik penilaian yang digunakan oleh pendidik. Di bawah ini diuraikan contoh teknik asesmen yang dapat diadaptasi, yaitu : Observasi Penilaian peserta didik yang dilakukan secara berkesinambungan melalui Kinerja pengamatan perilaku yang diamati secara berkala. Observasi dapat difokuskan Projek untuk semua peserta didik atau per individu. Observasi dapat dilakukan dalam Tes Tertulis tugas atau aktivitas rutin/harian. Penilaian yang menuntut peserta didik untuk mendemonstrasikan dan mengaplikasikan pengetahuannya ke dalam berbagai macam konteks sesuai dengan kriteria yang diinginkan. Asesmen kinerja dapat berupa praktik, menghasilkan produk, melakukan projek, atau membuat portofolio. Kegiatan penilaian terhadap suatu tugas meliputi kegiatan perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan, yang harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tes dengan soal dan jawaban disajikan secara tertulis untuk mengukur atau memperoleh informasi tentang kemampuan peserta didik. Tes tertulis dapat berbentuk esai, pilihan ganda, uraian, atau bentuk-bentuk tes tertulis lainnya. 30
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen Tes Lisan Pemberian soal/pertanyaan yang menuntut peserta didik menjawab secara lisan, Penugasan dan dapat diberikan secara klasikal ketika pembelajaran. Portofolio Pemberian tugas kepada peserta didik untuk mengukur pengetahuan dan memfasilitasi peserta didik memperoleh atau meningkatkan pengetahuan.` Kumpulan dokumen hasil penilaian, penghargaan, dan karya peserta didik dalam bidang tertentu yang mencerminkan perkembangan (reflektif-integratif) dalam kurun waktu tertentu. Asesmen dapat dilakukan secara berbeda Untuk pendidikan khusus, asesmen di jenjang tertentu, sesuai dengan cenderung lebih beragam karena perlu karakteristiknya. Untuk jenjang PAUD, pendekatan individual. Pada Pendidikan teknik penilaian tidak menggunakan tes Kesetaraan, asesmen mata pelajaran tertulis, melainkan dengan berbagai cara keterampilan dapat berbentuk observasi, yang disesuaikan dengan kondisi satuan demonstrasi, tes lisan, tes tulis, portofolio, PAUD, dengan menekankan pengamatan dan/atau uji kompetensi pada lembaga pada anak secara autentik sesuai preferensi sertifikasi dan kompetensi. satuan pendidikan. Ragam bentuk asesmen yang dapat dilakukan, antara lain: catatan Sementara itu pada SMK, terdapat anekdot, ceklis, hasil karya, portofolio, bentuk penilaian atau asesmen khas yang dokumentasi, dll. membedakan dengan jenjang yang lain, yaitu: a. Asesmen Praktik Kerja Lapangan (PKL) • Asesmen/pengukuran terhadap capaian • Hasil asesmen disampaikan pada rapor pembelajaran selama melaksanakan dengan mencantumkan keterangan pembelajaran di dunia kerja, meliputi industri tentang kinerja secara substansi kompetensi ataupun budaya keseluruhan berdasarkan jurnal PKL, kerja. sertifikat, atau surat keterangan praktek kerja lapangan dari dunia kerja. • Asesmen dilakukan oleh pembimbing/ instruktur dari dunia kerja dan atau • Mendorong peserta didik berkinerja baik bersama dengan guru pendamping. saat melakukan pembelajaran di dunia kerja serta memberikan kebanggaan pada peserta didik. Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah 31
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen b. Uji Kompetensi Kejuruan diperoleh pada tahap pembelajaran sebelumnya. • Asesmen terhadap pencapaian kualifikasi jenjang 2 (dua) atau 3 (tiga) • Dapat berupa observasi, demonstrasi, tes pada KKNI yang dilaksanakan di akhir lisan, tes tulis, dan/atau portofolio sesuai masa studi oleh Lembaga Sertifikasi dengan prosedur yang ditetapkan oleh Profesi (LSP-P1/LSP-2/LSP-3), Panitia dunia kerja, LSP, dan/atau PTUK. Teknis Uji Kompetensi (PTUK), atau satuan pendidikan yang terakreditasi • Hasil dari uji kompetensi adalah predikat bersama dengan dunia kerja. capaian kompetensi sebagaimana ditetapkan oleh penyelenggara dan • Dapat memperhitungkan paspor sertifikat keahlian untuk menghadapi keterampilan (skills passport) yang dunia kerja. c. Ujian Unit Kompetensi • Mendorong pendidik melaksanakan pembelajaran tuntas (mastery learning) • Asesmen terhadap pencapaian satu pada materi kejuruan. Pembelajaran atau beberapa unit kompetensi untuk tuntas dalam hal ini pembelajaran yang mencapai kemampuan melaksanakan menekankan pada pemenuhan unit satu bidang pekerjaan spesifik. atau elemen kompetensi sesuai dengan SKKNI. • Ujian Unit Kompetensi dapat mengujikan beberapa unit kompetensi • Hasil dari ujian unit kompetensi yang membentuk 1 (satu) Skema adalah predikat capaian kompetensi Sertifikasi. sebagaimana ditetapkan oleh penyelenggara, sertifikat keahlian, • Ujian Unit Kompetensi dapat dan/atau skill passport sebagai bekal dilaksanakan setiap tahun atau semester menghadapi Uji Kompetensi Keahlian di oleh satuan pendidikan terakreditasi. akhir masa pembelajaran. • Dapat berupa observasi, demonstrasi, tes lisan, tes tulis, dan/atau portofolio. Menentukan Ketercapaian Tujuan Pembelajaran Untuk mengetahui apakah peserta didik baik dalam bentuk rencana pelaksanaan telah berhasil mencapai tujuan pembelajaran, pembelajaran ataupun modul ajar. pendidik perlu menetapkan kriteria atau indikator ketercapaian tujuan pembelajaran. Kriteria ketercapaian ini juga menjadi salah Kriteria ini dikembangkan saat pendidik satu pertimbangan dalam memilih/membuat merencanakan asesmen, yang dilakukan saat instrumen asesmen, karena belum tentu suatu pendidik menyusun perencanaan pembelajaran, asesmen sesuai dengan tujuan dan kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran. Kriteria 32
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen ini merupakan penjelasan (deskripsi) tentang beberapa pendekatan, di antaranya: (1) kemampuan apa yang perlu ditunjukkan/ menggunakan deskripsi sehingga apabila didemonstrasikan peserta didik sebagai bukti peserta didik tidak mencapai kriteria tersebut bahwa ia telah mencapai tujuan pembelajaran. maka dianggap belum mencapai tujuan Dengan demikian, pendidik tidak disarankan pembelajaran, (2) menggunakan rubrik untuk menggunakan angka mutlak (misalnya, yang dapat mengidentifikasi sejauh mana 75, 80, dan sebagainya) sebagai kriteria. Yang peserta didik mencapai tujuan pembelajaran, paling disarankan adalah menggunakan (3) menggunakan skala atau interval nilai, deskripsi, namun jika dibutuhkan, maka atau pendekatan lainnya sesuai dengan pendidik diperkenankan untuk menggunakan kebutuhan dan kesiapan pendidik dalam interval nilai (misalnya 70 - 85, 85 - 100, dan mengembangkannya. Berikut adalah contoh- sebagainya). contoh pendekatan yang dimaksud. Dengan demikian, kriteria yang digunakan Contoh salah satu tujuan pembelajaran mata untuk menentukan apakah peserta didik pelajaran Bahasa Indonesia Fase C: “peserta telah mencapai tujuan pembelajaran dapat didik mampu menulis laporan hasil pengamatan dikembangkan pendidik dengan menggunakan dan wawancara” Pendekatan 1: Menggunakan deskripsi kriteria Contohnya, dalam tugas menulis laporan, pengamatan, dan pengalaman secara jelas. pendidik menetapkan kriteria ketuntasan: Laporan menjelaskan hubungan kausalitas Laporan peserta didik menunjukkan yang logis disertai dengan argumen yang logis kemampuannya menulis teks eksplanasi, hasil sehingga dapat meyakinkan pembaca. Tabel 3.6. Contoh Deskripsi Kriteria untuk Ketuntasan Tujuan Pembelajaran Kriteria Tidak memadai Memadai Laporan menunjukkan kemampuan penulisan teks eksplanasi dengan runtut. Laporan menunjukkan hasil pengamatan yang jelas. Laporan menceritakan pengalaman secara jelas. Laporan menjelaskan hubungan kausalitas yang logis disertai dengan argumen yang logis sehingga dapat meyakinkan pembaca. Kesimpulan: Peserta didik dianggap mencapai tujuan pembelajaran jika minimal 3 kriteria memadai. Jika ada dua kriteria masuk kategori tidak tuntas, maka perlu dilakukan intervensi agar pencapaian peserta didik ini bisa diperbaiki Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah 33
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen Pendidik dapat menggunakan rubrik ini untuk kriteria dari tujuan pembelajaran seperti contoh di atas, atau dapat pula menggunakan tujuan-tujuan pembelajaran untuk menentukan ketuntasan CP pada satu fase. Pendekatan 2: menggunakan rubrik Pendidik menggunakan rubrik ini untuk mengevaluasi laporan yang dihasilkan oleh Contohnya, dalam tugas menulis laporan, peserta didik. pendidik menetapkan kriteria ketuntasan yang terdiri atas dua bagian: Isi laporan dan penulisan. Dalam rubrik terdapat empat tahap pencapaian, dari baru berkembang, layak, cakap hingga mahir. Dalam setiap tahapan ada deskripsi yang menjelaskan performa peserta didik. Tabel 3.7. Contoh Rubrik untuk Kriteria Ketuntasan Tujuan Pembelajaran Isi laporan Baru Layak Cakap Mahir berkembang Mampu Mampu Mampu Belum mampu menulis teks menulis teks menulis teks menulis teks eksplanasi, hasil eksplanasi, hasil eksplanasi, hasil eksplanasi, hasil pengamatan, pengamatan, pengamatan, pengamatan, dan pengalaman dan pengalaman dan pengalaman dan pengalaman secara jelas. secara jelas. secara jelas. belum jelas Laporan Laporan Laporan tertuang dalam menunjukkan menjelaskan menjelaskan tulisan. Ide hubungan yang hubungan hubungan dan informasi jelas di sebagian kausalitas yang kausalitas yang dalam laporan paragraf. logis disertai logis disertai tercampur dan dengan argumen dengan argumen hubungan antara yang logis yang logis paragraf tidak sehingga dapat sehingga dapat berhubungan. meyakinkan meyakinkan pembaca. pembaca serta ada fakta-fakta pendukung yang relevan. 34
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen Baru Layak Cakap Mahir berkembang Penulisan Belum Sebagian Sebagian besar Semua tanda (tanda menggunakan tanda baca dan tanda baca dan baca dan baca dan tanda baca dan huruf kapital huruf kapital huruf kapital huruf huruf kapital digunakan secara digunakan secara digunakan secara kapital) atau sebagian tepat. tepat. tepat. besar tidak digunakan secara tepat. Kesimpulan: Peserta didik dianggap sudah mencapai tujuan pembelajaran jika kedua kriteria di atas mencapai minimal tahap cakap. Pendekatan 3: menggunakan interval nilai Bila peserta didik dapat mengerjakan 16 dari 20 soal (dengan bobot yang sama), maka Untuk menggunakan interval, pendidik dan/ ia mendapatkan nilai 80%. Sehingga dapat atau satuan pendidikan dapat menggunakan disimpulkan bahwa peserta didik tersebut rubrik maupun nilai dari tes. Pendidik sudah mencapai ketuntasan dan tidak perlu menentukan terlebih dahulu intervalnya dan remedial. tindak lanjut yang akan dilakukan untuk para peserta didik. Contoh b. Pendidik dapat menggunakan interval nilai yang diolah dari rubrik. Seperti Contoh a. Untuk nilai yang berasal dari nilai dalam tugas menulis laporan, pendidik dapat tes tertulis atau ujian, pendidik menentukan menetapkan empat kriteria ketuntasan: interval nilai. Setelah mendapatkan hasil tes, pendidik dapat langsung menilai hasil kerja • menunjukkan kemampuan penulisan teks peserta didik dan menentukan tindak lanjut eksplanasi dengan runtut sesuai dengan intervalnya. • menunjukkan hasil pengamatan yang jelas 0 - 40% • menceritakan pengalaman secara jelas belum mencapai, remedial di seluruh bagian • menjelaskan hubungan kausalitas yang logis 41 - 65 % disertai dengan argumen yang logis sehingga belum mencapai ketuntasan, remedial di bagian dapat meyakinkan pembaca yang diperlukan Untuk setiap kriteria terdapat 4 (empat) skala 66 - 85 % pencapaian (1-4). sudah mencapai ketuntasan, tidak perlu Pendidik membandingkan hasil tulisan peserta remedial didik dengan rubrik untuk menentukan ketercapaian peserta didik. 86 - 100% sudah mencapai ketuntasan, perlu pengayaan atau tantangan lebih Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah 35
Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen Tabel 3.8. Contoh Kriteria Ketuntasan Tujuan Pembelajaran Menggunakan Interval Kriteria Ketuntasan belum muncul muncul sudah muncul terlihat pada (1) sebagian kecil di sebagian keseluruhan besar (2) (3) teks (4) Menunjukkan kemampuan penulisan teks eksplanasi dengan runtut Laporan menunjukkan hasil pengamatan yang jelas Laporan menceritakan pengalaman secara jelas. Laporan menjelaskan hubungan kausalitas yang logis disertai dengan argumen yang logis sehingga dapat meyakinkan pembaca. Diasumsikan untuk setiap kriteria memiliki 0 - 40% bobot yang sama sehingga pembagi belum mencapai, remedial di seluruh bagian merupakan total dari jumlah kriteria (dalam hal ini 4 kriteria) dan nilai maksimum (dalam hal ini 41 - 60% nilai maksimumnya 4). Satuan pendidikan dan/ belum mencapai ketuntasan, remedial di bagian atau guru dapat memberikan bobot sehingga yang diperlukan penghitungan disesuaikan dengan bobot kriteria. 61 - 80% sudah mencapai ketuntasan, tidak perlu Setelah mendapatkan nilai (baik dari rubrik remedial ataupun nilai dari tes), pendidik dan/atau satuan pendidikan dapat menentukan interval 81 - 100% nilai untuk menentukan ketuntasan dan tindak sudah mencapai ketuntasan, perlu pengayaan lanjut sesuai dengan intervalnya. atau tantangan lebih Pada contoh di atas, pendidik hanya menggunakan rubrik dan diambil kesimpulan bahwa peserta didik di atas sudah menuntaskan tujuan pembelajaran, karena sebagian besar kriteria sudah tercapai. 36
Pelaksanaan Pembelajaran dan Asesmen 4 Pelaksanaan Pembelajaran dan Asesmen Kurikulum Merdeka menekankan pentingnya • Melaksanakan asesmen di akhir keterpaduan pembelajaran dengan asesmen, pembelajaran untuk mengetahui terutama asesmen formatif, sebagai suatu siklus ketercapaian tujuan pembelajaran. Asesmen belajar. Prinsip Pembelajaran dan Asesmen (Bab ini dapat digunakan sebagai asesmen awal II) mengindikasikan pentingnya pengembangan pada pembelajaran berikutnya. strategi pembelajaran sesuai dengan tahap capaian belajar peserta didik atau yang Berdasarkan hasil asesmen di awal dikenal juga dengan istilah teaching at the pembelajaran, pendidik perlu berupaya untuk right level (TaRL). Pembelajaran ini dilakukan menyesuaikan strategi pembelajaran agar dengan memberikan materi pembelajaran sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik. yang bervariasi sesuai dengan pemahaman Namun demikian, bagi sebagian pendidik peserta didik. Tujuan dari diferensiasi ini melakukan pembelajaran terdiferensiasi adalah agar setiap anak dapat mencapai bukanlah hal yang sederhana untuk dilakukan. tujuan pembelajaran yang diharapkan. Dengan Sebagian pendidik mengalami tantangan demikian, pembelajaran yang berorientasi karena keterbatasan waktu untuk merancang pada kompetensi membutuhkan asesmen pembelajaran yang berbeda-beda berdasarkan yang bervariasi dan berkala. Pendekatan kebutuhan individu peserta didik. Sebagian pembelajaran seperti inilah yang sangat yang lain mengalami kesulitan untuk dikuatkan dalam Kurikulum Merdeka. mengelompokkan peserta didik berdasarkan kesiapan karena jumlah peserta didik yang Berikut ini adalah ilustrasi siklus perencanaan banyak dan ruangan kelas yang terbatas. dan pelaksanaan pembelajaran dan asesmen: Memahami adanya tantangan-tantangan • Pendidik menyusun rencana pelaksanaan tersebut, maka pendidik sebaiknya pembelajaran, termasuk di dalamnya rencana menyesuaikan dengan kesiapan pendidik serta asesmen formatif yang akan dilakukan di kondisi yang dihadapi pendidik. Beberapa awal pembelajaran dan asesmen di akhir alternatif pendekatan pembelajaran sesuai pembelajaran tahap capaian peserta didik yang dapat dilakukan pendidik adalah sebagai berikut: • Pendidik melakukan asesmen di awal pembelajaran untuk menilai kesiapan setiap ■ Alternatif 1: Berdasarkan asesmen yang individu peserta didik untuk mempelajari dilakukan di awal pembelajaran, peserta materi yang telah dirancang didik di kelas yang sama dibagi menjadi dua atau lebih kelompok menurut capaian • Berdasarkan hasil asesmen, pendidik belajar mereka, dan keduanya diajarkan memodifikasi rencana yang dibuatnya dan/ oleh guru yang sama atau disertai guru atau membuat penyesuaian untuk sebagian pendamping/asisten. Selain itu, satuan peserta didik pendidikan juga menyelenggarakan program pelajaran tambahan untuk peserta • Melaksanakan pembelajaran dan didik yang belum siap untuk belajar sesuai menggunakan berbagai metode asesmen dengan fase di kelasnya. formatif untuk memonitor kemajuan belajar Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah 37
Pelaksanaan Pembelajaran dan Asesmen ■ Alternatif 2: Berdasarkan asesmen yang Untuk menghindari dampak negatif dilakukan di awal pembelajaran, peserta sebagaimana dijelaskan di atas, hal yang didik di kelas yang sama dibagi menjadi dapat dilakukan ketika mengelompokkan dua atau lebih kelompok menurut capaian peserta didik untuk keperluan pembelajaran belajar mereka, dan keduanya diajarkan terdiferensiasi sesuai dengan tahap capaian oleh guru yang sama atau disertai guru peserta didik, antara lain sebagai berikut. pendamping/asisten. • Pembelajaran dalam kelompok kecil adalah ■ Alternatif 3: Berdasarkan asesmen metode yang biasa dilakukan peserta didik. yang dilakukan di awal pembelajaran, Ada kalanya pendidik membagi kelompok pendidik mengajar seluruh peserta didik berdasarkan minat (misalnya, kesamaan di kelasnya sesuai dengan hasil asesmen minat permainan olahraga dalam mata tersebut. Untuk sebagian kecil peserta didik pelajaran PJOK), melakukan pengamatan yang belum siap, pendidik memberikan atau eksperimen dalam mapel IPA secara pendampingan setelah jam pelajaran berkelompok yang ditetapkan secara acak berakhir. oleh pendidik, dan sebagainya sehingga pengelompokan berdasarkan kemampuan Pendidik dan satuan pendidikan dapat memilih akademik dalam suatu pertemuan adalah hal strategi pembelajaran sesuai dengan tahap yang biasa. capaian peserta didik dari tiga alternatif pilihan di atas maupun merancang sendiri • Pengelompokan berdasarkan kemampuan pendekatan yang akan digunakannya. berubah sesuai dengan kompetensi yang Namun demikian, hal penting yang perlu menjadi kekuatan peserta didik, tidak diperhatikan dalam melakukan pembelajaran permanen sepanjang tahun atau semester, terdiferensiasi menurut kesiapan peserta dan tidak berlaku di semua mata pelajaran. didik tersebut adalah bahwa pengelompokan Misalnya, di mata pelajaran bahasa Indonesia peserta didik berdasarkan capaian atau hasil peserta didik A tergabung dalam kelompok asesmen tidak mengarah pada terbentuknya yang masih butuh bimbingan, tetapi pada persepsi tentang pengkategorian peserta pelajaran IPA peserta didik A tergabung didik ke dalam kelompok yang “pintar” dan dalam kelompok yang sudah mahir. tidak. Terbentuknya kelompok “unggulan” hingga kelompok yang dinilai paling rendah • Bagi peserta didik yang sudah mahir perlu kemampuannya dapat menyebabkan dipikirkan bentuk-bentuk tantangan yang diskriminasi terhadap peserta didik. Mereka lebih beragam, menjadi tutor sebaya bisa yang ditempatkan pada kelompok yang menjadi salah satu opsi, namun perlu paling marginal akan cenderung menilai diri dipikirkan bahwa tidak semua siswa memiliki mereka sebagai individu yang tidak memiliki kompetensi mengajar dan tanggung jawab kemampuan untuk belajar sebagaimana teman- memfasilitasi tetap sepenuhnya ada di temannya yang lain. Demikian pula pendidik pendidik. sering tanpa sadar memiliki harapan atau ekspektasi yang rendah terhadap peserta didik • Perlu ada peran-peran beragam yang bisa yang sudah dianggap kurang berbakat atau dipilih oleh peserta didik untuk memperkaya kurang mampu secara akademik. Akibatnya, atau mendalami kompetensi yang dibangun. mereka akan terus terpinggirkan. Misalnya, di awal tahun ajaran pendidik mengajak peserta didik berdiskusi mengenai peran-peran apa yang dibutuhkan, setiap peran bisa diambil oleh peserta didik secara bergantian. 38
Pelaksanaan Pembelajaran dan Asesmen Dalam proses pembelajaran, salah satu ■ Proses (cara mengajarkan). Proses diferensiasi yang dapat dilakukan pendidik pembelajaran dan bentuk pendampingan adalah diferensiasi berdasarkan konten/ dapat didiferensiasi sesuai kesiapan peserta materi, proses, dan/atau produk yang didik, bagi siswa yang membutuhkan dihasilkan peserta didik. Sebagai contoh, bimbingan pendidik perlu mengajarkan ketika mengajarkan materi tertentu, peserta secara langsung, bagi peserta didik didik yang perlu bimbingan dapat difokuskan yang cukup mahir dapat diawali dengan hanya pada 3 (tiga) poin penting saja, Modeling yang dikombinasi dengan kerja sementara untuk peserta didik yang sudah mandiri, praktik, dan peninjauan ulang cukup memahami materi dapat mempelajari (review), bagi peserta didik yang sangat seluruh topik; dan peserta didik yang mahir mahir dapat diberikan beberapa pemantik dapat melakukan pendalaman materi di luar untuk tugas mandiri kepada peserta didik materi yang diajarkan. Begitu juga dengan yang sangat mahir. tagihan atau produk, peserta didik yang perlu bimbingan dapat bekerja kelompok ■ Produk (luaran atau performa yang akan dengan mengumpulkan satu lembar hasil dihasilkan). Diferensiasi pembelajaran kerja, sementara untuk peserta didik yang juga dapat dilakukan melalui produk cukup mahir dapat mengumpulkan 5 (lima) yang dihasilkan. Contohnya, bagi peserta lembar hasil kerja mandiri, dan peserta didik didik yang memerlukan bimbingan yang sudah mahir dapat mempresentasikan bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan hasil kerja menggunakan power point dengan mengenai konten inti materi, sedangkan dilengkapi gambar dan grafis. bagi peserta didik yang cukup mahir dapat membuat presentasi yang menjelaskan Contoh diferensiasi pembelajaran 1 penyelesaian masalah sederhana, dan bagi peserta yang sangat mahir bisa Dalam melakukan pembelajaran terdiferensiasi membuat sebuah inovasi atau menelaah pendidik dapat memilih salah satu atau permasalahan yang lebih kompleks. kombinasi ketiga cara di bawah ini. ■ Konten (materi yang akan diajarkan). Bagi peserta didik yang memerlukan bimbingan dapat mempelajari 3 (tiga) hal terpenting terkait materi, bagi siswa yang cukup mahir dapat mempelajari keseluruhan materi dan bagi peserta didik yang sudah sangat mahir dapat diberikan pengayaan. Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah 39
Pelaksanaan Pembelajaran dan Asesmen Tabel 4.1. contoh diferensiasi pembelajaran 2 Instrumen asesmen awal pembelajaran yang digunakan adalah soal isian singkat dan soal cerita yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari terkait keliling segiempat, segitiga, dan lingkaran. Atas jawaban peserta didik, pendidik mengidentifikasi kesiapan peserta didik di kelasnya, yaitu: 1. Mayoritas peserta didik telah memahami konsep keliling dan dapat menghitung keliling bangun datar. 2. Beberapa peserta didik dapat memahami konsep keliling, namun belum lancar dalam menghitung keliling bangun datar. 3. Beberapa peserta didik belum memahami konsep keliling. Berdasarkan data tersebut, pendidik melakukan pembelajaran terdiferensiasi sebagai berikut: Kesiapan Mayoritas peserta Beberapa peserta didik Beberapa peserta Belajar didik telah dapat memahami konsep didik belum memahami konsep keliling, namun belum memahami keliling dan dapat lancar dalam menghitung konsep keliling. menghitung keliling keliling bangun datar. bangun datar. Pembelajaran • Peserta didik • Pendidik menjelaskan cara menghitung terdiferensiasi mengerjakan soal- keliling bangun datar soal yang lebih menantang yang • Peserta didik diberi latihan untuk berkelompok mengaplikasikan menghitung keliling bangun datar dengan konsep keliling menggunakan bantuan benda-benda konkret. dalam kehidupan sehari-hari. • Jika mengalami kesulian, peserta didik diminta mengajukan pertanyaan kepada • Peserta didik 3 teman sebelum bertanya langsung bekerja secara kepada pendidik. Pendidik akan sesekali mandiri dan mendampingi kelompok untuk memastikan saling memeriksa agar tidak terjadi miskonsepsi. pekerjaan masing-masing. *Sumber: Diadaptasi dari LMS/Materi Guru Penggerak 40
Pengolahan dan Pelaporan Hasil Asesmen 5 Pengolahan dan Pelaporan Hasil Asesmen Ringkasan Bab Pengolahan Hasil Asesmen Pelaporan Hasil belajar A. Pengolahan Hasil Asesmen Pengolahan hasil asesmen dilakukan dengan menganalisis secara kuantitatif dan/atau kualitatif terhadap hasil asesmen. Hasil asesmen untuk setiap Tujuan Pembelajaran diperoleh melalui data kualitatif (hasil amatan atau rubrik) maupun data kuantitatif (berupa angka). Data-data ini diperoleh dengan membandingkan pencapaian hasil belajar peserta didik dengan kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran, baik pada capaian pembelajaran di akhir fase, maupun tujuan-tujuan pembelajaran turunannya. 1. Mengolah hasil asesmen dalam satu tujuan pembelajaran Asesmen sumatif dilaksanakan secara yang dapat dimanfaatkan di lingkungan sekitar, periodik setiap selesai satu atau lebih tujuan pembelajaran. Hasil asesmen perlu diolah dengan indikator terdiri atas: 1) mampu menjadi capaian dari tujuan pembelajaran menguraikan manfaat sumber energi; dan setiap peserta didik. Pendidik dapat 2) mampu melakukan pengamatan sesuai menggunakan data kualitatif sebagai hasil prosedur. Indikator 1 menggunakan teknik asesmen tujuan pemeblajaran peserta didik. tes tertulis pilihan ganda atau essay, indikator Namun, dapat juga menggunakan data 2 menggunakan unjuk kerja. Hasil asesmen kuantitaif dan mendsikripsikannya secara sumatif peserta didik dipetakan ke dalam 4 kualitatif. Pendidik diberi keleluasaan untuk kualitas, yaitu 1) perlu bimbingan, 2) cukup, 3) mengolah data kuantitatif, baik secara rerata baik, dan 4) sangat baik. Pendidik juga dapat maupun proporsional. menentukan angka kuantitatif pada setiap kualitas yang disajikan, misalnya untuk kriteria Contoh: perlu bimbingan antara 0-60, kriteria cukup Pendidik telah melaksanakan asesmen untuk antara 61-70, kriteria baik antara 71-80, dan salah satu tujuan pembelajaran mata pelajaran sangat antara 81-100.Maka rubrik penilaiannya IPAS Fase C: Menyelidiki ragam sumber energi dapat ditunjukkan pada tabel di bawah ini. Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah 41
Pengolahan dan Pelaporan Hasil Asesmen Tabel 5.1. Rubrik tujuan pembelajaran: Menyelidiki ragam sumber energi yang dapat dimanfaatkan di lingkungan sekitar Bukti (evidence) Perlu Cukup Baik Sangat Baik Tujuan Bimbingan (61 - 70) (71 - 80) (81 - 100) Pembelajaran (0 - 60) Menguraikan Menguraikan Menguraikan 1. Mampu Belum mampu 1 contoh 2 contoh lebih dari menguraikan menguraikan manfaat manfaat 2 contoh manfaat manfaat sumber energi sumber energi manfaat sumber energi sumber energi sumber energi Melakukan Melakukan 2. Mampu Memerlukan prosedur prosedur Mampu melakukan bimbingan pengamatan pengamatan mengarahkan pengamatan dalam secara mandiri, secara mandiri teman yang sesuai melakukan namun masih dengan tepat lain dalam prosedur prosedur ditemukan melakukan pengamatan 1 atau 2 kali prosedur kesalahan pengamatan Pendidik menentukan kriteria ketercapaian Berdasarkan hasil asesmen pilihan ganda/ tujuan pembelajaran pada kualitas yang esai untuk indikator 1 dan unjuk kerja untuk diyakininya, misalkan pada kualitas cukup, indikator 2 yang telah dilaksanakan pendidik, peserta didik dianggap telah mencapai kriteria untuk pengolahan hasil asesmen tujuan ketercapaian kompetensi. pembelajaran dapat disajikan seperti dalam tabel berikut ini. Tabel 5.1. Hasil asesmen tujuan pembelajaran: Menyelidiki ragam sumber energi yang dapat dimanfaatkan di lingkungan sekitar Nama Kualitas Bukti Kualitas Deskripsi Nilai (evidence) 1 Kualitas Bukti Amar 72 (evidence) Badu Indikator 2 (59)* Baik (75) Cukup (69) Mampu menguraikan 2 contoh manfaat sumber energi dan dapat melakukan prosedur pengamatan secara mandiri meskipun masih ditemukan 1 atau 2 kali kesalahan Perlu Cukup (63) Belum mampu menguraikan manfaat bimbingan sumber energi tetapi dapat melakukan (55) prosedur pengamatan secara mandiri meskipun masih ditemukan 1 atau 2 kali kesalahan 42
Search
Read the Text Version
- 1
- 2
- 3
- 4
- 5
- 6
- 7
- 8
- 9
- 10
- 11
- 12
- 13
- 14
- 15
- 16
- 17
- 18
- 19
- 20
- 21
- 22
- 23
- 24
- 25
- 26
- 27
- 28
- 29
- 30
- 31
- 32
- 33
- 34
- 35
- 36
- 37
- 38
- 39
- 40
- 41
- 42
- 43
- 44
- 45
- 46
- 47
- 48
- 49
- 50
- 51
- 52
- 53
- 54
- 55
- 56
- 57
- 58
- 59
- 60
- 61
- 62
- 63
- 64
- 65
- 66
- 67
- 68
- 69
- 70
- 71
- 72
- 73
- 74
- 75
- 76
- 77
- 78
- 79
- 80
- 81
- 82
- 83
- 84
- 85
- 86
- 87
- 88
- 89
- 90
- 91
- 92
- 93
- 94
- 95
- 96
- 97
- 98
- 99
- 100
- 101
- 102
- 103
- 104
- 105
- 106
- 107
- 108
- 109
- 110
- 111
- 112
- 113
- 114
- 115
- 116
- 117