BAGIAN PERTAMA PENGETAHUAN ILMIAH UMUM / POPULER MASALAH KESEHATAN JANTUNG Dr.dr. Khalid Saleh, SpPD-KKV, FINASIM, Mkes DIVISI KARDIOLOGI, DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT DALAM DEPARTEMEN KARDIOLOGI DAN KEDOKTERAN VASKULER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN INSTALASI PUSAT JANTUNG TERPADU (CARDIAC CENTRE) RSUP Dr. WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR, TAHUN 2021 1|Masalah Kesehatan Jantung, 2021
MASALAH KESEHATAN JANTUNG Dr.dr. Khalid Saleh, SpPD-KKV, FINASIM, Mkes (BAGIAN PERTAMA) 2|Masalah Kesehatan Jantung, 2021
KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena buku digital ini telah selesai disusun. Buku ini disusun agar dapat membantu para mahasiswa dan masyarakat umum untuk mengetahui masalah Kesehatan jantung dimana diharapkan para pembaca dapat mengetahui dan menyimak secara umum dari penyakit penyakit terkait jantung . Perlu diketahui berbagai informasi / tulisan terkait masalah jantung dapat diperoleh dimana saja khususnya di media sosial, media cetak dan elektronik serta buku-buku kesehatan/kedokteran dan majalah lainnya. Sehingga dengan adanya buku digital ini bisa menambah media untuk membacanya, Penulis pun menyadari jika didalam penyusunan buku ini mempunyai kekurangan, namun penulis meyakini sepenuhnya bahwa sekecil apapun buku ini tetap akan memberikan sebuah manfaat bagi pembaca. Akhir kata untuk penyempurnaan buku ini, maka kritik dan saran dari pembaca sangatlah berguna untuk penulis kedepannya. Makassar, Februari 2021 Penulis 3|Masalah Kesehatan Jantung, 2021
DAFTAR ISI 3 4 KATA PENGANTAR ………………………………………………………………………. 8 DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………… 8 9 BAB I APA ITU SERANGAN JANTUNG ??? 9 10 Pengertian Serangan Jjantung …………………………………… 10 Penyebab terjadinya serangan Jantung ………………………… Gejala Serangan Jantung …………………………………………. Pengobatan Serangan Jantung …………………………………… Pencegahan Serangan Jantung …………………………………. Perubahan Gaya Hidup Setelah Serangan Jantung …………. BAB II PENYAKIT JANTUNG PADA KEHAMILAN 11 12 Pendahuluan ……………………….…………………………………… Apa yang terjadi saat hamil? ………………………………………. 13 Apa akibat penyakit jantung pada ibu hamil terhadap janin 13 dalam kandungan ……………………………………………………………. 14 Apa yang harus saya lakukan ketika hamil dengan keadaan 15 15 sakit jantung? ……………………………………………………………………. Obat-obatan jantung dan kehamilan ………………………………….. Kesimpulan ……………………………………………………………… Saran ……………………………………………………………………… BAB III HENTI JANTUNG MENDADAK (SUDDEN CARDIAC ARREST) Pendahuluan ……………………….…………………………………… 16 Apa itu cardiac arrest (henti jantung)? …………………………. 16 Penyebab Henti jantung mendadak …………………………… 17 Gejala Henti Jantung Mendadak ………………………………….. 17 4|Masalah Kesehatan Jantung, 2021
Kapan Harus ke Dokter ………………………………………….. 18 18 Diagnosis Henti Jantung Mendadak ……………………………… 19 20 Faktor- faktor risiko ………………………………………………… 21 Pengobatan Henti Jantung Mendadak …………………………. Pencegahan Henti Jantung Mendadak ………………………….. BAB IV OLAH RAGA BAGI PENDERITA PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK) Pendahuluan ……………………….…………………………………… 22 Apa Itu Penyakit Jantung Koroner ? …………………………….. 23 Latihan Fisik pada Penderita Penyakit Jantung Koroner ……. 24 Jenis Latihan Yang Dapat Anda Lakukan ……………………… 25 Berhenti Berolahraga dan Beristirahat jika Anda Memiliki 27 Gejala Berikut …………………………………………………………. BAB V MENGENAL GAGAL JANTUNG 28 28 Pendahuluan ……………………….…………………………………… 29 Penyebab ………………………………………………………………… 29 Jenis gagal jantung …………………………………………………… 30 Diagnosis gagal jantung ……………………………………………. 30 Gejala dan tanda-tanda ……………………………………………. 30 Pemeriksaan laboratorium ……………………………………….. 31 Pemeriksaan EKG ……………………………………………………….. 32 Pemeriksaan Radiologi (Foto Thoraks) ……………………….. Penatalaksanaan ………………………………………………………… BAB VI UPAYA UPAYA PENCEGAHAN PENYAKIT JANTUNG KORONER Pendahuluan ……………………….…………………………………… 34 5|Masalah Kesehatan Jantung, 2021
Upaya upaya pencegahan PJK 35 i. Kadar kolesterol yang tinggi dalam darah ……….. 35 ii. Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi) …………………… 36 iii. Merokok ……………………………………………………….. 36 iv. Kencing Manis (Diabetes Melitus = DM) …………….. 37 v. Kegemukan …………………………………………………. 37 vi. Stres dan kepribadian ……………………………………. 38 vii. Kurangnya Latihan Jasmani ……………………………….. BAB VII MENGENAL GANGGUAN IRAMA JANTUNG (ARITMIA) 40 40 Pengertian Aritmia ………………………………………………….. 41 Gejala Aritmia ………………………………………………………….. 42 Penyebab Aritmia …………………………………………………….. 42 Diagnosis Aritmia …………………………………………………….. 43 Pengobatan Aritmia ………………………………………………….. Pencegahan Aritmia …………………………………………………. 44 45 BAB VIII OBESITAS DAN PENYAKIT KARDIOVASKULAR 45 47 Pendahuluan …………………………………………………………… 48 49 Penyebab Obesitas ……………………………………………….. Bagaimana obesitas menyebabkan serangan jantung? ……… Efek Berbahaya Obesitas pada Jantung ……………………….. Cara mengurangi risiko obesitas dan serangan jantung …….. Penutup ………………………………………………………………….. BAB IX PENGARUH FRK NON TRADISIONAL (FOKUS MMP-9 & TNF- α) TERHADAP KEJADIAN ATEROSKELEROSIS PADA PENYAKIT JANTUNG KORONER Pendahuluan ……………………………………………………………. 50 Penyakit Jantung Koroner ………………………………………….. 51 6|Masalah Kesehatan Jantung, 2021
Faktor risiko non tradisional atherosklerosis .................... 52 Penutup …………………………………………………………………. 57 BAB X BEBERAPA ASPEK PENYAKIT JANTUNG HIPERTENSI (HIPERTENSI HEARD DISEASE/HHD) Pendahuluan ……………………………………………………………. 58 58 Etiologi …………………………………………………………………….. 59 60 Epidemiologi ……………………………………………………………… 62 63 Anamnesis dan pemeriksaan fisis ………………………………. 64 64 Evaluasi ………………………………………………………………….. 65 66 Penanganan ……………………………………………………………. Diagnosis Banding ……………………………………………………….. Prognosis ……………………………………………………………… Komplikasi ……………………………………………………………… Pencegahan dan edukasi pasien ……………………………….. 7|Masalah Kesehatan Jantung, 2021
1 APA ITU SERANGAN JANTUNG ??? Pengertian Serangan Jantung Serangan jantung adalah kondisi di mana terjadi penggumpalan darah yang menghambat aliran darah ke jantung, hal ini menyebabkan jaringan kehilangan oksigen dan mati. Anda bisa jatuh tiba-tiba tanpa peringatan apapun diakibatkan jantung berhenti berdetak karena pasokan darah menuju ke jantung terhambat. Ketika jantung Anda berhenti berdetak, dan aliran darah ke otak dan organ lainnya terhenti. Dalam hitungan detik, Anda berhenti bernapas dan tidak memiliki denyut nadi. Inilah yang disebut serangan jantung tiba-tiba. Penyebab Terjadinya Serangan Jantung Penyebab utama terjadinya serangan jantung adalah penyakit jantung koroner. Penyakit jantung koroner terjadi karena tersumbatnya pembuluh darah utama yang memasok darah ke jantung (pembuluh koroner). Sumbatan ini disebabkan oleh timbunan kolesterol berupa plak yang menempel di dinding pembuluh darah. Plak yang retak akan mengakibatkan terjadinya penggumpalan darah. Akhirnya, penggumpalan darah ini akan menghambat pasokan darah dan oksigen ke jantung melalui pembuluh koroner. Kondisi inilah yang akhirnya menyebabkan terjadinya serangan jantung. Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung koroner, antara lain: Merokok. Diabetes. Kolesterol tinggi. Tekanan darah tinggi. Kebiasaan mengonsumsi makanan berlemak. Berat badan berlebih atau obesitas Hal-hal lain yang dapat meningkatkan potensi Anda untuk serangan jantung meliputi: 8|Masalah Kesehatan Jantung, 2021
Jenis kelamin laki-laki. Risiko lebih tinggi untuk laki-laki setelah usia 45 tahun dan untuk wanita setelah usia 55 tahun Adanya serangan jantung sebelumnya atau penyakit jantung. Riwayat keluarga serangan jantung atau penyakit jantung. Gejala Serangan Jantung Serangan jantung bisa muncul secara tiba-tiba, namun terkadang, bisa juga muncul tanda dan gejala awal sebelum mengalami serangan jantung.. Gejala awal biasanya berupa sakit pada bagian dada atau angina. Kondisi ini dipicu oleh kelelahan saat bekerja dan reda dengan beristirahat. Angina sendiri terjadi karena pasokan darah menuju jantung berkurang. Sementara itu, gejala lain dari serangan jantung meliputi: Ketidaknyamanan, tekanan, berat, atau nyeri di dada, lengan, atau di bawah tulang dada. Ketidaknyamanan menjalar ke punggung, rahang, tenggorokan, atau lengan. Perut terasa penuh, gangguan pencernaan, atau perasaan tersedak (mungkin merasa seperti maag). Berkeringat, mual, muntah, atau pusing. Kelemahan, kecemasan, atau sesak napas yang berat. Detak jantung yang cepat atau tidak teratur. Selama serangan jantung, gejala berlangsung 30 menit atau lebih dan tidak hilang dengan istirahat atau dengan pemberian nitrogliserin di bawah lidah. Beberapa orang mengalami serangan jantung tanpa gejala (infark miokard diam). Infark miokard diam dapat terjadi pada siapa saja, tetapi lebih umum di antara orang-orang dengan diabetes. Pengobatan Serangan Jantung Pengobatan serangan jantung dapat Anda lakukan dengan melakukan langkah dibawah ini: Operasi dan prosedur penanganan serangan jantung. 9|Masalah Kesehatan Jantung, 2021
Obat-obatan yang digunakan. Pemulihan setelah mengalami serangan jantung. Pencegahan Serangan Jantung Berbagai cara dapat dilakukan untuk mencegah datangnya serangan jantung, beberapa diantaranya yaitu: Perubahan gaya hidup yang sehat agar tehindar dari diabetes dan hipertensi. Memilih makanan yang sehat. Menghentikan kebiasaan merokok. Menjaga tekanan darah. Perubahan Gaya Hidup Setelah Serangan Jantung Untuk mencegah perkembangan penyakit jantung dan serangan jantung, Anda harus mengikuti saran dokter dan membuat perubahan gaya hidup yang diperlukan. Yang harus Anda lakukan adalah berhenti merokok, menurunkan tingkat kolesterol darah, mengontrol diabetes dan tekanan darah tinggi, menyusun rencana olahraga, menjaga berat badan ideal, dan mengendalikan stres. Selain itu, konsultasi dengan dokter selama empat sampai enam minggu setelah Anda meninggalkan rumah sakit karena serangan jantung. Dokter mungkin meminta Anda untuk menjalani tes diagnostik seperti tes stres olahraga secara teratur. Tes ini dapat membantu dokter mendiagnosa perkembangan penyumbatan di arteri koroner dan rencana pengobatan selanjutnya. Hubungi dokter lebih cepat jika Anda memiliki gejala seperti nyeri dada yang menjadi lebih sering, berlangsung lebih lama, atau menyebar ke daerah lain disertai sesak napas. 10 | M a s a l a h K e s e h a t a n J a n t u n g , 2 0 2 1
2 PENYAKIT JANTUNG PADA KEHAMILAN Pendahuluan Kehamilan dan persalinan merupakan peristiwa yang menyenangkan dan ditunggu-tunggu oleh calon ibu. Namun, selama proses kehamilan, terdapat beberapa hal yang berubah pada jantung dan pembuluh darah sang ibu, dan hal ini sebenarnya merupakan proses adaptasi alamiah yang terjadi untuk menjamin suplai untuk kebutuhan calon ibu dan janin didalam kandungan selama kehamilan. Kehamilan menyebabkan terjadinya sejumlah perubahan fisiologis dari sistem kardiovaskuler yang akan dapat ditolerir dengan baik oleh wanita yang sehat, namun akan menjadi ancaman yang berbahaya bagi ibu hamil yang mempunyai kelainan jantung sebelumnya. Tanpa diagnosis yang akurat dan penanganan yang baik maka penyakit jantung dalam kehamilan dapat menjadi penyebab yang signifikan akan mortalitas dan morbiditas ibu. Penyakit jantung merupakan penyebab kematian terbanyak pada wanita di Amerika Serikat dan merupakan penyebab kematian ketiga terbanyak pada wanita usia 25 – 44 tahun. Penyakit jantung berpengaruh pada sekitar 1 % dari kehamilan, dengan angka kematian maternal menurut Sach sebanyak 0,3 dari 100.000 di Massachusetts. Namun menurut Tillery angka kematian maternal mencapai 10 – 25 % walaupun adanya perkembangan diagnosis dan penanganan penyakit kardiovaskular maternal pada zaman sekarang. Meskipun insidens penyakit jantung dalam kehamilan sekitar 1 %, Gejala seperti sesak napas atau tanda seperti bising ejeksi sistolik yang merupakan gejala dari penyakit jantung, dapat muncul pada sekitar 90% dari populasi kehamilan sebagai konsekuensi perubahan fisiologis pada tubuh yang diinduksi olehkehamilan itu sendiri. Di antara beberapa penyakit kardiovaskuler, hipertensi merupakan penyakit kardiovaskuler yang tersering muncul pada kehamilan, sebanya k 6-8% dari seluruh kehamilan. Di negara barat, penyakit jantung bawaan merupakanyang penyakit jantung yang paling sering ditemukan selama kehamilan 11 | M a s a l a h K e s e h a t a n J a n t u n g , 2 0 2 1
( 75 – 82% ). Di luar Eropa dan Amerika bagian utara hanya berkisar 9 – 19 %. Penyakit jantung reumatik mendominasi di negara selain negara barat , berkisar 56 – 89 % dari seluruh penyakit jantung dalam kehamilan. Kardiomiopati jarang ditemukan,tetapi merupakan penyebab berat dari komplikasi penyakit jantung dalam kehamilan. Kehamilan dengan penyakit jantung termasuk dalam kategori beresiko tinggi karena membahayakan keselamatan jiwa ibu hamil. Berdasarkan berat ringannya penyakit jantung digolongkan dalam beberapa tingkatan. Bahkan ada ibu yang tidak boleh hamil pada keadaan dimana jantungnya mengalami kegagalan fungsi yang berat misalnya pada kasus Myocard Infark Acut, Hipertensi Pulmonal , Sindrom Marfan, Sindrom Eisenmenger . Pada kasus kehamilan dengan penyakit jantung harus di bawah pengawasan seorang dokter kandungan dan dokter spesialis penyakit jantung. Ibu yang mempunyai riwayat penyakit jantung dan mengalami kehamilan, berakibat memperberat beban kerja jantung. Oleh karena itu diperlukan pemeriksaanantenatal ( pemeriksaan dan pemantauan kesehatan ibu hamil secara teratur. Selain pemeriksaan kehamilan juga dilakukan beberapa pemeriksaan penunjang antara lain ECG ( Elektro Cardio Grafi ), Echocardiografi pada ibu dan USG kandungan ( Ultra Sono Grafi) juga NST ( Non Stress Test ). Tujuan pemeriksaan tersebut bertujuan untuk memantau kondisi kesehatan jantung ibu dan keadaan bayi . Selama hamil pemeriksaan darah juga dilakukan secara berkala. Bagi ibu hamil dengan penyakit jantung, beberapa penyakit seperti anemia, infeksi saluran pernafasan, infeksi saluran kencing yang berakibat kegagalan fungsi ginjal dan kenaikan tekanan darah sedapat mungkin dihindari. Hal ini bertujuan agar tidak memperberat kondisi kehamilan dengan penyakit jantung dan menghindari komplikasi yang kemungkinan terjadi. Apa yang terjadi saat hamil? Pada kehamilan dengan jantung normal, wanita hamil dapat melakukan toleransi terhadap perubahan–perubahan fisiologis tersebut. Namun pada wanita dengan penyakit jantung, perubahan ini justru menimbulkan risko untuk dirinya dan janinnya. 12 | M a s a l a h K e s e h a t a n J a n t u n g , 2 0 2 1
Selama kehamilan, akan terjadi peningkatan volume darah ibu sebesar 30- 50% yang dimulai sejak trimester pertama, dan mencapai puncaknya pada kehamilan minggu ke-24. Peningkatan volume ini akan menyebabkan jantung bekerja “lebih keras” untuk memompakan darah lebih banyak darah. Denyut jantung juga akan meningkat 10-15 denyutan diatas nilai sebelum kehamilan. Dan dalam kondisi normal, tekanan darah akan sedikit menurun pada trimester pertama dan kedua kehamilan dan biasanya kembali mencapai nilai awal pada trimester ke-3. Perubahan-perubahan ini yang kadang membuat calon ibu normal tanpa ada kelainan jantungpun kadang menjadi merasa mudah lelah dan berdebar-debar. Dengan terjadinya perubahan- perugbahan diatas, kehamilan dapat menjadi sebuah “stressor” bagi jantung dan membuat keluhan jantung menjadi lebih berat dan memburuk. Apa akibat penyakit jantung pada ibu hamil terhadap janin dalam kandungan? Akibat penyakit jantung dalam kehamilan, terjadi peningkatan denyut jantung pada ibu hamil dan semakin lama jantung akan mengalami kelelahan. Akhirnya pengiriman oksigen dan zat makanan dari ibu ke janin melalui ari – ari menjadi terganggu dan jumlah oksigen yang diterima janin semakin lama akan berkurang. Janin mengalami gangguan pertumbuhan serta kekurangan oksigen. Sebagai akibat lanjut ibu hamil berpotensi mengalami keguguran dan kelahiran prematur ( kelahiran sebelum cukup bulan ). Terutama bila selama kehamilannya sang ibu tidak mendapat penanganan pemeriksaan kehamilan dan pengobatan dengan tepat. Apa yang harus saya lakukan ketika hamil dengan keadaan sakit jantung? Jika seorang ibu hamil menderita penyakit jantung, selain ibu hamil harus berada dalam pengawasan seorang dokter, sebaiknya memperhatikan beberapa saran berikut ini : 1. Berusaha untuk relaksasi dan selalu berpikir positif agar jantung tetap memompa darah dengan lancar ke seluruh tubuh dan ke ari - ari janin. 2. Istirahat yang cukup , delapan jam pada malam hari satu atau dua jam siang hari. Posisi tidur sebaiknya miring ke salah satu sisi tubuh agar peredaran darah dari ibu ke janin lancar. 13 | M a s a l a h K e s e h a t a n J a n t u n g , 2 0 2 1
3. Hindari aktifitas yang melelahkan agar jantung tidak bertambah berat beban kerjanya. 4. Belajarlah untuk latihan pernafasan dengan benar. Hal ini penting sebagai proses adaptasi tubuh terhadap pembesaran perut yang semakin mendesak rongga dada ( diafragma ). Dalam keadaan normal tanpa kelainan jantungpun kadang beberapa ibu hamil juga mengeluh agak sesak nafas akibat semakin membesarnya rahim. Perhatikan setiap perubahan atau keluhan yang terasa lebih berat dari biasanya, misalnya sesak nafas, nyeri dada atau dada berdebar- debar lebih cepat, pusing dan mudah pingsan. Dalam keadaan seperti ini segera periksa ke dokter. 5. Teratur minum obat jantung yang diresepkan dokter dan diimbangi dengan diet khusus penderita jantung 6. Menjaga agar tidak mengalami infeksi saluran pernafasan 7. Minum suplemen zat besi secara teratur sesuai anjuran bidan atau dokter untuk mencegah anemia selama kehamilan berlangsung. Mengkonsumsi makanan bergisi terutama yang mengandung zat besi dan asam folat. Yakni sayur mayur berwarna hijau gelap. 8. Menghindari minuman berkafein ( kopi ) dan minuman beralkohol 9. Menghindari nikotin ( rokok ) 10. Menjaga kebersihan diri selama hamil, terutama kebersihan alat kelamin agar tidak terjadi infeksi saluran kencing. 11. Kontrol kehamilan sesuai jadwal yang telah ditentukan dokter kandungan, bidan maupun dokter spesialis penyakit jantung yang menangani kehamilan Obat-obatan jantung dan kehamilan Pada saat hamil, sirkulasi darah ibu dan bayi hanya dipisahkan oleh plasenta. Beberapa obat-obatan jantung mungkin dapat melewati sawar darah plasenta sehingga ada di sirkulasi darah janin, dan mungkin dapat menyebabkan risiko kepada bayi. Sehingga beberapa obat harus di hentikan penggunaannya selama hamil. Jika anda hamil atau berniat hamil dan sedang mengkonsumsi obat-obatan yang berkaitan dengan jantung, konsultasikan segera dengan dokter jantung anda 14 | M a s a l a h K e s e h a t a n J a n t u n g , 2 0 2 1
sehingga dokter jantung anda bisa memilihkan obat-obatan yang aman/relatif aman untuk tumbuh kembang janin. Kesimpulan Wanita dengan penyakit jantung dapat hamil dengan selamat tanpa atau sedikit komplikasi. Melalui persiapan dan perawatan kesehatan jantung sebelum, selama, dan sesudah kehamilan, seorang wanita dapat hamil dengan aman dan nyaman. Saran Komunikasi, edukasi dan informasi (KIE) untuk ibu hamil dengan penyakit jantung merupakan hal yang sangat penting, untuk itu, program KIE yang berkaitan dengan kesehatan ibu hamil yang menderita penyakit jantung diberikan sebelum kehamilan, saat kehamilan dan pasca kehamilan. Hal ini sebagai upaya pencegahan kematian ibu dan janin. 15 | M a s a l a h K e s e h a t a n J a n t u n g , 2 0 2 1
3 HENTI JANTUNG MENDADAK (SUDDEN CARDIAC ARREST) Pendahuluan Henti jantung mendadak merupakan hal yang jarang terjadi pada masyarakat, perbandingannya adalah 1 : 50.000 orang. Henti jantung mendadak adalah berhentinya detak jantung sehingga penderita sulit bernafas dan hilang kesadaran. Jika tidak segera ditangani, dapat membahayakan karena mengakibatkan kematian dalam hitungan menit. Kematian terjadi karena terhentinya aktivitas pemompaan darah di jantung dan aliran darah ke seluruh tubuh. Hal ini diakibatkan oleh gangguan aliran listrik pada jantung, yang mengakibatkan pompa jantung terhenti. Akibatnya, aliran darah ke seluruh tubuh juga terhenti. Henti jantung mendadak dapat mengakibatkan kerusakan otak permanen hingga kematian. Oleh karena itu, kondisi ini perlu ditangani secepatnya. Pertolongan segera berupa CPR dan kejut jantung dapat membantu mencegah akibat tersebut. Apa itu cardiac arrest (henti jantung)? Sudden Cardiac arrest atau yang biasa disebut dengan henti jantung mendadak merupakan suatu kondisi jantung yang serius. Kata ‘arrest’ memiliki arti berhenti. Dalam kasus cardiac arrest, kondisi dimana jantung berhenti berdetak. Kondisi ini juga dikenal sebagai kematian jantung mendadak. Detak jantung Anda dikontrol oleh sebuah impuls listrik. Ketika impuls tersebut mengubah pola irama jantung, maka detak jantung menjadi tidak teratur. Kondisi ini biasa dikenal sebagai aritmia. Pada kasus cardiac arrest, henti jantung terjadi ketika berhentinya irama jantung. Sudden cardiac arrest (SCA) muncul saat jantung mengalami aritmia yang menyebabkan berhentinya jantung. Kondisi jantung yang serius ini disebabkan oleh penyumbatan yang menghentikan aliran darah ke jantung. Serangan jantung (atau infark miokardium) merupakan matinya jaringan otot jantung akibat hilangnya asupan darah, di mana cardiac arrest disebabkan malfungsi sistem elektrik jantung. Pada cardiac arrest, kematian terjadi apabila jantung berhenti bekerja dengan tiba-tiba. 16 | M a s a l a h K e s e h a t a n J a n t u n g , 2 0 2 1
Namun, serangan jantung kadang dapat memicu gangguan elektrik yang menyebabkan cardiac arrest tiba-tiba. Kondisi ini dapat menyebabkan kematian atau disabilitas. Saat jantung berhenti, kurangnya darah dengan oksigen dapat menyebabkan kerusakan otak hanya dalam beberapa menit. Kematian atau kerusakan otak permanen dapat terjadi dalam 4-6 menit. Waktu sangatlah kritis saat Anda membantu orang yang tidak sadar dan tidak bernapas. Jika Anda atau orang lain mengalami gejala cardiac arrest, segera cari bantuan medis darurat. Penyebab Henti Jantung Mendadak Berbeda dengan serangan jantung yang disebabkan oleh penyumbatan pembuluh darah, henti jantung mendadak disebabkan oleh gangguan irama jantung, tepatnya penyakit ventrikel fibrilasi. Ventrikel fibrilasi adalah gangguan irama jantung yang membuat ventrikel jantung hanya bergetar saja, bukan berdenyut untuk memompa darah, sehingga menyebabkan jantung berhenti secara mendadak. Henti jantung mendadak lebih berisiko terjadi pada orang-orang yang sudah memiliki penyakit jantung sebelumnya, seperti: Penyakit jantung koroner Penyakit otot jantung (kardiomiopati) Gangguan katup jantung Penyakit jantung bawaan Sindrom Marfan Gejala Henti Jantung Mendadak Seseorang yang mengalami henti jantung mendadak akan hilang kesadaran dan berhenti bernapas. Meskipun tidak selalu, beberapa hari hingga beberapa minggu sebelum terjadi henti jantung mendadak, dapat muncul gejala berupa: Pusing Muntah Merasa cepat lelah Nyeri dada Jantung berdebar 17 | M a s a l a h K e s e h a t a n J a n t u n g , 2 0 2 1
Sesak napas Kapan Harus ke Dokter Henti jantung mendadak adalah kondisi gawat darurat yang perlu ditangani secepatnya. Walaupun sering kali henti jantung mendadak terjadi tanpa peringatan, namun kadang penderita dapat mengalami gejala awal beberapa hari atau beberapa minggu sebelumnya. Oleh karena itu, segeralah memeriksakan diri ke dokter jantung bila mengalami gejala awal seperti di atas, terutama bila Anda sudah menderita penyakit jantung sebelumnya. Diagnosis Henti Jantung Mendadak Pada saat penderita tiba di rumah sakit, dokter akan memeriksa apakah penderita bernapas dan memiliki denyut jantung atau tidak. Dokter juga akan memasang monitor untuk melihat irama jantung. Dokter akan melakukan penanganan terlebih dulu sampai kondisi penderita stabil atau jantungnya kembali berdetak dan kembali bernapas, sebelum melakukan pemeriksaan lanjutan. Setelah kondisi penderita sudah stabil, dokter akan melakukan serangkaian tes untuk mencari tahu penyebab dan faktor yang memicu terjadinya henti jantung mendadak. Tes tersebut meliputi: Tes darah Tes ini dilakukan untuk melihat zat kimia tubuh yang mempengaruhi fungsi jantung, seperti kadar kalium, magnesium, atau hormon. Foto Rontgen Foto Rontgen dada diperlukan untuk memeriksa ukuran dan struktur jantung serta pembuluh darahnya Ekokardiografi USG jantung atau ekokardiografi dapat membantu dokter dalam mengindentifikasi bagian jantung yang tidak berfungsi dengan baik atau mengalami kerusakan, melalui gelombang suara. 18 | M a s a l a h K e s e h a t a n J a n t u n g , 2 0 2 1
Kateterisasi jantung Dalam kateterisasi jantung, dokter akan menyuntikkan zat pewarna khusus pada pembuluh darah yang menuju jantung, untuk melihat ada tidaknya sumbatan. Nuclear scan Tes ini dilakukan untuk memeriksa gangguan pada aliran darah jantung dan fungsi jantung, menggunakan bahan radioaktif. Faktor- faktor risiko Kondisi jantung dan faktor kesehatan tertentu juga dapat meningkatkan risiko serangan jantung atau cardiac arrest. Faktor resiko tersebut meliputi: Penyakit jantung koroner Jantung yang besar Katup jantung tidak teratur Penyakit jantung bawaan Masalah impuls listrik Faktor risiko lain untuk serangan jantung meliputi: Merokok Sedentary lifestyle Tekanan darah tinggi Kegemukan Riwayat keluarga dengan penyakit jantung Riwayat serangan jantung sebelumnya Usia diatas 45 tahun untuk pria, atau di atas 55 tahun untuk wanita Jenis kelamin laki-laki Penyalahgunaan zat Kadar kalium atau magnesium yang rendah 19 | M a s a l a h K e s e h a t a n J a n t u n g , 2 0 2 1
Pengobatan Henti Jantung Mendadak Bila menemukan pasien yang tidak sadarkan diri, periksa gerakan dada untuk melihat penderita bernapas atau tidak. Kemudian periksa denyut nadi di leher. Bila penderita tidak bernapas dan tidak ada denyut nadi, berarti ia mengalami henti jantung. Segera panggil bantuan dan lakukan CPR. Bila tidak dapat melakukan CPR, segera cari orang yang dapat melakukannya. Jika tersedia, gunakanlah alat kejut jantung otomatis (AED) sesuai petunjuk, hingga petugas medis datang. Setelah petugas medis datang dan penderita masih belum sadar, pernapasan dan denyut nadinya akan diperiksa kembali. Bila jantung penderita masih belum berdetak, tim medis akan melakukan CPR dan memberikan kejut listrik selama perjalanan ke rumah sakit. Setelah jantung kembali berdetak, penderita perlu mendapat perawatan di ruang rawat intensif (ICU). Bila diperlukan, akan dipasang alat bantu napas. Dokter akan melakukan penanganan lanjutan untuk mencegah terjadinya kembali henti jantung mendadak, sekaligus menanganani penyebabnya. Berikut ini adalah rangkaian tindakan pengobatan yang dapat diberikan oleh dokter jantung untuk mencegah henti jantung terjadi kembali: Obat-obatan Dokter akan memberikan obat-obatan saat penderita stabil hingga jangka panjang, tergantung kondisi pasien. Misalnya, pasien akan diberikan obat antiaritmia untuk mengatasi gangguan irama detak jantung. Implan alat kejut jantung (ICD) ICD akan ditempel di dalam dada sebelah kiri untuk mendeteksi irama jantung dan secara otomatis memberikan kejut listrik saat diperlukan. Pemasangan ring jantung (angioplasti koroner) Dokter akan membuka sumbatan pada pembuluh darah arteri jantung dan memasang ring untuk menjaga pembuluh darah tersebut tetap terbuka. 20 | M a s a l a h K e s e h a t a n J a n t u n g , 2 0 2 1
Ablasi jantung (radiofrequency catheter ablation) Prosedur ini dilakukan untuk menghambat jalur arus listrik pada jantung yang menyebabkan aritmia. Operasi bypass jantung Pada operasi bypass jantung dokter akan memasang pembuluh darah baru pada jantung, sebagai jalan alternatif pembuluh darah yang tersumbat. Operasi perbaikan jantung atau corrective heart surgery Prosedur ini dilakukan untuk memperbaiki kelainan jantung bawaan, atau memperbaiki dan mengganti katup jantung yang rusak. Selain pengobatan dan operasi, dokter juga akan meminta pasien untuk mengubah pola makan sekaligus berolahraga secara teratur, sesuai kondisi kesehatannya. Pencegahan Henti Jantung Mendadak Henti jantung mendadak dapat terjadi pada siapa pun, baik yang memiliki riwayat penyakit jantung ataupun tidak, meskipun orang yang memiliki penyakit jantung lebih rentan untuk mengalaminya. Oleh karena itu, untuk mencegah terjadinya henti jantung mendadak, lakukanlah gaya hidup yang baik bagi kesehatan jantung, seperti: Tidak merokok. Menjaga berat badan ideal. Menghindari konsumsi makanan tinggi lemak dan tinggi garam. Berolahraga secara teratur. Mengelola stres dengan baik. Menghindari konsumsi minuman beralkohol. Melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin. 21 | M a s a l a h K e s e h a t a n J a n t u n g , 2 0 2 1
4 OLAH RAGA BAGI PENDERITA PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK) Pendahuluan Olahraga memang menjadi salah satu cara untuk selalu menjaga kesehatan kita, tapi tidak semua orang dengan kondisi tubuhnya dapat melakukan olahraga. Ada beberapa penyakit yang membuat seseorang mustahil melakukan olahraga bahkan jika tetap memaksakan diri bisa berakibat fatal bagi kesehatan orang tersebut. Meskipun belum ada panduan resmi mengenai aturan olahraga pada penderita penyakit jantung koroner, sebagian besar ahli menyarankan para penderita penyakit jantung koroner tetap berolahraga. Tentu bergantung pada berat dan ringannya penyakit jantung koroner yang dialami. Para ahli di Amerika Serikat merekomendasikan olahraga ketahanan atau endurance training ringan sampai moderat bagi para penderita penyakit jantung koroner pada umumnya. Setiap minggu disarankan agar penderita penyakit jantung koroner melakukan olahraga dengan pengeluaran energi setidaknya 500-1000 kalori per minggu. Sebagai contoh, seorang penderita penyakit jantung koroner dengan riwayat serangan jantung ringan ingin memulai berolahraga. Setelah berkonsultasi, dokter memutuskan bahwa pasien boleh berolahraga dengan intensitas ringan (500 kalori seminggu). Untuk mencapai target kalori yang diinginkan pasien memilih olahraga jalan pagi. Sesuai dengan tabel 2 mengenai pengeluaran kalori kita dapat melihat bahwa jalan pagi dengan kecepatan 5 km/jam mampu mengeluarkan kalori sebanyak 280 kalori. Dengan demikian, pasien harus berjalan sedikitnya 9 km dalam waktu seminggu. Apabila pasien memilih berolahraga 6 kali dalam seminggu, ia harus berjalan sekitar 1,5 km setiap harinya dan apabila ia hanya memiliki waktu 3 kali dalam seminggu, ia harus berjalan setidaknya 3 km setiap hari. Apabila 3 km terlalu jauh untuk pasien dalam sekali perjalanan, maka ia dapat membagi jarak tersebut di waktu pagi dan sore hari. Tentu penyusunan jadwal, intensitas, dan waktu harus didiskusikan dengan dokter yang merawat disesuaikan dengan jadwal kerja pasien. Intinya, olahraga sangat berguna untuk kesehatan jantung pasien dan sangat aman bila 22 | M a s a l a h K e s e h a t a n J a n t u n g , 2 0 2 1
dilakukan dengan benar. Syaratnya sebelumnya, mesti konsultasi dengan dokter spesialis penyakit jantung koroner dan pembuluh darah. Olahraga memberikan dampak yang baik untuk semua orang baik orang yang sehat maupun orang yang sedang sakit . Karena itu, hanya karena Anda pernah mengalami serangan jantung, jantung lemah (penyakit jantung koroner) atau penyakit jantung lainnya, tidak berarti Anda harus duduk dan tidak melakukan apa-apa. Sebenarnya, dengan olahraga teratur (lebih dari 150 menit seminggu), Anda mungkin bisa memperbaiki fungsi jantung dan bahkan mengurangi penggunaan beberapa obat yang rutin Anda pakai. Manfaat olahraga pada orang dengan penyakit jantung meliputi: Olahraga yang tepat dan benar akan dapat menyembuhkan beberapa penyakit jika dilakukan dengan teratur dan tidak melebihi kapasitas dari kemampuan tubuh dalam melakukan aktivitas olahraga. Olahraga yang berlebihan bukan memberikan manfaat yang positif untuk kita tapi malah akan berakibat negatif terutama bagi penderita sakit jantung. Sebaiknya sebelum melakukan aktivitas olahraga lakukan pemanasan yang cukup. Pemanasan yang cukup agar kita terhindar dari cidera serta membuat otot jantung beradaptasi dengan kegiatan yang kita lakukan. Apa Itu Penyakit Jantung Koroner ? Penyakit jantung koroner adalah penyakit dimana terjadi penumpukan plak yang menumpuk di dalam arteri koroner, sehingga terjadi pengurangan pasokan oksigen ke jantung. Arteri koroner merupakan arteri yang memasok darah kaya oksigen ke dalam otot jantung. Plak yang menumpuk di arteri koroner disebut arterosklerosis. Plak tersebut dapat terjadi hingga bertahun-tahun dan dapat terjadi pengerasan atau pecah. Plak yang mengeras atau pecah dapat mempersempit arteri koroner dan mengurangi aliran darah yang kaya oksigen ke jantung. Jika aliran darah yang kaya oksigen ke otot jantung berkurang, akan menyebabkan manifestasi klinis berupa angina pectoris atau serangan jantung. Angina pektoris adalah rasa nyeri yang timbul akibat iskemia miokardium. Nyeri yang timbul biasanya di dada kiri dan menjalar ke leher, bahu sampai lengan kiri.Kadang-kadang nyeri jug abs menyebar ke bahu kanan dan rahang. Kualitas nyeri 23 | M a s a l a h K e s e h a t a n J a n t u n g , 2 0 2 1
biasanya merupakan nyeri yang tumpul seperti tertindih benda berat di dada. Nyeri yang timbul biasanya kurang dari 20 menit, kalau lebih dari 20 menit perlu dipertimbangkan angina pectoris tidak stabil. Serangan jantung terjadi jika aliran darah yang kaya akan oksigen ke otot jantung terhenti. Jika aliran darah tidak dikembalikan dengan cepat, bagian dari otot jantung akan mati. Seiring waktu, PJK dapat melemahkan otot jantung dan menyebabkan gagal jantung dan aritmia. Gagal jantung adalah suatu kondisi dimana jantung tidak dapat memompa cukup darah untuk memenuhi kebutuhan tubuh kita. Aritmia adalah terjadi gangguan pada irama detak jantung. Latihan Fisik pada Penderita Penyakit Jantung Koroner Individu yang telah didiagnosis menderita PJK, American Heart Association (AHA) dan American College of Sport Medicine (ACSM) merekomendasikan bagi para penderita untuk mengkonsultasikan dan mendapat persetujuan dokter tentang latihan fisik yang diperbolehkan. Hal ini disebabkan, latihan fisik yang tanpa pengawasan dapat menjadi menakutkan bagi penderita PJK yang pernah mengalami serangan jantung. Namun terdapat penelitian tentang penderita PJK yang melakukan olahraga secara tepat, menunjukan bahwa hanya terdapat satu kematian dan serangan jantung setiap 294.000 jam latihan . Baik olahraga aerobik maupun resistance training aman bagi penderita PJK, dengan catatan olahraga tersebut dilakukan secara benar dan program latihannya disesuaikan dengan kebutuhan penderita. Dengan memberikan program latihan yang tepat, diharapkan pada penderita untuk dapat mengelola atau mengurangi beban penyakit, meningkatkan toleransi latihan, fungsi fisik dan kualitas hidup, dan mengurangi resiko terjadinya serangan jantung sekunder. Latihan aerobik atau cardio dapat meningkatkan kemampuan tubuh dalam menggunakan oksigen untuk menghasilkan energi yang digunakan untuk bergerak. Latihan aerobik meningkatkan daya tahan kardiorespirasi. Rekomendasi latihan untuk penderita PJK adalah 30-60 menit per hari, dan dilakukan 3-5 kali seminggu. Dalam sesi yang lebih pendek bisa dilakukan 5- 10 menit dan diakumulasikan sampai satu hari. Konsensus terbaru dari AHA menyatakan, untuk mencegah serangan jantung dan kematian pada pasien dengan PJK disarankan minimal dilakukan aktivitas sedang selama 30-60 menit dan dilakukan 3-4 kali seminggu, ditambah peningkatan aktivitas 24 | M a s a l a h K e s e h a t a n J a n t u n g , 2 0 2 1
seharihari seperti jalan pada saat istirahat kerja, naik tangga, berkebun dan pekerjaan rumah tangga. Aktifitas tersebut dilakukan 5-6 jam seminggu. Intensitas latihan dapat dimulai mulai latihan yang paling ringan, dan selanjutnya dapat ditingkatkan ke tahap yang lebih berat dengan proporsi denyut jantung maksimal (50-80%). Penderita yang mengalami angina pada saat aktifitas, disarankan melakukan aktifitas yang mencapai denyut jantung maksimal 10 denyut per menit dibawah denyut jantung pada saat terjadi iskemia atau gejala abnormal lainnya. Kekuatan otot pada penderita PJK dapat ditingkatkan dengan melakukan kombinasi latihan ketahanan dinamik dan aerobik. Sedangkan latihan isometrik (statis) harus dihindari karena dapat menyebabkan tekanan berlebihan pada otot jantung. Latihan ketahanan harus dimulai dari 30-50% satu repetisi maksimal (1 RM), dan intensitas tidak boleh melebihi berat yang dapat diangkat 12-15 pengulangan.. Hal tersebut dapat dilakukan 2- 3 hari dalam seminggu dan termasuk satu set 8-10 latihan untuk melatih semua kelompok otot. Dengan melihat perkembangan pasien, jumlah set dapat ditingkatkan sampai 3 set dan intensitas latihan dapat ditingkatkan hingga 60-70% satu repetisi maksimal (1RM). Sertakan jeda pemulihan minimal 1 menit pada setiap set nya. Latihan jalan memiliki beberapa keunggulan dibandingkan bentuk latihan yang lainnya pada fase awal program latihan jantung. Program latihan jalan cepat dapat menghasilkan perbaikan yang substansial dalam kondisi fisik penderita PJK. Latihan berjalan dapat dilakukan dengan mudah, dan resiko cedera lebih rendah dibandingkan jogging atau lari. Latihan aerobik (jalan) dapat meningkatkan kekuatan otot dan daya tahan, peningkatan fungsi kardiovaskular, mengurangi denyut jantung, dan tekanan darah pada penderita PJK. Jenis Latihan Yang Dapat Anda Lakukan Dokter Anda akan memberi tahu Anda latihan apa yang terbaik untuk Anda. Konsultasikan dengan dokter Anda, sebelum memulai program latihan baru. Juga tanyakan apakah Anda bisa melakukan aktivitas dengan intensitas yang berat. 1. Senam Aerobik Senam aerobik menggunakan jantung dan paru-paru Anda untuk waktu yang lama. Sehingga membantu jantung Anda menggunakan oksigen lebih baik dan memperbaiki aliran darah. Anda bisa melatih jantung Anda untuk melakukan 25 | M a s a l a h K e s e h a t a n J a n t u n g , 2 0 2 1
Aktivitas lebih berat secara perlahan. Lakukan ini minimal 3 sampai 4 kali seminggu. Selalu lakukan 5 menit peregangan atau bergerak untuk menghangatkan otot dan jantung Anda sebelum berolahraga. Selalu tahu kemampuan Anda dan kapan Anda harus berhenti, mulai dengan aktivitas yang tidak terlalu berat. 2. Berjalan Kaki Berjalan kaki sangat baik dilakukan oleh penderita penyakit jantung koroner,. Dengan berjalan kaki kurang lebih 60 menit dalam sehari akan membantu Anda memperlancar sirkulasi Anda. Tentu saja Anda tidak harus melakukan hal ini sekaligus dalam 60 menit, Anda cukup melakukannya sedikit demi sedikit dalam menjalani aktivitas sehari-hari Anda. 3. Yoga Manfaat yoga untuk jantung sangat banyak dan baik dilakukan oleh penderita penyakit jantung koroner. Pasalnya yoga dapat memberikan efek tenang dan memperlancar kerja jantung dalam memompa darah. Yoga tidak kalah dengan olahraga lainnya, selain dapat membentuk tubuh, yoga juga dapat membuat Anda terhindar dari berbagai penyakit lain atau komplikasi yang ditimbulkan oleh penyakit jantung koroner. 4. Jogging Kegiatan ini hampir memiliki manfaat yang sama dengan berjalan kaki. Namun perbedaan yang cukup signifikan adalah Anda harus meluangkan waktu khusus untuk menjalani kegiatan yang satu ini. Faktanya melakukan jogging selama kurang lebih 30 menit, manfaatnya sama dengan Anda berjalan kaki selama 1 jam. Namun Anda tidak boleh terlalu memaksakan diri dalam melakukan kegiatan yang satu ini, karena melakukan kegiatan jogging dapat menguras banyak tenaga dan hal ini sangat tidak baik bagi kesehatan jantung Anda. Anda tidak perlu khawatir jika Anda menyadari batasan pada tubuh Anda, karena hal ini akan memberikan dampak yang signifikan pada kesehatan jantung Anda. 26 | M a s a l a h K e s e h a t a n J a n t u n g , 2 0 2 1
5. Bersepeda Dari jenis-jenis olahraga, bersepeda merupakan olahraga yang paling memberikan manfaat bagi kesehatan jantung manusia, khususnya bagi penderita penyakit jantung koroner. Bersepeda merupakan kegiatan olahraga yang dapat memompa jantung secara signifikan dan secara tepat. Bersepeda selain dapat memperlancar aliran darah manusia, juga dapat membuat dinding jantung menjadi lebih tebal sehingga dapat membuat jantung Anda lebih sehat. Melakukan kegiatan ini secara rutin dapat membuat Anda menjadi lebih sehat dari sebelumnya, hal ini sangat baik dilakukan oleh penderita penyakit jantung koroner. Berhenti Berolahraga dan Beristirahat jika Anda Memiliki Gejala Berikut: Menjadi sehat dengan berolahraga memang merupakan hal yang sangat baik dilakukan. Olahraga tidak dapat dipungkiri lagi, memang dapat memberikan berbagai macam manfaat bagi kesehatan tubuh manusia. Namun Anda harus memperhatikan beberapa hal agar tidak salah kaprah dalam melakukannya, sehingga hasilnya sesuai dengan yang Anda harapkan. Diantaranya Anda harus memperhatikan kondisi kesanggupan tubuh Anda. Memperhatikan hal ini sangat dianjurkan, pasalnya apabila Anda tidak mengetahui batasan dan kesanggupan tubuh Anda, maka akan berdampak buruk bagi kesehatan jantung yang Anda miliki. Lakukan olahraga secara teratur, namun tidak berlebihan agar tidak menjadi beban bagi tubuh Anda. 27 | M a s a l a h K e s e h a t a n J a n t u n g , 2 0 2 1
5 MENGENAL GAGAL JANTUNG PENDAHULUAN Gagal jantung adalah ketidak-mampuan jantung untuk mempertahankan curah jantung (cardiac output = CO) dalam memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh. Sampai saat ini insiden gagal jantung kongestif masih tinggi, di Amerika Serikat ditemukan sekitar 4,6 juta penderita, dengan kira-kira 400.000 kasus baru setiap tahunnya. Di Eropa prevalensi gagal jantung kronik adalah 0,4 – 2,0 persen, dimana mortalitas mencapai 50% dalam lima tahun. PENYEBAB Penyebab gagal jantung kongestif dapat dibagi menjadi dua, yaitu penyakit miokard sendiri dan gangguan mekanik pada miokard. 1. Penyakit pada miokard sendiri, antara lain : Penyakit jantung koroner Kardiomiopati Miokarditis dan penyakit jantung reumatik Penyakit infiltratif Iatrogenik akibat obat-obat seperti adriamisin dan diisopiramid, atau akibat radiasi. 2. Gangguan mekanik pada miokard, jadi miokard sendiri sebenarnya tidak ada kelainan. Golongan ini dapat dibagi menjadi Kelebihan beban tekanan (pressure overload). : hipertensi, stenosis Aorta, koartasio aorta , hipertrofi kardiomiopati Kelebihan beban volume (Volume overload) : insufisiensi aorta atau mitral, left to right shunt, transfusi berlebihan. Hambatan pengisian.: constrictive pericarditis tamponade 28 | M a s a l a h K e s e h a t a n J a n t u n g , 2 0 2 1
JENIS GAGAL JANTUNG Dari sekian banyak pembagian dari jenis gagal jantung, maka ada 2 (dua) yang kami sebutkan adalah : I. Gagal jantung akut dan kronis. Gagal Jantung Kronis : • Etiologinya berkembang secara lambat • Jantung mempunyai waktu untuk berkompensasi (hipertrofi ventrikel) • Penderita sanggup mentoleransi penurunan cardiac output • Bila ada faktor presipitasi ( a.l. aritmia cordis) dekompensasi akut. Gagal Jantung Akut : • Etiologinya berkembang cepat / ada faktor presipitasi • Perfusi organ-organ tidak adekwat • Bendungan akut vena-vena ke ventrikel • Dekompensasi kordis terjadi secara tiba-tiba • Cardiac output (CO) menurun timbul gejala gagal jantung akut. II. Gagal Jantung Kiri dan Kanan. • Bila etiologinya mengganggu fungsi ventrikel kiri seperti hipertensi dan penyakit jantung koroner GAGAL JANTUNG KIRI (Left ventricular failure = LVF). • Bila etiologinya lebih mengganggu fungsi Ventrikel kanan seperti Infark ventrikel kanan GAGAL JANTUNG KANAN (Right ventricular failure=RVF). Kebanyakan RVF disebabkan oleh LVF. DIAGNOSIS GAGAL JANTUNG Dalam menentukan diagnosis gagal jantung, disamping anamnesis, gejala dan tanda klinis yang ditemukan juga ditunjang oleh beberapa pemeriksaan antara lain : pemeriksaan laboratorium, radiologi, EKG dan echokardiography. Namun demikian bahwa anamnesis dan pemeriksaan fisis diagnostik sangat menentukan dalam diagnosis awal dari penyakit ini. 29 | M a s a l a h K e s e h a t a n J a n t u n g , 2 0 2 1
GEJALA DAN TANDA-TANDA Akibat bendungan di berbagai organ dan low output, pada penderita gagal jantung kongestif hampir selalu ditemukan: a. Gejala paru berupa : dyspnea, orthopnea dan paroxysmal nocturnal dyspnea. b. Gejala asistemik berupa lemah, cepat capek, oliguri, noktori, mual, muntah, asites, hepatomegali dan edema perifer. c. Gejala susunan saraf pusat berupa: insomnia, sakit kepala, mimpi buruk sampai delirium. Pada kasus akut, gejala yang khas ialah gejala edema paru yang meliputi : dyspnea, orthopnea, tachypnea, batuk-batuk dengan sputum berbusa, kadang- kadang hemoptisis, ditambah gejala low output seperti: takikardia, hipotensi dan oliguri, beserta gejala-gejala penyakit penyebab atau pencetus lainnya seperti keluhan angina pektoris pada infark miokard akut. Apabila telah terjadi gangguan fungsi ventrikel kiri yang berat, maka dapat ditemukan pulsus alternans. Pada keadaan sangat berat akan terjadi syok kardiogenik. Tanda khas pada auskultasi ialah adanya bunyi jantung ketiga (diastolic gallop). Dapat pula terdengar bising apabila terjadi dilatasi ventrikel. Pada paru hampir selalu terdengar ronki basah. PEMERIKSAAN LABORATORIUM Tidak ada pemeriksaan laboratorium yang spesifik untuk gagal jantung kongestif. Kelainan hasil pemeriksaan laboratorium tergantung dari penyakit dasar dan komplikasi yang terjadi. Seperti adanya peninggian enzim creatine kinase (CK) pada infark miokard, atau kultur darah positif pada endokarditis. Walaupun demikian, hampir semua penderita ditemukan adanya peningkatan jumlah sel-sel darah merah, dan penurunan P02 dan asidosis pada analisis gas darah akibat kekurangan oksigen. PEMERIKSAAN EKG Gambaran EKG pada penderita gagal jantung kongestif juga tergantung pada penyakit dasar. Akan tetapi pada gagal jantung kongestif akut, karena selalu terjadi iskemik dan gangguan fungsi konduksi ventrikel, maka hampir semua EKG dapat 30 | M a s a l a h K e s e h a t a n J a n t u n g , 2 0 2 1
ditemukan gambaran takikardia, left bundlebranch-block dan perubahan segmen ST dan gelombang T PEMERIKSAAN RADIOLOGI (FOTO TORAKS) Pada foto toraks, sering ditemukan pembesaran jantung dan tandatanda bendungan paru. Apabila telah terjadi edema paru, dapat ditemukan gambaran kabut di daerah perihiler, penebalan interlobar fissure (Kerley's line). Sedangkan kasus yang berat dapat ditemukan efusi pleural. Berdasarkan gejala sesak napas, New-York Heart Association (NYHA) membagi gagal jantung kongestif menjadi 4 klas yaitu : Klas 1 : Aktifitas sehari-hari tidak terganggu. Sesak timbul jika melakukan kegiatan fisik yang berat. Klas 2 : Aktifitas sehari-hari terganggu sedikit. Klas 3 : Aktifitas sehari-hari sangat terganggu. Merasa nyaman pada waktu istirahat. Klas 4 : Walaupun istirahat terasa sesak. Diagnosis gagal jantung kongestif dapat ditegakkan menurut beberapa criteria, antara lain : 1. Kriteria gagal jantung menurut Framingham Heart Study a. Kriteria Mayor Paroxysmal Nocturnal Dyspnoe Dyspnoe On Effort Peningkatan tekanan vena jugularis Ronkhi paru Kardiomegali Udema paru akut Gallop S3 Pemanjangan waktu sirkulasi > 25 detik) Refluks hepatojugular 31 | M a s a l a h K e s e h a t a n J a n t u n g , 2 0 2 1
b. Kriteria minor Udema pergelangan kaki Batuk malam Hepatomegali Efusi pleura Takikardi (> 129 x/menit) Penurunan kapasitas vital paru (1/3 dari maksimal) c. Kriteria mayor atau minor Penurunan berat badan lebih dari 4,5 kg selama 5 hari perawatan Disebut gagal jantung kongestif bila memenuhi 2 kriteria mayor atau 1 mayor dengan 2 minor. PENATALAKSANAAN Terapi diberikan untuk memudahkan aktivitas fisik, memperbaiki kualitas hidup dan meningkatkan harapan hidup. Terapi akan mencakup tiga aspek yaitu mengobati faktor penyebab gagal jantung, menghilangkan faktor-faktor yang dapat memperberat dan mengobati gagal jantungnya sendiri Mengobati Penyebab 1. Operasi untuk memperbaiki penyempitan dan kebocoran katup, hubungan antara bilik-bilik jantung yang abnormal atau sumbatan arteri koroner 2. Obat-obatan, misalnya untuk mengobati dan mengontrol tekanan darah tinggi. 3. Operasi, obat dan radiasi untuk hipertiroid. Menghilangkan Faktor-faktor yang Memperburuk Menghentikan kebiasaan merokok, merubah pola makan, menghentikan kebiasaan minum alkohol dan melakukan olahraga ringan sampai sedang untuk memperbaiki kondisi tubuh secara keseluruhan. Tapi untuk gagal jantung yang berat penderita harus berbaring di tempat tidur. 32 | M a s a l a h K e s e h a t a n J a n t u n g , 2 0 2 1
Mengurangi konsumsi garam, karena konsumsi garam yang berlebihan akan mengakibatkan retensi cairan yang mempengaruhi pengobatan. Cara yang paling sederhana untuk memeriksa retensi cairan tubuh adalah dengan menimbang berat badan setiap hari. Penambahan berat badan lebih dari 1 kg sehari hampir dapat dipastikan disebabkan oleh retensi cairan. Penambahan seperti ini setiap hari dapat menandakan bahwa gagal jantung semakin berat. Karena pentingnya penimbangan ini, maka penderita disarankan untuk menimbang pada waktu yang sama setiap hari, biasanya segera setelah bangun tidur, setelah buang air kecil dan sebelum sarapan. Timbangan yang digunakan harus sama, jumlah pakaian yang digunakan relatif sama dan dibuat catatan tertulis setiap hari. Pengobatan Gagal Jantung Terapi terbaik adalah pencegahan atau terapi dini faktor penyebab. Gagal Jantung Kronis 1. Mengurangi konsumsi garam 2. Diuretik untuk meningkatkan pembentukan urin, dibarengi suplemen kalium. 3. Digoksin untuk menambah kekuatan kontraksi dan mengurangi denyut yang terlalu cepat. 4. Vasodilator untuk melebarkan arteri, vena atau keduanya. Yang banyak dipakai adalah ACE inhibitor, melebarkan arteri dan vena, nitrogliserin melebarkan vena dan hydralazine melebarkan arteri. 5. Antikoagulan. Bilik jantung yang membesar dan tidak berkontraksi dengan baik dapat menyebabkan timbulnya gumpalan darah yang bila terlepas ke aliran darah dapat merusak organ lain seperti otak sehingga menyebabkan stroke. 6. Transplantasi jantung, dilakukan pada pasien yang tidak membaik dengan obat-obatan. 7. Kardiomioplasti adalah operasi eksperimental. Dilakukan dengan memindahkan otot besar pada punggung pasien untuk membungkus jantung dan distimulasi dengan pacemaker buatan. Operasi eksperimental yang lebih baru dilakukan dengan membuang otot jantung yang tidak berfungsi pada pasien dengan gagal jantung berat. 33 | M a s a l a h K e s e h a t a n J a n t u n g , 2 0 2 1
6 UPAYA UPAYA PENCENGAHAN PENYAKIT JANTUNG KORONER PENDAHULUAN Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyebab kematian nomor satu di Negara yang sudah maju. Di Indonesia, kejadian PJK pada tahun-tahun terakhir ini juga cenderung meningkat . Hal ini erat hubungannya dengan peningkatan taraf hidup masyarakat serta perubahan pola makanan. Penyakit jantung koroner adalah terjadinya penyumbatan sebagian atau total dari satu atau lebih pembuluh darah koroner yang diawali dengan penimbunan lemak pada lapisan-lapisan pembuluh darah tersebut . Penyumbatan pembuluh darah koroner terjadi akibat adanya proses aterosklerosis (perkapuran), proses aterosklerosis sebenarnya sudah dimulai sejak masa kanak-kanak, akan tetapi baru manifes pada usia dewasa, pertengahan atau lanjut. Selain proses aterosklerosis, ada juga proses lain, yakni spasme (penyempitan) pembuluh darah koroner tanpa adanya kelainan anatomis, yang secara tersendiri atau bersama-sama memberikan gejala iskemia. UPAYA-UPAYA PENCEGAHAN PJK Karena kekerapan kejadian PJK di Indonesia dari tahun ke tahun meningkat terus dan angka kematiannya cukup tinggi serta banyak didapatkan pada golongan urnur yang produktif (40-60 tahun), lagi pula pengobatannya masih cukup mahal, maka diperlukan upaya-upaya pencegahannya. Upaya-upaya pencegahan tersebut dibagi atas : 1. Pencegahan primer : yaitu mengendalikan FRK 2. Pencegahan sekunder : Yaitu mencegah timbulnya AP; IKA; IMA dan MM pada mereka yang sudah dikenal sebagai penderita PJK. Pencegahan primer adalah jauh lebih penting dari pada pencegahan sekunder, karena penurunan kekerapan PJK dengan 10% akan menurunkan pula angka kematian dengan 10% pula. Oleh sebab itu dalam makalah ini diutamakan dibahas 34 | M a s a l a h K e s e h a t a n J a n t u n g , 2 0 2 1
beberapa pencegahan primer, yang bisa dicegah. 1. Kadar kolesterol yang tinggi dalam darah. Menurut sarjana Cornfield setiap kenaikan 1% dari kadar kolesterol yang normal akan mengakibatkan kenaikan 2,7% resiko terjadap PJK. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa mereka dengan kadar kolesterol lebih tinggi dari 260 mg% mempunyai resiko terhadap PJK 3-4 kali lipat dari pada mereka dengan kadar dibawah 220 mg%. Urnur pun ikut berpengaruh, makin muda seseorang menderita hiperkolesterolemia makin besar pula kemungkinannya untuk menderita PJK. Dalam upaya mencegah PJK maka penting sekali untuk menurunkan kadar kolesterol yang tinggi. Hal ini dapat dicapai dengan diit terutama makanan yang rendah lemak, latihan Jasmani yang teratur disertai dengan penurunan berat badan. Kalau semua usaha ini tidak berhasil juga maka sebaiknya penderita berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pengobatan. 2. Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi) Hipertensi masih merupakan masalah kesehatan masyarakat, karena selain angka kekerapannya yang cukup tinggi, juga dapat memperpendek umur penderita. Apalagi lebih dari setengah penderita yang tidak mengetahui bahwa dia sebenarnya menderita hipertensi. Dari penderita-penderita hipertensi yang telah diketahui, hanya 25 % yang berobat dan itupun hanya setengahnya yang mendapat pengobatan yang cukup (adekwat). Makin tinggi tekanan darah makin besar pula resiko untuk PJK. Penelitian Framingham Study, menyimpulkan pengaruh hipertensi terhadap PJK sebagai berikut : Pengaruh tekanan darah sistolik dan diastolik tidaklah berbeda; pengaruhnya pada wanita dan pria sama besarnya; makin lanjut umur makin besar pengaruhnya; dan hipertensi yang labilpun merupakan resiko terhadap PJK. Berdasarkan hal-hal yang disebutkan diatas, maka sudah sepantasnya bila hipertensi itu perlu dicegah dan dikendalikan. Pencegahan dan pengendalian ini dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut : diit tanpa garam, 35 | M a s a l a h K e s e h a t a n J a n t u n g , 2 0 2 1
penurunan berat badan, olah raga secara teratur (menurut petunjuk dokter) dan kalau perlu memakai obat-obatan dibawah pengawasan dokter. 3. Merokok Dari penelitian-penelitian yang telah dilakukan ternyata merokok sangat membahayakan kesehatan. Bukan hanya siperokok saja yang dirugikan kesehatannya, tetapi juga penghirup-penghirup rokok pasif disekitarnya. Hal ini disebabkan oleh komponen-komponen yang ada dalam rokok yang dapat berperan terhadap terjadinya atherosklerotik yaitu nikotine dan karbon monoksida. Dikatakan dalam kepustakaan bahwa rokok sigaret yang paling berpengaruh atas terjadinya PJK, sedangkan pipa dan cerutu kurang pengaruhnya. Merokok akan menaikkan risiko PJK dengan 2-6 kali lipat, tergantung umur perokok dan jumlah rokok yang diisap Pada usia muda pengaruh rokok adalah lebih besar bila dibandingkan dengan usia lanjut. Merokok lebih dari 20 batang/hari menambah resiko 3-5 kali lipat, sedangkan merokok lebih dari 40 batang/hari resikonya menjadi 6,5 kali lipat. Bagi mereka yang sudah terlanjut merokok, supaya berusaha untuk menghentikannya. Memang sukar untuk memulainya, narnun yang terpenting adalah kemauan untuk menghentikan kebiasaan yang sangat merugikan ini. Saat yang paling berat hanyalah minggu-minggu pertama, setelah 3-4 minggu keinginan untuk merokok akan hilang sama sekali. Dapat pula dicoba dengan menghentikannya secara berangsur-angsur dengan cara : mematikan / membuang sisa-sisa rokok sepanjang mungkin, menghindari isapan yang terlalu dalam, menghindari menaruh rokok tepat dibibir sambil bekerja, atau membatasi rokok tidak lebih dari 5 batang sehari. 4. Kencing Manis (Diabetes Melitus = DM) Walaupun sudah lama diketahui hubungan yang kuat antara DM dan cepatnya terjadi proses arteriosklerotik, narnun mekanismenya yang tepat belum diketahui. Diduga kadar lemak (lipid) yang sering tinggi pada DM dan faktor 36 | M a s a l a h K e s e h a t a n J a n t u n g , 2 0 2 1
kegernukan yang sering menyertai DM tipe II merupakan faktor-faktor yang bertanggung jawab terhadap hubungan tersebut. Dari kepustakaan diketahui bahwa kejadian PJK pada DM jauh lebih tinggi dari pada non DM, dengan perbandingan 5 : I untuk Indonesia angka kejadian PJK pada DM berkisar antara 8,2 sampai dengan 24,1%, sedangkan untuk luar negeri sekitar 32,8-42%. Dikatakan bahwa makin tua umur dan makin lama menderita DM, makin besar pula kemungkinannya untuk mendapatkan PJK. Narnun demikian tidak jarang dijumpai tanda-tanda PJK pada penderita- penderita DM dengan umur muda. Dengan mengendalikan DM atau dengan kata lain dengan mengobati DM secara teratur, dan berolah raga dengan terprogram, diharapkan kejadian PJK pada penderita DM dapat menurun. 5. Kegermukan Kegernukan adalah keadaan tubuh dengan penimbunan lemak berlebihan dan menyeluruh. Kemajuan-kemajuan dibidang tehnologi dan kemakmuran ekonomi akan memudahkan terjadinya kegernukan. Hal ini disebabkan oleh karena kemajuan dibidang tehnologi mengakibatkan berkurangnya aktifitas sehingga keperluan kalori menjadi kurang. Di pihak lain akibat kemakmuran ekonomi maka makanan menjadi kaya kalori. Pengaruh kegernukan terhadap kejadian PJK barulah jelas bila berat badan penderitya melebihi 20 % dari berat dana ideal. Namun mekanisme yang pasti belum diketahui dengan pasti. Menurut beberapa peneliti kegemukan bukanlah merupakan FRK yang penting bila tidak disertai FRK lainnya. Walaupun demikian sebaiknyalah setiap orang gemuk berusaha menurunkan berat badannya dengan jalan : diit membatasi kalori, olah raga yang teratur dan kalau perlu berkonsultasi dengan ahli gizi. Diit tanpa olah raga atau sebaliknya olah raga tanpa diit, tidak akan membawa hasil seperti yang diharapkan. 6. Stres dan kepribadian Dari berbagai definisi/pengertian stres yang ada, oleh sarjana Lubsen (1982) mengatakan bahwa stres adalah sebagai reaksi-reaksi yang timbul pada 37 | M a s a l a h K e s e h a t a n J a n t u n g , 2 0 2 1
seseorang bila orang tersebut tidak sanggup menyesuaikan diri dengan kejadian- kejadian dalam lingkungan tetapi juga oleh faktor kepribadian orang itu sendiri, sehingga stres merupakan resultante dari peristiwa dan kepribadian. Friedman & Roseman membagi kepribadian manusia atas 2 tipe tipe A dan tipe B. Menurut penelitian, orang-orang dengan tipe A mempunyai kecenderungan untuk mendapatkan PJK 3 – 4 kali lipat dari tipe B.\\ Kepribadian tipe A ini dibentuk paling sedikit oleh 3 sindroma kelakuan yaitu : 1. Pekerja-pekerja keras yang sangat memaksakan dirinya, biasanya terlibat dalam beberapa aktivitas dan rupa-rupanya menikmatinya. 2. Mereka dengan tekanan pekerjsaan besar, pemimpin-pemimpin politik, pejabat-pejabat tinggi, pengusaha-pengusaha besar dll. 3. Mereka yang agresif, penuh ambisi, hidup melebihi kapasitasnya. Kepribadian tipe B adalah kebalikan dari tipe A, hidupnya lebih releks dan tenang. Stres merupakan FRK yang sukar dicegah apalagi pada kepribadian tipe A, namun demikian dapatlah dicoba usaha-usaha sebagai berikut ini untuk menghindarinya : Janganlah selalu ngotot untuk “menang” dalam suatu pekerjaan; hubungan sosial maupun dalam suatu permainan; hindarilah bekerja terlalu keras, apalagi dengan pekerjaan sekaligus, dan jauhilah perasaan selalu dikejar-kejar waktu; jangan selalu menempatkan pekerjaan jauh lebih penting dari pada keluarga, teman atau hobi; jangan menilai diri sendiri dengan standar yang terlalu tinggi, tetapi berilah juga perhatian kepada mereka dengan status yang lebih rendah; dan perbiasakanlah duduk sejenak dengan santai serta sambutlah hari-hari libur dengan bertamasya gembira bersama keluarga. 7. Kurangnya Latihan Jasmani Sebagai akibat dari kemajuan-kemajuan teknologi maka pekerjaan- pekerjaan manusia menjadi lebih ringan. Pekerjaan-pekerjaan yang tadinya harus dilakukan dengan aktifitas jasmani sudah diganti oleh mesin-mesin. Dari penelitian-penelitian didapatkan bahwa prevalensi PJK lebih tinggi pada orang-orang yang kurang gerak badan. Penyelidikan-penyelidikan bahwa 38 | M a s a l a h K e s e h a t a n J a n t u n g , 2 0 2 1
mereka yang tidak aktif bergerak badan, mempunyai kolateral-kolateral (jalan pintas) pembuluh darah koroner yang lebih sedikit dibandingkan dengan mereka yang lebih aktif, sehingga apabila mendapat serangan jantung (IMA) umumnya jarang yang dapat bertahan hidup. Beberapa kegiatan olah raga yang menggembirakan dan dapat meningkatkan kesehatan fisik maupun mental adalah jalan cepat, jogging, bersepeda, tennis, badminton, berenang dan golf. Latihan-latihan hendaknya dilakukan paling kurang 30 menit dan sebanyak 3-5 kali seminggu. Program- program latihan jasmani yang digalakkan oleh Yayasan Jnatung Indonesia melalui Klub Jantung Sehat-nya sungguh sangat bermanfaat untuk pencegahan PJK. Sebagai kesimpualan bahwa Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyebab kematian nomor satu di Negara yang sudah maju. Di Indonesia, kejadian PJK pada tahun-tahun terakhir ini juga cenderung meningkat . Hal ini erat hubungannya dengan peningkatan taraf hidup masyarakat serta perubahan pola makanan. Upaya-upaya pencegahan PJK lebih banyak ditujukan untuk menghindari dan mengendalikan FRK tersebut. Upaya-upaya tersebut adalah upaya dengan : diit rendah garam dan lemak, menghindari atau menghentikan merokok, melakukan olah raga secara teratur, menurunkan berat badan bagi yang gemuk, menghindari faktor-faktor yang menyebabkan stres dan dengan obat-obatan dibawah pengawasan dokter. 39 | M a s a l a h K e s e h a t a n J a n t u n g , 2 0 2 1
7 MENGENAL GANGGUAN IRAMA JANTUNG (ARITMIA) Pengertian Aritmia Aritmia adalah suatu penyakit yang terjadi karena impuls elektrik yang berfungsi mengatur detak jantung normal tidak bekerja dengan baik atau mengalami gangguan. Beberapa jenis aritmia antara lain: Bradikardia, yaitu kondisi ketika jantung berdetak lebih lambat dari normal. Blok jantung, yaitu kondisi ketika jantung berdetak lebih lambat atau tidak teratur, dan dapat menyebabkan pengidapnya kehilangan kesadaran (pingsan). Takikardia supraventrikular, yaitu kondisi ketika jantung berdenyut cepat secara tidak normal. Fibrilasi atrium, yaitu kondisi ketika jantung berdetak cepat dan tidak teratur, bahkan ketika pengidapnya sedang beristirahat. Fibrilasi ventrikel, yaitu jenis aritmia yang dapat menyebabkan pengidapnya kehilangan kesadaran atau kematian mendadak akibat detak jantung yang terlalu cepat dan tidak teratur. Gejala Aritmia Beberapa gejala yang dialami pengidap aritmia antara lain: Rasa berdebar di dada. Detak jantung lebih cepat daripada normal (takikardia). Detak jantung lebih lambat daripada normal (bradikardia). Kelelahan dan lemas. Pusing. Sesak napas. Nyeri dada. Pingsan. 40 | M a s a l a h K e s e h a t a n J a n t u n g , 2 0 2 1
Penyebab Aritmia Beberapa penyebab yang dapat mengakibatkan aritmia antara lain: Ketidakseimbangan kadar elektrolit dalam darah. Kadar elektrolit seperti kalium, natrium, kalsium, dan magnesium dapat mengganggu impuls listrik jantung, sehingga mengakibatkan aritmia. Penggunaan narkoba. Penggunaan obat-obatan terlarang seperti amfetamin dan kokain dapat memengaruhi kerja jantung, sehingga meningkatkan risiko terjadinya aritmia. Efek samping obat-obatan. Beberapa obat batuk dan pilek yang dijual bebas dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami aritmia. Banyak mengonsumsi alkohol. Konsumsi alkohol dalam jumlah yang berlebihan dapat mempengaruhi impuls listrik jantung, sehingga meningkatkan risiko terjadinya aritmia. Banyak mengonsumsi kafein atau nikotin (merokok). Kafein dan nikotin menyebabkan jantung berdetak lebih cepat dari normal, sehingga mengakibatkan aritmia. Gangguan kelenjar tiroid. Kelenjar tiroid yang terlalu aktif atau kurang aktif mampu meningkatkan risiko terjadinya aritmia. Sleep apnea obstruktif. Pada keadaan ini, pernapasan yang dialami pengidap penyakit ini akan terganggu saat tidur dan dapat meningkatkan risiko aritmia. Diabetes. Diabetes yang tidak terkontrol dapat meningkatkan risiko penyakit jantung koroner, tekanan darah tinggi, dan aritmia. Hipertensi atau tekanan darah tinggi. Hipertensi dapat menyebabkan dinding bilik kiri jantung menebal dan menjadi kaku, sehingga aliran listrik jantung terganggu. Penyakit jantung koroner, gangguan lain pada jantung, atau riwayat operasi jantung. Penyempitan pembuluh darah arteri jantung, serangan jantung, kelainan pada katup jantung, gagal jantung, dan kerusakan jantung lainnya merupakan faktor risiko dari hampir segala jenis aritmia. 41 | M a s a l a h K e s e h a t a n J a n t u n g , 2 0 2 1
Diagnosis Aritmia Selain menanyakan riwayat perjalanan penyakit pengidap dan melakukan pemeriksaan fisik guna melihat tanda-tanda aritmia, umumnya dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan penunjang sebagai berikut. Ekokardiogram, untuk mengevaluasi fungsi katup dan otot jantung serta mendeteksi penyebab aritmia dengan bantuan gelombang suara (ultrasound). Elektrokardiogram (EKG), untuk merekam aktivitas elektrik di dalam jantung dengan menempelkan elektroda pada permukaan kulit di dada. Uji latih beban jantung, untuk melihat seberapa jauh tingkat keteraturan irama jantung sebelum berubah oleh pengaruh aktivitas fisik tadi. Monitor Holter, untuk merekam aktivitas jantung selama pengidap melakukan rutinitas tiap hari. Studi elektrofisiologi, untuk mengetahui lokasi aritmia dan penyebabnya, dengan menggunakan teknik pemetaan penyebaran impuls listrik di dalam jantung. Kateterisasi jantung, untuk mengetahui kondisi bagian jantung seperti bilik, koroner, katup, serta pembuluh darah, dilakukan dengan bantuan zat pewarna khusus dan X-ray. Pengobatan Aritmia Beberapa langkah yang umumnya dilakukan dokter untuk mengobati aritmia adalah sebagai berikut. Obat-obatan, misalnya obat-obatan penghambat beta untuk menjaga denyut jantung tetap normal dan obat-obatan antikoagulan seperti aspirin, warfarin, rivaroxaban, atau dabigatran untuk menurunkan risiko terjadinya penggumpalan darah dan stroke. Alat picu jantung dan implantable cardioverter defibrillator (ICD) untuk menjaga detak jantung tetap normal pada kasus-kasus aritmia tertentu. Kardioversi. Dokter akan memberikan kejutan listrik ke dada pengidap untuk membuat denyut jantung kembali normal. Prosedur ini dilakukan jika suatu aritmia tidak dapat ditangani dengan obat-obatan. 42 | M a s a l a h K e s e h a t a n J a n t u n g , 2 0 2 1
Metode ablasi untuk mengobati aritmia yang letak penyebabnya sudah diketahui. Pencegahan Aritmia Beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya aritmia, antara lain: Menghindari dan mengurangi stres. Mengonsumsi makanan sehat. Menjaga berat badan ideal. Tidak sembarangan mengonsumsi obat tanpa petunjuk dari dokter, terutama obat batuk dan pilek yang mengandung zat stimulan pemicu jantung berdetak cepat. Membatasi konsumsi minuman beralkohol dan berkafein. Tidak merokok. Berolahraga secara teratur. 43 | M a s a l a h K e s e h a t a n J a n t u n g , 2 0 2 1
8 OBESITAS DAN PENYAKIT KARDIOVASKULAR Pendahuluan Obesitas adalah kondisi ketika tubuh memiliki lemak yang berlebih. Kondisi ini disebabkan oleh asupan kalori yang lebih banyak dibandingkan aktivitas membakar kalori. Akibatnya, kalori yang berlebih pun menumpuk dalam bentuk lemak. Tubuh bisa disebut terkena obesitas apabila indeks massa tubuh (IMT) adalah 30 kg/m2 atau lebih. Untuk menghitung IMT, Anda bisa membagi berat badan dengan tinggi badan. IMT yang normal adalah 20-25 kg/m2, sementara untuk praobesitas atau overweight adalah 25-29 kg/m2. Kasus pasien dengan obesitas semakin meningkat di dunia, khususnya di Indonesia. Indonesia sendiri menempati posisi ke- 10 daftar negara dengan tingkat obesitas tertinggi di dunia. Gaya hidup yang kurang baik menjadi alasan utama kasus obesitas di Indonesia semakin tinggi. Oleh sebab itu obesitas menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat terbesar di dunia. Kelebihan berat badan membuat tubuh menjadi stres sehingga memicu serangkaian penyakit berbahaya, termasuk penyakit jantung. Memiliki tubuh yang gemuk sudah pasti menjadi beban bagi kebanyakan orang. Selain membuat penampilan menjadi kurang menarik, kegemukan juga menyebabkan orang menjadi tidak percaya diri. Yang lebih penting lagi, kegemukan atau obesitas membuat orang rentan terhadap sederet penyakit berbahaya termasuk kanker, diabetes, stroke, penyakit jantung koroner hingga serangan jantung. Kelebihan berat badan dan obsitas ternyata berhubungan erat dengan peningkatan kejadian penyakit kardiovaskular. Banyak penelitian yang mendukung bahwa obesitas mempengaruhi kesehatan jantung kita. Sebuah studi yang dipublikasikan di European Heart Journal tahun 2018 menemukan orang-orang yang mengalami obesitas memiliki risiko penyakit jantung koroner yang lebih tinggi daripada orang dengan berat badan normal. 44 | M a s a l a h K e s e h a t a n J a n t u n g , 2 0 2 1
Penyebab obesitas Mengonsumsi makanan dan minuman berkalori tanpa diimbangi dengan aktivitas fisik yang cukup menjadi salah satu penyebab obesitas yang paling umum. Selain itu, nyatanya terdapat beberapa faktor lain yang menyebabkan obesitas. Berikut di antaranya: 1. Efek samping obat-obatan. 2. Penyakit atau kondisi medis tertentu. 3. Kehamilan. 4.Jam tidur yang kurang. Risiko gangguan kesehatan seperti penyakit jantung akan meningkat apabila penumpukan lemak berlebih ini tidak segera diatasi. Hal ini dikarenakan penderita obesitas cenderung memiliki kolesterol yang tinggi, tekanan darah tinggi, dan terserang diabetes. Bagaimana obesitas menyebabkan serangan jantung? Obesitas kini menjadi momok bagi masyarakat modern, terutama masyarakat perkotaan. Berkembangnya ilmu pengetahuan, menyebabkan masyarakat mulai waspada dengan bahaya yang ditimbulkan dari kegemukan. Selain penampilan menjadi kurang menarik, ada deratan penyakit yang mengancam di belakangnya. Serangan jantung yang dulu hanya diderita oleh orang-orang tua, kini mulai mengancam generasi muda, yang masih gencar-gencarnya berkreasi dan mengekspresikan diri. Perubahan pola hidup, baik pola makan, aktivitas fisik, dan tingkat stress menjadi penyebab utama kegemukan yang membawa serta serangan jantung yang mematikan. Menurut sebuah artikel yang dimuat pada Obesity Action Community, kelebihan berat badan atau obesitas memang menjadi salah satu faktor risiko yang dapat menyebabkan serangan jantung. Berikut beberapa alasannya: Meningkatkan kadar kolesterol Sebagai contoh, saat berat badan berlebih, kadar kolesterol jahat dan trigliserida pun ikut meningkat. Tidak hanya itu, kadar kolesterol baik di dalam tubuh pun ikut berkurang. Padahal, kadar kolesterol baik (HDL) memiliki peranan penting dalam mengurangi kadar kolesterol jahat (LDL) di dalam 45 | M a s a l a h K e s e h a t a n J a n t u n g , 2 0 2 1
tubuh. Hal ini tentu menyebabkan obesitas meningkatkan risiko serangan jantung, karena saat kolesterol meningkat, akan terbentuk plak-plak kolesterol dalam pembuluh darah arteri jantung yang nantinya dapat menyebabkan penyumbatan. Meningkatkan tekanan darah tinggi Obesitas juga dapat menyebabkan tekanan darah tinggi meningkat, yang merupakan salah satu faktor risiko dari serangan jantung. Orang yang mengalami obesitas, memiliki risiko yang lebih tinggi mengalami pembentukan plak di pembuluh darah, sehingga mempersempit pembuluh darah. Hal ini akan membuat jantung harus bekerja lebih keras memompa untuk menyuplai oksigen dan nutrisi lain yang dibutuhkan oleh tubuh. Hal tersebut meningkatkan mengubah tekanan darah normal menjadi tinggi.. Dengan begitu, tak heran jika Anda mengalami tekanan darah tinggi. Kondisi yang terjadi karena obesitas ini menyebabkan risiko serangan jantung ikut meningkat. Meningkatkan kadar gula darah Bukan hanya kolesterol dan tekanan darah tinggi saja, kadar gula darah juga dapat meningkat jika Anda mengalami obesitas. Dengan meningkatnya kadar gula darah, risiko Anda mengalami diabetes pun ikut meningkat. Padahal, kondisi yang disebabkan obesitas ini merupakan salah satu kondisi yang menyebabkan risiko serangan jantung meningkat. Menurut American Heart Association, setidaknya 68% dari total lanjut usia yang menderita diabetes, biasanya juga mengalami serangan jantung. Oleh karena itu, jika Anda menderita diabetes tapi belum didiagnosis mengalami serangan jantung, kini saatnya melakukan pencegahan terhadap serangan jantung. 46 | M a s a l a h K e s e h a t a n J a n t u n g , 2 0 2 1
Efek Berbahaya Obesitas pada Jantung a. Obesitas meningkatkan faktor risiko penyakit jantung Obesitas meningkatkan risiko seseorang mengembangkan faktor penyebab penyakit jantung lainnya, termasuk hipertensi, kelainan kolesterol dan diabetes tipe2. Penyakit-penyakit tersebut meningkatkan peluang orang terkena penyakit kardiovaskular. Kelebihan berat badan juga meningkatkan risiko sindrom metabolik yakni sekumpulan kondisi yang terjadi secara bersamaan seperti tekanan darah tinggi, kadar kolesterol HDL rendah, kadar trigliserida tinggi, kadar gula darah tinggi, dan lingkar pinggang yang besar atau kelebihan lemak di sekitar pinggang. Yang memperburuk keadaan, tekanan darah tinggi yang disebabkan oleh obesitas mengiritasi plak di arteri dan menyebabkan pembuluh darah pecah sehingga memicu serangan jantung. b. Berat badan meningkatkan risiko mengalami sleep apnea Sleep apnea adalah gangguan tidur serius yang berbahaya karena menyebabkan jalan napas seseorang mengalami sumbatan total atau sebagian, yang terjadi secara berulang pada saat tidur. Sleep apnea tidak hanya mengganggu tidur malam, namun juga merupakan faktor risiko untuk mengembangkan tekanan darah tinggi, diabetes tipe 2 dan penyakit jantung. Sebuah penelitian yang diterbitkan pada Februari 2018 dalam jurnal Metabolic Syndrome and Related Disorders menemukan, bahwa orang yang kelebihan berat badan dengan sleep apnea cenderung memiliki sindrom metabolik, hipertensi, pradiabetes dan kelainan kolesterol (terutama trigliserida tinggi). c. Obesitas terkait dengan peradangan yang tersembunyi Peradangan dan faktor-faktor inflamasi yang dilepaskannya meningkatkan risiko aterosklerosis dan penumpukan plak di dinding arteri. Obesitas juga melepaskan zat-zat dalam darah yang dapat menumpuk di depan plak dan membuat gumpalan. Jika penggumpalan pecah dan tersendat di bagian 47 | M a s a l a h K e s e h a t a n J a n t u n g , 2 0 2 1
pembuluh darah yang menyempit, maka bisa menyebabkan serangan jantung. d. Obesitas meningkatkan komplikasi jantung Obesitas meningkatkan risiko fibrilasi atrium, aritmia atau gejala dari gangguan detak jantung atau irama jantung, yang dapat memicu pembentukan bekuan darah dan menyebabkan stroke, gagal jantung dan penyakit jantung lainnya, demikian menurut American Heart Association. Selain itu, obesitas dapat menyebabkan pembesaran jantung, yang bisa jadi berasal dari hipertensi yang tidak diobati. e. Obesitas menyebabkan jantung bekerja lebih keras Kelebihan berat badan membuat jantung semakin stres, khususnya selama fase diastole atau kondisi relaksasi. Hal ini akan memicu terjadinya gagal jantung. f. Obesitas sentral Menurut American Heart Association, obesitas sentral atau penumpukan lemak di perut berkaitan dengan peningkatan risiko komplikasi pada jantung seperti hipertensi, serangan jantung dan stroke. Obesitas meningkatkan kolesterol total, kolesterol LDL (kolesterol jahat) dan mengurangi kolesterol HDL (kolesterol baik). Itu sebabnya, selain berat badan keseluruhan, ukuran lingkar pinggang juga sama pentingnya. Cara mengurangi risiko obesitas dan serangan jantung Mengingat obesitas dapat menyebabkan risiko serangan jantung meningkat, Anda tentu tidak ingin mengalaminya. Oleh sebab itu, jika Anda masih berada pada berat badan ideal atau normal, pertahankan agar dapat menjaga kesehatan tubuh secara menyeluruh. Namun, apabila Anda telah mengalami obesitas, penting bagi Anda untuk mengontrol berat badan demi mengurangi risiko serangan jantung. Tidak perlu 48 | M a s a l a h K e s e h a t a n J a n t u n g , 2 0 2 1
memaksakan diri, Anda bisa memulainya secara perlahan. Sebagai contoh, dengan mengurangi porsi makan dengan porsi makan yang pas. Selain itu, biasakan pola makan sehat demi mencegah serangan jantung. Hindari makanan yang berpotensi meningkatkan berat badan. Jika perlu, baca setiap label makanan kemasan yang hendak Anda konsumsi untuk menghindari makanan yang kurang sehat. Tak lupa untuk rutin berolahraga, sehingga tubuh lebih aktif dalam membakar lemak-lemak. Hal ini juga dapat membantu mengurangi risiko obesitas yang dapat menyebabkan serangan jantung. Penutup Serangan jantung bisa dialami oleh siapa saja, baik laki-laki maupun perempuan, juga usia muda ataupun lebih tua. Namun, sebagian orang memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami serangan jantung, termasuk orang yang kelebihan berat badan atau obesitas. Obesitas tidak bisa dibiarkan begitu saja. Mulailah menjalani pola hidup sehat agar terhindar dari obesitas dan gangguan kesehatan lainnya. Sumber: https://my.clevelandclinic.org/health/articles/17308-obesity--heart-disease https://www.news-medical.net/health/Obesity-and-heart-disease.aspx https://www.everydayhealth.com/heart-disease/obesity-heart-disease-whats- connection/ 49 | M a s a l a h K e s e h a t a n J a n t u n g , 2 0 2 1
9 PENGARUH FRK NON TRADISIONAL (FOKUS MMP-9 & TNF- α) TERHADAP KEJADIAN ATEROSKELEROSIS PADA PENYAKIT JANTUNG KORONER PENDAHULUAN Penyakit jantung koroner saat ini sudah merupakan masalah kesehatan yang cukup serius diberbagai negara termasuk Indonesia. Di Amerika Serikat dan negara- negara Eropa, sepertiga hingga setengah kematian disebabkan oleh penyakit jantung dan 70% diantaranya disebabkan oleh penyakit jantung koroner.. Di Indonesia, dari survey kesehatan rumah tangga (SKRT) tahun 1993 terlihat kematian akibat penyakit kardiovaskuler mencapai 19,8% dan pada tahun 1998 meningkat menjadi 24,4%. Penyakit jantung koroner merupakan penyakit progresif akibat plak aterosklerosis yang mengalami erosi, fisur atau ruptur. Penyakit ini muncul dengan berbagai tampilan klinis dari yang asimtomatis, angina stabil maupun sindroma koroner akut sampai kematian jantung mendadak. Sindroma koroner akut (SKA) adalah suatu keadaan klinis tingkat miokard iskemik akut tergantung dari derajat oklusi yang terjadi, dapat berupa angina pektoris tidak stabil (APTS), infark miokard akut non ST elevasi (IMA non-STEMI) atau infark miokard akut ST elevasi (IMA STEMI). Aterosklerosis dapat terjadi pada arteri berukuran kecil dan sedang, seperti arteri koroner, arteri karotis, arteri serebri, aorta dan percabangannya, maupun ekstremitas, yang bermanifestasi sebagai strok, penyakit arteri perifer, dan penyakit jantung koroner (PJK). Salah satu usaha untuk menekan angka kematian akibat PJK adalah pengendalian terhadap faktor-faktor risikopenyakit kardiovaskuler (PKV). Faktor risiko tradisional PKV yang dapat dimodifikasi; antara lain diabetes melitus (DM), obesitas, dislipidemia, hipertensi, merokok, dan hiperurikemia; sedangkan faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi antara lain genetik, usia dan jenis kelamin. Saat ini telah terbukti adanya faktor-faktor lain yang merupakan faktor risiko non-tradisional PKV, seperti ET-1, interleukin-6 (IL-6), tumor necrosis factor-α (TNF-α), C-reactive protein (CRP), homosistein dan matrix metalloproteinase (MMP). 50 | M a s a l a h K e s e h a t a n J a n t u n g , 2 0 2 1
Search