HUBUNGAN FEAR OF FAILURE DENGAN STUDENT ENGAGEMENT PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA SKRIPSI DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI PERSYARATAN UJIAN SARJANA PSIKOLOGI Oleh ARIFA ULIA BAHRI 131301053 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA GANJIL, 2016/2017 Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
HUBUNGAN FEAR OF FAILURE DENGAN STUDENT ENGAGEMENT PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Arifa Ulia Bahri dan Rr. Lita Hadiati Wulandari Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara (USU) Medan Jl. Dr. Mansur, No. 7, Medan [email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara fear of failure dengan student engagement pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Fear of failure adalah reaksi penghindaran akan kegagalan karena adanya kecemasan akan konsekuensi negatif yang ditimbulkan oleh kegagalan tersebut. Student engagement merupakan perasaan keterikatan atau keterlibatan yang ditunjukkan dengan keterlibatan perilaku, keterlibatan emosional dan keterlibatan kognitif. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode korelational. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara dan teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah simple random sampling dengan subjek sebanyak 238 orang. Alat ukur yang digunakan adalah skala fear of failure yang disusun oleh peneliti berdasarkan 5 aspek yang dikemukakan oleh Conroy (2001) yaitu ketakutan akan penghinaan dan rasa malu, mengecewakan orang yang penting, ketakutan akan penurunan estimasi diri individu, ketakutan akan hilangnya pengaruh sosial, ketakutan akan ketidakpastian masa depan, dengan reliabilitas (rxx’) 0.974. Skala student engagement disusun oleh peneliti berdasarkan 3 aspek yang dikemukakan oleh Fredricks, dkk (2004) yaitu behavioral engagement, emotional engagement dan cognitive engagement dengan reliabilitas (ryy’) 0.938. Hasil dari analisis data penelitian ini menunjukkan nilai ρ(0.000) < 0.05 ( rxy’=0.986) yang berarti penelitian ini menolak Ho dan menerima Ha. Sehingga disimpulkan terdapat hubungan antara fear of failure dengan student engagement pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Kata kunci: fear of failure, student engagement, mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara i Universitas Sumatera Utara
RELATIONSHIP BETWEEN FEAR OF FAILURE AND STUDENT ENGAGEMENT ON MEDICAL STUDENT UNIVERSITY OF SUMATERA UTARA Arifa Ulia Bahri dan Rr. Lita Hadiati Wulandari Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara (USU) Medan Jl. Dr. Mansur, No. 7, Medan [email protected] ABSTRACT This study aims to determine the relationship between fear of failure and student engagement on Medical Student University Of Sumatera Utara. Fear of failure is an avoidance reaction to failure caused by anxiety to negative consequences. Student engagement is a feelings of attachment or involvement that encompasses behavioral engagement, emotional engagement and cognitive engagement. This study uses a quantitative approach with correlation method. The population is Medical Student University Of Sumatera Utara and the sampling technique used was simple random sampling with a sample size of 238 students. Measuring instrument use fear of failure scale is compiled by the author based on 5 aspects by Conroy (2001) consisting of experiencing shame and embarrassment, devaluing one’s self-estimate, losing social influence, having an uncertain future, and upsetting important others with reliability 0.974. Student engagement scale is compiled by the author based on 3 aspects of student engagement by Fredricks et al (2004) consisting of behavioral engagement, emotional engagement dan cognitive engagement with reliability 0.938. The results of the data analysis of this study showed the value of ρ (0.000) < 0.05 ( rxy’=0.986) it showed that it reject Ho and accept Ha. So it can be concluded that there is a relationship between fear of failure and student engagement on Medical Student University Of Sumatera Utara. Keyword : fear of failure, student engagement, Medical Student University Of Sumatera Utara ii Universitas Sumatera Utara
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan karunia dan kekuatan beserta shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW sebagai pembawa risalah islam, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Hubungan Fear of Fealure dengan Student Engagement pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara”, sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana di Fakultasi Psikologi Universitas Sumatera Utara. Selama proses menulis skripsi, penulis menyadari bahwa terdapat banyak bantuan dan masukan dari berbagai pihak, terutama kedua orangtua (Alm.Samsul Bahri dan Endang Seri), saudara, dan keluarga penulis yang selalu ada memberikan dukungan dan semangat dari masa perkuliahan hingga selesainya penyusunan skripsi ini. Selanjutnya, penyusunan skripsi ini tidak akan selesai tanpa bantuan dari banyak pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada : 1. Pak Zulkarnain, Ph.D, Psikolog selaku dekan Fakultas Psikologi USU. 2. Ibu Rr. Lita Hadiati Wulandari, M.Pd, psikolog selaku dosen pembimbing yang tetap sabar dalam membimbing penulis selama proses pengerjaan skripsi. Terima kasih atas kesediannya ibu yang telah meluangkan banyak waktu, tenaga dan pikiran, juga atas segala bimbingan, bantuan, kritik serta saran-saran yang membangun hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. iii Universitas Sumatera Utara
3. Kak Ridhoi Meilona Purba M.Si. sebagai dosen pembimbing akademik yang telah memberikan bimbingan dan nasehat bagi penulis selama masa perkuliahan. 4. Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen penguji atas bimbingan dan mengarahkan penulis dalam memperbaiki kesalahan-kesalahan yang terdapat dalam penelitian ini demi penulisan skripsi yang baik dan benar. 5. Kepada seluruh dosen di Departemen Pendidikan, terimakasih ibu dan kakak atas bimbingan dan masukan yang telah diberikan selama ini. 6. Terima kasih kepada seluruh staf dosen di Psikologi USU atas ilmu yang telah diajarkan. Semoga ilmu yang diberikan akan bermanfaat bagi penulis di kemudian hari. Selanjutnya, juga terimakasih kepada seluruh pegawai yang telah memberikan kelancaran proses administrasi demi penyusunan skripsi ini. 7. Kepada Dina, Tia, Dana, Darma, Rohman dan teman-teman Horison yang selalu ada bagi penulis memberikan semangat, nasehat, bimbingan dan bantuan selama masa kuliah hingga penyelesaian skripsi ini. 8. Kepada kak Nurhalimah, Dini, Fardah, Leli, Ulfah, dan Hanum. Selanjutnya, kepada Jane, Sury, Sarah, dan teman-teman angkatan 2013 yang menjadi bagian perjuangan dari penulis selama di kampus. 9. Kak Irma dan Ilmi yang bersama-sama selama proses bimbingan yang saling membantu satu sama lain. 10. Kepada M.Habibi, S.Ked dan teman-teman di Fakultas Kedokteran USU yang sangat membantu penulis dalam mengambil data . iv Universitas Sumatera Utara
11. Mahasiswa Psikologi USU angkatan, 2012, 2013, 2014, 2015 dan 2016 yang telah bersedia membantu penulis dalam proses penyelesaian skripsi. Akhir kata, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan dalam skripsi ini. Oleh karenanya, penulis mengharapkan masukan dan saran dari semua pihak, guna menyempurnakan skripsi ini agar menjadi lebih baik lagi. Akhirnya, kepada Allah SWT penulis berserah diri. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak. Medan, Februari 2017 Arifa Ulia Bahri 131301053 v Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI BAB HALAMAN LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN JUDUL....................................... ABSTRAK ..................................................................................................... i ABSTRACT ................................................................................................... ii KATA PENGANTAR ................................................................................... iii DAFTAR ISI ................................................................................................. vi DAFTAR TABEL .......................................................................................... x DAFTAR TABEL .......................................................................................... xi DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xii BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1 A. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1 B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 11 C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 12 D. Manfaat Penelitian .................................................................................... 12 E. Sistematika Penulisan ............................................................................... 13 BAB II LANDASAN TEORI ....................................................................... 15 A. Student Engagement................................................................................... 15 A.1. Definisi Student Engagement............................................................ 15 A.2. Aspek-Aspek Student Engagement................................................... 16 A.3. Faktor-Faktor Student Engagement .................................................. 17 vi Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI (Lanjutan) BAB HALAMAN B. Fear Of Failure.......................................................................................... 19 B.1. Definisi Fear Of Failure ................................................................... 19 B.2. Aspek-Aspek Fear Of Failure .......................................................... 20 B.3. Hasil-Hasil Penelitian Terkait Fear Of Failure ................................ 21 C. Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara .................. 23 D. Hubungan Fear Of Failure Dengan Student Engagement......................... 25 E. Hipotesa Penelitian .................................................................................... 28 BAB III METODE PENELITIAN ............................................................. 29 A. Identifikasi Variabel Penelitian.................................................................. 29 B. Definisi Operasional Variabel Penelitian................................................... 29 B.1. Fear Of Failure ................................................................................. 29 B.2. Student Engagement.......................................................................... 30 C. Subjek Penelitian ...................................................................................... 31 C.1. Populasi ............................................................................................ 31 C.2. Sampel .............................................................................................. 31 D. Teknik Pengambilan Sampel Penelitian .................................................... 32 E. Metode Pengumpulan Data ....................................................................... 32 E.1. Rancangan Alat Ukur Student Engagement ...................................... 33 E.2. Rancangan Alat Ukur Fear Of Failure ............................................. 34 F. Uji Coba Alat Ukur .................................................................................. 35 vii Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI (Lanjutan) BAB HALAMAN F.1. Validitas Alat Ukur ........................................................................... 35 F.2. Uji Daya Beda Aitem ....................................................................... 35 F.3. Reliabilitas Alat Ukur ........................................................................ 36 G. Hasil Uji Coba Alat Ukur ......................................................................... 37 G.1. Skala Student Engagement Setelah Uji Coba ................................... 37 G.2. Skala Fear Of Failure Setelah Uji Coba........................................... 38 H. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ............................................................... 39 H.1. Persiapan Penelitian ......................................................................... 40 H.2. Pelaksanaan Penelitian ..................................................................... 40 H.3. Pengolahan Data Penelitian ............................................................. 40 I. Metode Analisa Data ................................................................................. 40 I.1. Uji Normalitas .................................................................................... 41 I.2. Uji Linearitas ...................................................................................... 41 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................... 43 A. Gambaran Subjek Penelitian ..................................................................... 43 A.1. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin ................ 43 A.2. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Angkatan ....................... 44 B. Hasil Utama Penelitian .............................................................................. 44 B.1. Hasil Uji Asumsi ............................................................................... 45 B.2. Hasil Uji Korelasi.............................................................................. 47 viii Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI (Lanjutan) BAB HALAMAN C. Hasil Tambahan Penelitian ....................................................................... 48 C.1. Karegorisasi Data Student Engagement ............................................ 49 C.2. Kategorisasi Data Fear Of Failure ................................................... 50 D. Pembahasan Hasil Penelitian .................................................................... 51 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 56 A. Kesimpulan .............................................................................................. 56 B. Saran .......................................................................................................... 57 B.1. Saran Metodologis ............................................................................ 57 B.2. Saran Praktis ..................................................................................... 58 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 59 LAMPIRAN.................................................................................................... ix Universitas Sumatera Utara
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1. Data Hambatan Belajar Mahasiswa .............................................. 9 Tabel 2. Data Sumber Tekanan Belajar ...................................................... 9 Tabel 3. Data Mahasiswa Angtakan 2014, 2015 Dan 2016 Fakultas Kedokteran USU Pada Ta.2016/2017 ............................ 24 Tabel 4. Rancangan Alat Ukur Student Engagement.................................. 33 Tabel 5. Rancangan Alat Ukur Fear Of Failure ......................................... 34 Tabel 6. Alat Ukur Student Engagement Setelah Uji Coba ........................ 36 Tabel 7. Alat Ukur Fear Of Failure Setelah Uji Coba ............................... 37 Tabel 8. Data Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin ...................................... 43 Tabel 9. Data Subjek Berdasarkan Angkatan.............................................. 44 Tabel 10. Hasil Uji Normalitas Data ............................................................ 45 Tabel 11. Hasil Uji Anava............................................................................. 46 Tabel 12. Hasil Uji Korelasi Variabel Penelitian.......................................... 47 Tabel 13. Norma Skor Kategorisasi Student Engagement ............................ 49 Tabel 14 Kategorisasi Student Engagement................................................. 49 Tabel 15. Norma Skor Kategorisasi Fear Of Failure ................................... 50 Tabel 16. Kategorisasi Fear Of Failure ........................................................ 50 x Universitas Sumatera Utara
DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Penyebaran Data Dalam Scatterplot.............................................. 46 xi Universitas Sumatera Utara
DAFTAR LAMPIRAN SKALA PENELITIAN .................................................................................. LEMBAR SURVEI ........................................................................................ DAYA BEDA AITEM DAN REABILITAS ................................................ DATA MENTAH PENELITIAN ................................................................. HASIL PENGOLAHAN DATA ................................................................... xii Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Era globalisasi yang melanda dunia menuntut kemampuan manusia untuk lebih unggul. Keunggulan dapat dicapai dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusianya, dan pendidikan merupakan wahana untuk mencapai peningkatan sumber daya tersebut (Sujarwo, 2006). Diambil dari laman Pangkalan Data Pendidikan Tinggi (2017), pendidikan di Indonesia ditempuh melalui dua jalur yaitu jalur informal dan formal. Salah satu jalur formal yaitu jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang adalah perguruan tinggi atau universitas. Di Indonesia sendiri terdapat 4.533 perguruan tinggi dan 423 diantaranya merupakan perguruan tinggi negeri. Individu yang sedang menuntut ilmu dijenjang perguruan tinggi disebut mahasiswa. Dari semua perguruan tinggi tersebut sedikitnya terdapat 4.938.270 mahasiswa yang menempuh pendidikan. Berdasarkan data pada laman BAN PT Universitas (2015), Fakultas Kedokteran merupakan salah satu fakultas atau program studi di berbagai universitas di Indonesia. Di Indonesia terdapat 71 Fakultas Kedokteran di universitas-universitas negeri dan swasta yang tersebar di berbagai provinsi di Indonesia. Universitas Sumatera Utara (USU) merupakan salah satu perguruan tinggi negeri di Indonesia yang terdiri dari 15 fakultas didalamnya, salah satunya adalah Fakultas Kedokteran sebagai fakultas yang pertama. 1 Universitas Sumatera Utara
2 Fakultas Kedokteran USU dalam mengikuti perkembangan dalam bidang pendidikan kedokteran di dunia, sejak tahun 2005 secara menyeluruh dan bertahap telah menggunakan metode pembelajaran Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dituangkan dalam Kepmendiknas No. 232/U/2000 dan No. 045/U/2002 mengacu kepada konsep pendidikan tinggi abad XXI UNESCO. Jumlah satuan kredit semester (SKS) tetap tidak mengalami perubahan, mahasiswa harus mengumpulkan sebanyak 144 SKS yang diambil mahasiswa terkait dengan kompetensi yang harus dicapai dalam waktu tertentu melalui suatu bentuk pembelajaran tertentu. Waktu yang dibutuhkan untuk mahasiswa sistem KBK untuk menyelesaikan program pendidikan sarjana kedokteran lebih pendek yaitu 7 semester dibandingkan dengan mahasiswa sistem KBI yaitu hanya selama 8 semester (Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara dalam Syahirah, 2010). Pembelajaran dengan menggunakan sistem KBK tersebut mengharuskan mahasiswa mampu menguasai materi tertentu dalam waktu yang telah ditentukan. Hal ini membuat mahasiswa mengikuti berbagai kegiatan dan rentan untuk terkena masalah psikologis seperti stress. Penelitian yang dilakukan oleh Siganda (2013) terhadap mahasiswa tahun pertama Fakultas Kedokteran USU angkatan 2013 mendapatkan hasil bahwa sebanyak 15 orang (3,6%) mahasiswa tahun pertama Fakultas Kedokteran USU angkatan 2013 dikategorikan tingkat stres ringan, tingkat stres sedang sebanyak 365 orang (86,5%), dan tingkat stres berat sebanyak 42 orang (10%). Berdasarkan penelitian tersebut juga dihasilkan bahwa terdapat beberapa faktor yang menyebabkan stress yaitu stressor akademik seperti Universitas Sumatera Utara
3 frekuensi dan hasil ujian, kurikulum akademik, menjadi dokter, dan lain-lain. kemudian stressor psikososial seperti tingginya harapan orang tua, masalah keluarga, dan lainnya. dan juga stressor kesehatan. Faktor yang paling sering menyebabkan stress adalah tingginya harapan dari orang tua. Sreeramareddy (2007) merumuskan beberapa hal yang menjadi penyebab masalah akademis bagi mahasiswa kedokteran yaitu diantaranya ekspektasi terhadap masa depan, harapan orang tua, kurikulum atau silabus yang harus diselesaikan dalam waktu yang singkat, dan juga kekhawatiran mengenai masa depan. Penelitian yang dilakukan oleh Sanitiara (2013) pada mahasiswa tahun pertama Fakultas Kedokteran Universitas Riau mendapatkan hasil bahwa mereka mengalami masalah psikologis seperti stress yang beberapa penyebabnya yaitu masalah akademis dan harapan dari orang tua, lingkungan sosial maupun harapan yang berasal dari diri sendiri. Mannapur (2010) mengatakan bahwa 47,01% mahasiswa kedokteran menunjukkan masalah stress psikologis yang serius dan 42,67% berada ditaraf sedang. Mahasiswa dalam mencapai keberhasilan belajar di universitas harus memiliki rasa keterikatan atau keterlibatan terhadap proses pembelajarannya. Hal ini disebut juga dengan student engagement yang berarti perasaan keterikatan atau keterlibatan yang ditunjukkan dengan sikap positif, terlibat dalam tugas-tugas akademis, dan juga ikut serta dalam kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan proses pembelajaran termasuk juga reaksi positif dan negatif terhadap guru, teman sekelas, akademisi, atau sekolah, dan menciptakan ikatan dengan sekolah yang akan mempengaruhi motivasi untuk belajar (Fredricks, 2004) Universitas Sumatera Utara
4 Ladd & Dinella (dalam Christenson, 2012) mengatakan bahwa student engagement merupakan hal yang penting karena dapat memprediksi bagaimana kesuksesan pelajar yaitu kemajuan atau kegagalan yang mereka lakukan. Bicket (2010) mengatakan bahwa keterlibatan mahasiswa merupakan komponen yang penting dalam pembelajaran di Fakultas Kedokteran. Bicket juga menjelaskan bahwa mahasiswa kedokteran harus memiliki motivasi, mendapatkan keuntungan dan memahami peran dalam kepemimpinan untuk dapat belajar dengan baik dan salah satu caranya adalah dengan mengaplikasikan student engagement. Peneliti melakukan survei singkat yang dilakukan pada tanggal 3 Mei 2016 terhadap 64 mahasiswa Fakultas Kedokteran USU dengan salah satu tujuannya untuk melihat kondisi keterlibatan mahasiswa Fakultas Kedokteran terhadap pembelajaran mereka. Hasilnya bahwa sebagian besar dari mereka yaitu 62% dari responden memandang positif terhadap proses pembelajaran, seperti merasa senang, nyaman, puas, menarik, dan mudah. Terdapat pula mahasiswa yang memandang pembelajaran sebagai hal yang melelahkan, tidak menarik, tidak efektif, berat dan sulit yaitu 38% dari 64 jumlah responden yang menjawab. Meskipun begitu, didapatkan hasil bahwa 85,4% dari 64 mahasiswa yang mengisi survei mengatakan dirinya adalah mahasiswa yang aktif dalam kegiatan pembelajaran. Menurut Syah (dalam Purba, 2016) prestasi belajar dapat dipengaruhi proses belajar mengajar di dalam kelas yaitu metode pembelajaran yang digunakan di dalam kelas, hubungan mahasiswa dengan dosen dan keterlibatan mahasiswa di Universitas Sumatera Utara
5 dalam kelas. Sehingga dapat dikatakan bahwa proses belajar mengajar di dalam kelas dapat menjadi prediktor prestasi belajar mahasiswa. Menurut Trowler (dalam Purba, 2016) student engagement dikategorikan dalam 3 tingkatan dengan tingkat keterlibatan yang berbeda-beda. Tingkat keterlibatan ini tidak menunjukkan baik atau buruknya mahasiswa tersebut tetapi lebih kepada sikap terhadap harapan dan norma yang dianut oleh mahasiswa. Tingkatan tersebut terdiri dari positive engagement, non engagement dan negative engagement. Pada level positive engagement, mahasiswa terlibat secara aktif baik secara tingkah laku, emosi maupun kognisi. Pada level non engagement, mahasiswa hanya terlibat secara tingkah laku (behavior) tanpa melibatkan emosi maupun kognitif. Yang terakhir adalah level negative engagement, mahasiswa sama sekali tidak terlibat baik secara tingkah laku, emosi maupun kognisi. Appleton (dalam Andini, 2016) aspek dari student engagement terdiri dari 2 yaitu afektif & kognitif. Pelajar yang tinggi dalam aspek afektif memiliki banyak jumlah teman di sekolahnya, aktif dalam mengikuti kegiatan di sekolah dan siswa yang tidak pernah melanggar peraturan sekolah karena siswa tersebut memiliki kepatuhan yang tinggi terhadap guru-gurunya. Mereka juga berhubungan baik dengan keluarganya dan menunjukkan kepuasan terhadap keluarganya. Pelajar yang tinggi pada aspek kognitif lebih menggambarkan bagaimana siswa tersebut menunjukkan usaha dalam belajarnya, berusaha dalam mengerjakan tugas-tugas sekolah dengan baik. Universitas Sumatera Utara
6 Keterlibatan perilaku dapat ditunjukkan dengan perilaku yang positif seperti mengikuti peraturan dan norma dikampus, mengikuti kelas, dan tidak membuat keributan. Ditunjukkan dengan konsentrasi dalam belajar dan pengerjaan tugas, seperti memusatkan perhatian, aktif bertanya, persisten, dan berusaha. Keterlibatan perilaku juga dilihat dari keikutsertaan mahasiswa dalam kegiatan dikampus seperti ekstrakurikuler (Frederick, 2004). Mahasiswa Fakultas Kedokteran memiliki keterlibatan secara perilaku yang ditunjukkan dengan keaktifan mahasiswanya baik didalam kelas maupun diluar kelas. Mahasiswa aktif dalam kegiatan tanya jawab dikelas, kegiatan diskusi didalam maupun diluar kelas, dan mengikuti berbagai ektrakurikuler untuk menambah pengetahuan dan skill mahasiswa. Ekstrakurikuler yang diikuti antara lain kegiatan kepanitiaan, kegiatan olahraga, kesenian, keagamaan, dan lain-lain. Keterlibatan emosi mengacu pada reaksi perasaan mahasiswa didalam kelas, seperti tertarik, senang, bosan, sedih atau bahkan khawatir. Keterlibatan emosi juga dapat ditunjukkan dengan adanya perasaan menjadi bagian penting dari kampus dan adanya perasaan berharga. Perasaan suka atau tidak terhadap kampus, pengajar, dan tugas, senang atau sedih saat disekolah, bosan atau tertarik terhadap tugas (Frederick, 2004). Berdasarkan hasil survey, mahasiswa Fakultas Kedokteran memiliki keterlibatan emosi yang ditunjukkan dengan perasaan positif. Mahasiswa mengaku merasa senang terhadap proses perkuliahan, teman, dan dosen/pegawai, nyaman berada dikampus, meskipun beberapa mengaku merasakan lelah tetapi mereka tetap berpandangan positif terhadap aktifitas karena banyak ilmu yang mereka dapatkan dikampus. Universitas Sumatera Utara
7 Keterlibatan kognitif dapat dilihat dari bagaimana self regulation dan strategi seseorang. Terlibat secara kognitif berarti memiliki keinginan untuk melampaui kebutuhan dan tertarik terhadap tantangan. Terlibat secara kognitif berarti kemampuan yang baik dalam problem solving, bekerja keras, dan memiliki coping yang baik terhadap ketakukan akan kegagalan (Frederick, 2004). Terlibat secara perilaku ditunjukkan mahasiswa Fakultas Kedokteran melalui usaha mereka untuk memahami pelajaran, mahasiswa berusaha untuk mencari berbagai sumber materi seperti dengan berdiskusi, mengunjungi perpustakaan, sumber belajar dari internet, dan lain-lain. Terdapat beberapa hal yang dapat mempengaruhi mahasiswa dalam mengaktifkan student engagement. Fear of failure merupakan salah satu faktor yang dianggap mempengaruhi pelajar dalam mengaktifkan student engagement. Frederick (2004) menjelaskan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi student engagement adalah Individual need yaitu need for relatedness, need for autonomy, dan need for competence. Kriteria untuk mengevaluasi fear of failure menyerupai model human needs for optimal functioning yang dikemukakan oleh Ryan and Deci’s (dalam Conroy, 2001) yaitu need for autonomy, need for competence, dan need for relatedness. Ryan and Deci’s berpendapat bahwa need for autonomy, need for competence, dan need for relatedness penting untuk mencapai fungsi akademik yang optimal dan munculnya fear of failure didasarkan pada seberapa baik need dapat terpenuhi. Oleh karena itu, fear of failure menjadi salah satu faktor yang mampu mempengaruhi seseorang dalam mengaktifkan student engagement. Universitas Sumatera Utara
8 Menurut Atkinson (dalam Conroy, Kaye, & Fifer, 2007) fear of failure merupakan sebuah bentuk dorongan untuk menghindari kegagalan terutama konsekuensi negatif yang timbul dari kegagalan tersebut seperti rasa malu, dan menurunnya konsep diri individu. Peneliti menganggap variabel fear of failure sebagai individual need yang dimaksud dalam faktor yang mempengaruhi student engagement didukung oleh penjelasan dalam Conroy (2003) dan Ryan dan Decy. (dalam Conroy, 2001). Conroy (dalam Nainggolan, 2007) menjelaskan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya perasaan takut gagal pada mahasiswa adalah adanya situasi yang dipersepsikan penuh tekanan atau situasi baru. Nainggolan (2007) juga mengatakan bahwa mahasiswa banyak dihadapkan pada tuntutan maupun harapan dan tekanan dari lingkungannya termasuk tekanan akademik. Tuntutan dan tekanan dari berbagai pihak tersebut dapat menyebabkan ketakutan pada mahasiswa. Terkait dengan hal tersebut, peneliti melakukan survei pada 64 mahasiswa Fakultas Kedokteran USU dengan tujuan untuk melihat apakah mahasiswa benar mengalami hambatan dan tekanan dalam pembelajaran yang kemudian menyebabkan munculnya perasaan fear of failure itu sendiri. Survei awal dilakukan peneliti dengan memberikan pertanyaan terbuka mengenai hambatan belajar, tekanan dan dampaknya terhadap pembelajaran. Kemudian peneliti mengorganisir jawaban yang diberikan oleh responden dengan mengelompokkan jawabannya dan disajikan dalam bentuk tabel. Hasil survei dapat dilihat pada Tabel 1. Universitas Sumatera Utara
9 Tabel 1. Data Hambatan Belajar Mahasiswa Faktor Penghambat Belajar Jumlah (orang) Persentase Kepadatan jadwal perkuliahan 22 34.37% Rutinitas belajar 20 31.25% Ketertarikan terhadap pembelajaran 9 14.06% Fasilitas belajar 8 12.5% Kehilangan hasrat terhadap proses 5 7.82% pembelajaran Total 64 100% Berdasarkan data tersebut, dapat dilihat bahwa terdapat beberapa hal yang menjadi faktor yang menghambat pembelajaran yaitu sebanyak 34.37% dari responden menjawab rutinitas belajar dikampus yang menjadi hambatannya dalam belajar, 31.25% responden menjawab kepadatan jadwal, 14.06% menjawab kurangnya ketertarikan terhadap pembelajaran sebagai hambatan, 12.5% menjawab hambatan berasal dari ada atau tidaknya fasilitas belajar, dan ada juga yang mengatakan hal yang menghambat adalah hilangnya hasrat terhadap proses perkuliahan yaitu sebesar 7.82%. Peneliti juga mengumpulkan data mengenai sumber tekanan dan dampak dari tekanan yang dirasakan mahasiswa dalam pembelajaran. Hasil survei dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Data Sumber Tekanan Belajar. Sumber Tekanan Jumlah (orang) Persentase Materi 5 Akademik Tugas 6 37.5% IPK 13 Keinginan memberi yang terbaik 15 23.43% Tidak mengalami tekanan 14 21.89% Lain-lain 11 17.18% Total 64 100% Universitas Sumatera Utara
10 Sumber tekanan yang paling sering menjadi respon mahasiswa Fakultas Kedokteran USU 37.5% berasal dari kegiatan yang berhubungan dengan akademik, seperti materi yang sulit dijawab oleh 8% responden, tugas oleh 9% responden, keinginan mendapatkan dan mempertahankan nilai yang baik sebesar 11%. Sumber tekanan berikutnya menurut mahasiswa Kedokteran USU 23.43% berasal dari keinginan untuk memberi yang terbaik untuk orang-orang disekitarnya, seperti keluarga dan teman. Sebanyak 21.89% dari responden menjawab tidak merasakan tekanan dalam pembelajaran dan 17.18% menjawab lain-lain. Tekanan yang dirasakan oleh mahasiswa kemudian memberi dampak yang negatif dan positif. Dampak negatifnya seperti munculnya rasa malas, menurunnya motivasi dan fokus belajar, stress, panik, bahkan ada yang memberi jawaban sakit kepala, depresi, menyerah, dan ingin pindah jurusan dari Fakultas Kedokteran USU. Dampak positif dari tekanan seperti semakin giat dan tekanan tersebut menjadi penyemangat belajar. Mahasiswa dalam mengatasi hambatan dan tekanan tersebut, memiliki sumber motivasi yang mendukung mereka untuk tetap terlibat dalam proses pembelajaran atau untuk tetap mengaktifkan student engagement. Berikut data mengenai sumber motivasi yang dimiliki oleh mahasiswa Fakultas Kedokteran USU. Sumber motivasi terbesar yang menjadi respon mahasiswa Fakultas Kedokteran USU adalah 59.38% tidak ingin mengecewakan orang tua dan teman mereka serta 23.44% kekhawatiran akan masa depan. Kedua sumber motivasi dari mahasiswa Fakultas Kedokteran tersebut berhubungan dengan aspek dari fear of Universitas Sumatera Utara
11 failure yaitu aspek mengecewakan orang penting dan ketakutan akan ketidakpastian masa depan. Penelitian-penelitian yang terkait dengan bagaimana hubungan antara fear of failure dan student engagement yaitu penelitian yang dilakukan oleh Ryan dan Decy (dalam Conroy, 2001) yaitu mengenai bagaimana individual need yang mendasari persepsi seseorang mengenai kegagalan dalam hal ini terkait dengan variabel fear of failure. Variabel tersebut kemudian menjadi hal yang mempengaruhi student engagement seseorang. Berdasarkan pemaparan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa mahasiswa yang memiliki perasaan fear of failure dapat menyebabkan pelajar menunjukkan performa yang baik dalam proses pembelajaran selama di Universitas dan juga menyebabkan pelajar menjadi tidak berusaha dan akhirnya kegagalan tersebut benar-benar terjadi. Peneliti merasa bahwa terdapat hubungan antara fear of failure dengan student engagement. Oleh karena itu, berdasarkan penjelasan, peneliti tertarik untuk melihat bagaimana sebenarnya hubungan antara fear of failure dengan student engagement pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. B. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang diatas, yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah terdapat hubungan antara fear of failure dengan student engagement pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara? Universitas Sumatera Utara
12 2. Bagaimana arah hubungan antara fear of failure dengan student engagement pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara? C. TUJUAN PENELITIAN Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui hubungan antara fear of failure dengan student engagement pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. 2. Untuk mengetahui arah hubungan antara fear of failure dengan student engagement pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara D. MANFAAT PENELITIAN Manfaat yang diharapkan dapat dicapai dari dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya temuan dalam bidang psikologi pendidikan mengenai fear of failure dengan student engagement. b. Penelitian ini diharapkan dapat dipakai sebagai tambahan informasi bagi peneliti selanjutnya dalam bidang psikologi pendidikan mengenai fear of failure dengan student engagement. Universitas Sumatera Utara
13 2. Manfaat praktis a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai fear of failure dengan student engagement terkhusus bagi populasi terkait dalam penelitian ini. b. Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi bagi fakultas Kedokteran mengenai hubungan fear of failure dengan student engagement sehingga dapat menjadi pertimbangan dalam upaya mencapai proses pembelajaran yang lebih efektif. E. SISTEMATIKA PENULISAN Bab I : Pendahuluan Pendahuluan berisi latar belakang masalah dalam penelitian, apa rumusan masalah penelitian, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian, manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian, dan juga bagaimana sistematika penulisan penelitiannya. Bab II : Tinjauan Pustaka Bab ini berisi teori-teori yang berkaitan dalam penelitian, apa faktor-faktor yang mempengaruhi variabel, apa saja aspeknya, dan bunyi hipotesis yang ditarik oleh peneliti. Bab III: Metodologi Penelitian Bab ini menjelaskan mengenai metode yang digunakan yang mencakup metode penelitian kuantitatif, yaitu: identifikasi variabel, defenisi operasional variabel, populasi dan teknik pengambilan sampel, metode Universitas Sumatera Utara
14 pengumpulan data, uji coba alat ukur, prosedur pelaksanaan penelitian, dan metode analisis data. Bab IV: Hasil Analisa Data dan Pembahasan Bab ini berisikan uraian data mengenai hasil analisis mengenai hubungan fear of failure dan student engangement, hasil penelitian meliputi hasil utama penelitian, hasil tambahan penelitian, dan pembahasan terhadap hasil yang didapatkan. Bab V : Kesimpulan dan Saran Bab ini berisikan pemaparan kesimpulan dari penelitian yang dilakukan dan saran yang dapat diberikan peneliti terkait dengan pelaksanaan penelitian dan hasil yang didapatkan dalam penelitian. Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSATAKA A. STUDENT ENGAGEMENT A.1. Definisi Student Engagement The National Survey on Student Engagement (NSSE) dan Community College Survey on Student Engagement (CCSSE) (dalam Barkley, 2009) mendefinisikan student engagement sebagai frekuensi dari partisipasi pelajar dalam aktifitas yang merepresentasikan praktek pendidikan yang efektif, keikutsertaan dalam aktifitas yag bervariasi, interaksi baik didalam dan diluar kelas, dan bagaimana jalur karir pelajar. Barkley (2009) mengatakan bahwa student engagement adalah keikutsertaan pelajar dalam tugas-tugas akademik dan penggunaan kemampuan higher-order thinking dalam pembelajaran seperti dalam menganalisa informasi dan pemecahan masalah (problem solving). Christenson (2012) mengatakan bahwa student engagement adalah partisipasi aktif pelajar dalam akademis dan ko-kurikulum atau aktifitas yang berhubungan dengan pembelajaran serta komitmen yang dimiliki pelajar untuk mencapai tujuan pendidikan dan pembelajaran. Kuh (dalam Coates, 2016) mendefenisikan student engagement sebagai kualitas dari usaha yang dilakukan oleh pelajar dalam kegiatan belajar yang berkontribusi langsung pada hasil yang diinginkan. Sedangkan Coates (2005) mengatakan bahwa student engagement adalah kapasitas untuk menjadi berkualitas dan produktif dalam pendidikan di universitas. 15 Universitas Sumatera Utara
16 Student engagement yang berarti perasaan keterikatan atau keterlibatan yang ditunjukkan dengan sikap positif, terlibat dalam tugas-tugas akademis, dan juga ikut serta dalam kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan proses pembelajaran termasuk juga reaksi positif dan negatif terhadap guru, teman sekelas, akademisi, atau sekolah, dan menciptakan ikatan dengan sekolah yang akan mempengaruhi motivasi untuk belajar (Fredricks, 2004). Berdasarkan pengertian-pengertian mengenai student engagement tersebut, dapat disimpulkan sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Fredricks (2004) bahwa student engagement adalah keterikatan pelajar dengan proses pembelajaran yang ditunjukkan dengan sikap yang positif terhadap pengerjaan tugas dan kegiatan pembelajaran, orang-orang yang berhubungan dengan kegiatan akademik, dan dapat menciptakan suasana yang baik untuk meningkatkan motivasi dalam belajar. A.2. Aspek-aspek dalam Student Engagement Fredricks (2004) menjelaskan bahwa terdapat tiga aspek dalam student engagement, yaitu: 1. Keterlibatan perilaku / behavioral engagement, menggambarkan bagaimana ide untuk berpartisipasi termasuk keterlibatan dalam akademik, sosial, atau kegiatan ekstrakurikuler. Perilaku yang positif , tidak menunjukkan perilaku yang bersifat destruktif dalam lingkungan akademik, keterlibatan dalam pembelajaran dan tugas akademik seperti usaha, persisten, konsentrasi, attensi, dan menanyakan pertanyaan. termasuk pula perilaku yang Universitas Sumatera Utara
17 ditunjukkan dengan berpartisipasi dalam aktifitas yang berhubungan dengan kegiatan sekolah. 2. Keterlibatan kognitif / cognitive engagement, menggambarkan ide untuk melakukan proses berfikir secara penuh, kemauan untuk mengerahkan usaha lebih untuk memahami materi pelajaran secara kompleks dan comprehensif dan juga menguasai keterampilan yang sulit. 3. Keterlibatan emosi / emotional engagement, reaksi yang positif dan negatif terhadap pengajar, teman, akademik, sekolah, dan kemampuan menciptakan kemauan diri untuk melakukan tugas. Mengacu pada perasaan pelajar dalam kelas termasuk ketertarikan, kebosanan, kesenangan, kesedihan, dan juga kecemasan. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat 3 aspek dalam student engagement yaitu keterlibatan perilaku atau behavioral engagement, keterlibatan kognitif atau cognitive engagement, dan juga keterlibatan emosi / emotional engagement. A.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Student Engagement Frederick (2004) memaparkan bahwa terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi student engagement yaitu: 1. Faktor level sekolah / School-Level Factors, yaitu karakteristik sekolah yang baik mampu meningkatkan keterlibatan dan partisipasi pelajar di sekolah. Karakteristik tersebut termasuk bagaimana penentuan tujuan atau kejelasan tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran, proses pembelajaran yang Universitas Sumatera Utara
18 berlangsung dalam ukuran yang kecil sehingga dapat di kontrol, serta bagaimana peraturan dan menejemen yang berlaku disekolah. Hal-hal tersebut dapat mempengaruhi pelajar untuk lebih kooperatif dalam pembelajaran. 2. Konteks kelas / Classroom Context, konteks kelas tempat berlangsungnya pembelajaran juga dapat mempengaruhi keterlibatan pelajar. Hal-hal yang terkait dengan konteks ruangan kelas yaitu dukungan guru, kelompok teman, struktur kelas, dukungan dalam kelas, dan juga karakteristik tugas yang diterima oleh pelajar dalam proses pembelajaran. 3. Kebutuhan individu / Individual Needs, setiap manusia memiliki kebutuhan atau need secara psikologis yang penting dalam dirinya. Tekait dengan keterlibatan pelajar dengan pembelajaran, kebutuhan psikologis yang dianggap fundamental adalah needs for relatedness, needs for autonomy, dan needs for competence. Berdasarkan penjelasan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa terdapat tiga faktor yang mempengaruhi tipe student engagement seseorang yaitu school- level factors, classroom context termasuk dukungan guru, kelompok teman, struktur kelas, dukungan dalam kelas, dan juga karakteristik tugas. Dan juga individual needs yaitu needs for relatedness, need for autonomy, dan need for competence. Universitas Sumatera Utara
19 B. FEAR OF FAILURE B.1. Definisi Fear Of Failure Fear of failure oleh Elliot & Thrash (2004) merupakan reaksi penghindaran yang dilakukan seseorang terhadap hasil atau pencapaiannya. Murray dan Atkinson (dalam Elliot et al, 2004) mendefinisikan fear of failure -sebagai kecenderungan melakukan penghindaran terhadap kegagalan karena individu merasa malu dengan kegagalan yang dialami. Menurut Conroy, Kaye, & Fifer (2007) fear of failure merupakan perasaan cemas ketika situasi gagal akan menyebabkan munculnya kemungkinan terjadi berbagai macam konsekuensi negatif. Atkinson (dalam Conroy et al, 2007) menjelaskan bahwa fear of failure merupakan dorongan untuk menghindari kegagalan yang berhubungan dengan konsekuensi negatif dari kegagalan seperti rasa malu, menurunnya konsep diri individu, dan menghilangnya pengaruh sosial. Nainggolan (2007) mengatakan bahwa mahasiswa banyak dihadapkan pada tuntutan maupun harapan dan tekanan dari lingkungannya termasuk tekanan akademik. Tuntutan dan tekanan dari berbagai pihak tersebut dapat menyebabkan ketakutan pada mahasiswa. Conroy (dalam Nainggolan, 2007) juga menjelaskan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya perasaan takut gagal pada mahasiswa adalah adanya situasi yang dipersepsikan penuh tekanan atau situasi baru. Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa fear of failure adalah reaksi penghindaran akan kegagalan karena adanya kecemasan Universitas Sumatera Utara
20 akan konsekuensi negatif yang ditimbulkan oleh kegagalan tersebut seperti rasa malu, menurunnya konsep diri individu, dan menghilangnya pengaruh sosial. B.2. Aspek-Aspek dalam Fear Of Failure Conroy (2001) menungkapkan terdapat lima aspek dari fear of failure, yaitu: 1. Ketakutan akan penghinaan dan rasa malu. Perasaan bahwa kegagalan yang didapatkan akan mempermalukan diri sendiri, kegagalan tersebut diketahui orang banyak dan dirinya akan mendapatkan cibiran dan penghinaan akan kegagalan tersebut. 2. Mengecewakan orang yang penting. Perasaan bahwa jika mengalami kegagalan maka orang-orang yang dianggap penting seperti orang tua, ataupun yang lainnya akan kecewa terhadap kegagalan tersebut dan akhirnya menjauhinya. 3. Ketakutan akan penurunan estimasi diri individu. Ketakutan bahwa kegagalan akan menghasilkan rasa kurang dan tidak mampu dalam diri individu. Individu akhirnya merasa tidak cukup pintar, tidak cukup berbakat, tidak cukup berkompeten sehingga tidak dapat mengontrol performansinya dengan baik. 4. Ketakutan akan hilangnya pengaruh sosial. Ketakutan jika kegagalan nantinya akan mempengaruhi penilaian orang lain terhadap dirinya. Takut ditinggalkan, dijauhi dan tidak ditolong oleh orang lain dan pada akhirnya ia merasa nilai dirinya akan menurun di mata orang lain. Universitas Sumatera Utara
21 5. Ketakutan akan ketidakpastian masa depan. Merupakan ketakutan yang hadir karena merasa kegagalan akan mengubah masa depannya. Kegagalan akan mempengaruhi rencana-rencana yang telah disusun baik untuk jangka panjang maupun jangka pendek. Berdasarkan penjelasan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa terdapat 5 aspek dalam fear of failure yaitu ketakutan akan penghinaan dan rasa malu, mengecewakan orang yang penting, Ketakutan akan penurunan estimasi diri individu, ketakutan akan hilangnya pengaruh sosial, dan ketakutan akan ketidakpastian masa depan. B.3. Hasil-Hasil Penelitian Terkait dengan Fear Of Failure Conroy (2007) melakukan penelitian mengenai hubungan fear of failure (FF) dengan perfectionism. Hasilnya yaitu tipe perfectionis socially prescribed perfectionism (SPP) memiliki skor hubungan yang lebih signifikan dari dua tipe lainnya yaitu other-oriented perfectionism (OOP) dan self-oriented perfectionism (SOP). SPP berhubungan dengan evaluasi eksternal terhadap performa sedangkan SOP dan OOP berhubungan dengan target standar performa yang tinggi. FF sebagai motivasi berprestasi yang berhubungan dengan SPP menjadi antecendent terhadap achievement goal. Ketika SPP telah dapat dikontrol oleh sesorang maka berhubungan dengan perasaan bangga ketika engage dalam mencapai prestasi. Conroy dan Elliot (2004) melakukan penelitian yang berjudul “Fear of failure and achievement goals in sport: Addressing the issue of the chicken and the egg”. Peneliti ingin melihat hubungan antara fear of failure dengan Universitas Sumatera Utara
22 achievement goals. Hasilnya adalah bahwa achievement goal bercirikan mastery- avoidance goal dan performance-avoidance goals berhubungan positif dengan fear of failure. Fear of failure dapat menjadi antecendent penentuan tujuan seseorang. Model hirarki ini digeneralisasikan dari setting akademis ke konteks sport dan hasilnya juga dapat digeneralisasikan dari konteks sport ke setting akademis. Penelitian yang dilakukan oleh Conroy (2004) yang berjudul “The Unique Psychological Meanings of Multidimensional Fears of Failing”. Sampel penelitian diambil dari populasi mahasiswa yang terlibat aktif dalam kegiatan recreational physical di Northeastern University. Salah satu hasilnya yaitu, skor FF yang rendah memiliki pola hubungan dengan self-talk ketika gagal, achievement goals, dan contextual motivation. Conroy, Metzler, dan Hofer (2003) meakukan penelitian terhadap structural, differential, dan mean stability dari skor PFAI (kuisioner fear of failure). Salah satu hasilnya mengindikasikan level stabilitas yang tinggi pada skor PFAI dan skor FF secara umum. Salah satu sampel dari penelitian ini adalah mahasiswa yang terlibat dalam kegiatan dikelas. Conroy (2003) melakukan penelitian dengan judul “Representational Models Associated With Fear of Failure in Adolescents and Young Adults”.. Penelitian ini melihat hubungan antara FF dengan representational model (orang lain atau diri sendiri) dan hasilnya adalah keduanya berhubungan. Penelitian ini merangkum bahwa individu yang tumbuh dengan perasaan takut gagal akan Universitas Sumatera Utara
23 cenderung tumbuh dilingkungan yang menganggap prestasi itu adalah yang paling utama atau prestasi menjadi patokan self-worth nya. Conroy, Elliot, dan Pincus (2009) mengatakan bahwa pada situasi berprestasi, fear of failure yang tinggi mungkin akan mengarahkan seseorang untuk berperilaku baik atau perilaku bermusuhan. Conroy et al (2009) melakukan penelitian berjudul “The Expression Of Achievement Motives In Interpersonal Problems” dengan salah satu hasil bahwa fear of failure berhubungan positif dengan interpersonal distress dan interpersonal problem. C. MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN USU Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mendefinisikan mahasiswa sebagai orang yang belajar di Perguruan Tinggi. Mahasiswa dinilai memiliki tingkat intelektualitas yang tinggi, kecerdasan dalam berpikir dan perencanaan dalam bertindak. Berpikir kritis dan bertindak dengan cepat dan tepat merupakan sifat yang cenderung melekat pada diri setiap mahasiswa, yang merupakan prinsip yang saling melengkapi. USU merupakan salah satu perguruan tinggi negeri di Indonesia yang bertempat di Medan Sumatera Utara. Universitas ini terdiri dari 14 fakultas yang salah satunya adalah Fakultas Kedokteran. Berdasarkan informasi dari laman resmi FK USU, Fakultas ini terdiri dari 2 departemen didalamnya yaitu, Departemen pre klinik ; anatomi, biokimia, histologi mikrobiologi, gizi, parasitologi, patologi anatomi, farmatologi terapeutik, fisiologi, kedokteran komunitas. Departemen klinik ; patologi anak, kesehatan anak, penyakit dalam Universitas Sumatera Utara
24 kedokteran jiwa, kulit dan kelamin, pulmonologi, radiologi, neurologi, anastesiologi, bedah, bedah syaraf, ginekologi, dan THT. Sesuai dengan data pada laman direktori mahasiswa USU, mahasiswa Fakultas Kedokteran angkatan 2014, 2015, 2016 terdiri dari kurang lebih 707 orang mahasiswa. Dengan rincian sebagai berikut: Tabel 3. Data mahasiswa angtakan 2014, 2015 dan 2016 Fakultas Kedokteran USU pada TA.2016/2017 No. Angkatan Jumlah 1 2014 262 orang 2 2015 209 orang 3 2016 236 0rang Total 707 orang Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara memiliki berbagai macam aktifitas dalam proses perkuliahannya. Aktifitas-aktifitas tersebut harus mereka jalani untuk menjadi mahasiswa yang berhasil dalam pembelajaran. Aktifitas tersebut ada yang bersifat akademis ada juga yang berhubungan dengan kegiatan organisasi yang juga mendukung proses pembelajaran mereka. Kegiatan akademis yang dijalani oleh mahasiswa kedokteran USU diantaranya yaitu belajar dikelas, tutorial, praktikum, skill lab, ujian, pelatihan, seminar, olimpiade, karya ilmiah, dan lain-lain. Kegiatan diluar akademis yang juga mendukung pembelajaran yaitu, Pema (pemerintahan mahasiswa), UKM, kegiatan olahraga seperti aikido dan permainan bola, kegiatan seni, kepanitiaan, organisasi TBM, SCOPH, SCORE, SCORA, Foskasi, dan juga Permaked Tabagsel USU. Universitas Sumatera Utara
25 D. HUBUNGAN FEAR OF FAILURE DENGAN STUDENT ENGAGEMENT Frederick (2004) menjelaskan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi student engangement adalah individual needs yaitu needs for relatedness, needs for autonomy, dan needs for competence. Peneliti menganggap variabel fear of failure sebagai individual need yang dimaksud dalam faktor yang mempengaruhi student engangement didukung oleh penjelasan dalam Conroy (2003) yang mengatakan bahwa berdasarkan persfektif individual differences, fear of failure dikonsepkan sebagai individual need, motive, dan affective tendency. Ryan et al. (dalam Conroy, 2001) juga menjelaskan bahwa persepsi terhadap kegagalan atau fear of failure didasarkan pada seberapa baik need seseorang itu dapat terpenuhi, dan need yang essensial menurutnya tidak hanya need for achievement tetapi juga needs for autonomy, needs for competence, dan needs for relatedness. Kriteria untuk mengevaluasi fear of failure menyerupai model human needs for optimal functioning yang dikemukakan oleh Ryan and Deci’s (dalam Conroy, 2001) yaitu need for autonomy, need for competence, dan need for relatedness. Ryan and Deci’ berpendapat bahwa need for autonomy, need for competence, dan need for relatedness penting untuk mencapai fungsi akademik yang optimal dan munculnya fear of failure didasarkan pada seberapa baik need dapat terpenuhi. Fear of failure yang dievalusi dari needs for relatedness, needs for competence, dan needs for autonomy akan mempengaruhi engagement pelajar (Ryan et al. dalam Conroy, 2001). Fear of failure yang dalam hal ini adalah need, akan mempengaruhi bagaimana pelajar dalam menentukan strategi mereka dalam Universitas Sumatera Utara
26 pembelajaran, menentukan hal apa yang sebaiknya dilakukan, memprediksi hasil yang akan mereka dapatkan, memprediksi kesuksesan, memberi informasi mengenai alasan pelajar untuk mengerjakan sesuatu, serta untuk membuat keputusan. Furrer dan Skinner (dalam Frederick, 2004). mengatakan bahwa need tersebut akan berkontribusi terhadap perilaku engagement yang ditunjukkan pelajar. Hal tersebut dapat berkontribusi terhadap emotional engangement, behavioral engagement, atau cognitive engagement pelajar. Fear of failure dapat menjadi pendorong mahasiswa untuk mengaktifkan student engaagement. Untuk mengatasi rasa takut akan gagal tersebut dan agar kegagalan tidak benar-benar terjadi maka mahasiswa berusaha untuk terlibat aktif dalam proses pembelajarannya. Namun berbeda dengan hasil penelitian yang dikemukakan oleh Sagar et al. (dalam Saravanan, 2014) yang mengatakan bahwa fear of failure justru dapat menaikkan level stress mahasiswa kedokteran, menurunkan motivasi mereka dan menghilangkan kepercayaan diri mahasiswa. Sejalan dengan penelitian tersebut, hasil penelitian Caraway, Tucker, Reinke, dan Hall (dalam Christenson, 2012) menginvestigasi hubungan antara fear of failure dengan academic engagement, mereka menemukan bahwa kehadiran fear of failure secara signifikan mengurangi perolehan nilai pada academic engagement pelajar. Penelitian sebelumnya yang melihat hubungan antara student engagement dan fear of failure justru mendapat hasil berbeda pula. Nainggolan (dalam Sebastian, 2013) mengatakan bahwa fear of failure dapat menjadi motivasi untuk Universitas Sumatera Utara
27 meraih prestasi dan juga dapat menimbulkan dampak negatif yang menghilangkan motivasi untuk meraih prestasi. Mahasiswa Fakultas Kedokteran USU merasakan hambatan dan tekanan dalam proses pembelajaran di perkuliahan. Hambatan seperti kegiatan belajar yang sulit dan padat dan juga tekanan yang berasal dari kegiatan akademik ataupun orang-orang disekitar seperti keluarga dan teman dapat memberi dampak terhadap pembelajaran. Dampak tersebut dapat meningkatkan atau malah menurunkan performa mahasiswa dalam belajar. Hambatan dan tekanan tersebut juga dapat mempengaruhi bagaimana pandangan mereka terhadap proses pembelajaran yang mereka jalani seperti kesediaan belajar, kenyamanan, ketertarikan dan juga kepuasan belajar mahasiswa. Beberapa penelitian tersebut memberikan gambaran bahwa fear of failure yang dirasakan oleh pelajar dapat menjadi faktor yang meningkatkan keinginan untuk terlibat/engage dalam proses pembelajarannya. Dan juga dapat menjadi faktor yang menurunkan keinginan pelajar untuk mengaktifkan student engagement-nya. Oleh karena itu, peneliti merasa benar bahwa fear of failure merupakan faktor yang mempengaruhi student engagement. Dan berdasarkan kesenjangan tersebut, peneliti tertarik untuk melihat bagaimana hubungan fear of failure dengan student engagement dan bagaimana arah hubungan dari kedua variabel tersebut. Universitas Sumatera Utara
28 E. HIPOTESA PENELITIAN Berdasarkan uraian teori-teori diatas, maka hipotesis yang diajukan oleh peneliti adalah “ada hubungan antara fear of failure dengan student engagement pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara” Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode korelasional. Pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada data-data numerikal yang diolah dengan metode statistika. Metode korelasional ialah metode penelitian yang dilaksanakan dengan tujuan mencari tahu sejauh mana variasi-variasi pada suatu faktor berkaitan (berkorelasi) dengan satu atau lebih faktor lain. Pada penelitian ini, metode korelasi digunakan untuk mendapatkan jawaban tentang ada tidaknya hubungan satu faktor dengan faktor lain, yaitu hubungan antara fear of failure dengan minat student engagement pada mahasiswa. A. IDENTIFIKASI VARIABEL PENELITIAN Identifikasi variabel-variabel utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel bebas (independent variable) : Fear of Failure 2. Variabel Tergantung (dependent variable) : Student Engagement B. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL PENELITIAN B.1. Defenisi Operasional Fear of failure Fear of failure adalah perasaan takut akan penghinaan, ditinggalkan orang yang penting, perasaan tidak mampu, berubahnya penilaian orang lain, dan 29 Universitas Sumatera Utara
30 berubahnya rencana masa depan karena kegagalan. Dalam penelitian ini fear of failure diukur dengan menggunakan skala yang disusun oleh peneliti berdasarkan aspek fear of failure yang disampaikan oleh Conroy (2001). Tinggi rendahnya fear of failure subyek dilihat dari skor total yang diperoleh pada skala fear of failure. Semakin tinggi skor skala yang diperoleh akan semakin menunjukkan tingginya fear of failure yang dimiliki mahasiswa dan begitu juga sebaliknya. B.2. Definisi Operasional Student Engagement Student engagement adalah keterlibatan mahasiswa yang ditunjukkan dengan patuh terhadap peraturan, konsentrasi ketika belajar, ikut serta dengan kegiatan ektrakurikuler, kemudian rasa senang dan tertarik dengan kampus, kurikulum, teman, dan dosen/pegawai, serta melakukan usaha unutk memahami materi secara kompleks dan menyeluruh. Dalam penelitian ini student engagement diukur dengan menggunakan skala yang disusun oleh peneliti berdasarkan aspek student engagement yang disampaikan oleh Fredricks (2004). Student engagement subyek dilihat dari skor total yang diperoleh pada skala student engagement. Semakin tinggi skor skala yang diperoleh akan semakin menunjukkan tingginya student engagement yang dimiliki mahasiswa dan begitu juga sebaliknya. Universitas Sumatera Utara
31 C. POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN C.1. Populasi Penelitian Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa aktif angkatan 2014, 2015, dan 2016 di Fakultas Kedokteran USU dengan jumlah 707 mahasiswa. C.2. Sampel Penelitian Mengingat pada keterbatasan peneliti dalam menjangkau seluruh area populasi, maka peneliti hanya akan meneliti sebagian dari populasi yang dijadikan sebagai subjek penelitian. Berdasarkan pada populasi yang telah ditentukan maka akan diambil wakil dari populasi yang disebut sampel penelitian. Azwar (2010) menyatakan bahwa secara tradisional statistika jumlah sampel yang lebih dari 60 orang sudah cukup banyak. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Menurut Sugiono (2012) pada populasi yang diasumsikan berdistribusi normal, penarikan jumlah sampel dapat dilakukan dengan berpatokan pada Nomogram Herry King. Dalam norma tersebut dikatakan bahwa untuk populasi dengan jumlah berkisar 750 orang dengan taraf kepercayaan 95%, maka jumlah sampel yang harus dipenuhi dalam penelitian adalah 238 orang. Oleh karena itu, sampel dalam penelitian ini berjumlah 238 orang mahasiswa Fakultas Kedokteran USU aktif mulai dari angkatan 2014, 2015 dan 2016. Universitas Sumatera Utara
32 D. TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL PENELITIAN Teknik pengambilan sampel adalah cara yang digunakan untuk mengambil sampel dari populasi dengan menggunakan prosedur tertentu dalam jumlah yang sesuai dengan memperhatikan sifat-sifat dan penyebaran populasi agar diperoleh sampel yang benar-benar dapat mewakili populasi. Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini diambil dengan menggunakan teknik simple random sampling yaitu semua anggota populasi memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi sampel penelitian. Sampel dipilih secara acak dari mahasiswa Fakultas Kedokteran angkatan 2014, 2015 dan 2016. E. METODE PENGUMPULAN DATA Metode pengumpulan data hendaknya disesuaikan dengan tujuan penelitian dan bentuk data yang akan diambil dan diukur. Data dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan metode skala. Skala disusun sendiri oleh peneliti dari aspek-aspek yang membangun variabel tersebut. Skala yang digunakan terdiri dari skala untuk mengukur student engagement dan skala untuk mengukur fear of failure. Kedua skala dalam penelitian terdiri atas pernyataan yang bersifat favourable yaitu bentuk pernyataan yang mendukung variabel dan unfavourable yaitu bentuk pernyataan yang tidak mendukung. Nilai dari kategori respon bergerak dari 1 – 5. Bobot penilaian untuk pernyataan favourable adalah sangat tidak setuju (STS) bernilai 1, tidak setuju (TS) bernilai 2, netral (N) bernilai 3, setuju (S) bernilai 4, dan sangat setuju (SS) bernilai 5. Sedangkan bobot penilaian untuk pernyataan unfavourable : sangat tidak setuju (STS) bernilai 5, tidak setuju Universitas Sumatera Utara
33 (TS) bernilai 4, netral (N) bernilai 3, setuju (S) bernilai 2, dan sangat setuju (SS) bernilai 1. Berikut rancangan dari kedua skala yang akan diuji coba sebelum digunakan dalam penelitian ini: E.1. Rancangan Skala Student Engagement Skala student engagement disusun dari ketiga aspeknya yaitu behavioral engagement, cognitive engagement, dan emotional engagement. Rancangan alat ukur student engagement dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Rancangan Alat Ukur Student Engagement Jumlah No Aspek Indikator perilaku pertanyaan Total Bobot Fav. Unfav. Menaati peraturan Keterlibatan kampus dan hadir 5 5 10 16.7% dalam proses 1 perilaku / perkuliahan Behavioral engagement Aktif dalam berdiskusi 5 5 10 16.7% dan berorganisasi Bertahan mengikuti proses pembelajaran, 2 Keterlibatan fokus, dan berusaha 5 5 10 16.7% kognitif / mengetahui materi lebih 5 5 10 16.7% Cognitive lanjut engagement Menguasai materi yang telah dipelajari dan mampu mengaplikasikannya Bersikap positif terhadap guru, teman, 5 5 10 16.7% 5 5 10 16.7% 3 Keterlibatan dan lingkungan emosi / kampus. Emotional Memiliki kemauan engagement mengerjakan tugas dan berusaha untuk memberikan yang terbaik. Total keseluruhan 60 100% Universitas Sumatera Utara
34 E.2. Rancangan Skala Fear Of Failure Skala fear of failure disusun aspeknya yaitu ketakutan akan penghinaan dan rasa malu, mengecewakan orang yang penting, penurunan estimasi diri individu, hilangnya pengaruh sosial, dan ketidakpastian masa depan. Rancangan alat ukur skala fear of failure dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Rancangan Alat Ukur Fear Of Failure Jumlah No Aspek Indikator perilaku pertanyaan Total Bobot Fav. Unfav. Ketakutan 6 6 12 20% akan Merasa akan dihina 1 penghinaan jika mendapat hasil dan rasa yang buruk malu 2 Mengecewa Merasa akan dijauhi 6 6 12 20% kan orang jika mendapat hasil yang yang buruk penting Ketakutan Merasa tidak mampu 6 6 12 20% akan sehingga tidak dapat 6 6 12 20% 3 penurunan mengontrol 6 estimasi diri performansi diri 6 12 20% individu dengan baik. 60 100% Ketakutan Orang lain akan akan mengubah penilaian 4 hilangnya terhadap dirinya jika pengaruh gagal sosial 5 Ketakutan Rencana yang telah akan disusun baik jangka ketidakpasti pendek atau panjang an masa akan berubah jika depan gagal Total keselutuhan Universitas Sumatera Utara
35 F. UJI COBA ALAT UKUR F.1. Uji Validitas Validitas adalah sejauhmana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam menjalankan fungsi ukur artinya alat ukur memang mengukur apa yang - dimaksudkan untuk diukur. Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi atau content validity, yaitu sejauh mana alat tes yang digunakan dilihat dari segi isi adalah benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur. Teknik yang digunakan untuk melihat validitas isi dalam penelitian ini adalah professional judgement, pendapat profesional diperoleh dengan cara berkonsultasi dengan dosen pembimbing dan juga dosen atau pihak lain. F.2. Uji Daya Beda Aitem Uji daya beda aitem dilakukan untuk melihat sejauhmana aitem mampu membedakan antara individu atau kelompok individu yang memiliki atribut dengan yang tidak memiliki atribut yang akan diukur. Dasar kerja yang digunakan dalam analisis aitem ini adalah dengan memilih aitem-aitem yang fungsi ukurnya selaras atau sesuai dengan fungsi ukur tes (Azwar, 2012). Pengujian daya beda aitem ini dilakukan dengan komputasi koefisien korelasi antara distribusi skor pada setiap aitem dengan suatu kriteria yang relevan yaitu distribusi skor skala itu sendiri. Komputasi ini menghasilkan koefisien korelasi aitem total yang dapat dilakukan dengan menggunakan koefisien korelasi Pearson Product Moment (Azwar, 2012). Universitas Sumatera Utara
Search
Read the Text Version
- 1
- 2
- 3
- 4
- 5
- 6
- 7
- 8
- 9
- 10
- 11
- 12
- 13
- 14
- 15
- 16
- 17
- 18
- 19
- 20
- 21
- 22
- 23
- 24
- 25
- 26
- 27
- 28
- 29
- 30
- 31
- 32
- 33
- 34
- 35
- 36
- 37
- 38
- 39
- 40
- 41
- 42
- 43
- 44
- 45
- 46
- 47
- 48
- 49
- 50
- 51
- 52
- 53
- 54
- 55
- 56
- 57
- 58
- 59
- 60
- 61
- 62
- 63
- 64
- 65
- 66
- 67
- 68
- 69
- 70
- 71
- 72
- 73
- 74
- 75
- 76
- 77
- 78
- 79
- 80
- 81
- 82
- 83
- 84
- 85
- 86
- 87
- 88
- 89
- 90
- 91
- 92
- 93
- 94
- 95
- 96
- 97
- 98
- 99
- 100
- 101
- 102
- 103
- 104
- 105
- 106
- 107
- 108
- 109
- 110
- 111
- 112
- 113
- 114
- 115
- 116
- 117
- 118
- 119
- 120
- 121
- 122
- 123
- 124
- 125
- 126
- 127
- 128
- 129
- 130
- 131
- 132
- 133
- 134
- 135
- 136
- 137
- 138
- 139
- 140
- 141
- 142
- 143
- 144
- 145
- 146
- 147
- 148