Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore BAB I, II, III, DAPUS

BAB I, II, III, DAPUS

Published by Fitrah Nur Ramadhani Faisal, 2021-03-01 02:39:34

Description: BAB I, II, III, DAPUS

Search

Read the Text Version

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu pesat di saat sekarang ini menuntut semua bidang untuk menyesuaikan diri agar dapat berjalan beriringan dengan kemajuan tersebut. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan ilmu pengetahuan yang dimiliki. Undang-undang No. 12 Tahun 2012 didalamnya menyatakan bahwa Ilmu Pengetahuan adalah rangkaian pengetahuan yang digali, disusun, dan dikembangkan secara sistematis dengan menggunakan pendekatan tertentu, yang dilandasi oleh metodologi ilmiah untuk menerangkan gejala alam dan/atau kemasyarakatan tertentu. Ilmu Pengetahuan dapat diperoleh dari berbagai kegiatan, salah satunya yaitu diperoleh melalui pendidikan utamanya proses pembelajaran. Pembelajaran dalam Pendidikan tinggi belangsung secara lebih kompleks dan mandiri. Mahasiswa diharapkan mampu lebih aktif dan inisiatif dalam proses pembelajaran. Menurut (Susilana dan Cepi, 2007) Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang melibatkan seseorang dalam upaya memperoleh pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai positif dengan memanfaatkan berbagai sumber untuk belajar. Pembelajaran pada tingkat Pendidikan tinggi bertujuan untuk mendorong mahasiswa memaksimalkan kemampuannya dalam memperoleh pengetahuan dari berbagai sumber belajar. 22

Sumber belajar adalah salah satu komponen penting dalam proses pembelajaran. Menurut (Cahyadi, 2018) Sumber belajar adalah semua sumber baik berupa data, orang dan wujud tertentu yang dapat digunakan dalam belajar, baik secara terpisah maupun secara terkombinasi sehingga mempermudah dalam mencapai tujuan belajar atau mencapai kompetensi tertentu. Sumber belajar dapat digunakan secara umum oleh masyarakat dalam mencari informasi terkait sebuah pengetahuan, dan secara khusus akan digunakan oleh tenaga pengajar (guru atau dosen) dan yang diajar (siswa atau mahasiswa) dalam menunjang proses pembelajaran. Pada tingkat Pendidikan tinggi, pengkajian terhadap sumber belajar akan membantu mahasiswa dalam memahami dan mengetahui lebih banyak terkait mata kuliah yang tengah diprogramkan. Sumber belajar mahasiswa umumnya berupa modul cetak yang disarankan oleh dosen. Modul cetak merupakan sumber belajar utama yang sering digunakan dalam proses perkuliahan. Penggunaan modul cetak oleh mahasiswa biasanya untuk menyelesaikan tugas ataupun untuk belajar ketika akan ujian. Modul cetak ini kurang praktis ketika mahasiswa harus menggunakan beberapa referensi karena modul cetak ini lumayan berat dan cukup mengambil ruang ketika harus dibawa kemana-mana. Salah satu solusi yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah keterbatasan sumber belajar tersebut adalah dengan memanfaatkan teknologi yang ada sekarang ini dan mengintegrasikannya dengan materi kuliah sehingga dapat dihasilkan sumber belajar yang praktis, efisien, dan menarik. Sumber belajar yang praktis dan efisien akan memudahkan mahasiswa untuk mengaksesnya kapan saja 23

dan dimana saja, sehingga frekuensi kegiatan belajar menjadi lebih meningkat. Selain itu sumber belajar harus menarik sehingga mahasiswa termotivasi untuk menggunakannya. Modul yang diintegrasikan dengan teknologi dapat dijadikan sebagai salah satu referensi sumber belajar yang praktis, efisien, dan menarik. Menurut (Purwanto dkk, 2007) modul ialah bahan belajar yang dirancang secara sistematis berdasarkan kurikulum tertentu dan dikemas dalam bentuk satuan pembelajaran terkecil dan memungkinkan dipelajari secara mandiri dalam satuan waktu tertentu. Pengintegrasian modul dengan teknologi salah satunya yaitu berupa buku elektronik atau yang lebih dikenal dengan e-book. Buku elektronik atau ebook adalah versi elektronik dari buku konvensional. Jika buku pada umumnya terdiri dari kumpulan kertas yang dapat berisikan teks atau gambar, maka buku elektronik berisikan informasi digital yang juga dapat berwujud teks atau gambar. Menurut (Widodo, 2016) secara fisik, buku konvensional (cetak) memerlukan ruang yang lebih lebar daripada e-book. Sebagai gambaran, untuk menyajikan 1000 (seribu) judul buku, perpustakaan harus menyediakan lebih dari 5 (lima) rak buku bolak balik. Sedangkan jika dalam bentuk digital, 1000 (seribu) judul tersebut dapat tersimpan dalam 1 (satu) data storage, atau 1 (satu) book reader saja. Jika e-book tersimpan dalam sebuah book reader, maka akan dapat dibawa ke mana-mana untuk dimanfaatkan di mana saja. Di samping efisien dalam penyimpanannya, perpustakaan dapat mengembangkan koleksi e-book, yang dapat difungsikan sebagai perpustakaan online dan siap dimanfaatkan di mana saja, kapan saja dan oleh siapa saja. 24

Mengamati dari banyaknya alternatif sumber belajar yang dapat dikembangkan untuk selanjutnya digunakan oleh mahasiswa berdasarkan kondisi dan kemampuan mahasiswa itu sendiri, maka peneliti menawarkan sumber belajar berupa e-book . Sumber belajar e-book yang dikembangkan oleh peneliti memuat konten materi Lumut dan Paku pada mata kuliah Botani Tumbuhan Rendah. Mata kuliah Botani Tumbuhan Rendah merupakan salah satu mata kuliah wajib yang harus dilulusi oleh mahasiswa jurusan Biologi FMIPA UNM. Mata kuliah ini diprogramkan pada semester 3. Berdasarkan observasi yang dilakukan pada bulan September 2020 dengan menanyakan pendapat 4 orang mahasiswa Jurusan Biologi FMIPA UNM Angkatan 2019 yang sedang berada di semester 3 dan sedang memprogramkan mata kuliah Botani Tumbuhan Rendah baik dari kelas sains maupun kelas reguler, mereka mengemukakan bahwa dalam proses kuliah Botani Tumbuhan Rendah masih diperlukan lebih banyak lagi sumber belajar yang dapat memotivasi mahasiswa untuk belajar dan praktis digunakan baik dalam pembelajaran sistem daring maupun luring. Pada materi Lumut dan Paku terdapat berbagai konten yang memerlukan pemahaman terkait karakteristik dan bagian-bagian dari tiap jenis tumbuhan Lumut dan Paku yang dipelajari, dan konten materi seperti ini akan sulit di pahami apabila tidak diberikan visualisasi yang jelas dengan deskripsi sesuai visualisasi yang ada. Selain itu dibutuhkan inovasi sehingga sumber belajar pada materi ini dapat menjadi menarik, efisien dan praktis sehingga mahasiswa menjadi lebih termotivasi dalam belajar. Oleh karena itu sumber belajar berupa e-book dinilai sesuai untuk 25

digunakan pada materi Lumut dan Paku agar mahasiswa dapat lebih termotivasi belajar, serta bisa belajar kapan dan dimana saja dengan praktis dan efisien. Berdasarkan ulasan sebelumnya, maka peneliti melakukan pengembangan bahan ajar berupa e-book pada materi Lumut dan Paku sebagai sumber belajar yang dapat digunakan pada mata kuliah Botani Tumbuhan Rendah. Pengemasan sumber belajar dalam bentuk e-book ini akan diisi dengan visualisasi dan penjelasan terkait materi sehingga dapat menarik perhatian mahasiswa dan membantu proses belajar dalam perkuliahan. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut: “Bagaimana karakteristik e-book materi Lumut dan Paku sebagai sumber belajar pada mata kuliah Botani Tumbuhan Rendah yang dikategorikan valid dan praktis?”. C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah: untuk mengembangkan e-book materi Lumut dan Paku sebagai sumber belajar pada mata kuliah Botani Tumbuhan Rendah yang bersifat valid dan praktis. D. Manfaat penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi: 1. Dosen 26

Sebagai referensi sumber belajar pada mata kuliah Botani Tumbuhan Rendah materi Lumut dan Paku yang dapat digunakan dalam pelaksanaan sistem perkuliahan baik secara daring maupun luring. 2. Mahasiswa Sebagai salah satu sumber belajar e-book pada proses perkuliahan yang diharapkan dapat lebih memudahkan mahasiswa dalam mempelajari dan memahami materi Lumut dan Paku pada mata kuliah Botani Tumbuhan Rendah. 3. Peneliti Sebagai bahan informasi bagi peneliti lain, yang melakukan penelitian yang berkaitan dengan penggunaan sumber belajar berupa e-book. 27

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. Sumber Belajar a. Hakikat sumber belajar Sumber belajar mengacu pada setiap orang atau materi apa pun (baik yang diperoleh atau diproduksi secara lokal) dengan konten atau fungsi instruksional yang digunakan untuk tujuan pengajaran/ pembelajaran formal atau informal. Sumber belajar termasuk semua media pembelajaran, namun tidak terbatas pada, materi cetak dan non-cetak; audio, visual, elektronik, dan perangkat keras/ perangkat lunak digital; dan sumber daya manusia (Education, 2008) Sumber belajar berperan sekali dalam upaya pemecahan masalah dalam belajar. Sumber-sumber belajar itu dapat diidentifikasikan sebagai pesan, orang, bahan, alat, teknik, dan latar. Dalam upaya mendapatkan hasil yang maksimal, maka sumber belajar itu perlu dikembangkan dan dikelola secara sistematik, bermutu, dan fungsional. Pemanfaatan berbagai sumber belajar di lembaga pendidikan memang selalu dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu faktor internal yang berpengaruh dominan dalam proses relajar dan pembelajaran seperti kesadaran, semangat, sikap, minat, metakognisi, kemampuan, keterampilan dan kenyamanan diri bagi penggunanya; Sedangkan faktor eksternal ádalah yang berpengaruh terhadap ketersediaan sumber belajar yang bervariasi, banyak, kemudahan akses terhadap sumber belajar, proses pembelajaran, ruang, sumber 28

daya manusia, serta tradisi dan sistem yang sedang berlaku di sekolah/ lembaga pendidikan (Abdullah, 2012) Sumber belajar juga dapat berarti segala sesuatu, baik yang sengaja dirancang maupun yang telah tersedia yang dapat dimanfaatkan baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama untuk membuat atau membantu peserta didik belajar Di dalam sumber belajar terdapat beberapa komponen utama yang mendukung sumber belajar tersebut yaitu: (a) pesan yang merupakan pelajaran/informasi yang diteruskan oleh komponen lain dalam bentuk ide, fakta, arti, data, dan lain-lain. (b) Komponen Orang /manusia sebagai penyimpan, pengolah, dan penyaji pesan. (c) Komponen Alat sesuatu yang digunakan untuk menyampaikan pesan yang tersimpan di dalam bahan. (d) Komponen Teknik prosedur rutin atau acuan yang disiapkan untuk menggunakan bahan, peralatan, orang, dan lingkungan untuk menyampaikan pesan (Hafid, 2011) Menurut (Sudjana & Rivai, 1989) pengertian sumber belajar bisa diartikan secara sempit dan secara luas. Pengertian secara sempit dimaksudkan misalnya buku-buku atau bahan-bahan tercetak lainnya, sedang secara luas itu tidak lain adalah daya yang bisa dimanfaatkan guna kepentingan proses belajar mengajar, baik secara langsung maupun secara tidak langsung, sebagian, atau keseluruhan. Menurut (Husnan dkk, 1993) Sumber belajar tidak terbatas pada benda- benda fisik seperti radio, surat kabar, sawah, sungai dan sebagainya tetapi dapat berupa peristiwa-peristiwa atau kejadian-kejadian yang terjadi di sekitar kita dan sumber belajar dapat pula berupa media pengajaran. Dengan peranan sumber- sumber belajar (seperti guru/dosen, buku, film, majalah, laboratorium, peristiwa, 29

dan sebagainya) memungkinkan individu berubah dan tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti, dan tidak terampil menjadi terampil dan menjadi individu dapat membedakan mana yang baik dan mana yang tidak baik, mana yang terpuji dan seterusnya. b. Klasifikasi Sumber Belajar Pada awal sejarah pembelajaran, media sumber belajar hanyalah merupakan alat bantu yang dipergunakan oleh seorang guru untuk menerangkan pelajaran. Alat bantu yang mula-mula digunakan adalah alat bantu visual, yaitu berupa sarana yang dapat memberikan pengalaman visual kepada pembelajar, antara lain untuk mendorong motivasi belajar, memperjelas dan mempermudah konsep yang abstrak, dan mempertinggi daya serap atau retensi belajar (Susilana & Cepi, 2007) Klasifikasi sumber belajar menurut (Sheels & Richey, 1994) sebagai berikut: (1) Pesan yang merupakan informasi yang disampaikan oleh komponen yang lain, biasanya berupa ide, makna, dan fakta. (2) Bahan yang merupakan kelompok alat yang sering disebut dengan perangkat lunak. (3) Alat yang merupakan alat yang sering disebut perangkat keras. Berkaitan dengan alat ini dipergunakan untuk mengeluarkan pesan yang tersimpan dalam bahan. (4) Teknik yang merupakan prosedur baku atau pedoman langkah-langkah dalam penyampaian pesan; dan (5) Latar yang merupakan lingkungan di mana pesan ditransmisikan. Lingkungan adalah tempat di mana saja seseorang dapat melakukan belajar atau proses perubahan tingkah laku maka dikategorikan sebagai sumber belajar, misalnya perpustakaan, pasar, museum, sungai, gunung, tempat pembuangan sampah, kolam ikan dan lain sebagainya. 30

Berdasarkan paparan di atas, dapat diklasifikasikan bahwa sumber belajar ada yang berbasis manusia, sumber belajar berbasis cetakan, sumber belajar berbasis visual, sumber belajar berbasis audio-visual, dan sumber belajar berbasis komputer. Berhubungan dengan fungsi sumber belajar, menurut (Morrison et al, 2004) bahwa sumber belajar yang ada agar dapat difungsikan dan dimanfaatkan dengan sebaik- baiknya dalam pembelajaran. c. Pemanfaatan Sumber Belajar dalam Pembelajaran Pendayagunaan sumber belajar dalam proses pembelajaran memiliki banyak fungsi dan manfaat yang diambil, seperti memberi pengalaman yang konkret dan langsung, menyajikan sesuatu yang tidak mungkin diadakan, dikunjungi atau dilihat secara langsung dan konkrit, menambah dan memperluas cakrawala sajian yang ada di dalam kelas, meningkatkan motivasibelajar, memberi informasi yang lebih akurat, membantu memecahkan masalah pembelajaran baik dalam lingkup makro maupun mikro, dan merangsang untuk berpikir, bersikap dan berkembang lebih lanjut (Navy, 2013) Pembelajaran model konvensional, dan dari sekian banyak sumber belajar yang ada di dalamnya, ternyata hanya buku teks yang merupakan sumber belajar yang dimanfaatkan selain tenaga pengajar itu sendiri. Sedangkan mengenai sumber belajar yang beraneka ragam pada umumnya belum dimanfaatkan secara maksimal. Di negara kita dapat ditemukan bahwa penggunaan bahan ajar dan buku teks dalam pembelajaran sangat dominan bila dibandingkan dengan sumber belajar seperti perpustakaan, laboratorium, studi lapangan, slide, internet, komputer, dan Iainnya. 31

Walaupun begitu, pada masa sekarang penggunaan komputer dalam pembelajaran sudah menunjukkan adanya peningkatan yang berarti (Percival & Ellington, 1993) Semakin majunya teknologi, sumber belajar kini semakin beragam dan aksesnya pun bermacam-macam. Apabila peserta didik sudah memiliki disiplin yang tinggi, latar belakang pengalaman yang cukup luas dan pola berpikir sudah lebih matang, maka interaksi langsung peserta didik dengan media sumber belajar, dapat berjalan tanpa intervensi pendidik. Dengan demikian peserta didik dapat belajar dari sumber belajar bukan hanya ketika ada guru/ dosen, namun saat sendiri pun bisa (Karwono & Heni, 2017) Pemanfaatan sumber belajar berupa media dalam proses pembelajaran ditinjau berdasarkan 4 landasan. Landasan filosofis, berpandangan bahwa dengan digunakannya media hasil teknologi harus dengan hati-hati agar penerapannya tidak menimbulkan dehumanisasi. Landasan psikologis menitikberatkan pada kompleks dan uniknya proses belajar, sehingga ketepatan pemilihan media dan metode pembelajaran akan sangat berpengaruh terhadap hasil belajar. Landasan teknologis memaparkan pemanfaatan sumber belajar merupakan proses kompleks dan terpadu yang melibatkan banyak komponen. Landasan terakhir yaitu landasan empiris yang menyatakan bahwa peserta didik akan mendapatkan keuntungan yang signifikan bila ia belajar menggunakan media yang sesuai dengan karakteristik tipe atau gayanya sebagai sumber belajar (Daryanto, 2016) 2. Buku Elektronik (E-Book) Salah satu media pembelajaran mahasiswa yang mengimplementasikan perkembangan teknologi dan komunikasi dengan interaksi pengguna yang sedang 32

dikembangkan saat ini adalah buku digital atau dikenal dengan e-book. Buku digital, atau disebut juga e-book merupakan sebuah publikasi yang terdiri dari teks, gambar, maupun suara dan dipublikasikan dalam bentuk digital yang dapat dibaca di komputer maupun perangkat elektronik lainnya seperti android, atau tablet. E- book atau electronic book (atau juga digital book) adalah evolusi dari buku cetak yang biasa kita baca sehari-hari (Mentari et al., 2018) Buku elektronik (e-book) pertama telah muncul di Rocket eBookTM1 dan Softbook2. Dengan melihat pada dua contoh dapat di deskripsikan bahwa e-book sebagai bahan yang ditampilkan perangkat fisik secara elektronik sebagai dokumen. Ini berbeda dari komputer desktop dan notebook yang masih menjadi antarmuka utama untuk dokumen elektronik yang hanya memungkinkan serangkaian operasi interaksi terbatas. Keuntungan penggunaan e-book adalah karena mirip dengan buku kertas sehubungan dengan halaman, urutan berurutan, mobilitas dan fisik, namun dengan bentuk yang lebih praktis. E-book dapat dikatakan berada di garis penghubung antara dunia kertas dan layar (Lemken, 1999) Buku elektronik (disingkat e-book) atau buku digital adalah versi elektronik dari buku. Jika buku pada umumnya terdiri dari kumpulan kertas yang dapat berisikan teks atau gambar, maka buku elektronik berisikan informasi digital yang juga dapat berwujud teks atau gambar. Dewasa ini buku elektronik diminati karena ukurannya yang kecil bila dibandingkan dengan buku, dan juga umumnya memiliki fitur pencarian, sehingga kata-kata dalam buku elektronik dapat dengan cepat dicari dan ditemukan. Terdapat berbagai format buku elektronik yang populer, antara lain adalah teks polos, pdf, jpeg, doc lit dan html. Masing-masing format memiliki 33

kelebihan dan kekurangan masing-masing, dan juga bergantung dari alat yang digunakan untuk membaca buku elektronik tersebut (Widodo, 2016) E-Book dan media pembelajaran multimedia dapat membantu siswa dalam mengatasi materi yang susah dipahami. Menurut (Oetomo, 2007) para ahli pendidikan telah mencoba untuk meneliti dan menciptakan metode-metode belajar yang baru. Namun, berbagai metode itu tentu saja tidak lepas dari peran media sebagai sarana untuk penyampaiannya. Media tersebut dapat berupa buku, majalah, jurnal, video dan yang terakhir internet sebagai media online. Internet memungkinkan tersedianya e-book agar pola penyajian pembelajaranpun menjadi interaktif dan media-media pembelajaran multimedia dapat menjadi sarana yang tepat untuk digunakan oleh para pendidik. Keberadaan e-book dapat memudahkan untuk belajar, dimana buku-buku tidak harus disimpan dalam bentuk fisik (buku konvensional). Selain itu adanya e- book juga memudahkan penulis dalam menyebarkan tulisan-tulisannya utamanya bahan ajar. E-book memberikan kepraktisan kepada orang-orang baik penulis maupun pembacanya (Senzaki, 2019) Menurut (Azrai & Refirman, 2013) e-book sebagai sumber belajar ini terutama dapat digunakan untuk mengatasi kendala keterbatasan waktu yang tersedia untuk pertemuan tatap muka. Dengan memanfaatkan sumber belajar mandiri mahasiswa dapat belajar di mana saja, kapan saja sesuai dengan kemampuan dan keperluannya. Selain itu, keunggulan dari e-book adalah ketersediaan secara online tanpa adanya keterbatasan waktu dan ruang. Dengan e- book maka akan mudah untuk men-download dan memiliki sumber belajar mandiri. 34

Sentuhan teknologi pada dunia Pendidikan menjadikan modul dalam pembelajaran berkembang menjadi e-book. Perpaduan buku (modul) dan aplikasi digital sangat tepat untuk membantu keberhasilan proses pembelajaran (Hisbiyati & Khusnah, 2017). Perpaduan antara teknologi dan buku konvensional menjadikan proses pembelajaran lebih menarik dan dapat dilakukan secara mandiri. Karakteristik dari e-book sebagai salah satu contoh e-modul sangat membantu dalam belajar. Menurut (Kemendikbud, 2017) karakteristik e-modul adalah: (a)Self instructional yaitu mampu membelajarkan diri sendiri, (b)self contained yaitu seluruh materi pembelajaran dari satu unit kompetensi yang dipelajari terdapat didalam satu modul utuh, (c)stand alone yaitu modul yang dikembangkan tidak tergantung pada media lain atau tidak harus digunakan bersama-sama dengan media lain, (d)Adaptif yaitu modul hendaknya memiliki kesesuaian terhadap perkembangan ilmu dan teknologi, (e)user friendly yaitu modul hendaknya juga memenuhi kaidah akrab dengan pemakainya, (f)memanfaatkan berbagai fitur yang ada pada aplikasi software, dan (j)didesain secara cermat (memperhatikan prinsip pembelajaran). E-book sebagai buku digital memudahkan masyarakat terutama pelajar yang dapat membaca ratusan halaman buku hanya dalam satu file dan menghemat biaya membeli buku. E-book memiliki kelebihan dalam hal accessibility, functionality, dan cost- effectiveness. Oleh karena kelebihan yang ada pada e-book, saat ini banyak di kalangan kaum akademisi menjadikan e-book sebagai salah satu ke dalam pengalaman informasi dan kebiasaan penelitian mereka. Sumber belajar popular sekarang bukan hanya dalam bentuk bahan cetakan seperti buku teks akan tetapi 35

memanfaatkan sumber belajar yang terasosiasi dengan teknologi seperti penggunaan e-book (Suryani & Khoiriyah, 2018) B. Kerangka Konseptual Adapun kerangka konseptual pengembangan e-book materi paku dan lumut sebagai sumber belajar pada mata kuliah botani tumbuhan rendah dapat dilihat sebagai berikut. Perkembangan Sumber belajar Teknologi kovensional Sistem pembelajaran daring mapupun luring E-Book materi Lumut dan Paku sebagai salah satu sumber belajar untuk mata kuliah Botani Tumbuhan Rendah Valid Praktis (Validator Ahli) (Respon Dosen dan mahasiswa) Gambar 2.1. Kerangka konseptual sumber belajar e-book materi lumut dan paku pada mata kuliah botani tumbuhan rendah C. Model Hipotetik Mata kuliah Botani Tumbuhan Rendah merupakan salah satu mata kuliah yang wajib diprogramkan oleh mahasiswa Jurusan Biologi FMIPA UNM, mata kuliah ini di programkan pada semester 3. Salah satu konten materi dalam mata kuliah Botani Tumbuhan Rendah adalah materi Lumut dan Paku, pada konten 36

materi ini memerlukan pemahaman terkait jenis-jenis tumbuhan lumut dan jenis- jenis tumbuhan paku serta perbedaan masing-masing antar jenis, sehingga memerlukan media visual yang lebih banyak. Selain itu, beberapa jenis tumbuhan lumut memiliki ukuran yang relatif kecil sehingga juga diperlukan media visual yang dapat memberikan gambaran dan deskripsi terkait bagian-bagian dari tumbuhan lumut. Keberadaan sumber belajar turut berpengaruh terhadap ilmu pengetahuan, sumber belajar yang senantiasa menyesuaikan dengan kemajuan teknologi akan memberikan dampak yang linear terhadap perkembangan ilmu pengetahuan. Selama ini sumber belajar utama dalam dunia perkuliahan berupa modul cetak dan materi yang dijelaskan oleh dosen, ataupun ppt terkait materi tiap pertemuan kuliah. Sumber belajar yang lain akan dicari sendiri oleh mahasiswa sesuai dengan materi yang ingin dipelajari lebih dalam. Kadangkala mahasiswa asal mencari dan mengambil sumber belajar dari internet tanpa memperhatikan apakah sumber belajar tersebut memberikan informasi yang real dan dapat dipercaya. Sumber belajar yang baik haruslah sumber belajar yang valid dan relevan dengan materi. Untuk mengurangi potensi mahasiswa dalam memperoleh sumber belajar yg tidak valid, maka dosen dapat memberikan rekomendasi sumber belajar kepada mahasiswa. Salah satunya yaitu dengan merekomendasikan e-book yang telah diuji kevalidan dan kepraktisannya sebagai sumber belajar untuk suatu konten materi. Setelah pengembangan e-book ini diharapkan adanya sumber belajar mandiri untuk mahasiswa yang valid dan praktis sebagai penunjang materi dalam 37

perkuliahan, terciptanya motivasi dan semangat belajar karena konten e-book yang menarik, serta meningkatnya intensitas belajar mahasiswa karena kepraktisan dalam penggunaan sumber belajar yang mudah untuk dibawa kemanapun. Sumber belajar e-book materi Lumut dan Paku pada mata kuliah Botani Tumbuhan Rendah yang dihasilkan diharapkan dapat memenuhi standar mutu sumber belajar dan berguna bagi para pembaca yang membutuhkan informasi terkait konten materi di dalamnya. 38

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian pengembangan (Research and Development) yakni pengembangan e-book materi lumut dan paku sebagai sumber belajar pada mata kuliah botani tumbuhan rendah. B. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2020. Adapun hasil dari pengembangan e-book materi lumut dan paku pada mata kuliah botani tumbuhan rendah ini akan diuji coba terbatas (skala kecil) pada mahasiswa semester 3 Jurusan Biologi FMIPA UNM. Penelitian ini dilaksanakan di Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Makassar. C. Desain Penelitian Model pengembangan e-book yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada model ADDIE. Model ini terdiri dari lima fase atau tahapan utama yaitu (1) analisis (analyze), (2) perancangan (design), (3) pengembangan (development), (4) implementasi (implementation), dan (5) evaluasi (evaluation). (Branch, 2009) 39

2 D. Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah peserta 10 orang mahasiswa semester 3 Jurusan Biologi FMIPA UNM dan 2 orang dosen mata kuliah Botani Tumbuhan Rendah di Jurusan Biologi FMIPA UNM. E. Langkah-Langkah Pengembangan Sumber Belajar E-Book Gambar 3.1 Diagram Alir Prosedur Pengembangan E-Book dengan Model ADDIE

3 1. Tahap Analyze (Analisis) Langkah awal pada tahap ini peneliti menganalisis permasalahan yang dihadapi oleh dosen dan mahasiswa melalui observasi dan wawancara pra pengembangan, kemudian mencari solusi dari masalah yang ditemukan. Adapun hal-hal yang dianalisis oleh peneliti untuk mengetahui kelayakan sumber belajar e- book yang akan dikembangkan memuat komponen yang terdapat dalam proses belajar di perkuliahan seperti kebutuhan mahasiswa, karakteristik mahasiswa, fasilitas pendukung, serta karakteristik materi dan tujuan. a. Analisis kebutuhan Peneliti menganalisis kebutuhan mahasiswa ditahap pra-pengembangan menggunakan hasil observasi dan wawancara bebas yang dilakukan oleh peneliti terhadap sumber belajar yang digunakan pada saat proses perkuliahan, analisis ini berkaitan mengenai kebutuhan mahasiswa, permasalahan yang ada, serta solusi untuk memecahkan masalah. b. Analisis karakteristik Analisis karakteristik mahasiswa diperoleh dengan mengambil sampel pada satu kelas, kemudian mencari informasi mengenai jumlah mahasiswa, jenis kelamin, dan rentang usia, serta proses wawancara terhadap dosen mata kuliah botani tumbuhan rendah mengenai daya tanggap mahasiswa terhadap materi, tahapan ini bertujuan untuk membantu dalam proses penyesuaian materi dan tingkat kemampuan berpikir (kognitif) mahasiswa. c. Analisis fasilitas pendukung pembelajaran Analisis fasilitas pendukung pembelajaran dilakukan pra-pengembangan

4 agar sumber belajar yang dihasilkan dapat digunakan dengan fasilitas yang terjangkau oleh mahasiswa. d. Analisis materi Analisis materi/konten isi merupakan langkal awal dilakukan untuk mengetahui lebih dalam mengenai materi yang akan dipelajari mahasiswa dalam sumber belajar e-book yang akan dikembangkan. e. Analisis tujuan Analisis ini dilakukan untuk mengetahui informasi tentang tujuan yang akan dicapai dalam materi perkuliahan sehingga sumber belajar yang dikembangkan dapat membantu untuk mencapai tujuan tersebut. 2. Tahap Design (Perancangan) Tahapan desain merupakan tahapan perancangan sumber belajar e-book yang akan dikembangkan. Tahap desain berisi penjelasan mengenai desain e-book materi lumut dan paku sebagai salah satu sumber belajar pada mata kuliah botani tumbuhan rendah. Hal-hal yang dilakukan pada tahap ini antara lain: a. Strategi instruksional Beberapa pertanyaan yang mendukung terciptanya strategi instruksional, yaitu: pengelompokan dan pengurutan materi. Pengelompokan dan pengurutan materi dilakukan dengan: 1) mengelompokkan tujuan yang akan dicapai 2) menyatukan topik yang ingin peneliti berikan dalam produk yang dikembangkan; dan 3) pemilihan penilaian yang akan mengukur kemajuan mahasiswa terhadap tujuan yang ingin dicapai. b. Pemilihan desain format rancangan

5 Desain format dihasilkan dari penggabungan antara kebutuhan mahasiswa, isi dan tujuan pengembangan. Penentuan format berdasarkan pada hasil analisis yang telah dilakukan yang kemudian dicocokkan dengan model format yang paling berkesesuaian dengan yang dibutuhkan oleh mahasiswa. c. Pembuatan desain Pembuatan desain perencanaan pengembangan digunakan untuk menuntun pelaksanaan pengembangan dan sebagai kontrol dalam proses pengembangan. Dengan adanya desain perencanaan pengembangan, dapat di sesuaikan mengenai informasi yang harus dimasukkan. Informasi tersebut mengenai topik-topik berikut: nama rancangan; kebutuhan pengguna; alasan merancang; hasil rancangan yang diharapkan; siapa yang akan menjadi pengguna rancangan; tujuan merancang; pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan apa yang dibutuhkan untuk menggunakan produk rancangan; umpan balik yang diharapkan dari pengguna; batasan waktu dalam perencanaan; manfaat rancangan; dan pembatasan pengeluaran. 3. Tahap Development (Pengembangan) Langkah yang dilakukan dalam tahap pengembangan adalah mengembangkan e-book materi lumut dan paku sebagai sumber belajar pada mata kuliah botani tumbuhan rendah. Pengembangan e-book ini dilakukan dengan cara mengembangkan materi melalui pengembangan sumber belajar berdasarkan tahap analisis dan tahap desain. Uji kevalidan meliputi sumber belajar e-boook dan materi yang telah dikembangkan. Uji kevalidan sumber belajar dilakukan untuk memastikan bahwa

6 sumber belajar e-book yang akan digunakan bersifat layak/valid berdasarkan penilaian validator. Instrumen penelitian yang digunakan untuk menilai sumber belajar e-book berupa angket. Sumber belajar akan direvisi berdasarkan masukan para validator sampai dihasilkan sumber belajar yang valid/layak untuk digunakan. 4. Tahap Implementation (Implementasi) a. Penggunaan sumber belajar e-book Produk awal yang telah dinyatakan valid oleh validator ahli kemudian diuji coba pada subjek penelitian. Sumber belajar e-book kemudian diberikan kepada mahasiswa dan dosen untuk coba digunakan sebagai sumber belajar. b. Uji Kepraktisan Implementasi dilakukan melalui uji coba terbatas untuk mendapatkan data kepraktisan sumber belajar e-book. Data kepraktisan diukur dari respon mahasiswa dan dosen menggunakan angket respon. Angket respon kemudian dianalisis untuk mengetahui hasil uji kepraktisan terhadap sumber belajar e-book. 5. Tahap Evaluation (Evaluasi) Tahap ini merupakan langkah terakhir dari model pengembangan ADDIE, evaluasi adalah sebuah proses yang dilakukan untuk memberikan nilai terhadap sumber belajar e-book. Pada tahap ini dilakukan dengan analisis data kevalidan dan kepraktisan terhadap sumber belajar e-book yang telah dikembangkan dan diuji coba. F. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah alat-alat yang digunakan untuk memperoleh data selama penelitian. Adapun instrumen penelitian yang digunakan oleh peneliti yaitu

7 instrumen penilaian sumber belajar e-book dan instrumen penilaian materi yang berupa angket. Untuk uji kevalidan sumber belajar dan materi terdapat beberapa pertanyaan dilengkapi dengan petunjuk penggunaan instrumen dan terdapat 5 kriteria penilian yaitu 1= Tidak baik, 2= Kurang baik, 3= Cukup baik, 4= Baik, 5= Sangat baik dan dinilai oleh validator. Sedangkan untuk uji kepraktisan sumber belajar yang dinilai oleh dosen dan mahasiswa terdiri atas beberapa item pernyataan yang dilengkapi dengan petunjuk penggunaan instrumen dan terdapat 5 kriteria penilaian yaitu 1= tidak setuju, 2= kurang setuju, 3= cukup setuju, 4= setuju, 5= sangat setuju. Lembar validasi instrumen penelitian ini berfungsi untuk memberikan penilaian terhadap instrumen yang terdiri dari lembar validasi penilaian ahli sumber belajar, lembar validasi ahli materi, serta lembar instrumen respon dosen dan mahasiswa untuk uji kepraktisan. Sebelum instrumen penelitian digunakan, terlebih dahulu divalidasi kemudian dapat digunakan untuk menilai produk sumber belajar e-book. 1. Lembar validasi sumber belajar e- book dan materi. Lembar validasi sumber belajar e-book merupakan instrumen yang digunakan untuk mendapatkan data mengenai pendapat para ahli (validator) mengenai sumber belajar e-book materi lumut dan paku pada mata kuliah botani tumbuhan rendah. Kisi instrumen lembar validasi penilaian sumber belajar e-book oleh dosen ahli (validator): (1) Kelayakan isi yang terdiri dari ketepatan dalam penyajian materi dan ketetapan kesesuaian dengan penalaran peserta didik. (2) Bahasa yang terdiri dari ketetapan dalam menggunakan bahasa dan keterpahaman bahasa. (3)

8 Aspek penyajian yang terdiri dari sistematika penyajian dan kemudahan dipahami, mengembangkan kecakapan akademik, memberi kesempatan peserta didik untuk berkreativitas dalam tugas, dan penyajian kelengkapan sumber belajar. (4) Kegrafisan yang terdiri dari, kesesuaian antara proporsi gambar dengan bahasa paparan, ketepatan dalam menggunakan teks, gambar dan tampilan. Skala yang digunakan pada penilaian sumber belajar e-book yaitu sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik, dan tidak baik. 2. Lembar penilaian kepraktisan sumber belajar e- book. Lembar angket respon dosen dan mahasiswa merupakan instrumen yang digunakan untuk melihat kepraktisan sumber belajar e-book berdasarkan respon dari mahasiswa mata kuliah botani tumbuhan rendah yang menggunakan e-book yang telah dikembangkan tersebut. Angket respon dosen dan mahasiswa yang digunakan adalah angket penilaian sumber belajar yang sudah divalidasi sebelumnya dan layak untuk digunakan. Kisi angket respon mahasiswa dan dosen terhadap sumber belajar e-book terdiri atas 4 aspek penilaian yaitu: (1) Isi materi seperti materi yang disajikan secara jelas dan memiliki alur pikir yang runtut. (2) Bahasa seperti menggunakan kalimat yang jelas dan mudah dipahami, menggunakan bahasa yang komunikatif, dan materi yang disajikan menggunakan istilah yang mudah dipahami. (3) Penyajian seperti penyajian materi menimbulkan suasana menyenangkan, memberikan kesempatan berkreativitas dalam melaksanakan tugas, menuntun peserta didik berpikir kreatif, menuntun peserta didik untuk menggali informasi, penyajian dapat menuntun kecakapan peserta didik dalam memecahkan masalah,

9 serta penyajian gambar dan tabel. (4) Tampilan seperti kesalahan tampilan/penulisan (tipografi), ilustrasi gambar menarik, dan kemenarikan sampul. G. Teknik Pengumpulan Data Sebelum melakukan penelitian lebih lanjut, telah dilakukan observasi awal berupa wawancara tak berstruktur untuk mengetahui ketersediaan sumber belajar yang digunakan dosen dan mahasiswa mata kuliah botani tumbuhan rendah di Jurusan Biologi FMIPA UNM. Adapun untuk metode pengumpulan data meliputi target, metode, instrumen dan subjek penelitian (Tabel 3.1). Tabel 3. 1. Metode Pengumpulan Data No Target Metode Instrumen Subjek 1. Penilaian pakar terhadap Angket Lembar Dosen Ahli Validasi kelayakan sumber belajar e- Dosen dan Lembar Mahasiswa book materi lumut dan paku Kepraktisan mata kuliah Botani pada mata kuliah botani Tumbuhan Rendah tumbuhan rendah 2 Respon dosen dan mahasiswa Angket terhadap sumber belajar e- book materi lumut dan paku pada mata kuliah botani tumbuhan rendah

10 1. Data Validasi Sumber Belajar E- Book dan Materi. Data validitas sumber belajar e- book dan materi dikumpulkan dengan langkah-langkah di bawah ini: a. Hasil pengembangan sumber belajar e-book dan materi diperiksa oleh pembimbing. b. Sumber belajar e-book dan materi yang telah dikembangkan bersama lembar validasi diserahkan kepada validator c. Sumber belajar e-book dan materi akan diperbaiki berdasarkan koreksi dan masukan para validator. 2. Data Kepraktisan Sumber Belajar E- Book. Data kepraktisan sumber belajar e-book dikumpulkan dengan langkah- langkah sebagai berikut: a. Data kepraktisan diperoleh dengan menggunakan angket untuk mengukur kepraktisan. b. Angket diberikan kepada dosen dan mahasiswa setelah melihat dan menggunakan sumber belajar e-book. H. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan untuk mengolah data hasil pengembangan sumber belajar e-book, yaitu dengan menggunakan analisis statistik desktiptif yang mengacu kepada (Sugiyono, 2010). Analisis ini digunakan untuk mengolah data yang diperoleh dalam bentuk analisis skor kriteria angket penelitian, yang menggunakan skala likert.

11 1. Kevalidan Sumber Belajar E-Book dan Materi oleh Validator Penilaian sumber belajar e-book dan materi, teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif, yakni dengan cara menghitung rata-rata skor dari setiap aspek penilaian yang terdapat pada lembar validasi sumber belajar dan materi e-book. Penilaian sumber belajar e-book dari instrumen penilaian ahli dilakukan dengan memberikan skor berdasarkan ketentuan sebagai berikut: 5 (sangat baik); 4 (baik); 3 (cukup baik); 2 (kurang baik); 1 (tidak baik). Uji kevalidan suatu sumber belajar dan materi dilakukan oleh 2 validator ahli, dengan mengacu pada kriteria tingkat kevalidan yakni, cukup valid, valid, dan sangat valid, apabila suatu produk memenuhi kriteria tersebut maka dapat dinyatakan produk baik, atau layak untuk digunakan dan diterapkan, dan apabila suatu produk mencapai hasil analisis data berada pada rentang nilai kurang valid dan tidak valid, maka semua produk yang dikembangkan harus diperbaiki kembali atas dasar saran dan masukan setiap validator. Setelah proses penginputan data dilakukan, data yang diperoleh dari penilaian ahli sumber belajar dan materi dianalisis. Menurut (Sudjana & Rivai, 2007), untuk menentukan penilaian kevalidan oleh validator, digunakan rumus: ������������������ = Σ Skor Validator Σ item Keterangan: : Skor validasi setiap aspek SVA : Jumlah skor yang diberikan kedua validator : Jumlah Item yang dinilai setiap aspek Σ Skor Validator Σ Item

12 Setelah diperoleh skor validasi setiap aspek selanjutnya ditentukan skor validasi sumber belajar mengikuti rumus ������������������ = Σ Skor semua aspek Σ aspek Keterangan: SVS : Skor validasi sumber belajar Σ Skor semua aspek : Jumlah skor semua aspek Σ Aspek : Jumlah aspek yang dinilai Selanjutnya skor validasi sumber belajar disesuaikan dengan kriteria kevalidan merujuk pada (Sugiyono, 2010) sesuai pada tabel 3.2. Tabel 3.2 Kriteria Kevalidan Nilai Keterangan 1 ≤ Va < 2 Tidak Valid 2 ≤ Va < 3 Kurang Valid 3 ≤ Va < 4 Cukup Valid 4 ≤ Va ≤ 5 Valid Va = 5 Sangat Valid Sumber: (Sugiyono, 2010) Ket: Va adalah nilai rata-rata kevalidan dari semua validator 2. Analisis Kepraktisan Sumber Belajar Kepraktisan sumber belajar e-book diukur berdasarkan hasil penilaian dari mahasiswa dan dosen mata kuliah botani tumbuhan rendah Jurusan Biologi FMIPA UNM terhadap kegunaan sumber belajar e-book untuk menyatakan praktis tidaknya sumber belajar e-book yang digunakan di lapangan.

13 Berdasarkan hasil penilaian ditentukan nilai rata-rata yang diberikan kemudian menghitung rata-rata skor respon dosen dan peserta didik tiap pertanyaan. Selanjutnya kepraktisan sumber belajar e-book ditentukan oleh respon dosen dan mahasiswa positif atau tidak positif dengan cara mencocokkan hasil kriteria positif Riduwan (2010) pada tabel 3.3. Tabel 3.3 Penilaian Item Angket Dosen dan Mahasiswa Kategori Skor Setiap Skor Setiap Pernyataan Pernyataan negatif positif Sangat Setuju 5 Setuju 1 Kurang Setuju Tidak Setuju 24 Sangat Tidak Setuju 33 42 51 Sumber: (Riduwan, 2010) Menurut (Sudjana & Rivai, 2007), untuk menentukan persentase penilaian responden, digunakan rumus: Σ Skor Responden ������������������ = Σ Responden x Σ Item x Skala Tertinggi × 100% Keterangan: PPR : Persentase penilaian responden Σ Skor Responden : Jumlah skor yang diberikan seluruh responden Σ Responden : Jumlah Responden Σ Item : Jumlah Item yang dinilai Setelah diperoleh persentase penilaian responden selanjutnya ditentukan skor persentase indikator pernyataan menggunakan rumus.

14 ������������������ = Σ Skor aspek penilaian Σ Aspek Keterangan: SIP : Skor indikator pernyataan Σ Skor Aspek Penilaian : Jumlah skor yang diberikan seluruh responden Σ Aspek : Jumlah Aspek Selanjutnya skor persentase indikator pernyataan responden disesuaikan dengan kriteria kepraktisan merujuk pada (Ridwan, 2010) Tabel. 3.4 Kategori Penilaian Kepraktisan Dosen dan Mahasiswa Nilai Keterangan 85% ≤ RS Sangat Positif 70% ≤ RS < 85% Positif 50% ≤ RS < 70% Kurang Positif RS < 50% Tidak Positif Sumber: (Riduwan, 2010) Keterangan: RS adalah Rata-rata skor. Sumber belajar e-book dikatakan praktis apabila hasil rata-rata respon dosen dan mahasiswa berada pada kategori positif dan sangat positif. Penilaian dikatakan tidak praktis apabila analisis data penilaian berada pada kategori kurang positif dan tidak positif.

15 DAFTAR PUSTAKA Abdullah, R. (2012). Pembelajaran Berbasis Pemanfaatan Sumber Belajar. Jurnal Ilmiah Didaktika, 12(2), 216–231. https://doi.org/10.22373/jid.v12i2.449 Azrai, E. P., & Refirman. (2013). Efektifitas Penerapan E- book sebagai Sumber Belajar Mandiri dalam Pembelajaran Biologi. Semirata FMIPA Universitas Lampung, 243–250. Branch, R. M. (2009). Approach, Instructional Design: The ADDIE. In Statistical Field Theor (Vol. 53, Issue 9). https://doi.org/10.1007/978-0-387-09506-6 Cahyadi, Ani. (2019). Pengembangan Media dan Sumber Belajar (Teori dan Prosedur). Serang: Penerbit Laksita Indonesia. Daryanto. (2016). Media Pembelajaran. Yogyakarta: Penerbit Gava Media. Education, C. D. of. (2008). Evaluation and Selection of Learning Resources : A Guide. Canada: Prince Edward Island Department of Education, 1–42. www.gov.pe.ca/educ Hafid, H. A. (2011). Sumber dan Media Pembelajaran. Jurnal Sulesana, 6(2), 69– 78. journal.uin-alauddin.ac.id Hisbiyati, H., & Khusnah, L. (2017). Penerapan Media E-Book Berekstensi Epub Untuk Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Siswa Smp Pada Mata Pelajaran Ipa. Jurnal Pena Sains, 4(1), 16. https://doi.org/10.21107/jps.v4i1.2775 Husnan M, dkk. (1993). Sumber Belajar dan Alat Peraga. Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikdasmen Direktorat Pendidikan Dasar. Karwono, & Heni M. (2017). Belajar dan Pembelajaran, serta Pemanfaatan Sumber Belajar. Depok: PT. Rajagrafindo Persada. Kemendikbud, D. J. P. D. dan M. (2017). Panduan Praktis Penyusunan E-Modul. 1–57. Lemken, B. (1999). Ebook: The missing link between paper and screen. Proceedings of Conference on Human Factors in …, 1–5. http://citeseerx.ist.psu.edu/viewdoc/download?doi=10.1.1.46.5481&rep=rep1 &type=pdf Mentari, D., Sumpono, S., & Ruyani, A. (2018). Pengembangan media pembelajaran e-book berdasarkan hasil riset elektroforesis 2-d untuk mengukur kemampuan berpikir kreatif mahasiswa. PENDIPA Journal of Science Education, 2(2), 131–134. https://doi.org/10.33369/pendipa.2.2.131- 134

16 Morrison, G. B., Ross, S. M., Morrison, J. M., & Kalman, H. K. (2004). Designing Effective Instruction. New York: John Willey & Sons. Navy, A. (2013). Manajemen Sumber Belajar dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran Sains. Jurnal Pendidikan Humaniora, 1(4), 388–395. journal.um.ac.id Oetomo, B. 2007. E-Education Konsep, Teknologi dan Aplikasi Internet Pendidikan. Yogyakarta: Andi. Purwanto, Aristo, R., & Suharto, L. (2007). Pengembangan Modul. Jakarta: Pustekkom Depdiknas. Riduwan. (2010). Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Alfabeta. Seels, B., & Richey, R. (1994). Instructional Technology: The Definition and Domains of the Field. Senzaki, N. N. (2019). Pengembangan Modul Berbasis E-Book Menggunakan Aplikasi Kvisoft Flipbook Maker Untuk Meningkatkan Minat dan Hasil Belajar Kognitif Peserta Didik SMA. February, 1–9. https://doi.org/.1037//0033-2909.I26.1.78 Sudjana, Nana., & Ahmad R. (1989). Teknologi Pengajaran. Bandung: Penerbit Sinar Baru bekerja sama dengan Pusat Penelitian Pengajaran dan Pembindangan Ilmu Lemlit IKIP Bandung. Sudjana, N., & Rivai, A. (2007). Media Pembelajaran. Sinar Baru Algesindo. Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Alfabeta. Suryani, E., & Khoiriyah, I. S. A. (2018). Pemanfaatan E-book sebagai Sumber Belajar Mandiri bagi Siswa SMA/SMK/MA. International Journal of Community Service Learning, 2(3), 177–184. https://doi.org/10.23887/ijcsl.v2i3.15422 Susilana, C., & Cepi R. (2007). Media Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima. Widodo. (2016). Pengantar E-Book. Pengantar E-Book, april, 4. https://doi.org/-


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook