Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore Buku_Pedoman_PJAS_untuk_Penggunaan_BTP

Buku_Pedoman_PJAS_untuk_Penggunaan_BTP

Description: Buku_Pedoman_PJAS_untuk_Penggunaan_BTP

Keywords: PJAS,Bahan Tambahan Pangan

Search

Read the Text Version

PEDOMAN PENGGUNAAN BAHAN TAMBAHAN PANGAN PADA PANGAN INDUSTRI RUMAH TANGGA DAN PANGAN SIAP SAJI SEBAGAI PANGAN JAJANAN ANAK SEKOLAH DIREKTORAT STANDARDISASI PRODUK PANGAN DEPUTI BIDANG PENGAWASAN KEAMANAN PANGAN DAN BAHAN BERBAHAYA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA 2012

PEDOMAN PENGGUNAAN BAHAN TAMBAHAN PANGAN PADA PANGAN INDUSTRI RUMAH TANGGA DAN PANGAN SIAP SAJI SEBAGAI PANGAN JAJANAN ANAK SEKOLAH DIREKTORAT STANDARDISASI PRODUK PANGAN DEPUTI BIDANG PENGAWASAN KEAMANAN PANGAN DAN BAHAN BERBAHAYA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA 2012

Pedoman Penggunaan Bahan Tambahan Pangan pada Pangan Industri Rumah Tangga dan Pangan Siap Saji Sebagai Pangan Jajanan Anak Sekolah Jakarta : Direktorat SPP, Deputi III, Badan POM RI, 2012 44 hlm : 15 cm x 21 cm Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku dalam bentuk elektronik, mekanik, fotokopi, rekaman atau cara apapun tanpa izin tertulis sebelumnya dari Badan POM RI. Diterbitkan oleh Direktorat Standardisasi Produk Pangan, Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya, Badan Pengawas Obat dan Makanan RI, Jl. Percetakan Negara No. 23, Jakarta Pusat – 10560. Telepon (62-21) 42875584, Faksimile (62-21) 42875780, E-mail: [email protected]

TIM PENYUSUN PENGARAH Pedoman Penggunaan DR. Roy A. Sparringa, M.App., Sc. Bahan Tambahan Pangan pada Pangan Industri Ir. Tetty H. Sihombing, MP Rumah Tangga dan Pangan Siap Saji Sebagai KETUA Pangan Jajanan Anak Yusra Egayanti, S.Si., Apt Sekolah SEKRETARIS Yeni Restiani, S.Si., Apt NARA SUMBER Prof. Dr. Winiati P. Rahayu Prof. Dr. Sugiyono Dr. Abdul Mun'im, Apt ., M.Si Dr. Ir. Hanifah Nuryani L., MSi ANGGOTA Dwi Agustyanti, SP Meliza Suhartatik, STP Desy Rasta Waty, S.Si., Apt RR. Aryudani Dewi Utami, STP Siti Maemunah, S.Farm., Apt Ganafi

KATA SAMBUTAN Generasi muda yang kuat, sehat dan cerdas merupakan penentu keberlangsungan bangsa Indonesia. Salah satu faktor penting yang menentukan hal tersebut adalah jumlah asupan gizi yang mampu memenuhi kecukupan gizi. Asupan gizi dapat berasal dari pangan yang disediakan di rumah tangga, produk pangan olahan terkemas yang diperdagangkan secara komersial dan pangan jajanan yang dijual untuk langsung dikonsumsi. Pangan jajanan terdapat di berbagai tempat dan lokasi, salah satunya adalah di sekolah, dan umumnya disebut dengan Pangan Jajajan Anak Sekolah (PJAS). Maraknya PJAS yang mengandung bahan tambahan pangan yang melebihi batas yang diizinkan atau mengandung bahan yang dilarang pada pangan merupakan tantangan tersendiri ketersediaan PJAS yang aman. Bagi Badan Pengawas Obat dan Makanan keadaan tersebut merupakan pendorong untuk merumuskan standar PJAS, sebagai upaya melindungi generasi muda dari bahaya akan bahan tambahan pangan yang melebihi batas. Saya menyambut baik terbitnya Pedoman Penggunaan Bahan Tambahan Pangan pada Pangan Industri Rumah Tangga dan Pangan Siap Saji Sebagai Pangan Jajanan Anak Sekolah yang disusun atas sumbangsih dan diskusi berkesinambungan antara para ahli dibidang pangan, gizi dan farmasi serta instansi terkait, sehingga lebih memudahkan tim penyusun menyelesaikan Pedoman ini. Penghargaan dan terima kasih saya sampaikan kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan dan penerbitan Pedoman ini, khususnya kepada tim yang telah berupaya keras menyajikan satuan untuk batas maksimum dalam bentuk ukuran rumah tangga, dan contoh-contoh perhitungan penggunaan bahan tambahan pangan yang diharapkan lebih mudah dipahami serta memberikan persepsi yang sama oleh pihak-pihak terkait. Terima kasih juga disampaikan kepada Ibu Dr. Yahdiana Harahap, MS yang membantu menyunting Pedoman ini. i

Pedoman ini tentu saja belumlah menjadi sesuatu yang sempurna, oleh karena itu saran dan kritik membangun dari para pembaca dan pemerhati yang budiman selalu kami harapkan untuk menjadikannya lebih baik dikemudian hari. Meskipun demikian, kami berharap semoga Pedoman ini dapat memenuhi harapan penyuluh keamanan pangan, pengawas keamanan pangan, produsen pangan, dan pemangku kepentingan. Jakarta, Desember 2012 DEPUTI BIDANG PENGAWASAN KEAMANAN PANGAN DAN BAHAN BERBAHAYA DR. Roy A. Sparringa, M.App., Sc. NIP. 19620501 198703 1 002 ii

KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, bahwa Pedoman Penggunaan Bahan Tambahan Pangan pada Pangan Industri Rumah Tangga dan Pangan Siap Saji Sebagai Pangan Jajanan Anak Sekolah akhirnya dapat diselesaikan dan diterbitkan. Pedoman ini merupakan salah satu tools dalam rangka memperkuat program nasional yaitu Rencana Aksi Nasional Gerakan Menuju PJAS yang Aman, Bermutu dan Bergizi. Diharapkan, Pedoman ini dapat meningkatkan keamanan pangan melalui penggunaan Bahan Tambahan Pangan (BTP) secara benar. Selama berdiskusi dengan berbagai pihak terkait, Tim memperoleh masukan agar penyusunan Pedoman Penggunaan BTP menggunakan Ukuran Rumah Tangga (URT) dan dilengkapi dengan contoh-contoh perhitungan sehingga diharapkan lebih mudah dipahami oleh pelaku usaha dan institusi pemerintah yang melaksanakan pembinaan dan pengawasan. Ruang lingkup BTP dan jenis pangan yang dimuat dalam Pedoman ini masih terbatas pada jenis-jenis pangan tertentu, kedepan diharapkan dapat dilengkapi dengan jenis BTP dan pangan lain yang diperlukan. Disamping itu guna mempermudah penyebaran informasi tentang penggunaan BTP, maka akan disiapkan juga paket informasi berupa brosur dan leaflet. Kami berharap Pedoman ini dapat bermanfaat dan memberikan andil dalam menciptakan sumber daya manusia Indonesia yang sehat dan cerdas. Jakarta, Desember 2012 DIREKTUR STANDARDISASI PRODUK PANGAN Ir. Tetty Helfery Sihombing, MP NIP. 19600120 198603 2 001 iii

DAFTAR ISI Halaman KATA SAMBUTAN .................................................................................. i KATA PENGANTAR .............................................................................. iii DAFTAR ISI ........................................................................................... iv BAB 1 PENDAHULUAN ..................................................................... 1 1.1 LATAR BELAKANG ........................................................ 1 1.2 TUJUAN ........................................................................ 2 1.3 SASARAN ..................................................................... 2 1.4 RUANG LINGKUP ......................................................... 2 1.5 DEFINISI DAN ISTILAH UMUM .................................... 2 BAB 2 BAHAN TAMBAHAN PANGAN DAN BATAS MAKSIMUM PENGGUNAANNYA PADA PANGAN INDUSTRI RUMAH TANGGA DAN PANGAN SIAP SAJI SEBAGAI PJAS ........... 5 2.1 BAHAN TAMBAHAN PANGAN PADA PANGAN INDUSTRI RUMAH TANGGA DAN PANGAN SIAP SAJI SEBAGAI PJAS .................................................... 5 2.2 BATAS MAKSIMUM PENGGUNAAN BTP PADA PANGAN INDUSTRI RUMAH TANGGA DAN PANGAN SIAP SAJI SEBAGAI PJAS ........................................... 7 A. BATAS MAKSIMUM PENGGUNAAN BTP PEWARNA .............................................................. 9 A.1 PEWARNA ALAMI ............................................ 9 A.1.1 Kurkumin ................................................. 9 A.1.2 Karmin dan ekstrak cochineal .................. 11 A.1.3 Klorofil ..................................................... 13 A.1.4 Karamel I ................................................. 15 A.1.5 Karbon tanaman ..................................... 17 A.1.6 Beta-karoten ............................................ 18 A.1.7 Karotenoid ............................................... 20 A.1.8 Merah bit ................................................. 23 A.1.9 Antosianin ............................................... 25 iv

Halaman A.2 PEWARNA SINTETIS ........................................ 27 A.2.1 Tartrazin .................................................. 27 A.2.2 Merah allura ............................................ 29 A.2.3 Hijau FCF ................................................ 30 B. BATAS MAKSIMUM PENGGUNAAN BTP PENGAWET ............................................................ 32 B.1 Asam sorbat dan garamnya ............................. 32 B.2 Asam benzoat dan garamnya .......................... 34 B.3 Asam propionat dan garamnya ........................ 35 2.3 PERHITUNGAN PENGGUNAAN BTP .......................... 36 2.3.1 CONTOH PERHITUNGAN PENGGUNAAN BTP DALAM URT .............................................. 36 2.3.2 PERHITUNGAN PENGGUNAAN CAMPURAN BTP ............................................... 38 38 A. Contoh Perhitungan Penggunaan 40 Campuran BTP Pewarna............................... B. Contoh Perhitungan Penggunaan Campuran BTP Pengawet............................. BAB 3 PENUTUP ............................................................................ 43 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 44 v

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS) merupakan segala jenis pangan yang dijual di lingkungan sekolah baik di kantin sekolah maupun di sekitar lingkungan sekolah. Pangan Jajanan Anak Sekolah umumnya berupa Pangan Siap Saji (PSS) dan Pangan Industri Rumah Tangga (Pangan IRT) yang diproduksi oleh produsen yang sebagian besar belum memahami keamanan pangan dengan baik, sementara konsumennya adalah anak-anak yang rentan terhadap masalah keamanan pangan. Oleh karena itu PJAS perlu diawasi dengan seksama sehingga anak-anak dapat tumbuh dan berkembang menjadi sumber daya manusia Indonesia yang sehat dan cerdas. Salah satu permasalahan PJAS adalah penggunaan Bahan Tambahan Pangan (BTP) yang belum sepenuhnya memenuhi persyaratan keamanan pangan. Berdasarkan data hasil pengawasan PJAS tahun 2009-2011, terlihat bahwa jumlah PJAS yang Tidak Memenuhi Syarat (TMS) cenderung berfluktuasi jumlahnya dari 42,64% pada tahun 2009, meningkat menjadi 44,48% pada tahun 2010 dan menurun pada tahun 2011 menjadi 35,46%. Dari hasil pengujian PJAS yang TMS tersebut, parameter penggunaan BTP melebihi batas maksimum jumlahnya juga berfluktuasi dari tahun ke tahun yaitu pada tahun 2009 (21,07%), tahun 2010 (22,46%), dan tahun 2011 (20,45%). Hasil pengujian PJAS terhadap BTP Pemanis Buatan pada tahun 2011 menunjukkan bahwa sebanyak 10,73% mengandung siklamat melebihi batas maksimum, 1,32% mengandung sakarin melebihi batas maksimum, 0,25% mengandung asesulfam melebihi batas maksimum, dan 0,13% mengandung aspartam melebihi batas maksimum. Hasil pengujian terhadap BTP Pengawet menunjukkan bahwa 0,82% mengandung benzoat melebihi batas maksimum, dan 0,10% mengandung sorbat melebihi batas maksimum. Interpretasi dari hasil uji penggunaan BTP sebagaimana diuraikan di atas, didasarkan pada batas maksimum penggunaan BTP pada pangan olahan sebagaimana tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 033 Tahun 2012 tentang Bahan Tambahan Pangan dan Rancangan Peraturan Kepala Badan POM tentang Batas Maksimum Penggunaan BTP. 1

Sampai saat ini, belum ada acuan penggunaan BTP untuk Pangan IRT dan PSS sebagai PJAS termasuk batas maksimum dalam Ukuran Rumah Tangga (URT). Memperhatikan kondisi tersebut, maka Badan POM memandang perlu ditetapkan Pedoman Penggunaan BTP pada Pangan IRT dan PSS sebagai PJAS untuk mengimplementasikan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 033 Tahun 2012 tentang Bahan Tambahan Pangan. Hal ini juga dalam rangka mendukung Rencana Aksi Nasional Pangan Jajanan Anak Sekolah (RAN-PJAS) yang Aman, Bermutu dan Bergizi yang telah dicanangkan oleh Wakil Presiden Prof. Dr. Boediono pada tanggal 31 Januari 2011. 1.2 TUJUAN 1.2.1 Tujuan Umum Pedoman Penggunaan BTP pada Pangan IRT dan PSS sebagai PJAS disusun untuk meningkatkan keamanan pangan melalui penggunaan BTP yang benar. 1.2.2 Tujuan Khusus a) Memberikan informasi mengenai jenis BTP yang dapat digunakan pada Pangan IRT dan PSS sebagai PJAS; dan b) Memberikan informasi batas maksimum penggunaan setiap jenis BTP pada setiap jenis Pangan IRT dan PSS sebagai PJAS. 1.3 SASARAN Pedoman ini disusun untuk digunakan oleh: a) Penyuluh Keamanan Pangan; b) Pengawas Keamanan Pangan; c) Produsen Pangan IRT dan PSS; d) Pemangku kepentingan yang terkait dengan Pangan IRT dan PSS. 1.4 RUANG LINGKUP Pedoman ini mencakup jenis Pangan IRT; PSS; jenis dan batas maksimum BTP; penakaran BTP dalam Ukuran Rumah Tangga (URT). 1.5 DEFINISI DAN ISTILAH UMUM 1.5.1 Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS) adalah pangan yang ditemui di lingkungan sekolah dan secara rutin dikonsumsi oleh sebagian besar anak sekolah. 1.5.2 Pangan Siap Saji (PSS) adalah makanan dan/atau minuman yang sudah diolah dan siap untuk langsung disajikan di tempat usaha atau diluar tempat usaha atas dasar pesanan. 2

1.5.3 Pangan Industri Rumah Tangga (Pangan IRT) adalah pangan olahan hasil produksi Industri Rumah Tangga (IRT) yang diedarkan dalam kemasan eceran dan berlabel. 1.5.4 Bahan Tambahan Pangan (BTP) adalah bahan yang ditambahkan ke dalam pangan untuk mempengaruhi sifat atau bentuk pangan. 1.5.5 Batas maksimum adalah jumlah maksimum bahan tambahan 1.5.6 pangan yang diizinkan terdapat pada pangan dalam satuan yang ditetapkan dalam Pedoman ini. Batas maksimum secukupnya adalah jumlah bahan tambahan pangan yang diizinkan terdapat pada pangan dalam jumlah secukupnya yang diperlukan untuk menghasilkan efek yang diinginkan. 1.5.7 Ukuran Rumah Tangga (URT) adalah ukuran atau takaran yang lazim digunakan di rumah tangga untuk menaksir jumlah pangan yang dikonsumsi, antara lain sendok teh, dan sendok makan. 1.5.8 Pengawet (Preservative) adalah bahan tambahan pangan yang mencegah atau menghambat fermentasi, pengasaman atau peruraian lain terhadap pangan yang disebabkan oleh mikroorganisme. 1.5.9 Pemanis (Sweetener) adalah bahan tambahan pangan berupa pemanis alami dan pemanis buatan yang memberikan rasa manis pada produk pangan. 1.5.10 Pemanis Buatan (Artificial sweeteners) adalah pemanis yang diproses secara kimiawi, dan senyawa tersebut tidak terdapat di alam. 1.5.11 Pewarna (Colour) adalah bahan tambahan pangan yang dapat memperbaiki atau memberi warna pada makanan. 1.5.12 Pewarna Alami (Natural food colour) adalah pewarna pangan yang dibuat melalui proses ekstraksi, isolasi, atau derivatisasi (sintesis parsial) dari tumbuhan, hewan, mineral atau sumber alami lain, termasuk pewarna identik alami. 1.5.13 Pewarna Sintetis (Synthetic food colour) adalah pewarna pangan yang diperoleh secara sintesis kimiawi. 1.5.14 Kategori pangan adalah pengelompokan pangan berdasarkan jenis pangan tersebut. 1.5.15 Asupan harian yang dapat diterima (Acceptable Daily Intake (ADI)) adalah jumlah maksimum bahan tambahan 3

pangan dalam miligram per kilogram berat badan yang dapat dikonsumsi setiap hari selama hidup tanpa menimbulkan efek merugikan terhadap kesehatan. Contoh: ADI 3 mg/kg berat badan artinya adalah untuk orang dengan berat badan 50 kg, asupan harian yang dapat diterima orang tersebut adalah 150 mg (3 mg x 50 kg berat badan). 1.5.16 ADI tidak dinyatakan atau ADI not specified/ADI not limited/ADI acceptable/no ADI allocated/no ADI necessary adalah istilah yang digunakan untuk bahan tambahan pangan yang mempunyai toksisitas sangat rendah, berdasarkan data (kimia, biokimia, toksikologi dan data lainnya), jumlah asupan bahan tambahan pangan tersebut jika digunakan dalam takaran yang diperlukan untuk mencapai efek yang diinginkan serta pertimbangan lain, menurut pendapat Joint FAO/WHO Expert Committee on Food Additives (JECFA) tidak menimbulkan bahaya terhadap kesehatan. 4

BAB 2 BAHAN TAMBAHAN PANGAN DAN BATAS MAKSIMUM PENGGUNAANNYA PADA PANGAN INDUSTRI RUMAH TANGGA DAN PANGAN SIAP SAJI SEBAGAI PJAS 2.1 BAHAN TAMBAHAN PANGAN PADA PANGAN INDUSTRI RUMAH TANGGA DAN PANGAN SIAP SAJI SEBAGAI PJAS Pedoman ini menjelaskan jenis BTP yang dapat digunakan pada Pangan IRT dan PSS. Pada Pedoman ini ditekankan bahwa seyogyanya Pangan IRT dan PSS tidak menggunakan BTP, hal ini mengingat produsen Pangan IRT dan PSS umumnya mempunyai keterbatasan pengetahuan dalam memahami prinsip dan keamanan BTP serta takaran penggunaannya dengan benar di dalam produk Pangan IRT dan PSS. Berdasarkan pertimbangan tersebut, dalam Pedoman ini, untuk PJAS yang tergolong pada Pangan IRT, BTP yang dapat digunakan dibatasi hanya untuk golongan Pewarna (Alami dan Sintetik) dan Pengawet untuk jenis tertentu. Sedangkan untuk PJAS yang tergolong pada PSS, BTP yang dapat digunakan hanya Pewarna Alami saja. Khusus untuk golongan Pemanis, berdasarkan data pengujian yang telah diuraikan pada Bagian 1.1 Latar Belakang, diketahui bahwa terdapat pelanggaran penggunaan Pemanis Buatan melebihi batas maksimum yang diizinkan. Sebagai akibatnya, kemungkinan anak sekolah yang mengkonsumsi PJAS dengan pemanis buatan dalam jumlah yang melebihi batas maksimum akan meningkat. Oleh karena itu, penggunaan Pemanis Buatan pada PJAS tidak dianjurkan, sebagai gantinya digunakan gula pasir dan atau gula merah. Akan tetapi tidak tertutup kemungkinan bagi PJAS untuk menggunakan produk pangan olahan mengandung Pemanis Buatan yang telah mendapatkan izin edar dari Badan POM. Pemilihan golongan dan jenis BTP dalam Pedoman ini didasarkan pada pertimbangan aspek keamanan, kelaziman dan ketersediaan. Golongan dan jenis BTP yang dapat digunakan pada PJAS adalah sebagai berikut: 5

A. PEWARNA Golongan BTP Pewarna terdiri dari Pewarna Alami dan Pewarna Sintetis, dengan jenis yang dapat digunakan adalah sebagai berikut: A.1. Pewarna Alami 1. Kurkumin CI. No. 75300 (Curcumin) 2. Karmin dan ekstrak cochineal CI. No. 75470 (Carmines and cochineal extract) 3. Klorofil CI. No. 75810 (Chlorophyll) 4. Karamel I (Caramel I – plain) 5. Karbon tanaman CI. 77266 (Vegetable carbon) 6. Beta-karoten (sayuran) CI. No. 75130 (Carotenes, beta (vegetable)) 7. Karotenoid (Carotenoids) 8. Merah bit (Beet red) 9. Antosianin (Anthocyanins) A.2. Pewarna Sintetis 1. Tartrazin CI. No. 19140 (Tartrazine) 2. Merah allura CI. No. 16035 (Allura red AC) 3. Hijau FCF CI. No. 42053 (Fast green FCF) B. PENGAWET Jenis BTP Pengawet yang dapat digunakan adalah sebagai berikut: 1. Asam sorbat dan garamnya (Sorbic acid and its salts) 2. Asam benzoat dan garamnya (Benzoic acid and its salts) 3. Asam propionat dan garamnya (Propionic acid and its salts) 6

2.2 BATAS MAKSIMUM PENGGUNAAN BTP PADA PANGAN INDUSTRI RUMAH TANGGA DAN PANGAN SIAP SAJI SEBAGAI PJAS Pada Pedoman ini data jenis Pangan IRT dan PSS sebagai PJAS diperoleh dari hasil monitoring dan verifikasi profil keamanan PJAS nasional tahun 2008 yang dilaksanakan oleh Badan POM RI. Data jenis pangan tersebut dikelompokkan dalam kategori pangan dengan pendekatan Keputusan Kepala Badan POM Nomor HK.00.05.52.4040 Tahun 2006 tentang Kategori Pangan. Hal tersebut diperlukan untuk menentukan batas maksimum penggunaan BTP. Berdasarkan hasil pengelompokkan terdapat 8 (delapan) kategori pangan yang dapat menggunakan jenis BTP tertentu, sebagai berikut: Tabel 1. Kategori Pangan yang Dapat Menggunakan Jenis BTP Tertentu Kategori Pangan Es untuk dimakan (edible ice) Buah dan sayur Kembang gula/permen dan cokelat Serealia dan produk serealia Produk bakeri Minuman, tidak termasuk produk susu Makanan ringan siap santap Pangan campuran (komposit) Dengan mempertimbangkan kelaziman, karakteristik pangan, dan aplikasi penggunaan BTP, maka hanya jenis pangan tertentu yang dapat menggunakan BTP. Batas maksimum penggunaan BTP pada tabel-tabel di bawah ini artinya adalah jumlah maksimum BTP yang diizinkan terdapat pada jenis pangan dalam satuan yang ditetapkan dalam Pedoman ini. Satuan yang digunakan dalam Pedoman ini adalah mg/kg dan URT. URT digunakan dalam Pedoman ini bertujuan untuk memudahkan produsen dalam memahami jumlah penggunaan BTP yang benar 7

dalam pangan. Pedoman penggunaan URT dapat menggunakan Pedoman Informasi dan Pembacaan Standar Bahan Tambahan Pangan untuk Industri Pangan Siap Saji dan Industri Rumah Tangga Pangan. Pada kolom batas maksimum (URT), akan ditemukan batasan penggunaan BTP seperti: “secukupnya”, atau “1 sendok teh (sdt) peres untuk 6 kg buah atau adonan”, atau “1 sendok makan (sdm) peres untuk 10 kg adonan” dan seterusnya, penjelasan hal tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini: Batas Maksimum Penjelasan URT BTP tersebut dapat digunakan dalam jumlah Secukupnya secukupnya yang diperlukan untuk menghasilkan efek yang diinginkan. 1 sdt peres untuk 6 1 sdt peres BTP dapat digunakan untuk ≥ 6 kg (6 kg buah atau adonan kg, 7 kg, 8 kg, dst) buah atau adonan, dan tidak boleh digunakan untuk buah atau adonan yang beratnya < 6 kg (5,5 kg, 5 kg, 4 kg, dst). Atau: 6 kg buah atau adonan dapat menggunakan BTP sebanyak ≤ 1 sdt (1 sdt, ½ sdt, 1/3 sdt, dst) peres, dan tidak boleh menggunakan BTP sebanyak > 1sdt (1 ½ sdt, 2 sdt, 3 sdt) peres. 1 sdm peres untuk 10 1 sdm peres BTP dapat digunakan untuk ≥ 10 kg kg adonan (10 kg, 11 kg, 12 kg, dst) adonan, dan tidak boleh digunakan untuk adonan yang beratnya < 10 kg (9,9 kg, 9 kg, 8 kg, dst). Atau: 10 kg adonan dapat menggunakan BTP sebanyak ≤ 1 sdm (1 sdm, ½ sdm, 1/3 sdm, dst) peres, dan tidak boleh menggunakan BTP sebanyak > 1sdm (1 ½ sdm, 2 sdm, 3 sdm) peres. dan seterusnya… Penggunaan BTP pada Pangan IRT dan PSS sebagai PJAS harus menggunakan BTP yang telah terdaftar di Badan POM (mempunyai nomor registrasi MD atau ML), dan jangan menggunakan BTP yang tidak mempunyai nomor registrasi MD atau ML, serta baca semua informasi yang ada pada label kemasan BTP baik golongan, maupun takaran penggunaan. 8

A. BATAS MAKSIMUM PENGGUNAAN BTP PEWARNA A.1. PEWARNA ALAMI A.1.1 Kurkumin CI. No. 75300 (Curcumin) ADI : 0-3 mg/kg berat badan Sinonim : turmeric yellow; diferuloylmethane; kurkum; C.I natural yellow 3 URT : 1 sendok teh (sdt) peres = 3 g; 1 sendok makan (sdm) peres = 7 g. Kategori Pangan Batas Maksimum Es untuk dimakan (edible ice) mg/kg URT Es buah Secukupnya Secukupnya Es mambo Es jepit/es serut/es grusuk/es grosok 500 1 sdt peres untuk 6 kg Es puter buah atau adonan Es lilin Es kue 500 1 sdt peres untuk 6 kg Es tebak sayur atau adonan Es pelangi Es loli Es dawet Buah olahan Buah kering Asinan Buah Campuran buah dalam kemasan (cocktail) Jeli agar-agar (puding) Manisan buah Keripik buah Dodol/wajit buah/lempok buah Geplak Sayur, rumput laut, kacang dan biji- bijian olahan Asinan sayur Rujak sayur Getuk singkong Kembang gula / permen meliputi 300 1 sdt peres untuk 10 kembang gula / permen keras dan lunak kg gula Gula kapas/arumanis Rambut nenek Gulali Kembang gula karet / permen karet 700 1 sdm peres untuk 10 Permen karet kg adonan Pasta dan mi serta produk sejenisnya 500 1 sdt peres untuk 6 kg Pasta tepung Mi 9

Kategori Pangan Batas Maksimum Makanan pencuci mulut berbasis mg/kg URT serealia dan pati Secukupnya Secukupnya Puding nasi Puding tapioka Secukupnya Secukupnya Kue beras (jenis oriental) Kue beras 200 1 sdt peres untuk 15 Dodol kg tepung Wajik Moci Secukupnya Secukupnya Kue putu Pisang hijau 200 1 sdt peres untuk 15 Onde-onde kg adonan Kue ape Kue pancong Secukupnya Secukupnya Produk bakeri Mantao kukus Apem Bolu Keik/kukis/pai Bika ambon Serabi Pukis Carabikang Kue cubit Minuman berbasis air berperisa Minuman ringan Minuman rasa susu Minuman berperisa, Minuman berkarbonasi Limun Minuman rasa buah Sirup berperisa Minuman mengandung jeli Makanan ringan siap santap Keripik singkong Keripik sanjai Lanting Keripik talas Jipang/kipang Pangan campuran (komposit) Nasi Kuning* * Disarankan menggunakan kunyit sebagaimana yang lazim digunakan 10

A.1.2 Karmin dan ekstrak cochineal CI. No. 75470 (Carmines and cochineal extract) Karmin CI. No. 75470 (Carmines) ADI : 0-5 mg/kg berat badan Sinonim : Carmine; cochineal carmine; C.I. Natural red 4; Hydrated aluminium chelate of carminic acid (7-beta-D- glucopyranosyl-3,5,6,8-tetrahydroxy-1-methyl-9,10-dioxo- anthracene-2-carboxylic acid) Ekstrak cochineal CI. No. 75470 (Cochineal extract) ADI : Tidak dinyatakan (No ADI allocated) Sinonim : C.I. Natural red , 7-beta-D-glucopyranosyl-3,5,6,8- tetrahydroxy-1-methyl-9,10-dioxoanthracene-2-carboxylic acid URT : 1 sendok teh (sdt) peres = 3 g; 1 sendok makan (sdm) peres = 7 g. Batas Maksimum Kategori Pangan mg/kg URT sebagai Es untuk dimakan (edible ice) 1 sdt peres untuk 30 Es buah asam kg adonan Es mambo karminat Es jepit/es serut/es grusuk/es grosok Es puter 100 Es lilin Es kue 200 1 sdt peres untuk 15 Es tebak kg buah Es pelangi Es loli Es dawet Buah dalam kemasan (pasteurisasi dengan pH produk < 4,6) Campuran buah dalam kemasan (cocktail) Makanan pencuci mulut (dessert) 150 1 sdt peres untuk 20 berbasis buah termasuk makanan kg adonan pencuci mulut berbasis air berflavor buah Jeli agar-agar (puding) Manisan buah Kembang gula / permen meliputi 300 1 sdt peres untuk 10 kembang gula / permen keras dan lunak kg gula Gula kapas/arumanis Rambut nenek Gulali Kembang gula karet / permen karet 300 1 sdt peres untuk 10 Permen karet kg adonan 11

Batas Maksimum Kategori Pangan mg/kg URT sebagai Makanan pencuci mulut berbasis 1 sdt peres untuk 30 serealia dan pati asam kg adonan Puding nasi karminat Puding tapioka Kue beras (jenis oriental) 100 Kue beras Dodol 200 1 sdt peres untuk 15 Wajik kg adonan Moci Kue putu 200 1 sdt peres untuk 15 Pisang hijau kg adonan Onde-onde Kue ape 100 1 sdt peres untuk 30 Kue pancong kg adonan Produk bakeri Mantao kukus 200 1 sdt peres untuk 15 Apem kg adonan Bolu Keik/kukis/pai Bika ambon Serabi Pukis Carabikang Minuman berbasis air berperisa Minuman ringan Minuman rasa susu Minuman berperisa Minuman berkarbonasi Limun Minuman rasa buah Sirup berperisa Minuman mengandung jeli Makanan ringan – berbahan dasar kentang, umbi, serealia, tepung atau pati (dari umbi dan kacang) Keripik sanjai Lanting Keripik talas 12

A.1.3 Klorofil CI. No. 75810 (Chlorophyll) ADI : tidak dinyatakan (not limited) Sinonim: magnesium chlorophyll; magnesium phaeophytin;C.I natural green 3 URT : 1 sendok teh (sdt) peres = 3 g; 1 sendok makan (sdm) peres = 7 g. Batas Maksimum Kategori Pangan mg/kg URT Es untuk dimakan (edible ice) Secukupnya Secukupnya Es buah Es mambo Es jepit/es serut/es grusuk/es grosok Es puter Es lilin Es kue Es tebak Es pelangi Es loli Es dawet Buah olahan Secukupnya Secukupnya Buah kering Asinan Buah Campuran buah dalam kemasan (cocktail) Jeli agar-agar (puding) Manisan buah Keripik buah Dodol/wajit buah/lempok buah Geplak Sayur dan rumput laut dalam cuka, Secukupnya Secukupnya minyak, larutan garam atau kecap kedelai Asinan sayur Rujak sayur Sayur dan rumput laut yang dimasak Secukupnya Secukupnya Getuk singkong Kembang gula / permen dan cokelat Secukupnya Secukupnya Gula kapas/arumanis Rambut nenek Gulali Permen karet Makanan pencuci mulut berbasis Secukupnya Secukupnya serealia dan pati Puding nasi Puding tapioka Tape beras ketan 13

Batas Maksimum Kategori Pangan mg/kg URT Kue beras (jenis oriental) Secukupnya Secukupnya Kue beras Dodol Secukupnya Secukupnya Wajik Secukupnya Secukupnya Moci Kue putu Secukupnya Secukupnya Pisang hijau Onde-onde Secukupnya Secukupnya Kue ape Kue pancong Produk-produk kedelai Susu kedelai (sari kedelai) yg tidak di proses UHT Produk bakeri Roti tawar Mantao kukus Apem Bolu Keik/kukis/pai Bika ambon Serabi Pukis Carabikang Minuman berbasis air berperisa Minuman ringan Minuman rasa susu Minuman berperisa Minuman berkarbonasi Limun Minuman rasa buah Sirup berperisa Minuman mengandung jeli Makanan ringan siap santap Kacang polong 14

A.1.4 Karamel I (Caramel I – plain) ADI : tidak dinyatakan (not specified) Sinonim : Plain caramel; caustic caramel URT : 1 sendok teh (sdt) peres = 3 g; 1 sendok makan (sdm) peres = 7 g. Kategori Pangan Batas Maksimum Es untuk dimakan (edible ice) mg/kg URT Es buah Es mambo Secukupnya Secukupnya Es jepit/es serut/es grusuk/es grosok Es puter Es lilin Es kue Es tebak Es pelangi Es loli Es dawet Buah olahan Secukupnya Secukupnya Jeli agar-agar (puding) Keripik buah Dodol/wajit buah/lempok buah Geplak Sayur dan rumput laut yang dimasak Secukupnya Secukupnya Getuk singkong Kembang gula / permen dan cokelat Secukupnya Secukupnya Gula kapas/arumanis Rambut nenek Gulali Permen kacang Enting - enting kacang/ Kipang kacang Permen karet Makanan pencuci mulut berbasis Secukupnya Secukupnya serealia dan pati Puding nasi Puding tapioka Kue beras Secukupnya Secukupnya Kue beras Dodol Wajik Moci Kue putu Pisang hijau Onde-onde Kue ape Kue pancong 15

Kategori Pangan Batas Maksimum Produk-produk kedelai mg/kg URT Susu kedelai (sari kedelai) yg tidak di proses UHT Secukupnya Secukupnya Produk bakeri Roti tawar Secukupnya Secukupnya Mantao kukus Apem Secukupnya Secukupnya Bolu Keik/kukis/pai Bika ambon Serabi Pukis Carabikang Kue cubit Minuman berbasis air berperisa Minuman ringan Minuman rasa susu Minuman berperisa Minuman berkarbonasi Limun Minuman rasa buah Sirup berperisa Minuman mengandung jeli 16

A.1.5 Karbon tanaman CI. 77266 (Vegetable carbon) ADI : tidak dinyatakan (no ADI allocated) Sinonim : vegetable black; carbon black (vegetable sources) URT : 1 sendok teh (sdt) peres = 3 g; 1 sendok makan (sdm) peres = 7 g. Kategori Pangan Batas Maksimum Buah olahan mg/kg URT Jeli agar-agar (puding) Dodol/wajit buah/lempok buah Secukupnya Secukupnya Geplak Sayur, rumput laut, kacang dan biji- Secukupnya Secukupnya bijian olahan Secukupnya Secukupnya Getuk singkong Kembang gula / permen dan cokelat Secukupnya Secukupnya Gula kapas/arumanis Rambut nenek Secukupnya Secukupnya Gulali Permen karet Kue beras (jenis oriental) Kue beras Dodol Wajik Moci Kue putu Pisang hijau Onde-onde Kue ape Kue pancong Produk bakeri Keik/kukis/pai Bika ambon Serabi Pukis Carabikang 17

A.1.6 Beta-karoten (sayuran) CI. No. 75130 (Carotenes, beta (vegetable)) ADI : tidak dinyatakan (acceptable) Sinonim : Beta-carotene, natural; C.I. food orange 5; carotenes, mixed URT : 1 sendok teh (sdt) peres = 3 g; 1 sendok makan (sdm) peres = 7 g. Kategori Pangan Batas Maksimum Es untuk dimakan (edible ice) mg/kg URT Es buah Es mambo 1000 1 sdt peres untuk 3 Es jepit/es serut/es grusuk/es grosok Es puter kg adonan Es lilin Es kue 1000 1 sdt peres untuk 3 Es tebak 1000 kg buah Es pelangi 1000 Es loli 1 sdt peres untuk 3 Es dawet kg buah Buah dalam cuka, minyak dan larutan garam 1 sdt peres untuk 3 Asinan Buah kg adonan Buah dalam kemasan (pasteurisasi dengan pH produk < 4,6) 500 1 sdt peres untuk 6 Campuran buah dalam kemasan (cocktail) kg gula Makanan pencuci mulut (dessert) berbasis buah termasuk makanan 500 1 sdt peres untuk 6 pencuci mulut berbasis air berflavor 1000 kg adonan buah Jeli agar-agar (puding) 1000 1 sdt peres untuk 3 Manisan buah kg adonan Kembang gula / permen meliputi kembang gula / permen keras dan lunak 1 sdt peres untuk 3 Gula kapas/arumanis kg adonan Rambut nenek Gulali Kembang gula karet / permen karet Permen karet Makanan pencuci mulut berbasis serealia dan pati Puding nasi Puding tapioka Produk bakeri Mantao kukus Apem Bolu Keik/kukis/pai Bika ambon Serabi Pukis Carabikang 18

Kategori Pangan Batas Maksimum Minuman berbasis air berperisa mg/kg URT Minuman ringan Minuman rasa susu 2000 1 sdt peres untuk Minuman berperisa Minuman berkarbonasi 1,5 kg adonan Limun Minuman rasa buah Sirup berperisa Minuman mengandung jeli 19

A.1.7 Karotenoid (Carotenoids) ADI : 0-5 mg/kg berat badan Sinonim : C.I food orange 5 Beta-karoten dari Blakeslea trispora [beta-carotenes (Blakeslea trispora)] ADI : 0-5 mg/kg berat badan Sinonim: Beta-carotene; beta,beta-carotene C.I. food orange 5 Beta-apo-8’-karotenal CI. No. 40820 (Beta-Apo-8'Carotenal) ADI : 0-5 mg/kg berat badan Sinonim : C.I. food orange 6 Etil ester dari beta apo-8’- asam karotenoat CI. No. 40825 (Beta-Apo-8' - Carotenoic Acid Ethyl Ester) ADI : 0-5 mg/kg berat badan Sinonim : C.I food orange 7 URT : 1 sendok teh (sdt) peres = 3 g; 1 sendok makan (sdm) peres = 7 g. Kategori Pangan Batas Maksimum Es untuk dimakan (edible ice) mg/kg URT Es buah Es mambo 50 1 sdt peres untuk Es jepit/es serut/es grusuk/es grosok Es puter 60 kg adonan Es lilin Es kue 200 1 sdt peres untuk Es tebak 15 kg buah Es pelangi Es loli Es dawet Buah kering Buah kering Buah dalam cuka, minyak dan larutan 300 1 sdt peres untuk garam 200 10 kg buah Asinan buah 1 sdt peres untuk Buah dalam kemasan (pasteurisasi 15 kg buah dengan pH produk < 4,6) Campuran buah dalam kemasan (cocktail) Makanan pencuci mulut (dessert) 150 1 sdt peres untuk berbasis buah termasuk makanan 200 20 kg adonan pencuci mulut berbasis air berflavor buah 1 sdt peres untuk Jeli agar-agar (puding) 15 kg adonan Manisan buah Buah yang dimasak Keripik buah Dodol/wajit buah/lempok buah Geplak 20

Kategori Pangan Batas Maksimum Sayur dan rumput laut dalam cuka, mg/kg URT minyak, larutan garam atau kecap kedelai 300 1 sdt peres untuk Asinan sayur Rujak sayur 10 kg sayur Sayur dan rumput laut yang dimasak Getuk singkong 200 1 sdt peres untuk 15 kg adonan Kembang gula / permen meliputi kembang gula / permen keras dan lunak 500 1 sdt peres untuk 6 Gula kapas/arumanis kg gula Rambut nenek Gulali 500 1 sdt peres untuk 6 Kembang gula karet / permen karet kg adonan Permen karet 300 1 sdt peres untuk 10 kg tepung Pasta dan mi serta produk sejenisnya Pasta 150 1 sdt peres untuk Mi 20 kg adonan Makanan pencuci mulut berbasis 300 1 sdt peres untuk serealia dan pati 10 kg adonan Puding nasi Puding tapioka Kue beras (jenis oriental) Kue beras Dodol Wajik Moci Kue putu Pisang hijau Onde-onde Kue ape Kue pancong Produk bakeri 200 1 sdt peres untuk 15 kg adonan Mantao kukus Apem 150 1 sdt peres untuk Bolu 20 kg adonan Keik/kukis/pai Bika ambon Serabi Pukis Carabikang Minuman berbasis air berperisa Minuman ringan Minuman rasa susu Minuman berperisa Minuman berkarbonasi Limun Minuman rasa buah Sirup berperisa Minuman mengandung jeli 21

Kategori Pangan Batas Maksimum Makanan ringan siap santap mg/kg URT Keripik singkong Keripik sanjai 200 1 sdt peres untuk Lanting Keripik talas 15 kg adonan Jipang/kipang 22

A.1.8 Merah bit (Beet red) ADI : tidak dinyatakan (not specified) Sinonim : Beet root red URT : 1 sendok teh (sdt) peres = 3 g; 1 sendok makan (sdm) peres = 7 g. Kategori pangan Batas Maksimum Es untuk dimakan (edible ice) mg/kg URT Es buah Secukupnya Secukupnya Es mambo Es jepit/es serut/es grusuk/es grosok Secukupnya Secukupnya Es puter Es lilin Secukupnya Secukupnya Es kue Es tebak Secukupnya Secukupnya Es pelangi Secukupnya Secukupnya Es loli Es dawet Secukupnya Secukupnya Buah olahan Buah kering Secukupnya Secukupnya Asinan buah Campuran buah dalam kemasan (cocktail) Jeli agar-agar (puding) Manisan buah Keripik buah Dodol/wajit buah/lempok buah Geplak Sayur dan rumput laut dalam cuka, minyak, larutan garam atau kecap kedelai Asinan sayur Rujak sayur Sayur dan rumput laut yang dimasak Getuk singkong Kembang gula / permen dan cokelat Gula kapas/arumanis Rambut nenek Gulali Permen karet Makanan pencuci mulut berbasis serealia dan pati Puding nasi Puding tapioka Kue beras Kue beras Dodol Wajik Moci Kue putu Pisang hijau Onde-onde Kue ape Kue pancong 23

Kategori pangan Batas Maksimum Produk-produk kedelai mg/kg URT Susu kedelai (sari kedelai) yg tidak di Secukupnya Secukupnya proses UHT Produk bakeri Secukupnya Secukupnya Mantao kukus Apem Secukupnya Secukupnya Bolu Keik/kukis/pai Secukupnya Secukupnya Bika ambon Serabi Pukis Carabikang Minuman berbasis air berperisa Minuman ringan Minuman rasa susu Minuman berperisa Minuman berkarbonasi Limun Minuman rasa buah Sirup berperisa Minuman mengandung jeli Makanan ringan siap santap Keripik sanjai Lanting Keripik talas 24

A.1.9 Antosianin (Anthocyanins) ADI : 2,5 mg/kg berat badan Sinonim : Anthocyans URT : 1 sendok teh (sdt) peres = 3 g; 1 sendok makan (sdm) peres = 7 g. Batas Maksimum Kategori pangan mg/kg sebagai URT antosianin Es untuk dimakan (edible ice) 1 sdt peres untuk 3 Es buah 1000 kg adonan Es mambo Es jepit/es serut/es grusuk/es grosok 1000 1 sdt peres untuk 3 Es puter 1500 kg buah Es lilin 1500 Es kue 500 1 sdt peres untuk 2 Es tebak kg buah Es pelangi Es loli 1 sdt peres untuk 2 Es dawet kg buah Buah kering Buah kering 1 sdt peres untuk 6 Buah dalam cuka, minyak dan larutan kg adonan garam Asinan buah 500 1 sdt peres untuk 6 Buah dalam kemasan (pasteurisasi kg adonan dengan pH produk < 4,6) Campuran buah dalam kemasan (cocktail) 500 1 sdt peres untuk 6 Makanan pencuci mulut (dessert) kg sayur berbasis buah termasuk makanan pencuci mulut berbasis air berflavor 500 1 sdt peres untuk 6 buah 10000 kg adonan Jeli agar-agar (puding) Manisan buah 1 sdm peres untuk Buah yang dimasak 0,7 kg gula Keripik buah Dodol/wajit buah/lempok buah 500 1 sdt peres untuk 6 Geplak kg adonan Sayur dan rumput laut dalam cuka, minyak, larutan garam atau kecap kedelai Asinan sayur Rujak sayur Sayur dan rumput laut yang dimasak Getuk singkong Kembang gula / permen meliputi kembang gula / permen keras dan lunak Gula kapas/arumanis Rambut nenek Gulali Kembang gula karet / permen karet Permen karet 25

Batas Maksimum Kategori pangan mg/kg sebagai URT antosianin Makanan pencuci mulut berbasis 1 sdt peres untuk 2 serealia dan pati 1500 kg buah Puding nasi Puding tapioka 1000 1 sdt peres untuk 3 Kue beras (jenis oriental) kg adonan Kue beras Dodol 200 1 sdt peres untuk Wajik 15 kg adonan Moci Kue putu 1500 1 sdt peres untuk 2 Pisang hijau kg adonan Onde-onde Kue ape 300 1 sdt peres untuk Kue pancong 10 kg adonan Roti dan produk bakeri tawar dan premiks Mantao kukus Apem Bolu Produk bakeri istimewa (manis, asin, gurih) Keik/kukis/pai Bika ambon Serabi Pukis Carabikang Minuman berbasis air berperisa Minuman ringan Minuman rasa susu Minuman berperisa Minuman berkarbonasi Limun Minuman rasa buah Sirup berperisa Minuman mengandung jeli 26

A.2. PEWARNA SINTETIS A.2.1 Tartrazin CI. No. 19140 (Tartrazine) ADI : 0 – 7,5 mg/kg berat badan Sinonim : C.I. food yellow 4; F.D and C yellow no. 5; EEC serial no. E102 URT : 1 sendok teh (sdt) peres = 3 g; 1 sendok makan (sdm) peres = 7 g. Kategori Pangan Batas Maksimum Es untuk dimakan (edible ice) mg/kg URT Es buah Es mambo 70 1 sdt peres untuk 43 Es jepit/es serut/es grusuk/es grosok Es puter kg adonan Es lilin Es kue 70 1 sdt peres untuk 43 Es tebak kg buah Es pelangi Es loli 70 1 sdt peres untuk 43 Es dawet kg adonan Buah kering Buah kering 100 1 sdt peres untuk 30 Makanan pencuci mulut (dessert) kg gula berbasis buah termasuk makanan pencuci mulut berbasis air berflavor 100 1 sdt peres untuk 30 buah kg adonan Jeli agar-agar (puding) Manisan buah 70 1 sdt peres untuk 43 Kembang gula / permen lunak kg tepung Gula kapas/arumanis Rambut nenek 70 1 sdt peres untuk 43 Kembang gula karet / permen karet kg adonan Permen karet 70 1 sdt peres untuk 43 Pasta dan mi serta produk sejenisnya kg adonan Pasta Mi Makanan pencuci mulut berbasis serealia dan pati Puding nasi Puding tapioka Kue beras (jenis oriental) Kue beras Dodol Wajik Moci Kue putu Pisang hijau Onde-onde Kue ape Kue pancong 27

Kategori Pangan Batas Maksimum Keik, kukis dan pai (isi buah atau mg/kg URT custard,vla) Keik/kukis/pai 70 1 sdt peres untuk 43 Bika ambon Serabi kg adonan Pukis Carabikang 70 1 sdt peres untuk 43 Minuman berbasis air berperisa yang kg adonan berkarbonat Minuman berperisa 70 1 sdt peres untuk 43 Minuman berkarbonasi kg adonan Limun Minuman berbasis air berperisa tidak berkarbonat Minuman rasa buah Sirup berperisa Minuman mengandung jeli 28

A.2.2 Merah allura CI. No. 16035 (Allura red AC) ADI : 0 – 7 mg/kg berat badan Sinonim : C.I. food red 17; F.D and C red no. 40 URT : 1 sendok teh (sdt) peres = 3 g; 1 sendok makan (sdm) peres = 7 g. Kategori Pangan Batas Maksimum Makanan pencuci mulut (dessert) mg/kg URT berbasis buah termasuk makanan pencuci mulut berbasis air berflavor 70 1 sdt peres untuk 43 buah Jeli agar-agar (puding) kg adonan Manisan buah Kembang gula / permen lunak 100 1 sdt peres untuk 30 Gula kapas/arumanis kg gula Rambut nenek Kembang gula karet / permen karet 100 1 sdt peres untuk 30 Permen karet kg adonan Makanan pencuci mulut berbasis serealia dan pati 70 1 sdt peres untuk 43 Puding nasi kg adonan Puding tapioka Kue beras (jenis oriental) 70 1 sdt peres untuk 43 Kue beras kg adonan Dodol Wajik 70 1 sdt peres untuk 43 Moci kg adonan Kue putu Pisang hijau 70 1 sdt peres untuk 43 Onde-onde kg adonan Kue ape Kue pancong 70 1 sdt peres untuk 43 Keik, kukis dan pai (isi buah atau kg adonan custard,vla) Keik/kukis/pai Bika ambon Serabi Pukis Carabikang Minuman berbasis air berperisa yang berkarbonat Minuman berperisa Minuman berkarbonasi Limun Minuman berbasis air berperisa tidak berkarbonat Minuman rasa buah Sirup berperisa Minuman mengandung jeli 29

A.2.3 Hijau FCF CI. No. 42053 (Fast green FCF) ADI : 0 – 25 mg/kg berat badan Sinonim : C.I. food green 3; F.D and C green no. 3 URT : 1 sendok teh (sdt) peres = 3 g; 1 sendok makan (sdm) peres = 7 g. Kategori Pangan Batas Maksimum Es untuk dimakan (edible ice) mg/kg URT Es buah Es mambo 70 1 sdt peres untuk 43 Es jepit/es serut/es grusuk/es grosok Es puter kg adonan Es lilin Es kue 70 1 sdt peres untuk 43 Es tebak kg adonan Es pelangi Es loli Es dawet Makanan pencuci mulut (dessert) berbasis buah termasuk makanan pencuci mulut berbasis air berflavor buah Jeli agar-agar (puding) Manisan buah Kembang gula / permen lunak 100 1 sdt peres untuk 30 Gula kapas/arumanis kg gula Rambut nenek Kembang gula karet / permen karet 100 1 sdt peres untuk 30 Permen karet kg adonan Makanan pencuci mulut berbasis 70 1 sdt peres untuk 43 serealia dan pati kg adonan Puding nasi Puding tapioka Tape beras ketan Kue beras (jenis oriental) 70 1 sdt peres untuk 43 Kue beras kg adonan Dodol Wajik Moci Kue putu Pisang hijau Onde-onde Kue ape Kue pancong Keik, kukis dan pai (isi buah atau 70 1 sdt peres untuk 43 custard,vla) kg adonan Keik/kukis/pai Bika ambon Serabi Pukis Carabikang 30

Kategori Pangan Batas Maksimum Minuman berbasis air berperisa yang mg/kg URT berkarbonat Minuman berperisa 70 1 sdt peres untuk 43 Minuman berkarbonasi Limun kg adonan Minuman berbasis air berperisa tidak berkarbonat 70 1 sdt peres untuk 43 kg adonan Minuman rasa buah Sirup berperisa Minuman mengandung jeli 31

B. BATAS MAKSIMUM PENGGUNAAN BTP PENGAWET B.1 Asam sorbat dan garamnya (Sorbic acid and its salts) Asam sorbat (Sorbic acid) ADI : 0 – 25 mg/kg berat badan Sinonim : sorbic acid; (e,e)-2,4-hexadienoic acid; 2- propenylacrylic acid. Natrium sorbat (Sodium sorbate) ADI : 0 – 25 mg/kg berat badan Sinonim : - Kalium sorbat (Potassium sorbate) ADI : 0 – 25 mg/kg berat badan Sinonim : potassium sorbate; potassium salt of trans,trans-2,4- hexadienoic acid. Kalsium sorbat (Calcium sorbate) ADI : 0 – 25 mg/kg berat badan Sinonim : calcium sorbate; calcium salt of trans,trans-2,4- hexadienoic acid. URT : 1 sendok teh (sdt) peres = 2 g; 1 sendok makan (sdm) peres = 5 g. Batas Maksimum mg/kg Kategori Pangan dihitung URT sebagai asam Es untuk dimakan (edible ice) Es tebak (digunakan untuk tebak) sorbat Es dawet (digunakan untuk dawet) 500 1 sdt peres untuk 4 kg adonan Makanan pencuci mulut (dessert) 1000 1 sdt peres untuk 2 berbasis buah termasuk makanan kg adonan pencuci mulut berbasis air berflavor buah Jeli agar-agar (puding) Sayur dan rumput laut yang dimasak 1000 1 sdt peres untuk 2 Getuk singkong kg adonan Makanan pencuci mulut berbasis 1000 1 sdt peres untuk 2 serealia dan pati kg adonan Puding nasi Puding tapioka Kue beras 1000 1 sdt peres untuk 2 Moci kg adonan 32

Batas Maksimum mg/kg Kategori Pangan dihitung URT sebagai asam Produk bakeri Roti tawar sorbat Produk bakeri tawar Bolu 1000 1 sdt peres untuk 2 Keik/kukis/pai Bika ambon kg adonan Donat Roti manis 1000 1 sdt peres untuk 2 Roti buaya kg adonan Minuman berbasis air berperisa Minuman ringan 1000 1 sdt peres untuk 2 Minuman rasa susu (untuk produk- kg air Minuman berperisa Minuman berkarbonasi produk cair Limun siap minum) Minuman rasa buah Sirup berperisa Minuman mengandung jeli Kopi, kopi substitusi, teh, seduhan herbal, dan minuman biji-bijian dan sereal panas, kecuali cokelat Minuman teh dalam kemasan 33

B.2 Asam benzoat dan garamnya (Benzoic acid and its salts) Asam benzoat (Benzoic acid) ADI: 0–5 mg/kg berat badan Sinonim : benzenecarboxylic acid; carboxybenzene; phenyl formic acid; dracylic acid Natrium benzoat (Sodium benzoate) ADI: 0–5 mg/kg berat badan Sinonim : sodium benzoate; sodium salt of benzenecarboxylic acid; sodium salt of phenylcarboxylic acid. Kalium benzoat (Potassium benzoate) ADI: 0–5 mg/kg berat badan Sinonim : potassium salt of benzenecarboxylic acid; potassium salt of phenylcarboxylic acid Kalsium benzoat (Calcium benzoate) ADI: 0–5 mg/kg berat badan Sinonim : monocalcium benzoate Fungsi lain : - URT : 1 sendok teh (sdt) peres = 2 g; 1 sendok makan (sdm) peres = 5 g. Batas Maksimum mg/kg Kategori Pangan dihitung URT sebagai asam Makanan pencuci mulut (dessert) berbasis buah termasuk makanan benzoat pencuci mulut berbasis air berflavor buah 200 1 sdt peres untuk 10 Jeli agar-agar (puding) Minuman berbasis air berperisa yang kg adonan berkarbonat Minuman berperisa 400 1 sdt peres untuk 5 Minuman berkarbonasi kg adonan Limun Minuman berbasis air berperisa tidak 400 mg/kg 1 sdt peres untuk 5 berkarbonat (kecuali kg adonan Minuman rasa buah Sirup berperisa minuman cair 1 sdt peres untuk 3 Minuman mengandung jeli yang kg air Kopi, kopi substitusi, teh, seduhan memerlukan herbal, dan minuman biji-bijian dan pengenceran sereal panas, kecuali cokelat Minuman teh dalam kemasan sebelum penyajian 900 mg/kg) 600 (untuk produk- produk cair siap minum) 34

B.3 Asam propionat dan garamnya (Propionic acid and its salts) Asam propionat (Propionic acid) ADI : Tidak dinyatakan (not limited) Sinonim : - Natrium propionat (Sodium propionate) ADI : Tidak dinyatakan (not limited) Sinonim : - Kalsium propionat (Calcium propionate) ADI : Tidak dinyatakan (not limited) Sinonim : - Kalium propionat (Potassium propionate) ADI : Tidak dinyatakan (not limited) Sinonim : - URT : 1 sendok teh (sdt) peres = 2 g; 1 sendok makan (sdm) peres = 5 g. Batas Maksimum Kategori Pangan mg/kg dihitung URT sebagai asam Produk bakeri 1 sdt peres untuk Roti tawar propionate 1 kg adonan Produk bakeri tawar Bolu 2000 Keik/kukis/pai Bika ambon Donat Roti manis Roti buaya 35

2.3. PERHITUNGAN PENGGUNAAN BTP 2.3.1 CONTOH PERHITUNGAN PENGGUNAAN BTP DALAM URT BTP Produk (mg/kg) Batas Maksimum Asinan Buah 500 URT Pewarna Alami Kurkumin 1 sdt ½ sdt 1/3 sdt ¼ sdt peres peres peres peres untuk untuk untuk untuk 6 kg buah 3 kg 2 kg 1,5 kg buah buah buah Pewarna Alami Gulali 10000 1 sdm ½ sdm 1/3 sdm ¼ sdm Antosianin peres peres peres peres untuk untuk untuk untuk 7 ons gula 3 ½ ons 2,4 ons 1 3/4 gula gula ons gula Pewarna Sintetis Onde-onde 70 1 sdt ½ sdt 1/3 sdt ¼ sdt Tartrazin peres peres peres peres untuk untuk untuk untuk 43 kg 22 kg 15 kg 11 kg adonan adonan adonan adonan Pengawet Minuman 1000 1 sdt ½ sdt 1/3 sdt ¼ sdt Asam Sorbat Teh dalam peres peres peres peres Kemasan (untuk untuk Pengawet produk- 2 kg air untuk untuk untuk Asam Propionat Roti Tawar produk cair siap 1 sdt 1 kg air 2/3 kg ½ kg air minum) peres air untuk 2000 1 kg ½ sdt 1/3 sdt ¼ sdt adonan peres peres peres untuk untuk untuk ½ kg 1/3 kg ¼ kg adonan adonan adonan 36

Cara menakar BTP untuk jumlah kurang dari 1 sdt atau sdm, adalah sebagai berikut:  Untuk menakar ½ sdt atau sdm peres:  Ambil 1 sdt atau sdm peres BTP  Tuangkan BTP di atas kertas roti  Bagi menjadi 2 bagian sama banyak  Gunakan 1 bagian saja  Untuk menakar 1/3 sdt atau sdm peres:  Ambil 1 sdt atau sdm peres BTP  Tuangkan BTP di atas kertas roti  Bagi menjadi 3 bagian sama banyak  Gunakan 1 bagian saja  Untuk menakar 1/4 sdt atau sdm peres:  Ambil 1 sdt atau sdm peres BTP  Tuangkan BTP di atas kertas roti  Bagi menjadi 4 bagian sama banyak  Gunakan 1 bagian saja 37

2.3.2 PERHITUNGAN PENGGUNAAN CAMPURAN BTP Bahan Tambahan Pangan untuk masing-masing golongan dapat digunakan secara tunggal ataupun campuran pada jenis pangan tertentu. Dalam hal penggunaan BTP secara campuran maka rasio (hasil bagi) masing-masing jenis BTP tidak boleh lebih dari satu (>1). Perhitungan rasio tidak berlaku untuk jenis BTP yang memiliki batas maksimum “secukupnya”. Perhitungan rasio tersebut dimaksudkan untuk mengurangi paparan BTP pada 1 (satu) jenis produk pangan. Jika Pangan IRT dan PSS menggunakan lebih dari 1 (satu) jenis BTP per golongan, maka jumlah tiap jenis BTP tersebut dibagi dengan batas maksimum masing-masing BTP tersebut. Hasil bagi masing-masing BTP tersebut kemudian dijumlahkan, dan BTP tersebut dapat digunakan jika hasil penjumlahan kurang dari atau sama dengan satu (≤ 1). Jika penjumlahan hasil bagi tersebut lebih dari satu (>1), maka jumlah BTP yang ditambahkan harus dikurangi sampai memenuhi persyaratan kurang dari atau sama dengan satu (≤ 1). Perhitungan rasio penggunaan BTP campuran pada masing-masing golongan secara ringkas menggunakan rumus berikut: BTP 1 Batas Maksimum Penggunaan Perhitungan Rasio Untuk penggunaan Campuran BTP BTP Tunggal pada produk (URT) (URT) BTP 1.1 a x x/a BTP 1.2 b y y/b … dst (x / a) + (y / b) + …dst ≤ 1 A. Contoh Perhitungan Penggunaan Campuran BTP Pewarna BTP Contoh untuk Produk Keik/Kukis/Pai yang menggunakan Contoh 1: BTP Pewarna Kurkumin, Karmin dan Klorofil Kurkumin Karmin Batas Maksimum Penggunaan Perhitungan Klorofil Untuk penggunaan BTP Tunggal Campuran BTP Rasio (mg/kg) (URT) pada produk (URT) 200 1 sdt peres untuk ½ sdt peres untuk ½ sdt / 1sdt = 1/2 200 15 kg tepung 15 kg adonan Secukupnya ½ sdt / 1sdt = 1/2 1 sdt peres untuk ½ sdt peres untuk 15 kg adonan 15 kg adonan 0 Secukupnya 2 sdt peres untuk (1/2) + (1/2) + (0) 15 kg adonan =1 38

Komposisi campuran BTP Pewarna pada contoh 1 tersebut diatas diizinkan digunakan, karena perhitungan rasio sama dengan 1 (satu). BTP Batas Maksimum Penggunaan Perhitungan Contoh 2: Untuk penggunaan BTP Tunggal Campuran BTP Rasio (mg/kg) (URT) pada produk (URT) Kurkumin 200 1 sdt peres untuk 1/3 sdt peres untuk 1/3 sdt / 1sdt = 1/3 Karmin 200 15 kg tepung 15 kg adonan Klorofil Secukupnya 1/4 sdt peres ¼ sdt / 1 sdt =1/4 1 sdt peres untuk 15 kg adonan untuk15 kg adonan 0 Secukupnya ½ sdt peres untuk (1/3) + (1/4) + (0) 15 kg adonan = 7/12 ~ ≤ 1 Komposisi campuran BTP Pewarna pada contoh 2 tersebut diatas diizinkan digunakan, karena perhitungan rasio adalah 7/12 atau kurang dari satu. BTP Batas Maksimum Penggunaan Perhitungan Untuk penggunaan BTP Tunggal Campuran BTP Rasio (mg/kg) (URT) pada produk (URT) Contoh 3: Kurkumin 200 1 sdt peres untuk 3/4 sdt peres untuk 3/4 sdt / 1sdt = 3/4 Karmin 200 15 kg tepung 15 kg adonan Klorofil Secukupnya ½ sdt / 1sdt = 1/2 1 sdt peres untuk ½ sdt peres untuk 15 kg adonan 15 kg adonan 0 Secukupnya 2 sdt peres untuk (3/4) + (1/2) + (0) 15 kg adonan =1¼~>1 Komposisi campuran BTP Pewarna pada contoh 3 tersebut diatas tidak diizinkan digunakan, karena perhitungan rasio adalah 1 ¼ atau lebih dari 1 (satu). 39

B. Contoh Perhitungan Penggunaan Campuran BTP Pengawet B.1 Contoh untuk Produk Roti yang menggunakan BTP Pengawet Asam Sorbat dan Asam Propionat Batas Maksimum Penggunaan Perhitungan Campuran BTP Rasio BTP Untuk penggunaan BTP pada produk Tunggal (URT) (mg/kg) (URT) Contoh 1: Asam sorbat 1000 1 sdt peres ½ sdt peres untuk ½ sdt / 1sdt = 1/2 Asam propionat 2000 untuk 2 kg 2 kg adonan 1 sdt / 2 sdt =1/2 adonan 1 sdt peres untuk 1 sdt peres 2 kg adonan untuk 1 kg adonan atau 2 sdt peres untuk 2 kg adonan (1/2) + (1/2) = 1 Komposisi campuran BTP Pengawet pada contoh 1 tersebut diatas diizinkan digunakan, karena perhitungan rasio sama dengan 1 (satu). Batas Maksimum Penggunaan Perhitungan Campuran BTP Rasio BTP Untuk penggunaan BTP pada produk Tunggal (URT) (mg/kg) (URT) Contoh 2: Asam sorbat 1000 1 sdt peres 1/3 sdt peres untuk 1/3 sdt / 1sdt = untuk 2 kg 2 kg adonan 1/3 adonan Asam propionat 2000 1 sdt peres 1 sdt peres untuk 1 sdt / 2 sdt =1/2 untuk 1 kg 2 kg adonan adonan atau 2 sdt peres untuk 2 kg adonan (1/3) + (1/2) = 5/6 ~ < 1 Komposisi campuran BTP Pengawet pada contoh 2 tersebut diatas diizinkan digunakan, karena perhitungan rasio adalah 5/6 atau kurang dari satu. 40

Batas Maksimum Penggunaan Perhitungan Campuran BTP Rasio BTP Untuk penggunaan BTP pada produk Tunggal (URT) (mg/kg) (URT) Contoh 3: Asam sorbat 1000 1 sdt peres ¾ sdt peres untuk ¾ sdt / 1sdt = ¾ Asam propionat 2000 untuk 2 kg 2 kg adonan 1 sdt / 2 sdt =1/2 adonan 1 sdt peres untuk 2 kg adonan 1 sdt peres untuk 1 kg adonan atau 2 sdt peres untuk 2 kg adonan (3/4) + (1/2) = 1¼ Komposisi campuran BTP Pengawet pada contoh 3 tersebut diatas tidak diizinkan digunakan, karena perhitungan rasio adalah 1 ¼ atau lebih dari 1 (satu). B.2 Contoh untuk Produk Jeli Agar-agar (Puding) yang menggunakan BTP Pengawet Asam Sorbat dan Asam Benzoat BTP Batas Maksimum Penggunaan Perhitungan Untuk penggunaan BTP Campuran BTP Rasio Tunggal pada produk (mg/kg) (URT) (URT) Contoh 1: Asam sorbat 1000 1 sdt peres 1 sdt peres untuk 5 1 sdt / 2 ½ sdt = untuk 2 kg kg adonan 2/5 adonan atau 2 ½ sdt peres untuk 5 kg adonan Asam benzoat 200 1 sdt peres 1/4 sdt peres untuk 1/4 sdt / ½ sdt untuk 10 kg 5 kg adonan =1/2 adonan atau ½ sdt peres untuk 5 kg adonan (2/5) + (1/2) = 9/10 ~<1 Komposisi campuran BTP Pengawet pada contoh 1 tersebut diatas diizinkan digunakan, karena perhitungan rasio adalah 9/10 atau kurang dari 1 (satu). 41


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook