Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore ANALISIS BIOEKONOMI PENANGKAPAN IKAN LAYUR DI PERAIRAN PARIGI KABUPATEN CIAMIS

ANALISIS BIOEKONOMI PENANGKAPAN IKAN LAYUR DI PERAIRAN PARIGI KABUPATEN CIAMIS

Published by Lira Vania, 2021-11-19 17:37:22

Description: Materi eksperimen untuk mata kuliah Psikologi Eksperimen Universitas Sanata Dharma, yang di ampu oleh Ibu Dosen M.M Nimas Eki Suprawati, Ph. D. Disusun oleh Kelompok 6/2020/B:
209114113_Angelica Diva Budi Nata
209114067_Janieta Angel Priskila Lepong
209114119_Sydney Michelle N. Mollet
209114167_Vannesa Gloria Tanur Djari
209114061_Anselmus Hargo Pramudyo
209114013_Lira Vania Ramadiva
CP:085850207759 (Lirr)
-lbt-

Search

Read the Text Version

Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. 3, No. 3, September 2012: 137-144 ISSN : 2088-3137 ANALISIS BIOEKONOMI PENANGKAPAN IKAN LAYUR (Trichirus sp.) DI PERAIRAN PARIGI KABUPATEN CIAMIS Diani Putri Utami*, Iwang Gumilar** dan Sriati** *) Alumni Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Unpad **) Staf Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Unpad ABSTRAK Penelitian mengenai analisis bioekonomi penangkapan Ikan Layur (Trichirus sp.) dilaksanakan pada tanggal 30 April 2012 sampai dengan 30 Mei 2012 di perairan Parigi Kabupaten Ciamis Jawa Barat. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis keadaan bioekonomi dan arah pengelolaan sumberdaya ikan layur di perairan Parigi Kabupaten Ciamis berdasarkan indikator Maksimum potensi lestari (MSY) dan Maksimum Ekonomi Lestari (MEY) dengan menggunakan model bioekonomi Gordon-Schaefer. Metode penelitian ini menggunakan metode survei. Data dan informasi yang dikumpulkan terdiri atas data primer dan data sekunder. Tingkat produksi maksimum lestari (MSY) ikan layur di perairan Parigi Kabupaten Ciamis adalah sebesar 198.548 kg per tahun. Hasil ekonomi maksimum lestari (MEY) ikan layur di perairan Parigi adalah sebesar 184.487 kg per tahun. Jumlah Upaya penangkapan untuk mencapai tingkat produksi maksimum lestari (MSY) adalah sebesar 18.140 trip per tahun, sedangkan keuntungan hasil ekonomi maksimum lestari (MEY) akan dicapai saat dilakukan upaya penangkapan 13.312 trip per tahun. Analisis Usaha R/C menunjukan bahwa investasi untuk usaha penagkapan jaring insang masih dapat dikatakan layak untuk dilanjutkan. Kata kunci : Analisis Usaha R/C, Bioekonomi, Ikan Layur, MSY, MEY ABSTRACT Research on the analysis of fish catching bioekonomi Layur (Trichirus sp.) held on April 30th 2012 to May 30th, 2012 in Parigi waters, Ciamis Regency, West Java. The purpose of this research was to analyze the situation of bioeconomi and the management of layur fish resources in the waters of Parigi, Ciamis Regency based on indicators of Maximum Sustainable Yield (MSY) and Maximum Economic Yield (MEY) using the Gordon-Schaefer model of bioeconomi. The methods of this research are using a survey methods. Data and information that has been collected consists of primary data and secondary data. Maximum Sustainable Yield production level (MSY) of Layur fish in the Parigi waters, Ciamis Regency amounted to 198.548 kg per year. Maximum Economic Yield outcomes (MEY) of layur fish in the Parigi waters is at 184.487 kg per year. Number of fishing effort to achieve Maximum Sustainable Yield level of production (MSY) is approximately 18.140 trips per year, while the Maximum Economic Yield advantage (MEY) will be achieved when fishing effort are in 13.312 trips per year. Business Analysis of R/C indicates that the investment for the business arrests of gillnets can still be feasible to proceed. Keyword: bioeconomi, business analysis R / C, fish layur , MSY, MEY.

138 Diani Putri Utami, Iwang Gumilar dan Sriati PENDAHULUAN Ikan Layur (Trichiurus sp.) merupakan salah satu komoditas cukup Indonesia sebagai negara kepulauan penting dan sudah banyak dimanfaatkan. Pada musim puncak, ikan layur jumlahnya memilki zona maritim yang sangat luas, sangat melimpah bahkan ikan layur yaitu 5,8 juta km2 yang terdiri atas perairan banyak digunakan sebagai umpan. Sejak kepulauan 2,3 juta km2, laut teritorial 0,8 tahun 1997 ikan layur menjadi komoditi juta km2 dan perairan Zona Ekonomi ekspor, dengan adanya permintaan dari Eksklusif 2,7 juta km2. Indonesia beberapa Negara Asia salah satunya adalah Negara Korea. Hal ini memiliki potensi perikanan tangkap menyebabkan ikan layur menjadi ikan ekonomis penting. Komoditi ikan layur sebesar 6,4 juta ton per tahun. Baru selain memenuhi kebutuhan protein hewani untuk konsumsi dalam negeri, juga termanfaatkan sebesar 63,5% atau sebagai komoditi ekspor yang mempunyai kontribusi bagi peningkatan devisa sebesar 4,1 juta ton per tahun. Tingkat Negara. Permintaan ikan layur tujuan ekspor cenderung meningkat terutama pemanfaatan (exploitation rate) terlihat pada musim ikan. Permintaan ekspor mencapai 100-500 ton/bulan kondisi ini masih jauh dari potensi lestarinya menyebabkan perikanan layur mempunyai peluang yang cukup besar di pasaran (Departemen Kelautan dan Perikanan, internasional (Anita, 2003). Ikan Layur mempunyai bentuk tubuh yang pipih, 2009). panjang, mulut yang lebar dengan warna putih keperakan dan mengkilat, sehingga Salah satu bagian dari pemanfaatan mudah untuk dibedakan dari jenis ikan lainnya. sumberdaya perikanan yaitu melalui Salah satu daerah penangkapan kegiatan penangkapan. Gafa dan Subani dan pendaratan Ikan Layur di perairan Selatan Jawa adalah perairan Parigi. (1982) menyatakan bahwa perikanan Perairan Parigi merupakan salah satu daerah penyebaran Ikan Layur, yang tangkap pada dasarnya adalah keberadaanya dapat dijumpai hampir setiap bulan dan bahkan dapat dijumpai memanfaatkan stok “hewan liar” yang setiap hari apabila tepat pada musim penangkapannya, yaitu pada Bulan menghuni suatu perairan, yang sifatnya Februari hingga Maret atau pada Bulan September hingga Oktober (Isnani dkk (a), berburu. Berdasarkan data laporan 1992). Ikan layur merupakan salah satu ikan ekonomis penting di Parigi dan sejak tahunan Dinas Perikanan Propinsi Jawa tahun 2002 ikan ini telah menjadi komoditas ekspor khususnya ke Amerika Barat menunjukkan adanya penurunan Serikat dan Korea Selatan. total seluruh jenis ikan hasil tangkapan, METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam dimana pada tahun 2006, hasil tangkapan penelitian ini adalah metode survei. Menurut Nazir (2010) dalam Fetriani mencapai 312.664 ton, sedangkan pada (2001) metode survei adalah penelitian yang diadakan untuk memperoleh faktor tahun 2010 hasil tangkapan mencapai dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan secara aktual, baik tentang 39.233,2 ton (Dinas Perikanan Jawa institusi politik, sosial atau ekonomi dari suatu kelompok atau daerah. Seluruh Barat, 2010) data yang diperoleh diolah untuk Sumberdaya perikanan tersedia melimpah dan mempunyai kemampuan untuk pulih kembali (renewable resources), namun tanpa adanya pengawasan terhadap usaha penangkapan yang berlangsung secara terus menerus, dapat memperbesar kemungkinan terjadinya over fishing dan penurunan hasil tangkapan ikan di suatu perairan atau bahkan di beberapa daerah penangkapan ikan (Naamin dan Hardjamulia, 1990). Sumberdaya ikan merupakan sumberdaya milik bersama (common resources) dan bersifat akses terbuka (open acces), sehingga dalam pengelolaanya tidak dapat dimiliki secara perseorangan dan semua lapisan masyarakat berhak memanfaatkannya. Hal ini dapat menimbulkan berbagai macam persaingan juga akan memicu terjadinya eksploitasi sumberdaya ikan secara besar-besaran dan tidak terkontrol sehingga akan menimbulkan kondisi tangkap lebih secara ekonomi (economic overfishing) (Fauzi, 2004).

Analisis Bioekonomi Penangkapan Ikan Layur (Trichirus sp.) 139 mencapai tujuan dari penelitian ini. Keterangan: b = slope (kemiringan) dari garis regresi Analisis data hasil tangkapan dan upaya a = intersep (titik perpotongan garis penangkapan meliputi perhitungan jumlah penangkapan, hasil tangkap per satuan regresi dan sumbu y) upaya (CPUE), potensi lestari (MSY) dan n = kurun waktu (tahun) upaya optimum. x = upaya penangkapan (trip) y = hasil tangkapan per unit upaya Metode Pengumpulan Data Metode yang digunakan dalam (kg/trip) untuk model Schaefer penelitian ini adalah metode survei Model Schaefer dengan analisis deskriptif melalui Hubungan antara CPUE (C/f) pengumpulan data sekunder dan primer. dengan upaya penangkapan (f): Data primer untuk menghitung MSY (Potensi Lestari Maksimum) dan MEY C/f = a + bf (Potensi Maksimum Ekonomi) diambil dari Hubungan antara hasil tangkapan responden meliputi biaya per trip, harga, (C) dengan upaya penangkapan (f): pendapatan, jumlah produksi per trip, jumlah trip, musim, dan daerah C = af + bf2 penangkapan. Pengumpulan data primer Upaya optimum (fMSY): dilakukan dengan wawancara dengan responden yaitu nelayan dengan cara fMSY = terstruktur menggunakan kuisioner dengn Potensi lestari (MSY): jumlah responden yang diambil sebanyak MSY = 20 orang nelayan. Data sekunder dikumpulkan dari Dinas Kelautan dan Keterangan: Perikanan Kabupaten Ciamis dan Tempat a dan b adalah intersep dan slope Pelelangan Ikan di Parigi. dari hubungan linear antara hasil tangkapan per unit upaya (CPUE) dan Analisis Data upaya penangkapan. Analisis pada penelitian ini Rumus-rumus Model Produksi dilakukan secara deskriptif, yaitu analisis Surplus (MPS) hanya berlaku bila yang menggunakan metode statistik untuk parameter slope (b) bernilai negatif, mengetahui pola sejumlah data penelitian, artinya penambahan upaya penangkapan akan menyebabkan penurunan CPUE. bila merangkum informasi yang terdapat dalam perhitungan diperoleh nilai slope (b) dalam data penelitian dan menyajikan positif, maka tidak dapat dilakukan informasi tersebut dalam bentuk yang besarnya pendugaan stok maupun upaya optimum, tetapi hanya dapat disimpulkan diinginkan. bahwa penambahan upaya penangkapan masih memungkinkan untuk meningkatkan Analisis Produksi Maksimum Lestari hasil tangkapan Analisis produksi Maksimum Analisis Hasil Ekonomi Maksimum Lestari Perikanan (MSY) dilakukan Analisis ekonomi dilakukan dengan dengan pendugaan potensi lestari (MSY) metode perhitungan keuntungan dari dari data hasil tangkapan dan upaya Gordon-Schaefer (Seijo et al. 1998), yaitu dengan prinsip dasar total penerimaan penangkapan ikan layur dilakukan dengan (Total Revenue) dikurangi biaya total menggunakan model Schaefer. Sebelum (Total Cost): melakukan analisis model Schaefer, maka harus diketahui terlebih dahulu nilai slope (b) dan intersep (a). Nilai ini ditentukan dari hubungan linear antara CPUE dan upaya (f): b= ∑ ∑∑ ∑ (∑ ) a=∑ ∑

140 Diani Putri Utami, Iwang Gumilar dan Sriati π = TR – TC Setelah didapatkan nilai fMSY, fMEY, feq dan nilai YMSY, YMEY, Yeq, maka nilai- π = p.Y – c.F nilai tersebut disubstitusikan ke dalam persamaan keuntungan Gordon-Schefer Keterangan: (π = pY – cf) sehingga didapatkan πMSY, π = Keuntungan (Rp) πMEY, πeq. p = Rata-rata harga ikan layur/kg Analisis Usaha (Rp/kg) Informasi analisis kelayakan usaha Y = Volume produksi (kg) pada usaha perikanan Ikan Layur di c = Rata-rata biaya per trip (Rp/trip) Perairan Parigi dilakukan dengan f = Upaya penangkapan (trip) menggunakan rumus-rumus sebagai berikut (Karlina dan Gray 1988). Pada kondisi keuntungan yang (1). Penerimaan bersih setahun maksimum, dugaan jumlah upaya optimum (fMEY) diperoleh dengan NI=GI-(FC-VC) persamaan: (2). Revenue Cost Ratio (R/C) − 2 R/C=GI/FC+VC Kemudian untuk mendapatkan (3). Titik impas (break event point) tingkat hasil ekonomi maksimum (MEY), nilai upaya optimumnya (fMEY) tersebut BEP (Rp) = FC/VC disubstitusikan ke dalam fungsi produksi lestari perikanan: Keterangan: NI = Nilai hasil bersih setahun Y = af – bf2 GI = Nilai penerimaan bersih atau FC =Biaya tetap (fix cost) VC =Biaya tidak tetap (variabel c 1 Arah Pengelolaan 4 − Pengelolaan sumberdaya ikan adalah bagaimana memanfaatkan sumberdaya sehingga menghasilkan Pada kondisi keseimbangan manfaat ekonomi yang tinggi bagi bioekonomi, dugaan jumlah upaya optimum (feq) diperoleh dengan pengguna, namun kelestariannya tetap persamaan: terjaga (Fauzi dan Anna, 2003). − Salah satu masalah yang dihadapi perikanan tangkap adalah overfishing dan underfishing. Overfishing sebagian besar disebabkan karena ekspansi penangkapan yang berlebihan yang dipicu oleh rezim yang bersifat open acces. Kemudian produksi saat dicapai Ketiadaan pengendalian menyebabkan keseimbangan bioekonomi (Yeq) didapat dengan mensubstitusikan nilai upaya penangkapan perikanan mengalami optimumnya (feq) ke dalam fungsi produksi lestari perikanan atau dengan eskalasi dan terjadi ekstraksi yang menggunakan persamaan: berlebihan terhadap sumber daya ikan. Meski kemudian beberapa pengaturan dilakukan, subtitusi terhadap input berupa teknologi yang lebih canggih menyebabkan upaya efektif (effective fishing effort) terus meningkat.

Analisis Bioekonomi Penangkapan Ikan Layur (Trichirus sp.) 141 HASIL DAN PEMBAHASAN Alat tangkap yang paling banyak Kondisi Parameter Nelayan Parigi terdapat di perairan Parigi Kabupaten Jumlah nelayan pada tahun 2007 mengalami penurunan. Hal ini Ciamis adalah jaring insang/gillnet. Hal ini dikarenakan pada 2006 terjadi tusnami sehingga banyak nelayan yang meninggal, dikarenakan jaring insang lebih banyak namun secara keseulruhan mayoritas penduduk di sekitar perairan Parigi menghasilkan produksi dari jenis ikan menjadikan nelayan sebagai mata pencaharian utama. Berdasarkan hasil yang bernilai ekonomis tinggi seperti observasi di lapangan, pemukiman nelayan terletak di sekitar pesisir dekat tongkol, tenggiri dan Layur. Jaring Insang pantai dengan kondisi yang relatif sederhana. Menurut nelayan setempat, menangkap ikan layur dengan trip sistem bagi hasil ditentukan berdasarkan kesepakatan nelayan dengan peminjam penangkapan satu hari penangkapan (one modal. Umumnya nelayan dan peminjam modal membagi keuntungannya sama rata day fishing). 50% setelah dikurangi biaya perbekalan. Pola Hasil Tangkapan, Upaya, dan Hasil Armada Penangkapan Armada penangkapan ikan yang Tangkapan per Unit Upaya digunakan untuk menangkap ikan di Besaran CPUE dapat digunakan perairan Parigi Kabupaten Ciamis terdiri dari dua jenis, yaitu Perahu Tanpa Motor sebagai indikator tingkat efisiensi teknik (PTM). Pada umumnya perahu motor tempel yang digunakan terbuat dari bahan dari upaya penangkapan (effort). Dengan fiber dengan mesin berkekuatan antara 15-20 PK (Power Kreck). Perahu katir kata lain CPUE yang lebih tinggi pada umumnya mempunyai ukuran panjang 9-9,5 m, lebar 0,8-1,0 m, dan mencerminkan tingkat efisiensi tinggi 0,7-0,8 m dengan jumlah ABK 1-2 orang. penggunaan effort yang lebih baik (Berachi 2003 dalam Adi 2007). Dengan menggunakan data selama periode 2004- 2010 dapat dilihat fluktuasi pola hasil tangkapan, pola jumlah upaya, dan pola hasil tangkapan per unit upaya atau Catch per unit effort (Tabel1). Upaya (trip) yang dipergunakan adalah upaya dengan alat tangkap jaring insang. Tabel 1. Perkembangan Hasil Tangkapan, Upaya, dan Hasil Tangkapan per Unit Upaya (2004-2010) Tahun Upaya (trip) Hasil tangkapan(kg) CPUE 2004 16.728 198.051 11,83 2005 20.672 256.420 12,40 2006 18.496 279.270 15,09 2007 15.776 118.040 7,48 2008 19.448 179.590 9,23 2009 29.088 91.290 3,13 2010 34.400 25.770 0,74 8,56 Rata-rata Sumber : Statistik Perikanan Kabupaten Ciamis 2011. Analisis Produksi Maksimum Lestari 2004-2010. Dari hasil analisis didapatkan Pendugaan produksi maksimum nilai intersep (a) sebesar 21,8907 dan nilai slope (b) sebesar -0,00060 atau dengan lestari (Maximum Sustainable Yield) Ikan mengikuti persamaan linier CPUE= Layur dilakukan dengan menggunakan model produksi surplus dari Schaefer. 21,8907 - 0,00060 f dengan satuan upaya Data yang dipergunakan adalah data time series produksi Ikan Layur selama periode penangkapan dalam trip.

142 Diani Putri Utami, Iwang Gumilar dan Sriati Hal ini menunjukkan bahwa produksi faktor-faktor lain seperti tenaga kerja, kelimpahan sumberdaya ikan, dan tidak hanya dipengaruhi oleh banyaknya permodalan (Panayotou 1982). upaya penangkapan yang dilakukan, tetapi mungkin juga dipengaruhi oleh Gambar 1. Hubungan Upaya Penangkapan (trip) dengan CPUE (kg/trip) Pada tingkat upaya penangkapan memperlihatkan kurva kuadratik yang optimum ini, maka diperoleh jumlah puncaknya menunjukkan nilai MSY yang produksi maksimum lestari (MSY) sebesar dapat dicapai. 198.548 kg/tahun. Hubungan upaya penangkapan (trip) dengan produksi (kg) Gambar 2. Kurva Produksi Maksimum Lestari (MSY) Ikan Layur di perairan Parigi Kabupaten Ciamis Analisis Hasil Ekonomi Maksimum bioekonomi (feq), dan analisis keuntungan (MEY) pada ketiga kondisi pengusahaan (Tabel 5 ). Dari rumus f MEY = (αp – c)/2bp maka Dari 20 responden yang didapatkan nilai fMEY sebesar 13.312 trip diwawancara didapatkan rata-rata biaya per tahun untuk menghasilkan MEY per trip untuk penangkapan ikan layur sebesar 184.487 kg per tahun. Dari sebesar Rp 66.995. Selain data biaya, dari persamaan hasil wawancara juga diperoleh rata-rata feq =(αp – c)/ bp didapatkan nilai harga ikan layur per kg, yaitu sebesar Rp.11.500 (Lampiran 6). Setelah upaya optimum pada kondisi didapatkan rata-rata biaya (c) dan rata- keseimbangan bioekonomi sebesar rata harga ikan layur per kg (p) maka 26.625 trip per tahun yang diduga akan dapat diduga upaya optimum pada saat mendapatkan hasil tangkapan 155.106,52 diperoleh hasil ekonomi maksimum (f MEY), kg per tahun. upaya pada kondisi keseimbangan

Analisis Bioekonomi Penangkapan Ikan Layur (Trichirus sp.) 143 Keseimbangan bioekonomi terjadi dengan memplotkan upaya penangkapan saat kurva penerimaan kotor atau (TR) (trip) terhadap biaya total (TC), sedangkan berpotongan dengan garis linier biaya total kurva TR terbentuk dengan memplotkan (TC). Pada kondisi ini TR=TC (titik G) upaya penangkapan (trip) terhadap sehingga diperoleh keuntungan sama penerimaan kotor (TR). dengan 0. Garis linier TC terbentuk Biaya&Total Penerimaan(Rp) MEY MSY D TC G 2M A Rp.1,0 M 1,8 M 1,6 M Rp.1,2 M E 1,4 M 1,2 M B 1M Kurva TR 800jt 400jt 13.312 C 18.140 F 26.625 200jt 2500 5000 7500 10000 12500 15000 17500 20000 22500 25000 27500 30000 32500 0 Upaya Penangkapan (Trip) Gambar 3. Kurva Keseimbangan Bioekonomi KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA Penangkapan ikan layur di Adi, C.P. 2007. Optimasi Penangkapan perairan Parigi menggunakan alat tangkap jaring insang dengan menggnakan kapal Udang Jerbung (Penaeus motor tempel menghasilkan tingkat produksi maksimum lestari (MSY) sebesar Merguiensis de Man) di Lepas 198.548 kg per tahun. Hasil ekonomi Pantai Cilacap. Program maksimum lestari (MEY) ikan layur di Pascasarjana Institut Pertanian perairan Parigi adalah sebesar 184.487 kg per tahun. Jumlah upaya penangkapan Bogor. 2007. untuk mencapai tingkat produksi Anita. 2003. Pengendalian Mutu Produksi maksimum lestari (MSY) adalah sebesar Ikan Layur (Trichirus. sp) di PPN 18.140 trip per tahun, sedangkan Pelabuhan Ratu Untuk Tujuan Eksport. Program Sarjana Institut keuntungan hasil ekonomi maksimum lestari (MEY) akan dicapai. sebesar Rp. Pertanian Bogor. 1,06 milyar dan pada kondisi MEY (πMEY) sebesar 1,22 milyar. Hasil analisis usaha Departemen Kelautan dan Perikanan, menunjukan bahwa analisis usaha R/C 2009Artikel: Target Kementrian yaitu 1,1 berarti usaha penangkapan Kelautan dan Perikanan 2014. 1 dengan jaring insang masih dapat hlm. http:// www.dkp.go.id/Departemen dikatakan layak untuk dilanjutkan. saat dilakukan upaya penangkapan 13.312 trip Kelautan dan perikanan RI . htm. per tahun. Upaya optimum pada kondisi Diakses: 12 februari 2009. keseimbangan bioekonomi (feq) sebesar Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi 26.625 trip per tahun. Tingkat keuntungan Jawa Barat. 2010. Statistik yang diperoleh pada kondisi pengusahaan Perikanan Tangkap 2010. Dinas MSY (πMSY) Kelautan dan Perikanan Jawa Barat. Ciamis. Fauzi, A. 2004. Ekonomi Sumberdaya Alam dan Lingkungan. Teori dan

144 Diani Putri Utami, Iwang Gumilar dan Sriati Aplikasi. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.259 hlm. Gafa, B. and W. Subani. 1992. Potensi tingkat pemanfaatan dan prospek pengembangan sumberdaya perikanan pelagis besar di perairan pelabuhan ratu, Jawa Barat. Jurnal Penelitian Perikanan Laut, (72) : 9- 17. Naamin, N. dan A. Harjamulia. 1990. Potensi pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya perikanan. Forum PerikananSukabumi.65 hal. Panayotou, T. 1982. Management Concepts for Small-scale Fisheries, Economic and Sosial aspect. FAO Fisheries technical Paper, no 228. Rome, Italy. 54 hlm.


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook