Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore Pemanfaatan LMS untuk Pembelajaran

Pemanfaatan LMS untuk Pembelajaran

Published by almeirasetiadi, 2022-09-19 01:11:44

Description: Pemanfaatan LMS untuk Pembelajaran

Search

Read the Text Version

Pemanfaatan Learning Management System (LMS) pada Pembelajaran di SMA DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH ATAS Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Tahun 2021

PEMANFAATAN LEARNING MANAGEMENT SYSTEM (LMS) PADA PEMBELAJARAN DI SMA Direktorat Sekolah Menengah Atas, Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, Dan Pendidikan Menengah-Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Pengarah : Suhartono Arham (Direktur SMA) Penanggungjawab : Hastuti Mustikaningsih (Koordinator Bidang Penilaian) Penulis : 1. Ponijan (SMA PB Soedirman Bekasi) 2. Fathur Rachim (SMAN 10 Samarinda) Editor : Veronika D. Sihombing (Direktorat SMA) Kontributor : 1. Lathief Zamroni (SMAN 1 Geger Madiun) 2. Seni Destiani (SMA Islam PB Soedirman Bekasi) 3. Suyudi (SMAN 1 Sewon Bantul) 4. Bagus Bintang S (SMAN 3 Prabumulih) 5. I Gede Mandera (SMAN 17 Palembang) Desain : Arso Agung Dewantoro Direktorat Sekolah Menengah Atas, Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Gedung A Komplek Kemendikbud Cipete Jalan R.S. Fatmawati Cipete, Jakarta Selatan 12410 021-7694140 021-7696033 [email protected] ii

iii

Daftar Isi Kata Pengantar............................................................................................. iii Daftar Isi ...................................................................................................... iv BAB 1 Pendahuluan...................................................................................... 1 A. Latar Belakang............................................................................................... 1 B. Permasalahan Pembelajaran pada Kondisi Khusus....................................... 1 C. Tujuan............................................................................................................ 2 C. Manfaat......................................................................................................... 2 BAB 2 Learning Management System (Sistem Manajemen Pembelajaran).... 5 A. Definisi.......................................................................................................... 5 B. Manfaat......................................................................................................... 5 C. Prinsip........................................................................................................... 6 D. Jenis............................................................................................................... 7 BAB 3 Pemanfaatan LMS .............................................................................. 21 A. LMS dalam Pembelajaran Jarak Jauh............................................................ 21 B. LMS dalam Pembelajaran Tatap Muka.......................................................... 22 C. LMS dalam Pembelajaran Jarak Jauh dan Tatap Muka.................................. 23 D. LMS Membangun Komunikasi Peserta Didik dengan Orang Tua................... 24 BAB 4 Penutup............................................................................................. 27 Daftar Pustaka.............................................................................................. 27 Lampiran...................................................................................................... 33 Lampiran 1.......................................................................................................... 33 Lampiran 2.......................................................................................................... 45 Lampiran 3.......................................................................................................... 59 Lampiran 4.......................................................................................................... 67 Lampiran 5.......................................................................................................... 79 iv

v

BAB 1 Pendahuluan vi

A. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 1 angka 1 menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Satuan pendidikan merupakan tempat berlangsungnya proses pembelajaran bagi peserta didik. Proses Pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat,minat, dan perkembangan fisik serta psikologis. Dengan demikian, pembelajaran pada dasarnya merupakan sistem yang melibatkan setiap komponen untuk saling berinteraksi. Komponen yang dimaksud adalah peserta didik, pendidik, dan sumber belajar dalam lingkungan belajar. Proses pembelajaran harus dapat dilaksanakan dalam berbagai kondisi termasuk kondisi khusus, demi tercapainya tujuan pendidikan nasional. Pemerintah telah menetapkan ketentuan dalam kondisi khusus. Hal itu dijelaskan dalam Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 719/P/2020 tentang Pedoman Pelaksanaan Kurikulum pada Satuan Pendidikan dalam kondisi khusus. Kondisi khusus adalah keadaan bencana yang ditetapkan oleh pemerintah pusat atau pemerintah daerah. Berbagai kemungkinan kondisi khusus dapat terjadi di wilayah Indonesia misalnya, gempa bumi, tsunami, kabut asap, banjir, meletusnya gunung berapi, daerah rawan konflik, dan yang saat ini sedang mewabah adalah kondisi pandemi Covid-19. Proses pembelajaran dalam kondisi tersebut tidak dapat terlaksana dengan baik dan hasilnya pun kurang optimal. Pembelajaran dalam kondisi khusus dilaksanakan secara kontekstual dan bermakna melalui berbagai strategi yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi peserta didik, satuan pendidikan, dan daerah, dengan memperhatikan prinsip pembelajaran pada umumnya, terutama prinsip pembelajaran pada kondisi khusus. B. Permasalahan Pembelajaran pada Kondisi Khusus Permasalahan yang dihadapi dalam melaksanakan pembelajaran pada kondisi khusus antara lain tidak dapat melanjutkan kegiatan pembelajaran secara tatap muka, adanya berbagai keterbatasan sarana dan prasarana sekolah, keterampilan pendidik 1

dalam mengoperasionalkan perangkat pembelajaran dan memanfaatkan teknologi informasi serta kehilangan kemampuan dan pengalaman belajar dalam diri peserta didik (lost learning). C. Tujuan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Menengah melalui Direktorat Sekolah Menengah Atas (SMA) berupaya memberikan alternatif solusi dalam mengatasi dan menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh satuan pendidikan. Masalah yang dimaksud adalah masalah-masalah yang timbul dan dihadapi dalam melaksanakan proses pembelajaran pada kondisi khusus. Direktorat SMA memberikan gambaran alternatif yang dapat dilakukan satuan pendidikan dalam melaksanakan pembelajaran pada kondisi khusus. Salah satu upaya yang dilakukan dengan menerbitkan naskah yang bertujuan memberi gambaran dan inspirasi bagi satuan pendidikan dan pendidik tentang pelaksanaan pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna pada kondisi khusus di SMA. D. Manfaat Manfaat yang diperoleh setelah membaca naskah ini, satuan pendidikan dan pendidik memperoleh gambaran pelaksanaan proses pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna dalam kondisi khusus. 2

3

BAB 2 Learning Management System (Sistem Manajemen Pembelajaran) 4

A. Definisi Learning management system (LMS) merupakan suatu perangkat lunak yang berguna untuk beberapa keperluan kegiatan secara online. Kegiatan itu seperti administrasi, dokumentasi, laporan kegiatan, belajar mengajar e-learning dan materi pelatihan, yang semua bersifat online (Ellis, 2009). Menurut Riyadi (2010), LMS yaitu  software yang berguna untuk membuat materi perkuliahan online berbasis web dan mengelola hasil kegiatan pembelajaran. Ryan K. Ellis (2009) menjelaskan bahwa LMS adalah sebuah perangkat lunak atau software untuk keperluan administrasi, dokumentasi, pencarian materi, laporan sebuah kegiatan, pemberian materi-materi pelatihan kegiatan belajar mengajar secara  online yang terhubung ke internet. LMS merupakan sistem untuk mengelola catatan pelatihan dan pendidikan, mendistribusikan program melalui internet dengan fitur yang dikolaborasi secara daring. Berdasarkan definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa LMS  adalah sebuah teknologi aplikasi  software yang dikembangkan dan digunakan untuk kegiatan dalam jaringan atau  online yang mencakup pengelolaan sistem pembelajaran berbasis online seperti distribusi materi pembelajaran dan implementasi kegiatan belajar mengajar serta kolaborasi antara pendidik dan peserta didik yang bisa dilakukan secara online. B. Manfaat LMS memberikan beberapa kemudahan dalam pembelajaran, antara lain: 1. Kemudahan dalam distribusi materi pembelajaran Salah satu manfaat yang paling terasa dengan adanya teknologi LMS adalah proses distribusi materi pembelajaran yang jauh lebih cepat. Kini, para pelajar bisa lebih mudah untuk mendapatkan berbagai materi pelatihan, latihan soal, dan materi pembelajaran lainnya melalui e-book yang telah di upload oleh pendidik. Pendidik juga dapat membuat diferensiasi/keragaman materi pembelajaran berdasarkan kemampuan setiap peserta didik. Tidak sampai di situ, teknologi LMS bahkan kini sudah bisa menjalankan ujian secara online. 2. Kemudahan pemantauan kemajuan belajar Penggunaan LMS dapat membantu memudahkan para pendidik untuk memantau perkembangan pembelajaran para peserta didiknya. Beberapa poin yang bisa dipantau seperti tingkat kehadiran, durasi belajar serta frekuensinya, bahkan pendidik bisa 5

melakukan penilaian jauh lebih dalam melalui ujian online. Dengan begitu, para pendidik bisa mendapatkan nilai peserta didiknya secara cepat. 3. Kemudahan proses belajar jadi lebih fleksibel Teknologi yang digunakan oleh LMS biasanya berbasis cloud computing. Sistem ini memungkinkan para pelajar untuk mengakses materi pelajaran melalui berbagai cara melalui perangkat PC, laptop, tablet, atau bahkan smartphone karena sistem berbasis cloud ini hanya mengandalkan koneksi internet saja. 4. Kemudahan menghimpun LMS mempermudah pendidik untuk menghimpun dan menganalisis data hasil belajar peserta didik dengan waktu yang lebih cepat. Menghimpun data lebih aman dan mempermudah pendidik untuk mencari atau mengatur materi pembelajaran karena ada di satu lokasi. 5. Kemudahan alokasi waktu Dengan LMS, alokasi waktu menjadi efisien dan lebih mudah untuk diprediksi selama proses belajar mengajar. 6. Keluasan akses Dengan LMS, dapat meningkatkan akses penggunaan e-Learning yang lebih luas karena tidak ada batasan wilayah. C. Prinsip LMS untuk institusi pendidikan pada prinsipnya harus memuat educational philosophy, sesuai dengan prinsip-prinsip pedagogi, mampu mengakomodir kebutuhan- kebutuhan pendidikan konvensional yang ditransfer dalam wujud online learning, mampu menghubungkan peserta didik dengan pendidik serta sumber belajar, memfasilitasi pembelajar untuk belajar individual atau kelompok, membangun komunikasi yang efektif dan menciptakan masyarakat belajar. Sebuah LMS yang kuat harus dapat melakukan hal-hal berikut: 1. Menggunakan layanan self-service dan self-guided; 2. Mengumpulkan dan menyampaikan konten pembelajaran dengan cepat; 3. Mengkonsolidasikan inisiatif pelatihan pada platform berbasis ‘’web scalable’’; 4. Mendukung portabilitas dan standar; 5. Personalisasi isi dan memungkinkan penggunaan dapat mengetahui yang telah didapatkan sebelumnya. 6

Beberapa karakteristik fitur untuk LMS institusi pendidikan antara lain: 1. Mengelola user, cohort, role, courses, instructor, facility. 2. Course calendar 3. Pesan instan (Messaging) 4. Penugasan (assignment) 5. Menampilkan nilai (score) 6. Course yang disusun sesuai grade 7. Penyajian yang berbasis web, sehingga bisa diakses dengan web browser. D. Jenis Sebagian besar LMS berbasis web, dibangun dengan menggunakan berbagai platform pengembangan, seperti Java/J2EE, Microsoft.NET atau PHP. Mereka biasanya mempekerjakan penggunaan database seperti MySQL, Microsoft SQL Server atau Oracle sebagai back-end. Meskipun sebagian besar sistem secara komersial dikembangkan dan memiliki lisensi perangkat lunak komersial, ada beberapa sistem yang memiliki lisensi open source. Diantaranya adalah: Moodle, Edmodo, Schoology, GeSchool, Claroline, Docebo, Dokeos, Atutor, Chamilo, Olat, Microsoft Teams, Google Classroom dan Rumah Belajar. 1. Moodle Moodle singkatan dari Modular Object-Oriented Dynamic Learning Environment adalah paket perangkat lunak yang diproduksi untuk kegiatan belajar berbasis internet dan situs web yang menggunakan prinsip social constructionist pedagogy. Moodle merupakan salah satu aplikasi dari konsep dan mekanisme belajar mengajar yang memanfaatkan teknologi informasi, yang dikenal dengan konsep pembelajaran elektronik atau e-learning. Moodle dapat digunakan secara bebas sebagai produk sumber terbuka (open source) di bawah lisensi GNU. Moodle dapat diinstal di komputer dan sistem operasi apapun yang bisa menjalankan PHP dan mendukung database SQL. 7

Moodle adalah nama untuk sebuah program aplikasi yang lengkap yang dapat menguubah sebuah media pembelajaran ke dalam bentuk web. Sebagaimana yang dijelaskan Jati (2013, p. 283) bahwa Moodle adalah suatu perangkat yang canggih untuk membuat dan mengelola kursus, mengecek kehadiran dan kinerja peserta didik, mengelola kuis dan tugas serta survei. Ada beberapa alasan kuat, sehingga menjadikan Moodle sebagai salah satu LMS yang populer digunakan oleh banyak institusi pendidikan, menurut Darmawan (2014, p. 70) ada empat alasan kuat, yang pertama Free and open source, Moodle adalah LMS open source sehingga semua orang dapat memodifikasinya sesuai dengan kebutuhan dari institusi yang menggunakannya. Moodle didistribusikan secara gratis sehingga tidak membutuhkan dana untuk membeli aplikasi ini, kecuali membeli bandwidth yang terpakai mengunduh 17 MB master Moodle. Alasan yang kedua, dilandasi oleh educational philosophy. Moodle dibangun berdasarkan pengalaman langsung di lapangan dengan latar belakang ilmu pendidikan. Oleh karena itu, moodle mampu mengakomodasi hampir semua kebutuhan pendidikan konvensional yang ditransfer dalam wujud online learning. Alasan yang ketiga, mempunyai komunitas yang besar dan saling berbagi. Komunitas pengguna Moodle tergabung dalam suatu organisasi www.moodle.org. Di sana setiap pengguna Moodle dapat saling berbagi kebermanfaatan dan kendala dalam penggunaan Moodle. Alasan yang keempat ialah, ukuran kecil, kemampuan maksimal. Dengan ukuran yang kecil (hanya sekitar 17 MB untuk versi Moodle 3.1) namun mampu mengelola aktifitas kegiatan akademik dan pembelajaran hingga seukuran sebuah universitas. (Contoh praktik baik ada di lampiran 5). 2. Edmodo Edmodo adalah jaringan pendidikan global yang membantu menghubungkan semua peserta didik dengan orang dan sumber belajar yang dibutuhkan untuk mencapai 8

potensi penuh mereka. Didirikan pada tahun 2008 oleh Nic Borg, Jeff O’Hara, Crystal Hutter. Didirikan di Chicago, Illinois, ketika dua peserta didik distrik sekolah pergi untuk melewati kesulitan antara bagaimana peserta didik menjalani kehidupan dan bagaimana belajar di sekolah, Edmodo diciptakan untuk membawa pendidikan ke dalam lingkungan abad ke21. Saat ini, Edmodo berbasis di San Mateo, California. Edmodo didedikasikan untuk menghubungkan semua peserta didik dengan orang-orang dan sumber daya yang dibutuhkan untuk mencapai potensi penuh peserta didik. Edmodo dapat diakses di www. edmodo.com. Edmodo banyak digunakan oleh institusi pendidikan yang ada di Indonesia. Hal tersebut dikarenakan Edmodo menyediakan pilihan bahasa, sehingga pembelajar dari indonesia lebih mudah memahami cara penggunaannya. 2. Schoology Schoology LMS yang menjunjung prinsip: a. Passion is the Most Powerful Engine: Semangat berbagi membantu instruktur dan peserta didik mendapatkan pengalaman belajar yang terbaik. b. There’s No Success Without Collaboration: Schoology percaya bahwa instruktur, peserta didik, orang tua, dan administrator Schoology adalah satu kesatuan. d. Innovation is in Our Blood. Schoology selalu berusaha untuk berinovasi c. We Learn Every Day. Schooology terus mencari tau, mendengar, belajar setiap saat dan membuka ide-ide baru. e. Integrity is Our Foundation. Schoology berdiri atas Misi, Nilai dan Produk Schoology memiliki tagline bahwa semua berawal dari kelas, hal ini dimaksudkan bahwa Schoology menawarkan banyak pengalaman bagi peserta didik saat mereka menggunakan LMS tersebut. (Contoh praktik baik ada di lampiran 4). 9

3. GeSchool. Geschool merupakan LMS yang mempunyai fungsi sangat beragam, dari sebuah catatan harian, media publikasi informasi-informasi penting, ilmu pengetahuan umum, dan pendidikan. Peserta dapat menuangkan kreativitas dalam bentuk tulisan maupun gambar di blog Geschool. Melalui blog Geschool, peserta didik dapat menceritakan pengalaman-pengalaman pribadi, berbagi berita-berita dari seluruh penjuru dunia, maupun berbagi materi pembelajaran. GeSchool mengajak penggunanya untuk dapat belajar, berbagi dan saling menginspirasi. (www.geschool.net). 4. Claroline Claroline adalah LMS open source berbasis PHP dan MySQL yang pada awalnya dikembangkan oleh Universitas Katolik Leuven di Belgia pada tahun 2001. Proyek LMS yang dibiayai oleh Yayasan Louvain ini dikembangkan mengikuti pengalaman pedagogi dan kebutuhan pendidik. Sejak tahun 2004 sampai dengan 2007, CERDECAM turut memberikan sumbangsih signifikan terhadap pengembangan Claroline. Dibandingkan LMS populer lain seperti Moodle maupun Dokeos, Claroline memiliki tampilan yang sederhana dan ukuran file instalasinya pun kecil. Penggunaannya di Indonesia sudah cukup banyak di sekolah tinggi dan universitas. 10

5. Docebo Docebo Learning Management System adalah paket software untuk e-learning dan LCMS (Learning Content Management System), dibuat dan dikembangkan oleh Docebo Srl. Program ini dirilis dalam bentuk lisensi GPL yang artinya tidak memiliki lisensi berbayar. Program ini menggunakan pendekatan multi-model diktat, yang merupakan salah satu platform open source yang paling banyak digunakan dan disukai di level internasional, kemampuan untuk melakukan personalisasi model diktat sesuai kebutuhan klien membuat Docebo sangat menakjubkan dan fleksibel. Dengan platform sederhana yang dapat dikonfigurasi untuk berbagai kebutuhan yang menggunakan berbagai model diktat, untuk perusahaan besar di sektor keuangan dan asuransi, kesehatan, pemerintahan, universitas dan sekolah. Dengan Docebo LMS sangat mudah untuk mengkonstruksikan konten diktat untuk latihan dan pendidik dapat menggunakan file yang mereka telah miliki seperti Powerpoint, Word, PDF, klip film dan lainnya. User dapat diatur berdasarkan group dan kategori dan juga memungkinan untuk melakukan personalisasi tampilan untuk subgrup dan user. 6. Dokeos Dokeos adalah e_learning tools untuk aplikasi berbasis web. Dokeos merupakan free software yang dirilis oleh GNU GPL dan pengembangannya didukung oleh dunia internasional. Sistem operasinya bersertifikasi yang dapat digunakan sebagai konten dari sistem managemen untuk pendidikan. Kontennya meliputi distribusi bahan pelajaran, kalender, progres pembelajaran, percakapan melalui text/audio maupun video, tes administrasi, dan menyimpan catatan. 11

Pada tahun 2004 Dokeos sudah diterjemahan ke dalam 31 bahasa dan digunakan oleh lebih dari ratusan organisasi. Tujuan utama dari Dokeos adalah menjadi sistem yang userfriendly dan fleksibel serta mudah dipakai. Selain itu juga menjadi yang bagus untuk pembelajaran sehingga user puas terhadap aplikasi ini. Dokeos ditulis dalam bahasa PHP dan menggunakan database MySQL.Versinya yang paling stabil adalah Dokeos 1.6.5.Saat ini para developer sedang merilis versi 2.0. Komunitas untuk merilisnya sangat terbuka. Untuk situs resminya adalah www.Dokeos. com. 7. ATutor ATutor adalah open source web-based LMS yang digunakan untuk mengembangkan dan memberikan kursus online. Administrator dapat menginstal atau memperbarui ATutor dalam hitungan menit, mengembangkan tema custom untuk memberikan ATutor tampilan baru, dan mudah memperluas fungsionalitas dengan modul fitur. Pendidik cepat merakit, paket, dan mendistribusikan konten pembelajaran berbasis web, mudah mengimpor konten yang dikemas, dan melakukan kursus secara online. 8. Chamilo Chamilo adalah sistem e-learning yang lengkap. Aplikasi ini dapat di instal dengan mudah dengan waktu yang singkat. Aplikasi ini dapat digunakan pendidik dan pelatih dan mengajar dalam waktu singkat. Beberapa penggunanya melaporkan rasio 1/5 waktu yang dibutuhkan pelatihan dibandingkan dengan LMS open source, sehingga mudah 12

untuk mempersiapkan pembelajaran dalam waktu yang singkat hingga siap untuk di implementasikan. Pelatih dapat bekerja hanya dalam satu hari. Dengan perkembangan dalam penilaian adaptif, pembelajaran sosial dan mobile, keterampilan manajemen dan banyak topik lain yang lebih, asosiasi dan teknologi tinggi anggota Chamilo memastikan pengguna mendapatkan perangkat lunak gratis dengan inovasi terbaru dari seluruh dunia. Chamilo adalah adalah salah satu LMS yang bersifat Open Source, menitik beratkan pada pembangunan portal E-learning. Chamilo sendiri memiliki fungsi yang sama dengan aplikasi E-Learning lainnya seperti Moodle, Dokeos, A Tutor, eFront dan sebagainya. 9. OLAT OLAT adalah singkatan dari Online Learning and Training. Ini adalah aplikasi web - yang disebut LMS yang mendukung pembelajaran online, pengajaran, dan tutoring dengan beberapa batasan pendidikan. OLAT adalah perangkat lunak bebas dan bersifat open source. Perkembangannya dimulai pada tahun 1999 di Universitas Zürich dan OLAT memenangkan hadiah MeDiDa-Prix pada tahun 2000. Dengan versi 3.0, sistem ini benar- benar dibangun kembali dan sekarang tersedia sebagai aplikasi berorientasi komponen yang dikembangkan dalam bahasa pemrograman Java. OLAT memiliki dukungan untuk berbagai standar pembelajaran e-learning seperti IMS (IMS Content Packaging, IMS QTI), dan SCORM. Dengan versi 4.0, banyak add-on telah diperkenalkan ke sistem, yang membuatnya sangat mudah untuk memperluas fungsi LMS. Dengan versi 5.0, fitur baru seperti Wiki, Kalender, AJAX Beta Mode, dan Fulltext Search telah diimplementasikan. Versi 6.0 terdiri dari tata letak baru dan lebih baik berdasarkan evaluasi kegunaan. Versi berikutnya menyediakan skalabilitas penuh, yang berarti OLAT dapat dijalankan di sekelompok server. OLAT 7.0 menambahkan banyak fitur baru, wizard kursus plus penerapan standar penting seperti REST API, IMS Basic LTI dan IMS QTI 2.1. Pada musim gugur 2011 beberapa kontributor komunitas inti meninggalkan komunitas OLAT karena perbedaan strategis dan memulai sebuah alternatif yang diberi nama OpenOLAT. 13

10. Microsoft Teams dari Micrososft 365 Microsoft versi pendidikan telah membangun sebuah sistem yang dapat dimanfaatkan sebagai LMS dalam dunia Pendidikan. Di USA, Microsoft 365 sudah sangat popular baik untuk dunia bisnis apalagi untuk dunia pendidikan. Microsoft Teams (Tim) adalah pusat digital yang dibutuhkan pendidik dan pemimpin sekolah. Microsoft Teams menyatukan percakapan, konten, dan aplikasi di satu tempat, merampingkan alur kerja untuk administrator dan memungkinkan pendidik untuk menciptakan lingkungan belajar yang bersemangat dan personal.  Dengan Tim, pengguna dapat membuat ruang kelas kolaboratif, mempersonalisasikan pembelajaran dengan tugas, terhubung dengan kolega di Komunitas Pembelajar Profesional (PLC), dan merampingkan komunikasi staf. Tim mendukung kolaborasi pendidik-ke-pendidik serta kolaborasi kelas dan komunikasi. Singkatnya, ini adalah satu alat yang dapat membantu tugas administrasi dan kelas pendidik, menghemat waktu pendidik dan mengajar peserta didik keterampilan untuk siap di masa depan. a. Kelebihan Microsoft Teams untuk Pembelajaran Jarak Jauh 1) Masing-masing peserta didik memiliki akun email yang dapat digunakan untuk proses pembelajaran di dalam kelas maupun di luar kelas 2) Terhubung dengan aplikasi Office 365 versi online yang dapat dimanfaatkan sepenuhnya untuk proses pembelajaran tanpa biaya tambahan 3) Pendidik dan peserta didik akan terhubung dalam sebuah kelas dengan menggunakan fitur yang terdapat di dalam Microsoft Teams 3) Masing-masingpemilikakunmendapatkuotapenyimpanancloudmenggunakan Aplikasi OneDrive sebesar 1 TB (1.000 GB) 4) Peserta didik yang telah memiliki akun dan tergabung ke dalam kelas akan mendapatkan buku catatan digital yang akan digunakan sebagai sarana belajar peserta didik di kelas digital. 5) Peserta didik dapat menyimak pembelajaran jarak jauh melalui ruang kelas virtual 14

6) Peserta didik dapat berinteraksi baik dengan pendidik maupun teman sekelas dengan menggunakan fitur yang ada di dalam ruang kelas virtual 7) Peserta didik yang tidak dapat mengikuti proses pembelajaran yang telah dijadwalkan tetap dapat menyimak melalui rekaman yang telah disimpan oleh pendidik yang bersangkutan. 8) Pendidik dengan mudah mengakses materi pembelajaran dengan kolaborasi fitur-fitur yang sudah diinput oleh pendidik tanpa harus keluar dari Microsoft Teams. b. Kekurangan Microsoft Teams untuk Pembelajaran Jarak Jauh 1) Sekolah harus memiliki domain resmi. 2) Sekolah wajib mendaftarkan domain sekolah yang dimiliki ke Microsoft. 3) Sekolah wajib menghubungkan domain sekolah yang dimiliki ke akun Microsoft. 4) Peserta didik hanya bisa terhubung dengan pendidik, kelas, dan teman sekelas hanya dengan menggunakan akun berdomain sekolah. 5) Orang tua/wali menyediakan perangkat digital (smartphone/laptop) yang terhubung ke internet 6) Orang tua/wali menyediakan koneksi internet yang baik dan stabil 7) Orang tua/wali mendampingi peserta didik dalam memanfaatkan media pembelajaran digital tersebut. (Contoh praktik baik ada di lampiran 1). 11. Google Classroom Google Classroom adalah sebuah LMS yang sudah tersemat pada akun Gmail baik pribadi maupun Google Suite for Education sehingga menjadi modal paling favorit dan paling banyak digunakan oleh satuan pendidikan maupun pendidik di era pandemi ini. Dengan fitur-fitur yang ada di Google Clasroom sangat memanjakan penggunanya. Untuk pembelajaran sinkron (tatap muka virtual) pada Google Classroom juga sudah terkoneksi langsung dengan Google Meet. Dalam kolaborasi LMS Google Classroom di support dengan fitur-fitur google lain yang sudah terkoneksi. Ketika kita membuat akun Gmail seperti Google Drive, Google Forms, Google Sheet, Google Document, Google Spreadsheet dsb. 15

Pemanfaatan Google Classroom untuk membantu para pendidik mengelola, membuat dan mengoleksi tugas peserta didik dalam jaringan secara online. Google classroom memungkinkan pendidik menghabiskan lebih banyak waktu dengan peserta didik mereka dan lebih sedikit waktu untuk urusan administrasi. Pada awal tahun ajaran 2020/2021 Kemendikbud bekerja sama dengan Google memberikan akun pembelajaran kepada seluruh pendidik, tenaga kependidikan dan peserta didik dengan domain belajar.id melalui Dapodikmen. Akun pembelajaran ini dimanfaatkan untuk membentuk kolaborasi dalam pembelajaran melalui Google Classroom dengan fitur yang jauh lebih lengkap daripada dengan akun Gmail pribadi. a. Kelebihan Google Classroom untuk Pembelajaran Jarak Jauh: 1) Mudah didapatkan karena masing-masing peserta didik sebagian besar sudah memiliki akun Gmail. 2) Terhubung dengan aplikasi milik Google Suite yang dapat dimanfaatkan sepenuhnya untuk proses pembelajaran tanpa biaya tambahan. 3) Pendidik dapat menambahkan peserta didik secara langsung atau berbagi kode dengan kelasnya untuk bergabung. 4) Menghemat waktu, alur tugas yang sederhana memungkinkan pendidik membuat, memeriksa, dan menilai tugas dengan cepat di satu tempat. 5) Pendidik dapat mengirim pengumuman dan memulai diskusi secara langsung melalui forum chat. 6) Pendidik dan peserta didik akan terhubung dalam sebuah kelas dengan menggunakan fitur yang terdapat di dalam Google Classroom. b. Kekurangan Google Classroom untuk Pembelajaran Jarak Jauh: 1) Orang tua/wali menyediakan perangkat digital (smartphone/laptop) yang terhubung ke jaringan internet, sehingga tidak semua sekolah bisa menggunakan Google Classroom terutama yang belum ada sinyal intenet. 2) Tidak mudah mengontrol respon peserta didik dalam menanggapi instruksi yang diberikan pendidik. 3) Hasil pengerjaan tugas lebih mudah dijiplak (ketidakjujuran akademis). (Contoh praktik baik ada di lampiran 3). 16

12. Rumah Belajar Rumah Belajar adalah portal pembelajaran yang menyediakan bahan belajar serta fasilitas komunikasi yang mendukung interaksi antar komunitas. Rumah Belajar hadir sebagai bentuk inovasi pembelajaran di era industri 4.0 yang dapat dimanfaatkan oleh peserta didik dan pendidik Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas/Kejuruan (SMA/SMK) sederajat. Dengan menggunakan Rumah Belajar, kita dapat belajar di mana saja, kapan saja dengan siapa saja. Seluruh konten yang ada di Rumah Belajar dapat diakses dan dimanfaatkan secara gratis dengan fitur utama: a. Kelas Maya Sebuah LMS yang dikembangkan khusus untuk memfasilitasi proses pembelajaran virtual atau tanpa tatap muka antara pendidik dan peserta didik. Dengan fitur ini, pendidik dapat memberikan bahan ajar yang dapat diakses dan dibagikan oleh peserta didik dalam bentuk digital kapan saja dan di mana saja. b. Sumber belajar Fitur yang menyajikan materi ajar bagi peserta didik dan pendidik berdasarkan kurikulum. Materi ajar disajikan secara terstruktur dengan tampilan yang menarik dalam bentuk audio, video, dan laman interaktif. c. Laboratorium Maya Fitur simulasi praktikum laboratorium yang ada disajikan secara interaktif dan menarik, dikemas bersama lembar kerja peserta didik dan teori praktikum. d. Bank Soal Fitur kumpulan soal dan materi evaluasi peserta didik yang dikelompokkan berdasarkan topik ajar. Tersedia juga berbagai akses soal latihan, ulangan, dan ujian. e. SimpaTIK (Sistem Informasi Manajemen Pelatihan Berbasis TIK) Aplikasi manajemen berbasis TIK untuk pendidikan dan kebudayaan guna mendukung pelatihan pengembangan keprofesian berkelanjutan bagi pendidik dan tenaga kependidikan. 17

f. BSE Fitur ini merupakan kumpulan buku elektronik yang sudah disiapkan Kemendikbud sesuai dengan kurikulum yang berlaku. g. Edugame Rumah Belajar Fitur ini menyediakan berbagai permainan interaktif yang dapat digunakan oleh peserta didik secara mandiri maupun melalui bimbingan pendidik atau orang tua. Permainan yang disediakan sudah dirancang untuk membantu peserta didik memahami konsep dasar dari materi yang disajikan. 13. LMS yang dibuat dan/atau dikembangkan oleh sekolah LMS yang dibuat dan/atau dikembangkan sekolah paling tidak memuat fitur pembelajaran dan penilaian. Salah satu contoh LMS jenis ini adalah LMS yang dikembangkan secara mandiri oleh suatu sekolah yang mengakomodasi multiuser dengan level pendidik, peserta didik, dan orang tua, yang disesuaikan dengan kebutuhan sekolah dalam mengawasi dan memantau perkembangan belajar peserta didik dengan fitur utama: a. Ruang Diskusi Fitur ini digunakan untuk ruang diskusi pendidik, peserta didik, maupun orang tua. b. Kelas 1) Fitur kelas untuk level pendidik: Pendidik dapat membuat kelas, memilih peserta didik yang menjadi anggota kelas, memberikan materi, memberi tugas kepada peserta didik, memberikan soal ujian, melihat dan mengkoreksi hasil pekerjaan peserta didik, melihat daftar 18

nilai, menggunakan group WA, menggunakan Google meeting, menggunakan zoom meeting, dan melihat kehadiran peserta didik setiap hari. Bentuk soal tugas yang dapat diberikan meliputi pilihan ganda, uraian, pilihan ganda komplek, benar salah, dan menjodohkan. 2) Fitur kelas untuk level peserta didik: Peserta didik dapat melihat, mengerjakan, dan mengirim file tugas yang diberikan oleh pendidik serta melihat hasil pekerjaan. 3) Fitur kelas untuk level orangtua: Fitur kelas untuk level orangtua digunakan untuk melihat tugas, hasil pekerjaan yang diberikan oleh pendidik kepada anaknya dan mengisi instrumen penilaian sikap terhadap anaknya. c. File Anda Fitur ini untuk melihat materi, soal, dan tugas yang telah diunggah oleh pendidik. d. Data Pengguna Fitur ini untuk melihat data identitas pendidik, peserta didik, dan absensi peserta didik sesuai tanggal yang pilih oleh pendidik. e. e-SPMI Fitur ini digunakan untuk menjalankan aplikasi Sistem Penjaminan Mutu internal yang berisi siklus SPMI di sekolah dan kumpulan perangkat pembelajaran yang telah disusun oleh pendidik meliputi analisis SKL, Program Tahunan, Program Semester, Penetapan KKM, Kalender Pendidikan, Perhitungan Waktu Efektif, Rancangan Penilaian, Silabus, RPP, Bukti Pelaksanaan KBM, Pelaksanaan Evaluasi, Hasil Evaluasi, Program Pengayaan, dan Program Remedial. f. e-Rapor Fitur ini untuk login pada aplikasi e-Rapor SMA yang dikembangkan oleh Direktorat SMA g. Rak Buku Fitur ini merupakan kumpulan materi yang diunggah oleh admin LMS. h. Data Pendidik Fitur ini terdapat pada user dengan level orang tua yang dapat digunakan untuk melihat data pendidik, nomor HP, alamat email, banyak kelas yang diampu, dan banyak konten yang telah diunggah di LMS. (Contoh praktik baik ada di lampiran 2). 19

BAB 3 Pemanfaatan LMS 20

Pembelajaran jarak jauh di tengah pandemi Covid-19 harus tetap dilakukan secara efektif, berkualitas, dan berdampak pada output peserta didik. Pemanfaatan LMS oleh para pendidik dan peserta didik memberikan tantangan bagaimana sekolah mencari metode pembelajaran online yang mampu memfasilitasi mereka belajar online dan bagaimana manajemen sistem pembelajaran online dapat mengatur proses manajemen secara terpadu. Setelah berakhirnya pandemi Covid-19 di masa kenormalan baru akan terdapat dua dinamika yang akan berjalan bersama karena pandemi ini mengakselerasi kompetensi teknologi seluruh stakeholder pendidikan. Dinamika pertama adalah kebutuhan pemanfaatan LMS untuk pendidikan akan sangat meningkat seperti yang dilakukan pada saat pandemi Covid-19. Kedua beberapa kelebihan dan kemudahan yang diperoleh dari pemanfaatan LMS akan menjadi pilihan utama bagi pendidik dan peserta didik dalam proses pembelajaran. Kedua alasan ini menjadi kebutuhan yang diminati oleh satuan pendidikan dan pengguna sehingga pembelajaran jarak jauh dengan memanfaatkan LMS menjadi tidak terbatas pada kalangan tertentu saja dan tidak terbatas pada masa pandemi saja. Ada beberapa fitur utama LMS yang dapat menunjang untuk kolaborasi pembelajaran dan penilaian di antaranya: 1. pembelajaran berbasis online dan real time, 2. multi level user seperti admin, pendidik, peserta didik, dan orang tua, 3. penyajian materi dalam bentuk teks, gambar, PDF, video, audio, dan lain-lain, 4. forum diskusi atau room chat, 5. soal pertanyaan dan rekapitulasi, 6. assignment berupa pengumpulan atau upload tugas, 7. analisa hasil penilaian dan 8. tatap muka virtual (video meeting). Dengan kolaborasi fitur-fitur utama tersebut maka pemanfaatan LMS pada pembelajaran dan penilaian jarak jauh, pembelajaran tatap muka serta gabungan pembelajaran jarak jauh dan tatap muka semakin mudah untuk dilaksanakan. A. LMS dalam Pembelajaran Jarak Jauh 1. Pembelajaran Dalam aplikasi LMS terdapat beberapa media yang dapat menciptakan interaksi proses pembelajaran layaknya kelas konvensional di mana seluruh kegiatan tersebut 21

dikelola secara virtual. LMS menyediakan fitur-fitur pada menu tertentu yang sangat dibutuhkan peserta didik seperti materi ajar dan video pembelajaran. Interaksi antar sesama peserta didik maupun peserta didik dengan guru dapat terjadi baik secara sinkron dan asinkron di mana menu-menu tersebut sudah disiapkan oleh LMS sendiri. Pendidik hanya mengunggah dan berbagi (upload and share) materi tersebut, begitu juga dengan penugasan dan pengumpulan tugas. Melihat kelengkapan dan keterpaduan fitur-fiturnya maka pemanfaatan LMS dalam pembelajaran dapat diandalkan baik disaat pandemi maupun masa normal. 2. Penilaian Pemanfaatan LMS untuk mengukur pemahaman peserta didik terhadap kompetensi yang diinginkan menjadi keunggulan tersendiri bagi pendidik. LMS tersebut menyediakan menu untuk penilaian yang dapat dilakukan secara online. Pendidik dan peserta didik dapat mengatur secara fleksibel kapan pengukuran kompetensi dilakukan dengan mudah dan efektif dibandingkan kelas tatap muka yang waktunya terbatas. Keunggulan lain dari penilaian ini dapat langsung terekap otomatis. Di samping memiliki keunggulan LMS ini juga memiliki kekurangan, di antaranya faktor kuota, menuntut sinyal yang kuat dan pengawasan kurang maksimal. B. LMS dalam Pembelajaran Tatap Muka 1. Pembelajaran Ketika pembelajaran tatap muka kembali diberlakukan seiring dengan menurunnya angka penyebaran Covid-19, apakah LMS masih bisa dimanfaatkan untuk sebuah pembelajaran? Jawabnya tentu saja dapat. Pendidik masih dapat memanfaatkan LMS meski kondisi dalam situasi normal, pemanfaatan LMS ini seperti dalam mendistribusikan materi ajar dalam bentuk digital. Hal ini tentu saja sangat meringankan peserta didik dan orang tua. Peran pendidik tinggal menjelaskan materi sulit yang tidak dapat dijelaskan hanya dengan membaca atau menautkan link. Dengan demikian peserta didik memiliki lebih banyak waktu yang bisa dimanfaatkan untuk diskusi, tanya jawab dan pembelajaran yang lain. 2. Penilaian Saat pembelajaran tatap muka diberlakukan, LMS ini masih dapat digunakan untuk proses pembelajaran dan penilaian. Beberapa keunggulan LMS yang dapat digunakan dalam penilaian saat pembelajaran tatap muka antara lain: 22

a. Dapat mengurangi beban biaya cetak dan penghematan waktu. b. Memudahkan pengoreksiannya secara otomatis untuk bentuk soal selain uraian. c. Memudahkan pendidik dalam memberikan tugas dan mengumpulkannya. C. LMS dalam Pembelajaran Jarak Jauh dan Tatap Muka Pemanfaatan LMS akan lebih baik jika pembelajaran dirancang dengan menggunakan model blanded learning (gabungan pembelajaran jarak jauh dan tatap muka). Hal ini didasari dengan beberapa alasan. (1) Blended learning mengintegrasikan pengalaman belajar tatap muka dengan pengalaman belajar jarak jauh. (2) Dengan blended learning akan menimbulkan fleksibilitas karena teknologi menyederhanakan proses belajar mengajar termasuk waktu dan lokasi. Blended learning memaksimalkan proses belajar serta melibatkan peserta didik dalam proses pembelajaran. Sehingga dengan alasan tersebut pemanfaatan LMS untuk model blended learning akan saling mendukung ketercapaian pembelajaran dengan berdasar kepada penggunaan waktu yang efisien serta mudah dalam melakukan pembelajaran yang virtual diluar jam pelajaran. 1. Pembelajaran Proses pembelajaran kombinasi atau yang dikenal dengan nama Blended learning adalah pendekatan belajar mengajar yang menggabungkan sarana dan sumber daya jarak jauh atau online dengan metode pendidikan tatap muka namun porsi tatap muka lebih banyak dilakukan daripada porsi online proses pembelajaran ini dipercaya dapat meningkatkan pengalaman belajar di setiap sesi tatap muka. Pembelajaran kombinasi tersebut dapat dikatakan saling melengkapi dan berkaitan karena pendidik dapat dengan mudah memantau dan mengontrol proses pembelajaran tersebut. 2. Penilaian Selain bermanfaat dalam efisiensi waktu dalam proses penilaian kombinasi ini juga memberi kenyamanan baik-baik untuk pendidik maupun peserta didik., Hal ini dapat dilihat pemanfaatannya ketika pendidik mengirim tugas melalui fitur atau menu LMS dan mengumpulkan tagihannya dengan tatap muka. 23

D. LMS Membangun Komunikasi Peserta Didik dengan Orang Tua Menurut Stewart dan Moss (2008), untuk mencapai komunikasi efektif dibutuhkan suatu media yang dapat menjangkau hampir setiap kalangan masyarakat sehingga dapat menimbulkan pengertian, kesenangan, pengaruh pada sikap, hubungan yang semakin baik, dan perubahan perilaku. LMS merupakan salah satu media yang efektif untuk menjalin komunikasi antara sekolah, pendidik, peserta didik dan orang tua. Peserta didik dan pendidik dalam proses pembelajaran dalam bentuk pelaporan, pengawasan, maupun perkembangan proses pembelajaran. Melalui multi user admin, orangtua dan peserta didik maka setiap user punya akses tersendiri untuk mengetahui proses pembelajaran, bahkan orang tua dapat melihat perkembangan proses pembelajaran, tugas-tugas yang diberikan maupun perolehan nilai tugas yang diberikan kepada anaknya setiap saat. Selanjutnya orang tua dapat memberikan masukan kepada pendidik dan satuan pendidikan buat perbaikan pembelajaran. 24

25

BAB 4 Penutup 26

Pandemi Covid-19 yang bekepanjangan ini memberikan dampak pada dunia pendidikan untuk terus meningkatkan kompetensi digital. Pendidik, peserta didik dan orang tua mengalami transformasi pembelajaran secara digital. Hal ini penting sejalan dengan era revolusi industri 4.0 dan society 5.0 di mana manusia dapat berkolaborasi dan berinteraksi dalam berbagai hal dengan menggunakan teknologi tanpa mengenal jarak dan waktu. Pembelajaran dan penilaian secara daring dengan memanfaatkan LMS menjadi sebuah keniscayaan yang akan menjadi pilihan satuan pendidikan baik dimasa pandemi maupun normal. Hal ini terjadi berkat pengalaman yang dilakukan pada saat melalukan pembelajaran dan penilaian dalam jaringan dengan memanfaatkan LMS ternyata memiliki kemudahan dan kelebihan dari pada pembelajaran secara konvensional. Peran pendidik dan pimpinan sekolah menjadi sangat penting dalam memilih dan menggunakan LMS yang sesuai dengan kondisi satuan pendidikan. Dengan pemanfaatan LMS yang tepat maka pembelajaran akan tetap terjadi secara bermakna sehingga defisit kompetensi peserta didik di era pandemi bisa diminimalisir. Akhirnya dengan kolaborasi semua pihak dalam melayani kebutuhan peserta didik, kita akan keluar sebagai pemenang dalam ujian pandemi ini. 27

Daftar Putaka 28

Arsyad, Azhar. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. DePorter, Bobbi & Hernacki, Mike. 2010. Quantum Learning, Bandung; PT. Mizan Pustaka Djamarah, Syaiful Bahri. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : PT Rineka Cipta Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Gerlach, V.S. & Ely, D.P. 1980. Teaching and Media a Systematic Approach. New Jersey: Prentice Hall htpps://kelaspendidik.com/pendidik-belajar/5m-pembelajaran-jarak-jauh-ulasan- lengkap/ diunduh pada tanggal 4 Maret 2021 pukul 07.30 https://bersamahadapikorona.kemdikbud.go.id/panduan-pembelajaran-jarak-jauh/ diunduhpada tanggal 3 Maret 2021 pukul 14.45 https://sevima.com/6-metode-pembelajaran-paling-efektif-di-masa-pandemi-menurut- para- pakar/ diunduh pada tanggal 3 Maret 2021 pukul 15.30 https://um.ac.id/berita/stategi-assessmen-personal-dan-online-di-masa-pandemi/ (diunduhtanggal 8 April 2021 pkl9.16) https://www.kompas.com/edu/read/2020/03/17/121116571/panduan-5-tahap-proses- belajar- di-rumah-untuk-sekolah-dan-orangtua?page=all diunduh pada tanggal 4 maret 2021pukul 09.00 https://www.researchgate.net/publication/336234878_MENCIPTAKAN_ PEMBELAJARAN_FUN_LEARNING_BASED_ON_SCIENTIFIC_APPROACH_DALAM_ PEMBENTUKAN_KARAKTER_PESERTA_DIDIK_PADA_PEMBELAJARAN_PAI diunduh pada tanggal 3 Maret 2021 pukul 06.00 Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 719/P/2020 Permendikbud No. 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah Permendikbud No. 37 Tahun 2018 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 24 Tahun 2016 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pelajaran pada Kurikulum 2013 pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah Rachmawati, Tutik dan Daryanto. 2015. Teori Belajar dan Proses Pembelajaran yang Mendidik. Cet. 1. Yogyakarta: Penerbit Gaya Media. Riyanto, Yatim. 2018. Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta: Kencana. 29

Sanjaya, Wina. 2008. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Saputra, A.D., & Suhito S., 2015. Keefektifan Adaptive Remedial Teaching Strategy Berlatar PembelajaranAktif dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Matematika Jurusan IPS. Semarang: Unnes Journal of Mathematics Education. Surat Edaran Mendikbud No. 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran Corona Virus Disease (Covid-19) Syaiful Bahri Djamarah & Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2006. Trianto, (2007). Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivistik. Prestasi Pustaka: Jakarta. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional 30

31

Lampiran 1 Praktik Baik Pemanfaatan LMS Microsoft Teams di SMA Islam Pb. Soedirman 2 Bekasi Oleh: Ponijan, M.Pd. & Seni Destiani, M.Pd. 32

Pada proses pembelajaran jarak jauh baik secara daring, luring atau kombinasi dari keduanya maka ada beberapa yang harus kita lakukan, yaitu Plan (merencanakan pembelajaran), Do (melaksanakan pembelajaran), Check (melaksanakan refleksi/ penilaian), dan Act (melaksanakan tindak lanjut). 1. Plan (merencanakan pembelajaran) Setelah melaksanakan kegiatan workshop yang dilakukan selama satu pekan, maka kami dan seluruh pendidik SMA Islam PB Soedirman 2 Bekasi telah memiliki pengetahuan tentang Microsoft 365 dan mendapatkan sertifikat, kemudian menyiapkan berbagai macam perencanaan pembelajaran dengan memanfaatkan Microsoft 365. Perencanaan tersebut yaitu: a. Menyusun program tahunan, program semester, silabus, analisis KI-KD yang disesuaikan dengan kondisi Pandemi COVID-19, membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang mengacu pada SE No.4 Tahun 2019 Tentang Penyederhanaan RPP, bahan ajar berupa Buku Teks Pelajaran (BTP), teknik penilaian dan asesmen serta evaluasi dalam bentuk soft file. File-file tersebut diinput (dimasukkan) ke dalam Platform Microsot Teams di fitur Class Notebook yang telah dipersiapkan oleh admin sekolah, sehingga Kepala Sekolah dan Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum dapat mengakses semua data tersebut secara online. Guru-guru tidak perlu lagi mengumpulkan dokumen dalam bentuk fisik/hardcopy. Gambar Perangkat Pembelajaran pada Fitur Class Notebook Gambar Modul Pembelajaran 33

Gambar Buku Teks Pelajaran (BTP) Bidang Kurikulum menyiapkan jurnal mengajar yang interaktif antara Kepala Sekolah dan pendidik, atau Wakil Kepala Sekolah dan pendidik. Kepala sekolah dan Waka Kurikulum dapat mengakses jurnal tersebut di fitur Class Notebook., sehingga memudahkan mereka melakukan pengawasan dan laporan tentang aktivitas pembelajaran daring yang dilakukan oleh pendidik-pendidik. Gambar Jurnal Mengajar Pendidik b. Setiap guru mata pelajaran membuat kelas virtual sesuai dengan kelas yang diampunya. Gambar Kelas Virtual Guru dapat mengundang siswa untuk bergabung di kelas Teams dengan aplikasi 34

undangan, atau dengan membagikan link. Kepala Sekolah dan Waka Kurikulum dapat bergabung dan melakukan supervisi pembelajaran daring. Gambar Manage Team c. Pendidik membuat channel (kanal) sesuai dengan topik/KD mata pelajaran yang diampunya. Gambar Chanel Sesuai Topik/KD d. Pendidik menyiapkan file pendukung berupa dokumen, video atau gambar sebagai materi pembelajaran dan mengunggahnya di repositori Microsoft Teams yaitu di 35

folder “Class Material” Gambar Media Pembelajaran e. Peserta didik diberikan pelatihan selama satu pekan agar mahir menggunakan Platform Microsoft Teams. Sementara itu, pendidik menganalisis ketersediaan perangkat pendukung pembelajaran jauh peserta didik baik dari segi perangkat komputer/laptop/ handphone serta koneksi internet, apabila perangkatnya tidak terpenuhi maka peserta didik diperbolehkan untuk menggunakan fasilitas sekolah yang ada. 2. Do (melaksanakan pembelajaran) Pelaksanaan pembelajaran Jarak Jauh bisa digunakan dengan beberapa metode yaitu: a. Pembelajaran Asinkron Pendidik melaksanakan Pembelajaran Daring dengan berkomunikasi secara asinkron pada menu “Posts” antara lain membuat obrolan, membuat pengumuman, berdiskusi, melampirkan file pembelajaran (attach file), sharing video materi pembelajaran dari youtube channel, memberikan lencana/penghargaan (praise) untuk memotivasi belajar peserta didik, membuat polling, menambahkan halaman website sesuai kebutuhan (misalnya portal rumah belajar untuk referensi sumber belajar, situs PHET simulasi untuk praktikum virtual), dll. 36

Gambar Pembelajaran Asinkron b. Pembelajaran Sinkron Pendidik melaksanakan Pembelajaran Daring secara sinkron (webinar/vicon) dengan menggunakan Microsoft Teams Meeting, Pendidik dapat merekam (record) proses pembelajaran daring yang dilakukan dan diakhir pembelajaran pendidik dapat mengunduh daftar hadir peserta didik (Attendance List). Pendidik dapat melakukan presentasi dengan powerpoint, berbagi layar desktop, ataupun berbagi whiteboard secara interaktif dengan peserta didiknya. Gambar Pembelajaran Sinkron 37

c. Portofolio Pendidik mengintegrasikan Class NoteBook dalam Microsoft Teams (Setup Class NoteBook) untuk portofolio peserta didik selama pembelajaran daring yang dilakukan agar setelah peserta didik mengerjakan penugasan baik berbentuk tugas ataupun kuis dapat melengkapi datanya pada portofolio peserta didik, dimana portofolio seluruh peserta didik dapat langsung diakses pendidik dan interaktif. Gambar Portofolio 3. Check (melaksanakan refleksi/penilaian) Untuk merencanakan dan melaksanakan penilaian, pendidik menggunakan fitur “Assignments and Grades”. Penilaian dapat dilakukan dengan memberi penugasan dan kuis. a. Penilaian dalam bentuk Penugasan 1) Pilih channel “General” kemudian “Assignments” klik “create” dan pilih “Assignment” 2) Setting Assigment sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan 3) Akhiri assignment dengan klik “Assign” sehingga peserta didik dapat mengakses dan mengerjakan penugasannya. 4) Bagi peserta didik, setelah mengerjakan tugas, maka peserta didik dapat mengunggah pekerjaannya pada menu “Add Work” kemudian klik “Turn in” untuk mengirim tugas ke pendidik 5) Pendidik mengoreksi pekerjaan peserta didik dan memberi nilai secara manual kemudian mengirim nilai dengan klik “Return” sehingga peserta didik dapat melihat nilai penugasannya. 6) Pendidik mengunduh nilai peserta didik dalam format Excel. 38

Gambar Sway Hasil Peserta Didik (Assigment) b. Penilaian dalam bentuk kuis 1) Pendidik membuat soal kuis dengan menggunakan Microsoft Forms 2) Pilih channel “General” kemudian “Assignments” klik “create” dan Pilih “Quiz” selanjutnya Pilih “Forms” yang sudah dibuat. 3) Setting Assigment sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan 4) Akhiri assignment dengan klik “Assign” sehingga peserta didik dapat mengakses dan mengerjakan kuisnya 39

4) Penilain untuk assignment dalam bentuk kuis ini dilakukan seacra auto grade (otomatis) dari Microsoft forms. 5) Pendidik mengirim nilai dengan klik “Return” sehingga peserta didik dapat melihat nilai kuisnya 6) Pendidik mengunduh nilai peserta didik dalam format Excel. Gambar Soal Bentuk Quiz pada Microsoft Form c. Hasil Penugasan dalam “Grades” Semua nilai yang diperoleh peserta didik dapat diakses dan diunduh dalam format Excel dari menu “Grades” 40

Gambar Grade 4. Act (Melaksanakan Tindak Lanjut) Langkah terakhir yang dilakukan setelah semua langkah di atas adalah melaksanakan tindak lanjut. Di mana pelaksanaan tindak lanjut ini dimaksudkan agar pendidik mengetahui seberapa banyak peserta didik dapat menerima pembelajaran melalui Microsoft 365 ini. Tindak lanjut ini dapat menggunakan berbagai macam cara di antaranya adalah gamifikasi (kuis berbasis game) seperti Quizizz, Kahoot atau permaninan manual interaktif lainnya atau membuat Polling mengenai pembelajaran menggunakan Mentimeter. Gamifikasi dan Polling dalam Pembelajaran juga dapat menjadi alternatif penilaian interaktif yang membuat peserta didik merasa lebih senang dan tertantang. Aktivitas ini juga dapat mengurangi kebosanan dan kejenuhan peserta didik dalam belajar secara daring. Dengan menambahkan gamifikasi dalam pembelajaran, kita dapat mengetahui keaktifan dan penguasaan peserta didik terhadap materi yang telah dipelajari. Gambar Kahoot Gambar Quizizz 41

Gambar Mentimeter Dalam pelaksanaan pembelajaran jarak jauh dengan memanfaatkan Microsoft 365 sangat memberikan manfaat kepada pendidik, peserta didik, civitas akademika sekolah, serta orang tua. Karena seluruh warga sekolah terhubung dalam satu platform yang sama, akun domain yang sama dalam satu lembaga yang tidak memungkinkan pihak luar terhubung ke dalamnya, sehingga keamanan terjaga dengan baik, dapat berkomunikasi dengan mudah Apabila dibandingkan dengan pembelajaran sebelum memanfaatkan Microsoft 365 terasa sangat berbeda jauh, karena dengan Microsoft 365 ini semua kegiatan pembelajaran dapat terfasilitasi dengan sangat baik. Memang ada beberapa kendala baik itu dari pendidik ataupun peserta didik salah satunya adalah mengenai koneksi internet pada saat pembelajaran terutama saat membagikan tampilan (share screen) video dan mengaktifkan kamera memerlukan koneksi internet yang cukup kuat dan perangkat komputer atau laptop yang memadai. Berdasarkan hasil survei peserta didik dan orang tuanya, peserta didik merasa puas dengan pembelajaran memanfaatkan Microsoft 365, karena peserta didik seolah-olah berada pada kelas nyata saat melakukan pembelajaran. Demikian Praktik Baik Pemanfaatan LMS (Microsoft Teams) dalam Pembelajaran Matematika di SMA Islam PB Soedirman 2 ini kami paparkan, semoga dapat bermanfaat. 42

43


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook