Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore KOSP_PEKUNDEN 2022-2023

KOSP_PEKUNDEN 2022-2023

Published by SD Pekunden, 2023-02-22 01:11:11

Description: KOSP_PEKUNDEN 2022-2023

Search

Read the Text Version

ELEMEN CAPAIAN TUJUAN PEMBELAJARAN PEMBELAJARA memerlukan N kolaboarasi dengan orang-orang keluarga / orang lain dilingkungan sekitar, serta menerapkan nilai- 4.A.5 Peserta didik dapat nilai Pancasila dalam merembuk, kehidupan menganalisis dang kesehariannya sesuai mengemas untuk dengan perkembangan memberi dan menerima dan konteks hal berharga kepada peserta didik dari keluarga / orang dilingkungannya 4.A.6 Peserta didik dapat merencanakan, memulai, mengubah perilaku terkait

PROFIL PELAJAR KATA KUNCI GLOSARIUM ALOKASI PANCASILA WAKTU Bergotongroyong Hal penting dan Lingkungan 5 JP berharga sekitar Mandiri Hal penting dan Lingkungan 5 JP berharga sekitar

ELEMEN CAPAIAN TUJUAN PEMBELAJARAN PEMBELAJARA memberi dan menerima N hal berharga kepada/dari keluarga/orang dilingkukannya. 4.A.7 Peserta didik dapat mempertajam, mempertahankan dan berakhlak mulia sebagai penerapan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan kesehariannya.

PROFIL PELAJAR KATA KUNCI GLOSARIUM ALOKASI PANCASILA WAKTU Beriman dan Menerapkan Nilai - Nilai-Nilai 5 JP bertaqwa terhadap Tuhan Nilai Pancasila Pancasila YME, berahlak Mulia

ELEMEN CAPAIAN TUJUAN PEMBELAJARAN UNDANG- PEMBELAJARA 4.B.1 Peserta didik dapat N Peserta didik dapat UNDANG mengidentifikasi mengompromikan, DASAR beberapa aturan yang merancang dan NEGARA ada di rumah, sekolah, membagankan aturan REPUBLIK dan lingkungan sekitar; yang ada di sekolah INDONESIA serta melaksanakannya dengan mengamati TAHUN 1945 dengan pantauan orang pelaksanaan norma dan tua dan guru, dan aturan yang berlaku mengidentifikasi hak dan kewajibannya sebagai 4.B.2 Peserta didik dapat anggota keluarga mempertajam, dirumah, sebagai peserta meningkatkan dan didik di sekolah, dan membuktikan sebagai anggota penerapan norma dan masyarakat di aturan yang berlaku di lingkungan. Peserta didik sekolah dan lingkungan sekitar dibawah

PROFIL PELAJAR KATA KUNCI GLOSARIUM ALOKASI PANCASILA WAKTU Bergotongroyong Mengidentifikasi Norma dan 5 JP Norma dan aturan aturan. yang berlaku Bergotongroyong Melaksanakan Norma dan 5JP norma dan aturan aturan dibawah pengawasan

ELEMEN CAPAIAN TUJUAN PEMBELAJARAN PEMBELAJARA pengawasan orang tua N dan guru sehingga juga dapat menjadi suatu menyampaikan pembiasaan. pendapat di kelas, mendengarkan dengan 4.B.3 Peserta didik dapat seksama ketika memadankan, temannya mengategorikan dan berbicara, serta menunjukan hak dan menerima hasil kewajibannya sebagai keputusan bersama warga sekolah dan dengan penuh anggota masyarakat tanggung jawab, dan dilingkungannya. membuat kesepakatan bersama di kelas dan 4.B.4 Peserta dapat bertanggung jawab mendukung, memulai, untuk menaati dan dan berakhlak mulia melaksanakan kesepakatan bersama.

PROFIL PELAJAR KATA KUNCI GLOSARIUM ALOKASI PANCASILA WAKTU Bernalar kritis Mengidentifikasi Hak dan 5 JP Hak dan Kewajiban Kewajiban Beriman, bertakwa Penerapan Norma Norma dan Aturan 5 JP kepada dan Aturan Terkait Terkait Tuhan Yang Maha Hak dan Kewajiban

ELEMEN CAPAIAN TUJUAN PEMBELAJARAN PEMBELAJARA sebagai bentuk N penerapan norma dan aturan yang terkait dengan hak dan kewajibannya sebagai warga sekolah dan anggota masyarakat dilingkungannya 4.B.5 Peserta didik dapat melatih, merembuk dan membuktikan kemampuannya mengungkapkan pendapat dikelas dan mendengarkan dengan

PROFIL PELAJAR KATA KUNCI GLOSARIUM ALOKASI PANCASILA WAKTU Hak dan Esa dan Kewajiban berakhlak mulia Bergotongroyong Menyampaikan Menyampaikan 5 JP Pendapat dan Pendapat dan Menyimak Menyimak

ELEMEN CAPAIAN TUJUAN PEMBELAJARAN PEMBELAJARA seksama / menyimak N saat teman bicara. 4.B.6 Peserta didik dapat membentuk, menunjukkan dan mendukung hasil keputusan bersama atau hasil musyawarah dengan penuh tanggung jawab. 4.B.7 Peserta didik merumuskan meyakini dan menggunakan, kesepakatan di kelas

PROFIL PELAJAR KATA KUNCI GLOSARIUM ALOKASI PANCASILA WAKTU Bergotongroyong Menerima Hasil Hasil Keputusan 5 JP Keputusan Bergotongroyong Kesepakatan Menaati 5 JP Bersama dan Kesepakatan Menaatinya

ELEMEN CAPAIAN TUJUAN PEMBELAJARAN PEMBELAJARA mentaati N pelaksanaannya dengan tanggung jawab BHINEK Peserta didik dapat 4.C.1 Peserta didik dapat A mengenal identitas menganalisis, TUNGGA dirinya teman-temannya mendemonstrasikan, LIKA sesuai budaya, minat dan berakhlak mulia dan perilakunya, serta dalam mengenal cara berkomunikasi identitas dirinya dan dengan mereka, dan teman-temannya sesuai mengenali karakteristik minat dan perilakunya fisik dan non-fisik orang dan benda yang ada di 4.C.2 Peserta didik dapat lingkungan sekitarnya, menelaah, serta memahami mengemasdan menunjukan cara

PROFIL PELAJAR KATA KUNCI GLOSARIUM ALOKASI PANCASILA WAKTU Bernalar kritis Pembentukan Kelompok lokal, 5 JP identitas regional,nasional dan global Bergotongroyong Cara Berkomunikasi 4 JP Berkomunikasi

ELEMEN CAPAIAN TUJUAN PEMBELAJARAN PEMBELAJARA berkomunikasi dengan N teman - temannya bahwa kebinekaan dapat 4.C.3 Peserta didik dapat menafsirkan, memberikan mempertajam dan menunjukan kesempatan untuk karakteristik fisik dan non fisik benda di mendapatkan lingkungan sekitarnya. pengalaman dan pemahaman yang baru 4.C.4 Peserta didik dapat mempertajam, Menyusun dan membuktikan kelebihan / keunikan / kekhasan benda di

PROFIL PELAJAR KATA KUNCI GLOSARIUM ALOKASI PANCASILA WAKTU Bernalar kritis Karakteristik Fisik Nilai Keragaman 5 JP dan Non Fisik Orang dan Benda Kreatif Keunikan Orang Nilai Keragaman 5 JP atau Benda di Sekitar

ELEMEN CAPAIAN TUJUAN PEMBELAJARAN PEMBELAJARA lingkukangan N sekitarnya. 4.C.5 Peserta didik dapat mendeteksi, mendemonstrasikan dan membuktikan bahwa kebhinekaan dapat memberikan kesempatan memiliki pengalaman dan pemahaman baru

PROFIL PELAJAR KATA KUNCI GLOSARIUM ALOKASI PANCASILA WAKTU Berkebhinekaan Kebhinekaan Kebhinekaan 5 JP Global Membuka Peluang Membuka Peluang

ELEMEN CAPAIAN TUJUAN PEMBELAJARAN PEMBELAJARA NEGARA 4.D.1 Peserta didik dapat KESATUA N Menyusun, mengemas N Peserta didik dapat dan menunjukan data REPUBLI mengenal lingkungan lingkungan sekolah K rumah, sekolah, (RT/RW/Desa/Kelurahan INDONESI lingkungan dan Kecamatan) A (RT/RW/desa/kelurahan dan kecamatan) 4.D.2 Peserta didik dapat sebagaibagian merancang, tidak terpisahkan dari memadankan dan wilayah NKRI, dan menunjukan identitas memahami arti lingkungan sekolahnya pentingnya (RT/RW/Desa/Kelurahan menjaga dan Kecamatan) kebersamaandan persatuan sesama 4.D.3 Peserta didik dapat peserta didik di mengumpulkan sekolah. memadankan dan

PROFIL PELAJAR KATA KUNCI GLOSARIUM ALOKASI PANCASILA WAKTU Bernalar kritis Informasi Wilayah 5 JP lingkungan Bernalar kritis Lingkungan Tidak Wilayah NKRI 5 JP Terpisahkan dari Wilayah NKRI Kreatif Keunikan Keunikan 5 JP lingkungan lingkungan

ELEMEN CAPAIAN TUJUAN PEMBELAJARAN PEMBELAJARA menunjukan keunikan N lingkungan sekolahnya 4.D.4 Peserta didik dapat mempertajam, menyusun dan membuktikan bahwa lingkungan sekolahnya adalah bagian yang tidak terpisahkan dari wilayah NKRI 4.D.5 Peserta didik dapat memperjelas, membentuk dan berakhlak mulia dalam menjaga kebersamaan

PROFIL PELAJAR KATA KUNCI GLOSARIUM ALOKASI PANCASILA WAKTU Berkebhinekaan Lingkungan Tidak Wilayah NKRI 5 JP Global Terpisahkan dari Wilayah NKRI Beriman, Menjaga Kebersamaandan 5 JP bertakwa kebersamaan dan persatuan terhadap Tuhan persatuan Yang Maha Esa,

ELEMEN CAPAIAN TUJUAN PEMBELAJARAN PEMBELAJARAN dan persatuan sesame peserta didik disekolah dan sesame anggota masyarakat JUMLAH ALOKASI WAKTU

PROFIL PELAJAR KATA KUNCI GLOSARIUM ALOKASI PANCASILA WAKTU dan berakhlak mulia 108 JP

MODUL AJAR PPKN SDN PEKUNDEN Nama Rohmad,S.Pd.SD Jenjang/Kelas SD/IV PKN.B.AYS.4.C.1 PKN.B.AYS.4.C.5

Asal sekolah SDN Pekunden Semarang Mapel PPKn Alokasi waktu 1 x Pertemuan 5JP, Target peserta 28 orang 5 JP x 35 menit (175 Menit) didik / Jumlah Profil pelajar • Bernalar kritis Moda Tatap muka Pancasila • Berkebhinekaan global pembelajaran Fase B Elemen Bhineka Tunggal Ika MODUL AJAR PPKn SD 1 Informasi Umum 1. Nama : Rohmad, S. Pd.SD Institusi : SDN Pekunden Semarang Tahun Penyusunan : 2022/2023 2. Jenjang : SD 3. Kelas : IV ( Empat) 4. Alokasi Waktu : 1x Pertemuan 5 JP x 35 menit ( 175 menit ) 2 Tujuan 1. Fase :B Pembelajaran 2. Elemen : Bhinneka Tunggal Ika 3. Tujuan : 4.C.1. Peserta didik dapat menganalisis,

Pembelajaran mendemonstrasikan dan berakhlak mulia dalam mengenal identitas dirinya dan teman-temannya sesuai minat dan perilakunya 4.C.5. Peserta didik dapat mendeteksi, mendemonstrasikan dan membuktikan bahwa kebhinekaan dapat memberikan kesempatan memiliki pengalaman dan pemahaman baru Konsep Utama yang akan dipelajari : ● Jenis permainan tradisional yang diminati ● Manfaat kebinekaan dalam kehidupan Pertanyaan inti : ● Apa saja jenis permainan yang pernah kamu mainkan ? ● Tentukan jenis permainan yang sering, jarang dan tidak pernah dimainkan saat ini! ● Tentukan dan praktikkan satu permainan tradisional yang sudah jarang / tidak pernah dimainkan saat ini ● Bagaimana sikapmu saat memainkannya? ● Apa manfaat kebinekaan dalam kehidupan? Pengetahuan inti, sikap dan keterampilan yang akan dipelajari: • Mengetahui minat diri dan teman- temannya terhadap permainan tradisional. • Melakukan permainan tradisional yang jarang / tidak pernah dimainkan • Menunjukan sikap bangga dengan budaya bangsa saat melakukan permainan tradional • Kata kunci : Cinta keragaman budaya bangsa 3 Profil pelajar • Berkebinekaan global pancasila • Bernalar kritis 4 Sarana • Komputer / laptop, jaringan internet / Alat permainan tradisional / Prasarana media gambar. • Ruangan yang lapangan / ruang terbuka 5 Target Peserta • Siswa reguler / Maksimal 28 Didik / Jumlah 6 Moda • Tatap muka

pembelajaran 7 Ketersediaan • Pengayaan Materi • Remedial 9 Materi ajar, alat 1. Materi : dan bahan ● Link video permainan tradisional anak Indonesia dan cara bermainnya . https://youtu.be/zhgROvGEvjo https://youtu.be/Cj2IKtYIzSc ● Media gambar dan petunjuk cara bermain permainan tradisional ● Membuat tabel 3 pada karton manila atau membuatnya dipapan tulis 2. Alat : ● Alat peraga beberapa jenis permainan tradisional, sepert : congklak, bola bekel, kapur/tali untuk permainan gobak sodor, karet, dsb. ● Spidol whiteboard / kapur papan tulis ● Papan tulis ● Pensil ● Penghapus ● Penggaris 3. Bahan : ● Karton manila (jika ada), kertas HVS / Buku 4. Perkiraan biaya : ● 1 buah spidol white board Rp. 8.400 / kapur papan tulis Rp. 5.500/pack ● Karton manila Rp. 2.200/lbr / gunakan papan tulis 1 buah ● Pensil Rp. 2000 ● 1 buah penghapus Rp. 2000 ● 1 buah penggaris Rp. 1000 ● Kertas HVS / buku Rp. 3000 ● Tali rafia Rp. 2500 ● Foto copy tabel untuk wawancara 28x200 = Rp. 5600 (1 lembar dibuat menjadi 4 bagian) 9 Kegiatan Pengaturan siswa : Metode : pembelajaran ▪ Individu ▪ Diskusi dan presentasi utama ▪ Kelompok ▪ Permainan ▪ 10 Pendekatan ▪ Pendekatan pembelajaran : Pembelajaran Student center (berpusat pada siswa) 11 Asesmen ▪ Asesmen individu Jenis asesmen ▪ Asesmen kelompok ▪ Performa ▪ Praktek 12 Persiapan Langkah-langkah yang perlu dilakukan guru sebelum mengajar : pembelajaran 1. Memastikan sarana prasarana siap pakai

2. Menyiapkan semua materi, alat, bahan dan format asesmen yang akan digunakan. 13 Urutan kegiatan Kegiatan Pendahuluan (20 menit) pembelajaran 1. Siswa baris di depan kelas (bertujuan untuk mempersiapkan kondisi secara fisik dan mental). Siswa masuk kelas satu persatu dengan tertib 2. Siswa memberi salam kepada guru dilanjutkan dengan berdo’a dipimpin seorang siswa (bergantian sesuai absen). 3. Guru menanyakan kabar, memeriksa kehadiran siswa. 4. Guru melakukan kegiatan apersepsi dengan mengajak siswa bermain “Pancasila 5 dasar” / “ Gagarudaan” Cara bermain : - Menentukan nama permainan sebagai kategori yang harus dicari oleh siswa. - Menentukan huruf awal dari penyebutan kategori dengan cara “Gambreng” sambal menyerukan “Pancasila 5 dasar”. - Setiap siswa bebas menentukan jari yang akan masuk kehitungan. Dengan cara mengacungkan ke atas seperti contoh gambar dibawah ini - Seorang siswa ditugaskan menghitung jumlah jari yang diacungkan oleh semua siswa (termasuk guru). - Siswa mencocokan jumlah tersebut dengan urutan abjad (A,B,C,D,….Z). Contoh : jumlah jari yang teracung ada 5, maka pencocokan hurufnya (huruf ke 5) adalah “E” - Jika jumlah acungan jari melebihi jumlah abjad, maka lanjutannya ke huruf “A”. Contoh : jumlah jari yang teracung ada 37, maka kurangi dengan jumlah abjad yaitu ada 26. Jadi 37-26 = 11. Dan pencocokan hurufnya (urutan huruf ke 11) adalah huruf “K” Contoh : o Jika huruf “K” yang muncul, maka siswa harus mencari “nama permainan” yang berawalan huruf “K”, seperti ; kasti, karet, kelereng, dan sebagainya. o Jawaban yang telah disebutkan tidak boleh diulang oleh siswa lain. o Pemenangnya adalah siswa yang tercepat dan tepat dalam menjawab.

o Ulangi permainan ini 3 sampai 4 kali 5. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, kegiatan pembelajaran dan penilaian yang akan dilakukan pada aktifitas hari ini. Kegiatan Inti (100 menit) 1. Guru memegang congklak dan mengajukan pertanyaan2 pemantik, untuk mengawali pembelajaran, contoh : • Benda apakah ini ? • Apa kegunaan bend ini ? • Apa nama permainannya ? • Berapa orang pemainnya ? • Bagaimana cara memainkannya ? • Apa saja aturan yang ada dalam permainan ini ? • Nilai – nilai kebaikan apa yang terdapat pada permainan ini ? (jujur, spotif, dll) • Pernakah kalian memainkannya ? Congklak termasuk permainan tradisional 2. Siswa menyimak dan menjawab pertanyaan guru selanjutnya, tentang jenis permainan tradisional lain yang pernah siswa mainkan. 3. Siswa yang menjawab, ditugaskan untuk menulis nama permainan tersebut pada tabel 1 di papan tulis (siswa tidak diperkenankan mencatat nama permainan yang telah tertulis sebelumnya) Tabel 1 No Nama Permainan Tradisional 1 Congklak 2 …… 3 …… 4 Dst 4. Siswa mengamati gambar-gambar kegiatan permainan yang diperlihatkan guru. Bagi siswa yang mengetahui nama permainan pada gambar, diminta untuk menuliskannya pada tabel 1. Guru (melanjutkan) melengkapi menulis nama permainan yang belum diketahui siswa. Gambar permainan antara lain

5. Siswa membentuk 4 kelompok secara musyawarah (tergantung jumlah siswa) dan memilih ketua untuk masing-masing kelompoknya. Setiap kelompok terdiri dari 7 orang (tergantung jumlah siswa). Kelompok diberi nama sesuai nilai-nilai yang terkandung dalam permainan seperti : jujur, sportif, berani bertanggung jawab. 6. Tiap kelompok berdiskusi menentukan 2 jenis permainan tradisional yang tertulis pada tabel 1 untuk djiadikan bahan wawancara kelompoknya. Ketentuannya : satu permainan yang telah diketahui dan pernah dimainkan, serta satu permainan yang belum/baru diketahui dan jarang / tidak pernah dimainkan. 7. Kelompok yang telah menentukan jenis permainan yang dipilih segera melapor ke guru dan memberi tanda centang pada pilihannya di tabel 1. Jenis permainan yang telah dicentang , tidak boleh dipilih lagi. 8. Setelah semua kelompok menentukan pilihannya, siswa menyimak penjelasan guru dan melaksanakannya : - Ketua kelompok mendapat 28 lembar daftar ceklis untuk menulis hasil wawancara yang dibagikan ke anggotanya. Tabel 2 Daftar Ceklis Kelompok ………………*) No Nama Permainan Tradisonal Sering Jarang Tidak Pernah 1 2 Keterangan ; *) = Tulis nama kelompok Sering = sering memainkannya (paling sedikit 3 kali seminggu) Jarang = jarang memainkannya (paling sedikit 1 bulan sekali) Tidak pernah = tidak pernah memainkannya - Setiap anggota mendapat 4 lembar daftar ceklis yang di pergunakan : 1 untuk mewawancarai teman di kelompoknya dan 3 untuk mewawancarai teman dari kelompok lainnya ( tidak boleh ada

siswa yang 2 kali diwawancarai oleh kelompok yang sama) 9. Setiap anggota menulis nama kelompok di daftar ceklisnya masing- masing dan mempelajari kriteria pilihan (sering, jarang, tidak pernah) yang ada di lembar ceklis 10. Masing-masing kelompok berdiskusi menentukan dan menulis nama teman yang akan diwawancarai pada lembar lembar ceklis. 11. Setelah semua siap, 2 kelompok saling mewawancarai, begitu pula 2 kelompok lainnya. Setelah 2 kelompok tersebut selesai, mereka saling bergantian mewawancarai kelompok lainnya. Hingga semua siswa memiliki data hasil wawancara. 12. Siswa bersama2 membuat rekapitulasi (rincian data) dengan memindahkan data mereka ke tabel 3 (tertulis dikertas manila / papan tulis) dan telah dilengkapi dengan nama semua siswa yang hadir Tabel 3 Daftar Ceklist hasil wawancara semua kelompok No Nama siswa Permainan Permainan Permainan S J Tp S J Tp S J Tp 1 2 3 4 5 Jumlah Keterangan ; Sering = sering memainkannya (paling sedikit 3 kali seminggu) Jarang = jarang memainkannya (paling sedikit 1 bulan sekali) Tidak pernah = tidak pernah memainkannya 13. Siswa menganalisis data hasil wawancara (tabel 3), dan membuat kesimpulan dari hasil analisis tersebut, seperti : - Permainan tradisional yang paling sering dimainkan adalah….. - Permainan tradisional yang paling jarang dimainkan adalah….. - Permainan tradisional yang tidak pernah dimainkan adalah….. 14. Siswa Kembali berkelompok, dan berdiskusi menentukan jenis permainan yang jarang / tidak pernah dimainkan yang akan dipraktik kan 15. Masing-masing kelompok mempersiapkan diri (menyiapkan alat, bahan serta keperluan yang dibutuhkan) untuk mempraktikkan jenis permainan pilihannya dengan rasa bangga. Catatan : - Siswa yang berpencapaian tertinggi dapat membantu teman- teman yang membutuhkan bantuan (tutor teman sebaya) - Guru mendampingi siswa yang berpencapaian rendah, dengan menjelaskan kembali materi yang belum dipahami. Kegiatan penutup (20 menit) 1. Siswa mereflkesi kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan, seperti ; - Apa yang kamu rasakan setelah mengikuti pelajaran hari ini ?

14 Reflkesi Guru - Apakah kamu menemukan sesuatu yang baru ? Jika “ya” apakah itu ? - Manakah bagian yang penting / menarik bagimu ? - Apa manfaat untuk mu ? - Sikap positif apa yang kamu dapatkan selama belajar ? - Apa yang menurutmu berhasil ? - Kesulitan apa yang kamu temui ? - Apa langkah yang perlu dilakukan untuk memperbaiki proses belajar ? 2. Siswa membuat rangkuman pembelajaran. 3. Siswa menjawab pertanyaan tentang materi yang telah dipelajari (untuk mengetahui hasil ketercapaian materi pembelajaran) 4. Siswa menyimak penjelasan guru tentang pembelajaran pada pertemuan selanjutnya. 5. Bersama-sama membaca do’a penutup dipimpin salah seorang siswa. Apakah pembelajaran saya efektif ? 1. Apakah semua siswa merasa senang dan memahami pembelajaran yang saya lakukan ? 2. Apakah siswa terinspirasi untuk menggunakan metode pembelajaran saya pada masa mendatang ? 1. Jenis asesmen • Penilaian sikap (pengamatan / observasi) • Penilaian pengetahuan (tes tertulis) • Peniaian keterampilan (unjuk kerja) 2. Komptensi atau kemampuan yang dinilai melalui asesmen No Tujuan pembelajaran Indikator Aspek Teknik Bentuk No Butir 1 4.C.1. Peserta didik Menunjukan Kogni Tes Essai 2 15 Kretiria untuk dapat menganalisis, sikap terpuji tif mendemonstrasikan saat mengukur dan berakhlak mulia melaksanakan ketercapaian beragam dalam mengenal kegiatan identitas dirinya dan tujuan teman-temannya permainan pembelajaran sesuai minat dan tradisional dan perilakunya. assesmennya 2 4.C.5. Peserta didik -Menunjukan Afektif Perform Skala dapat mendeteksi, minat dan a nilai mendemonstrasikan perilaku dirinya dan membuktikan dan teman- bahwa kebhinekaan temannya pada dapat memberikan keragaman kesempatan memiliki kehidupan pengalaman dan sehari-hari pemahaman baru. -Menjelaskan bahwa keragaman budaya dapat memberi

pengalaman dan pemahaman baru 3 Menyajikan Psiko Praktik Skala bentuk-bentuk motor nilai keragaman ik budaya dalam kehidupan sehari-hari. Melalui permainan tradisional secara sungguh- sungguh 3. Kretia penilaian : • Rubrik penilaian keterampilan (psikomotorik) pada kegiatan praktik bermain Kriteria Sangat baik Baik Cukup Perlu pendampingan (86 – 100) (75 – 85) (61 - 70) (≤ 60) Mendemonstra Memenuhi 4 Memenuhi 3 Memenuhi 2 Memenuhi 1 sikan cara kreatiria dari 4 kriteria dari 4 kriteria dari 4 kriteria bermain 1.Mempelajari atau belum teknik tampak sama permainan. sekali 2.Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan. 3.Mematuhi aturan permainan. 4.Menunjukan ketangkasan keterampilan saat bermain 1. • Penilaian pengetahuan (kognitif) Soal test formatif Jawablah pertanyaan dengan tepat ! 1.Amati tabel 3 yang merupakan hasil wawancara seluruh siswa. Urutkanlah 1 nama permainan dari yang tersering dimainkan hingga yang tidak pernah dimainkan. Contoh : No Nama permainan Sering 1 2 3 dst No Nama permainan Jarang 1

2 3 dst No Nama permainan Tidak pernah 1 2 3 dst 2.Setujukah kamu bahwa kebinekaan dapat memberikan kesempatan untuk mendapatkan pengalaman dan pemahaman yang lalu. Jika jawaban setuju, maka tuliskan pendapatmu tentang hal itu, berikan contoh berdasarkan pengalamanmu hari ini! Kunci jawaban : Kompetensi No Kunci jawaban Skor soal 5 - Siswa dapat menjelaskan Jawaban disesuaikan dengan data yang ada. Contoh ; minat dan perilaku dirinya 1 dan teman-temannya pada keragaman budaya no Na congklak Bola bekel karet dst dalam kehidupan sehari SJ T hari ma S J T SJ TSJ T sisw P P P a √ P 1 Udi √ √ √ 02 n 2 Day √ √√ u 3 Siti √ √ 32 Jum 2 1 lah Maka jawabannya ; no Nama permainan Sering 1 Karet 3 2 Congklak 2 3 Bola bekel 4 dst no Nama permainan Jarang 1 Bola bekel 2 2 Congklak 1 3 Karet 4 dst no Nama permainan Tidak pernah 1 Karet 1 2 dst 3 4 2 Sesuaikan dengan jawaban berdasarkan pengalaman siswa ; - Siswa menjawab “tidak setuju”, tidak mendapat nilai - Siswa menjawab “setuju”, dan berikan contoh secara tepat Contoh : -Setuju 5 Awalnya saya tidak tahu ada permainan gatrik. Dengan mempelajari dan melakukan permainan gatrik, pengetahuan dan pengalaman saya jadi bertambah. Skor maksimal 10 Nilai = Jumlah skor yang diperoleh x 100

Skor maksimal • Rubrik penilaian sikap (Afektif) Kriteria Sangat baik Baik Cukup Perlu bimbingan (86-100) (75-85) (61-70) (≤ 60) Bermain sesuai aturan Memenuhi 8 Memenuhi Memenuhi Memenuhi 2 dari 8 4 dari 8 kriteria permainan (berakhlak sikap terpuji 6 dari 8 kriteria mulia) dalam : kriteria -Jujur -Sportif -Kerjasama -Kreatif -Toleransi -Disiplin -Kerja keras -Demokratis Nilai = jumlah skor yang diperoleh x 100 Skor maksimal 1. Apakah kamu kesulitan dalam melaksanakan pembelajaran hari ini ? 2. Bagaimana perasaanmu dengan pembelajaran hari ini ? 3. Tindakan apa yang akan kamu lakukan setelah mengetahui hasil belajarmu? • Anggari, Angi St, dkk Buku Tematik terpadu kurikulum 2013 Tema I Indahnya Kebersamaan Edisi Revivi Jakarta : Kemdidkbud • Permainan tradisional Anak Indonesia dan cara bermainnya # generasi milenial https://youtu.be/zhgROvGEvjo 16 Pertanyaan • Lagu anak Indonesia | Domikado https://youtu.be/Cj2IKtYIzSc Refleksi untuk • Cara bermain domikado https://id.wikibooks.org/wiki/Permainan/Berkelompok/Domikado#:~:text siswa =Cara%20Bermain,bagian%20akhir%20lagu%20harus%20keluar 17 Daftar Pusataka • Cara bermain Perepet Jengkol https://bosscha.id/2020/01/08/4-jenis-permainan-tradisional-yang-harus- dikenalkan-kepada-anak-jaman- sekarang/#:~:text=Perepet%20Jengkol&text=Cara%20memainkannya %20ini%20dilakukan%20dengan,kelompok%20mereka%20agar%20ti dak%20terjatuh • Cara bermain Gatrik https://bosscha.id/2020/01/08/4-jenis-permainan-tradisional-yang-harus- dikenalkan-kepada-anak-jaman- sekarang/#:~:text=Perepet%20Jengkol&text=Cara%20memainkannya %20ini%20dilakukan%20dengan,kelompok%20mereka%20agar%20ti dak%20terjatuh • Cara Bermain Boi-boian https://www.boombastis.com/permainan-boi-boian/127085

Permainan Boi-boian a Cara bermain Boi-boian 18 Bahan Bacaan Satu kelompok harus menyusun pecahan genteng hingga tak ada yang Siswa tersisa sambil menghindar dari tembakan bola yang dilemparkan oleh anggota kelompok lain. Kelompok yang satunya menembakkan bola ke pecahan genteng. Setiap anggota lawan yang terkena lemparan bola dianggap gugur dan tidak boleh lagi meneruskan permainan. Mereka yang terkena lemparan biasanya keluar dan mojok di lapangan atau dibelakang untuk tetap menyaksikan permainan dan mendukung teman kelompoknya. Bersorak dan tertawa menjadi suasana “kental”permainan ini. Nah, dari sini kita belajar bagaimana bermain secara sportif tanpa melakukan kecurangan agar permainan juga seru, sehat dan menyenangkan. Permainan Gatrik

Cara bermain Gatrik Gatrik merupakan permainan ketangkasan. Permainan ini dilakukan secara berkelompok yang dibagi 2 sebagai pemain dan penjaga. Permainan menggunakan bilah bambu atau kayu kecil yang satu panjang yang lain sepertiga atau seperempat dari panjang bambu sebelumnya. Permainan dilakukan ditempat yang luas dihalaman atau dilapangan. Alat Permainan 1. 1 buah bambu atau kayu kecil berukuran 75 cm hingga 1 meter 2. 1 buah bambu atau kayu kecil berukuran 1/4 hingga 1/3 dari bambu atau kayu sebelumnya 3. 2 buah batu bata atau batu sebagai tempat bambu atau kayu kecil Cara bermain : 1. Bagilah pemain menjadi 2 kelompok. Kemudian lakukan suit untuk menentukan kelompok mana yang menjadi penjaga dan mana yang menjadi pemain 2. Letakkan bambu yang pendek diatas batu bata yang disusun sejajar, kemudiankait sekuatnya dengan bambu panjang hingga melayang jauh 3. Penjaga akan berusaha menangkap bambu atau kayu itu, Apabila tertangkap akan terjadi pergantian kelompok penjaga, namun bila tidak penjaga akan melemparkannya kearah kayu bambu panjang yang dilentangkan di atas batu dari tempat jatuhnya bambu atau kayu kecil. Apabila mengenainya maka terjadi pergantian, bila tidak pemain akan melakukan langkah selanjutnya dengan mlakukan\" getok lele \" yaitu dengan mengetok bambu atau kayu pendek kemudian memukulnya kearah penjaga. Penjaga akan melakukan hal seperti sebelumnya 4. Penilaian permainan ini adalah dengan mengukur jarak jatuhnya bambu atau kayu pendek dengan yang panjang 5. Hadiah bagi pemain ia akan digendong penjaga dari tempat jatuhnya bambu kearah tempat pemain memukul Permainan Prepet Jengkol

Cara bermain Prepet Jengkol Permainan tradisonal ini dapat dimainkan oleh 3 hingga 4 anak. Prepet jengkol dapat dimainkan oleh perempuan dan laki-laki. Permainan ini cukup sederhana, namun membutuhkan ekstra kesabaran. Cara memainkannya ini dilakukan dengan berdiri sambil berpegangan tangan dan membelakangi badan satu sama lain. Kaki dari para pemain perepet jengkol ini akan saling berkaitan dari arah belakang. Setiap pemain harus berkonsentrasi penuh untuk menjaga keseimbangan kelompok mereka agar tidak terjatuh. Setelah semua anggota kelompok siap pegangan tangan antar pemain pun mulai dilepaskan. Setelah pegangan tangan dilepaskan, maka para pemain akan berputar ke kiri dan kanan yang akan diberi aba-aba oleh satu orang atau dari sang dalang. Permainan ini tidak harus menentukan siapa yang menang dan kalah, permainan ini hanya bertujuan untuk bersenang-senang dan dinyanyikan saat terang bulan. Selain merangsang pertumbuhan anak dengan daya kreativitasnya saat menyanyikan lagu yang akan dimainkan dalan permainan ini, manfaat lainnya adalah motorik anak dan keseimbangan anak dalam menjaga tubuhnya agar tidak terjatuh Permainan Domikado

Cara bermain Domikado Permainan dimulai dengan menyanyikan sambil menepukkan tangan kanan ke tangan kiri rekan yang di sebelah kirinya, secara berantai. Ronde berakhir saat lagu berakhir dan anak yang terkena bagian akhir lagu harus keluar. Berikut lirik nya: Do mikado, mikado, eska... eskado, eskado beya-beyo, beya-beyo, cis, cis, one-two-three-four-five-six-seven-eight-nine-ten Ronde kedua dimulai dan dengan demikian setiap ronde berkurang satu anak. Permainan Benteng-bentengan Cara bermain Benteng-bentengan Benteng-bentengan atau Rerebonan adalah permainan yang dimainkan oleh dua kelompok dan tertawan. Masing-masing kelompok terdiri atas empat sampai dengan delapan orang dan memiliki satu tempat sebagai markas. Markas atau “benteng” bisa berupa tiang, pohon, atau pilar. Permainan Gobak Sodor

Cara bermain Gobas Sodor Permainan gobak sodor atau galah asin atau galasin dilakukan di lapangan . Arena bermainnya merupakan kotak persegi Panjang dan dibagi menjadi beberapa bagian secara horizontal 19 Bahan Bacaan Definisi Permainan Tradisional Guru Menurut KBBI, kata “tradisional” memiliki makna menurut tradisi atau adat. Dengan pengertian tersebut dan disandingkan dengan kata permainan, maka permainan tradisional adalah permainan yang erat kaitannya dengan tradisi masyarakat setempat dan sesuai dengan adat di suatu tempat. Seringkali menjadi ide lomba permainan ini diadakan untun memperingati hari kemerdekaan 17 Agustus tiap tahunnya. Lalu apa batasannya jika dibandingkan dengan permainan modern? Batasannya adalah permainan tradisional biasanya memakai bahan dan barang-barang sederhana yang banyak dijumpai di kehidupan sehari- hari masyarakat. Misalkan kayu yang dibentuk, tongkat kayu, batu bata, dan sejenisnya. Sedangkan permainan modern biasanya dibuat dari bahan yang dibuat oleh pabrik atau permainan yang erat kaitannya dengan kemajuan teknologi saat ini. Seperti halnya mainan bricks, game di smartphone, dan sebagainya. Manfaat Permainan Tradisional Dari segi manfaat, semua permainan dibuat untuk menghilangkan rasa bosan. Namun, untuk permainan tradisional memiliki nilai lebih lainnya, seperti membangun rasa percaya diri, melatih konsentrasi dan ketangkasan anggota badan, menyambung persahabatan, mengajari cara bekerja sama dengan orang lain, dan mengubah hal-hal sederhana menjadi hal yang menyenangkan, sangat tepat sebagai

aktivitas permainan untuk anak SD. Rata-rata permainan tradisional menggunakan fisik. Sangat berbeda dengan permainan modern yang lebih banyak berkutat dengan asah otak. Dengan permainan yang didominasi oleh gerakan fisik, maka secara tidak langsung juga olahraga. Inilah mengapa anak-anak zaman dulu lebih gesit dibandingkan anak kecil sekarang. Sahabat bisa mengamati sendiri kebanyakan anak kecil saat ini. Contoh Permainan Tradisional Ada banyak sekali permainan tradisional yang bisa Sahabat jumpai di Indonesia, karena memang Indonesia sendiri kaya akan suku dan adat. Setiap suku memiliki permainan tradisionalnya sendiri. Namun, berikut ini adalah permainan tradisional yang lebih umum dan banyak dimainkan oleh anak-anak zaman dulu. Benteng-bentengan Bagi anak yang lahir tahun 90-an, permainan ini tidak asing lagi. Bahkan di sekolah-sekolah biasanya anak-anak menggunakan tiang sebagai permisalan bentengnya. Bagi Sahabat yang belum memahami bagaimana cara main benteng-bentengan adalah seperti halnya permainan Mobile Legends. Cara bermainnya adalah dengan membuat dua grup yang tiap grup isinya 3 sampai 5 orang. Tiap grup tugasnya adalah menjaga bentengnya agar tidak diinvasi oleh grup lawan. Anggota grup lawan bisa ditawan dengan cara penjaga bentengnya harus memegang benteng dan memegang lawan. Anggota grup yang anggotanya semua tertawan, dianggap kalah. Benteng yang berhasil dipegang/diinvasi oleh lawan, dianggap kalah juga. Dalam permainan ini adalah mode menyerang dan bertahan. Penyerangan yang terlalu agresif dan sembrono bisa menyebabkan tertawan. Sedangkan selalu bertahan juga tidak bagus, karena lawan bisa saja berhasil memegang benteng saat anggota tim lengah. Permainan tradisional benteng-bentengan ini sangat menguras energi dan penghasil keringat paling ampuh. Selain berkeringat, Sahabat juga belajar membuat strategi yang pas untuk bisa menang dari grup lawan. Enggrang atau Egrang Permainan egrang ini tak hanya dikenal di Indonesia saja, di luar negeri juga ada. Permainan ini melatih ketangkasan dan keseimbangan. Penulis sendiri juga pernah bermain egrang namun tidak sampai menguasai betul. Sahabat bisa mencoba permainan egrang ini dengan batang bambu panjang yang diberi potongan bambu kecil untuk tempat tapakan kaki. Biasanya yang sudah mahir, tapakan kakinya semakin jauh dari

permukaan tanah. Dakon atau Congklak Permainan tradisional ini jika di daerah penulis disebut dengan dakon. Namun, di sebagian besar tempat di Indonesia lebih dikenal dengan congklak. Permainan ini menggunakan biji buah-buahan. Biasanya menggunakan biji buah sawo. Ada papan congklak yang berisi 20 lubang yang nantinya diisi dengan biji sawo tersebut. Lubang tersebut dibagi menjadi 2 grup. Grup pertama, memiliki satu lubang besar dan sembilan lubang kecil. Begitu juga dengan grup dua, memiliki lubang-lubang yang sama. Dikatakan menang dalam permainan dakon ini adalah jika Sahabat berhasil mengumpulkan biji sawo pada lubang besar punya Sahabat. Permainannya adalah dengan mengambil keputusan lubang kecil mana yang akan diambil isinya. Setelah itu, Sahabat harus membagikan satu biji setiap lubang sampai biji yang ada di tangan Sahabat habis. Di mana biji tersebut habis diletakkan, Sahabat mempunyai kesempatan untuk membagikan biji tersebut lagi. Seperti itu sampai Sahabat menjumpai lubang tanpa biji. Jika seperti itu, maka giliran lawan melakukan hal yang sama. Permainan ini memang tidak melelahkan fisik, namun tetap melelahkan otak karena harus memikirkan strategi untuk menang. Hal itu tidak mudah, karena lawan juga punya strategi. Bola Bekel Permainan bola bekel ini lebih mementingkan ketangkasan tangan dalam memegang bola sekaligus bekelnya. Biasanya yang memainkan permainan ini adalah perempuan. Dalam permainan ini dikatakan menang jika Sahabat bisa memegang semua buah bekel dan menatanya sesuai bentuk yang sama. Ada urutan bentuk yang disepakati. Tiap daerah punya aturannya sendiri. Lompat Tali Hampir anak 90-an pernah bermain permainan lompat tali ini. Talinya sendiri biasanya dibuat dari karet gelang. Ada yang tidak dirangkap, ada juga yang dirangkap beberapa biji. Penulis sendiri pernah membuat tali lompat ini dari karet yang dirangkap tiga. Alasan dirangkap adalah agar tidak mudah putus. Permainan lompat tali ini biasanya dimulai dari ketinggian yang rendah, yaitu mata kaki. Lama-lama bisa tinggi sekali, sampai setinggi tangan anak kecil yang diangkat ke atas. Sahabat bisa membayangkan tingginya? Apakah bisa dilompati setinggi itu? Kabar baiknya adalah bisa. Anak-anak zaman dulu benar-benar ekstrem dalam urusan permainan tradisional yang melibatkan fisik. Itulah beberapa deretan permainan tradisional yang sering dimainkan

20 Materi oleh anak yang lahir tahun 90-an. Sebenarnya masih banyak lagi seperti: Pengayaan kelereng, petak umpet, layang-layang, hompimpah, patil lele, polisi dan maling, permainan tangan panjang pendek, komunikata tradisional, dan lainnya. Siswa yang berminat dan berkompetensi tinggi membentuk kelompok baru, menentukan permainan tradisional yang tidak pernah dimainkan (memiliki tingkat kesulitan yang lebih tinggi), mempelajarinya, menyiapkan peralatan yang dibutuhkan serta mempraktikkannya. 21 Materi untuk Siswa yang berkomptensi rendah membentuk kelompok baru, siswa yang menentukan permainan tradisional yang sering dimainkan, memiliki kesulitan tingkat kesulitan yang rendah, mempelajarinya, menyiapkan peralatan belajar yang dibutuhkan, serta mempraktikannya.

MODUL AJAR KURIKULUM MERDEKA SEKOLAH DASAR NEGERI PEKUNDEN Nama penyusun : Siti Nur Kholidah,S.Pd Nama Sekolah : SDN Pekunden Mata pelajaran : Bahasa Indonesia Fase A, Kelas / Semester : I (Satu) / I (Ganjil)

MODUL AJAR Bahasa Indonesia SD INFORMASI UMUM A. IDENTITAS MODUL Penyusun : Siti Nur Kholidah, S.Pd Instansi : SDN Pekunden Tahun Penyusunan : 2022 / 2023 Jenjang Sekolah : SD Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Fase / Kelas : A/1 Bab 1 : Bunyi Apa? Tema : Bunyi dan Pancaindra Alokasi Waktu : 6 Minggu B. KOMPETENSI AWAL ▪ Peserta didik dapat mengenali bentuk dan bunyi huruf. ▪ Peserta didik dapat membaca suku kata ‘ba-’, ‘bi-’, ‘bu-’, ‘be-’, dan ‘bo-’. ▪ Peserta didik dapat menulis nama sendiri C. PROFIL PELAJAR PANCASILA ▪ Mandiri; ▪ Bernalar kritis; ▪ Kreatif; D. SARANA DAN PRASARANA ▪ Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi Republik Indonesia, 2021 Bahasa Indonesia, Aku Bisa! Buku Siswa SD Kelas I, Penulis: Soie Dewayani ▪ Buku lain yang relevan ▪ Kartu huruf; ▪ Kartu kata; ▪ Kartu bergambar benda-benda yang memiliki suku kata ‘ba-‘, ‘bi-‘, ‘bu-‘, ‘be-‘, ‘bo-‘; ▪ Alat tulis dan alat warna; ▪ Buku-buku bacaan fiksi dan nonfiksi yang bertema pancaindra. ▪ Lembar kerja peserta didik, laptop, handphone, LCD proyektor. E. TARGET PESERTA DIDIK ▪ Peserta didik reguler/tipikal: umum, tidak ada kesulitan dalam mencerna dan memahami materi ajar. ▪ Peserta didik dengan pencapaian tinggi: mencerna dan memahami dengan cepat, mampu mencapai keterampilan berfikir aras tinggi (HOTS), dan memiliki keterampilan memimpin F. JUMLAH PESERTA DIDIK ▪ 26 Peserta didik G. MODEL PEMBELAJARAN ▪ Model pembelajaran tatap muka KOMPONEN INTI A. TUJUAN KEGIATAN PEMBELAJARAN Tujuan Pembelajaran Bab Ini : ▪ Dengan menyimak dan menanggapi bacaan tentang bunyi dan pancaindra secara lisan, peserta didik dapat mengenali abjad, merangkai suku kata yang diawali huruf ‘b’, menulis huruf ‘B’ dan ‘b,’ serta menulis namanya sendiri. Capaian Pembelajaran : Membaca: ▪ Mengenali bentuk dan melafalkan bunyi huruf.

Menulis: ▪ Menuliskan kata-kata yang sering ditemui. Membaca: ▪ Mengenali dan mengeja kombinasi abjad pada suku kata dan kata yang sering ditemui. Membaca: ▪ Mengenali dan mengeja kombinasi abjad pada kata dan suku kata yang sering ditemui. B. PEMAHAMAN BERMAKNA ▪ Meningkatkan kemampuan siswa tentang mengenali bentuk dan bunyi huruf. ▪ Meningkatkan kemampuan siswa tentang membaca suku kata ‘ba-’, ‘bi-’, ‘bu-’, ‘be-’, dan ‘bo-’. ▪ Meningkatkan kemampuan siswa tentang menulis nama sendiri C. PERTANYAAN PEMANTIK ▪ Pernahkah kalian mendengar suara “Duk! Duk!”? ▪ Biasanya, apa yang berbunyi “Duk! Duk!”? ▪ Bagaimana Cara Merawat Indera Pendengar? D. PERSIAPAN BELAJAR Pada hari-hari pertama di kelas satu, peserta didik mungkin merasa belum nyaman bersekolah. Oleh karena itu, guru perlu membuat suasana belajar yang menyenangkan pada masa peserta didik beradaptasi dan berkenalan dengan teman-teman barunya. Membacakan cerita bergambar merupakan salah satu kegiatan yang menenangkan dan membuat peserta didik nyaman. Tip Pembelajaran: Membuat Peserta Didik Nyaman Pada Hari Pertama Guru memulai kegiatan pembelajaran dengan menyapa para peserta didik agar mereka nyaman pada hari pertama di kelas satu. Guru dapat bertanya, apakah mereka senang mendengarkan cerita. Untuk membantu mengingat nama peserta didik, guru dapat membuat kartu nama yang disematkan pada baju masing-masing peserta didik. Guru juga dapat membuat papan nama di kelas yang berisi nama-nama peserta didik. Tunjukkan bahwa nama pada kartu nama mereka sama dengan nama yang ditempel pada papan nama di kelas. E. KEGIATAN PEMBELAJARAN Langkah-Langkah Pembelajaran Kegiatan Pendahuluan 1. Guru membuka kegiatan dengan aktifitas rutin kelas, sesuai kesepakatan kelas ( menyapa, berdoa, dan mengecek kehadiran ). 2. Kelas dilanjutkan dengan do’a dipimpin oleh salah seorang siswa. 3. Guru menyapa para peserta didik dan mengajak mereka berbincang tentang apa yang mereka lihat dalam perjalanan ke sekolah hari ini 4. Guru menjelaskan bahwa ia akan membacakan buku dan menunjukkan sampul cerita untuk diamati peserta didik. 5. Guru juga mendiskusikan tata cara menyimak dan berdiskusi. 6. Guru mengajak peserta didik mengamati gambar sampul dan mengajukan pertanyaan- pertanyaan. Kegiatan Inti Menyimak Kebiasaan dan tata cara menyimak perlu diperkenalkan kepada peserta didik kelas satu. Guru dapat memperkenalkan kode bunyi berupa alat tertentu (misalnya lonceng atau alat musik sederhana atau mainan yang mengeluarkan bunyi) atau lagu. Kode bunyi ini menjadi penanda

bahwa peserta didik harus berkumpul di tengah kelas untuk mendengarkan buku dibacakan atau menyimak cerita guru dan teman. Tip Pembelajaran: Memperkenalkan Tata Cara Menyimak Diskusikan tata cara menyimak cerita dengan peserta didik. Misalnya, apakah peserta didik boleh berbicara selama cerita dibacakan? Apakah peserta didik boleh langsung memberikan komentar atau bertanya saat menyimak cerita yang dibacakan? Bagaimana cara meminta izin untuk bertanya? Membacakan Cerita “Duk! Duk!” a. Sebelum membacakan cerita “Duk! Duk!” tunjukkan sampul cerita kepada peserta didik. Bacakan judul cerita. Tanyakan kepada peserta didik mengapa judulnya “Duk! Duk!”. Bunyi apakah itu? Lalu, mintalah peserta didik mengamati gambar pada sampul tersebut. Kira- kira, gambar apakah itu? Apa hubungannya dengan bunyi ‘Duk! Duk!’? b. Bacakan buku kepada peserta didik sambil menunjuk setiap kata. Berikan jeda yang cukup setelah membaca setiap kalimat, demi memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengamati gambar. c. Seusai membaca, mintalah peserta didik untuk bersama-sama menirukan guru membaca. d. Kegiatan menyimak akan melatih daya konsentrasi para peserta didik dan membiasakan mereka dengan aturan bersama. Kegiatan pembiasaan ini tidak dinilai. Tip Pembelajaran: Sikap Tubuh Saat Menyimak Kebiasaan menyimak perkataan orang lain dengan baik dapat dibangun melalui sikap tubuh. Guru perlu membiasakan peserta didik untuk menghadapkan tubuh kepada orang yang berbicara, mendengarkan dengan saksama, serta menghadapkan wajah dan tatapan mata ke arah orang yang berbicara. Mendiskusikan Cerita “Duk! Duk!” a. Setelah membacakan cerita dan mengajak peserta didik membaca bersama, guru mendiskusikan pertanyaan yang terdapat pada Buku Siswa. b. Guru dapat juga mengajukan pertanyaan lain. Misalnya, bola warna apa yang kalian miliki di rumah? c. Guru dapat memantulkan bola ke lantai, lalu mengajukan pertanyaan kepada peserta didik. Misalnya, bagaimana bunyinya saat memantul? Apakah bunyinya pelan atau keras? Tip Pembelajaran: Mengelaborasi Tanggapan Peserta Didik Gunakan respons peserta didik untuk membuat pertanyaan lanjutan guna membangun komunikasi pada hari pertama sekolah. Pada hari pertama ini, mungkin sebagian peserta didik masih malu dan menjawab dengan lirih. Sapalah nama-nama peserta didik yang terlihat pasif, namun jangan paksa mereka untuk menjawab pertanyaan. Membaca Sebagian peserta didik mungkin dapat menyebutkan atau menyanyikan huruf ‘a’ hingga ‘z’, tetapi mereka belum tentu dapat mengenali bentuknya. Sering pula peserta didik dapat menyebutkan dan mengenali bentuk abjad, tetapi tidak dapat melafalkan bunyinya sehingga tidak dapat merangkainya dengan bunyi huruf lain untuk membentuk bunyi suku kata. Oleh karena itu, kegiatan mengenali bentuk dan melafalkan bunyi abjad sangat penting. Melafalkan Huruf Bersama-sama a. Bacalah huruf secara berurut dengan menunjuk pada poster abjad di kelas atau kartu huruf. Tanyakan kepada para peserta didik, apakah mereka dapat melakukannya sendiri. b. Sebagai variasi, peserta didik dapat diminta untuk menyanyikan lagu abjad. c. Setelah itu, perkenalkan bunyi masing-masing abjad. Tunjuklah setiap abjad dan lafalkan bunyinya. Ajak peserta didik menirukannya. Mengidentifikasi Bentuk Huruf pada Deret Abjad

a. Tanyakan beberapa huruf kepada seorang peserta didik. Apabila ia belum dapat menjawab pertanyaan, tawarkan kepada peserta didik lain untuk menjawab pertanyaan tersebut. b. Ajak peserta didik untuk membedakan bentuk huruf kapital dan huruf kecil. c. Peserta didik bisa diminta untuk bergantian menyebutkan nama huruf yang ditunjuk oleh guru. d. Minta peserta didik untuk mengidentifikasi abjad pada kata-kata ‘bola’, ‘biru’, ‘Boni’, dan ‘batu’. e. Lakukan kegiatan membaca huruf ini secara rutin setiap sebelum memulai pembelajaran Bahasa Indonesia, hingga seluruh peserta didik mengenali bunyi serta bentuk huruf kapital dan huruf kecil. Inspirasi Kegiatan Perancah untuk Peserta Didik yang Belum Lancar Membaca Peserta didik yang belum dapat mengidentifikasi abjad dan mengeja suku kata perlu didampingi secara khusus. Petakan peserta didik yang belum lancar membaca dan ajaklah berkegiatan secara terpisah. Saat temantemannya menulis, peserta didik yang belum lancar membaca dapat didampingi untuk mengenali abjad dengan bantuan gambar pada kartu kata dan kartu huruf. Pada hari-hari pertama bersekolah, guru mungkin belum dapat mengenali peserta didik yang belum mampu mengidentifikasi huruf pada poster huruf. Setelah beberapa waktu berjalan, barulah guru dapat melakukan pemetaan dan menuliskan nama-nama peserta didik berdasarkan kemampuan mereka mengenali huruf. Catat kemampuan para peserta didik dalam mengenali huruf untuk memastikan bahwa masing-masing akan memperoleh bantuan yang tepat pada kegiatan berikutnya. Tip Pembelajaran: Melatih Pelafalan Bunyi Huruf dengan Benar Biasakan peserta didik siswa melafalkan bunyi huruf dengan benar. Anda dapat memeragakan pelafalan huruf dengan benar dan mengajak peserta didik menirukannya. Sambil bermain, ajak para peserta didik melakukan berbagai eksperimen dengan alat ucap. Misalnya melafalkan huruf dengan berbagai bentuk bibir, dengan bibir tertutup, rahang terkatup, dan lidah tak bergerak. Ingatlah untuk menghargai upaya yang telah mereka lakukan. Catatan: Beberapa peserta didik mungkin sulit melafalkan bunyi huruf tertentu. Bisa jadi penyebabnya adalah kebiasaan orang dewasa di sekitar mereka. Apabila hal itu terjadi, hindarilah mengolok-olok atau mengkritik peserta didik yang bersangkutan di hadapan teman- temannya. Namun, apabila guru menemukan permasalahan klinis terkait fungsi alat ucap yang menyebabkan peserta didik tidak dapat melafalkan huruf dengan tepat, guru perlu berkonsultasi dengan kepala sekolah, orang tua, atau pakar terkait. Menulis Tip Pembelajaran: Membiasakan Postur Tubuh yang Baik Saat Menulis Guru perlu memastikan bahwa setiap peserta didik menulis dengan postur tubuh yang baik untuk melatih kemampuan motorik halus, koordinasi otak, dan konsentrasinya. Pada kegiatan menulis, guru dapat berkeliling untuk memberikan bantuan dan mengingatkan peserta didik untuk mengoreksi postur tubuhnya. Pastikan peserta didik duduk tegak dengan posisi kaki rileks pada lantai, tubuh menghadap meja, kertas atau buku miring 30 hingga 40 derajat ke arah tangan yang menulis. Membuat Kartu Nama a. Bagikan kertas karton yang telah dipotong-potong dengan ukuran lebih besar daripada kartu nama yang disematkan di dada peserta didik (bisa berukuran kertas A5, kurang lebih 6 x 8,5 cm). b. Minta peserta didik menulis namanya di salah satu sisi kartu tersebut.

Peserta didik yang belum dapat menulis namanya boleh mencontoh tulisan nama yang terdapat pada kartu nama yang dipakainya. c. Pada sisi kartu yang lain, minta para peserta didik untuk menggambar benda (bisa mainan atau makanan) kesukaan mereka dan mewarnainya. Sebagai contoh, guru dapat menulis nama dan menggambar benda/makanan kesukaan di kartunya. Berbicara Memperkenalkan Diri di Depan Kelas Secara bergiliran, minta peserta didik untuk menunjukkan kartu nama masing-masing di depan kelas. Minta peserta didik memperkenalkan namanya (beserta nama lengkap jika memang cukup waktu dan kondusif), juga benda kesukaannya yang telah digambar di bagian belakang kartu tersebut. Guru dapat memeragakan cara memperkenalkan diri dengan membacakan kartu namanya sendiri dan menceritakan benda/makanan kesukaannya yang digambar pada kartu tersebut. Tip Pembelajaran: Berbicara dengan Jelas Guru perlu membiasakan berbicara dengan volume suara yang baik dan artikulasi yang jelas. Peragakan berbicara dengan suara yang pelan dan menggumam. Lalu tanyakan kepada para peserta didik, apakah mereka mendengarnya? Berikan contoh bahwa volume yang cukup adalah yang dapat didengar oleh seluruh peserta didik, namun tidak berteriak. Catatan Pada kegiatan perkenalan ini, guru sebaiknya mementingkan keberanian peserta didik untuk berbicara ketimbang volume suara. Berikan apresiasi kepada peserta didik atas keberaniannya memperkenalkan diri kepada teman-teman sekelas. Pujilah benda kesukaan yang diperkenalkannya di depan kelas. Membaca Membaca Kata dan Suku Kata a. Minta peserta didik mengingat bunyi huruf yang telah dilafalkan pada kegiatan sebelumnya. Kemudian, ajak peserta didik berlatih membaca suku kata dengan kombinasi konsonan dan vokal ‘o’ dan ‘i’ pada poster di dinding kelas. b. Pada saat mengeja suku kata, beri penekanan pada bunyi huruf ‘b’ dan bunyinya ketika dirangkai dengan huruf ‘o’ dan ‘i’. c. Lalu, minta peserta didik merangkai serta mengeja huruf dan suku kata pada frasa ‘bola biru Boni’. Membaca Kartu Kata a. Minta peserta didik membaca/mengeja ulang suku kata yang diawali dengan ‘bo-’ atau ‘bi-’. b. Minta peserta didik mengenali suku kata ‘bo-’ atau ‘bi-’ pada setiap kata pada kartu kata. c. Buatlah tabel di papan tulis dengan dua kolom untuk ‘bo-’ dan ‘bi-’ seperti berikut. Tabel 1.5 Contoh Tabel Pengelompokan Kata ‘bo’ ‘bi’ d. Guru memberikan satu kartu kata kepada setiap peserta didik dan meminta masing-masing untuk menempelkan setiap kartu kata pada kolom ‘bo-’ dan ‘bi-’, tergantung pada suku kata awal kata yang terdapat di kartu yang dipegangnya. e. Buat kegiatan membaca menyenangkan dan berilah penghargaan kepada setiap capaian peserta didik.


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook