Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore BAB IV KLS XI SMTR GANJIL

BAB IV KLS XI SMTR GANJIL

Published by osda.manurung, 2021-07-19 07:29:40

Description: BAB IV

Search

Read the Text Version

BAB IV DATA SPESIFIKASI PRODUK Kompetensi Inti (KI.1) Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya (KI.2) Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah lingkungan, (gotong royong, kerjasama, cinta damai), responsif dan pro-aktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. (KI.3) Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi tentang pengetahuan faktual, konseptual, operasional dasar, dan metakognitif sesuai dengan bidang dan lingkup kerja Bisnis Daring dan Pemasaran pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks, berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam konteks pengembangan potensi diri sebagai bagian dari keluarga, sekolah, dunia kerja, warga masyarakat nasional, regional, dan internasional. (KI.4) Melaksanakan tugas spesifik, dengan menggunakan alat, informasi, dan prosedur kerja yang lazim dilakukan serta menyelesaikan masalah sederhana sesuai dengan bidang kerja Bisnis Daring dan Pemasaran. Menampilkan kinerja di bawah bimbingan dengan mutu dan kuantitas yang terukur sesuai dengan standar kompetensi kerja. Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara efektif, kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan solutif dalam ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung. Menunjukkan keterampilan mempresepsi, kesiapan, meniru, membiasakan gerak mahir, menjadikan gerak alami, dalam ranah konkret terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung. Kompetensi Dasar 1.1 Memahami nilai-nilai keimanan dengan menyadari hubungan keteraturan dan kompleksitas alam terhadap kebesaran Tuhan yang menciptakannya 1.2 Mendeskripsikan kebesaran Tuhan yang menciptakan berbagai sumber energi di alam 2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti; cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan percobaan dan OSDA-SMKN9 JAKARTA-PENATAAN PRODUK 107

berdiskusi 3.4 Menganalisis data spesifikasi produk drink, food, fresh dan kosmetik di supermarket, fashion dan sport 4.4 Menyajikan data spesifikasi produk-produk drink, food, fresh dan kosmetik di supermarket, fashion dan sport Indikator Pencapaian Kompetensi 1.1 Menunjukkan rasa syukur terhadap kebesaran Tuhan 1.2. Menyadari kebesaran Tuhan 2.1 Bersikap dengan perilaku rasa ingin tahu, jujur, kreatif dan inovatif 3.4.1 Menelaah pengertian spesifikasi barang dan jasa 3.4.2 Membedakan macam barang dan klasifikasinya 3.4.3 Memilih factor-faktor yang mempengaruhi sifat barang 3.4.4 Merinci kelompok produk drink, food, fresh dan kosmtik di supermarket, fashion dan sport 3.4.5 Memilih factor-faktor yang mempengaruhi sifat barang 3.4.6 Memadukan pemberian kode barang 4.3.1 Menunjukkan data spesifikasi produk drink, food, fresh dan kosmetik di supermarket fashion dan sport 4.3.2 Mempresentasikan data spesifikasi produk dink, food, fresh dan kosmetik di supermarket, fashion dan sport Tujuan Pembelajaran Melalui kegiatan diskusi dan pembelajaran kelompok dalam pembelajaran konsep ekonomi diharapkan siswa dapat : 1.1 Menunjukkan rasa syukur terhadap kebesaran Tuhan 1.2 Menyadari kebesaran Tuhan 2.1 Bersikap dengan perilaku rasa ingin tahu, jujur, kreatif dan inovatif 3.4.1 Menelaah pengertian spesifikasi barang dan jasa 3.4.2 Membedakan macam barang dan klasifikasinya 3.4.3 Memilih factor-faktor yang mempengaruhi sifat barang 3.4.4 Merinci kelompok produk drink, food, fresh dan kosmtik di supermarket, fashion dan sport 3.4.5 Menelaah factor-faktor yang mempengaruhi sifat barang 3.4.6 Memadukan pemberian kode barang 4.4.1 Menunjukkan data spesifikasi produk drink, food, fresh dan kosmetik di supermarket fashion dan sport 4.4.2 Mempresentasikan data spesifikasi produk dink, food, fresh dan kosmetik di supermarket, fashion dan sportpelabelan/barcode Materi Pokok Jenis-Jenis Produk yang akan Ditata : 1. Pengertian spesifikasi barang dan jasa 2. Membedakan kelompok barang dan klasifikasinya 3. Faktor-faktor yang mempengaruhi sifat barang OSDA-SMKN9 JAKARTA-PENATAAN PRODUK 108

4. Kelompok barang drink, food, fresh dan kosmetik di supermarket, fashion dan fresh A. Uraian Materi Spesifikasi produk mungkin bukan bagian yang paling menarik dalam menarik pelanggan, namun perlu diperhatikan jika ingin menjual produk tersebut. Karena ketika konsumen memutuskan akan membeli suatu produk, maka ia akan menentukan produk yang seperti apa yanag akan dibeli, dan spesifikasi barang ini akan sangat membantu konsumen dalam menentukan pilihannya. 1. Pengertian Spesifikasi Barang dan Jasa Spesifikasi didefinisikan sebagai uraian yang terperinci mengenai persyaratan kinerja (performance) barang/jasa atau uraian yang terperinci mengenai persyaratan kualitas material dan pekerjaan yang diberikan penyedia (conformance) barang/jasa. Sedangkan spesifikasi produk adalah berupa rincian-riancian atau uraian-uraian keterangan dari sebuah barang/jasa. Ada juga yang menyatakan bahwa Spesifikasi produk, adalah keterangan dari pihak produsen (bukan pemasok) yang menerangkan mengenai produk tersebut, asal-usulnya (bahan baku) cara pembuatan (alur proses) dan segala hal yang menyangkut produk tersebut. Uraian spesifikasi hendaknya memenuhi 5 W + 1 H. 1. What mengandung unsur kualitas dan kuantitas barang/jasa. 2. When mewakili waktu. 3. Where mengandung unsur lokasi. 4. Who menyangkut target kelompok penyedia yang dapat mengadakan barang/jasa. 5. How menunjukkan cara yang tepat untuk menjamin value barang/jasa yang didapatkan. 6. Terakhir why mewakili keterikatan barang/jasa dengan sasaran kegiatan. Agar lebih jelas tentang spesifikasi produk, maka berikut ini disajikan 13 spesifikasi yang harus dimasukkan dalam rincian produk: OSDA-SMKN9 JAKARTA-PENATAAN PRODUK 109

1. Nama Produk: Sebaiknya nama yang digunakan untuk produk sederhana namun dapat menggambarkan jati diri produk tersebut. 2. Nomor SKU: Stock Keeping Unit adalah kode unik yang diberikan kepada setiap item barang baik yang dibeli maupun dijual oleh perusahaan. Cara penamaan bisa dilakukan dengan menggunakan properti-properti yang ada pada item, misalnya ukuran, warna, dan tipe barang. SKU ini dipakai sebagai informasi stok barang perusahaan dan pembeda suatu item dengan yang lain. SKU juga sering dicetak dalam barcode untuk memudahkan perusahaan melakukan inventarisasi stok. 3. Deskripsi Produk: Sebuah deskripsi yang lebih mendalam tentang produk sangat diperlukan agar pelanggan dapat mengetahui dengan jelas terkait produk tersebut. 4. Brand/Merek: ini merupakan nama produk utama. Sebagai contoh, Proctor and Gamble “Tide” merupakan sebuah brand/merek dengan banyak variannya, yaitu Tide Clean Breeze, Tide Lavender Breeze, dll) 5. Warna: merupakan spesifikasi produk yang diperlukan agar orang-orang di gudang atau toko dapat dengan mudah mengidentifikasi produk dari bentuk fisiknya. Semakin banyak informasi yang mereka miliki, semakin cepat mereka dapat bekerja. 6. Bahan: Ada beberapa alasan mengapa informasi mengenai jenis bahan sangat diperlukan. Hampir mirip dengan warna, bahan akan membantu orang-orang di gudang atau toko mengidentifikasi produk secara fisik dengan lebih cepat. Selain itu, karena adanya standar pengiriman, terutama jika melakukan pengiriman melalui angkutan atau internasional maka perlakuan mereka terhadap barang tersebut akan berbeda. OSDA-SMKN9 JAKARTA-PENATAAN PRODUK 110

7. Dimensi (tanpa kemasan): Bagi kamu yang terbiasa menjual produk yang berkemasan, hal berbeda akan kamu temui jika bekerja dengan pengecer online seperti Amazone. Karena mereka lebih mengutamakan informasi terkait produk agar pelanggan tertarik dengan produk tersebut. 8. Dimensi (dengan kemasan): Perlu mempertimbangkan kemasan produk. Jika kemasan produk terlalu besar, maka kecil kemungkinannya produk akan ditampilan oleh reseller di rak toko mereka. Oleh sebab itu, berikan informasi terkait produk dengan jelas dan rinci pada reseller sebelum pemesanan atau pengiriman agar mereka memiliki strategi lain untuk mencegah kesalahan yang dapat terjadi. 9. Info Pemasangan: Bagi reseller online spesifikasi produk ini sangat diperlukan. Mereka sebaiknya memberitahukan pada konsumen sebelum membeli bahwa produk tersebut memerlukan waktu untuk perakitan agar konsumen dapat mempertimbangkan jangka waktu pengiriman produk. 10. Biaya: ini merupakan harga dimana reseller membayar produk yang dibeli. Sebaiknya membuat beberapa lembar SKU pada Ms. excel untuk berbagai jenis pelanggan, seperti distributor, pengecer, pengecer pada berbagai situs, dll. Karena biaya untuk setiap jenis pelanggan akan berbeda. 11. MSRP: Manufacturer Suggested Retail Price adalah harga produk yang sudah ditetapkan dan harus diikuti oleh penjual/reseller jika ingin menjual produk kepada konsumen lainnya. Jika memang mengharuskan reseller untuk menjual produk sesuai dengan harga MSRP, maka produk akan akan cukup terkenal. Mereka bisa menjual produk dengan harga yang terlalu mahal, bahkan terlalu murah agar produk bisa terjual dengan cepat. Hal ini dapat membuat produk menjadi terlalu murah dan membuat reseller lain menjadi marah. 12. Negara Asal: Secara hukum hal ini sangat diperlukan untuk mengetahui dimana produk terdaftar atau diproduksi. Selain itu, jika mengekspor produk ke negara-negara lain, mereka harus tahu negara asal produk tersebut karena hal ini berkaitan dengan pajak. 13. HS Kode Klasifikasi: Harmonized Commodity Description and Coding System lebih dikenal sebagai Harmonized System (HS) adalah standar internasional atas sistem penamaan dan penomoran yang digunakan untuk pengklasifikasi produk perdagangan dan turunannya yang dikelola oleh World Customs Organization (WCO). Perlu mempelajari hal ini jika ingin menjual produk dalam skala internasional. OSDA-SMKN9 JAKARTA-PENATAAN PRODUK 111

2. Spesifikasi Produk Barang Menurut Tjiptono (1999:95) secara konseptual produk adalah pemahaman subyektif dari produsen atas “sesuatu” yang bisa ditawarkan sebagai usaha untuk mencapai tujuan organisasi melalui pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen, sesuai dengan kompetensi dan kapasitas organisasi serta daya beli. Barang adalah suatu sifat yang kompleks baik dapat diraba maupun tidak dapat diraba, termasuk bungkus, warna, nama perusahaan dan pengecer, jasa perusahaan dan pengecer, yang diterima oleh pembeli untuk memuaskan keinginan dan kebutuhannya 3. Klasifikasi Jenis Produk Klasifikasi jenis produk/pengelompokan produk (product grouping), barang yang dipajang dapat dikelompokkan sebagai berikut: a. Macam Barang dan Karakteristiknya Pengetahuan yang mempelajari macam-macam barang, asal, kualitas, cara pengolahan, model, gaya, jenis, warna, dan pemasarannya yang berhubungan dengan kebutuhan manusia sehari-hari. Dengan adanya aneka ragam kebutuhan itu, maka terjadilah penggolongan/klasifikasi barang, sebagai berikut : a) Barang-barang pokok, misalnya makanan, minuman dan pakaian. b) Barang-barang setengah pokok, misalnya sabun, obat0obatan, alat-alat hiburan dll. c) Barang-barang spesial, misalnya udara dan sinar matahari Dilihat dari segi jumlah barang dan kebutuhan manusia terhadap barang, maka barang-barang dapat dibedakan menjadi: a) Barang ekonomis, yaitu barang yang bernilai ekonomis, misalnya beras, karet, the dan jagung. b) Barang bebas, misalnya udara dan sinar matahari. Dan jika kita tinjau dari segi prosesnya, barang dapat dibedakan menjadi : a) Barang mentah b) Barang setengah jadi c) Barang jadi Dari penjelasan di atas dapat kita simpulkan bahwa, jika mengartikan atau membicarakan masalah barang berarti tidak dapat dilepaskan dari : 1) Klasifikasi barang 2) Nilai barang 3) Sifat dan manfaat barang 4) Proses terjadinya barang OSDA-SMKN9 JAKARTA-PENATAAN PRODUK 112

Telah dijelaskan di atas bahwa barang itu bermacam- macam adanya dan selalu berhubungan dengan kebutuhan manusia/hajat hidup manusia, berarti semua barang secara ekonomis bermanfaat bagi manusia, untuk memenuhi kebutuhannya. Kebutuhan manusia pada umumnya dibagi menjadi : 1) Kebutuhan primer/pokok 2) Kebutuhan sekunder 3) Kebutuhan ekstra Pada umumnya manusia ingin mendapatkan barang kebutuhannya dengan mudah dan cepat. Apalagi pada saat sekarang ini, kebutuhan sehari-hari yang diperlukan terdapat di mana-mana seperti dapat diperoleh di pasar, toko, warung departemenstore, dll. Meskipun barang-barang kebutuhan ada di berbagai tempat, orang masih ingin mendapatkannya dengan cara yang praktis yang tidak banyak mengeluarkan tenaga dan pikiran walaupun harus mengeluarkan berapapun harga yang harus ia bayar tetap akan dilakukannya yang penting dapat memuaskannya. Departement store merupakan pedagang eceran segala macam barang jadi yang menyediakan berbagai kebutuhan seseorang. Di sini dapat dibeli barang-barang keperluan sehari- hari, misalnya pakaian, obat-obatan, makanan, alat-alat kantor, alat-alat rumah tangga, dan alat-alat elektronik. Dengan kata lain barang apapun yang termasuk dalam kebiasaan konsumsi perseorangan, diusahakan di jual di tempat ini. Departement store dalam mengelola barang-barang dagangannya selalu berupaya memberi kemudahan kepada pengunjung. Salah satunya mengelompokkan barang-barang berdasarkan jenisnya masing-masing, termasuk mengelompokkan berdasarkan warna, merek, kualitas, sifat dan manfaat barang. Dengan cara seperti ini diharapkan dapat memberikan kemudahan kepada calon pembeli dalam memilih dan berbelanja barang kebutuhannya. Bagi departement store dengan manajemen profesional akan membentuk bagian khusus untuk mengelola barang dagangan, yaitu bagian yang disebut “Merchandising”. Tugas pokok dari bagian ini adalah mengelola barang mulai pengadaan sampai barang-barang tersebut siap untuk dijual. OSDA-SMKN9 JAKARTA-PENATAAN PRODUK 113

Pada dasarnya konsumen membeli tidak hanya sekadar kumpulan atribut fisik saja, tetapi sasaran mereka adalah membaya sesuatu untuk memuaskan keinginan mereka. Barang itu bermacam-macam adanya dan selalu berhubungan dengan kebutuhan manusia / hajat hidup manusia, berarti semua barang secara ekonomis bermanfaat bagi manusia, untuk memenuhi kebutuhannya. Kebutuhan manusia pada umumnya dibagi menjadi : 1) Kebutuhan primer/pokok 2) Kebutuhan sekunder 3) Kebutuhan ekstra Pada umumnya manusia ingin mendapatkan barang kebutuhannya dengan mudah dan cepat. Apalagi pada saat sekarang ini, kebutuhan sehari-hari yang diperlukan terdapat di mana-mana seperti dapat diperoleh di pasar, toko, warung departemenstore, dll. Meskipun barang-barang kebutuhan ada di berbagai tempat, orang masih ingin mendapatkannya dengan cara yang praktis yang tidak banyak mengeluarkan tenaga dan pikiran walaupun harus mengeluarkan berapapun harga yang harus ia bayar tetap akan dilakukannya yang penting dapat memuaskannya. Secara garis besar barang-barang dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu : a) Kelompok Barang Berdasarkan Kepuasan Segera dan Kesejahteraan Konsumen Jangka Panjang. (1) Barang yang bermanfaat (Solutary Product) Adalah barang-barang yang mempunyai daya tarik sangat rendah, akan tetapi dapat memberikan manfaat yang sangat tinggi kepada konsumen dalam jangka panjang. Contoh : detergen rendah fosfat. (2) Barang yang kurang sempurna (Deficient Product) Adalah barang-barang yang tidak mempunyai daya tarik tinggi, akan tetapi tetap mempunyai manfaat untuk konsumen. Contoh : Obat-obatan yang rasanya pahit, tetapi manjur untuk mengobati penyakit. (3) Barang yang sifatnya menyenangkan (Pressing Product) Adalah-barang yang segera memberikan kepuasan kepada si pembeli, akan tetapi dapat berakibat sangat OSDA-SMKN9 JAKARTA-PENATAAN PRODUK 114

buruk bagi para pemakai barang tersebut. Contoh : rokok, minuman keras, ganja, kokain dll. (4) Barang yang sangat diperlukan (Desirable Product) Adalah barang yang dapat memberikan kepuasan dengan segera dan dapat bermanfaat bagi kehidupan manusia. Contoh : barang ini sangat diperlukan dan dipakai secara terus-menerus (makanan dan minuman yang bergizi). b) Kelompok Barang Menurut Tujuan Pemakaian (1) Barang Konsumsi (Consumer Goods) Merupakan barang-barang yang dapat dibeli untuk dikonsumsi. Pembelian terhadap barang jenis ini didasarkan atas kebiasaan membeli dari konsumen. Dari kebiasaan pembelian inilah barang konsumsi dibedakan menjadi empat golongan yaitu:  Barang kebutuhan sehari-hari (Convenience Goods), adalah barang –barang yang biasanya dibeli oleh konsumen secara seringkali atau kadang-kadang dan dengan pengorbanan/usaha yang minimum di dalam membandingkan/memilih dan membelinya. Contoh: rokok, sabun, gula, Koran, dan sebagainya. Convenience goods, terdiri atas :  Barang pokok Adalah barang yang dibeli secara tetap,misalnya beras, sabun dan pasta gigi.  Barang impulsive Adalah barang yang dibeli tanpa perencanaan, misalnya permen, coklat, dan es.  Barang darurat Adalah barang yang dibeli atas dorongan kebutuhan,misalnya paying di musim hujan. Dalam melaksanakan distribusinya, ada beberapa istilah, yaitu: Selling in : adalah tindakan penjualan pertama untuk masuk ke dalam golongan pengecer dan saluran distribusi. OSDA-SMKN9 JAKARTA-PENATAAN PRODUK 115

Selling out : adalah suatu tindkan yang dilakukan setelah melihat keberhasilan selling in dengan membuat suatu kebijaksanaan baru agar barang-barang dapat keluar (laku dijual) dengan promotion berupa pemasaran iklan dan reklame yang baik tergantung daripada barang-barang yang kita masukkan. Selling order : adalah pemesanan kembali terhadap barang yang telah pernah diberikan kepada pengecer. Repeat order ini kita lakukan jika selling out terlaksana dengan baik.  Barang belanjaan (Shopping Goods) Adalah barang yang pembeliannya perlu dipertimbangkan, harga relative mahal, perbandingan mutu, dll. Misalnya mobi, motor, pakaian dan peralatan rumah tangga. Ciri-ciri shopping goods adalah: a) Barang-barang yang sebelum dibeli dibandingkan satu sama lain atas dasar:  Suitability (kecocokan)  Quality (kualitas/mutu)  Price (harga)  Style (gaya/model) b) Faktor-faktor yang menentukan barang tersebut dibeli adalah:  Ukuran dan warna  Model dan design c) Konsumen bersedia untuk membuang-buang waktunya hanya untuk memilih-milih dari macam-macam barang tersebut. Contohnya: pakaian jadi, tekstil, jeans, sepatu, tas, kaca mata, dll.  Barang khusus (Speciality Goods) Adalah barang dengan ciri khas, karakteristik dan atau merek yang unik, yang mampu menarik konsumen dalam berbelanja, misalnya mobil mewah dan gaun malam yang mewah. Ciri-ciri barang special adalah: OSDA-SMKN9 JAKARTA-PENATAAN PRODUK 116

 Barang yang dibeli atas dasar suatu merek/brand tertentu, konsumen biasanya terpengaruh oleh ciri-ciri khas barang yang telah diiklankan sebelumnya  Barang yang tidak dicari (Unsouggt Goods) Adalah barang-barang yang tidak diketahui atau dikenal konsumen, namun secara normal tidak berpikir untuk membelinya, misalnya: asuransi jiwa, batu nisan dan tanah kuburan. (2) Barang Industri (Industrial Goods) Adalah barang yang dibeli untuk diproses lagi atau untuk kepentingan dalam industri. Konsumen atau pembeli dari barang-barang ini adalah perusahaan, lembaga,organisasi, termasuk organisasi nonprofit atau organisasi yang tidak berorientasi untuk mencari laba. Barang industri dapat dibagi menjadi dua yaitu : ① Bahan dan suku cadang, barang-barang yang seluruhnya masuk dalam produk jadi antara lain: a. Bahan baku Meliputi barang hasil pertanian, yaitu barang yang dihasilkan dari proses pengolahan tanah dan tanaman,misalnya : beras, kapas, ternak, buah-buahan, dan sayur-sayuran. Bahan baku juga meliputi barang hasil alam, yaitu segala macam barang yang dihasilkan oleh alam, misalnya kayu,minyak bumi dan bijih besi. b. Bahan jadi dan suku cadang Meliputi bahan komponen umumnya masih diolah kembali, misalnya benang tenun menjadi kain.Selain bahan komponen,bahan jadi dan suku cadang juga meliputi suku komponen yang seluruhnya masuk ke dalam barang jadi, tanpa perubahan bentuk dan sifat misalnya ban dan motor kecil. ② Barang modal, barang-barang yang sebagian masuk ke hasil barang jadi akhir. Barang ini meliputi : a. Instalasi OSDA-SMKN9 JAKARTA-PENATAAN PRODUK 117

Adalah alat produksi utama dalam sebuah pabrik atau perusahaan yang dapat digunakan untuk jangka panjang, misalnya tangga berjalan, computer, generator dan mesin bor. b. Peralatan ekstra (tambahan) Adalah alat-alat yang dipakai untuk membantu instalasi. Peralatan ini terdiri atas peralatan pabrik dan perkakas yang nudah dibawa, misalnya perkakas tangan dan alat pengungkit. Selain itu, peralatan ekstra juga meliputi peralatan kantor, misalnya mesin tik, mesin teleks, dan meja kantor. ③ Pembekalan dan pelayanan (Supplies and services), merupakan padanan dari barang- barang kemudahan di bidang industri karena barang-barang tersebut pada umumnya dibeli dengan usaha minimal dengan dasar pembelian kembali. a. Pembekalan opeasional Contoh batu bara, pita mesin tik, tinta printer, dan minyak pelumas. b. Jasa nasihat bisnis Seperti konsultasi bisnis manajemen, dan biro iklan. b. Jenis dan Spesifikasi Barang Perusahaan yang bijaksana dalam menjual manfaat (benefit) produk tidak hanya produk saja (manfaat intinya), tetapi harus merupakan suatu system, dan dalam mengembangkan suatu produk,perencanaan produk harus membagi produk menjadi 3 tingkatan, yaitu : a. Produk inti (core product) adalah produk sesungguhnya yang harus dibelinoleh konsumen karena memiliki manfaat sebenarnya,contoh seorang remaja putri membeli cat kuku pada hakikatnya bukanlah membeli seperangkat atribut kimiawi dan fisik itu sendiri, tetapi membeli sebuah harapan untuk lebih cantik dan menarik. b. Produk berwujud / produk normal Adalah produk yang ditawarkan secara nyata dan lengkap kepada konsumen yang terdiri dari pembungkus, OSDA-SMKN9 JAKARTA-PENATAAN PRODUK 118

nama merek, mutu, corak dan cirri khas dari produk yang ditawarkan, contoh : AC, Kulkas, dll c. Produk tambahan (produk yang disempurnakan) Adalah produk yang ditawarkan mencakup keseluruhan manfaat yang diterima atau dinikmati pembeli. Contoh : pembelian produk yang memberikan pemasangan, dan garansi secara paket tanpa dipungut bayaran lagi. c. Jenis dan Kualitas Produk Kualitas produk merupakan hal yang paling menentukan dalam mengembangkan suatu produk, karena dengan kualitas produk yang baik serta dapat dipertanggungjawabkan akan berdampak terhadap kemajuan perusahaan. Kualitas produk ditentukan oleh daya tarik produk, teknik pembuatannya, keahlian dalam pembuatannya,bahan- bahan yang baik dan spesifikasi. Untuk menjaga kualitas produk, maka setiap perusahaan harus mengadakan pengujian dan pengawasan secara statis dan inspeksi produk secara terpadu. Pengawasan dapat dilakukan dengan membandingkan kualitas dan standar produk melalui pengetesan di laboratorium perusahaan. Biasanya produk disediakan dalam empat kualitas,yaitu: a. kualitas rendah b. kualitas sedang c. kualitas baik d. kualitas tinggi Dalam menciptakan dan meningkatkan kualitas produk, setiap perusahaan harus melaksanakan strategi : a. Penyempurnaan kualitas Ditujukan untuk meningkatkan faedah fungsional produk dan termasuk masalah keawetan produk, kecepatan, dan cita rasanya. b. Penyempurnaan cirri khas produk Ditujukan untuk menambah cirri khas produk tertentu yang dapat meningkatkan keserbagunaan, pendayagunaan, keselamatan, dan kenyamanan pemakai produk. c. Perteknikan OSDA-SMKN9 JAKARTA-PENATAAN PRODUK 119

Digunakan untuk meningkatkan kualitas produk. Strategi ini dapat meningkatkan cirri keselamatan cara pemakaian produk yang bersangkutan. d. Keanekaragaman Digunakan untuk keanekaragaman produk, pendayagunaan produk untuk kepentingan konsumen. e. Penyempurnaan corak Ditujukan untuk perbaikan corak/style produk, agar mempunyai daya tarik untuk kepentingan konsumen. f. Pernyataan kualitas produk Biasanya dinyatakan seperti : keterangan produk yang sudah dikenal konsumen misalnya prima dan superior. Pembedahan kualitas barang termasuk strategi penjualan dalam usaha menarik tiap lapisan kelas di masyarakat, terutama barang yang sedang trend dan digemari masyarakat. Pembedaan kualitas satu jenis barang akan membedakan juga harga, walaupun jenis barangnya sama baik bentuk, ukuran, warna atau modelnya. Menurut Dr. Faisal afiff dalam bukunya Teknik Penjualan, mengemukakan bahwa jenis barang dibagi menjadi 4 (empat) kategori yaitu : a. Barang konsumsi untuk masyarakat banyak, Yaitu barang yang dipakai masyarakat banyak, seperti : sepatu, obat-obatan, kecantikan. Dan biasanya diperlukan segera dan sifatnya tidak tahan lama. b. Barang konsumsi yang tahan lama. Barang yang dikonsumsi dalam jangka waktu yang lama, seperti : sepeda motor, mesin tik, radio. Barang jenis ini akan diganti jika rusak atau ketinggalan modelnya. c. Barang modal. Barang yang dipergunakan untuk proses produksi beraneka jenis barang, misalnya: mesin tenun, mesin tekstil, mesin offset. d. Barang jasa. OSDA-SMKN9 JAKARTA-PENATAAN PRODUK 120

Barang jasa bersifat abstrak sebab secara fisik tidak dapat dilihat nyata, tetapi dapat dinikmati, seperti transportasi, rumah sakit, jasa anak, dll. Sedangkan menurut F. Harjakusuma dalam bukunya Ilmu menjual/Reklame, mengemukakan bahwa umumnya barang-barang dibagi menjadi tiga (3), yaitu : 1. Barang-barang utama. Barang-barang utama adalah keperluan sehari-hari, seperti : beras, sayuran, pakaian, gula,dll 2. Barang-barang berguna. Yang termasuk golongan barang-barang berguna adalah bat-abatan, sepatu,alat-alat olahraga, alat tulis menulis, alat rumah tangga, dll. 3. Barang-barang mewah. Yang termasuk dalam kategori barang mewah, misalnya lemari es, perhiasan emas dan intan, dll Dari pendapat-pendapat yang dikemukakan di atas, memberikan gambaran kepada kita bahwa jenis-jenis barang banyak jumlahnya, oleh karena itu perlu dikelompokkan agar dapat memberikan kemudahan jika suatu waktu dibutuhkan. Satu jenis barang, bentuk, ukuran dn modelnya sama tetapi belum tentu kualitasnya sama, karena jenis barang tersebut tergantung pada faktor penentu kualitas (quality determinants). Menurut Drs. Soehardi Sigit dalam bukunya Marketing Praktis, mengemukakan bahwa kualitas barang ditentukan oleh: 1. material, bumbu atau komponen parts. 2. Teknik atau cara pembuatan. 3. Tingkat keahlian dari orang yang mengerjakannya. 4. Engineering desain dan specification, dan 5. Daya tarik. Namun biasanya pembeli tidak langsung mengetahui mengenai kualitas barang yang akan dibelinya. Sehubungan dengan hal tersebut, penjual harus memberikan tanda-tanda tertentu pada setiap jenis barang, misalnya : 1. Dengan kode/angka, seperti : Kualitas No. 1, Kualitas No. 2, Kualitas No. 3. 2. Memberi keterangan pada kemasan barang mengenai kekuatannya. 3. Memuat keterangan tidak mudah molor atau mengkerut. OSDA-SMKN9 JAKARTA-PENATAAN PRODUK 121

4. Menjelaskan mengenai bahan-bahan yang digunakan. 5. Memuat keterangan ketahanan barang. 6. Menginformasikan cara - cara pemeliharaan dan perawatannya. Mengklasifikasi berdasarkan jenis dan kualitas barang, misalnya jenis barang Beras kualitasnya IR, R-46, Setra. d. Sifat dan Manfaat Barang Sifat barang merupakan karakter yang melekat pada barang itu sendiri secara fisik dapat dilihat. Setiap penjual harus memahami sifat-sifat yang ada pada barang dagangannya, karena sangat diperlukan dalam mengatur sirkulasi penggantian barang baik barang yang dipajang ti toko atau barang yang ada dalam persediaan. Setiap barang dagangan harus diperlakukan berbeda karena setiap barang memiliki karakter yang berbeda-beda. Demikian pula dalam melakukan klasifikasi harus adanya penempatan dan penataan yang sesuai dengan sifatnya masing- masing untuk menghindari terjadinya dampak dari satu barang terhadap barang lainnya. Selain itu memberikan kemudahan dalam pemeriksaan dan penggantian setiap barang. Sifat barang dipengaruhi oleh faktor-faktor : 1. Bahan baku yang digunakan pada saat proses produksi. 2. Proses pengolahannya. 3. Daya tahan barang. 4. Cara pemakaian dan pemeliharaannya. Jika dalam proses produksi menggunakan bahan baku yang bermutu dan tepat ukurannya dengan pengolahan yang baik mungkin akan menghasilkan barang yang memiliki daya tahan lama. Jika dapat menghasilkan barang yang baik, cara pemeliharaannya pun tidak memerlukan waktu dan tenaga yang relatif banyak tidak memerlukan penggantian barang dengan segera. Sifat barang berpengaruh terhadap manfaat barang dalam pola konsumsi dan pola arus barang di toko. Manfaat barang merupakan faedah yang diberikan suatu barang kepada pemiliknya atau kepada yang membutuhkannya. Berdasarkan faktor-faktor tersebut dapat kita golongkan sifat-sifat barang sebagai berikut : 1) Barang yang memiliki daya tahan lama. Sifat barang semacam ini dapat dikonsumsi dan digunakan dalam jangka waktu yang relatif lama sehingga manfaat barang pun lebih ekonomis. Sifat barang yang OSDA-SMKN9 JAKARTA-PENATAAN PRODUK 122

berdaya tahan lama, jika ditata dalam toko tidak perlu segera diganti cukup dengan pemeliharaan dan perawatan yang baik. Maka penempatan barang ini harus diklasifikasikan dengan barang yang memiliki daya tahan yang sama. Contoh barang yang berdaya tahan lama, antara lain : alat elektronik, alat rumah tangga, mainan anak-anak. Penggantian barang ini terjadi jika ada kerusakan atau datang model baru. 2) Barang yang sifatnya tidak tahan lama. Barang yang berkarakter mudah rusak, busuk atau susut, memberikan manfaat yang relatif kecil sehingga diperlukan perawatan, pemeriksaan dengan rutin dan penggantian yang cukup cepat, misalnya buah-buahan, sayur-sayuran, susu, ikan, daging dsb. Bagi departement store yang menjual barang semacam ini perlu pemeriksaan dan penggantian secara periodik dan dalam penempatan dan pengelompokkan barang harus memiliki tempat khusus, seperti lemari es atau rak berpendingin. 3) Barang yang bersifat Klasikal. Barang yang digemari dan disukai konsumen sepanjang masa meskipun ada model dan produkbaru, biasanya penggemar baran ini merupakan fanatik terhadap merek barang tertentu, misalnya terhadap blue jean merek Levi’s atau kemeja merek Pierre Cardin. Manfaat yang dirasakan oleh konsumen adalah kepuasan tersendiri. 4) Barang yang bersifat Kontemporer. Sifat barang yang kontemporer dipengaruhi trend dan kegemaran konsumen, barang semacam ini akan memberi manfaat ekonomis kepada penjual jika selalu mengikuti perkembangan trend yang terjadi di masyarakat. Dan manfaat yang diberikan barang kepada konsumen rasa percaya diri karena mengikuti trend lingkungannya. 5) Barang yang bersifat Adjustable (menyesuaikan). Barang yang mampu mengikuti perubahan iklim, misalnya jas hujan, payung, topi. Barang semacam ini akan dirasakan manfaatnya jika terjadi perubahan musim, seperti penghujan atau kemarau. 6) Barang yang bersifat Luxurious. Barang yang sifatnya mewah dan konsumennya dari golongan tertentu dan toko biasanya menyediakan ruang khusus dengan maksud mempertahankan karakteristiknya. OSDA-SMKN9 JAKARTA-PENATAAN PRODUK 123

Klasifikasi yang dilakukan toko biasanya terpisah dan relatif ketat dalam pengawasannya. Manfaat yang dirasakan oleh konsumen adalah kemewahan dan kelas tersendiri karena memberikan gengsi tersendiri. 7) Barang yang bersifat Prestisius. Barang yang memberikan kedudukan tersendiri dalam kehidupan sosial dan biasanya ditata dan dikelompokkan secara eksklusive di dalam toko. Manfaat yang dirasakan konsumen adalah image tertentu jika menggunakan barang tersebut. Misalnya jika menggunakan dasi. 8) Barang yang bersifat Praktis. Barang yang penggunaanya tidak rumit dan berkesan santai, misalnya T. Shirt, sandal, jaket, dsb. Manfaat yang dirasakan konsumen adalah kemudahan dalam pemakaiannya dan rasa santai dan biasanya digunakan dalam kegiatan sehari-hari di luar dinas. e. Kelompok Barang-Barang di Supermarket Barang dikelompokkan menjadi tiga, yaitu :  Barang Supermarket  Barang Fashion  Barang Fresh  Kelompok Barang/Produk Supermarket 1) Pengelompokan barang tersebut dispesifikasikan kembali menjadi beberapa departemen. Barang-barang supermarket meliputi departemen- departemen berikut ini : a) Departemen Food Meliputi semua makanan, khususnya makanan ringan (snack) yang banyak dikonsumsi oleh anak-anak. Departemen ini terdiri atas : (1) Milk dan milk product (susu untuk bayi sampai dewasa) (2) Biscuits (sejenis wafer dan cracker). (3) Drink (jenis minuman berenergi, obat, soda atau jus). (4) Canned food (makanan yang diawetkan dalam kaleng,seperti sarden, corned dll). (5) Snack (makanan ringan, termasuk hasil industri rumah tangga,seperti kerupuk, kacang-kacangan, dll). (6) Seasoning (aneka macam bumbu masak local, OSDA-SMKN9 JAKARTA-PENATAAN PRODUK 124

nasional, dan internasional). (7) Local basic (sembilan bahan pokok atau sembako,seperti beras, telor, minyak dll0. (8) Bakery (seperti roti tawar,roti manis dll). (9) Baking needs (jenis-jenis bahan untuk pembuatan kue, seperti ovelet,pernifan, TBM, dll). (10) Candies dan chocolate (permen dan coklat). (11) Noodles (aneka mie dan jenis-jenisnya). (12) Breakfast (untuk sarapan minum, seperti kopi,the, sereal dll). (13) Cooking oil (minyak goring, seperti sania, bimoli,avena dll) (14) Syrup (minuman sari buah, seperi sirup ABC, Marjan,dll). (15) Dry goods (makanan yang diawetkan dengan cara dikeringkan seperti ikan asin, kacang tanah, kacang kedelai dll). (16) Cigarette (rokok). b) Departemen Nonfood Meliputi barang-barang selain makanan, seperti : ① Hair care (aneka bahan untuk perawatan rambut,seperti shampoo,minyakrambut,dll). ② Body care (aneka bahan untuk perawatan tubuh, seperti sabun mandi,hand and body lotion, dll). ③ Skincare (aneka bahan untuk perawatan kulit,seperti obat jerawat, pelelbab, pemutih dll). ④ Mouth care (aneka bahan perawatan gigi,seperti pasta gigi,sikat gigi, obat kumur, seperti Listerin, dll). ⑤ Cleaning aid (aneka bahan untuk pembersih dan pengharum lantai, pembersih pakaian,dll). ⑥ Insect killer (pembunuh serangga,seperti Baygon dll). ⑦ Air freshness (pengharum ruangan,seperti Bayfresh). ⑧ Tissue and piper product (anekatisu dan kelengkapan wanita, seperti tisu Passeo, Nice, Kleenex,dll). ⑨ Kosmetik tradisional (aneka kosmetik tradisional,misalnya ala lulur, sabun lulur), dan kosmetik internasional (Mirabella, Olay,Masker,dll). ⑩ Obat0obatan (aneka obat yang tidak dimakan, seperti Hansaplast,Bethadine, dll). OSDA-SMKN9 JAKARTA-PENATAAN PRODUK 125

c) Departemen House Hold ① Electrical (peralatan yang menggunakan listrik,misalnya magic jar, setrika dll). ② Party wear (perlengkapan yang menggunakan piring kertas, sendok plastic dll). ③ Seasonal goods (barang musiman, seperti paying, dan jas hujan). ④ Luggage (tas dan koper). ⑤ Hard ware (perlengkapan untuk bengkel, seperti palu, tang, dll). ⑥ Souvenir (barang pajangan, hiasan, dan cendera mata misalnya jam). ⑦ Plastic ware (perlengkapan rumah tangga dari bahan plastic). ⑧ Kitchen ware (perlengkapan dapur, seperti kompor gas dan wajan). ⑨ Melamin ware (perlengkapan yang terbuat dari melamin seperti piring,sendok,garpu,dll). ⑩ Cleanihng equipment (perlengkapan kebersihan, seperti sapu lantai, sapu pel,dan keset). ⑪ Glass ware (perlengkapan dari kaca atau beling seperti gelas, piring, cangkir, dll). ⑫ Cotton goods (kain katun,misalnya celana dalam dan kaos dalam). d) Departemen Toys Adalah sebuah sarana atau tempat atau barang-barang yang disediakan khusus untuk anak- anak. Jenis-jenis toys terdiri atas berikut ini. ① Soft toys (mainan yang lembut untuk perempuan). ② Battered operated toys for boys (aneka perlengkapan mainan anak laki-laki,seperti mobil-mobilan,pistol-pistolan, robot-robotan, dll). ③ Battered operated tous for girls (aneka perlengkapan mainan anak perempuan, seperti boneka, alat untuk masak-masakan dll). ④ Education tuys the other (aneka mainan untuk pendidikan, misalnya catur, scrable/mainan menyusun huruf, leggo/mainan membuat konstruksi jembatan, rumah, gedung dll). e) Departemen Stationary Meliputi semua peralatan tulis dan kantor, seperti : OSDA-SMKN9 JAKARTA-PENATAAN PRODUK 126

② Pensil ③ Penghapus ④ Penggaris ⑤ Perlengkapan computer ⑥ Perlengkapan mesin ketik, dll 2) Jenis, Sifat, dan Spesifikasi Barang Supermarket Jenis barang supermarket telah ditentukan dalam pembagian departemen dan pembagian tersebut adalah pengklasifikasian barang berdasarkan jenis-jenisnya, seperti departemen food,berarti kelompok barang jenis makanan,departemen nonfood, berarti pengelompokan barang jenis bukan makanan, departemen house hold, berarti pengelompokan barang jenis perlengkapan rumah tangga, departemen toys, berarti pengelompokan barang jenis peralatan permainan anak, dan departemen stationary adalah pengelompokan barang jenis peralatan alat tulis dan kantor. Sedangkan departemen house hold sesuai standar internasional bahwa departemen ini telah berubah menjadi departemen GMS (General Merchandising) yaitu penggabungan antara departemen house hold, departemen toys dan stationary. Sifat barang supermarket adalah perbedaan sifat atau karakter antara barang yang satu dengan yang lainnya pada departemen yang sama, misalnya perbedaan sifat drinks dan biscuits, yaitu bersifat minuman dan makanan yang sama ada pada departemen food. Spesifikasi barang supermarket adalah perbedaan kualitas dan kuantitas, jenis barang dengan merek yang berbeda dalakm satu sifat dan satu departemen, misalnya fruit tea dan fresh tea.  Kelompok Barang / Produk Fashion Setelah kita memahami SOP penataan barang maka langkah selanjutnya adalah kita harus memahami juga tentang pengetahuan akan barang / produk fashion. 1) Pengertian Produk Fashion Produk fashion merupakan produk yang memiliki cirri-ciri khusus yang tepat, dan mewakili style yang sedang tren dalam kurun waktu tertentu. OSDA-SMKN9 JAKARTA-PENATAAN PRODUK 127

Fashion merupakan tanda dari suatu periode waktu, sering kali fashion menggambarkan kebudayaan, perasaan, pemikiran, dan gayahidup orang-orang dalam satu kurun waktu tertentu. Sebuah produk dikatakan fashionable, jika produk tersebut memiliki karakteristik sebagai berikut : ① Produk ini dapat mempertinggi image retailer dan traffic konsumen. ② Produk berbeda dengan produk sejenis (dalam hal Style) yang dikeluarkan oleh competitor. ③ Konsumen bersedia meluangkan waktu, uang dan tenaganya untuk memperoleh produk ini. Namun, seorang pemerhati mode melihat produk yang fashionable didasarkan kepada : ① Produk tersebut dapat memberikan kesenangan pada dirinya. ② Produk ini berorientasi pada kehidupan masyarakat di sekitarnya. ③ Produk ini memiliki nilai estetika dan dapat dijadikan sebagai gambaran status social bagi pemakainya. ④ Produk ini memungkinkan pemakaiannya dapat diterima secara terbuka dilingkungannya. ⑤ Produk ini memungkinkan pemakaiannya memperoleh rasa percaya diri yang tinggi. ⑥ Produk ini memungkinkan pemakaiannya dapat menonjolkan diri di lingkungannya. 2) Sistem Pembayaran Barang Fashion Sistem pembayaran barang fashion terhadap supplies dibagi menjadi dua, yaitu : a) Barang Putus Adalah barang yang dibeli dengan system putus, yang artinya segala sesuatu setelah barang tersebut dibeli menjadi resiko si pembeli, kecuali apabila barang yang dibeli tersebut tidak sesuai dengan spesifikasi atau cacat produk. b) Barang Konsinyasi Adalah barang milik supplier yang dititipkan. Barang ini ditempatkan di counter dan dijaga oleh Sales Promotion Girls (SPG). Dan SPG inilah yang bertanggung jawab terhadap barang tersebut dan juga pelayanan terhadap konsumen. OSDA-SMKN9 JAKARTA-PENATAAN PRODUK 128

3) Lingkup Produk Fashion Sedangkan pengelompokan produk fashion secara garis besarnya terdiri atas : a) Pakaian wanita, yang terdiri atas : (1) Lingerie (pakaian dalam) (2) Dresses (pakaian sehari-hari) (3) Evening clothes (pakaian malam) (4) Suits (jaket, blazer, dan rok atau celana stelan) (5) Winter wear (jas, mantel, jaket tebal) (6) Sportwear (pakaian olahraga) (7) Maternity (baju hamil). b) Pakaian pria, yang terdiri atas : (1) Tailored clothing (stelan, jas, jas luar, celana panjang) (2) Furnishing (kemeja, syal, sweater, pakaian dalam, kaos kaki, piyama) (3) Sportwear (casual) (4) Active sportwear (pakaian jogging, pakaian tennis) (5) Work clothes (overall, kemeja kerja, celana pantaloon) 4) Jenis-Jenis Produk Fashion a) Pakaian Pakaian Pakaian Pakaian Anak Pakaian Anak Pakaian Perempuan Bayi Wanita Pria Laki-Laki Stelan Baju dan rok Overall/ Kemeja lengan Stelan Pakaian terusan / dress Kaos dress/ panjang Pakaian tidur Celana terusan panjang Bawahan(Cela katun Pakaian Kemeja lengan Kaos na dan rok) Celana pendek dalam pendek Kemeja Rompi katun Celana Pakaian tidur Celana Kemeja Kun dalam Kaos perempuan, panjang,pendek Overall laki-laki Pakaian dalam Stelan Pakaian Celana olahraga Celana Mantel/sweater Baju tidur Sontok Overall renang, senam panjang,pendek Pakaian renang Sepatu Kaos kaki Celana Kaos oblong, Pakaian panjang, wangki, rajut olahraga Topi pendek Singlet Bayi Kaos Piyama Rompi Jaket Kulot Kemeja batik Jeans Blazser Pakaian dalam Rajut Rompi Overall Pakaian hamil Jas/ blazer Pakaian tidur Rompi Jaket, sweater Kun/rok Batik Celana renang Pakaian Overall muslim Pakaian tidur Blouse Pakaian big size Jaket, sweater Pakaian dalam Jaket, sweater OSDA-SMKN9 JAKARTA-PENATAAN PRODUK 129

b) Perlengkapan Perlengkapan Perlengkapan Perlengkapan Kecil Bayi Makan Bayi Main Bayi Perlengkapan Gigitan Bayi Waslap Dot-botol Baby box Slaber Empeng Baby stroller Selimut Sarung tangan Sikat gigi Baby walker Comforter Sarung kaki Cangkir/mug Sprai set Bedong Feeding set Mainan gantung Bantal set Popok Termos Alas main Kelambu Gurita Penjepit botol Ayunan Baby set Handukset Foot grinder, Bumper pad (penggiling makanan) Kursi makan food maker、 alat Perlak pembuat makanan Kursi mobil Sarung bantal Sapu tangan Milk Hiasan dinding Sendok,garpu Keranjang bayi Sleeping bag Gunting kuku Juicer/alat pembuat jus Gift set Sisir Mainan Tata Lorek Toiletris Aksesoris Kosmetik Tas wanita Tas Pria Minyak talon Aksesoris wanita Dasar tata rias Tas tangan Tas pinggang Minyak kayu Tas pesta wanita Tas fomal pria Aksesoris pria Tat arias putih dekoratif Tas formal Ransel Tempat bedak Dasi Parfum wanita Tas casual pria Tisu Topi Body care Tas casual wanita Hair care Cotton buds Jepit dasi dan manset Pempers Sapu tangan dan Bedak tabor syal bayi Kaos kaki Kacamata Suspender Dompet Ikat pinggang dan kepala ikat pinggang Lighter c) Sepatu Sepatu dewasa Sepatu anak Sepatu anak laki- pria perempuan laki Sepatu dewasa Sepatu formal wanita Sepatu formal Sepatu casual Sepatu formal Sepatu casual Sepatu casual Sepatu formal Sepatu sandal Sandal Sepatu casual Sandal formal Sandal kamar Sandal Sepatu sandal Sandal casual Sepatu olahraga Sandal kamar Sandal formal Sandal kamar Sepatu olahraga Sandal casual Sandalkamar Shoes care Shoes care 5) Ukuran-Ukuran Produk Fashion Pakaian Pakaian Pakaian anak Pakaian bayi Wanita Pria Usia 2-12 bulan Usia 0 – 12 bulan Small (S) :7 Small (S) :14 Small (S) :4 Small (S) :Menurut ukuran bayi Middle (M) : 9 Small Middle (SM) : Middle (M) : 5 Middle (M) : Menurut OSDA-SMKN9 JAKARTA-PENATAAN PRODUK 130

Large (L) : 11 14 1/2 Large (L) : 6 ukuran bayi Middle (M) : 15 Extra Large (XL) : 7 Large (L) : Menurut ukuran bayi Extra Large (XL) : Middle Large (ML) : 13 15 1/2 Triple Large (LLL) Large (L) : 16 : 15 Extra Large (XL) : 16 1・2 Triple Large (LLL) : 17 d) Ukuran sepatu 1.Sepatu wanita dewasa mulai dari ukuran 36 – 40 2.Sepatu pria dewasa mulai dari ukuran 38 – 44 3.Sepatu anak mulai dari ukuran 13 – 35 4.Sepatu bayi dari ukuran 2 – 6 6) Kriteria Pemilihan dan Elemen Desain Fashion Kriteria pemilihan fashion dapat dilakukan melalui : ① Warna a. Warna ini adalah aspek pertama yang direspon oleh calon konsumen dari pakaian atau aksesoris. b. Warna dapat menimbulkan respons emosional, karena konsumen berhubungan secara pribadi dengan warna,bahkan ada yang berhubungan dengan segi kehidupan dan kebudayaan, seperti : 1. Masyarakat yang tinggal di kota dengan yang didesa tidak sama dalam keinginannya terhadap warna. 2. Warna dapat juga dibedakan berdasarkan iklim, hal ini menurut Ginio Stephen Frings, dalam Fashion From Concept to Consumer, diantaranya : a). Warna Merah dan Hijau untuk musim dingin. b). Warna Pastel untuk musim semi. c). Warna Putih untuk musim panas. Warna mempunyai tiga dimensi : Tiga Dimensi Warna No. Dimensi Artinya 1. Hue Adalah istilah yang berkaitan dengan warna itu sendiri yang biasa dikenal sebagai warna merah diantara warna hijau dan biru. 2. Value Adalah istilah warna yang berkaitan dengan kekuatan cahaya dari warna tersebut. Skala nilai warna ditentukan oleh deret putih ke deret hitam. Pencampuran warna putih untuk mencerahkan warna. Pencampuran warna hitam untuk menggelapkan warna. 3. Intensity Adalah istilah yang berhubungan dengan tingkat kecerahan warna sebagai akibat dari perbedaan cerah dan pucatnya warna karena perbedaan komposisi air. OSDA-SMKN9 JAKARTA-PENATAAN PRODUK 131

warna Selain memiliki dimensi, juga memiliki sifat warna, yaitu kesamaan yang ditimbulkan oleh warna tersebut. No. Sifat Sifat Warna Contoh : Artinya 1. Cool Kelompok warna dingin Warna biru bersifat Colours biasanya diasosiasikan menenangkan dengan alam, misalnya Warna pohon, laut, dan langit, hijau bersifat mengesankan kedamaian, ketenangan, sejuk dan sepi. Warna ungu mengesankan mewah, agung dan dramatic. merah 2. Warm Warna yang dapat  Warna Colours menimbulkan kesan mengesankan cinta, hangat atau panas romantisme, bahaya,dan gairah.  Warna kuning mengesankan kecerahan, kegembiraan, persahabatan dan optimisme. 3. Neutrals Warna yang cenderung  Beige senada dengan tidak memancing warna krem. perhatian. Warna ini  Coklat, putih,abu-abu, biasanya dipakai untuk dan hitam. menjembatani warna dalam mengkomposisi kannya. ② Tekstur 1. Merupakan sifat permukaan kain atau aksesoris yang sangat berhubungan dengan penampilan rasa dan kenyamanan. 2. Permukaan kain dapat bersifat licin,polos,kasar atau gelombang. Semuanya dapat mempengaruhi indra penglihatan dan indra peraba. 3. Tekstur berkaitan dengan efek yang ditimbulkan oleh karakteristik serat kain, struktur tenun, anyaman kain, rajut, serta efek dari teknologi penyempurnaannya, efek ini misalnya sablon, border, quilt, pencelupan dll. ③ Style atau Gaya Adalah karakter atau cirri-ciri khusus yang membedakan satu produk fashion dengan produk yang lainnya dan mempengaruhi opini konsumen tentang suatu gaya yang sedang popular. Elemen-elemennya terdiri atas : a). Garis OSDA-SMKN9 JAKARTA-PENATAAN PRODUK 132

terdiri atas garis luar lengkap dengan komposisi vertical, horizontal, dan diagonal,misalnya :  Ukuran panjang (length) dari rok,yaitu siluet, ankle,knee, dan mini.  Potongan (cut) dari rok, yaitu accordion-plate dan bias. b). Bentuk / shape / silhouette (siluet) Garis yang berfungsi untukmenciptakan bentuk dengan tujuan melukiskan outline dari desain pakaian secara keseluruhan sebagai penyampaian kesan yang paling utama, contoh :  Siluet alamiah, yaitu mengikuti bentuk tubuh (wanita).  Siluet gaya maskulin, yaitu pemakaian bahan yang kokoh. c). Detail Sentuhan akhir yang diterapkan olehdesainer terhadap pakaian ciptaannya untukmenimbulkan kesan keseimbangan, harmoni dll. Misalnya :  Border  Renda  Kancing  Keliman  Resleting d). Pemilihan praktis produk fashion Pertimbangan utama bagi pembeli adalah harga. Terutama kondisi dan penampilan sebuah produk fashion akan dihubungkan dengan harga yang dicantumkan. e). Pengepasan dan kamar pas (fit and fitting room) adalah mencoba dalam memilih produk fashion karena ukuran tidak menjamin kenyamanan saat dikenakan (dalam aspek secara keseluruhan). f). Kepantasan (appropriateness) hal ini dianggap penting jika dikaitkan dengan tujuan khusus penawaran produk fashion yang sesuai dengan gaya hidup konsumen. g). Merek (brand) adalah sebuah cara untuk mengidentifikasikan sebuah produk. Hal ini disebabkan beberapa konsumen mendasarkan penilaian produk atas merek (karena pengaruh iklan). h). Ketahanan dan perawatan bahan atau kain Hal ini sangat diutamakan karena konsumen tidak perlu lagi mengeluarkan biaya untuk perawatan. OSDA-SMKN9 JAKARTA-PENATAAN PRODUK 133

i) Kerapian dapat dilihat dari kualiatas konstruksi jahitan dan finishing-nya. 7) Jenis-Jenis Kain Semua jenis kain dibuat dari serat kain,yang pengklasifikasiannya adalah sebagai berikut : a. Serat alam, yang terdiri atas 1. Serat selulosa, berasal dari tumbuhan. Bahan yang diambil untuk serat selulosa,yaitu : a). batang : serat linen dan rami b). buah : serat sabut kelapa c). daun : serat abaka dan sisal d). biji : kapas dan kapuk 2. Serat protein berasal dari hewan. Bahan yang diambil yaitu : a). stapel : wol, alpaca, dan kasmir b). filamen : sutra 3. Serat mineral, bahan yang diambil dari serat ini adalah asbes. b. Serat buatan, terdiri atas : 1. Serat setengah buatan, yaitu : a). rayon : viskosa b). protein : kasein c). mineral : serat logam, gelas, dan karbon 2. Serat sintetis, yaitu : a). poliamida : nilon b). polyester : tetoron dan dakron c). poliuretan : spandex 8) Sifat – Sifat Serat Kain Penjelasannya No. Sifat Serat Kain Kemampuan serat menahan tarikan dan regangan yang 1. Kekuatan dinyatakan dengan istilah kekuatan tarik kain. Kemampuan serat untuk kembali ke panjang semula 2. Mulur dan setelah mengalami tarikan. Elastisitas Hampir semua serat menyerap uapair sampai batas tertentu. Jumlah uap air yang diserap oleh serat 3. Daya Serap berbeda, tergantung pada kelembapan, suhu, udara, dan jenis seratnya. 4. Keliatan Ukuran yang menunjukkan kemampuan suatu beban. 5. Kekuatan Daya tahan terhadap perubahan bentuk, untuk kain dinyatakan sebagai perbandingan antara kekuatan pada 6. Ketahanan saat putus dan mulur. kimia Ketahanan kain terhadap zat kimia tertentu. OSDA-SMKN9 JAKARTA-PENATAAN PRODUK 134

9) Pemeliharaan Pakaian Jadi Pakaian jadi merupakan produk tekstil yang dalam hal pemeliharaannya mengenal beberapa istilah, symbol atau gabungan antara keduanya. Ada beberapa system label pemeliharaan pakaian jadi yang banyak digunakan, yaitu : a). Label pemeliharaan system Amerika Machine Wash, Do Not Bleach, Tumble Dry, Do Not Iron, Professionally Dry Clean Petroleum Artinya adalah : “ Pakaian dicuci dengan mesin pada suhu sembarang, tidak boleh dikelantang, pengeringan menggunakan pengering putar pada suhu sembarang, jangan disetrika, pencucian kering hanya aman dilakukan dengan pelarut petroleum “. b). Label Pemeliharaan Sistem Kanada 50% Cotton 50% Polyester Ce 50 C0 C 150 C ee Artinya adalah : Kain terbuat dari campuran bahan (serat) kapas 50 % dan Poliester 50 %. Pencucian dengan mesin cuci pada suhu maksimal 50 derajat celcius pada kondisi normal. Boleh menggunakan zat pengelantang klor. Pengeringan menggunakan pengering putar pada suhu medium-tinggi dan setelah kering pakaian harus segera diambil,jangan sampai terjadi pengeringan berlebihan. Penyetrikaan pada suhu medium,tidak lebih dari 150 derajat Celcius. Boleh dicuci kering dengan sembarang pelarut. c) Label pemeliharaan system Eropa,dan Inggris sama dengan Kanada, namun Inggris dan Kanada lebih rinci, dimana pada system Kanada digunakan juga warna-warna, seperti hijau dan merah untuk mempertegas instruksi. d) Label pemeliharaan system Indonesia, sama dengan inggris, hanya ditambah dengan instruksi tertulis untuk perlakuan khusus. e) Label pemeliharaan system Jepang,agak berbeda untuk jenis pemeliharaan yang sama. Single Color 30C 70% Acrylic 30%Polyester sweater OSDA-SMKN9 JAKARTA-PENATAAN PRODUK 135

Artinya adalah :  Kain terbuat dari campuran bahan (serat) aklirik 70% dan polyester 30 %  Pencucian pada suhu maksimal 30 derajat Celcius menggunakan detergen netral.  Penyetrikaan boleh pada suhu tinggi dengan diberi lapisan kain.  Boleh dicuci kering dengan sembarang pelarut.  Jangan diperas.  Kelompok Barang/Produk Fresh 1) Pengertian Departemen Fresh Pada umumnya Produk/Barang Fresh dikelola oleh departemen Fresh. Sedangkan Departemen Fresh itu sendiri adalah salah satu bagian dari supermarket yang menyediakan produk berupa bahan makanan yang masih segar maupun yang sudah diolah dan memerlukan kondisi khusus, serta memiliki masa kadaluarsa yang relative singkat. Karena masa kadaluarsanya yang relative singkat, maka semua produk fresh harus benar-benar dijaga dengan baik. 2) Produk-Produk Fresh Meliputi : 1. Vegetable (Sayuran) Sayur-mayur meliputi : a. sayuran daun b. sayuran buah dan bunga c. sayuran umbi dan akar d. sayuran beku e. jamur 2. Fresh Fruit (Buah) Buah meliputi : a. buah local,yaitu : buah-buahan dari dalam negeri, contoh : jeruk bali, salak yogja, durian medan, dll b. buah impor, yaitu buah-buah yang berasal dari luar negeri, contoh : kurma, apel, pear, mangga Thailand,dll. 3. Fresh Meat (Daging) Produk fresh ini memiliki masa kadaluarsa yang sangat singkat apabila tidak diolah atau dibekukan. Produkini meliputi : a. daging ayam b. daging sapi c. ikan d. decatessen 4. Dairy Product OSDA-SMKN9 JAKARTA-PENATAAN PRODUK 136

Merupakan produk susu dan produk yang berasal dari pengolahan susu. Dairy terdiri atas : a. Dairy local, contoh : susu mentah termasuk Susu Cap Kuda Liar Sumbawa. b. Dairy internasional, Contoh : yoghurt, butter, keju, dll. 5. Frozen Merupakan barang-barang yang dibekukan Contoh : a. daging yang masih segar atau baru dating dari supplier, b. sayuran yang masih segar, c. chicken nugget, d. ice cream, dll.  Kelompok Produk Kosmetik Kosmetik dikenal manusia berabad-abad yang lalu. Pada abada ke-19, pemakain kosmetik mulai mendapat perhatian, yaitu selain kecantikan juga untuk kesehatan. Perkembangan ilmu kosmetik serta industrinya baru dimulai secara besar-besaran pada abad ke-20. Kosmetik termasuk dalam bagian dunia usaha. Bahkan sekarang teknologi kosmetik begitu maju dan merupakan paduan antara kosmetik dan obat atau yang disebut kosmetik medic. Sejak zaman dahulu, ilmu kedokteran telah turut berperan dalam dunia kosmetik dan kosmetologi. Data dari hasil penelitian antropologi, arkeologi, dan etnologi di Mesir dan India membuktikan pemakaian ramuan seperti bahan pengawetmayat dan salep- salep aromatic, yang dapat dianggap sebagai bentuk awal kosmetik yang dikenal sekarang ini. Penemuan tersebut menunjukan telah berkembangnya keahlian khusus dibidang kosmetik pada masa lalu. Istilah kosmetik telah dipakai oleh banyak kelompok profesi yang berbeda, sehingga pengertian kosmetik itu sendiri menjadi begitu luas dan tidak jelas. Istilah kosmetologi sudah digunakan sejak tahun 1940 di Inggris, Prancis, dan Jerman. Istilah itu tidak sama artinya bagi profesi yang menggunakannya. Kosmetologi (jellinek,1970) diartikan sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari hukum-hukum kimia, fisika, biologi maupun mikrobiologi tentang pembuatan, penyimpanan, dan penggunaan (aplikasi) kosmetik. Selanjutnya, Mitsui (1997) menyebut kosmetologi sebagai ilmu kosmetik (Cosmetic Science) yang baru, yang lebih mendalam, dan menyeluruh. OSDA-SMKN9 JAKARTA-PENATAAN PRODUK 137

a. Pengertian Kosmetik Sediaan / paduan bahan yang siap digunakkan pada bagian luar badan (epidermis, rambut, kuku, dan bibir) , gigi dan rongga mulut untuk membersihkan, menambah daya tarik, penampilan, melinungi supaya dalam keadaan baik, memperbaiki bau badan tetapi tidak dimaksudkan untuk mengobati atau menyembuhkan penyakit (SK MENKES no 140/1991). b. Tujuan Kosmetik  Dahulu Melindungi tubuh dari alam (panas sinar matahari, terbakar, dingin, kekeringan, iritasi,). Tujuan religius : Bau dari kayu tertentu, misal; cendana dapat mengusir.  Sekarang Personal hygine, meningkatkan daya tarik-make up, meningkatkan kepercayaan diri dan ketenangan, melindungi organ tubuh dari sunar UV yang merusak, polutan dan faktor lingkungan lain, dan menghindari penuaan. c. Karakteristik Mutu Kosmetik Safety : tidak ada iritasi kulit, semsitivitas kulit, toksisitas oral, bercampur dengan bahan lain, tidak berbahaya. Stability : stabil terhadap perubahan mutu, warna, bau, kontaminasi bakteri. Efficacy : efek melembabkan, melindungi terhadap UV, membersihka, mewarnai. Usability : felling (sensibility, moisturizing, smoothness), kemudahan menggunakkan (bentuk, ukuran, bobot, komposisi, penampilan, portability), preference (bau, warna, design). d. Contoh Industry Kosmetik PT. Unilever PT. Kao PT. Vitapharm PT. L’oreal e. Penggolongan Kosmetik  Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI, kosmetik dibagi menjadi 13 kelompok: 1. Preparat untuk bayi, misalnya minyak bayi, bedak bayi, dll. 2. Preparat untuk mandi, misalnya sabun mandi, bath capsule, dll. 3. Preparat untuk mata, misalnya mascara, eyes-shadow, dll 4. Preparat wangi-wangian, misalnya parfum, toilet water, dll 5. Preparat untuk rambut, misalnya cat rambut, hair spray, dll OSDA-SMKN9 JAKARTA-PENATAAN PRODUK 138

6. Preparat pewarna rambut, misalnya pewarna rambut, dll 7. Preparat make-up (kecuali mata), misalnya bedak, lipstick, dll 8. Preparat untuk kebersihan mulut, misalnya pasta gigi, mountwashes,dll 9. Preparat untuk kebersihan badan, misalnya deodorant, dll 10. Preparat kuku, misalnya cat kuku, losion kuku, dll 11. Preparat perawatan kulit, misalnya pembersih pelembab, pelindung, dll 12. Preparat cukur, misalnya sabun cukur, dll 13. Preparat untuk suntan dan sunscreen, misalnya sunscreenfoundation,dll  Penggolongan menurut sifat dan cara pembuatan 1. Kosmetik modern, diramu dari bahan kimia dan diolah secara modern (termasuk didalamnya cosmedics) 2. Kosmetik tradisional: a. Betul-betul tradisional, misalnya mangir, lulur, yang dibuat dari bahan alam dan diolah menurut resep dan cara yang turun- temurun. b. Semi tradisional, diolah secara modern dan diberi bahan pengawet agar tahan lama. c. Hanya namanya yang tradisional, tanpa komponen yang benar- benar tradisional dan diberi zat warna yang menyerupai bahan tradisional  Penggolongan menurut penggunaanya pada kulit 1. Kosmetik perawatan kulit (skin-care cosmetics). Jenis ini perlu untuk merawat kebersihan dan kesehatan kulit, termasuk didalamnya: a. Kosmetik untuk membersihkan kulit (cleanser): sabun, cleansing cream, cleansing milk, dan penyegar kulit (freshener). b. Kosmetik untuk melembabkan kulit (moisturizer), misalnya moisturizring cream, night cream, anti wrinkle cream. c. Kosmetik pelindung kulit, misalnya sunscreen foundation, sun block cream/lotion d. Kosmetik untuk menipiskan atau mengampelas kulit (peeling), misalnya scrub cream yang berisi butiran-butiran halus yang berfungsi sebagai pengampelas (abrasiver) 2. Kosmetik riasan (dekoratif atau make-up) Jenis ini diperlukan untuk merias dan menutup cacat pada kulit sehingga menghasilkan penampilan yang lebih menarik serta menimbulkan efek psikologis yang baik, seperti percaya diri (self confidence). Dalam kosmetik riasan, peran zat warna dan zat pewangi sangat besar OSDA-SMKN9 JAKARTA-PENATAAN PRODUK 139

4. Klasifikasi Jasa Jasa dapat diklasifikasikan berdasarkan berbagai kriteria, yaitu: 1. Berdasarkan sifat tindakan jasa Jasa dikelompokkan ke dalam sebuah matriks yang terdiri atas dua sumbu, di mana sumbu vertikalnya menunjukkan sifat tindakan jasa (tangible actions dan intangible actions), sedangkan sumbu horisontalnya adalah penerima jasa (manusia dan benda). 2. Berdasarkan hubungan dengan pelanggan Jasa dikelompokkan ke dalam sebuah matriks yang terdiri atas dua sumbu, di mana sumbu vertikalnya menunjukkan tipe hubungan antara perusahaan jasa dan pelanggannya (hubungan keanggotaan dan tak ada hubungan formal), sedangkan sumbu horisontalnya adalah sifat penyampaian jasa (penyampaian secara berkesinambungan dan penyampaian diskret). 3. Berdasarkan tingkat customization dan judgment dalam penyampaian jasa Jasa dikelompokkan ke dalam sebuah matriks yang terdiri atas dua sumbu, di mana sumbu vertikalnya menunjukkan tingkat customization karakteristik jasa (tinggi dan rendah), sedangkan sumbu horisontalnya adalah tingkat judgment yang diterapkan oleh contact personnel dalam memenuhi kebutuhan pelanggan industrial (tinggi dan rendah). 4. Berdasarkan sifat permintaan dan penawaran jasa Jasa dikelompokkan ke dalam sebuah matriks yang terdiri atas dua sumbu, di mana sumbu vertikalnya menunjukkan sejauh mana penawaran jasa menghadapi masalah sehubungan dengan terjadinya permintaan puncak (permintaan puncak dapat dipenuhi tanpa penundaan berarti dan permintaan puncak biasanya melampaui penawaran), sedangkan sumbu horisontalnya adalah tingkat fluktuasi permintaan sepanjang waktu (tinggi dan rendah). 5. Berdasarkan metode penyampaian jasa Jasa dikelompokkan ke dalam sebuah matriks yang terdiri atas dua sumbu, di mana sumbu vertikalnya menunjukkan sifat interaksi antara pelanggan dan perusahaan jasa (pelanggan mendatangi perusahaan jasa, perusahaan jasa mendatangi pelanggan, serta pelanggan, dan perusahaan jasa melakukan transaksi melalui surat atau media elektronik. 5. Pengklasifikasian/Pengelompokan Barang a. Arti Klasifikasi Barang Salah satu pengetahuan dasar ilmu menjual yang harus dikuasai penjual adalah ilmu mengenal barang. Seorang penjual harus mengetahui berbagai jenis barang yang dijualnya. Dengan mengetahui jenis-jenis barang dagangan dapat dengan mudah untuk mengklasifikasi barang dagangannya. OSDA-SMKN9 JAKARTA-PENATAAN PRODUK 140

Tujuan utama dari pengelompokkan dan pengklasifikasian produk (barang) adalah untuk memudahkan pengelolaannya. Bagi pihak produsen atau penjual, pengklasifiakasian barang akan memudahkan dalam hal: – Penyimpanan di gudang – Penataan di ruang pajang – Pengambilan dari gudang atau tempat pemajangan – Pengawasan dan pemeliharaan Bagi pihak pembeli, pengklasifikasian barang akan memudahkan untuk memilih atau menyebutkan pesanan. Pengelompokan dan pengklasifikasian barang pada suatu toko (store) disebut juga merchant atau point of sale (POS) biasanya disusun sebagai berikut: Merek produk atau pabrik Jenis produk Spesifikasi teknis produk Kualitas produk Warna produk Barang kebutuhan konsumen jumlahnya banyak dan beraneka ragam jenisnya, di sisi lain konsumen menginginkan kemudahan untuk memperoleh kebutuhannya. Oleh karena itu, untuk memberikan kemudahan kepada konsumen barang dagangan di toko harus diklasifikasi menurut jenisnya dan spesifikasinya. Selain diklasifikasi menurut jenisnya, barang dagangan punharus dipisahkan berdasarkan mutunya (kualitas), karena setiap jenis barang walaupun bentuk dan rupanya sama belum tentu sama kualitasnya. Kualitas barang akan tergantung kepada factor bahan baku dan teknis pada saat proses produksi. Klasifikasi asal katanya “Classification” dengan kata dasar „Classify‟, yang artinya “mengatur” atau “menjenis”. Clasification berarti mengelompokkan ke dalam jenisnya. Mengklasifikasi barang dagangan berarti kegiatan mengelompokkan barang dagangan ke dalam atau sesuai dengan jenisnya masing-masing dan ditata sedemikian rupa sehingga memberikan kemudahan kepada setiap yang memerlukannya. Kegiatan mengklasifikasi barang dagangan pada umumnya banyak dilakukan oleh toko-toko atau pedagang eceran yang menjual berbagai macam barang dagangan, seperti departement store, toko serba ada, pasar swalayan. OSDA-SMKN9 JAKARTA-PENATAAN PRODUK 141

Seperti telah dijelaskan di atas, di departement store atau pedagang eceran besar, pengelolaan barang ditangani oleh bagian khusus, yaitu Merchandising. Kegiatan sehari-harinya meliputi : menganalisa, merencanakan, melaksanakan dan mengendalikan barang dagangan dengan memperhatikan hal-hal seperti ; tepat tempat, tepat kualitas, tepat kuantitas, tepat harga, dan tepat waktu untuk memberikan kepuasan kepada konsumen. Merchandising dalam kegiatan sehari-hari dibantu toko atau manajer floor (toko). Bagian toko tugasnya menata dan menempatkan barang secara fisik sesuai klasifikasinya. Sedangkan tugas dari merchandiser (sebutan yang bertugas sebagai merchandising) adalah seperti tertera di bawah ini: Tugas dan Tanggungjawab Merchandiser 1. Bertangungjawab terhadap kelengkapan barang yang dipajang 2. Menjaga kebersihan rak/gondola serta barang-barang yang dipajang 3. Menghindari kekosongan barang yang dipajang 4. Member label pada semua barang yang ada di pajangan baik label maupun label barang 5. Untuk barang yang kosong, harus mencetak label rak “maaf barang kosong” dan temple pada rak barang tersebut walaupun rak tersebut diisi barang lain. Apabila seorang merchandiser harus mengisi rak/gondola atau melakukan display barang maka harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1. Mencatat item dan jumlah barang yang akan diambil dari gudang untuk pengisian gondola/rak 2. Mengumpulkan barang yang akan diambil untuk dipajang dalam troli dan dibawa ke ruangan display 3. Mengeluarkan barang dari kardus dan memajang barang, kardus pembungkus dirapikan/dilipat dan dibawa keluar 4. Jika barang di rak/shelving kosong sedang stocknya minim, maka yang harus dilakukan: a. Mengisi barang dari floor display/end gondola b. Memajukan barang ke depan aar terlihat penuh c. Apabila barang di rak kosong, baik di rak shelving atau di gudang, maka: 1) Rak/gondola diisi dengan barang dari atas atau bawahnya 2) Rak/gondola diisi dengan item barang dari kanan atau kirinya. Apabila barang di rak/gondola kosong, sedangkan rak tersebut telah disewa oleh supplier maka rak tersebut diisi dengan barang lain dari supplier yang sama, selama barang tersebut tidak mengkontaminasi barang lain yang ada di rak tersebut. OSDA-SMKN9 JAKARTA-PENATAAN PRODUK 142

Dalam mendisplay barang petugas merchandiser harus mengikuti ketentuan sebagai berikut: a. Vertical blocking, yaitu semua shelving di blok untuk satu jenis barang/produk. b. Berdasarkan kesamaan rasa atau fungsi, misalnya susu kalsium dikelompokkan dengan susu kalsium dengan merek berbeda dan seterusnya c. Market leader challenger d. Produk untuk dikonsumsi anak-anak diletakkan di bawah e. Produk yang menguntungkan diletakkan pada area pandangan mata (eye level) f. Produk yang harganya mahal diletakkan di sebelah kanan g. Produk baru diletakkan di eye level h. Produk ukuran besar diletakkan di bawah i. Produk yang dikemas (banded) diletakkan di bawah j. Mengubah/mengganti display untuk meningkatkan penjualan k. Untuk barang hemat didisplay di floor display Tugas merchandiser bertanggungjawab terhadap barang-barang yang di display. Untuk itu seorang merchandiser harus: 1. Membersihkan setiap hari rak/gondola dari atas ke bawah sampai ke kolong rak/gondola, tujuannya untuk membuat display tetap bersih dan sehat. 2. Merapikan kembali barang pajangan dan mengambil barang yang rusak/expired/rusak kemasannya. Sedangkan, tugas bagian receiving adalah sebagai berikut: 1. Mencocokkan faktur dan PO (purchase order), yang dicocokkan adalah: a. Nama toko yang tertera di faktur b. Jumlah barang jika barang yang dating kurang, maka harus diberi catatan di faktur dan jika barang lebih ditolak 2. Mengecek kembali/menghitung jumlah barang yang ada dengan faktur 3. Member tanggal pada karton/kardus sesuai dengan tanggal penerimaan barang. Hal ini untuk memudahkan petugas merchandiser saat mengeluarkan barang dagangan dari gudang, mana yang lebih dahulu harus didisplay dengan system FIFO (first in first out) artinya barang yang pertama masuk juga yang pertama dikeluarkan dari gudang. 4. Menyimpan barang di gudang sesuai dengan klasifikasinya. Dari uraian di atas dapat terlihat bahwa seorang merchandiser atau receiver harus menguasai kompetensi sebagai berikut: 1. Mengklasifikasikan barang sekaligus harus memiliki product knowledge serta mengenal barang dari berbagai supplier/distributor OSDA-SMKN9 JAKARTA-PENATAAN PRODUK 143

2. Membuat label harga dengan menggunakan computer, pada pembuatan label hanya dapat dilakukan oleh penganggungjawab bagian toko/perusahaan 3. Menata barang dagangan 4. Berkomunikasi dengan kolega dan pelanggan. Dibagian Merchandising, kegiatan pengelompokkan barang dagangan menjadi kegiatan rutin dan alur barang dengan sendirinya akan terklasifikasi karena telah ditunjuk bagian/unit yang harus menangani barang sesuai klasifikasi barang. Apalagi jika departement store tersebut telah dibagi counter pada setiap lantai, setiap counter menjadi satu jenis kelompok barang kebutuhan, misalnya : - tingkat 1 : Alat – alat kometika - tingkat 2 : Kebutuhan pria - tingkat 3 : Kebutuhan wanita - tingkat 4 : Industri kerajinan - tingkat 5 : Alat – alat elektronika Pengelompokan barang dalam golongan tertentu dapat dilakukan dalam penggolongan yang didasarkan pada :  Mutu atau kualitas barang  Kualitas barang No. 1  Kualitas barang No. 2  Kualitas barang No. 3  Menurut cara pemakaiannya  Barang substitusi  Barang komplementer  Menurut jumlahnya  Barang bebas  Barang ekonomis  Masa penyimpanan/kegunaan barang dagangan  Barang yang tahan lama  Barang yang tidak tahan lama  Menurut jenis/bentuk barang  Barang cair  Barang serbuk  Barang padat  Barang yang mudah pecah  Barang yang tidak mudah pecah  Barang menurut sifatnya  Barang nyata  Barang abstrak OSDA-SMKN9 JAKARTA-PENATAAN PRODUK 144

 Menurut kegunaannya  Barang pokok  Barang pembantu/pelengkap  Barang-barang mewah b. Pemberian Kode Barang Langkah selanjutnya setelah barang dikelompokkan, maka agar mudah dalam pengecekan dan pembukuan, setiap jenis barang hendaknya diberi kode. Cara memberi kode barang dapat menggunakan huruf atau angka. 1) Contoh kode barang dengan menggunakan huruf : A. Keperluan peralatan rumah tangga B. Keperluan peralatan dapur C. Alat pembersih rumah D. Alat perlengkapan toilet E. Keperluan bayi F. Kosmetika, dan seterusnya. 2) Contoh kode barang dengan menggunakan angka : 1. Alat keperluan rumah tangga 2. Peralatan keperluan dapur 3. Alat pembersih rumah 4. Perlengkapan toilet 5. Alat keperluan bayi 6. Kosmetika 3) Contoh kode barang dengan menggunakan angka dan huruf : A. 1. Tempat tidur B. 2. Meja rias C. 3. Lemari pakaian D. 4. Meja dan kursi makan E. 5. Lemari makan, dan seterusnya. Contoh kode barang untuk beberapa jenis barang : 1. Keperluan peralatan rumah tangga 1.1. Meja rias 1.2. Tempat tidur 1.3. Lemari pakaian 1.4. Meja dan kursi makan 1.5. Lemari makan Catatan : Angka dapat digunakan sampai beberapa digits, tergantung pada banyaknya jenis barang yang diperdagangkan. OSDA-SMKN9 JAKARTA-PENATAAN PRODUK 145

STRUKTUR ORGANISASI DIVISI MERCHANDISING DEPARTEMENT STORE Kepala Divisi Mer 100 Perencanaan Merchand8is0ing Pengembangan Merchandising 60 East 40 West North 20 0Deputy Merchandising 1st Qtr 2nd Qtr 3rd Qtr 4th Qtr 100 Koordinator 80 Fashion 60 40 East Bagian 20 WeAstdministrasi 0 1st Qtr 2nd Qtr 3rd Qtr 4th Qtr North Bagian Gudang chandising Buyer Lantai 1 Buyer Lantai 2 Buyer Lantai 3 Buyer Lantai 4 Buyer Lantai 5 1.Dept. 4.Dept. 7.Dept.Perak, 10.Dept.Kemeja Kosmetika Remaja, Anak Kuningan dan Batik dan 13.Dept.Hobb 2.Dept. Bahan y, Kemeja & & Bayi Kulit Keb. Pria 5.Dept.Wanita 8.Dept.Kerajinan 11.Dept.Batik Rekreasi & 3.Dept. Keb. Wanita Peralatannya &Under Wear Patung&Kulit Wanita 6.Dept. Muslim 9.Dept.Anyaman 12.Dept.Batik& 14.Dept. Alat RT Koper & Industri &Keramik Dan Mainan c. Langkah – langkah Klasifikasi Barang Jika kita pelajari struktur organisasi di atas, terpikirkan oleh kita bahwa dalam melakukan klasifikasi barang dagangan di suatu department store melalui suatu proses yang cukup rumit dan melalui tahapan sebagai berikut : OSDA-SMKN9 JAKARTA-PENATAAN PRODUK 146

a. Biasanya barang dagangan di department store dikirim secara periodic oleh pemasok (Suplier) berdasarkan rencana pengadaan barang yang diajukan oleh kepala merchandising. Dan selanjutnya dibuat data barang berdasarkan golongan barang yang ada di department store/counter toko. Misalnya : Kode Kelompok Departemen Departemen (Kelompok Barang) 01 Departemen kosmetik 02 Departemen kemeja, dan kebutuhan pria 03 Departemen kebutuhan wanita 07 Departemen kebutuhan remaja, anak dan bayi 08 Departemen pakaian wanita dan under wear 09 Departemen muslim dan tekstil 12 Departemen barang perak, kuningan dan kulit 13 Departemen barng kerajinan patung dan tenun 14 Departemen anyaman dan keramik 17 Departemen kemeja batik dan bahan potongan 18 Departemen batik wanita 19 Departemen batik anak dan kebutuhan rumah tangga 22 Departemen hobby, rekreasi dan peralatannya 23 Departemen koper dan tas Dan biasanya bagi department store yang memiliki gedung bertingkat, golongan barang tersebut dijadikan dasar dalam pembagian lantai. b. Berdasarkan data kelompok barang, selanjutnya pengelompokkan barang sesuai dengan jenisnya masing-masing dan di department store jenis barang ini didasarkan kepada pembagian nama counter (bagian penjualan di toko), misalnya: Kode Kelompok Departement Kode Jenis Counter Departement (Kelompok Barang) Counter (Jenis Barang) Kemeja 02 Departement Kemeja, dan 05 Kebutuhan Pria Kebutuhan Pria 06 T. Shirt 07 Under wear 08 07 Departement Kebutuhan Pakaian Anak Remaja, Anak dan Bayi 18 wanita 19 Pakaian anak 20 laki-laki 21 Kebutuhan Bayi Young Fashion OSDA-SMKN9 JAKARTA-PENATAAN PRODUK 147

c. Dari pembagian macam-macam barang (counter) dilasifikasikan berdasarkan spesifikasi barang yang dijual discounter masing-masing. Kode Kel. Departement Kode Jenis Counter Kode Spesifikasi Dept. (Kel. Barang) Counter (Jenis Brg) Barang Barang 02 Departemen 05 Kemeja 203 Kemeja Kemeja, dan Panjang Kebutuhan Pria 06 Kebutuhan 101 Kemeja Pria Pendek 204 Dasi Parfum Saputangan 07 T.Shirt 207 T.Shirt Panjang T.Shirt Pendek 08 Under Wear 728 Singlet Celana Dalam 07 Departemen 18 Pakaian 917 Rok Kebutuhan Remaja, Anak dan Anak Wanita Kaos Bayi Under Wear 19 Pakaian 027 Kemeja Anak Laki- Kaos laki Under wear 20 Kebutuhan 817 Popok Bayi Talk Botol Susu Selimut 21 Young Jaket Fashion Sweater d. Barang tersebut ditata di counter masing-masing berdasarkan ukuran, warna, kualitas, merek, model dan harga. Setiap Barang diberi tanda/kode telah ditentukan oleh departemen yang bersangkutan dan masing-masing barang mempunyai kode yang berbeda untuk memudahkan pemeriksaan. Dalam satu barang terdapat kode yang terdiri dari, misalnya : 02.05.203 berarti 02 = Kode departemen 05 = Kode counter 203 = Kode jenis barang OSDA-SMKN9 JAKARTA-PENATAAN PRODUK 148

Selain kode-kode tersebut dapat pula ditambahkan kode pemasok barang (supplier). Pramuniaga cukup menulis kode barang, pihak-pihak terkait seperti kasir sudah dapat mengetahui jenis barang yang dijual. Apalagi kode tersebut telah diprogramkan ke dalam cash register, kasir cukup menekan kode tersebut maka secara otomatis cash register dapat membacanya. Di department store biasanya daftar rincian klasifikasi barang dibuat hanya mengklasifikasi kelompok barang dan jenis barangnya saja, karena setiap counter telah memahami tugas masing-masing dan mengetahui barang dagangan yang menjadi wewenangnya. Daftar rincian biasanya dibuat seperti di bawah ini : No. Nama Departemen Kode Kode Jenis Barang Counter Barang I Lantai 1 : Kosmetik Pria Departemen Kosmetik 01 307 Kosmetik (01) 02 308 Wanita 03 309 Kosmetik Dept. Kemeja & keb. Pria 04 102 Dewasa (02) Kosmetik 05 203 Remaja Dept. Kebutuhan Wanita 06 101 Kemeja (03) 07 205 Kebutuhan Pria 08 204 T. Shirt II Lanatai 2 : 09 410 Under Wear Dept. Remaja, Anak dan 10 411 Kebutuhan Bayi 11 206 Wanita (07) Tas Wanita dan 18 718 Kado Dept. Pakaian Wanita & Un 19 719 Young Fashion der Wear 20 720 Pakaian Anak (08) 21 718 Wanita Pakaian Anak Dept. Muslim & Tekstil 22 822 Laki-laki (09) 23 823 Keperluan Bati 24 824 Young Fashion III Lantai 3 : Pakaian Wanita Dept. Perak, Kuningan, 25 616 Perlengkapan Kulit 26 926 Wanita Under Wear 34 555 Perlengkapan 35 556 Muslim 36 557 Tekstil Perak Kuningan Kulit OSDA-SMKN9 JAKARTA-PENATAAN PRODUK 149

(10) 37 655 Patung dan Dept. Kerajinan Patung, 38 656 Kayu Tenun (11) Tenun 9. Dept. Anyaman dan 39 755 Anyaman Keramik 40 756 Keramik (12) 41 758 Hiasan dalam IV Lantai 4 : 48 Rumah Dept. Kemeja Batik, Bahan 49 810 Kemeja Batik (17) 840 Bahan Batik Dept. Batik Wanita 50 (18) 51 830 Batik Wanita 840 Rok and Blouse Dept. Batik Anak & Keb. 52 850 Batik Rumah Tangga 53 910 Kebutuhan (19) rumah Tangga V Lantai 5 : 58 920 Peralatan dan dept. Hobby, Rekreasi dan 59 930 pertukangan Peralatannya Hobby dan (22) Rekreasi Dept. Koper dan mainan 61 940 Tas dan Koper (23) 63 950 Perlengkapan Mainan d. Warna dan Merek Barang / Produk Salah satu pengetahuan dasar klasifikasi barang adalah pengenalan komposisi warna. Hal ini diperlukan karena kadang-kadang produsen menggunakan symbol warna untuk membedakan kualitas dan merek dagangannya dengan barang produsen lain. Seorang penjual dituntut untuk mengenal berbagai komposisi warna guna memudahkan dalam klasifikasi barang yang akan ditata dalam toko. 1) Peranan Warna Dalam Klasifikasi Barang Peranan warna dalam desain saat ini semakin meningkat, ini dibuktikan dengan lahirnya beraneka ragam warna yang digunakan berbagai produk. Namun warna semata tidak menjadikan barang menarik kecuali dipadukan secara serasi dengan jenis barang, bentuk dan pemakainya. Warna yang dinilai tepat dan serasi dengan produk, jika dapat mempengaruhi omzet penjualan, sebaliknya warna yang keliru berdampak menurunnya penjualan, bahkan mungkin tidak akan laku. Dengan lahirnya anwka ragam warna produk memberikan pilihan OSDA-SMKN9 JAKARTA-PENATAAN PRODUK 150

bagi calon pembeli dan memotivasi untuk melakukan pembelian lebih dari satu produk dengan lebih dari satu warna. Penjual harus berhati-hati dalam menyediakan warna-warna produk yang dijualnya termasuk dalam memilih kombinasinya. Kombinasi warna terlalu banyak dalam suatu barang terkadang tidak disukai karena terlalu bervariasi. Produk lebih menarik dengan variasi warna yang relative sedikit tetapi desain dan fashion yang modis daripada kombinasi warna yang beraneka ragam. Pemajangan menurut warna adalah untuk pemajangan barang sejenis dengan ukuran dan bentuk yang sama bila dipajang berdekatan hendaknya memperhitungkan kombinasi warna dari barang-barang tersebut, sehingga tampak lebih menarik. Kombinasi warna yang paling dianjurkan adalah kombinasi warna pelangi. Warna asli dilihat melalui spectroscope (prisma), akan terbagi menjadi enam warna dengan panjang gelombang yang berbeda-beda, warna itu terdiri dari 1. Merah 4. Orange 2. Kuning 5. Hijau 3. Biru 6. Purple / Ungu Warna merah, kuning dan biru dinamakan warna primer, yang dimaksud dengan warna primer adalah warna dasar, dengan mencampurkan warna ini akan dihasilkan berbagai warna. Sedangkan warna orange, hijau dan purple/ungu disebut warna sekunder, sebab warna orange adalah hasil campuran antara warna primer dan kuning, Hijau campuran antara kuning dengan biru, dan warna purple/ungu hasil campuran warna dasar merah dengan warna biru. Campuran warna primer (dasar) dengan warna sekunder akan menghasilkan enam warna tertier, yakni : 1. Merah dengan orange 4. Biru dengan hijau 2. Kuning dengan hijau 5. Kuning dengan orange 3. Merah dengan ungu 6. Biru dengan ungu Dari berbagai percampuran warna tersebut dapat kita lihat dalam lingkaran warna. Lingkaran warna merupakan kombinasi warna yang harmonis adalah lingkaran yang terdiri dari 12 macam warna tersebut. Untuk lebih jelasnya lihatlah gambar lingkaran warna di bawah ini : OSDA-SMKN9 JAKARTA-PENATAAN PRODUK 151

Gambar 4.1 Lingkaran Warna PRIMER irfanjulio.blogspot.com satriavalentino.blogspot.com Namun ada juga yang meakukan pengelompokan warna berdasarkan: 1. Warna terang: kuning muda, nila, abu-abu, hijau muda, dan biru muda. 2. Warna cerah: hijau laut, hijau zamrut, kuning emas, merah bata, dan jingga. 3. Warna gelap: hitam, biru, hijau lumut, kopi, cokelat, dan merah hati. Warna produk yang sangat menarik bagi para konsumen dan tepat dengan produknya akan meningkatkan volume penjualan. Pendayagunaan warna produk secara tepat dapat meningkatkan volume penjualan produk suatu perusahaan. Begitu pula bagi para karyawan perusahaan, warna itu dapat meningkatkan produktivitas kerja, karena warna yang serasi akan mengurangi kepenatan mata. Warna yang harmonis, akan membawa kenyamanan, ketenangan, kesehatan, kenangan, keindahan dan dapat mempengaruhi emosional seseorang. Warna produk yang bermacam-macam selain berperan di dalam hal kecocokan, juga akan mendoron para konsumen untuk memilih dan membeli lebih dari satu macam produk yang warnanya berbeda-beda. Dengan perkataan lain, dengan adanya beberapa macam warna sesuatu produk, maka para konsumen akan lebih terangsang untuk membeli atau memiliki beberapa produk. Selain itu, seorang penjual dapat dengan mudah melakukan penataan dan mengelompokkan barang dagangan dengan serasi dan mempunyai daya tarik tersendiri. Dengan memahami komposisi warna tersebut di atas, seorang penjual dapat dengan mudah melakukan penataan dan mengelompokkan barang dagangan dengan serasi dan mempunyai daya tarik tersendiri. Jelaslah bahwa peranan warna begitu penting OSDA-SMKN9 JAKARTA-PENATAAN PRODUK 152

dalam klasifikasi dalam barang mempunyai pengaruh cukup besar untuk menarik minat pembeli. 2) Peranan Merek Dalam Klasifikasi Produk Di atas telah dijelaskan bahwa warna dan merek dapat digunakan untuk membedakan antara barang yang dihasilkan satu produsen dengan produsen lainnya. Apalagi produsen yang mempertahankan nama baik perusahaannya, merek dagang merupakan alat yang cukup efektif terutama merek yang telah dikenal masyarakat. Contoh, apabila kita akan membeli barang di sebuah toko, kita akan memilih dan menentukan merek tertentu, bahkan ada pula konsumen yang membeli dengan menyebutkan jenis produknya tapi langsung ke mereknya, seperti air mineral, dengan menyebut Agua, detergen dengan menyebut Rinso. Dari contoh tersebut menunjukkan begitu besar peran merek dalam penjualan sebuah produk. Merek dagang adalah sebuah nama, istilah, tanda symbol atau desain atau kombinasi dari semuanya ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi produk atau jasa dari seseorang penjual atau kelompok penjual dan untuk membedakannya dari produk atau jasa pesaing. Gambar 4.2 (sumber: internet) a) Pengertian Merek Berikut ini beberapa pengertian merek menurut para ahli, diantaranya adalah sebagai berikut: a. Alex Nitisemito Brand/merek/cap adalah suatu tanda atau symbol yang memberikan identitas untuk suatu barang atau jasa tertentu yang dapat berupa kata- kata, gambar atau kombinasi. b. Kotler dan Keller (2007: 332) Brand (merek) adalah “Nama, istilah, tanda, simbol, atau rancangan, atau kombinasi dari semuanya, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa penjual atau kelompok penjual dan untuk mendiferensikannya dari barang atau jasa pesaing.” c. Buchari Alma (2007: 147) OSDA-SMKN9 JAKARTA-PENATAAN PRODUK 153

Brand (merek) adalah “Suatu tanda atau simbol yang memberikan identitas suatu barang atau jasa tertentu yang dapat berupa kata-kata, gambar atau kombinasi keduanya.” d. Sedangkan menurut Undang-Undang No. 15 Tahun 2001 Tentang Merek, menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan merek adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna, atau kombinasi dari unsure-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang dan jasa. Jadi Brand (merek) mengidentifikasi penjual atau pembuat merek dapat berupa nama, merek dagang, logo, atau symbol lain. Merek sebenarnya merupakan janji penjual untuk secara konsisten memberikan feature, manfaat dan jasa tertentu pada pembeli. Merek yang baik akan memberikan citra yang baik pula bagi perusahaan. Brand name juga dapat digunakan sebagai senjata persaingan bagi produsen barang konsumsi. Tetapi untuk barang industry, factor brand name ini kurang begitu penting, yang lebih penting adalah reputasi dan nama perusahaan. Ada factor lain yang sangat penting bagi program pemasaran barang industry dan memerlukan biaya cukup banyak, yaitu gransi. Demikian pula aspek bantuan sesudah penjualan seperti pemasangan dan reparasi, juga perlu dipertimbangkan. Sering masalah ini juga perlu dipertimbangkan untuk barang konsumsi, seperti mobil dan lemari es. Selain apek-aspek di muka, factor lain yang tidak kalah pentingnya adalah factor pembungkusan. Menurut Drs. Basu Swastha, dalam bukunya yang berjudul Azas-Azas Marketin, merek terdiri dari : a. Brand (Merek) adalah : Suatu nama, istilah,symbol atau desain (rancangan) atau kombinasinya yang dimaksud untuk memberi tanda pengenal barang atau jasa dari seorang penjual dan untuk membedakannya dari barang-barang yang dihasilkan oleh pesaing. Gambar 4.3 (sumber: elvanatabing.blogspot.com) 154 OSDA-SMKN9 JAKARTA-PENATAAN PRODUK

b. Brand name terdiri atas kata-kata, huruf, dan/atau angka-angka yang dapat diucapkan Gambar 4.4 (sumber: internet) (sumber: internet) c. Brand mark adalah : Bagian dari brand yang dinyatakan dalam bentuk symbol, desain atau warna atau huruf tertentu. Gambar 4.5 (sumber: internet) d. Trade mark adalah : Brand yang dilindungi oleh undang-undang karena sudah didaftarkan pada pemerintah dan perusahaan, mempunyai hak tunggal untuk menggunakannya. Jadi trade mark terdiri atas kata-kata, huruf atau angka-angka yang dapat diucapkan, termasuk juga brand mark. Biasanya setiap produk yang sudah terdaftar pada pemerintah, maka di produk tersebut terdapat tulisan/simbol TM atau R, seperti contoh di bawah ini: OSDA-SMKN9 JAKARTA-PENATAAN PRODUK 155

Gambar 4.6 (Sumber: internet) Untuk lebih jelasnya berikut ini beberapa istilah yang berhubungan dengan merek, diantaranya adalah: a. Nama merek: merupakan bagian dari suatu merek yang dapat dihafalkan atau diucapkan, seperti: Honda, Holcim, Pantene, Mercy, dll. b. Tanda merek / label: bagian suatu merek yang dapat dikenali tetapi tidak dapat dihafalkan (suatu symbol, desain atau semacamnya). Misalnya: tiga berlian untuk pertamina. Label merupakan suatu bagian dari sebuah kemasan atau dapat merupakan etiket lepas yang ditempelkan pada produk. Secara umum label dapat dibedakan atas beberapa bagian (Stanton, 1994), yaitu sebagai berikut: ① Label merek (brand label) Adalah merupakan merek yang diletakkan pada produk atau kemasan. Informasi ini sangat penting bagi konsumen agar mereka dapat membedakan suatu produk dengan produk lainnya. Gambar 4.7 (sumber: www.sribu.com) 156 OSDA-SMKN9 JAKARTA-PENATAAN PRODUK


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook