Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore MATERI KETENAGAKERJAAN

MATERI KETENAGAKERJAAN

Published by Kornedi Cornett, 2020-10-03 00:46:24

Description: MATERI KETENAGAKERJAAN

Search

Read the Text Version

E-book Jilid 2 EKONOMI BAB 1 KETENAGAKERJAAN E-book Digital Ekonomi

MATERI PELAJARAN “KETENAGAKERJAAN DAN DAMPAK TERHADAP PENGANGGURAN” Pada dasarnya setiap manusia hidup harus bekerja dan mempunyai pekerjaan. Hal ini dimaksudkan agar dapat memenuhi kebutuhan hidup baik untuk dirinya sendiri maupun untuk diri orang lain, dan atau kedua-duanya. Masalah pekerjaan ini merupakan masalah yang kompleks dan serius. Bagi sementara orang pekerjaan merupakan kaharusan karena memang untuk memenuhi kebutuhan dasar, sementara bagi orang lain pekerjaan merupakan bentuk aktualisasi diri karena dengan pekerjaannya itu dapat menunjukkan siapa orang itu sebenarnya. Pekerjaan juga kerapkali dikaitkan dengan status sosial, misalnya orang bekerja sebagai guru atau dosen oleh masyarakat dianggap mempunyai status sosial lebih tinggi dibanding dengan orang yang bekerja tukang parkir, padahal bila dilihat dari sisi penghasilan belum tentu tukang parkir pendapatannya berada di bawah profesi guru dan dosen. Masalah pekerjaan ini menjadi sedemikian penting ketika kita membandingkan antara kebutuhan tenaga kerja dengan persediaan tenaga kerja yang ada baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif. Apabila dilihat dari segi kuantitatif keadaan kebutuhan dan persediaan mungkin akan sama (tidak ada kelebihan dan kekurangan) tetapi secara kualitatif mungkin terdapat perbedaan, hal ini dikarenakan masuknya tenaga kerja yang dibutuhkan adalah tenaga kerja yang mempunyai tingkat keterampilan tinggi. Sehingga pada akhirnya masih akan MATERI KETENAGAKERJAAN 1

menyebabkan pengangguran. Misalnya seseorang yang telah menamatkan studinya dalam bidang akuntansi tetapi belum pernah bekerja di bidangnya itu, maka mereka dapat digolongkan pada tenaga kerja terdidik. Agar tidak terjadi ketimpangan antara kebutuhan dengan persediaan, maka perlu dilakukan langkah-langkah konkret dalam proses pembangunan Masalah ketenagakerjaan sangat berkaitan dengan kesempatan kerja. Jumlah tenaga kerja yang tinggi harus diimbangi dengan luasnya kesempatan kerja. Jumlah tenaga kerja yang banyak tetapi tidak diimbangi dengan kesempatan kerja yang luas, akan mengakibatkan meningkatnya angka pengangguran. Kesempatan kerja bisa diartikan sebagai suatu keadaan yang menunjukkan tersedianya lapangan kerja yang siap diisi oleh pencari kerja. Dari pengertian ini bisa disimpulkan bahwa kesempatan kerja sesungguhnya merupakan permintaan akan tenaga kerja (demand for labour) yang datang dari pihak-pihak yang membutuhkan tenaga kerja, seperti perusahaan dan kantor-kantor pemerintah. Pihak pencari kerja disebut juga pihak penawar kerja, yakni pihak yang mencari pekerjaan. Pihak pencari kerja dengan pihak yang membutuhkan tenaga kerja akan bertemu di pasar tenaga kerja. Di Indonesia, kesempatan kerja mengalami penurunan drastis akibat krisis ekonomi tahun 1997. Banyaknya karyawan yang di-PHK merupakan bukti menciutnya lapangan kerja pada saat krisis ekonomi. Pada saat itu, pengangguran telah meningkat kurang lebih 21 %. Dengan demikian, pemerintah harus berusaha keras memperluas kesempatan kerja untuk mengurangi angka pengangguran. Salah satu ukuran keberhasilan pemerintah bisa dilihat dari sukses tidaknya pemerintah menangani masalah ini. MATERI KETENAGAKERJAAN 2

Perkembangan jumlah penduduk yang tidak diimbangi dengan peningkatan kesempatan kerja akan menimbulkan pengangguran. Pengangguran mengakibatkan menurunnya pendapatan nasional. Karena itu, pengangguran merupakan permasalahan ketenagakerjaan yang dialami oleh semua negara. Mengatasi masalah pengangguran juga merupakan tujuan pembangunan yang diselenggarakan oleh pemerintah di seluruh dunia. Untuk itulah, tingginya angka pengangguran merupakan masalah penting yang harus segera diatasi oleh pemerintah. Maka, wajar bila dikatakan salah satu indicator keberhasilan pembangunan, antara lain, adalah keberhasilan pemerintah dalam mengurangi pengangguran. Salah satu bidang pembangunan yang diselenggarakan pemerintah adalah pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat melalui peningkatan pendapatan per kapita dan pendapatan nasional. Tingginya angka pengangguran merupakan hambatan dalam mewujudkan tujuan tersebut. Pengangguran menimbulkan masalah perekonomian, sosial, dan yang lainnya. Untuk itulah, pembangunan ekonomi juga bertujuan untuk mengurangi jumlah pengangguran. Mengapa? Melalui pembangunan ekonomi, pemerintah berusaha untuk meningkatkan investasi. Peningkatan investasi akan memperluas dan menciptakan kesempatan kerja baru. Dengan demikian, Angkatan kerja yang belum mendapatkan kesempatan kerja dapat terserap seluruhnya. Luasnya kesempatan kerja berhubungan erat dengan kemampuan tenaga kerja untuk dapat mengisi kesempatan kerja yang tersedia, serta perusahaan-perusahaan untuk menyerap sumber daya manusia dalam proses produksi. MATERI KETENAGAKERJAAN 3

Pemerintah Indonesia sebenarnya telah melakukan berbagai cara untuk memperluas kesempatan kerja, misalnya dengan menyelenggarakan kursus-kursus keterampilan, baik yang dilakukan oleh pemerintah maupun masyarakat, dengan peningkatan sumber daya manusia melalui wajib belajar 9 tahun, SMA, dan Perguruan Tinggi dan meningkatkan mutu pendidikan maupun pendirian berbagai macam usaha seperti usaha industri, agraris, jasa, maupun perdagangan. 1. Tenaga Kerja Bekerja akan mendapatkan penghasilan yang akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Jenis pekerjaan setiap rang berbeda-beda karena dipengaruhi oleh kualitas (kemampuan atau keahlian), latar belakang pendidikan, ataupun pengalaman. Menurut UU No. 13 tahun 2011 Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barag dan jasa, baik untuk memenuhi kebutuhannya sendiri maupun untuk masyarakat. Ketenagakerjaan adalah segala hal yang berhubungan dengan tenaga kerja, sebelum, selama, dan setelah masa kerja. a. Tenaga Kerja Jasmani Tenaga kerja jasmani adalah tenaga kerja yang melakukan kegiatannya lebih banyak menggunakan tenaga fisik. 1) Tenaga kerja terdidik (skilled labour) MATERI KETENAGAKERJAAN 4

Tenaga kerja yang memerlukan pendidikan sampai suatu jenjang yang lebih tinggi. Contohnya: dokter, insinyur, dosen. 2) Tenaga kerja terlatih (tarined labour) Tenaga kerja yang dihasilkan dari suatu pelatihan dan pengalaman. Contohnya: supir, montir bengkel, tenaga pemasaran. 3) Tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih (unskilled and untrained labour) Tenaga kerja yang dalam pekerjanya tidak memerlukan pendidikan maupun pelatihan terdahulu. Contohnya: ojek, tukang sapu, dsb. MATERI KETENAGAKERJAAN 5

b. Tenaga Kerja Rohani Tenaga kerja rohani adalah tenaga kerja yang saat melakukan pekerjaannya lebih banyak memanfaatkan daya pikir, misalnya seorang manajer dan pimpinan perusahaan. 1. Angkatan Kerja Membicarakan angkatan kerja sebenarnya berhubungan erat dengan jumlah penduduk. Mengapa? Karena ukuran besarnya angkatan kerja sangat dipengaruhi oleh pertumbuhan jumlah penduduk yang sudah memasuki usia kerja. Penduduk usia kerja terdiri atas dua jenis, yaitu angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Angkatan kerja dapat didefinisikan sebagai penduduk yang sudah memasuki usia kerja, baik yang sudah bekerja, belum bekerja, atau sedang mencari pekerjaan. Prof. Soemitro Djojohadikusumo mendefinisikan angkatan kerja (labor force) sebagai bagian dari jumlah penduduk yang mempunyai pekerjaan atau yang sedang mencari kesempatan untuk melakukan pekerjaan yang produktif. Bagaimana pandangan pemerintah mengenai angkatan kerja ini? Pemerintah menetapkan bahwa penduduk yang sudah memasuki usia kerja adalah mereka yang berusia minimal 15 tahun dan di atas 65 tahun bukan merupakan penduduk usia kerja. Namun, tidak semua penduduk yang memasuki usia kerja disebut angkatan kerja sebab penduduk yang tidak aktif dalam kegiatan ekonomi tidak termasuk dalam kelompok angkatan kerja. Siapakah yang termasuk dalam kelompok ini? Ibu rumah MATERI KETENAGAKERJAAN 6

tangga, pelajar, mahasiswa, dan penerima pendapatan (pensiunan) tidak termasuk dalam kelompok angkatan kerja. Bekerja adalah suatu kegiatan atau pekerjaan yang dilakukan minimal 1 jam per minggu dan secara berturut-turut (kontinu) oleh seseorang untuk memeroleh penghasilan. Pengangguran adalah orang yang tidak memiliki suatu pekerjaan atau kegiatan yang dapat menghasilkan suatu pendapatan atau orang yang memilikii pekerjaan namun lama bekerjanya kurang dari satu jam per minggu dan tidak dikerjakan secara berturut-turut. Angkatan kerja adalah penduduk berusia 15- 65 tahun yang bekerja atau memiliki pekerjaan namun untuk sementara tidak bekerja atau sedang mencari pekerjaan. Pekerja (employed) sendiri dikelompokkan menjadi dua, yaitu pekerja penuh (full employed) dan pekerja setengah pengangguran (underemployed). Pekerja penuh adalah angkatan kerja yang sudah memenuhi syarat sebagai pekerja penuh yaitu jam kerja minimal 40 jam per minggu, dan bekerja sesuai dengan keahlian atau berdasarkan pendidikan. Sedangkan setengah pengangguran adalah pekerja yang tidak memenuhi jam kerja minimal sehingga pendapatannya juga di bawah standar minimal. Pekerja seperti ini tingkat produktivitasnya rendah karena mereka bekerja bukan pada bidang keahliannya dan tidak sesuai latar belakang pendidikannya. Misalnya, sarjana yang bekerja sebagai tukang antar koran di pagi hari. a. Pengangguran menurut sebabnya 1) Pengangguran struktural Pengangguran yang disebabkan oleh adanya perubahan struktur perekonomian atau ketidak cocokan dalam hal keterampilan yang dimiliki oleh pencari kerja. MATERI KETENAGAKERJAAN 7

Contoh: Negara dari sektor agrasis ke sektor industri menyebabkan petani menganggur. perubahan ini menuntut tenaga kerja memiliki keterampilan tertentu (misal keterampilan mengoperasikan mesin teknologi modern) untuk bisa bekerja di sektor industri. Tenaga kerja yang tidak memiliki keterampilan tersebut akan ditolak oleh sector industri sehingga terjadilah pengangguran. 2) Pengangguran friksional Pengangguran friksional terjadi karena adanya kesulitan dalam mempertemukan pencari kerja dengan lowongan pekerjaan. Kesulitan-kesulitan tersebut disebabkan karena letak geografis dan kurangnya informasi yang diperoleh pelamar. Terkadang pelamar tidak mengetahui di mana ada lowongan dan pengusaha tidak mengetahui di mana tersedia tenaga kerja. pergeseran (friksi) pekerja yang ingin bergeser (berpindah) dari satu perusahaan ke perusahaan lain MATERI KETENAGAKERJAAN 8

dalam rangka mencari pekerjaan yang lebih bagus dan cocok. Sementara mencari pekerjaan baru, pekerja menganggur untuk sementara waktu sambil mencari pekerjaan yang diinginkan. Oleh karena itu, pengangguran friksional disebut juga pengangguran sukarela (voluntary unemployment), karena terjadi karena keinginan pekerja sendiri. Contoh: pekerja yang beralih pekerjaan atau sengaja tidak bekerja karena menunggu tawaran pekerjaan yang lebih baik. 3) Pengangguran teknologi Pengangguran teknologi terjadi karena adanya perubahan tenaga manusia menjadi tenaga mesin. Mengolah sawah yang tadinya dikerjakan oleh beberapa orang diganti dengan penggunaan traktor, maka sebagian buruh tani tersebut akan menganggur. Pengangguran yang terjadi karena peran teknologi yang dapat menggantikan kedudukan manusia dalam proses produksi. Contoh: penggantian tenaga buruh (manusia) ke tenaga mesin atau robot. 4) Pengangguran musiman Pengangguran yang disebabkan oleh perubahan musim atau perubahan permintaan tenaga kerja secara berkala. Pada umumnya, setelah panen, petani akan menganggur sambil menunggu masa tanam. Contoh lain misalnya pada masa pembangunan gedung, tukang MATERI KETENAGAKERJAAN 9

bangunan bisa bekerja. Tetapi bila gedung telah selesai dibangun, tukang bangunan menjadi pengangguran musiman sambil menunggu pembangunan berikutnya. Pengangguran yang disebabkan oleh adanya perubahan permintaan terhadap tenaga kerja yang sifatnya musiman. Contoh: buruh tani yang menganggur karena musim tanam berakhir. 5) Pengangguran siklus Pengangguran yang disebabkan oleh adanya ketidakstabilan keadaan perekonomian suatu Negara. Contoh: karena krisis ekonomi banyak terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK) b. Pengangguran berdasarkan sifatnya 1) Pengangguran terbuka Tenaga kerja yang benar-benar tidak memiliki pekerjaan (sama sekali tidak bekerja). Seseorang yang menganggur karena benar-benar tidak memiliki pekerjaan. Hal ini terjadi karena kesempatan yang kurang seimbang dengan angkatan kerja atau MATERI KETENAGAKERJAAN 10

Pengangguran ini terjadi karena tidak adanya lapangan kerja atau karena ketidaksesuaian lapangan kerja dengan latar belakang pendidikan dan keahlian tenaga kerja. 2) Pengangguran terselubung Tenaga kerja yang bekerja tapi tidak sesuai dengan latar belakang pendidikan atau keahliannya. Misalnya, seorang lulusan S1 pertanian bekerja sebagai tenaga pembukuan, atau seorang insinyur teknik bekerja sebagai pelayan restoran. Seseorang yang bekerja namun tidak maksimal karena sesungguhnya tenaga tidak begitu dibutuhkan dalam pekerjaan tersebut. Misalnya pemilik toko mempekerjakan saudaranya untuk menjaga toko. 3) Setengah pengangguran Terjadi apabila seseorang yang bekerja namun tidak dapat bekerja maksimal apabila dilihat dari sisi waktu MATERI KETENAGAKERJAAN 11

bekerjanya. Misalnya seseorang yang kerja kurang dari 40 jam kerja per minggu atau upahnya tidak mencukupi standar Upah Umum Regional (UMR). 2. Dampak Pengangguran Masalah pembangunan yang dihadapi oleh banyak negara baik negara yang telah maju maupun negara yang sedang berkembang adalah masalah pengangguran. Ketidakseimbangan antara jumlah penduduk dengan kemampuan negara untuk menciptakan pembangunan dan kesempatan kerja untuk penduduknya, serta pertambahan penduduk yang pesat dari masa ke masa, menimbulkan berbagai implikasi yang buruk terhadap beberapa aspek dari pembangunan ekonomi. Pertumbuhan penduduk yang pesat akan mempersulit tercapainya tujuan negara, terutama tujuan untuk mempertinggi taraf kesejahteraan ekonomi dan sosial masyarakat. Perkembangan penduduk yang pesat akan mengurangi kemampuan negara tersebut untuk memperbesar tabungan. Mengapa? Dalam kondisi tersebut, negara harus mengalihkan lebih banyak dana pembangunan untuk menciptakan fasilitas-fasilitas yang akan mempertinggi kesejahteraan sosial masyarakat. Misalnya, penyediaan fasilitas perumahan, pendidikan, dan kesehatan rakyat. Apa akibatnya? Secara otomatis negara akan mengurangi dana yang MATERI KETENAGAKERJAAN 12

dapat digunakan untuk mengembangkan kegiatan ekonomi yang lebih produktif, dan mendorong negara tersebut untuk menciptakan lebih banyak pekerjaan dari masa ke masa untuk menekan peningkatan angka pengangguran. Pengangguran sangat berdampak pada kehidupan perekonomian dan kehidupan sosial masyarakat. Pertumbuhan ekonomi yang menurun, dan bahkan tingkat kesejahteraan masyarakat yang menurun adalah salah satu dampak pengangguran. Berikut ini beberapa dampak pengangguran terhadap perekonomian dan kehidupan sosial: a. Menurunkan Aktivitas Perekonomian Pengangguran menyebabkan turunnya daya beli masyarakat. Daya beli masyarakat yang menurun menyebabkan turunnya permintaan terhadap barang dan jasa. Hal ini mengakibatkan para pengusaha dan investor tidak bergairah melakukan perluasan dan pendirian industri baru sehingga aktivitas perekonomian menjadi turun. b. Menurunkan Pertumbuhan Ekonomi dan Pendapatan Per Kapita Orang yang tidak bekerja (menganggur) tidak akan menghasilkan barang dan jasa. Itu berarti semakin banyak orang yang menganggur maka PDB (Produk Domestik Bruto) yang dihasilkan akan menurun. PDB yang menurun akan menyebabkan turunnya pertumbuhan ekonomi sekaligus turunnya pendapatan per kapita. c. Meningkatkan Biaya Sosial Pengangguran ternyata mengakibatkan meningkatnya biaya sosial. Karena, pengangguran mengharuskan masyarakat memikul biaya-biaya seperti biaya perawatan pasien yang stres (depresi) karena menganggur, biaya MATERI KETENAGAKERJAAN 13

keamanan dan biaya pengobatan akibat meningkatnya tidak kriminalitas yang dilakukan oleh penganggur, serta biaya pemulihan dan renovasi beberapa tempat akibat demonstrasi dan kerusuhan yang dipicu oleh ketidakpuasan dan kecemburuan sosial para penganggur. d. Menurunkan Tingkat Keterampilan Dengan menganggur, tingkat keterampilan sesepramg akan menurun. Semakin lama menganggur, semakin menurun pula tingkat keterampilan seseorang. e. Menurunkan Penerimaan Negara Orang yang menganggur tidak memiliki penghasilan (pendapatan). Itu berarti semakin banyak orang yang menganggur, akan semakin turun pula penerimaan negara yang diperoleh dari pajak penghasilan. 3. Cara Mengatasi Pengangguran Berikut ini akan diuraikan cara-cara mengatasi berbagai macam pengangguran. a. Cara Mengatasi Pengangguran Struktural Pengangguran struktural terjadi karena perubahan struktur ekonomi, misalnya dari agraris ke industri. Untuk mengatasi pengangguran structural bisa dilakukan cara-cara berikut: 1) Memindahkan para pengangguran ke tempat yang lebih membutuhkan. 2) Membuka pendidikan dan pelatihan bagi para pengangguran agar dapat mengisi lowongan pekerjaan yang sedang membutuhkan. 3) Mendirikan industri dan proyek-proyek padat karya untuk menampung para penganggur. 4) Meningkatkan mobilitas (perputaran) modal dan tenaga kerja agar mampu menyerap para penganggur. MATERI KETENAGAKERJAAN 14

5) Menyadarkan masyarakat akan pentingnya menguasai teknologi modern dalam rangka menyesuaikan diri dengan perubahan struktur perekonomian. b. Cara Mengatasi Pengangguran Konjungtural (Siklikal) Pengangguran konjungtural terjadi karena naik turunnya kegiatan perekonomian yang suatu saat mengakibatkan turunnya daya beli masyarakat yang diikuti oleh turunnya permintaan terhadap barang dan jasa. Untuk mengatasi pengangguran konjungtural, bisa dilakukan cara-cara berikut: 1) Meningkatkan daya beli masyarakat dengan membuka berbagai proyek-proyek pemerintah. 2) Mengarahkan masyarakat agar menggunakan pendapatannya untuk membeli barang dan jasa sehingga permintaan terhadap barang dan jasa meningkat. 3) Menciptakan teknik-teknik pemasaran dan promosi yang menarik agar masyarakat tertarik membeli barang dan jasa. c. Cara Mengatasi Pengangguran Friksional Pengangguran friksional terjadi karena adanya pekerja yang ingin pindah mencari pekerjaan yang lebih baik dan cocok di perusahaan lain. Untuk mengatasi pengangguran ini bisa dilakukan dengan cara menyediakan sarana informasi lowongan kerja yang cepat, mudah dan murah kepada pencari kerja. Misalnya, dengan menempelkan iklan-iklan lowongan kerja di tempat-tempat umum secara rutin. d. Cara Mengatasi Pengangguran Musiman MATERI KETENAGAKERJAAN 15

Pengangguran musiman terjadi karena perubahan musim atau karena perubahan permintaan tenaga kerja secara berkala. Cara yang dilakukan, untuk mengatasi pengangguran musiman, antara lain: 1) Memberikan latihan keterampilan yang lain seperti menjahit, mengelas, menyablon dan membordir. Dengan demikian, mereka dapat bekerja sambil menunggu datangnya musim tertentu. 2) Segera memberikan informasi bila ada lowongan kerja di sektor lain. 4. Upaya Peningkatan Kualitas Tenaga Kerja Fakta di lapangan sering menunjukkan kepada kita bahwa kualitas tenaga kerja Indonesia harus ditingkatkan. Apalagi dalam menghadapi era globalisasi ekonomi dan perdagangan bebas yang memungkinkan masuknya tenaga-tenaga kerja asing ke tanah air, maka pemerintah dan masyarakat Indonesia mutlak harus meningkatkan kualitas tenaga kerjanya agar mampu bersaing dengan tenaga kerja luar negeri. Sebagai gambaran, saat ini kualitas tenaga kerja Indonesia yang bekerja di luar negeri masih dianggap lebih rendah dibanding kualitas tenaga kerja dari negara tetangga seperti Filipina. Dengan bukti bahwa tenaga kerja Filipina dihargai (dibayar) beberapa kali lipat lebih mahal dibanding tenaga kerja Indonesia. Oleh karena itu, sudah selayaknya bila pemerintah dan masyarakat berupaya untuk meningkatkan kualitas tenaga kerja. Peningkatan kualitas tenaga kerja dapat dilakukan melalui: 1) Jalur formal, seperti sekolah umum, sekolah kejuruan dan kursus-kursus. 2) Jalur nonformal, yang terdiri atas: MATERI KETENAGAKERJAAN 16

a) Latihan kerja, yaitu kegiatan untuk melatih tenaga kerja agar memiliki keahlian dan keterampilan di bidang tertentu sesuai tuntutan pekerjaan. Dalam hal ini Departemen Tenaga Kerja sudah mendirikan BLK (Balai Latihan Kerja) di setiap Daerah Tingkat II. b) Magang, yaitu latihan kerja yang dilakukan langsung di tempat kerja. Magang umumnya diselenggarakan oleh lembaga Pendidikan yang bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan yang dianggap tepat sebagai tempat latihan kerja. Tujuannya, setelah magang siswa menjadi tenaga kerja yang siap pakai. Kegiatan magang merupakan bagian dari proses Link and Match (Keterkaitan dan Kecocokan). c) Meningkatkan kualitas mental dan spiritual tenaga kerja. Untuk meningkatkan kualitas tenaga kerja, tidak hanya mengutamakan segi pengetahuan, keahlian dan keterampilan. Akan tetapi, kualitas mental dan spiritual seperti: keimanan, kejujuran, semangat kerja, kedisiplinan, terampil, inovatif, cerdas, bisa saling menghargai dan bertanggung jawab juga perlu ditingkatkan juga perlu ditingkatkan. d) Meningkatkan pemberian gizi dan kualitas Kesehatan Tenaga kerja tidak mampu bekerja dengan baik bila kurang gizi dan kurang sehat. Kurang gizi bahkan bisa menurunkan kualitas otak (kecerdasan) yang justru sangat dibutuhkan dalam menyelesaikan suatu pekerjaan. Dengan demikian, peningkatan pemberian gizi dan kesehatan sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas tenaga kerja. MATERI KETENAGAKERJAAN 17

e) Meningkatkan pengadaan seminar, workshop yang berkaitan dengan pekerjaan tertentu. Pada umumnya tenaga kerja pada level menengah ke atas seperti kepala seksi, kepala bagian dan sejenisnya dapat meningkatkan kualitas dirinya dengan mengikuti berbagai seminar workshop dan sejenisnya. Peningkatan wawasan sangat berguna bagi tenaga kerja pada level menengah ke atas, karena bisa digunakan untuk membantu dalam pengambilan keputusan atau dalam pembuatan rencana dan strategi. MATERI KETENAGAKERJAAN 18


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook