Komunikasi Produktif dalam Proses Pembelajaran Penulis: Marchilia Damayanti ISBN 978-602-478-153-8 Editor: Alfiah Nurul Aini Penata Letak: @timsenyum Desain Sampul: @kholidsenyum Copyright © Pustaka Media Guru, 2018 viii, 82 hlm, 14,8 x 21 cm Cetakan Pertama, Juni 2018 Diterbitkan oleh CV. Cipta Media Edukasi Grup Pustaka MediaGuru (Anggota IKAPI) Jalan Dharmawangsa 7/14 Surabaya 60286 Website: www.mediaguru.id Dicetak dan didistribusikan oleh Pustaka Media Guru Hak Cipta Dilindungi Undang‐Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta, PASAL 72
Hidup ini adalah sejarah Hidup ini harus bermanfaat Kutuliskan sejarahku agar tidak hilang ditelan masa Agar bermanfaat sepanjang masa Terima kasih kepada: Allah SWT Ayahanda Sunarto Effien dan Ibunda Siti Saodah Suamiku Ramadhan Solihin yang selalu mendukungku Anak‐anakku Dhanti Kusumaningdiah dan Ahmad Hafidz bahan bakar semangatku Kepada semua pihak yang telah turut andil dalam mendukung kesuksesanku Komunikasi Produktif dalam Proses Pembelajaran | iii
Kata Pengantar H ubungan sosial membutuhkan alat yang dapat menyatukan individu satu dengan individu lainnya. Manusia menginginkan semua kebutuhan terpenuhi. Manusia tidak dapat memenuhi sendiri kebutuhan hidupnya. Ketergantungan dengan sesama sangatlah dominan. Dikatakan demikan karena pemenuhan kebutuhan manusia selalu bergantung dengan manusia lainnya. Untuk memenuhi kebutuhan pangan, seseorang harus membeli beras. Beras diperoleh dari pedagang. Pedagang memperoleh beras dari petani. Interaksi sosial untuk memenuhi kebutuhan hidup. Semua dapat berjalan baik jika seseorang dapat mengekspresikan keinginannya kepada orang lain. Untuk mengekspresikan keinginannya, manusia membutuhkan simbol‐simbol, lambang, dan gerakan tubuh yang merupakan komponen‐komponen terpenuhinya sebuah komunikasi. Simbol dan lambang tersebut adalah bahasa lisan dan tertulis (bahasa verbal) sedangkan gerakan tubuh atau gestur adalah bahasa nonverbal. Kualitas hubungan seseorang dengan orang lain dipengaruhi cara berkomunikasi. Komunikasi merupakan penyampaian pesan dari pengirim pesan kepada penerima pesan. Pesan yang disampaikan tanpa memperhatikan kaidah‐kaidah komunikasi yang benar akan menghambat tersampaikannya pesan tersebut. Kegaduhan, intonasi suara iv | Marchilia Damayanti
yang tidak tepat, gerak tubuh yang berlebihan adalah hambatan‐hambatan dalam komunikasi. Hambatan‐ hambatan ini harus dapat diminimalisir agar pesan dapat tersampaikan dengan baik. Proses pembelajaran selalu melibatkan komunikasi antara guru dan peserta didik. Guru menyampaikan pesan berupa materi ajar sedangkan peserta didik sebagai penerima pesan. Komunikasi mutlak ada dalam proses pembelajaran. Akan tetapi, komunikasi dalam proses pembelajaran harus komunikasi yang produktif. Artinya, selain pesan berupa materi ajar, konsep‐konsep komunikasi antara guru dan peserta didik hendaknya memuat pesan pembentukan dan penguatan karakter. Dialog antara guru dan peserta didik bersifat manfaat. Guru memberi contoh bertutur kata yang santun. Selain itu, di balik pesan tersirat maupun tersurat, guru menyelipkan pesan moral tentang kehidupan bermasyarakat Keberhasilan proses pembelajaran ditentukan oleh cara guru berkomunikasi dengan peserta didik. Buku ini memberikan motivasi bagi calon guru maupun yang sudah berprofesi sebagai guru untuk menjaga dan meningkatkan komunikasi yang manfaat dan produktif dalam proses pembelajaran. Semoga buku ini dapat menginspirasi guru‐ guru di seluruh Indonesia. Penulis Komunikasi Produktif dalam Proses Pembelajaran | v
Daftar Isi Kata Pengantar ......................................................................... iv Daftar Isi .................................................................................... vi Bab I Pendahuluan ...................................................................... 1 Bab II Komunikasi Dalam Kehidupan Sehari‐Hari ..................... 5 1. Komunikasi ....................................................................... 5 2. Komunikasi Efektif ........................................................... 9 Bab III Pentingnya Komunikasi Dalam Penyampaian Ide‐ Ide .............................................................................................. 13 1. Manfaat Komunikasi ....................................................... 13 2. Kebebasan dalam Berkomunikasi .................................. 15 Bab IV Kesalahan Dalam Berkomunikasi ................................ 23 1. Hambatan‐hambatan dalam Berkomunikasi ................ 23 2. Mengurai Hambatan‐Hambatan dalam Berkomunikasi ................................................................ 26 Bab V Komunikasi Dalam Pembelajaran ................................. 29 1. Penyampaian Pesan ....................................................... 29 2. Belajar dan Memahami .................................................. 48 3. Komunikasi dan Penyampaian Pesan dalam Pembelajaran .................................................................. 51 vi | Marchilia Damayanti
4. Gerak Tubuh dan Proses Memahami dalam Pembelajaran ................................................................. 55 Bab VI Komunikasi Produktif dalam Proses Pembelajaran ... 59 1. Karakteristik Peserta Didik ............................................ 59 2. Perbedaan Karakteristik Peserta Didik ......................... 62 3. Komunikasi Sukses dengan Peserta Didik .................... 63 4. Peran Komunikasi untuk Mengurangi Kenakalan Peserta Didik .................................................................. 66 5. Peran Komunikasi Pembelajaran dalam Memecahkan Kesulitan Belajar ..................................... 74 Daftar Pustaka ......................................................................... 79 Profil Penulis............................................................................. 81 Komunikasi Produktif dalam Proses Pembelajaran | vii
viii | Marchilia Damayanti
Bab I Pendahuluan T ugas guru adalah sebagai pengajar dan pendidik. Sebagai pengajar, guru menyampaikan pesan berupa konsep, teori, dan prinsip materi ajar. Hal penting yang sering diabaikan guru dalam penyampaian materi ajar adalah tercapainya tujuan pembelajaran. Indikator tercapainya adalah peserta didik mampu mencapai standar penilaian yang ditetapkan guru melalui standar ketuntasan belajar minimal (KBM). Ada beberapa hal yang harus diperhatikan guru untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut. Di antaranya, sebelum menyampaikan pesan, seorang guru harus mengenali terlebih dahulu karakteristik peserta didik, karakteristik materi ajar, merancang strategi pembelajaran, model pembelajaran, metode, dan merancang instrumen penilaian serta menyiapkan rubrik penilaian. Guru dan peserta didik adalah dua pihak yang saling berinteraksi dalam proses pembelajaran. Keterlibatan keduanya, tidak terlepas dari hal penting yang mendukung terjadinya dialog timbal balik, yaitu proses komunikasi. Terjadinya interaksi yang produktif antara guru dan peserta didik ditentukan oleh cara guru menyampaikan pesan dan peserta didik penerima pesan. Bangsa yang besar ditentukan oleh kualitas pendidikan suatu negara. Pendidikan tidak hanya berputar pada masalah Komunikasi Produktif dalam Proses Pembelajaran | 1
penyampaian pesan berupa materi ajar tetapi juga kualitas karakter peserta didik yang dihasilkan. Guru terkadang mengabaikan tugas penting tersebut, yaitu menghasilkan individu yang berkarakter kuat. Di era digital dan pengaruh globalisasi, peran guru sebagai pendidik sangat penting. Guru dituntut lebih kreatif dalam mengemas proses pembelajaran sebagai wadah pembentukan karakter peserta didik. Kenakalan remaja akhir‐akhir ini sangat memprihatinkan. Remaja adalah individu yang selalu ingin tahu dan ingin menunjukkan eksistensinya di mata masyarakat. Gencarnya arus informasi yang tidak diimbangi dengan kemampuan menyaring informasi, menyebabkan peningkatan kasus karena kenakalan remaja. Oleh karena itu, kepedulian keluarga, masyarakat, dan sekolah sangat dibutuhkan. Mengenali karakteristik peserta didik adalah kegiatan yang harus dilakukan seorang guru sebelum melaksanakan proses pembelajaran. Sehingga guru dapat menentukan bentuk kegiatan pembelajaran yang akan diterapkan. Karakteristik mereka dapat dikenali melalui komunikasi guru dan peserta didik dalam dialog. Pada saat dialog, guru menanyakan apa yang disukai dan tidak disukai peserta didik dalam menerima pelajaran. Pertanyaan itu akan membuka pengetahuan guru tentang minat peserta didik terhadap suatu materi ajar. Guru hendaknya dapat mengidentifikasi karakteristik peserta didik. Pada kenyataannya, dalam menyampaikan pembelajaran, ada beberapa guru hanya sekedar menggugurkan kewajiban. Keadaan seperti ini, tidak akan 2 | Marchilia Damayanti
memberikan kesan mendalam pada peserta didik. Pesan yang disampaikan guru hanya berlalu begitu saja, tidak membekas. Pekerjaan yang dilakukan guru juga akan sia‐sia. Buku ini memberikan pengetahuan kepada guru untuk menjalankan tugas sebagai pengajar dan pendidik melalui komunikasi produktif. Merancang pembelajaran bermuatan materi dengan tetap memperhatikan pencapaian aspek sikap, pengetahuan, keterampilan, dan minat yang dikemas dalam proses pembelajaran Komunikasi Produktif dalam Proses Pembelajaran | 3
4 | Marchilia Damayanti
Bab II Komunikasi Dalam Kehidupan Sehari‐Hari 1. Komunikasi Ketika seorang ibu membangunkan anaknya di pagi hari, kalimat yang pertama kali muncul “Ayo bangun, Nak”. Kalimat itu merupakan ajakan untuk segera bangun. Pesan ibu akan tersampaikan dengan baik jika diiringi dengan suara yang jelas, tidak dengan amarah. Penyampaian pesan yang jelas dengan menggunakan kalimat sederhana dapat memotivasi anak memahami apa yang disampaikan. Pesan sederhana berarti menggunakan kalimat penting saja. Tidak membingungkan anak dalam memahami pesan tersebut. Dalam kegiatan pembelajaran, guru dituntut dapat menyampaikan pesan secara efektif kepada peserta didik. Ketika di sekolah pagi hari, guru menyapa mereka dengan gerak tubuh, berupa senyuman dan kalimat sapaan yang menyejukkan. Ini akan membuat mereka merasa dihargai dan memotivasi belajar pada hari itu. Sebaliknya, jika guru datang dengan wajah kusut tanpa senyum, peserta didik pun tidak memberikan sambutan yang baik kepada guru. Komunikasi tidak hanya berupa kalimat tetapi juga gerak tubuh penyampai pesan. Keberhasilan penyampaian pesan tergantung kepada pemberi pesan dan penerima pesan. Komunikasi Produktif dalam Proses Pembelajaran | 5
Kondisi pemberi pesan dalam keadaan tidak baik, akan mengganggu penyampaian pesan. Demikian juga penerima pesan yang kurang respon terhadap penerima pesan, akan menghambat menyampaian sebuah pesan. Setiap individu memiliki keunikan dalam memberi dan menerima pesan. Mengenali karakteristik individu yang terlibat dalam suatu komunikasi adalah penting. Karakteristik setiap individu berbeda. Demikian juga guru dan peserta didik. Setiap guru memiliki ciri khas dalam berkomunikasi, begitu juga peserta didik. Perbedaan karakteristik merupakan kekayaan yang harus dipahami dalam berkomunikasi baik pemberi pesan maupun penerima pesan. Kegagalan penyampaian pesan disebabkan hilangnya kepercayaan penerima pesan kepada pemberi pesan. Penerima pesan tidak lagi merespon apa yang disampaikan. Dalam kehidupan sehari‐hari, hal ini seringkali terjadi. Hal itu bisa disebabkan pemberi pesan pernah melontarkan kalimat yang kurang berkenan. Ini terjadi karena kondisi kejiwaan seseorang berbeda pada saat menerima pesan. Gary Chornkhire dalam Naim (2011:19) merumuskan empat asumsi pokok komunikasi, yaitu: komunikasi adalah suatu proses (communication is a process), komunikasi adalah pertukaran pesan (communication is transactive), komunikasi adalah interaksi yang bersifat multidimensi (communication is a multi‐dimensional), komunikasi merupakan interaksi yang mempunyai tujuan‐tujuan atau maksud‐maksud ganda (communication is a multiproposeful.) Komunikasi berperan penting dalam kehidupan sehari‐ hari. Tanpa komunikasi, tidak akan terjadi geliat 6 | Marchilia Damayanti
kemasyarakatan. Aktivitas sosial dapat berlangsung, ter‐ gantung bagaimana kita melakukan komunikasi. Dalam organisasi terkecil seperti keluarga, sudah terjadi proses penyampaian pesan dan penerimaan pesan. Melalui komunikasi suami istri dapat mengetahui keinginan dan kebutuhan satu sama lain. Seorang anak yang minta makan, melalui gerak tubuh, sang ibu mengetahui bahwa anaknya membutuhkan makan. Penyampaian pesan dan penerimaan pesan akan berlangsung terus‐menerus selama manusia hidup di muka bumi. Proses ini membuat komunikasi dianggap sebagai salah satu faktor penentu, berhasil tidaknya pesan disampaikan. Dalam proses komunikasi, terkadang terjadi human error . Proses pengiriman pesan tidak sesuai dengan harapan pengirim pesan. Misal, penerima pesan tidak fokus terhadap inti pembicaraan, adanya gangguan lingkungan (suara kendaraan), suasana hati yang kalut, dan sebagainya. Untuk meminimalisir kesalahan penyampaian pesan kepada penerima pesan, sebelum melakukan komunikasi, identifikasi terlebih dahulu lingkungan dan kondisi seseorang. Komunikasi akan hidup apabila terjadi komunikasi timbal balik. Setelah pengirim pesan menyampaikan informasi kepada penerima pesan, penerima pesan langsung memberikan reaksinya, berupa bahasa verbal maupun nonverbal. Adanya pertukaran pesan ini membuat kedua belah pihak memahami keinginan satu sama lain. Seorang pimpinan perusahaan dalam suatu rapat meminta pendapat kepada stafnya, maka para staf yang mengikuti rapat akan merespon dengan memberikan pendapat‐pendapatnya. Komunikasi Produktif dalam Proses Pembelajaran | 7
Jika seseorang menolak, tidak mau melakukan keinginan pengirim pesan, penolakan tersebut dapat diungkapkan melalui pertukaran pesan. Teman mengajak berbuat negatif melalui pesan, maka penerima pesan dengan tegas membalas pesan tadi dengan menolak ajakan tersebut. Ketika penerima pesan mengirimkan pesannya, maka terjadilah pertukaran pesan. Banyak faktor yang terlibat dalam proses komunikasi. Di antaranya, pesan, perantara pesan, penerima, dan pengirim pesan. Faktor‐faktor ini akan mempengaruhi sampai tidaknya pesan dan dampak dari pesan yang telah dikirim. Daya tangkap seseorang terhadap pesan atau informasi sangat beragam. Ada yang menanggapi biasa‐biasa saja, serius bahkan terkejut. Seseorang yang sudah mengetahui informasi yang sedang hangat dibicarakan, dia akan bersikap biasa saja ketika mendapat informasi yang sama. Sebaliknya, seseorang yang belum mengetahui atau mendengar informasi itu, akan memberi reaksi terkejut. Efek komunikasi tergantung seberapa sering seseorang membaca, mendengar, dan melihat suatu kejadian. Informasi yang dikirimkan oleh pengirim pesan, biasanya tidak hanya ditujukan kepada satu orang saja. Bisa juga untuk khalayak ramai. Contohnya, pengumuman kenaikan tarif dasar listrik dari pemerintah. Informasi ini ditujukan untuk seluruh masyarakat Indonesia. Jenis komunikasi ini adalah multiarah. Contoh lain, instruksi memasang bendera pada hari besar yang disampaikan oleh ketua RT. Pesan atau informasi yang disampaikan pengirim pesan dapat ditujukan 8 | Marchilia Damayanti
kepada satu orang, dua orang bahkan masyarakat umum. Tergantung tujuan informasi tersebut. 2. Komunikasi Efektif Setiap kegiatan yang kita lakukan hendaknya mempunyai tujuan. Demikian juga dalam berkomunikasi. Kita menginginkan setiap pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik. Terkadang seseorang dalam berkomunikasi menggunakan kalimat, intonasi, dan gerak tubuh berlebihan. Sehingga tujuan tidak tercapai. Misalnya, membuat pengumuman dengan menggunakan pengeras suara. Harus siap konsep dahulu di secarik kertas, sehingga orang yang mendengar pengumuman dapat menangkap apa yang disampaikan. Kalimat yang berbelit‐belit akan menyulitkan pendengar dalam memahami pengumuman tersebut. Intonasi suara yang tidak pada tempatnya, membuat orang kebingungan untuk memaknai pesan yang disampaikan. Intonasi yang terlalu pelan, membuat penerima pesan harus menyiapkan suasana yang hening terlebih dahulu. Jika suasana hening tidak dapat tercipta, pesan akan gagal dipahamai. Intonasi yang terlalu cepat dan keras, membuat pesan bisa terabaikan. Komunikasi yang dilakukan menjadi sia‐sia. Pebedaan daya tangkap seseorang terhadap sebuah pesan sangat bervariasi. Keberagaman ini membuat penyampai pesan harus mengenali siapa yang diajak berkomunikasi. Perbedaan ini akan menjadi perbendaharaan bagi penyampai pesan dalam membuat rencana. Komunikasi Produktif dalam Proses Pembelajaran | 9
Perencanaan yang matang turut mendukung keberhasilan komunkasi. Gerak tubuh tidak kalah penting dalam komunikasi. Gerak tubuh yang tepat saat komunikasi akan mendukung tercapainya tujuan komunikasi. Misalnya, mimik wajah yang ceria, jika digunakan pada saat yang tepat, akan memotivasi penerima pesan dalam mengikuti proses terjadinya komunikasi. Sebaliknya, komunikasi tidak akan berjalan dengan baik jika suasana hati (mood) dalam kondisi tidak baik. Saling mempercayai dan menghargai merupakan modal utama terjadinya komunikasi efektif. Uno dan Mohamad (2012:181) menyatakan bahwa gangguan atau distorsi komunikasi dapat pula terjadi karena faktor emosional atau faktor sosial. Ketika saya masih menjadi guru honorer di sebuah sekolah swasta, saya mempunyai rekan kerja sebut saja namanya Kiki. Ia mempunyai sifat sensistif cenderung berprasangka buruk (negative thinking) dan merasa “lebih” di antara kami. Suatu saat, Rina rekan kerja saya lainnya, yang umurnya lebih muda dari kami selesai mengikuti pelatihan. Seperti biasanya, di sekolah kami ada aturan setiap guru yang selesai mengikuti pelatihan wajib menyosialisasikan hasil pelatihan yang telah diikuti. Kami berkumpul di aula untuk menerima materi hasil pelatihan Rina. Setelah kepala sekolah memberi kata sambutan, giliran Rina menyajikan materi yang diperoleh dari hasil pelatihan. Kami semua antusias mengikuti. Lain halnya dengan Kiki, seolah malas mendengarkan paparan dari Rina karena menganggap belum pantas duduk di depan untuk menyajikan materi. Dia merasa 10 | Marchilia Damayanti
umurnya masih terlalu muda. Pada akhir kegiatan, kami ditugaskan untuk berlatih sendiri seperti contoh yang ada di depan. Kami berdiskusi satu sama lain dan mulai membuat. Kami bisa melakukannya. Tetapi yang terjadi pada Kiki sebaliknya. Ia bahkan tidak mengerti apa yang disampaikan oleh Rina. Ternyata informasi yang menurut saya sangat mudah untuk dipahami, namun lain halnya dengan Kiki. Ia tidak memahami sama sekali bahkan sebelum selesai kegiatan ia sudah meninggalkan aula. Dapat disimpulkan bahwa komunikasi efektif diterima oleh penerima pesan jika tidak ada prasangka dan saling menghargai. Penting diperhatikan dalam berkomunikasi, pada saat pertemuan pertama dengan orang yang akan kita ajak berinteraksi, hendaknya memberikan kemampuan terbaik kita. Kesan pertama akan menentukan hubungan kita selanjutnya dengan orang lain. Cara bertutur kata, jangan sampai membuat tersinggung. Hindari gerak tubuh yang menganggap remeh lawan bicara. Hindari mendominasi pembicaraan. Jika ini terjadi, orang akan menilai diri kita sebagai pribadi yang selalu ingin diperhatikan. Ini membuat lawan bicara jenuh. Jaga selalu keseimbangan dalam melakukan dialog dengan lawan bicara. Keseimbangan ini akan memberikan kesan, kita bukan orang egois. Bisa saling berbagi informasi. Sehingga tercapai komunikasi yang efektif terhadap orang yang baru kita jumpai. Komunikasi Produktif dalam Proses Pembelajaran | 11
12 | Marchilia Damayanti
Bab III Pentingnya Komunikasi Dalam Penyampaian Ide‐Ide 1. Manfaat Komunikasi Dalam kehidupan sehari‐hari, manusia adalah makhluk sosial yang tidak lepas dari manusia yang lain. Keterkaitan satu dengan yang lain dihubungkan oleh benang komunikasi. Manakala benang ini kusut, bisa dipastikan penyampaian pesan dari individu ke individu tidak berjalan baik juga. Menjaga keharmonisan hubungan sosial adalah salah satu syarat berhasilnya proses penerimaan pesan. Hubungan harmonis dan suasana menyenangkan merupakan faktor penentu terciptanya lingkungan yang nyaman dan kondusif. Kemajuan suatu bangsa tergantung adanya hubungan sosial yang terjadi di negara itu. Dalam membangun bangsa, dibutuhkan ide‐ide dari warganya. Penyampaian ide‐ide ini ditujukan pada pemerintah yang sedang berkuasa. Agar pemerintah mendapat masukan untuk proses pembangunan yang sedang dan akan berjalan. Ide‐ide tersebut disuarakan melalui komunikasi, antara pemerintah dan warga yang diwakili oleh sekelompok orang. Pemerintah akan mengetahui apa yang diinginkan oleh rakyatnya. Sebaliknya, rakyat mendapatkan pelayanan yang maksimal dari pemerintah sebagai pelaksana pembangunan. Komunikasi Produktif dalam Proses Pembelajaran | 13
Pada skala kecil suatu organisasi juga membutuhkan masukan ide‐ide dari anggota. Organisasi dapat berkembang apabila bersedia dan mau menerima ide‐ide dari anggota. Salah satu strategi yang diterapkan adalah menjaga komunikasi yang baik antaranggota agar dapat bertahan, bahkan berkembang. Ide‐ide disampaikan dengan cara yang santun dan tidak menghakimi anggota yang lain. Intonasi kalimat dijaga pada saat menyampaikan ide. Suatu rumah tangga akan terjadi konflik jika tidak terjaga cara berkomunikasi. Suami istri, secara bersama berkomitmen untuk tetap menjaga komunikasi satu sama lain. Komitmen ini dapat diwujudkan dengan saling menghargai dan tidak merasa ada yang lebih baik satu sama lain. Ketika suami istri sudah berkomitmen, dapat dipastikan rumah tangga akan bahagia. Kebahagiaan akan berpengaruh terhadap perkembangan putra‐putrinya. Anak yang dibesarkan di keluarga yang harmonis dan menjaga komunikasi antar anggota, akan tumbuh menjadi anak yang disukai teman‐temannya. Karena anak akan selalu dapat menjaga tutur katanya ketika berkomunikasi. Apa yang dikatakan akan menebarkan kesejukan di lingkungan pergaulannya. Guru‐guru yang berada di lingkungan sekolah memiliki kesempatan menjadi teladan bagi peserta didik dalam berkomunikasi. Perilaku dan tutur kata yang sejuk, akan membawa angin segar bagi lingkungan pergaulan di sekolah. Peserta didik cenderung meniru apa yang dilihatnya. Figur terdekat ketika peserta didik berada di sekolah adalah guru dan teman‐temannya. Tutur kata yang santun pada saat 14 | Marchilia Damayanti
berkomunikasi akan memudahkan peserta didik memahami apa yang disampaikan oleh guru. Sebaliknya, jika guru tidak dapat menjaga tutur dengan peserta didik maupun rekan sejawat, akan menimbulkan kebencian yang dapat merusak hubungan kerja sama dalam satuan unit kerja. Dalam suatu instansi, pasti terdiri atas pribadi yang heterogen dan homogen. Ada yang mempunyai sifat riang, pendiam, heboh, tenang, dan sebagainya. Agar terjalin komunikasi yang baik, harus mampu menyesuaikan diri terhadap sifat pribadi di lingkungan kerja. Cara berkomunikasi dengan teman pendiam berbeda dengan teman yang ceria. Kemampuan menyesuaikan diri dapat menciptakan suasana harmonis. Kita merasa nyaman berada di lingkungan kerja. Salah satu faktor meningkatnya produktivitas kerja adalah suasana kerja yang harmonis dan saling menghargai. 2. Kebebasan dalam Berkomunikasi Bebas berarti tidak terikat oleh kaidah‐kaidah yang berlaku. Dalam berkomunikasi hendaknya memperhatikan norma‐norma yang berlaku di masyarakat. Tindakan berlebihan dan kebablasan berdampak tidak baik bagi hubungan sosial. Seseorang yang memberikan pendapat atau ide secara terbuka tidak mengenal batasan, akan merusak hubungan yang sudah harmonis. Proses komunikasi seperti ini sangat rawan merusak persatuan bangsa. Penyampaian pesan yang bebas dan tidak jelas dapat merusak citra seseorang. Masyarakat akan memberi label kurang baik kepada individu tersebut. Komunikasi Produktif dalam Proses Pembelajaran | 15
Kepada siapa dan dengan siapa kita melakukan komunikasi adalah hal penting yang harus dipertimbangkan ketika akan melakukan komunikasi. Kebebasan dalam berkomunikasi jangan sampai membuat kita bebas mengungkapkan apapun tanpa batas. Menyaring terlebih dahulu semua informasi yang kita terima, kemudian melakukan seleksi pesan dengan membuat matriks positif dan negatif pesan. Matriks positif menganggap bahwa informasi dapat diteruskan kepada orang lain. Matriks negatif, informasi tidak dapat diteruskan kepada orang lain karena akan menimbulkan konflik. Menyaring terlebih dahulu segala informasi yang kita terima, itu lebih bijak. Tindakan ini untuk menghindari konflik akibat kebebasan dalam berkomunikasi. Proses penyaringan pesan dan informasi dilakukan secara terus‐ menerus dan kontinyu. Kita akan terbiasa mengungkapkan kalimat yang sejuk dan menyenangkan penerima pesan. Kebebasan berkomunikasi di era sekarang ini, membuat kita harus selektif dalam bertindak dan bertutur. Hanya dengan menekan tombol pada handphone (hp) maupun laptop, orang akan mudah menerima pesan yang kita kirimkan. Bijaksana dalam berkomunikasi adalah tindakan yang tepat untuk menyikapi perkembangan teknologi komunikasi saat ini. Membagi informasi kepada penerima pesan hendaknya dilakukan dengan banyak pertimbangan. Pesan yang dikirim penting bagi penerima pesan atau hanya informasi yang menyesatkan. Jika pesan atau informasi yang kita kirimkan mengandung kebencian, urungkan niat tersebut. Tetapi jika 16 | Marchilia Damayanti
pesan yang kita kirimkan bermanfaat bagi penerima pesan, pahala bagi pengirim pesan. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang menjunjung tinggi moral dan etika dalam berkomunikasi. Tetapi, hal tersebut kini sudah mulai luntur karena kepentingan segelintir orang untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Komunikasi yang terjadi sarat dengan muatan tertentu sehingga orang bebas mengungkapkan aib seseorang. Ini merupakan pertanda buruk. Orang menganggap dirinya hebat setelah berani mengungkapkan aib orang lain melalui pesan yang dibuatnya. Sejatinya, tindakan itu tidak dibenarkan. Meskipun sekarang kita berada pada era globalisasi, bukan berarti kita bebas mengungkapkan apa yang menjadi keinginan kita. Tetap berada pada jalur. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang saling menghargai satu sama lain. Mulutmu harimaumu. Sebuah peribahasa yang sering kita dengar. Ketika seseorang bicara lantang menyuarakan gagasan pada masyarakat luas, biasanya akan melupakan norma‐norma yang berlaku, yang sudah mengakar pada diri bangsa Indonesia. Etika berbicara sudah dilupakan demi meraih tujuan yang diinginkan. Pada musim kampanye, selain melakukan propaganda dan janji‐janji, tim sukses calon anggota dewan dan tim sukses calon kepala daerah, tidak segan‐segan mengungkapkan kelemahan lawan politiknya. Saat ini, batasan tentang demokrasi yang dianut bangsa Indonesai dan demokrasi liberal sudah tipis. Masyarakat Indonesia belum bisa menerima perbedaan pendapat. Atas nama demokrasi, masyarakat membabi buta mengeluarkan pendapat dan ide‐ide tanpa menghormati dan Komunikasi Produktif dalam Proses Pembelajaran | 17
menghargai privacy seseorang. Demokrasi Pancasila adalah demokrasi yang menjunjung tinggi perbedaan pendapat, tanpa mengesampingkan norma‐norma yang berlaku. Cara mengungkapkan ide atau gagasan harus menggunakan teknik komunikasi yang benar agar pesan yang disampaikan bermanfaat bagi orang lain. Bukan sebaliknya, karena bebas bicara dengan seenaknya dan mengumbar kata‐kata yang membuat hati orang terluka. Perbuatan ini akan menjadi bumerang bagi sang pembicara. Berbeda halnya dalam proses pembelajaran, kebebasan dalam mengemukakan ide‐ide adalah sesuatu yang harus dilakukan. Melalui proses komunikasi timbal balik antara guru dan peserta didik, akan terjadi tukar informasi yang bermanfaat bagi tercapainya tujuan pembelajaran. Peserta didik aktif merespon apa yang diajukan guru. Kelas menjadi hidup, tercipta suasana ceria, dan hangat. Tetap dalam koridor saling menghargai sesama teman dan menghormati guru. Penerapan model pembelajaran kooperatif adalah salah satu cara yang dapat diterapkan untuk membelajarkan. Peserta didik dapat berinteraksi dengan pengungkapan ide maupun pendapat dan menghargai satu sama lain. Beberapa variasi model pembelajaran kooperatif adalah STAD (Student Teams Achievment Division), Jigsaw, Invetigasi Kelompok (Teams Games Tournament atau TGT), Think Pair Share, (TPS) dan Number Head Together (NHT). Menurut Trianto (2011:58) model pembelajaran kooperatif berusaha melibatkan partisipasi aktif peserta didik. Memfasilitasi peserta didik dengan pengalaman sikap kepemimpinan dan membuat 18 | Marchilia Damayanti
keputusan dalam kelompok, serta memberikan kesempatan pada peserta didik untuk berinteraksi dan belajar bersama‐ sama peserta didik yang berbeda latar belakangnya. Model pembelajaran STAD, peserta didik dikelompokkan dalam satu kelompok. Terdiri atas 4–5 orang yang memiliki kemampuan heterogen. Kemampuan yang heterogen ini mengajarkan kepada setiap anggota kelompok untuk peduli satu sama lain. Terjadi diskusi tukar pendapat untuk mengerjakan soal dari guru. Sehingga terjadi sharing pendapat dalam satu kelompok tanpa memandang peserta didik yang satu “lebih” dari yang lain. Model pembelajaran jigsaw, peserta didik dikelompokkan 4–5 orang yang menjadi kelompok tim ahli dan tim asal. Kelompok tim ahli mempelajari subbab tertentu dari materi ajar. Setelah setiap anggota tim ahli kembali ke kelompok masing‐masing, yaitu tim asal. Dalam tim asal terkumpul beberapa anggota tim ahli yang mempelajari subbab materi yang berbeda. Kemudian guru memberikan tugas untuk didiskusikan dalam kelompok tim asal. Kelompok tim asal berdiskusi untuk memecahkan permasalahan yang diberikan guru. Model pembelajaran jig saw mengajarkan peserta didik saling tukar‐menukar informasi. Kerja sama dalam mengemukakan informasi sangat dibutuhkan. Hal ini mengajarkan peserta didik bahwa tidak ada yang sempurna, setiap anggota kelompok menguasai salah satu subbab materi ajar dan saling melengkapi satu sama lain. Investigasi Kelompok (Group Investigation), guru membagi kelompok yang terdiri atas 5–6 orang. Masing‐ Komunikasi Produktif dalam Proses Pembelajaran | 19
masing kelompok menyelidiki masalah yang diberikan guru, kemudian mendiskusikan dalam satu kelompok. Selanjutnya, kelompok tersebut menganalisis permasalahan dengan mengkaji dari berbagai sumber. Kegiatan berikutnya, masing‐ masing kelompok mempresentasikan hasil penyelidikan. Teman‐teman lainnya bertanya, memberikan pendapat, dan menuangkan ide‐ide atau gagasannya. Demikianlah, model pembelajaran group investigation melatih peserta didik mampu melakukan analisis dan menyajikan hasil penyelidikannya serta berani mengemukakan ide‐ide dan gagasan. Think Pair Share (TPS), guru memberi tugas menjawab pertanyaan atau suatu permasalahan kepada peserta didik. Mereka diberi kesempatan untuk berpikir dan mendiskusikan dengan pasangannya. Selanjutnya, masing‐masing pasangan mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas. Model pembelajaran TPS ini melatih kemampuan peserta didik untuk cepat dan tanggap dalam membuat solusi serta mengemukakan ide‐ide dan gagasannya terhadap suatu permasalahan. Teams Game Tournament (TGT), peserta didik duduk di kelompoknya masing‐masing. Ada kelompok pembaca, penantang 1, penantang 2, penantang 3, dan seterusnya sesuai banyaknya kelompok. Guru memberi materi pelajaran. Masing‐masing anggota kelompok mempelajarinya. Setelah itu, kelompok pembaca mengambil kartu yang berisi nomor dan pertanyaan kuis yang sudah dibuat guru kemudian menjawabnya. Kelompok penantang satu menyetujui atau dapat pula memberikan jawaban yang berbeda. Begitu 20 | Marchilia Damayanti
seterusnya, sampai semua kelompok mendapat giliran untuk menjawab dan mengemukakan pendapatnya. Kegiatan ini dilakukan sampai seluruh anggota kelompok mendapat kesempatan yang sama. Model pembelajaran TGT mengajarkan peserta didik, dalam satu kelompok mempunyai kelebihan dan boleh berbeda pendapat akan tetapi tidak boleh saling mendiskreditkan kelompok yang lain. Komunikasi Produktif dalam Proses Pembelajaran | 21
22 | Marchilia Damayanti
Bab IV Kesalahan Dalam Berkomunikasi 1. Hambatan‐hambatan dalam Berkomunikasi Dalam penyampaian pesan, terkadang tidak sesuai harapan. Komunikasi yang terjadi mengalami hambatan. Hambatan‐hambatan dalam berkomunikasi dapat terjadi karena pengirim pesan tidak mampu menyampaikan pesan dengan baik atau penerima pesan yang tidak fokus terhadap proses komunikasi yang sedang berlangsung. Peran kedua belah pihak sangat menentukan keberhasilan tujuan pengiriman pesan. Kepincangan dalam komunikasi terjadi karena salah satu pihak tidak melaksanakan peran dengan baik. Seorang pemimpin yang otoriter dan selalu memaksakan kehendak kepada bawahan, merupakan contoh hambatan dalam berkomunikasi. Pihak pengirim pesan, dalam hal ini pemimpin suatu organisasi, tidak melakukan komunikasi timbal balik. Hanya sepihak oleh dirinya sendiri. Akibatnya, penerima pesan dalam melaksanakan pesan yang diterima tidak dengan setulus hati. Jika hal ini berlangsung terus‐ menerus, akan menjadi kumpulan konflik. Suatu saat dapat meledak dan menimbulkan konflik antara atasan dan bawahan. Komunikasi Produktif dalam Proses Pembelajaran | 23
Seorang ibu yang mengungkapkan kasih sayang melalui sentuhan kepada anaknya, merupakan media dalam mendukung tercapainya komunikasi yang baik. Sentuhan kepada anak akan memberikan respon positif anak terhadap ibunya, sebelum sang ibu mengirimkan pesannya. Sentuhan dapat meminimalisir terjadinya hambatan dalam berkomunikasi antara ibu dan anak. Hambatan dalam berkomunikasi dapat terjadi ketika seseorang merasa lebih dari orang yang mengirim pesan. Mereka merasa bahwa dirinya tidak patut menerima pesan yang disampaikan oleh pengirim pesan. Perasaan ingin dihormati dan merasa lebih tinggi derajatnya dari pengirim pesan merupakan salah satu hambatan terhadap proses komunikasi. Keadaan ini akan menghambat tercapainya proses komunikasi dan penyampaian pesan. Dalam proses pembelajaran, seorang guru yang mengabaikan kondisi peserta didik dan tidak peduli dengan kemampuannya dalam menerima pesan yang disampaikan, menjadikan tujuan pembelajaran tidak tercapai. Penyampaian konsep yang seharusnya terjadi komunikasi timbal balik tetapi hanya satu arah. Guru hanya sebagai pemberi pesan menyebabkan pembelajaran tidak berkembang dan membosankan. Peserta didik mengantuk dan mengalami kejenuhan. Pesan yang disampaikan berupa konsep‐konsep tidak akan sampai dengan baik kepada penerima pesan. Pada saat proses komunikasi berlangsung, tidak dapat dihindari terjadi kesalahan pemahaman terhadap pesan yang disampaikan. Seseorang sudah merencanakan dengan 24 | Marchilia Damayanti
matang apa yang ingin disampaikan, terkadang terjadi hal‐hal di luar dugaan. Misalnya, ketika pemateri memberikan materi, banyak peserta antusias mengikuti kegiatan tersebut. Peserta kegiatan melonjak dari yang sudah direncanakan. Kapasitas gedung yang disiapkan tidak mampu menampung peserta kegiatan. Pada saat acara berlangsung terjadi kegaduhan, maka pesan yang disampaikan pemateri itu tidak akan diterima dengan baik oleh peserta kegiatan. Penggunaan bahasa verbal dan nonverbal yang tidak dimengerti oleh penerima pesan, akan menghambat tersampaikannya pesan. Contoh, seorang wisatawan mancanegara datang ke Indonesia. Dia tidak dapat berbahasa Indonesia. Tentu akan kesulitan menyampaikan apa yang diinginkan saat berkomunikasi dengan warga lokal. Demikian pula jika penggunaan bahasa nonverbal atau gerakan tubuh yang tidak dimengerti penerima pesan. Contoh, pengirim pesan mengirimkan isyarat dan memberikan kode dengan cara menelungkupkan tangan ke atas sebagai kode untuk berhenti bicara. Karena sebelumnya tidak ada pemberitahuan tentang isyarat itu, maka penerima pesan terus berbicara. Keterlibatan penerima pesan dan pengirim pesan dalam komunikasi merupakan hal yang mutlak. Tanpa ada keduanya, komunikasi tidak akan terjadi. Sebagai manusia biasa, terkadang kedua individu yang terlibat dalam komunikasi mengalami suasana hati yang kurang baik. Menurut Babcock dalam Syaifurahman dan Ujiati (2013:5) ada lima faktor yang mempengaruhi komunikasi, yaitu: the act (perbuatan), the scene (adegan), the agent (pelaku), the Komunikasi Produktif dalam Proses Pembelajaran | 25
agency (perantara), the purpose (tujuan). Itulah beberapa hal yang dapat menghambat komunikasi. 2. Mengurai Hambatan‐Hambatan dalam Berkomunikasi Hambatan‐hambatan yang terjadi saat proses komunikasi berlangsung dapat diminimalisir, dengan menghilangkan faktor‐faktor penghalang tersampaikannya pesan. Faktor‐ faktor tersebut diidentifikasi untuk menentukan jalan keluar pemecahan, agar hambatan dalam komunikasi dapat dihilangkan. Proses pengiriman pesan yang dilakukan dengan menggunakan kalimat yang terlalu cepat akan menyulitkan penerima dalam memahami pesan. Dapat diminimalisir, dengan cara pengirim pesan mengurangi kecepatan dalam bertutur. Dengan berbicara jelas dan runtut, pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik oleh penerima pesan. Hilangkan perasaan lebih dari orang lain. Merasa lebih dari orang lain, menyebabkan sulit menerima informasi yang diberikan oleh pengirim pesan. Keengganan menerima informasi adalah hambatan dalam berkomunikasi. Dapat dihilangkan dengan menempatkan diri kita sebagai pengirim pesan. Mengatakan pada diri kita bahwa dari siapa pun kita dapat belajar. Perasaan tidak suka dihilangkan terlebih dahulu. Agar informasi yang disampaikan pengirim pesan dapat kita terima dengan baik serta dapat menambah pengetahuan pada diri kita. 26 | Marchilia Damayanti
Komunikasi timbal balik merupakan bentuk komunikasi dua arah atau multiarah. Dapat diterapkan guru dalam proses pembelajaran. Adanya komunikasi timbal balik antara guru dan peserta didik dapat memotivasi mereka agar terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Keterlibatan ini dapat menjalin hubungan yang harmonis antara guru dan peserta didik. Hubungan harmonis adalah modal utama kunci suksesnya proses komunikasi. Kondisi yang nyaman akan mempermudah guru dalam menyampaikan pesan. Komunikasi timbal balik ini akan memotivasi peserta didik mengikuti proses pembelajaran sampai selesai. Jika mereka antusias mengikuti proses pembelajaran sampai selesai, guru sebagai fasilitator pembelajaran mudah merangsang keingintahuan peserta didik terhadap materi. Materi dipelajari oleh mereka dengan menerapkan strategi pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik materi ajar. Berikut gambar proses komunikasi dan hambatan tercapainya pengiriman pesan. Gambar 3.1 Empat tahap proses mendengarkan (Slameto, 2015:108) Komunikasi Produktif dalam Proses Pembelajaran | 27
Dalam proses pembelajaran, tidak selamanya berjalan lancar. Bisa saja peserta didik tidak dapat dikendalikan di kelas. Mereka saling berbicara di dalam kelas. Suasana ini sangat mengganggu proses komunikasi dari guru kepada peserta didik atau sebaliknya. Oleh karena itu, guru harus dapat mengendalikan suasana agar kelas dapat tenang kembali. Hal yang dapat dilakukan adalah menggunakan bahasa nonverbal, dengan isyarat menenangkan peserta didik. Guru dapat diam sejenak dengan menatap ke seluruh kelas. Dapat juga dengan memberi isyarat jari telunjuk ke bibir. Hindari berbicara melebihi suara peserta didik. Ini akan menambah kegaduhan. Sesuai dengan pendapat Johnson (2011:154) bahwa diam adalah jauh lebih efektif daripada berteriak. Berteriak pada peserta didik yang gaduh, membuat mereka bersuara lebih keras lagi dan membuat guru lemah. 28 | Marchilia Damayanti
Bab V Komunikasi Dalam Pembelajaran 1. Penyampaian Pesan Komunikasi dapat terjadi jika ada pesan disampaikan oleh pengirim pesan kepada penerima. Dalam proses pembelajaran, terjadi proses komunikasi antara guru (pengirim pesan) dan peserta didik (penerima pesan). Pesan yang dimaksud adalah materi ajar yang berupa konsep‐ konsep. Proses pembelajaran adalah proses menemukan suatu konsep tentang apa yang dipelajarinya. Hasil belajar diperoleh berupa bertambahnya tingkat pengetahuan, keterampilan, dan sikap peserta didik. Untuk menemukan suatu konsep, ada beberapa mata pelajaran yang membutuhkan kegiatan belajar praktik dan melakukan analisis terhadap materi ajar. Mata pelajaran yang berkaitan dengan suatu kasus atau masalah, peserta didik menganalisis kasus tersebut. Perbedaan karakteristik mata pelajaran membuat guru harus memikirkan cara berkomunikasi yang sesuai dengan materi ajar. Materi ajar yang membutuhkan analisis, sebaiknya menggunakan model pembelajaran berbasis saintifik, misalnya: project based learning (PJBL), problem based learnign (PBL), discovery learning dan inquiry. Komunikasi Produktif dalam Proses Pembelajaran | 29
Model pembelajaran Project Based Learning (PJBL) dalam kurikulum 2013 merupakan pembelajaran yang menggunakan proyek nyata dalam kehidupan didasarkan pada motivasi yang tinggi, pertanyaan menantang, tugas‐tugas, atau permasalahan untuk membentuk penguasaan kompetensi yang dilakukan secara kerja sama dalam upaya memecahkan masalah (Barel 2000 dan Baron 2011 dalam Ditpsmk, 2017). Penemuan konsep diperoleh dengan cara pemberian tugas membuat suatu proyek. Setelah beberapa waktu, peserta didik menyampaikan hasil pekerjaannya dengan melakukan presentasi kepada guru dan teman‐temannya. Contoh penerapan model pembelajaran Project Based Learning (PJBL) yang dipadukan dengan pendekatan saintifik pada kurikulum 2013. Tabel. 5.1. Contoh Penerapan Model Pembelajaran Project Based Learning (PJBL) yang Dipadukan dengan Pendekatan Saintifik Pada Kurikulum 2013 Kegiatan Kegiatan Guru dan Peserta Sintaks PJBL Pembelajaran Didik Kegiatan Guru mengkondisikan Pendahuluan suasana belajar yang menyenangkan Guru mendiskusikan kompetensi yang telah dipelajari dan dikembangkan sebelumnya terkait dengan kompetensi yang 30 | Marchilia Damayanti
akan dipelajari. Guru menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan manfaatnya Kegiatan Inti: bagi kehidupan. Mengamati Menyampaikan garis besar materi dan kegiatan yang akan dilakukan, Menanya Menyampaikan lingkup dan teknik penilaian yang akan digunakan. Guru menyajikan video Penentuan kebutuhan peralatan pertanyaan kandang brooding mendasar (kandang indukan) Peserta didik mengamati foto/video tersebut. Guru memberikan pertanyaan tentang kebutuhan untuk peralatan kandang untuk 500, 600, 700, 800, 900 ekor DOC. Peserta didik menjawab pertanyaan dari guru tentang kebutuhan untuk peralatan kandang untuk 500, 600, 700, 800, 900 ekor DOC (anak ayam) Komunikasi Produktif dalam Proses Pembelajaran | 31
Mengumpulkan informasi Guru menugaskan kepada Mendesain peserta didik untuk perencanaan membuat kandang proyek brooding Guru menugaskan kepada peserta didik untuk membuat prosedur cara mengoperasikan pemanas Guru membentuk Menyusun kelompok dan jadwal menentukan urutan jadwal pembuatan kandang brooding dan pengoperasian pemanas. Peserta didik mencatat nama‐nama anggota Mengasosiasi kelompok dan jadwal yang telah ditentukan. Guru menugaskan kepada peserta didik untuk Memonitor membuat kandang peserta didik brooding (kandang dan indukan ayam) dan kemajuan mengoperasikan proyek pemanas. Peserta didik membuat kandang brooding (kandang indukan ayam) 32 | Marchilia Damayanti
dan mengoperasikan pamanas. Guru menilai hasil proyek Menguji hasil peserta didik Guru menugaskan kepada Mengevaluasi peserta didik untuk mengevaluasi hasil proyek yang telah dilakukan. Mengomunikasi‐ Peserta didik melakukan kan presentasi terhadap hasil evaluasi proyek. Kelompok lain menanggapi dan mengevaluasi hasil presentasi. Kegiatan Guru dan peserta didik Penutup membuat rangkuman/simpulan pelajaran. Guru melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan. Merencanakan tindak lanjut. Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya. Komunikasi Produktif dalam Proses Pembelajaran | 33
Gambar 5.1 Kegiatan membuat brooding (kandang indukan anak ayam) Berdasarkan contoh penerapan model pembelajaran PBJL di atas, terlihat keterlibatan guru dan peserta didik dalam berkomunikasi pada saat pembelajaran berlangsung. Guru harus benar‐benar membuat perencanaan yang matang sebelum menerapkan model pembelajaran PJBL. Kegiatan yang akan dilakukan disampaikan secara jelas dan berurut. Hal ini untuk menghindari kesalahpahaman antara guru dan peserta didik. Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) merupakan pembelajaran yang menggunakan berbagai kemampuan berpikir dari peserta didik secara individu maupun kelompok serta lingkungan nyata (autentik) untuk mengatasi permasalahan sehingga bermakna, relevan, dan kontekstual (Tan Onn Seng, 2000 dalam Ditpsmk, 2017). Penemuan konsep berbasis masalah, peserta didik diberi tugas menganalisis suatu masalah dan kemudian 34 | Marchilia Damayanti
mengembangkan solusinya. Contoh penerapan model pembelajaran PBL adalah sebagai berikut: Tabel. 5.2. Contoh Penerapan Model Pembelajaran PBL yang Dipadukan dengan Pendekatan Saintifik Kegiatan Kegiatan Guru dan Sintaks PBL Pembelajaran Peserta Didik Kegiatan Guru Pendahuluan mengkondisikan suasana belajar yang menyenangkan Guru mendiskusikan kompetensi yang telah dipelajari dan dikembangkan sebelumnya terkait dengan kompetensi yang akan dipelajari. Guru menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan manfaatnya bagi kehidupan. Menyampaikan garis besar materi dan kegiatan yang akan dilakukan, Komunikasi Produktif dalam Proses Pembelajaran | 35
Kegiatan inti: Menyampaikan Identifikasi Mengamati lingkup dan teknik masalah penilaian yang akan digunakan. Guru menyajikan foto kondisi kandang yang kotor dan kegiatan setelah pemanenan. Guru menampilkan bahan‐bahan yang digunakan pada saat desinfeksi kandang Peserta didik mengamati foto tersebut dan mengidentifikasi masalah yang ada pada foto tersebut. Peserta didik mencatat bahan‐ bahan desinfeksi kandang. Guru membentuk kelompok, tiap kelompok terdiri dari 5 orang. 36 | Marchilia Damayanti
Menanya Peserta didik duduk Menetapkan di kelompoknya masalah masing‐masing. Guru memberi tugas kepada peserta didik menelaah permasalahan yang dilihat pada saat mengamati foto yang disajikan guru dan membedakan bahan‐bahan desinfeksi kandang yang disesuaikan dengan spektrum kerja dan jenis bibit penyakit yang menyerang. Mengembang‐ kan solusi Peserta didik melakukan diskusi dengan menelaah permasalahan yang sudah ditetapkan. Peserta didik membedakan bahan‐ bahan desinfeksi kandang yang disesuaikan dengan Komunikasi Produktif dalam Proses Pembelajaran | 37
spektrum kerja dan jenis bibit penyakit Mengumpulkan informasi/ yang menyerang. eksperimen Guru membimbing Melakukan peserta didik dalam tindakan menghitung strategis kebutuhan bahan desinfeksi kandang. Peserta didik menghitung kebutuhan bahan desinfeksi kandang. Guru membimbing peserta didik melakukan praktek sanitasi kandang. Peserta didik melakukan sanitasi kandang. Guru membimbing peserta didik melakukan praktek desinfeksi kandang. Peserta didik melakukan desinfeksi kandang. 38 | Marchilia Damayanti
Mengasosiasi/ Guru menugaskan Mengevaluasi mengolah kepada peserta didik informasi untuk melakukan evaluasi terhadap hasil telaah dan praktek yang telah dilakukan. Guru menugaskan kepada peserta didik mencatat beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan desinfeksi kandang yang telah dilakukan. Peserta didik melakukan evaluasi terhadap hasil telaah dan kegiatan praktek yang telah dilakukan, Peserta didik mencatat beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan desinfeksi kandang yang telah dilakukan Mengomunikasikan Guru menugaskan kepada perwakilan Komunikasi Produktif dalam Proses Pembelajaran | 39
Kegiatan Penutup kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi telaah dan praktek yang telah dilakukan. Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi telaah dan praktek yang telah dilakukan. Guru dan peserta didik membuat rangkuman/ simpulan pelajaran. Guru melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan. Guru merencanakan tindak lanjut. Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya. 40 | Marchilia Damayanti
Search