Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore Perencanaan Pembelajaran Jadi

Perencanaan Pembelajaran Jadi

Published by royhobbd, 2020-08-02 04:41:31

Description: Perencanaan Pembelajaran Jadi

Search

Read the Text Version

Sebagaimana telah disinggung sebelumnya, bahwa langkah pertama yang ditempuh guru dalam mengembangkan Rencana pelaksanaan pembelajaran adalah mengidentifikasi dan mengelompokkan kompetensi yang ingin dicapai setelah proses pembelajaran. Kompetensi yang dikembangkan harus mengandung muatan yang menjadi materi standar, yang dapat diidentifikasi berdasarkan kebutuhan peserta didik, kebutuhan masyarakat, ilmu pengetahuan, dan filsafat. Identifikasi kompetensi perlu dilakukan dengan baik dan benar, karena kesalahan dalam mengidentifikasi kompetensi dapat mengaburkan makna dan hakekat pembelajaran. Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengidentifikasi kompetensi, yaitu: (1) hendaknya mengandung unsur proses dan produk; (2) bersifat spesifik dan dinyatakan dalam bentuk perilaku nyata; (3) mengandung pengalaman belajar yang diperlukan untuk mencapai kompetensi tersebut; (4) pembentukkan kompetensi seringkali membutuhkan waktu relatif lama, harus realistik dan dapat dimaknai sebagai kegiatan atau pengalaman belajar tertentu, serta harus komprehensif, artinya berkaitan dengan visi dan misi sekolah. Langkah kedua, adalah mengembangkan materi standar. Materi standar merupakan bahan pembelajaran berkenaan dengan jawaban atas, \"apa yang harus dipelajari oleh peserta didik untuk membentuk kompetensi?\". Materi standar merupakan isi kurikulum yang diberikan kepada peserta didik dalam proses pembelajaran, dan pembentukkan kompetensi. Secara umum, materi Perencanaan Pembelajaran PAK [ 51 ]

standar mencakup tiga komponen utama, yaitu ilmu pengetahuan, proses, dan nilai-nilai, yang dapat dirinci sesuai dengan kompetensi dasar, serta visi dan misi sekolah. Menentukan materi standar bukanlah pekerjaan yang mudah, karena harus dipilih sesuai dengan kompetensi dasar, dan diurutkan sesuai dengan ruang lingkup (scope) dan urutannya (skuensi), serta perlu dirancang dan diorganisir sedemikian rupa, agar mampu membentuk kompetensi peserta didik. Sehubungan dengan itu, para guru sebagai manajer kurikulum di sekolah -diharapkan dapat memilih dan mengembangkan materi standar sesuai dengan kebutuhan, dan perkembangan jaman, serta minat, kemampuan, dan perkembangan peserta didik. Langkah ketiga dalam menyusun Rencana pelaksanaan pembelajaran adalah menentukan metode. Penentuan metode pembelajaran erat kaitannya dengan pemilihan strategi pembelajaran yang paling efisien dan efektif dalam memberikan pengalaman belajar yang diperlukan untuk membentuk kompetensi dasar. Dalam hal ini, strategi pembelajaran merupakan kegiatan guru dalam melakukan proses pembelajaran dan pembentukkan kompetensi, yang dapat memberikan kemudahan kepada peserta didik untuk mencapai tujuan. Dalam setiap pembelajaran dan pembentukkan kompetensi, guru dapat menggunakan berbagai variasi metode, dan berbagai media untuk mencapai tujuan pembelajaran variasi media untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dalam hal ini guru diharapkan dapat memilih dan menggunakan berbagai metode dan media pembelajaran yang dapat menumbuhkan aktivitas dan Perencanaan Pembelajaran PAK [ 52 ]

kreativitas peserta didik. Langkah terakhir dalam mengembangkan Rencana pelaksanaan pembelajaran adalah merencanakan penilaian. Sejalan dengan KTSP yang berbasis kompetensi penilaian hendaknya dilakukan berdasarkan apa yang dilakukan oleh peserta didik selama proses pembelajaran dan pembentukkan kompetensi. Oleh karena itu, penilaian hendaknya dilakukan berbasis kelas (PBK), dan ujian dilakukan berbasis sekolah (school based exam/SBE). Tyler (1986) mengatakan bahwa penilaian pembelajaran dimaksudkan untuk mengetahui tercapai tidaknya pembelajaran yang telah dilaksanakan, yang mencakup semua komponen pembelajaran, baik proses maupun hasilnya. Untuk itu, kegiatan penilaian membutuhkan alat penilaian dalam mencapai tujuan, dan guru perlu menentukan alat penilaian sesuai dengan kompetensi yang dinilai. Dalam hal ini, pembelajaran tidak.harus berlangsung di kelas saja, tetapi dapat terjadi di luar kelas, bahkan di luar sekolah. Misalnya, peserta didik melakukan pengamatan atau observasi di lingkungan sekolah, atau mengadakan karyawisata untuk membentuk kompetensi dasdar tertentu. Guru sebagai pengembang Rencana pelaksanaan pembelajaran seyogyanya melakukan penilaian terhadap efektivitas pelaksanaannya. Penilaian dapat dilakukan selama proses implementasi Rencana pelaksanaan pembelajaran maupun sesudahnya, sehingga, kegiatan yang terbaik bagi guru sebagai agai pengembang kurikulum di sekolah adalah melakukan evaluasi kurikulum Perencanaan Pembelajaran PAK [ 53 ]

secara terns menerus, utuh, dan menyeluruh. Pendekatan dan teknik yang dapat digunakan dalam menilai kurikulum yang berlaku itu beragam sesuai dengan sasaran, fungsi, dan tujuan penilaian. Guru yang memiliki kinexja tinggi akan bernafsu dan berusaha meningkatkan kompetensinya, baik dalam kaitannya dengan perencanaan, pelaksanaan, maupun penilaian pembelajaran, sehingga diperoleh hasil kerja yang optimal. Sedikitnya terdapat sepuluh faktor yang dapat meningkatkan kinerja guru, baik faktor internal maupun eksternal. Kesepuluh faktor tersebut adalah dorongan untuk bekerja, tanggung jawab terhadap tugas, minat terhadap tugas, penghargaan atas tugas, peluang untuk berkembang, perhatian dari kepala sekolah, hubungan interpersonal dengan sesama guru, MGMP dan KKG, kelompok diskusi terbimbing, serta layanan perpustakaan. 1. Dorongan untuk bekerja Seseorang akan melakukan sesuatu atau bekerja untuk memenuhi kebutuhan dan merealisasikan keinginan yang menjadi cita-citanya. Maslow (1970) menyusun suatu teori tentang kebutuhan manusia yang bersifat hierarkis, dan dikelompokkan menjadi lima tingkat, yaitu kebutuhan fisiologis, rasa aman, kasih sayang, harga diri, dan aktualisasi diri. Kebutuhan fisiologis (physiological needs). Kebutuhan ini paling rendah tingkatannya, dan memerlukan pemenuhan yang paling mendesak, misalnya kebutuhan akan makanan, minuman, air, dan udara. Perencanaan Pembelajaran PAK [ 54 ]

Kebutuhan rasa aman (safety needs). Kebutuhan tingkat kedua ini adalah suatu kebutuhan yang mendorong individu untuk memperoleh ketentraman, kepastian, dan keteraturan dari keadaan lingkungannya, misalnya kebutuhan akan pakaian, tempat tinggal, dan perlindungan atas tindakan yang sewenang-wenang. Kebutuhan kasih sayang (belongingness and love needs). Kebutuhan ini mendorong individu untuk mengadakan hubungan afektif atau ikatan emosional dengan individu lain, baik dengan sesama jenis maupun dengan yang berlainan jenis, di lingkungan keluarga ataupun di masyarakat, misalnya rasa disayangi, diterima, dan dibutuhkan oleh orang lain. Kebutuhan akan rasa harga dirifesteem needs). Kebutuhan ini terdiri dari dua bagian. Pertama adalah penghormatan atau penghargaan dari diri sendiri, dan kedua adalah penghargaan dari orang lain. Misalnya hasrat untuk memperoleh kekuatan pribadi dan mendapat penghargaan atas apa-apa yang dilakukannya. Kebutuhan akan aktualisasi diri (need for self actualization). Kebutuhan ini merupakan kebutuhan yang paling tinggi dan akan muncul apabila kebutuhan yang ada di bawahnya sudah terpenuhi dengan baik. Misalnya seorang pemusik menciptakan komposisi musik atau seorang ilmuwan menemukan suatu teori yang berguna bagi kehidupan. Perencanaan Pembelajaran PAK [ 55 ]

Dari uraian di atas, tampak bahwa kecenderungan dan intensitas perbuatan seseorang dalam bekerja kemungkinan besar dipengaruhi oleh jenis kebutuhan yang ada pada diri orang yang bersangkutan. Demikian halnya guru, dalam mengembangkan Rencana pelaksanaan pembelajaran, tentu dipengaruhi oleh keinginan-keinginan yang ada dalam dirinya. Jika guru mempunyai keinginan yang kuat sesuai peranannya, maka akan berusaha melakukan togas-togas yang berkaitan dengan upaya penyusunan Rencana pelaksanaan pembelajaran secara optimal. 2. Tanggung jawab terhadap tugas Setiap guru memiliki tanggungjawab terhadap sejumlah tugas yang harus dilakukan sesuai dengan jabatannya. Berat ringannya beban tugas guru akan mempengaruhi usaha-usahanya dalam bekerja sesuai kemampuannya, serta berkaitan dengan kuantitas dan kualitas tugas yang dikerjakannya. Motivasi kerja guru di sekolah akan ditentukan oleh besar kecilnya tanggung jawab yang diembannya dalam melaksanakan tugas. Tanggung jawab tersebut memberikan kebebasan kepada setiap guru untuk memutuskan apa yang dihadapinya dan bagaimana menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan kepadanya. Pemberian tanggung jawab secara individual, merupakan kesempatan bagi para guru untuk mengoptimalkan segenap potensi yang dimilikinya dalam bekerja, sehingga mereka dapat mengaktualisasikan keinginan dan cita-citanya secara optimal. Perencanaan Pembelajaran PAK [ 56 ]

Tanggung jawab merupakan tuntutan dalam melaksanakan tugas dan kewajiban, sehingga guru yang bertanggung jawab, akan berusaha melaksanakan tugas dan kewajibannya dengan baik. Dalam kaitannya dengan pengembangan Rencana pelaksanaan pembelajaran untuk me- nyukseskan implementasi KTSP, Sudjana mengungkapkan, bahwa: \"Tanggung jawab mengembangkan kurikulum mengandung arti bahwa guru dituntut untuk selalu mencari gagasan baru, dan menyempurnakan praktek pembelajaran”. Tanggung jawab guru dalam mengembangkan Rencana pelaksanaan pembelajaran berkaitan dengan budaya kerja dan budaya malu. Budaya kerja ditandai dengan upaya guru yang tidak segera puss atas hasil yang dicapainya, selalu mencoba mencari cara-cara baru untuk mengatasi setiap hambatan, berusaha mempertahankan apa yang sudah ada, dan memperbaiki cara-cara melaksanakan tugas sehingga menjadi lebih baik. Budaya malu menunjuk pada suatu kondisi ketika guru merasa malu apabila tidak berprestasi, dan kegiatan yang dilakukan gagal atau tidak dapat di pertanggungjawabkan. Dua budaya ini harus menjadi landasan kerja guru, agar dapat meningkatkan kualitas pendidikan dan pembelajaran. Uraian di atas menunjukkan bahwa kadar motivasi kerja guru dalam mengembangkan Rencana pelaksanaan pembelajaran dipengaruhi oleh beban tugas yang menjadi tanggung jawabnya yang harus dilaksanakan dalam kegiatan sehari-hari, dan cara menyelesaikannya. Perencanaan Pembelajaran PAK [ 57 ]

Beban tugas ini terutama berkaitan dengan peran guru sebagai fasilitator yang bertugas memberikan kemudahan belajar kepada peserta didik, melalui kegiatan mengajar, membimbing, dan melaksanakan administrasi sekolah. 3. Minat terhadap tugas Tugas-tugas yang dikerjakan oleh seorang guru mencerminkan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan minat terhadap tugas yang dibebankan kepadanya. Nawawi mengungkapkan bahwa minat dan kemampuan terhadap sesuatu pekerjaan berpengaruh terhadap moral kerja. Dalam hal ini, minat merupakan dorongan untuk memilih suatu objek atau tidak memilih objek lain yang sejenis. Objek minat dapat berupa benda, kegiatan, jabatan atau pekerjaan, yang diekspresikan dengan perasaan suka atau tidak suka. Dalam kaitannya dengan minat guru terhadap pengembangan Rencana pelaksanaan pembelajaran, berarti dalam diri guru terdapat perasaan suka atau tidak suka untuk mengembangkan atau tidak mengembangkan Rencana pelaksanaan pembelajaran setiap akan melakukan pembelajaran, dan meningkatkan kualitas pembelajaran. Kondisi tersebut disebabkan oleh pengaruh dari dalam. (internal) atau dari luar diri guru (eksternal). Pengaruh eksternal bisa datang dari lingkungan sekolah yang diciptakan kepala sekolah, suasana kerja, keluarga, serta masyarakat pada umumnya. Perencanaan Pembelajaran PAK [ 58 ]

Minat seseorang terhadap sesuatu objek atau tugas tertentu dapat dipahami dengan memperhatikan apa yang ditanyakan, apa yang dibicarakan pada waktu-waktu tertentu, apa yang dibaca, dan apa yang digambar atau dilukis secara spontan. Oleh karena itu, minat guru terhadap tugas yang dibebankan kepadanya dapat dilihat dari kerajinannya dalam bekerja, ketertarikannya untuk mendalami tugas yang diberikan, dan gairahnya dalam menerima tugas-tugas dengan perasaan senang. 4. Penghargaan atas tugas Penghargaan atas keberhasilan yang dicapai guru dalam bekerja merupakan salah satu motivasi yang memacu dan mendorongnya untuk bekerja dan berprestasi lebih baik. Nawawi mengungkapkan bahwa penghargaan, penghormatan, pengakuan, serta perlakukan terhadap pendidik sebagai subyek atau manusia yang memiliki kehendak, pikiran, perasaan dan lain-lain sangat besar pengaruhnya terhadap moral kerja mereka. Penghargaan dapat menumbuhsuburkan rasa cinta, bangga, dan - tanggungjswab terhadap tugas-tugas yang diberikan. Rasa cinta, bangga, dan tanggungjawab memungkinkan seseorang dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, disiplin, dan penuh kesugguhan; sehingga dapat mencapai hasil yang optimal. Sebaliknya, pekerjaan yang tidak niemiliki.kebanggaan akan sulit berkembang, dan Perencanaan Pembelajaran PAK [ 59 ]

menghasilkan prestasi yang baik. Sehubungan dengan itu, perlu diupayakan agar setiap guru dapat menyenangi pekerjaannya, meskipun dalam kenyataannya masih sulit ditemukan guru yang benar-benar bangga terhadap jabatan dan profesinya. Hal ini disebabkan antara lain oleh kurangnya penghargaan terhadap profesi guru, baik dari keluarga, pemerintah maupun dari masyarakat pada umumnya. Di kalangan guru sendiri tidak jarang yang menjadikan pekerjaannya sebagai batu loncatan atau pelarian karena tidak di terima bekerja sesuai dengan yang dicita-citakannya. Dengan kata lain, banyak guru yang terpaksa menjadi guru karena tidak ada pekerjaan lain. Melalui berbagai kebijakan pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan dengan mendesentralisasikan pendidikan ke daerah kota dan kabupaten yang.sejalan dengan konsep otonomi daerah atau dengan menganggarkan biaya pendidikan 20% dari APBN dan APBD, mudah- mudahan dapat mengangkat harkat dan martabat guru, agar mereka bisa bekerja dengan tenang dan menyenangkan. Dalam kaitannya dengan pengembangan Rencana pelaksanaan pembelajaran, jika guru menghargai tugas tersebut, maka dalam pengembangannya akan diwarnai oleh rasa cinta, bangga, dan tanggungjawab, sehingga mereka ereka dapat mengerahkan seluruh kemampuannya untuk mencapai hasil yang optimal. Rasa cinta, bangga, dan tanggung jawab ini tidak harus ditampilkan lewat kata-kata, tetapi Perencanaan Pembelajaran PAK [ 60 ]

yang lebih penting adalah realisasinya dalam berbagai tindakan nyata. 5. Peluang untuk berkembang Motivasi kerja yang tinggi antara lain ditandai oleh suatu kondisi ketika seseorang memiliki kesempatan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan, serta mempunyai kesempatan untuk berkembang. Oleh karena itu, motivasi kerja seseorang dapat dilihat dari kesempatan yang bersangkutan untuk mengembangkan diri dalam rangka meningkatkan kemampuan dan keterampilannya dalam bekerja. Dalam rangka meningkatkan kompetensi profesionalnya, guru dituntut untuk mengembangkan berbagai potensi yang dimilikinya secara optimal, sehingga dapat melaksanakan tugasnya sesuai dengan kebutuhan masyarakat, serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begiru cepat. Tuntutan tersebut perlu lebih ditekankan lagi, mengingat apalagi yang menjadi objek dan subjek didik adalah generasi yang sedang berada dalam tarap perkembangan. Dan diharapkan menjadi generasi penerus pembangunan. Perbaikan kualitas kompetensi profesional guru dan tenaga kependidikan lainnya dapat dilakukan melalui dua jalur, yaitu pendidikan dalam jabatan dan pendidikan prajabatan. Natawidjaja mengatakan, Peningkatan kompetensi guru melalui pendidikan dalam jabtan dapat dilakukan melalui penataran, lokakarya, atau seminar yang Perencanaan Pembelajaran PAK [ 61 ]

berkenaan dengan tugas utama guru di sekolah. Peningkatan kemampuan melalui pendidikan pra jabatan dapat dilakukan dengan membentuk lembaga pendidikan tinggi pencetak calon guru yang berkualitas, yang dapat memberikan kesempatan kepada para mahasiswa untuk dididik menjadi guru yang profesional. Hal yang dikemukakan terakhir perlu dijadikan baban pemikiran kembali mengingat beberapa IKIP yang semula merupakan lembaga pendidikan tinggi yang khusus mempersiapkan calon guru telah berubah menjadi universitas. Perubahan IKIP menjadi universitas belum menunjukkan keluaran yang produktif, bahkan dalam satu sisi menjadi lembaga banci yang tidak jelas identitasnya. Berbagai indikator yang dapat ditelusuri antara lain para lulusannya tidak mampu bersaing dan merasa rendah diri ketika bersanding atau bersaing dengan lulusan universitas lain, bahkan tidak sedikit lulusannya dari ilmu murni pada akhirnya mengambil program Akta IV untuk kembali menjadi guru. Kondisi semacam ini kurang menunjang profesionalisme guru, karena tidak adanya lembaga yang khusus bertanggungjawab untuk itu. Dengan kata lain, perlu dibuka kembali peluang untuk berkembang bagi para guru, dan calon guru. 6. Perhatian dari kepala sekolah Perhatian kepala sekolah terhadap guru sangat penting untuk meningkatkan profesionalisme serta kinerja guru dan tenaga Perencanaan Pembelajaran PAK [ 62 ]

kependidikan lain di sekolah. Perhatian kepala sekolah dalam meningkatkan profesionalisme guru dapat dilakukan melalui diskusi kelompok, dan kunjungan kelas. Diskusi kelompok merupakan suatu kegiatan yang dapat dilakukan kepala sekolah bersama guru-guru dan bisa juga melibatkan pegawai administrasi, untuk memecahkan berbagai masalah guns mencapai suatu keputusan. Diskusi kelompok bisa dilaksanakan di ruang guru atau kelas ketika peserta didik sudah pulang, sehingga .tidak mengganggu kegiatan pembelajaran, bisa juga dilaksanakan setelah selesai rapat. Jika kegiatan ini dilaksanakan pada jam efektif, maka guru-guru harus memberikan tugas kepala peserta didik sesuai dengan materi standar yang dibahas pada saat'itu., misalnya mengadakan observasi di lingkungan sekitar sekolah. Masalah-masalah yang dapat dipecahkan dalam diskusi kelompok antara lain peningkatan profesionalisme guru, atau membahas hasil temuan kepala sekolah ketika melakukan observasi kelas. Kunjungan kelas dapat digunakan oleh kepala sekolah sebagai salah satu teknik untuk mengamati proses pembelajaran secara langsung, terutama dalam pemilihan dan penggunaan metode pembelajaran, media yang digunakan, dan keterlibatan peserta didik dalam proses pembelajaran, serta mengetahui bagaimana peserta didik dapat membentuk kompetensi dasar dalam dirinya. Kunjungan kelas Perencanaan Pembelajaran PAK [ 63 ]

merupakan teknik yang sangat bermanfaat untuk mendapatkan informasi secara langsung tentang berbagai hal yang berkaitan dengan profesio- nalisme guru dalam melaksanakan tugas pokoknya, mengaiar. Berdasarkan hasil kunjungan kelas, kepala sekolah bersama guru dapat mendiskusikan berbagai masalah yang ditemukan, mencari jalan pemecahan, dan menyusun program-program pemecahan untuk masa yang akan datang, baik yang menyangkut peningkatan profesionalisme guru maupun yang menyangkut pembelajaran. 7. Hubungan interpersonal sesama guru Hubungan interpersonal sesama guru di sekolah dapat mempengaruhi kualitas kinerja guru, karena motivasi kerja dapat terbentuk dari interaksi dengan lingkungan sosial disekitarnya, di samping hasil perubahan yang bersifat fisik, seperti suasana kerja, dan kondisi fisik gedung sekolah. Hasil analisis Nawawi menunjukkan bahwa hubungan yang intim penuh kekeluargaan terlepas dari formalitas yang kaku, dan prosedural yang otokratis berpengaruh positif terhadap moral kerja para pendidik. Oleh karena itu, suasana kehidupan di sekolah harus dikondisikan sedemikian rupa, agar dapat mendukung pelaksanaan pembelajaran berbasis kompetensi yang optimal. Kerja sama dan jalinan silaturahmi di antara para guru di sekolah, merupakan kondisi penting yang harus upayakan oleh berbagai pihak, khususnya oleh kepala sekolah. Melalui kerja sama dan Perencanaan Pembelajaran PAK [ 64 ]

dan jalinan silaturahmi akan dapat meningkatkan mekanisme kerja yang optimal, bahkan dapat meningkatan profesionalisme guru secara kolektif. Memahami uraian di atas, dirasakan perlunya membina hubungan baik di antara para guru secara keseluruhan, sehingga dapat memberi masukan dan menambah pengalaman setiap guru, karena mungkin perkembangan di suatu daerah berbeda dengan perkembangan daerah lain. Hal ini dapat dilakukan dengan kunjungan antarprofesi guru, dan studi banding antarsekolah. 8. MGMP dan KKG Musyawarah guru matapelajaran (MGMP), dan kelompok kerja guru (KKG) merupakan dua organisasi atau wadah yang dapat meningkatkan profesionalisme dan kenerja guru. Dalam MGMP dan KKG, para guru bisa saling bertukar pikiran, dan saling membantu memecahkan masalah yang dihadapi, bahkan bisa saling belajar dan membelajarkan. Melalui MGMP diharapkan persoalan dapat diatasi, termasuk bagaimana mensiasati kompetensi yang diuraikan dalam kurikulum dan mencari alternatif pembelajaran yang tepat serta menemukan berbagai variasi metoda dan variasi media untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Kegiatan ini dapat dilakukan di bawah koordinasi Wakasek bidang Kurikulum dan untuk setiap mata pelajaran dapat dipimpin oleh guru senior yang ditunjuk Perencanaan Pembelajaran PAK [ 65 ]

oleh Kepala sekolah. MGMP harus memiliki kegiatan rutin dan minimal bertemu satu kali per minggu guna menyusun strategi pebelajaran dan mengatasi masalah yang muncul. Dalam mengembangkan kegiatannya forum MGMP dapat me- ngundang ahli dari luar, baik ahli substansi mata pelajaran untuk membantu guru dalam mamahami materi standar, maupun ahli metodologi untuk menemukan cara yang paling sesuai dalam memberikan pembentukkan kompetensi tertentu. Melalui MGMP, dan KKG diharapkan semua kesulitan dan permasalahan yang dihadapi oleh guru dalam pembelajaran dapat dipecahkan, dan diharapkan dapat meningkatkan mutu pendidikan di sekolah melalui peningkatan mutu pembelajaran (efective teaching). 9. Kelompok diskusi terbimbing Untuk menunjang implementasi KTSP, khususnya dalam mengembangkan kompetensi guru dalam mengembangkan Rencana pelaksanaan pembelajaran, perlu dibentuk kelompok diskusi terbimbing, untuk mengatasi guru yang kurang semangat dalam melakukan tugas- tugas pembelajaran. Pembentukan kelompok diskusi dapat dilakukan oleh para guru di bawah bimbingan kepala sekolah. Kegiatan diskusi ini, perlu dilakukan di sekolah minimal 1 kali per bulan. Dalam kegiatan diskusi bisa melibatkan kepala sekolah, atau orang lain yang Perencanaan Pembelajaran PAK [ 66 ]

dianggap ahli dalam memecahkan masalah yang dihadapi oleh guru sehubungan dengan tugas utamanya membelajarkan dan membentuk kompetensi peserta didik. Untuk keperluan pengembangan materi pada MGMP sekolah, setiap guru dapat menyampaikan hasil diskusi kelompok, sehingga terjadi saling tukar pengalaman dan saling membantu bila terjadi kesulitan. Kelompok diskusi terbimbing ini di bawah pengawasan kepala sekolah, khususnya untuk meningkatkan motivasi serta membimbing guru untuk menghindari pengaruh pergaulan sosial yang kurang baik. Diskusi terbimbing dapat membuahkan hasil yang memuaskan, dapat meningkatkan motivasi dan semangat kerja para guru, dengan demikian upaya ini perlu dikembangkan dengan cara mencari model- model pembinanan yang efektif dan efisien untuk meningkatkan profesionalisme dan kinerja guru. 10. Layanan perpustakaan Salah satu sarana peningkatan profesionalisme guru adalah tersedianya. buku sumber yang dapat menunjang kegiatan pembelajaran dan pembentukkan kompetensi guru. Pengadaan buku pustaka perlu diarahkan untuk mendukung kegiatan pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan peserta didik dan guru akan materi pembelajaran. Di samping itu, layanan perpustakaan dapat memperkaya bahan- bahan yang diperlukan guru dalam Pengadaan bahan pustaka juga Perencanaan Pembelajaran PAK [ 67 ]

harus diarahkan untuk meningkatkan profesionalisme tenaga kependidikan, termasuk kegiatan MGMP sekolah dan mendukung belajar peserta didik. Untuk meningkatkan profesionalisme guru, diadakan buku-buku pegangan guru dari sumber yang relevan, sedangkan untuk mendukung belajar peserta didik, diadakan buku-buku yang diperlukan untuk pengembangan kompetensi, dan pendalaman materi standar. Pengadaan koleksi perpustakaan dapat dimulai dengan melakukan identifikasi buku-buku yang diperlukan oleh guru dan peserta didik, Berta mencatat buku-buku yang tidak ada atau tidak mencukupi kebutuhan. sekolah. Cara yang biasanya dilakukan dalam memenuhi kekurangan buku-buku tersebut, antara lain dengan mengadakan kerjasama dengan perpustakaan pada instansi lain yang mempunyai potensi untuk membantu pengadaan buku sekolah atau membeli buku- buku tersebut secara langsung apabila tersedia dana untuk pengem- bangan perpustakaan. Di samping itu, perlu diupayakan peningkatan pengetahuan dan keterampilan pengelola perpustakaan, misalnya memberikan kesempatan mengikuti pelatihan singkat bagi pengelola perpustakaan. Hal ini panting dalam peningkatan dan pengembangan perpustakaan untuk dapat menyediakan buku-buku yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik dan keperluan guru dalam meningkatkan profesionalismenya. Dalam hal Perencanaan Pembelajaran PAK [ 68 ]

ini, sekolah juga harus berupaya untuk memperhatikan penyediaan anggaran perpustakaan sesuai dengan kemampuan masing-masing. Berbagai faktor di atas, jika dikelola dan diarahkan dengan baik, make akan dapat meningkatkan profesionalisme guru, khususnya dalam pengembangan Rencana pelaksanaan pembelajaran. F. Format RPP Berbasis KTSP Format RPP sekurang-kurangnya memuat tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber beljaar, dan penilaian hasil belajar. Contoh Format RPP RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Mata Pelajaran : ............................................................. Satuan Pendidikan : ............................................................. Kelas/ Semester : ............................................................. Pertemuan Ke : ............................................................. Alokasi waktu : ............................jam pembelajaran (*isi sesuai dengan silabus) Kompetensi Dasar: 1. ................................................................................................................ 2. ................................................................................................................ Indikator: 1.1 ................................................................................................................ Perencanaan Pembelajaran PAK [ 69 ]

1.2 ................................................................................................................ 2.1 ................................................................................................................ 2.2 ................................................................................................................ (*Kompetensi dasar dan indikator di tulis lengkap sesuai dengan silabus) Tujuan Pembelajaran 1. ................................................................................................................ 2. ................................................................................................................ (* dirumuskian lengkap dengan mengacu pada indikator) Materi Standar 1. ................................................................................................................ 2. ................................................................................................................ (Tulis garis besar atau pokok-pokoknya saja, yang langsung berkaiatan dengan indikator dan tujuan pembelajaran) Metode Pembelajaran 1. ................................................................................................................ 2. ................................................................................................................ (tulis cara yang akan ditempuh untuk mencapai tujuan pembelajaran. Misalnya ceramah, tanya jawab, diskusi, ingkuari, pelaporan dan cara lainnya) Kegiatan Pembelajaran 1. Kegiatan awal (pembukaan): a) ......................................................................................................... b) ......................................................................................................... 2. Kegiatan Inti (pembentukan kompetensi): a) ......................................................................................................... b) ......................................................................................................... 3. Kegiatan akhir (penutup): a) ......................................................................................................... Perencanaan Pembelajaran PAK [ 70 ]

b) ......................................................................................................... (tulis kegiatan apa yang harus dilakukan dari awal sampai akhir, untuk mencapai tujuan dan kompetensi) Sumber Belajar 1. ................................................................................................................ 2. ................................................................................................................ (Tulis sumber belajar yang akan digunakan, termasuk alat peraga, media dan bahan pembelajaran/buku sumber) Penilaian 1. Tes tertulis : ..................................................................................... 2. Kinerja : ..................................................................................... 3. Penugasan : ..................................................................................... 4. Fortopolio : ..................................................................................... (tulis penialaian apa yang akan dilakukan untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan pembelajaran dan kompetensi dasar, pilih jenis penilaian yang paling tepat. Batam, 24 Agustus 2015 ......................................... Guru bid. studi PAK Perencanaan Pembelajaran PAK [ 71 ]

BAB VI Penialai Berbasis KTSP Penilaian hasil belajar dalam KTSP dapat dilakukan dengan penilaian kelas, tes kemampuan dasar, penilaian akhir satuan pendidikan dan sertifikasi, benchmarking,dan penilaian program. Penilaian Kelas Penilaian kelas dilakukan dengan ulangan harian, ulangan umum, dan ujian akhir. Ulangan harian dilakukan setiap selesai proses pembelaiaran dalam kompetensi dasar tertentu. Ulangan harian ini terdiri dari seperangkat soal yang harus dijawab para peserta didik, dan tugas-tugas terstruktur yang berkaitan dengan konsep yang sedang dibahas. Ulangan harian minimal dilakukan tiga kali dalam setiap semester. Ulangan harian ini terutama ditujukan untuk memperbaiki program pembelajaran, tetapi tidak menutup kemungkinan digunakan untuk tujuan- tujuan lain, misalnya sebagai bahan pertimbangan dalam memberikan nilai bagi para peserta didik. Ulangan umum dilaksanakan setiap akhir semester, dengan bahan yang diujikan sebagai berikut:  Ulangan umum semester pertama soalnya diambil dari materi semester pertama. Perencanaan Pembelajaran PAK [ 72 ]

 Ulangan umum semester kedua soalnya merupakan gabungan dari materi semester pertama dan kedua, dengan penekanan pada materi semester kedua. Ulangan umum dilaksanakan secara bersama untuk kelas-kelas paralel, dan pada umumnya dilakukan ulangan umum bersama, baik tingkat rayon, kecamatan, kodya/kabupaten maupun provinsi.' Hal ini dilakukan terutama dimaksudkan untuk meningkatkan pemerataan mutu pendidikan dan untuk menjaga keakuratan soalsoal yang diujikan. Di samping untuk menghemat tenaga dan biaya, pengembangan soal bisa dilakukan oleh bang soal, dan bisa digunakan secara berulang-ulang selama soal tersebut masih layak dipergunakan. Ujian akhir dilakukan pada akhir program pendidikan. Bahan-bahan yang diujikan meliputi seluruh kompetensi dasar yang telah diberikan, - dengan penekanan pada kompetensi dasar yang dibahas pada kelas-kelas tinggi. Hasil evaluasi ujian akhir ini terutama digunakan untuk menentukan kelulusan bagi setiap peserta didik, dan layak tidaknya untuk melanjutkan pendidikan pada tingkat di atasnya. Penilaian kelas dilakukan oleh guru untuk mengetahui kemajuan dan hasil belajar peserta didik, mendiagnosa kesulitan belajar, memberikan umpan balik untuk perbaikan proses pembelajaran, dan penentuan kenaikan kelas. Perencanaan Pembelajaran PAK [ 73 ]

Tes Kemampuan Dasar Tes kamampuan adasar dilakukan untuk mengetahui kemampuan membaca, menulis, dan berhitung yang diperlukan dalam rangka memperbaiki program pembelajaran (program remedial). Tes kemampuan dasar. dilakukan pada setiap tahun akhir kelas III. Penilaian Akhir Satuan Pendidikan Pada setiap akhir semester dan tahun pelajaran diselenggarakan kegiatan penilaian guna mendapatkan gambaran secara utuh dan menyeluruh mengenai ketuntasan belajar peserta didik dalam satuan waktu tertentu. Untuk keperluan sertifiksi, kinerja, dan hasil belajar yang dicantumkan dalam Surat Tanda Tamat Belajar tidak semata-mata didasarkan atas hasil penilaian pada akhir jerjang sekolah. Benchmarking Benchmarking merupakan, suatu standar untuk mengukur kinerja yang sedang berjalan, proses, dan hasil untuk mencapai suatu keunggulan yang memuasakan. Ukuran keunggulan dapat ditentukan di tingkat sekolah, daerah, atau nasional. Penilaian dilaksanakan secara berkesinambungan sehingga peserta didik dapat mencapai satuan tahap keunggulan pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan usaha dan keuletannya. Untuk dapat memperoleh data dan informasi tentang pencapaian benchamarking tertentu dapat diadakan penilaian secara. nasional yang Perencanaan Pembelajaran PAK [ 74 ]

dilaksanakan pada-akhir satuan pendidikan. Hasil penilaian tersebut dapat dipakai untuk melihat keberhasilan kurikulum dan pendidikan secara keseluruhan, dan dapat digunakan untuk memberikan peringkat kelas, tetapi tidak untuk memberikan nilai akhir peserta didik. Hal ini dimaksudkan sebagai salah satu dasar untuk pembinaan guru dan kinerja sekolah. Penilaian Program Penilaian program dilakukan oleh Departemen Pendidikan Nasional dan Dinas Pendidikan secara kontiniu dan berkesinambungan. Penilaian program dilakukan untuk mengetahui kesesuaian KTSP dengan dasar, fungsi, dan tujuan pendidikan nasional, serta kesesuaiannya dengan tuntutan perkembangan masyarakat, dan kemajuan jaman. BAB VII Format Portofolio Pembelajaran adalah suatu proses yang dinamis, berkembang secara terus-menerus sesuai dengan pengalaman siswa. Semakin banyak pengalaman yang dilakukan siswa, maka akan semakin kaya, luas dan sempurna pengetahuan mereka. Pengalaman yang diperoleh siswa dari hasil pemberitahuan orang lain seperti hasil dari penuturan guru, hanya akan mampir sesaat untuk diingat dan setelah itu dilupakan. Oleh sebab itu, dalam konteks KTSP, membelajarkan siswa tidak cukup hanya dengan memberitahukan akan tetapi mendorong siswa untuk melakukan suatu proses Perencanaan Pembelajaran PAK [ 75 ]

melalui berbagai aktivitas yang dapat mendukung terhadap pencapaian kompetensi. Setiap aktivitas termasuk berbagai karya yang dihasilkan siswa dari suatu proses pembelajaran, perlu dimonitor, diberi komentar, dikritik dan diberi catatan perbaikan oleh setiap guru secara terus-menerus. Melalui proses monitoring yang terus-menerus itulah pengalaman belajar siswa akan terus disempurnakan hingga pada akhimya akan menghasilkan sesuatu yang lebih baik dan lebih sempurna. Inilah hakekat pembelajaran melalui pengalaman. Teknik melakukan monitoring terhadap hasil kerja dan pengalaman siswa disebut portofolio. Portofolio dapat diartikan sebagai kumpulan karya siswa yang disusun secara sistematis dan terorganisir sebagai hasil dari usaha pembelajaran yang telah dilakukannya dalam kurun waktu tertentu. Melalui hasil karya tersebut guru dapat melihat perkembangan kemampuan siswa baik dalam aspek pengetahuan, sikap maupun keterampilan sebagai bahan penilaian. Hasil karya yang dihasilkan bisa hasil karya yang dikerjakan di dalam kelas (artifacts), atau bisa juga hasil kerja siswa yang di lakukan di luar kelas (reproduction). Hasil karya siswa itu kemudian dinamakan evidence. Melalui evidence inilah, siswa dapat mendemonstrasikan unjuk kerja kepada orang lain baik tentang pengetahuan, sikap maupun keterampilan sesuai dengan tujuan pembelajaran. Penilaian portofolio memiliki beberapa manfaat di antaranya: 1. Penilaian portofolio dapat memberikan gambaran yang utuh tentang Perencanaan Pembelajaran PAK [ 76 ]

perkembangan kemampuan siswa. Artinya melalui penilaian portofolio, informasi yang didapatkan bukan hanya sekadar pengetahuan saja, akan tetapi juga sikap dan keterampilan. 2. Penilaian portofolio merupakan penilaian yang autentik. Artinya, penilaian portofolio memberikan gambaran nyata tentang kemampuan siswa yang sesungguhnya. Mengapa demikian? Sebab portofolio adalah dokumen asli yang berisi tentang sekumpulan karya siswa. Melalui dokumen itulah tergambarkan kemampuan siswa yang sesungguhnya. 3. Penilaian portofolio merupakan teknik penilaian yang dapat mendorong siswa pada pencapaian hasil yang lebih baik dan lebih sempurna, siswa dapat belajar optimal, tanpa merasa tertekan. Hal ini dimungkinkan sebab penilaian portofolio adalah penilaian yang dilakukan secara terus-menerus. Setiap hasil kerja siswa di monitor dan diberi komentar. 4. Penilaian portofolio dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa, oleh sebab setiap respons siswa dalam proses pembelajaran diberikan reinforcement, dengan demikian siswa akan segera mengetahui kekurangan dan kelebihan dari proses pembelajaran yang dilakukannya. Penilaian portofolio dapat mendorong para orang tua siswa untuk aktif terlibat dalam proses pembelajaran siswa. Hal ini disebabkan setiap perkembangan siswa yang digambarkan melalui hasil kerja siswa, orang tua dimintai komentarnya. Perencanaan Pembelajaran PAK [ 77 ]

A. Perbedaan Tes dan Portofolio Di bawah ini djelaskan beberapa perbedaan pokok antara tes sebagai suatu teknik atau alas penilaian yang selama ini digunakan guru dengan penilaian potofolio sebagai salah satu inovasi dalam pelaksanaan penilaian. TES Penilaian Portofolio 1. Tes biasanya dilakukan untuk  Penilaian portofolio menilai seluruh menilai kemampuan intelektual aspek perkembangan siswa baik siswa melalui penugasan materi intelektual, minat sikap dan pembelajaran keterampilan 2. Guru berperan sangat dominan  Peserta didik terlibat dalam proses dalam proses penilaian penilaian dengan menilai dirinya sedangkan siswa berperan sendiri mengenai kemampuan sebagai orang yang dinilai beserta dalam perkembangannya. 3. Kriteria penilaian ditentukan  Kriteria penilaian di tentukan sesuai satu untuk semua. dengan karakteristik siswa 4. Keputusan berdasarkan penilaian di tentukan sendiri  Proses penilaian beserta oleh guru. pengambilan keputusan dilakukan dengan cara kolaboratif antara guru, siswa dan orang tua 5. Penilaian dilakukan dengan  Penilaian berorientasi pada ke- berorientasi pada pencapaian majuan, usaha yang dilakukan siswa hasil belajar termasuik pencapaian hasil belajar 6. Penilaian merupakan kegiatan yang terpisah dari proses  Penialaian merupakan bagain pembelajaran integral dari proses pembelajaran 7. Penialaian melalui tes biasanya  Penialain portofolio dilakukan dilakukan pada akhir program selama proses pembelajaran pembelajaran berlangsung. Perencanaan Pembelajaran PAK [ 78 ]

B. Prinsip-prinsip Penilaian Portofolio Dalam proses pelaksanaan evaluasi dengan sistem penilaian portofolio terdapat beberapa prinsip yang harus diperhatikan. Prinsip-prinsip tersebut dijelaskan di bawah ini. o Saling Percaya Penilaian portofolio adalah penilaian yang melibatkan siswa secara aktif sebagai pihak yang dievaluasi. Antara guru sebagai evaluator dan siswa sebagai pihak yang dievaluasi harus saling percaya. Siswa harus memiliki kepercayaan bahwa evaluasi yang dilakukan guru bukan semata-mata untuk menilai hasil pekerjaannya, akan tetapi sebagai upaya pemberian umpan balik untuk meningkatkan hasil belajar. o Keterbukaan Portofolio adalah penilaian yang dilaksanakan secara, terbuka, artinya guru sebagai evaluator bukan hanya berperan sebagai orang yang memberikan nilai atau kritik, akan tetapi siswa yang dievaluasi perlu memahami mengapa kritik itu muncul, oleh sebab itu guru harus terbuka melalui argumentasi yang tepat dalam setiap memberian penilaian. Untuk menciptakan keterbukaan, dalam setiap proses pembelajaran guru harus menciptakan iklim belajar yang menyenangkan, sehingga setiap siswa dapat menunjukkan kemampuannya tanpa ada perasaan takut atau malu. o Kerahasiaan Perencanaan Pembelajaran PAK [ 79 ]

Sebelum dilaksanakan pameran, kerahasiaan dokumen (evidence) setiap siswa perlu dijaga. Hal ini untuk menumbuhkan kepercayaan setiap siswa. Berbagai komentar yang diberikan guru terhadap proses pembelajaran dan hasil karya siswa, biar siswa yang bersangkutan yang tahu. Hal ini untuk menjaga perasaan siswa, jangan sampai ada kesan siswa merasa direndahkan dan dipermalukan di depan teman-temannya, apalagi kalau komentar itu menyangkut kemampuan dan pribadi siswa yang bersangkutan. Demikian juga komentar untuk siswa yang dianggap baik, tidak perlu diinformasikan pada yang lain. Hal ini untuk menjaga agar siswa yang bersangkutan tidak merasa paling hebat di antara teman-teman lainnya. o Milik Bersama Guru dan peserta didik harus merasa bahwa evidence portofolio adalah miliki bersama, oleh sebab itu semua pihak harus menjaganya secara baik. Guru dan siswa perlu sepakat di mana evidence itu disimpan. Hal ini akan mempermudah manakala siswa atau guru memerlukannya. o Kepuasan dan Kesesuaian Hasil akhir dari penilaian portofolio adalah ketercapaian kompetensi seperti yang dirumuskan dalam kurikulum. Ketercapaian itu selanjutnya dapat dilihat dari evidence yang diorganisasikan oleh guru dan siswa. Guru dan siswa akan merasa puas manakala kompetensi itu telah tercapai. Oleh karena itu, terkumpulnya evidence merupakan kepuasan baik bagi guru maupun bagi siswa. Perencanaan Pembelajaran PAK [ 80 ]

o Budaya Pembelajaran Penilaian portofolio harus dapat mengembangkan budaya belajar. Sebab penilaian portofolio itu sendiri pada dasarnya mengandung proses pembelajaran. Bukankah unjuk kerja yang tergambarkan pada setiap evidence pada dasarnya adalah proses pembelajaran. Oleh sebab itu melalui penilaian portofolio, dalam proses pembelajaran guru tidak hanya menuntut siswa untuk menghafal sejumlah fakta atau pengetahuan taraf rendah, akan tetapi harus membelajarkan siswa pada taraf yang lebih tinggi, misalnya mengembangkan pembelajaran berpikir melalui penelaahan kasus atau pengumpulan dan penafsiran data. o Refleksi Penilaian portofolio harus memberikan kesempatan yang luas kepada siswa untuk melakukan refleksi tentang proses pembelajaran yang telah dilakukannya. Melalui refleksi, siswa dapat menghayati tentang proses berpikir mereka sendiri, kemampuan yang telah mereka peroleh, Berta pemahaman mereka tentang kompetensi yang telah dimilikinya. o Berorientasi pada Proses dan Hasil Penilaian portofolio bertumpu pada dua sisi yang sama pentingnya, yakni sisi proses dan hasil belajar secara seimbang. Penilaian portofolio mengikuti setiap aspek perkembangan siswa, bagaimana cara belajar siswa, bagaimana motivasi belajar, sikap, minat, kebiasaan Perencanaan Pembelajaran PAK [ 81 ]

dan lain sebagainya dan pada akhirnya bagaimana hasil belajar yang diperoleh siswa. Dengan demikian, penilaian portofolio tidak hanya sekadar menilai hasil akhir yang dimiliki siswa akan tetapi juga me - nilai proses pembelajaran yang dilakukan siswa. C. Keunggulkan dan Kelemahan Portofolio Penilaian portofolio memiliki perbedaan yang sangat mendasar dibandingkan dengan sistem penilaian yang biasa dilakukan misalnya, dengan tes. Tes biasa digunakan untuk menilai kemampuan penguasaan materi pelajaran atau perkembangan intelektual siswa, oleh sebab itu tes biasanya dilaksanakan pada akhir selesainya pelaksanaan program pembelajaran seperti pada akhir catur wulan atau semester tidak demikian halnya dengan penilaian potofolio. Penilaian potofolio dilakukan untuk menilai setiap aspek perkembangan siswa termasuk perkembangan minat, sikap dan motivasi. Oleh sebab itu, penilaian portofolio merupakan bagian integral dari proses pembelajaran yang dilakukan secara terns menerus dan menyeluruh. Teknik penilaian portofolio memiliki keunggulan, di antaranya: 1. Penilaian portofolio dapat menilai kemampuan siswa secara menyeluruh. Penilaian portofolio, melalui pengumpulan evidence dapat menilai kemampuan siswa secara utuh, yang tidak hanya menilai kemampuan Perencanaan Pembelajaran PAK [ 82 ]

unjuk kerja akan tetapi termasuk sikap, dan motivasi belajar. Di samping itu, penilaian portofolio menilai dua sisi yang sama pentingnya yaitu sisi proses dan hasil belajar. 2. Penilaian portofolio dapat menjamin akuntabilitas Akuntabilitas (pertanggungjawaban) sekolah terhadap siswa, orang tua dan inasyarakat melalui penilaian portofolio dapat lebih terjamin. Sebab kemampuan siswa dapat lebih teruji dengan melihat setiap perkembangan siswa. 3. Penilaian portofolio merupakan penilaian yang bersifat individual Kekhasan penilaian portofolio adalah memungkinkan guru untuk melihat peserta didik sebagai individu yang masing-masing memiliki perbedaan, baik perbedaan dalam segi kemampuan, minat ataupun bakat termasuk perbedaan cara belajar. Dengan perbedaan itu, guru dapat menyesuaikan diri dalam pengelolaan proses pembelajaran sesuai dengan kebutuhan. 4. Penilaian portofolio merupakan penilaian yang terbuka Melalui dokumentasi evidence yang tersusun secara sistematis dan terorganisasi, setiap pihak yang berkepentingan seperti orang tua, kepala sekolah, komite sekolah dan lain sebagainya dapat menguji kemampu- an siswa. Oleh sebab itu, penilaian portofolio merupakan penilaian yang terbuka. Hal ini merupakan kelebihan yang memiliki arti yang sangat penting, yang tidak dimiliki oleh jenis penilaian lainnya. Perencanaan Pembelajaran PAK [ 83 ]

5. Penilaian portofolio bersifat self evaluation Kelebihan penilaian portofolio yang lain adalah setiap siswa dapat menilai dirinya sendiri dan dapat melakukan refleksi sehingga mereka dapat menentukan kompetensi mana yang belum tercapai atau perlu penyempurnaan dari kompetensi yang sudah tercapai. Melalui self evaluastion dapat menumbuhkan tanggung jawab bagi dirinya sendiri. Di samping kelebihan, penilaian portofolio juga memiliki kelemahan di antaranya:  Memerlukan waktu dan kerja keras Penilaian portofolio memerlukan waktu dan kerja keras bagi guru dibandingkan penilaian lain. Guru dituntut untuk dapat memerhatikan setiap siswa secara individual, memantau perkembangannya, mendorong agar mereka lebih banyak beraktivitas, mengumpulkan setiap pekerjaan siswa untuk diberi komentar dan lain sebagainya. Semua itu memerlukan waktu dan tenaga ekstra. Oleh karena itu, guru yang kurang memiliki motivasi yang kuat dalam menjalankan profesinya, akan sulit melaksanakan penilaian model portofolio ini.  Penilaian portofolio memerlukan perubahan cara pandang Penilaian portofolio dapat dikatakan sebagai suatu inovasi. Sebagaimana layaknya sebuah inovasi, maka penilaian portofolio memerlukan perubahan cara pandang baik dari guru itu sendiri, dari masyarakat termasuk perubahan cara pandang orang tua. Mengubah cara pandang itu bukanlah Perencanaan Pembelajaran PAK [ 84 ]

sesuatu yang mudah, akan tetapi memerlukan kerja keras. Orang tua dan masyarakat yang sudah terbiasa menganggap keberhasilan proses pendidikan diukur dari sejauh mana siswa telah menguasai materi pelajaran melalui pendekatan kuantitatif, akan sulit menerima bahwa keberhasilan itu ditentukan secara kualitatif. Demikian juga halnya dengan guru. Guru yang sudah terbiasa melaksanakan proses pembelajaran dengan menyampaikan materi pelajaran untuk diingat dan dihafal siswa, akan sulit melaksanakan pembelajaran dengan gaya portofolio, di mana siswa didorong untuk lebih banyak beraktivitas, mencari dan menemukan sendiri hingga kompetensi tercapai sesuai dengan tujuan yang dirumuskan dalam kurikulum; setiap perkembangan dan perubahan siswa dimonitor dan diberi catatan secara terus-menerus.  Penilaian portofolio memerlukan perubahan gaya belajar Selama ini siswa menganggap bahwa belajar itu adalah menguasai sejumlah materi pelajaran seperti yang disampaikan guru. Gaya belajar siswa akan ditentukan oleh keberadaan guru. Mereka akan belajar manakala ada guru sebagai sumber belajar. Mereka akan sulit manakala dilepas oleh guru untuk belajar. Mengubah pola belajar bagi siswa bukanlah pekerjaan yang mudah, namun memerlukan kesabaran dan kesungguhan. Tidak sedikit guru yang merasa prustasi, ketika siswa sulit untuk diajak bertanya jawab, sulit untuk diberi tanggung jawab penyelesaian tugas dan lain sebagainya. Perencanaan Pembelajaran PAK [ 85 ]

 Penilaian portofolio memerlukan perubahan sistem pembelajaran Selama ini sistem pembelajaran yang berlaku di Indonesia adalah sistem klasikal, di mana setiap kelas memiliki rombongan belajar yang sangat banyak, yaitu antara 40-45 orang bahkan lebih. Sistem pembelajaran yang demikian, akan sulit untuk penilaian portofolio, belum lagi setiap guru harus mengajar banyak kelas. D. Tahapan Pelaksanaan Portofolio Terdapat sejumlah tahapan yang harus dilakukan dalam melaksanakan penilaian portofolio. Setiap tahapan dijelaskan berikut ini. a) Menentukan Tujuan Portofolio Pembelajaran adalah suatu proses yang bertujuan. Apa yang dilaku- kan guru dan siswa diarahkan untuk mencapai tujuan itu. Oleh karena itulah, tahapan pertama dalam pelaksanaan penilaian portofolio adalah merumuskan tujuan yang ingin dicapai. Dengan tujuan yang jelas dan terarah, akan memudahkan bagi guru untuk mengelola pembelajaran. Beberapa hal yang sangat penting sehubungan dengan penetapan tujuan portofolio dijelaskan berikut ini: 1. Dengan menggunakan portofolio, apakah tujuannya untuk memantau proses pembelajaran (process oriented) atau untuk mengevaluasi hasil akhir (product oriented) atau mungkin keduanya. Perencanaan Pembelajaran PAK [ 86 ]

2. Apakah tujuan penggunaan portofolio itu sebagai proses pembelajaran atau sebagai alas penilaian? 3. Apakah portofolio itu digunakan untuk memantau perkembangan dan perubahan setiap siswa atau hanya bermaksud untuk mengoleksi dan mendokumentasikan hasil pekerjaan siswa. 4. Apakah portofolio digunakan untuk menunjukkan proses pembelajaran yang sedang berlangsung kepada pihak tertentu, misalnya kepada orang tua, atau komite sekolah dan lain sebagainya. Penentuan tujuan portofolio akan sangat membantu dalam menentukan evidence siswa dan proses bagaimana evidence itu diperoleh sebagai bukti bahwa siswa telah mencapai suatu kompetensi sesuai dengan rumusan kurikulum. b) Penentuan Isi Portofolio Isi dan bahan portofolio merupakan tahapan berikutnya setelah menentukan tujuan. Isi dalam fortofolio harus dapat menggambarkan perkembangan kemampuan siswa yang sesuai dengan standar kompetensi seperti yang dirumuskan dalam kurikulum. Misalkan, apabila tujuan penggunaan portofolio adalah kemampuan anak dalam membuat sebuah karangan, maka isi portofolio adalah perkembangan kemampuan anak dari mulai mengembangkan ide atau gagasan, Perencanaan Pembelajaran PAK [ 87 ]

menentukan cara menyusun kalimat, menyusun paragraf dan seterusnya hingga penyusunan karangan secara utuh. Untuk menghasilkan kompetensi tersebut, tentu saja proses pembelajaran yang dilakukan guru harus sesuai dengan kompetensi yang diharapkan. Siswa didorong untuk menghasilkan karya, bukan hanya berperan sebagai penerima informasi dari guru. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menentukan isi portofolio di antaranya:  Apakah portofolio itu berisikan seluruh evidence siswa sesuai dengan pengalaman belajar yang telah dilakukannya, atau hanya berisi sebagian saja yang dianggap penting?  Apakah isi portofolio itu relevan dengan kompetensi yang ingin dicapai sesuai dengan kurikulum?  Apakah portofolio itu berisi evidence siswa yang dikerjakannya sendiri atau hasil kerja kelompok ? c) Menentukan Kriteria dan Format Penilaian Kriteria penilaian disusun sebagai standar patokan untuk guru dalam menentukan keberhasilan proses dan hasil pembelajaran pada setiap aspek yang akan dinilai. Adapun aspek-aspek yang dinilai tersebut sangat tergantung pada jenis kompetensi yang diharapkan. Selanjutnya, kriteria itu disusun dalam sebuah format penilaian yang jelas. Kriteria penilaian ditentukan dalam dua aspek pokok, yaitu kriteria untuk proses belajar dan kriteria untuk hasil belajar. Proses belajar Perencanaan Pembelajaran PAK [ 88 ]

misalnya, ditentukan kriteria penilaian dari aspek kesungguhan menyelesaikan tugas, motivasi belajar, ketepatan waktu penyelesaian dan lain sebagainya; sedangkan kriteria dilihat dari hasil belajar disesuaikan dengan isi yang menggambarkan kompetensi. Contoh Format penilaian portofolio proses hasil belajar siswa Kompetensi Dasar: Nama : Aziz Cristian Motivasi belajar Tanggal : 27 September 2015 MP : Agama Kristen Indikator Kriteria 1. Keantusiasan dalam belajar 12345 2. Partisipasi dalam kegiatan diskusi 3. Keseriusan dalam penyelesaian tugas Komentar Guru: 4. ......................................................... 5. ......................................................... Komentar Orang Tua: Contoh Format penilaian portofolio hasil belajar siswa Kompetensi Dasar: Nama : Hanafi Ayu Lestari Kasih Allah Nyata bagi semua orang Tanggal : 27 September 2015 MP : Agama Kristen Indikator: Kriteria 1. Kasih Allah kasih yang murni 12345 2. Kasih Allah tidak memandang rupa 3. Menuliskan bentuk-bentuk kasih Komentar Guru: 4. Kasih kepada manusia sebagai wujud kasih Allah. 5. Kasih Allah menyatukan semuanya Komentar Orang Tua: Perencanaan Pembelajaran PAK [ 89 ]

Apabila kompetensi yang diharapkan berupa produk atau hasil karya siswa, maka kriteria dan format penilaian ditetapkan sesuai dengan aspek-aspek yang terkandung dalam kompetensi itu sendiri misalnya, seperti yang terdapat pada tabel berikut. Contoh Format penilaian portofolio hasil karya siswa Kompetensi Dasar: Nama : Hana Septiana Membuat karangan singkat sesuai Tanggal : 27 September dengan pengalaman masing-masing 2011 pertama kali bertemu Tuhan MP : Agama Kristen Kriteria Indikator: 12345 1. Pengembangan ide 2. Penyusuanan alur cerita Komentar Guru: 3. Bobot cerita 4. Pengalaman bertemu Tuhan 5. Isi karangan adalah kesaksian pribadi Komentar Orang Tua: d) Pengamatan dan penentuan bahan portofolio Tidak semua bahan (evidence) dimasukkan sebagai bahan portofolio. Portofolio biasanya hanya memuat evidence yang dianggap dapat mewakili dan menggambarkan suatu perkembangan dan perubahan yang terjadi. Oleh karena itu, sebelum ditentukan evidence mana yang dianggap dapat dimasukkan ke dalam portofolio, terlebih dahulu perlu dilakukan pengamatan. Pengamatan dan penentuan evidence sebaiknya dilakukan oleh Perencanaan Pembelajaran PAK [ 90 ]

guru dan siswa secara bersama-sama. Siswa perlu dimintai pertimbanganpertimbangan Berta alasan-alasannya evidence mana yang harus dimasukkan. Hal ini penting untuk menjamin objektivitas penilaian portofolio. Terdapat beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan dalam memilih dan menentukan bahan portofolio, antara lain: 1. Evidence yang ditetapkan sebagai bahan portofolio adalah evidence yang dapat mewakili gambaran kemampuan siswa yang sesungguhnya. Artinya melalui evindence yang ditentukan, baik guru maupun orang tua dan pihak-pihak lainya bisa menilai kemampuan akhir siswa. 2. Evidence dipilih karena dapat menggambarkan perkembangan perubahan dan kemampuan siswa dari awal sampai akhir siswa. Pertimbangan ini dapat dilakukan terutama untuk menilai perkembangan kemampuan siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Dengan demikian, tidak semua evidence dimasukkan pada portofolio. 3. Evidence dipilih karena keterkesanan siswa akan karya yang dihasilkan. Oleh karena itu, siswa perlu dimintai komentar serta alasan-alasan mengapa is menentukan evidence itu yang dimasukkan. 4. Evidence dipilih karena pertimbangan kesesuaiannya dengan kompetensi yang harus dicapai sesuai dengan kurikulum. Perencanaan Pembelajaran PAK [ 91 ]

5. Evidence dipilih karena dilihat dari segi kepraktisan dan segi artistik portofolio. e) Menyusun Dokumen Portofolio Manakala bahan-bahan portofolio telah ditentukan, langkah selanjut- nya adalah menyusun bahan itu dalam dokumen portofolio, misalnya dalam bentuk folder. Folder itu sendiri perlu dilengkapi dengan sebagai berikut: a. Identitas siswa. b. Mata pelaj aran. c. Daftar isi dokumen. d. Isi dokumen beserta Komentar-komentar baik dari guru maupun orang tua. Perencanaan Pembelajaran PAK [ 92 ]

KELOMPOK : MATA KULIAH KETRAMPILAN BERKARYA NOMOR : NAMA MATA : PERENCANAAN PEMBELAJARAN PAK KULIAH KODE : BOBOT : 2 sks SEMESTER : VI (enam) PRASYARAT : Strategi Pembelajaran PAK PERTEMUAN : 14 X 2 X 50 MENIT STANDAR KOMPETENSI : Mahasiswa memiliki wawasan yang memadai tentang berbagai aspek teoritis perencanaan pembelajaran PAK, menyadari tanggungjawab guru, serta menunjukkan kebiasaan mengajar PAK secara terencana KOMPETENSI DASAR 1. Mampu menjelaskan Pengertian perencanaan pembelajaran 2. Mampu menjelaskan perencanaan pembelajraan sebagai suatu sistim 3. Mampu menjelaskan perencanaan pembelajaran dalam konteks KBK dan KTSP 4. Mampu mengembangkan model-model perencanaan pembelajaran 5. Mampu membuat pengembangan silabus PAK 6. Mampu membuat RPP PAK 7. Mampu membuat modul pembelajaran PAK 8. Senang membuat rancangan sebelum melakukan kegiatan pembelajaran PAK URUTAN DAN RINCIAN MATERI 1. Hakikat perencanaan 2. Perencanaan pembelajaran sebagai sistem 3. Perencanaan pembelajaran dalam konteks KTSP 4. Model-model perencanaan pembelajaran 5. Pengembangan silabus 6. Pembuatan RPP 7. Pembuatan modul Perencanaan Pembelajaran PAK [ 93 ]

INDIKATOR HASIL BELAJAR 1. Menjelaskan Pengertian perencanaan pembelajaran 2. Menjelaskan perencanaan pembelajraan sebagai suatu sistim 3. Menjelaskan perencanaan pembelajaran dalam konteks KBK dan KTSP 4. Mengembangkan model-model perencanaan pembelajaran 5. Membuat pengembangan silabus PAK 6. Membuat RPP PAK 7. Membuat modul pembelajaran PAK 8. Menunjukkan kesenangannya membuat rancangan sebelum melakukan kegiatan pembelajaran PAK STANDAR PROSES PEMBELAJARAN PENDEKATAN : Individual, kelompok, partisipatoris PENGALAMAN : 1. Mahasiswa mendengar penjelasan BELAJAR tentang materi perencanaan pembelajaran PAK 2. Mahasiswa mendiskusikan berbagai perencanaan pembelajaran PAK 3. Mahasiswa membuat RPP 4. Mahasiswa mengembangkan modul pembelajaran PAK METODA : Ceramah bervariasi, diskusi, tugas-tugas TUGAS individu dan kelompok STANDAR : 1. Membawa Silabus, Prota, Prosem, PENILAIAN Kalender Pendidikan dan RPP 2. Membuat Silabus 3. Membuat Prota-Prosem 4. Membuat RPP 5. Membuat Rangkuman Keseluruhan : 1. Partisipasi dan kehadiran : 10% 2. Tugas Membuat Silabus : 20% 3. Tugas Membuat prota&prosem : 20% Perencanaan Pembelajaran PAK [ 94 ]

4. Tugas membuat RPP : 20% 5. UAS : 30% TEKNIK : Tertulis BENTUK SOAL : Esei, Tes Sikap, Porto Folio, proyek, unjuk MEDIA kerja : Laptop, LCD Proyektor, VCD, buku ajar SUMBER BELAJAR 1. Keluarga 2. Media elektronik (internet) 3. Narasumber, 4. Lingkungan alam, 5. Lingkungan sosial, 6. Teman di kampus 7. Teman di masyarakat setempat 8. Komunitas gereja Media Cetak 1. Gagne, Robert M. (terj. oleh Abdillah hanafi & Abdul Manan), 1988, Prinsip-prinsip Belajar untuk Pengajaran, Surabaya, Usaha Nasional. 2. Hamalik, Oemar, 2002, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, Jakarta, Bumi Aksara.Sastrawijaya, A. Tresna, 1991, Pengembangan Program Pengajaran, Jakarta, Rineka Cipta. 3. Harjanto, 1997, Perencanaan Pengajaran, Jakarta, Rineka. 4. Mudhoffir, 1990, Teknologi Instruksional: sebagai landasan perencanaan dan penyusunan program pengajaran, Bandung, Remaja Rosdakarya. 5. Roestiyah, N.K., 1994, Masalah Pengajaran sebagai Suatu Sistem, Jakarta, Rineka Cipta. 6. Rohani, Ahmad & Ahmadi Abu, 1991, Pengelolaan Pengajaran, Jakarta, Rineka Cipta. 7. Romiszowski, A.J., 1981, Designing Instructional Systems: Desicion Making in course planning and curriculum design, New York, Kogan Page. 8. Saettler, Paul, 1968, A History of Instructional Technology, New York, McGraw-hill Book Company. Perencanaan Pembelajaran PAK [ 95 ]

9. Sastrawijaya, 1991, Pengembangan Program Pengajaran, Jakarta, Rineka Cipta. 10. Sudjana, Nana & Rivai Ahmad, 2001, Teknologi Pengajaran, Bandung, Sinar Baru Algesindo. 11. Suparman, Atwi, 1993, Desain Instruksional, Dirjen Dikti Depdikbud. 12. Syarief, Ismed & Djoenaedi, Achmad, 1978, Pedoman Membuat Program Pengajaran di Sekolah, Jakarta, Roda Pengetahuan. 13. Wijaya, Cece, dkk., 1992, Upaya Pembaharuan dalam Pendidikan dan Pengajaran, Bandung, Remaja Rosdakarya. 14. Majid, Abdul, 2005, Perencanaan Pembelajaran: mengembangkan standar kompetensi guru, Bandung, Remaja Rosdakarya. Perencanaan Pembelajaran PAK [ 96 ]

Perencanaan Pembelajaran Pendidikan Agama Kristen Bahan Ajar Kuliah Disusun Oleh Beflan Forandar Manik, M.Th.PAK SEKOLAH TINGGI THEOLOGI BASOM Jl. Raja Ali Haji, Kompleks Jodoh Park No 17 Sei Jodoh Batam – Indonesia Perencanaan Pembelajaran PAK [ 97 ]

PERENCANAAN PEMBELAJARAN Pendidikan Agama Kristen Beflan Forandar Manik, M.Th.PAK Perencanaan Pembelajaran PAK [ 98 ]


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook