Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore Perencanaan Pembelajaran Jadi

Perencanaan Pembelajaran Jadi

Published by royhobbd, 2020-08-02 04:41:31

Description: Perencanaan Pembelajaran Jadi

Search

Read the Text Version

BAB I Perencanaan Pembelajaran Perencanaan merupakan langkah penting agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara efektif dan efisien. Perencanaan pembelajaran memiliki makna yang berbeda dengan desain pembelajaran. Perencanaan pembelajaran adalah proses pengambilan keputusan hasil berpikir secara rasional tentang sasaran dan tujuan pembelajaran tertentu, yakni perubahan perilaku serta rangkaian kegiatan yang harus dilaksanakan sebagai upaya pencapaian tujuan tersebut dengan memanfaatkan segala potensi dan sumber belajar yang ada. Dari penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa perencanaan menekankan kepada proses penyusunan pedoman pembelajaran dalam rangka menerjemahkan kurikulum yang berlaku dalam proses pembelajaran yang nyata. A. Pengertian Perencanaan Pembelajaran Dilihat dari terminologinya, perencaan pembelajaran terdiri atas dua kata, yakni kata perencanaan dan kata pembelajaran. Untuk memahami konsep dasar perencanaan pembelajaran, marilah kita lihat dua hal di atas. Pertama, perencanaan berasal dari kata rencana yaitu pengambilan keputusan tentang apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan. Dengan demikian, proses suatu perencanaan harus dimulai dari penetapan tujuan yang akan dicapai melalui analisis kebutuhan serta dokumen yang Perencanaan Pembelajaran PAK [1]

lengkap, kemudian menetapkan langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut. Ketika kita merencanakan, maka pola pikir kita diarahkan bagaimana agar tujuan itu dapat dicapai secara efektif dan efisien. Ely (1979), mengatakan bahwa perencanaan itu pada dasarnya adalah suatu proses dan cara berpikir yang dapat membantu menciptakan hasil yang diharapkan. pendapat di atas menggambarkan, bahwa suatu perencanaan diawali dengan adanya target atau Ely mengistilahkan dengan kata \"hasil\" yang harus dicapai, selanjutnya berdasarkan pe netapan target tersebut dipikirkan bagaimana cara mencapainya. Sejalan dengan pendapat di atas Kaufman (1972) memandang bahwa perencanaan itu adalah sebagai suatu proses untuk menetapkan \"ke mana harus pergi\" dan bagaimana untuk sampai ke \"tempat\" itu dengan cara yang pa ling efektif dan efisien. Menetapkan \"ke mana harus pergi\" mengandung pengertian sama dengan.merumuskan tujuan dan sasaran yang akan dituju; sedangkan merumuskan \"bagaimana agar sampai ketempat itu\" berarti menyusun langkah-langkah yang dianggap efektif dalam rangka pencapaian tujuan. Sebuah rencana adalah sebuah dokumen dari hasil kegiatan. Sejalan dengan pendapat di atas, juga Terry (1993) mengungkapkan bahwa perencanaan itu pada dasarnya adalah penetapan pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh kelompok untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Dari pendapat di atas, maka setiap perencanaan minimal harus memiliki empat unsur sebagai berikut: Perencanaan Pembelajaran PAK [2]

1. Adanya tujuan yang harus dicapai. 2. Adanya strategi untuk mencapai tujuan. 3. Sumber daya yang dapat mendukung. 4. Implementasi setiap keputusan. Tujuan merupakan arah yang harus dicapai. Agar perencanaan dapat disusun dan ditentukan dengan baik, maka tujuan itu perlu dirumuskan dalam bentuk sasaran yang jelas dan terukur. Dengan adanya sasaran yang jelas, maka ada target yang harus dicapai. Target itulah yang selanjutnya menjadi fokus dalam menentukan langkah-langkah selanjutnya. Strategi berkaitan dengan penetapan keputusan yang harus dilakukan oleh seorang perencana, misalnya keputusan tentang waktu pelaksanaan dan jumlah waktu yang diperlukan untuk mencapai tujuan, pembagian tugas dan wewenang setiap orang yang terlibat, langkah-langkah yang harus dikerjakan oleh setiap orang yang terlibat, penetapan kriteria keberhasilan, dan lain sebagainya. Penetapan sumber daya yang diperlukan untuk mencapai tujuan, di dalamnya meliputi penetapan sarana dan prasarana yang diperlukan, anggaran biaya dan sumber daya lainnya, misalnya pemanfaatan waktu yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan. Implementasi adalah pelaksanaan dari strategi dan penetapan sumber daya. Implementasi merupakan unsur penting dalam proses perencanaan. Untuk menilai efektivitas suatu perencanaan dapat dilihat dari Perencanaan Pembelajaran PAK [3]

implementasinya. Apakah artinya sebuah keputusan yang tepat diambil, tanpa diimplementasikan dalam kegiatan nyata. Dari unsur-unsur perencanaan yang telah dikemukakan di muka, maka suatu perencanaan, bukan harapan yang ada dalam angan-angan yang bersifat khayalan dan tersimpan dalam benak seseorang, akan tetapi harapan dan angan-angan serta bagaimana langkah-langkah yang harus dilaksanakan untuk mencapainya dideskripsikan secara jelas dalam suatu dokumen tertulis, sehingga dokumen itu dapat dijadikan pedoman oleh setiap orang yang memerlukannya. Perencanaan merupakan hasil proses berpikir yang mendalam; hasil dari proses pengkajian dan mungkin penyeleksian dari berbagai alternatif yang dianggap lebih memiliki nilai efektivitas dan efisiensi. Perencanaan adalah awal dari semua proses suatu pelaksanaan kegiatan yang bersifat rasional. Dengan demikian, maka seorang perencana harus dapat memvisualisasikan arah dan tujuan yang harus dicapai serta bagaimana cara untuk mencapai tujuan tersebut melalui pemanfaatan berbagai potensi yang ada agar proses pencapaian tujuan itu efektif dan efisien. Kedua, arti pembelajaran. Apa yang disebut dengan pembelajaran itu? Pembelajaran dapat diartikan sebagai proses kerja sama antara guru dan siswa dalam memanfaatkan segala potensi dan sumber yang ada baik potensi yang bersumber dari dalam diri siswa itu sendiri seperti minas, bakat dan kemampuan dasar yang dimiliki termasuk gaga belajar Perencanaan Pembelajaran PAK [4]

maupun potensi yang ada di luar diri siswa seperti lingkungan, sarana dan sumber belajar sebagai upaya untuk mencapai tujuan belajar tertentu. sebagai suatu proses kerja sama, pembelajaran tidak hanya menitikberatkan pada kegiatan guru atau kegiatan siswa saia, akan tetapi guru dan siswa secara bersama-sama berusaha mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Dengan demikian, kesadaran dan keterpahaman guru dan siswa akan tujuan yang harus dicapai dalam proses pembelajaran merupakan syarat mutlak yang tidak bisa ditawar, sehingga dalam prosesnya, guru dan siswa mengarah pada tujuan yang sama. Pembelajaran adalah terjemahan dari \"instruction\", yang banyak dipakai dalam dunia pendidikan di Amerika Serikat. Istilah ini banyak dipengaruhi oleh aliran Psikologi Kognitif-holistik, yang menempatkan siswa sebagai sumber dari kegiatan. Selain itu, istilah ini juga dipengaruhi oleh perkembangan teknologi yang diasumsikan dapat iiiempermudah siswa mempelajari segala sesuatu lewat berbagai macam media seperti bahan-bahan cetak, program televisi, gambar, audio dan lain sebagainya, sehingga semua MI mendorong terjadinya perubahan peranan guru dalam mengelola proses belajar mengajar, dari guru sebagai sumber belajar menjadi guru sebagai fasilitator dalam belajar iiiengaiar. Hal ini seperti yang diungkapkan Gagne (1992), yang menyatakan bahwa \"instruction is a set of event that effect learners in such a way that learning is facilitated\". Oleh karena itu menurut Gagne, mengajar atau \"teaching\" merupakan bagian Perencanaan Pembelajaran PAK [5]

dari pembelajaran (instruction), di mana peran guru lebih ditekankan kepada bagaimana merancang atau mengaransemen berbagai sumber dan fasilitas yang tersedia untuk digunakan atau dimanfaatkan siswa dalam mempelajari sesuatu. Kemudian selanjutnya, apakah tujuan pembelajaran tertentu itu? Tujuan pembelajaran pada hakikatnya adalah perubahan perilaku siswa baik perubahan perilaku dalan bidang kognitif, afektif maupun psikomotorik. Pengembangan perilaku dalam bidang kognitif secara sederhana adalah pengembangan kemampuan intelektual siswa, misalnya kemampuan penambahan wawasan dan penambahan informasi agar pengetahuan siswa lebih baik. Pengembangan perilaku dalam bidang afektif adalah pengembangan sikap siswa baik pengembangan sikap dalam arti sempit maupun dalam arti luas. Dalam arti sempit adalah sikap siswa terhadap bahan dan proses pembelajaran; sedangkan dalam arti luas adalah pengembangan sikap sesuai dengan normanorma masyarakat. Pengembangan keterampilan, adalah pengembangan kemapuan motorik baik motorik kasar maupun motorik halus. Motorik kasar adalah keterampilan menggunakan otot, misalnya keterampilan menggunakan alat tertentu; sedangkan keterampilan motorik halus adalah keterampilan menggunakan potensi otak misalnya keterampilan memecahkan suatu persoalan. Oleh karena tujuan belajar itu berbeda, maka selanjutnya memerlukan desain perencanaan pembelajaran yang berbeda juga. Perencanaan Pembelajaran PAK [6]

Dari kedua makna tentang konsep perencanaan dan konsep pembelajaran, maka dapat disimpulkan bahwa perencanaan pembelajaran adalah proses pengambilan keputusan hasil berpikir secara rasional tentang sasaran dan tujuan ujuan pembelajaran tertentu, yakni perubahan perilaku Berta rangkaian kegiatan yang harus dilaksanakan sebagai upaya pencapaian tujuan tersebut dengan memanfaatkan segala potensi dan sumber belajar yang ada. Hasil akhir dari proses pengambilan keputusan tersebut adalah tersusunnya dokumen yang berisi tentang hal-hal di atas, sehingga selanjutnya dokumen tersebut dapat dijadikan sebagai acuan dan pedoman dalam melaksanakan proses pembelajaran. Dari konsep tersebut, maka jelas perencanaan pembelalaraii memiliki karakteristik sebagai berikut: 1. Perencanaan pembelajaran merupakan hasil dari proses berpikir, artinya suatu perencanaan pembelajaran disusun tidak asal-asalan akan tetapi disusun dengan mempertimbangkan segala aspek yang mungkin dapat berpengaruh, di dsamping disusun dengan mempertim- bangkan segala sumber daya yang tersedia yang dapat mendukung terhadap keberhasilan proses pembelajaran. 2. Perencanaan pembelajaran disusun untuk mengubah perilaku siswa sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Ini berarti fokus utama dalam perencanaan pembelajaran adalah ketercapaian tujuan. 3. Perencanaan pembelajaran berisi tentang rangkaian kegiatan Perencanaan Pembelajaran PAK [7]

yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan. Oleh karena itulah, perencanaan pembelajaran dapat berfungsi sebagai pedoman dalam mendesain pembelajaran sesuai dengan kebutuhan. B. Pentingya Perencanaan Pembelajaran Bagi seorang profesional, merencanakan sesuai dengan tugas dan tanggung jawab profesinya merupakan tahapan yang tidak boleh ditinggalkan. Guru adalah bagian dari profesi yang harus mengajar secara profesional dengan merencanakan setiap detail pembelajaran yang akan diajarkannya. Ada 4 hal pentingnya perencanaan pembalajaran, yaitu: Pertama, pembelajaran adalah proses yang bertujuan. Sesederhana apa pun proses pembelajaran yang dibangun oleh guru, proses tersebut diarahkan untuk mencapai suat tujuan. Guru yang hanya melaksanakan proses pembelajaran dengan menggunakan ceramah, tentu saja ceramahnya guru diarahkan untuk mencapai tujuan; demikian juga guru yang melakukan proses pembelajaran dengan menganalisis kasus, maka proses analisis kasus itu adalah proses yang bertujuan. Dengan demikian semakin kompleks tujuan yang harus dicapai, maka semakin kompleks pula proses pembelajaran yang berarti akan semakin kompleks pula perencanaan yang harus disusun oleh guru. Perencanaan Pembelajaran PAK [8]

Kedua, pembelajaran adalah proses kerja sama. Proses pembelajaran minimal akan melibatkan guru dan siswa. Guru tidak mungkin berjalan sendiri tanpa keterlibatan siswa. Dalam suatu proses pembelajaran guru tanpa siswa tidak akan memiliki makna. Bukankah segala upaya guru diarahkan untuk membelajarkan siswa? Apalah artinya guru sebagai pengelola pembelajaran tanpa siswa yang dikelola? Demikian juga halnya, siswa tanpa guru dalam proses pembelajaran tidak mungkin berjalan efektif, apalagi untuk siswa yang masih memerlukan bimbingan sepenuhnya pada guru, misalnya siswa pada tingkat pendidikan dasar, maka peran guru sangat diperlukan. Dengan demikian, dalam proses pembelajaran guru dan siswa perlu bekerja sama secara harmonis. Di sini pentingnya perencanaan pembelajaran. Guru perlu merencanakan apa yang harus dilakukan oleh siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara optimal, di samping guru juga harus merencanakan apa yang sebaiknya diperankan oleh dirinya sebagai pengelola pembelajaran. Ketiga, proses pembelajaran adalah proses yang kompleks. Pembelajaran bukan hanya sekadar menyam paikan materi pelalaran, akan tetapi suatu proses pembentukan perilaku siswa. Siswa adalah organisms yang unik, yang sedang berkembang. Siswa bukan benda mati yang dapat diatur begitu saja. Mereka memiliki minat dan bakat yang berbeda; mereka juga memiliki gaya belajar yang berbeda. Itulah sebabnya proses pembelajaran adalah proses yang kompleks, yang harus memperhitungkan Perencanaan Pembelajaran PAK [9]

berbagai kemungkinan yang akan terjadi. Kemungkinan-kemungkinan itulah yang selanjutnya memerlukan perencanaan yang matang dari setiap guru. Keempat, proses pembelajaran akan efektif manakala memanfaatkan berbagai sarana dan prasarana yang tersedia termasuk memanfaatkan berbagai sumber belajar. Salah satu kelemahan guru dewasa ini dalam pengelolaan pembelajaran adalah kurangnya pemanfaatan sarana dan prasarana yang tersedia. Dibandingkan dengan profesi lain, guru termasuk profesi yang sangat lambat dalam memanfaatkan berbagai sarana dan prasarana khususnya dalam memanfaatkan berbagai hasil-hasil teknologi. Dewasa ini, seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan, begitu pesatnya kemajuan dan perkembangan hasil-hasil teknologi. Banyak sekali jenis-jenis hasil teknologi yang dapat digunakan oleh guru untuk menunjang keberhasilan proses pembelajaran. Untuk menyampaikan materi pelajaran misalnya, guru dapat memanfaatkan OHP atau LCD, dengan bantuan program komputer. Untuk memberikan sumber belajar yang lebih beragam dan mutakhir, guru dapat memanfaatkan Internet dan lain sebagainya. Proses pembelajaran akan efektif manakala guru memanfaatkan sarana dan prasarana secara tepat. Untuk itu perlu perencanaan yang matang bagaimana memanfaatkannya untuk keperluan pencapaian tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien. Dengan memperhatikan keempat pentinganya perencanaan di atas maka perencaan bukan suatu hal mudah dan sederhana untuk dilakukan. Proses Perencanaan Pembelajaran PAK [ 10 ]

perencanaan memerlukan pemikiran yang matang, sehingga akan berfungsi sebagai pedoman dalam mencapai tujuan pembelajaran. C. Manfaat dan Fungsi Perencanaan Pembelajaran o Manfaat Perencanaan 1. Dengan perencanaan yang matang dan akurat, kita akan mampu memprediksi seberapa besar keberhasilan yang akan dicapai. Mengapa demikian? Sebab perencanaan disusun untuk memperoleh keberhasilan, dengan demikian kemungkinan- kemungkinan kegagalan dapat diantisipasi oleh setiap guru. Coba Anda bayangkan apa yang akan terjadi manakala guru dalam proses pembelajaran tidak memahami dengan jelas tujuan apa yang harus dicapai oleh siswa, strategi apa yang harus dilakukan, media dan sumber belajar apa yang harus digunakan, tentu saja proses pembelajaran akan berlangsung se adanya, dan hasilnya pun tentu saja tidak akan optimal. Bandingkan dengan guru yang pengelolaan pembelajaran direncanakan dengan matang. Misalnya guru paham tujuan apa yang harus dicapai oleh siswa, strategi apa yang pantas dilakukan sesuai dengan tujuan, darimana sumber yang dapat digunakan, tentu saja hasilnya pun akan lebih bagus dan optimal. Inilah makna bahwa salah satu manfaat perencanaan adalah Perencanaan Pembelajaran PAK [ 11 ]

kita akan terhindar dari hasil yang bersifat untu ng-untungan. 2. Sebagai alat untuk memecahkan masalah. Seorang perencana yang baik akan dapat memprediksi kesulitan apa yang akan dihadapi oleh siswa dalam mempelajari materi pelajaran tertentu. Dengan perencanaan yang matang guru akan dengan mudah mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin timbul. Kita mesti menyadari bahwa proses pembelajaran adalah proses yang kompleks dan sangat situasional. Berbagai kemungkinan bisa terjadi. Melalui perencanaan yang matang kita akan dengan mudah mengantisipasinya sebab berbagai kemungkinan sudah diantisipasi sebelumnya. 3. Untuk memanfaatkan berbagai sumber belajar secara tepat. Seiring dengan perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, dewasa ini banyak sekali sumber-sumber belajar yang mengandung berbagai informasi. Dengan demikian, siswa akan dihadapkan pada kesulitan memilih sumber belajar yang dianggap co cok dengan tujuan pembelajaran. Dalam rangka inilah perencanaan yang matang diperlukan. Melalui perencanaan, guru dapat menentukan sumber- sumber mana saja yang dianggap tepat untuk mempelajari suatu bahan pembelajaran. 4. Perencanaan akan dapat membuat pembelajaran berlangsung secara sistematis artinya, proses pembelajaran tidak akan berlangsung Perencanaan Pembelajaran PAK [ 12 ]

seadanya, akan tetapi akan berlangsung secara terarah dan terorganisir. Dengan demikian, guru dapat menggunakan waktu seefektif mungkin untuk keberhasilan proses pembelajaran. Sebab, melalui perencanaan yang matang guru akan bekerja setahap demi setahap untuk menuju perubahan yang diinginkan sesuai dengan tujuan. o Fungsi Perencanaan Perencanaan pembelajaran memiliki beberapa fungsi diantaranya seperti dijelaskan berikut ini. a. Fungsi kreatif Pembelajaran dengan menggunakan perencanaan yang matang, akan dapat memberikan umpan balik yang dapat menggambarkan berbagai kelemahan yang terjadi. Melalui umpan balik itulah guru dapat meningkatkan dan memperbaiki program. Secara kreatif, guru akan selalu memperbaiki berbagai kelemahan dan menemukan hal-hal baru. b. Fungsi inovatif Mungkinkah suatu inovasi pembelajaran akan muncul tanpa direncanakan, atau tanpa diketahui terlebih dahulu berbagai kelemahan? Suatu inovasi hanya akan mungkin muncul seandainya kita memahami adanya kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Kesenjangan itu hanya mungkin dapat ditangkap, manakala kita mema- hami proses yang dilaksanakan secara sistematis. Proses pembelajaran yang Perencanaan Pembelajaran PAK [ 13 ]

sistematis itulah yang direncanakan dan terprogram secara utuh. Dalam kaitan inilah perencanaan memiliki fungsi inovasi. c. Fungsi selektif Adakalanya untuk mencapai suatu tujuan atau sasaran pembelajaran kita dihadapkan kepada berbagai pilihan strategi. Melalui proses perencanaan kita dapat menyeleksi strategi mana yang kita anggap lebih efektif dan efisien untuk dikembangkan. Tanpa suatu perencanaan tidak mungkin kita dapat menentukan pilihan yang tepat. Fungsi se - lektif ini juga berkaitan dengan pemilihan materi pelajaran yang dianggap sesuai dengan tujuan pembelajaran. Melalui proses perencanaan guru dapat menentukan materi mana yang sesuai dan materi mana yang tidak sesuai. d. Fungsi komunikatif Suatu perencanaan yang memadai harus dapat menjelaskan kepada setiap orang yang terlibat, baik kepada guru, pada siswa, kepala sekolah bahkan kepada pihak eksternal seperti kepada orang tua dan masyarakat. Dokumen perencanaan harus dapat mengomunikasikan kepada setiap orang baik tentang tujuan dan hasil yang ingin dicapai, strategi atau rangkaian kegiatan yang dapat dilakukan. Oleh sebab itu, perencanaan memiliki fungsi komunikasi. Perencanaan Pembelajaran PAK [ 14 ]

e. Fungsi prediktif Perencanaan yang disusun secara benar dan akurat, dapat menggambarkan apa yang akan terjadi setelah dilakukan suatu treatment sesuai dengan program yang disusun. Melalui fungsi prediktifnya, perencanaan dapat menggambarkan berbagai kesulitan yang akan terjadi. Di samping itu, fungsi prediktif dapat menggambarkan hasil yang akan diperoleh. f. Fungsi akurasi Sering terjadi, guru merasa kelebihan bahan pelajaran sehingga mereka merasa waktu yang tersedia tidak sesuai dengan banyaknya bahan yang harus dipelaiari siswa. Akibatnya, proses pembelajaran berjalan tidak nomal lagi, sebab kriteria keberhasilan diukur dari sejumlah materi pelajaran yang telah disampaikan pada siswa tidak peduli materi itu dipahami atau tidak. Perencanaan yang matang dapat menghindari hal tersebut. Sebab, melalui proses perencanaan guru dapat menakar setiap waktu yang diperlukan untuk menyampaikan bahan pelajaran tertentu. Guru dapat menghitung jam pelajaran efektif, melalui program perencanaan. g. Fungsi pencapaian tujuan Mengajar bukanlah sekadar menyampaikan materi, akan tetapi membentuk manusia secara utuh. Manusia utuh bukan hanya berkembang Perencanaan Pembelajaran PAK [ 15 ]

dalam aspek intelektual saja akan tetapi juga dalam sikap dan keterampilan. Dengan demikian pembelajaran memiliki dua sisi yang sama pentingnya, yakni sisi hasil belajar dan sisi proses belajar. Melalui perencanaan itulah kedua sisi pembelajaran dapat dilakukan secara seimbang. h. Fungsi kontrol Mengontrol keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam suatu proses pembelajaran tertentu. Melalui perencanaan kita dapat menentukan sejauh mana materi pelajaran telah dapat diserap oleh siswa, materi mana yang sudah dan belum diapahami oleh siswa. Dalam hal inilah perencanaan berfungsi sebagai kontrol, yang selanjutnya dapat memberikan balikan kepada guru dalam mengembangkan program pembelajaran selanjutnya. D. Kriteria Menysusun Perencanaan Pembelajaran Perencanaan pembelajaran dibuat bukan hanya sebagai pelengkap administrasi, namun disusun sebagai bagian integral dari proses pekerjaan profesional, sehingga berfungsi wadah pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran. Dengan demikian, penyusunan perencanaan pembelajaran merupakan suatu keharusan karena didorong oleh kebutuhan agar pelaksanaan pembelajaran terarah. sesuai dengan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai. Perencanaan Pembelajaran PAK [ 16 ]

Beberapa kriteria penyusunan perencanaan pembelajaran antara lain:  Signifikansi Signifikan dapat diartikan sebagai kebermaknaan. Nilai signifikansi artinya, adalah bahwa perencanaan pembelajaran hendaknya bermakna agar proses pembelajaran berjalan efektif dan efisien. Oleh karena itulah, perencanaan pembelajaran disusun sebagai bagian dari proses pembelajaran sesuai dengan kebutuhan siswa. Perencanaan pembelajaran tidak ditempatkan sebagai pelengkap saja. Dengan demikian, dalam proses pembelajaran hendaknya guru berpedoman pada perencanaan yang telah disusunnya  Relevan Relevan artinya sesuai. Nilai relevansi dalam perencanaan adalah bahwa perencanaan yang kita susun memiliki nilai kesesuaian baik internal maupun eksternal. Kesesuaian internal adalah perencanaan pembelajaran harus sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Mengapa demikian? Oleh karena sumber utama perencanaan pembelajaran adalah kurikulum itu sendiri. Dari kurikulum itulah kita menentukan tujuan yang harus dicapai, menentukan materi atau bahan pelajaran yang harus dipelajari siswa dan lain sebagainya. Kesesuaian eksternal mengandung makna, bahwa perencanaan pembelajaran yang disusun harus sesuai dengan kebutuhan siswa. Mengapa demikian? Oleh karena perencanaan pembelajaran pada hakikatnya, disusun untuk membantu Perencanaan Pembelajaran PAK [ 17 ]

siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Oleh karenanya, hal-hal yang berhubungan dengan siswa seperti minas dan bakat siswa, gaga belajar siswa, kemampuan dasar siswa dan lain sebagainya, harus dijadikan pertimbangan pertarna, dilihat dari sudut kesesuaian eksternal.  Kepastian Untuk mencapai tujuan pembelajaran, mungkin guru merasa banyak alternatif yang dapat digunakan. Namun dari sekian banyak alternatif itu, hendaknya guru menentukan alternatif mana yang sesuai dan dapat diimplementasikan. Nilai kepastian itu bermakna bahwa dalam perencanaan pembelajaran yang berfungsi sebagai pedoman dalam pe- nyelenggaraan proses pembelajaran, tidak lagi memuat alternatif-alternatif yang bisa dipilih, akan tetapi berisi langkah-langkah pasti yang dapat dilakukan secara sistematis. Dengan kepastian itulah, kita akan terhindar dari persoalan-persoalan yang mungkin muncul secara tidak terduga.  Adaptabilitas Perencanaan pembelajaran yang disusun hendaknya bersifat lentur atau tidak kaku. Misalnya, perencanaan pembelajaran ini dapat diimplementasikan manakala memiliki syarat-syarat tertentu, manakala syarat tersebut tidak dipenuhi, maka perencanaan pembelajaran tidak dapat digunakan. Perencanaan pembelajaran yang demikian adalah perencanaan yang kaku, karena memerlukan persyaratan-persyaratan khusus. Sebaiknya perencanaaan pembelajaran disusun untuk dapat Perencanaan Pembelajaran PAK [ 18 ]

diimplementasikan dalam berbagai keadaan dan berbagai kondisi. Dengan demikian perencanaan itu dapat digunakan oleh setiap orang yang akan menggunakannya.  Kesederhanaan Perencanaan pembelajaran harus bersifat sederhana artinya, mudah diterjemahkan dan mudah diimplementasikan. Perencanaan yang rumit dan sulit untuk diimplementasikan tidak akan berfungsi sebagai pedoman untuk guru dalam pengelolaan pembelajaran. E. Langkah-langkah Menyusun Perencanaan Pembelajaran Berdasarkan komponen-komponen dalam sistem pembelajaran, selanjutnya kita dapat menentukan langkah-langkah dalam penyusunan perencanaan pembelajaran, yaitu sebagai berikut:  Merumuskan Tujuan Khusus. Dalam merancang pembelajaran, tugas pertama guru adalah merumuskan tujuan pembelajaran khusus beserta materi pelajarannya. Guru menerjemahkan tujuan umum pembelajaran menjadi tujuan yang spesifik. Tujuan yang spesifik itu dirumuskan sebagai indikator hasil belajar. Fungsi rumusan pembelajaran khusus adalah sebagai teknik untuk mencapai tujuan pembelajaran umum. Dengan demikian, maka pencapaian tujuan-tujuan khusus dalam proses pembelajaran, merupakan indikator pencapaian tujuan umum. Rumusan Perencanaan Pembelajaran PAK [ 19 ]

tujuan pembelajaran, harus mencakaup 3 aspek penting yang diistilahkan oleh Bloom (1956) merupakan domain kognitif, afektif, dan psikomotorik. a. Domain kognitif Domain kognitif adalah tujuan pembelajaran yang berkomitmen dengan pengembangan aspek intelektual siswa, melalui penguasaan pengetahuan dan informasi. Penguasaan pengetahuan dan informasi seperti penguasaan mengenai data dan fakta, konsep, generalisasi dan prinsip merupakan materi pelajaran yang akan membantu bahkan merupakan hal yang penting untuk proses pembelajaran pada tahap yang lebih tinggi. Semakin kuat seseorang dalam menguasai pengetahuan dan informasi, maka semakin mudah orang tersebut dalam melaksanakan aktivitas belajar. b. Domain afektif Domain afektif atau sikap/ apresiasi adalah domain yang berhubungdengan penerimaan dan apresiasi seseorang terhadap suatu hal. Domain afektif bersentuhan dengan aspek psikologis yang sulit, untuk didefinisikan pada bentuk tingkah laku yang dapat diukur (spesifik). Hal ini disebabkan aspek sikap dan apresiasi berhubungan dengan perkembangan mental yang ada dalam diri seseorang, sehingga yang muncul dalam aspek perilaku belum tentu menggambarkan sikap seseorang. Perencanaan Pembelajaran PAK [ 20 ]

c. Doamain Psikomotorik Domain Psikomotorik atau keterampilan dan penampilan adalah domain yang menggambarkan kemampuan atau keterampilan (skill) seseorang yang dapat dilihat dari unjuk keria atau performance. Keterampilan merupakan tujuan pembelajaran khusus yang berhubungan dengan kemampuan motorik. Keterampilan bisa berupa keterampilan fisik dan keterampilan nonfisik. Keterampilan fisik adalah keterampilan seseorang untuk mengerjakan sesuatu dengan menggunakan otot; sedangkan keterampilan nonfisik adalah keterampilan seseorang dalam menggunakan otak sebagai alat utama dalam mengerjakan dan memecahkan suatu persoalan.  Pengalaman Belajar Langkah yang kedua dalam merencanakan pembelajaran adalah memilih pengalaman belajar yang harus dilakukan siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran. Belajar bukan hanya sekadar mencatat dan menghafal, akan tetapi proses berpengalaman. Oleh sebab itu, siswa harus dorong secara aktif melakukan kegiatan tertentu. Walaupun tujuan pembelajaran hanya sebatas memahami data atau fakta, akan tetapi sebaiknya hal itu tidak cukup hanya diberikan saja oleh guru, akan tetapi siswa didorong untuk mencari dan menemukan sendiri fakta tersebut, misalnya melalui wawancara, observasi, dan lain sebagainya. Adakalanya proses pembelajaran juga dilakukan dengan simulasi atau Perencanaan Pembelajaran PAK [ 21 ]

dramatisasi. Hal ini sangat penting manakala tujuan yang hendak dicapai bukan hanya sekadar untuk mengingat, akan tetapi juga menghayati suatu peran tertentu, yang mengharapkan perkembangan mental dan emosi siswa. Atau mungkin kita memberi kesempatan pada siswa untuk menceritakan suatu gambar atau foto. Biarkan siswa untuk menginterpretasikan, mengkritisi, dan lain se bagainya. Melalui gambar atau foto kita dapat melatih kemampuan siswa untuk mengembangkan kemampuan berimajinasi yang dapat merangsang perkembangan mental dan kecerdasan siswa. Dalam kasus yang lain kita juga bisa memfasilitasi siswa untuk belajar secara kelompok. Aktivitas pembelajaran semacam ini sangat baik untuk memberikan pengalaman pada siswa agar mampu bersosialisasi atau mampu berhubungan sosial dengan orang lain. Hal ini juga sangat penting, sebab pada akhirnya manakala siswa sudah kembali ke masyarakat, mereka membutuhkan kemampuan untuk hidup bersama dengan orang lain  Kegiatan Belajar Mengajar Langkah ketiga dalam menyusun perencanaan pembelajaran dengan pendekatan sistem adalah menentukan k e g i a t a n belajar mengajar. Menentukan kegiatan belajar mengajar yang sesuai, pada dasarnya kita dapat merancang melalui pendekatan kelompok atau pendekatan individual. Pendekatan kelompok adalah pembelajaran yang dirancang dengan menggunakan pendekatan klasikal, yakni pembelajaran Perencanaan Pembelajaran PAK [ 22 ]

di mana setiap siswa belajar secara kelompok baik dalam kelompok besar ataupun kelompok kecil; sedangkan pembelajaran individual adalah pembelajaran di mana siswa belajar secara mandiri melalui bahan belajar yang dirancang sedemikian rupa, sehingga siswa dapat belajar menurut kecepatan dan kemampuan masing-masing. Ketiga jenis tujuan pembelajaran seperti tujuan kognitif, afektif dan psikomotorik, pada dasarnya dapat menggunakan pendekatan pembelajaran klasikal, pembelajaran melalui kelompok atau pembelajaran secara individual, hal ini sangat tergantung pada tujuan khusus yang ingin dicapai. Tentu saja pendekatan pembelajaran yang dilakukan akan memilih konsekuensi terhadap tugas-tugas belajar yang harus dilakukan siswa.  Orang-orang yang Terlibat Perencanaan pembelajaran dengan pendekatan sistem juga bertanggung jawab dalam menentukan orang yang akan membantu dalam proses pembelajaran. Orang-orang yang akan terlibat dalam proses pembelajaran khususnya yang berperan sebagai sumber belajar meliputi instruktur atau guru, dan juga tenaga professional. Peran guru dalam proses pembelajaran adalah sebagai pengelola pembelajaran. Dalam pelaksanaan peran tersebut di antaranya guru berfungsi sebagai penyampai informasi. Agar guru dapat melaksanakan fungsi dan tugasnya secara baik, maka guru harus memiliki Perencanaan Pembelajaran PAK [ 23 ]

kemampuan untuk berbicara serta berkomunikasi menggunakan berbagai media seperti, OHP, LCD, papan tulis, dan lain sebagainya. Kemampuan- kemampuan ini sangat diperlukan dalam memerankan sebagai penyampai informasi. Peran yang lain sebagai guru adalah mengatur lingkungan belajar untuk memberikan pengalaman belajar yang memadai bagi setiap siswa. Kemampuan yang dimiliki guru untuk hal itu menggambarkan tingkat profesional dan keterampilan guru. Guru dituntut untuk dapat mendesain dan mengatur lingkungan agar siswa dapat belajar dengan penuh semangat sesuai dengan gaga belajarnya masing-masing.  Fasilitas Fisik Fasilitas fisik merupakan faktor yang akan berpengaruh terhadap keberhasilan proses pembelajaran. Fasilitas fisik meliputi ruangan kelas, pusat media, laboratorium atau ruangan untuk kelas berukuran besar (semacam aula). Guru dan siswa akan bekerja sama, menggunakan bahan pelajaran, memanfaatkan alat, berdiskusi, dan lain sebagainya. Kesemuanya itu, hanya dapat, digunakan melalui proses perencanaan yang matang melalui pengaturan secara profesional termasuk adanya sokongan finansial sesuai dengan kebutuhan.  Perencanaan Evaluasi dan Pengembangan Prosedur evaluasi merupakan faktor penting dalam sebuah sistem perencanaan pembelajaran. Melalui evaluasi kita dapat melihat Perencanaan Pembelajaran PAK [ 24 ]

keberhasilan pengelolaan pembelajaran dan keberhasilan siswa mencapai tujuan pembelajaran. Manakala berdasarkan evaluasi seluruh elemen telah tersedia dengan lengkap, maka kita dapat menentukan tahap berikutnya. Evaluasi terhadap hasil belajar siswa akan memberikan informasi tentang: 1) Kelemahan dalam perencanaan pembelajaran, yakni mengenai isi pelajaran, prosedur pembelajaran dan juga bahan- bahan pelajaran yang digunakan. 2) Kekeliruan mendiagnosis siswa tentang kesiapan mengikuti pengalaman belajar. 3) Kelengkapan tujuan pembelajaran khusus. 4) Kelemahan-kelemahan instrumen yang digunakan untuk mengukur kemampuan siswa mencapai tujuan pembelajaran. BAB II Perencanaan Program Pembelajaran Hakekat Perencanaan Seperti yang telah dikemukakan di muka, perencanaan pembelajaran merupakan proses penerjemahan kurikulum yang berlaku menjadi program- program pembelajaran yang selanjutnya dapat dijadikan pedoman oleh guru dalam penyelenggaraan proses pembelajaran. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pcndidikan (KTSP) di dalamnya hanya berisi tentang Standar Perencanaan Pembelajaran PAK [ 25 ]

Kompetensi Lulusan (SKL) dan Standar Isi (SI) setiap mata pelajaran yang terdiri atas Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang harus dicapai. Selanjutnya, cara untuk mencapai kompetensi dasar, strategi apa yang harus dilakukan, media apa yang dapat dimanfaatkan, berapa jam alokasi waktu untuk mencapai setiap kompetensi termasuk bagaimana cara menentukan kriteria keberhasilan serta bagaimana cara mengukurnya, semuanya diserahkan kepada guru. Dengan demikian, kurikulum sebagai alat pendidikan tidak hanya sebagai dokumen yang siap pakai, akan tetapi bagaimana dokumen tersebut dikembangkan pada program perencanaan dan diimplementasikan dalam kegiatan yang lebih praktis oleh guru. Robert Yinger memandang empat bentuk perencanaan yang masing- masing membentuk sebuah siklus, yakni: perencanaan tahunan (school year), perencanaan termal (term/grading cycle), perencanaan unit (unit plan development), dan perencanaan harian (daily lessons). School year Garading Cycle Unit Plans Daily Lesson Gambar Siklus Perencanaan Siklus pertama, menurut Yinger adalah program tahunan (school year). Program tahunan merupakan acuan dalam menyusun program- program selanjutnya, misalnya program semesteran atau triwulan atau Perencanaan Pembelajaran PAK [ 26 ]

termal dan program mingguan bahkan program harian. Pada program tahunan disusun waktu pembelajaran efektif, hari-hari libur termasuk perencananan unit-unit materi dan buku-buku pelajaran. Siklus yang kedua, meliputi grading cycle. Pada siklus ini ditentukan set pelajaran beserta aktivitas siswa sebagai tujuan termal atau tujuan antara/penghubung. Siklus ketiga adalah pengembangan perencanaan unit pelajaran. Perencanaan unit pelajaran didasarkan kepada tujuan umum yang harus ditempuh seperti yang dirumuskan dalam program tahunan. Banyaknya unit pelajaran yang dibutuhkan, sangat tergantung kepada organisasi kegiatan pembelajaran dalam upaya pencapaian tujuan pembelajaran. Siklus keempat adalah perencanaan pembelajaran untuk kegiatan harian. Pada perencanaan harian kegiatan belajar beserta tujuan pembelajaran disusun secara spesifik, sehingga tujuan pembelajaran dapat dilihat secara seketika. Program Perencanaan Pembelajaran Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya perencanaan pada dasarnya adalah proses menerjemahkan kurikulum yang berlaku menjadi program- program pembelajaran. Ada beberapa program yang harus dipersiapkan guru sebagai proses penerjemahan kurikulum, yakni program menyusun alokasi waktu, program tahunan, program semester, silabus dan program harian atau Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Perencanaan Pembelajaran PAK [ 27 ]

1) Menyusun Alokasi Waktu dan Kalender Akademik Menetapkan alokasi waktu, merupakan langkah pertama dalam menerjemahkan kurikulum. Menentukan alokasi waktu pada dasarnya adalah menentukan minggu efektif dan hari efektif dalam setiap semester pada satu tahun ajaran. Rencana alokasi waktu berfungsi untuk mengetahui berapa jam waktu efektif yang tersedia untuk dimanfaatkan dalam proses pembelajaran dalam satu tahun ajaran. Hal ini diperlukan untuk menyesuaikan dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar minimal yang harus dicapai sesuai dengan rumusan Standar isi yang ditetapkan. Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam menentukan alokasi waktu pembelajaran dijelaskan di bawah ini. a) Tentukan pada bulan apa kegiatan belajar dimulai dan bulan apa berakhir pada semester pertama dan kedua. b) Tentukan jumlah minggu efektif pada setiap bulan setelah diambil minggu–minggu ujian dan hari libur. c) Tentukan hari belajar efektif dalam setiap minggu. Misalnya bagi sekolah yang menentukan belajar dimulai dari hari Senin sampai Jumat berarti hari efektif adalah 5 hari kerja; sedangkan sekolah yang menentukan hari belajar dari Senin sampai Sabtu, berarti jumlah hari efektif adalah 6 hari. Perencanaan Pembelajaran PAK [ 28 ]

Contoh Penentuan Waktu Belajar Efektif Rincian Minggu Efektif Sekolah :............................................ Mata Pelajaran :............................................ Kelas/ Program :............................................ Semester/Tahun Ajaran : Semestrer ganjil 2010/2011 No Bulan Jumlah Hari Minggu 8 1 Juli 24 2 Agustus 2 18 3 Sepetember 4 24 4 Oktober 3 18 5 November 4 6 6 Desember 3 86 1 Jumlah 17 Rincian Minggu Efektif Sekolah :............................................ Mata Pelajaran :............................................ Kelas/ Program :............................................ Semester/Tahun Ajaran : Semestrer ganjil 2010/2011 No Bulan Jumlah Hari Minggu 6 1 Januari 24 2 Pebruari 1 18 3 Maret 4 18 4 April 3 24 5 Mei 3 12 6 Juni 4 86 2 Jumlah 17 Mengetahui dan Menyetujui Batam, 20 Agustus 2011 Kepala Sekolah.................... ............................................ ...................................... Perencanaan Pembelajaran PAK [ 29 ]

2) Perencanaan Program Tahunan Program tahunan adalah rencana penetapan alokasi waktu satu tahun ajaran untuk mencapai tujuan (standar kompetensi dan kompetensi dasar) yang telah ditetapkan. Penetapan alokasi waktu diperlukan agar seluruh kompetensi dasar yang ada dalam kurikulum seluruhnya dapat dicapai oleh siswa. Sering guru mengeluh karna materi pelajaran yang harus disampaikan tidak sesuai dengan waktu pembelajaran yang tersedia. Artinya, materi pelajaran atau jumlah kompetensi dasar yang harus dicapai terlalu banyak, tidak sesuai dengan jumlah jam pelajaran yang disediakan dalam kurikulum. Akibatnya, pada akhir pelajaran menjelang semesteran guru menjadi kalang kabut, sehingga guru ngebut menyampaikan materi pelajaran kepada siswa. Kondisi yang demikian tentu saja sangat tidak menguntungkan, sebab pada akhirnya guru akan mengorbankan kualitas pembelajaran. Bagi guru, kriteria keberhasilan mengajar hanya ditentukan oleh sejauh mana materi pelajaran telah disampaikan, apakah dipahami atau tidak materi itu oleh siswa tidak menjadi masalah. Akibatnya, ketika siswa gagal menguasai materi pelajaran dengan nilai ujian yang diperoleh rendah, yang disalahkan adalah siswa itu sendiri. Guru berdalih “semua materi pelajaran telah disampaikan...\" Melalui penetapan alokasi waktu, semua itu tidak akan terjadi, sebab guru Perencanaan Pembelajaran PAK [ 30 ]

dapat mengestimasi antara jumlah kompetensi dasar atau jumlah materi yang harus dikuasi dengan waktu yang tersedia. Dalam program perencanaan menetapkan alokasi waktu untuk setiap kompetensi dasar yang harus dicapai, disusun dalam program tahunan. Dengan demikian, penyusunan program tahunan pada dasarnya adalah menetapkan jumlah waktu yang tersedia untuk setiap kompetensi dasar. Langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk mengembangkan program tahunan adalah: a) Lihat berapa jam alokasi waktu untuk setiap mata pelajaran dalam seminggu dalam struktur kurikulum seperti yang telah ditetapkan pemerintah. b) Analisis berapa minggu efektif dalam setiap semester, seperti yang telah kita tetapkan dalam gambaran alokasi waktu. efektif. Melalui analisis tersebut kita dapat menentukan berapa minggu waktu yang tersedia untuk pelaksanaan proses pembelajaran. Penentuan alokasi waktu didasarkan kepada jumlah jam pelajaran sesuai dengan struktur kurikulum yang berlaku serta keluasan materi yang harus dikuasai oleh siswa. Perencanaan Pembelajaran PAK [ 31 ]

Contoh Program Tahunan PROGRAM TAHUNAN Nama Sekolah : ........................................ Mata Pelajaran : ........................................ Kelas/ Program : ........................................ Semester : ........................................ Tahun Ajaran : 2010/2011 No. STANDAR KOMPETENSI/ ALOKASI KET No KOMPETENSI DASAR WAKTU SK/KD 3). Perencanaan Program Semester Rencana program semester merupakan penjabaran dari program tahunan. Kalau program tahunan disusun untuk menentukan jumlah jam yang diperlukan untuk mencapai kompetensi dasar, maka dalam program semester diarahkan untuk menjawab minggu keberapa atau kapan pembelajaran untuk mencapai kompetensi dasar itu dilakukan. Perencanaan Pembelajaran PAK [ 32 ]

Contoh Format Program Semester Program Semester Nama Sekolah : .................................... Mata Pelajaran : .................................... Kelas : .................................... Semester : .................................... NoKSKDWAlkotk Juli 1 Agustus September Oktober 1 November Desember 34 2345 1 2345 1 2 34 2 34 1 2 3 4 Dari format program semesteran di atas, maka tampak jelas, bahwa program ini pada dasarnya sebagai penjabaran dari program tahunan. Cara pengisian format di atas adalah sebagai berikut: a) Tentukan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) yang ingin dicapai. Dalam hal ini guru tidak perlu merumuskan SK dan KD, sebab semuanya sudah ditentukan dalam Standar Isi (SI), yakni pada Kurikulum, Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang sudah kita kenal kecuali kalau kita memang diharuskan merumuskan SK dan KD sendiri, misalnya dalam merumuskan kurikulum Muatan Lokal (Mulok). b) Lihat program tahunan yang telah kita susun untuk menentukan alokasi waktu atau jumlah jam pelajaran setiap SK dan KD itu. c) Tentukan pada bulan dan minggu keberapa proses pembelajaran KD itu akan dilaksanakan. Perencanaan Pembelajaran PAK [ 33 ]

BAB III Kalender Pendidikan Dalam rangka pengembanagn KTSP setiap satuan pendidikan harus menyusun kalender pendidikan sesuai dengan kebutuhan daerah, karakteristik sekolah, kebutuhan peserta didik dan masyarakat, dengan memperhatikan kalender pendidikan sebagaimana tercantum dalam Standar Isi. Dalam penysusunan kalender pendidikan, pengembang kurikulum harus mampu menghitung jam belajar efektif untuk pembentukan kompetensi peserta didik, dan menyesuaikannnya dengan satandar kompetensi dan kompetensi dasar yang harusd dimiliki oleh perserta didik setelah menyelesaikan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu. Penyusunan kalender pendidikan selama satu tahun pelajaran mengacu pada efisiensi, efektifitas dan hak-hak peserta didik. Dalam kalender pendidikan dapat kita lihat berapa jam waktu efektif yang dapat digunakan untuk kegiatan pembelajaran, termasuk waktu libur dan lain-lain. Hari belajar efektif dalam satu tahun pelajaran dilaksanakan dengan menggunakan sistem semester (satu atahun pelajaran terdiri atas dua kelompok penyelenggaraan pendidikan yaitu semester 1 da 2) yang terdiri atas 34 minggu. Berdasarkan sumber-sumber tersebut dapat ditetapkan dan dikembangkan jumlah kompetensi dasar dan waktu yang tersedia untuk menyelesaikan kompetensi adasar, jumlah ulangan; baik ulangan umum maupun ulangan harian dan jumlah waktu cadangan. Perencanaan Pembelajaran PAK [ 34 ]

BAB IV Silabus Mata Pelajaran Silabus merupakan rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran dengan tema tertentu yng mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar yang dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan. Dalam KTSP, silabus merupakan bagian dari kurikulum tingkat satuan pendidikan, sebagai penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi pembelajaran, kegiatan pembeljaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian hasil belajar. BNSP merumuskan, silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup Standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian. Dilihat dari komponen-komponen yang harus dikembangkan silabus lebih aplikatif dibandingkan dengan program tahunan dan program semesteran. Sebab, di dalamnya menyangkut hingkah-langkah nyata sebagai pedoman pembelajaran. Perencanaan Pembelajaran PAK [ 35 ]

BAB V Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan manajemen pembelajaran untuk mencapai satu atau lebih kompetensi dasar yang ditetapkan dalam Standar Isi dan dijabarkan dalam silabus. RPP merupakan komponen penting dari kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP), yang pengembangannya harus dilakukan secara profesional. Tugas guru yang paling utama terkait dengan RPP berbasis KTSP adalah menjabarkan silabus ke dalam RPP yang lebih operasional dan rinci, serta siap dijadikan pedoman atau skenario dalam pembelajaran. Dalam pengembangan RPP, guru diberi kebebasan untuk mengubah, memodifikasi, dan menyesuaikan silabus dengan kondisi sekolah dan daerah, serta dengan karakteristik peserta didik. Hal ini harus dipahami dan dilakukan guru, terutama kalau sekolah tempatnya mengajar tidak mengembangkan silabus sendiri, tetapi menggunakan silabus yang dikembangkan oleh Depdiknas atau silabus dari sekolah lain. Dalam KTSP, guru diberikan kewenangan secara leluasa untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan karakteristik dan kondisi sekolah, serta kemampuan guru itu sendiri dalam menjabarkannya menjadi rencana pelaksanaan pembelajaran yang siap dijadikan pedoman pembentukkan kompetensi peserta didik. Agar guru dapat membuat RPP yang efektif, dan berhasil guna, dituntut untuk memahami berbagai aspek yang berkaitan Perencanaan Pembelajaran PAK [ 36 ]

dengan hakekat, fungsi, prinsip, dan prosedur pengembangan, serta cara mengukur efektifitas pelaksanaannya dalam pembelajaran. A. Hakikat Perencanaan Rencana pelaksanaan pembelajaran pada hakekatnya merupakan perencanaan jangka pendek untuk memperkirakan atau memproyeksikan apa yang akan dilakukan dalam pembelajaran. Dengan demikian, RPP merupakan upaya untuk memperkirakan tindakan yang akan dilakukan dalam kegiatan pembelajaran. RPP perlu dikembangkan untuk mengkoordinasikan komponen- pembelajaran, yakni: kompetensi dasar, materi standar, indikator hasil belajar, dan penilaian. Kompetensi dasar berfungsi mengembangkan potensi peserta didik; materi standar berfungsi memberi makna terhadap kompetensi dasar; indikator hasil belajar berfungsi menunjukkan keberhasilan pembentukkan kompetensi peserta didik; sedangkan penilaian berfungsi mengukur pembentukkan kompetensi, dan menentukan tindakan yang harus dilakukan apabila kompetensi standar belum terbentuk atau belum tercapai. Rencana pelaksanaan pembelajaran KTSP yang akan bermuara pada pelaksanaan pembelajaran, sedikitnya mencakup tiga kegiatan, yaitu identifikasi kebutuhan, perumusan kompetensi dasar, dan penyusunan program pembelajaran.  Identifikasi Kebutuhan Kebutuhan merupakan kesenjangan antara apa yang seharusnya dengan Perencanaan Pembelajaran PAK [ 37 ]

kondisi yang sebenarnya, atau sesuatu yang harus dipenuhi untuk mencapai tujuan. Pada tahap ini, eloknya guru melibatkan peserta didik untuk mengenali, menyatakan dan merumuskan kebutuhan belajar, sumber-sumber yang tersedia dan hambatan Yang mungkin dihadapi dalam kegiatan pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan belajar. Pelibatan peserta didik perlu disesuaikan dengan tingkat kematangan dan kemampuan peserta didik, dan mungkin hanya bisa dilakukan untuk kelas-kelas tertentu yang sudah biasa dilibatkan. Identifikasi kebutuhan bertujuan antara lain untuk melibatkan dan memotivasi peserta didik agar kegiatan belajar dirasakan oleh mereka sebagai bagian dari kehidupannya dan mereka merasa memilikinya. Hal ini dapat dilakukan dengan prosedur sebagai berikut. a. Peserta didik didorong untuk menyatakan kebutuhan belajar berupa kompetensi tertentu yang ingin mereka miliki dan diperoleh melalui kegiatan pembelajaran. b. Peserta didik didorong untuk mengenali dan menday4gunakan lingkungan sebagai sumber belajar untuk memenuhi kebutuhan belajar. c. Peserta didik dibantu untuk mengenal dan menyatakan kemungkinan adanya hambatan dalam upaya memenuhi kebutuhan belajarnya, baik yang datang dari dalam (internal) maupun dari luar (ekstenal). Ketiga hal tersebut dapat dilakukan baik secara perorangan maupun kelompok. Secara perorangan peserta didik mengekspresikan pendapat masing- masing secara langsung, dan guru membantu mereka dalam menyusun Perencanaan Pembelajaran PAK [ 38 ]

kebutuhan belajar beserta hambatan-hambatannya. Secara kelompok ,peserta didik mendiskusikan kebutuhan belajar sehingga menjadi kesepakatan kelompok. Berdasarkan identifikasi terhadap kebutuhan belajar bagi pem- bentukkan kompetensi peserta didik, baik secara kelompok maupun perorangan, kemudian diidentifiksi sejumlah kompetensi untuk dijadikan bahan pembelajaran.  Identifikasi Kompetensi Kompetensi merupakan sesuatu yang ingin dimiliki oleh peserta didik, dan merupakan komponen utama yang harus dirumuskan dalam pembelajaran, yang memiliki peran penting dan menentukan arch pembelajaran. Kompetensi yang jelas akan memberi petunjuk yang jelas pula terhadap materi yang harus dipelajari, penetapan metode dan media pembelajaran, Berta memberi petunjuk terhadap penilaian. Oleh karena itu, setiap kompetensi harus, merupakan perpaduan dari pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak (thinking skill). Uraian di atas mengisyaratkan bahwa pembentukkan kompetensi melibatkan intelegensi question (IQ), emosional inteligensi (EI), creativity inteligensi (CI), yang secara keseluruhan harus tertuju pada pembentukkan spiritual inteligensi (SI). Dengan demikian terdapat hubungan (link) antara tugas-tugas yang dipelajari peserta didik di sekolah dengan kemampuan yang diperlukan oleh dunia kerja, dan untuk hidu bermasyarakat. Untuk itu, pengembangan KTSP yang efektif menuntut kerjasama yang baik antara sekolah/satuan Perencanaan Pembelajaran PAK [ 39 ]

pendidikan dengan masyarakat dan dunia usaha/dunia kerja, terutama dalam mengidentifikasi dan menganalisis kompetensi yang perlu dipelajari dan dimiliki oleh peserta didik. Kompetensi yang harus dipelajari dan dimiliki peserta didik perlu dinyatakan sedemikian rupa agar dapat dinilai, sebagai wujud hasil belajar yang mengacu pada pengalaman langsung. Peserta didik perlu mengetahui tujuan belajar, dan tingkat-tingkat penguasaan yang akan digunakan sebagai kriteria pencapaian secara eksplisit, dikembangkan berdasarkan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan, dan memiliki kontribusi terhadap kompetensi-kompetensi yang sedang dipelajari. Penilaian pencapaian kompetensi perlu dilakukan secara objektif, berdasarkan kinerja peserta didik, dengan bukti penguasaan mereka terhadap suatu kompetensi sebagai hasil belajar. Dengan demikian dalam pembelajaran yang dirancang berdasarkan kompetensi, penilaian tidak dilakukan berdasarkan pertimbangan yang bersifat subyektif.  Penyusunan program pembelajaran Penyusunan program memberikan arah kepada suatu program dan membedakannya dengan program lain. Berdasarkan hal tersebut keputusan dibuat dalam menentukan kegiatan apa yang akan dilakukan dan untuk kelompok sasarannya, sehingga program itu menjadi pedoman yang konkrit dalam pengembangan program selanjutnya. Penyusunan program pembelajaran akan bermuara pada rencana Perencanaan Pembelajaran PAK [ 40 ]

pelaksanaan pembelajaran, sebagai produk program pembelajaran jangka pendek, yang mencakup komponen program kegiatan belajar dan proses pelaksanaan program. Komponen program mencakup kompetensi dasar, materi standar, metode dan teknik, media dan sumber belajar, waktu belajar dan days dukung lainnya. Dengan demikian rencana pelaksanaan pembelajaran pada hakekatnya merupakan suatu sistem, yang terdiri atas komponen-komponen yang saling berhubungan serta berinteraksi satu sama lain, dan memuat langkah-langkah pelaksanaannya, untuk mencapai tujuan atau membentuk kompetensi. B. Fungsi RPP Pengembangan RPP, harus diawali dengan pemahaman terhadap arti dan tujuannya, serta menguasai secara teoritis dan praktis unsur-unsur yang terdapat didalamnya. Kemampuan membuat RPP merupakan langkah awal yang harus dimiliki guru dan talon guru, serta sebagai muara dari segala pengetahuan teori, keterampilan dasar, dan pemahaman yang mendalam tentang objek belajar dan situasi pembelajaran: Rencana pelaksanaan pembelajaran merupakan suatu perkiraan atau proyeksi guru mengenai seluruh kegiatan yang akan dilakukan baik oleh guru maupun peserta didik, ter - utama dalam kaitannya dengan pembentukkan kompetensi. Dalam RPP harus jelas kompetensi dasar yang akan dimiliki oleh peserta didik, apa yang harus dilakukan, apa yang harus dipelajari, bagaimana mempelajarinya, Perencanaan Pembelajaran PAK [ 41 ]

serta bagaimana guru mengetahui bahwa peserta didik telah menguasai atau memiliki kompetensi tertentu. Aspek-aspek tersebut merupakan unsur utama yang secara minimal harus ada dalam setiap RPP sebagai pedoman guru dalam melaksanakan pembelajaran, dan membentuk kompetensi peserta didik. Sedikitnya terdapat dua fungsi RPP dalam KTSP. Kedua fungsi tersebut adalah fungsi perencanaan dan fungsi pelaksanaan. o Fungsi Perencanaan Fungsi perencanaan RPP dalam KTSP adalah bahwa rencana pelaksanaan pembelajaran hendaknya dapat mendorong guru lebih siap melakukan kegiatan pembelajaran dengan perencanaan yang matang. Oleh karena itu, setiap akan melakukan pembelajaran guru wajib memiliki persiapan, baik persiapan tertulis maupun tidak tertulis. Dosa hukumnya bagi guru yang mengajar tanpa persiapan, dan hal tersebut hanya akan merusak mental dan moral peserta didik, serta akan menurunkan wibawa guru secara keseluruhan. Komponen-komponen yang harus dipahami guru dalam pengembangan KTSP antara lain: kompetensi dasar, materi standar, hasil belajar, indikator hasil belajar, penilaaian, dan prosedur pembelajaran. o Fungsi Pelaksanaan Dalam. pengembangan KTSP, rencana pelaksanaan pembelajaran Perencanaan Pembelajaran PAK [ 42 ]

harus disusun secara sistemik dan sistematis, untuh dan menyeluruh, dengan beberapa kemungkinan penyesuaian dalam situasi pembelajaran yang aktual. Dengan demikian, rencana pelaksanaan pembelajaran berfungsi untuk mengefektifkan proses pembelajaran sesuai dengan spa yang direncanakan. Dalam hal ini, materi standar yang dikembangkan dan dijadikan bahan kajian oleh peserta didik harus disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuannya, mengandung nilai fungsional, praktis, serta disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan lingkungan, sekolah, dan daerah. Oleh karena itu, kegiatan pembelajaran harus terorganisasi melalui serangkaian kegiatan tertentu, dengan strategi yang tepat dan mumpuni. C. Prinsip Pengembangan RPP Pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran harus memperhatikan perhatian dan karakteristik peserta didik terhadapmateri standar yang dijadikan bahan kajian. Dalam hal ini, harus diperhatikan agar guru jangan hanya berperan sebagai transformator tetapi harus berperan sebagai motivator yang dapat membangkitkan gairah dan nafsu belajar, serta mendorong peserta didik untuk belajar, dengan menggunakan berbagai variasi media, dan sumber belajar yang sesuai, serta menunjang pembentukkan standar kompetensi dan kompetensi dasar. Untuk kepentingan tersebut, terdapat beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam pengembangan Perencanaan Pembelajaran PAK [ 43 ]

rencana pelaksanaan pembelajaran dalam menyukseskan implementasi KTSP, sebagai berikut. 1. Kompetensi yang dirumuskan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran harus jelas; makin konkrit kompetensi makin mudah diamati, dan makin tepat kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan untuk membentuk kompetensi tersebut. 2. Rencana pelaksanaan pembelajaran harus sederhana dan fleksibel,serta dapat dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran, dan pembentukkan kompetensi peserta didik. 3. Kegiatan yang disusun dan dikembangkan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran harus menunjang, dan sesuai dengan kompetensi dasar yang akan diwujudkan. 4. Rencana pelaksanaan pembelajaran yang dikembangkan harus utuh dan menyeluruh, serta jelas pencapaiannya. 5. Harus ada koordinasi antarkomponen pelaksana program di sekolah, terutama apabila pembelajaran dilaksanakan secara tim (team teaching) atau di laksanakan di luar kelas, agar tidak mengganggu jam-jam pelajaran yang lain. Oleh karena itu, perlu dilakukan pembagian tugas guru, penyusunan kalender pendidikan dan jadwal pembelajaran, serta pembagian waktu yang digunakan secara proporsional, penetapan penilaian, penetapan norma kenaikan kelas dan kelulusan, pencatatan kemajuan belajar, pembelajaran Perencanaan Pembelajaran PAK [ 44 ]

remedial (remedial teaching), program pengayaan, program percepatan (akselerasi), peningkatan kualitas pembelajaran, dan pengisian waktu jam kosong. Dalam kaitannya dengan rencana pelaksanaan pembelajaran, terdapat beberapa hal penting yang perlu diperhatikan. Pertama; persiapan merupakan suatu proses yang diarahkan pada tindakan mendatang, misalnya untuk pembentukkan kompetensi, dan mungkin akan melibatkan orang lain, seperti pengawas, dan komite sekolah, bahkan orang tua peserta didik. Kedua; persiapan diarahkan pada tindakan di masa mendatang (future action), yang dihadapkan kepada berbagai masalah, tantangan, dan hambatan yang tidak jelas, dan tidak pasti,(chaos). Sementara itu, pengetahuan tentang. masa depan sangat terbatas, sehingga mempersulit prediksi, khususnya memperkirakan kegiatan dalam kelas, apalagi dalam era globalisasi sekarang ini, tidak menutup kemungkinan apa yang direncanakan sebenarnya sudah dimiliki oleh peserta didik. Ketiga; rencana pelaksanaan pembelajaran sebagai bentuk kegiatan perencanaan erat hubungannya dengan bagaimana sesuatu dapat dikerjakan, oleh karena itu RPP yang baik adalah yang dapat dilaksanakan secara optimal dalam pembelajaran dan pembentukkan kompetensi. Dari uraian di atas, dapat dipahami bahwa pengembangan Rencana pelaksanaan pembelajaran itu menuntut pemikiran, pengambilan keputusan, dan pertimbangan guru, serta memerlukan usaha intelektual, pengetahuan Perencanaan Pembelajaran PAK [ 45 ]

teoritik, pengalaman yang ditunjang oleh sejumlah aktivitas, seperti meramalkan, mempertimbangkan, menata dan memvisualisasikan. Guru profesional harus mampu mengembangkan RPP yang baik, logis, dan sistematis; karena di samping untuk melaksanakan pembelajaran, RPP mengemban \"profesional accountability\", sehingga guru dapat mempertanggungjawabkan apa yang dilakukannya. Rencana pelaksanaan pembelajaran yang dikembangkan guru memiliki makna yang cukup mendalam bukan hanya kegiatan rutinitas untuk memenuhi kelengkapan administratif, tetapi merupakan cermin dari pandangan, sikap dan keyakinan profesional guru mengenai apa yang terbaik untuk peserta didiknya. Oleh karena itu, setiap guru harus memiliki RPP yang matang sebelum melaksanakan pembelajaran, baik persiapan tertulis maupun tidak tertulis. Cynthia (1993: 113), mengemukakan bahwa proses pembelajaran yang dimulai dengan fase pengembangan Rencana pelaksanaan pembelajaran, ketika kompetensi dan metodologi telah diidentifikasi, akan membantu guru dalam mengorganisasikan materi standar, serta mengantisipasi peserta didik dan masalah-masalah yang mungkin timbul dalam pembelajaran. Sebaliknya, tanpa Rencana pelaksanaan pembelajaran, seorang guru akan mengalami hambatan dalam proses pembelajaran yang dilakukannya. Sejalan dengan pendapat Cyntia, Joseph dan Leonard (199.7: 20 mengemukakan bahwa: \"Teaching without adequate written planning is sloppy and almost always ineffective, because the teacher has not thought out exactly what to do and Perencanaan Pembelajaran PAK [ 46 ]

how to do it.\" Kutipan di atas mengukuhkan pentingnya rencana pelaksanaan pembelajaran bagi suksesnya implementasi KTSP di sekolah. Dengan RPP yang optimal, guru dapat mengorganisasikan kompetensi dasar yangg-akan dicapai dalam, pembelajaran secara lebih terarah. Hal tersebut diperkuat oleh Sumantri yang mengatakan bahwa, perencaan yang baik sangat membantu pelaksanaan pembelajaran, karena baik guru maupun peserta didik mengetahui dengan pasti tujuan yang ingin dicapai dan cara mencapainya, dengan demikian guru dapat mempertahankan situasi agar peserta didik dapat memusatkan perhatiannya pada pembelajaran yang telah diprogramkan. Rencana pelaksanaan pembelajaran merupakan hal penting yang harus dilakukan guru untuk menunjang pembentukkan kompetensi pada diri peserta didik. Dalam hal ini, guru harus mengembangkan perencanaan dalam bidangnya untuk jangka waktu satu tahun atau satu semester, beberapa minggu atau beberapa jam saja. Untuk satu tahun dan semester disebut sebagai program unit, sedangkan untuk beberapa jam pelajaran disebut rencana pelaksanaan pelajaran (RPP), yang dalam implementasi KTSP memiliki komponen kompetensi dasar, indikator, materi standar, pengalaman belajar, metode mengajar dan penilaian. Rencana pelaksanaan pembelajaran berisi garis besar (outline) spa yang akan dikerjakan oleh guru dan peserta didik selama proses pembelajaran, baik untuk satu kali pertemuan maupun meliputi beberapa kah pertemuan. Guru Perencanaan Pembelajaran PAK [ 47 ]

yang belum berpengalaman pada umumnya memerlukan perencanaan yang lebih rinci dibandingkan dengan guru yang sudah berpengalaman. Identifikasi kompetensi merupakan langkah pertama yang harus dilakukan dalam pengembangan RPP, karena beberapa materi standar mungkin memiliki lebih dari satu kompetensi dasar. Di samping itu, perlu ditetapkan pula fokus kompetensi yang diharapkan dari peserta didik sebagai hasil akhir pembelajaran. Kompetensi ini jugs akan menjadi pedoman bagi guru dalam menentukan materi standar yang akan digunakan dan pendekatan pembelajaran yang tepat untuk membentuk kom- petensi peserta didik. D. Cara Pengembangan RPP Cara pengembangan RPP dalam garis besarnya dapat mengikuti langkah- langkah sebagai berikut:  Mengisi kolom identitas  Menentukan alokasi waktu yang dibutuhkan untuk pertemuan yang telah ditetapkan  Menentukan standar kompetensi dan kompetensi dasar, serta indikator yang akan digunakan yang terdapat pada silabus yang telah disusun.  Merumuskan tujuan pembelajaran berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar, serta indikator yang telah ditentukan.  Mengidentifikasi materi standar berdasarkan materi pokok/ Perencanaan Pembelajaran PAK [ 48 ]

pembelajaran yang terdapat dalam silabus.  Materi standar merupakan uraian dari materi pokok/ pembelajaran.  Menentukan metode pembelajaran yang akan digunakan.  Merumuskan langkah-langkah pembelajaran yang terdiri dari kegiatan awal, inti, dan akhir.  Menentukan'sumber belajar yang digunakan.  Menyusun kriteria penilaian, lembar pengamatan, contoh soal, dan teknik penskoran. E. Kinerja Guru dalam Pengembangan RPP Proses pembelajaran dimulai dengan fase persiapan untuk mengembangkan kompetensi dasar, indikator hasil belajar, dan materi standar sedemikian rupa. Ornstein merekomendasikan bahwa untuk membuat Rencana pelaksanaan pembelajaran yang efektif harus berdasarkan pengetahuan terhadap: tujuan umum sekolah, tujuan mata pelajaran, kemampuan, sikap, kebutuhan dan minat peserta didik, isi kurikulum dan unit- unit pelajaran yang disediakan dalam bentuk mata pelajaran, serta teknik- teknik pembelajaran jangka pendek. Perencanaan merupakan suatu bentuk dari pengambilan keputusan (decision making). Sehubungan dengan itu Rencana pelaksanaan pembelajaran yang dikembangkan oleh guru menurut Ornstein (1990: 465-466) keputusannya Perencanaan Pembelajaran PAK [ 49 ]

akan dipengaruhi oleh 2 (dua) area, yaitu: (1) pengetahuan guru terhadap bidang studi (subject matter knowledge), yang ditekankan pada organisasi dan penyajian materi, pengetahuan akan pemahaman peserta didik terhadap materi dan pengetahuan tentang bagimana mengajarkan materi tersebut; (2) pengetahuan guru terhadap sistem tindakan (action system knowledge), yang ditekankan pada aktivitas guru seperti: mendiagnosis, mengelompokkan, mengatur dan mengevaluasi peserta didik serta mengimplementasikan aktivitas pembelajaran dan pengalaman belajar. Guru merupakan pengembang kurikulum bagi kelasnya, yang akan menterjemahkan, menjabarkan, dan mentranformasikan nilai-nilai yang terdapat dalam kurikulum kepada peserta didik. Dalam hal ini., tugas guru tidak hanya mentransfer pengetahuan (transfer of knowledge) akan tetapi lebih dari itu, yaitu membelajarkan anak supaya dapat berpikir integral dan komprehensif, untuk membentuk kompetensi dan mencapai makna tertinggi. Kegiatan tersebut bukan hanya berwujud pembelajaran di kelas tetapi dapat berwujud kegiatan lain, seperti bimbingan belajar kepada peserta didik. Pengembangan Rencana pelaksanaan pembela - jaran berkaitan erat dengan kegiatan pembelajaran dan pelaksanaan bimbingan, karena isi kurikulum bukan hanya yang ada dalam mata pelajaran saja, tetapi mencakup hal lain di luar mata pelajaran sejauh masih menjadi tanggung jawab sekolah untuk diberikan kepada peserta didik, seperti kerja keras, disiplin, kebiasaan belajar yang baik, dan jujur dalam. belajar. Perencanaan Pembelajaran PAK [ 50 ]


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook