Jurnal Bimbingan dan Konseling Ar-Rahman Volume 5, Nomor 1,Tahun 2019 Tersedia Online: http://ojs.uniska.ac.id/index.php/BKA e-ISSN 2477-6300 LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING: BAGI GURU MATA PELAJARAN Sutirna Universitas Singaperbangsa Karawang (UNSIKA) Jalan H.S. Ronggowaluyo, Telukjambe Timur, Kab. Karawang Jawa Barat Indonesia E-mail:[email protected] No. HP 082299197882 ABSTRAK Tujuan artikel ini memberikan gambaran pentingnya Guru Mata pelajaran melaksanakan layanan bimbingan dan konseling pada proses pembelajaran, karena guru memiliki tiga peran, yaitu sebagai pendidik, pengajar dan pembimbing, hal ini telah tertuang dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Peran sebagai pendidik senantiasa wajib menjadi contoh teladan dalam gerak langkahnya baik dilingkungan sekolah maupun dimasyarakat, peran sebagai pengajar selalu memberikan ilmu pengetahuan dibidangnya secara humanistik, sedangkan peran sebagai pembimbing adalah mengantarkan peserta didik untuk dapat mengatasi permasalahannya sendiri dengan dorongan serta perhatian terhadap pribadinya.Metode dalam penulisan artikel ini menggunakan metode penelitian kajian literatur dengan mengkaji beberapa sumber terkait dengan peran guru mata pelajaran sebagai pembimbing serta landasan hukum pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling bagi guru mata pelajaran. Hasil artikel ini diharapkan mengubah persepsiguru mata pelajaranyang keliruterhadap layanan bimbingan dan konseling menjadi persepsi positif. Oleh karena itu, untuk mengubah hal tersebut, perguruan tinggi kependidikan wajib memberikan mata kuliah bimbingan dan konseling dengan konten pelaksanaan bimbingan dan konseling saat pembelajaran dan memberikan rekomendasi kepada dinas pendidikan terkait tentang pentingnya pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling bagi guru mata pelajaran melaluikegiatan pelatihan, seminar, workshop atau pembinaan guru-guru di MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran). Kata Kunci: Peran Pendidik; Peran Pengajar; Peran Pembimbing; Bimbingan Konseling bagi Guru Mata Palajaran. ABSTRACT This article aims at illustrating the importance of Subject Teachers in carrying out guidance and counseling services during the learning process, because the teacher has three roles namely the role of educator, teacher, and mentor. This has been stated in Law No. 14 of 2005 concerning Teacher and Lecturer. The role as educator is seen from the attitudes both in the school environment and community, the role as teacher is giving knowledge humanistically, and the role as mentor is guiding students to overcome their own problems with encouragement. The method used in this article is literature review research method by examining several sources related to the role of subject teachers as mentors and the legal foundation for the implementation of guidance and counseling services for subject teachers. The results of this article are expected to change negative perceptions of subject teachers toward guidance and counseling services into positive perceptions. Therefore,education colleges are obliged to provide guidance and counseling courses with the content of its implementationand provide recommendations to the education office regarding the importance of the implementation of guidance and counseling services for subject teachers through training activities, seminars, workshops or supervising teachers in MGMP (Subject Teacher Forum). Keywords: The Role of Educators; Teacher Roles; Role of Counselors; Counseling Guidance for Teachers in the Field of Study. Dipublikasikan Oleh : 6 UPT Publikasi dan Pengelolaan Jurnal Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al-Banjari Banjarmasin
Sutirna Jurnal Bimbingan dan Konseling Ar-Rahman Volume 5, Nomor 1, Tahun 2019 e-ISSN 2477-6300 PENDAHULUAN Hal ini diperkuat oleh hasil Survei melalui Pendidikan yang bermutu, efektif atau ideal Google Form terhadap Guru Mata Pelajaran tentang persepsi layanan bimbingan dan konseling di adalah pendidikan yang mengintegrasikan tiga sekolah hasilnya sebagian besar (88,46%) bidang kegiatan utamanya secara sinergi, yaitu menyatakan bahwa tugas memberikan layanan bidang administratif dan kepemimpinan, bidang bimbingan dan konseling adalah tugas guru instruksional atau kurikuler, dan bidang bimbingan bimbingan dan konseling (Sutirna, 2019). dan konseling. Pendidikan yang hanya melaksanakan bidang administratif dan Selanjutnya kenyataan di lapangan, instruksional dengan mengabaikan bidang berdasarkan pengalaman empiris penulis sebagai bimbingan dan konseling, maka hanya akan guru dan kepala sekolah disalah satu sekolah menghasilkan konseli yang pintar dan terampil menengah pertama di Kabupaten Karawang bahwa dalam aspek akademik, tetapi kurang memiliki masih banyak guru mata pelajaran diberi tugas kemampuan atau kematangan dalam aspek tambahan sebagai guru bimbingan dan konseling. kepribadian (Kartadinata, 2008). Hal ini disebabkan masih banyak kekurangan tenaga pendidikan untuk guru bimbingan dan Kemudian dari hasil survei tentang persepsi konseling, sehingga untuk berjalannya proses Guru Pendidikan Agama Islam SMP/MTs Se penyelenggaraan pendidikan kepala sekolah Kabupaten Karawang dihasilkan bahwa memberikan tugas tambahan kepada guru mata pengetahuan tentang bimbingan dan konseling pelajaran menjadi guru bimbingan dan konseling. sudah sejak lama, tetapi sebagian besar Guru PAI SMP/MTs keliru menafsirkan bahwa tugas layanan Jika kita kaji, pertama proses pendidikan yang bimbingan dan konseling adalah tugas guru BK bermutu dan ideal jika ke tiga bidang berjalan (Bimbingan Konseling) bukan tugas Guru PAI, secara sinergis dilakukan guru, yaitu bidang sehingga disimpulkan bahwa peran guru sebagai administratif dan kepemimpinan, bidang pembimbingnya tidak dilaksanakan (Sutirna,2017). instruksional atau kurikuler, dan bidang bimbingan dan konseling. Kedua sebagian besar hasil survei Dalam Undang Undang R.I Nomor 14 Tahun tentang persepsi guru mata pelajaran terhadap 2005 tentang Guru dan Dosen pada pasal 1 pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling yang dijabarkan tentang guru dan dosen, “guru dan masih keliru dimana tugas layanan bimbingan dan dosen adalah pendidik profesional dengan tugas konseling adalah guru bimbingan konseling dan utama mendidik, mengajar, membimbing, ketiga kurangnya penanaman pengertian, tujuan, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi prinsip, asas dan landasan layanan bimbingan dan peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur konseling pada saat mengikuti perkuliahan, maka pendidikan formal, pendidikan dasar, dan tujuan pendidikan akan tidak optimal. pendidikan menengah” (Kebudayaan, 2005). Djauhari (2017) memberikan pengutan dalam Dengan demikian jika kita perhatikan Undang tulisan artikelnya tentang pengembangan Undang R.I Nomor 14 Tahun 2005 di atas dan hasil profesionalisme guru: menuju Indonesia gemilang survei tersebut, maka ada satu peran yang belum bahwa membangun karakter siswa jauh lebih optimal dilakukan oleh guru, yaitu peran sebagai penting ketimbang menstransfer materi ajar, oleh pembimbing. Hal inilah yang diprediksi sebagai karena itu guru pun membantu (to help) siswa sebab akibat dari munculnya berbagai fenomena untuk tumbuh berkembang, mengenal siapa diri anak didik dalam hal tawuran antar pelajar, mereka, menjadi warga negera yang baik, dan kepribadian yang bukan seorang siswa, tindakan menjadi manusia yang lebih baik takala selesai kriminalitas pelajar dan lain-lain yang berupa sekolah. Dengan demikian pentingnya guru tindakan yang menyimpang. melaksanakan perannya sebagai pembimbing ketika memberikan materi palajaran, tidak hanya sebatas Persepsi keliru selama ini bagi para guru mata memberikan materi ajar saja, namun membantu pelajaran di sekolah-sekolah tentang tugas layanan peserta didik jauh lebih penting kebermanfaatannya bimbingan dan konseling hanyalah tugas guru untuk di masa yang akan datang. bimbingan dan konseling harus perlu diubah persepsinya menjadi yang positif dengan pemberian Lampiran Peranturan Menteri Pendidikan dan pengertian yang jelas sejak dibangku kuliah Kebudayaan Nomor 111 tahun 2014 tentang (sebagai mahasiswa) dalam mata kuliah bimbingan bimbingan dan konseling pada pendidikan dasar dan konseling, khususnya bagi mereka yang dan menengah pada Pedoman Bimbingan dan mengambil program kependidikan sedangkan bagi Konseling dikatakan bahwa bimbingan dan guru mata pelajaran yang sudah bertugas diberikan konseling merupakan tanggungjawab bersama. sebuah pendidikan dan pelatihan atau sejenisnya Bimbingan dan konseling bukan hanya tentang peran guru sebagai pembimbing. tanggungjawab konselor atau guru bimbingan dan Dipublikasikan Oleh : 7 UPT Publikasi dan Pengelolaan Jurnal Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al-Banjari Banjarmasin
Sutirna Jurnal Bimbingan dan Konseling Ar-Rahman Volume 5, Nomor 1, Tahun 2019 e-ISSN 2477-6300 konseling, tetapi tanggungjawab guru-guru dan serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan pimpinan satuan pendidikan sesuai dengan tugas metode pengumpulan data pustaka, membaca dan dan kewenangan serta peran masing-masing. mencatat serta mengolah bahan koleksi perpustakaan saja tanpa memerlukan riset lapangan. Proses Belajar Mengajar (PBM) merupakan jantungnya penyelenggaraan pendidikan di sekolah Indikator kajian pustaka dalam penulisan dan guru mata pelajaran sebagai pompa jantungnya artikel ini antara lain: yang setiap hari berjumpa dengan peserta didik di kelas maupun di luar kelas dalam rangka 1. Payung hukum pelaksanaan Proses Belajar memberikan bekal pengetahuan, sikap, dan Mengajar (Undang-Undang RI Nomor keterampilan untuk masa depan peserta didik. Oleh 20/2003 tentang Sistem Pendidikan karena itu, peran guru mata pelajaran sebagai Nasional, UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang pembimbing di kelas sangat diperlukan dan harus Guru dan Dosen, Permendikbud Nomor 111 dilaksanakan. tahun 2014 tentang Bimbingan dan Konseling pad Pendidikan Dasar dan Untuk memperkuat guru mata pelajaran Menengah) melaksanakan layanan bimbingan dan konseling tertuang dalam Buku Rambu-Rambu 2. Buku Biru Pegangan Wajib bagi Guru BK Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling dalam 3. Buku-buku Bimbingan dan Konseling dari Jalur Pendidikan Formal (Nasional, 2008) tertuang bahwa “Masalah-masalah perkembangan peserta para ahli bidang bimbingan dan konseling didik yang dihadapi guru pada saat pembelajaran 4. Prosiding dan Jurnal Pendidikan dirujuk kepada konselor untuk penangannya, demikian pula masalah yang ditangani konselor Berdasarkan pengertian metode penelitian dirujuk kepada guru untuk menindaklanjutinya literatur dan indikator kajian pustaka tersebut di apabila itu terkait dengan proses pembelajaran atas, maka disain penulisan artikel bimbingan dan bidang studi. Masalah kesulitan belajar peserta konseling: Guru Mata Pelajaran dapat digambarkan didik sesungguhnya akan lebih banyak bersumber sebagai berikut: dari proses pembelajaran itu sendiri. Ini berarti di dalam pengembangan dan proses pembelajaran 1 bermutu, fungsi-fungsi bimbingan dan konseling perlu mendapat perhatian guru dan sebaliknya, 24 fungsi-fungsi pembelajaran bidang studi perlu perhatian konselor”. 3 Berdasarkan uraian di atas, maka peran guru Gambar 2: Disain Kajian Literatur mata pelajaran sebagai pembimbing wajib dilaksanakan, tentunya berbeda pelaksanaannya Keterangan: dengan guru bimbingan konseling. Pelaksanaan 1: Indikator Payung Hukum layanan bimbingan konseling bagi guru mata 2: Buku-Buku Pendukung pelajaran terintegrasi pada saat berlangsungnya 3: Kajian Empiris proses belajar mengajar. Hal ini sejalan dengan 4: PBM berbasis Prinsip Layanan BK hasil penelitian dalam sebuah tesisnya yang berjudul “Pembelajaran Matematika Bernuansa HASIL DAN PEMBAHASAN Bimbingan dan Konseling” bahwa guru mata 1. Hasil Kajian Literatur pelajaran matematika dapat mensubstitusikan A. Pendidik Sebagai Seorang Pembimbing layanan bimbingan dan konselingnya pada saat berlangsungnya kegiatan proses belajar mengajar Mendidik bukan hanya sekedar mentransfer (Sutirna, 2004). pengetahuan belaka kepada peserta didik, namun lebih dari itu. Pada dasarnya mendidik adalah METODE proses membantu menumbuhkembangkan Penulisan artikel ini merupakan penelitian kepribadian peserta didik. Permasalahan, apa saja yang diperlukan atau yang dibutuhkan oleh seorang atau riset kepustakaan. Penelitian ini akan menggali pendidik dalam proses pembimbingan (bimbingan bagaimana konsep layanan bimbingan dan dan konseling)? konseling bagi guru mata pelajaran sebagai salah satu perannya dalam melaksanakan tugas, pokok Memahami proses pembimbingan diperlukan dan fungsi sebagai guru. Zed Mestika (2004) mengadakan refleksi pribadi yang menyangkut menyampaikan bahwa riset pustaka merupakan pengalaman bimbingan yang pernah dialami pendidik. Thio Riyanto menyampaikan langkah- Dipublikasikan Oleh : 8 UPT Publikasi dan Pengelolaan Jurnal Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al-Banjari Banjarmasin
Sutirna Jurnal Bimbingan dan Konseling Ar-Rahman Volume 5, Nomor 1, Tahun 2019 e-ISSN 2477-6300 langkah latihan untuk membantu para pendidik Latihan pertama, isilah tabel kuisioner di memahami apa itu bimbingan, khususnya bagi guru bawah ini dengan merefleksi pengalaman anda mata pelajaran (Riyanto, 2002) sendiri. Tabel 1. Latihan I Jawaban anda No Pertanyaan 1 Apa artinya menjadi seorang pembimbing? 2 Bagaimana gambaran anda sendiri sebagai seorang pembimbing? 3 Pada peristiwa apa anda menjadi seorang pembimbing bagi orang lain? 4 Apa yang anda katakan? 5 Apa yang anda lakukan? 6 Bagaimana perasaan anda melakukan bimbingan? 7 Bagaimana tanggapan dari orang yang sedang anda bimbing? 8 Apa saja yang sangat membantu proses bimbingan itu? 9 Menurut anda seorang pembimbing yang baik itu bagaimana? 10 Sikap dan tindakan apa yang sangat membantu proses bimbingan? Dari jawaban yang ditulis melalui di bawah ini dilaksanakan seperti pada latihan yang pengalaman Anda tentu akan sangat berpengaruh pertama. terhadap diri Anda dan orang yang telah diberikan Langkah kedua, isi kembali setiap bimbingan oleh Anda. Latihan selanjutnya mohon pertanyaan yang disajikan di bawah ini Tabel 2: Latihan 2 No Pertanyaan Jawaban anda 1 Bagaimana kualitas pribadi yang telah dibimbing oleh Anda? 2 Tindakan apa saja yang dilakukan setelah memperoleh bimbingan dari Anda? 3 Menurut Anda sikap dan tindakan apa yang dapat dilakukan untuk membimbing peserta didik/seseorang yang dapat membantu proses bimbingan? Dari latihan jawaban yang kedua ini, maka 4. Bagaimana saya mengusahakan agar saya dapat terlihat dan terdeteksi tindakan apa yang harus diterima oleh orang lain yang sedang saya dilakukan oleh seorang pembimbing dalam bimbing? memberikan layanan bimbingan kepada peserta didik sehingga menghasilkan peserta didik yang 5. Perasaan apa yang muncul ketika saya diharapkan. membimbing seseorang? Dari uraian di atas, maka yang perlu B. Pemikiran Perlunya Bimbingan diperhatikan bagi seorang pendidik sebelum Dasar pemikiran penyelenggaraan bimbingan melakukan perannya sebagai pembimbing, Riyanto (2002) menyampaikan pertanyaan-pertanyaan dan konseling di pendidikan formal (persekolahan) sebagai berikut: khususnya bagi guru mata pelajaran, bukan semata- 1. Mengapa saya ingin menjadi seorang pendidik mata terletak pada ada atau tidaknya landasan hukum (perundang-undangan) atau ketentuan dari yang sekaligus seorang pembimbing? atas, namun yang lebih penting adalah menyangkut 2. Siapa saja yang ingin saya bimbing? upaya memfasilitasi peserta didik yang selanjutnya 3. Apa faedahnya kalau saya membimbing orang disebut konseli, agar mampu mengembangkan potensi dirinya atau mencapai tugas-tugas lain? perkembangan (menyangkut aspek fisik, emosi, Dipublikasikan Oleh : 9 UPT Publikasi dan Pengelolaan Jurnal Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al-Banjari Banjarmasin
Sutirna Jurnal Bimbingan dan Konseling Ar-Rahman Volume 5, Nomor 1, Tahun 2019 e-ISSN 2477-6300 intelektual, sosial, dan moral-spiritual), karena pendidikan di Indonesia, di mana suasana emosi selama ini guru BK secara umum masih kurang dan harga diri yang tidak terbimbing oleh para mencukupi dibandingkan dengan jumlah peserta pendidik selama ini. Apalagi bulan September didik dalam satu sekolah. 2012, dikatakan sebagai bulan tawuran antar pelajar yang mengakibatkan sampai kematian bahkan Konseli sebagai seorang individu yang sedang ditambah tawuran antar warga masyarakat yang berada dalam proses berkembang atau menjadi (on mengerikan. becoming), yaitu berkembang ke arah kematangan atau kemandirian. Untuk mencapai kematangan Gambar 1: Tawuran Antar pelajar tersebut, konseli memerlukan bimbingan karena mereka masih kurang memiliki pemahaman atau Penampilan perilaku remaja seperti di atas wawasan tentang dirinya dan lingkungannya, juga sangat tidak diharapkan, karena tidak sesuai dengan pengalaman dalam menentukan arah kehidupannya. sosok pribadi manusia Indonesia yang dicita- Di samping itu terdapat suatu keniscayaan bahwa citakan, seperti tercantum dalam tujuan pendidikan proses perkembangan konseli tidak selalu nasional (UU No. 20 Tahun 2003), yaitu (1) berlangsung secara mulus, atau bebas dari masalah. beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Dengan kata lain, proses perkembangan itu selalu Esa, (2) berakhlak mulia, (3) memiliki pengetahuan berjalan dalam alur linier, lurus, atau searah dengan dan keterampilan, (4) memiliki kesehatan jasmani potensi, harapan dan nilai-nilai yang dianut. dan rohani, (5) memiliki kepribadian yang mantap dan mandiri, (6) memiliki rasa tanggung jawab Perkembangan konseli tidak terlepas dari kemasyarakatan dan kebangsaan. Tujuan-tujuan pengaruh lingkungan, baik fisik, psikis maupun tersebut mempunyai implikasi imperatif (yang sosial. Sifat yang melekat pada lingkungan adalah mengharuskan) bagi semua tingkat satuan perubahan. Perubahan yang terjadi dalam pendidikan untuk senantiasa memantapkan proses lingkungan dapat mempengaruhi gaya hidup (life pendidikannya secara bermutu ke arah pencapaian skill) warga masyarakat. Apabila perubahan yang tujuan pendidikan tersebut. terjadi itu sulit diprediksi, atau di luar jangkauan kemampuan, maka akan melahirkan kesenjangan Upaya menangkal dan mencegah perilaku- perkembangan perilaku konseli, seperti terjadinya perilaku yang tidak diharapkan seperti disebutkan stagnasi (kemandegan) perkembangan, masalah- di atas adalah mengembangkan potensi konseli dan masalah pribadi atau penyimpangan perilaku. memfasilitasi mereka secara sistematik dan Perubahan lingkungan yang diduga mempengaruhi terprogram untuk mencapai standar kompetensi gaya hidup, dan kesenjangan perkembangan kemandirian. Upaya ini merupakan wilayah tersebut, diantaranya: pertumbuhan jumlah garapan bimbingan dan konseling yang harus penduduk yang cepat, pertumbuhan kota-kota, dilakukan secara proaktif dan berbasis data tentang kesenjangan tingkat sosial ekonomi masyarakat, perkembangan konseli berserta berbagai faktor revolusi teknologi informasi, pergeseran fungsi atau yang mempengaruhinya. struktur keluarga, dan perubahan struktur masyarakat dari agraris ke industri (Suryono, 2016). Dengan demikian, pendidikan yang bermutu, efektif atau ideal adalah yang mengintegrasikan tiga Situasi dan kondisi lingkungan yang kurang bidang kegiatan utamanya secara sinergi, yaitu sehat, seperti: maraknya tayangan pornografi bidang administratif dan kepemimpinan, bidang ditelevisi dan VCD, penyalahgunaan alat instruksional atau kurikuler, dan bidang bimbingan kontrasepsi, minuman keras, dan obat-obat dan konseling. Pendidikan yang hanya terlarang/narkoba yang tak terkontrol, melaksanakan bidang administratif dan ketidakharmonisan dalam kehidupan keluarga, dan instruksional dengan mengabaikan bidang dekadensi moral orang dewasa sangat bimbingan dan konseling, maka hanya akan mempengaruhi pola perilaku atau gaya hidup menghasilkan konseli yang pintar dan terampil konseli (terutama pada usia remaja) yang cenderung dalam aspek akademik, tetapi kurang memiliki menyimpang dari kaidah-kaidah moral (akhlak kemampuan atau kematangan dalam aspek yang mulia), seperti: pelanggaran tata tertib, kepribadian. (Kartadinata, 2008) tawuran, meminum-minuman keras, menjadi pencandu Narkoba atau NAPZA (Narkotika, Psikoterapika, dan Zat Adiktif lainnya, seperti: ganja, narkotika, extasi, putau, dan sabu-sabu), kriminalitas, dan pergaulan bebas (free sex) (Suryono, 2016). Mari kita perhatikan fenomena berikut yang harus kita benahi sistem penyelenggaraan Dipublikasikan Oleh : 10 UPT Publikasi dan Pengelolaan Jurnal Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al-Banjari Banjarmasin
Sutirna Jurnal Bimbingan dan Konseling Ar-Rahman Volume 5, Nomor 1, Tahun 2019 e-ISSN 2477-6300 Pada saat ini telah terjadi perubahan administrasi), orang tua konseli, dan pihak-pihak paradigma pendekatan bimbingan dan konseling, terkait lainnya (seperti instansi pemerintah/swasta yaitu dari pendekatan yang berorientasi tradisional, dan para ahli: psikologi dan dokter). Pendekatan ini remidial, klinis, dan terpusat pada konselor, kepada terintegrasi dengan proses pendidikan secara pendekatan yang berorientasi perkembangan dan keseluruhan dalam upaya membantu para konseli preventif. Pendekatan bimbingan dan konseling agar dapat mengembangkan atau mewujudkan perkembangan (Development Guidance and potensi dirinya secara penuh, baik menyangkut Counseling), atau bimbingan dan konseling aspek pribadi, sosial, belajar, dan karir. komprehensif (Comprehensive Guidance and Counseling). Pelayanan bimbingan dan konseling Atas dasar itu, maka implementasi bimbingan komprehensif didasarkan kepada upaya pencapaian dan konseling di pendidikan formal diorientasikan tugas-tugas perkembangan, pengembangan potensi, upaya memfasilitasi perkembangan konseli, yang dan pengentasan masalah-masalah konseli. Tugas- meliputi aspek pribadi, sosial, belajar, dan karir; tugas perkembangan dirumuskan sebagai standar atau terkait dengan pengembangan pribadi konseli kompetensi yang harus dicapai konseli, sehingga sebagai makhluk yang berdimensi pendekatan ini disebut juga bimbingan dan biopsikososiospiritual (biologis, psikis, sosial, dan konseling berbasis standar (Standard Based spiritual) (Depdiknas, 2008) Guidance and Counseling) Dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan Dalam pelaksanaannya, pendekatan ini konseling antara guru bimbingan dan konseling dan menekankan kolaborasi antara konselor dan para guru mata pelajaran sangat berbeda. Perbedaan personal penyelenggara pendidikan lainnya (Kepala tersebut dapat diperhatikan tabel berikut: Sekolah, Komite Sekolah, Guru dan staf Tabel 3. Perbedaan Pelaksanaan Layanan BK antara Guru BK dan Guru Mata Pelajaran No Guru BK Guru Mata Pelajaran 1. Berdasarkan Permendikbud Republik Indonesia Terintegrasi pada saat melaksanakan Kegiatan No. 111 Tahun 2014 tentang Bimbingan dan Pembelajaran di kelas maupun di luar kelas, dengan Konseling Pada Pendidikan Dasar dan Menengah melakukan peran sebagai pembimbing, tidak hanya memberikan materi ajar saja. 2. Lampiran Permendikbud Republik Indonesia No. Melaksanakan layanan bimbingan dan konseling 111 Tahun 2014 tentang Bimbingan dan dengan menggunakan prinsip-prinsip bimbingan Konseling Pada Pendidikan Dasar dan Menengah dan konseling yang terintegrasi dalam PBM dalam Pedoman Bimbingan dan Konseling Sedangkan persamaan palaksanaan layanan yang belum menyadari bahwa bimbingan dan bimbingan dan konseling antara guru BK dan guru konseling itu adalah bagian dari tugasnya. Mata Pelajaran adalah membantu peserta didik mencapai kebahagiaan dan kemandirian sesuai Peran bimbingan yang dilakukan guru mata dengan Tujuan Pendidikan Nasional. pelajaran dalam proses belajar mengajar merupakan satu kompetensi guru yang terpadu dalam Kemudian wilayah bidang layanan bimbingan keseluruhan kompetensi pribadinya. Dalam hal ini, dan konseling yang dilaksanakan oleh guru mata peran bimbingan tersebut merupakan kompetensi pelajaran hanya sebatas bidang akademik (belajar) penyesuaian interaksional, yang merupakan disesuaikan dengan mata pelajaran hal ini sesuai kemampuan guru untuk menyesuaikan diri dengan dengan rambu-rambu penyelenggaraan bimbingan karakteristik peserta didik dan suasana belajar dan konseling dalam jalur pendidikan formal. peserta didik. Hal ini diperkuat oleh Pedoman C. Pembelajaran Berbasis Bimbingan dan Pelaksanaan Pola Pembaharuan Pendidikan Tenaga Kependidikan (P4SPTK) di Indonesia yang disebut Konseling dengan Profil Kemampuan Dasar Guru dimana Bimbingan dan Konseling merupakan salah terdapat poin tentang mengenal fungsi dan program pelayanan bimbingan dan konseling serta poin satu unsur terpadu dalam keseluruhan program menciptakan iklim belajar yang serasi. (Beasiswa, pendidikan di lingkungan sekolah. Dengan 2012). demikian bimbingan dan konseling itu merupakan salah satu tugas yang seyogyanya dilakukan oleh Peran bimbingan seorang guru mata pelajaran setiap tenaga pendidikan yang bertugas di sekolah sebagai penyesuaian interaksional dalam proses tersebut. Walaupun sudah jelas perannya, ada belajar mengajar yang bermakna dapat diartikan sebagian tenaga kependidikan (guru mata pelajaran) Dipublikasikan Oleh : 11 UPT Publikasi dan Pengelolaan Jurnal Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al-Banjari Banjarmasin
Sutirna Jurnal Bimbingan dan Konseling Ar-Rahman Volume 5, Nomor 1, Tahun 2019 e-ISSN 2477-6300 sebagai perlakuan guru terhadap peserta didik keberhasilan belajar siswa dalam bentuk hasil yang dengan memperhatikan hal sebagai berikut: mempribadi. Suasana kelas yang dilatarbelakangi 1. Perlakuan terhadap siswa sebagai individu yang interaksi manusiawi itu mendorong guru untuk bukan hanya sekedar mentransfer ilmu pengetahuan memiliki potensi untuk berkembang dan maju saja, akan tetapi mendorong siswa untuk belajar serta mampu mengarahkan dirinya sendiri untuk lebih optimal. Dengan perkataan lain, suasana kelas mandiri. yang diwarnai interaksi manusiawi itu akan 2. Sikap positif dan wajar terhadap siswa. Dalam mendorong siswa untuk lebih terlibat dalam proses pelaksanaan bimbingan, guru tidak menjauhkan belajar mengajar secara intelektual dan emosional. diri dari siswa. Siswa melakukan asimilasi serta akomodasi 3. Perlakuan terhadap siswa secara hangat, ramah, kognitif untuk memperoleh pengetahuan, berbuat rendah hati, dan menyenangkan. dan berpengalaman langsung dalam 4. Pemahaman siswa secara empirik. mengembangkan keterampilan dan melakukan 5. Penghargaan terhadap martabat siswa sebagai penghayatan serta internalisasi dalam pembentukan individu. sikap dan nilai-nilai. Proses demikian tersebut akan 6. Penampilan diri secara ikhlas (genuine) di melipatgandakan kebermaknaan belajar bagi siswa, depan siswa. sehingga belajar bukan lagi merupakan suatu 7. Kekongkritan dalam menyatakan diri. paksaan atau beban akan tetapi merupakan suatu 8. Penerimaan siswa secara apa adanya. kebutuhan. 9. Perlakuan terhadap siswa secara terbuka. 10. Kepekaan terhadap perasaan yang dinyatakan D. Peran Guru Sebagai Pembimbing oleh siswa dan membantu siswa untuk Peranan (role) guru artinya keseluruhan menyadari perasaan itu. 11. Kesadaran bahwa tujuan mengajar bukan perilaku yang harus dilakukan guru dalam terbatas pada penguasaan siswa terhadap bahan melaksanakan tugasnya sebagai guru. Guru pengajaran saja, melainkan menyangkut seluruh mempunyai peranan yang luas baik di sekolah, di pengembangan siswa menjadi individu yang dalam keluarga, maupun di lingkungan masyarakat. lebih dewasa. Guru merupakan faktor utama dalam keseluruhan 12. Penyesuaian diri terhadap keadaan khusus. proses pendidikan. Dalam tugasnya sebagai pendidik, guru banyak sekali memagang berbagai Perlakuan guru mata pelajaran dalam proses jenis perannya yang mau tidak mau harus belajar mengajar di atas merupakan pembelajaran dilaksanakan sebagai seorang guru. Guru yang berbasis kepada bimbingan dan konseling. mempunyai peranan dan kedudukan kunci di dalam Keberhasilan belajar siswa akan kurang, jika hanya keseluruhan proses pendidikan – terutama dalam jika perlakuan yang diuraikan di atas tadi salah pendidikan formal – bahkan dalam pembangunan satunya menghilang dari perilaku guru mata masyarakat pada umumnya (Natawidjaja, 1984). pelajaran ketika memberikan pembelajaran. Selanjutnya guru yang baik dan efektif ialah Arti dari uraian tentang pembelajaran guru yang dapat memainkan peranan-peranan itu berbasis bimbingan dan konseling disini adalah secara baik. Peranan-peranan tersebut adalah dalam pelaksanaan PBM mata pelajaran, guru sebagai perancang pembelajaran, pengelola menerapkan prinsip-prinsip bimbingan dan pengajaran, penilai hasil pembelajaran, pengarah konseling sebagai landasannya, sehingga pembelajaran, dan sebagai pembimbing siswa. diharapkan yang pembelajaran selama ini masih (Surya, 2004) . Kemudian Moddy (Natawidjaja, menjadi menakutkan, membosankan dan 1984) memberikan tulisan yang sangat mendukung menjemukan peserta didik menjadi lebih harmonis, terhadap peran guru baik di sekolah maupun di memahami karakter anak, penuh keakraban dan masyarakat, yaitu: rasa cinta terhadap peserta didik. “....the success of organized society depends largely upon the theacher. She must be conscious that she Sebagaimana yang telah kita ketahui is performing the highest type of service to society bahwasannya ilmu bimbingan dan konseling and that her profession must be on as high a level merupakan suatu bidang ilmu yang multidimensi as that of any other. A teacher’s personality plays a yang menerima sumbangan besar dari ilmu-ilmu most important part in her teaching success.” lain, termasuk ilmu pengetahuan dan teknologi. Dari kalimat tersebut ternyata kepribadian Juga ilmu yang bersifat multireferensial, artinya guru merupakan bagian terpenting dalam meraih kesuksesan pembelajaran, sehingga akan tercipta ilmu dengan rujukan berbagai ilmu lain. peserta didik yang memiliki kualitas. Natawidjaja (Mohammad, 2107) Dengan demikian peran bimbingan dalam proses pembelajaran sangat menentukan Dipublikasikan Oleh : 12 UPT Publikasi dan Pengelolaan Jurnal Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al-Banjari Banjarmasin
Sutirna Jurnal Bimbingan dan Konseling Ar-Rahman Volume 5, Nomor 1, Tahun 2019 e-ISSN 2477-6300 (1988: 31-32) menyatakan sehubungan dengan 1) Has shown ability to win cooperation of peran guru sebagai pembimbing ada tiga tugas other teachers pokok guru, yaitu: 1. Tugas Profesional, yaitu tugas yang berkenaan 2) Does not arouse antagonism 3) Has shown ability to stand critic dengan profesinya, tugas ini mencakup tugas 4) Has shown unselfish leadership mendidik (mengembangkan pribadi siswa), 5) Record and Research, the teacher who: mengajar (untuk mengembangkan intelektual d. Has a scientific objective attitude siswa), melatih (untuk mengembangkan e. Prefers to measure not guess keterampilan siswa) dan mengelola ketertiban f. Has interest in research problems sebagai penunjang ketahanan sekolah. g. Is efficient in research in clerical routin 2. Tugas manusiawi (human responsibility), yaitu h. Sees an apprtunity for research in clerical tugas sebagai manusia, dalam hal ini guru routine. bertugas mewujudkan dirinya untuk ditempatkan dalam kegiatan kemanusiaan dan Dengan demikian peran guru sebagai sesuai dengan martabat manusia. pembimbing sangat luas sekali, bukan hanya dalam 3. Tugas kemasyarakatan (civic mission) yaitu mengajar sebagai guru mata pelajaran tertentu saja. tugas sebagai anggota masyarakat dan warga Disisi lain juga bagaimana sikap dan negara. Dalam hal ini guru bertugas profesionalisme dalam mengajar akan menjadi membimbing siswa menjadi warga negara yang sebuah peranan yang sangat menentukan bagi baik sesuai dengan kaidah-kaidah yang terdapat pengembangannya ke arah yang lebih baik. Oleh dalam Pancasila dan UUD 1945 serta GBHN. karena itu, guru adalah pemberi kemudahan dalam belajar bukan sebaliknya menjadi pemersulit dalam Dalam kegiatan proses belajar mengajar ketiga belajar siswa. tugas tersebut tidak dapat dipisah-pisahkan satu persatu melainkan menjadi sebuah sistem yang Lebih jauh lagi Gibson (Natawidjaja, 1984) saling berhubungan. Dengan demikian sekali lagi, menyampaikan bahwa guru adalah kunci dan guru tidak hanya menyampaikan materi belaka, tenaga ahli yang sangat profesional dalam menerapkan metode yang cocok, mengevaluasi keseluruhan kegiatan sekolah. Guru memberikan pekerjaan siswa dan tugas lainnya yang tidak dukungan dan partisipasi yang penting terhadap tercermin seperti tugas di atas, melainkan guru itu suatu program yang diberikan kepada siswa. adalah pribadinya, yaitu keseluruhan penampilannya serta perwujudannya dengan siswa. Guru dalam proses belajar mengajar dia tidak hanya memakai pendekatan instruksional tetapi Bernard (Natawidjaya, 1984) menyatakan juga melalui pendekatan pribadi (personal bahwa pribadi guru lebih dari apa yang diucapkan approach) dengan demikian dia dituntut untuk dan metode yang digunakan, sebagai penentu kadar memahami siswa secara mendalam sehingga dia dan arah pertumbuhan siswa. Maka tepat sekali dapat membantu dalam keseluruhan proses yang dinyatakan oleh Moddy (Natawidjaja, 1984) belajarnya. Sebagai ‘director of learning’ guru menyatakan bahwa sesungguhnya keberhasilan dari sekaligus berperan sebagai pembimbing dalam suatu masyarakat yang teratur sangat bergantung proses belajar siswanya. Kusmiharto (2007) kepada guru. Houtson (Natawidjaja, 1984) menyampaikan yang harus dilakukan guru ialah mengemukakan guru mata pelajaran berperan sebagai berikut: sebagai pembimbing yang efektif adalah guru yang 1) mengenal dan memahami setiap siswa baik bercirikan: a. Subject teaching, the teacher who: secara individu maupun kelompok; 2) memberikan informasi-informasi yang 1) Is able to arouse interest and enthusiasms in the subject taught. diperlukan dalam proses belajar; 3) memberikan kesempatan yang memadai agar 2) Has ability as a leader of pupils and as an orientation teacher. setiap siswa dapat belajar sesuai dengan karakteristik pribadinya; 3) Is able to relate the subject to practical 4) membantu setiap siswa dalam mengatasi fields of work. masalah-masalah pribadi yang dihadapinya; 5) menilai keberhasilan setiap langkah kegiatan b. Pupil teacher relationship, the teacher: yang telah dilakukan. 1) Whom pupils seek for advice and help. 2) Who seek contacts with young people, Dari uraian tersebut jelas sekali pentingnya guru outside classroom. mata pelajaran memahami tentang layanan 3) Who lead clubs an activities. bimbingan dan konseling (bukan artinya merebut 4) Who has made home contacts. tugas guru BK, melainkan perannya dalam proses pembelajaran mata pelajaran yang diampunya) c. Teacher relationship, the teacher who: Dipublikasikan Oleh : 13 UPT Publikasi dan Pengelolaan Jurnal Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al-Banjari Banjarmasin
sehingga dapat berjalan sistematis dan/atau Sutirna bekerjasama dengan guru BK dalam memberikan Jurnal Bimbingan dan Konseling Ar-Rahman layanan bimbingan dan konseling. Volume 5, Nomor 1, Tahun 2019 Fatkhurohman (2019) menyampaikan bahwa e-ISSN 2477-6300 seorang guru adalah seorang pembimbing sekaligus penunjuk jalan dalam proses belajar mengajar, oleh gurudalam rangka memberikan layanan mengingat kelebihan pengalaman dan bimbingan di luar kelas antara lain: pengetahuannya. Dalam hal ini guru bertugas a. Memberikan pengajaran perbaikan (remedial membimbing anak didiknya kepada tujuan teaching). pendidikan. Dengan kata lain, bimbingan merupakan b. Memberikan pengayaan dan pengembangan suatu upaya untuk membantu para siswa dalam bakat siswa. mencapai tujuan pendidikan di sekolah. Setidak- c. Melakukan home visit (kunjungan rumah). tidaknya peran guru sebagai pembimbing ini d. Menyelenggarakan kelompok belajar yang dibedakan menjadi dua, yaitu: pembimbing di dalam bermanfaat untuk: kelas dan pembimbing di luar kelas. 1) Membiasakan anak untuk bergaul dengan 1. Layanan Bimbingan di kelas teman-temannya, bagaimanamengemukakan pendapatnya dan menerima pendapat dari Agar setiap guru mampu memberikan layanan teman lain. 2) Merealisasikan tujuan pendidikan dan bimbingan ini dengan totalitas dan penuh pengajaran melalui belajar secarakelompok. 3) Mengatasi kesulitan-kesulitan belajar secara tanggung jawab, hendaklah guru tersebut bersama-sama. 4) Belajar hidup bermasyarakat. mengetahui tugas-tugas apa saja yangharus 5) Memupuk rasa kekeluargaan dan kegotongroyongan. dilakukannya dalam rangka memberikan 2. Pembahasan Hasil Kajian Literatur layanan bimbingan kepada siswa di dalam Dari kejadian-kejadian yang dilakukan oleh kelas. Soetjipto dan Raflis Kosasi menerangkan peserta didik (siswa) di mana kepribadiannya cenderung ke arah yang buruk, mau tidak mau bahwa hal-hal yang menjadi tugas seorang guru merupakan salah satu indikator kegagalan dalam proses penyelenggaraan pendidikan, di mana dalam memberikan layanan bimbingan di kelas didalamnya tidak optimal fungsi pencegahan melalui layanan bimbingan dan konseling dari antaralain : seluruh komponen penyelanggara pendidikan. a. Memperlakukan dengan sikap yang baik Apalagi dengan zaman perkembangan dunia informasi dan teknologi yang semakin hari semakin dan wajar bagi setiap siswa dengan potensi canggih yang tidak bisa diterka oleh kemampuan akal manusia sehingga yang ditakutkan adalah yang ada dalam diri siswa itu. dampak negatif dari perkembangan Informasi dan Teknologi tersebut. Dengan demikian layanan b. Memberikan kenyamanan kepada siswa bimbingan dan konseling bagi peserta didik wajib dilakukan oleh seluruh sekolah-sekolah dan ketika proses belajar mengajar berlangsung perguruan tinggi sebagai langkah antisipasi dan penguatan kepribadian peserta didik untuk hari ini c. Memberikan penghargaan yang dan masa yang akan datang. proporsional kepada setiap siswa. Guru mata pelajaran di sekolah-sekolah secara umum dibandingkan dengan guru BK nampaknya d. Tidak berpura-pura di depan siswa. guru mata pelajaran lah yang kerap bertemu dengan peserta didik, minimal satu minggu satu kali e. Menerima siswa apa adanya, tidak bertemu di kelas dibandingkan dengan guru BK, oleh karena itu peran guru sebagai pembimbing membeda-bedakan antara siswa yang sudah harus dilakukan bagi guru mata pelajaran untuk ikut membimbing di dalam pertemuan pada satudengan yang lainnya dalam saat proses belajar mengajar. Dengan catatan bukan untuk menyalip tugas guru BK, tetapai guru BK memberikan pembelajaran. sebagai teman atau koleha untuk bersama-sama mengatasi permasalahan-permasalahan peserta f. Menyadari bahwa tujuan mengajar bukan didik jika guru mata pelajaran dengan gerak langkah layanannya tidak berhasil. hanya penguasaan setiap materimelainkan juga pembentukan sikap kedewasaan yang ditimbulkan dari diri siswa. g. Memberikan layanan tambahan bagi siswa yang tidak/belum memahami materi pelajaran yang telah dipelajari 2. Layanan Bimbingan di Luar Kelas Jabatan guru belum selesai setelah ia keluar dari kelas, melainkan jabatan sebagaiguru tetap melekat pada diri guru dimana pun ia berada baik di kelas maupun di luar kelas. Sehingga fungsi guru sebagai pemberi layanan bimbingan juga tidak hanya dikelas saja melainkan juga di luar kelas. Tugas-tugas yang bisa dilakukan Dipublikasikan Oleh : 14 UPT Publikasi dan Pengelolaan Jurnal Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al-Banjari Banjarmasin
Sutirna Jurnal Bimbingan dan Konseling Ar-Rahman Volume 5, Nomor 1, Tahun 2019 e-ISSN 2477-6300 Dengan memperhatikan persepsi yang keliru pelajaran memiliki peran sebagai selama ini bagi guru mata pelajaran terhadap tugas pembimbing. layanan bimbingan dan konseling di sekolah- 6. Diharapkan dari hasil kajian artikel ini akan sekolah, perguruan tinggi yang menyelenggarakan terinspirasi untuk melakukan penelitian yang program studi kependidikan selayaknya mendalam tentang layanan bimbingan dan menginformasikan dan memberikan penjelasan konseling khususnya bagi implementasi dalam mata kuliah bimbingan dan konseling bimbingan dan konseling sebagai ilmu sehingga jika mahasiswa terjun langsung menjadi multireferensi. seorang guru mata pelajaran sudah mengetahui peran mereka salah satunya sebagai pembimbing. REFERENSI Oleh karena itu, untuk Dosen mata kuliah Beasiswa, F. P. (2012, April-). Profil Kemampuan bimbingan dan konseling yang bertugas memberikan mata kuliah BK di non Prodi BK Dasar Guru. P. 1. diharapkan dapat menjelaskan perbedaan guru BK Depdiknas. (2008). Penataan Pendidikan dan Guru Mata Pelajaran ketika melakukan perannya sebagai pembimbing. Profesional Konselor Dan Layanan Bimbingan Dan Konseling Dalam Jalur Dampak dari memahami dan melaksanakan Pendidikan Formal. Jakarta: Depdiknas. layanan bimbingan dan konseling pada saat proses Djauhari, M. (2017, Mei -). Researchgate. pembelajaran di dalam kelas dan luar kelas bagi Retrieved April 03, 2019, From guru mata pelajaran akan mengantarkan Https://Www.Researchgate.Net/Publication/ peningkatan mutu pendidikan yang kita harapkan. 316735866_Pengembangan_Profesionalism e_Guru_Menuju_Indonesia_Gemilang: PENUTUP Https://Www.Researchgate.Net Dari uraian pendahuluan, tinjauan pustaka dan Fakhurohman, J. (2019). Www.Academia.Edu. Retrieved April 03, 2019, From pembahasan maka penulis akan menyampaikan Www.Academia.Edu: beberapa simpulan, yaitu: Http://Www.Academia.Com 1. Pendidikan yang bermutu dan berkualitas jika Kartadinata, S. (2008). Kompilasi Konseling Lintas Budaya. In S. Kartadinata, Konseling Lintas tiga peran guru dilakukan secara sinergis, Budaya (P. 125). Bandung: Pascasarjana yaitu berperan sebagai pendidik, pengajar dan Upi. pembimbing dalam melaksanakan tugas Kebudayaan, D. P. (2005). Undang Undang No. 14 sehari-harinya. Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen. 2. Guru mata pelajaran seyogyanya merubah Jakarta: Departemen Pendidikan Dan paradigma atau persepsi yang keliru terhadap Kebudayaan. pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling Kusmiharto, H. (2007, September 09). tentang tugas layanan bimbingan dan Http://File.Upi.Edu/Direktori/Fip/Jur._Pend konseling adalah tugas guru bimbingan dan ._Luar_Sekolah. Retrieved Januari 23, 2019, konseling. From 3. Pelaksanaan layanan BK bagi guru mata Http://File.Upi.Edu/Direktori/Fip/Jur._Pend. pelajaran dilakukan secara terintegrasi dalam _Luar_Sekolah: Http://Www.Upi.Edu proses belajar mengajar, yang selanjutnya Mohammad, M. (2107, Oktober 19). penulis katakan “Pembelajaran Mata Palajaran Kompasiana.Com. Retrieved April 03, 2019, bernuansa Bimbingan dan Konseling”. From Www.Kompasiana.Com: 4. Bimbingan dan konseling wajib dilaksanakan Http://Www.Kompasiana.Com oleh seluruh komponen sekolah Nasional, D. P. (2008). Penataan Pendidikan (Pengawas/Penilik, Kepala sekolah, Komite Profesional Konselor Dan Layanan Sekolah, Guru Mata Palajaran, Guru BK, Staf Bimbingan Dan Konseling Dalam Jalur Tata Usaha, dan Caraka) dengan Pendidikan Formal. Bandung: Jurusan menggunakan metode yang sesuai dengan Psikologis Pendidikan Dan Bimbingan, Fip tupoksinya. Upi Bandung. 5. Perguruan tinggi penyelenggara pencetak guru Natawidjaja, R. (1984). Pendidikan (Studi Dan seyogyanya dalam mata kuliah bimbingan dan Pengajaran). Jakarta: Depdikbud. konseling dijelaskan tentang pentingnya BK Riyanto, T. (2002). Pembelajaran Sebagai Suatu bagi guru mata pelajaran secara kontektual, Bimbingan Pribadi. Jakarta: Grasindo. teoritis, dan realistis tentang guru mata Sunaryo. (2008). Pendidikan Yang Bermutu. Bandung: Upi. Dipublikasikan Oleh : 15 UPT Publikasi dan Pengelolaan Jurnal Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al-Banjari Banjarmasin
Sutirna Jurnal Bimbingan dan Konseling Ar-Rahman Volume 5, Nomor 1, Tahun 2019 e-ISSN 2477-6300 Surya, M. (2004). Psikologi Pembelajaran Dan Pengajaran. Bandung: Pustaka Bani Quraisy. Suryono, B. (2016). Public Trust Dan Profesi Bk Bermartabat Menuju Karakter Konselor Yang Dibutuhkan. E_Journal Unipma , 1- 24. Sutirna. (2019). Bimbingan Dan Konseling Bagi Guru Mata Pelajaran. Karawang: -. Sutirna. (2004). Model Pembelajaran Matematika Bernuansa Bimbingan Di Sltp. Bandung: Pascasarjana Upi. Sutirna. (2017). Persepsi Guru PAI SMP/MTs Se Kabupaten Karawang Terhadap Layanan Bimbingan Dan Konseling. Wahana Karya Ilmiah Pendidikan , 1-13. Dipublikasikan Oleh : 16 UPT Publikasi dan Pengelolaan Jurnal Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al-Banjari Banjarmasin
Search
Read the Text Version
- 1 - 11
Pages: