Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore 804-2382-1-PB

804-2382-1-PB

Published by rindaaul utamii, 2023-05-03 00:47:16

Description: 804-2382-1-PB

Search

Read the Text Version

Jurnal SISFOKOM (Sistem Informasi dan Komputer), Volume 09, Nomor 01, PP 122 - 131 Pengembangan SDM Dalam Arsitektur Bisnis Sebagai Strategi Dalam Optimasi Produktivitas Kinerja SDM Tanni Maisari[1]*, Asti Amalia Nur Fajrillah[2] Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Rekayasa Industri[1], [2] Universitas Telkom Bandung, Indonesia [email protected][1], [email protected][2] Abstract — As time goes by the needs and aspects of perancangan EA. Solusi yang dihasilkan dalam penelitian ini competence and productivity of Human Resources (HR) are diharapkan mampu memenuhi requirement bisnis perusahaan increasingly diverse to form complex communication patterns. To yang kemudian mampu membantu memenuhi goal fungsi balance and fulfill those needs and aspects, there needs to be an pengelolaan SDM dan juga perusahaan dengan increase in performance, one of them is with enterprise architecture mempertimbangkan aspek SDM. Metode perancangan EA (EA). This study raises the case of one manufacturing company penelitian ini menggunakan TOGAF ADM (The Open Group with a focus on the HR management function which has problems Architecture Framework) yang merupakan salah satu kerangka regarding the composition and competency of HR that is uneven so kerja untuk merancang EA dengan menghubungkan arsitektur that HR productivity is low. One solution to this problem is by bisnis, data, aplikasi, dan teknologi. TOGAF ADM bersifat designing an EA. The solution produced in this research is fleksibel sehingga sangat memungkinkan untuk dilanjutkan expected to be able to meet the company's business requirements dengan framework yang berbeda. Pada penelitian kali ini which will then be able to help meet the goals of the HR perancangan EA berfokus di tiga tahap saja yaitu preliminary management function and also the company by considering aspects phase, architecture vision, dan business architecture. Arsitektur of HR. The design method of this research EA uses TOGAF ADM bisnis merupakan fase dalam TOGAF ADM yang berperan (The Open Group Architecture Framework) which is one of the sebagai komponen utama yang mampu menopang arsitektur frameworks for designing EA by connecting business architecture, selanjutnya. Arsitektur bisnis berisi pendefinisian arsitektur data, applications, and technology. TOGAF ADM is flexible so it is baseline dan targeting yang nantinya dijadikan pedoman bagi possible to proceed with a different framework. In this research, EA dasar pengembangan sistem informasi yang terintegrasi untuk design focuses on only three stages, namely the preliminary phase, Fungsi Pengelolaan SDM. Arsitektur bisnis sangat berperan architecture vision, and business architecture. Business dalam membantu menangani isu dan resiko yang terjadi di architecture is a phase in the TOGAF ADM which acts as the main perusahaan, sehingga dapat mempermudah perusahaan untuk component capable of sustaining further architecture. The business mengambil keputusan yang tepat. architecture contains the definition of baseline architecture and targeting which will be used as guidelines for the basis for the Kata Kunci—Arsitektur Bisnis, Enterprise Architecture, development of integrated information systems for the HR TOGAF, Pengelolaan SDM. Management Function. Business architecture is very instrumental in helping to handle the issues and risks that occur in the company, I. PENDAHULUAN so it can facilitate the company to make the right decision. Kontinuitas bisnis suatu perusahaan dilihat berdasarkan Keywords — Business Architecture, Enterprise Architecture, sudut pandang bagaimana SDM perusahaan dapat secara TOGAF, HR Management. maksimal dalam melakukan kinerjanya [11]. Untuk mendapatkan hasil kinerja yang maksimal dibutuhkannya Abstrak—Seiring berjalannya waktu kebutuhan serta aspek bekal skill yang mumpuni untuk dapat menopang kebutuhan terhadap kompetensi dan produktivitas Sumber Daya Manusia perusahaan seiring berkembangnya zaman [11]. Sehingga (SDM) semakin beragam sehingga membentuk pola komunikasi penting untuk perusahaan memperhatikan proses yang kompleks. Untuk menyeimbangkan dan memenuhi pengembangan SDM nya agar tetap stabil dan memberikan kebutuhan serta aspek tersebut dibutuhkan adanya peningkatan dampak yang positif bagi perusahaan serta menjadikan SDM performa, salah satunya dengan enterprise architecture (EA). menjadi lebih kompeten dan mampu untuk bersaing dalam Penelitian ini mengangkat kasus salah satu perusahaan segala tantangan di dunia kerja [4]. Karena SDM yang manufaktur dengan fokus pada fungsi pengelolaan SDM yang berkompeten merupakan aset berharga yang dimiliki memiliki permasalahan mengenai komposisi dan kompetensi perusahaan [10]. SDM yang tidak merata sehingga produktivitas SDM rendah. Salah satu solusi untuk permasalahan tersebut yaitu dengan p-ISSN 2301-7988, e-ISSN 2581-0588 DOI : 10.32736/sisfokom.v9i1.804, Copyright ©2020 Submitted : 19 Februari 2020, Revised : 30 Maret 2020, Accepted : 10 April 2020, Published : 14 April 2020 122

Jurnal SISFOKOM (Sistem Informasi dan Komputer), Volume 09, Nomor 01, PP 122 - 131 Pengelolaan SDM merupakan fungsi pendukung yang ada practices dan sekumpulan aset arsitektur existing yang dapat di perusahaan yang bertanggung jawab dalam pengelolaan dan digunakan kembali (re-usable) [5]. TOGAF dapat digunakan pengembangan SDM. Sebagai suatu contoh perusahaan secara bebas oleh perusahaan manapun yang ingin manufaktur di daerah Bandung yang memiliki taraf industri membangun enterprise architecture untuk digunakan di dalam strategis, menggunakan teknologi canggih dan berskala perusahaan tersebut [5]. Dengan tujuan untuk membantu internasional. Sehingga perusahaan tersebut membutuhkan perusahaan dalam merancang arsitektur perusahaan, sehingga SDM yang profesional dan berkompeten kelas dunia. SDM arsitektur perusahaan yang dibangun lebih terstruktur dan merupakan faktor yang sangat menentukan bagi keberhasilan sistematis [3]. TOGAF ADM memiliki beberapa fase yang perusahaan. Namun dalam eksekusi nya, terdapat beberapa diwakili dengan membentuk siklus besar sebagai lambang permasalahan pertama, komposisi SDM yang tidak merata proses iteratif, fase-fase tersebut antara lain: Preliminary dengan adanya kelebihan kurang lebih 1000 pegawai Phase, Architecture Vision, Business Arhcitecture, dikarenakan work load analysis perusahaan kurang valid Information System Architecture, Technology Architecture, karena sistem yang digunakan berbeda sehingga sering terjadi Opportunities and Solutions, Migration Planning, kesalahan dalam migrasi data. Kedua, kesenjangan Implementation Governance, Architecture Change kompetensi SDM dari tingkat pendidikan serta skill yang Management, dan Requirement Management [1]. dimiliki dimana hanya 17% SDM yang memiliki gelar sarjana karena tidak ada bantuan sistem informasi yang mampu Pada penelitian ini hanya fokus sampai business memetakan skill SDM dan kebutuhan perusahaan. Ketiga, architecture / arsitektur bisnis. Preliminary phase rendah nya produktivitas SDM dengan tingkat pengunduran menggambarkan inisiasi aktivitas-aktivitas dan persiapan diri sarjana sebesar 7,3% karena pengelolaan kompensasi perancangan EA, pendefinisian kerangka kerja arsitektur tidak berdasarkan kinerja individu. sesuai kebutuhan perusahaan, dan pendefinisian prinsip- prinsip bisnis yang ada di perusahaan [14]. Sehingga sebuah Solusi yang dibutuhkan untuk menangani kondisi tersebut perusahaan dapat terus melakukan perubahan untuk mencapai yaitu salah satunya dengan menerapkan EA. Dalam tujuan bisnis. Architecture Vision merupakan fase pertama melakukan perancangan EA dilakukan pendekatan dari sisi perancangan EA menggunakan TOGAF yang bisnis dan teknologi. Pada penelitian ini perancangan EA mendeskripsikan batasan-batasan arsitektur berupa identifikasi difokuskan hanya sampai arsitektur bisnis. Dengan arsitektur kebutuhan manajemen, pendefinisian perusahaan baik berupa bisnis menghasilkan proses bisnis yang telah dikaji sesuai goals, objective dan requirement perusahaan dan lainnya yang dengan kebutuhan perusahaan untuk menyelesaikan mendukung tujuan perancangan EA perusahaan [14]. Business permasalahan yang ada. Proses bisnis juga berperan sebagai Architecture merupakan fase kedua perangangan EA pondasi arsitektur sistem informasi dan teknologi dalam menggunakan TOGAF yang mendeskripsikan arsitektur bisnis perancangan EA. Proses bisnis merupakan komponen utama existing dan juga usulan targeting yang disesuaikan dengan dalam suatu fungsi bisnis di perusahaan [9]. Dalam alur proses fase sebelumnya yaitu architecture vision [2]-[13]. bisnis diperlukan keterlibatan penuh dari stakeholder [9]. Pengelolaan proses bisnis dapat meningkatkan kinerja Arsitektur bisnis merupakan prasyarat untuk melanjutkan perusahaan secara keseluruhan [9]. Walaupun banyak arsitektur sistem informasi dan teknologi [13]. Arsitektur perusahaan yang sudah menyadari betapa pentingnya proses bisnis diperlukan sebagai sarana yang menunjukkan nilai bisnis namun masih banyak perusahaan yang belum jelas dan bisnis dari arsitektur selanjutnya dan juga kunci stakeholder benar bagaimana melakukan perubahan tersebut sesuai dengan untuk merancang aristektur selanjutnya [13]-[15]. Arsitektur akar permasalahan yang ada di perusahaan [12]. Hal ini bisnis juga menjadi penting dalam membantu menangani isu dikarenakan setiap proses bisnis memiliki karakteristik unik dan resiko yang terjadi di perusahaan, sehingga dengan masing-masing dan strategi perubahan tersebut sangat memiliki arsitektur bisnis maka akan mempermudah tergantung pada lingkungan dan kemampuan perusahaan perusahaan untuk mengambil suatu keputusan tepat yang dalam merubahnya [12]. memungkinkan perusahaan bersaing secara lebih efektif [15]- [16]. II. TINJAUAN PUSTAKA Dalam melakukan perancangan arsitektur bisnis penulis The Open Group Architecture Framework (TOGAF ) membutuhkan perbandingan antar aplikasi yang dikenal adalah sebuah kerangka kerja untuk membangun suatu mampu menerapkan pengelolaan SDM dengan baik dalam enterprise architecture [1]. TOGAF menyediakan metode dan segi proses bisnis nya. Karena perbandingan dapat dijadikan tools untuk membantu proses penggunaan dan pemeliharaan penulis sebagai tolak ukur dalam melakukan perancangan. suatu Enterprise Architecture [3]. TOGAF berbasiskan model Adapun aplikasi yang diambil penulis untuk dijadikan bahan proses yang iteratif (berulang) yang didukung oleh best perbandingan yaitu SAP HCM, Talenta by Mekari, dan Open HRMS[6]-[7]-[8]-[17]. p-ISSN 2301-7988, e-ISSN 2581-0588 DOI : 10.32736/sisfokom.v9i1.804, Copyright ©2020 Submitted : 19 Februari 2020, Revised : 30 Maret 2020, Accepted : 10 April 2020, Published : 14 April 2020 123

Jurnal SISFOKOM (Sistem Informasi dan Komputer), Volume 09, Nomor 01, PP 122 - 131 Tabel 1. Perbandingan Proses Bisnis Aplikasi Nama Aplikasi Proses Bisnis yang Dimiliki Deskripsi SAP HCM Organizational Management Pengelolaan struktur organisasi perusahaan Talenta by Mekari Personnel Administration Pengelolaan administrasi pegawai Time Management Pengelolaan waktu kerja pegawai Open HRMS Payroll Pengelolaan penggajian pegawai Recruiment Pengelolaan rekruitasi pegawai Personnel Development Pengelolaan segala bentuk kegiatan pengembangan pegawai Training and Event Management Pengelolaan aktivitas pegawai Compensation Management Personnel Cost Planning Pengelolaan kompensasi pegawai Payroll Management Pengelolaan rencana cost pegawai Costing Payroll Pengelolaan gaji pegawai Pembayaran gaji pegawai dengan menggunakan satu platform yang terintegrasi Time Management HR Administration dengan e-commerce pegawai dan juga multi-banking Employee Benefit Pengelolaan waktu pegawai selama kerja yang berpengaruh pada penggajian Attendance and Leave Management Pengelolaan data pegawai dari mulai pegawai lolos rekruitasi hingga jenjang karir Custody Management Pengajuan pinjaman, klaim pegawai terhadap perusahaan Pengelolaan absensi pegawai yang terintegrasi dengan data penggajian Employee Appraisal Pengelolaan manajemen aset perusahaan setiap pegawai yang diberi aset oleh Disciplinary Tracking perusahaan Penilaian pegawai menggunakan metode top down dan bottom up secara transparasi Employee Resignation Pelacakan kedisiplinan pegawai sebagai salah satu nilai kinerja pegawai terhadap Payroll tanggung jawabnya HR Announcement Pengunduran diri pegawai, dimana pegawai dapat mengisi rincian yang diperlukan untuk Pengelolaan penggajian menggunakan metode payslip berdasarkan absen, aturan gaji dan struktur gaji Mengelola pengumuman resmi dengan menyediakan fitur menambahkan lampiran pada setiap pengumuman Berdasarkan Tabel 1 diatas yang menjabarkan proses bisnis yang dimiliki oleh SAP HCM, Talenta by Mekari, dan Open HRMS. Dapat disimpulkan bahwa secara umum proses bisnis utama dalam pengelolaan SDM yaitu proses penggajian, rekruitasi dan, pengembangan pegawai [6]-[7]-[8]-[17]. III. METODE PENELITIAN Penelitian ini fokus menggunakan kerangka kerja TOGAF Gambar 1. Fase TOGAF ADM dan menggunakan model konseptual untuk menggambarkan alur penelitian mengenai perancangan EA pada fungsi A. Preliminary Phase pengelolaan SDM berdasarkan permasalahan yang telah didefinisikan pada bab sebelumnya. Penelitian ini dimulai Preliminary Phase, merupakan tahap persiapan untuk dengan melakukan survey perusahaan apakah sesuai dengan melakukan perancangan EA yang menghasilkan artefak topik penelitian yang akan penulis kembangkan, lalu principle catalog [1]-[2]. Principle catalog berisi prinsip- melakukan MoU dengan pihak perusahaan terkait kebutuhan prinsip perusahaan yang disesuaikan dengan prinsip dokumen yang diperlukan untuk perancangan EA ini seperti framework TOGAF yang nanti nya dijadikan sebagai landasan RJPP (Rencana Jangka Panjang Perusahaan), RKAP (Rencana Keuangan dan Anggaran Perusahaan), IT Service Catalog, Dokumen Proses Bisnis, dan SOP Perusahaan. Setelah mendapatkan data berdasarkan dokumen yang telah diberikan, penulis melakukan studi literatur menggunakan data yang ada, kemudian penulis melakukan wawancara dan observasi terkait validasi data yang telah dibuat mengenai kesesuaiannya. Tahap wawancara dan observasi akan terus dilakukan hingga pihak perusahaan merasa puas dengan perancangan yang dibuat penulis agar benefit solusi perancangan dapat digunakan oleh perusahaan. p-ISSN 2301-7988, e-ISSN 2581-0588 DOI : 10.32736/sisfokom.v9i1.804, Copyright ©2020 Submitted : 19 Februari 2020, Revised : 30 Maret 2020, Accepted : 10 April 2020, Published : 14 April 2020 124

Jurnal SISFOKOM (Sistem Informasi dan Komputer), Volume 09, Nomor 01, PP 122 - 131 dalam perancangan tiap arsitektur [1]-[2]. Dalam menyusun perancangan EA menggunakan framewrok TOGAF. Fase ini principle catalog penulis mencari informasi dari dokumen mendeskripsikan perancangan bisnis dari segi layanan bisnis, perusahaan yaitu RJPP (Rencana Jangka Panjang Perusahaan) proses bisnis dalam pemenuhan requirement yang sudah dan RKAP (Rencana Keuangan dan Anggaran Perusahaan) ditetapkan di fase architecture vision [1]-[2]. Sehingga output setelah itu penulis juga harus melakukan validasi terhadap dari arsitektur bisnis dapat dijadikan sebagai input utama pihak perusahaan atas informasi yang didapat dari dokumen, untuk merancang arsitektur sistem informasi. Dalam penelitian yaitu dengan cara wawancara dengan pihak perusahaan terkait ini menghasilkan business footprint diagram, functional mengenai perancangan EA seperti apa yang mereka inginkan. decomposition diagram, business interaction matrix, process Lalu penulis melakukan studi literatur berdasarkan informasi flow diagram dan service catalog. Dalam penyusunan fase ini yang didapatkan dari perusahaan dengan ilmu perancangan penulis mendapatkan informasi dari dokumen flowchart fungsi EA sendiri khususnya framework TOGAF sehingga dapat dan wawancara dengan fungsi terkait yang nanti dari setiap menghasilkan principle catalog yang sesuai dan akurat untuk artefak yang dihasilkan akan disesuaikan dengan fase dijadikan landasan setiap perancangan arsitektur kedepannya. architecture vision. B. Phase A : Architecture Vision IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Architecture Vision, merupakan tahap pertama Pada bab ini berisi mengenai hasil dan pembahasan perancangan EA menggunakan framework TOGAF [1]-[2]. penelitian yaitu berupa artefak perancangan EA menggunakan Fase ini mendeskripsikan batasan-batasan arsitektur, seperti kerangka kerja TOGAF ADM yang berfokus pada tiga fase kebutuhan manajemen, pembatasan ruang lingkup, dan yaitu preliminary phase, architecture vision, dan business identifikasi stakeholder berdasarkan prinsip perusahaan yang architecture. sudah di definisikan pada principle catalog di preliminary phase [1]-[2]. Sehingga dihasilkan objective dan requirement A. Preliminary Phase yang dijadikan sebagai bekal arsitektur bisnis dan arsitektur sistem informasi. Dalam penyusunan fase ini penulis Pada fase preliminary ini menetapkan kapabilitas arsitektur mendapatkan informasi dari dokumen RJPP, RKAP dan yang sesuai melalui prinsip-prinsip arsitektur pada suatu Annual Report perusahaan dengan metode yang sama juga organisasi [5] . Dimana prinsip dibawah ini diambil dari yaitu tetap melakukan wawancara dan studi literatur sebagai TOGAF Principle dan disesuaikan dengan tujuan fungsi bentuk validasi informasi pada perusahaan. pengelolaan SDM dan perusahaan dalam membangun enterprise architecture [1]-[2]. C. Phase B : Business Architecture Business Architecture, merupakan tahap kedua Tabel 2. Principle Catalog Architecture Name Statement Rationale Implication Business Compliance With Law Segala tindak manajemen Fungsi pengelolaan SDM Fungsi pengelolaan SDM Primacy of Principles fungsi pengelolaan SDM berdiri berdasarkan perusahaan, membantu perusahaan berada dibawah undang- undang-undang, kebijakan dan Maximize Benefit to The menjadi perusahaan yang Enterprise undang,kebijakan dan peraturan Negara sehingga terpercaya sehingga mudah peraturan yang berlaku apapun yang dilakukan fungsi melakukan perkembangan Information Management pengelolaan SDM harus sesuai is Everybody’s business Fungsi pengelolaan SDM dengan kaidah yang berlaku karena tidak adanya menjunjung prinsip pelanggaran/masalah hukum Satu-satunya cara untuk manajemen informasi dalam memberikan kualitas informasi Meminimalisir kesalahan melakukan pekerjaan pengelolaan informasi baik di yang konsisten dan terukur dalam membantu pengambilan dalam fungsi pengelolaan keputusan baik di dalam Fungsi SDM maupun satu Pengelolaan SDM maupun satu perusahaan perusahaan Sebagai contoh, fungsi pengelolaan SDM memiliki Memaksimalkan keuntungan Prinsip ini mampu mewujudkan dan manfaat untuk “service aboce self” dimana prioritas pengembangan keputusan yang dibuat aplikasi yang utama untuk perusahaan berdasarkan berdasarkan perspektif keputusan manajemen keseluruhan akan memiliki menunjang kegiatan informasi yang ada di fungsi bisnisnya. Tentu ini nilai jangka panjang yang lebih merupakan keputusan pengelolaan SDM besar daripada keputusan yang berdasarkan perspektif dibuat dari perspektif tertentu. keseluruhan untuk memaksimalkan keuntungan Seluruh entitas fungsi Seluruh entitias fungsi pengelolaan SDM pengelolaan SDM perlu perusahaan berpartisipasi dalam menerapkan teknologi untuk Dalam melakukan kegiatan operasional bisnis, seluruh entitas fungsi pengelolaan p-ISSN 2301-7988, e-ISSN 2581-0588 DOI : 10.32736/sisfokom.v9i1.804, Copyright ©2020 Submitted : 19 Februari 2020, Revised : 30 Maret 2020, Accepted : 10 April 2020, Published : 14 April 2020 125

Jurnal SISFOKOM (Sistem Informasi dan Komputer), Volume 09, Nomor 01, PP 122 - 131 Architecture Name Statement Rationale Implication Business Continuity keputusan manajemen informasi yang diperlukan memenuhi kebutuhan bisnis. SDM perlu menerima untuk mencapai tujuan bisnis Untuk memastikan manajemen tanggung jawab untuk fungsi maupun perusahaan informasi selaras dengan bisnis, mengembangkan informasi. Karena informasi merupakan Dalam melakukan kegiatan seluruh entitas fungsi operasional segala aspek pengelolaan SDM harus terlibat aspek utama dalam pendukung harus dikelola dalam semua aspek lingkungan melakukan kegiatan bisnis dan dipantau meskipun ada informasi Adanya pemulihan dan gangguan sistem pemeliharaan sistem Kegiatan bisnis fungsi pendukung kegiatan pengelolaan SDM harus mampu beroperasi dalam operasional bisnis secara mekanisme apapun termasuk berkala dan memiliki opsi altrnatif untuk mengatasi opsi alternatifnya berbagai resiko sehingga kegiatan operasional bisnis tetap berjalan B. Architecture Vision diidentifikasi berdasarkan tujuan, visi dan misi perusahaan terhadap Fungsi Pengelolaan SDM [1]-[2]-[5]. Berikut Fase architecture vision mendefinisikan ruang lingkup merupakan Tabel 2 yang berisi pemetaan objective, arsitektur, stakeholder, requirement bisnis Fungsi Pengelolaan requirement dan solusi/proses bisnis terkait. SDM . Yang nanti nya digunakan sebagai acuan perancangan arsitektur bisnis, salah satu nya yaitu requirement bisnis yang Tabel 3. Requirement Catalog Objective Requirement Solusi/Proses Bisnis Terkait Meningkatkan kompetensi SDM dengan Adanya program yang mendukung peningkatan Proses Perencanaan Kebutuhan Pelatihan, tercapainya minimal 5 program sertifikasi/diklat kompetensi pegawai (kerja sama strategis dengan Proses Pelatihan Pegawai universitas dan perusahaan, beasiswa, coaching, sesuai kebutuhan setiap tahun mentoring) Proses Perencanaan Kebutuhan Pegawai Adanya aplikasi yang mampu membantu memetakan Proses Pelatihan Pegawai Menyelaraskan antara realisasi dan rencana kebutuhan peningkatan kompetensi pegawai agar tepat Proses Rekrutmen Pegawai pegawai mendapatkan sertifikasi/diklat terwujud sasaran Mengembangkan proses pengukuran kebutuhan Proses Permintaan Pegawai 100% pegawai yang terstuktur dan terkelola dengan baik Mengembangkan aplikasi rekrutmen agar lebih Proses Pengelolaan Kompensasi dan Benefit Terpenuhinya jumlah pegawai baru yang selaras transparansi kepada pelamar dengan cara menampilkan dengan kebutuhan setidaknya 90% seluruh proses dan hasilnya melalui aplikasi tersebut hingga tahap rekrutmen selesai Menilai ulang dan memproyeksikan WLA Memproyeksikan WLA berdasarkan beban kerja masa berdasarkan beban kerja di masa depan depan pegawai Adanya aplikasi yang mampu menghitung WLA Meningkatkan sistem remunerasi perusahaan sehingga hasilnya akurat berdasarkan kinerja pegawai Adanya perbaikan struktur sistem remunerasi dan kompensasi pegawai Adanya pengkajian pada sistem payroll mengenai integrasi data dengan sistem penilaian kinerja pegawai C. Business Architecture architecture ini : Fase ini berisi deskripsi arsitektur bisnis existing dan 1) Business Footprint Diagram targeting (sebagai usulan). Dimana targeting dibuat Menggambarkan hubungan antara driver, goal, objective, berdasarkan objektif organisasi yang memuat proses bisnis, fungsi organisasi, layanan dan strategi yang digunakan untuk dan capability [2]. Diagram ini membantu perusahaan untuk mendukung fase sebelumnya yaitu Architecture Vision, yang melihat alur tujuan yang harus dicapai yaitu dengan memenuhi diharapkan mampu menjadi usulan yang efektif dan efisien requirement yang telah dipetakan berdasarkan goal dan sehingga dapat digunakan perusahaan[1]-[2]-[5]. Berikut objective fungsi pengelolaan SDM dan juga perusahaan, agar beberapa artefak yang dihasilkan dari fase business solusi yang akan diputuskan tepat sesuai requirement [2]. p-ISSN 2301-7988, e-ISSN 2581-0588 DOI : 10.32736/sisfokom.v9i1.804, Copyright ©2020 Submitted : 19 Februari 2020, Revised : 30 Maret 2020, Accepted : 10 April 2020, Published : 14 April 2020 126

Jurnal SISFOKOM (Sistem Informasi dan Komputer), Volume 09, Nomor 01, PP 122 - 131 Gambar 2. Business Footprint Diagram Pada gambar x merupakan artefak business footprint 2) Business Interaction Matrix diagram, dimana yang berwarna pink merupakan driver Menjelaskan interaksi antar proses bisnis pada Fungsi perusahaan, abu-abu merupakan goal fungsi pengelolaan SDM yang telah diturunkan dari goal perusahaan. Lalu kuning Pengelolaan SDM [2]. Providing berarti proses bisnis yang merupakan objective fungsi pengelolaan SDM yang menyediakan output yang nantinya dijadikan input oleh proses merupakan acuan yang dijadikan sebagai pengukur bisnis lain yang membutuhkan. Sedangkan consuming berarti pencapaian optimal atas goal fungsi pengelolaan SDM. Biru proses bisnis yang menggunakan output dari providing. muda merupakan solusi yang akan dilakukan untuk memenuhi Interaksi proses bisnis dibutuhkan untuk mengetahui alur objective, goal fungsi pengelolaan SDM dan juga driver pertukaran informasi dalam proses bisnis tersebut. perusahaan yaitu perancangan enterprise architecture fungsi pengelolaan SDM Jingga merupakan capability fungsi pengelolaan SDM yaitu fungsi teknologi, perencanaan dan pengendalian perusahaan, keuangan. Tabel 4. Business Interaction Matrix Providing/ Consuming Permintaan Pegawai Rekrutmen Pegawai Perencanaan Pelaksanaan Pengelolaan Permintaan Pegawai N/A Kebutuhan Pelatihan Pelatihan Kompensasi & N/A N/A Rekrutmen Pegawai Keputusan Kebutuhan N/A N/A Benefit Perencanaan Kebutuhan Pegawai, Rencana Proses N/A Pengadaan Pegawai N/A N/A N/A Pelatihan N/A Metode Pengadaan Data Pegawai Baru N/A N/A Pelaksanaan Pelatihan Pegawai Data Pegawai Baru N/A Metode dan Jenis Metode Pengadaan Diklat, Kalender N/A Pegawai Diklat 3) Functional Decomposition Diagram SDM diambil enam proses bisnis, dimana enam proses bisnis Menggambarkan fungsi dengan proses bisnis yang tersebut yaitu proses yang sesuai dengan requirement bisnis yang telah didefinisikan pada requirement catalog dan digunakan untuk pemenuhan goal perusahaan [2]. Dari footprint diagram. beberapa proses bisnis yang ada pada fungsi pengelolaan p-ISSN 2301-7988, e-ISSN 2581-0588 DOI : 10.32736/sisfokom.v9i1.804, Copyright ©2020 Submitted : 19 Februari 2020, Revised : 30 Maret 2020, Accepted : 10 April 2020, Published : 14 April 2020 127

Jurnal SISFOKOM (Sistem Informasi dan Komputer), Volume 09, Nomor 01, PP 122 - 131 Gambar 3. Functional Decomposition Diagram 4) Process Flow Diagram tersebut yang akan diselesaikan, dan solusi yang merupakan Menggambarkan alur proses bisnis pada Fungsi langkah penyelesaian dari masalah yang timbul dalam proses Pengelolaan SDM [2]. Dimana penggambaran diagram dijelaskan Tabel 4 yang memuat deskripsi proses bisnis, aktor bisnis tersebut. Process flow ini membantu melihat yang terkait dalam proses bisnis tersebut, business rules yaitu komponen proses yang wajib dilakukan dalam suatu proses permasalahan yang terjadi secara detail sehingga solusi yang bisnis tersebut, permasalahan yang ada pada proses bisnis diberikan pun detail karena diambil berdasarkan permasalahan proses bisnis tersebut. Tabel 5. Process Flow Proses Bisnis Utama Proses Bisnis Overview / Deskripsi Proses Bisnis Organizational Process Proses Rekrutmen & Deskripsi : Proses permintaan pegawai dimulai ketika divisi terkait membutuhkan pegawai melalui Seleksi Proses Permintaan pengisian pengadaan pegawai yang nantinya akan divalidasi oleh Bagian Analisis Jabatan, setelah Pegawai itu dilakukan analisis WLA apakah divisi terkait benar-benar layak membutuhkan pegawai baru atau tidak. Apabila dari hasil WLA benar membutuhkan maka Bagian Perencanaan Tenaga Kerja akan menetapkan keputusan kebutuhan pegawai dan melakukan koordinasi dengan Divisi Perencanaan Perusahaan untuk menetapkan anggaran di RKAP (Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan) apakah akan diadakan rekrutmen atau rotasi pegawai untuk memenuhi kebutuhan pegawai di divisi terkait. Jika hasil WLA sebaliknya maka proses akan selesai dan tidak dilanjutkan. Aktor : Divisi Terkait, Staff dan Manajer Perencanaan Tenaga Kerja, Staff dan Manajer Analisis Jabatan, Manajer Dept. Talenta dan Divisi Perencanaan Perusahaan Business Rules : Proses validasi form harus dilakukan sebelum melakukan analisis WLA, Keputusan untuk melakukan pengadaan pegawai dilakukan berdasarkan form yang sudah valid dan hasil analisis WLA. Permasalahan : Perhitungan WLA berdasarkan kinerja saat ini dan menggunakan microsoft excel sehingga sering terjadi perbedaan data ketika sedang migrasi data dari excel ke sistem sehingga hasil menjadi tidak akurat Solusi : Perbaikan struktur perhitungan WLA berdasarkan kinerja masa depan dengan proses yang sistematis p-ISSN 2301-7988, e-ISSN 2581-0588 DOI : 10.32736/sisfokom.v9i1.804, Copyright ©2020 Submitted : 19 Februari 2020, Revised : 30 Maret 2020, Accepted : 10 April 2020, Published : 14 April 2020 128

Jurnal SISFOKOM (Sistem Informasi dan Komputer), Volume 09, Nomor 01, PP 122 - 131 Proses Bisnis Utama Proses Bisnis Overview / Deskripsi Proses Bisnis Organizational Process Proses Pengembangan Deskipsi : Proses rekrutmen pegawai dimulai ketika Manajer Talenta menetapkan metode Pegawai & Pelatihan Proses Rekrutmen rekrutmen dan seleksi yang nanti nya dikelola oleh Bagian Perencanaan Tenaga Kerja untuk Pegawai menentukan apakah rekrutmen diadakan oleh pihak internal maupun eksternal. Jika menggunakan Proses Reward dan metode internal maka mengidentifikasi tools apa saja yang dibutuhkan untuk rekrutmen, Pengelolaan Kompensasi dilanjutkan membuat pengumuman rekrutmen di e-carreer. Setelah pelamar memenuhi target, perusahaan melaksanakan lima tahapan yaitu screening berkas, TPA dan Psikologi, Medical dan Benefit Check Up, Wawancara Kewarganegaraan, dan Wawancara User. Jika menggunakan metode eksternal maka Bagian Perencanaan Tenaga Kerja melakukan koordinasi dengan pihak ketiga (vendor). Aktor : Manajer Dept. Talenta, Staff dan Manajer Perencanaan Tenaga Kerja, Pelamar (eksternal). Business Rules : Tahapan seleksi bisa dilakukan tanpa berurutan disesuaikan dengan kondisi perusahaan saat itu, Tahapan seleksi sistem gugur sehingga disetiap tahap selalu ada pelamar yang gugur. Permasalahan : Proses rekrutmen untuk pelamar dalam e-career tidak transparan terkait info dan status tahapan, sehingga banyak pelamar yang hilang begitu saja saat proses dilakukan ini menjadikan perusahaan kehilangan calon pegawainya yang mungkin dapat memenuhi kebutuhan perusahaan saat itu Solusi : Melakukan pengembangan fitur aplikasi e-career Proses Perencanaan Deskripsi : Proses perencanaan kebutuhan pelatihan dimulai ketika Manajer Dept. Pembelajaran Kebutuhan Pelatihan menetapkan kebutuhan diklat sesuai RKAP dan tujuan serta kriteria evaluasi diklat setelah itu Bagian Analisis Kerja merekap dan menganalisis data kompetensi pegawai berdasarkan talent Proses Pelaksanaan management system setelah itu Bagian Analisis Kompetensi memetakan potensi dan kompetensi Pelatihan pegawai sekaligus menyusun gap nya kemudian Bagian Pengembangan Kompetensi melakukan identifikasi berdasarkan gap kira-kira metode dan jenis diklat apa yang akan digunakan lalu Proses Pengelolaan menetapkannya dan menyusun kalender diklat melalui talent management system. Kompensasi dan Benefit Aktor : Manajer Dept. Pembelajaran, Staff dan Manajer Analisis Kompetensi, Staff dan Manajer Pengembangan Kompetensi. Business Rules : Adanya kegiatan diklat harus sesuai dengan kebutuhan RKAP dan hasil analisis kompetensi pegawai berdasarkan talent management system, Kalender diklat hanya dapat dibuat setelah adanya metode dan jenis diklat dan persetujuan Dept. Pembelajaran. Permasalahan : Belum adanya sistem yang menunjang pengembangan pegawai, pelatihan diadakan berdasarkan edaran kuesioner bukan pemetaan/analisis kemampuan pegawai yang disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan sehingga hasil pelatihan tidak tepat sasaran Solusi : Adanya perancangan talent management system Deskripsi : Proses pelaksanaan pelatihan dapat dilakukan secara internal dan eksternal (vendor), jika dilakukan secara internal Bagian Pengembangan Kompetensi bertanggung jawab penuh atas merekap kehadiran peserta hingga urusan sertifikat peserta. Bagi peserta yang hadir dihimbau untuk melakukan sharing knowledge menggunakan aplikasi. Bagi peserta yang tidak hadir dihimbau untuk mengirimkan surat keterangan berhalangan hadir, apabila tidak ada surat keterangan maka akan mendapatkan sanksi Aktor : Manajer Dept. Pembelajaran, Staff dan Manajer Pengembangan Kompetensi. Business Rules : Pelatihan yang dilakukan oleh pihak eksternal harus ada surat perintah terlebih dulu yang telah disetujui Manajer Dept. Pembelajaran, Peserta harus melakukan sharing knowledge terlebih dulu sebelum mendapatkan sertifikat pelatihan. Permasalahan : Rendahnya kehadiran pegawai dalam pelatihan dan tidak seuai nya pelatihan dengan apa yang perusahaan butuhkan Solusi : Menerapkan sistem absen yang langsung terhubung dengan waktu kerja yang berpengaruh terhadap pengelolaan komensasi pegawai secara real-time, Adanya perancangan talent management system Deskripsi : Proses pengelolaan kompensasi dan benefit dimulai ketika Bagian Kompensasi dan Benefit melakukan rekap absensi, merekap potongan gaji, merekap data tingkat kinerja individu (dari aplikasi talent management), data mutasi keluarga, tunjangan perusahaan dengan menggunakan aplikasi HRIS. Setelah rekapan final akan diberikan ke Manajer Remunerasi untuk dilakukan verifikasi, jika sesuai maka ditandatangani dan dikoordinasikan ke Bendahara Perusahaan terkait anggaran untuk di verifikasi kembali yang kemudian akan dilanjutkan ke bank untuk proses distribusi gaji ke rekening pegawai masing-masing. Aktor : Staff dan Manajer Kompensasi Benefit, Manajer Dept. Remunerasi, Bendahara Perusahaan Business Rules : Mengirim data ke bank dibutuhkan adanya verifikasi dari Manajer Remunerasi dan Bendahara Perusahaan. Permasalahan : Tidak dihitungnya penilaian kinerja pegawai dalam hitungan kompensasi dan benefit Solusi : Melakukan pengembangan fitur pada aplikasi payroll dan terintegrasi dengan talent management system p-ISSN 2301-7988, e-ISSN 2581-0588 DOI : 10.32736/sisfokom.v9i1.804, Copyright ©2020 Submitted : 19 Februari 2020, Revised : 30 Maret 2020, Accepted : 10 April 2020, Published : 14 April 2020 129

Jurnal SISFOKOM (Sistem Informasi dan Komputer), Volume 09, Nomor 01, PP 122 - 131 5) Service Catalog Dalam perancangan solusinya, preliminary phase Memetakan layanan yang ada pada fungsi Pengelolaan membantu mendefinisikan prinsip yang harus diterapkan dalam fungsi pengelolaan SDM untuk merancang EA. Pada SDM, layanan ini didapat berdasarkan proses bisnis yang ada architecture vision membantu mendefinisikan alur solusi yang di artefak process flow. Dimana layanan ini dapat dijadikan terstruktur dimulai dari driver perusahaan, goal fungsi SDM, sebagai acuan pengembangan arsitektur sistem informasi dan requirement sebagai hal yang dilakukan dalam untuk menyempurnakan solusi yang diberikan pada arsitektur perancangan EA untuk memenuhi driver dan goal tersebut. bisnis. Lalu pada business architecture merupakan tahap eksekusi pertama perancangan EA dalam segi pembangunan bisnis Service Tabel 6. Service Catalog yang disesuaikan dengan hasil architecture vision dan Proses Bisnis preliminary phase. Pelatihan dan Proses Perencanaan Kebutuhan Pelatihan Berdasarkan analisis artefak yang telah dihasilkan dapat dilihat bahwa betapa krusial dan pentingnya proses Pengembangan SDM Proses Pelatihan Pegawai pengembangan SDM dalam perusahaan di penilitian ini, Proses Permintaan Pegawai dilihat dari requirement awal yang diturunkan berdasarkan Pengelolaan Karir SDM Proses Rekrutmen Pegawai goal dan objective fungsi pengelolaan SDM. Dimana Pengelolaan Remunerasi Proses Rotasi Pegawai requirement tersebut memuat beberapa hal yang akan dipenuhi Proses Pengelolaa Kompensasi dan Benefit dalam perancangan EA ini untuk membantu tercapainya goal fungsi pengelolaan SDM yang merupakan turunan dari goal V. KESIMPULAN perusahaan. Permasalahan yang ada pada penelitian ini berupa komposisi, Perancangan enterprise architecture penelitian ini kompetensi dan produktivitas SDM yang tidak sesuai yang menggunakan TOGAF ADM yang berfokus pada fase dapat dilihat pada Tabel 7 Sehingga dapat disimpulkan proses preliminary, architecture vision, dan business architecture. pengembangan SDM merupakan hal yang sangat krusial Sehingga dapat dikatakan bahwa perancangan ini mutlak dikalangan pengelolaan SDM perusahaan. Dengan belum selesai hingga menjadi blueprint enterpise architecture. memperbaiki proses pengembangan SDM pada penelitian ini Karena output dari penelitian ini hanya berupa blueprint dapat menjadi kunci utama untuk mencapai goal fungsi arsitektur bisnis yang merupakan pondasi dalam perancangan pengelolaan SDM dan juga perusahaan. EA dan harus dilanjutkan ke fase selanjutnya untuk menghasilkan output perancangan EA yang utuh. Dengan blueprint arsitektur bisnis pada penelitian ini diharapkan dapat membantu menyelesaikan masalah pada Fungsi Pengelolaan SDM dalam segi perancangan bisnis. Tabel 7. Pemetaan Kesimpulan Permasalahan Akar Permasalahan Solusi Sumber Komposisi SDM tidak merata Kompetensi SDM tidak merata Perhitungan WLA berdasarkan beban kerja Perbaikan struktur perhitungan WLA Analisis artefak : saat ini dan tidak akurat, sulitnya mencari berdasarkan kinerja masa depan dengan requirement catalog, Produktivitas SDM rendah SDM yang sesuai kebutuhan perusahaan proses yang sistematis business footprint melakukan pengembangan e-career diagram, business Adanya kesenjangan tingkat pendidikan, interaction matrix, perencanaan dan pelaksanaan pelatihan Mengembangkan talent management functional decomposition berdasarkan edaran kuesioner sehingga hasil system khususnya mengenai diagram, process flow pelatihan tidak tepat sasaran organizational development diagram, dan service Tidak dihitungnya hasil penilaian kinerja SDM catalog selama bekerja sehingga SDM merasa kurang Memperbaiki struktur kompenasi dengan diapresiasi, sulit melakukan migrasi data hasil mencantumkan penilaian kinerja SDM penilaian kinerja SDM Berdasarkan tabel tersebut diketahui bahwa dengan DAFTAR PUSTAKA memperbaiki proses pengembangan SDM terlebih dulu maka dapat mengatasi permasalahan yang lain. Apabila proses [1] The Open Group Architecture Framework. (2020). Introduction to the pengembangan SDM sudah teratasi dengan mengembangkan talent management system maka lebih mudah bagi perusahaan ADM. Pubs.Opengroup.Org. mendapatkan hasil penilaian kinerja SDM dan tentunya perhitungan WLA juga menjadi akurat. Untuk membangun https://pubs.opengroup.org/architecture/togaf8-doc/arch/chap03.html talent management system yang sesuai dengan requirement bisnis harus dilanjutkan di fase arsitektur sistem informasi. [2] The Open Group Architecture Framework. (2020). The TOGAF Standard, Version 9.2 - Architectural Artifacts. Pubs.Opengroup.Org. https://pubs.opengroup.org/architecture/togaf9-doc/arch/chap31.html [3] Suryadi, S., & Fernandes Andry, J. (2017). Perancangan Enterprise Architecture Mengunakan Togaf Architecture Development Method (Studi Kasus: Yakuza Gym Jakarta Barat). 2(2502), 129–134. https://journal.uhamka.ac.id/index.php/teknoka/article/view/748 p-ISSN 2301-7988, e-ISSN 2581-0588 DOI : 10.32736/sisfokom.v9i1.804, Copyright ©2020 Submitted : 19 Februari 2020, Revised : 30 Maret 2020, Accepted : 10 April 2020, Published : 14 April 2020 130

Jurnal SISFOKOM (Sistem Informasi dan Komputer), Volume 09, Nomor 01, PP 122 - 131 [4] Johan Oscar Ong, M. M. (2020). Strategi Pengelolaan Sdm Dalam [12] Candra, A. L. (2017). Analisis Dan Rekayasa Proses Bisnis Pada Peningkatan Kinerja Perusahaan Berkelanjutan Di Era Industri 4.0. 2. Bagian Layanan Akademik Di Sekretariat Fakultas Sains Dan JURNAL BECOSS (Business Economic, Communication, and Social Teknologi Universitas Ma Chung. J@ti Undip : Jurnal Teknik Industri, Sciences), Vol.2 No.1 January 2020: 159-168 12(3), 161. [5] Murti, D. N., Prasetyo, Y. A., & Fajrillah, A. A. N. (2017). [13] Lalu, H. (2016). Perancangan Arsitektur Bisnis Pengembangan Perancangan Enterprise Architecture Pada Fungsi Sumber Daya Pembelajaran Perguruan Tinggi Di Indonesia Berbasis Organizational Manusia (SDM) Di Universitas Telkom Menggunakan Togaf ADM. Learning Dengan Pendekatan Togaf Adm. Jurnal Rekayasa Sistem & Jurnal Rekayasa Sistem & Industri (JRSI), 4(01), 47. Industri (JRSI), 3(03), 54. https://doi.org/10.25124/jrsi.v3i03.24 https://doi.org/10.25124/jrsi.v4i01.233 [14] Silva, N., & Mira, M. (2017). 2017 IEEE 21st International Enterprise [6] Tutorialkart. (2018). SAP HR - Maintain User Parameters in SAP. Distributed Object Computing Conference A Viewpoint for Analyzing Tutorialkart. https://www.tutorialkart.com/sap-hr/maintain-user- Enterprise Architecture Evolution. 3. parameters-in-sap/ https://doi.org/10.1109/EDOC.2017.13 [7] Talenta. (2020). Talenta - Software Payroll & Sistem HR indonesia [15] Roelens, B., & Poels, G. (2017). The Design of a Modeling Technique Terbaik. Talenta by Mekari. https://www.talenta.co/ to Analyze the Impact of Process Simulation Throughout the Business Architecture. 37–52. https://doi.org/10.1007/978-3-319-68185-6 [8] Technologies, C. (2020). Open HRMS _ MOST ADVANCED OPEN [16] Wißotzki, M., & Sandkuhl, K. (2017). The Digital Business Architect – SOURCE HR MANAGEMENT SOFTWARE. Cybrosys Limited. https://www.openhrms.com/ Towards Method Support for Digital Innovation and Transformation. 352–362. https://doi.org/10.1007/978-3-319-70241-4 [9] Sari, S. K., & Asniar, A. (2015). Analisis Dan Pemodelan Proses Bisnis Prosedur Pelaksanaan Proyek Akhir Sebagai Alat Bantu Identifikasi [17] E.Darmaningrat, H.Astuti, & A.Rizky (2019). Analisis Kesenjangan Kebutuhan Sistem. JURNAL INFOTEL - Informatika Telekomunikasi Dan Pemodelan Proses Bisnis Human Capital Management Pada PTPN Elektronika, 7(2), 143. https://doi.org/10.20895/infotel.v7i2.42 XI Berdasarkan Best Practice SAP. Jurnal Teknologi Informasi dan [10] Saelendra, E. (2014). Pengelolaan Dan Pengembangan Sumber Daya Ilmu Komputer (JTIIK) DOI: 10.25126/jtiik.20196937 Vol. 6, No. 2, Manusia Pada Pt . Istana Motor Indah. Agora, 2(1), 12. April 2019, hlm. 187-194 [11] S R, V. L., & Kennedy, H. (2017). The Role of Business Sustainability in Human Resource Management: A Study on Indian Manufacturing Companies. The South East Asian Journal of Management, 11(1), 70– 85. https://doi.org/10.21002/seam.v11i1.7739. p-ISSN 2301-7988, e-ISSN 2581-0588 DOI : 10.32736/sisfokom.v9i1.804, Copyright ©2020 Submitted : 19 Februari 2020, Revised : 30 Maret 2020, Accepted : 10 April 2020, Published : 14 April 2020 131


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook