Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore Aku Seorang Pemimpin-EBook

Aku Seorang Pemimpin-EBook

Published by putrikuafifah, 2021-06-25 21:05:59

Description: Aku Seorang Pemimpin-EBook

Keywords: Karya Siswa,E-book SD Avicenna Cinere,Aku Seorang Pemimpin

Search

Read the Text Version

Pantun “Leader in Me” Karya : Yoriza Davina Maharani Kelas 6 Ke pasar pagi-pagi Janganlupamembeli berlian Mari kita bersinergi Karena bersama kita brilian Mari berjalan ke hilir Jangan lupa membawa pisang bakar Mulailah dengan tujuan akhir Agar selalu berada di jalan yang benar Pagi-pagi minum jamu Sambil melihat ayah ke ladang Selalu latih keahlianmu Agar selalu berkembang Ke sekolah jangan lupa membawa tas Jangan sampai kelupaan bahkan satu barang Dahulukan prioritas Karena waktu adalah uang | 41

| 42

Pantun Karya : Nayshifa Assyafilia Azzahra Kelas 6 Jadi leader saat pramuka Memulai pelajaran dengan berdoa Walau pulang dengan sepeda lama Tetap semangat menggapai cita-cita Pulang ke rumah pakai batik oren Belajar leader in me sambil makan Ingin bermain bersama teman Lebih baik belajar dulu agar tidak dapat 78 Ketika rintik hujan mulai reda Tampak warna pelangi di angkasa Biar semangat selalu di dada Berpikir positif tenangkan jiwa | 43

| 44

Pantun Pemimpin Karya : Malik Maulana Argi Putra Kelas 6 Pagi-pagi minum kopi Tiba-tiba bertemu Raditya Tiap orang perlu mimpi Dan punya cara meraihnya Tiap hari ke sekolah sama Bagas Kami ke sekolah bersenang-senang Tiap orang punyaprioritas Dan berpikir untukmenang Siang-siang makan cumi Makan cumi di warung Bu Erin Tiap orang harus memahami sebelum dipahami Dan bekerja sama dengan orang lain | 45

| 46

Cerita Bergambar | 47

| 48

Karya : Natasya Hasan Az Zahra Kelas 5A | 49

| 50

Karya : Reisha Najwa Lakisya Kelas 5A | 51

| 52

Karya : AgassyaTatiana Rusnandar Kelas 5B | 53

| 54

| 55

| 56

Karya : Alfatih Ilhami Pasha Kelas 6 | 57

| 58

Karya : Ankaa Dakhsa Aldedharma Kelas 6 | 59

| 60

Karya : Raden Roro Pavita Vallya Wijanarko Kelas 6 | 61

| 62

Cerpen | 63

| 64

Kerja Bakti Karya : Achmad Fathan Althaf Pada suatu hari Kompleks Vila Cinere Hijau 2 melaksanakan kerja bakti. Fathan, Ghani, Ian dan Farel ingin mengikuti kerja bakti, tetapi Ghani sedang ada acara di sekolahnya. Ghani pun berangkat ke sekolahnya, Fathan, Ian dan Farel menunggu Ghani. Kerja bakti akan dimulai jam 08.30 WIB. Akhirnya Ghani pun pulang. Setelah itu Fathan membagi tugas. Ghani menyapu jalanan, Ian menyapu gaze o, Farel dan Fathan membersihkan selokan. | 65

Ghani dan Ian sudah menyelesaikan tugas mereka, sedangkan Farel dan Fathan belum selesai. Ghani dan Ian pun membantu Fathan dan Farel. Fathan, Ghani, Ian dan Farel tiba-tiba menemukan batu besar. Batu itu sangat berat bagi anak-anak. Akhirnya Fathan, Ghani, Ian dan Farel mengangkat batu itu. Dan akhirnya batu itu terangkat. Fathan, Ghani, Ian dan Farel semua kecapekan. Akhirnya Pak RT mengutus untuk istirahat sebentar sampai semua tidak kelelahan. Dan akhirnya kerja bakti pun selesai. Warga Vila Cinere Hijau 2 senang melihat kompleksnya bersih dan rapi, tidak ada sampah lagi di selokan. | 66

Didi dan Naga Api Karya : Alfatih Ilhami Pasha Pada suatu hari hiduplah sekawan yang berani dan ksatria. Nama dari masing- masing adalah Didi yaitu pemimpin dari sekawan, kedua adalah Lulu dan satu lagi adalah Joe. Mereka bertiga adalah pelawan kejahatan di Kerajaan 5 Batu. Suatu pagi ada sekeluarga yang mengumumkan bahwa rumah mereka dibakar oleh api naga. “Didi! Didi!, kebakaran! Rumah kita dibakar!” teriak Bapak Budi. “Hah!? Sama siapa?” Didi bertanya. | 67

“Dibakar Naga Api?”, panik Ibu Maya. “Bagaimana kalian bisa ke sini tanpa kendaraan?” tanya Lulu. “Saking kita panik, kita berlari dari rumah sampai sini”, kata Andi sambil menghela nafas. “Kalau begitu, yuk teman-teman! Mari!” kata Didi sambil bangun dari tempat duduknya. Perjalanan mereka penuh dengan rintangan. Pertama mereka harus melewati Hutan Desis, yaitu hutan yang penuh dengan ular kobra. Yang kedua, mereka harus menyeberang Jurang Jiwa, yaitu jurang yang telah mengambil 1000 jiwa. | 68

Terakhir mereka harus menanjaki Gunung Hitam, yaitu gunung yang tinggi yang tidak memiliki jalan setapak. Mereka telah sampai ke Hutan Desis. “Hati-hati teman-teman! Awasi sekeliling kalian!” kata Joe. Tiba-tiba ada ular kobra yang menyerang Didi. “Awas Didi!” teriak Lulu. Dengan cepatnya Didi memotong kepalanya dengan pedangnya. “Wah, hampir dilahap Kobra!” Didi merasa lega. Mereka sekarang telah melewati Hutan Desis. | 69

Beberapa lama kemudian, mereka sampai di Jurang Jiwa. “Didi, Joe pelan-pelan, jembatan ini bisa runtuh kapan saja...,” Lulu berbisik. Setelah Joe melangkah 15 kali, terdengar sebuah kayu yang retak. “Eeehhh, Guys, suara apa itu?!” kata Joe dengan setakut-takutnya. Ketika melihat ke belakang, jembatan mulai rusak dengan cepat. “LARI…!” teriak semua. Mereka berlari dengan cepat, mereka sampai ke sisi jurang yang lain. “Kalau saya tidak dengar itu, jurang ini membunuh seribu tiga orang!” kata Joe. | 70

Akhirnya mereka telah sampai ke Gunung Hitam. “Semoga ini diganjal oleh batu yang sangat besar,” kata Didi sambil melempar tali untuk menanjaki gunung. Tanpa disadari, mereka telah mengganjalnya dengan sebuah jamur. Ketika setengah ketinggian gunung, jamur itu tidak bisa menahan lagi, putuslah tali itu. “Huuaaaaaah!!!” semuanya teriak panik. Tetapi belum sampai dataran tanah, ada yang menarik talinya. Ternyata tali ditarik sama Naga Api. “Huuuaaaah! Heaaaaah!” suara Naga Api seperti ingin mengeluarkan api. | 71

“Berlindung!!!” teriak Didi. “Haaachchuuuh!!” Naga Api bersin. “Lah? Kenapa kamu tidak menge- luarkan api ke kami?” kata Joe kebingungan. “Saya sebenarnya adalah naga yang baik, tapi banyak yang mengira saya jahat. Perkenalkan, nama saya Toni”, kata Toni, si Naga Api. “Lalu mengapa kamu membakar rumah keluarga Pak Budi?” tanya Lulu. “Sebenarnya saya memiliki penyakit flu, dan kadang-kadang saya bersin api, nah itu sebabnya rumah Pak Budi bisa terbakar,” jelas Toni. “Ooooh, jadi begitu ceritanya...,” kata mereka semua. | 72

Kemudian Pak Budi muncul, tidak tahu dari mana asalnya. “Jadi bagaimana naganya? Rumahku? Bagaimana? Wuuuaaaahh...!!! Naganya ada di belakang kalian!!!” Pak Budi terkejut. “Perkenalkan dia namanya Toni, dia tidak sengaja menghancurkan rumah Pak Budi,” kata Joe. “Hai, maaf ya. Saya sedang flu,” kata Toni. “Mungkin saya salah paham, kukira kamu jahat, ternyata kau sebenarnya naga yang baik,” kata Pak Budi memaafkan. “Ngomong-ngomong, Pak Budi kok cepat ya sampai ke sininya?” tanya Lulu. | 73

“Oh, di gunung ini ada sebuah tangga, lalu Jurang Jiwa memiliki satu lagi jembatan yang aman, dan di Hutan Desis ada jalan setapak yang aman, yang sudah lama saya buat. Maaf saya lupa mem- beritahu kalian, hehehe,” jelas Pak Budi. “APA??!!” teriak Didi dan kawan- kawannya berbarengan. Setelah kejadian itu, rumah Pak Budi direnovasi, dan Naga Api tidak sakit lagi. Dan mereka semua hidup senang selamanya. | 74

Emyr Karya : Alline Apriliana Mardian Kau adalah temanku, kita sudah bersekolah di sini sejak kelas 1. Kau mungkin berbeda dari yang lain, tetapi itu yang membuatmu hebat. Hari ini sedang ada masalah kesalah pahaman. Tetapi aku yang salah bukan kamu. Mungkin orang-orang berpikir aku yang membuatmu sedih. Aku dijauhi orang atas kesalahpahaman itu, tetapi aku tidak peduli. Aku hanya ingin kau bahagia. Bagiku kau adalah pahlawan, pahlawan yang hebat! Aku akan mencoba memahamimu lebih dalam. | 75

Kamu indah sesuai dengan yang kamu punya. Kamu hebat, keren, lucu, selalu menghibur, dan tak ada yang salah dengan itu. Kadang kamu selalu menghibur aku. Ingat saat kita kelas 2? Ada pentas drama tentang Petani dan Domba, dan kamu bermain sebagai domba. Aksimu sungguh menggemaskan! Emyr ingatlah satu hal. Kamu itu indah. Aku senang mempunyai teman sepertimu! Aku ingin memberitahumu, aku sangat bodoh untuk tak melihat keindahan dalam dirimu. Semoga kamu mau memaaf- kanku atas segala perilakuku yang telah menyakitimu. Salam, dari temanmu, Alline. | 76

Liburan Karya : Altaf Anka Aviantara Dahulu, saya pernah liburan bersama keluarga besar saya. Kami pergi ke Denpasar atau yang kalian tahu Bali. Karena kami sudah lama di rumah saja, kami sekeluarga memutuskan untuk pulang kampung dan pergi jalan-jalan ke luar negeri. Kami sekeluarga pulang kampung karena sudah lama tidak bertemu dengan nenek dan kakek dari ayah saya yang berada di Surabaya. Jadi perjalanan pertama adalah pergi ke Surabaya untuk bertemu dengan kakek dan nenek saya. | 77

Di Surabaya, kami menginap di hotel yang sedikit jauh dari perkampungan rumah kakek dan nenek saya. Di hotel, kami menginap selama empat hari tiga malam, dan di sana, saya dan anak dari adik ayah saya bermain dan berenang. Kemudian kami sekeluarga pergi ke rumah kakek dan nenek dari ayah. Setelah sampai di sana, nenek memasak sop iga yang sangat enak dan gurih, saking enaknya ditambah dengan perut yang lapar, saya memakan sop iga hampir tiga piring besar. Setelah dari rumah kakek dan nenek, kami sekeluarga berlibur ke luar negeri. Kami pergi ke Singapura, di sanalah pertama kalinya saya naik kereta subway, kalau di Indonesia kita kenal dengan MRT | 78

(Mass Rapid Transit/ Moda Raya Terpadu). Di sana saya juga mencoba ice cream ala Singapura, yaitu Ice Cream Uncle. Ice cream-nya sangat unik karena terletak di dalam roti. Saat di Singapura, kami sekeluarga pergi ke Universal Studio Singapura. Di sana kami bermain berbagai wahana yang seru dan menyenangkan, saya sampai tidak tahu sudah berapa banyak wahana yang sudah saya mainkan, yang paling saya ingat adalah wahana yang bernama “Jurasic Park”. Permainan pada wahana tersebut mirip dengan permainan arung jeram. Setelah berlibur di Singapura, kami sekeluarga pergi ke Malaysia. Di Malaysia, kami menginap selama tiga hari dua malam. | 79

Di ibukota Malaysia tidak ada tempat pariwisata, jadi kami sekeluarga pergi ke Johor Baru Malaysia. Di sana kami pergi ke Legoland Malaysia. Di Legoland ada tempat yang bernama Lego Bricks dan Lego City. Saya dan ayah saya bermain di Lego City, di sana saya dan ayah saya menjadi polisi dan pemadam kebakaran. Mungkin di Leego City kita seperti bermain di Kidzania. Setelah kami sekeluarga selesai bermain dan juga karena sudah lelah, kami sekeluarga memutuskan untuk pulang ke rumah. | 80

Si Prajurit Baru Karya : Andi Gamal Gibran Pada awal tahun 1940, seorang lelaki yang sudah berumur 20 tahun yang berasal dari Republik Indonesia bergabung dengan pemuda-pemuda yang ingin mengusir pasukan Belanda dari penjajahan yang sampai seratus tahun lebih. Prajurit ini pun mengikuti beberapa latihan yang sangat keras untuk dia dan kawan-kawan prajuritnya. Pelatih mereka pun memulai latihan tersebut dalam waktu lima menit. Si prajurit ini pun bersiap-siap untuk melakukannya dan selalu berdoa supaya prosesnya berjalan lancar. | 81

Setelah latihan dimulai, seluruh prajurit pun melakukan latihan keras. Seperti berlari sekencang-kencangnya, cara menggunakan senjata, cara bertahan hidup ketika terpisah dari regu atau peleton atau dalam situasi tersesat atau terkepung oleh pasukan Belanda, dan latihan cara bersembunyi dan menewaskan prajurit Belanda tanpa sepengetahuan mereka. Si prajurit dan kawan–kawannya mulai kelelahan dan kehausan, tetapi si prajurit tidak berputus asa dan tetap melakukannya, walaupun yang lain sudah kelelahan dan sebagian ada yang pingsan kehausan. Pelatih pun bangga terhadap prajurit ini dan menaikkan pangkat sang prajurit menjadi kopral. Dan dia menjadi | 82

kopral yang hebat dalam setiap per- tempuran. Dua bulan kemudian, pertempuran melawan markas pasukan Belanda yang lumayan besar dan banyak pun dimulai. Pasukan Indonesia yang terdiri dari 10 peleton dan 75 regu siap bertempur menghadapi pasukan Belanda. Bombardir besar dilakukan oleh pasukan Indonesia. Hal itu membuat pasukan Belanda yang jumlahnya sangat banyak tewas. Kemudian si prajurit yang telah menjadi kopral itu menyusup ke dalam markas Belanda dan bergabung dengan regunya dan para peleton dan regu lainnya. | 83

Beberapa jam kemudian, pasukan bersenjata Belanda sudah mulai berkurang, komandan pasukan Belanda yang memimpin di markas tersebut mencoba untuk kabur menyelamatkan diri. Namun dikejar oleh sang prajurit, ia mengorbankan diri dengan melempar bom ke Komandan Belanda yang berlari kabur dan tewas bersama. | 84

Roblox Karya : Ankaa Dakhsa Aldedharma Dahulu saya pernah bermain Roblox, Roblox untuk tujuh tahun. Di Roblox ada banyak game, dulu saya sering bermain Roblox di komputer. Saya bermain di rumah nenek saya, kemudian saya pindah ke Surabaya dan bermain Roblox di tab. Di Surabaya saya sering bermain Roblox dengan teman sekolah. Kemudian saya pindah lagi ke Jakarta dan sekolah di SD Avicenna. Di sekolah banyak yang bermain Roblox, saya pun bermain dengan banyak teman. | 85

Di Avicenna saya bertemu dengan teman baru namanya Nino. Nino juga bermain Roblox, kami sering bermain Roblox bersama di rumah. Dan terkadang Nino bermain Roblox walaupun sedang jalan-jalan. Kemudian salah satu teman saya di Avicenna selain Nino adalah Tengku dan dia juga ingin bermain Roblox. Akhirnya kami bermain Roblox bersama. Aku sering bermain Roblox di komputer dan Roblox menjadi permainan game favorit saya. | 86

Penyesalan Seorang Anak Karya : Audrey Cordelia “Hai semua! Aku akan menceritakan suatu kisah tentang penyesalan seorang anak kepada ibunya. Yuk, dengarkan ceritanya...! Suatu hari aku sedang bersekolah. Aku terlahir miskin dengan rumah yang amat kecil dan sederhana. Ketika aku sedang sekolah, aku sering mendengar jika teman-temanku hampir setiap hari mendapatkan barang-barang yang mewah, seperti tas brand yang bermerek dan lain- lain. Sedangkan aku hanya memakai tas bekas yang aku temukan di bak sampah. | 87

Seiring berkembangnya waktu, aku semakin iri dengan teman-temanku. Aku mulai meminta HP, tas dan sepatu brand yang baru kepada ibuku. Sedangkan untuk kebutuhan pokok saja belum tentu terpenuhi secukupnya. Ketika aku mulai meminta HP, tas dan sepatu brand yang baru, ibuku tidak bisa memenuhinya, tetapi aku terus memaksa dan akhirnya ibuku berjanji akan membelikan semua yang aku inginkan. Hampir setiap hari sehabis pulang sekolah aku selalu menagihnya dengan membentak-bentak. Ibuku hanya meng- ucapkan, “Iya, sabar ya nak, ibu sedang terus berusaha.” Aku menjawabnya dengan amarah. | 88

Lalu, suatu hari, aku melihat ibuku sedang mengantarkan semua barang itu dari kejauhan. Lalu aku berteriak, “Ibu cepat! Berlarilah!” lalu ibuku berlari, dan... Funggg!!! Sebuah kendaraan menabrak ibuku. Saat itu aku langsung menyesal atas seluruh perbuatanku. Aku berlari menghampirinya. Aku menangis dan terus menangis, aku sangat menyesal. Teman-temanku melihatku sambil berbisik- bisik. Aku sangat sedih, karena saat itu aku sedang marah kepada ibuku. Setelah kejadian itu, aku pun bertekad untuk menjadi anak yang baik, terutama baik kepada orangtuaku, selalu bersabar dan juga jujur | 89

| 90


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook