Bisnis Eco-Farming Edamame 1
BISNIS ECO-FRAMING EDAMAME MUDAH, RAMAH LINGKUNGAN + UNTUNG BERLIPAT! Erma Hariatmi, Chandra Fajar Putra, Rody Ermawan, Bambang Sudaryanto, Muhammad Indra Nugraha, Rina Ermadani, Pariyanto, Zulfa Anita, Aan Nurhadi YAYASAN ADARO BANGUN NEGERI 2020
Sanksi Pelanggaran Pasal 22: UU Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak cipta (1) Barang siapa dengan sengaja melanggardan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 Ayat (1) atau Pasal 46 Ayat (1) dan Ayat (2) dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan /atau denda paling sedikit Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan /atau denda paling banyak Rp. 5.000.000.000,- (lima miliar rupiah). (2) Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan atau menjual pada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Ayat (1), dipidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan /atau denda paling banyak Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah). BISNIS ECO-FARMING EDAMAME MUDAH, RAMAH LINGKUNGAN + UNTUNG BERLIPAT! ISBN : 978-602-73108-9-6 Penulis : Rina Ermadani Pariyanto Erma Hariatmi Zulfa Anita Chandra Fajar Putra Aan Nurhadi Rody Ermawan Bambang Sudaryanto Muhammad Indra Nugraha Penyunting : Erma Hariatmi Cover & Tata Letak : Septian Syafaat Adi & Husaini Foto: Chandra Fajar Putra Bambang Sudaryanto Muhammad Indra Nugraha Penerbit : Yayasan Adaro Bangun Negeri Jl. Stadion No.9 RT.8 Pembataan, Murung Pudak Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan, 71571 Telp. 0526-2023241 Cetakan Pertama : September 2020 Hak Cipta dilindungi Undang-Undang
Kata Pengantar Buku ini merupakan buku praktis yang wajib dimiliki pelaku usaha eco-farming khususnya komoditas edamame. Eco- farming atau pertanian ramah lingkungan mulai digaungkan setelah masyarakat merasakan dampak negatif pertanian konvensional terhadap lingkungan seperti kerusakan tanah, pencemaran air permukaan, menurunnya keamanan lahan pertanian, perubahan iklim dan lain-lain. Dalam jangka panjang kondisi ini dapat mengancam keberlanjutan pertanian. Proses pertanian dijalankan tidak hanya untuk meningkatkan produksi hasil pertanian tetapi juga memperhatikan dampak negatif terhadap lingkungan yang ditimbulkan akibat proses pertanian. Dampak negatif ini dapat dikurangi dengan menerapkan 5 prinsip eco-farming yang telah diterapkan penulis dan petani binaan yayasan yaitu meminimalisir aktivitas yang dapat meningkatkan emisi gas rumah kaca, meminimalisir sampah sisa produksi pertanian, menerapkan pengendalian hama secara terpadu, menjaga keanekaragaman hayati, dan memanfaatkan bahan-bahan lokal. Berdasarkan pengalaman petani, usaha pertanian edamame sistem eco-farming sangat mudah dan menjanjikan keuntungan berlipat. Edamame sistem eco-farming mudah diterapkan oleh siapapun yang membaca buku ini. Keuntungannya juga berlipat sampai dengan 305% dari modal usaha. Buku ini dapat terbit karena dukungan para sabahat Adaro Foundation. Oleh karena itu, kami menghaturkan banyak terimakasih atas dedikasi dan kerjasama semua pihak baik langsung maupun tidak langsung dalam proses pendampingan petani binaan Yayasan Adaro Bangun Negeri. Bisnis Eco-Farming Edamame i
Kepada Pimpinan PT. Adaro Indonesia yang terus mendukung terlaksananya kegiatan pendampingan kepada petani binaan dan dukungan terlaksananya pembuatan buku ini. Kepada Bapak Nahum Eka Wanda sebagai peletak dasar pertanian ramah lingkungan kepada petani binaan yayasan, Bapak Untung Santoso, S.Si. M.S dari Universitas Lambung Mangkurat, sebagai pendamping dan yang mengenalkan edamame kepada petani binaan yayasan, Lembaga Bina Swadaya Konsultan dan Dinas Pertanian Kabupaten Tabalong yang memberikan support terlaksananya kegiatan ini. Kepada Bapak Edy Susapto dan anggota kelompok tani lainnya. Terimakasih juga atas komitmennya dalam menerapkan pertanian eco-farming dan semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Selamat kepada tim penulis yayasan atas karyanya. Semoga kembali melahirkan karya berikutnya yang dapat memperkaya literatur pertanian ramah lingkungan di Indonesia. Saya yakin buku ini sangat bermanfaat bagi perkembangan pertanian ramah lingkungan. Tabalong - Kalimantan Selatan, 1 Juli 2020 Ketua Umum Yayasan Adaro Bangun Negeri Okty Damayanti ii Bisnis Eco-Farming Edamame
Daftar Isi Kata Pengantar ................................................................................... i Daftar Isi ........................................................................................... iii BAB I Eco-farming ............................................................................. 1 BAB II Edamame ................................................................................ 4 A. Mengenal Edamame ..................................................................5 B. Jenis-jenis Edamame.................................................................6 C. Sejarah Edamame ......................................................................7 D. Potensi Pasar Edamame............................................................7 BAB III Dampak Budidaya Edamame Eco-Farming ............................ 9 A. Dampak Ekonomi .....................................................................10 B. Dampak Kesehatan ..................................................................11 C. Dampak Lingkungan ................................................................12 BAB IV Budidaya Edamame Eco-Farming ........................................ 13 A. Syarat Tumbuh ..........................................................................14 B. Pemilihan Bibit..........................................................................15 C. Persiapan Lahan .......................................................................15 D. Pemupukan Dasar ....................................................................17 E. Penanaman ..............................................................................19 F. Penyulaman ..............................................................................20 G. Penyiraman ..............................................................................20 H. Pemupukan Susulan.................................................................21 I. Penyiangan Gulma ...................................................................21 J. Penanganan Hama dan Penyakit Tanaman .............................24 Bisnis Eco-Farming Edamame iii
BAB V Pupuk Eco-Farming .............................................................. 30 A. Pupuk Eco-Farming Padat (PEP) .............................................31 B. Pupuk Eco-Farming Cair (PEC)................................................34 BAB VI Pestisida Eco-Farming ......................................................... 37 BAB VII Panen dan Pasca Panen...................................................... 41 A. Panen ........................................................................................42 B. Pasca Panen .............................................................................43 C. Penjualan Edamame ................................................................45 BAB VII Analisis Usaha Edamame Eco-Farming.............................. 47 A. Perbandingan Omset Beberapa Jenis Tanaman Sayur Eco-Farming ..................................................................48 B. Analisa Usaha Edamame .........................................................49 Daftar Pustaka ................................................................................. 54 Lampiran .......................................................................................... 56 A. Pendampingan Pertanian Eco-Farming (Periode 2017-2019) .................................................................56 B. Dokumentasi Pendampingan...................................................57 iv Bisnis Eco-Farming Edamame
Eco–Farming atau Pertanian Ramah Lingkungan (PRL) merupakan sistem pertanian yang mengelola seluruh sumberdaya pertanian dan input usaha tani secara bijak, berbasis inovasi teknologi untuk mencapai peningkatan produktivitas berkelanjutan dan secara ekonomi menguntungkan serta diterima secara sosial budaya dan berisiko rendah atau tidak merusak/mengurangi fungsi lingkungan (Badan Litbang Pertanian, 2013). Pada dasarnya konsep PRL adalah memadukan dan mengintegrasikan sektor produksi, lingkungan dan social-ekonomi. Konsep ini memiliki target indikator yang harus dicapai, yaitu: 2 Bisnis Eco-Farming Edamame
No. Sektor Indikator 1. Produksi 2. Lingkungan Peningkatan produktivitas (kualitas dan kuantitas) secara berkelanjutan dan 3. Sosial Ekonomi diversifikasi produksi. Rendah emisi gas rumah kaca; adaptif terhadap perubahan iklim; pengendalian hama penyakit secara bijak; rendah cemaran logam berat dan residu agrokimia (on site dan off site); zero waste; terjaganya kualitas lahan dari degradasi fisika, kimia, dan biologi; serta terjaganya keanekaragaman hayati. Peningkatan pendapatan dan efisiensi (B/C ratio, IRR, NPV); mudah dilaksanakan; secara sosial dapat diterima serta terpeliharanya kearifan dan teknologi lokal (local wisdom and local technical know how) Strategi untuk mencapai target tersebut dilakukan petani dengan dengan memadukan teknologi pertanian yang ramah lingkungan, komoditas unggulan, pupuk eco-farming dan memaksimalkan sumberdaya dan input produksi. Bisnis Eco-Farming Edamame 3
4 Bisnis Eco-Farming Edamame
A. Mengenal Edamame Edamame merupakan jenis kacang kedelai yang dipanen saat muda, dalam Bahasa Jepang “eda” berarti cabang dan “mame” berarti kacang, dapat diartikan sebagai buah yang tumbuh di bawah cabang (branchead bean). Tanaman Edamame merupakan tanaman semusim yang berumur pendek atau umur tanaman hanya satu kali produksi, tumbuh tegak dan berdaun lebar dengan kisaran tinggi 30-50 cm. Bisnis Eco-Farming Edamame 5
Dalam ilmu botani, tanaman ini diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisi : Spermatophyta Subdivisi : Angiospermae Kelas : Dycotyledoneae Ordo : Rosalesw Famili : Leguminosae Sub Famili : Papilionaceae Genus : Glycine Spesies : Glycine max (L.) Merrill. B. Jenis-jenis Edamame Indonesia merupakan salah satu negara penghasil edamame untuk ekspor global seperti Jepang. Beberapa edamame yang pernah dikembangkan di Indonesia, yaitu jenis Ocumani, Tsuronoko, Tsurumidori, Taiso, Chamame dan Ryokkoh. Jenis yang diminati di Indonesia adalah jenis Ryokkoh. Berbeda dengan jenis lainnya yang memiliki bunga berwarna ungu, Ryokkoh memiliki bunga berwarna putih. Pada tahun 2019, varietas edamame Ryokkoh berhasil dibudidayakan di Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan oleh kelompok tani binaan Yayasan Adaro Bangun Negeri. Jenis ini memiliki produktivitas yang tinggi dan memenuhi persyaratan kualitas yang diinginkan oleh pasar yakni ukuran polongnya yang lebih besar dan rasanya yang lebih manis. 6 Bisnis Eco-Farming Edamame
C. Sejarah Edamame Walaupun dikenal sebagai kedelai khas Jepang namun tanaman ini sebenarnya berasal dari China dan sudah dibudidayakan sejak 2500 SM. Di Jepang sendiri edamame sudah ada sejak tahun 1275 SM. Selanjutnya pada tahun 1988 edamame di bawa ke Indonesia dan dibudidayakan hingga sekarang. 1988 Benih edamame dari Jepang pertama kali ditanam di Bogor, Jawa Barat Edamame dikembangkan di Jember, 1992 Jawa Timur 1995 Hasil panen edamame dalam bentuk - segar beku dipasarkan dan diekspor ke Jepang sekarang D. Potensi Pasar Edamame Di Indonesia, Edamame sudah dikembangkan secara komersil untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri maupun ekspor ke luar negeri, khususnya Jepang. Kualitas rasa dan kandungan nutrisinya yang tinggi membuat edamame banyak diminati. Selain itu, budidaya edamame yang cukup mudah dan harga jualnya yang tinggi di pasaran membuat bisnis budidaya edamame ini sangat menguntungkan dan menjanjikan. Bisnis Eco-Farming Edamame 7
Selain di Jawa, pengembangan budidaya edamame di Indonesia juga dapat dilakukan di daerah lain, salah satunya di Kalimantan Selatan. Kalimantan Selatan memiliki potensi yang sangat baik untuk budidaya edamame karena beberapa hal diantaranya, 1) Tersedia banyak sumberdaya lahan yang dapat digunakan untuk mengembangkan edamame eco-farming. 2) Tersedianya bahan baku untuk mendukung eco-farming seperti pembuatan kompos dan pestisida hayati. 8 Bisnis Eco-Farming Edamame
Bisnis Eco-Farming Edamame 9
Budidaya edamame sistem eco-farming memiliki dampak positif bagi petani, konsumen maupun lingkungan. A. Dampak Ekonomi Budidaya edamame eco-farming berdampak pada peningkatan ekonomi keluarga petani. Hal ini disebabkan oleh peningkatan produksi akibat penggunaan pupuk eco-farming yang dalam jangka panjang akan meningkatkan kualitas lahan pertanian sehingga meningkatkan produktifitasnya. Lebih lanjut dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas produk pertanian dari lahan tersebut. 10 Bisnis Eco-Farming Edamame
Budidaya edamame eco-farming juga menurunkan biaya produksi karena pupuk dan pestisida dapat diproduksi sendiri. Selisih pengeluaran ini tentunya berdampak pada penurunan biaya produksi. Selain itu, harga jual edamame eco-farming juga cukup tinggi. Berdasarkan pengalaman penulis, harga edamame eco-farming di Kalimantan Selatan pada pertengahan tahun 2020 berkisar antara Rp. 25.000/kg sampai Rp. 35.000/kg. Biaya operasional yang lebih murah dan harga jual yang tinggi akan memberikan keuntungan lebih besar kepada petani. Untuk mengetahui keuntungan budidaya edamame dapat dilihat pada BAB Analisa Usaha Pertanian Edamame Eco-farming. B. Dampak Kesehatan 1) Manfaat Bagi Konsumen Edamame Edamame dikenal dengan makanan sehat yang kaya akan nutrisi seperti protein, vitamin A dan B, zat kapur, zat besi dan serat yang sangat bermanfaat untuk kesehatan. Kandungan sembilan jenis asam amino esensial pada edamame dapat menstabilkan kadar gula darah, meningkatkan metabolisme dan kadar energi serta membantu membangun otot dan sel-sel sistem imun. Kandungan proteinnya mencapai 36%, lebih tinggi dibanding kedelai lainnya. Edamame dapat dikonsumsi langsung setelah dimasak atau dibuat olahan lain seperti susu dan yogurt edamame, tempe edamame, dan tepung edamame. Edamame olahan sama baiknya dengan edamame yang dimasak seperti untuk menjaga kesehatan pencernaan dan melawan sel kanker. Dibandingkan dengan edamame tanam konvensional edamame eco- farming tentunya lebih sehat dan aman dikonsumsi karena dalam proses produksinya menghindari penggunaan bahan-bahan kimia sintetis yang dapat mengkontaminasi produk edamame. Bisnis Eco-Farming Edamame 11
2) Manfaat Bagi Kesehatan Petani Edamame Eco-farming Selain manfaat kesehatan bagi konsumen, budidaya edamame eco- farming juga bermanfaat bagi kesehatan petani. Penggunaan bahan kimia sintetis pada pertanian non eco-farming dalam jangka panjang dapat merusak sel tubuh dan mengganggu fungsi organ tubuh. Penggunan bahan-bahan kimia sintetis juga berdampak negatif bagi kesehatan petani seperti iritasi kulit, iritasi mata, muntah, mual dan pingsan. Sehingga dapat dikatakan bahwa budidaya edamame eco- farming menciptakan lingkungan kerja yang aman bagi kesehatan petani. C. Dampak Lingkungan Budidaya edamame eco-farming memberikan dampak positif terhadap lingkungan karena menerapkan praktek pertanian ramah lingkungan. Beberapa dampak positif yang dirasakan antara lain: 1) Meningkatnya kesuburan tanah secara alami karena rendah polusi dari bahan kimia sintetis. 2) Menjaga kelestarian lingkungan karena bebas sampah plastik pembungkus pupuk maupun pestisida kimia sintetis. 3) Penggunaan pupuk kompos yang dapat memberikan unsur hara, vitamin dan enzim yang dibutuhkan oleh tanaman untuk tumbuh sehat, memperbaiki sifat fisik tanah, menambah daya ikat tanah terhadap zat hara sehingga tidak mudah larut dan terbawa oleh air hujan. 4) Meningkatkan dan menjaga produktivitas lahan pertanian dalam jangka panjang. 12 Bisnis Eco-Farming Edamame
Bisnis Eco-Farming Edamame 13
A. Syarat Tumbuh Tanaman edamame seperti halnya kedelai, dapat tumbuh dengan baik di Indonesia. Kondisi ideal yang diperlukan agar edamame dapat tumbuh optimal adalah: 1) Edamame tumbuh baik diketinggian hingga 1200 mdpl. Umumnya pertumbuhannya akan optimum pada ketinggian kurang dari 500 mdpl. 2) Edamame memerlukan tanah yang subur, gembur, drainase dan aerasinya baik, cukup unsur hara, bebas dari gulma dan tingkat keasaman tanah dengan pH 5.8 - 7. 14 Bisnis Eco-Farming Edamame
3) Edamame tidak akan berbunga bila panjang hari melebihi batas kritis yaitu 15 jam perhari. Indonesia memenuhi syarat itu sehingga sangat cocok untuk tempat budidaya edamame. 4) Edamame lebih menyukai iklim lembab dengan curah hujan sekitar 100-400 mm/bulan. Sedangkan untuk mendapatkan hasil yang optimum, tanaman ini membutuhkan curah hujan antara 100-200 mm/bulan. Selain itu, edamame cocok ditanam di lahan terbuka pada suhu 24-30o C. Suhu optimal untuk perkecambahan sekitar 30oC, sedangkan untuk pembungaan memerlukan suhu 24-25o C. B. Pemilihan Benih Edamame eco-farming dimulai dari pemilihan benih. Sebaiknya memilih bibit berkualitas dan belum memasuki masa kadaluarsa. Kualitas benih sangat menentukan keberhasilan usaha tani edamame Eco-Farming. Pada penanaman edamame lazimnya biji atau benih ditanam secara langsung, sehingga apabila kemampuan tumbuhnya rendah, maka jumlah populasi persatuan luas akan berkurang. Disamping itu, edamame tidak dapat membentuk anakan sehingga apabila benih tidak tumbuh, tidak dapat ditutup oleh tanaman yang ada. Oleh karena itu, agar dapat memberikan hasil yang memuaskan, harus dipilih varietas yang memenuhi standar mutu benih yang baik dan yang mampu beradaptasi dengan kondisi lapang karena setiap varietas memiliki kemampuan daya adaptasi yang berbeda-beda. Varietas yang umumnya digunakan di Indonesia adalah jenis Ryokkoh. C. Persiapan Lahan Pengolahan tanah bertujuan untuk membersihkan lahan dari rumput- rumputan dan semak belukar, membuat tanah menjadi gembur sehingga tanah memiliki rongga-ronga udara yang cukup untuk Bisnis Eco-Farming Edamame 15
menyimpan air dan udara sehingga kelembaban tanah tetap terjaga. Selain itu, pertumbuhan akar dan penyerapan unsur hara oleh akar tanaman dapat berlangsung dengan baik sehingga diharapkan dapat mendukung pertumbuhan tanaman. Edamame bisa ditanam pada tanah tegalan (kering) atau tanah persawahan. Pengolahan tanah di lahan kering sebaiknya dilakukan di akhir musim kemarau, sedangkan di lahan sawah sebaiknya dilakukan saat akhir musim penghujan. 1) Persiapan di Lahan Persawahan Tahapan persiapan lahan sebagai berikut: a) Membersihkan lahan dari sisa-sisa jerami untuk kemudian dikumpulkan dan dibiarkan mengering. Jerami kering bisa dimanfaatkan sebagai bahan mulsa alami yang bermanfaat untuk menjaga kelembaban tanah ataupun dimanfaatkan sebagai bahan untuk membuat pupuk eco-farming. b) Membuat petakan dengan lebar 3 – 4 m, yang panjangnya disesuaikan dengan kondisi lahan. Jarak antara petakan dibuat saluran drainase selebar 30 cm, dengan kedalaman 25 - 30 cm. Setelah didiamkan selama 7 - 10 hari, tanah siap ditanami. 3-4 m 25-30m 30 m Sumber foto : Badan Litbang Pertanian Kementrian Pertanian (2010) 16 Bisnis Eco-Farming Edamame
2) Persiapan di Lahan Kering Tahapan persiapan lahan sebagai berikut: a) Melakukan penggemburan lahan dengan dicangkul atau dibajak sedalam 15 cm – 20 cm. Di sekeliling lahan dibuat parit selebar 40 cm dengan kedalaman 30 cm. b) Membuat bedengan dengan lebar antara 1 m – 1,5 m, panjang antara 10 m – 15 m dan tinggi antara 20 cm – 30 cm. Jarak antara bedengan yang satu dengan yang lain selebar 30 cm – 60 cm. Selanjutnya, lahan siap ditanami benih. Bedengan sebaiknya dibuat memanjang dari arah utara ke selatan, dengan maksud agar proses fotosintesis tanaman dapat berjalan secara optimal. 1-1.5 m 20-30 m 30-60 m D. Pemupuk Dasar Dalam pertanian Eco-Farming pemupukan diberikan sesuai dengan kondisi tanah. Kesuburan tanah mempengaruhi jumlah pupuk yang diaplikasikan. Nutrisi tanaman diawal pertumbuhan didapatkan dari pemberian pupuk dasar. Dalam pertanian Eco-Farming pupuk dasar dapat diberikan melalui penambahan kotoran ternak atau bahan organik lainnya. Bisnis Eco-Farming Edamame 17
Berikut adalah perbandingan kandungan unsur hara beberapa bahan yang sering digunakan sebagai pupuk. Jenis Pupuk Kandungan (%) Sapi N P K Ca Mg Kuda 1.1 0.66 Kerbau 1.6 2.5 0.5 3.0 Ayam 0.6 - Kambing 1.5 3.65 4.0 1.22 - Domba 1.5 0.6 Kotoran Manusia 2.0 2.25 0.4 - - Guano 3.1 1.2 (Kotoran Kelalawar) 9.45 0.4 3.0 - Azola 0.55 Sekam Padi 3.32 2.5 1.5 - Daun Lamtoro 3.5 Kopra 0.8 0.66 2.3 3.0 0.5 Limbah Tapioka 2.15 - Limbah Tahu 3.1 0.5 0.7 - - Darah Ternak Kering 0.9 - Biotong 4.2 7.4 0.2 - - Jerami 11.0 - Tepung Ikan 0.2 1.25 2.5 0.1 - Abu Kayu 0.6 0.2 - - - 9.5 0.3 2.8 - - - -- - - -- - 2.1 -- - 1.25 - - 4.0 1.5 - 0.1 - - 3.0 - 0.4 0.9 4.0 2.5 Sumber : Ayub S Parnata (2004) Berdasarkan perhitungan unsur hara yang dibutuhkan edamame maka penggunaan pupuk sebaiknya 9.2 ton/Ha kotoran sapi atau 6.9 ton/Ha kotoran ayam. Namun pemupukan dapat disesuaikan dengan tingkat kesuburan tanah. Biasanya petani binaan yayasan 18 Bisnis Eco-Farming Edamame
mengaplikasikan pupuk dasar lebih banyak dari perhitungan tersebut yaitu sekitar 13,4 ton/ha. Pemberian pupuk dasar dilakukan dengan cara menabur pupuk pada bedengan yang sudah disediakan. Setelah ditabur merata di atas bedengan kemudian dilakukan pencampuran dengan cara membolakbalikan tanah bedengan tersebut. Pemberian pupuk dasar ini dilakukan 7 hari sebelum tanam. E. Penanaman Cara tanam akan mempengaruhi produktivitas tanaman edamame. Umumnya lubang tanam dibuat dengan menggunakan tugalan. Mata tugalan sebaiknya tidak terlalu runcing sehingga lubang tugalan tidak terlalu dalam agar mempermudah mata tunas keluar dari tanah. Kedalaman Lubang tugalan hanya 1.5 - 2 cm dari permukaan tanah. Setiap lubang sebaiknya diisi 1 - 2 biji benih saja untuk mengurangi persaingan tumbuh dan perebutan unsur hara. Umumnya jarak tanam 12 x 20 cm, sedangkan pada musim hujan dapat menggunakan jarak tanam 14x25 cm. Populasi optimal adalah 400.000 – 500.000 tanaman per hektar. 12-14 cm 20-25 cm Bisnis Eco-Farming Edamame 19
F. Penyulaman Tanaman edamame yang tidak tumbuh atau terserang hama dan penyakit harus dilakukan penyulaman. Penyulaman tanaman bertujuan untuk mengganti tanaman yang tidak tumbuh atau mati dengan cara mengganti dengan tanaman baru yang pertumbuhannya lebih baik. Penyulaman dilakukan dengan cara mengganti tanaman yang diambil dari lubang yang diisi dua benih. Waktu yang terbaik untuk melakukan penyulaman pada saat tanaman berumur 8 - 12 hari setelah tanam (HST). Keterlambatan penyulaman akan mengakibatkan tingkat pertumbuhan tanaman yang berbeda. Keterlambatan penyulaman juga bisa menyebabkan tanaman sulaman menjadi kerdil karena kalah bersaing dengan tanaman utama dalam mendapatkan unsur hara. G. Penyiraman Pada dasarnya tanaman edamame sangat memerlukan air pada fase perkecambahan (0 – 5 hari setelah tanam), fase stadium awal vegetatif (15 – 20 hari), dan pada fase pembungaan serta pembentukan biji (35 – 65 hari). Pengairan yang biasa dilakukan untuk budidaya tanaman edamame dengan cara menggenangi saluran drainase selama 15 – 30 menit. Kelebihan air akan dibuang melalui saluran pembuangan. Jangan sampai tanah terlalu becek atau bahkan kekeringan. Waktu pelaksanaan sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari. Salah satu petani binaan yayasan menerapkan sistem penyiraman menggunakan springkler karena dianggap lebih hemat waktu, tenaga, biaya dan air. 20 Bisnis Eco-Farming Edamame
H. Pemupukan Susulan Pemupukan susulan sangat penting untuk mempertahankan dan meningkatkan produktifitas tanaman edamame. Pupuk susulan yang biasa digunakan petani binaan kami adalah pupuk cair. Pupuk ini diproduksi sendiri oleh petani dengan memanfaatkan bahan-bahan lokal. Pengaplikasian pupuk eco-farming cair dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu dengan menyemprotkan langsung ke tanaman dan disiramkan ke media tanam. Waktu pengaplikasian pupuk susulan yaitu pada saat tanaman mulai berbunga sampai tanaman mau dipanen. Diberikan pada pagi hari dengan interval waktu 7 hari. Pemupukan susulan menggunakan pupuk Eco-farming cair I. Penyiangan Gulma Tujuan penyiangan gulma adalah untuk menghindari persaingan antara tanaman dengan gulma dalam memperoleh unsur hara, membuang gulma yang dapat menjadi inang hama/penyakit dan memudahkan tahapan pemeliharaan selanjutnya. Sebelum mengetahui cara Bisnis Eco-Farming Edamame 21
penyiangan gulma, ada baiknya mengetahui jenis-jenis gulma yang sering dijumpai di lahan pertanian edamame. 1) Jenis-jenis Gulma a) Krokot atau Krayap (Portulaca Oleracea) Krokot merupakan tanaman liar yang sering dijumpai di lahan pertanian. Krokot memiliki warna batang kemerahan, daun berwarna hijau dan bentuk bulat telur dan bunga berwarna kuning. b) Bayam Berduri (Amarantus sp.) Bayam berduri memiliki bentuk serupa dengan bayam biasa. Perbedaan terlihat dari duri yang terdapat pada pangkal batang. c) Rumput Teki (Ciperus Rotundus) Rumput teki memiliki daya tahan hidup tinggi meskipun di musim kemarau dan memiliki umbi pada akar dengan perakaran mencapai 1 meter. Ciri-cirinya memiliki daun panjang lancip, batang bunga tegak dan warna bunga kecoklatan. 22 Bisnis Eco-Farming Edamame
d) Bandotan (Ageratum Conyzoides) Jenis gulma ini sering ditemui dikebun petani, memiliki daun berwarna hijau dan bunga berwarna putih kecil, biasanya dalam 1 batang terdapat beberapa bunga. 2) Cara Penyiangan Gulma Gulma akan mudah tumbuh diantara bedengan sehingga perlu dilakukan penyiangan. Sebaiknya penyiangan dilakukan 2 - 3 kali selama pembudidayaan atau disesuaikan dengan pertumbuhan gulma yang ada di lahan tempat pembudidayaan. Umur Penyiangan Keterangan (HST) Ke 5-10 I Sebelum pemberian pupuk susulan 20-25 II Sebelum pembungaan Sebelum pengisian polong 35-40 III HST : Hari Setelah Tanam Penyiangan dapat dilakukan secara manual, dengan cara mencabut gulma dengan tangan, cangkul, arit atau parang. Pada lahan-lahan jarak tanam sempit, pengendalian gulma secara manual akan lebih efektif dan efisien. Pengendalian hama tidak dianjurkan menggunakan herbisida kimia sintetis karena dapat mengkontaminasi lahan pertanian Bisnis Eco-Farming Edamame 23
Penyiangan Gulma, dilakukan secara manual menggunakan arit J. Penanganan Hama dan Penyakit Tanaman Tujuan penanganan hama dan penyakit tanaman untuk mencegah dan menghilangkan hama/penyakit yang dapat menggangu produktifitas tanamana edamame. Sebelum mengetahui cara penanganan hama dan penyakit tanaman ada baiknya kita mengetahui jenis hama dan penyakit beserta ciri-ciri tanaman edamame yang terserang hama dan penyakit tersebut. 1) Jenis Hama dan Ciri-ciri Serangan Hama pada Tanaman Edamame a) Ulat Grayak (Spodoptera Litura Fabricius) Ciri-ciri tanaman terserang ulat grayak yaitu daun terlihat berwarna putih. Ulat ini memakan polong muda dan tulang daun muda. 24 Bisnis Eco-Farming Edamame
b) Lalat Bibit Kacang (Ophiomyia phaseoli) Ciri-ciri tanaman terserang lalat bibit kacang yaitu terdapat bintik-bintik putih pada keping biji, daun pertama dan kedua. Sumber : Marwoto, dkk (Puslitbangtan). 2017 c) Penggerek Polong Kedelai (Etiella spp.) Ciri-ciri tanaman terserang terserang penggrek polong yaitu terdapat lubang kecil pada kulit polong. Sumber : Marwoto, dkk (Puslitbangtan). 2017 d) Kepik Polong (Riptortus linearis) Kepik polong menyerang pada fase pertumbuhan polong dan perkembangan biji. Ciri tanaman yang terserang kepik polong terlihat dari polong dan biji menipis lalu kering dan gugur. Sumber : Marwoto, dkk (Puslitbangtan). 2017 Berdasarkan pengalaman petani binaan yayasan, hama penggangu yang paling dominan menyerang tanaman edamame mereka adalah hama kepik polong. Bisnis Eco-Farming Edamame 25
2) Penyakit Penyakit dapat menyerang tanaman edamame sepanjang proses tanam. Penyebab penyakit berasal dari kelompok jamur, bakteri, virus, dan nematoda. Beberapa jenis penyakit yang umumnya menyerang tanaman edamame sebagai berikut: a) Penyakit Pada Daun Karat Daun Pustul Bakteri (Xanthomonas (Phakopsora pachyrhizi) axonopodis) Antraknose (Colletotrichum Downy Mildew (Peronospora dematium var truncatum manshurica)) dan C. destructivum) Sumber : Marwoto, dkk (Puslitbangtan). 2017 26 Bisnis Eco-Farming Edamame
b) Penyakit Tular Tanah Rebah Kecambah, Hawar Batang Busuk Daun dan Polong (Sclerotium rolfsii) (Rhizoctonia solani) Sumber : Marwoto, dkk (Puslitbangtan). 2017 c) Penyakit Pada Benih Penyakit Hawar, Bercak Daun, dan Bercak Biji Ungu (Cercospora kikuchii) Penyakit Virus Mosaik (SMV) Sumber : Marwoto, dkk (Puslitbangtan). 2017 Bisnis Eco-Farming Edamame 27
Namun berdasarkan pengalaman petani binaan yayasan, hingga saat ini belum pernah ditemui penyakit-penyakit tersebut pada tanaman budidaya mereka. 3) Cara Pengendalian Penyakit Tanaman Edamame Dalam pertanian eco-farming pengendalian hama dilakukan dengan cara yang alami dan ramah lingkungan. Tidak disarankan menggunakan bahan kimia sintetis karena kegiatan pengendalian dengan pestisida kimia sintetik dapat menimbulkan efek negatif bagi tanaman seperti kualitas menurun, rasa polong dan biji menjadi pahit, dan berdampak negatif bagi lingkungan. Berdasarkan pengalaman petani binaan kami pengendalian hama dilakukan dengan beberapa cara yaitu, a) Pegendalian Hama dan penyakit melalui Teknis Budidaya Pengedalian hama dengan cara mengatur pola tanam, jarak bedengan, pemupukan, pengairan dan rotasi tanam. Pola tanam, pemupukan dan pengairan yang baik akan mencegah tanaman edamame terserang penyakit. Sementara rotasi tanam yang tepat dapat memutus rantai perkembangan hama tanaman. b) Pengendalian Hama dengan Musuh Alami Pengendalian hama dengan musuh alami yang diterapkan oleh petani binaan dengan cara mempertahankan musuh alami hama seperti laba-laba, jangkrik dan capung yang berada di lahan pertanian. c) Pengendalian Hama dengan Tanaman Pengusir Hama dan Tanaman Perangkap Beberapa tanaman diketahui memiliki kemampuan untuk mengusir hama. Membudidayakan tanaman pengusir hama dalam satu lahan memiliki keuntungan ganda, yakni mengusir hama dan mendapatkan penghasilan tambahan. Diantara tanaman yang 28 Bisnis Eco-Farming Edamame
dapat mengusir hama yang memiliki nilai ekonomi diantaranya selasih/basil (ocimum basilicum), serai (cymbopogon citratus), kenikir-kenikiran (tagetes erecta) dan daun bawang. Kenikiran-kenikiran Daun Bawang Pengendalian Hama juga dilakukan dengan menanam tanaman perangkap atau yang dikenal dengan tanaman refugia. Umumnya tanaman ini memiliki bunga yang mencolok sehingga mengundang lebah dan serangga yang menjadi musuh alami hama tanaman. Jenis tanaman yang biasa digunakan oleh petani binaan kami adalah bunga matahari dan kenikir. d) Pengendalian Hama dengan Pestisida Eco-farming Pengedalian dengan hama dengan pestisida eco-farming hanya dilakukan jika hama tanaman tidak terkendali. Pestisida eco-farming dibuat sendiri dan dipersiapkan diawal sebelum pengolahan lahan sehingga ketika terjadi serangan hama dapat langsung diaplikasikan. Pengendalian hama tanaman dilakukan dengan pestisida eco-farming dengan aturan yang disarankan dan diupayakan untuk aplikasi lebih dari satu jenis pestisida organik, misalnya pestisida organik dari umbi gadung, tembakau dan daun sirsak, Pengaplikasiannya dilakukan secara bergantian. Bisnis Eco-Farming Edamame 29
30 Bisnis Eco-Farming Edamame
Dalam pertanian eco-farming pupuk yang digunakan harus memenuhi syarat eco-farming. Pupuk yang umumnya digunakan ada 2 jenis, yaitu pupuk padat dan pupuk cair. Pupuk ini bisa diproduksi sendiri oleh petani dengan memanfaatkan bahan-bahan lokal. A. Pupuk Eco-farming Padat (PEP) Pupuk padat sangat bermanfaat dalam perbaikan kualitas tanah diantaranya untuk memperbaiki struktur tanah, meningkatkan unsur hara dalam tanah, mengurangi kepadatan tanah dan mempermudah dalam pengolahan tanah. Bisnis Eco-Farming Edamame 31
Bahan untuk pembuatan pupuk eco-farming padat dapat diperoleh dengan mudah di sekitar lahan pertanian, seperti jerami, rumput, tanaman kacangan, sekam, pupuk kandang atau serbuk gergajian. Berdasarkan pengalaman, bahan yang paling baik digunakan sebagai bahan pembuatan pupuk padat adalah dedak karena mengandung nutrisi yang sangat baik untuk mikroorganisme. 1) Bahan-bahan Pembuatan pupuk eco-farming padat untuk 1 hektar lahan diperlukan bahan sebagai berikut : No. Bahan Jumlah 1 Pupuk kandang (ayam) 6.900 Kg 2 Urine sapi 100 Liter 3 Terasi 4 Gula merah / Tets tebu 3 Kg 5 Dadak 10 Kg 6 Kapur 20 Kg 7 EM 4 / Ragi tape 20 Kg 5 Liter 2) Proses Pembuatan Tahapan pembuatan pupuk eco-farming padat terdiri dari: a) Tentukan tempat yang cocok untuk proses fermentasi pupuk. Usahakan tempat yang teduh, tidak terkena cahaya matahari langsung dan air hujan. Berikan alas dasar yang kedap air (terpal/ plastik) agar air hasil proses fermentasi tidak merembes atau hilang, usahkan alas dasar memiliki kemiringan agar air hasil proses dapat ditampung dan manfaatkan kembali. 32 Bisnis Eco-Farming Edamame
b) Blender atau haluskan terasi dan ragi tape c) Cairkan gula merah d) Campurkan semua bahan yang sudah dihancurkan beserta gula merah yang telah cair kedalam urine sapi e) Tambahkan EM4 lalu aduk merata f) Hasil campuran di saring agar gembor atau alat penyiraman tidak tersumbat g) Letakkan pupuk kandang diatas terpal plastik lalu tambahkan bekatul dan kapur dolomit secara merata diatas kotoran ayam h) Siram larutan yang sudah siap tadi ke bahan pupuk secara merata, usahakan bahan sudah terkena air larutan hingga kelembaban mencapai 30-40%. Cara mengetahui kelembaban secara manual dengan meremas bahan pupuk, jika keluar air maka harus menambahkan bahan lagi dan jika terlalu kering siram kembali. Ciri pencampuran sudah ideal terlihat saat dilepaskan dari genggaman tidak mudah terurai atau terurai pelan-pelan. i) Tutup semua bahan untuk difermentasi menggunakan plastik atau terpal, proses fermentasi membutuhkan waktu sekitar 27 hari. Atur suhu pada proses fermentasi maksimal 45ºC. Jika terlalu panas aduk bahan agar suhu normal kembali. Setelah 27 hari, biasanya pupuk fermentasi sudah terbentuk dan bisa diaplikasikan langsung ke bedengan. Bisnis Eco-Farming Edamame 33
3) Ciri Pupuk Siap Pakai Pupuk eco-farming padat yang sudah siap pakai mempunyai ciri fisik sebagai berikut: a) Tidak mengeluarkan bau khas kotoran ternak b) Bentuk pupuk gembur (tidak bergumpal) serta kering (ketika dikepal tidak mengeluarkan air) c) Warna hitam atau kecoklatan menyerupai tanah d) Suhu pupuk normal seperti suhu di sekitar B. Pupuk Eco-farming Cair (PEC) Pupuk eco-farming cair (PEC) digunakan sebagai pupuk susulan yang diaplikasikan saat tanaman sudah mulai tumbuh dan sebagai pestisida alami. 1) Bahan-bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan PEC sebagai berikut : No. Bahan Jumlah 1 Urine sapi 400 Liter 2 Terasi 4 Kg 8 bks 3 Ragi Tape 12 Kg 4 Gula merah 2 Karung 5 Bekatul 1 Paket 6 Air rendaman kedelai & cacahan bonggol pisang 34 Bisnis Eco-Farming Edamame
2) Proses Pembuatan Adapun tahapan pembuatan pupuk eco-farming cair (PEC) sebagai berikuti: a) Siapkan tong plastik kedap udara ukuran 100 liter sebagai media pembuatan pupuk, satu meter selang aerotor transparan (diameter kira-kira 0,5 cm), botol plastik bekas air mineral ukuran 1,5 liter. Lubangi tutup tong seukuran selang aerotor. b) Potong atau rajang bahan baku. Masukkan kedalam tong dan tambahkan air. c) Larutkan bioaktivator seperti EM4 dan gula merah aduk hingga merata. Kemudian tambahkan larutan tersebut ke dalam tong yang berisi bahan baku pupuk. d) Tutup tong dengan rapat, lalu masukan selang lewat tutup tong yang telah diberi lubang. Rekatkan tempat selang masuk sehingga tidak ada celah udara. Biarkan ujung selang yang lain masuk kedalam botol yang telah diberi air. e) Pastikan benar-benar rapat, karena reaksinya akan berlangsung secara anaerob. Fungsi selang adalah untuk menyetabilkan suhu adonan dengan membuang gas yang dihasilkan tanpa harus ada udara dari luar masuk ke dalam tong. f) Tunggu sekitar 27 hari. Untuk mengecek tingkat kematangan, buka penutup tong cium bau adonan. Apabila wanginya seperti wangi tape, adonan sudah matang. g) Pisahkan antara cairan dengan ampasnya dengan cara menyaringnya. Gunakan saringan kain. Ampas adonan bisa digunakan sebagai pupuk eco-farming padat. h) Masukkan cairan yang telah melewati penyaringan pada botol plastik atau kaca, tutup rapat. Pupuk eco-farming cair telah jadi dan siap digunakan. Apabila dikemas baik, pupuk bisa digunakan sampai 6 bulan. Bisnis Eco-Farming Edamame 35
Setelah pupuk jadi, bisa diaplikasikan ke tanaman endamame secara berkala selama 2-3 kali seminggu dan bisa dimulai ketika berumur 20 hari sampai masa pembungaan dengan takaran 1 liter PEC bisa diencerkan dengan campuran 100 liter air. Selain sebagai pupuk, PEC juga berfungsi sebagai pestisida alami, sehingga tanaman terjaga dari hama pengganggu tanaman sampai waktunya panen. 3) Ciri Pupuk Siap Pakai Ciri pupuk eco-farming cair (PEC) siap pakai sebagai berikut: a) Bau yang dikeluarkan seperti bau tape dan tidak mengeluarkan bau busuk b) Warna hitam atau kecoklatan c) Suhu pupuk normal seperti suhu di sekitar 36 Bisnis Eco-Farming Edamame
Bisnis Eco-Farming Edamame 37
Pestisida eco-farming ini memanfaatkan tumbuhan atau tanaman yang dapat menghambat perkembangan hama dan penyakit. Bahan- bahan ini tentunya ramah lingkungan dan mudah diperoleh di sekitar kita. Membuat pestisida sendiri tentunya menguntungkan petani karena harga produksinya lebih murah dan tidak menimbulkan ketergantungan terhadap pestisida produksi perusahaan tertentu. 38 Bisnis Eco-Farming Edamame
Berikut panduan pembuatan 10 liter pestisida nabati eco-farming. 1) Bahan-bahan No. Alat/Bahan Jumlah 1 EM-4 1 liter 2 Gula pasir/Gula merah 500 gram 3 Alkohol 40-50% 250 ml 4 Cuka Makan 250 ml 5 Air cucian beras pertama 1 liter 6 Bahan-bahan tanaman: Sekitar (misal: jahe, kencurm 20-30% kunyit, laos, tembakau, luaran serai, daun serikaya daun (sekitar 3 kg) nimba dan lain-lain) 7 Air sumur 5 liter 2) Proses Pembuatan Tahapan pembuatan adalah sebagai berikuti: a) Haluskan bahan-bahan tanaman. b) Masukkan bahan yang sudah halus kedalam wadah untuk fermentasi seperti ember atau jeregen. c) Selanjutnya masukkah bahan-bahan lain secara bergantian kedalam wadah fermentasi dan aduk hingga merata. d) Tambahkan air sumur kedalam wadah fermentasi dan aduk kembali. e) Simpan bahan fermentasi tersebut di ruangan dengan sushu sekitar 30oC dalam keadaan tertutup rapat. f) Lakukan pengocokan setiap pagi dan sore hari (dengan membuka tutup ember atau jeregen) kemudian tutup kembali. Bisnis Eco-Farming Edamame 39
g) Diamkan selama 15 hari atau setelah gas tidak terbentuk lagi. Selanjutnya hentikan pengocokan. h) Diamkan selama 7 hari tanpa dilakukan pengocokan. i) Selanjutnya saring larutan dengan saringan halus. 3) Cara Aplikasi Cara aplikasi pestisida eco-farming sangat mudah. Larutkan 30-50 ml pestisida dengan 1 liter air. Selanjutnya dimasukkan ke alat semprot. Agar pestisida dapat menempel dengan baik dapat dicampurkan dengan larutan perantara, perekat dan pengemulsi seperti Latron atau AERO 810. 40 Bisnis Eco-Farming Edamame
Bisnis Eco-Farming Edamame 41
A. Panen Panen merupakan kegiatan mengakhiri dari proses budidaya tanaman. Edamame bisa dipanen pada umur 64-67 Hari Setelah Tanam (HST). Karakteristik fisik yang nampak pada saat pemanenan adalah warna polong hijau segar, polong terisi kencang, ukuran Panjang ± 5 cm dan lebar ± 1,4 cm. Pemanenan polong kedelai edamame dapat dilakukan secara serentak saat hampir semua polong terisi penuh (kencang). 42 Bisnis Eco-Farming Edamame
Namun tentunya jumlah panen juga disesuaikan dengan permintaan pasar, agar konsumen dapat menerima edamame yang fresh. Proses panen dilakukan secara manual. Ada dua teknik yang digunakan, yaitu : 1) Proses panen dilakukan langsung di lahan dengan memetik bagian polong yang berwarna hijau segar dan terisi kencang, untuk polong yang belum terisi kencang bisa di panen kemudian. Jika pertumbuhan edamame sangat subur, maka setelah panen pertama, akan muncul lagi bunga dan buah kedua, meskipun jumlah dan kualitasnya tidak sebagus pada panen pertama. 2) Panen dilakukan dengan cara memangkas/mencabut tanaman kedelai, ditumpuk disatu tempat yang teduh dan kemudian polong dipetik satu-satu. Ini dapat dilakukan jika pertumbuhan polongnya merata (hampir semua polong sudah terisi kencang). Proses pemanenan harus dilakukan secara hati-hati agar polong tidak mengalami cacat mekanis ataupun luka akibat salah dalam pemetikan, karena hal ini dapat berakibat pada berkurangnya kualitas edamame. B. Pasca Panen Penanganan pascapanen bertujuan untuk menjaga kualitas produk mencakup karakteristik tampilan (bentuk, ukuran, warna dan bebas dari cacat-cela), tekstur, cita rasa, nilai nutrisi dan keamanan pangan. Disamping itu, penanganan pascapanen juga diharapkan dapat mengurangi kehilangan dan kerusakan serta meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk. Berdasarkan pengalaman petani binaan YABN agar kualitasnya terjaga dan daya tahan untuk penyimpanan bisa lebih lama hasil panen yang dipetik harus segera dibawa ke tempat teduh dan terhindar dari panas matahari. Selanjutnya polong dipisahkan dari tangkainya dan dilakukan tahapan berikutnya, Bisnis Eco-Farming Edamame 43
Search