semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan.‖ (11:28-30). Ternyata tawaran baik yang diajukan oleh Yesus tidak mendapat respon yang baik dari segenap jemaah Israel. Para Farisi justru menyamakan kuasa Yesus dengan kuasa Beelzebul (raja lalat). Penolakan ini memberi dampak fatal, sebab mereka telah menyamakan Yesus sang Raja dari Kerajaan Allah dengan Beelzebul yang adalah raja dari segala kenajisan. Dampaknya mereka ditolak/dibuang dari jalur perjanjian antara Allah dengan Abraham, Daud dan Perjanjian Baru. Selanjutnya jalur anugrah keselamatan tidak lagi melalui Israel, tetapi langsung disampaikan kepada orang yang melakukan kehendak Bapa (psl. 12:50). Yesus tetap memberikan pengajaran kepada orang banyak tetapi dalam bentuk perumpamaan dan kepada para murid, Ia memberikan penjelasannya (psl 13 – 15). Pelayanan dan pengajaran Yesus yang sudah berlangsung beberapa waktu lamanya kepada para murid, tiba waktunya untuk dievaluasi. Pada pasal 16, Ia memberikan pertanyaan: ―Kata orang, Siapakah Anak Manusia itu?‖ Pertanyaan inilah yang menjadi titik tolak suatu konsep dan pemahaman baru yang selama ini masih menjadi rahasia seputar eksistensi Kerajaan Allah. Jawaban Petrus: ―Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!‖ menjadi acuan untuk menyingkapkan tabir misteri itu, sebab dari dalamnya Yesus memproklamasikan sebuah institusi baru yang akan mewujudnyatakan Kerajaan Allah bagi dunia, yaitu Gereja. Pasal-pasal berikutnya (17 – 22), Yesus memberikan pengajaran khusus kepada para murid dalam bentuk perumpamaan sekaligus memberikan penjelasannya. Kelompok Yahudi tetap mengeraskan hati mereka dan terus mencobai, menentang dan bahkan menolak Yesus dan tawaran-Nya. Pada akhirnya, kepada mereka, Yesus memberikan kesimpulan: ―kamu sesat‖ (22:29) dan mengucapkan kutukan atas mereka (23:13-36). Keluhan Yesus disampaikan kepada mereka (23:37-39). Nasib selanjutnya Israel disampaikan pada pasal 24 – 25, dimana penderitaan dalam 7 tahun masa sengsara (tribulation) akan menjadi ganjaran sekaligus turning point bangsa itu untuk bertobat dan menerima Mesias. Siksaan berat yang dialami tentu saja kontras dengan hak waris Israel, tetapi dampak dari penolakan mereka akan menjadi jawaban atas kemustahilan ini. Disisi lain gereja akan menerima suatu ―Perjanjian Baru‖ yang 51
diikat Allah dalam hati mereka yang percaya dan merespon tawaran Kerajaan Allah oleh Anak-Nya. Pasal 26 – 28 adalah harga yang dibayar dari sebuah prosesi guna mendatangkan keselamatan dan menghadirkan Kerajaan Allah secara rahasia di dunia melalui gereja- Nya. Diakhiri dengan perintah kepada para murid untuk melanjutkan karya Kristus guna menangkap sebanyak mungkin jiwa masuk ke dalam realita Kerajaan Allah. Dengan demikian Injil Matius menjadi jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan pada bagian awal bahasan tulisan ini. Kerajaan Allah Dalam Surat-Surat Rasul Paulus Kebanyakan teolog Perjanjian Baru menyatakan bahwa konsep Kerajaan Allah tidak mendapat penekanan yang lebih oleh Paulus dalam surat-suratnya. Pandangan tersebut muncul akibat jarangnya ditemukan istilah Kerajaan Allah dalam tulisan Paulus (± hanya 15 kali dalam seluruh suratnya). Dari sudut pandang yang lain seharusnya masalah ini dilihat, sebab hal-hal seperti kualitas hidup, manusia baru, kuasa Allah, penebusan, pengudusan, keselamatan sampai hal-hal yang bersifat praktis – makan minum, cara berpakaian – merupakan penjabaran teologis – etis dari sifat Kerajaan Allah. Dari sudut pandang inilah dapat dilihat tentang penekanan Paulus terhadap konsep Kerajaan Allah. Paling tidak ada tiga penekanan yang dapat digunakan untuk mengangkat konsep Kerajaan Allah dalam tulisan Paulus, yaitu: Aspek Teologis Paulus melihat manusia hidup dari 2 terminologi Kerajaan, yaitu: (1). Kerajaan Angkasa (Ef. 2:2), yaitu roh yang menguasai dan bekerja di antara orang-orang durhaka, ciri- cirinya adalah tunduk pada hawa nafsu daging, kedagingan dan pikiran jahat, yang berujung pada murka Allah; dan (2). Kerajaan Allah (Ef. 5:5). K.Angkasa ———–> Murka Allah K.Allah ————> Anugrah Allah Syarat-syarat masuk Kerajaan Allah: Anugrah (Ef. 2:4,8) 52
Harga untuk masuk dalam Kerajan Allah adalah anugrah. Tidak perlu sepeser pun uang atau setetes pun keringat yang dicurahkan untuk mendapatkannya, tetapi bukan berarti Kerajaan Allah murahan. Darah raja-Nya sendiri telah ditumpahkan sebagai harga yang paling pantas dan paling berharga agar Kerajaan Allah dapat terealisasi atas dunia ini. Ada beberapa contoh usaha Penguasa Kerajaan Angkasa untuk merebut Yesus dari jalan salib, misalnya: Pencobaan dipadang gurun (Mat. 4:9-10) Memakai Petrus (Mat. 16:22-23) Orang-orang Farisi (Luk. 19:39-40) Percaya (Roma 10:9) Iman menjadi jalan masuk kepada Kerajaan Allah (Rm. 3:25), dengan iman maka umat mengambil sikap mempercayai dan mempercayakan hidupnya dalam realita Kerajaan Allah. Iman yang dibangun/lahir atas dasar kematian dan kebangkitan Yesus, dimana orang percaya dipersekutukan dengan realita salib dan kemenangan Kristus atas Kerajaan Angkasa. Kematian dan kebangkitan adalah proklamasi kemenangan Yesus, sedangkan percaya adalah proklamasi kemenangan umat (Rm. 6:5-11). Iman merupakan titik tumpu yang membawa hasil yang terlihat dalam realita hidup (Rm. 1:17). Dengan demikian dimensi percaya bukan saja pada aspek rohani, tetapi sampai pada dimensi akal, sebab akal memiliki pengertian sendiri dalam memahami iman. Hasil masuk Kerajaan Allah Dibebaskan dari kutuk dosa (Rm. 6:2, 6, 7, 11, 14, 17, 18, 20, 22) Sejak awal kejatuhan, manusia sudah berada dibawah kutuk dosa. Menjadi kekuatan yang mengikat manusia dalam perjanjian pemberontakan kepada Allah. Manusia terus menerus hidup dalam pilihan pemberontakan, kecendrungan hatinya adalah jauh dari Allah. Menjadi sebuah kekuatan yang terus membayang-bayangi manusia, walaupun diusahakan sekuat apapun, manusia tetap jatuh dalam keputusan tunduk pada kutuk dosa. Ex: Kain, Lamekh, manusia pada zaman Nuh (termasuk Nuh sendiri setelah luput dari bencana air bah). Kerajaan Allah menjadi jalan sempurna mengalami pembebasan dari kutuk dosa. Dibebaskan dari Hukum Taurat (Rm. 7:4, 6; 10:4; Gal. 4:5) Guna membebaskan menusia dari ketergantungan tunduk pada kuasa dosa, perlu ada disiplin/hukum/aturan. Untuk itulah dihadirkan hukum Taurat, yang berfungsi mengatur 53
interaksi antara manusia dengan Allah, sesama, dirinya sendiri dan ciptaan lainnya. Justru kegagalan manusia semakin terlihat dan menjadi-jadi. Bahkan Hukum Taurat menjadi sistem legalisasi untuk kamuflase diri. Dengan demikian diperlukan sebuah formula baru agar manusia dapat mengalami hidup yangs sesungguhnya dihadapan Allah, dan hukum Kerajaan Allah menjadi jawabannya. Dibebaskan dari kematian (1 Kor. 15; Rm. 5:17; 6:9; 8:37; Kol. 3:1) Arti dasar dari kematiaN adalah pemisahan (separation), yaitu berhentinya segala aktivitas secara permanen. Kematian rohani berarti kehilangan atau ketiadaan hubungan manusia dari Allah sumber hidup. Dalam konsep Yunani kematian berarti akhir dari segala aktivitas kehidupan, kehancuran eksistensi manusia dan menjadi konsekuensi dari hidup. Sedangkan dalam konsep Ibrani tentang kematian adalah suasana yang diliputi kekelaman dan keseraman. Pada keadaan pertama berlaku hukum sebab-akibat, sedangkan yang kedua memberikan gambaran yang mengerikan. Teologi Kerajaan Allah memberi arti dan pemahaman baru atas kematian sebagai keadaan tidur atau istirahat/dipersiapkan untuk sesuatu. Dibebaskan dari murka Allah (Rm. 3:25; 5:9; 1 Tes. 5:9) Konsekuensi logis dari dosa adalah dimurkai Allah. Sejak Adam dan Hawa jatuh dalam dosa maka murka Allah secara otomatis ada atas mereka, demikian juga dengan keturunannya. Sebaliknya dampak langsung dari menjadi warga Kerajaan Allah adalah mendapat kasih karunia Allah dan tentu saja berimplikasi dipindahkan dari murka Allah. Dibebaskan dari kuasa dunia (Kol. 2:15; Gal. 4:3) Dunia sejak kejatuhan dalam dosa telah terseret dalam keinginan untuk menentang Allah. Segala keinginan dan kecendrungannya mengarah pada pemberontakan terhadap Tuhan. Ketetapan dan kebijakan dunia merupakan bentuk permusuhan dengan Allah. Manusia semakin terjerat di dalamnya dan dihisap oleh ―lumpur hidup‖ kuasa dunia, tetapi dengan kedatangan Manusia Kristus melalui Kerajaan-Nya ada harapan bagi orang percaya untuk dilepaskan dari kuasa dunia. Dibenarkan (Rm. 3:24; 5:9; Tit. 3:7; 1 Kor. 6:11) Berada di dalam dunia tentu saja menyebabkan manusia berada dalam segala konsekuensi keduniawian dan berujung pada murka Allah yang memandang dengan adil kepada seluruh manusia. Artinya tidak ada seorang pun yang layak dan benar 54
dihadapan Allah ketika identitas dunia masih melekat kepadanya. Kehadiran Kerajaan Allah menjadi tawaran baru untuk keluar dari kemelut tersebut dan memberikan kesempatan untuk dibenarkan dihadapan Allah. Mengalami Penebusan (Rm. 3:24; 1 Kor. 1:30; 6:20; 7:23; Gal. 3:13; 4:5; 5:1; Ef. 1:7; Kol. 1:14) Keterikatan manusia atas dunia – ibarat gaya grafitasi – menjadikannya sangat membutuhkan segala bentuk aspek atau tawaran ―keduniawian‖. Selain itu, keterikatan tersebut menjadikan manusia sebagai musuh Allah dan layak untuk mendapat hukuman. Kerajaan Allah merupakan tawaran dan kesempatan kepada manusia untuk memperbaharui hubungan dengan Allah, sebab didalamnya Allah menyatakan penebusannya atas permusuhan dengan diri-Nya. Diperdamaikan (Ef. 2:16; Kol. 1:20; Rm. 3:25) Kesediaan Allah untuk nenyediakan jalan keluar/penubusan atas keterikatan yang dialami manusia memiliki konsekuensi terciptanya hubungan damai. Rekonsilisasi yang dikerjakan oleh Yesus Kristus bertujuan agar harga pendamaian dipenuhi secara tuntas, sehingga tidak ada ganjalan lagi dalam hubungan antara Allah dengan manusia. Kerajaan Allah memenuhi semua tuntutan hukum atas manusia berdosa untuk menjadi layak dihadapan Allah. Mengalami pengampunan (Kol. 2:13; 3:13; Ef. 1:7; 4:32; Rm. 4:7) Pada bagian awal dijelaskan tentang dua kutub kerajaan dengan konsekuensinya. Kerajaan Angkasa berujung pada murka Allah dan Kerajaan Allah dengan anugerah- Nya. Dua kutub tadi membawa pada pengertian sebab-akibat. Menjadi bagian kerajaan Angkasa berarti hukuman, sedangkan Kerajaan Allah membawa pada keadaan diampuni. Diangkat sebagai anak (Rm. 8:15; Gal. 4:5; Ef. 1:5) Berbicara tentang kerajaan berarti membahas perihal kewarganegaraan. Menjadi warga Kerajaan Allah sekaligus menjadi jalan masuk untuk diterima oleh Allah dalam kemuliaan-Nya dan menikmati segala fasilitas sebagai anak Allah. Selain aspek-aspek tersebut, realita hadirnya Kerajaan Allah dalam diri orang percaya harus dipahami menurut pemahaman yang holistik: Aspek Kesempurnaan (1 Kor. 15:24-25; 50; Ef. 5:5; Kol. 1:12) Aspek Kepemilikan (Kol. 1:13; 1 Tes. 2:12) 55
Aspek Kerja Keras (2 Tes. 1:5; 1 Tim. 4:15-16) Aspek Kebenaran (Rm. 14:17; 1 Kor. 6:9-10; Gal. 5:21) Aspek Kuasa (1 Kor. 4:20) Aspek Kekinian (Kol. 4:11) Aspek Keakanan (2 Tes. 1:10) Aspek Karunia (Rm. 8:39) Aspek Etis Bentuk paparan teologis – etis adalah gaya tulisa dalam surat-surat Paulus. Bentuk yang konsisten ini sekaligus menjadi petunjuk tentang pentingnya teori – praktek; Tidak hanya menekankan pada aspek doktrinal tetapi juga memberi porsi yang tepat pada tataran aplikatif. Hasil dari bergabungnya seseorang dalam Kerajaan Allah tidak hanya dapat dilihat pada aspek teologis (apa yang telah Allah kerjakan), tetapi juga aspek etis (apa yang harus manusia lakukan). 5 hal yang menonjol dari aspek etis Paulus adalah: Karunia dalam Pelayanan Konsekrasi dalam dinamika hidup. Kasih pada keluarga. Kepedulian pada sesama. Kepekaan terhadap ciptaan. Aspek Kronologis Sangat jelas dalam seluruh tulisan Paulus, Kerajaan Allah terealisasi pada masa kini dan masa akan datang. Pada masa kinilah orang percaya diselamatkan (dengan segala konsekuensinya) dan hidup dalam Kerajaan Allah (sifat-sifatnya dapat dilihat pada chart), tetapi pada masa depan akan berlangsung juga Kerajaan Allah secara penuh atas dunia. Konsekuensi logis dari kehadiran Kerajaan Allah atas hidup orang percaya sudah berlangsung, dan akan mencapai klimaksnya ketika Kerajaan Allah direalisasikan secara penuh. Aspek Sejarah Penyelamatan Tuhan Yesus secara pribadi menyatakan bahwa kehadiran-Nya sudah dinubuatkan dan dibicarakn oleh Perjanjian Lama. Antara lain terdapat dalam: Yohanes 5:32-47. 56
Pernyataan-pernyataan tersebut tentu cukup sebagai bukti bagi klaim khas Kristus bahwa Kitab Suci Perjanjian Lama menulis tentang diri-Nya. Sebagai tambahan terhadap klaim-klaim langsung ini, para penulis kitab Injil mengemukakan sejumlah nubuat yang digenapi menyangkut kedatangan Mesias ke dunia. Tidak diragukan ada begitu banyak rujukan terhadap Kristus dalam Perjanjian Lama yang tidak secara khusus diungkapkan dalam Perjanjian Baru. Pastilah maksud utama diutarakannya nubuat-nubuat tersebut adalah untuk memberi nilai bukti, baik bagi Kitab Suci itu sendiri maupun bagi Kristus. Nubuat yang digenapi, khususnya apabila mengandung banyak perincian, seperti nubuat yang berkenaan dengan Kristus, akan menjadi salah satu bukti penyataan ilahi yang sangat kuat, karena kemungkinannya untuk dipenuhi secara nyata menjadi hampir mustahil. Dan bagi kita, nubuat-nubuat tersebut telah menjadi hal yang menguatkan kepercayaan kita terhadap-Nya. Karena itu merupakan maksud kami untuk mengemukakan nubuat yang dapat dilihat dengan mudah menyangkut kedatangan-Nya yang pertama ke dunia, tanpa memasukkan nubuat menyangkut kedatangan kedua kali yang masih akan terjadi pada masa mendatang. Nubuat Mesianis dalam Pentateukh Kejadian 3:15—Protevangelium ―Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya.‖ Nubuat ini, yang dikemukakan segera setelah kejatuhan manusia ke dalam dosa, telah hampir secara universal diakui sebagai nubuat pertama tentang Penyelamat. Ada tiga hal yang terdapat di dalamnya. Penyelamat adalah keturunan perempuan, dengan demikian seorang manusia, dan tanpa terlalu dipaksakan dalam soal penggunaan kata-kata pada kalimat itu kelihatan bahwa kelahiran Sang Penyelamat dari seorang perawan telah disiratkan. Penyelamat tersebut akan mengalahkan Si Ular, tetapi dengan melakukan hal tersebut Penyelamat itu sendiri harus mengalami penderitaan. Kejadian 12:3; 17:19; 24:60; 28:14—Keturunan Abraham Walaupun benar berkat terbesar bagi dunia akan disalurkan melalui pelipatgandaan keturunan Abraham, Rasul Paulus berkata bahwa janji-janji tersebut secara khusus 57
berkaitan dengan satu keturunan itu, yakni Kristus; Galatia 3:16. Janji-janji ini membatasi bahwa Mesias, Keturunan si perempuan, adalah keturunan Abraham. Ulangan 18:15—Nabi ―Seorang nabi dari tengah-tengahmu, dari antara saudara-saudaramu, sama seperti aku, akan dibangkitkan bagimu oleh TUHAN, Allahmu; dialah yang harus kamu dengarkan.‖ Bahwa nubuat Musa ini menunjuk kepada Mesias, telah diperkuat Perjanjian Baru. Pada waktu Yesus secara ajaib memberi makan kepada lima ribu orang, orang-orang berkata, ―Dia ini adalah benar-benar nabi yang akan datang ke dalam dunia‖ (Yohanes 6:14). Ini menjadi bukti bahwa orang Yahudi telah diajarkan untuk mengharapkan Nabi yang akan datang itu. Mungkin saja orang-orang itu mengharapkan kedatangan baik Mesias maupun Nabi yang dijanjikan, karena dalam Yohanes 7:40, 41 dicatat mereka mengatakan, ― ‗Dia ini benar-benar nabi yang akan datang‘. Yang lain berkata, ‗Ia ini Mesias‘.‖ Ketika Yohanes pembaptis memulai pelayanannya orang Yahudi bertanya, ―Engkaukah nabi yang akan datang?‖ (Yohanes 1:21). Apa pun pengertian orang Yahudi tentang identitas Sang Nabi, Petrus maupun Stefanus dalam Kisah Para Rasul 3:22 dan 7:37 memperjelas bahwa Nabi itu adalah Mesias, Tuhan Yesus Kristus. Nubuat Mesianis dalam Kitab-Kitab Sejarah 2 Samuel 7:12, 13 ―Apabila umurmu sudah genap dan engkau telah mendapat perhentian bersama-sama dengan nenek moyangmu, maka Aku akan membangkitkan keturunanmu yang kemudian, anak kandungmu, dan Aku akan mengokohkan kerajaannya. Dialah yang akan mendirikan rumah bagi nama-Ku dan Aku akan mengokohkan takhta kerajaannya untuk selama-lamanya.‖ Kata-kata ini adalah bagian dari Perjanjian Daud yang agung itu dan menyangkut sesuatu yang jauh melebihi Salomo, anak Daud, yakni menyangkut Mesias, anak Daud yang lebih agung lagi. Gabriel, dalam pemberitahuannya kepada Maria, berkata, ―Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya, dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan Kerajaan- Nya tidak akan berkesudahan‖ (Lukas 1:32, 33). Yesus Kristus bukan hanya lahir untuk duduk di atas takhta Daud, tetapi Ia juga bangkit dari kematian untuk maksud yang sama, sesuai dengan yang dikatakan Petrus, ―Tetapi 58
ia adalah seorang nabi dan ia tahu, bahwa Allah telah berjanji kepadanya dengan mengangkat sumpah, bahwa Ia akan mendudukkan seorang dari keturunan Daud sendiri di atas takhtanya. Karena itu ia telah melihat ke depan dan telah berbicara tentang kebangkitan Mesias, ketika ia mengatakan, bahwa Dia tidak ditinggalkan di dalam dunia orang mati, dan bahwa daging-Nya tidak mengalami kebinasaan‖ (Kisah Para Rasul 2:30, 31). Lebih penting lagi bahwa Petrus mengutip nubuat ini pada hari Pentakosta,karena hal tersebut akan menjadi petunjuk yang lain lagi bahwa tekanan berita pada hari itu bukanlah pada pembentukan Tubuh Kristus yang tidak dinubuatkan sebelumnya, tetapi penawaran akan Mesias, Sang Raja, kepada Israel, sebagai pemenuhan terhadap Perjanjian Daud. Nubuat Mesianis dalam Mazmur Kitab Mazmur secara istimewa kaya dengan nubuat kedatangan dan pekerjaan Mesias. Ruang terbatas ini hanya memungkinkan untuk mengemukakan segi-segi utama dari yang Ia lakukan. Maksud Kedatangan-Nya yang Pertama Mazmur 40:8-9: ―Sungguh, aku datang; dalam gulungan kitab ada tertulis tentang aku; aku suka melakukan kehendak-Mu, ya Allahku.‖ Mazmur ini dirujuk kepada Mesias dalam Ibrani 10:5-9. Mazmur 69:8-10: ―Sebab cinta untuk rumah-Mu menghanguskan aku, dan kata-kata yang mencela Engkau telah menimpa aku.‖ Murid-murid Yesus mengingatkan kembali bahwa Mazmur ini menulis tentang Kristus ketika Ia menghalau para penukar uang dari bait Allah (Yohanes 2:17). Paulus juga mengaplikasikan Mazmur ini kepada Kristus dalam Roma 15:3. Mazmur 2:7: ―Aku mau menceritakan tentang ketetapan TUHAN; Ia berkata kepadaku: ‗Anak-Ku engkau! Engkau telah Kuperanakkan pada hari ini‘.‖ Mesias di sini dinyatakan sebagai Anak Allah. Tampaknya Kayafas, Imam Besar itu, mengerti Mesias Anak Allah, karena ia bertanya, ―Demi Allah yang hidup, katakanlah kepada kami, apakah Engkau Mesias, Anak Allah, atau tidak‖ (Matius 26:63). Begitu juga dengan Natanael, ketika mengenali Yesus sebagai Mesias, berkata, ―Rabi, Engkau Anak Allah, Engkau Raja orang Israel!‖ (Yohanes 1:49). Rasul Paulus mengutip Mazmur pasal dua 59
ini, mengaplikasikannya kepada Tuhan Yesus Kristus dalam Kisah Para Rasul 13:33. Dari konteksnya tidak jelas apa yang dimaksudkan dengan ungkapan, ―Engkau telah Kuperanakkan pada hari ini.‖ Para ahli teologi telah berbicara tentang generasi kekal Sang Anak, yakni Ia tidak memiliki permulaan, tetapi diperanakkan secara kekal. Mengenai diperanakkan beberapa ayat menunjuk kepada inkarnasi, saat kemanusiaannya diperanakkan melalui pekerjaan Roh Kudus, sementara ayat-ayat yang lain berbicara tentang kebangkitan-Nya dari antara orang mati (Kolose 1:18; Wahyu 1:5). Penulis kitab Ibrani juga merujuk Mazmur di atas kepada Mesias (Ibrani 1:5; 5:5). Ke-Ilahian-Nya Mazmur 45:7: ―Takhtamu kepunyaan Allah, tetap untuk seterusnya dan selamanya‖ Kembali penulis surat Ibrani merujuk kutipan tersebut kepada Mesias, ―Tetapi tentang Anak Ia berkata: ‗Takhta-Mu, ya Allah, tetap untuk seterusnya dan selamanya‘.‖ (Ibrani 1:8). Tampak begitu jelas bahwa penulis yang diilhami ini, di sini mengakui Mesias sebagai Allah. Mazmur 110:1: ―Demikianlah firman TUHAN kepada tuanku: ‗Duduklah di sebelah kanan-Ku, sampai Kubuat musuh-musuhmu menjadi tumpuan kakimu‘.‖ Pernyataan ini dikutip dalam Matius 22:41-45; Markus 12:35-37; Lukas 20:41-44; Kisah Para Rasul 2:34, 35; Ibrani 1:13; 10:12, 13. Yang secara khusus menarik adalah rujukan dalam kitab-kitab Injil, karena di sana Tuhan Yesus Kristus sendiri mengaplikasikan ayat-ayat tersebut terhadap diri-Nya dan menggunakan ayat-ayat itu untuk membungkam orang Farisi. Ketika Ia bertanya kepada mereka anak siapa Mesias itu, mereka berkata, Anak Daud. Yesus pun mengajukan pertanyaan yang tidak mungkin mereka jawab tanpa mengakui ke-Ilahian-Nya, ―Jika demikian, bagaimanakah Daud oleh pimpinan Roh dapat menyebut Dia Tuannya, ketika ia berkata: ‗Tuhan telah berfirman kepada Tuanku: duduklah di sebelah kanan-Ku, sampai musuh-musuh-Mu Kutaruh di bawah kaki-Mu‘. Jadi jika Daud menyebut Dia Tuannya, bagaimana mungkin Ia anaknya pula?‖ Dengan jelas Daud menyebut Anaknya, Mesias, Tuannya. Keimaman-Nya Mazmur 110:4: ―TUHAN telah bersumpah, dan Ia tidak akan menyesal: ‗Engkau adalah imam untuk selama-lamanya, menurut Melkisedek‘.‖ Tokoh misterius yang bertemu dengan Abraham seribu tahun sebelum Daud menulis kata-kata tersebut, tidak pernah dikutip lagi dalam Alkitab selama seribu tahun berikutnya sampai penulis surat Ibrani 60
mengenakan gelar itu kepada Mesias (Ibrani 7:1-28). Pribadi yang tanpa catatan me ngenai permulaan dan akhir kehidupannya ini, dengan demikian menjadi lambang yang sesuai bagi keimaman kekal Yesus Kristus. Pengkhianatan dan Penyaliban yang Ia alami Mazmur 41:10: ―Bahkan sahabat karibku yang kupercayai, yang makan rotiku, telah mengangkat tumitnya terhadap aku.‖ Yesus sendiri mengutip nubuat ini menunjuk kepada pengkhianatan terhadap-Nya oleh Yudas (Yohanes 13:18, 19). Mazmur 22: Keseluruhan Mazmur ini, dimulai dengan seruan dari Salib, ―Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan aku?‖ adalah penggambaran sangat jelas tentang penyaliban Mesias. Rujukan-rujukan dalam Matius 27:46-50 dan Yohanes 19:23, 24 mengindikasikan bahwa para penulis kitab-kitab Injil memandang Mazmur ini sebagai nubuat penyaliban. Kebangkitan-Nya Mazmur 16:9, 10: ―Sebab itu hatiku bersukacita dan jiwaku bersorak-sorak, bahkan tubuhku akan diam dengan tenteram; sebab Engkau tidak menyerahkan aku ke dunia orang mati, dan tidak membiarkan Orang Kudus-Mu melihat kebinasaan.‖ Baik Paulus maupun Petrus dalam khotbah-khotbah mereka yang dicatat dalam Kisah Para Rasul mengutip nubuat ini untuk menyokong kebangkitan Kristus (Kisah Para Rasul 2:22-28 dan 13:34, 35). Kedatangan-Nya yang Kedua Kali dan Pemerintahan Milenium Penggambaran terhadap hal ini begitu banyak dalam Mazmur sehingga telah berada di luar jangkauan pokok ini untuk mengemukakannya. Namun, Mazmur 2 dan 72 cukup mewakili. ―Kiranya semua raja sujud menyembah kepadanya, dan segala bangsa menjadi hambanya! …. Biarlah namanya tetap selama-lamanya, kiranya namanya semakin dikenal selama ada matahari. Kiranya segala bangsa saling memberkati dengan namanya, dan menyebut dia berbahagia‖ (Mazmur 72:11, 17). Penggambaran ini melampaui apa yang telah dicapai Salomo, yang dilukiskan Mazmur ini, dan tidak diragukan telah menunjuk kepada Putra Daud yang lebih agung, saat Ia datang untuk menata dunia yang telah disalah atur manusia sejak peristiwa Kejatuhan ke dalam dosa. 61
Nubuat Mesianis dalam Kitab Nabi-Nabi Pada dasarnya semua tulisan para nabi menunjuk kepada kedatangan dan pekerjaan Mesias, sehingga sebenarnya diperlukan berjilid-jilid buku untuk sepenuhnya membahas setiap perincian tentang pokok ini. Namun, sebagian besar rujukannya berkaitan dengan kedatangan Mesias yang kedua kali serta masa Milenium, yang berada di luar tujuan kita saat ini. Karena itu kita akan mengemukakan secara ringkas nubuat- nubuat yang telah terlihat dengan jelas berkenaaan dengan kedatangan-Nya yang pertama, walaupun, di mana perlu, sebagian yang mengenai kedatangan-Nya yang kedua kali akan juga dikemukakan jika kedua kedatangan-Nya itu begitu tergabung. Yesaya 7:14: ―Sebab itu Tuhan sendirilah yang akan memberikan kepadamu suatu pertanda: Sesungguhnya, seorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia Imanuel.‖ Tanpa melihat pada kontroversi yang telah berkembang liar menyangkut istilah ―perempuan muda‖ (KJV: ― virgin,‖ perawan) dalam pasal ini, Perjanjian Baru membuatnya begitu jelas bahwa nubuat tersebut digenapi dalam kelahiran Yesus Kristus dan fakta kata ―parthenos‖ digunakan dalam Matius 1:23, sebenarnya sesuai Alkitab, telah menjawab secara tuntas fakta Yesus lahir dari seorang perawan. Yesaya 9:6: ―Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai.‖ Ayat berikutnya adalah mengenai masa Milenium ketika Ia duduk di atas takhta Daud. Jelas ada penggambaran nubuat ini dalam Lukas 1:32, 33. Yesaya 28:16: ―Sebab itu beginilah firman Tuhan ALLAH: ‗Sesungguhnya, Aku meletakkan sebagai dasar di Sion sebuah batu, batu yang teruji, sebuah batu penjuru yang mahal, suatu dasar yang teguh: Siapa yang percaya, tidak akan gelisah!‘‖ Rasul Petrus mengutip nubuat ini sebagai telah dipenuhi dalam kedatangan Yesus Kristus (1 Petrus 2:6-8). Yesaya 42:1-3: ―Lihat, itu hamba-Ku yang Kupegang, orang pilihan-Ku, yang kepadanya Aku berkenan. Aku telah menaruh Roh- Ku ke atasnya, supaya ia menyatakan hukum kepada bangsa-bangsa. Ia tidak akan berteriak atau menyaringkan suara atau memperdengarkan suaranya di jalan. Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskannya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkannya, tetapi dengan setia ia akan menyatakan hukum.‖ Matius 12:15-21 menunjukkan bahwa dalam rujukan ini Yesaya berbicara tentang Yesus. Yesaya 52:13-53:12: Rujukan Perjanjian 62
Baru kelihatan tidak diperlukan untuk mengetengahkan mengenai nubuat luar biasa tentang penderitaan dan kematian Tuhan Yesus Kristus. Barangkali ayat-ayat Alkitab ini adalah yang paling dekat dibanding ayat-ayat lain dalam Perjanjian Lama yang memaparkan aspek menggantikan dari kematian Kristus. Filipus memberitakan Kristus dari ayat-ayat Alkitab ini (Kisah Para Rasul 8:27-35). Yesaya 61:1, 2: ―Roh Tuhan ALLAH ada padaku, oleh karena TUHAN telah mengurapi aku; Ia telah mengutus aku untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang sengsara, dan merawat orang- orang yang remuk hati, untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan kepada orang-orang yang terkurung kelepasan dari penjara, untuk memberitakan tahun rahmat TUHAN dan hari pembalasan Allah kita, untuk menghibur semua orang berkabung.‖ Yesus sendiri mengutip kata-kata tersebut di sinagoge di Nazaret dan memaklumkan, ―Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya‖ (Lukas 4:17-21). Bahwa Yesus menghentikan pembacaan-Nya di tengah ayat-2, secara dispensasional sangat penting. Ia tidak menyinggung tentang hari pembalasan, karena hal itu tidak akan digenapi sampai kedatangan-Nya yang kedua kali. Nubuat tentang Kristus sebagai Tunas: Yesaya 4:2; 11:1; Yeremia 23:5; 33:15; Zakharia 3:8; 6:12, 13. Dalam ayat-ayat tersebut Kristus disebut sebagai Tunas yang ditumbuhkan Tuhan, Tunas dari tunggul Isai, Tunas Daud, Sang Tunas, Orang yang bernama Tunas. Daniel 9:25, 26: ―Maka ketahuilah dan pahamilah: dari saat firman itu keluar, yakni bahwa Yerusalem akan dipulihkan dan dibangun kembali, sampai pada kedatangan seorang yang diurapi, seorang raja, ada tujuh kali tujuh masa; dan enam puluh dua kali tujuh masa lamanya kota itu akan dibangun kembali dengan tanah lapang dan paritnya, tetapi di tengah-tengah kesulitan. Sesudah keenam puluh dua kali tujuh masa itu akan disingkirkan seorang yang telah diurapi, padahal tidak ada salahnya apa-apa ….‖ Inilah satu-satunya nubuat yang secara khusus menunjukkan waktu kedatangan Mesias ke dunia, atau lebih tepatnya, waktu kematian-Nya. Sir Robert Anderson mengetengahkan perhitungannya terhadap waktu yang dicakup: ―masa antaranya mencakup hari yang akurat dan tepat 173.880 hari, atau tujuh kali enam puluh sembilan tahun nubuatan yang terdiri dari 360 hari, enam puluh sembilan minggu pertama dalam nubuat Gabriel.‖ Mikha 5:2: ―Tetapi engkau, hai Betlehem Efrata, hai yang terkecil di antara kaum-kaum Yehuda, dari padamu akan bangkit bagi-Ku seorang yang akan memerintah Israel, yang permulaannya sudah sejak purbakala, sejak dahulu kala.‖ Bandingkan Matius 2:5-12. Zakharia 9:9: ―Bersorak-soraklah dengan nyaring, hai puteri Sion,bersorak-sorailah, hai 63
puteri Yerusalem! Lihat, rajamu datang kepadamu; ia adil dan jaya. Ia lemah lembut dan mengendarai seekor keledai, seekor keledai beban yang muda.‖ Bandingkan Matius 21:1-10. Zakharia 11:12: ―Maka mereka membayar upahku dengan menimbang tiga puluh uang perak.‖ Bandingkan Matius 26:15; 27:9, 10. Tidak diragukan para penulis Perjanjian Baru percaya nubuat yang begitu banyak dari Perjanjian Lama ini digenapi dalam kedatangan dan pelayanan Tuhan Yesus Kristus, dan jika kita percaya pada pengilhaman Ilahi terhadap Alkitab pastilah kita percaya bahwa, seperti Yesus sendiri memberi kesaksian mengenai Alkitab, ―Kitab-kitab Suci itu memberi kesaksian tentang Aku.‖ 64
Search