aman, nyaman, dan merasa menjadi bagian dari komunitas sekolah, namun juga didapat dari adanya keadaan di mana murid merasakan keselarasan antara kebutuhan dan harapannya terhadap sekolah dan lingkungannya dengan pengalaman belajar yang didapatnya di sekolah. Lewat pengalaman emosi positif ini, murid akan mampu mengembangkan keterampilan inkuiri, menunjukkan sikap gembira, penuh syukur, saling mengapresiasi. Mereka memiliki kesadaran diri, sikap optimis sehingga dapat berperan aktif dan membuat perbedaan yang positif baik untuk dirinya sendiri, orang lain, maupun lingkungan sekitarnya. 2. Lingkungan yang mengembangkan keterampilan berinteraksi sosial secara positif, arif dan bijaksana, di mana murid akan menjunjung tinggi nilai-nilai sosial positif yang berbasis pada nilai-nilai kebajikan yang dibangun oleh sekolah. Di dalam lingkungan yang seperti ini, nilai-nilai tersebut kemudian akan mewujud menjadi atmosfer sekolah yang positif, di mana hubungan dan interaksi sosial yang terjalin di antara para murid, guru, orang tua maupun seluruh komunitas yang terkait akan terasa sangat positif dan kontributif. 3. Lingkungan yang melatih keterampilan yang dibutuhkan murid dalam proses pencapaian tujuan akademik maupun non-akademiknya. Lingkungan ini akan memungkinkan murid untuk memiliki determinasi diri yang kuat dalam proses pembelajaran, baik dalam aspek akademik maupun non-akademik. Dalam lingkungan ini, murid akan belajar tentang nilai-nilai ketekunan serta kerja keras. Murid akan belajar untuk mampu melihat sejauh mana kemajuan proses belajarnya. Murid mampu mengerjakan tugas sekolahnya secara mandiri, memiliki pemahaman yang benar dan cakap sehingga berhasil mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 4. Lingkungan yang melatih murid untuk menerima dan memahami kekuatan diri, sesama, serta masyarakat dan lingkungan di sekitarnya. Lingkungan yang seperti ini akan membantu murid untuk dapat menerapkan dan mempergunakan apa yang menjadi kekuatan dirinya dan memanfaatkan serta menerapkannya dalam berbagai konteks yang berbeda-beda. Modul 3.3 – Pengelolaan yang Berdampak Positif pada Murid | 31
5. Lingkungan yang membuka wawasan murid agar dapat menentukan dan menindaklanjuti tujuan, harapan atau mimpi yang manfaat dan kebaikannya melampaui pemenuhan kepentingan individu, kelompok, maupun golongan. Lingkungan yang seperti ini akan memberikan kesempatan bagi murid untuk melihat dirinya sebagai bagian dari sesuatu yang jauh lebih besar di luar dirinya. Lingkungan ini akan memberikan peluang bagi murid untuk belajar melalui pelayanan kepada masyarakat dan komunitas di mana mereka akan dapat terus mengasah rasa kemanusiaan, kepedulian, dan rasa cinta kasih. 6. Lingkungan yang menempatkan murid sedemikian rupa sehingga terlibat aktif dalam proses belajarnya sendiri. Lingkungan yang seperti ini akan menyediakan berbagai kegiatan belajar yang menarik, menantang, dan bermakna, di mana dalam prosesnya murid akan merasa senang hati dan menikmati setiap momen pembelajarannya. 7. Lingkungan yang menumbuhkan daya lenting dan sikap tangguh murid untuk terus bangkit di tengah kesempitan dan kesulitan. Lingkungan ini akan membantu murid untuk berani menerima tantangan, berjiwa besar, dan selalu bangkit lagi dan berusaha mencari solusi bila menemui kegagalan. Lingkungan ini akan memungkinkan murid untuk selalu mengambil pelajaran dari setiap kegagalan-kegagalan yang dijumpainya dan berusaha untuk menemukan cara-cara alternatif atau cara yang paling tepat. (disadur dari Noble Noble, T. & H. McGrath, 2016) Dalam rangka mewujudkan lingkungan belajar yang dapat menumbuhkan kepemimpinan murid, maka guru dan sekolah tentunya tidak dapat bekerja sendiri. Mereka akan memerlukan dukungan dari berbagai pihak. Salah satunya dari komunitas. Di dalam bahasan selanjutnya di bawah ini, kita 32 | Modul 3.3 – Pengelolaan yang Berdampak Positif pada Murid
akan membahas bagaimana peran keterlibatan komunitas dalam menumbuhkembangkan kepemimpinan murid. Standar Pengelolaan Pendidikan memberikan panduan tentang seperti apa budaya dan lingkungan sekolah yang harus diciptakan dan dibangun. Standar Pengelolaan Pendidikan juga telah mengamanatkan bahwa mutu program pembelajaran di sekolah harus dikembangkan, salah satunya dengan cara melibatkan peserta didik secara aktif, demokratis, mendidik, memotivasi, mendorong kreativitas dan dialogis. Program pembelajaran harus dilakukan dengan tujuan agar peserta didik mencapai pola pikir dan kebebasan berpikir sehingga dapat melaksanakan aktivitas intelektual berupa berpikir, berargumentasi, mempertanyakan, mengkaji, menemukan, dan memprediksi. Oleh karenanya, setiap guru perlu berusaha agar murid-muridnya dapat meningkat rasa ingin tahunya, memiliki kemampuan mencari sumber informasi, menggunakan pengetahuan untuk menyelesaikan masalah, mengkomunikasikan pengetahuannya kepada orang lain, serta mengembangkan kemampuan belajar mandiri dan kelompok. Kemampuan-kemampuan tersebut tentunya tidak bisa tumbuh dengan sendirinya. Untuk mengembangkan semua hal tersebut, tentunya diperlukan lingkungan belajar yang mendukung. Membangun 7 karakteristik lingkungan yang mengembangkan kesejahteraan diri (well-being) seperti yang telah dijelaskan di atas sangat sejalan dengan upaya meningkatkan mutu program pembelajaran. Lewat lingkungan yang mengembangkan kesejahteraan diri tersebut, kepemimpinan murid diharapkan dapat tumbuh subur, Dapatkah Ibu/Bapak melihat keterkaitan tersebut? Peran Keterlibatan Komunitas dalam Menumbuhkembangkan Kepemimpinan Murid. Dalam modul 3.2, Bapak dan Ibu sudah mempelajari bahwa salah satu dari tujuh aset/modal yang dapat menjadi kekuatan sekolah yaitu aset sosial. Komunitas adalah bentuk dari aset sosial yang dimiliki sekolah yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas program/kegiatan pembelajaran di sekolah. Yang dimaksud dengan komunitas di sini dapat terdiri dari murid, guru, Modul 3.3 – Pengelolaan yang Berdampak Positif pada Murid | 33
orang tua, orang dewasa lain yang ada di sekitar murid, dan masyarakat atau lingkungan sekitar, yang baik secara langsung maupun tidak langsung dapat mempengaruhi proses belajar murid. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi sendiri, telah mengamanatkan tentang pentingnya kemitraan antara sekolah dengan orang tua dan masyarakat. Kemitraan ini disebut dengan “Tri Sentra Pendidikan”. Kemitraan tri sentra pendidikan adalah kerjasama antara satuan pendidikan, keluarga, dan masyarakat yang berlandaskan pada asas gotong royong, kesamaan kedudukan, saling percaya, saling menghormati, dan kesediaan untuk berkorban dalam membangun ekosistem pendidikan yang menumbuhkan karakter dan budaya prestasi peserta didik. Melalui pemberdayaan, pendayagunaan, dan kolaborasi tri sentra pendidikan ini, maka keterlibatan yang bermakna dari orangtua dan anggota masyarakat dalam proses pembelajaran menjadi fokus yang perlu terus diupayakan oleh sekolah. Sebagai pusat dari proses pendidikan, murid ‘berada’ dalam lintas komunitas. Mereka dapat berada sekaligus pada: a. komunitas keluarga (anggotanya dapat terdiri orang tua, kakak, adik, pengasuh, dsb) b. komunitas kelas dan antar kelas (anggotanya dapat terdiri teman sesama murid, guru) c. komunitas sekolah (anggotanya dapat terdiri dari kepala sekolah, pustakawan, penjaga sekolah, laboran, penjaga keamanan, tenaga kebersihan, petugas kantin, dsb) d. komunitas sekitar sekolah (anggotanya dapat terdiri dari RT/RW, tokoh masyarakat setempat, puskesmas, tokoh agama setempat, dsb) e. komunitas yang lebih luas. (anggotanya dapat terdiri dari organisasi masyarakat, dunia usaha, media, universitas, DPR, dsb) Semua komunitas tersebut secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi proses pembelajaran murid. Komunitas-komunitas tersebut merupakan aset sosial yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas program/kegiatan pembelajaran di sekolah, termasuk 34 | Modul 3.3 – Pengelolaan yang Berdampak Positif pada Murid
dalam menumbuhkembangkan kepemimpinan murid, yaitu dengan bersama-sama ikut mempromosikan dan mendorong ‘suara, pilihan, kepemilikan’ murid dalam berbagai peran yang mereka mainkan dan interaksi mereka dengan murid. Bagaimana kita dapat melibatkan masing-masing komunitas tersebut untuk membantu kita mempromosikan dan mendorong ‘suara, pilihan, kepemilikan’ murid? Mari kita coba bahas satu persatu. a. Komunitas keluarga Komunitas yang pertama dan utama bagi murid adalah keluarga mereka. Murid mungkin akan lebih banyak menghabiskan waktu bersama keluarga mereka di rumah dibandingkan di sekolah. Oleh karena itu, sebagai pendidik, kita harus berusaha mencari cara bagaimana keluarga dapat ikut mengambil peran untuk ikut mendorong munculnya suara, pilihan, dan kepemimpinan murid. Ini tentunya sejalan dengan apa yang disampaikan oleh Ki Hajar Dewantara di bawah ini: “Sesungguhnya alam-keluarga itu bukannya pusat pendidikan individual saja, akan tetapi juga suatu pusat untuk melakukan pendidikan sosial. Orangtua harus melakukan pendidikan bersama dengan pusat-pusat pendidikan, dan terhubung dengan kaum guru dan pengajar [Ki Hadjar Dewantara dalam Wasita, Tahun ke-1 No.3, Mei 1993]” Beberapa pertanyaan berikut mungkin dapat membantu Ibu/Bapak ketika berpikir akan mendorong keterlibatan mereka. 1. Sejauh mana orang tua telah memahami visi dan misi sekolah kita terkait dengan upaya kita menumbuhkan kepemimpinan murid? Apakah mereka memahami apa yang kita maksud dengan suara, pilihan, dan kepemilikan murid (voice, choice, dan ownership)? Apa yang perlu kita lakukan untuk meningkatkan pemahaman mereka? Modul 3.3 – Pengelolaan yang Berdampak Positif pada Murid | 35
2. Sejauh mana orang tua telah memahami bahwa keluarga merupakan salah satu sentra dari \"tri sentra pendidikan\"? Bagaimana memastikan visi keluarga dapat menumbuhkan kepemimpinan murid? Bagaimana kita dapat memastikan bahwa visi keluarga telah sinkron dengan visi sekolah? 3. Apakah keterlibatan orangtua dalam program/kegiatan pembelajaran di kelas atau sekolah kita selama ini telah mendorong dan menguatkan suara, pilihan, dan kepemilikan murid, atau justru sebaliknya melemahkannya? (misalnya apakah orang tua justru mengambil peran yang seharusnya dapat dilakukan oleh murid dengan dalih ‘ingin membantu’?) 4. Kesempatan-kesempatan apa sajakah yang telah kita berikan kepada orang tua untuk terlibat dalam program/kegiatan pembelajaran (baik intra kurikuler, ko kurikuler, dan ekstra kurikuler) yang kita lakukan di kelas atau sekolah? Sejauh mana kesempatan tersebut ditujukan untuk mendorong suara, pilihan, dan kepemilikan murid dan membantu terwujudnya kepemimpinan murid? 5. Apa yang sudah kita lakukan untuk membuat orangtua memahami apa yang sedang dilakukan oleh anak-anak mereka dalam program/kegiatan pembelajaran yang dilakukan di kelas atau sekolah? ( sehingga mereka dapat terlibat dalam percakapan atau komunikasi yang otentik dan relevan dengan anak-anak mereka terkait dengan apa yang sedang dipelajari oleh mereka di sekolah) Kami berharap, lewat beberapa pertanyaan di atas, Ibu/Bapak dapat lebih ‘mindful’ saat ingin melibatkan orang tua dalam proses/kegiatan pembelajaran di sekolah, agar tujuan kita dalam mewujudkan kepemimpinan murid dapat tercapai. Di bawah ini adalah beberapa contoh strategi yang dapat kita lakukan untuk melibatkan keluarga dalam program/kegiatan pembelajaran murid untuk menumbuhkan kepemimpinan murid. Keluarga 36 | Modul 3.3 – Pengelolaan yang Berdampak Positif pada Murid
● Memastikan orang tua memahami bahwa keluarga merupakan bagian dari Tri Sentra Pendidikan. Ini dapat dilakukan misalnya dengan sosialisasi dan melibatkan orang tua dalam diskusi-diskusi terkait dengan program-program sekolah. ● Memastikan orang tua memahami visi dan misi sekolah dalam mewujudkan kepemimpinan murid (misalnya dengan mengadakan pelatihan orang tua tentang apa yang dimaksud dengan suara, pilihan, dan kepemilikan murid lewat forum pertemuan orang tua dan berbagai kesempatan lainnya). ● Secara aktif melibatkan orang tua untuk membantu menyediakan dukungan dan akses ke sumber-sumber belajar yang lebih luas untuk membantu mewujudkan suara atau pilihan murid (misalnya meminta bantuan orang tua untuk mengkoneksikan murid yang ingin mengakses masyarakat, lingkungan sekitar, atau dunia usaha atau akses-akses lain yang mungkin sulit untuk dijangkau murid atau sekolah, dsb). ● Mengadakan workshop atau sesi-sesi informasi yang dapat membantu orang tua memahami pendekatan pembelajaran yang kita lakukan di sekolah (misalnya melalui pelatihan orangtua tentang cara bertanya kepada anak, tentang bagaimana berkomunikasi secara positif, tentang pentingnya ‘suara’, ‘pilihan’, dan ‘kepemilikan’, dsb, sehingga mereka bisa ikut menerapkannya di rumah). ● Mengadakan berbagai aktivitas yang memberikan kesempatan bagi murid untuk menunjukkan dan mendemonstrasikan hasil belajar atau pemahaman mereka kepada orang tua, dengan tujuan untuk menumbuhkan rasa pencapaian, kepercayaan diri, kemandirian, dan berbagai sikap positif lainnya (misalnya dengan mengundang orang tua untuk menghadiri perayaan, eksibisi atau pameran hasil karya, assembly, pentas seni, dsb). ● Mendorong orang tua untuk mengajak anak-anak mereka ke tempat-tempat yang dapat menumbuhkan rasa empati, mengekspos murid dalam kegiatan pelayanan kepada masyarakat, dsb. ● Mendorong, mempromosikan dan mengapresiasi upaya orangtua dalam membangun kemandirian, resiliensi, dan tanggung jawab murid (misalnya dengan guru memberikan komentar positif di buku penghubung murid, dsb) ● Melibatkan orang tua dalam kegiatan-kegiatan non akademis/bukan pembelajaran di kelas agar rasa kepemilikan lebih terbangun. b. Komunitas kelas dan antarkelas. Komunitas kelas dapat terdiri dari murid, guru, atau wali kelas, baik yang ada di kelas murid sendiri Modul 3.3 – Pengelolaan yang Berdampak Positif pada Murid | 37
maupun di kelas lainnya. Bagaimana guru menavigasi interaksi mereka dengan murid dan interaksi antara murid dengan murid akan sangat mempengaruhi bagaimana suara, pilihan dan kepemilikan murid dapat diwujudkan. Oleh karenanya, peran Ibu/Bapak sangatlah besar disini. Beberapa pertanyaan berikut mungkin dapat membantu Ibu/Bapak untuk memikirkan tindakan apa yang dapat dilakukan oleh Ibu/Bapak untuk mendorong dan mempromosikan suara, pilihan dan kepemilikan murid di dalam kelas. 1. Apa yang telah saya lakukan untuk mendorong inkuiri/rasa ingin tahu dan kreativitas murid? 2. Apakah saya telah memastikan murid memahami apa yang menjadi target dari program/kegiatan pembelajaran mereka? (sehingga murid dapat mengatur dirinya sendiri dan memantau upaya mereka dalam mencapai target tersebut) 3. Apa yang telah saya lakukan untuk membantu murid membangun pemahaman mereka sendiri? Apakah saya selalu memberikan jawaban pada murid? Seberapa sering saya mengatakan “Ibu/Bapak juga belum mengetahui jawabannya. Mari kita cari bersama-sama!” 4. Apakah saya memberikan ‘wait time’ atau waktu tunggu saat bertanya kepada murid untuk memberikan mereka kesempatan berpikir? 5. Sejauh mana saya telah mengkoneksikan pelajaran dengan kehidupan sehari-hari murid? 6. Seberapa sering saya mengajak murid-murid melakukan refleksi? 7. Sudahkah saya bertanya tentang apa yang mereka ingin pelajari dan apa yang mereka minati? 8. Sejauh mana saya memberi kesempatan murid untuk memilih cara, dengan siapa dan bagaimana mereka belajar? 9. Apa yang telah saya lakukan untuk membawa murid keluar kelas/sekolah dan mengkoneksikan mereka dengan masyarakat dan dunia yang lebih luas? 38 | Modul 3.3 – Pengelolaan yang Berdampak Positif pada Murid
Di bawah ini adalah beberapa contoh strategi yang mungkin dapat Ibu/Bapak lakukan untuk untuk menumbuhkan kepemimpinan murid dalam lingkup kelas. Komunitas Kelas dan Antarkelas (anggotanya misalnya guru, kepala sekolah, murid-murid) ● Memfasilitasi kerja kelompok dan kolaborasi antar murid di kelas dan murid antar kelas (misalnya memberikan tugas proyek yang harus dikerjakan bersama-sama, dsb). ● Mendorong murid untuk bertanya. ● Melibatkan murid dalam proses perencanaan pembelajaran. ● Melibatkan murid dalam proses penilaian. ● Membentuk dewan murid, komite-komite yang dipimpin oleh murid, kepanitiaan kegiatan yang anggotanya adalah murid-murid. ● Mendorong terciptanya unity (kebersamaan), yang dapat mempromosikan rasa kepemilikan murid (misalnya dengan mengadakan karnival olahraga, class meeting, dsb). ● Memberikan kesempatan murid untuk terlibat dalam pengaturan prosedur, rutinitas, kesepakatan kelas, dsb. ● Memberikan murid kesempatan untuk memberikan umpan balik dalam proses pembelajaran. c. Komunitas sekolah Komunitas sekolah di sini adalah pihak-pihak yang aktif berkegiatan di sekolah (mungkin tidak berada di kelas setiap hari ), namun ada dalam hidup keseharian sekolah serta murid-murid di sekolah. Kepala sekolah, konselor, staf administrasi, tukang parkir, pustakawan, Ibu/Bapak kantin, penjaga sekolah, pengawas sekolah, komite sekolah, anggota yayasan serta lainnya adalah contoh Modul 3.3 – Pengelolaan yang Berdampak Positif pada Murid | 39
anggota komunitas sekolah. Walaupun mereka tidak secara langsung mengajar murid di kelas atau terlibat dalam program/kegiatan pembelajaran secara langsung setiap harinya, namun peran dan apa yang mereka lakukan mempengaruhi proses belajar murid. Mempertimbangkan peran mereka dalam mendorong suara, pilihan dan kepemilikan murid akan membantu kesuksesan upaya kita dalam menumbuhkan kepemimpinan murid. Beberapa pertanyaan berikut mungkin dapat membantu Ibu/Bapak untuk memikirkan bagaimana Ibu/Bapak dapat melibatkan mereka dalam mempromosikan suara, pilihan dan kepemilikan murid di dalam berbagai program/kegiatan pembelajaran di kelas dan sekolah. 1. Sejauh mana anggota komunitas sekolah (misalnya tukang parkir, satpam, penjaga kantin, pustakawan, tenaga kebersihan) telah memahami visi dan misi sekolah kita terkait dengan upaya kita menumbuhkan kepemimpinan murid? Apakah mereka memahami apa yang kita maksud dengan suara, pilihan dan kepemilikan murid? mengapa pemahaman mereka menjadi penting? Apa yang perlu kita lakukan untuk meningkatkan pemahaman mereka? 2. Apakah saya mengetahui apa saja yang dapat pustakawan sekolah saya kontribusikan untuk mendukung suara, pilihan, dan kepemilikan murid? Seberapa sering saya mengajak pustakawan terlibat dalam proses perencanaan program/kegiatan pembelajaran di kelas/sekolah saya? 3. Bagaimana tenaga kependidikan, dari mulai tukang parkir, satpam, sampai penjaga kantin dapat saya dorong untuk membantu membangun lingkungan belajar yang positif dan menghargai suara, pilihan, dan kepemilikan murid? 4. Bagaimana saya dapat melibatkan mereka untuk membantu mengoneksikan murid-murid saya dengan dunia di luar kelas mereka sehingga murid-murid dapat memperluas pembelajaran mereka dan mewujudkan suara serta pilihan mereka? Di bawah ini adalah beberapa contoh strategi yang mungkin dapat Ibu/Bapak lakukan untuk untuk melibatkan komunitas sekolah untuk membantu menumbuhkan 40 | Modul 3.3 – Pengelolaan yang Berdampak Positif pada Murid
kepemimpinan murid. Dapatkah Ibu/Bapak memberikan contoh lainnya? Komunitas Sekolah (anggotanya misalnya tukang parkir, petugas TU, pustakawan, laboran, penjaga sekolah, petugas kantin, satpam, tenaga kebersihan, dsb) ● Memastikan tenaga kependidikan yang ada di sekolah memahami visi dan misi sekolah dalam mewujudkan kepemimpinan murid (misalnya dengan mensosialisasikan visi, misi, kebijakan sekolah, program sekolah, dsb) ● Mengundang pustakawan untuk ikut serta dalam perencanaan pembelajaran, sehingga mereka bisa membantu menyediakan akses ke sumber-sumber belajar yang sesuai. ● Mendorong pustakawan untuk melibatkan murid dalam memberikan masukan kepada pustakawan terkait dengan koleksi sumber-sumber belajar apa saja yang murid perlukan. ● Mendorong pustakawan untuk menyediakan beragam perspektif dalam sumber-sumber belajar yang mereka sediakan. ● Mendorong pustakawan untuk menyediakan sumber belajar yang multimoda agar dapat mengakomodasi berbagai minat dan kebutuhan murid, dan agar murid memiliki pilihan. ● Mendorong pustakawan untuk melibatkan murid dalam menentukan prosedur yang memungkinkan murid untuk mengatur dan menavigasi diri mereka secara bebas di dalam perpustakaan, namun tetap dengan bertanggung jawab. ● Mendorong laboran untuk membuat prosedur keamanan dan keselamatan yang tetap memungkinkan murid untuk mandiri dan percaya diri dalam melakukan kegiatan. ● Mendorong laboran untuk mempromosikan laboratorium sebagai salah satu tempat yang menarik dan menyenangkan bagi murid untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan kreatif. ● Mengundang tenaga kebersihan, penjaga sekolah, petugas kantin, satpam, dan tenaga Modul 3.3 – Pengelolaan yang Berdampak Positif pada Murid | 41
kependidikan lain untuk ikut berperan sesuai perannya di sekolah dalam berbagai kegiatan pembelajaran. (misalnya melibatkan mereka menjadi pembicara tamu di kelas, mengundang mereka dalam pertemuan-pertemuan yang terkait dengan bagaimana mereka dapat mendukung murid, dsb). ● Mengadakan pelatihan bagi para staf pendukung tentang nilai-nilai dan berbagai pendekatan belajar yang dilakukan oleh sekolah, sehingga mereka dapat ikut memodelkan sikap dan perilaku sesuai dengan yang ingin kita kembangkan pada diri anak, dsb (misalnya pelatihan tentang perlindungan anak, pelatihan tentang protokol kesehatan, dsb) d. Komunitas sekitar sekolah, Komunitas sekitar sekolah adalah komunitas yang berada di luar sekolah namun masih dalam lingkup sekitar sekolah, atau yang dapat kita sebut sebagai masyarakat. Dalam komunitas ini termasuk apa dan siapa pun yang berada dalam radius yang dekat dengan sekolah, misalkan: tempat ibadah, rumah sakit, warung, usaha di dekat sekolah, bisnis yang terkait dengan operasional sekolah (provider ATK, dan lainnya), perusahaan di mana orang tua bekerja, hingga keluarga besar dari tiap murid atau orang tua. Mereka mungkin tampak tidak ada kaitannya dengan program/kegiatan pembelajaran murid di kelas atau sekolah kita, namun memiliki potensi untuk mendorong suara, pilihan, dan kepemilikan murid karena peranan yang dapat mereka mainkan. Beberapa pertanyaan berikut mungkin dapat membantu Ibu/Bapak untuk memikirkan bagaimana melibatkan komunitas sekitar sekolah untuk membantu mempromosikan suara, pilihan dan kepemilikan murid. 1. Apakah saya mengetahui isu-isu yang sedang terjadi di dalam masyarakat yang ada di sekitar sekolah? Bagaimana saya dapat mengetahuinya? 2. Bagaimana saya dapat membawa isu-isu tersebut ke dalam kelas dan mentrasnformasikannya menjadi wahana untuk mewujudkan suara, pilihan dan kepemilikan murid? 42 | Modul 3.3 – Pengelolaan yang Berdampak Positif pada Murid
3. Bagaimana saya dapat membuka ruang dialog dengan masyarakat sekitar sehingga saya dapat mengomunikasikan harapan saya tentang kepemimpinan murid yang ingin saya wujudkan di diri murid-murid saya? Di bawah ini adalah beberapa contoh strategi yang mungkin dapat Ibu/Bapak lakukan untuk untuk melibatkan komunitas sekitar sekolah untuk membantu menumbuhkan kepemimpinan murid. Dapatkah Ibu/Bapak memberikan contoh lainnya? Komunitas Sekitar Sekolah (anggotanya misalnya tokoh agama, RT/RW, puskesmas, RT/RW, pasar, sekolah-sekolah yang ada di sekitar, dsb) ● Mengajak murid untuk mengenal lingkungan sekitar sekolah mereka (melihat masalah lingkungan/sosial, mengunjungi RT, RW, kelurahan, dsb.) untuk memantik rasa penasaran dan pertanyaan para murid tentang konsep tertentu yang sedang dipelajari di kelas (misal: sistem pemerintahan, peran pemimpin daerah, dan lainnya). ● Melibatkan lingkungan sekitar dalam berbagai kegiatan pelayanan masyarakat yang digagas murid agar lingkungan juga dapat merasakan dampak dari keberadaan sekolah. (misalnya melakukan kegiatan pasar murah bagi penduduk sekitar, forum diskusi, dsb). ● Mendorong kapasitas peran serta masyarakat sebagai bagian dari Tri Sentra Pendidikan dengan merancang berbagai kegiatan kolaborasi dan kerjasama dengan lingkungan sekitar, untuk membina hubungan baik dan agar tercipta rasa saling percaya, sehingga lingkungan dapat memberikan berbagai kemudahan dan dukungan bagi proses pembelajaran saat kita dan murid- murid perlukan (misalnya: menjadi bagian dari kepanitiaan kegiatan Idul Kurban di masjid sekitar sekolah, melakukan kegiatan kerja bakti bersama warga, mengundang Puskesmas untuk menjadi sumber belajar murid untuk memberikan edukasi dan pelatihan-pelatihan terkait bidang tugas kesehatan, sesekali mengundang RT/RW dalam kegiatan sekolah, dsb). ● Mengadakan pertemuan/forum antar kepala sekolah dan guru yang dapat meningkatkan pemahaman dan keterampilan kepala sekolah dan guru, yang mendorong, mempromosikan kepemimpinan murid, sehingga membuka kesempatan murid untuk berkolaborasi lintas sekolah. ● Mengadakan kegiatan perayaan bersama masyarakat sekitar. Misalnya seperti yang ditunjukkan oleh SD Salam berikut ini, di mana murid-murid ikut berpartisipasi bersama dengan masyarakat sekitar sekolah melakukan perayaan budaya “Panen Padi”. Kegiatan lengkapnya dapat dilihat dari video berikut ini: Video Kegiatan Wiwitan SD Salam Modul 3.3 – Pengelolaan yang Berdampak Positif pada Murid | 43
e. Komunitas yang lebih luas Komunitas yang terakhir adalah komunitas yang jauh dari sekolah namun berpeluang dan mampu mempengaruhi sekolah. Media massa (lokal, nasional, regional, dunia), media sosial, universitas, pemerintah (daerah, pusat), ormas, parpol, dunia usaha, dunia industri, dan lainnya merupakan contoh dari komunitas yang lebih luas. Walaupun komunitas ini mungkin tidak langsung berinteraksi dengan murid-murid kita, namun keberadaan mereka mungkin dirasakan anak-anak atau mempengaruhi anak-anak. Contoh, meskipun mereka tidak berinteraksi langsung dengan para youtuber, namun apa yang dilakukan oleh youtuber dan pendapat-pendapat mereka mungkin mempengaruhi anak-anak. Oleh karena itu, peran mereka dalam membantu mewujudkan kepemimpinan murid yang mempromosikan suara, pilihan dan kepemilikan murid bisa menjadi signifikan. Beberapa pertanyaan berikut mungkin dapat membantu Ibu/Bapak untuk secara kritis memikirkan bagaimana dapat melibatkan komunitas yang lebih luas untuk membantu mempromosikan suara, pilihan dan kepemilikan murid voice, choice, dan ownership. 1. Siapa sajakah yang termasuk dalam komunitas yang lebih luas ini? Bagaimana mereka dapat secara langsung maupun tidak langsung dapat berpengaruh dalam program/kegiatan pembelajaran di kelas/sekolah? 2. Apakah memungkinkan bagi saya untuk melibatkan mereka secara langsung dalam program/kegiatan pembelajaran yang saya lakukan di kelas/sekolah saya? 3. Jika tidak memungkinkan mengundang dan melibatkan komunitas yang lebih luas ini secara langsung dalam pembelajaran di kelas, bagaimana saya dapat memanfaatkan konten atau produk, dari komunitas ini (misalnya berita terkini, artikel, jurnal penelitian, peraturan, kebijakan) dan membawanya ke kelas/sekolah untuk memunculkan inkuiri murid-murid saya? 4. Komunikasi seperti apa yang harus saya lakukan untuk mendorong keterlibatan? 44 | Modul 3.3 – Pengelolaan yang Berdampak Positif pada Murid
Komunitas yang Lebih Luas (misalnya media, dunia usaha, pemerintah, DPRD, universitas, organisasi masyarakat, dsb) ● Menggunakan artikel yang ada di media massa untuk memantik rasa ingin tahu murid. ● Melibatkan media untuk mengomunikasikan dan mempromosikan berbagai aksi inisiatif murid yang berdampak bagi komunitas. ● Menggunakan media dan teknologi untuk menghubungkan dan mengoneksikan murid dengan dunia yang lebih luas (misalnya melakukan teleconference dengan murid-murid lain di bagian dunia yang lain untuk mendiskusikan berbagai isu dan perspektif, memberikan kesempatan pada murid untuk menyampaikan pendapatnya di siaran radio). ● Mengundang keterlibatan dunia usaha untuk menjadi tempat magang murid. ● Mengadvokasi dunia usaha untuk menjadi ‘tempat belajar’ bagi murid untuk mengembangkan berbagai keterampilan (misalnya di beberapa sekolah ada perusahaan yang membangun bengkel kecil di sekolah untuk menjadi tempat belajar siswa). ● Melibatkan pemuka agama dan berbagai kegiatan keagamaan untuk mengembangkan sikap toleransi dan keterbukaan perspektif. ● Mendorong murid untuk menyuarakan pendapat, saran-saran, solusi dan menyalurkannya kepada para pembuat keputusan dan kebijakan (misalnya mengirimkan surat kepada para pembuat keputusan untuk menyampaikan alternatif solusi permasalahan yang diberikan oleh murid, mengundang pembuat kebijakan ke dalam forum diskusi dengan murid, dsb). ● Mendorong kemitraan antara universitas dan sekolah (misalnya menindaklanjuti ide- ide inovatif yang digagas murid untuk kemudian di riset lebih jauh oleh universitas, mengundang universitas ikut serta bekerjasama dengan sekolah mengembangkan program- program atau kegiatan sekolah melalui penelitian-penelitian, mengundang universitas sebagai sumber belajar murid sesuai dengan bidang keilmuan yang dibutuhkan murid dalam Modul 3.3 – Pengelolaan yang Berdampak Positif pada Murid | 45
mengembangkan kegiatannya. ● Mengundang organisasi masyarakat ikut serta bekerja sama dengan sekolah menjadi sumber belajar dan melatih keterampilan murid sesuai dengan kebutuhan belajar murid (misalnya; organisasi kepemudaan, komunitas dongeng, komunitas peduli sampah, komunitas peduli lingkungan, komunitas olah raga, dll). ● Menggunakan konten atau isu-isu yang sedang berkembang di media sosial untuk dijadikan topik diskusi di kelas. ● Dapatkan Ibu/Bapak memberikan contoh-contoh lainnya? Komunitas-komunitas yang mendukung kepemimpinan murid akan memahami bahwa sesungguhnya murid-murid memiliki suara, pilihan, dan kepemilikan. Mereka akan berusaha menciptakan kesempatan-kesempatan yang mendorong tumbuhnya dan berkembangnya berbagai sikap dan keterampilan-keterampilan penting dalam diri murid, misalnya sikap percaya diri, mandiri, kreatif, gigih, keterampilan berpikir kritis, dalam berbagai interaksi yang mereka lakukan dengan murid, sehingga murid akan senantiasa merasa didukung, berdaya, dan memiliki efikasi diri yang tinggi. Komunitas memiliki peran penting dalam membantu mewujudkan lingkungan belajar yang mendukung tumbuhnya kepemimpinan murid karena: 1. membantu menyediakan kesempatan bagi murid untuk mewujudkan pilihan dan suara mereka. 2. membantu murid untuk belajar melihat dan merasakan dampak dari pilihan dan suara yang dibuatnya. 3. membantu membentuk identitas diri dan efikasi diri murid yang lebih kuat. 4. membantu murid untuk dapat tumbuh menjadi agen perubahan yang dapat memberikan kontribusi yang berarti terhadap diri sendiri, orang lain, masyarakat serta lingkungan di sekitarnya. 46 | Modul 3.3 – Pengelolaan yang Berdampak Positif pada Murid
Kita dapat melibatkan lintas komunitas tersebut dalam proses pembelajaran murid. Namun, yang perlu diingat, jika kita ingin keterlibatan mereka dapat membantu mewujudkan kepemimpinan murid, maka keterlibatan mereka harus dapat mendorong aspek suara, pilihan dan kepemilikan murid. Jangan sampai keterlibatan komunitas justru membuat ketiga aspek tersebut menjadi berkurang. Untuk dapat mempromosikan aspek suara, pilihan, dan kepemilikan murid, berikut adalah beberapa prinsip yang dapat dijadikan panduan dalam membangun interaksi murid dengan komunitas: 1. Membangun suasana yang menghargai murid. Hal ini agar dalam interaksinya dengan komunitas, murid akan senantiasa merasa disambut. dipercaya, dan aman secara fisik dan emosional. 2. Mendengarkan murid. Agar dapat tercipta sikap saling memahami dan saling percaya, maka perlu ada upaya untuk mendengarkan murid dengan tulus dan penuh perhatian. Terkadang mungkin tidak mudah melakukan hal ini karena tidak semua anak-anak mampu mengekspresikan apa yang ada dipikirannya dengan jelas. Perlu adanya kesabaran dan empati dari komunitas. 3. Dialog atau komunikasi dengan murid. Saat membangun pemahaman, murid akan mengkonstruksi pemahamannya melalui proses refleksi dari pengalaman interaksinya dengan lingkungan dan orang-orang disekitarnya. Oleh karenanya, berkomunikasi dengan murid secara demokratis dan setara menjadi penting. Komunikasi ini harus bersifat dua arah dan bersifat dialog dengan murid, dan bukan bersifat orang dewasa yang ‘memberi perintah’ kepada murid. Dengan meluangkan waktu untuk berdialog dan menanggapi gagasan murid tentang tindakan mereka, akan membantu murid untuk sampai pada pemahaman. 4. Menempatkan murid dalam kursi pengemudi. Dalam proses pembuatan keputusan, komunitas dapat memberikan saran atau mendorong ide-ide murid, namun pada akhirnya perlu memastikan bahwa murid lah yang akan mengambil keputusan. Modul 3.3 – Pengelolaan yang Berdampak Positif pada Murid | 47
Setelah membaca materi di atas, kami berharap Ibu/Bapak mulai dapat memahami agar program sekolah dapat berdampak positif pada murid, maka kita harus dapat meningkatkan kesempatan untuk mendorong kepemimpinan murid di dalam setiap tahapan pengelolaan program atau kegiatan (baik saat tahapan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi program atau kegiatannya). Dan untuk dapat melakukan ini dengan efektif, sekolah perlu mendorong keterlibatan komunitas Mendorong kepemimpinan murid akan memperbesar peluang kita untuk memberikan kesempatan bagi murid-murid kita untuk belajar tentang berbagai keterampilan-keterampilan penting, yang dapat digunakan lintas disiplin, dan akan berguna bagi kehidupannya kelak. Keterampilan- keterampilan yang akan membantu mereka menjadi pembelajar sepanjang hayat. Mendorong kepemimpinan murid juga akan menumbuhkan efikasi diri yang kuat, sehingga diharapkan mereka akan percaya diri dan mampu membuat perubahan positif bagi dirinya sendiri, orang lain, dan lingkungan di sekitarnya. Mereka akan dapat tumbuh menjadi warga negara yang bertanggung jawab. Standar Pengelolaan Pendidikan mengamanatkan bahwa sekolah perlu melibatkan warga dan masyarakat pendukung sekolah dalam mengelola pendidikan. Setiap sekolah juga diharapkan untuk menjalin kemitraan dengan lembaga lain yang relevan, berkaitan dengan input, proses, output, dan pemanfaatan lulusan. Menurut Ibu/Bapak, apakah ada keterkaitan antara topik yang telah dijelaskan di atas dengan upaya pemenuhan standar tersebut? Peran Fasilitator: Dalam tahapan ini, peran fasilitator memastikan CGP membaca semua materi yang diberikan. 48 | Modul 3.3 – Pengelolaan yang Berdampak Positif pada Murid
Pembelajaran 2.2: Eksplorasi Konsep – Forum diskusi Waktu: 2 JP (90 menit) Kutipan hari ini Di dalam hidupnya anak-anak adalah tiga tempat pergaulan yang menjadi pusat pendidikan yang amat penting baginya, yaitu alam keluarga, alam perguruan dan alam pergerakan pemuda. Ki Hadjar Dewantara (Pusara, 1940) Tujuan Pembelajaran Khusus Melalui diskusi secara asinkron, CGP dapat menganalisis sejauh mana suara, pilihan dan kepemilikan murid dipertimbangkan dalam sebuah contoh program/kegiatan intrakurikuler, kokurikuler, atau ekstrakurikuler sekolah Pertanyaan Pemantik 1. Apa hal yang penting untuk dipertimbangkan dalam menyusun program/kegiatan yang berdampak pada murid? 2. Seperti apakah gambaran program/kegiatan yang dapat mempromosikan suara, pilihan, dan kepemilikan murid? 3. Lingkungan seperti apa yang menurut Ibu/Bapak dapat menumbuhkembangkan kepemimpinan murid? 4. Apa yang dapat kita lakukan untuk dapat menciptakan lingkungan belajar yang menumbuhkembangkan kepemimpinan murid? Siapa saja yang perlu dilibatkan? 5. Bagaimana keterlibatan komunitas dapat membantu menumbuhkembangkan kepemimpinan murid? Modul 3.3 – Pengelolaan yang Berdampak Positif pada Murid | 49
Selamat datang di tahapan pembelajaran 3 dari rangkaian pembelajaran di modul 3.3 ini. Dalam tahapan ini, Ibu/Bapak akan lebih memperdalam pemahaman tentang konsep kepemimpinan murid lewat forum diskusi dengan CGP lain. Di tahapan ini, kami ingin Ibu/Bapak mengingat kembali contoh-contoh situasi pembelajaran yang telah diberikan di tahapan pembelajaran sebelumnya, kemudian cobalah untuk menjawab pertanyaan- pertanyaan di bawah ini: 1. Menurut Ibu/Bapak, karakteristik lingkungan belajar mana (jika mengacu kepada 7 karakteristik lingkungan yang telah dipelajari sebelumnya), yang dibangun oleh guru dalam setiap situasi pembelajaran tersebut? 2. Apa pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dikembangkan di dalam lingkungan belajar seperti itu? 3. Kaitkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap-sikap yang dikembangkan tersebut dengan profil pelajar Pancasila di dalam diri siswa. Situasi Pembelajaran Pengetahuan/Keterampilan/Sika Keterkaitan dengan Profil p yang dikembangkan Pelajar Pancasila Situasi 1 (situasi (Pak Segar) Situasi 2 (situasi Ibu Ara) Situasi 3 (situasi Pak Tegas) 50 | Modul 3.3 – Pengelolaan yang Berdampak Positif pada Murid
Catatan: Ibu/Bapak tidak perlu mengunggah jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan di atas, Ini lebih kepada refleksi pribadi Ibu/Bapak setelah membaca materi-materi tersebut. Sekarang, saatnya Ibu/Bapak masuk dalam forum diskusi. Melalui forum diskusi ini, kami ingin Ibu/Bapak mulai mencoba menghubungkan praktik-praktik yang sudah Ibu/Bapak lakukan saat ini dengan materi-materi yang telah dipelajari sejauh ini. Di dalam forum diskusi ini, Ibu/Bapak akan mendiskusikan sebuah program atau kegiatan sekolah. Namun, agar lebih jelas prosesnya, mohon perhatikan tahapan- tahapan berikut ini: 1. Fasilitator akan mengelompokkan Ibu/Bapak menjadi beberapa kelompok yang akan membentuk sebuah forum diskusi secara asinkron. 2. Setiap kelompok hanya akan mendiskusikan sebuah program atau kegiatan sekolah. 3. program atau kegiatan sekolah yang akan didiskusikan dapat berupa program atau kegiatan sekolah yang sudah/sedang dijalankan oleh salah satu anggota kelompok di sekolahnya. 4. Silahkan menentukan siapa anggota kelompok yang bersedia program atau kegiatan sekolahnya didiskusikan. 5. Anggota kelompok yang bersedia tersebut kemudian harus memposting di LMS nama program/kegiatan yang akan didiskusikan. Postingan inilah yang harus dikomentari dan didiskusikan oleh anggota kelompok lainnya dalam bentuk thread atau rangkaian percakapan di LMS. 6. Saat thread (alur percakapan) diskusi kelompok dimulai, anggota kelompok yang program atau kegiatan sekolahnya didiskusikan tersebut harus menanggapi pertanyaan-pertanyaan awal yang diajukan oleh rekan-rekan sekelompoknya Modul 3.3 – Pengelolaan yang Berdampak Positif pada Murid | 51
(karena dialah yang mengetahui kegiatan/program tersebut). Namun demikian, setelah diskusi mulai berjalan dan ide-ide baru mulai terbentuk, anggota kelompok yang lain dapat ikut menanggapi, menjawab pertanyaan yang diajukan selanjutnya. 7. Poin-poin yang harus didiskusikan diantaranya adalah sebagai berikut: ● Jenis program atau kegiatannya. Apakah program atau kegiatan tersebut termasuk dalam intrakurikuler, kokurikuler, atau ekstrakurikuler. ● Karakteristik lingkungan yang dikembangkan oleh guru/sekolah di dalam program atau kegiatan tersebut (dengan mengacu kepada 7 karakteristik lingkungan yang telah dipelajari sebelumnya). ● Sejauh mana aspek suara, pilihan, dan kepemilikan murid dipromosikan atau didorong dalam kegiatan atau program tersebut. 8. Karena diskusi ini bertujuan untuk mengembangkan ide dan pemahaman bersama, maka setiap orang diharapkan dapat fokus pada percakapan yang terjadi dalam thread (alur percakapan) diskusi daring ini. Jangan hanya sekali memberikan komentar lalu sudah. Setiap orang perlu berasumsi bahwa mereka akan mempelajari sesuatu dalam setiap percakapan tertulis yang ada di LMS tersebut. Oleh karena itu, setiap orang: - perlu memberikan pertanyaan. Saat bertanya, hindari pertanyaan yang bisa dijawab dengan ya atau tidak tanpa perlu menjelaskan jawaban secara rinci. - perlu memperhatikan komentar/pertanyaan yang ditulis oleh anggota kelompok mereka. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menanggapi komentar, memberikan pertanyaan lanjutan, menyampaikan gagasan, dsb. 9. Setelah selesai melakukan diskusi kelompok, lakukanlah refleksi pribadi dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut ini. Refleksi ini dapat menjadi pemenuhan tagihan jurnal refleksi mingguan Anda: - Apa yang telah Ibu/Bapak pahami tentang konsep kepemimpinan murid (student agency) 52 | Modul 3.3 – Pengelolaan yang Berdampak Positif pada Murid
- Bagaimana Ibu/Bapak dapat mendorong dan mempromosikan suara, pilihan, dan kepemilikan murid di kelas Ibu/Bapak? - Hal konkret apa yang akan Ibu/Bapak lakukan, sesuai dengan konteks keadaan nyata yang dihadapi (pikirkan aset-kekuatan yang dimiliki), untuk mewujudkan 7 karakteristik lingkungan yang menumbuhkembangkan kepemimpinan murid di sekolah Ibu/Bapak? Peran Fasilitator: ● Memastikan CGP sudah membaca dan memahami instruksi yang sudah diberikan. ● Menginfokan kembali tentang aturan forum diskusi asinkron ● Menjadi teman diskusi bagi CGP. ● Memberikan pertanyaan-pertanyaan pemantik untuk mengkonsolidasi pemahaman mereka tentang konsep kepemimpinan murid. ● Fasilitator mendampingi dan mengatur jalannya forum diskusi asinkron ini agar dapat mencapai tujuan dari pembelajaran ● Mendorong agar CGP bersama-sama menarik kesimpulan dari pembelajaran ● Mendorong CGP untuk menyelesaikan refleksi pribadi mereka setelah melakukan diskusi kelompok berdasarkan pertanyaan-pertanyaan reflektif yang diberikan. Modul 3.3 – Pengelolaan yang Berdampak Positif pada Murid | 53
Pembelajaran 3: Ruang Kolaborasi Waktu: 6 JP (270 menit) Kutipan Hari ini \"Pendidikan itu tidak hanya di dalam kelas, bukan hanya guru, tetapi juga orangtua, dan bagaimana kita berinteraksi dengan masyarakat.\" - Nadiem Makarim - Tujuan Pembelajaran Khusus: - Berdasarkan pemahaman mereka terhadap konsep kepemimpinan murid, CGP akan bekerja dalam kelompok membuat gambaran umum sebuah program/kegiatan sekolah yang mempromosikan suara, pilihan, kepemilikan murid. - CGP mempresentasikan hasil kerja kelompoknya kepada kelompok lain dan saling memberikan umpan balik. Pertanyaan Pemantik 1. Pemahaman saya tentang konsep kepemimpinan murid mana yang telah berubah? 2. Bagaimana kolaborasi dapat membantu saya memahami proses perencanaan program atau kegiatan yang menumbuhkan kepemimpinan murid? 3. Gagasan apa saja yang saya miliki untuk menginisiasi program atau kegiatan yang menumbuhkembangkan kepemimpinan murid? Ibu/Bapak, kita telah memasuki tahapan pembelajaran yang ketiga. Kami berharap, Ibu/Bapak sudah memiliki pemahaman yang semakin baik terkait dengan konsep kepemimpinan murid. Di tahapan belajar yang keempat ini, Ibu/Bapak akan mulai menggunakan pengetahuan dan pemahaman bapak Ibu tersebut untuk mencoba 54 | Modul 3.3 – Pengelolaan yang Berdampak Positif pada Murid
membayangkan sebuah program atau kegiatan sekolah yang secara sengaja dirancang untuk mendorong tumbuhnya kepemimpinan murid. Kami berharap Ibu/Bapak dapat terlibat secara aktif dalam diskusi dengan rekan-rekan CGP yang lain dalam proses ini. Untuk membantu Ibu/Bapak dalam proses diskusi tersebut, kami akan coba jabarkan langkah-langkah yang dapat Ibu/Bapak lakukan: 1. Bekerjalah dalam kelompok diskusi yang terdiri dari 4 – 5 peserta. 2. Tentukan jenis kegiatan atau program sekolah yang ingin dikembangkan, baik program atau kegiatan intra kurikuler, ko-kurikuler, atau ekstra kurikuler. 3. Tentukan jenjang kelas yang ingin menjadi target. 4. Lihatlah kembali 7 karakteristik lingkungan yang menumbuhkembangkan kepemimpinan murid. 5. Pilihlah minimal satu (walaupun Ibu /Bapak juga boleh memilih lebih dari 1) karakteristik lingkungan yang ingin Ibu/Bapak bangun. Misalnya: Saya ingin membangun lingkungan sekolah yang mengembangkan keterampilan berinteraksi sosial secara positif, arif, dan bijaksana. 6. Diskusikanlah bersama kelompok, kira-kira program atau kegiatan apa yang bisa dibuat untuk mengembangkan keterampilan berinteraksi secara positif, arif, dan bijaksana. Karena tahapan ini masih dalam batas curah ide dan gagasan, jangan ragu-ragu untuk menyampaikan gagasan yang Ibu/Bapak miliki. Jika bingung, Ibu/Bapak juga bisa menggunakan program yang sudah berlangsung saat ini di sekolah, yang menurut pendapat Ibu/Bapak dapat mengembangkan lingkungan belajar yang diinginkan tersebut. Sebagai contoh, kami memiliki memiliki ide bahwa salah satu kegiatan atau program yang dapat dilakukan untuk mengembangkan keterampilan berinteraksi secara positif, arif, dan bijaksana adalah melalui program “Membaca untuk Adik Kelas.” Modul 3.3 – Pengelolaan yang Berdampak Positif pada Murid | 55
Setelah itu, tahap awal yang setiap kelompok perlu lakukan adalah menjabarkan apa, bagaimana, dan mengapa program itu dilakukan. Apa (Tuliskan judul deskriptif singkat untuk program/kegiatan kelompok Ibu/Bapak. Berikan ringkasan umum program atau kegiatan Ibu/Bapak. Pastikan untuk menyertakan tujuan). Misalnya: - Program “Membaca untuk Adik Kelas”. - Program “Membaca untuk Adik Kelas” ini adalah sebuah program ko-kurikuler yang memiliki tujuan untuk mengembangkan kecintaan membaca dan menciptakan interaksi yang positif antara murid-murid. Bagaimana (Berikan ringkasan tentang bagaimana program/kegiatan ini akan dijalankan) - Kegiatan membaca ini akan dilakukan pada jam istirahat atau jam-jam lain yang disepakati bersama dengan murid dan guru. - Program ini adalah program terjadwal di mana setiap minggu sekali, setiap murid di kelas 4-6 akan secara rutin membaca bersama dengan satu orang adik kelasnya (dari Kelas 1-3) selama 10 menit. - Selain kakak kelas yang membacakan buku kepada adiknya, kakak kelas juga akan mendapatkan (memanen) umpan balik dari adik kelas yang dibacakan buku 56 | Modul 3.3 – Pengelolaan yang Berdampak Positif pada Murid
Mengapa (jelaskan alasan mengapa kelompok Anda memilih program ini): Kegiatan ini akan menumbuhkembangkan lingkungan belajar yang dapat menciptakan interaksi sosial yang positif, arif, dan bijaksana karena: - Memberikan kesempatan murid untuk semakin sering berinteraksi dan membangun interaksi secara positif dengan adik kelas atau kakak kelas mereka. Kakak kelas menjadi among bagi adik kelasnya. Adik kelas dapat belajar sikap menghargai dan kakak kelas belajar mengayomi adik kelas sehingga diharapkan tercipta interaksi sosial yang positif. - Selain itu, lewat interaksi ini, murid juga akan belajar meningkatkan keterampilan membaca mereka. 7. Buatlah sebuah diagram Y. Tandai setiap bagian dari diagram tersebut dengan: suara/pilihan/kepemimpinan. Di setiap bagiannya, silahkan tulis bagaimana strategi yang akan Ibu/Bapak pilih untuk mendorong suara/pilihan/kepemimpinan murid terkait dengan program “Membaca untuk Adik Kelas” ini. Pastikan proses diskusi bersama rekan-rekan CGP lainnya memberikan kesempatan bagi Ibu/Bapak untuk mengeksplorasi berbagai cara atau kemungkinan untuk mendorong munculnya suara/pilihan/kepemilikan murid. Modul 3.3 – Pengelolaan yang Berdampak Positif pada Murid | 57
8. Setelah itu, deskripsikanlah program “Membaca untuk Adik Kelas” secara singkat dengan jelas agar orang lain dapat memahami program tersebut (sesuai dengan contoh yang diberikan pada poin 6 di atas). Ibu/Bapak dapat membuat deskripsi ini dalam bentuk narasi/ ppt/paragraf atau bentuk lain yang diinginkan. 9. Karena tahapan ini masih dalam bentuk gagasan, Ibu/Bapak tidak perlu memikirkan aspek teknis pembuatan sebuah program agar Bapak dan Ibu dapat lebih bebas, kreatif, dan inovatif dalam menuangkan gagasan. 10. Unggahlah hasil kerja kelompok Ibu/Bapak di LMS dan kemudian presentasikanlah hasil kerja kelompok Anda kepada kelompok lain. 11. Jadwal presentasi akan ditentukan oleh fasilitator. 12. Pada saat kelompok lain melakukan presentasi, Ibu/Bapak akan diminta untuk memberikan komentar atau saran perbaikan kepada kelompok lain. 13. Berikut ini adalah panduan yang dapat digunakan untuk memberikan komentar atau saran terhadap presentasi kelompok lain: a. Apa yang paling menarik dari presentasi yang disampaikan oleh kelompok tersebut? b. Menurut Anda,apakah gagasan program yang disampaikan dapat diimplementasikan? c. Menurut Anda, sudah maksimalkah rencana keterlibatan murid dalam program tersebut? (kaitkan dengan materi tentang suara, pilihan, dan kepemilikan murid yang telah dipelajari sebelumnya) d. Berikan ide/saran yang dapat membantu pelaksanaan gagasan program kelompok tersebut (menjadi lebih baik). 58 | Modul 3.3 – Pengelolaan yang Berdampak Positif pada Murid
Peran Fasilitator: ● Pada kegiatan kelompok, fasilitator membagi CGP dalam kelompok yang terdiri dari masing-masing 4 - 5 peserta. ● Fasilitator memastikan semua kelompok mengunggah hasil pekerjaannya di LMS pada waktu yang ditentukan, sebelum mereka melakukan presentasi. ● Fasilitator mendorong CGP memberikan komentar dan saran terhadap presentasi kelompok lain. ● Fasilitator menilai pekerjaan CGP dan kontribusi mereka dalam memberikan komentar dan saran kepada kelompok lain saat kegiatan presentasi dengan rubrik ruang kolaborasi yang ada di Lampiran 1. Modul 3.3 – Pengelolaan yang Berdampak Positif pada Murid | 59
Pembelajaran 4: Demonstrasi Kontekstual Waktu: 4 JP (180 menit) Kutipan Hari Ini \"Besok, di mana pun Anda berada, lakukan perubahan kecil di kelas Anda.\" -Nadiem Makarim- Tujuan Pembelajaran Khusus: CGP dapat mengembangkan ide dari ruang kolaborasi menjadi sebuah prakarsa perubahan dalam bentuk rencana program/kegiatan yang memanfaatkan model manajemen perubahan BAGJA. Pertanyaan Pemantik ● Bagaimana kerangka BAGJA dapat membantu perencanaan program/kegiatan intrakurikuler, atau ekstrakurikuler, atau ko-kurikuler? ● Apa saja yang perlu dipertimbangkan dalam menyusun perencanaan program/kegiatan intrakurikuler, atau ekstrakurikuler, atau ko-kurikuler? ● Siapa saja yang perlu dilibatkan dalam menyusun perencanaan program/kegiatan intrakurikuler, atau ekstrakurikuler, atau kokurikuler? ● Bagaimana kita dapat menggalang dukungan, mengarahkan proses dialog, dan mendorong kolaborasi bersama murid, guru, kepala sekolah, atau anggota lain dalam komunitas sekolah? Selamat bertemu kembali Ibu/Bapak CGP. Semoga Ibu/Bapak senantiasa sehat dan semangat mengikuti program pembelajaran guru penggerak ini. Saat ini Ibu/Bapak telah sampai pada tahapan pembelajaran ke-4. Dalam tahapan ini, Ibu/Bapak akan membuat 60 | Modul 3.3 – Pengelolaan yang Berdampak Positif pada Murid
perencanaan program/kegiatan yang lebih detail di sekolah masing-masing. Jika pada tahapan Demonstrasi Kontekstual Ibu/Bapak baru sebatas mengeksplorasi gagasan dan membuat gambaran umum, maka di tahapan ini Ibu/Bapak akan mencoba membuat rencana perubahan terkait dengan program/kegiatan yang ingin Ibu/Bapak terapkan. Ibu/Bapak dapat memilih apakah kegiatan atau program yang ingin dirancang adalah kegiatan atau program intrakurikuler, ekstrakurikuler, atau ko-kurikuler. Hal terpenting adalah saat merancang program/kegiatan tersebut, Ibu/Bapak CGP harus menggambarkan bagaimana suara, pilihan, kepemilikan murid akan didorong, serta mengembangkan satu atau lebih karakteristik lingkungan yang akan mendukung tumbuhkembangnya kepemimpinan murid tersebut. Ibu/Bapak CGP dapat memanfaatkan ide-ide yang telah didiskusikan dalam tahap ruang kolaborasi untuk menyusun rumusan prakarsa perubahan bagi sekolah Ibu/Bapak sendiri. Kemudian, gunakanlah kerangka manajemen perubahan BAGJA (yang telah dipelajari di modul-modul sebelumnya) dengan menyusun pertanyaan dan langkah- langkah apa yang harus dilakukan dalam setiap tahapan BAGJA tersebut dengan mempertimbangkan: ● poin-poin mana dalam komponen Profil Pelajar Pancasila yang dapat dikembangkan melalui program/kegiatan ini, ● aset dan kekuatan mana yang telah dimiliki sekolah dan dapat dimanfaatkan untuk mewujudkan program/kegiatan ini, ● mana saja karakteristik lingkungan yang mendukung tumbuhkembangnya kepemimpinan murid yang dapat dibangun melalui program/kegiatan ini. ● bagaimana suara, pilihan, dan kepemilikan murid akan diwujudkan melalui program/kegiatan ini. Untuk lebih memandu Ibu/Bapak CGP dalam melakukan tugas ini, silakan Ibu/Bapak menggunakan tautan contoh format BAGJA seperti yang terdapat di lampiran 2. Modul 3.3 – Pengelolaan yang Berdampak Positif pada Murid | 61
Peran Fasilitator: ● Fasilitator akan mendampingi CGP dalam proses pembuatan rencana program/kegiatan sekolah yang mempromosikan suara, pilihan , kepemilikan murid. ● Fasilitator memberi penilaian dari hasil evaluasi rencana program/kegiatan sekolah yang mempromosikan suara, pilihan , kepemilikan murid yang yang sudah dibuat. ● Penilaian dapat dilakukan dengan menggunakan rubrik BAGJA yang ada dalam Lampiran 3. 62 | Modul 3.3 – Pengelolaan yang Berdampak Positif pada Murid
Pembelajaran 5: Elaborasi Pemahaman Waktu: 2 JP (90 menit) Kutipan Hari ini \"\"Be fearless, walau ada rintangan, kita pasti bisa melewati itu semua apapun hambatannya.\".\" - Nadim Makariem - Tujuan Pembelajaran Khusus: Melalui diskusi dan tanya jawab dengan instruktur, CGP dapat mengelaborasi pemahamannya terkait dengan program atau kegiatan pembelajaran yang menumbuhkembangkan kepemimpinan murid. Pertanyaan Pemantik: 1. Apa yang ingin saya ketahui lebih lanjut tentang program/kegiatan sekolah yang menumbuhkan kepemimpinan murid dan mempromosikan suara, pilihan , kepemilikan murid? 2. Apa yang belum saya pahami tentang konsep pembelajaran yang menumbuhkan kepemimpinan murid dan mempromosikan suara, pilihan , kepemilikan murid ? Ibu/Bapak CGP yang berbahagia, saat ini Ibu/Bapak telah sampai pada tahapan pembelajaran yang ke-5 yaitu Elaborasi Pemahaman. Di tahapan ini, kami berharap Ibu/Bapak akan semakin mendapatkan kekuatan dan semangat untuk terus belajar dan mencoba menerapkan apa yang telah dipelajari ke dalam langkah-langkah konkret. Kami memahami bahwa proses perjalanan belajar Ibu/Bapak tentu tidaklah mudah. Ibu/Bapak mungkin menghadapi berbagai tantangan di sepanjang proses dari awal hingga ke tahapan ini. Untuk memberikan dukungan kepada Ibu/Bapak CGP, Modul 3.3 – Pengelolaan yang Berdampak Positif pada Murid | 63
pembelajaran di tahapan ini akan menghadirkan narasumber yang akan bertemu langsung secara daring dengan Ibu/Bapak CGP untuk membahas tentang apa yang sejauh ini masih menjadi kebingungan dan keresahan tentang semua hal yang berhubungan dengan program pembelajaran yang berdampak pada murid. Untuk melakukan pembelajaran pada tahapan ini, silahkan perhatikan langkah-langkah berikut: 1. Pastikan Ibu/Bapak telah memiliki akses ke platform video conference (misalnya zoom atau google meet). Silahkan menghubungi fasilitator Ibu/Bapak untuk mendapatkan akses atau tautan ke platform tersebut. 2. Sebelum Sesi Elaborasi ini dilakukan, mohon memastikan Ibu/Bapak menuliskan pertanyaan-pertanyaan yang ingin disampaikan dan yang akan membantu Ibu/Bapak mengelaborasi pemahaman. 3. Gunakan kesempatan bertemu dengan para instruktur ini dengan sebaik-baiknya. Instruktur yang diminta mengampu sesi ini akan mampu berbagi praktik-praktik baik mereka dalam merancang, mengelola, dan mengatasi tantangan dalam mengimplementasikan program-program yang mempromosikan kepemimpinan murid. Oleh karena itu jangan ragu-ragu untuk bertanya. Jika dalam sesi elaborasi pemahaman ini waktu yang dibutuhkan tidak cukup, Ibu/Bapak dapat meminta kontak (email atau WA) dari para instruktur tersebut, sehingga Ibu/Bapak dapat tetap menghubungi mereka bahkan setelah sesi elaborasi pemahaman ini selesai. Tagihan untuk CGP: Setelah sesi Elaborasi Pemahaman ini selesai, Ibu/Bapak CGP akan diharapkan untuk dapat membuat catatan pribadi tentang hal-hal penting apa saja yang didapatkan dari sesi bersama instruktur tersebut. Catatan ini tidak perlu diunggah di LMS, namun diharapkan dapat menjadi catatan pribadi Ibu/Bapak yang dapat menjadi pengingat dan 64 | Modul 3.3 – Pengelolaan yang Berdampak Positif pada Murid
referensi bagi Ibu/Bapak saat menghadapi berbagai tantangan dan kendala dalam penerapan aksi nyata nanti. Peran Fasilitator: ● Fasilitator membantu mengumpulkan pertanyaan dari CGP untuk diserahkan kepada instruktur. Peran Instruktur ● Menyampaikan pengalaman baiknya kepada CGP dalam forum diskusi ● Menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh peserta diskusi Modul 3.3 – Pengelolaan yang Berdampak Positif pada Murid | 65
Pembelajaran 6: Koneksi Antarmateri Waktu: 2 JP (90 menit) Kutipan Hari ini: Kreativitas hanyalah menghubungkan berbagai hal. Ketika Anda bertanya kepada orang-orang kreatif bagaimana mereka melakukan sesuatu, mereka merasa sedikit bersalah karena mereka tidak benar-benar melakukannya, mereka hanya melihat sesuatu. Sesuatu itu tampaknya jelas bagi mereka setelah beberapa saat. Itu karena mereka dapat mengkoneksikan pengalaman yang mereka miliki dan mensintesis hal- hal baru.” -Steve Jobs- Tujuan Pembelajaran Khusus: CGP dapat melakukan koneksi antarmateri yang telah dipelajari dari modul-modul sebelumnya untuk membuat sintesa pemahaman tentang program sekolah yang berdampak pada murid. Pertanyaan Pemantik: 1. Bagaimana saya dapat mengaitkan intisari dari materi modul-modul guru penggerak yang telah saya pelajari untuk menjadi landasan teori bagi rencana program/kegiatan yang berdampak pada murid yang saya buat? Ibu/Bapak CGP, saat ini Ibu/Bapak telah memasuki tahapan pembelajaran ke-6 yaitu tahapan Koneksi Antarmateri. Tahapan ini sangat menarik dan menantang karena Ibu/Bapak akan diminta untuk melakukan kilas balik dan mereview kembali modul- modul sebelumnya serta mengaitkannya satu sama lain untuk kemudian membuat sebuah sintesa pemahaman. Sintesa pemahaman ini dibuat dalam bentuk atau format tulisan reflektif tentang program yang berdampak pada Murid. 66 | Modul 3.3 – Pengelolaan yang Berdampak Positif pada Murid
Berikut ini adalah beberapa pertanyaan-pertanyaan yang dapat memandu Anda saat melakukan refleksi. 1. Bagaimana perasaan Anda setelah mempelajari modul ini? 2. Apa intisari yang Anda dapatkan dari modul ini? 3. Apa keterkaitan yang dapat Anda lihat antara Modul ini dengan modul-modul sebelumnya? 4. Setelah melihat keterkaitan antara modul ini dengan modul-modul lainnya jelaskanlah perspektif Anda tentang program yang berdampak positif pada murid. Bagaimana seharusnya program-program atau kegiatan sekolah harus direncanakan, dilaksanakan, dan dievaluasi agar program-program tersebut dapat berdampak positif pada murid? Kami berharap pengetahuan, konsep, keterampilan, dan berbagai nilai-nilai yang telah Ibu/Bapak pelajari di modul-modul lain dapat memperkaya tulisan reflektif Ibu/Bapak tersebut. Untuk membantu Ibu/Bapak mengetahui tulisan reflektif seperti apa yang diharapkan, Ibu/Bapak dapat melihat rubrik yang ada di Lampiran 4. Peran Fasilitator: ● Fasilitator diharapkan dapat membaca dan menjelaskan rubrik refleksi yang akan digunakan untuk menilai refleksi yang dibuat oleh CGP. Rubrik ini ada di Lampiran 4. ● Fasilitator juga dapat menjadi motivator untuk memastikan para CGP menyelesaikan tugas yang diberikan ini dengan tepat waktu. Modul 3.3 – Pengelolaan yang Berdampak Positif pada Murid | 67
Pembelajaran 7: Aksi Nyata Waktu: 4 JP Kutipan Hari Ini \"Perubahan tidak dapat dimulai dari atas. Semuanya berawal dan berakhir dari guru. Jangan menunggu aba-aba, jangan menunggu perintah. Ambillah langkah pertama.\" ● Nadiem Makarim- Tujuan Pembelajaran Khusus 1. CGP dapat menjalankan tahapan B (Buat Pertanyaan) & A (Ambil Pelajaran) berdasarkan model prakarsa perubahan B-A-G-J-A yang telah dibuat sebelumnya pada tahapan Demonstrasi Kontekstual dalam sebuah aksi nyata. 2. CGP membuat dokumentasi pelaksanaan tahapan yang telah dijalankan tersebut. Pertanyaan Pemantik: 1. Bagaimana saya dapat menerapkan rancangan program yang telah saya buat ke dalam bentuk aksi nyata? Langkah-langkah apa yang bisa saya lakukan? Selamat Ibu/Bapak sekalian! Ibu/Bapak telah sampai pada tahapan pembelajaran yang terakhir dari modul ini, yang sekaligus merupakan tahapan terakhir dari keseluruhan rangkaian modul Program Guru Penggerak. Kami yakin, cara pandang baru, pengetahuan, keterampilan, dan sikap-sikap yang telah Ibu/Bapak kembangkan dalam proses belajar selama ini, telah memberi bekal yang cukup untuk memulai aksi perubahan dalam praktik-praktik pembelajaran yang dilakukan sehari-hari oleh Ibu/Bapak. Kami hanya ingin mengingatkan kembali bahwa, perubahan tidak harus dimulai dari hal yang besar. Kita dapat memulainya melalui langkah-langkah kecil yang dapat kita lakukan dalam lingkungan yang secara langsung dapat kita pengaruhi terlebih dahulu. Lewat perubahan-perubahan kecil yang Ibu/Bapak buat, kami yakin dampak 68 | Modul 3.3 – Pengelolaan yang Berdampak Positif pada Murid
positif akan dapat dirasakan oleh komunitas belajar di sekolah Ibu/Bapak, yang kemudian mampu menginspirasi lingkungan yang lebih luas. Di dalam tahapan terakhir ini, Ibu/Bapak akan mulai mewujudkan perubahan kecil tersebut dengan mencoba menerapkan tahapan B dan A dari model prakarsa perubahan BAGJA yang telah Ibu/Bapak buat sebelumnya. Mengapa di tahapan aksi nyata ini Ibu/Bapak hanya akan melakukan tahapan B dan A? Hal ini karena tahapan selanjutnya dari proses BAGJA ini (tahapan GJA) akan diimplementasikan selanjutnya bersamaan dengan saat Ibu/Bapak melakukan kegiatan lokakarya. Berikut ini adalah panduan bagi Ibu/Bapak dalam mewujudkan aksi nyata tersebut. 1. Ibu/Bapak akan mendapatkan waktu selama kurang lebih 1 minggu untuk mengimplementasikan tahapan B (buat pertanyaan) dan A (ambil pelajaran). 2. Implementasikanlah/lakukanlah tindakan-tindakan dan rencana-rencana yang telah dibuat sebelumnya (kolom C, D, dan E di dalam contoh format BAGJA). 3. Berdasarkan implementasi atau tindakan yang telah dilakukan tersebut, lihatlah kembali pertanyaan-pertanyaan yang telah dibuat di Tahapan A (Ambil Pelajaran). Analisalah untuk melihat apakah pertanyaan-pertanyaan tersebut masih relevan. Lakukan perbaikan atau penyesuaian jika diperlukan. Modul 3.3 – Pengelolaan yang Berdampak Positif pada Murid | 69
4. Setelah dilakukan penyesuaian atau perbaikan (jika memang diperlukan), lanjutkanlah implementasi ke tahapan berikutnya (Tahapan A - Ambil Pelajaran). 5. Selama menjalankan Aksi Nyata, buatlah sebuah catatan refleksi di setiap akhir tahapan (Tahapan B dan Tahapan A). Gunakan format 4P (peristiwa, perasaan, pembelajaran, dan penerapan ke depan) saat membuat catatan refleksi tersebut, seperti di bawah ini. Komponen Penjelasan Peristiwa (Fact) Deskripsi singkat untuk Aksi Nyata yang sudah dilakukan, meliputi: ● latar belakang tentang situasi yang dihadapi ● yang dilakukan pada Aksi Nyata, berikut alasan mengapa melaksanakan Aksi tersebut ● Hasil dari Aksi Nyata yang dilakukan. 70 | Modul 3.3 – Pengelolaan yang Berdampak Positif pada Murid
Perasaan (Feeling) Perasaan ketika atau setelah menjalankan Aksi Nyata Pembelajaran Pembelajaran yang didapat dari pelaksanaan keseluruhan Aksi ( (Finding) baik dari kegagalan maupun keberhasilan) Penerapan ke Depan Rencana perbaikan untuk pelaksanaan di masa mendatang (Future) 6. Dokumentasikanlah proses yang terjadi. Dokumentasi dapat berupa foto, video, atau bukti-bukti implementasi lainnya jika ada. 7. Aksi nyata Ibu/Bapak ini akan dinilai dengan menggunakan rubrik penilaian berikut ini Rubrik Aksi Nyata , Rubrik ini juga disertakan dalam lampiran 5. Catatan refleksi dan semua dokumentasi pelaksanaan aksi nyata tersebut mohon dijadikan menjadi satu folder dan harus diberi nama mengikuti format berikut: PGP-Angkatan-Wilayah-Nama Lengkap CGP-Kode Modul-Aksi Nyata. Contoh : PGP-5-Kabupaten Landak-Fredy Mardeni --3.3 --Aksi Nyata. Peran Fasilitator: ● Fasilitator diharapkan dapat melakukan penilaian Aksi Nyata yang dilakukan oleh CGP. ● Dalam tahapan Aksi Nyata ini, yang akan menjadi fokus penilaian adalah refleksi yang CGP buat dan kelengkapan dokumentasi yang mereka kumpulkan selama proses pelaksanaan aksi nyata. ● Penilaian dapat dilakukan dengan menggunakan instrumen checklist yang terlampir di Lampiran 5. Modul 3.3 – Pengelolaan yang Berdampak Positif pada Murid | 71
SURAT PENUTUP Ibu/Bapak Calon Guru Penggerak, kami mengucapkan terimakasih untuk semangat yang ditunjukkan selama mengikuti keseluruhan rangkaian proses pembelajaran materi “Program Sekolah yang Berdampak pada Murid” ini. Kami berharap, modul ini dapat menggambarkan bagaimana kepemimpinan murid dapat dibangun dengan memberikan ruang dan kesempatan kepada murid untuk bersuara, memilih, dan mempunyai rasa kepemilikan. Ruang dan kesempatan ini tentu juga harus dengan dukungan semua pihak yang ada di dalam ekosistem sekolah, tidak terkecuali keterlibatan orang tua dan komunitas lain. Selain konsep tentang bagaimana kepemimpinan murid, kami berharap modul ini pun juga memberikan keterampilan untuk dapat merancang program/kegiatan intrakurikuler, ko-kurikuler, dan ekstrakulikuler yang lebih berpihak pada murid. Kami berharap Ibu/Bapak saat ini juga mulai dapat melihat keterkaitan antara upaya meningkatkan kepemimpinan murid dengan upaya memenuhi delapan standar dalam SNP sebagai hal yang saling berkaitan satu sama lain. Program Sekolah yang berdampak pada murid adalah sub bahasan paling akhir dari modul 3 dan merupakan bagian paling akhir dari keseluruhan rangkaian modul yang digunakan dalam Program Guru Penggerak ini. Setelah melewati berbagai pengalaman belajar tersebut, kini saatnya Ibu dan Bapak mengaktualisasikan tujuan yang diharapkan dari Program Guru Penggerak ini dalam berbagai aksi nyata. Untuk, itu kami mengucapkan SELAMAT BERJUANG untuk Anda! Tetaplah semangat! Penulis Modul 3.3 72 | Modul 3.3 – Pengelolaan yang Berdampak Positif pada Murid
Daftar Pustaka Bandura, A. (2006). Toward a Psychology of Human Agency. Perspectives on Psychological Science 1(2):164-180. doi 10.1111/j.1745-6916.2006.00011 Cooperrider. D, D. Whitney, & J. Stavros. (2008). Appreciative Inquiry Handbook for Leaders of Change. Berrett-Koehler Publishers. Noble, T. & H. McGrath. (2016). The PROSPER school pathways for student wellbeing: Policy and practices. SpringerBriefs in well-being and quality of life research. Springer, Australia. OECD (2019). The Future of Education and Skills. OECD Learning Compass 2030. A series of concept notes. Rainer, J. & M. Matthews. (2002). Ownership of Learning in Teacher Education. Action in Teacher Education 24. doi: 10.1080/01626620.2002.10463264. Senge, P. M., Cambron-McCabe, N. H., Lucas, T., Smith, B., Dutton, J., & Kleiner, A. (2012). Schools that learn: A fifth discipline fieldbook for educators, parents, and everyone who cares about education. New York: Crown Business. Thibodeaux, T., D. Harapnuik, and C. Cummings. (2019). Student Perceptions of the Influence of Choice, Ownership, and Voice in Learning and the Learning Environment. International Journal of Teaching and Learning in Higher Education 31(1), p. 50-62. http://www.isetl.org/ijtlhe/ Voltz, D. L., & Damiano-Lantz, M. (1993). Developing Ownership in Learning. TEACHING Exceptional Children, 25(4), 18–22. https://doi.org/10.1177/004005999302500405 Sumber pustaka online https://www.education.vic.gov.au/school/teachers/teachingresources/discipline/hum anities/civics/Pages/studentvoice.aspx diunduh pada tanggal 24 Desember 2021 https://marzanoacademies.org/interventions-and-initiatives/student-agency/ diunduh pada tanggal 24 Desember 2021 Modul 3.3 – Pengelolaan yang Berdampak Positif pada Murid | 73
Lampiran 1 Rubrik Penilaian “Membuat Contoh Gambaran Umum Program yang Berdampak pada Murid” Kriteria Poin 4 Poin 3 Poin 2 Poin 1 Judul program/kegiatan Judul Terdapat judul ditulis secara: program/kegiatan program/kegiatan Tidak ada Judul - Deskriptif, ditulis secara namun ditulis program/kegiatan Judul Program cukup jelas dan secara bertele- - singkat, singkat, . namun tele dan tidak dan kurang deskriptif. jelas. - jelas Ringkasan Ringkasan Ringkasan program/kegiatan program/kegiatan Ringkasan program/kegiatan program/kegiatan yang dibuat yang dibuat yang dibuat hanya yang dibuat hanya mendeskripsikan mendeskripsikan mendeskripsikan dua dari tiga aspek mendeskripsikan yang diminta. Ringkasan aspek apa, aspek apa, satu dari tiga Program/ Kegiatan mengapa, dan mengapa, dan aspek yang bagaimana bagaimana diminta dengan sangat cukup (apa, mengapa, mengapa, jelas dengan (apa, singkat. dan bagaimana) namun dan bagaimana) jelas. Suara, Pilihan, Ringkasan Ringkasan Ringkasan Ringkasan dan program/kegiatan program/kegiatan program/kegiatan program/kegiatan Kepemimpinan yang dibuat yang dibuat yang dibuat yang dibuat tidak Murid mendeskripsikan mendeskripsikan mendeskripsikan mendeskripsikan 74 | Modul 3.3 – Pengelolaan yang Berdampak Positif pada Murid
rencana untuk rencana untuk rencana untuk rencana untuk mendorong aspek mendorong aspek mendorong aspek mendorong aspek suara, pilihan, dan suara, pilihan, dan suara, pilihan, dan suara, pilihan, dan kepemimpinan kepemimpinan kepemimpinan kepemimpinan murid dengan murid murid murid. sangat jelas. dideskripsikan dideskripsikan dengan cukup namun kurang jelas. jelas. Presentasi cukup mudah diikuti, Presentasi tidak Presentasi sangat transisi antar mudah diikuti dan mudah diikuti, anggota kelompok Presentasi kurang membingungkan, Pengorganisasia transisi antar terencana, mudah diikuti, transisi antar n Presentasi transisi antar anggota kelompok anggota kelompok walaupun terencana, dan pelaksanaannya anggota kelompok tidak terencana, dilaksanakan masih terlihat tampak tidak dan terlihat sangat dengan rapi. canggung. terencana. canggung. Modul 3.3 – Pengelolaan yang Berdampak Positif pada Murid | 75
LAMPIRAN 2 Contoh Format BAGJA 76 | Modul 3.3 – Pengelolaan yang Berdampak Positif pada Murid
LAMPIRAN 3: Rubrik Tahapan BAGJA Penjelasan Penilaian BAGJA - Dalam proses BAGJA, CGP diminta membuat pertanyaan apresiatif di setiap tahapannya. Oleh karena itu, yang akan menjadi poin penilaian di sini adalah pertanyaan- pertanyaan yang dibuat oleh CGP. Sejauh mana pertanyaan yang dibuat oleh CGP merefleksikan sebuah tahapan proses inkuiri apresiatif. KRITERIA 4321 B-uat pertanyaan utama (Define) merupakan tahapan membuat pertanyaan utama yang akan menentukan arah investigasi kekuatan/potensi/peluang; mendefinisikan tujuan; membuat pertanyaan yang memprovokasi/menginisiasi perubahan (prakarsa); menggalang atau membangun koalisi tim perubahan untuk menguatkan dukungan serta mengkonfirmasi urgensitas. Pertanyaan di tahap ini dapat: 4 dari 4 3 dari 4 2 dari 4 1 dari 4 1) mengarahkan perhatian ke arah yang positif dan/atau menggunakan pola pendekatan berbasis kekuatan 2) mengungkap kisah/fakta yang positif baru dari anggota komunitas dan/atau hal positif yang telah dilakukan sekolah 3) memusatkan perhatian pada harapan/impian/tujuan/keinginan 4) mendorong tindakan dan/atau perubahan nyata/konkret A-mbil pelajaran (Discover) merupakan tahapan menyusun pertanyaan lanjutan untuk menemukenali kekuatan/potensi/ peluang lewat investigasi atau penyelidikan; mengidentifikasi/ mengapresiasi yang terbaik dari apa yang telah ada, menemukan \"inti positif\"; setiap pertanyaan dibuat dengan hati-hati dan sifatnya positif; menentukan bagaimana cara kita mengungkap fakta, memperoleh data, diskusi kelompok kecil/besar, survei individu, multi unsur Pertanyaan di tahap ini dapat: 4 dari 4 3 dari 4 2 dari 4 1 dari 4 1) mengarahkan perhatian ke arah yang positif dan/atau menggunakan pola pendekatan berbasis kekuatan 2) mengungkap kisah/fakta yang positif baru dari anggota komunitas dan/atau hal positif yang telah dilakukan sekolah 3) memusatkan perhatian pada harapan/impian/tujuan/ keinginan 4) mendorong tindakan dan/atau perubahan nyata/konkret G-ali mimpi (Dream) merupakan tahapan penyusunan deskripsi kolektif bilamana inisiatif terwujud; membayangkan dan menggambarkan masa depan; gambaran masa depan dimunculkan dari contoh-contoh yang membumi dari masa lalu yang positif; mengalokasikan kesempatan untuk berproses bersama, multi unsur (kapan, di mana, siapa saja). Modul 3.3 – Pengelolaan yang Berdampak Positif pada Murid | 77
Pertanyaan di tahap ini dapat: 4 dari 4 3 dari 4 2 dari 4 1 dari 4 1) mengarahkan perhatian ke arah yang positif dan/atau menggunakan pola pendekatan berbasis kekuatan 2) mengungkap kisah/fakta yang positif baru dari anggota komunitas dan/atau hal positif yang telah dilakukan sekolah 3) memusatkan perhatian pada harapan/impian/tujuan/ keinginan 4) mendorong tindakan dan/atau perubahan nyata/konkret J-abarkan rencana (Design) merupakan tahapan mengidentifikasi tindakan konkret yang diperlukan untuk menjalankan langkah-langkah kecil sederhana yang dapat dilakukan segera dan langkah berani/terobosan yang akan memudahkan keseluruhan pencapaian; menyusun definisi kesuksesan pencapaian (tujuan, capaian, luaran); menciptakan organisasi yang ideal demi mencapai mimpi, mempertahankan perubahan positif, atau menindaklanjuti masa lalu yang positif dan potensial Pertanyaan di tahap ini dapat: 4 dari 4 3 dari 4 2 dari 4 1 dari 4 1) mengarahkan perhatian ke arah yang positif dan/atau menggunakan pola pendekatan berbasis kekuatan 2) mengungkap kisah/fakta yang positif baru dari anggota komunitas dan/atau hal positif yang telah dilakukan sekolah 3) memusatkan perhatian pada harapan/impian/tujuan/ keinginan 4) mendorong tindakan dan/atau perubahan nyata/konkret A-tur eksekusi (Deliver) merupakan tahapan untuk menentukan siapa yang berperan/dilibatkan dalam pengambilan keputusan; menyelaraskan interaksi setiap orang (unsur) terlibat agar dapat bersama-sama menciptakan (ko-kreasi) masa depan; merupakan awal dari penciptaan ‘budaya belajar apresiatif’ yang berkelanjutan; mendesain jalur komunikasi dan pengelolaan rutinitas (misal: protokol/SOP, rutinitas, knowledge management, monitoring/evaluasi/refleksi). Pertanyaan di tahap ini dapat: 4 dari 4 3 dari 4 2 dari 4 1 dari 4 1) mengarahkan perhatian ke arah yang positif dan/atau menggunakan pola pendekatan berbasis kekuatan 2) mengungkap kisah/fakta yang positif baru dari anggota komunitas dan/atau hal positif yang telah dilakukan sekolah 3) memusatkan perhatian pada harapan/impian/tujuan/ keinginan 4) mendorong tindakan dan/atau perubahan nyata/konkret 78 | Modul 3.3 – Pengelolaan yang Berdampak Positif pada Murid
LAMPIRAN 4 Rubrik Refleksi Melebihi Sangat Baik Baik Cukup Kurang Ekspektasi 3 Aspek Indikator 54 21 Pemikiran Dalam refleksinya, CGP CGP CGP CGP CGP CGP hanya reflektif menuliskan poin-poin mencantumk mencantumk mencantumka mencantumk mencantumka terkait berikut: an an n pengalaman an n pengalaman pengalama 1. pengalaman/materi pengalaman pengalaman atau materi pengalaman atau materi n belajar pembelajaran yang baru atau materi atau materi pembelajaran atau materi pembelajaran pembelajara pembelajara yang pembelajaran yang saja diperoleh n yang n yang diperolehnya yang diperolehnya. 2. emosi-emosi yang diperolehnya diperolehnya dan 2 diperolehnya dirasakan terkait dan 4 dan 3 indikator dan 1 pengalaman belajar indikator indikator lainnya. indikator 3. apa yang sudah baik lainnya. lainnya. lainnya. berkaitan dengan keterlibatan dirinya dalam proses belajar 4. apa yang perlu diperbaiki terkait dengan keterlibatan dirinya dalam proses belajar 5. implikasi terhadap kompetensi dan kematangan diri pribadi Analisis Dalam refleksinya, CGP Refleksi CGP Refleksi CGP Refleksi CGP Refleksi CGP Refleksi CGP untuk menyampaikan analisis menunjukkan menunjukkan menunjukkan menunjukkan menunjukkan implement terkait topik dengan hasil hasil hasil hasil hasil asi dalam indikator sebagai analisisnya analisisnya analisisnya analisisnya analisisnya konteks berikut: terhadap terhadap terhadap tiga terhadap dua terhadap CGP 1. memunculkan seluruh empat indikator indikator salah satu pertanyaan kritis yang indikator indikator indikator berhubungan dengan yang disebut. konsep materi dan menggalinya lebih jauh 2. mengolah materi yang dipelajari dengan pemikiran pribadi Modul 3.3 – Pengelolaan yang Berdampak Positif pada Murid | 79
sehingga tergali wawasan (insight) baru 3. menganalisis tantangan yang sesuai dengan konteks asal CGP (baik tingkat sekolah maupun daerah) 4. memunculkan alternatif solusi terhadap tantangan yang diidentifikasi 5. menggambarkan rencana implementasi (praktik) sesuai konteks tempat CGP mengajar (baik tingkat sekolah maupun daerah) Membuat Refleksi yang CGP buat CGP CGP CGP CGP CGP tidak mengaitkan mengaitkan mengaitkan mengaitkan keterhubu memunculkan koneksi mengaitkan refleksinya refleksinya refleksinya refleksinya dengan tiga dengan dua dengan salah dengan satu ngan dari pembelajarannya refleksinya indikator. indikator. satu indikator. indikator pun. dengan poin-poin dengan berikut: empat 1. pengalaman masa lalu indikator. 2. penerapan di masa mendatang 3. konsep atau praktik baik yang dilakukan dari modul lain yang telah dipelajari 4. informasi yang didapat dari orang atau sumber lain di luar bahan ajar PGP. 80 | Modul 3.3 – Pengelolaan yang Berdampak Positif pada Murid
Search
Read the Text Version
- 1
- 2
- 3
- 4
- 5
- 6
- 7
- 8
- 9
- 10
- 11
- 12
- 13
- 14
- 15
- 16
- 17
- 18
- 19
- 20
- 21
- 22
- 23
- 24
- 25
- 26
- 27
- 28
- 29
- 30
- 31
- 32
- 33
- 34
- 35
- 36
- 37
- 38
- 39
- 40
- 41
- 42
- 43
- 44
- 45
- 46
- 47
- 48
- 49
- 50
- 51
- 52
- 53
- 54
- 55
- 56
- 57
- 58
- 59
- 60
- 61
- 62
- 63
- 64
- 65
- 66
- 67
- 68
- 69
- 70
- 71
- 72
- 73
- 74
- 75
- 76
- 77
- 78
- 79
- 80
- 81
- 82
- 83
- 84
- 85
- 86
- 87
- 88
- 89
- 90
- 91
- 92
- 93
- 94
- 95
- 96
- 97
- 98
- 99
- 100
- 101
- 102
- 103
- 104
- 105
- 106
- 107