Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore 5. Komunitas praktisi

5. Komunitas praktisi

Published by utomo.md1, 2021-05-28 23:54:36

Description: 5. Komunitas praktisi

Search

Read the Text Version

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia 2020 Belajar di Komunitas Praktisi Panduan Membangun Komunitas Praktisi bagi Guru Penggerak Diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

Tim Penulis: Kasiman Anik Puspowati Usman Jabar Patrya Pratama Putri Rizki Dian Lestari Wanti Silasakti Editor Hildegard Stefanie Ditha Cahya Diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

KATA PENGANTAR Guru sebagai pendidik profesional memiliki peranan yang sangat penting dalam meningkatkan mutu pembelajaran yang bermuara pada peningkatan mutu lulusan. Efektifitas penyelenggaraan pendidikan sangat terkait erat dengan keberhasilan guru dalam melakukan pendampingan terhadap peserta didik. Program Pendidikan Guru Penggerak (PPGP) merupakan salah satu langkah strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) melalui Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK) dalam upaya menggerakkan ekosistem pendidikan serta stimulator dan mediator berbagai praktik baik yang dilakukan guru. Buku panduan/buku saku komunitas praktik guru penggerak memuat rambu-rambu dan informasi praktis bagi guru untuk menggerakkan jaringan di komunitasnya. Buku panduan/ buku saku ini menjadi referensi penyelenggaraan program pendidikan guru penggerak, agar guru penggerak dapat melakukan pengimbasan atau berbagi praktik baik dalam mengembangkan kompetensi kepemimpinan dan pedagogi guru. Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih serta penghargaan atas dedikasi tinggi para tim penyusun buku saku/panduan praktik dan berbagai pihak yang telah membantu dan berkontribusi mewujudkan penyelesaian panduan ini. Semoga buku saku/panduan praktik bisa dimanfaatkan dan digunakan untuk mendukung program pendidikan guru penggerak, agar program berjalan dengan baik dan efektif. Jakarta, Agustus 2020 Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Iwan Syahril 2

DAFTAR ISI BAB 01 6 BAB 03 33 11 33 “Komunitas Praktisi sebagai “Budaya Positif di 34 Strategi Pengembangan Komunitas Praktisi” 34 Profesional Guru” Pembelajaran yang Relevan bagi 34 Definisi, Tujuan dan Manfaat Anggota Komunitas Karakteristik Komunitas Praktisi Membangun Nilai-nilai Bersama Melibatkan Anggota dalam BAB 02 Pengambilan Keputusan Membangun Relasi yang Positif “Peran Guru Penggerak Antar Anggota dalam Mengembangkan Menjadikan Refleksi dan Umpan Komunitas Praktisi” Balik Menjadi Bagian dari Proses Rutin Menganalisis Kebutuhan Belajar Anggota BAB 04 Memfasilitasi Rencana Kegiatan Belajar berdasarkan Hasil 16 “Kolaborasi dalam 37 Analisis Kebutuhan Komunitas Praktisi” 38 Mencari Narasumber yang 20 Relevan Sesuai Kebutuhan 22 Manfaat Kolaborasi dalam 40 Belajar 24 Komunitas Praktisi Menyelenggarakan Kegiatan 27 Tahapan Kolaborasi Belajar di Komunitas 29 Dengan Siapa Saja Bisa Mendokumentasikan dan Berkolaborasi Mempublikasikan Hasil Kegiatan 30 Mendampingi Rekan Sejawat dalam Mempraktikkan Hasil Belajar di Komunitas Memfasilitasi Evaluasi dan Refleksi Pembelajaran dan Penerapan Kegiatan 3

BAB 05 “Tahapan Pengembangan Komunitas Praktisi” Tahap Merintis 42 Tahap Menumbuhkan 44 Tahap Merawat Keberlanjutan 46 Tantangan Guru Penggerak dalam mengembangkan komunitas 48 BAB 06 “Peran Pemangku Kepentingan dalam 49 Pengembangan Komunitas Praktisi” PENUTUP 52 DAFTAR ISI LAMPIRAN Strategi Refleksi Anggota 53 Komunitas Praktisi 63 Cerita Komunitas Praktisi 68 DAFTAR PUSTAKA 4

1 KOMUNITAS PRAKTISI SEBAGAI STRATEGI PENGEMBANGAN PROFESIONAL GURU 5

DEFINISI, TUJUAN DAN MANFAAT Komunitas praktisi merupakan strategi pelengkap bagi pengembangan profesi yang berkelanjutan. Konsep Komunitas Praktisi sudah banyak diterapkan oleh berbagai profesi dan penting pula diterapkan oleh para aktor utama dalam pendidikan yaitu guru, kepala sekolah dan pengawas sekolah. Istilah Komunitas Praktisi diperkenalkan oleh Etienne Wenger dalam bukunya Community of Practice. Ia mengatakan bahwa Komunitas Praktisi adalah “Sekelompok individu yang memiliki semangat dan kegelisahan yang sama tentang praktik yang mereka lakukan dan ingin melakukannya dengan lebih baik dengan berinteraksi secara rutin” (Wenger, 2012). Praktik yang dimaksud bergantung pada konteks peran sehari-hari anggota komunitas praktisi. Praktik dalam Komunitas Praktisi Guru dapat berupa praktik mengajar dan interaksi dengan murid atau orang tua. 6

KOMUNITAS PRAKTISI MEMILIKI LIMA TUJUAN YAITU: 1 Mengedukasi anggota dengan mengumpulkan dan berbagi informasi yang berkaitan dengan masalah dan pertanyaan tentang praktik pengajaran dan pembelajaran 2 Memberi dukungan pada anggota melalui interaksi dan kolaborasi sesama anggota 3 Mendampingi anggota untuk memulai dan mempertahankan pembelajaran mereka 4 Mendorong anggota untuk menyebarkan capaian anggota melalui diskusi dan berbagi 5 Mengintegrasikan pembelajaran yang didapatkan dengan pekerjaan sehari-hari 72

Komunitas praktisi memberikan wadah bagi para guru untuk belajar dan berpartisipasi dalam pengembangan diri mereka. Interaksi dan dialog antara anggota komunitas dapat berupa berbagi kekhawatiran, masalah, dan praktik baik untuk direfleksikan bersama-sama. Dengan begitu, anggota komunitas dapat saling dukung untuk mandiri dan berdaya memenuhi kebutuhan profesionalismenya. Maka, penting bagi semua anggota komunitas untuk berkontribusi dan memanfaatkan semua aktivitas di dalam komunitas. Saat ini, pelatihan Guru selalu menjadi strategi utama untuk pengembangan profesional, padahal berbagai riset membuktikan bahwa pelatihan tidak cukup untuk memberikan perubahan pada praktik mengajar guru. Pelatihan memiliki banyak keterbatasan untuk bisa kontekstual menyasar langsung kebutuhan guru. Saat pelatihan, Guru mendapat pengetahuan dan keterampilan baru yang dapat diimplementasikan di kelas, namun biasanya setelah penerapan, tantangan-tantangan baru terhadap praktik baru juga akan muncul dan tantangan tersebut belum pernah dibahas sebelumnya di kelas pelatihan. Komunitas Praktisi memberikan ruang bagi guru untuk mendiskusikan dan mencari solusi atas tantangan tersebut sehingga semangat guru untuk menerapkan hasil pelatihan tidak luntur. 8

KOMUNITAS PRAKTIK PENTING SEBAGAI STRATEGI PEMBELAJARAN PROFESIONAL, KARENA MEMILIKI POTENSI UNTUK: Membangun jejaring antar guru, kepala sekolah dan pengawas sekolah dan rekan 1 sejawatnya untuk memiliki kesempatan berinteraksi secara rutin. Para anggota yang datang dari latar belakang berbeda dapat bermanfaat bagi anggota yang lain Memberikan ruang berbagi informasi, isu 2 kontekstual, pengalaman pribadi yang dapat membangun pemahaman dan wawasan atas sebuah isu bersama Membangun dialog atau diskusi antar 3 rekan sejawat yang dapat mengeksplorasi strategi dan solusi baru atas tantangan yang dihadapi dan saling mendukung dalam proses pengembangan diri 4 Menstimulasi pembelajaran melalui komunikasi, mentoring, coaching dan refleksi diri 9

Membagikan pengetahuan yang ada untuk membantu anggota dalam meningkatkan praktik mereka dengan 5 menyediakan forum untuk mengidentifikasi solusi untuk masalah umum dan proses untuk mengumpulkan dan mengevaluasi praktik terbaik Memperkenalkan proses kolaboratif 6 kepada kelompok dan organisasi untuk mendorong gagasan dan pertukaran informasi Mendorong anggota komunitas untuk 7 mengembangkan aksi nyata dengan hasil yang terukur Menghasilkan pengetahuan baru untuk 8 membantu anggota mengubah praktik mereka untuk mengakomodasi perubahan kebutuhan dan teknologi 10

KARAKTERISTIK KOMUNITAS PRAKTISI Tidak semua komunitas dapat dikategorikan sebagai komunitas praktisi. Ada tiga karakteristik yang membedakan komunitas praktisi dengan komunitas lain: 1 Domain Adanya kesamaan atas hal yang dianggap penting oleh anggota komunitas. Contohnya: Tujuan, identitas, minat, latar belakang, nilai yang dipercaya, keresahan tentang sesuatu isu atau persoalan bersama. Komunitas Adanya norma/aturan sosial yang disepakati oleh anggota. Contohnya: Saling menghormati antar anggota, keinginan untuk berbagi, niat baik saling 2mendukung, interaksi yang rutin, terbuka untuk saling bertanya dan niat baik untuk saling mendukung dan berkontribusi. 3 Praktik Adanya pengetahuan yang dikembangkan, dibagikan dan dipelihara sebagai hasil dari kegiatan komunitas praktisi. Contohnya: Informasi, hasil pembelajaran, pengetahuan yang dibagikan, alat dan bahan untuk pembelajaran atau hasil pembelajaran, dokumen-dokumen dan video. 11

BERIKUT ADALAH CONTOH SEBUAH KOMUNITAS PRAKTIK GURU DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA MERDEKA DENGAN KARAKTERISTIK Domain: Guru-guru dari Sekolah Menengah Pertama Merdeka yang memiliki tujuan untuk menjadi guru yang berpusat pada murid Komunitas: Adanya kesepakatan pertemuan dua minggu sekali di sekolah untuk belajar bersama dan berbagi praktik baik Praktik: Adanya catatan ringkasan pembelajaran, foto dan video kegiatan, dan kumpulan dokumen hasil kegiatan peserta 12

DENGAN KARAKTER YANG TELAH DIJELASKAN, MAKA SEBUAH KOMUNITAS PRAKTISI SETIDAKNYA MEMILIKI AKTIVITAS YANG MELIPUTI: 1 2 Berbagi masalah dan Merumuskan tindakan untuk mengembangkan proses menyelesaikan masalah untuk mencari penyelesaian masalah 3 4 Berbagi pengalaman Merefleksikan tindakan-tindakan menjalankan praktik yang sudah diambil untuk melakukan perbaikan 5 Mendokumentasikan kegiatan dan produk para anggotanya untuk bahan belajar 13

2 PERAN GURU PENGGERAK DALAM MENGEMBANGKAN KOMUNITAS PRAKTISI 14

Guru Penggerak diharapkan menjadi motor dalam pengembangan komunitas praktisi baik di sekolah atau di luar lingkungan sekolah. Guru Penggerak dapat mengajak rekan guru lain untuk menjadi tim untuk menggerakkan komunitas praktisi. Menganalisis kebutuhan Memfasilitasi rencana Mencari narasumber belajar anggota kegiatan belajar yang relevan terkait berdasarkan hasil kebutuhan belajar analisis kebutuhan Menyelenggarakan kegiatan belajar di komunitas Evaluasi dan Refleksi Mendampingi rekan Mendokumentasikan pembelajaran dan sejawat dalam dan mempublikasikan penerapan kegiatan mempraktikkan hasil hasil kegiatan belajar di komunitas 15

1 Menganalisis kebutuhan belajar anggota Menganalisis kebutuhan belajar anggota adalah tahap pertama dalam peran Guru Penggerak dalam mengembangkan komunitas praktisi, karena segala kegiatan belajar komunitas haruslah berdasarkan kebutuhan atau permasalahan yang dihadapi, untuk kemudian dicari solusinya bersama-sama. Semakin kegiatan belajar sesuai dengan kebutuhan, semakin berkembang dan bermanfaat Komunitas Praktisinya kelak. 16

GURU PENGGERAK DAPAT MENGANALISIS KEBUTUHAN BELAJAR PARA ANGGOTA KOMUNITAS PRAKTISI DENGAN BERBAGAI CARA, ANTARA LAIN: 1 Survey sederhana Survey sederhana dapat dilakukan dengan menyebarkan kuesioner berisi pertanyaan-pertanyaan terkait praktik pembelajaran di kelas atau kebutuhan belajar para anggota (guru). Survei dapat ditujukan kepada para anggota, atasan anggota (kepala sekolah) bahkan kepada para murid. 2 Rembuk diskusi Sebagai permulaan rembuk diskusi dapat dilakukan pada forum-forum yang sudah ada. Contohnya forum rapat bulanan guru atau jadwal MGMP/KKG, atau forum pertemuan lainnya. Jika Komunitas Praktisi sudah berjalan secara rutin, rembuk diskusi dapat pula dijadwalkan secara reguler. Bincang santai 3 Guru Penggerak juga dapat menganalisis kebutuhan belajar rekan sejawatnya melalui bincang-bincang santai di berbagai kesempatan seperti saat istirahat di ruang guru atau sepulang sekolah. Bincang santai dengan beberapa rekan guru dapat menggali informasi yang lebih dalam terkait masalah sehari- hari rekan guru terkait pembelajaran. 17

5 Observasi kelas rekan sejawat Guru Penggerak dapat mengobservasi kelas rekan sejawat untuk melihat bagaimana rekan guru melakukan pembelajaran di dalam kelas. Untuk melakukan observasi, pastikan hal-hal berikut ini: Mendapatkan persetujuan guru yang akan diobservasi. Pastikan rekan anda memahami tujuan a dan manfaat proses observasi ini. Ceritakan hal-hal yang akan diobservasi dan bagaimana Anda akan mengolah data hasil observasi b Siapkan jadwal untuk observasi Siapkan instrumen observasi yang meliputi c perencanaan pembelajaran, proses pembelajaran dan penilaian pembelajaran Berikan umpan balik dari hasil observasi Anda kepada d rekan sejawat yang diobservasi dan refleksikan bersama hasil observasi tersebut Berdasarkan hasil observasi rekan-rekan guru, e biasanya terhimpun persoalan dan tantangan yang umum dihadapi, sehingga menjadi ide untuk menjadi fokus isu yang dicari solusinya bersama. 18

Strategi analisis di atas dapat dilakukan dengan (Tema-tema diskusi ini dapat 1 4 dikembangkan lebih lanjut) memetakan tantangan dan bila ada rekan sejawat yang persoalan yang dihadapi oleh sudah berhasil, apa “resep”nya? mayoritas rekan-rekan sejawat Mengapa rekan sejawat lain tidak dalam komunitas, disertakan atau belum mencoba hal serupa? dengan contoh, data atau bukti yang mengkonfirmasi bahwa persoalan tersebut adalah nyata; 2 Setelah mendapatkan cukup data tentang kebutuhan belajar memetakan sebab dan akar rekan sejawat, Guru Penggerak masalah yang terjadi bisa menyampaikan hasil analisisnya dan mengajak 3 anggota komunitas lainnya untuk membuat rencana memetakan hal-hal yang sudah kegiatan belajar. dicoba dilakukan selama ini untuk mengatasi persoalan atau tantangan tersebut. Identifikasi seluruh upaya, baik yang telah berhasil maupun belum berhasil; 19

2 Memfasilitasi penyusunan rencana kegiatan belajar berdasarkan hasil analisis kebutuhan Rencana kegiatan belajar di komunitas praktisi perlu dilakukan bersama-sama oleh anggota komunitas agar seluruh anggota bertanggung jawab dan terlibat aktif dalam proses pengembangan dirinya dan rekan komunitas. Guru Penggerak dapat mengikuti tips berikut untuk memfasilitasi rencana kegiatan belajar: 1 Diskusikan dengan rekan 3 Diskusikan bagaimana kegiatan Komunitas Belajar mengenai isu belajar yang dapat dilakukan pembelajaran spesifik yang untuk mengatasi permasalahan paling menjadi tantangan dalam pembelajaran tersebut. Misal: praktik proses pembelajaran kegiatan belajar dapat sehari-hari. berbentuk pelatihan mandiri di sekolah, kegiatan saling 2 Tetapkan tujuan secara SMART. mengobservasi proses SMART singkatan dari Specific pembelajaran antara guru (peer (spesifik), Measurable (terukur), obseravation), kegiatan berbagi Achievable (dapat tercapai), di KKG/ kegiatan gugus, atau Realistic (dapat direalisasikan), MGMP, dan lainnya. Timely (ada jangka waktu). Misal: tujuan yang terlalu umum seperti 4 Bagi peran dan tanggung jawab “meningkatkan praktik belajar kepada rekan guru sesama guru”, dapat dispesifikkan komunitas praktisi. Peran yang menjadi “mempraktikkan satu dapat dibagi sesuai kebutuhan teknik penilaian formatif dalam komunitas praktisi antara lain: pembelajaran tematik untuk satu bulan ke depan”. Semakin spesifik a. Koordinator dan terukur, semakin besar kemungkinan kegiatan belajar b. Tim dokumentasi akan tepat sasaran. c. Tim Logistik d. Tim Acara/Konten e. P e r a n l a i n sesuai kebutuhan 20

5 Bila memerlukan biaya, tentukan 6 Menyepakati jadwal untuk bagaimana biaya tersebut dapat memastikan komitmen anggota dipenuhi secara realistis. Contoh, bila kebutuhan konsumsi dapat Rencana kerja harus dievaluasi secara disediakan urunan, atau bawa berkala, dapat perbaiki mengikuti sendiri, tidak perlu membeli dari hasil evaluasi, dan berdasarkan luar. kesepakatan bersama. 21

3 Mencari narasumber yang relevan sesuai kebutuhan belajar Pada prinsipnya, narasumber untuk pertemuan di dalam Komunitas Praktisi bisa siapa saja baik berasal dari dalam komunitas maupun luar komunitas. Dari dalam komunitas, dapat ditawarkan atau diminta kepada rekan guru yang memiliki praktik baik untuk disebarkan. Rekan guru yang bisa diminta untuk menjadi narasumber juga bisa berasal dari komunitas praktisi guru yang lain dari sekolah yang berbeda atau dari kelompok mata pelajaran yang berbeda (jika komunitas praktisi berbasis mata pelajaran). Selain itu, kepala sekolah, pengawas sekolah, orang tua murid dan dinas pendidikan juga dapat berbagi pengetahuan dan keterampilan yang relevan dan dibutuhkan untuk guru. Koordinator komunitas praktisi dapat secara spesifik meminta narasumber memberikan materi atau pembelajaran yang dibutuhkan oleh guru. 22

Komunitas profesi lain juga dapat menjadi sumber belajar guru di komunitas praktisi. Contohnya profesi wartawan atau blogger dapat memberikan materi menulis kepada para anggota. Profesi psikolog dapat diajak berdiskusi tentang penanganan Anak Berkebutuhan Khusus dan profesi lainnya. Komunitas lain yang relevan seperti komunitas hobi juga bisa menjadi mitra Komunitas Praktisi dalam pengembangan diri anggota. Misalnya komunitas pendongeng, komunitas board game, komunitas sains, dan lain sebagainya. Setiap narasumber perlu diberitahukan kebutuhan materi yang perlu dipersiapkan dan ekspektasi hasil pembelajaran setelah selesai pertemuan. Jika mengundang narasumber di luar anggota komunitas ceritakanlah juga nilai-nilai yang dipegang oleh anggota komunitas. 23

4 Menyelenggarakan kegiatan Pelibatan anggota dalam penyelenggaraan belajar di komunitas Komunitas Praktisi dapat meningkatkan semangat anggota dalam belajar di komunitas. Berikut peran-peran yang dapat dilakukan oleh Anggota di Komunitas Praktisi: Narasumber Orang yang memberikan materi atau menceritakan praktik baik kepada anggota Reporter Mendokumentasikan kegiatan belajar Komunitas, mengunggah dan mendistribusikan materi belajar untuk rekan Komunitas lainnya Koordinator Orang yang bertugas untuk memastikan narasumber dan reporter siap, mengingatkan anggota lain untuk hadir, dan aktivitas lain yang menunjang kelancaran pertemuan komunitas Peserta Rekan sejawat Komunitas yang mengikuti kegiatan belajar. 24

Tahap Penyelenggaraan Komunitas Praktisi: 1 TAHAP PERSIAPAN a. Memastikan waktu dan tempat penyelenggaraan kegiatan b. Menyepakati pembagian peran c. Memastikan media publikasi dan sosialisasi kegiatan 2 PELAKSANAAN a. Pemimpin sekolah atau pihak yang disepakati membuka kegiatan secara resmi sebagai bentuk dukungan pada komunitas b. Koordinator menjelaskan tujuan dan hasil yang diharapkan c. Narasumber melakukan presentasi selama 10-15 menit tentang praktik cerdas yang sudah dilakukan d. Disarankan presentasi dilakukan dengan gaya bercerita, dimulai dari tahap awal, tantangan yang dihadapi, aksi yang dilakukan, perubahan yang terjadi, dan pelajaran apa saja yang telah didapatkan e. Koordinator mempersilahkan peserta untuk bertanya hasil praktik cerdas sesuai dengan topik. Bila memungkinkan, beri kesempatan kepada peserta rekan komunitas untuk mencoba/mensimulasikan praktik yang diajarkan, agar pembelajaran maksimal. f. Koordinator mengajak peserta merefleksikan hasil belajar 25

3 PASCA PELAKSANAAN a. Evaluasi kegiatan komunitas mulai dari tahap pelaksanaan sampai tahap evaluasi b. Publikasikan hasil dokumentasi kegiatan agar anggota yang tidak hadir juga mendapatkan manfaat c. Dampingi rekan sejawat dalam menerapkan pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar sesungguhnya yang dijalankan. Pada saat guru penggerak mengobservasi kelas rekan sejawat, penting untuk juga merefleksikan hal-hal apa yang dapat dipelajari dari rekan sejawat yang diobservasi yang bisa diterapkan di kelas guru penggerak. Penyelenggaraan Komunitas Praktisi memiliki tiga prinsip fleksibilitas yaitu fleksibel waktu, cara dan lokasinya. Waktu dan durasi kegiatan komunitas bisa menyesuaikan kebutuhan anggota dan ketersediaan waktu mereka. Selanjutnya, pertemuan komunitas praktisi bisa dilakukan dengan cara tatap muka atau pun dalam jaringan (online) dengan memanfaatkan media sosial seperti Facebook grup, aplikasi Whatsapp grup, aplikasi telegram dan mailing list. Untuk kegiatan tatap muka, bentuk kegiatan juga bisa dibuat santai sehingga pemilihan lokasi kegiatan tidak harus selalu di sekolah tapi juga bisa di rumah salah satu anggota, kedai kopi atau warung makan dan tempat lainnya yang masih menunjang proses pembelajaran dan disepakati oleh anggota komunitas. 26

5 Mendokumentasikan dan mempublikasikan hasil kegiatan Kegiatan dokumentasi dan publikasi pengetahuan penting dilakukan sebagai bagian dari manajemen pengetahuan. Selain itu, dokumentasi dan publikasi adalah merupakan sumber belajar bagi anggota komunitas dan dapat juga digunakan sebagai media refleksi bagi anggota. Media refleksi artinya, anggota komunitas dapat mengidentifikasi hal-hal baik apa yang harus dipertahankan dan aspek-aspek apa saja yang harus diperbaiki pada periode kegiatan berikutnya. 27

Berikut bentuk-bentuk hasil dokumentasi dan proses pendokumentasian pengetahuan di dalam Komunitas Praktisi Bentuk Dokumentasi Publikasi Pengetahuan a. Ringkasan kegiatan yang a. Memilih anggota yang meliputi materi esensial, paparan bersedia menjadi Reporter narasumber dan hasil refleksi atau orang yang bertugas peserta untuk menyusun dokumentasi kegiatan b. Foto kegiatan dan hasil belajar c. Video kegiatan b. Reporter menuliskan dan mempublikasikan refleksi pembelajaran pada kanal belajar yang disepakati. Kanal belajar dalam bentuk media daring atau luring. c. Anggota komunitas membagikan ulang hasil praktik atau materi yang didapatkan d. Untuk mendorong keberlanjutan program, guru penggerak bersama pemimpin sekolah dapat memediasi menerbitkan hasil publikasi menjadi karya guru e. Anggota komunitas praktisi menyepakati tata cara penulisan publikasi praktik baik. Kerangka refleksi dapat menggunakan berbagai metode yang terlampir. 28

6 Mendampingi rekan sejawat dalam mempraktikkan hasil belajar di komunitas Pengetahuan dan keterampilan yang didapatkan di komunitas tidak boleh berhenti di pertemuan. Setiap pengetahuan dan keterampilan harus membawa dampak pada proses pembelajaran di kelas. Guru Penggerak berperan mendampingi rekan-rekan sejawat untuk mengimplementasikannya. Berikut langkah-langkah yang dapat dilakukan oleh Guru Penggerak: Menyemangati rekan sejawat Menanyakan pengalaman untuk mengaplikasikan praktik menjalankan praktik baru di baru di kelas masing-masing kelas Menanyakan kesulitan dan Memberikan waktu kepada tantangan saat mengaplikasikan anggota untuk praktik mengimplementasikan praktik baru. Idealnya sekitar 2-4 minggu. Mendorong anggota untuk mendokumentasikan kegiatan saat mengimplementasikan praktik baru. Baik praktik yang berhasil maupun yang belum berhasil. 29

Evaluasi adalah proses untuk memahami apakah 7 tujuan kegiatan belajar komunitas telah tercapai atau Memfasilitasi tidak, dan bermanfaat untuk menilai apakah kegiatan evaluasi dan belajar komunitas telah mencapai tujuannya. Guru refleksi Penggerak perlu mengingat dan meninjau kembali pembelajaran tujuan kegiatan belajar komunitas pada saat langkah dan kedua (memfasilitasi rencana kegiatan belajar penerapan berdasarkan kebutuhan), dan melihat apakah rekan kegiatan sejawat telah berhasil mempraktekkan hasil belajar dalam kegiatan belajar mengajarnya masing-masing. Misal: Bila tujuan kegiatan belajar Komunitas adalah “menerapkan disiplin positif dalam kelas”, maka evaluasi dilakukan apakah rekan-rekan Komunitas telah mampu menerapkan disiplin positif kelas dalam kelas masing-masing. Dokumentasikan dan identifikasi rekan yang sudah mampu dan belum. Evaluasi adalah bagian yang penting dalam menjalankan Komunitas Praktisi karena kita dapat mengetahui perkembangan kemampuan dan kompetensi diri dan rekan sejawat komunitas. Ingatlah, bahwa bila ada rekan sejawat belum berhasil mempraktekkan hasil belajar, hal tersebut bukanlah hal yang memalukan, namun sebuah pelecut untuk mencoba strategi dan cara belajar lain untuk berkembang ke depan. 30

Refleksi adalah memikir ulang proses apa yang membuat kegiatan belajar yang telah dilakukan Komunitas telah berhasil atau belum berhasil dan bermanfaat untuk bahan pembelajaran rekan Komunitas mengenai apa yang berhasil dan yang tidak dalam mengaplikasikan pembelajaran yang dilakukan. Misal: Bila evaluasi disimpulkan bahwa ada beberapa rekan Komunitas belum mampu menerapkan disiplin positif dalam kelas, refleksikan tantangan yang mungkin muncul yang membuat tidak tercapainya hal tersebut. Refleksi penting untuk dilakukan agar rekan sejawat yang belum berhasil dapat mencoba cara dari rekannya yang sudah berhasil, dan rekan yang telah berhasil dapat semakin mengembangkan praktik baik yang telah berhasil ia lakukan. Untuk melakukan evaluasi dan refleksi, lakukan rembuk bersama-sama rekan komunitas untuk berdiskusi. Berikut beberapa pertanyaan kunci yang dapat menjadi pemantik diskusi: Apakah rekan sejawat berhasil mengaplikasikan hal yang dipelajari saat kegiatan belajar komunitas? Apa hal-hal yang membuat kegiatan belajar tersebut berhasil diaplikasikan? Bila belum berhasil, apa kendalanya sehingga kegiatan belajar komunitas berikutnya dapat lebih baik? Catatan: Apa yang berhasil sama pentingnya dengan apa yang tidak berhasil sehingga komunitas belajar Anda dapat selalu lebih baik selanjutnya Strategi melakukan refleksi dapat dilihat pada lampiran. 31

3 Budaya Positif di Komunitas Praktisi 32

Lingkungan yang positif adalah aspek penting dalam belajar tidak hanya bagi murid, tapi juga bagi orang dewasa karena dapat menimbulkan aman dan nyaman saat belajar. Lingkungan belajar yang positif akan mendorong anggota komunitas untuk dapat terbuka menunjukkan rasa ingin tahunya dan nyaman mengemukakan pemikiran yang berbeda dari anggota komunitas yang lain. Selain itu, berada dalam lingkungan belajar yang positif membuat anggota terbuka terhadap kegagalan dan tantangan yang dialami sehingga memungkinkan bagi komunitas praktisi bersama- sama mencari solusi yang tepat. Apa saja strategi yang dapat dilakukan oleh Guru Penggerak dalam menciptakan lingkungan belajar yang positif? 1 Pembelajaran yang relevan bagi anggota Komunitas Motivasi belajar orang dewasa akan meningkat jika topik pembelajaran relevan bagi kebutuhan profesionalnya sehari-hari. Anggota komunitas praktisi perlu mengidentifikasi tujuan dan alasan belajarnya dengan jelas sehingga dapat tergambarkan dampak hasil belajarnya bagi dirinya sendiri dan hal-hal yang dianggap penting. 2 Membangun nilai-nilai bersama Anggota Komunitas Praktisi perlu menyepakati nilai-nilai bersama agar interaksi antara anggota dapat berjalan dengan nyaman. Menentukan nilai dan kode etik yang perlu ada di dalam Komunitas, bisa dengan menanyakan kepada para anggota bagaimana mereka ingin diperlakukan satu sama lain atau bagaimana suasana yang mereka ingin rasakan saat belajar di dalam komunitas. Contohnya: Setiap anggota memiliki kesempatan belajar dan berkontribusi yang setara, setiap anggota terbuka pada ide-ide yang berbeda, dan setiap anggota harus memperlakukan anggota lain dengan hormat dan santun. Nilai dan kode etik dalam komunitas perlu dibangun melalui dialog yang positif agar dapat dijalankan dengan nyaman oleh seluruh anggota komunitas. 33

3 4 Melibatkan anggota dalam Membangun relasi yang pengambilan keputusan positif antar anggota Orang dewasa adalah pembelajar Hubungan anggota di dalam yang mandiri yang ingin turut komunitas praktisi perlu dibangun mengelola proses belajarnya. Oleh secara positif. Guru Penggerak dapat karena itu, anggota komunitas juga memfasilitasi aktivitas-aktivitas yang perlu dilibatkan dalam pengambilan memberi kesempatan kepada keputusan-keputusan dalam anggota untuk saling mengenal Komunitas Praktisi. Menentukan lebih dekat satu sama lain. Relasi topik pertemuan komunitas atau yang positif antara anggota juga cara belajar di komunitas bahkan meningkatkan rasa percaya dan menentukan pembagian peran di aman saat belajar di dalam komunitas dengan dialog adalah komunitas. Relasi yang positif juga contoh proses pengambilan dapat diciptakan dengan keputusan yang dapat dilakukan membangun sikap saling bersama anggota. mendukung dan mengapresiasi setiap capaian kecil yang terjadi di antara anggota komunitas. 5 Menjadikan refleksi dan umpan balik menjadi bagian dari proses rutin Lingkungan belajar yang positif dapat dibangun dengan menjadikan refleksi sebagai bagian dari proses rutin di Komunitas Praktisi sehingga anggota komunitas terbiasa melakukan refleksi secara mandiri, begitu pula dengan memberikan dan menerima umpan balik. Terbuka terhadap umpan balik adalah karakteristik guru-guru yang dapat terus berkembang. Lingkungan belajar yang positif akan mendukung proses belajar guru. Ceritakan kelima strategi di atas kepada rekan sejawat anda di dalam Komunitas Praktisi sehingga seluruh anggota bersemangat dan berkomitmen mewujudkan lingkungan belajar yang positif. 34

4 Kolaborasi dalam Komunitas Praktisi 35

““Kompetisi membuat kita (bekerja) lebih cepat, kolaborasi membuat kita (bekerja) lebih baik” -unknown- Kolaborasi adalah keterampilan bekerja sama secara koperatif untuk mencapai tujuan bersama. Keterampilan ini adalah salah satu keterampilan abad 21 yang harus dimiliki semua orang termasuk Guru dan Kepala Sekolah. Kolaborasi akan membuat pekerjaan lebih efektif dan efisien untuk sampai ke tujuan karena pengetahuan, keterampilan dan sumber daya dibagi bersama para kolaborator. 36

Manfaat Kolaborasi dalam Komunitas Praktisi 1 Menciptakan 2 Membangun relasi yang ketergantungan sosial positif dengan antar anggota yang positif Ketergantungan sosial yang positif Berkolaborasi dengan orang-orang adalah ketika seseorang percaya yang berbeda latar belakang, bahwa mereka dapat mencapai pengetahuan dan keterampilan tujuan mereka jika orang lain juga akan memunculkan ide-ide baru dapat mencapai tujuannya. untuk pemecahan masalah. Kemampuan berkolaborasi akan mengurangi adanya kompetisi Berbagai riset telah negatif atau keinginan untuk membuktikan bahwa melihat orang lain gagal. Kolaborasi kolaborasi adalah faktor utama menciptakan suasana saling yang secara konsisten mendukung dalam ekosistem menunjukkan keterkaitan pendidikan. dengan peningkatan performa sekolah dan orang-orang di 3 dalamnya, yaitu murid, guru Berbagi dan kepala sekolah. sumber daya Kolaborasi memaksa pihak-pihak Kolaborasi antara guru dalam yang terlibat dalam proses praktik pembelajaran mampu kolaborasi membagikan sumber meningkatkan hasil belajar daya sehingga pekerjaan dapat murid di sekolah. dilakukan dengan lebih efisien dan efektif 37

Tahapan Kolaborasi dalam mengembangkan Komunitas Praktisi oleh Guru Penggerak Tahap-tahap peranan Contoh kolaborasi yang dapat Guru Penggerak dilakukan dalam setiap tahapan peran Menganalisis kebutuhan belajar Bersama rekan-rekan sejawat anggota komunitas rembuk bersama mendiskusikan permasalahan yang 1 dihadapi. Memfasilitasi penyusunan Selain rekan sejawat, meminta rencana kegiatan belajar masukan pengawas dan kepala berdasarkan hasil analisis sekolah mengenai rencana kegiatan kebutuhan belajar yang akan dilakukan. 2 Mencari narasumber yang relevan Bila sesuai dengan kebutuhan, sesuai kebutuhan belajar melibatkan pihak-pihak di luar lingkungan pendidikan untuk 3 menjadi narasumber. Misal, melibatkan psikolog untuk berbicara mengenai penanganan psikologis murid. Menyelenggarakan kegiatan Berbagi peran dengan rekan sejawat belajar di komunitas dalam kegiatan belajar komunitas. Setiap anggota dapat secara 4 bergiliran menjadi koordinator komunitas, reporter, pembicara dan peran lain yang dibutuhkan. 38

Tahap-tahap peranan Contoh kolaborasi yang dapat Guru Penggerak dilakukan dalam setiap tahapan peran Mendokumentasikan dan Melibatkan rekan-rekan media, mempublikasikan hasil kegiatan penerbit, dan lainnya untuk mendiseminasikan hasil-hasil 5 kegiatan belajar kepada publik lebih luas. Mendampingi rekan sejawat dalam mempraktikkan hasil belajar di Kolaborasi bukan berarti komunitas menggurui, namun mendampingi dan berjuang bersama untuk 6 mengembangkan diri dalam mempraktikkan hasil belajar dalam Memfasilitasi evaluasi dan refleksi praktik mengajar sehari-hari. pembelajaran dan penerapan kegiatan Meminta umpan balik kepada para pemangku kepentingan 7 lingkungan sekolah, seperti kepala sekolah, orangtua murid dan murid, serta pengawas, selain dari rekan sejawat tentang ketercapaian kegiatan belajar. 39

Dengan siapa saja Sesama anggota komunitas (guru mata guru bisa pelajaran yang sama, lintas mata berkolaborasi? pelajaran atau lintas jenjang) Komunitas praktik lain dalam satu sekolah Orang tua murid, kepala sekolah dan pengawas Guru atau kepala sekolah dari komunitas lain yang berbeda sekolah, jenjang dan ekosistem lainnya Profesi lain atau dengan komunitas lintas profesi Komunitas literasi, seni budaya dan kearifan lokal yang tersedia di sekitar sekolah 40

5 Tahapan Pengembangan Komunitas Praktisi 41

1 Tahap Merintis 1 Membangun percakapan awal Tahap merintis adalah tahapan Guru penggerak melakukan percakapan memulai sebuah komunitas, Guru awal dengan pemimpin sekolah, wakil Penggerak dapat mengawali kepala sekolah, koordinator urusan, wali membangun Komunitas Praktisi kelas atau dengan guru mata pelajaran dengan strategi berikut. terkait dengan tujuan dan perubahan- perubahan yang ingin dicapai sekolah serta pengembangan kompetensi guru. Percakapan awal sebaiknya dilakukan secara individu agar diskusi bisa lebih dalam. 2 Menemukan pengikut pertama Pengikut pertama adalah rekan guru yang bersemangat dan bersedia turut menggerakkan komunitas belajar bersama Guru Penggerak. Para pengikut pertama biasanya memiliki keresahan yang sama dengan guru penggerak serta berkomitmen untuk turut menggerakkan komunitas praktisi, memiliki kemauan belajar yang kuat atau sudah menerapkan pembelajaran yang berpusat pada murid. 42

3 Membangun percakapan bermakna Percakapan bermakna dimulai dengan pemetaan masalah-masalah dan rencana solusi yang bisa dilakukan bersama. Percakapan berakhir dengan kesepakatan membentuk komunitas praktisi sebagai tempat belajar, berdiskusi dan mengembangkan praktik baik. Jika guru sudah memiliki komunitas namun belum menjadi komunitas praktisi, tiga langkah di atas bisa tetap dilakukan untuk meyakinkan orang-orang yang berpengaruh dalam komunitas untuk menerapkan konsep Komunitas Praktisi. 43

2 Tahap Menumbuhkan 1 Menyelenggarakan pertemuan Pada tahap menumbuhkan, belajar secara rutin komunitas praktisi diharapkan dapat menyebarluaskan Pertemuan rutin akan memperkuat pengetahuan dan praktik baik proses belajar anggota di komunitas. secara lebih luas. Apa saja yang bisa Jadwal dan lamanya pertemuan rutin dilakukan oleh penggerak dan perlu disepakati oleh anggota komunitas anggota komunitas? agar anggota berkomitmen menghadiri pertemuan baik dalam bentuk tatap muka ataupun dalam jaringan. Pertemuan rutin juga memfasilitasi anggota komunitas untuk saling berbagi praktik baik yang dilakukan di ruang kelas dan dampaknya pada murid. Selanjutnya, pertemuan rutin harus sesuai dengan kebutuhan belajar anggota atau menyesuaikan dengan konteks masalah yang ingin dipecahkan. 44

2 Mendorong dan mendampingi 3 Mendokumentasikan dan membagikan hasil belajar anggota komunitas Guru Penggerak dan anggota menerapkan hasil belajar Komunitas Praktisi bisa mendokumentasikan hasil kegiatan Guru penggerak mendorong dan komunitas dan praktik baik yang telah mendampingi anggota untuk dibagikan di komunitas dalam bentuk mempraktikkan hasil belajar di tulisan, rekaman audio atau video. Komunitas. Langkah-langkah Proses dokumentasi ini bermanfaat mendorong dan mendampingi sebagai sumber belajar bagi anggota komunitas dapat dilihat lebih lengkap komunitas secara lebih luas. pada Bab 2 bagian mendampingi rekan sejawat. Selanjutnya, hasil dokumentasi dapat membagikan hasil pertemuan belajar atau liputan kegiatan pada kanal belajar yang sudah disepakati sebelumnya baik di WhatsApp grup, Telegram, halaman Facebook atau website sekolah. Publikasi konten pembelajaran atau praktik baik dapat menjadi bagian dari percakapan bermakna yang dapat dilakukan di Komunitas. Hasil dokumentasi juga dapat menjadi bagian dari cerita perubahan yang bermanfaat untuk proses monitoring dan evaluasi ketercapaian tujuan belajar anggota komunitas sehingga perlu dikelola dengan baik. 45

3 Tahap Merawat 1 Mengembangkan anggota Keberlanjutan menjadi Penggerak Pada tahap merawat keberlanjutan Komunitas Praktisi Komunitas Praktisi adalah tahap untuk memastikan proses baik yang Dalam periode waktu tertentu, Guru sudah berjalan di dalam komunitas Penggerak perlu mengidentifikasi akan terus memberi dampak positif anggota-anggota yang berpotensi bagi anggota komunitas dan murid untuk menjadi penggerak untuk walaupun terjadi perubahan- kemudian diberikan tanggung jawab perubahan situasi yang berkaitan sebagai pengelola kegiatan dengan dengan Komunitas Praktisi. peran yang berbeda-beda sehingga Contohnya, adanya pergantian dapat memahami tantangan di setiap kepala sekolah, guru penggerak peran. Dengan demikian, anggota akan pindah ke sekolah lain, atau terbiasa menjadi penggerak dan bisa bertambah atau berkurangnya memastikan aktivitas Komunitas Praktisi anggota. Langkah merawat sesuai tujuan dan kebutuhan anggota. keberlanjutan antara lain: 46

2 Menginisiasi kolaborasi 3 Menyelenggarakan proyek kegiatan murid Komunitas Praktisi dapat mulai menginisiasi kolaborasi dengan pihak- Proyek kegiatan murid memberikan pihak di luar komunitas yang dapat manfaat bagi guru dan murid secara memperkaya pembelajaran anggota langsung. Proses pengelolaan kegiatan dan dapat membantu anggota yang kompleks melatih dan menguji mencapai tujuan atau menyelesaikan anggota komunitas dalam hal masalah. Guru Penggerak dapat komunikasi, kreativitas dan kolaborasi. mendorong anggota komunitas untuk Proyek kegiatan murid juga dapat terlibat dalam proyek-proyek kolaborasi memberikan dampak langsung yang tersebut. terukur bagi capaian hasil belajar murid. Langkah-langkah menyelenggarakan proyek kegiatan murid dapat mengikuti materi yang sudah diajarkan di Pendidikan Guru Penggerak. 47

Tantangan Guru Penggerak dalam Mengembangkan Komunitas 1 Tantangan 2 Mengelola Waktu Tantangan Mengelola Energi Dalam mengembangkan Bukan hanya pengorbanan komunitas, keterampilan waktu. Selain menjalankan mengatur waktu sangat tugas pokok memimpin dibutuhkan oleh seorang guru pembelajaran, menjadi guru penggerak. Program hendaknya penggerak berarti berkomitmen disusun sesuai urgensi dan untuk memberi tenaga sifatnya mulai dari yang mengurus komunitas. mendesak, penting kemudian Disarankan senantiasa rutin. berkolaborasi dengan anggota untuk menghemat tenaga. 3 Tantangan 4 Tantangan Mengelola Emosi dalam Berkomunikasi Komunikasi dengan rekan satu Berkomunitas berarti terlibat tim atau yang rekan yang ada bersama dengan individu lain dalam komunitas sangatlah yang berbeda karakter, menantang. Kemampuan kebiasaan atau cara bekerja. komunikasi efektif menjadi kunci Perbedaan ini akan membangun percakapan mempengaruhi emosi bermakna. Harapannya supaya penggerak. Kemampuan setiap orang yang ada dalam mengelola emosi dan resolusi komunitas saling memahami konflik sangat diperlukan. dan mau mengambil peran mengembangkan komunitas.. 48

6 Peran Pemangku Kepentingan dalam Pengembangan Komunitas Praktisi 49


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook