Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore 1 _ BAB 1 FS_PENDAHULUAN

1 _ BAB 1 FS_PENDAHULUAN

Published by iephotoworks03, 2021-08-20 17:44:04

Description: 1 _ BAB 1 FS_PENDAHULUAN

Search

Read the Text Version

Pintöe Angèn Tröemon LAPORAN PENDAHULUAN MASTERPLAN PEMBANGUNAN KAWASAN AGROEKOEDUWISATA PINTO ANGEN TRUMON KABUPATEN ACEH SELATAN TAHUN 2021

Pintöe Angèn Tröemon KAWASAN AGROEKOEDUWISATA

LAPORAN PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pariwisata merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Diawali dari kegiatan yang semula hanya dinikmati oleh sebagian orang-orang yang relative kaya. Pada awal abad ke 20, kini telah menjadi bagian dari hak azasi manusia. Hal ini tidak terjadi di Negara maju tetapi mulai dirasakan pula di Negara berkembang. (Pendit 2002, h.65). Perkembangan pariwisata di suatu tempat, tidak terjadi secara tiba-tiba, melainkan melalui suatu proses. Proses itu dapat terjadi secara cepat atau lambat, tergantung dari berbagai faktor eksternal (dinamika pasar, situasi politik, ekonomi makro) dan faktor eksternal di tempat yang bersangkutan, kreatifitas dalam mengolah aset yang dimiliki, dukungan pemerintah dan masyarakat (Gunawan, 1999). Pembangunan kepariwisataan memerlukan perencanaan dan perancangan yang baik. Kebutuhan akan perencanaan yang baik tidak hanya dirasakan oleh pemerintah yang memegang fungsi pengarah dan pengendali, tetapi juga oleh swasta, yang merasakan makin tajamnya kompetisi, dan menyadari bahwa keberhasilan bisnis ini juga tak terlepas dari situasi lingkungan yang lebih luas dengan dukungan dari berbagai sektor. Kepariwisataan nasional sedang mulai bangkit sebagai salah satu andalan untuk mendapatkan PAD (Pendapatan Asli Daerah). Berbagai Unit Kawasan Wisata (UKW) nasional seperti Bali, Nusa Tenggara Barat, serta Yogyakarta mulai menunjukkan angka peningkatan kunjungan wisatawan baik domestik maupun manca negara. Sehingga kunjungan wisatawan tersebut akan mempengaruhi kunjungan di ODTW yang lain seperti Jawa dan Sumatra. Sektor pariwisata merupakan sektor yang potensial untuk dikembangkan sebagai salah satu sumber pendapatan daerah. Usaha memperbesar Pintöe Angèn Tröemon I - 1

LAPORAN PENDAHULUAN pendapatan asli daerah, maka program pengembangan dan pemanfaatan sumber daya dan potensi pariwisata daerah diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi pembangunan ekonomi. Pariwisata dipandang sebagai kegiatan yang mempunyai multidimensi dari rangkaian suatu proses pembangunan. Pembangunan sektor pariwisata menyangkut aspek sosial budaya, ekonomi dan politik (Spillane 2004, 67). Hal tersebut sejalan dengan yang tercantum dalam Undang-Undang Nomor 10 tahun 2009 Tentang Kepariwisataan yang menyatakan bahwa Penyelenggaraan Kepariwisataan ditujukan untuk meningkatkan pendapatan nasional dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat, memperluas dan memeratakan kesempatan berusaha dan lapangan kerja, mendorong pembangunan daerah, memperkenalkan dan mendayagunakan obyek dan daya tarik wisata di Indonesia serta memupuk rasa cinta tanah air dan mempererat persahabatan antar bangsa. Perkembangan pariwisata juga mendorong dan mempercepat pertumbuhan ekonomi. Kegiatan pariwisata menciptakan permintaan, baik konsumsi maupun investasi yang pada gilirannya akan menimbulkan kegiatan produksi barang dan jasa. Selama berwisata, wisatawan berbelanja, sehingga secara langsung menimbulkan permintaan pasar barang dan jasa. Selanjutnya wisatawan secara tidak langsung menimbulkan permintaan akan barang modal dan bahan untuk berproduksi memenuhi permintaan wisatawan akan barang dan jasa tersebut. Dalam usaha memenuhi permintaan wisatawan diperlukan investasi di bidang transportasi dan komunikasi, perhotelan dan akomodasi lain, industri kerajinan dan industri produk konsumen, industri jasa, rumah makan restoran dan lain-lain (Spillane 2004, h.68). Peranan pemerintah baik pusat maupun daerah sangat membantu terwujudnya obyek wisata. Pemerintah berkewajiban mengatur pemanfaatan ruang melalui distribusi dan alokasi menurut kebutuhan. Mengelola berbagai kepentingan secara proporsional dan tidak ada pihak yang selalu dirugikan atau selalu diuntungkan dalam kaitannya dengan pengalokasian ruang wisata. Kebijakan pengelolaan tata ruang tidak hanya mengatur yang boleh dan yang tidak boleh dibangun, namun terkandung banyak aspek kepastian arah pembangunan. Merubah potensi ekonomi menjadi peluang nyata, memproteksi ruang terbuka hijau bagi keseimbangan lingkungan, merupakan beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam upaya pengalokasikan ruang. Pintöe Angèn Tröemon I - 2

LAPORAN PENDAHULUAN Pengelolaan kepariwisataan pada dasarnya melibatkan tiga kelompok pelaku, yaitu sektor bisnis, sektor nonprofit dan sektor pemerintah. Pemerintah daerah dapat bekerja sama dengan pihak swasta untuk dapat memberdayakan, mengayomi, dan mengarahkan perkembangan, mendorong sektor-sektor pendukung dalam mewujudkan pengembangan pariwisata. Pemerintah mempunyai fungsi koordinasi, pemasaran, termasuk di dalamnya promosi, pengaturan harga untuk komponen-komponen tertentu, pengaturan sistem distribusi ataupun penyediaan informasi. Sedangkan operasionalnya dapat diserahkan kepada swasta. Diakui memang pembangunan pariwisata selama ini lebih banyak dikonsentrasikan pada beberapa lokasi saja, seperti di Pulau Bali, Pulau Jawa, Sumatra Utara dan Sulawesi Selatan. Namun kini perkembangan pembangunan pariwisata berjalan cukup pesat setelah disadari, bahwa industri pariwisata merupakan penghasil devisa non migas terbesar di dunia. Idealnya, pariwisata dapat meningkatkan kualitas masyarakat dan mensejahterakan masyarakat, mendukung kelestarian lingkungan, mengembangkan perekonomian, dengan dampak negatif yang minimal. Obyek wisata yang paling lama berkembang adalah obyek wisata yang menonjolkan keindahan alam, seni dan budaya. Mengingat keindahan alam menjadi daya tarik yang kuat bagi wisatawan, potensi ini menarik untuk digarap. Indonesia sebagai negara agraris memiliki lahan pertanian yang sangat luas. Rangkaian kegiatan pertanian dari budidaya sampai pasca panen dapat dijadikan daya tarik tersendiri bagi kegiatan pariwisata. Dengan menggabungkan kegiatan agronomi dengan pariwisata banyak perkebunan-perkebunan besar di Indonesia dikembangkan menjadi obyek wisata agro. Bagi daerah yang memiliki tanah subur, panorama indah, mengembangkan agrowisata akan mempunyai manfaat ganda apabila dibandingkan hanya mengembangkan pariwisata dengan obyek dan daya tarik keindahan alam, seni dan budaya. Manfaat lain yang dapat dipetik dari mengembangkan agrowisata, yaitu disamping dapat menjual jasa dari obyek dan daya tarik keindahan alam, sekaligus akan menuai hasil dari penjualan budidaya tanaman agro, sehingga disamping akan memperoleh pendapatan dari sektor jasa sekaligus akan memperoleh pendapatan dari penjualan komoditas pertanian. Pintöe Angèn Tröemon I - 3

LAPORAN PENDAHULUAN Sumatra merupakan salah satu Daerah Tujuan Wisata utama di Indonesia sedangkan Aceh merupakan kawasan wisata utama di Sumatra yang dilalui jalur wisata darat nasional dan internasional yang berada di ujung barat Pulau Sumatra. Provinsi Aceh memiliki berbagai jenis objek wisata yang dapat menarik para wisatawan lokal maupun wisatawan mancanegara. Diantaranya : Lhok Nga, Pulau Sabang, Ulee Lhee, Cagar Budaya, Mesjid, Kuliner, dan lain sebagainya yang sangat indah dan mengagumkan para pengunjung. Hal ini dikarenakan kondisi alamnya yang segar dan nyaman serta budaya masyarakat setempat yang memiliki keramah-tamahan sehingga pada akhirnyanya banyak wisatawan yang suka. Namun demikian, aktivitas wisata yang ada ini tidak mengesampingkan dengan hukum syariat islam yang berlaku di daerah tersebut. Hal ini dapat dilihat dari wisata pemandian yang ada dengan memberlakukan pemisahan antara laki-laki dan perempuan, dan juga pakaian yang digunakan tidak melanggar aturan yang telah diberlakukan di daerah tersebut. Begitu pula dengan Kabupaten Aceh Selatan dikenal sebagai daerah yang memiliki potensi sumber daya alam yang melimpah dan memiliki potensi wisata dengan daya tarik yang sangat mempesona. Disamping memiliki posisi geografi dan topografi yang menguntungkan, juga ditopang oleh adat-istiadat serta peninggalan-peninggalan sejarah dan budaya yang merupakan modal dasar bagi pengembangan dan peningkatan kepariwisataan di daerah ini. Salah satu lokasi yang dapat dikembangkan menjadi wisata agro adalah di Puncak SIgantang Sira-Pinto Angen, Kecamatan Trumon. 1.2 MAKSUD DAN TUJUAN A. Maksud Maksud dari Penyusunan Masterplan Pembangunan Kawasan Agroekoeduwisata Pinto Angen Trumon adalah sebagai acuan dalam penataan dan pengembangan kawasan objek wisata serta strategi pengembangannya. Tujuannya adalah menjadi acuan pedoman tentang perencanaan dalam proses pembangunannya agar tercapai efesiansi waktu, biaya dan sumberdaya pekerja serta menjadi dasar strategi pengembangan objek wisata kedepannya. Pintöe Angèn Tröemon I - 4

LAPORAN PENDAHULUAN B. Sasaran a. Terstrukturnya dan sistematis dalam proses konstruksi. b. Tersedianya gambaran acuan pelaksanaan konstruksi c. Tersedianya acuan biaya pelaksanaan dan waktu pelaksanaan konstruksi d. Tersedianya acuan dalam pengembangan objek wisata Puncak Sigantang Sira-Pinto Angen 1.3 RUANG LINGKUP WILAYAH Lokasi pekerjaan dalam penyusunan masterplan ini adalah: Lokasi : Puncak Pinto Angen Kecamatan : Trumon Kabupaten : Kabupaten Aceh Selatan Provinsi : Provinsi Aceh Luas : ± 25 Hektar Koordinat : 2°56'59.7\"N 97°39'38.5\"E 1.4 RUANG LINGKUP PEKERJAAN Ruang lingkup kegiatan penyusunan masterplan ini adalah sebagai berikut: 1. Persiapan dan Organisasi Kerja 1) Mobilisasi tenaga ahli, asisten tenaga ahli, dan tenaga pendukung; 2) Kajian literatur, teori, dan benchmark/pengalaman yang berhasil terkait pengembangan wisata daerah; 3) Review terhadap kebijakan pengembangan kawasan serta pembangunan infrastruktur berdasarkan rencana pembangunan dan rencana tata ruang baik nasional (RPJPN dan RTRWN), pulau/kepulauan (RTR Pulau/Kepulauan), provinsi (RTRW), kabupaten/kota (RPJPD, RPJMD, RTRW Kabupaten/Kota), kebijakan sektoral seperti Rencana Pengembangan Kawasan Perdesaan (RPKP), RTR Kawasan Perdesaan, Pengembangan Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah (PISEW), peraturan, ketentuan, dan program-program lainnya; Pengumpulan data dan informasi awal wilayah perencanaan; 4) Penyusunan peta dasar; 5) Penajaman metodologi pelaksanaan pekerjaan; Pintöe Angèn Tröemon I - 5

LAPORAN PENDAHULUAN 6) Inventarisasi kebutuhan data, desain survei, dan penyiapan perangkat survei; 7) Penyusunan rencana kerja dan jadwal rinci mingguan pelaksanaan pekerjaan; 8) Asistensi dan pembahasan masterplan 9) Penyerahan dokumen masterplan Gambar 1. 1 Peta Lokasi Kegiatan di Kabupaten Aceh Selatan Sumber: Konsultan, 2021 Pintöe Angèn Tröemon I - 6

LAPORAN PENDAHULUAN 2. Pengumpulan Data Survei dilakukan dalam rangka menjaring data dan informasi, data primer dan sekunder menjadi input utama dalam penyusunan masterplan ini. Data primer diperoleh berdasarkan hasil pengukuran lapangan berupa pengukuran topographi, dengan output gambaran lahan secara cross secion dan long section, kontur dan batas-batas kawasan. Data sekunder diperoleh dari instansi pemerintah, Badan Pusat Statistik dan informasi lainnya yang berkaitan pengembangan Kawasan. 3. Peyusunan Detail Enggineering Design (DED) Kawasan Agro Wisata Rencana desain merupakan output dari hasil pengukuran lapangan, desain konstruksi menerapkan prinsip-prinsip: 1) Sistem Struktur yang digunakan harus sesuai dengan tingkat kerawanan (resiko gempa) dimana bangunan tersebut didirikan; 2) Aspek kontinuitas dan integritas struktur bangunan perlu diperhatikan dlam pendetailan penulangan dan sambungan-sambungan, unsur- unsur struktur bangunan harus terkait dan terikat secara efektif menjadi satu kesatuan untuk meningkatkan inegritas struktur secara menyeluruh. 3) Konsistensi sistem struktur yang diasumsikan dalam desain dengan sistem struktur yang dilaksanakan harus terjaga. 4) Meterial yang digunakan haruslah memiliki daya tahan yang tinggi di lingkungannya. 5) Unsur-Unsur arsitektural yang memiliki massa yang besar harus terikat dengan kuat pada sistem portal utama dan harus diperhitungkan pengaruhnya terhadap sistem srtuktur. 6) Metode pelaksanaan. sistem quality control dan quality assurance dalam tahapan konstruksi harus dilaksanakan dengan baik dan harus sesuai dengan kaidah yang berlaku. 4. Analisis Pengembangan Kawasan Agro Wisata 1) Analisis posisi kawasan dalam konstelasi regional dan global untuk mengetahui kedudukan deliniasi terhadap lokasi yang lebih makro secara administrasi; 2) Analisis lingkungan fisik (built environment) struktur dan serta kecenderungan perkembangan kawasan untuk mengetahui daya dukung lahan terhadap potensi kawasan yang dapat dikembangkan; Pintöe Angèn Tröemon I - 7

LAPORAN PENDAHULUAN 3) Analisis potensi ekonomi pengembangan kawasan untuk mengukur potensi ekonomi secara kuantitatif sebagai langkah penajaman potensi kawasan yang harus dikembangkan atau didukung oleh infrastruktur; 4) Analisis isu strategis dan permasalahan pengembangan Kawasan untuk menajamkan informasi terkait daya dukung kawasan secara fisik maupun non fisik; 5) Analisis sistem agribisnis yang dapat dikembangkan sebagai daya tarik dalam pengembangan agro wisata; 5. Rencana Bisnis (Business Plan) Dokumen rencana bisnis merupakan dokumen yang berisikan kegiatan yang dilakukan dan dilaksanakan secara legal dengan menggunakan dan mengombinasikan sumber daya atau faktor-faktor produksi untuk menyediakan barang atau jasa bagi masyarakat dengan tujuan untuk memperoleh manfaat finansial, yaitu laba usaha. Perencanaan atau plan : salah satu fungsi manajemen yang berhubungan dengan pemilihan visi, misi, dan tujuan, strategi, kebijakan, prosedur, aturan, program, dan anggaran. 1.5 OUTPUT PEKERJAAN Ouput yang dihasilkkan dalam Penyusunan Masterplan Pembangunan Kawasan Agrowisata Puncak Sigantang Sira-Pinto Angen adalah: 1. Tersusunnya profil kawasan/potensi masalah di kawasan, yang sekurang-kurangnya memuat gambaran umum, potensi, serta permasalahan pengembangan kawasan; 2. Terumuskannya konsep pengembangan kawasan yang memuat sistem agribisnis/agroindustri/pariwisata dari hulu hingga ke hilir, termasuk di dalamnya penentuan zona produksi, pengolahan, dan pemasaran serta strategi pengembangannya; 3. Tersusunnya Detail Engineering Design (DED) a) Gambar Detail b) Visual 3 Dimensi c) Maket Kawasan d) Rencana Anggaran Biaya (RAB) e) Rencana Kerja Spesifik (RKS) f) Network Planing dan Time Scheduling Pintöe Angèn Tröemon I - 8

LAPORAN PENDAHULUAN 4. Tersusunnya Strategi Rencana Bisnis (Business Plan), Aspek-aspek yang akan di Analisa adalah aspek: 1) Aspek pasar dan pemasaran • Peluang dan potensi pasar • Kondisi market share • Segmenting, targeting, positioning • Perilaku konsumen • Strategi, kebijakan dan program • Bauran Pemasaran ( Product, Price, Place, Promotion) • Analisis Pesaing • Analisis SWOT 2) Aspek Teknis, Operasional dan Produksi • Strategi produk dalam hal ini jasa • Rencana Kualitas • Teknologi • Pengawasan 3) Aspek Manajemen • Perencanaan SDM • Analisis pekerjaan • Rekrutmen, seleksi dan orientasi • Pelatihan dan pengembangan • Pola gaji/upah • Keselamatan dan kesejahteraan kerja 4) Aspek Keuangan • Kebutuhan biaya • Analisis Payback period, Break event point • Strukutur pembiayaan (Sumber) • Pemilihan investasi 5) Aspek Hukum • Keabsahan dokumen pengelolaan 6) Aspek Sosial - Ekonomi • Pengaruh terhadap lingkungan ekonomi • Pengaruh terhadap lingkungan sosial Pintöe Angèn Tröemon I - 9

LAPORAN PENDAHULUAN 1.6 TENAGA AHLI DAN WAKTU PENYELESAIAN A. Tenaga Ahli Tenaga Ahli yang diperlukan dalam penyusunan masterplan ini sebagai berikut: 1. Tenaga Ahli Arsitektur 2. Tenaga Ahli Sipil 3. Tenaga Ahli Planologi/Perencanaan Wilayah dan Kota 4. Tenaga Ahli Manajemen 5. Tenaga Ahli Pariwisata 6. Cost Estimator 7. Surveyor 8. Drafter B. Rencana Jangka Waktu Pekerjaan Estimasi waktu penyusunan dokumen Masterplan Pembangunan Kawasan Agroeduwisata Puncak Sigantang Sira-Pinto Angen adalah 4 bulan dengan jadwal rencana kerja sebagai berikut Tabel 1. 1 Jadual Kerja Tenaga Ahli NO Tenaga Ahli Bulan 1 Ahli Arsitektur 1 Orang Bulan I II III IV 1 x 4 OB 2 Ahli Arsitektur 2 1 x 2 OB 3 Ahli Sipil 1 x 4 OB 4 Ahli Planologi 1 x 2 OB 5 Ahli Manajemen 1 x 2 OB 5 Ahli Pariwisata 1 x 2 OB 6 Ahli Cost Estimate 1 x 1 OB 7 Drafter 2 X 4 OB 8 Surveyor 2 x 1 OB Sumber: Konsultan, 2021 Pintöe Angèn Tröemon I - 10

LAPORAN PENDAHULUAN 1.7 SISTEMATIKA PENULISAN Laporan Pendahuluan Pekerjaan Masterplan Pembangunan Kawasan Agroekoeduwisata Pinto Angen Trumon akan disusun dengan sistematika sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi penjelasan tentang latar belakang, maksud, tujuan dan sasaran, ruang lingkup kegiatan, keluaran dan sistematika pembahasan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisikan teori-teori yang berkaitan dengan teori pariwisata, business plan dan aspek arsitektural BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH Bab ini berisikan mengenai gambaran umum wilayah perencanaan di Kabupaten Aceh Selatan. BAB IV METODOLOGI PEKERJAAN Bab ini berisi mengenai teori, kerangka pemikiran dan metodologi pelaksanaan kegiatan BAB V ORGANISASI PELAKSANA PEKERJAAN Bab ini berisikan tentang organisasi pelaksana pekerjaan dan rencana kerja. BAB VI PENUTUP Bab ini berisikan kesimpulan dan saran yang berkenaan dengan kegiatan perencanaan Pintöe Angèn Tröemon I - 11

LAPORAN PENDAHULUAN Table of Contents PENDAHULUAN...................................................................................................................................................1 1.1 LATAR BELAKANG..................................................................................................................................1 1.2 MAKSUD DAN TUJUAN..................................................................................................................... 4 1.3 RUANG LINGKUP WILAYAH...........................................................................................................5 1.4 RUANG LINGKUP PEKERJAAN.....................................................................................................5 1.5 OUTPUT PEKERJAAN......................................................................................................................... 8 1.6 TENAGA AHLI DAN WAKTU PENYELESAIAN ...................................................................10 1.7 SISTEMATIKA PENULISAN .............................................................................................................. 11 Tabel 1. 1 Jadual Kerja Tenaga Ahli........................................................................................................10 Gambar 1. 1 Peta Lokasi Kegiatan di Kabupaten Aceh Selatan.........................................6 Pintöe Angèn Tröemon I - 12


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook