Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore The Amazing Eco-Enzyme (Kimia Kontekstual: Green Chemistry dan Nilai Islam)

The Amazing Eco-Enzyme (Kimia Kontekstual: Green Chemistry dan Nilai Islam)

Published by Anis Mugitsah, 2021-03-31 07:50:44

Description: Buku ini menyajikan konsep kimia lingkungan secara kontekstual yang terintegrasi nilai Islam dengan topik Eco-Enzyme. Pembahasan pada buku mengusung 4 bagian pendidikan kontekstual terintegrasi, yakni fakta, konsep, aplikasi, dan nilai. Buku ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan ajar dalam ranah kimia lingkungan, serta sebagai salah satu buku rujukan dalam pembuatan dan pemanfaatan Eco-enzyme bagi masyarakat luas. Dengan Integrasi nilai Islam, buku diharapkan dapat menambah khasanah pengetahuan sekaligus meningkatkan spiritualitas para pembaca. Konten dalam buku ini ditujukan untuk meningkatkan kesadaran pembaca, khususnya civitas akademika di bidang kimia, untuk lebih peduli dengan kelestarian lingkungan melalui penerapan prinsip-prinsip Green Chemistry.

Keywords: Eco-Enzyme,Green Chemistry,Contextual Learning,Chemistry,Nilai Islam,SDGs,Sustainable Development,Organic Waste,Biorefenery,Fermentation,Anaerobic Fermentation

Search

Read the Text Version

UBAH SAMPAH JADI BERKAH The Amazing Eco-Enzyme KIMIA KONTEKSTUAL Green Chemistry & Nilai Islam Anis Mugitsah

The Amazing Eco-Enzyme kimia kontekstual Buku ini dibuat sebagai produk tugas akhir untuk menyelesaikan pendidikan jenjang S1 pada Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung Penulis: Anis Mugitsah Dosen Pembimbing: Dra. Cucu Zenab Subarkah, M. Pd. Sari, M.Pd. The Amazing Eco-Enzyme

Daftar Isi Kata Pengantar 1 Peta Konsep 2 #1 Pendahuluan 3 #2 Eco-Enzyme 15 Jendela Motivasi 4 Isu Sampah Organik 16 Integrasi Isu Busa Detergen 7 QS. An-Nahl : 11 18 Pembangunan Penemu Eco-Enzyme 21 Berkelanjutan 8 Konsep Biorefeneri 22 Integrasi 9 Fermentasi Anaerob 23 QS. Al-Hasyr : 18 Resep Eco-Enzyme 28 Green Chemistry 11 Testimoni 30 13 31 Pendidikan Kimia Cara Membuat 38 Berkelanjutan Eco-Enzyme Cuka vs Alkohol #3 Karakterisasi 40 #4 EE Penjernih Air 52 Uji Spektrofotometri 41 Integrasi 53 QS. Al-A'raf : 56 Inramerah Isu Pencemaran Air 55 Titrasi Asam Asetat 43 Indikator Uji pH 45 Pencemaran Air 56 Uji Enzyme Assay 46 Klasifikasi 57 Pencemar Air Uji Metabolit 49 Kriteria Kualitas Air 58 Sekunder. Uji Antimikroba 51 Eco-Enzyme untuk 60 Menanggulangi Pencemaran Air

Daftar Isi #5 EE Penyubur Tanah 63 #6 EE Penjernih Udara72 Integrasi 64 Integrasi 73 QS. Ar-Rum : 41 QS. Al-Baqarah : 30 Isu Pencemaran 66 Isu Pencemaran 75 Tanah Udara Komponen Pencemar 67 Zat Kimia Pencemar 76 Darat Udara Zat Kimia Pencemar 67 Indeks Standar 76 Pencemaran Udara Tanah Daur Biogeokimia 68 Baku Mutu Udara 77 Penggunaan 69 Baku Tingkat 77 Eco-Enzyme Kebauan untuk Kualitas Tanah Penggunaan Eco-Enzyme untuk dan Agrikultur Memelihara Kualitas 78 Udara Glosarium 80 Daftar Pustaka 81 Profil Penulis 82

Kata Pengantar Urgensi bahan ajar kontekstual berbasis Green Chemistry terintegrasi nilai Islam dan pembangunan berkelanjutan Puji berserta syukur penulis panjatkan kepada Allah ‫ ﷻ‬atas kasih sayang dan petunjuk-Nya buku ini dapat tersusun. Shalawat beriring salam tercurahkan kepada baginda Rasulullah ‫ ﷺ‬yang menjadi teladan terbaik dalam menjalankan tugas manusia sebagai khalifah di muka bumi. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, manusia berupaya membuat beragam inovasi untuk menunjang kemudahan dalam berbagai lini kehidupannya. Namun seiring dengan perkembangan tersebut, penggunaan berbagai bahan kimia berbahaya dan pemanfaatan sumber daya yang tidak terbarukan menimbulkan pencemaran lingkungan Menyikapi permasalahan tersebut, lingkungan pendidikan merupakan sarana yang efektif untuk menerapkan kesadaran akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan, sebagai implementasi ilmu pengetahuan atau sains. Hal tersebut selaras dengan Permendikbud Nomor 68 tahun 2013, yang menyatakan bahwasanya pendidikan sains menekankan pada pemahaman lingkungan dan kekayaan alam, serta tentang apa yang harus dilestarikan dan dipelihara. Sehingga dalam proses pembelajarannya perlu mengedepankan penyajian sains secara kontekstual. Proses pembuatan dan pemanfaatan Eco-Enzyme sejalan dengan prinsip Green Chemistry yang dapat berkontribusi dalam upaya antisipasi ataupun penanggulangan risiko dan bencana lingkungan, meningkatkan citra sosial kimia, serta sebagai platform yang tepat untuk mengajarkan tanggung jawab sosial. Selain itu, tipologi pendidikan sains di universitas Islam tidak hanya melibatkan aspek kognitif pada pengetahuan konten, melainkan diintegrasikan dengan nilai-nilai Islam. Sehingga dapat meningkatkan aspek afektif serta pengetahuan metakognitif. Dengan demikian, dibutuhkankan bahan ajar kontekstual berbasis Green Chemistry yang terintegrasi nilai Islam serta selaras dengan tujuan pembangunan berkelanjutan. Buku ini disusun berdasarkan observasi, eksperimen, dan studi literatur mengenai pembuatan Eco-Enzyme beserta kandungan zat dan beragam manfaatnya yang memuat konten kimia. Sehingga dapat disusun menjadi bahan ajar yang menyajikan konten kimia kontekstual meliputi fakta, konsep, aplikasi, dan nilai. The Amazing Eco-Enzyme 1

Peta Konsep 2 The Amazing Eco-Enzyme

BAGIAN 1 Pendahuluan Jendela Motivasi Isu Busa Detergen Pembangunan Berkelanjutan Integrasi QS. Al-Hasyr : 18 Green Chemistry Pendidikan Kimia Berkelanjutan

Jendela Motivasi Nostalgia terkait sejarah kejayaan sains-sains Islam beberapa abad lampau patut untuk selalu dimunculkan, guna menghidupkan kembali gairah tradisi intelektual di kalangan masyarakat muslim. Keinginan dan harapan akan bangkitnya Islam merupakan tantangan bagi setiap muslim untuk kembali mewujudkan peradaban yang berlandaskan nilai-nilai Islam. Di era modern kemajuan peradaban Islam tentu perlu ditunjang oleh perkembangan sains dan teknologi yang tetap berasaskan nilai-nilai Ilahiah, sehingga terwujud Islam yang rahmatan lil `alamin. Alkimia yang diwarisi dari ilmuwan muslim pada abad keemasan peradaban Islam adalah embrio dari ilmu kimia modern yang dinikmati saat ini. Ilmuwan muslim berhasil menemukan ilmu pengetahuan yang baru, khas, dan terpadu melalui penyesuaian dengan nilai-nilai Islam. Para ahli alkimia muslim berusaha mengungkap fenomena alam yang kadang kala bagi sebagian orang masih misteri dan sulit dimengerti, menjadi sesuatu yang dapat dipelajari. Alkimia dalam genggaman ilmuwan muslim mengalami kemajuan besar, berhasil merumuskan metode eksperimen dalam mengembangkan kerangka keilmuannya, serta menghasilkan produk-produk kimiawi yang manfaatnya dirasakan hingga sekarang. Tidak kurang 200 judul buku telah tersebar di berbagai perpustakaan nasional beberapa negara. Di antara buku-buku tersebut yang paling masyhur adalah: Al-khawassul Kabir (Inti-inti yang Besar) di museum Britania Inggris Al-Ahjaar (Batu-batuan) di perpustakaan nasional Perancis. Kitab Al-Ushul Al-Kimya-i (Buku susunan Kimia) karya Jabir bin Hayyan telah diterjemahkan dalam bahasa Inggris dengan judul Book of the Compotition of Alchemy Kitab Al-`Asah (The Nerves) dan Al-Jami (The Universal) karya Ar-Razi yang diterbitkan dalam bahasa Latin dengan judul Gebri Arabic 4 The Amazing Eco-Enzyme

Sepak Terjang KIMIAWAN MUSLIM Foto : www.wikipedia.org Jabir bin Hayyan (720-808 M) Bapak kimia modern yang hidup pada masa khalifah Harun Al-Rasyid. Beliau membuat Foto : www.wikipedia.org timbangan yang mampu menimbang benda yang Foto : www.wikipedia.org beratnya 6.480 kali lebih kecil dari satu kilogram. Temuan timbangan inilah yang melandasi prinsip keseimbangan dan berbagai eksperimen kimia. Muhammad bin Zakariya Ar-Razi (865-925 M) Ahli kedokteran dan sains yang hidup setelah masa Jabir bin Hayyan. Beliau mengklasifikasikan sifat bahan dasar asam sulfat, yaitu unsur belerang secara lebih sistematis, dengan membedakan antara yang alami ditemukan di alam dengan mineral yang berhasil dibuat di laboratorium berdasarkan reaksi dekomposisinya. Izz al-Din al-Jaldaki (--1360 M) Pelopor penggunaan masker di laboratorium, agar terlindungi dari gas berbahaya hasil reaksi kimia. Beliau membuktikan bahwa perak dapat dipisahkan dari emas dengan cara melarutkannya dalam asam nitrat. Beliau juga membuktikan bahwa penjernihan air tecemar adalah dengan penguapan dan pengembunan, karena penyaringan hanya menghilangkan kotoran besar yang terlihat. The Amazing Eco-Enzyme 5

Foto : www.wikipedia.org Ahmad Zewail (1946-2016 M) IIlmuwan kimia Mesir yang berhasil memperoleh Nobel bidang kimia tahun 1999. Beliau menciptakan sebuah laser Femtosecond Transition-state Spectroscopy (FTS) yang memadukan 2 sinar yang dihasilkan molekul-molekul dalam sebuah ruang vakum, yang kecepatannya bagaikan kamera yang mampu meng- capture 5 triliun gerakan molekul perdetik. Untuk mengetahui perkembangan ilmu kimia dalam sejarah peradaban umat Islam, pindai kode QR berikut! Saat ini telah muncul teori dan tema-tema baru dalam kimia modern yang berperan dalam memajukan peradaban. Namun, banyak kalangan menilai dan mengkritik, sejumlah kemajuan sains modern justru menjadi ancaman terhadap nilai-nilai kemanusiaan, termasuk kualitas hidup manusia, bahkan kelangsungan hidup planet bumi beserta isinya. Di sisi lain, sebuah kondisi yang ironis telah terjadi di kalangan umat muslim. Kemajuan sains yang gemilang pada abad lampau seakan terhenti sekian lama, tanpa diketahui kapan akan berjaya kembali. Semangat memajukan kembali sains-sains inilah yang telah membuka semangat baru bagi beberapa kalangan muslim untuk terus menerus melakukan riset dan membuat inovasi, termasuk dalam bidang ilmu kimia. Idealnya seorang muslim patut memilki rasa ingin tahu yang tinggi dalam mempelajari ayat-ayat Allah. Selain untuk membubuhi hati dengan tauhid, melakukan tadabur terhadap tanda-tanda kebesaran Allah dengan sains menjadi upaya untuk melaksanakan amanah sebagai khalifah di muka bumi. Sudah saatnya umat Islam bangkit kembali, menguasai ilmu pengetahuan berlandaskan kalam Ilahi. Dengan prinsip \"wahyu memandu ilmu\", maka InsyaaAllah ilmu yang dipelajari dan diamalkan dapat menjadi amal jariyah yang terus mengalir. \"Mari berkontribusi dan mengambil peran. Mulai dari diri sendiri, mulai dari hal-hal kecil dan terdekat, dan mulai dari sekarang.\"

INVESTIGASI FAKTA DI LAPANGAN POLUTAN DALAM RUMAH > BUSA DETERGEN YANG JADI TONTONAN > BAHAYA DI SEKITAR KITA \"SALJU\" BKT DURET SAWIT JAKARTA TIMUR R umah kerap dianggap Sumber : www.merdeka.com sebagai tempat yang aman. Namun nyatanya rumah juga dapat tercemar oleh bahan kimia beracun dari berbagai produk yang digunakan di dalamnya. Berdasarkan penelitian oleh Natural resources Defense Council di California, AS, Rumah B usa menyerupai salju menjadi pemandangan menyimpan setidaknya 45 unik warga saat hari bebas kendaraan bermotor bahan kimia beracun pada di kawasan Banjir Kanal Timur (BKT) Duren debu dalam ruangan. Sawit, Jakarta Timur, Menurut keterangan dari Kandungan ini dikaitkan Dinas Lingkungan Hidup setempat, fenomena dengan masalah tersebut diakibatkan oleh penutupan pintu air perkembangan bayi, yang menimbulkan arus dari arah berlawanan, gangguan hormon, dan sistem sehingga aliran mengalami pergerakan yang reproduksi. Paparan debu kuat. Akibatnya detergen yang terendap cukup yang sudah terkontaminasi ini lama di dasar naik ke permukaan, dan sebenarnya bisa dikurangi berpotensi menurunkan kadar oksigen dalam dengan beberapa cara. air. Detergen merupakan komponen yang Misalnya, dengan sangat umum dalam produk kebutuhan rumah membersihkan debu lantai, tangga. Selain zat yang tak ramah lingkungan, mencuci tangan dengan kemasan dari produk detergen juga mencemari sabun dan air sebelum makan, lingkungan, dan hanya sebagian kecil (< 9%) serta membersihkan lantai kemasan yang didaur ulang. Bahkan sebagian atau permukaan furnitur besar daerah di Indonesia belum memilki dengan lap basah. regulasi pengelolaan sampah yang memadai. JANGAN MAU DITIPU BUSA DETERGEN > ebagaian besar produk pembersih yang digunakan di rumah kerap S mengandung bahan kimia sintetis yang berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan, seperti Sodium Lauryl Sulfate (SLS) dan Metilen Blue Active Surfactan (MBAS). Kedua zat tersebut termasuk \"surfaktan\" yang bekerja dengan cara menurunkan tensi permukaan antar bahan dan memproduksi banyak busa. Padahal banyaknya busa tidak menjadi patokan hasil pencucian bisa lebih bersih. Sebaliknya, detergen yang menghasilkan banyak busa kurang ramah bagi lingkungan karena berpotensi merusak ekosistem sungai dan perairan lainnya. The Amazing Eco-Enzyme 7

Gambar: www.sdg20230indonesia.orgPengenalan Green Chemistry PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN Agenda 2030 untuk Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau TPB (the 2030 Agenda for Sustainable Development atau SDGs) merupakan kesepakatan pembangunan baru yang mendorong perubahan-perubahan ke arah pembangunan berkelanjutan. Hal tersebut didasarkan pada hak asasi manusia dan kesetaraan untuk mendorong pembangunan sosial, ekonomi dan lingkungan hidup. Tujuan ini diberlakukan dengan prinsip-prinsip universal, integrasi, dan inklusif untuk meyakinkan bahwa tidak akan ada seorang pun yang tertinggal atau “No-one Left Behind”. SDGs terdiri dari 17 Tujuan dan 169 target dalam rangka melanjutkan upaya dan pencapaian Millennium Development Goals (MDGs) yang berakhir pada tahun 2015 lalu. Upaya suksesi TPB/SDGs di Indonesia dikategorisasi dengan empat pilar pembangunan, yakni pembangunan lingkungan, pembangunan sosial, pembangunan ekonomi, serta pembangunan hukum dan tata kelola. Pada buku ini, topik yang dikaji bersinggungan dengan pilar pembangunan lingkungan meliputi tujuan/goals 6 (air bersih dan sanitasi layak), tujuan 11 (kota dan pemukiman yang berkelanjutan, konsumsi dan produk yang bertanggung jawab), tujuan 12 (penanganan perubahan iklim), tujuan 14 (ekosistem lautan), dan tujuan 15 (ekosistem daratan). Konsep Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development) yang dicanangkan oleh PBB atau United Nations dilaksanakan dengan dasar pemikiran: “.... Meeting the needs of the present without compromising the ability of future generations to meet their own needs.” 8 The Amazing Eco-Enzyme

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman: ‫ٰﻳٓﺎَﻳﱡ َﻬﺎ اﻟﱠ ِﺬ ْﻳ َﻦ ٰا َﻣ ُﻨﻮا اﺗﱠ ُﻘﻮا ﷲَ َو ْﻟ َﺘ ْﻨ ُﻈ ْﺮ ﻧَ ْﻔ ٌﺲ‬ َ‫ۗ ﱠﻣﺎ َﻗ ﱠﺪ َﻣ ْﺖ ﻟِ َﻐ ٍۚﺪ َواﺗﱠ ُﻘﻮا ﷲ‬ ‫اِ ﱠن َﷲ َﺧ ِﺒ ْﻴﺮٌ ۢﺑِ َﻤﺎ ﺗَ ْﻌ َﻤﻠُ ْﻮ َن‬ \"Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Mahateliti terhadap apa yang kalian kerjakan. \" QS. Al-Hasyr [59] : 18

NILAI MORAL DAN SPIRITUAL Konsep pembangunan berkelanjutan Gambar: www.sdg.bappenas.go.id sesungguhnya tidak jauh dari nilai Islam dan sarat akan nilai moral. Sebagaimana tersirat dalam QS. Al-Hasyr ayat 18: \"Wahai orang-orang yang beriman! Pemangku kepentingan Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah (stakeholders) utama setiap orang memperhatikan apa yang yang berpartisipasi telah diperbuatnya untuk hari esok aktif dalam (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. pelaksanaan dan Sungguh, Allah Mahateliti terhadap apa pencapaian SDGs di yang kalian kerjakan. \" Indonesia Dari ayat tersebut tersirat bahwa memikirkan Kerjasama seluruh pihak kemaslahatan umat, utamanya generasi yang (dari unsur pemerintah, akan datang, merupakan tanggung jawab setiap akademisi, pelaku usaha, pribadi seorang muslim. Dalam perspektif hingga ormas dan warga pembangunan industri, pembangunan yang sipil) dapat membentuk diharapkan merupakan pembangunan yang regulasi pembangunan berkelanjutan, atau populer dengan istilah berkelanjutan yang lebih sustainable development. Yakni pembangungan jelas. diimbangi dengan yang mempertemukan ketercukupan kebutuhan rasa peduli, maka saat ini dengan kebutuhan generasi mendatang. keberlanjutan/ Oleh karena itu, setiap insan perlu menyadari sustainability dapat bahwa sumber energi alam ini bukan terwujud di Indonesia peninggalan, melainkan titipan Allah yang harus dilestarikan bagi generasi penerus di masa depan. Pembangunan lingkungan berkelanjutan amat erat hubungannya dengan peranan kimia dalam pembagunan, terutama sektor industri pangan dan kesehatan. Green chemistry merupakan pendekatan yang sangat efektif untuk mencegah terjadinya polusidan kelangkaan energi, selaras dengan dasar pemikiran TPB. Konsep tersebut berfokus pada cara pandang seorang peneliti untuk menempatkan aspek lingkungan pada prioritas utama. Area penelitian dalam Green Chemistry meliputi pengembangan cara sintesis yang lebih ramah lingkungan, penggunaan bahan baku terbarukan, merancang bahan kimia yang ramah lingkungan, serta penggunaan bioteknologi sebagai alternatif dalam industri. 10 The Amazing Eco-Enzyme

Green Chemistry Green Chemistry atau “kimia hijau” merupakan bidang kimia yang berfokus pada pencegahan polusi. Pada awal 1990-an, Green Chemistry mulai dikenal secara global setelah Environmental Protection Agency (EPA) mengeluarkan Pollution Prevention Act yang merupakan kebijakan untuk mencegah atau mengurangi polusi. Green Chemistry merupakan pendekatan untuk mengatasi masalah lingkungan, baik dari segi bahan kimia yang dihasilkan, proses, ataupun tahapan reaksi yang digunakan. Konsep ini menegaskan tentang suatu metode yang didasarkan pada pengurangan, penggunaan, dan pembuatan bahan kimia berbahaya baik itu dari sisi perancangan maupun proses. Bahaya bahan kimia yang dimaksudkan dalam konsep Green Chemistry ini meliputi berbagai ancaman terhadap kesehatan manusia dan lingkungan, termasuk toksisitas, bahaya fisik, perubahan iklim global, dan penipisan sumber daya alam. Anastas dan Warner (1998) mengusulkan konsep “The Twelve Principles of Green Chemistry” yang digunakan sebagai acuan oleh para peneliti untuk melakukan penelitian yang ramah lingkungan. Berikut adalah ke-12 prinsip kimia hijau yang diusulkan oleh Anastas dan Warner : g Gambar: www.amrita.edu The Amazing Eco-Enzyme 11

Bagaimana Skema een Chemistry? Kedua belas prinsip Green Chemistry secara simultan akan menjadi panduan pada pengembangan aplikasi-aplikasi kimia dalam industri dan lingkungan. Prinsip-prinsip tersebut bermuara pada keberlanjutan (sustainability) dari sumber daya alam dan energi. Sebab jika tidak dikendalikan maka ketersediaannya semakin hari semakin menurun, dan diprediksi dapat punah dikemudian hari. Secara sedernaha, muara dari prinsip Green Chemistry terangkum dalam sebuah skema terpadu, meliputi pengurangan, keamanan, dan keberlanjutan. Adapun hubungan-hubungan antar komponennya disajikan dalam gambar berikut: Terdapat beberapa hal yang dapat menjadi refleksi seorang muslim dalam pengembangan Green Chemistry. Yakni pembuangan dan pengololaan sampah secara bijak, penghematan air, penggunaan energi terbarukan, dan secara spesifik memanfaatkan bahan kimia yang berkelanjutan/ terbarukan dalam upaya Gambar: Dokumentasi penulis pelestarian lingkungan. Hal tersebut sudah sepatutnya menjadi bahan tafakur oleh seorang muslim. Sebagaimana firman Allah dalam QS. Ali Imran ayat 190-191: ‫اﻟﱠ ِﺬ ْﻳ َﻦ َﻳ ْﺬﻛُ ُﺮ ْو َن ﷲَﱣ ِﻗ َﻴﺎ ًﻣﺎ ﱠو ُﻗ ُﻌ ْﻮ ًدا ﱠو َﻋ ٰﲆ ﺟُ ُﻨ ْﻮﺑِ ِﻬ ْﻢ َو َﻳ َﺘ َﻔﻜﱠ ُﺮ ْو َن ِﻓ ْﻲ َﺧ ْﻠ ِﻖ‬ ‫اﻟ ﱠﺴ ٰﻤ ٰﻮ ِت َوا ْﻻَ ْر ۚ ِض َرﺑﱠ َﻨﺎ َﻣﺎ َﺧ َﻠ ْﻘ َﺖ ٰﻫ َﺬا ﺑَﺎ ِﻃ ً ۚﻼ ُﺳ ْﺒ ٰﺤ َﻨ َﻚ َﻓ ِﻘ َﻨﺎ َﻋ َﺬا َب اﻟ ﱠﻨﺎ ِر‬ Orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk atau\" dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (sergaya berkata), “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia Mahasuci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka. 12 The Amazing Eco-Enzyme

Pendidikan Kimia Berkelanjutan Green Chemistry (GC) berkembang dari laboratorium akademis ke industri sebagai cara untuk mengurangi biaya, serta resiko lingkungan, kesehatan dan keselamatan. Penerapan 12 prinsip GC dipadukan pada skala kecil dan besar, mulai dari pemilihan bahan yang minim limbah dan risiko, hingga metrik yang mengukur limbah dan efisiensi proses. Teknik dan desain prosesnya pun mengarahkan ahli kimia untuk melacak penggunaan energi selama produksi, mencari bahan baku yang berkelanjutan, dan membuat produk yang dapat terurai atau didaur ulang untuk mencegah timbulnya limbah. Penerapan GC pada pendidikan kimia berkelanjutan tentu melibatkan metodologi yang berbeda dalam mengajarkan konsep kimia fundamental terhadap peserta didik. Misalnya, topik inti termodinamika perlu dibahas dalam kaitannya dengan efisiensi energi dalam proses kimia, untuk melengkapi pemahaman terkait energetika dan spontanitas reaksi kimia. Topik inti kinetika perlu dibahas dalam hal katalis selektif, yang memaksimalkan hasil produk dengan mengurangi pembentukan produk sampingan. Pembahasan terkait kimia lingkungan perlu dijelaskan secara kontekstual, dengan langkah konkret peran kimia dalam menjaga kelestarian lingkungan. Diskusi semacam itu menghubungkan pengetahuan inti kimia dengan prinsip-prinsip Green Chemistry dan membentuk pondasi untuk kemajuan dan keberlanjutan kimia di kemudian hari. Dimensi Keberlanjutan Dalam Pendidikan Kimia Pendidikan kimia yang g keberlanjutan dapat mendukung peserta didik Gambar: www.amrita.edu dalam memahami secara mendalam bagaimana sistem sosial, ekonomi dan lingkungan terhubung dalam dunia yang berkelanjutan, serta mengevaluasi dan berpikir kritis tentang hubungan tersebut. The Amazing Eco-Enzyme 13

Kimia berkelanjutan secara intuitif mengembangkan proses ramah lingkungan dari segi energi, produksi dan konversi, untuk memajukan produktivitas pertanian, pemurnian dan desalinasi air, pengolahan makanan, konstruksi bangunan, pemantauan kesehatan, dan pengendalian hama. Dengan demikian, kimia berkelanjutan secara langsung terlibat pada kelestarian lingkungan dengan menyediakan proses dan produk yang secara langsung bermanfaat bagi umat manusia tanpa merusak lingkungan. Namun, semua dimensi kimia berkelanjutan ini menghadirkan tantangan yang berat bagi pendidikan kimia, dalam hal arah dan ruang lingkup di masa depan. Jelas bahwa 'kimia berkelanjutan' tidak dapat dianggap sebagai kursus akademik tunggal, tetapi membutuhkan konsep dan filosofi keberlanjutan untuk diperkenalkan secara progresif ke dalam semua pembelajaran kimia, baik di tingkat menengah maupun di perguruan tinggi. Selain itu, kompleksitas kimia berkelanjutan dan keragaman yang melekat pada implementasinya, menuntut metodologi pengajaran yang fleksibel (seperti pembelajaran berbasis masalah) dengan orientasi hasil yang jelas dan dirancang dengan cermat. Kimia berkelanjutan juga memiliki karakter multi-dimensi, merangkul disiplin ilmu dengan cakupan yang lebih luas seperti ekonomi, akuntansi, humaniora, sosiologi, budaya, ilmu kesehatan, ilmu pangan dan ilmu pertanian. Oleh karena itu, keterlibatan sukses pendidikan kimia yang keberlanjutan melibatkan pengembangan kemitraan dengan disiplin ilmu lain dalam membentuk platform pendidikan terpadu untuk mewujudkan kelestarian lingkungan. Kontribusi kimia dalam pembangunan berkelanjutan akan terwujud ketika pendidikan kimia mempersiapkan peserta didik di semua tingkatan untuk mempraktikkan seni kimia dari perspektif kimia hijau dan berkelanjutan (Green and Sustainable Chemistry). 14 The Amazing Eco-Enzyme

BAGIAN 2 Eco-Enzyme Isu Sampah Organik Integrasi QS. An-Nahl : 11 Penemu Eco-Enzyme Biorefeneri Fermentasi Anaerob Resep Eco-Enzyme Testimoni Eco-Enzyme Pembuatan Eco-Enzyme Cuka vs Alkohol

INVESTIGASI FAKTA DI LAPANGAN SAMPAH ORGANIK > BELAJAR DARI KISAH PILU DI TPA > DIBUANG DAN TERABAIKAN TRAGEDI LEDAKAN TPA LEUWI GAJAH Foto: www.pikiran-rakyatt.comP engelolaan sampah L ongsoran sampah TPA Leuwigajah yang Foto: www.aseantoday.commasih menjadi 'PR' besar diberlokasi di Kampung Adat Cireundeu, Indonesia. Data Sustainable Waste Indonesia (SWI) Kelurahan Leuwigajah, Kec. Cimahi Selatan, Kota menunjukan dari sekitar 65 Cimahi pada 2005 silam menghilangkan 157 juta ton sampah per hari, hanya sekitar 7,5% yang nyawa, 137 rumah, 2 desa, dan 8,4 hektar lahan dikelola dengan baik, 69% sampah ditampung di TPA pertanian. Gunungan sampah sepanjang 200 atau dibakar, dan sisanya berserakan. Sampah meter dengan tinggi 60 meter goyah karena organik dari rumah tangga maupun industri makanan diguyur hujan deras. Akumulasi gas metana dari mendominasi jumlah sampah dengan persentase tumpukan sampah meledak dan membuat 60%, Artinya, terdapat lebih dari 15 juta ton sampah gundukan sampah longsor bak ombak organik yang mengotori ekosistem dan lingkungan menerjang tubuh para pemulung yang malang. karena tidak ditangani. \"Sudah cukup 20 tahun kami menderita Padahal sampah organik karena tempat tinggal kami yang sarat menimbulkan bau tidak budaya, adat, dan sejarah, jadi tempat sedap, mengurangi tingkat sampah. Dulu anak-anak kami malu kalau daur ulang plastik, serta pergi keluar, karena pakaiannya pasti bau memberi resiko terjadinya sampah, Kampung Adat Cireundeu dulu ledakan TPA. lebih dikenal sebagai kampung sampah,\" ujar sesepuh kampung. METANA > BOM WAKTU YANG TERTIMBUN A hli Geofisika Eksplorasi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Dr. Edi Utomo, mengatakan bahwa longsor dapat terjadi karena material sampah organik dan non- organik yang belum kompak, menyebabkan air masuk di sela-sela sampah yang renggang. Saat tekanan air semakin berat, kestabilan bukit sampah pun hilang. Hal tersebut juga didorong oleh ledakan akibat gas metana (CH4) dalam jumlah besar yang terperangkap di dalam gundukan sampah. Analoginya sederhana, seperti septic tank yang ditutup rapat-rapat, dan suatu saat dapat meledak. 16 The Amazing Eco-Enzyme

\"Hari Peduli Sampah Nasional itu karena kejadian nahas di kampung kami. Dari situ kita ambil kesimpulan, sampah bukan cuma tanggung jawab pemerintah, tapi tanggung jawab semua pihak\" Abah Widi, Sesepuh Kampung Adat Cireundeu Gambar: www.jabar.antaranews.com The Amazing Eco-Enzyme 17

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman: ‫ﻳُ ْۢﻨ ِﺒ ُﺖ ﻟَﻜُ ْﻢ ﺑِ ِﻪ اﻟﺰﱠ ْر َع َواﻟﺰﱠ ْﻳ ُﺘ ْﻮ َن َواﻟ ﱠﻨ ِﺨ ْﻴ َﻞ‬ ‫َوا ْﻻَ ْﻋ َﻨﺎ َب َو ِﻣ ْﻦ ُﻛ ﱢﻞ اﻟ ﱠﺜ َﻤ ٰﺮ ِۗت اِ ﱠن ِﻓ ْﻲ ٰذﻟِ َﻚ‬ ‫َ ٰﻻﻳَ ًﺔ ﻟﱢ َﻘ ْﻮ ٍم ﻳﱠ َﺘ َﻔﻜﱠﺮُ ْو َن‬ \"Dengan (air hujan) itu Dia menumbuhkan untuk kamu tanam- tanaman, zaitun, kurma, anggur dan segala macam buah-buahan. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berpikir.\" QS. An-Nahl [16] : 11

INTEGRASI QS. An-nahl : 11 Dari hujan yang sama, tumbuh buah yang beraneka bentuk, warna, dan rasanya Hujan merupakan rahmat dari Allah ‫ﷻ‬. Dengan hujan itu , Allah ‫ﷻ‬ menumbuhkan tanam-tanaman yang buahnya dapat memenuhi kebutuhan hidup manusia. Dari jenis rumput-rumputan, manusia memperoleh bahan makanan bagi ternak mereka, dari zaitun mereka memperoleh minyak yang diperlukan oleh beragam kebutuhan, lalu manusia dapat mengkonsumsi kurma, anggur, dan buah-buahan sebagai penyempurna asupan gizi makanan mereka. Dalam ayat tersebut disebutkan segala macam buah-buahan, agar manusia dapat mengetahui kekuasaan-Nya yang tidak terbatas. Dari air yang sama, Allah ‫ ﷻ‬berkuasa menumbuhkan tanam-tanaman yang beraneka ragam dan mengeluarkan buah-buahan yang beraneka ragam bentuk, warna, dan rasanya. Segala macam tumbuh-tumbuhan itu merupakan nikmat yang diberikan oleh Allah ‫ﷻ‬, sekaligus sebagai bukti keesaan-Nya. Pada akhir ayat ini dijelaskan bahwa segala macam nikmat yang diturunkan baik secara langsung ataupun tidak langsung merupakan bukti kebenaran bahwa sesungguhnya tidak ada tuhan kecuali Allah ‫ﷻ‬. Bukti-bukti itu dapat diketahui oleh orang-orang yang memperhatikan dan memikirkan tanda-tanda kekuasaan Allah serta memikirkan hukum– hukum yang berlaku di dalamnya. Bukti-bukti kekuasaan Allah ‫ ﷻ‬yang terdapat di alam ini cukup memberikan bukti pada orang yang berpikir. Yakni orang-orang benar- benar memperhatikan kekuasaan-Nya dan mempercayai keesaan-Nya dengan tadabur pada setiap ayat-Nya, baik ayat Qauliyah maupun kauniyah. Sebagai contoh, perhatikanlah biji-bijian, baik biji tunggal ataupun berkeping dua, yang terletak di permukaan tanah yang dibasahi air hujan. Lama kelamaan biji itu merekah dan akarnya keluar menembus permukaan tanah. Kemudian tumbuh batang dan dedaunan, lalu berkembang menjadi besar, berbunga, dan berbuah. Satu hal yang menarik perhatian, ialah biji-bijian yang hampir sama bentuknya menghasilkan tumbuhan yang beraneka ragam dan menghasilkan buah-buahan yang bermacam-macam bentuk, warna, dan rasanya. The Amazing Eco-Enzyme 19

Tak hanya daging buah yang dapat dijadikan sebagai asupan nutrisi, kulit buah yang kerap dibuang sebagai sampah pun dapat dimanfaatkan. Salah satunya dengan menjadikan sampah organik seperti sisa buah dan sayur (tanaman) menjadi cairan multiguna yang disebut Eco-Enzyme. Eco-Enzyme dibuat dari sampah organik, gula, dan air melalui proses fermentasi anaerob (tanpa oksigen bebas) selama 3-6 bulan. Pada bulan pertama diperoleh alkohol, sedangkan pada bulan kedua diperoleh cuka, dan pada bulan ketiga diperoleh enzim. Eco-Enzyme yang dihasilkan dapat digunakan untuk kebutuhan rumah tangga, agrikultur, antibakteri, dan beragam kegunaan lainnya dengan sifat yang lebih ramah lingkungan. Tumbuhnya beragam tumbuhan, bahkan sampah buah dan sayuran pun dapat dimanfaatkan, merupakan salah satu dari tanda kebesaran Allah. Fenomena tersebut merupakan perkara yang patut dijadikan bahan tafakur oleh umat manusia. Bahwa segala sesuatu itu pasti memiliki manfaat tersendiri, tergantung dari seberapa besar manusia menggunakan akalnya untuk memanfaatkan hasil alam secara optimal. Dengan demikian, orang- orang yang perpikir tentu akan melihat bahwa pencipta dari segala macam tumbuh-tumbuhan itu pasti Zat Yang Mahasempurna yang tidak bisa disaingi oleh zat-zat yang lain. Dialah Allah ‫ﷻ‬, satu-satunya Rabb yang berhak dipertuhan dan disembah. Wallahu a'lam. \"Islam, agama yang melalui Al-Quran mengajarkan nilai- nilai spritualitas lingkungan kepada umatnya. Alam dan lingkungan ini merupakan nikmat yang dianugerahkan Allah ‫ ﷻ‬bagi umat manusia, dan merupakan hal yang wajib disyukuri. Dengan mensyukuri nikmat alam dan lingkungan ini, memelihara, melestarikan dan menyayanginya, niscaya Allah SWT akan menambahkan kemanfaatan alam dan lingkungan tersebut kepada manusia. Sebaliknya apabila tidak disyukuri, yakni dengan merusak, mengeksploitasi tanpa batas dan ‫ﷻ‬menghancurkan alam dan lingkungannya, maka Allah akan menurunkan azab-Nya bagi umat manusia\" -Majelis Ulama Indonesia- 20 The Amazing Eco-Enzyme

penemu Eco-Enzyme Eco-Enzyme merupakan larutan zat organik kompleks yang diproduksi dari proses fermentasi bahan organik, gula, dan air. Eco-Enzyme dikembangkan dalam upaya efesiensi bahan kimia sintetis dan perlindungan lingkungan berkelanjutan, yang diterapkan pada kimia ramah lingkungan atau Green Chemistry (GC). Prinsip Green Chemistry menggunakan bahan ramah lingkungan dengan sumber bahan terbarukan seperti limbah domestik sisa sayuran dan kulit buah-buahan. Gagasan proyek ini dicetuskan dalam upaya mencerna enzim dari sampah organik yang umumnya dibuang ke dalam tempat sampah, menjadi produk berupa cairan multiguna. Eco-Enzyme pertama kali ditemukan dan dikembangkan oleh ilmuwan berkebangsaan Thailand bernama Dr.Rosukan Poompanvong yang aktif dalam riset mengenai enzim selama lebih dari 30 tahun. Atas penemuan tersebut, pada tanggal 16 Oktober 2003 beliau memperoleh penghargaan dari FAO PBB dalam rangkaian perayaan Hari Pangan Sedunia tahun 2003 di Bangkok, Thailand. Eco-Enzyme merupakan senyawa organik yang secara alami disintesis dengan protein nabati, mineral dan juvenile hormone. Melalui fermentasi, bahan baku akan saling bereaksi membentuk ekosistem enzimatik yang kompleks namun stabil. Eco- Enzyme dapat menghambat aktivitas organisme berbahaya, khususnya patogen dan bakteri, serta menutrisi tanaman untuk tumbuh dengan baik. \"Jika setiap rumah membuat dan memanfaatkan Eco-Enzyme, polusi akan lebih mudah diatasi, dan kita dapat hidup dengan lebih sehat\" Dr. Rosukan Poompanvong Gambar: www.greenpeace.org The Amazing Eco-Enzyme 21

BIOREFENERI Berdasarkan data dari Food and Agricultural Organization (FAO), sepertiga dari total konsumsi manusia secara global (setara dengan 1,3 miliyar ton) terbuang pada proses pengolahan makanan. Padahal, dengan kandungan komponen organik dan nutrien alami yang kaya, secara teoritis sampah makanan dapat diolah menjadi produk yang lebih bernilai (seperti etanol, enzim, asam organik, ataupun bahan bakar) berdasarkan konsep biorefineri. Biorefeneri merupakan sebuah proses eksplorasi biomassa yang potensial untuk dikonversi menjadi bahan bahan yang kaya manfaat. Berikut diagram sederhana yang menggambarkan pengolahan sampah makanan berdasarkan konsep biorefeneri: Gambar: www.sciencedirect.com 22 The Amazing Eco-Enzyme

FERMENTASI ANAEROB Fermentasi anaerob merupakan salah satu metode biorefeneri yang efesien untuk mengolah sampah organik. Metode tersebut banyak digunakan karena memiliki keunggulan dari segi produk dan proses, di antaranya: 1.Penggunaan sumber energi terbarukan. 2.Otomatisasi tingkat tinggi dan biaya operasional yang relatif rendah. 3.Tidak ada gangguan bau dan persyaratan ruang yang kecil. 4.Menghasilkan biogas untuk produksi energi. 5.Mencegah limbah yang membusuk dari penimbunan. Secara umum proses fermentasi anaerob terbagi menjadi dua fase utama yang terdiri dari empat tahap berikut: Gambar: www.reaseachgate.com Fase pertama, bakteri anaerob fakultatif memulai hidrolisasi dan disintegrasi zat organik volatil. Senyawa organik kompleks dipecah di bawah produksi asam organik, CO2, H2S dan alkohol. Oksigen terlarut dikonsumsi oleh bakteri, nitrat dan sulfat berkurang, dan nilai pH turun. Fase kedua, bakteri metana mencerna produk metabolisme fase 1. Akhir produk dari proses tersebut adalah gas metana, CO2, dan garam mineral. 23The Amazing Eco-Enzyme

FERMENTASI ANAEROB Berbeda dengan bakteri aerob yang tumbuh cepat, bakteri metana tidak ada di dalam substrat awal, tetapi harus dikembangbiakkan di dalam fermentor. Tingkat degradasi organik zat sangat tinggi di antara rentang suhu saat bakteri metana berada pada aktivitas maksimal. Bakteri metan mesofilik memiliki suhu optimum sekitar 32°C - 35°C, sedangkan batang termofilik membutuhkan suhu substrat 50° C - 55°C. Secara keseluruhan, proses pencernaan anaerobik menghasilkan tiga produk yang bermanfaat: Biogas, yang dapat digunakan sebagai bahan bakar penghasil listrik. Cairan yang bisa digunakan sebagai pupuk pertanian. Padatan yang dapat digunakan sebagai pengkondisi tanah. Limbah fermentor adalah homogen, cairan hampir tidak berbau dengan kandungan bahan kering sekitar 5-8% dan suhu 35°C. Substrat dapat digunakan secara langsung sebagai cairan pupuk atau kompos. Sehingga hampir 100% proses tersebut ramah lingkungan dan berkelanjutan. Namun, proses pengolahan sampah makanan (bahan organik) dengan metode fermentasi anaerobik dengan cara tersebut memiliki beberapa kekurangan, di antaranya: 1.Memerlukan penyaringan yang cermat untuk menghilangkan kontaminan, terutama logam. 2.Memerlukan kondisi yang terkontrol dan manajemen yang cermat untuk mengoptimalkan produksi gas. 3.Menghasilkan residu yang mungkin memerlukan penimbunan lahan jika mengandung senyawa berbahaya. 4.Gas mungkin perlu dibersihkan sebelum digunakan. 5.Residu padat mungkin perlu penimbunan lahan jika pasar tidak tersedia. 6.Memerlukan peralatan khusus yang cukup menelan banyak biaya. Pembuatan Eco-Enzyme merupakan cara alternatif yang lebih ekonomis dan praktis untuk mengolah bahan organik melalui proses fermentasi anaerob. Proses fermentasi anaerob pada pembuatan Eco-Enzyme tidak memerlukan peralatan khusus, dan bahan yang digunakan pun relatif murah dan mudah di dapat, sehingga dapat dilakukan dalam skala kecil (di rumah, sekolah, komunitas, dsb). 24 The Amazing Eco-Enzyme

FERMENTASI ANAEROB Respirasi anaerob, atau disebut juga fermentasi, dilakukan oleh bakteri untuk mendapatkan energi dari karbohidrat/protein/lipid dalam kondisi anaerob (tanpa oksigen) dan dengan alkohol atau asam asetat (tergantung jenis mikroorganisme) sebagai produk sampingannya. Ragi dan beberapa jenis bakteri menghasilkan alkohol melalui fermentasi, sedangkan sebagian besar bakteri menghasilkan asam asetat. Proses fermentasi ini merupakan hasil aktivitas enzim dari mikroorganisme. Fermentasi anaerob terjadi pada wadah fermentasi setelah oksigen habis dan diganti dengan N2, CO2, atau produk sampingan lain dari proses fermentasi. Fermentasi Anaerobik biasanya berlangsung lebih lambat daripada proses aerobik. Bakteri anaerob dapat tumbuh dalam kondisi yang tidak menguntungkan untuk meminimalkan kontaminasi selama fermentasi karena mereka memiliki enzim dan jalur katabolik yang tidak biasa (khusus). Dengan demikian fermentasi anaerobik hanya membutuhkan sedikit energi untuk menjaga sel dalam suspensi. Dengan biomassa yang diproduksi dalam fermentasi anaerobik, maka akan lebih banyak karbon yang dapat diubah sampai akhir, dan produk yang dihasilkan lebih banyak. Bakteri anaerob dapat memanfaatkan berbagai jenis substrat, termasuk aliran limbah pertanian dan sampah organik yang berasal dari dapur. Hal tersebut dapat mengurangi biaya keseluruhan dari proses fermentasi dan telah diterapkan pada banyak industri penting fermentasi, seperti produksi etanol oleh ragi, pengawetan asam laktat makanan, pencernaan anaerobik bahan organik dalam budidaya ruminansia, dan pengolahan limbah. Dalam proses fermentasi bahan organik, makromolekul terurai menjadi mikromolekul secara perlahan. Polimer secara bertahap menjadi monomer, lalu dikonversi menjadi piruvat dengan skema berikut: Gambar: www.sciencedirect.org 25The Amazing Eco-Enzyme

FERMENTASI ANAEROB Jalur metabolisme pada fermentasi anaerob Pyruvate Formate Lyase Pyruvate Ferredoxin Oxido Reductase (PFL) (PFOR) Gambar: link.singer.com Pati dan gula adalah bahan utama pembuatan Eco-Enzyme. Setelah melarut dalam air, bahan tersebut akan terurai menjadi karbohidrat, lemak, protein dan asetil-CoA. Kemudian dihasilkan turunannya berupa senyawa asam asetat, kemudian ozon akan terstabilisasi: CH3COOH (aq) + O1 (g) + 5O2 (g) --> O3 (g) + H2CO3 (aq) + H2O (aq) Bikarbonat / karbonat merupakan inhibitor yang sepenuhnya dapat menghambat rantai reaksi radikal dan bahkan membentuk kembali ozon. 26 The Amazing Eco-Enzyme

Eco-Enzyme Gambar: www.vegaplanet.com Eco-Enzyme adalah sumber daya yang bisa kita bagikan. Setiap tahap dalam pembuatan Eco-Enzyme berguna untuk melindungi lingkungan. Para perempuan dapat membuat perubahan dari rumah, sebagai anak, istri, juga orang tua. Dr. Joean Oon, Director of the \"Kita harus bekerjasama dan Centre for Naturopathy and bekerja keras untuk Protection of Families di Malaysia, membantu Dr. Rosukon dalam membuat Eco-Enzyme dan menyebarluaskan ragam manfaat menjaga bumi demi dan keajaiban Eco-Enzyme ke berbagai belahan dunia generaasi penerus di masa yang akan datang\". Pembuatan Eco-Enzyme dinilai sangat menguntungkan, karena dapat meningkatkan daya guna sampah menjadi produk yang kaya manfaat. Pada dasarnya, Eco-Enzyme dihasilkan dari fermentasi pati dan gula organik secara anaerob dengan memacu reaksi biokimia di alam. Reaksi tersebut menghasilkan rantai protein alami, garam mineral, dan enzim. Berdasarkan hasil uji karakterisasi, Eco-Enzyme memiliki kandungan alkohol dan asam asetat. Alkohol (etanol) dan asam asetat dalam Eco-Enzyme diproduksi oleh proses metabolisme bakteri yang secara alami terdapat pada sisa buah atau sayuran. Dengan kandungan tersebut, cairan Eco-Enzyme memiliki sifat disinfektan dan antiseptik. Disinfektan merupakan sifat zat kimia yang dapat menghancurkan atau mengurangi pertumbuhan mikroorganisme patogen/parasit pada permukaan benda mati. Sedangkan antiseptik merupakan istilah yang lebih spesifik, yakni sejenis disinfektan berupa zat atau substansi yang menghentikan atau memperlambat pertumbuhan mikroorganisme (bakteri, virus, dan jamur) pada kulit atau membran, baik dalam kondisi tertutup ataupun terbuka (luka). Dengan demikian Eco-Enzyme dapat digunakan untuk membersihkan benda mati maupun digunakan pada tubuh, tergantung konsentrasi Eco-Enzyme yang digunakan. 27The Amazing Eco-Enzyme

Resep Pemanfaatan Eco-Enzyme Eco-Enzyme yang diproduksi bersifat asam dan harus diencerkan sebelum digunakan untuk mejaga nilai pH serta menghindai potensi terjadinya korosi. Berikut perbandingan pengenceran Eco-Enzyme untuk beragam kebutuhan: *Perbandingan diperoleh berdasarkan pengalaman komunitas Eco-Enzyme Nusantara 28 The Amazing Eco-Enzyme

Gambar: Eco-Enzyme Nusanttara The Amazing Eco-Enzyme 29

APA KATA MEREKA ?*Testimoni penggiat Eco-Enzyme Ibu Rumah Tangga Dengan mengolah sampah menjadi Eco-Enzyme, saya dapat menghemat uang dan menyelamatkan lingkungan secara bersamaan. Selain itu, anak-anak saya pun sangat antusias membantu. Membuat Eco-Enzyme dapat dijadikan kebiasaan baru dalam keluarga, dan membawa kebahagiaan tersendiri. Kita akan mendapatkan kebersamaan sekaligus menjadi keluarga penyelamat lingkungan. Gambar: Eco-Enzyme Nusanttara Gambar: Eco-Enzyme Nusanttara Membuat Pencinta Eco-Enzyme merupakan lingkungan kegiatan yang sangat berfaedah. Dengan alat dan prosedur yang sederhana, rasanya semua kalangan dapat membuat Eco- Enzyme. Meningkatkan daya guna sampah buah dan sayur menjadi cairan multiguna tentu memberikan keuntungan berkali-kali lipat Berdasarkan penelitian, pembuatan Eco-Enzyme dapat menghemat biaya pengeluaran untuk kebutuhan rumah tangga secara signifikan. Berikut perbandingan Biaya pembuatan Eco-Enzyme (EE) dengan beberapa produk: BBiiaayyaa ppeemmbbuuaattaann EEEE HHaarrggaa PPrroodduukk KKoommeerrssiiaall Eco-Enzyme mampu melawan parasit dan kuman penyebab infeksi radang, keputihan, dan lain-lain. Gambar: Eco-Enzyme Nusanttara 30

Cara Membuat Eco-Enzyme 12 3 10 bagian 1 bagian 3 bagian air gula bahan organik Gambar: Eco-Enzyme Nusantara Eco-Enzyme dapat dibuat dengan empat langkah mudah, dari penuangan air, penambahan gula, penambahan bahan organik, lalu ditutup rapat untuk difermentasi. Namun, untuk memperoleh Eco-Enzyme yang baik, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Berikut tips untuk membuat Eco- Enzyme yang berkualitas: *PERSIAPAN* Siapkan wadah dengan kapasitas 20-30% lebih besar dari total bahan Eco- Enzyme, dengan kriteria berikut: Gambar: Eco-Enzyme Nusantara Wadah berbahan kaca tidak boleh digunakan karena rentan pecah Wadah bermulut sempit tida disarankan karena rentan meledak Wadah disarankan bermulut lebar dan berbahan plastik (untuk mengantisipasi terjadinya ledakan dan mempermudah proses panen), baik berukuran besar maupun kecil Setelah itu, siapkan bahan baku dengan perbandingan sebagai berikut: The Amazing Eco-Enzyme 31

Gambar: domumentasi penulisCara Membuat Eco-Enzyme Gambar: Chemistry.elmhurst.eduSiapkan 10 bagian air (dari total Eco-Enzyme yang hendak dibuat) dengan ketentuan berikut: Pada pembuatan Eco-Enzyme, air yang hendak digunakan didiamkan selama 24 jam agar segala kontaminan seperti pasir, lumpur, kaporit, ataupun suspensi dalam air dapat mengendap. Durasi pengendapan air disesuaikan dengan kualitas air yang digunakan. *PENAMBAHAN GULA* Gula merupakan zat pemanis yang dibuat dari nira (cairan berupa getah) yang diperoleh dari tandan bunga kelapa, aren, atau siwalan. Cairan ini mengandung gula 10-15 % yang penyusun utamanya dari jenis gula sukrosa kemudian gula glukosa dan fruktosa dalam jumlah yang lebih kecil. Gula sukrosa terbentuk dari gluosa dan fruktosa 32 The Amazing Eco-Enzyme

Gambar: www.wikipedia.com Cara Membuat Eco-Enzyme Tambahkan gula sebanyak 1 bagian dari total Eco-Enzyme yang hendak dibuat, dengan kriteria berikut: Gula pasir dan gula yang telah melalui proses kimiawi, seperti penambahan zat pengeras sodium metabisulfit ataupun penambahan kalsium hidroksida, dapat mengkontaminasi produk Eco-Enzyme dan mereduksi kandungan serta fungsinya, sehingga sangat tidak disarankan dalam pembuatan Eco-Enzyme. Gambar: Chemistry.elmhurst.edu Gambar: Chemistry.elmhurst.edu Sodium metabisulfit Kalsium hidroksida The Amazing Eco-Enzyme 33

Gambar:dokumentasi penulisCara Membuat Eco-Enzyme *PENAMBAHAN BAHAN ORGANIK* Siapkan 3 bagian bahan organik (dari total Eco-Enzyme yang hendak dibuat) dengan ketentuan berikut: ~ Kriteria Bahan Organik ~ Semua jenis sayur dan buah (kulit/biji/sisa daging buah) dapat digunakan untuk membuat Eco-Enzyme, kecuali: Sudah dimasak (direbus/digoreng/dikukus/ditumis) Busuk/berulat/berjamur Penibunan sampah organik sangat tidak disarankan, karena berpeluang mengalami pembusukan. Sayur ataupun buah yang segar, tidak busuk, dan belum melalui proses pemasakan digunakan agar tidak mereduksi kandungannya, terutama menjaga struktur protein dan pati (bahan utama penyusun enzim) agar tidak mengalami denaturisasi. Jika bahan organik belum terkumpul sesuai dengan jumlah yang diinginkan, pembuatan Eco-Enzyme dapat diawali dengan pelarutan air dan gula, dan penambahan bahan organik secara perlahan (dicicil). Takaran bahan pada pembuatan Eco-Enzyme dapat ditentukan berdasarkan perbandingan massa (melalui proses penimbangan) ataupun berdasarkan perbandingan volume wadah , seperti dijelaskan pada gambar berikut: Pembuatan Eco-Enzyme dengan menggunakan perbandingan massa ataupun perbandingan volume dapat dicicil. Perhitungan waktu fermentasi dapat dimulai ketika perbandingan gula, bahan organik, dan air mencapai perbandingan 1:3:10 sesuai jumlah yang diinginkan Sejatinya, semakin beragam bahan organik yang digunakan, maka kualitas Eco-Enzyme semakin baik dan kandungannya semakin kaya. Namun, pada beberapa kasus, terkadang aroma dari Eco-Enzyme yang dihasilkan tidak begitu sedap. Pemilihan jenis bahan organik beraroma segar dapat menjadi alternatif, agar produk Eco-Enzyme yang dipanen memiliki bau yang segar pula. 34 The Amazing Eco-Enzyme

Gambar: Eco-Enzyme Nusantara Cara Membuat Eco-Enzyme Untuk menghasilkan Eco-Enzyme aromatik yang beraroma segar, dapat digunakan bahan organik dari kulit buah famili jeruk-jerukan, seperti jeruk lokal, jeruk nipis, lemon, jeruk bali, jeruk purut, dan lain sebagainya. selain itu, untuk memperkaya aroma, setelah 2 bulan (2/3 total waktu fermentasi) dapat pula ditambahkan 10% bahan aromatiik lain seperti daun jeruk purut, mint, sereh, rosemary, pandan, memangi, ataupun beragam jenis bunga. Sebagaimana pembuatan Eco-Enzyme pada umumnya fermentasi dilakukan hingga 3 bulan untuk di daerah tropis, dan 6 bulan untuk daerah substropis. Sehingga ketika dipanen diperoleh produk Eco-Enzyme yang juga dapat dimanfaatkan sebagai pengharum dan aroma terapi untuk memulihkan gangguan pernafasan. Salah satu cara pemanfaatan Eco- Enzyme aromatik adalah dengan menyusun ranjang Eco-Enzyme seperti pada gambar berikut: Ranjang Eco-Enzyme 1 tong Eco-Enzyme dapat menghasilkan ion negatif setara dengan 10 pohon. Larutan Eco- Enzyme bisa ditempatkan di kamar tidur untuk memperbaiki kualitas tidur dan memulihkan gangguan kesehatan Selain menjadi aroma terapi, Eco-Enzyme juga dapat dimodifikasi menjadi sabun cair alami dengan menambahkan lerak kering tanpa biji. Pembuatan sabun cair Eco-Enzyme dapat dilihat pada gambar berikut: Gambar: Eco-Enzyme Nusantara Pindai kode QR berikut untuk melihat proses pembuatan, panen, hingga uji pH Eco-Enzyme aromatik dari limbah kulit jeruk lokal 35The Amazing Eco-Enzyme

Cara Membuat Eco-Enzyme *PROSES FERMENTASI* Setelah semua bahan dimasukan, aduk gula hingga melarut sempurna, lalu tutup wadah dengan rapat. Kemudian wadah tersebut disimpan di tempat dengan kriteria berikut: ~ Kriteria Lokasi Penyimpanan~ Tidak terkena sinar matahri langsung Memiliki sirkulasi udara yang baik Jauh dari Wi-Fi, WC, tong sampah, tempat pembakaran, dan bahan-bahan kimia Gambar: Eco-Enzyme Nusantara *untuk memastikan tidak terjadi pembusukan, wadah dapat dibuka- tutup pada hari ke-7, hari ke-30, dan hari ke-90 (waktu panen) Kriteria tempat penyimpanan wadah ditujukan agar laju pembentukan Eco-Enzyme berlangsung secara optimal, dan Eco-Enzyme yang dihasilkan berkualitas baik (tidak mengandung kontaminan yang dapat merusak ataupun mengurangi kandungan dan manfaatnya). Proses fermentasi berlangsung selama 3 bulan di daerah tropis dan 6 bulan di daerah sub-tropis, hingga akhirnya Eco-Enzyme dapat dipanen. Jika terjadi pembusukan, Eco-Enzyme dapat diperbaiki dengan cara berikut: Gambar: Eco-Enzyme Nusantara masalah: Solusi: larutan berbau perbaiki kerapatan got/terdapat jamur wadah. Tempatkan hitam wadah (tertutup) di penyebab: bawah sinar matahari kontaminasi mikroba pagi selama 30 menit \"tidak baik\" dalam 3 hari, dan kemungkinan akibat periksa kembali lokasi penempatan setelah 7 hari wadah kurang baik Solusi lanjutan: masalah: Apabila bau got tidak belatung tumbuh hilang setelah 3 hari di dalam wadah penjemuran dan total 7 penyebab: hari perbaikan, wadah kurang masukan gula sejumlah tertutup takaran awal pembuatan. setelah itu, fermentasi kembali selama 1 bulan. 36 The Amazing Eco-Enzyme

Cara Membuat Eco-Enzyme Gambar: Eco-Enzyme Nusantara Saat fermentasi Eco-Enzyme berlangsung, akan timbul bau asam segar seperti cuka. Secara umum Eco-Enzyme merupakan cairan enzim dari bahan organik yang diperoleh melalui proses fermentasi anaerobik. Pada proses tersebut terjadi penguraian polimer makromolekul gula sehingga pada bulan pertama diperoleh alkohol, bulan kedua diperoleh cuka, dan pada bulan ketiga diperoleh enzim. Pada beberapa kasus, ketika proses fermentasi berlangsung timbul jamur berwarna putih (pitera) dan atau lapisan berwarna coklat seperti jeli (Mama- Enzyme). Lain halnya dengan jamur hitam akibat kontaminasi mikroba \"tidak baik\", pitera adalah sejenis jamur baik yang dihasilkan dari pembuatan Eco-Enzyme. Adapun Mama-Enzyme adalah “biang” penghasil enzim itu sendiri dari limbah organik yang berbentuk seperti jeli karena tersusun dari serat selulasa dari bahan organik. Namun kemunculan jamur pitera dan Mama-Enzyme ini bersifat tentatif dan bukan acuan dari keberhasihan pembuatan Eco-Enzyme. 37The Amazing Eco-Enzyme

alkohol vs cuka Apakah Produk Fermentasi Halal? Cuka telah lama dikenal, Hadits Muslim Nomor 3824 bahkan pada zaman Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Yahya, telah menceritakan kepada kami Abu 'Awanahl dari Abu Bisyr Rasulullah ‫ﷺ‬. Zat berbentuk dari Abu sufyan dan Jabir bin Abdullah bahwa Nabi ‫ﷺ‬ bertanya kepada istri-istrinya mengenai lauk, lalu mereka cair ini kerap digunakan menjawab: \"kita tidak punya apa-apa selain cuka\". Beliau sebagai teman makanan. Pada meminta diambilkan, kemudian beliau makan dengan cuka tersebut, sambil bersabda: \"Sebaik-baik lauk adalah suatu riwayat, Rasulullah ‫ﷺ‬ cuka, sebaik-baik lauk adalah cuka\". menggunakan sambal cuka untuk teman makan roti. Para juru masak juga \"Jangan salah membedakan antara cuka dengan menggunakannya sebagai khamar. Saat ini, cuka atau vinegar berasal dari pelengkap makanan atau bahan kaya gula (sukrosa dan glukosa, serta sejumput masakan. Makin luasnya fruktosa) seperti anggur, apel, nira kelapa, dan malt. penggunaan cuka, membuat Proses pembuatannya melibatkan fermentasi alkohol kita terkadang lalai mengenai dan asetat secara berkesinambungan\". status kehalalan cuka itu sendiri. Anton Apriyantono, Dosen Teknologi Pangan & Gizi, IPB Secara kimiawi, perubahan utama yang terjadi mula-mula gula diubah menjadi alkohol (etanol) lalu menjadi asetat secara terus menerus. Apabila cuka terbuat dari bahan-bahan tersebut pada umumnya disebut cuka atau vinegar saja. Selain itu, cuka dapat juga dibuat dari bahan minuman beralkohol, baik cider maupun wine. Kedua jenis bahan ini diubah menjadi vinegar melalui proses fermentasi. Pada akhirnya proses fermentasi tersebut mampu mengubah alkohol menjadi asam asetat. Hasilnya adalah cider vinegar atau wine vinegar. Wine vinegar biasanya digunakan dalam pembuatan saus, contohya saus tomat. Lalu cuka jenis apa yang dapat dikatakan halal maupun haram? \"Pada dasarnya cuka akan berstatus halal jika bahan bakunya adalah halal. Meski dalam pembuatannya terjadi proses fermentasi yang menyisakan alkohol yang berkadar kurang dari satu persen\" jelas Anton Apriyantono. Pada masa Rasulullah ‫ﷺ‬, pembuatan cuka menggunakan bahan utama yang kaya akan gula. Selain itu juga menghasilkan proses fermentasi yang merupakan fermentasi alkohol (fermentasi yang hasil utamanya alkohol) serta fermentasi asetat secara terus menerus. Tetapi bila cuka dibuat dari khamar seperti wine dan cider yaitu wine vinegar, rice vinegar,cider vinegar dan sherry vinegar maka umat Islam tak diperbolehkan mengonsumsinya. Dalam riwayat lain: Dari Ibnu Al-Dailami dari ayahnya berkata :” Kami bertanya kepada Rasulullah, Wahai Rasulullah, kami memiliki anggur -apa yang harus kami lakukan dengannya ? Beliau menjawab: ‘Buat kismis”, Kami bertanya :”Apa yang harus kami lakukan dengan kismis ?”, Beliau menjawab : “Rendam (dengan air) pagi hari dan minum di sore hari, rendam di sore hari dan minum di pagi hari “, Saya bertanya : “Bolehkan saya rendam lebih lama agar lebih kuat?” beliau menjawab : ”Jangah ditaruh dalam wadah yang terbuat dari tanah (keramik) tetapi taruhlah dalam wadah dari kulit,dia akan bertahan lama, dan berubah menjadi cuka” (Sunan An-Nasai, dan Sunan Abu Dawud dengan narasi yang berbeda). 38 The Amazing Eco-Enzyme

Untuk mengubah minuman keras menjadi cuka tak dapat terjadi jika tak ada campur tangan manusia. Maksudnya, khamar harus dikeluarkan dari wadahnya ke wadah yang terbuka. Dan dibiarkan dalam suhu ruang. Sebaliknya bila minuman keras itu tetap saja dalam botol maka kecil kemungkinannya untuk dapat berubah menjadi cuka. dalam pembuatan Eco-Enzyme, asam asetat atau cuka diperoleh pada bulan kedua, dan dihasilkan dari bahan organik alami, bukan cider. Apa mukjizat yang tersimpan dalam petunjuk Nabi ‫ ﷺ‬tersebut? Perhatikan wadah yang digunakan. Lebih dari seribu tahun setelah hadits tersebut, manusia baru bisa membedakan apa itu ragi dan apa itu bakteri. Ragi melakukan fermentasi dan menghasilkan Alkohol dan CO2, sementara bakteri melakukan fermentasi dengan hasilnya adalah cuka. Anggur bila direndam di tempat tanpa udara seperti pada wadah yang terbuat dari tanah liat atau keramik yang dihasilkan adalah alkohol yang haram. Bila disimpan dalam wadah dari kulit (Qirbah), bakteri yang ada di dalamnya tetap berespirasi dengan udara, hasilnya cuka yang menjadi lauk terbaik. Pada pembuatan Eco-Enzyme bakteri yang melalui proses fermentasi berasal dari bahan organik (sisa buah ataupun sayur). Dari mana Nabi ‫ ﷺ‬tahu cara kerja jasad renik yang sangat berbeda satu sama lain tersebut sedangkan mikroskop pun baru ditemukan berabad-abad kemudian? Itulah mukjizat. Nabi ‫ ﷺ‬memperoleh ilmunya langsung dari Allah tanpa perlu eksperimen maupun uji laboratorium. Di zaman modern ini alat yang kita gunakan bisa saja berbeda, tetapi harus mengikuti cara kerja yang sama. Proses pembuatan cuka yang halal tidak boleh mengikuti cara kaum non-muslim yang membuatnya dari alkohol, harus dari awal dibuat dengan yang dijelaskan dalam hadits tersebut di atas. Tidak boleh dipercepat dengan dibuat alkohol dahulu baru dijadikan cuka, karena hal ini pun pernah ditanyakan pada Rasulullah ‫ﷺ‬, dan tidak diperbolehkan Dari Anas bin Malik berkata: \"Abu Thalhah bertanya kepada Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam tentang beberapa anak yatim yang mewarisi khamr dari anggur. Jawab Nabi: Tuang (buang ke tanah). Dia bertanya: \"Bolehkah aku buat cuka darinya?\" Nabi Menjawab: \"Tidak\" (Sunan Abu Daud). Dari rangkaian hadits ini satu sisi umat Islam harus ekstra hati-hati ketika membeli cuka organik sekalipun, karena kalau prosesnya melalui khamar dahulu jatuhnya tidak boleh seperti dalam hadits tersebut. Di sisi lain, inilah peluang untuk membuat cuka yang benar-benar halal sesuai panduan dalam hadits sebelumnya. Wallahu a'lam. Dari Ummu Sa'd berkata: \"Rasulullah ‫ ﷺ‬memasuki rumah Aisyah ketika saya sedang bersamanya, dan bertanya: \"Adakah makanan?\", dia menjawab: \"kami punya roti, kurma dan cuka (hasil fermentasi buah)\", Rasulullah ‫\" ﷺ‬Betapa berkahinya lauk dari cuka, Ya Allah berkahilah cuka karena dia adalah lauk pauk para Nabi sebelumku, dan tidak akan pernah ada rumah yang menjadi miskin yang di dalamnya ada cuka\". (Sunan Ibnu Majah) The Amazing Eco-Enzyme 39

BAGIAN 3 Karakterisasi Eco-Enzyme Uji Spektrofotometri IR Titrasi Asam Asetat Uji pH Uji Enzyme Assay Uji Metabolit Sekunder Uji Antimikroba

KARAKTERISASI ECO-ENZYME #Spektrofotometri Inframerah Spektrofotometri Inframerah merupakan suatau metode analisis instrumentasi untuk mengetahui gugus fungsi pada senyawa organik dengan menggunakan radiasi sinar inframerah atau infrared (IR). Radiasi sinar IR merupakan spektrum elektromagnetik yang terletak di antara sinar tampak dan gelombang mikro. Rentang panjang gelombang IR yang umumnya digunakan untuk analisis adalah 500 - 4000 cm-1. Ketika senyawa mendapatkan radiasi sinar IR, sebagian sinar akan diserap oleh senyawa tersebut, dan sebagian lainnya diteruskan. Serapan ini disebabkan oleh ikatan molekul senyawa yang bervibrasi, dengan sifat yang khas (berbeda satu sama lain). Berikut beberapa daerah serapan pada spektrum inframerah: The Amazing Eco-Enzyme 41

KARAKTERISASI ECO-ENZYME #Spektrofotometri Inframerah Pada penelitian oleh Vama Gambar: ssi.shimadzu.com & Cherekar (2020) Eco- Enzyme dari kulit buah sitrus (jeruk, lemon, dan jeruk nipis), kemudian dikarakterisasi dengan instrumen FTIR Shimadzu IRAffinity-1S. Instrumentasi FTIR Berikut spektrum inframerah yang diperoleh: Sampel Eco-Enzyme disaring dengan filter membran sehingga tidak ada mikroba yang masuk ke dalam cairan. Spektra IR cairan yang teramati mewakili keberadaan gugus fungsi -OH dan -COOH (pita 3303,83 /cm dan pita dari 1637,45 /cm). Hasil tersebut menunjukan bahwa Eco-Enzyme tersebut mengandung gugus hidroksil (alkohol) dan gugus karboksil (asam karboksilat). Dengan kandungan tersebut, Eco-Enzyme dapat dijadikan sebagai bahan disinfektan dan antiseptik yang ramah lingkungan. 42 The Amazing Eco-Enzyme

Gambar: www.slideshare.net KARAKTERISASI ECO-ENZYME #Titrasi Asam asetat Setelah mengetahui kandungan asam asetat melalui spektroskopi IR, karakterisasi Eco-Enzyme dilanjutkan dengan kuantifikasi asetat melalui tirasi asam basa. Titrasi merupakan metode untuk menentukan konsentrasi suatu larutan dengan cara mereaksikan sejumlah volume larutan tertentu terhadap sejumlah volume larutan lain yang konsentrasinya sudah diketahui. Pada titrasi asam basa, kadar suatu larutan asam dititrasi dengan larutan basa yang diketahui, berdasarkan pada reaksi netralisasi. Titrasi harus dilakukan hingga mencapai titik ekuivalen, yaitu keadaan di saat asam dan basa tepat habis bereaksi secara stoikiometri. Titik ekivalen umumnya dapat ditandai dengan perubahan warna dari indikator. Keadaan tepat saat indikator menunjukkan perubahan warna disebut titik akhir titrasi. Jadi, untuk memperoleh hasil titrasi yang tepat, maka selisih antara titik akhir titrasi dengan titik ekuivalen harus diusahakan seminimal mungkin. Hal ini dapat diupayakan dengan memilih indikator yang tepat pada saat titrasi, yakni indikator yang mengalami perubahan warna di sekitar titik ekuivalen. Mekanisme titrasi asam basa Larutan indikator yang digunakan dalam titrasi asam-basa biasanya adalah jenis larutan asam/basa lemah organik. Komponen dalam larutan indikator ini dalam keadaan kesetimbangan memiliki warna berbeda antara larutan asam/basa dengan konjugatnya. Oleh karena itu, larutan indikator dapat digunakan sebagai petunjuk atau tanda bila asam/basa ditambahkan dan titik ekuivalen telah tercapai pada saat proses titrasi. 43The Amazing Eco-Enzyme

KARAKTERISASI ECO-ENZYME #Titrasi Asam asetat Pada penelitian Vama & Cherekar (2020) Sebanyak 10 mL sampel Eco- Enzyme dititrasi dengan NaOH 1M, dan ditambahakan indikator fenolftalein. Fenolftalein merupakan senyawa kimia dengan rumus molekul C20H14O4 dan sering ditulis sebagai \"HIn\" atau \"pp\" dalam notasi singkat. Senyawa ini bersifat asam lemah yang dapat membebaskan ion H+ dalam larutan. Tak berwarna Tak berwarna Gambar: www.wikipedia.com Molekul fenolftalein tidak berwarna, sedangkan ion fenolftalein berwarna ⇌merah muda. Jika basa ditambahkan ke dalam fenolftalein, kesetimbangan molekul ion bergeser ke kanan, menyebabkan ionisasi lebih banyak karena pembebasan ion H+. Fenolftalein tidak akan berwarna dalam keadaan zat yang asam atau netral, namun akan berwarna kemerahan dalam keadaan zat yang basa. Tepatnya pada titik pH di bawah 8,3 fenolftalein tidak berwarna, namun jika mulai melewati 8,3 maka warna merah muda yang semakin kemerahan akan muncul. Berikut hasil yang diperoleh: Hasil dari kuantifikasi asam asetat melalui titrasi menunjukan bahwa 10 mL Eco-Enzyme mengandung 0,084 mL asam asetat, atau setara dengan sekitar 42,25 mL asam asetat dalam 500 mL Eco- Enzyme, sehingga Eco-Enzyme bersifat asam. 44 The Amazing Eco-Enzyme

KARAKTERISASI ECO-ENZYME Gambar: Eco-Enzyme Nusantara #Uji pH (tingkat keasaman) Power of Hydrogen atau pH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan. pH didefinisikan sebagai minus logaritma dari aktivitas ion hidrogen (H+) yang terlarut dalam larutan berpelarut air. Koefisien aktivitas ion hidrogen tidak dapat diukur secara eksperimental, sehingga nilainya didasarkan pada perhitungan teoretis. Skala pH bukanlah skala absolut. Ia bersifat relatif terhadap sekumpulan larutan standar yang pH- nya ditentukan berdasarkan persetujuan internasional Air murni bersifat netral, dengan pH-nya pada suhu 25 °C ditetapkan sebagai 7,0. Larutan dengan pH < 7 disebut bersifat asam, dan larutan dengan pH > 7 dikatakan bersifat basa atau alkali. Secara eksperimen derajat keasaman suatu senyawa dapat didentifikasi dengan menggunakan senyawa halokromik yang ditambahkan dalam jumlah kecil ke dalam sampel, dan memberikan warna sesuai dengan kondisi pH larutan tersebut atau dikenal deangan istilah indikator pH. Terdapat beragam jenis indikator yang tersedia di alam maupun yang diproduksi secara sintetis, dengan rentang pH tertentu. Namun, untuk mengetahui nilai pH, disarankan menggunakan indikator universal yang akan menunjukan warna tertentu, dan dicocokan dengan urutan warna dan nilai pada trayek pH. Adapun penentuan nilai pH secara lebih spesifik dapat menggunakan alat bernama pH meter. Untuk mengetahui cara kerja beragam indikator alami, indikator universal, dan pH meter, pindai kode QR berikut! Berikut adalah hasil uji pH Eco-Enzyme aromatik dari kulit jeruk dan sereh: Eco-Enzyme yang baik memiliki ciri: 45The Amazing Eco-Enzyme

KARAKTERISASI ECO-ENZYME #Enzyme Assay Identifikasi aktivitas enzimatik, terutama kinetika dan inhibisi enzim yang terkandung dalam suatu sampel dapat dilakukan dengan metode yang disebut Enzyme Assay. Metode Enzyme Assay dapat digunakan untuk mengidentifikasi kandungan enzim hidrolitik pada sampel. Enzim hidrolitik adalah enzim yang mengkatalisis hidrolisis suatu ikatan kimia. Aktivitas enzim sebagai biokatalisator umumnya mengacu pada substrat target alami yang diasumsikan dari enzim. Aktivitas enzim juga dapat diberikan seperti pada substrat standar tertentu, seperti gelatin yang kemudian diukur dalam unit pencernaan gelatin/Gelatin Digesting Unit (GDU) ataupun protein susu yang diukur dalam unit pembekuan susu/ Milk Digesting Unit (MCU). GDU dan MCU didasarkan pada seberapa cepat satu gram enzim mencerna gelatin atau protein susu. 1 GDU setara dengan sekitar 1,5 MCU. Peningkatan jumlah substrat akan meningkatkan laju reaksi dengan enzim, namun begitu melewati titik tertentu, laju reaksi akan mendatar karena jumlah situs aktif yang tersedia tetap konstan. TEKNIK UJI ENZYME ASSAY Inokulasi Emulsifikasi Suplementasi Medium Persiapan Plat Screening Gambar: pubs.rsc.org Penelitian Neupane & Khadka (2019) menganaliasis aktivitas biokatalitik Eco-Enzyme dengan beragam bahan organik (kulit/sisa buah Mosambi (Citrus limetta), Delima (Punica granatum), Nanas (Ananas comosus), Pepaya (Carica papaya), dan campuran buah, dan sayuran). Adapun aktivitas biokatalitik yang dianalisis adalah Enzyme Assay terhadadap enzim amilase, kaseinase, lipase, protease, dan selulase. 46 The Amazing Eco-Enzyme


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook